Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PENCELUPAN PENGUKURAN TRANSMITAN DAN ABSORBANSI ZAT WARNA DISUSUN OLEH : ARIF BUDIMAN 1621112001 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANDUNG RAYA Jl. Banten No. 11 Bandung 40272 Tlp. 022-7230778 2015
35

Laporan Kimia fisik pencelupan

Sep 24, 2015

Download

Documents

laporan kimia fisik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PENCELUPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PENCELUPANPENGUKURAN TRANSMITAN DAN ABSORBANSI ZAT WARNA

DISUSUN OLEH :ARIF BUDIMAN1621112001FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANDUNG RAYAJl. Banten No. 11 Bandung 40272 Tlp. 022-72307782015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.WbPuji syukur ke hadirat Allah SWT, yang karena nikmat dan karunia-Nya lah penyusun dapat menyusun laporan praktikum ini. Laoran ini berisi informasi tentang Pengukuran transmitan dan Absorbansi Zat Warna.Besar harapan penyusun agar makalah ini dapat menjadi sumber tambahan ilmu bagi setiap pembaca, menjadi wacana penambah wawasan, dan memperluas pengetahuan umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan serta kekeliruan, untuk itu penyusun memohon maaf dan saran serta kritik yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan. Akhir kata penyusun mengucapkan Terima Kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb

Penyusun

DAFTAR PUSTAKAKATA PENGANTARiDAFTAR PUSTAKAiiI.TANGGAL PRAKTIKUM1II.TUJUAN1III.Dasar Teori1A.Pengertian Spektrofotometer1B.Prinsip Kerja3C.Kalibrasi Alat Spektrofotometer4D. Cara Perawatan Spektrofotometer4IV.Analisa Kuantitatif5A.Penerapan Hukum Beer5B.Pemilihan panjang gelombang untuk Analisa Kuantitatif7C.Zat warna tekstil9V.PROSEDUR KERJA11A.Pembuatan Larutan Induk11B.Pembuatan Grafik % Transmitan dengan Panjang Gelombang12C.Pembuatan Kurva Kalibrasi12D.Alat dan Bahan13VI.HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA13A.Pembuatan Larutan13B.Pembuatan Grafik %T dan Panjang Gelombang14C.Pembuatan Kurva Kalibrasi17VII.PEMBAHASAN20VIII.KESIMPULAN21DAFTAR PUSTAKA22

i

PENGUKURAN TRANSMITAN DAN ABSORBANSI ZAT WARNAI. TANGGAL PRAKTIKUM 10 Januari 2015 dan 17 Januari 2015II. TUJUAN1. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat pengukur warna (spectronic 20) dengan baik dan mengukur harga serapan warna dari larutan zat warna.2. Mahasiswa dapat menentukan hubungan antara transmitansi larutan zat warna dengan panjang gelombang.3. Mahasiswa dapat menentukan hubungan antara absorbansi larutan zat warna dengan panjang gelombang.4. Mahasiswa dapat menetukan hubungan antara konsentrasi zat warna dalam larutan dengan absorbansi suatu zat warna.5. Mahasiswa dapat menentukan persamaan regresi larutan zat warna.6. Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi zat warna dalam larutan yang tidak diketahui dengan menggunakan persamaan regresi sebagai dasar perhitungan.III. Dasar TeoriA. Pengertian SpektrofotometerSpektrofotometer merupakan alat yang terdiri dari dua komponen utama yaitu spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan spektra dengan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer merupakan alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsoprsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif bila energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.Kelebihan spektrofotometer dari fotometer adalah kemampuan alat tersebut untuk lebih menyeleksi panjang gelombang yang diinginkan dengan adanya alat pengurai cahaya seperti prisma, grating, mapun celah optis.Berikut ini adalah diagram alat spektrofotometer berkas tunggal :Bila berkas cahaya keluar dari sumber sinar, maka sinar akan masuk ke dalam sistem monokromator melalui slit. Monokromator akan menseleksi panjang gelombang berkas sinar yang diinginkan untuk memasuki sel. Seleksi panjang gelombang dilakukan dengan memutar tombol pengatur panjang gelombang pada alat. Selanjutnya sinar monokromatis akan masuk melewati sel yang berisi larutan sampel. Sinar yang diteruskan, selanjutnya akan masuk ke detektor, dan sinyal detektor akan disampaikan kepada kita dalam bentuk read out.Spektrofotometer adalah suatu metode analisis yang bdidasarkan pada pengukuran energi cahay tampak (visibel) atau cahay ultraviolet (UV) oleh suatu senyawa sebai fungsi dari panjang gelombang.

Bagian Atau Komponen Spektrofotometer secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :1. Sumber CahayaSebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa dengan daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).2. MonokromatorMonokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).3. Cuvet (sel)Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).4. DetektorPeranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T.B. Prinsip KerjaPrinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran)jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar tampak = 38 780nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video lampu yang besar. Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah.C. Kalibrasi Alat SpektrofotometerKalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer, sebelum digunakan untuk analisis. Secara umum sebagai berikut:1. Nyalakan alat spektrofotometer2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan terisi larutan.5. Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer6. lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam bentuk teks)D. Cara Perawatan SpektrofotometerCara Perawatan dan Penyimpanan Alat :1. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.2. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.3. Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang permanen.4. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.Hal-hal yang harus diperhatikan : Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarnaApabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV. Panjang gelombang maksimumPanjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yangmempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali. Kalibrasi Panjang gelombang dan AbsorbanSpektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.

IV. Analisa KuantitatifA. Penerapan Hukum BeerHukum Beer merupakan prinsip dasar semua spektrometri molekular kuantitatifp Dari persamaan gabungan Hukum Lambert-Beer :A = . b . cdapat terlihat bahwa jika kita melakukan pengukuran suatu unsur yang sama pada panjang gelombang yang sama dalam kuvet sampel yang sama pula, maka akan tampak hubungan linear antara absorbansi A dan konsentrasi c, selama absorpsivitas molar dan tebal kuvet b konstan. Karena nilai b adalah tetap, maka ini adalah penerapan Hukum Beer.Oleh karenanya, jika suatu larutan dengan konsentrasi C1 menghasilkan absorbansiA1 maka larutan unsur yang sama dengan konsentrasi C2 (diukur pada kondisi yang sama) akan menghasilkan absorbansi A2 sehingga :

Konsentrasi dari larutan yang belum diketahui kemudian dapat dihitung dengan mengukur absorbansi dari larutan yang diketahui konsentrasinya dan larutan yang belum diketahui konsentrasinya pada kondisi yang sama.Konsentrasi yang belum diketahui dapat ditentukan dengan persamaan :

Perhitungan dengan metode sederhana ini tidak mempertimbangkan ketidakpastian percobaan yang terlibat dalm persiapan larutan dan dalam pengukuran absorbansi. Oleh karena itu dalam praktek sangat dianjurkan untuk menyiapkan beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda biasanya disebut larutan standar, kemudian diukur absorbansinya. Hasil pengukuran dibuat grafik kalibrasi absorbansi vs konsentrasi. Selanjutnya konsentrasi larutan yang belum diketahui dapat ditentukan dari grafik tersebut.

Dengan menggunakan grafik kalibrasi yang diperoleh dari beberapa standar dibanding dengan menggunakan satu standar , ketidakpastian analisa dapat dikurangi dan karenanya ketelitian akan sangat meningkat.Perlu dicatat bahwa garis lurus pada grafik kalibrasi tidak akan diperoleh dengan cara mem-plot transmitans vs konsentrasi. Karena absorbansi dan transmitans dihubungkan oleh persamaan :A = log Tmaka tidak ada hubungan linear antara transmitans dan konsentrasi.

Oleh karena itu jika hasil pengukuran berupa transmitans, maka harus diubah ke bentuk absorbansi agar dapat membuat kurva kalibrasi.B. Pemilihan panjang gelombang untuk Analisa KuantitatifDalam spektrometri molekular kuantitatif, pengukuran absorbansi atau transmitans dibuat berdasarkan satu seri (rangkaian) larutan pada panjang gelombang yang telah ditetapkan. Panjang gelombang paling yang sesuai ditentukan dengan membuat spektrum absorbsi dimana panjang gelombang yang paling sesuai adalah yang menghasilkan absorbansi maksimum. Selanjutnya panjang gelombang ini digunakan untuk pengukuran kuantitatif.Dengan menggunakan panjang gelombang dari absorbansi yang maksimum, maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk hanya akan menyebabkan kesalahan yang kecil dalam pengukuran tersebut. Jika panjang gelombang dipilih dari daerah spektrum di mana ada suatu perubahan yang besar absorbansi dalam daerah (range) panjang gelombang yang sempit, maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk akan menyebabkan kesalahan yang besardalam pengukuran absorbansi tersebut.

Pengaruh radiasi polikromatik pada hubungan hukum Beer. Pita A menunjukkan penyimpangan (deviasi) yang kecil selama tidak terjadi perubahan besar pada? sepanjang pita tersebut. Pita B menunjukkan penyimpangan yang jelas karena? mengalami perubahan yang berarti pada daerah tersebut.

C. Zat warna tekstil Dalam kerajinan kriya tekstil, ada beberapa keteknikan yang menggunakan bahan pewarna antara lain teknik batik, cetak saring, tenun, tapestri, renda, dan rajut. Zat warna tekstil dapat digolongkan menurut cara perolehannya yaitu zat warna alam dan zat warna sintetis. Sebelum kita mengenal zat warna terlebih dahulu kita mengenal warna menurut spektrum atau panjang gelombang yang terserap.1. Pengertian WarnaDaerah tampak dari spektrum terdiri dari radiasi elektromagnetik yang terletak pada panjang gelombang antara 4000 Angstrum (400 nm) sampai 8000 Angstrum (800 nm) dimana 1 Angstrum = 10-8 cm = 0,1 nano meter. Sedangkan radiasi (penyinaran) di bawah 4000 Angstrum tidak akan tampak karena terletak pada daerah ultra violet, dan di atas 8000 Angstrum adalah daerah infra merah juga tidak tampak oleh mata.

Radiasi yang tersebar secara merata antara 4000 - 8000 akantampak sebagai cahaya putih, yang akan terurai dalam warna-warnaspektrum bias dengan adanya penyaringan prisma. Warna-warna spektrum berturut-turut adalah : Violet, Indigo, Biru, Hijau, Kuning, Jinggadan Merah. Untuk lebih jelasnya lihat tabel spektrum di bawah:

2. Percampuran WarnaHampir semua warna yang terdapat dalam bahan tekstil dapat diperoleh dengan cara mencampurkan tiga jenis zat warna. Untuk dapat memahami hal ini diperlukan pengertian tentang sifat-sifat warna primer dan jenis-jenis penyempurnaan. Spektrum yang tampak dalam pelangi mengandung beraneka warna dari Merah, jingga, kuning, hujau, biru dan lembayung. Warna warna tersebut diperoleh dengan cara melewatkan cahaya putih melalui prisma. Sebaliknya warna spektrum tersebut mudah digabungkan lagi dengan prisma menjadi cahaya putih. Tetapi cahaya putih dapat pula diperoleh dengan cara menggabungkan tiga jenis cahaya yakni merah, hijau dan biru. Ketiga cahaya tersebut disebut cahaya primer. Hal ini dapat dilihat pada diagram komposisi cahaya primer ideal.

Pencampuran cahaya dapat menghasilkan warna putih disebutproses pencampuran warna secara aditif. Dalam percobaan denganmenggunakan filter-filter warna yang sesuai, kemudian mencampurketiga warna tersebut pada layar putih. Dengan percobaan tersebut akanterlihat bahwa pada dua pasang cahaya primer akan menghasilkanwarna-warna sekunder seperti berikut :Merah + Biru = MagentaMerah + Hijau = KuningBiru + Hijau = SianSedangkan pada pencampuran warna subtraktif akan terjadi padaperistiwa pencelupan dan printing. Hasil yang diperoleh berbeda denganpencampuran warna secara adaptif. Pencampuran warna secarasubtraktif yaitu digunakan warna warna sekunder. Dapat dilihat padagambar dan tabel berikut.

V. PROSEDUR KERJAA. Pembuatan Larutan Induk1. Timbang zat warna basa Sandocryl Blue CR-LP 0,25 gram larutkan dalam labu ukur 250 ml (Larutan Induk dengan konsentrasi 1g/L).2. Encerkan larutan zat warna dari larutan induk dengan variasi pengenceran sebagai berikut:NoKeteranganV. Larutan Induk (ml)Volume Labu Ukur (ml)Konsentrasi (gram/L)Konsentrasi (ppm)

1Pengenceran 111000,00555,5

2Pengenceran 221000,00606,0

3Pengenceran 331000,00656,5

4Pengenceran 441000,00707,0

5Pengenceran 551000,00757,5

B. Pembuatan Grafik % Transmitan dengan Panjang Gelombang1. Siapkan 1 unit kuvet yang berisi Aquadest (untuk kalibrasi) dan 5 unit kuvet berisi larutan zat warna dengan berbagai konsentrasi.2. Masukan lampu detector, panaskan alat minimal jam atau 2-3 jam.3. Perhatikan jarum tepat di angka nol, lakukan kalibrasi dengan panjang gelombang tertentu, perhatikan arah jarum, bila sudah benar lanjutkan menggunakan larutan zat warna dan catat % T dan hitung % A= 2- log T.4. Lakukan penelitian dengan panjang gelombang 380-600 nm (perpindahan setiap 10 nm), setiap perpindahan panjang gelombang, harus di kalibrasi kembali.5. Bila alat sudah panas istirahatkan 2-3 jam6. Range % T 20 - 95, terjadi kesalahan bila 20 > > 957. Buat grafik hubungan antara % Transmitan dengan panjang gelombang8. Temukan panjang gelombang maximum, minimum dan antara.C. Pembuatan Kurva Kalibrasi1. Membuat larutan dengan 5 konsentrasi yang berbeda dari larutan induk (10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm).2. Ukur serapan larutan tersebut pada panjang gelombang maksimum yang telah didapat dari grafik hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang.3. Buat grafik hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang.4. Dari grafik tersebut dibuat analisa regresinya, dengan rumus sebagai beikut : Rumus Regresi adalah y = bx + a Rumus untuk mencari a adalah Rumus untuk mencari b adalah Rumus Koefisien Korelasi

D. Alat dan Bahan1. Spektrofotometri Spectronic 20 Milton Roy Company2. Kuvet3. Neraca Analitik4. Labu Ukur 100 ml5. Labu Ukur 250 ml6. Gelas Kimia 100 ml7. Pipet Ukur 10 ml8. Botol Semprot9. Batang Pengaduk10. Zat Warna Basa Sandocryl Blue CR-LP11. Aquadest

VI. HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATAA. Pembuatan LarutanPembuatan Larutan IndukBerat Zat Warna: 0.25 gramVolume Pelarut: 250 mlKonsentrasi Larutan: 1000 ppm (1 gram / Liter)

Pembuatan Larutan Zat Warna dengan Variasi KonsentrasiNoKeteranganV. Larutan Induk (ml)Volume Labu Ukur (ml)Konsentrasi (gram/L)Konsentrasi (ppm)

1Pengenceran 111000,00555,5

2Pengenceran 221000,00606,0

3Pengenceran 331000,00656,5

4Pengenceran 441000,00707,0

5Pengenceran 551000,00757,5

B. Pembuatan Grafik %T dan Panjang Gelombang

Konsentrasi dalam g/L

0,00550,00600,00650,00700,0075

% TABS% TABS% TABS% TABS% TABS

380800,0969790,1024780,1079770,1135760,1192

390780,1079780,1079770,1135760,1192750,1249

400730,1367720,1427720,1427710,1487700,1549

410450,3468440,3565420,3768410,3872400,3979

420700,1549680,1675670,1739660,1805650,1871

430710,1487700,1549690,1612680,1675680,1675

440730,1367720,1427720,1427710,1487690,1612

450740,1308730,1367710,1487700,1549690,1612

460740,1308730,1367720,1427720,1427700,1549

470760,1192750,1249740,1308720,1427700,1549

480770,1135760,1192750,1249740,1308720,1427

490770,1135760,1192740,1308730,1367720,1427

500780,1079770,1135760,1192750,1249740,1308

510790,1024780,1079770,1135760,1192750,1249

520810,0915800,0969790,1024780,1079770,1135

530830,0809820,0862800,0969790,1024780,1079

540840,0757830,0809820,0862810,0915810,0915

550850,0706840,0757830,0809820,0862810,0915

560870,0605860,0655850,0706840,0757830,0809

570900,0458880,0555860,0655850,0706840,0757

580910,0410890,0506880,0555870,0605870,0605

590910,0410900,0458890,0506870,0605860,0655

600910,0410900,0458880,0555860,0655850,0706

Laporan Kimia Fisik Pencelupan 1

Hasil Percobaan didapatPanjang Gelombang Maksimum: 410 nmC. Pembuatan Kurva KalibrasiLarutan IndukBerat Zat Warna: 0.25 gramVolume Pelarut: 250 mlKonsentrasi Larutan: 1 gram / literPembuatan Larutan Zat Warna dengan Variasi KonsentrasiNoKeteranganV. Larutan Induk (ml)Volume Labu Ukur (ml)Konsentrasi (gram/L)Konsentrasi (ppm)

1Pengenceran 111000,00555,5

2Pengenceran 221000,00606,0

3Pengenceran 331000,00656,5

4Pengenceran 441000,00707,0

5Pengenceran 551000,00757,5

Penentuan %T dan %A pada maxPanjang Gelombang Maksimum : 410 nm

NoKeterangan% TAbsorbansiKonsentrasi (g/L)Konsentrasi (ppm)

1Pengenceran 1450,34680,00555,5

2Pengenceran 2440,35650,0066

3Pengenceran 3420,37680,00656,5

4Pengenceran 4410,38720,0077

5Pengenceran 5400,39790,00757,5

No Konsentrasi Larutan ppmA% Tx^2y^2x.y

xy

15,51,25969830,25000001,58676,92801

261,22189736,00000001,49297,33109

36,51,18719642,25000001,40927,71606

471,15499549,00000001,33388,08431

57,51,12499456,25000001,26558,43704

32,55,9484134480213,757,0880638,4965

Rumus Regresi adalah y = bx + aRumus untuk mencari a adalah Rumus untuk mencari b adalah Rumus Koefisien Korelasi Perhitungan :Rumus Regresi :

Koefisien Korelasi :

R2 = 0,998161165

Jadi pada panjang gelombang maksimum (410 nm)Rumus Regresi Koefisien Korelasi (r) = -0,9992

VII. PEMBAHASANA. Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik. Maka dari itu tidak boleh digunakan tabung selain kuvet.3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

B. Pada praktikum kali ini terdapat hasil percobaan yang tidak sesuai teori, hal ini dapat disebabkan hokum Lambert-Beer tidak terpenuhi. Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsentrasi.

VIII. KESIMPULANDari percobaan pengukuran transmitan dan absorbansi zat warna di dapat hasil Panjang gelombang maksimum pada 410 nm Berdasarkan kurva kalibrasi, menghasilkan rumus regresi dan koefisien korelasi sebagai berikut : Rumus Regresi Koefisien Korelasi (r) = -0,9992

DAFTAR PUSTAKA1. Diktat Praktikum Kimi Fisik Pencelupan.2. http://firtanahadi.blogspot.com/2011/03/zat-warna-tekstil.html, diakses pada 23 Januari 20153. http://www.academia.edu/7070792/LAPORAN_SPEKTROFOTOMETRI, 23 Januari 20154. https://yuninainggolan.wordpress.com/2012/06/18/spektrofotometri/ diakses pada 24 Januari 20155. Modul Spektrofotometri Sekolah menengah Analis Kimia Bogor, Kementerian Perindustrian. 2010