BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin pesat maka, perkembangan teknologi wireless atau nirkabel dalam era komunikasi data yang semakin cepat dan mengglobal ini telah membawa masyarakat melewati beberapa tahapan pengembangan teknologi sekaligus. Wireless atau dalam bahasa Indonesia yaitu nirkabel, merupakan salah satu teknologi komputer yang memungkinkan satu atau lebih peralatan untuk berkomunikasi tanpa koneksi fisik, yaitu tanpa membutuhkan jaringan tau peralatan kabel. Berbeda dengan teknologi kabel, teknologi ini menggunakan transmisi frekuensi radio atau menggunakan gelombang cahaya tertentu sebagai alat untuk mengirimkan data, sedangkan teknologi kabel menggunakan kabel. Jaringan Backbone merupakan jaringan yang membutuhkan bandwidth besar untuk mengirim dan menerima data namun pada backbone yang dibangun menggunakan media nirkabel sinyal yang ditangkap dan diterima sangat mempengaruhi bandwidth yang diperolah, dan selain itu dengan menggunakan media nirkabel akan besar kemungkinannya untuk terjadi beberapa gangguan pada jaringan tersebut. Pada saat 1
93
Embed
Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin
pesat maka, perkembangan teknologi wireless atau nirkabel dalam era
komunikasi data yang semakin cepat dan mengglobal ini telah membawa
masyarakat melewati beberapa tahapan pengembangan teknologi sekaligus.
Wireless atau dalam bahasa Indonesia yaitu nirkabel, merupakan salah
satu teknologi komputer yang memungkinkan satu atau lebih peralatan untuk
berkomunikasi tanpa koneksi fisik, yaitu tanpa membutuhkan jaringan tau
peralatan kabel. Berbeda dengan teknologi kabel, teknologi ini menggunakan
transmisi frekuensi radio atau menggunakan gelombang cahaya tertentu
sebagai alat untuk mengirimkan data, sedangkan teknologi kabel
menggunakan kabel.
Jaringan Backbone merupakan jaringan yang membutuhkan bandwidth
besar untuk mengirim dan menerima data namun pada backbone yang
dibangun menggunakan media nirkabel sinyal yang ditangkap dan diterima
sangat mempengaruhi bandwidth yang diperolah, dan selain itu dengan
menggunakan media nirkabel akan besar kemungkinannya untuk terjadi
beberapa gangguan pada jaringan tersebut. Pada saat penulis mendaftarkan
diri untuk melaksanakan kerja praktek pada perusahaan CV. Media Chipta,
persuhaan tersebut sedang mengalami permasalahan pada jaringan backbone
yang di bangun dari Stasiun Tawang-Semarang hingga Stasiun Bojonegoro.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam uraian yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, dapat
diidentifikasikan rumusan masalah yang menjadi kendala pada beberapa titik
link stasiun diantaranya :
a. Link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan
mengalami putus nyambung pada wireless link dan bandwidht yang kecil
b. Link dari Satsiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan
1
mengalami sinyal besar tetapi putus nyambung
c. Link dari Stasiun Tegowanu-Semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan
mengalami sinyal besar tetapi bandwidth yang didapatkan kecil
d. Link dari Stasiun Tawang-Semarang ke Stasiun Tegowanu-Semarang
mengalami drop saat di bebani 36 IPCAM
oleh sebab itu penulis melakukan kerja praktek pada CV. Media Chipta untuk
menganalisa gangguan-gangguan yang terjadi pada jaringan backbone
tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada analisa gangguan jaringan
backbone dari stasiun Tegowanu-Semarang ke stasiun Gambringan-Grobogan.
1.4 Tujuan KerJa Praktek
Tujuan Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa melakukan proses
belajar tentang cara dan aktifitas pekerjaan pada sebuah perusahaan di
lapangan secara langsung, dan juga untuk memenuhi salah satu persyaratan
kurikulum serta syarat kelulusan mahasiswa pada program studi Teknik
Informatika UNSIQ Jateng di Wonosobo.
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan :
a. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun
Gambringan-Grobogan menjadi tersambung dengan lancar tanpa putus
nyambung dan mendapatkan bandwidht yang besar
b. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun
Gambringan-Grobogan mendapatkan sinyal yang besar dan tidak putus
nyambung
c. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun
Gambringan-Grobogan menjadi jaringan yang memiliki sinyal besar dan
bandwidth yang besar pula
d. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun
Gambringan-Grobogan yang dapat dibebani menjadi 36 IPCAM
2
1.5 Manfaat
Kerja Praktek memberikan beberapa manfaat terutama bagi
mahasiswa, bagi pihat perguruan tinggi dan juga perusahaan yang
bersangkutan.
a. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata
perusahaan, dan dapat menambah kemampuan, kompetensi serta
keyakinan akan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.
b. Bagi Perguruan Tinggi
Tercipta pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa
melaksanakan kerja praktek mengenai berbagai persoalan yang muncul
untuk dikemudian dicari solusi bersama yang lebih baik.
c. Bagi Perusahaan
Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan
mahasiswa selama melaksanakan kerja praktek.
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang telah dipergukan penulis dalam proses pengumpulan data
adalah :
a. Pustaka
Mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan materi yang
dibahas, diantaranya menyangkut Jaringan Wireles
b. Wawancara
Melakukan tanya jawab maupun diskusi dengan pembimbing Kerja
Praktek Serta pihak-pihak yang berkompeten dan terkait.
c. Pengamatan
Melakukan pengamatan, pencarian data dan mempelajari kemungkinan-
kemungkinan yang ada di lapangan.
3
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan Kerja Praktek ini akan disusun dalam suatu laporan dengan
sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang masalah,
pokok pembahasan, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang penjelasan sisngkat mengenasi sitem wireless ,
frekuensi dan kanal, perilaku gelombang radio, line of sight, dan daya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai tata cara penelitian, pengambilan judul,
langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis, sehingga penentuan
keputusan dan kesimpulan penelitian yang penulis lakukan dapat meng
optimalkan jaringan yang ada.
BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan dibahas analisa terhadap permasalahan gangguan
dan rekomendasi tindak lanjut perbaikan untuk meningkatkan kualitas
kemampuan jaringan Backbone yang dibangun, meliputi aspek-aspek yang
terlibat, dan lain-lain persoalan yang dapat dianalisis.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi saran dan kesimpulan dari hasil Laporan Kerja Praktek
ini.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. METODOLOGI PENELITIAN
Para penelitian dapat memilih berjenis-jenis metode dalam
melaksanakan penelitiannya. Sudah tentu metode penelitian yang dipilih erat
dengan prosedur alat, serta desain penelitian yang digunakan. Dalam
pengelompokkan metode-metode penelitian, kriteria yang dipakai adalah
teknik serta prosedur penelitian. Penelitian dibagi oleh Crawford (1928) atas
14 jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Eksperimen
2) Sejarah
3) Psikologis
4) Case Study
5) Survei
6) Membuat Kurikulum
7) Analisis Pekerjaan
8) Interview
9) Questionair
10) Observasi
11) Pengukuran
12) Statistik
13) Tabel dan Grafik
14) Teknik Perpustakaan
2.1.1. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara
metode mengumpulkan data dengan masalah yang ingin dipecahkan.
Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.
Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas
beberapa kelompok, yaitu
5
- Metode pengamatan langsung;
- Metode dengan menggunakan pertanyaan;
- Metode khusus
2.1.1.1. Metode Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertollongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai
teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut
mempunyai kriterai berikut :
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah
direncanakan secara sistematik;
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang
telah direncanakan;
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan
dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan
sebagai suatu set yang menarik perhatian saja;
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
relibialitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara
mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan :
1) Terdapat kemungkinan mencatat mengenai perilaku dari
objek dapat dicatat segera dan tidak menggantungkan data
dari ingatan seseorang;
2) Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek
baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak
mau berkomunikasi secara berbal. Adakalanya subjek tidak
mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau
peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau
6
karena enggan. Dengan pengamatang langsung hal tersebut
dapat ditanggulangi.
Beberapa ciri umum dari metode observasi dalam
mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1) Harus secara jelas diketahui, apa yang ingin diamati;
2) Perilaku dibuat dalam kategori-kategori;
3) Unit yang digunakan dalam mengukur perilaku harus ada;
4) Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui;
5) Harus punya derajat terapan atau generalisasi;
6) Jenis serta besar sampel harus ditentukan;
7) Pengamatan harus reliabel dan valid.
2.1.1.2. METODE WAWANCARA
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuang penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
wawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara) walaupun wawancara adalah proses percakapan
yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara
adalah suatu pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa
hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-
hari, antara lain :
- Pewawancara dan responden biasanya belum saling
mengebal sebelumnya;
- Responden selalu menjawab pertanyaan;
- Pewawancara selalu bertanya;
- Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu
jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral;
- Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah
7
dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan
interview guide
Menurut Selltiz (1964) pengelompokan isi dari keterangan yang
ingin diperoleh dengan cara wawancara sebagai berikut :
- Sasaran isi untuk memperoleh atau memastikan suatu fakta.
- Isi yang mempunyai sasaran untuk memastikan kepercayaan
tentang keadaan fakta
- Isi yang mempunyai sasaran untuk memastikan perasaan
- Isi yang mempunyai sasaran untuk menemukan suatu
standar kegiatan
- Isi yang mempunyai sasaran untuk mengetahui perilaku
sekarang atau perilaku terdahulu
- Isi yang mempunyai sasaran untuk mengetahui alasan-
alasan.
2.2. JARINGAN KOMPUTER
Jaringan Komputer merupakan sekumpulan komputer berjumlah
banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam
melaksanakan tugasnya. Dua buah komputer dikatakan terkoneksi bila
keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk koneksi dapat melalui :
kawat tembaga, serat optik, gelombang mikro, satelit komunikasi. Informasi
dan data bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan
pengguna dapat saling bertukar data, mencetak pada printer yang sama dan
bersama-sama menggunakan hardware ataupun software yang terhubung
dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periperal yang terhubung
dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki
puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.
2.2.1. Jaringan Wireless
Jaringan wireless adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang
menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya: link
8
terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah
koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar
LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan
frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan
akhir titik akses yang mrupakan dasar dari transiver radio dua arah
yang tipikalnya bekerja di bandwit
2.2.2. Jaringan Backbone
Sebuah jaringan backbone merupakan bagian dari jaringan komputer
infrastruktur yang terkoneksi berbagai potongan jaringan, memberikan
jalan untuk pertukaran informasi antara berbagai LAN atau
subnetwork, Backbone A dapat menyatukan jaringan beragam di
gedung yang sama, di berbeda bangunan di lingkungan kampus, atau
di daerah yang luas. Biasanya, kapasistas bacbone yang lebih besasr
dari jaringan yang terhubung ke sana.
Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak lokasi mungkin
memiliki jaringan backbone yang mengikat semua lokasi bersama-
sama, misalnya, jika cluster server perlu diakses oleh departemen
yang berbeda dari sebuah perusahaan yang terletak di lokasi geografis
yang berbeda. Potongan-potongan dari koneksi jaringan (misalnya :
ethernet, wireless) yang membawa departemen ini bersama-sama
sering disebut sebagai jaringan backbone.
2.3. GELOMBANG
Gelombang merupakan getaran atau osilasi dalam berbagai bentuk
gerakan mengayun di angin, dawai (snar) dari sebuah gitar itu semua
merupakan contoh dari osilasi.
Gelombang akan berayun secara periodik, dengan jumlah
ayunan/siklus tertentu per satuan waktu. Jenis gelombang ini kadang kala
disebut sebagai gelombang mekanik, karena di bentuk oleh pergerakan dari
sebuah objek, atau propagasi di media.
Contoh pergerakan gelombang yaitu pada saat seorang penyanyi
9
menghasilkan ayunan/osilasi gelombang suara pada pita suara
dikerongkongannya. Osilasi gelombang secara periodik mengkompres dan
men-dekompres udara, dan secara periodik mengubah tekanan udara yang
kemudian meninggalkan mulut si penyanyi dan bergerak, pada kecepatan
suara di udara.
Sebuah gelombang mempunyai kecepatan, frekuensi dan panjang
gelombang. Masing-masing parameter berhubungan melalui hubungan yang
sederhana
Panjang gelombang biasanya dikenal sebagai lamda ( λ ), adalah
jarak yang diukur dari satu titik dari sebuah gelombang ke titik yang sama di
gelombang selanjutnya. Misalnya, dari puncak gelombang yang selanjutnya.
Frekuensi adalah jumlah dari gelombang yang melalui titik tertentu dalam
sebuah perioda waktu. Kecepatan biasanya diukur dalam meter per detik,
sedangkan Frekuensi biasanya di ukur dalam getaran per detik ( Hertz yang
disingkat Hz ), dan Panjang Gelombang biasanya di ukur dalam meter.
Sebagai contoh, sebuah gelombang di air menjalar pada satu meter per
detik, dan berosilasi lima kali per detik, maka setiap gelombang adalah dua
puluh sentimeter panjangnya.
Gelombang mempunyai sebuah parameter yang disebut amplituda.
Amplituda adalah jarak dari pusat gelombang ke puncak tertinggi gelombang,
dan dapat dibayangkan sebagai “tinggi” dari gelombang di air. Hubungan
antara frekuensi, panjang gelombang, dan amplituda tampak pada Gambar 2.1.
10
Kecepatan = Frekuensi * Panjang Gelombang
1 meter/detik = 5 ayunan/detik * wW = 1 /5 meterW = 0.2 meter = 20 cm
Gambar 2.1: Panjang Gelombang, Amplituda, dan Frekuensi untuk
gelombang ini, frekuensinya adalah dua ayunan per detik, atau 2 Hz
2.4. KEKUATAN ELEKTROMAGNETIK
Kekuatan elektromagnetik adalah kekuatan antara muatan listrik dan
arus. Contoh dari kekuatan elektromagnetik adalah halilintar atau petir yang
sering kita dapati pada saat hujan badai. Kekuatan listrik adalah kekuatan
antara muatan listrik, sementara kekuatan Elektromagnetik adalah kekuatan
kekuatan antara arus listrik.
Elektron adalah partikel yang membawa muatan listrik negatif.
Tentunya masih banyak jenis partikel yang lain, tetapi elektron adalah yang
banyak bertanggung jawab untuk hal-hal yang perlu kita ketahui tentang
bagaimana perilaku radio.
Kembali ke persamaan,
Untuk gelombang elektromagnetik, kecepatan adalah c, atau kecepatan
cahaya,
Gelombang elektromagnetif berbeda dengan mekanik, mereka tidak
membutuhkan media untuk menyebar/berproagasi. Gelombang
11
Kecepatan = Frekuensi * Panjang Gelombang
c = 300.000 km/s = 300.000.000 m/s = 3*108 m/sc = f * λ
elektromagnetif bahkan akan ber-propagasi di ruang hampa seperti di ruang
angkasa. Kita dapat menghitung panjang gelombang untuk frekuensi tertentu.
Mari kita ambil contoh frekuensi untuk jaringan wireless 802.11b, yaitu
Frekuensi dan panjang gelombang akan menentukan sebagian besar dari
perilaku gelombang elektromagnetik, mulai dari antena yang kita buat sampai
dengan objek yang ada di perjalanan dari jaringan wireless yang akan kita
operasikan. Panjang gelombang juga akan bertanggung jawab pada berbagai
perbedaan standard yang akan kita pilih.
2.5. POLARISASI
Salah satu parameter penting yang menentukan kualitas gelombang
elektromagnetik adalah polarisasi, polarisasi di jelaskan sebagai arah dari
vektor medan listrik.
Jika kita bayangkan sebuah antena dipole yang di pasang vertikal (atau
sebuah kabel yang berdiri tegak), elektron akan bergerak naik dan turun, tidak
kesamping, karena tidak ada tempat untuk bergerak ke samping, oleh
karenanya medan listrik hanya akan mengarah ke atas atau ke bawah, secara
vertikal. Medan yang meninggalkan kabel akan bergerak sebagai gelombang
akan berpolarisasi sangat lurus, dalam hal ini vertikal. Jika antenna kita
letakan datar sejajar dengan tanah, maka kita akan menemukan bahwa
gelombang yang dihasilkan akan mempunyai polarisasi linier horizontal.
12
f = 2,4 GHz = 2.400.000.000 getaran / detik
Panjang gelombang lambda (/) = c / f = 3 * 108 / 2,4 * 109
= 1,25 * 10-1 m = 12,5 cm
Gambar 2.2 : komponen medan listrik dan medan magnet sebuah gelombang
elektromagnet. Polarisasi menggambarkan orientasi medan listrik
Polarisasi linier adalah salah satu kasus spesial, dan di alam jarang
yang betul-betul sempurna, pada umumnya, kita akan melihat sedikit
komponen dari medan yang mengarah ke arah yang lain. Kasus yang umum
terjadi adalah polarisasi eliptik, dengan sebuah extreim linier (hanya satu arah)
dan polarisasi sirkular (dua arah dengan kekuatan yang sama). Polarisasi
antenna menjadi sangat penting pada saat kita melakukan pengarahan antenna.
Jika kita tidak memperdulikan polarisasi antenna, kemungkinan kita akan
memperoleh sinyal yang kecil walaupun menggunakan antenna yang paling
kuat, hal ini disebut sebagai ketidak cocokan polarisasi.
2.6. SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK
Gelombang elektromagnetik meliputi frekuensi, maupun panjang
gelombang, yang sangat lebar. Wilayah frekuensi dan panjang gelombang ini
disebut sebagai spektrum elektromagnetik. Bagian spektrum
elektromagnetik banyak di kenali oleh manusia adalah cahaya, yang
merupakan bagian spektrum elektromagnetik yang terlihat oleh mata. Cahaya
berada pada kira-kira frekuensi 7,5*1014Hz dan 3,8*1014Hz, atau kira-kira
panjang gelombang 400 nm (violet/biru) sampai 800 (merah).
Kita juga sering kali terekspose ke wilayah spektrum elektromagnetik
lainnya, termasuk gelombang arus bolak balik (listrik) pada 50/60 Hz,
Ultraviolet (pada frekuensi tinggi dari cahaya yang kita lihat), infrared (atau
13
frikuensi rendah dari cahaya yang kita lihat), radiasi Xray / roentgen. Radio
menggunakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana gelombannya
dapat di bangkitkan dengan memasukan arus bolak balik ke antennna. Hal ini
hanya benar pada wilayah 3Hz sampai 300Ghz. Untuk pengertian yang lebih
sempit, biasanya batas atas frekuensi akan sekitar 1GHz. Berikut ini
perhatikan gambar spektrum elektromagnetik pada gambar 2.3.
Gambar 2.3: Spektrim Elektromagnetik.
Frekuensi yang digunakan oleh standar 802.11b dan 802.11g adalah
2,400 – 2,495 GHz, dengan panjang gelombang frekuensi sekitar 12,5 cm.
jenis peralatan lain yang juga sering digunakan menggunakan standar 802.11a
yang beroperasi pada frekuensi 5,150-5,850 GHz dengan panjang gelombang
frekuensi sekitar 5 sampai 6 cm.
2.7. BANDWIDTH
Istilah yang akan sering kita temui di fisika radio adalah bandwidht.
Bandwith adalah ukuran dari sebuah wilayah / lebar / daerah frekuensi. Jika
lebar frekuensi yang digunakan oleh sebuah alat adalah 2,40 GHz sampai 2,48
GHz maka bandwidth yang digunakan adalah 0,08 GHz (atau lebih sering
disebut sebagai 80MHz).
Sangat mudah untuk melihat bahwa bandwidth yang kita definisikan
14
berhubungan erat dengan jumlah data yang dapat kita kirimkan di dalamnya-
semakin lebar tempat yang tersedia di ruang frekuensi, semakin banyak data
yang dapat kita masukan pada sebuah waktu. Istilah bandwidth kadang kala
digunakan untuk sesuatu yang seharusnya disebut sebagai kecepatan data,
misalnya “sambungan Internet saya mempunyai 1Mbps bandwidht”, artinya
Internet tersebut dapat mengirimkan data pada kecepatan 1 megabit per detik.
2.8. FREKUENSI DAN KANAL
Mari kita lihat lebih dekat bagaimana band 2,4GHz digunakan di
802.11b. spektrum 2.4GHz di bagi menjadi potongan kecil yang terdistribusi
pada band sebagai satuan kanal. Perlu di catat bahwa lebar kanal adalah
22MHz, tapi antar kanal hanya berbeda 5MHz. hal ini berarti bahwa antar
kanal bersebelahan saling overlap, dan dapat saling berinterferensi. Hal ini
dapat di representasikan secara visual di Gambar 2.4
Gambar 2.4: Kanal dan frekuensi tengah untuk 802.11b.
Perlu dicatat bahwa kanal 1,6 dan 11 tidak saling overlap.
Untuk daftar lengkap kanal dan frekuensi tengahnya untuk 802.11b/g dan
802.11a, dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel-tabel berikut menunjukkan nomor saluran dan frekuensi tengah untuk
802.11a dan 802.11 b/g. perhatikan bahwa sementara semua frekeunsi ini
termasuk ISM yang tidak berlisensi dan Band U-NII, tidak semua salurant
tersedia di semua negara. Banyak daerah memberlakukan larangan pada daya
output dan penggunaan dalam ruang/luar ruang pada beberapa saluran.
Regulasi ini berubah secara cepat, sehingga selalu ceklah regulasi lokal
15
sebelum memancarkan.
Perhatikan bahwa tabel-tabel ini menunjukkan frekuensi tengah untuk setiap
saluran. Saluran selebar 22MHz pada 802.11b/g, dan 20MHz di 802.11a.
2.9. PERILAKU GELOMBANG RADIO
Ada beberapa perilaku gelombang radio yang sangat mempengaruhi kekuatan
signal dan kualitas jaringan :
16
a. Semakin panjang gelombang, semakin jauh gelombang radio merambat.
b. Semakin panjang panjang gelombang, semakin mudah gelombang melalui
atau mengitari penghalang.
c. Semakin pendek panjang gelombang, semakin banyak data yang dapat
dikirim.
Aturan di atas, merupakan simplifikasi dari perilaku gelombang secara umum,
mungkin akan mudah di mengerti melalui contoh berikut ini
a. Gelombang Panjang menjalar lebih jauh
Untuk daya pancar yang sama, gelombang dengan panjang gelombang
yang lebih panjang cenderung untuk dapat menjalar lebih jauh daripada
gelombang dengan panjang gelombang pendek. Effek ini kadang kala
dapat terlihat di radio FM, jika di bandingkan jarak pancar pemancar FM
di wilayah 88MHz dengan wilayah 108MHz. Pemancar dengan frekuensi
yang lebih rendah cenderung untuk dapat mencapai jarak yang lebih jauh
di bandingkan dengan pemancar dengan frekuensi yang tinggi pada daya
yang sama.
b. Gelombang panjang lebih mudah melewati penghalang
Sebuah gelombang di air panjang gelombang-nya 5 meter tidak akan di
hentikan oleh sebuah potongan kayu yang panjangnya 5 mm di air. Jika
ada potongan kayu yang panjang 50 meter, misalnya kapal, maka potongan
kayu tersebut akan terbawa oleh gelombang tersebut. Jarak sebuah
gelombang dapat berjalan tergantung pada hubungan antara panjang
gelombang dengan ukuran penghalang yang ada di jalur rambatan
gelombang.
Lebih sulit untuk menggambarkan gelombang bergerak “menembus”
objek padat, tapi hal ini merupakan salah satu hal biasa di gelombang
elektromagnetik. Gelombang dengan panjang gelombang yang panjang
(atau frekuensi makin rendah) cenderung untuk dapat menembus objek
17
lebih baik di bandingkan dengan yang panjang gelombang-nya pendek
(fekuensi-nya lebih tinggi).
Sebagai contoh, radio FM (88-108MHz) dapat menembus bangunan atau
berbagai halangan dengan lebih mudah. Sementara yang gelombangnya
lebih rendah, seperti, handphone GSM yang bekerja pada 900MHz atau
1800MHz, akan lebih sukar untuk menembus bangunan. Memang effek ini
sebagian karena perbedaan daya pancar yang digunakan di radio FM
dengan GSM, tapi juga sebagian karena pendek-nya panjang gelombang di
sinyal GSM.
c. Gelombang yang pendek dapat membawa data lebih banyak
Semakin cepat gelombang berayun atau bergetar, semakin banyak
informasi yang dapat dia bawa-setiap getaran atau ayunan dapat digunakan
untuk mengirimkan bit digital, ‘0’ atau ‘1’, ‘ya’ atau ‘tidak’.
Ada sebuah prinsip yang dapat di lihat di semua jenis gelombang, dan
amat sangat berguna untuk mengerti proses perambatan gelombang radio.
Prinsip tersebut di kenal sebagai Prinsip Huygens, yang diambil dari
nama Christiaan Huygens, seorang matematikawan, fisikawan dan
astronomer Belanda 1629-1695.
Bayangkan jika anda menggunakan sebuah tongkat kecil dan memasukan
tongkat tersebut ke sebuah kolam yang airnya tenang, kemudian
menyebabkan air bergoyang bahkan mungkin berdansa. Gelombang akan
meninggalkan pusat dari tongkat-tempat anda memasukan tongkat-dalam
bentuk lingkaran.
Jika kita perhatikan, jika ada partikel air yang bergoyang, mereka akan
menyebabkan partikel tetangga-nya ntuk melakukan hal yang sama dari
semua pusast perubahan, maka gelombang sirkular yang baru akan
dimulai. Hal ini, dalam bentuk yang sederhana, adalah prinsip Huygens.
Dari terjemahan di wikipedia.org,
18
“Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap muka gelombang
dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang
baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang
gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang
yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air.”
Prinsip Huygens berlaku untuk gelombang radio maupun gelombang di air,
maupun suara bahkan cahaya-hanya saja panjang gelombang cahaya
sangat pendek sekali untuk memungkinkan manusia melihat efek Huygens
secara langsung.
Prinsip ini membantu kita untuk mengerti difrasi maupun zone fresnel,
yang dibutuhkan untuk “line of sight” (LOS) maupun kenyataan bahwa
kadang-kadang kita dapat mengatasi wilayah tidak “line of sight”.
d. Absorsi/penyerapan
Pada saat gelombang elektromagnetik menabrak sesuatu (suatu material),
biasanya gelombang akan menjadi lebih lemah atau teredam. Berbanyak
daya yang hilang akan sangat tergantung pada frekuensi yang digunakan
dan tentunya material yang di tabrak. Kaca jendela bening transparan
terhadap cahaya, sedang kaca rayband akan mengurangi intensitas cahaya
yang masuk dan juga radiasi ultraviolet.
Seringkali, koefisian absorsi digunakan untuk menjelaskan efek material
terhadap radiasi. Untuk gelombang mikro (microwave), ada dua (2)
material utama yang menjadi penyerap, yaitu,
Metal. Elektron bergerak bebas di metal, dan siap untuk berayun
oleh karenanya akan menyerap energy dari gelombang yang lewat.
Air. Gelombang mikro akan menyebabkan molekul air bergetar,
yang pada proses-nya akan mengambil sebagian energi
19
gelombang.1
Untuk kepentingan pembuatan jaringan nirkabel secara praktis, kita akan
melihat metal dan air sebagai penyerap gelombang yang baik. Kita tidak
mungkin dapat menembus mereka. Walaupun kalau ada lapisan air yang
tipis sebagian dari daya gelombang akan dapat menembus. Lapisan air
merupakan penghalang gelombang mikro, kira-kira sama dengan tembok
pada cahaya. Jika kita berbicara tentang air, kita harus ingat bahwa air
mempunyai banyak bentuk: hujan, kabut, awan, dan banyak lagi yang
harus di lalui oleh sambungan radio. Air mempunyai banyak dampak yang
besar, dan dalam banyak kesempatan perubahan cuaca sangat mungkin
untuk membuat sambungan radio menjadi putus.
Ada material lain yang mempunyai efek yang lebih kompleks terhadap
penyerapan gelombang radio. Untuk pohon dan kayu, banyaknya
penyerapan sangat tergantung pada jumlah air yang ada pada-nya. Kayu
tua yang mati dan kering relatif transparan bagi jumlah gelombang mikro,
sementara kayu yang masih segar dan basah biasanya akan menyerap
cukup besar gelombang mikro.
Plastik dan material yang sejenis pada umumnya tidak menyerap banyak
energy radio tapi tergantung dari frekuensi dan tipe material. Sebelum kita
menggunakan komponen dari plastik, misalnya, untuk memproteksi
peralatan radio maupun antenna dari cuaca, sebaiknya kita uku lebih dulu
apakah material plastik yang kita gunakan akan menyerap gelombang
radio sekitarfrekuensi 2,4GHz. Cara paling sederhana untuk mengukur
penyerapan sinyal 2,4GHz di plastik adalah dengan meletakan contoh
plastik yang akan kita gunakan di oven microwave selama beberapa menit.
1 Mitos yang banyak berkembang di masyarakat adalah air akan “beresonansi” pada frekuensi 2,4GHz oleh karena-nya digunakan 2,4GHz microwave oven. Sebetulnya, air tidak “beresonansi” pada frekuensi tertentu yang ada, molekul air akan berputar dan bergetar karena adanya gelombang radio, dan panas akan muncul karena adanya daya yang tinggi dari gelombang radio pada semua frekuensi. Kebetulan saja 2,4 GHz adalah frekuensi ISM yang tidak perlu lisensi, oleh karena itu secara politik merupakan pilihan yang baik untuk oven microwave.
20
Jika plastik tersebut panas, berarti plastik tersebut menyerap energy
microwave dan sebaiknya jangan digunakan untuk membuat proteksi anti
cuaca untuk peralatan antenna dan radio.
Terakhir, ada baiknya kita membicarakan tentang diri kita sendiri :
manusia, dan tentunya juga hewan, yang sebagian besar mengandung air.
Untuk jaringan nirkabel, manusia akan dilihat sebagai sebuah kantong
yang besar berisi air, yang akan menyerap gelombang mikro cukup kuat.
Mengarahkan sebuah akses point di kantor sehingga sinyal harus
menembus banyak orang adalah kesalahan fatal dalam merancang jaringan
di sebuah gedung perkantoran. Hal yang sama juga berlaku untuk hotspot,
instalasi di cafe, perpustakaan maupun di instalasi luar ruangan.
e. Refleksi/Pantulan
Seperti hal-nya cahaya, gelombang radio juga akan terpantul jika
gelombang tersebut bersentuhan dengan material yang cocok untuk itu.
Untuk gelombang radio, sumber utama dari pantulan adalah metal dan
permukaan air. Aturan terjadinya pantulan cukup sederhana, sudut
masuknya gelombang ke permukaan akan sama dengan sudut sinyal di
pantulkan. Perlu di perhatikan bahwa dalam pandangan gelombang radio
sebuah terali besi atau sekumpulan tiang besi yang rapa sama dengan
sebuah permukaan yang padat, selama sekumpulan tiang lebih kecil dari
panjang gelombang radio-nya. Pada frekuensi 2,4GHz, metal grid dengan
jarak satu cm akan berfungsi sama dengan panel metal.
Walaupun aturan refleksi sangat sederhana, segala sesuatu akan menjadi
sangat kompleks jika kita bayangkan interior kantor dengan banyak sekali
objek metal yang kecil dengan bentuk yang sangat kompleks. Hal yang
sama juga terjadi di situasi pinggiran kota : perhatikan sekeliling anda di
lingkungan kota coba untuk melihat semua objek metal yang ada. Hal ini
yang menyebabkan terjadinya efek multipath, sinyal yang mencapai
21
tujuan melalui jalur yang berbeda-beda, dan tentunya waktu yang berbeda-
beda, yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam jaringan
nirkabel.
Permukaan air, dengan gelombang dan riak yang berubah setiap waktu,
akan menyebabkan pantulan dari objek akan menjadi sulit untuk di hitung
dan di perkirakan secara tepat.
Gambar 2.5: Pantulan dari gelombang radio. Sudut masuk gelombang
akan sama dengan sudut dri pantulan. Sebuah bentuk parabolik akan
menggunakan efek ini untuk menkonsentrasikan gelombang radio yang
tersebar di permukaannya menuju satu tujuan.
Kita juga harus menambahkan bahwa polarisasi gelombang juga ada efek-
nya: gelombang dengan polarisasi yang berbeda pada umumnya akan
dipantulkan secara berbeda.
Kita dapat menggunakan refleksi untuk memperoleh keuntungan dalam
membangun antena: misalnya kami menempatkan parabola besar di
belakang radio pemancar/penerima yang kita gunakan untuk
mengumpulkan dan membundel sinyal radio menuju titik yang kecil.
22
f. Difraksi
Difraksi akan tampak seperti pembelokan dari gelombang pada saat
menabrak sebuat objek. Hal ini merupakan efek dari “gelombang akan
mengitari pojokan”.
Bayangkan sebuah gelombang di air merambat dalam barisan gelombang
yang lurus, seperti barisan gelombang yang sering kita lihat di pantai.
Bayangkan jika kita meletakan penghalang benda padat, misalnya pagar
kayu yang rapat, yang menghalangi pergerakan gelombang, jika kita
memotong pagar tersebut, dan membuat bukaan sempit di pagar, seperti
sebuah pintu yang kecil. Dari bukaan tersebut, sebuah gelombang sirkular
akan di mulai, dan akan merambat ke berbagai tempat yang tidak garis
lurus dari pembukaan yang kita buat, tapi juga ke lokasi-lokasi yang ada di
samping pembukaan. Jika kita melihat barisan gelombang-yang mungkin
saja berupa gelombang elektromagnetik-sebagai sinar yang lurus, akan
susah untuk menerangkan bagaimana caranya mencapai titik-titik yang
tersembunyi di balik penghalang. Dengan model barisan gelombang, maka
fenomena ini manjadi masuk akal.
Gambar 2.6: Difraksi melalui celah sempit.
23
Prinsip Huygens memberikan sebuah model untuk mengerti perilaku ini.
Bayangkan pada saat tertentu, semua titik di barisan gelombang menjadi
titik awal dari gelombang kecil yang menyebar. Ide ini kemudian di
kembangkan oleh Fresnel, apakah hal ini cukup untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi memang masih menjadi perdebatan. Akan tetapi
untuk kebutuhan kita, model Huygens dapat menjelaskan effek yang
terjadi dengan cukup baik.
Gambar 2.7: Prinsip Huygens
Melalui kemampuan untuk difrasi, gelombang akan “membelok” melewati
pojokan atau melalui pembukaan kecil yang ada di penghalang. Untuk
panjang gelombang cahaya biasanya terlalu kecil untuk menusia melihat
efek ini secara langsung. Pada gelombang mikro, dimana panjang
gelombannya beberapa centimeter, akan menampakan efek difraksi saat
gelombang menabrak tembok, puncak gunung, dan berbagai halangan
lainnya. Saat gelombang menabrak tembok, puncak gunung, dan berbagai
halangan lainnya. Tampaknya seperti penghalang akan menyebabkan
gelombang mengubah arah-nya dan mengitari sisi/pojokan penghalang.
24
Gambar 2.8: Difraksi melalui puncak gunung
Perlu dicatat bahwa difraksi akan membabani daya, energy dari
gelombang yang terdifraksi akan sangat jauh lebih kecil dari barisan
gelombang asal-nya. Pada aplikasi yang sangat spesifik, kita dapat
mengambil keuntungan dari difraksi untuk mengatasi hambatan.
g. Interferensi
Jika kita bekerja dengan gelombang, satu tambah satu belum tentu sama
dengan dua. Hasilnya kadang-kadang bisa saja jadi nol.
Gambar 2.9: Interferensi Konstruktif dan Destruktif
Untuk dapat mengerti apa yang di maksud, bayangkan jika kita
menggambar dua (dua) gelombang sinus dan dan menjumlahkan
25
amplitidanya. Pada saat puncak bertemu dengan puncak, maka kita akan
memperoleh hasil yang maksimum (1 + 1 = 2). Hal ini disebut interferensi
konstruktif. Akan tetapi, jika puncak bertemu dengan lembah, kita akan
memperoleh penghilangan dari sinyal ((1 + (-)1 = 0) – interferensi
destruktif.
Kita sebetulnya dapat dengan mudah mencoba hal ini pada gelombang di
air dan dua buah tongkat kecil untuk membuat gelombang melingkar-kita
akan melihat bahwa pada tempat dimana dua gelombang bertemu, akan
ada tempat yang mempunyai puncak gelombang yang tinggi sementara di
beberapa tempat lainnya hampir rata dan datar.
Agar seluruh barisan gelombang menjumlah atau meniadakan satu sama
lain secara sempurna, kita harus mempunyai dua gelombang yang
mempunyai panjang gelombang dan hubungan fasa yang tetap. Hal ini
berarti jarak puncak gelombang yang satu dengan puncak gelombang yang
lain tetap.
Dalam teknologi wireless, istilah interferensi biasanya digunakan untuk
hal yang lebih luas untuk gangguan dari sumber RF (Radio Frekuensi),
seperti, dari kanal tetangga. Oleh karenanya, seorang wireless networker
jika berbicara tentang interferensi biasanya mereka membicarakan
berbagai gangguan oleh jaringan lain, atau sumber gelombang mikro
lainnya. Interferensi merupakan salah satu kesulitan utama pada saat
membangun sambungan wireless, terutama di lingkungan perkotaan atau
ruangan yang tertutup, seperti , ruangan seminar atau konferensi dimana
banyak jaringan akan saling berkompetisi ntuk menggunakan spektrum
frekuensi yang ada.
Pada saat gelombang dengan amplituda yang sama tapi berbeda fasa saling
bersilangan, gelombang akan saling menghilangkan dan tidak akan ada
26
sinyal yang diterima. Sering kali, gelombang akan bergabung satu sama
lain membentuk gelombang bersama yang tidak berarti apa-apa sehingga
tidak dapat digunakan untuk komunikasi. Teknik modulasi dan
menggunakan banyak kanal akan menolong dengan masalah interferensi,
tapi tidak dapat menghilangkan sama sekali.
2.10. LINE OF SIGHT
Istilah line of sight, sering kali di singkat sebagai LOS, sangat mudah
untuk di mengerti jika kita berbicara tentang cahaya tampak: jika kita dapat
melihat titik B dari titik A tidak ada penghalang antara A dan B, maka kita
mempunyai Line of Sight.
Konsep line of sight menjadi lebih kompleks jika kita menggunakan
gelombang mikro. Ingat bahwa sebagian besar karakteristik
perambatan/propagasi gelombang elektromagnetik tergantung pada panjang
gelombang-nya. Hal ini kira-kira mirip dengan pelebaran gelombang pada saat
gelombang tersebut berjalan. Panjang gelombang cahaya sekitar 0,5
mikrometer, sementara gelombang mikro yang kita gunakna dalam jaringan
wirless mempunyai panjang gelombang beberapa sentimeter. Konsekuensi-
nya, pancaran gelombang mikro akan lebih lebar, dalam bahasa yang
sederhana gelombang mikro membutuhkan ruang atau jalan yang lebih lebar.
Perlu dicatat bahwa pancaran cahaya tampak juga akan melebar sama
dengan dengan gelombang mikro, jika kita mengijinkan cahaya untuk
bergerak cukup jauh, kita akan melihat pelebaran pancaran walaupun cahaya
mempunyai panjang gelombang yang pendek. Jika kita mengarahkan sinar
lasser yang sangat fokus ke bulan, maka pancaran sinar laser tersebut akan
melebar sampai sekitar jari-jari 100 meter pada saat sinar laser tersebut
menyentuh permukaan bulan. Kita dapat melihat dengan jelas efek ini di
malam hari yang cerah dengna laser pointer, yang biasa digunakan untuk
presentasi, dan keker/binokular. Kita tidak perlu mengarahkan ke bulan, coba
saja arahkan ke gunung yang jauh, atau bangunan yang jauhm misalnya, tower
27
tangki air. Kita akan melihat dengan jelas bahwa jari-jari pancaran akan
bertambah dengan semakin jauh-nya jarak yang di tempuh.
Jadi line of Sight yang kita butuhkan agar dapat terjadi sambungan
wireless yang optimal antara A dan B sebetulnya lebih dari sekedar garis lurus
yang tipis-tapi lebih berbentuk cerutu, atau sebuah elips. Lebar cerutu/elips
tersebut di kenal sebagai konsep fresnel zones.
2.11. FRESNEL ZONE
Teori sesungguhnya Fresnel (di eja “Fray-nell”) zones sebetulnya cukup
kompleks. Tapi konsep Fresnel cukup mudah untuk dipahami: kita
megetahui dari prinsip Huygens bahwa setiap titik dari barisan gelombang
adalah tempat berawalnya gelombang sirkular. Kita mengetahui bahwa
pancaran gelombang mikro akan melebar saat dia meninggalkan antenna.
Kita juga tahu bahwa gelombang pada satu frekuensi akan berinterferensi
satu sama lain.
Dari sudut yang sederhana, teori Fresnel zone melihat garis lurus antara A
dan B, dan ruang di sekitar garis lurus tersebut untuk melihat apa yang akan
terjadi pada saat sinyal sampai di B. beberapa gelombang akan merambat
langsung dari A ke B, beberapa lainnya akan merambat keluar garis lurus.
Akibatnya jalur yang ditempuh menjadi lebih panjang, hal ini menimbulkan
perbedaan fasa antara sinyal yang langsung dengna yang tidak langsung.
Pada saat perbedaan fasa adalahs atu panjang gelombang, kita akan melihat
interferensi konstruktur: sinyal pada dasarnya bertambah. Melihat kondisi
ini dan menghitung, kita akan melihat adanya daerah lingkaran sekitar garis
lurus antara A dan B yang akan berkontribusi terhadap sinyal yang tiba di B.
28
Gambar 2.10:Fresnel zone akan sebagian di blok pada hubungan ini, walaupun
secara kasat mata tampaknya line of sight bebas hambatan.
Perlu dicatat bahwa ada banyak kemungkinan Fresnel Zone, tapi kita hanya
akan fokus pada wilayah/zone satu (1) saja. Jika di wilayah zone 1 terhalang
oleh penghalang, seperti, pohon atau bangunan, maka sinyal yang akan tiba
di ujung yang akan semakin kecil. Pada saat kita membuat hubungan
wireless, kita perlu memastikan bahwa wilayah/zone tersebut bebas dari
hambatan. Tentunya saja tidak ada yang sempurna, dalam jaringan wireless
biasanya kita memastikan bahwa 60 persen dari radius dari Fresnel Zone
yang pertama bebas dari penghalang.
Berikut adalah rumus untuk menghitung Fresnel Zone yang pertama :
Keterangan :
r : jari-jari dari zone tersebut dalam meter (m)
d1 dan d2 : jarak dari penghalang ke kedua ujung dari sambungan wireless
d : adalah jarak total sambungan dalam meter (m)
f : adalah frekuensi dalam MHz
perlu di catat bahwa rumus di atas akan memberikan jari-jari / radius dari
zone, bukan ketinggian dari atas tanah. Untuk menghitung ketinggian dari
atas tanah, kita perlu mengurangi dari ketinggian garis lurus antara dua
tower wireless yang saling berhubungan.
29
r = 17.31 * sqrt((d1*d3)/(f*d))
Sebagai contoh, mari kita menghitung jari-jari Fresnel Zone yang pertama di
tengah sambungan wireless yang panjangnya dua (2) km, bekerja pada
frekuensi 2,437 GHz (802.11b kanal 6) :
Jika kita asumsikan ke dua tower di kedua ujung tinggi-nya sepuluh (10)
meter, maka Fresnel Zone yang pertama akan berada sekitar 2,16 meter di
atas tanah pada lokasi tengah-tengah sambungan. Beberapa ketinggian
bangunan pada titik tersebut 60% dari Fresnel Zone yang pertama harus
bebas hambatan?
Bagikan hasil di atas ke 10 meter, kita dapat melihat bahwa sebuah
bangunan dengan ketinggian 5,5 meter di tengah sambungan akan memblok
sampai 40% dari Fresnel Zone yang pertama. Hal ini biasanya dapat
diterima, tapi untuk memperbaiki kondisi sambungan kita perlu menaikan
antenna lebih tinggi, atau mengubah arah sambungan untuk menghindari
penghalang.
2.12. DAYA
Semua gelombang elektromagnetik akan membawa energy-kita dapat
merasakan-nya pada saat kita menikmati (atau menderita) panas dari
matahari. Jumlah energy yang di terima pada satu waktu tertentu di sebut
daya. Daya P adalah kunci utama yang memungkinkan sambungan wireless
dapat beroperasi: kita akan membutuhkan daya minimal tertentu untuk agar
30
r = 17.31 sqrt ((1000 *1000) / (2437 * 2000))r = 17.31 sqrt (1000000 / 4874000)r = 7.84 meter
Kita akan kembali ke berbagai detail tentang transmisi daya, redaman,
penguatan dan sensitifitas radio. Berikut ini akan di diskusikan secara
singkat bagaimana daya P di definisikan dan di ukur.
Medan listrik di ukur dalam v/m (beda potensial per meter), daya yang ada
di dalam-nya setara dengna medan listrik di kuadratkan.
Secara praktis, kita dapat mengukur daya menggunakan sejenis penerima,
misalnya, sebuah antenna dan volmeter, power meter, osciloscope atau
bahkan radio/wifi card di laptop. Melihat secara langsung daya yang ada di
sinyal pada dasarnya melihat kuadrat dari sinyal dalam Volt (tegangan).
Menghitung daya dengan dB
Teknik terpenting untuk menghitung daya adalah melakukan perhitungan
denggan desibel (dB). Tidak ada teori fisika baru dibelakang dB-ini
hanyalah cara yang dikembangkan agar proses perhitungan menjadi sangat
sederhana.
Desibel adalah sebuat unit tanpa dimensi, yang di definsikan berupa
hubungan antara dua daya yang kita ukur. Desibel di definisikan sebagai :
Keterangan :
dB : desibel
P1 dan Po : dua nilai yang akan di bandingkan
Biasanya dalam kasus yang kita tangani, nilai tersebut adalah daya.
Mengapa desibel menjadi proses perhitungan yang mudah? Banyak
31
P ~ E2
dB = 10 * log (P1 / P0)
fenomena alam terjadi dalam bentuk-bentuk exponensial. Sebagai contoh,
telinga manusia akan merasakan suara dua kali suara yang lain jika suara
tersebut secara fisik sepuluh kali lebih besar. Contoh lain, yang cukup dekat
dengan apa yang kita akan bahas, adalah absorpsi / serapan. Misalnya ada
sebuah tembok pada jalur sambungan wireless. Setiap meter dari tembok
akan mengambil setengah dari sinyal yang tersedia. Hasil perhitungan akan
sebagai berikut:
hal ini merupakan perilaku exponensial.
Jika kita telah mulai terbiasa dengan trik perhitungan menggunakan
logaritma (log), maka segala sesuatu-nya akan menjadi lebih mudah, dari
pada mengambil pangkat n, kita cukup mengalikan dengan n. daripada
mengalikan nilai, kita cukup menambahkan nilai.
Berikut adalah beberapa nilai yang sering penting untuk di ingat:
Contoh lain dari unit yang tanpa dimensi adalah persen (%) yang juga
digunakan dalam banyak besaran dan angka. Memang hasil pengukuran
seperti meter atau gram adalah tetap, tapi unit tanpa dimensi
32
0 meter = 1 (full signal)
1 meter = ½
2 meter = ¼
3 meter = 1/8
4 meter = 1/16
n meter = 1/2n = 2-n
+3 db = daya dobel
-3 db = daya setengah
+10 db = daya sepuluh kali lebih besar
-10 db = daya seper sepuluh kali lebih kecil
memperlihatkan sebuah hubungan.
Lebih lanjut tentang unit tanpa dimensi dB, ada besaran relatif yang berbasis
pada besaran P0 tertentu. Yang sangat relevan dengan apa yang kita akan
gunakan adalah:
dBi relatif ke antenna isotropik yang ideal
sebuah antenna isotropic adalah sebuah antenna ideal yang
mendistribusikan daya secara merata ke segala arah. Antenna isotropic dapat
di dekati dengan sebuah dipole, tapi sebuah antenna isotropic tidak mungkin
dapat dibuat pada kenyataannya. Sebuah model antenna isotropic sangat
bermanfaat untuk menjelaskan penguatan relatif sebuah antenna di dunia
nyata.
Sebuah cara yang umum digunakan untuk mengespresikan daya adalah
dalam miliwatt. Berikut adalah equivalen daya yang di ekspresikan dalam
miliwatt dan dBm.
2.13. MENENTUKAN SUDUT TILT ANTENNA
Sudut Tilt Antenna merupakan sudut yang dibentuk karena ada perbedaan
33
dBm relatif ke P0 = 1 mW
1 mW = 0 dBm
2 mW = 3 dBm
100 mW = 20 dBm
1 W = 30 dBm
tinggi antena dari titik pancar menuju titik penerima, namun antena tilt tidak
terlalu penting terutama untuk komunikasi Point To Point di tanah datar,
tetapi akan menjadi sangat penting apabila medan yang dikerjakan memiliki
perbedaan ketinggian yang curam, untuk menghitung sudut tilt antenna
seperti dibawah ini :
Gambar 2.11 : Perhitungan tilt Antenna
Keterangan :
Angle : Tilt/Sudut Antenna
Hb : Ketinggian dari antenna base Station
Hr : Ketinggian dari antenna penerima
Distance : jarak antara titik antenna
A : sudut dalam radian (bukan derajat)
Dengan menggunakan rumus diatas maka sudut tilt Antenna dapat di hitung
dengan cepat dan mudah.
2.14. PROTOKOL JARINGAN
Teknologi utama yang banyak digunakan untuk membuat jaringan nirkabel
adalah keluarga protokol 802.11, dikenal juga sebagai Wi-fi. Keluarga
protokol 802.11 dari protokol radio (802.11a,802.11b, dan 802.11g) telah
menikmati popularitas yang luar biasa di Amerika Serikat dan Eropa.
34
Dengan menggunakan keluarga protokol yang sama, para produsen di
seluruh dunia telah membuat peralatan yang saling interoperable . keputusan
ini telah terbukti menjadi anugrah yang luar biasa terhadap industri dan para
konsumen. Konsumen dapat memakai peralatan yang menggunakan 802.11
tanpa harus takut terhadap ketergantungan terhadap suatu pedagang.
Hasilnya, konsumen bisa membeli peralatan murah dalam volume yang
sudah menguntungkan para produsen. Jika para produsen memilih untuk
tetap memakai protokol mereka sendiri, sepertinya tidak mungkin jaringan
nirkabel dapat semurah dan bisa ada dimana-mana seperti sekarang ini.
Sementara protokol-protokol baru seperti 802.16 (dikenal juga sebagai
WiMax) seperti bisa menyelesaikan beberapa kesulitan yang tampak pada
802.11, mereka tampaknya harus melalui jalan yang panjang untuk dapat
menyaingi popularitas peralatan 802.11. Ada banyak protokol di keluarga
802.11, dan tidak semua berhubungan langsung dengan protokol radio itu
sendiri. Ada tiga (3) standar nirkabel yang sekarang di implementasikan di
kebanyakan peralatan yang sudah siap pakai, yaitu:
2.14.1. Protokol 802.11b
Prokol ini disahkan oleh IEEE pada tanggal 16 September 1999,
802.11b mungkin adalah protokol jaringan nirkabel yang paling
populer yang dipakai saat ini. Jutaan alat-alat untuk mendukungnya
telah dikeluarkan sejak 1993. Protokol ini memakai modulasi yang
dikenal sebagai Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) di
bagian dari ISM band dari 2.400 sampai 2.495 GHz. Dia
mempunyai kecepatan maximum 11 Mbps, dengan kecepatan
sebenarnya yang bisa dipakai sampai 5 Mbps.
2.14.2. Protokol 802.11g
Protokol ini belum disahkan sampai Juni 2003, 802.11g merupakan
pendatang yang telat di pasar nirkabel. Biarpun terlambat, 802.11g
sekarang menjadi standar protokol jaringan nirkabel de facto
35
karena sekarang dia anda hakekatnya dipakai di semua laptop dan
kenyanyakan alat-alat handled lainnya. 802.11g memakai ISM
band yang sama dengan 802.11b, tetapi memakai modulasi yang
bernama Orthogonal Frequency Division Multiplecing (OFDM).
protokol ini punya kecepatan maximum data 54Mbps (dengan
throughput yang bisa dipakai sebesar 22Mbps), dan bisa turun
menjadi 11Mbps DSSS atau lebih lambat untuk kecocokan dengan
802.11b yang sangat populer.
2.14.3. Protokol 802.11a
Protokol ini disahkan juga oleh IEEE pada tanggal 16 September
1999, 802.11a memakai OFDM. protokol ini punya kecepatan
maximum data 54 Mbps, dengan throughput sampai setinggi 27
Mbps. 802.11a beroperasi di ISM band antara 5.745 dan 5.805
GHz, dan di bagian dari UNII band diantara 5.150 dan 5.320 GHz.
Protokol ini tidak cocok dengan 802.11b atau 802.11g, dan
frekuensi yang lebih tinggi berarti jangkauannya lebih pendek dari
pada 802.11b/g dengan daya pancar yang sama. Memang bagian
dari spektrumnya relatif tidak dipakai dibandingkan dengan 2.4
GHz, sayangnya protokol ini hanya legal digunakan di sedikit
negara di dunia.
Selain dari standar di atas, ada beberapa pengembangan pada
peralatan, kecepatan yang tinggi, enkripsi yang lebih kuat, dan
jangkauan lebih jauh, yang vendor-specific. Sayangnya
pengembangan ini tidak bisa bekerja di antara peralatan-peralatan
dari produsen lain, dan membeli membeli mereka mengharuskan
anda memakai pedagang itu di semua bagian jaringan anda.
Peralatan dan standar baru (seperti 802.11y, 802.11n, 802.16,
MIMO dan WiMAX) menjanjikan pertambahan kecepatan dan bisa
diandalkan yang signifikan.
36
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. METODE PENELITIAN
Penelitian memerlukan suatu langkah-langkah yang benar sesuai
dengan tujuan penelitian, agar penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Observasi Langsung dan Metode Wawancara yang sudah di kelompokan
menurut Crawford (1928).
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik
dalam waktu yang lama dengan metode ilmiah serta aturan-aturan yang
berlaku, untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka
diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang
dengan dalam dangkalnya penelitian yang akan dikerjakan. Penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode Observasi Langsung dan Metode
Wawancara, maka perlu sekali diketahui beberapa sumber yang harus
digunakan dalam penelitian obyek tersebut, kemudian guna pelengkapan data
sangat penting sekali bagi penulis untuk melakukan beberapa kegiatan
pencarian data dan beberapa pendapat baik dari para pakar ataupun khalayak
umum. Pencarian data ini digunakan supaya mendapatkan hasil yang tepat
guna keperluan evaluasi. Proses penelitian ini ditujukan untuk dapat
menyelesaikan permasalahan gangguan yang terjadi pada jaringan backbone
tersebut sesuai dengan rumusan masalah pada BAB I, Adapun uraian dari
masing-masing tahapan metodologi adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Menganalisa Data merupakan langkah yang pertama dilakukan supaya
dalam pemantauan dan pencarian data di lapangan dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat, pengumpulan data ini penulis lakukan dengan
cara Observasi Langsung dan Wawancara.
2. Pengolahan data
Pada tahap ini penulis akan mengolah data-data yang sudah didapatkan
38
dan dari data-data tersebut akan diketahui permasalahan dan solusi untuk
permasalahan tersebut.
3. Kesimpulan
Proses ini merupakan proses terpenting untuk dapat mengetahui titik
permasalahan yang terjadi berdasarkan data-data dan hasil analisa di
lapangan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk dapat digunakan sebagai acuan penanganan
permasalahan-permasalahan yang timbul di lain waktu.
3.2. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
1. Keberadaan Perusahaan
Nama Perusahaan : CV. Media ChiptaDirektur : Agus IndratnoAlamat : Jl. Wijaya Kusuma, Blok AA-12A, Perum Asli
Permai, Kelurahan KramatanKecamatan : WonosoboKabupaten : WonosoboPropinsi : Jawa tengahNo Akte : 55/CV/2005No NPWP : 14.138.259.8-524.000
2. Gambaran Umum Perusahaan
CV. Media Chipta adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
Teknologi Informasi (TI) di Wonosobo yang memberikan solusi dan
konsultasi, pengembagnan perangkat lunak (Software Development) untuk
jenis aplikasi desktop maupun website serta jaringan komputer dan pengadaan
perangkat teknologi informasi. Kami memberikan pengetahuan, keahlian dan
pengalaman serta sudah menjadi komitmen kami untuk melayani dan menjalin
hubungan yang baik dengan customer, dengan komitmen tersebut dan
efisiensi kerja, CV. Media Chipta siap memenuhi permintaan pelanggan yang
menetapkan standar tinggi. Perusahaan akan terus mengusahakan yang terbaik
untuk melayani semua customer. Kami memberikan komitmen penuh untuk
menyediakan solusi yang terbaik untuk pelanggan kami dan tidak pernah
39
berhenti dalam melakukan penyempurnaan unsur-unsur pendukungnya.
Disamping perangkat keras dan perangkat lunak berteknologi tinggi, kami
memiliki peranan sangat penting didalam memberikan solusi yang tepat.
3.3. TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Tegowanu-Semarang dan Stasiun
Gambringan-Grobogan
b. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai bulan
Desember 2012. Seperti pada jadwal dibawah ini :
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan analisa gangguan jaringan Backbone (Stasiun
Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan)
40
BAB IV
ANALISA GANGGUAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Persiapan Perlengkapan
Tahapan persiapan perlengkapan analisa merupakan langkah awal sebelum
terjun ke medan yang akan di analisa, karena medan yang akan dihadapi
jaraknya jauh dan menghabiskan waktu seharian untuk perjalanan maka
perlua disiapkan perlengkapan perlengkapan yang diperlukan, adapun
perlengkapan yang diperlukan meliputi software dan harware seperti berikut.
4.1.1. Perangkat Keras
Perlengkapan perangkat keras merupakan perlengkapan yang
digunakan untuk mendukung analisa dan perbaikan jaringan, berikut
ini perangkat keras yang digunakan ;
a. Waterpass
Gambar 4. 1 : Waterpass
Waterpass digunakan untuk mengukur kemiringan atau kedataran
siku penyangga antena (dudukan antena) karena apabila tidak di
ukur maka hasil pada pointing nya tidak tepat
b. Penggaris busur 3600
41
Gambar 4. 2 : Penggaris Busur 3600
Penggaris busur 3600 digunakan untuk mengukur sudut antena
yang dipasang
c. Penggaris 30 cm
Gambar 4. 3 : Penggaris 30cm
Digunakan untuk membantu dalam memudahkan mengambar
Pemetaan jaringan Backbone
d. Alat Tulis
Digunakan untuk mencatat semua hal yang berkaitan dengan
analisa dan mencatat hal-hal lain yang diperlukan
e. Notebook
Digunakan untuk mengkonfigurasi, monitoring, dan mengolah
data yang akan digunakan untuk perbaikan jaringan
f. Toolkit
Toolkit merupakan alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
membongkar atau memasang perlengkapan jaringan seperti obeng,
kunci-kunci, isolasi, dan lain-;lain
g. GPS
42
Gambar 4. 4 : GPS Garmen
Perangkat GPS (Global Positioning System) ini digunakan untuk
menentukan koordinat posisi tower dan atau antena serta
ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut.
h. Kamera Digital
Kamera digital ini digunakan untuk melakukan dokumentasi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat pengumpulan data dan
untuk nandai objek yang terdekat dengan tower untuk
4.1.2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
menganalisa dan memudahkan dalam perbaikan jaringan, berikut ini
perangkat lunak yang diperlukan :
a. Google Earth 7.0.2.8415
Google Earth 7.0.2.8415 merupakan sebuah program globe virtual
yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole,
Inc. program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang
dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS
3D. tersedia dalam tiga lisensi berbeda, Google Earth sebuah versi
gratis dengan kemampuan terbatas yang akan difungsikan sebagai
pemetaan jalur tulang punggung jaringan.
b. Winbox
Winbox adalah utilitas kecil yang memungkinkan pemberian
43
Mikrotik RouterOS menggunakan GUI cepat dan sederhana.
Wibox ini merupakan win32 biner asli, tapi dapan dijalankan pada
Linus dan Mac OSX menggunakan wine. Winbox ini digunakan
untuk mengkonfigurasi Router dan untuk menganalisa Gangguan
pada jaringan Back bone
c. Edraw Max 8
Edraw Max 8 merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan
untuk mendesain topologi jaringan dan dapat difungsikan untuk
pembuatan laporan.
4.2. Pembentukan Tim
Tim merupakan sebuah kelompok yang sangat penting dalam penganalisaan
gangguan maupun perbaikan Gangguan karena dengan pergerakan tim maka
proses pengerjaan menjadi lebih mudah dan dapat menggunakan waktu
seefisien mungkin, adapun tim saya bagi menjadi dua tim untuk mengerjakan
di dua sisi Jaringan yang mengalami gangguan
Tim pertama terdiri dari :
1. Muhamad Soleh (Koordinator Tim)
2. Yulianto Rahman (Anggota Tim)
Tim pertema pertama bergerak untuk menangani analisa dan penyelesaian
gangguan di stasiun Gambringan-Grobogan
Tim kedua terdiri dari :
1. Budhi Cahyono Adi (Koordinator Tim)
2. Budhi Susilo (Anggota Tim)
3. Agung Nugroho (Anggota Tim)
Tim kedua bergerak untuk menangani analisa dan dan penyelesaian gangguan
di stasiun Tegowanu-Semarang
44
4.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini adalah tahapan proses yang sangat perlu diperhatikan
dan ketelitian dalam proses pendataan karena akan berpengaruh terhadap
hasil pengolahan, berikut ini data-data yang disajikan :
4.3.1. Data Perancangan Topologi Jaringan Backbone
Dengan menggunakan data ini penganalisa dapat melakukan analisa
kebutuhan sistem yang diinginkan oleh perangcang jaringan sehingga
dalam penganalisaannya dapat dilakukan dengan cermat dan tepat serta
dapat memberikan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Berikut ini topologi yang digunakan dalam pembuatan Jaringan
Backbone :
Gambar 4. 5 : Topologi Jaringan-1
G
ambar 4. 6 : Topologi Jaringan-2
45
Gambar 4. 7 : Topologi Jaringan-3
Berdasarkan pada topologi di atas, konsep jaringan yang digunakan
adalah dengan mode bridging.
4.3.2. Beban Bandwidth Masing-Masing Backbone
No RKOJumlah
Kamera
Bandwidth
/ Kamera
Jumlah
Bandwidth
1 RKO1 (AlasTuwo) 32 1024 kbps 32Mbps
2 RKO2(Gambringan) 36 1024 kbps 36Mbps
3 RKO3(Cepu) 25 1024 kbps 25Mbps
Total Kebutuhan Bandwidth 93MBps
Dari data diatas dapat disimpulan bahwa kebutuhan total bandwidth
untuk jalur backbone dari Stasiun Tawang Hingga Bojonegoro adalah
93 MBps adapun monitoring pekerjaan di tampilkan pada RKAO-1,
RKO-2, dan RKO-3 sehingga untuk setiap Stasiun harus memenuhi
kebutuhan bandwidth diatas. Berdasarkan data diatas bandwidth ideal
yang diperlukan dari stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun
Gambringan adalah 44 MBps namun kenyataan dilapangan hanya
mencapai 10Mbps sehingga dengan bandwidth yang ada sekarang ini
menjadikan permasalahan utama yang harus segera diselesaikan
46
4.3.3. Data Fisik/Hardware
Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan
Data : Fisik/Hardware
NO Data Kondisi Keterangan
1 Tegangan Listrik Baik 220V AC Stabil
2 Grounding Baik Terpasang
3 Stop Kontak BaikTerpasang
Kencang
5 Adaptor Baik48V DC 9,0 A
tidka drop
POE Baik Menyala Normal
6 Konektor RG45 Baik Tidak korosi
7 Kabel UTP BaikTidak kemasukan
air/ kering
8 HUB Linksys BaikTemperatur normal
Tidak drop
9 Box RouterBoard Tidak Baik
Tidak rapat,
kemasukan air,
tidak ada lubang
pembuangan air
10Routerboard
Mikrotik RB800Baik
Dibebani data
40MB tanpa RTO,
dan latensi kecil
11 Radio R52-HN Baik
Masih
mengeluarkan
sinyal
12 Kabel MMCX Baik Terpasang kencang
13 Kabel PIGTAIL Baik Terpasang kencang
14 Sambungan
Konektor
Tidak baik` Solasi kurang
rapat, kemasukan
47
air
15Antena Kenbotong
dua polarisasiTidak baik
Horizontal-Kanan
Vertikal-atas, Baut,
Mur tidak kencang
16 Ketinggian Antena 73M
Diatas Antena
Micro Wave milik
sintel
17 Penghalang Baik LOS
18 Koordinat708’38.84”S
110054’49.63”E
Diambil dari data
GPS Garmen
Lokasi : Stasiun Tegowanu-Semarang
Data : Fisik/Hardware
NO Data Kondisi Keterangan
1 Tegangan Listrik Baik 220V AC Stabil
2 Grounding Baik Terpasang
3 Stop Kontak BaikTerpasang
Kencang
5 Adaptor Baik48V DC 9,0 A
tidka drop
POE Baik Menyala Normal
6 Konektor RG45 Baik Tidak korosi
7 Kabel UTP BaikTidak kemasukan
air/ kering
8 HUB Linksys BaikTemperatur normal
Tidak drop
9 Box RouterBoard Tidak Baik
rapat, tidak
kemasukan air,
tidak ada lubang
pembuangan air
10 Routerboard Baik Dibebani data
48
Mikrotik RB80040MB tanpa RTO,
dan latensi kecil
11 Radio SR-71 Baik
Masih
mengeluarkan
sinyal
12 Kabel MMCX Baik Terpasang kencang
13 Kabel PIGTAIL Baik Terpasang kencang
14Sambungan
KonektorTidak baik`
Solasi kurang
rapat, kemasukan
air
15Antena Kenbotong
dua polarisasiTidak baik
Horizontal-Kanan
Vertikal-atas, Baut,
Mur tidak kencang
16 Ketinggian Antena 73M
Diatas Antena
Micro Wave milik
sintel
17 Penghalang Baik LOS
18 Koordinat 703’9.94” S 110036’.73’’EDiambil dari data
GPS Garmen
49
4.3.4. Data Konfigurasi Perangkat Lunak/Software
Data ini sangat perlu diambil karena konfigurasi sebuah router dapat
mempengaruhi kinerja dari router tersebut, serta kompleksitas
konfigurasi juga dapat mempengaruhi mempengaruhi beban dari
router tersebut, berikut ini data konfigurasi yang diambil dari
masing-masing router yang berada di Stasiun Gambringan-Grobogan
dan Stasiun Tegowanu-Semarang :
Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan
Data : Perangkat Lunak/Software
N
O
Konfigurasi Setting Kondisi
1 Bridge // interface bridge print
name="bridge1" mtu=1500
l2mtu=1600 arp=enabled
mac-address=00:15:6D:85:10:4D
protocol-mode=none priority=0x8000
auto-mac=yes admin-
mac=00:00:00:00:00:00 max-
message-age=20s forward-delay=15s
transmit-hold-count=6 ageing-
time=5m
//interface bridge port print
0 BB. Tenggowanu to Gambrring
bridge1
1 ether1 bridge1
2 BB. ST. Tegowanu To Tawang
bridge1
Baik
Wireless //interface wireless print
name="BB. Tenggowanu to
Gambring" mtu=1500 mac-
Tidak Baik
sering
Putus dan
50
address=00:15:6D:85:10:4D
arp=enabled interface-type=Atheros
11N mode=ap-bridge ssid="BB.
TEGOWANU to GAMBRENGAN"
frequency=5200 band=5ghz-onlyn
channel-width=20/40mhz-ht-above
scan-list=default
wireless-protocol=unspecified wds-
mode=disabled wds-default-
bridge=none
wds-ignore-ssid=no bridge-
mode=enabled default-
authentication=yes default-
forwarding=yes default-ap-tx-limit=0
default-client-tx-limit=0 hide-
ssid=no security-profile=default
compression=no
Nyambung
dengan
radio
pemancar
Access
Point
IP Address //ip address print
192.168.100.4/16 192.168.0.0
bridge1
Baik
IP Route //ip route print
0 ADC 192.168.0.0/16
192.168.100.4 bridge1
Baik
51
Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan
Data : Perangkat Lunak/Software
N
O
Konfigurasi Setting Kondisi
1 Bridge // interface bridge print
name="bridge1" mtu=1500
l2mtu=1600 arp=enabled
mac-address=00:15:6D:85:10:4D
protocol-mode=none priority=0x8000
auto-mac=yes admin-
mac=00:00:00:00:00:00 max-
message-age=20s forward-delay=15s
transmit-hold-count=6 ageing-
time=5m
//interface bridge port print
0 BB. Tenggowanu to Gambrring
bridge1
1 ether1 bridge1
2 BB. ST. Tegowanu To Tawang
bridge1
Baik
Wireless //interface wireless print
name="BB. Gambringan To
Tegawanu" mtu=1500 mac-
address=00:15:6D:85:10:50
arp=enabled interface-type=Atheros
11N mode=station-pseudobridge
ssid="BB. TEGOWANU to
GAMBRENGAN" frequency=5200
band=5ghz-onlyn
channel-width=20/40mhz-ht-above
scan-list=default wireless-
Tidak Baik
Putus
Nyambung
dengan
client
52
protocol=unspesified wds-
mode=disabled wds-default-
bridge=none wds-ignore-ssid=no
bridge-mode=enabled default-
authentication=yes default-
forwarding=yes default-ap-tx-limit=0
default-client-tx-limit=0
hide-ssid=no security-profile=default
compression=no
IP Address //ip address print
192.168.100.10/16 192.168.0.0
bridge1
Baik
IP Route //ip route print
0 ADC 192.168.0.0/16
192.168.100.10 bridge1
Baik
4.4. Pengolahan Data dan Analisa Trouble Shooting
Pengolahan data dan analisa trouble shooting merupakan langkah yang
diambil oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
terjadi pada tempat Kerja Praktek, berikut ini adalah langkah-langkah yang
penulis lakukan :
4.4.1. Pointing Antena
Proses pengolahan data ini akan dimulai dari membuat peta dan
mencari ketinggian serta Elevasi tanah yang di lewati oleh jalur
backbone pada titik Stasiun Gambringan-Grobogan ke titik Stasiun
Tegowanu-Semarang. Adapun software yang penulis gunakan adalah
Google Earth 7.0.2.8415 versi gratis, sesuai dengan data yang sudah
penulis dan tim himpun adalah sebagai berikut :
53
Gambar 4. 8 : Tract Point Stasiun Grobogan-Tegowanu
Keterangan :
Stasiun Grobogan
Ketinggian/Elevasi : 46 mdpl
Bearing : 107.80 – u
Koordinat : 708’38.84”S 110054’49.63”E
Stasiun Tegowanu
Ketinggian/Elevasi : 7 mdpl
Bearing : 72.2-u
Koordinat : 703’9.94” S 110036’.73’’E
Menghitung Tilt Antenna
Hb : 119 m
Hr : 80 m
Distance : 36 km
tilt=tan−1( (119−80 )36 x 5280 )¿ tan−1( 29
36 x5280 )¿ 2,66 derajat
Hasil Analisa :
Pointing antena perlu dirubah sesuai dengan data diatas, supaya men-dapatkan sinyal yang besar dan bandwidth yang besar pula.
4.4.2. Polarisasi Feedhorn
54
Polarisasi Feedhorn akan sangat berpengaruh pada amplitudo yang
dipancarkan oleh radio tersebut, karena sinyal wireless yang
dipancarkan memiliki dua arah amplitudo yaitu vertikal dan
horisontal. Apabila diantara polarisasi pemancar dan penerima tidak
memiliki kecocokan polarisasi maka tidak akan menghasilkan sinyal
yang kuat sehingga bandwidth yang diterima pun tidak besar maka
tidak dapat untuk mentranmisikan data yang besar, setelah penulis
mengamati dari data diatas ternyata ada ketidak cocokan polarisasi
yang Feedhorn yang dipasang, untuk itu polarisasi pada masing-
masing antena perlu dirubah seperti pada pembahasan di bawah ini :
Gambar 4. 9 : Polarisasi pada Feedhorn Antena
Hasil analisa : Pada gambar diatas diperlihatkan bahwa gelombang yang di pancarkan dan yang diterima akan sama sehingga polarisasi feedhorn pada antena yang berada di masing-masing stasiun perlu dirubah seperti pada gambar diatas, sehingga akan memperbesar bandwidth yang diperlukan.
4.4.3. Perbaikan Perangkat Keras
Berdasarkan data-data yang didapatkan ternyata ada beberapa keadaan
perangkat kerang yang kondisinya tidak baik sehingga perlu
disolusikan/diperbaiki seperti tabel hasil analisa dibawah ini :
Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan
Data : Fisik/Hardware
NO Data Kondisi KeteranganSolusi Hasil
Analisa
1 Box
RouterBoard
Tidak Baik Tidak rapat,
kemasukan air,
Pada tepi (sela-
sela) Penutup
55
tidak ada lubang
pembuangan air
dengan Box perlu
di solasi dan
bagian bawah perlu
di buat lubang
dengan ukuran 0,5
cm untuk
pembuangan air.
3Sambungan
KonektorTidak baik`
Solasi kurang
rapat, kemasukan
air
Pada Konektor di
buka kemudian
dibuang airnya dan
kemudian di solasi
sampai rapat
4
Antena
Kenbotong
dua
polarisasi
Tidak baik
Horizontal-Kanan
Vertikal-atas, Baut,
Mur tidak kencang
Polarisasi perlu
dirubah seperti
pada Gambar 4.14
dan dipointing
ulang seperti sub
bab 4.41,
kemudian baut dan
mur di kencangkan
Lokasi : Stasiun Tegowanu-Semarang
Data : Fisik/Hardware
NO Data Kondisi KeteranganSolusi Hasil
Analisa
1 Box
RouterBoard
Tidak Baik Tidak rapat,
kemasukan air,
tidak ada lubang
pembuangan air
Pada tepi (sela-
sela) Penutup
dengan Box perlu
di solasi dan
bagian bawah perlu
di buat lubang
56
dengan ukuran 0,5
cm untuk
pembuangan air.
3Sambungan
KonektorTidak baik`
Solasi kurang
rapat, kemasukan
air
Pada Konektor di
buka kemudian
dibuang airnya dan
kemudian di solasi
sampai rapat
4
Antena
Kenbotong
dua
polarisasi
Tidak baik
Horizontal-Kanan
Vertikal-atas, Baut,
Mur tidak kencang
Polarisasi perlu
dirubah seperti
pada Gambar 4.14
dan dipointing
ulang seperti sub
bab 4.41,
kemudian baut dan
mur di kencangkan
4.4.4. Konfigurasi Router Board Mikrotik RB800
Konfigurasi ini sangatlah berpengaruh pada kualitas jaringan yang
dibangun, karena apabila konfigurasi tidak tepat maka justru akan
memperburuk kualitas jaringan yang ada, ada berbagai hal yang perlu
dilakukan dalam konfigurasi ini, jangan gegabah dan jangan takut
untuk mencoba, selalu membuat backup setelah mengkonfigurasian,
berikut ini tabel hasil analisa yang penulis lakukan untuk memperbaiki
jaringan tersebut.
Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan
Data : Perangkat Lunak/Software
NO Konfigurasi Setting Kondisi Solusi Hasil Analisa
Wireless //interface wireless print
name="BB. Tenggowanu to
Gambring" mtu=1500 mac-
Tidak Baik
sering Putus
dan
Aktifkan Wireless Protokol
Nstreme dengan cara :
57
address=00:15:6D:85:10:4D
arp=enabled interface-
type=Atheros 11N mode=ap-
bridge ssid="BB. TEGOWANU to
GAMBRENGAN" frequency=5200
band=5ghz-onlyn channel-
width=20/40mhz-ht-above scan-
list=default
wireless-protocol=unspecified
wds-mode=disabled wds-default-
bridge=none
wds-ignore-ssid=no bridge-
mode=enabled default-
authentication=yes default-
forwarding=yes default-ap-tx-
limit=0 default-client-tx-limit=0
hide-ssid=no security-
profile=default compression=no
Nyambung
dengan radio
pemancar
Access Point
\\interface wireless nstreme
set “BB. Tenggowanu to
Gambringan” enable-
nstreme=yes
enable-polling=yes framer-
policy=dynamic-size
\\interface wireless set
“BB. Tenggowanu to
Gambringan” wireless-
protocol=nstreme
Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan
Data : Perangkat Lunak/Software
NO Konfigurasi Setting Kondisi Solusi Hasil Analisa
Wireless //interface wireless print
name="BB. Gambringan To
Tegawanu" mtu=1500 mac-
address=00:15:6D:85:10:50
arp=enabled interface-
type=Atheros 11N
mode=station-pseudobridge
ssid="BB. TEGOWANU to
GAMBRENGAN"
frequency=5200 band=5ghz-
onlyn
channel-width=20/40mhz-ht-
above scan-list=default
Tidak Baik
sering
Putus dan
Nyambung
dengan
radio
pemancar
Access
Point
Aktifkan Wireless
Protokol Nstreme
dengan cara :
\\interface wireless
nstreme set “BB.
Gambringan To
Tegawanu” enable-
nstreme=yes
enable-polling=yes
framer-
58
wireless-protocol=unspesified
wds-mode=disabled wds-
default-bridge=none wds-
ignore-ssid=no bridge-
mode=enabled default-
authentication=yes default-
forwarding=yes default-ap-tx-
limit=0 default-client-tx-
limit=0
hide-ssid=no security-
profile=default
compression=no
policy=dynamic-size
\\interface wireless set
“BB. Gambringan To
Tegawanu” wireless-
protocol=nstreme
59
BAB VPENUTUP
4.4.5. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan analisa gangguan yang terjadi pada jaringan backbone link Stasiun Tegowanu-Semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan penulis menarik beberapa kesimpulan, diantaranya :e. Link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-
Grobogan mengalami putus nyambung pada wireless link dan
bandwidht yang kecil disebabkan oleh pengaturan Wireless protocol
yang tidak menggunakan Nstreme
f. Link dari Satsiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-
Grobogan mengalami sinyal besar tetapi putus nyambung sehingga
perlu di solusikan dengan pengaturan seperti dibawah ini :
\\interface wireless nstreme set “BB. Gambringan To Tegawanu” enable-nstreme=yes enable-polling=yes framer-policy=dynamic-size\\interface wireless set “BB. Gambringan To Tegawanu” wireless-protocol=nstreme
g. Link dari Stasiun Tegowanu-Semarang ke Stasiun Gambringan-
Grobogan mengalami sinyal besar tetapi bandwidth yang didapatkan
kecil permasalahan ini disebabkan karena arah polarisasi yang
digunakan pada feedhorn pada masing-masing titik tidak sesuai
sehingga perlu disolusikan seperti pada pembahasan bab IV serta
beberapa mur dan baut yang tidak kencang sehingga akan berdampak
perubahan arah sinyal yang tidak sesuai arah, sehingga mur dan baut
perlu di kencangkan.
h. Link dari Stasiun Tawang-Semarang ke Stasiun Tegowanu-Semarang
mengalami drop saat di bebani 36 IPCAM, pada permasalahan ini
dapat disolusikan dengan cara menaikkan bandwidth karena beban 36
IPCAM memerlukan 36 Mbps permasalahan ini dapat diselesaikan
dengan menyelesaikan permasalahan pada poin a,b, dan c
4.4.6. Saran
Berdasarkan Pengamatan yang penulis lakukan selama Kerja Praktek ini, maka penulis perlu memberikan saran-saran kepada perusahaan antara lain :
60
a. Sebelum pemasangan lakukan konfigurasi terlebih dahulu
b. Lakukan pendataan atau inventarisir peralatan yang digunakan
c. Lakukan surve dan lakukan pendataan berupa titik-titik peletakan
antena
d. Catat ketinggian antena, dan lakukan pemotretan halangan-halangan
yang ada di depan antenna.
e. Pastikan pengencangan mur dan baut pada semua benda
f. Box router harus ditutup rapat dengan solasi pada bagian sela pintu
box dengan box
g. Pada sambungan konektor harus di solasi dengan rapat
h. Perhatikan pemasangan arah polarisasi pada feedhorn
61
DAFTAR PUSTAKA
Onno-w-Purbo, (2011). Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Yogyakarta: ANDI.
http://id.wikipedia.org/wiki/LAN_nirkabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Huygenshttp://wndw.net/download.html#indonesianhttp://en.wikipedia.org/wiki/Backbone_networkhttp://bangdanu.files.wordpress.com/2008/07/metodologi_penelitian.pdf, Diakses 26 januari 2013:10.333