Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin pesat maka, perkembangan teknologi wireless atau nirkabel dalam era komunikasi data yang semakin cepat dan mengglobal ini telah membawa masyarakat melewati beberapa tahapan pengembangan teknologi sekaligus. Wireless atau dalam bahasa Indonesia yaitu nirkabel, merupakan salah satu teknologi komputer yang memungkinkan satu atau lebih peralatan untuk berkomunikasi tanpa koneksi fisik, yaitu tanpa membutuhkan jaringan tau peralatan kabel. Berbeda dengan teknologi kabel, teknologi ini menggunakan transmisi frekuensi radio atau menggunakan gelombang cahaya tertentu sebagai alat untuk mengirimkan data, sedangkan teknologi kabel menggunakan kabel. Jaringan Backbone merupakan jaringan yang membutuhkan bandwidth besar untuk mengirim dan menerima data namun pada backbone yang dibangun menggunakan media nirkabel sinyal yang ditangkap dan diterima sangat mempengaruhi bandwidth yang diperolah, dan selain itu dengan menggunakan media nirkabel akan besar kemungkinannya untuk terjadi beberapa gangguan pada jaringan tersebut. Pada saat 1
93

Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Aug 09, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin

pesat maka, perkembangan teknologi wireless atau nirkabel dalam era

komunikasi data yang semakin cepat dan mengglobal ini telah membawa

masyarakat melewati beberapa tahapan pengembangan teknologi sekaligus.

Wireless atau dalam bahasa Indonesia yaitu nirkabel, merupakan salah

satu teknologi komputer yang memungkinkan satu atau lebih peralatan untuk

berkomunikasi tanpa koneksi fisik, yaitu tanpa membutuhkan jaringan tau

peralatan kabel. Berbeda dengan teknologi kabel, teknologi ini menggunakan

transmisi frekuensi radio atau menggunakan gelombang cahaya tertentu

sebagai alat untuk mengirimkan data, sedangkan teknologi kabel

menggunakan kabel.

Jaringan Backbone merupakan jaringan yang membutuhkan bandwidth

besar untuk mengirim dan menerima data namun pada backbone yang

dibangun menggunakan media nirkabel sinyal yang ditangkap dan diterima

sangat mempengaruhi bandwidth yang diperolah, dan selain itu dengan

menggunakan media nirkabel akan besar kemungkinannya untuk terjadi

beberapa gangguan pada jaringan tersebut. Pada saat penulis mendaftarkan

diri untuk melaksanakan kerja praktek pada perusahaan CV. Media Chipta,

persuhaan tersebut sedang mengalami permasalahan pada jaringan backbone

yang di bangun dari Stasiun Tawang-Semarang hingga Stasiun Bojonegoro.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam uraian yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, dapat

diidentifikasikan rumusan masalah yang menjadi kendala pada beberapa titik

link stasiun diantaranya :

a. Link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan

mengalami putus nyambung pada wireless link dan bandwidht yang kecil

b. Link dari Satsiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan

1

Page 2: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

mengalami sinyal besar tetapi putus nyambung

c. Link dari Stasiun Tegowanu-Semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan

mengalami sinyal besar tetapi bandwidth yang didapatkan kecil

d. Link dari Stasiun Tawang-Semarang ke Stasiun Tegowanu-Semarang

mengalami drop saat di bebani 36 IPCAM

oleh sebab itu penulis melakukan kerja praktek pada CV. Media Chipta untuk

menganalisa gangguan-gangguan yang terjadi pada jaringan backbone

tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah hanya pada analisa gangguan jaringan

backbone dari stasiun Tegowanu-Semarang ke stasiun Gambringan-Grobogan.

1.4 Tujuan KerJa Praktek

Tujuan Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa melakukan proses

belajar tentang cara dan aktifitas pekerjaan pada sebuah perusahaan di

lapangan secara langsung, dan juga untuk memenuhi salah satu persyaratan

kurikulum serta syarat kelulusan mahasiswa pada program studi Teknik

Informatika UNSIQ Jateng di Wonosobo.

Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan :

a. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun

Gambringan-Grobogan menjadi tersambung dengan lancar tanpa putus

nyambung dan mendapatkan bandwidht yang besar

b. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun

Gambringan-Grobogan mendapatkan sinyal yang besar dan tidak putus

nyambung

c. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun

Gambringan-Grobogan menjadi jaringan yang memiliki sinyal besar dan

bandwidth yang besar pula

d. Dapat memperbaiki link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun

Gambringan-Grobogan yang dapat dibebani menjadi 36 IPCAM

2

Page 3: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

1.5 Manfaat

Kerja Praktek memberikan beberapa manfaat terutama bagi

mahasiswa, bagi pihat perguruan tinggi dan juga perusahaan yang

bersangkutan.

a. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata

perusahaan, dan dapat menambah kemampuan, kompetensi serta

keyakinan akan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Tercipta pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa

melaksanakan kerja praktek mengenai berbagai persoalan yang muncul

untuk dikemudian dicari solusi bersama yang lebih baik.

c. Bagi Perusahaan

Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan

produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan

mahasiswa selama melaksanakan kerja praktek.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode yang telah dipergukan penulis dalam proses pengumpulan data

adalah :

a. Pustaka

Mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan materi yang

dibahas, diantaranya menyangkut Jaringan Wireles

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab maupun diskusi dengan pembimbing Kerja

Praktek Serta pihak-pihak yang berkompeten dan terkait.

c. Pengamatan

Melakukan pengamatan, pencarian data dan mempelajari kemungkinan-

kemungkinan yang ada di lapangan.

3

Page 4: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan Kerja Praktek ini akan disusun dalam suatu laporan dengan

sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang masalah,

pokok pembahasan, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang penjelasan sisngkat mengenasi sitem wireless ,

backbone, gelombang, polarisasi, spektrum elektromagnetik, bandwidth,

frekuensi dan kanal, perilaku gelombang radio, line of sight, dan daya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai tata cara penelitian, pengambilan judul,

langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis, sehingga penentuan

keputusan dan kesimpulan penelitian yang penulis lakukan dapat meng

optimalkan jaringan yang ada.

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan dibahas analisa terhadap permasalahan gangguan

dan rekomendasi tindak lanjut perbaikan untuk meningkatkan kualitas

kemampuan jaringan Backbone yang dibangun, meliputi aspek-aspek yang

terlibat, dan lain-lain persoalan yang dapat dianalisis.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi saran dan kesimpulan dari hasil Laporan Kerja Praktek

ini.

4

Page 5: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. METODOLOGI PENELITIAN

Para penelitian dapat memilih berjenis-jenis metode dalam

melaksanakan penelitiannya. Sudah tentu metode penelitian yang dipilih erat

dengan prosedur alat, serta desain penelitian yang digunakan. Dalam

pengelompokkan metode-metode penelitian, kriteria yang dipakai adalah

teknik serta prosedur penelitian. Penelitian dibagi oleh Crawford (1928) atas

14 jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Eksperimen

2) Sejarah

3) Psikologis

4) Case Study

5) Survei

6) Membuat Kurikulum

7) Analisis Pekerjaan

8) Interview

9) Questionair

10) Observasi

11) Pengukuran

12) Statistik

13) Tabel dan Grafik

14) Teknik Perpustakaan

2.1.1. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara

metode mengumpulkan data dengan masalah yang ingin dipecahkan.

Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.

Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas

beberapa kelompok, yaitu

5

Page 6: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

- Metode pengamatan langsung;

- Metode dengan menggunakan pertanyaan;

- Metode khusus

2.1.1.1. Metode Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan

pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan mata tanpa ada pertollongan alat standar lain

untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai

teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut

mempunyai kriterai berikut :

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah

direncanakan secara sistematik;

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang

telah direncanakan;

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan

dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan

sebagai suatu set yang menarik perhatian saja;

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan

relibialitasnya.

Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara

mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan :

1) Terdapat kemungkinan mencatat mengenai perilaku dari

objek dapat dicatat segera dan tidak menggantungkan data

dari ingatan seseorang;

2) Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek

baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak

mau berkomunikasi secara berbal. Adakalanya subjek tidak

mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau

peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau

6

Page 7: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

karena enggan. Dengan pengamatang langsung hal tersebut

dapat ditanggulangi.

Beberapa ciri umum dari metode observasi dalam

mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1) Harus secara jelas diketahui, apa yang ingin diamati;

2) Perilaku dibuat dalam kategori-kategori;

3) Unit yang digunakan dalam mengukur perilaku harus ada;

4) Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui;

5) Harus punya derajat terapan atau generalisasi;

6) Jenis serta besar sampel harus ditentukan;

7) Pengamatan harus reliabel dan valid.

2.1.1.2. METODE WAWANCARA

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuang penelitian dengan cara

tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau

wawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara) walaupun wawancara adalah proses percakapan

yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara

adalah suatu pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa

hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-

hari, antara lain :

- Pewawancara dan responden biasanya belum saling

mengebal sebelumnya;

- Responden selalu menjawab pertanyaan;

- Pewawancara selalu bertanya;

- Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu

jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral;

- Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah

7

Page 8: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan

interview guide

Menurut Selltiz (1964) pengelompokan isi dari keterangan yang

ingin diperoleh dengan cara wawancara sebagai berikut :

- Sasaran isi untuk memperoleh atau memastikan suatu fakta.

- Isi yang mempunyai sasaran untuk memastikan kepercayaan

tentang keadaan fakta

- Isi yang mempunyai sasaran untuk memastikan perasaan

- Isi yang mempunyai sasaran untuk menemukan suatu

standar kegiatan

- Isi yang mempunyai sasaran untuk mengetahui perilaku

sekarang atau perilaku terdahulu

- Isi yang mempunyai sasaran untuk mengetahui alasan-

alasan.

2.2. JARINGAN KOMPUTER

Jaringan Komputer merupakan sekumpulan komputer berjumlah

banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam

melaksanakan tugasnya. Dua buah komputer dikatakan terkoneksi bila

keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk koneksi dapat melalui :

kawat tembaga, serat optik, gelombang mikro, satelit komunikasi. Informasi

dan data bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan

pengguna dapat saling bertukar data, mencetak pada printer yang sama dan

bersama-sama menggunakan hardware ataupun software yang terhubung

dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periperal yang terhubung

dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki

puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.2.1. Jaringan Wireless

Jaringan wireless adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang

menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya: link

8

Page 9: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah

koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar

LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan

frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan

akhir titik akses yang mrupakan dasar dari transiver radio dua arah

yang tipikalnya bekerja di bandwit

2.2.2. Jaringan Backbone

Sebuah jaringan backbone merupakan bagian dari jaringan komputer

infrastruktur yang terkoneksi berbagai potongan jaringan, memberikan

jalan untuk pertukaran informasi antara berbagai LAN atau

subnetwork, Backbone A dapat menyatukan jaringan beragam di

gedung yang sama, di berbeda bangunan di lingkungan kampus, atau

di daerah yang luas. Biasanya, kapasistas bacbone yang lebih besasr

dari jaringan yang terhubung ke sana.

Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak lokasi mungkin

memiliki jaringan backbone yang mengikat semua lokasi bersama-

sama, misalnya, jika cluster server perlu diakses oleh departemen

yang berbeda dari sebuah perusahaan yang terletak di lokasi geografis

yang berbeda. Potongan-potongan dari koneksi jaringan (misalnya :

ethernet, wireless) yang membawa departemen ini bersama-sama

sering disebut sebagai jaringan backbone.

2.3. GELOMBANG

Gelombang merupakan getaran atau osilasi dalam berbagai bentuk

gerakan mengayun di angin, dawai (snar) dari sebuah gitar itu semua

merupakan contoh dari osilasi.

Gelombang akan berayun secara periodik, dengan jumlah

ayunan/siklus tertentu per satuan waktu. Jenis gelombang ini kadang kala

disebut sebagai gelombang mekanik, karena di bentuk oleh pergerakan dari

sebuah objek, atau propagasi di media.

Contoh pergerakan gelombang yaitu pada saat seorang penyanyi

9

Page 10: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

menghasilkan ayunan/osilasi gelombang suara pada pita suara

dikerongkongannya. Osilasi gelombang secara periodik mengkompres dan

men-dekompres udara, dan secara periodik mengubah tekanan udara yang

kemudian meninggalkan mulut si penyanyi dan bergerak, pada kecepatan

suara di udara.

Sebuah gelombang mempunyai kecepatan, frekuensi dan panjang

gelombang. Masing-masing parameter berhubungan melalui hubungan yang

sederhana

Panjang gelombang biasanya dikenal sebagai lamda ( λ ), adalah

jarak yang diukur dari satu titik dari sebuah gelombang ke titik yang sama di

gelombang selanjutnya. Misalnya, dari puncak gelombang yang selanjutnya.

Frekuensi adalah jumlah dari gelombang yang melalui titik tertentu dalam

sebuah perioda waktu. Kecepatan biasanya diukur dalam meter per detik,

sedangkan Frekuensi biasanya di ukur dalam getaran per detik ( Hertz yang

disingkat Hz ), dan Panjang Gelombang biasanya di ukur dalam meter.

Sebagai contoh, sebuah gelombang di air menjalar pada satu meter per

detik, dan berosilasi lima kali per detik, maka setiap gelombang adalah dua

puluh sentimeter panjangnya.

Gelombang mempunyai sebuah parameter yang disebut amplituda.

Amplituda adalah jarak dari pusat gelombang ke puncak tertinggi gelombang,

dan dapat dibayangkan sebagai “tinggi” dari gelombang di air. Hubungan

antara frekuensi, panjang gelombang, dan amplituda tampak pada Gambar 2.1.

10

Kecepatan = Frekuensi * Panjang Gelombang

1 meter/detik = 5 ayunan/detik * wW = 1 /5 meterW = 0.2 meter = 20 cm

Page 11: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 2.1: Panjang Gelombang, Amplituda, dan Frekuensi untuk

gelombang ini, frekuensinya adalah dua ayunan per detik, atau 2 Hz

2.4. KEKUATAN ELEKTROMAGNETIK

Kekuatan elektromagnetik adalah kekuatan antara muatan listrik dan

arus. Contoh dari kekuatan elektromagnetik adalah halilintar atau petir yang

sering kita dapati pada saat hujan badai. Kekuatan listrik adalah kekuatan

antara muatan listrik, sementara kekuatan Elektromagnetik adalah kekuatan

kekuatan antara arus listrik.

Elektron adalah partikel yang membawa muatan listrik negatif.

Tentunya masih banyak jenis partikel yang lain, tetapi elektron adalah yang

banyak bertanggung jawab untuk hal-hal yang perlu kita ketahui tentang

bagaimana perilaku radio.

Kembali ke persamaan,

Untuk gelombang elektromagnetik, kecepatan adalah c, atau kecepatan

cahaya,

Gelombang elektromagnetif berbeda dengan mekanik, mereka tidak

membutuhkan media untuk menyebar/berproagasi. Gelombang

11

Kecepatan = Frekuensi * Panjang Gelombang

c = 300.000 km/s = 300.000.000 m/s = 3*108 m/sc = f * λ

Page 12: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

elektromagnetif bahkan akan ber-propagasi di ruang hampa seperti di ruang

angkasa. Kita dapat menghitung panjang gelombang untuk frekuensi tertentu.

Mari kita ambil contoh frekuensi untuk jaringan wireless 802.11b, yaitu

Frekuensi dan panjang gelombang akan menentukan sebagian besar dari

perilaku gelombang elektromagnetik, mulai dari antena yang kita buat sampai

dengan objek yang ada di perjalanan dari jaringan wireless yang akan kita

operasikan. Panjang gelombang juga akan bertanggung jawab pada berbagai

perbedaan standard yang akan kita pilih.

2.5. POLARISASI

Salah satu parameter penting yang menentukan kualitas gelombang

elektromagnetik adalah polarisasi, polarisasi di jelaskan sebagai arah dari

vektor medan listrik.

Jika kita bayangkan sebuah antena dipole yang di pasang vertikal (atau

sebuah kabel yang berdiri tegak), elektron akan bergerak naik dan turun, tidak

kesamping, karena tidak ada tempat untuk bergerak ke samping, oleh

karenanya medan listrik hanya akan mengarah ke atas atau ke bawah, secara

vertikal. Medan yang meninggalkan kabel akan bergerak sebagai gelombang

akan berpolarisasi sangat lurus, dalam hal ini vertikal. Jika antenna kita

letakan datar sejajar dengan tanah, maka kita akan menemukan bahwa

gelombang yang dihasilkan akan mempunyai polarisasi linier horizontal.

12

f = 2,4 GHz = 2.400.000.000 getaran / detik

Panjang gelombang lambda (/) = c / f = 3 * 108 / 2,4 * 109

= 1,25 * 10-1 m = 12,5 cm

Page 13: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 2.2 : komponen medan listrik dan medan magnet sebuah gelombang

elektromagnet. Polarisasi menggambarkan orientasi medan listrik

Polarisasi linier adalah salah satu kasus spesial, dan di alam jarang

yang betul-betul sempurna, pada umumnya, kita akan melihat sedikit

komponen dari medan yang mengarah ke arah yang lain. Kasus yang umum

terjadi adalah polarisasi eliptik, dengan sebuah extreim linier (hanya satu arah)

dan polarisasi sirkular (dua arah dengan kekuatan yang sama). Polarisasi

antenna menjadi sangat penting pada saat kita melakukan pengarahan antenna.

Jika kita tidak memperdulikan polarisasi antenna, kemungkinan kita akan

memperoleh sinyal yang kecil walaupun menggunakan antenna yang paling

kuat, hal ini disebut sebagai ketidak cocokan polarisasi.

2.6. SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK

Gelombang elektromagnetik meliputi frekuensi, maupun panjang

gelombang, yang sangat lebar. Wilayah frekuensi dan panjang gelombang ini

disebut sebagai spektrum elektromagnetik. Bagian spektrum

elektromagnetik banyak di kenali oleh manusia adalah cahaya, yang

merupakan bagian spektrum elektromagnetik yang terlihat oleh mata. Cahaya

berada pada kira-kira frekuensi 7,5*1014Hz dan 3,8*1014Hz, atau kira-kira

panjang gelombang 400 nm (violet/biru) sampai 800 (merah).

Kita juga sering kali terekspose ke wilayah spektrum elektromagnetik

lainnya, termasuk gelombang arus bolak balik (listrik) pada 50/60 Hz,

Ultraviolet (pada frekuensi tinggi dari cahaya yang kita lihat), infrared (atau

13

Page 14: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

frikuensi rendah dari cahaya yang kita lihat), radiasi Xray / roentgen. Radio

menggunakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana gelombannya

dapat di bangkitkan dengan memasukan arus bolak balik ke antennna. Hal ini

hanya benar pada wilayah 3Hz sampai 300Ghz. Untuk pengertian yang lebih

sempit, biasanya batas atas frekuensi akan sekitar 1GHz. Berikut ini

perhatikan gambar spektrum elektromagnetik pada gambar 2.3.

Gambar 2.3: Spektrim Elektromagnetik.

Frekuensi yang digunakan oleh standar 802.11b dan 802.11g adalah

2,400 – 2,495 GHz, dengan panjang gelombang frekuensi sekitar 12,5 cm.

jenis peralatan lain yang juga sering digunakan menggunakan standar 802.11a

yang beroperasi pada frekuensi 5,150-5,850 GHz dengan panjang gelombang

frekuensi sekitar 5 sampai 6 cm.

2.7. BANDWIDTH

Istilah yang akan sering kita temui di fisika radio adalah bandwidht.

Bandwith adalah ukuran dari sebuah wilayah / lebar / daerah frekuensi. Jika

lebar frekuensi yang digunakan oleh sebuah alat adalah 2,40 GHz sampai 2,48

GHz maka bandwidth yang digunakan adalah 0,08 GHz (atau lebih sering

disebut sebagai 80MHz).

Sangat mudah untuk melihat bahwa bandwidth yang kita definisikan

14

Page 15: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

berhubungan erat dengan jumlah data yang dapat kita kirimkan di dalamnya-

semakin lebar tempat yang tersedia di ruang frekuensi, semakin banyak data

yang dapat kita masukan pada sebuah waktu. Istilah bandwidth kadang kala

digunakan untuk sesuatu yang seharusnya disebut sebagai kecepatan data,

misalnya “sambungan Internet saya mempunyai 1Mbps bandwidht”, artinya

Internet tersebut dapat mengirimkan data pada kecepatan 1 megabit per detik.

2.8. FREKUENSI DAN KANAL

Mari kita lihat lebih dekat bagaimana band 2,4GHz digunakan di

802.11b. spektrum 2.4GHz di bagi menjadi potongan kecil yang terdistribusi

pada band sebagai satuan kanal. Perlu di catat bahwa lebar kanal adalah

22MHz, tapi antar kanal hanya berbeda 5MHz. hal ini berarti bahwa antar

kanal bersebelahan saling overlap, dan dapat saling berinterferensi. Hal ini

dapat di representasikan secara visual di Gambar 2.4

Gambar 2.4: Kanal dan frekuensi tengah untuk 802.11b.

Perlu dicatat bahwa kanal 1,6 dan 11 tidak saling overlap.

Untuk daftar lengkap kanal dan frekuensi tengahnya untuk 802.11b/g dan

802.11a, dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel-tabel berikut menunjukkan nomor saluran dan frekuensi tengah untuk

802.11a dan 802.11 b/g. perhatikan bahwa sementara semua frekeunsi ini

termasuk ISM yang tidak berlisensi dan Band U-NII, tidak semua salurant

tersedia di semua negara. Banyak daerah memberlakukan larangan pada daya

output dan penggunaan dalam ruang/luar ruang pada beberapa saluran.

Regulasi ini berubah secara cepat, sehingga selalu ceklah regulasi lokal

15

Page 16: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

sebelum memancarkan.

Perhatikan bahwa tabel-tabel ini menunjukkan frekuensi tengah untuk setiap

saluran. Saluran selebar 22MHz pada 802.11b/g, dan 20MHz di 802.11a.

2.9. PERILAKU GELOMBANG RADIO

Ada beberapa perilaku gelombang radio yang sangat mempengaruhi kekuatan

signal dan kualitas jaringan :

16

Page 17: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

a. Semakin panjang gelombang, semakin jauh gelombang radio merambat.

b. Semakin panjang panjang gelombang, semakin mudah gelombang melalui

atau mengitari penghalang.

c. Semakin pendek panjang gelombang, semakin banyak data yang dapat

dikirim.

Aturan di atas, merupakan simplifikasi dari perilaku gelombang secara umum,

mungkin akan mudah di mengerti melalui contoh berikut ini

a. Gelombang Panjang menjalar lebih jauh

Untuk daya pancar yang sama, gelombang dengan panjang gelombang

yang lebih panjang cenderung untuk dapat menjalar lebih jauh daripada

gelombang dengan panjang gelombang pendek. Effek ini kadang kala

dapat terlihat di radio FM, jika di bandingkan jarak pancar pemancar FM

di wilayah 88MHz dengan wilayah 108MHz. Pemancar dengan frekuensi

yang lebih rendah cenderung untuk dapat mencapai jarak yang lebih jauh

di bandingkan dengan pemancar dengan frekuensi yang tinggi pada daya

yang sama.

b. Gelombang panjang lebih mudah melewati penghalang

Sebuah gelombang di air panjang gelombang-nya 5 meter tidak akan di

hentikan oleh sebuah potongan kayu yang panjangnya 5 mm di air. Jika

ada potongan kayu yang panjang 50 meter, misalnya kapal, maka potongan

kayu tersebut akan terbawa oleh gelombang tersebut. Jarak sebuah

gelombang dapat berjalan tergantung pada hubungan antara panjang

gelombang dengan ukuran penghalang yang ada di jalur rambatan

gelombang.

Lebih sulit untuk menggambarkan gelombang bergerak “menembus”

objek padat, tapi hal ini merupakan salah satu hal biasa di gelombang

elektromagnetik. Gelombang dengan panjang gelombang yang panjang

(atau frekuensi makin rendah) cenderung untuk dapat menembus objek

17

Page 18: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

lebih baik di bandingkan dengan yang panjang gelombang-nya pendek

(fekuensi-nya lebih tinggi).

Sebagai contoh, radio FM (88-108MHz) dapat menembus bangunan atau

berbagai halangan dengan lebih mudah. Sementara yang gelombangnya

lebih rendah, seperti, handphone GSM yang bekerja pada 900MHz atau

1800MHz, akan lebih sukar untuk menembus bangunan. Memang effek ini

sebagian karena perbedaan daya pancar yang digunakan di radio FM

dengan GSM, tapi juga sebagian karena pendek-nya panjang gelombang di

sinyal GSM.

c. Gelombang yang pendek dapat membawa data lebih banyak

Semakin cepat gelombang berayun atau bergetar, semakin banyak

informasi yang dapat dia bawa-setiap getaran atau ayunan dapat digunakan

untuk mengirimkan bit digital, ‘0’ atau ‘1’, ‘ya’ atau ‘tidak’.

Ada sebuah prinsip yang dapat di lihat di semua jenis gelombang, dan

amat sangat berguna untuk mengerti proses perambatan gelombang radio.

Prinsip tersebut di kenal sebagai Prinsip Huygens, yang diambil dari

nama Christiaan Huygens, seorang matematikawan, fisikawan dan

astronomer Belanda 1629-1695.

Bayangkan jika anda menggunakan sebuah tongkat kecil dan memasukan

tongkat tersebut ke sebuah kolam yang airnya tenang, kemudian

menyebabkan air bergoyang bahkan mungkin berdansa. Gelombang akan

meninggalkan pusat dari tongkat-tempat anda memasukan tongkat-dalam

bentuk lingkaran.

Jika kita perhatikan, jika ada partikel air yang bergoyang, mereka akan

menyebabkan partikel tetangga-nya ntuk melakukan hal yang sama dari

semua pusast perubahan, maka gelombang sirkular yang baru akan

dimulai. Hal ini, dalam bentuk yang sederhana, adalah prinsip Huygens.

Dari terjemahan di wikipedia.org,

18

Page 19: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

“Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap muka gelombang

dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang

baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang

gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang

yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air.”

Prinsip Huygens berlaku untuk gelombang radio maupun gelombang di air,

maupun suara bahkan cahaya-hanya saja panjang gelombang cahaya

sangat pendek sekali untuk memungkinkan manusia melihat efek Huygens

secara langsung.

Prinsip ini membantu kita untuk mengerti difrasi maupun zone fresnel,

yang dibutuhkan untuk “line of sight” (LOS) maupun kenyataan bahwa

kadang-kadang kita dapat mengatasi wilayah tidak “line of sight”.

d. Absorsi/penyerapan

Pada saat gelombang elektromagnetik menabrak sesuatu (suatu material),

biasanya gelombang akan menjadi lebih lemah atau teredam. Berbanyak

daya yang hilang akan sangat tergantung pada frekuensi yang digunakan

dan tentunya material yang di tabrak. Kaca jendela bening transparan

terhadap cahaya, sedang kaca rayband akan mengurangi intensitas cahaya

yang masuk dan juga radiasi ultraviolet.

Seringkali, koefisian absorsi digunakan untuk menjelaskan efek material

terhadap radiasi. Untuk gelombang mikro (microwave), ada dua (2)

material utama yang menjadi penyerap, yaitu,

Metal. Elektron bergerak bebas di metal, dan siap untuk berayun

oleh karenanya akan menyerap energy dari gelombang yang lewat.

Air. Gelombang mikro akan menyebabkan molekul air bergetar,

yang pada proses-nya akan mengambil sebagian energi

19

Page 20: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

gelombang.1

Untuk kepentingan pembuatan jaringan nirkabel secara praktis, kita akan

melihat metal dan air sebagai penyerap gelombang yang baik. Kita tidak

mungkin dapat menembus mereka. Walaupun kalau ada lapisan air yang

tipis sebagian dari daya gelombang akan dapat menembus. Lapisan air

merupakan penghalang gelombang mikro, kira-kira sama dengan tembok

pada cahaya. Jika kita berbicara tentang air, kita harus ingat bahwa air

mempunyai banyak bentuk: hujan, kabut, awan, dan banyak lagi yang

harus di lalui oleh sambungan radio. Air mempunyai banyak dampak yang

besar, dan dalam banyak kesempatan perubahan cuaca sangat mungkin

untuk membuat sambungan radio menjadi putus.

Ada material lain yang mempunyai efek yang lebih kompleks terhadap

penyerapan gelombang radio. Untuk pohon dan kayu, banyaknya

penyerapan sangat tergantung pada jumlah air yang ada pada-nya. Kayu

tua yang mati dan kering relatif transparan bagi jumlah gelombang mikro,

sementara kayu yang masih segar dan basah biasanya akan menyerap

cukup besar gelombang mikro.

Plastik dan material yang sejenis pada umumnya tidak menyerap banyak

energy radio tapi tergantung dari frekuensi dan tipe material. Sebelum kita

menggunakan komponen dari plastik, misalnya, untuk memproteksi

peralatan radio maupun antenna dari cuaca, sebaiknya kita uku lebih dulu

apakah material plastik yang kita gunakan akan menyerap gelombang

radio sekitarfrekuensi 2,4GHz. Cara paling sederhana untuk mengukur

penyerapan sinyal 2,4GHz di plastik adalah dengan meletakan contoh

plastik yang akan kita gunakan di oven microwave selama beberapa menit.

1 Mitos yang banyak berkembang di masyarakat adalah air akan “beresonansi” pada frekuensi 2,4GHz oleh karena-nya digunakan 2,4GHz microwave oven. Sebetulnya, air tidak “beresonansi” pada frekuensi tertentu yang ada, molekul air akan berputar dan bergetar karena adanya gelombang radio, dan panas akan muncul karena adanya daya yang tinggi dari gelombang radio pada semua frekuensi. Kebetulan saja 2,4 GHz adalah frekuensi ISM yang tidak perlu lisensi, oleh karena itu secara politik merupakan pilihan yang baik untuk oven microwave.

20

Page 21: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Jika plastik tersebut panas, berarti plastik tersebut menyerap energy

microwave dan sebaiknya jangan digunakan untuk membuat proteksi anti

cuaca untuk peralatan antenna dan radio.

Terakhir, ada baiknya kita membicarakan tentang diri kita sendiri :

manusia, dan tentunya juga hewan, yang sebagian besar mengandung air.

Untuk jaringan nirkabel, manusia akan dilihat sebagai sebuah kantong

yang besar berisi air, yang akan menyerap gelombang mikro cukup kuat.

Mengarahkan sebuah akses point di kantor sehingga sinyal harus

menembus banyak orang adalah kesalahan fatal dalam merancang jaringan

di sebuah gedung perkantoran. Hal yang sama juga berlaku untuk hotspot,

instalasi di cafe, perpustakaan maupun di instalasi luar ruangan.

e. Refleksi/Pantulan

Seperti hal-nya cahaya, gelombang radio juga akan terpantul jika

gelombang tersebut bersentuhan dengan material yang cocok untuk itu.

Untuk gelombang radio, sumber utama dari pantulan adalah metal dan

permukaan air. Aturan terjadinya pantulan cukup sederhana, sudut

masuknya gelombang ke permukaan akan sama dengan sudut sinyal di

pantulkan. Perlu di perhatikan bahwa dalam pandangan gelombang radio

sebuah terali besi atau sekumpulan tiang besi yang rapa sama dengan

sebuah permukaan yang padat, selama sekumpulan tiang lebih kecil dari

panjang gelombang radio-nya. Pada frekuensi 2,4GHz, metal grid dengan

jarak satu cm akan berfungsi sama dengan panel metal.

Walaupun aturan refleksi sangat sederhana, segala sesuatu akan menjadi

sangat kompleks jika kita bayangkan interior kantor dengan banyak sekali

objek metal yang kecil dengan bentuk yang sangat kompleks. Hal yang

sama juga terjadi di situasi pinggiran kota : perhatikan sekeliling anda di

lingkungan kota coba untuk melihat semua objek metal yang ada. Hal ini

yang menyebabkan terjadinya efek multipath, sinyal yang mencapai

21

Page 22: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

tujuan melalui jalur yang berbeda-beda, dan tentunya waktu yang berbeda-

beda, yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam jaringan

nirkabel.

Permukaan air, dengan gelombang dan riak yang berubah setiap waktu,

akan menyebabkan pantulan dari objek akan menjadi sulit untuk di hitung

dan di perkirakan secara tepat.

Gambar 2.5: Pantulan dari gelombang radio. Sudut masuk gelombang

akan sama dengan sudut dri pantulan. Sebuah bentuk parabolik akan

menggunakan efek ini untuk menkonsentrasikan gelombang radio yang

tersebar di permukaannya menuju satu tujuan.

Kita juga harus menambahkan bahwa polarisasi gelombang juga ada efek-

nya: gelombang dengan polarisasi yang berbeda pada umumnya akan

dipantulkan secara berbeda.

Kita dapat menggunakan refleksi untuk memperoleh keuntungan dalam

membangun antena: misalnya kami menempatkan parabola besar di

belakang radio pemancar/penerima yang kita gunakan untuk

mengumpulkan dan membundel sinyal radio menuju titik yang kecil.

22

Page 23: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

f. Difraksi

Difraksi akan tampak seperti pembelokan dari gelombang pada saat

menabrak sebuat objek. Hal ini merupakan efek dari “gelombang akan

mengitari pojokan”.

Bayangkan sebuah gelombang di air merambat dalam barisan gelombang

yang lurus, seperti barisan gelombang yang sering kita lihat di pantai.

Bayangkan jika kita meletakan penghalang benda padat, misalnya pagar

kayu yang rapat, yang menghalangi pergerakan gelombang, jika kita

memotong pagar tersebut, dan membuat bukaan sempit di pagar, seperti

sebuah pintu yang kecil. Dari bukaan tersebut, sebuah gelombang sirkular

akan di mulai, dan akan merambat ke berbagai tempat yang tidak garis

lurus dari pembukaan yang kita buat, tapi juga ke lokasi-lokasi yang ada di

samping pembukaan. Jika kita melihat barisan gelombang-yang mungkin

saja berupa gelombang elektromagnetik-sebagai sinar yang lurus, akan

susah untuk menerangkan bagaimana caranya mencapai titik-titik yang

tersembunyi di balik penghalang. Dengan model barisan gelombang, maka

fenomena ini manjadi masuk akal.

Gambar 2.6: Difraksi melalui celah sempit.

23

Page 24: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Prinsip Huygens memberikan sebuah model untuk mengerti perilaku ini.

Bayangkan pada saat tertentu, semua titik di barisan gelombang menjadi

titik awal dari gelombang kecil yang menyebar. Ide ini kemudian di

kembangkan oleh Fresnel, apakah hal ini cukup untuk menjelaskan

fenomena yang terjadi memang masih menjadi perdebatan. Akan tetapi

untuk kebutuhan kita, model Huygens dapat menjelaskan effek yang

terjadi dengan cukup baik.

Gambar 2.7: Prinsip Huygens

Melalui kemampuan untuk difrasi, gelombang akan “membelok” melewati

pojokan atau melalui pembukaan kecil yang ada di penghalang. Untuk

panjang gelombang cahaya biasanya terlalu kecil untuk menusia melihat

efek ini secara langsung. Pada gelombang mikro, dimana panjang

gelombannya beberapa centimeter, akan menampakan efek difraksi saat

gelombang menabrak tembok, puncak gunung, dan berbagai halangan

lainnya. Saat gelombang menabrak tembok, puncak gunung, dan berbagai

halangan lainnya. Tampaknya seperti penghalang akan menyebabkan

gelombang mengubah arah-nya dan mengitari sisi/pojokan penghalang.

24

Page 25: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 2.8: Difraksi melalui puncak gunung

Perlu dicatat bahwa difraksi akan membabani daya, energy dari

gelombang yang terdifraksi akan sangat jauh lebih kecil dari barisan

gelombang asal-nya. Pada aplikasi yang sangat spesifik, kita dapat

mengambil keuntungan dari difraksi untuk mengatasi hambatan.

g. Interferensi

Jika kita bekerja dengan gelombang, satu tambah satu belum tentu sama

dengan dua. Hasilnya kadang-kadang bisa saja jadi nol.

Gambar 2.9: Interferensi Konstruktif dan Destruktif

Untuk dapat mengerti apa yang di maksud, bayangkan jika kita

menggambar dua (dua) gelombang sinus dan dan menjumlahkan

25

Page 26: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

amplitidanya. Pada saat puncak bertemu dengan puncak, maka kita akan

memperoleh hasil yang maksimum (1 + 1 = 2). Hal ini disebut interferensi

konstruktif. Akan tetapi, jika puncak bertemu dengan lembah, kita akan

memperoleh penghilangan dari sinyal ((1 + (-)1 = 0) – interferensi

destruktif.

Kita sebetulnya dapat dengan mudah mencoba hal ini pada gelombang di

air dan dua buah tongkat kecil untuk membuat gelombang melingkar-kita

akan melihat bahwa pada tempat dimana dua gelombang bertemu, akan

ada tempat yang mempunyai puncak gelombang yang tinggi sementara di

beberapa tempat lainnya hampir rata dan datar.

Agar seluruh barisan gelombang menjumlah atau meniadakan satu sama

lain secara sempurna, kita harus mempunyai dua gelombang yang

mempunyai panjang gelombang dan hubungan fasa yang tetap. Hal ini

berarti jarak puncak gelombang yang satu dengan puncak gelombang yang

lain tetap.

Dalam teknologi wireless, istilah interferensi biasanya digunakan untuk

hal yang lebih luas untuk gangguan dari sumber RF (Radio Frekuensi),

seperti, dari kanal tetangga. Oleh karenanya, seorang wireless networker

jika berbicara tentang interferensi biasanya mereka membicarakan

berbagai gangguan oleh jaringan lain, atau sumber gelombang mikro

lainnya. Interferensi merupakan salah satu kesulitan utama pada saat

membangun sambungan wireless, terutama di lingkungan perkotaan atau

ruangan yang tertutup, seperti , ruangan seminar atau konferensi dimana

banyak jaringan akan saling berkompetisi ntuk menggunakan spektrum

frekuensi yang ada.

Pada saat gelombang dengan amplituda yang sama tapi berbeda fasa saling

bersilangan, gelombang akan saling menghilangkan dan tidak akan ada

26

Page 27: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

sinyal yang diterima. Sering kali, gelombang akan bergabung satu sama

lain membentuk gelombang bersama yang tidak berarti apa-apa sehingga

tidak dapat digunakan untuk komunikasi. Teknik modulasi dan

menggunakan banyak kanal akan menolong dengan masalah interferensi,

tapi tidak dapat menghilangkan sama sekali.

2.10. LINE OF SIGHT

Istilah line of sight, sering kali di singkat sebagai LOS, sangat mudah

untuk di mengerti jika kita berbicara tentang cahaya tampak: jika kita dapat

melihat titik B dari titik A tidak ada penghalang antara A dan B, maka kita

mempunyai Line of Sight.

Konsep line of sight menjadi lebih kompleks jika kita menggunakan

gelombang mikro. Ingat bahwa sebagian besar karakteristik

perambatan/propagasi gelombang elektromagnetik tergantung pada panjang

gelombang-nya. Hal ini kira-kira mirip dengan pelebaran gelombang pada saat

gelombang tersebut berjalan. Panjang gelombang cahaya sekitar 0,5

mikrometer, sementara gelombang mikro yang kita gunakna dalam jaringan

wirless mempunyai panjang gelombang beberapa sentimeter. Konsekuensi-

nya, pancaran gelombang mikro akan lebih lebar, dalam bahasa yang

sederhana gelombang mikro membutuhkan ruang atau jalan yang lebih lebar.

Perlu dicatat bahwa pancaran cahaya tampak juga akan melebar sama

dengan dengan gelombang mikro, jika kita mengijinkan cahaya untuk

bergerak cukup jauh, kita akan melihat pelebaran pancaran walaupun cahaya

mempunyai panjang gelombang yang pendek. Jika kita mengarahkan sinar

lasser yang sangat fokus ke bulan, maka pancaran sinar laser tersebut akan

melebar sampai sekitar jari-jari 100 meter pada saat sinar laser tersebut

menyentuh permukaan bulan. Kita dapat melihat dengan jelas efek ini di

malam hari yang cerah dengna laser pointer, yang biasa digunakan untuk

presentasi, dan keker/binokular. Kita tidak perlu mengarahkan ke bulan, coba

saja arahkan ke gunung yang jauh, atau bangunan yang jauhm misalnya, tower

27

Page 28: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

tangki air. Kita akan melihat dengan jelas bahwa jari-jari pancaran akan

bertambah dengan semakin jauh-nya jarak yang di tempuh.

Jadi line of Sight yang kita butuhkan agar dapat terjadi sambungan

wireless yang optimal antara A dan B sebetulnya lebih dari sekedar garis lurus

yang tipis-tapi lebih berbentuk cerutu, atau sebuah elips. Lebar cerutu/elips

tersebut di kenal sebagai konsep fresnel zones.

2.11. FRESNEL ZONE

Teori sesungguhnya Fresnel (di eja “Fray-nell”) zones sebetulnya cukup

kompleks. Tapi konsep Fresnel cukup mudah untuk dipahami: kita

megetahui dari prinsip Huygens bahwa setiap titik dari barisan gelombang

adalah tempat berawalnya gelombang sirkular. Kita mengetahui bahwa

pancaran gelombang mikro akan melebar saat dia meninggalkan antenna.

Kita juga tahu bahwa gelombang pada satu frekuensi akan berinterferensi

satu sama lain.

Dari sudut yang sederhana, teori Fresnel zone melihat garis lurus antara A

dan B, dan ruang di sekitar garis lurus tersebut untuk melihat apa yang akan

terjadi pada saat sinyal sampai di B. beberapa gelombang akan merambat

langsung dari A ke B, beberapa lainnya akan merambat keluar garis lurus.

Akibatnya jalur yang ditempuh menjadi lebih panjang, hal ini menimbulkan

perbedaan fasa antara sinyal yang langsung dengna yang tidak langsung.

Pada saat perbedaan fasa adalahs atu panjang gelombang, kita akan melihat

interferensi konstruktur: sinyal pada dasarnya bertambah. Melihat kondisi

ini dan menghitung, kita akan melihat adanya daerah lingkaran sekitar garis

lurus antara A dan B yang akan berkontribusi terhadap sinyal yang tiba di B.

28

Page 29: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 2.10:Fresnel zone akan sebagian di blok pada hubungan ini, walaupun

secara kasat mata tampaknya line of sight bebas hambatan.

Perlu dicatat bahwa ada banyak kemungkinan Fresnel Zone, tapi kita hanya

akan fokus pada wilayah/zone satu (1) saja. Jika di wilayah zone 1 terhalang

oleh penghalang, seperti, pohon atau bangunan, maka sinyal yang akan tiba

di ujung yang akan semakin kecil. Pada saat kita membuat hubungan

wireless, kita perlu memastikan bahwa wilayah/zone tersebut bebas dari

hambatan. Tentunya saja tidak ada yang sempurna, dalam jaringan wireless

biasanya kita memastikan bahwa 60 persen dari radius dari Fresnel Zone

yang pertama bebas dari penghalang.

Berikut adalah rumus untuk menghitung Fresnel Zone yang pertama :

Keterangan :

r : jari-jari dari zone tersebut dalam meter (m)

d1 dan d2 : jarak dari penghalang ke kedua ujung dari sambungan wireless

d : adalah jarak total sambungan dalam meter (m)

f : adalah frekuensi dalam MHz

perlu di catat bahwa rumus di atas akan memberikan jari-jari / radius dari

zone, bukan ketinggian dari atas tanah. Untuk menghitung ketinggian dari

atas tanah, kita perlu mengurangi dari ketinggian garis lurus antara dua

tower wireless yang saling berhubungan.

29

r = 17.31 * sqrt((d1*d3)/(f*d))

Page 30: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Sebagai contoh, mari kita menghitung jari-jari Fresnel Zone yang pertama di

tengah sambungan wireless yang panjangnya dua (2) km, bekerja pada

frekuensi 2,437 GHz (802.11b kanal 6) :

Jika kita asumsikan ke dua tower di kedua ujung tinggi-nya sepuluh (10)

meter, maka Fresnel Zone yang pertama akan berada sekitar 2,16 meter di

atas tanah pada lokasi tengah-tengah sambungan. Beberapa ketinggian

bangunan pada titik tersebut 60% dari Fresnel Zone yang pertama harus

bebas hambatan?

Bagikan hasil di atas ke 10 meter, kita dapat melihat bahwa sebuah

bangunan dengan ketinggian 5,5 meter di tengah sambungan akan memblok

sampai 40% dari Fresnel Zone yang pertama. Hal ini biasanya dapat

diterima, tapi untuk memperbaiki kondisi sambungan kita perlu menaikan

antenna lebih tinggi, atau mengubah arah sambungan untuk menghindari

penghalang.

2.12. DAYA

Semua gelombang elektromagnetik akan membawa energy-kita dapat

merasakan-nya pada saat kita menikmati (atau menderita) panas dari

matahari. Jumlah energy yang di terima pada satu waktu tertentu di sebut

daya. Daya P adalah kunci utama yang memungkinkan sambungan wireless

dapat beroperasi: kita akan membutuhkan daya minimal tertentu untuk agar

30

r = 17.31 sqrt ((1000 *1000) / (2437 * 2000))r = 17.31 sqrt (1000000 / 4874000)r = 7.84 meter

r = 0.6 * 17.31 sqrt ((1000 * 1000) / (2437 * 2000)r = 0.6 * 17.31 sqrt (600000 / 4874000)r = 4.70 meter

Page 31: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

sinyal yang di terima dengan baik.

Kita akan kembali ke berbagai detail tentang transmisi daya, redaman,

penguatan dan sensitifitas radio. Berikut ini akan di diskusikan secara

singkat bagaimana daya P di definisikan dan di ukur.

Medan listrik di ukur dalam v/m (beda potensial per meter), daya yang ada

di dalam-nya setara dengna medan listrik di kuadratkan.

Secara praktis, kita dapat mengukur daya menggunakan sejenis penerima,

misalnya, sebuah antenna dan volmeter, power meter, osciloscope atau

bahkan radio/wifi card di laptop. Melihat secara langsung daya yang ada di

sinyal pada dasarnya melihat kuadrat dari sinyal dalam Volt (tegangan).

Menghitung daya dengan dB

Teknik terpenting untuk menghitung daya adalah melakukan perhitungan

denggan desibel (dB). Tidak ada teori fisika baru dibelakang dB-ini

hanyalah cara yang dikembangkan agar proses perhitungan menjadi sangat

sederhana.

Desibel adalah sebuat unit tanpa dimensi, yang di definsikan berupa

hubungan antara dua daya yang kita ukur. Desibel di definisikan sebagai :

Keterangan :

dB : desibel

P1 dan Po : dua nilai yang akan di bandingkan

Biasanya dalam kasus yang kita tangani, nilai tersebut adalah daya.

Mengapa desibel menjadi proses perhitungan yang mudah? Banyak

31

P ~ E2

dB = 10 * log (P1 / P0)

Page 32: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

fenomena alam terjadi dalam bentuk-bentuk exponensial. Sebagai contoh,

telinga manusia akan merasakan suara dua kali suara yang lain jika suara

tersebut secara fisik sepuluh kali lebih besar. Contoh lain, yang cukup dekat

dengan apa yang kita akan bahas, adalah absorpsi / serapan. Misalnya ada

sebuah tembok pada jalur sambungan wireless. Setiap meter dari tembok

akan mengambil setengah dari sinyal yang tersedia. Hasil perhitungan akan

sebagai berikut:

hal ini merupakan perilaku exponensial.

Jika kita telah mulai terbiasa dengan trik perhitungan menggunakan

logaritma (log), maka segala sesuatu-nya akan menjadi lebih mudah, dari

pada mengambil pangkat n, kita cukup mengalikan dengan n. daripada

mengalikan nilai, kita cukup menambahkan nilai.

Berikut adalah beberapa nilai yang sering penting untuk di ingat:

Contoh lain dari unit yang tanpa dimensi adalah persen (%) yang juga

digunakan dalam banyak besaran dan angka. Memang hasil pengukuran

seperti meter atau gram adalah tetap, tapi unit tanpa dimensi

32

0 meter = 1 (full signal)

1 meter = ½

2 meter = ¼

3 meter = 1/8

4 meter = 1/16

n meter = 1/2n = 2-n

+3 db = daya dobel

-3 db = daya setengah

+10 db = daya sepuluh kali lebih besar

-10 db = daya seper sepuluh kali lebih kecil

Page 33: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

memperlihatkan sebuah hubungan.

Lebih lanjut tentang unit tanpa dimensi dB, ada besaran relatif yang berbasis

pada besaran P0 tertentu. Yang sangat relevan dengan apa yang kita akan

gunakan adalah:

dBi relatif ke antenna isotropik yang ideal

sebuah antenna isotropic adalah sebuah antenna ideal yang

mendistribusikan daya secara merata ke segala arah. Antenna isotropic dapat

di dekati dengan sebuah dipole, tapi sebuah antenna isotropic tidak mungkin

dapat dibuat pada kenyataannya. Sebuah model antenna isotropic sangat

bermanfaat untuk menjelaskan penguatan relatif sebuah antenna di dunia

nyata.

Sebuah cara yang umum digunakan untuk mengespresikan daya adalah

dalam miliwatt. Berikut adalah equivalen daya yang di ekspresikan dalam

miliwatt dan dBm.

2.13. MENENTUKAN SUDUT TILT ANTENNA

Sudut Tilt Antenna merupakan sudut yang dibentuk karena ada perbedaan

33

dBm relatif ke P0 = 1 mW

1 mW = 0 dBm

2 mW = 3 dBm

100 mW = 20 dBm

1 W = 30 dBm

Page 34: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

tinggi antena dari titik pancar menuju titik penerima, namun antena tilt tidak

terlalu penting terutama untuk komunikasi Point To Point di tanah datar,

tetapi akan menjadi sangat penting apabila medan yang dikerjakan memiliki

perbedaan ketinggian yang curam, untuk menghitung sudut tilt antenna

seperti dibawah ini :

Gambar 2.11 : Perhitungan tilt Antenna

Keterangan :

Angle : Tilt/Sudut Antenna

Hb : Ketinggian dari antenna base Station

Hr : Ketinggian dari antenna penerima

Distance : jarak antara titik antenna

A : sudut dalam radian (bukan derajat)

Dengan menggunakan rumus diatas maka sudut tilt Antenna dapat di hitung

dengan cepat dan mudah.

2.14. PROTOKOL JARINGAN

Teknologi utama yang banyak digunakan untuk membuat jaringan nirkabel

adalah keluarga protokol 802.11, dikenal juga sebagai Wi-fi. Keluarga

protokol 802.11 dari protokol radio (802.11a,802.11b, dan 802.11g) telah

menikmati popularitas yang luar biasa di Amerika Serikat dan Eropa.

34

Page 35: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Dengan menggunakan keluarga protokol yang sama, para produsen di

seluruh dunia telah membuat peralatan yang saling interoperable . keputusan

ini telah terbukti menjadi anugrah yang luar biasa terhadap industri dan para

konsumen. Konsumen dapat memakai peralatan yang menggunakan 802.11

tanpa harus takut terhadap ketergantungan terhadap suatu pedagang.

Hasilnya, konsumen bisa membeli peralatan murah dalam volume yang

sudah menguntungkan para produsen. Jika para produsen memilih untuk

tetap memakai protokol mereka sendiri, sepertinya tidak mungkin jaringan

nirkabel dapat semurah dan bisa ada dimana-mana seperti sekarang ini.

Sementara protokol-protokol baru seperti 802.16 (dikenal juga sebagai

WiMax) seperti bisa menyelesaikan beberapa kesulitan yang tampak pada

802.11, mereka tampaknya harus melalui jalan yang panjang untuk dapat

menyaingi popularitas peralatan 802.11. Ada banyak protokol di keluarga

802.11, dan tidak semua berhubungan langsung dengan protokol radio itu

sendiri. Ada tiga (3) standar nirkabel yang sekarang di implementasikan di

kebanyakan peralatan yang sudah siap pakai, yaitu:

2.14.1. Protokol 802.11b

Prokol ini disahkan oleh IEEE pada tanggal 16 September 1999,

802.11b mungkin adalah protokol jaringan nirkabel yang paling

populer yang dipakai saat ini. Jutaan alat-alat untuk mendukungnya

telah dikeluarkan sejak 1993. Protokol ini memakai modulasi yang

dikenal sebagai Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) di

bagian dari ISM band dari 2.400 sampai 2.495 GHz. Dia

mempunyai kecepatan maximum 11 Mbps, dengan kecepatan

sebenarnya yang bisa dipakai sampai 5 Mbps.

2.14.2. Protokol 802.11g

Protokol ini belum disahkan sampai Juni 2003, 802.11g merupakan

pendatang yang telat di pasar nirkabel. Biarpun terlambat, 802.11g

sekarang menjadi standar protokol jaringan nirkabel de facto

35

Page 36: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

karena sekarang dia anda hakekatnya dipakai di semua laptop dan

kenyanyakan alat-alat handled lainnya. 802.11g memakai ISM

band yang sama dengan 802.11b, tetapi memakai modulasi yang

bernama Orthogonal Frequency Division Multiplecing (OFDM).

protokol ini punya kecepatan maximum data 54Mbps (dengan

throughput yang bisa dipakai sebesar 22Mbps), dan bisa turun

menjadi 11Mbps DSSS atau lebih lambat untuk kecocokan dengan

802.11b yang sangat populer.

2.14.3. Protokol 802.11a

Protokol ini disahkan juga oleh IEEE pada tanggal 16 September

1999, 802.11a memakai OFDM. protokol ini punya kecepatan

maximum data 54 Mbps, dengan throughput sampai setinggi 27

Mbps. 802.11a beroperasi di ISM band antara 5.745 dan 5.805

GHz, dan di bagian dari UNII band diantara 5.150 dan 5.320 GHz.

Protokol ini tidak cocok dengan 802.11b atau 802.11g, dan

frekuensi yang lebih tinggi berarti jangkauannya lebih pendek dari

pada 802.11b/g dengan daya pancar yang sama. Memang bagian

dari spektrumnya relatif tidak dipakai dibandingkan dengan 2.4

GHz, sayangnya protokol ini hanya legal digunakan di sedikit

negara di dunia.

Selain dari standar di atas, ada beberapa pengembangan pada

peralatan, kecepatan yang tinggi, enkripsi yang lebih kuat, dan

jangkauan lebih jauh, yang vendor-specific. Sayangnya

pengembangan ini tidak bisa bekerja di antara peralatan-peralatan

dari produsen lain, dan membeli membeli mereka mengharuskan

anda memakai pedagang itu di semua bagian jaringan anda.

Peralatan dan standar baru (seperti 802.11y, 802.11n, 802.16,

MIMO dan WiMAX) menjanjikan pertambahan kecepatan dan bisa

diandalkan yang signifikan.

36

Page 37: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

37

Page 38: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. METODE PENELITIAN

Penelitian memerlukan suatu langkah-langkah yang benar sesuai

dengan tujuan penelitian, agar penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Observasi Langsung dan Metode Wawancara yang sudah di kelompokan

menurut Crawford (1928).

Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik

dalam waktu yang lama dengan metode ilmiah serta aturan-aturan yang

berlaku, untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka

diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang

dengan dalam dangkalnya penelitian yang akan dikerjakan. Penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan metode Observasi Langsung dan Metode

Wawancara, maka perlu sekali diketahui beberapa sumber yang harus

digunakan dalam penelitian obyek tersebut, kemudian guna pelengkapan data

sangat penting sekali bagi penulis untuk melakukan beberapa kegiatan

pencarian data dan beberapa pendapat baik dari para pakar ataupun khalayak

umum. Pencarian data ini digunakan supaya mendapatkan hasil yang tepat

guna keperluan evaluasi. Proses penelitian ini ditujukan untuk dapat

menyelesaikan permasalahan gangguan yang terjadi pada jaringan backbone

tersebut sesuai dengan rumusan masalah pada BAB I, Adapun uraian dari

masing-masing tahapan metodologi adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Menganalisa Data merupakan langkah yang pertama dilakukan supaya

dalam pemantauan dan pencarian data di lapangan dapat dilakukan

dengan cepat dan tepat, pengumpulan data ini penulis lakukan dengan

cara Observasi Langsung dan Wawancara.

2. Pengolahan data

Pada tahap ini penulis akan mengolah data-data yang sudah didapatkan

38

Page 39: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

dan dari data-data tersebut akan diketahui permasalahan dan solusi untuk

permasalahan tersebut.

3. Kesimpulan

Proses ini merupakan proses terpenting untuk dapat mengetahui titik

permasalahan yang terjadi berdasarkan data-data dan hasil analisa di

lapangan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk dapat digunakan sebagai acuan penanganan

permasalahan-permasalahan yang timbul di lain waktu.

3.2. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

1. Keberadaan Perusahaan

Nama Perusahaan : CV. Media ChiptaDirektur : Agus IndratnoAlamat : Jl. Wijaya Kusuma, Blok AA-12A, Perum Asli

Permai, Kelurahan KramatanKecamatan : WonosoboKabupaten : WonosoboPropinsi : Jawa tengahNo Akte : 55/CV/2005No NPWP : 14.138.259.8-524.000

2. Gambaran Umum Perusahaan

CV. Media Chipta adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

Teknologi Informasi (TI) di Wonosobo yang memberikan solusi dan

konsultasi, pengembagnan perangkat lunak (Software Development) untuk

jenis aplikasi desktop maupun website serta jaringan komputer dan pengadaan

perangkat teknologi informasi. Kami memberikan pengetahuan, keahlian dan

pengalaman serta sudah menjadi komitmen kami untuk melayani dan menjalin

hubungan yang baik dengan customer, dengan komitmen tersebut dan

efisiensi kerja, CV. Media Chipta siap memenuhi permintaan pelanggan yang

menetapkan standar tinggi. Perusahaan akan terus mengusahakan yang terbaik

untuk melayani semua customer. Kami memberikan komitmen penuh untuk

menyediakan solusi yang terbaik untuk pelanggan kami dan tidak pernah

39

Page 40: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

berhenti dalam melakukan penyempurnaan unsur-unsur pendukungnya.

Disamping perangkat keras dan perangkat lunak berteknologi tinggi, kami

memiliki peranan sangat penting didalam memberikan solusi yang tepat.

3.3. TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Tegowanu-Semarang dan Stasiun

Gambringan-Grobogan

b. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai bulan

Desember 2012. Seperti pada jadwal dibawah ini :

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan analisa gangguan jaringan Backbone (Stasiun

Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan)

40

Page 41: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

BAB IV

ANALISA GANGGUAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Persiapan Perlengkapan

Tahapan persiapan perlengkapan analisa merupakan langkah awal sebelum

terjun ke medan yang akan di analisa, karena medan yang akan dihadapi

jaraknya jauh dan menghabiskan waktu seharian untuk perjalanan maka

perlua disiapkan perlengkapan perlengkapan yang diperlukan, adapun

perlengkapan yang diperlukan meliputi software dan harware seperti berikut.

4.1.1. Perangkat Keras

Perlengkapan perangkat keras merupakan perlengkapan yang

digunakan untuk mendukung analisa dan perbaikan jaringan, berikut

ini perangkat keras yang digunakan ;

a. Waterpass

Gambar 4. 1 : Waterpass

Waterpass digunakan untuk mengukur kemiringan atau kedataran

siku penyangga antena (dudukan antena) karena apabila tidak di

ukur maka hasil pada pointing nya tidak tepat

b. Penggaris busur 3600

41

Page 42: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 4. 2 : Penggaris Busur 3600

Penggaris busur 3600 digunakan untuk mengukur sudut antena

yang dipasang

c. Penggaris 30 cm

Gambar 4. 3 : Penggaris 30cm

Digunakan untuk membantu dalam memudahkan mengambar

Pemetaan jaringan Backbone

d. Alat Tulis

Digunakan untuk mencatat semua hal yang berkaitan dengan

analisa dan mencatat hal-hal lain yang diperlukan

e. Notebook

Digunakan untuk mengkonfigurasi, monitoring, dan mengolah

data yang akan digunakan untuk perbaikan jaringan

f. Toolkit

Toolkit merupakan alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk

membongkar atau memasang perlengkapan jaringan seperti obeng,

kunci-kunci, isolasi, dan lain-;lain

g. GPS

42

Page 43: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 4. 4 : GPS Garmen

Perangkat GPS (Global Positioning System) ini digunakan untuk

menentukan koordinat posisi tower dan atau antena serta

ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut.

h. Kamera Digital

Kamera digital ini digunakan untuk melakukan dokumentasi

kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat pengumpulan data dan

untuk nandai objek yang terdekat dengan tower untuk

4.1.2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

menganalisa dan memudahkan dalam perbaikan jaringan, berikut ini

perangkat lunak yang diperlukan :

a. Google Earth 7.0.2.8415

Google Earth 7.0.2.8415 merupakan sebuah program globe virtual

yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole,

Inc. program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang

dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS

3D. tersedia dalam tiga lisensi berbeda, Google Earth sebuah versi

gratis dengan kemampuan terbatas yang akan difungsikan sebagai

pemetaan jalur tulang punggung jaringan.

b. Winbox

Winbox adalah utilitas kecil yang memungkinkan pemberian

43

Page 44: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Mikrotik RouterOS menggunakan GUI cepat dan sederhana.

Wibox ini merupakan win32 biner asli, tapi dapan dijalankan pada

Linus dan Mac OSX menggunakan wine. Winbox ini digunakan

untuk mengkonfigurasi Router dan untuk menganalisa Gangguan

pada jaringan Back bone

c. Edraw Max 8

Edraw Max 8 merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan

untuk mendesain topologi jaringan dan dapat difungsikan untuk

pembuatan laporan.

4.2. Pembentukan Tim

Tim merupakan sebuah kelompok yang sangat penting dalam penganalisaan

gangguan maupun perbaikan Gangguan karena dengan pergerakan tim maka

proses pengerjaan menjadi lebih mudah dan dapat menggunakan waktu

seefisien mungkin, adapun tim saya bagi menjadi dua tim untuk mengerjakan

di dua sisi Jaringan yang mengalami gangguan

Tim pertama terdiri dari :

1. Muhamad Soleh (Koordinator Tim)

2. Yulianto Rahman (Anggota Tim)

Tim pertema pertama bergerak untuk menangani analisa dan penyelesaian

gangguan di stasiun Gambringan-Grobogan

Tim kedua terdiri dari :

1. Budhi Cahyono Adi (Koordinator Tim)

2. Budhi Susilo (Anggota Tim)

3. Agung Nugroho (Anggota Tim)

Tim kedua bergerak untuk menangani analisa dan dan penyelesaian gangguan

di stasiun Tegowanu-Semarang

44

Page 45: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini adalah tahapan proses yang sangat perlu diperhatikan

dan ketelitian dalam proses pendataan karena akan berpengaruh terhadap

hasil pengolahan, berikut ini data-data yang disajikan :

4.3.1. Data Perancangan Topologi Jaringan Backbone

Dengan menggunakan data ini penganalisa dapat melakukan analisa

kebutuhan sistem yang diinginkan oleh perangcang jaringan sehingga

dalam penganalisaannya dapat dilakukan dengan cermat dan tepat serta

dapat memberikan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.

Berikut ini topologi yang digunakan dalam pembuatan Jaringan

Backbone :

Gambar 4. 5 : Topologi Jaringan-1

G

ambar 4. 6 : Topologi Jaringan-2

45

Page 46: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 4. 7 : Topologi Jaringan-3

Berdasarkan pada topologi di atas, konsep jaringan yang digunakan

adalah dengan mode bridging.

4.3.2. Beban Bandwidth Masing-Masing Backbone

No RKOJumlah

Kamera

Bandwidth

/ Kamera

Jumlah

Bandwidth

1 RKO1 (AlasTuwo) 32 1024 kbps 32Mbps

2 RKO2(Gambringan) 36 1024 kbps 36Mbps

3 RKO3(Cepu) 25 1024 kbps 25Mbps

Total Kebutuhan Bandwidth 93MBps

Dari data diatas dapat disimpulan bahwa kebutuhan total bandwidth

untuk jalur backbone dari Stasiun Tawang Hingga Bojonegoro adalah

93 MBps adapun monitoring pekerjaan di tampilkan pada RKAO-1,

RKO-2, dan RKO-3 sehingga untuk setiap Stasiun harus memenuhi

kebutuhan bandwidth diatas. Berdasarkan data diatas bandwidth ideal

yang diperlukan dari stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun

Gambringan adalah 44 MBps namun kenyataan dilapangan hanya

mencapai 10Mbps sehingga dengan bandwidth yang ada sekarang ini

menjadikan permasalahan utama yang harus segera diselesaikan

46

Page 47: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

4.3.3. Data Fisik/Hardware

Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan

Data : Fisik/Hardware

NO Data Kondisi Keterangan

1 Tegangan Listrik Baik 220V AC Stabil

2 Grounding Baik Terpasang

3 Stop Kontak BaikTerpasang

Kencang

5 Adaptor Baik48V DC 9,0 A

tidka drop

POE Baik Menyala Normal

6 Konektor RG45 Baik Tidak korosi

7 Kabel UTP BaikTidak kemasukan

air/ kering

8 HUB Linksys BaikTemperatur normal

Tidak drop

9 Box RouterBoard Tidak Baik

Tidak rapat,

kemasukan air,

tidak ada lubang

pembuangan air

10Routerboard

Mikrotik RB800Baik

Dibebani data

40MB tanpa RTO,

dan latensi kecil

11 Radio R52-HN Baik

Masih

mengeluarkan

sinyal

12 Kabel MMCX Baik Terpasang kencang

13 Kabel PIGTAIL Baik Terpasang kencang

14 Sambungan

Konektor

Tidak baik` Solasi kurang

rapat, kemasukan

47

Page 48: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

air

15Antena Kenbotong

dua polarisasiTidak baik

Horizontal-Kanan

Vertikal-atas, Baut,

Mur tidak kencang

16 Ketinggian Antena 73M

Diatas Antena

Micro Wave milik

sintel

17 Penghalang Baik LOS

18 Koordinat708’38.84”S

110054’49.63”E

Diambil dari data

GPS Garmen

Lokasi : Stasiun Tegowanu-Semarang

Data : Fisik/Hardware

NO Data Kondisi Keterangan

1 Tegangan Listrik Baik 220V AC Stabil

2 Grounding Baik Terpasang

3 Stop Kontak BaikTerpasang

Kencang

5 Adaptor Baik48V DC 9,0 A

tidka drop

POE Baik Menyala Normal

6 Konektor RG45 Baik Tidak korosi

7 Kabel UTP BaikTidak kemasukan

air/ kering

8 HUB Linksys BaikTemperatur normal

Tidak drop

9 Box RouterBoard Tidak Baik

rapat, tidak

kemasukan air,

tidak ada lubang

pembuangan air

10 Routerboard Baik Dibebani data

48

Page 49: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Mikrotik RB80040MB tanpa RTO,

dan latensi kecil

11 Radio SR-71 Baik

Masih

mengeluarkan

sinyal

12 Kabel MMCX Baik Terpasang kencang

13 Kabel PIGTAIL Baik Terpasang kencang

14Sambungan

KonektorTidak baik`

Solasi kurang

rapat, kemasukan

air

15Antena Kenbotong

dua polarisasiTidak baik

Horizontal-Kanan

Vertikal-atas, Baut,

Mur tidak kencang

16 Ketinggian Antena 73M

Diatas Antena

Micro Wave milik

sintel

17 Penghalang Baik LOS

18 Koordinat 703’9.94” S 110036’.73’’EDiambil dari data

GPS Garmen

49

Page 50: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

4.3.4. Data Konfigurasi Perangkat Lunak/Software

Data ini sangat perlu diambil karena konfigurasi sebuah router dapat

mempengaruhi kinerja dari router tersebut, serta kompleksitas

konfigurasi juga dapat mempengaruhi mempengaruhi beban dari

router tersebut, berikut ini data konfigurasi yang diambil dari

masing-masing router yang berada di Stasiun Gambringan-Grobogan

dan Stasiun Tegowanu-Semarang :

Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan

Data : Perangkat Lunak/Software

N

O

Konfigurasi Setting Kondisi

1 Bridge // interface bridge print

name="bridge1" mtu=1500

l2mtu=1600 arp=enabled

mac-address=00:15:6D:85:10:4D

protocol-mode=none priority=0x8000

auto-mac=yes admin-

mac=00:00:00:00:00:00 max-

message-age=20s forward-delay=15s

transmit-hold-count=6 ageing-

time=5m

//interface bridge port print

0 BB. Tenggowanu to Gambrring

bridge1

1 ether1 bridge1

2 BB. ST. Tegowanu To Tawang

bridge1

Baik

Wireless //interface wireless print

name="BB. Tenggowanu to

Gambring" mtu=1500 mac-

Tidak Baik

sering

Putus dan

50

Page 51: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

address=00:15:6D:85:10:4D

arp=enabled interface-type=Atheros

11N mode=ap-bridge ssid="BB.

TEGOWANU to GAMBRENGAN"

frequency=5200 band=5ghz-onlyn

channel-width=20/40mhz-ht-above

scan-list=default

wireless-protocol=unspecified wds-

mode=disabled wds-default-

bridge=none

wds-ignore-ssid=no bridge-

mode=enabled default-

authentication=yes default-

forwarding=yes default-ap-tx-limit=0

default-client-tx-limit=0 hide-

ssid=no security-profile=default

compression=no

Nyambung

dengan

radio

pemancar

Access

Point

IP Address //ip address print

192.168.100.4/16 192.168.0.0

bridge1

Baik

IP Route //ip route print

0 ADC 192.168.0.0/16

192.168.100.4 bridge1

Baik

51

Page 52: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan

Data : Perangkat Lunak/Software

N

O

Konfigurasi Setting Kondisi

1 Bridge // interface bridge print

name="bridge1" mtu=1500

l2mtu=1600 arp=enabled

mac-address=00:15:6D:85:10:4D

protocol-mode=none priority=0x8000

auto-mac=yes admin-

mac=00:00:00:00:00:00 max-

message-age=20s forward-delay=15s

transmit-hold-count=6 ageing-

time=5m

//interface bridge port print

0 BB. Tenggowanu to Gambrring

bridge1

1 ether1 bridge1

2 BB. ST. Tegowanu To Tawang

bridge1

Baik

Wireless //interface wireless print

name="BB. Gambringan To

Tegawanu" mtu=1500 mac-

address=00:15:6D:85:10:50

arp=enabled interface-type=Atheros

11N mode=station-pseudobridge

ssid="BB. TEGOWANU to

GAMBRENGAN" frequency=5200

band=5ghz-onlyn

channel-width=20/40mhz-ht-above

scan-list=default wireless-

Tidak Baik

Putus

Nyambung

dengan

client

52

Page 53: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

protocol=unspesified wds-

mode=disabled wds-default-

bridge=none wds-ignore-ssid=no

bridge-mode=enabled default-

authentication=yes default-

forwarding=yes default-ap-tx-limit=0

default-client-tx-limit=0

hide-ssid=no security-profile=default

compression=no

IP Address //ip address print

192.168.100.10/16 192.168.0.0

bridge1

Baik

IP Route //ip route print

0 ADC 192.168.0.0/16

192.168.100.10 bridge1

Baik

4.4. Pengolahan Data dan Analisa Trouble Shooting

Pengolahan data dan analisa trouble shooting merupakan langkah yang

diambil oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

terjadi pada tempat Kerja Praktek, berikut ini adalah langkah-langkah yang

penulis lakukan :

4.4.1. Pointing Antena

Proses pengolahan data ini akan dimulai dari membuat peta dan

mencari ketinggian serta Elevasi tanah yang di lewati oleh jalur

backbone pada titik Stasiun Gambringan-Grobogan ke titik Stasiun

Tegowanu-Semarang. Adapun software yang penulis gunakan adalah

Google Earth 7.0.2.8415 versi gratis, sesuai dengan data yang sudah

penulis dan tim himpun adalah sebagai berikut :

53

Page 54: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Gambar 4. 8 : Tract Point Stasiun Grobogan-Tegowanu

Keterangan :

Stasiun Grobogan

Ketinggian/Elevasi : 46 mdpl

Bearing : 107.80 – u

Koordinat : 708’38.84”S 110054’49.63”E

Stasiun Tegowanu

Ketinggian/Elevasi : 7 mdpl

Bearing : 72.2-u

Koordinat : 703’9.94” S 110036’.73’’E

Menghitung Tilt Antenna

Hb : 119 m

Hr : 80 m

Distance : 36 km

tilt=tan−1( (119−80 )36 x 5280 )¿ tan−1( 29

36 x5280 )¿ 2,66 derajat

Hasil Analisa :

Pointing antena perlu dirubah sesuai dengan data diatas, supaya men-dapatkan sinyal yang besar dan bandwidth yang besar pula.

4.4.2. Polarisasi Feedhorn

54

Page 55: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

Polarisasi Feedhorn akan sangat berpengaruh pada amplitudo yang

dipancarkan oleh radio tersebut, karena sinyal wireless yang

dipancarkan memiliki dua arah amplitudo yaitu vertikal dan

horisontal. Apabila diantara polarisasi pemancar dan penerima tidak

memiliki kecocokan polarisasi maka tidak akan menghasilkan sinyal

yang kuat sehingga bandwidth yang diterima pun tidak besar maka

tidak dapat untuk mentranmisikan data yang besar, setelah penulis

mengamati dari data diatas ternyata ada ketidak cocokan polarisasi

yang Feedhorn yang dipasang, untuk itu polarisasi pada masing-

masing antena perlu dirubah seperti pada pembahasan di bawah ini :

Gambar 4. 9 : Polarisasi pada Feedhorn Antena

Hasil analisa : Pada gambar diatas diperlihatkan bahwa gelombang yang di pancarkan dan yang diterima akan sama sehingga polarisasi feedhorn pada antena yang berada di masing-masing stasiun perlu dirubah seperti pada gambar diatas, sehingga akan memperbesar bandwidth yang diperlukan.

4.4.3. Perbaikan Perangkat Keras

Berdasarkan data-data yang didapatkan ternyata ada beberapa keadaan

perangkat kerang yang kondisinya tidak baik sehingga perlu

disolusikan/diperbaiki seperti tabel hasil analisa dibawah ini :

Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan

Data : Fisik/Hardware

NO Data Kondisi KeteranganSolusi Hasil

Analisa

1 Box

RouterBoard

Tidak Baik Tidak rapat,

kemasukan air,

Pada tepi (sela-

sela) Penutup

55

Page 56: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

tidak ada lubang

pembuangan air

dengan Box perlu

di solasi dan

bagian bawah perlu

di buat lubang

dengan ukuran 0,5

cm untuk

pembuangan air.

3Sambungan

KonektorTidak baik`

Solasi kurang

rapat, kemasukan

air

Pada Konektor di

buka kemudian

dibuang airnya dan

kemudian di solasi

sampai rapat

4

Antena

Kenbotong

dua

polarisasi

Tidak baik

Horizontal-Kanan

Vertikal-atas, Baut,

Mur tidak kencang

Polarisasi perlu

dirubah seperti

pada Gambar 4.14

dan dipointing

ulang seperti sub

bab 4.41,

kemudian baut dan

mur di kencangkan

Lokasi : Stasiun Tegowanu-Semarang

Data : Fisik/Hardware

NO Data Kondisi KeteranganSolusi Hasil

Analisa

1 Box

RouterBoard

Tidak Baik Tidak rapat,

kemasukan air,

tidak ada lubang

pembuangan air

Pada tepi (sela-

sela) Penutup

dengan Box perlu

di solasi dan

bagian bawah perlu

di buat lubang

56

Page 57: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

dengan ukuran 0,5

cm untuk

pembuangan air.

3Sambungan

KonektorTidak baik`

Solasi kurang

rapat, kemasukan

air

Pada Konektor di

buka kemudian

dibuang airnya dan

kemudian di solasi

sampai rapat

4

Antena

Kenbotong

dua

polarisasi

Tidak baik

Horizontal-Kanan

Vertikal-atas, Baut,

Mur tidak kencang

Polarisasi perlu

dirubah seperti

pada Gambar 4.14

dan dipointing

ulang seperti sub

bab 4.41,

kemudian baut dan

mur di kencangkan

4.4.4. Konfigurasi Router Board Mikrotik RB800

Konfigurasi ini sangatlah berpengaruh pada kualitas jaringan yang

dibangun, karena apabila konfigurasi tidak tepat maka justru akan

memperburuk kualitas jaringan yang ada, ada berbagai hal yang perlu

dilakukan dalam konfigurasi ini, jangan gegabah dan jangan takut

untuk mencoba, selalu membuat backup setelah mengkonfigurasian,

berikut ini tabel hasil analisa yang penulis lakukan untuk memperbaiki

jaringan tersebut.

Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan

Data : Perangkat Lunak/Software

NO Konfigurasi Setting Kondisi Solusi Hasil Analisa

Wireless //interface wireless print

name="BB. Tenggowanu to

Gambring" mtu=1500 mac-

Tidak Baik

sering Putus

dan

Aktifkan Wireless Protokol

Nstreme dengan cara :

57

Page 58: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

address=00:15:6D:85:10:4D

arp=enabled interface-

type=Atheros 11N mode=ap-

bridge ssid="BB. TEGOWANU to

GAMBRENGAN" frequency=5200

band=5ghz-onlyn channel-

width=20/40mhz-ht-above scan-

list=default

wireless-protocol=unspecified

wds-mode=disabled wds-default-

bridge=none

wds-ignore-ssid=no bridge-

mode=enabled default-

authentication=yes default-

forwarding=yes default-ap-tx-

limit=0 default-client-tx-limit=0

hide-ssid=no security-

profile=default compression=no

Nyambung

dengan radio

pemancar

Access Point

\\interface wireless nstreme

set “BB. Tenggowanu to

Gambringan” enable-

nstreme=yes

enable-polling=yes framer-

policy=dynamic-size

\\interface wireless set

“BB. Tenggowanu to

Gambringan” wireless-

protocol=nstreme

Lokasi : Stasiun Gambringan-Grobogan

Data : Perangkat Lunak/Software

NO Konfigurasi Setting Kondisi Solusi Hasil Analisa

Wireless //interface wireless print

name="BB. Gambringan To

Tegawanu" mtu=1500 mac-

address=00:15:6D:85:10:50

arp=enabled interface-

type=Atheros 11N

mode=station-pseudobridge

ssid="BB. TEGOWANU to

GAMBRENGAN"

frequency=5200 band=5ghz-

onlyn

channel-width=20/40mhz-ht-

above scan-list=default

Tidak Baik

sering

Putus dan

Nyambung

dengan

radio

pemancar

Access

Point

Aktifkan Wireless

Protokol Nstreme

dengan cara :

\\interface wireless

nstreme set “BB.

Gambringan To

Tegawanu” enable-

nstreme=yes

enable-polling=yes

framer-

58

Page 59: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

wireless-protocol=unspesified

wds-mode=disabled wds-

default-bridge=none wds-

ignore-ssid=no bridge-

mode=enabled default-

authentication=yes default-

forwarding=yes default-ap-tx-

limit=0 default-client-tx-

limit=0

hide-ssid=no security-

profile=default

compression=no

policy=dynamic-size

\\interface wireless set

“BB. Gambringan To

Tegawanu” wireless-

protocol=nstreme

59

Page 60: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

BAB VPENUTUP

4.4.5. Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan analisa gangguan yang terjadi pada jaringan backbone link Stasiun Tegowanu-Semarang ke Stasiun Gambringan-Grobogan penulis menarik beberapa kesimpulan, diantaranya :e. Link dari Stasiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-

Grobogan mengalami putus nyambung pada wireless link dan

bandwidht yang kecil disebabkan oleh pengaturan Wireless protocol

yang tidak menggunakan Nstreme

f. Link dari Satsiun Tegowanu-semarang ke Stasiun Gambringan-

Grobogan mengalami sinyal besar tetapi putus nyambung sehingga

perlu di solusikan dengan pengaturan seperti dibawah ini :

\\interface wireless nstreme set “BB. Gambringan To Tegawanu” enable-nstreme=yes enable-polling=yes framer-policy=dynamic-size\\interface wireless set “BB. Gambringan To Tegawanu” wireless-protocol=nstreme

g. Link dari Stasiun Tegowanu-Semarang ke Stasiun Gambringan-

Grobogan mengalami sinyal besar tetapi bandwidth yang didapatkan

kecil permasalahan ini disebabkan karena arah polarisasi yang

digunakan pada feedhorn pada masing-masing titik tidak sesuai

sehingga perlu disolusikan seperti pada pembahasan bab IV serta

beberapa mur dan baut yang tidak kencang sehingga akan berdampak

perubahan arah sinyal yang tidak sesuai arah, sehingga mur dan baut

perlu di kencangkan.

h. Link dari Stasiun Tawang-Semarang ke Stasiun Tegowanu-Semarang

mengalami drop saat di bebani 36 IPCAM, pada permasalahan ini

dapat disolusikan dengan cara menaikkan bandwidth karena beban 36

IPCAM memerlukan 36 Mbps permasalahan ini dapat diselesaikan

dengan menyelesaikan permasalahan pada poin a,b, dan c

4.4.6. Saran

Berdasarkan Pengamatan yang penulis lakukan selama Kerja Praktek ini, maka penulis perlu memberikan saran-saran kepada perusahaan antara lain :

60

Page 61: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

a. Sebelum pemasangan lakukan konfigurasi terlebih dahulu

b. Lakukan pendataan atau inventarisir peralatan yang digunakan

c. Lakukan surve dan lakukan pendataan berupa titik-titik peletakan

antena

d. Catat ketinggian antena, dan lakukan pemotretan halangan-halangan

yang ada di depan antenna.

e. Pastikan pengencangan mur dan baut pada semua benda

f. Box router harus ditutup rapat dengan solasi pada bagian sela pintu

box dengan box

g. Pada sambungan konektor harus di solasi dengan rapat

h. Perhatikan pemasangan arah polarisasi pada feedhorn

61

Page 62: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

DAFTAR PUSTAKA

Onno-w-Purbo, (2011). Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Yogyakarta: ANDI.

http://id.wikipedia.org/wiki/LAN_nirkabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Huygenshttp://wndw.net/download.html#indonesianhttp://en.wikipedia.org/wiki/Backbone_networkhttp://bangdanu.files.wordpress.com/2008/07/metodologi_penelitian.pdf, Diakses 26 januari 2013:10.333

62

Page 63: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

LAMPIRAN

Pelaksanaan Kerja Praktek

63

Page 64: Laporan Kerja Praktek UNSIQ Jaringan Wireless BAB I-V.docx

64