LAPORAN AKHIR FOCUS GROUP DISCUSSION dan SITE WATCHING SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BANDANG DI KABUPATEN JEMBER KERJASAMA YAYASAN PENGABDI MASYARAKAT (YPM) dengan JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA) TIM KAJIAN YAYASAN PENGABDI MASYARAKAT 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR
FOCUS GROUP DISCUSSION dan SITE WATCHING
SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BANDANG
DI KABUPATEN JEMBER
KERJASAMA
YAYASAN PENGABDI MASYARAKAT (YPM)
dengan
JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA)
TIM KAJIAN YAYASAN PENGABDI MASYARAKAT
2011
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjat puji syukur, Tim Yayasan Pengabdi Masyarakat (YPM)
telah menyelesaikan laporan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan Site
Watching dengan lancar dan baik.
Laporan ini berisikan tentang kegiatan FGD di Balai Desa Pakis
Kecamatan Panti Kabupaten Jember, sedangkan kegiatan Site Watching di
Afdeling Perkebunan Kahendran. Outcome dari kedua kegiatan tersebut adalah
Standard Operational Procedure (SOP) System Peringatan Dini Banjir Bandang.
Pada kesempatan ini, Tim YPM menyampaikan terima kasih kepada Japan
International Cooperation Agency (JICA) atas kepercayaan kepada YPM untuk
bekerjasama dalam kegiatan kebencanaan, dalam hal ini terfokus pada system
peringatan dini banjir bandang.
Agar supaya laporan ini lebih sempurna, mohon koreksi dan saran.
Semoga laporan ini bermanfaat.
Jember, Oktober 2011
Ketua YPM
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................... v
I. PENDAHULUAN ......................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................... 2
1.3 Bentuk Kegiatan ......................................................... 2
Skenario proses Menggali Solusi melalui FGD dan LFA
1. Fasilitator menjelaskan tentang hasil FGD, berupa temuan akar masalah
dan isue masalah. Selanjutnya, menjelaskan tahapan apa pertama apa
yang akan dikerjakan dan untuk apa, serta memberikan arahan teknis
tentang mekanisme diskusi, serta memberikan pertanyaan kepada masing-
masing peserta sesuai peran dan kompetensinya terkait penanganan
kebencanaan. Misalnya memberi pertanyaan sederhana yang mudah
dijawab seperti : “apakah kebijakan, program dan langkah strategis
pencegahan dan penanganan kebencanaan ?”.
2. Fasilitator membagikan sejumlah kartu kepada masing-masing
partisipan/peserta FGD. Partisipan/peserta FGD diminta untuk menulis
solusi dalam setiap kartu yang dibagikan. Berikan kesempatan atau waktu
beberapa menit kepada partisipan/peserta FGD untuk menuliskan solusi
terkait akar masalah dan isue masalah.
3. Pastikan bahwa satu kartu hanya berisi satu solusi saja.Tulisan sebaiknya
hanya mencantumkan kata-kata kunci dalam huruf kapital sehingga dapat
dipahami dan dibaca partisipan lain
4. Fasilitator dan co-fasilitator menampung semua kartu metacard solusi
5. Tim Peneliti dan partisipan/peserta FGD mendiskusikan keterkaitan antar
solusi menggunakan LFA diatas lembaran karton
6
Langkah-langkah Analisis Solusi
1. Setiap solusi yang diperoleh dari peserta kelompokkan sehingga diperoleh
solusi utama yang benar-benar riil
2. Kemudian solusi-solusi yang telah dikelompokkan tersebut cari logika
keterkaitannya antar solusi. Dengan menyusun keterkaitan secara logis
antar solusi, kemudian dapat ditentukan mana yang sebenarnya menjadi
solusi utama/strategis dan solusi penunjang
3. Jumlah panah yang keluar dari suatu kotak opini menunjukan solusi
utama/strategis. Dengan arti lain, kotak opini solusi yang panah
keluarnya paling banyak merupakan solusi utama/strategis.
4. Sedangkan kotak opini yang merupakan arah masuk anak panah dengan
frekuensi yang besar dan jumlah panah keluar dari kotak tersebut sedikit
atau tidak ada merupakan solusi penunjang.
Dalam kegiatan ini, FGD ditujukan untuk mengidentifikasi akar masalah
terjadinya banjir bandang, tidak jalannya sistem informasi dan tidak
jalannya system peringatan dini serta mengahasilkan berbagai alternatf
solusi yang efektif untuk mengatasi hal tersebut.
2.2 Peserta
Peserta FGD dalam kegiatan ini adalah Tokoh Masyarakat, Camat, Kepala
Desa, SATLAK
2,3 Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai Kali Pakis, tepatnya di
Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
2.4 Periode Waktu
Kegiatan FGD dan site watching dilaksanakan pada tanggal 17 September
2011.
7
III. HASIL KEGIATAN
3.1 Pembukaan
Kegiatan Pelatihan Masyarakat Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir
Bandang dengan metode Focus Group Discussion yang dilakukan di Balai Desa
Pakis Kecamatan Panti dimulai herigestrasi peserta pukul 08.00 sd 08.30,
kemudian dilanjutkan acara pembukaan. Ibu Rokhani selaku MC dan mewakili
Ketua Yayasan Pengabdi Masyarakat (YPM) menyampaikan salam dan maaf dari
Ibu Evita Soliha Hani (Ketua YPM) yang tidak bisa hadir pada kegiatan ini karena
beliau mengikuti short course di Belanda. Terima kasih kepada pihak JICA yang
telah mempercayai yang kesekian kalinya kepada YPM untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kebencanaan banjir bandang di Kabupaten Jember. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bp. Edy Budi Susilo (Bakesbanglinmas)
yang selalu mendampingi YPM. Tentunya kegiatan ini tidak akan menjadi lancar
jika tidak ada fasilitas tempat dan peserta. Untuk itu, YPM mengucapkan
terimakasih kepada Kepala Desa Pakis atas fasilitas yang disediakan untuk
kegiatan ini dan terimakasih pula disampaikan kepada para peserta FGD atas
kehadirannya. Semoga kegiatan hari ini yang menghasilkan SOP Sistem
Peringatan Dini Bencana Banjir Bandang dapat berjalan dengan lancar dan
bermanfaat. Amin.
Ibu Rokhani juga menginformasikan bahwa kegiatan pelatihan Sistem
Peringatan Dini Bencana Banjir Bandang yang dilaksanakan di Desa Pakis selama
dua hari, yaitu hari Sabtu (17 September 2011) dan Minggu (18 September 2011).
Hari pertama melakukan FGD untuk menjaring permasalahan-permasalahan yang
dihadapi masyarakat terkait bencana banjir bandang di Desa Pakis dan untuk
memperoleh solusi yang lebih sempurna dilakukan Site Watching. Hari kedua
melanjutkan kegiatan FGD untuk memperoleh SOP sistem peringatan dini banjir
bandang di DAS Kali Pakis. Selanjutnya kegiatan Table Top Exercise berupa
simulasi sistem peringatan dini banjir bandang pada berbagai kondisi. Diharapkan
semua peserta tetap hadir di dua acara tersebut karena sangat diperlukan
8
pemikirannya dan untuk masyarakat Desa Pakis pada khususnya dan untuk
masyarakat Jember pada umumnya. Terimakasih.
Sesi selanjutnmya adalah Sambutan-Sambutan:
Sambutan pertama disampaikan oleh Mr. Yoshida Keiji (pihak JICA):
Pertama-tama Beliau mengucapkan terimakasih kepada YPM yang bersedia
membantu JICA melakukan program JICA tentang kebencanaan di Kabupaten
Jember. Disamping itu juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah
Kabupaten Jember yang telah memfasilitasi JICA untuk melakukan program
tersebut. Kepada Satlak, Kepala Desa Pakis dan peserta diucapkan terimakasih.
dibuat oleh masyarakat Desa Pakis Kecamatan Panti seperti yang telah dibuat di
daerah Kalijompo. Desa Pakis yang masuk dalam daerah rawan bajir bandang
harus mempunyai SOP penanggulangan dini banjir bandang.
Sambutan kedua oleh Bp. Edy Budi Susilo (Satlak)
Pertama-tama Bp. Edy Budi Susilo menyampaikan atas nama pemerintah
Kabupaten Jember terimakasih kepada JICA dan YPM yang telah berperan aktif
dalam penanganan kebencanaan banjir bandang. Juga kepada Satlak, Camat Panti,
Kepala Desa Pakis, dan hadirin yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Perlu diketahui bahwa ancaman bencana alam yang berulang-ulang di Panti
semenjak banjir bandang melanda pada tahun 2006 kembali terjadi pada tahun
2011 sebanyak 2 kali, yaitu pada Februari 2011 dan 4 Maret 2011. Ada 3 titik
JICA melakukan investivigasi selama 10
bulan terakhir dalam kegiatan
penanggulangan dini banjir bandang.
Expert JICA datang di daerah terkena
banjir pada bulan Februari dan Maret
2011 untuk memberikan saran-saran
dalam kegiatan penanggulangan dini
banjir bandang berdasarkan SOP yang
9
Oleh sebab itu, YPM dan JICA memberikan pelatihan dalam acara Sistem
Peringatan Dini Banjir Bandang di Desa Pakis Kecamatan Panti. Pelatihan
tersebut diharapkan mampu memberikan solusi terhadap penanganan banjir
bandang apa yang harus sebelum ketika dan sesudah terjadi bencana khususnya
bencana banjir bandang. Ada 3 alat pendeteksi curah hujan, ketinggian air, dan
alat pemantau iklim. Harus ada kerjasama yang baik antara masyarakat Hulu dan
Hilir. Masyarakat Jepang sudah paham untuk melakukan tindakan dalam
menghadapi banjir bandang. Untuk masyarakat Desa pakis juga harus mampu
menindaklanjuti kegiatan pada hari ini yang antinya menghasilkan SOP sistem
peringatan dini banjir bandang.
3.2 Kegiatan
A. Pemberian Materi
rawan longsor di Desa Pakis ketika curah
hujan lebih dari standar terlebih berada pada
daerah aliran sungai. Pada banjir bandang 4
Maret 2011 terjadi keanehan di Dusun
Kahendran Desa Pakis Kecamatan Panti
yang merupakan bukan daerah aliran sungai
juga dilanda oleh banjir bandang.
Sebelum masuk ke sesi kegiatan FGD diberikan materi sebagai pengantar kegiatan FGD. Pertama oleh Bp. M. Rondhi wakil YPM yang menjelaskan bahwa Resiko merupakan hal yang terpenting dalam bencana, yaitu resiko kehilangan jiwa dan harta. Oleh karena itu, tindakan yang terpenting yang harus dilakukan adalah meminimalkan resiko.
10
Resiko kecil bila kita dapat menghadapi kerentanan dan bahaya banjir bandang.
Kondisi daerah di Kahendran bahaya karena adanya beberapa titik rawan banjir
bandang. Hasil peninjauan mengindikasikan bahwa titik-titik rawan tersebut
akibat ulah manusia (illegal loging). Dengan demikian, sebenarnya
kerentanan/kelemahan ada pada kesadaran diri manusia itu sendiri.
Acara kegiatan dua hari ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
kewaspadaan tindakan saat atau terjadinya banjir. Langkah-langkahnya adalah:
1. Menentukan titik rawan
2. Evakuasi
3. Koordinasi bagian Hulu-Hilir
Kegiatan ini sudah pernah dilakukan di daerah Kalijompo. Bp. Agus (Adm
Perkebunana Kalijompo) merupakan pemantau sistem peringatan dini banjir
bandang di daerah hulu Kaljompo. Pemberitahuan melaui sms, HP/Tlp, atau sirine
ke: a. Masyarakat sekitar
b. Kecamatan (pribadi/kantor)
c. Koramil/Bapinsa
d. Polsek
e. Bakesbang
Selanjutnya adalah pengantar dari Mr. Yoshida Keiji (JICA) untuk
memperkenalkan alat-alat dari JICA yang berkaitan dengan sistem peringatan dini
banjir bandang. Ada 3 alat yang penting yang akan dipasang di DAS Kali Pakis,
yaitu:
1. Alat untuk mengamati iklim,
mengukur kecepatan angin, dan curah
hujan yang dihubungkan ke komputer
2. Alat sensor ketinggian air, ada 5
tingkatan, dimana setiap level ada
kotak peringatan yg ditandai oleh
lampu menyala dan keluar suara.
.
11
1. Alat pengukur curah hujan
Alat ini disetting per 30 mm, 60 mm, 90 mm, 120 mm, dan 150 mm. Cara
kerjanya sedikit banyak sama dengan sensor ketinggian air. Ada lampu dan
sirine yang akan berbunyi bila curah hujan mencapai 30 mm, lalu akan
menyala dan berbunyi pada level selanjutnya.
Alat tersebut memang dikhususnkan untuk Indonesia. Bahan-bahannya ada di
Indonesia, namun yang perlu diingat bahwa alat tersebut memerlukan listrik.
B. Focus Group Discussion
Tahap awal kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang sistem
pringatan dini banjir bandang adalah penyampaian maksud dan tujuan yang ingin
dicapai, sekaligus menjelaskan mekanisme diskusi terfokus. Untuk melengkapi
informasi awal tentang karakteristik masyarakat, terkait dengan pemahaman
persepsi mengenai banjir bandang dan bentuk kegiatan peringatan dini, maka
peserta menjawab 5 (lima) pertanyaan terbuka yang disajikan dalam bentuk
kuisioner.
Hasil isian kuesioner seperti yang tertera pada Tabel 1. Hasil evaluasi
terhadap pengisian kuisioner adalah sebagai berikut:
(1) Sekitar 50 persen peserta belum mengisi kuisioner, hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (a) peserta belum memahami
tentang banjir bandang dan system peringatan dini; (b) peserta mengalami
kesulitan berkomunikasi secara lisan; dan (c) keterbatasan waktu dalam
mengisi kuisioner; dan
(2) Dari 5 pertanyaan yang diajukan (terlampir) dapat disimpulkan bahwa (a)
sebagian kecil (60%) peserta dapat menjabarkan dengan benar definisi
sistem peringatan dini banjir bandang, namun (b) seluruh (100%) peserta
dapat menentukan person-person yang bertanggungjawab dalam sistem
peringatan dini banjir bandang, dan (c) sebagian besar (70%) peserta tahu
pentingnya sistem peringatan dini, tahu peralatan apa saja yang penting
dalam sistem peringatan dini banjir bandang, dan tahu langkah-langkah
12
apa saja yang harus dilakukan dalam sistem peringatan dini, walaupun
belum terkonsep dengan baik.
Tabel 1. Jawaban Kuesioner dari Peserta tentang Pengetahuan Sistem Peringatan Dini
No Item Jumlah
Jawaban yang benar
Persentase (%)
1. Pengetahuan tentang sistem peringatan dini
banjir bandang. 6 0,60
2. Pentingnya sistem peringatan dini dalam proses bencana banjir bandang. 7 0,70
3. Person yang bertanggungjawab untuk
melakukan sistem peringatan dini banjir
bandang. 10 1,00
4. Langkah-langkah yang pernah peserta
lakukan atau pernah mendengar dalam
melakukan sistem peringatan dini banjir
bandang.
7 0,70
5. Perlatan-peralatan yang ada di wilayah rawan
banjir yang dapat mendukung kegiatan sistem
peringatan dini banjir bandang.
8 0,80
Keterangan:
Jumlah peserta yang menerima kuesioner 20 orang, namun yang mengembalikan
jawaban 10 orang
Tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang dihadapi masyarakat terkait dengan kejadian banjir bandang yang
pernah terjadi di lingkungannya dan aturan lokal tentang peringatan dini.
Teknik menghimpun permasalahan dilakukan melalui beberapa langkah,
yaitu (1) peserta diberi kesempatan untuk menuliskan secara nyata
permasalahan yang dihadapi; (2) peserta hanya diperkenankan menuliskan
13
1 (satu) masalah pada selembar kertas (note paper); (3) fasilitator
menunjuk 2 (dua) peserta untuk menjadi pemimpin diskusi dan notulen;
(4) peserta berusaha mengelompokkan (cluster) masalah-masalah menjadi
fokus masalah secara partisipatif.
Hasil dari cluster masalah adalah sebagai berikut:
1. 1. Kita tidak salah, banjir itu kehendak Yang Maha Kuasa
2. Karena sudah pemberian Tuhan 3. Karena sudah kebesaran Tuhan
Kehendak Tuhan
2. 1. Kurangnya sosialisasi dari pihak yang mersa mampu/ tau tentang bencana alam
2. Kurangnya pengetahuan tentang alam dan sekitarnya
3. Kurangnya pengetahuan tentang bencana 4. Ketidaktahuan diri kita sendiri dengan adanya
bencana
Kurangnya Informasi
3. 1. Hutan gundul 2. Kurangnya kesadaran kita semua 3. Tingkat kepedulian 4. Ketidaksiapan dan tidak diduga dengan keadaan
bencana 5. Bingung/ panik 6. Karena banyak perbuatan dosa/ maksiat 7. Tidak ada kesiapan dan tanda-tanda banjir bandang 8. Karena manusianya banyak dosa berkorupsi 9. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang potensi
bencana 10. Kesalahan kita kurang waspada (ridak siap
sebelumnya)
Kurangnya Kesadaran Masyarakat
4. 1. Masyarakat terlalu diberi kebebasan mengelola hutan
2. Pengrusakan lingkungan (penebangan kayu) 3. Merusak hutan, mengalihfungsikan hutan yang
sangat miring 4. Terlambatnya penghijauan 5. Perubahan tata guna lahan, dari hutansebagai
penyanggah hujan menjadi hutan produktif (lahan perkebuanan maupun pertanian)
Perusakan Lingkungan
14
6. Erosi 7. Penebangan liar oleh sekelompok / sebagian
manusia untuk kepentingan pribadi 8. Gundulnya gunung akibat penebangan liar 9. Illegal logging 10. Penebangan hutan liar
5. 1. Hujan lebat/ curah hujan sangat besar 2. Cuaca buruk 3. Alam memang sudah tua 4. Banjir mendadak 5. Faktor alam yang tidak bisa diantisipasi
Alam Sudah Tua
6. 1. Tidak tau tiba banjir (keterbatasan signal) 2. Informasi adanya banjir sering terlambat (signal
jelek)
Lemahnya Jaringan Komunikasi
7. 1. Minimnya alat pendeteksi banjir 2. Kurangnya peralatan 3. Infrastruktur jembatan yang salah
Dimensi Bangunan Jembatan Tidak Memenuhi Syarat
Selanjutnya, peserta melakukan diskusi secara terfokus dengan tujuan untuk
menemukan akar masalah dari banyak masalah yang dihadapi masyarakat terkait
dengan pelaksanaan peringatan dini. Langkah-langkah penerapan teknik teknik
LFA (Logical Framework Analysis). Dalam metode ini langkah yang dilakukan
adalah : (a) setiap isu yang diperoleh dari masyarakat dikelompok-kelompokkan
sehingga diperoleh masalah-masalah utama yang benar-benar terjadi; (b)
kemudian masalah-masalah yang telah dikelompokkan tersebut cari logika
keterkaitannya antar masalah. Dengan menyusun keterkaitan secara logis antar
masalah, kemudian dapat ditentukan mana yang sebenarnya menjadi akar
permasalahan dan fokus isu apa yang dianggap penting sebagai indikator
terjadinya suatu masalah; (c) jumlah panah yang keluar dari suatu kotak opini
menunjukan tingkat prioritas akar masalah. Dengan arti lain, kotak opini masalah
yang panah keluarnya paling banyak merupakan akar masalah yang paling
prioritas; (d) sedangkan kotak opini yang merupakan arah masuk anak panah
dengan frekuensi yang besar dan jumlah panah keluar dari kotak tersebut sedikit
atau tidak ada merupakan isu pokok/fokus isu; dan (e) isu pokok atau fokus isu
15
ini merupakan dampak akhir yang dirasakan oleh anggota masyarakat dari suatu
kondisi permasalahan. Bentuk keterkaitan masalah adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Keterkaitan antar Masalah
Tabel 3. Jumlah Panah Keluar dan Masuk menurut Cluster
CLUSTER
JUMLAH PANAH
KELUAR
JUMLAH PANAH MASUK
Kehendak Tuhan 0 0 Kurangnya Informasi 3 1 Kurangnya Kesadaran Masyarakat 2 1 Perusakan Lingkungan 1 4 Alam Sudah Tua 1 1 Lemahnya Jaringan Komunikasi 2 0 Dimensi Bangunan Jembatan tidak Memenuhi Syarat 0 2
KEHENDAK
TUHAN
ALAM SUDAH TUA
PERUSAKAN
LINGKUNGAN
KURANGNYA KESADARAN
MASYARAKAT
DIMENSI
BANGUNAN
JEMBATAN
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
KURANGNYA
INFORMASI
LEMAHNYA JARINGAN
KOMUNIKASI
16
Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa jumlah panah keluar terbanyak (Akar
Permasalahan) adalah “Kurangnya Informasi”, sedangkan jumlah panah masuk
terbanyak (Fokus Isu) adalah “ Perusakan Lingkungan”.
Solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah perbaikan
sistem informasi di tingkat masyarakat dengan tetap mempertimbangkan potensi
dan kearifan lokal. Perbaikan system informasi tersebut melibatkan unsur-unsur
lembaga yang ada di masyarakat, baik di level pemerintah sampai lapisan
masyarakat.
Untuk memperkuat system informasi terkait dengan peringatan dini, maka
dibutuhkan kesepakatan antar peserta sehingga dihasilkan Standart Operasional
Prosedur (SOP) system peringatan dini banjir bandang di wilayah Desa Pakis
Kecamatan Panti. SOP system peringatan dini banjir bandang di Desa Pakis yang
dihasilkan secara utuh seperti pada Gambar 2, sedangkan secara parsial
berdasarkan Satlak, wilayah Hulu, Tengah, dan Hilir berturut-turut seperti pada
Gambar 3, 4, 5, dan 6.
17
Gambar 2. SOP Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang DAS Kali Pakis
Keterangan :
= Informasi menggunakan Handphone / HP (Ponsel) / SMS dan Lisan = Informasi menggunakan Speaker = Informasi menggunakan Lisan dan Kentongan
2. Mengapa peringatan dini penting dalam proses bencana banjir bandang ?
/k'rc futtneop(au k slbaara+t lrr, o'out
3. Siapakah yang seharusnya bertanggungjawab melakukan peringatan dini ?
lttU w Ou . fuosorakaf , fur /,ru tru,ob' ,pluntrufa4 ppr*:r -
4. Bagaimanakah langkah-langkah yang pernah Saudara lakukan atau pernah
Oeigar dalam melakukan peringatan dini banjir bandang ?
f<rlpmp /fup+r,rat r [ear Nb4'K/'tuthh N,uqQr
5. Perlatan apa saja yang ada di wilayah rawan banjir yang dapat mendukung
kegiatan Peringatan dini ?. a-/. rfea-*/4-ea fz-,zz-e-rtr- / A-Cf*-' ' &44v
1)
DAFTAR PERTANYAANSISTEM PERINGATAN DINI
NamaAlamatLembaga
dkrwnrc*dq/+u^Ar'a*
Jawablah pertanvaan-pertanvaan di bawah ini sesuai apa vanq Bapak/Saudarapahami
1. Apa yang anda ketahui tentang peringatan dini ?
2. Mengapa peringatan dini penting dalam proses bencana banjir bandang ?orrP*/" *: "^T: 1"-^ A' /^/ee ,J^,fiDeu.u4^4
W
3. Siapakah yang seharusnya bertanggungjawab melakukan peringatan dini ?g*,/Uy# mt*l* y t*%*4 &tznLu Lqf s' Wf* A,^.,n
4. Bagaimanakah langkah-langkah yang pernah Saudara lakukan atau pernahdengar dalam melakukan peringatan dini banjir bandang ?lll'u",*tti nunir6t*, V- 92t^^"'* , ilfn^ tA^"Vt{t/,4.idqlw t*T-l- Ue!.'- rtare^^4
5. Perlatan apa saja yang ada di wilayah rawan banjir yang dapat mendukungkegiatan peringatan dini ?
Jawablah pertanvaan-pertanvaan di bawah ini sesuai apa vanq Bapaklsaudarapahami
1 . Apa yang anda ketahui tentang peringatan dini ? FCY 4/dA *>, / fa>"'fi+tq IGt
Ftz,Sad hunq /Z fuool{
2. Mengapa peringatan dini penting dalam proses bencana banjir bandang Z (loe<* na(gx*&* g*"
fttoouL^t*. fuo.T F*^ tnTaa lck '
*Le. lry-e; b{hk M r*1L
3. Siapakah yang seharusnya bertanggungjawab melakukan peringatan dini ? *Pr$kT t*/"r"MMlAIz.Nyy eIZl
4. Bagaimanakah langkah-langkah yang pernah Saudara lakukan atau pernah: P*fhif"* /dengar dalam melakukan peringatan dini banjir bandang Z p*Ptuqn b*(au ^ef- n
fo** b /"7, f,tu tu\v\tb'i Fw, p'Aax*yr,t d
5. Perlatan apa saja yang ada di wilayah rawan banjir yang dapat mendukungkegiatan peringatan dini ? ?**y prA F**y W,Cwa MIuTD fxirr, fun".rsi,( I-L- ,,v'vr pe.,l-""^
3* Ny "e"f 9- -** ry\qfr*ry- rrnryV" rwrni>oiT yY w hv*fV+ lw Mb.^b*-PU*?,^,o"* ,* -f WC^"*
NamaAlamatLembaga
DAFTAR FERTANYAANSISTEM PERINGATAN DINI
W1nu,*op kkt e OfW,pul&kkru u
1. Apa yang anda ketahui tentang peringatan dini ?
f +u,az-' z kr44' 4.cils d'4'K4 rya^^ dreot
rvLuzt4 q/-ta,t/- ,1=,c,r4-u-ad.t *7 h 44%^;'fr ' 4tzaZan''a""'
0t4/ju" /g,tr'r2714-ta hl+^*, -Un fury* ffi ffi# r
2. trrtengapa peringatan dini penting [utur oror"Jo"ncana banjir bandang ?
&ry w-Dt+'^ &a<-a-' auk4"
ea,4n h;swCh-dl-a w1 k L #-b a e/A ppr*r.A_par.4Utd"b Tm*a fuM+ pOuf"affa,* dtuu. F xmt-z-,*,i-A+,,3. siapakah yangseharusnya bertanggungjawab melakukan peringatan dini ?
q4 TgLe-t-- dt ./444 Atbt+,^ 9, g * d,&; drezanfa^*4' Bagaimanakah langkah-langkah yang pernah Saudara lakukan atau pernahdengar dalam melakukan peringatan dini banjir bandang ?