Top Banner
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LAPORAN KASUS VERTIGO VESTIBULER PERIFER Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Diajukan Kepada : Pembimbing : Dr. Istiqomah, Sp.S Disusun Oleh : Astrid Avidita H2A010007 Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Saraf FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
50

Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Feb 15, 2016

Download

Documents

Astrid Avidita

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

LAPORAN KASUS

VERTIGO VESTIBULER PERIFER

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Penyakit Saraf

Diajukan Kepada :

Pembimbing : Dr. Istiqomah, Sp.S

Disusun Oleh :

Astrid Avidita H2A010007

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Saraf

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

RSUD TUGUREJO SEMARANG

Page 2: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN KLINIK

ILMU PENYAKIT SARAF

Presentasi laporan kasus dengan judul :

VERTIGO VESTIBULER PERIFER

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Penyakit Saraf

Disusun Oleh:

Astrid Avidita H2A010007

Telah disetujui oleh Pembimbing:

Nama pembimbing Tanda Tangan Tanggal

dr. Istiqomah, Sp.S ............................. ………………………

2

Page 3: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn.B

Umur : 55 tahun

Agama : katolik

Suku : Jawa

Pekerjaan : wiraswasta

Alamat : Semarang

Status : Menikah

Dirawat diruang : Alamanda

Tanggal masuk RS : 13 Desember 2015

Tanggal pemeriksaan : 15 Desember 2015

No RM : 204284

DAFTAR MASALAH

NO Masalah Aktif Tanggal NO Masalah Tidak

Aktif

Tanggal

1.

2.

Vertigo vestibuler

perifer

Hipertensi grade I

15-12-12

II. ANAMNESA

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Alamanda RSUD

Tugurejo Semarang pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 07.00.

1. Keluhan Utama : pusing berputar

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

3

Page 4: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

a) Onset : pusing berputar dirasakan mendadak saat

bangun tidur

b) Lokasi : seluruh kepala

c) Kualitas : pusing dirasakan seperti berputar dimana

diri pasien merasa berputar terhadap

sekitarnya

d) Kuantitas : terus menerus sampai mengganggu

aktivitas bahkan harus tiduran

e) Kronologi :

Pada tanggal 13 Desember 2015 pasien datang diantar keluarganya

ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan keluhan pusing berputar

sejak bangun tidur. Pusing dirasakan pada seluruh kepala dan terasa

seperti diri pasien berputar terhadap lingkungannya. Tidak terasa

berdenyut, tegang, maupun seperti ditimpa beban berat. Saat pusing

pasien merasakan badannya berkeringat lebih. Pusing terjadi semakin

sering sampai mengganggu aktivitas pasien bahkan harus tiduran

karena rasanya seperti akan jatuh. Silau bila melihat cahaya. Aktivitas

pasien perlu dibantu keluarga. Pusing bertambah jika pasien berubah

posisi, dan pusing berkurang jika pasien tiduran terlentang. Mual (+),

muntah (+) sebanyak ± 3 kali, jumlah banyak, isi muntahan seperti

yang dimakan. Telinga berdenging (-), pendengaran turun (-), nyeri

telinga (-), mata penglihatan double (-), mata kabur (-), demam (-).

f) Faktor yang memperberat : saat perubahan posisi tidur miring

g) Faktor yang memperingan : tiduran terlentang

h) Gejala penyerta : mual, muntah sebanyak 3x , silau

bila melihat cahaya

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

a) Riwayat sakit sama :penderita

belum pernah mengalami hal yang

sama

4

Page 5: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

b) Riwayat Hipertensi : diakui

c) Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

d) Riwayat sakit telinga : disangkal

e) Riwayat trauma kepala : disangkal

f) Riwayat Alergi obat : disangkal

g) Riwayat stroke : diakui, 1 tahun yang lalu

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

a) Riwayat sakit sama : disangkal

b) Riwayat Hipertensi : disangkal

c) Riwayat DM : disangkal

5. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Pasien tinggal bersama istri dan anaknya yang sudah berkeluarga. Biaya

pengobatan ditanggung BPJS.

Kebiasaan merokok (-), minum alkohol (-), minum obat-obatan (-).

Kesan ekonomi : cukup

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan di Ruang Alamanda RSUD Tugurejo Semarang

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang

2. Kesadaran

Kualitatuif : Compos mentis

Kuantitatif : GCS : E4M6V5= 15

3. Status Gizi : kesan cukup

4. Vital Sign

- TD : 145/90 mmHg

- Nadi : 70 xmenit, regular, isi dan tegangan cukup

- RR : 20x / menit, regular

- Suhu : 36,7 C

5. Status generalis :

- Kepala : mesosefal

5

Page 6: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

- Mata : nistagmus -/-, lesi (-/-), conjungtiva palpebra

anemis (-/-) sklera ikterik (-/-), reflek cahaya direk (+/+)

indirek (+/+), pupil isokor 2,5mm/2,5mm, bulat sentral,

reguler.

- Telinga : lesi (-/-), warna seperti kulit sekitar

- Hidung : lesi (-/-), warna sperti kulit sekitar

- Mulut : simetris, lesi (-),tonsil T1-T1, hiperemis (-), faring

hiperemis (-)

- Leher : lesi (-), warna seperti kulit sekitar, pembesaran

kelenjar limfe (-).

- Thorax

Jantung :

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba tidak kuat angkat

Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, gallop (-), murmur (-)

Paru :

Inspeksi : lesi (-), warna seperti kulit sekitar, simetris statis

dinamis

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler, wheezing (-), ronki (-)

- Abdomen :

Inspeksi : datar, lesi (-), warna seperti kulit sekitar

Auskultasi :bising usus (+) N, bruit hepar (-), bruit lien (-),

bruit ginjal (-), bruit aorta abdominalis (-)

Perkusi :timpani seluruh lapang abdomen, pekak sisi (+) N,

pekak alih (-)

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar (tidak teraba),

lien (tidak teraba), ginjal tidak teraba

- Ekstremitas

6

Page 7: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Superior Inferior

Akral dingin -/- -/-

Edema -/- -/-

Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-

Capillary refill < 2 detik/< 2 detik < 2 detik/< 2 detik

6. Status Psikis

Tingkah laku : normal

Perasaan Hati : eutimik

Cara Berpikir : normal

Daya Ingat : baik

Kecerdasan : baik

7. Status Neurologis

A. Kepala

Bentuk : mesosefal

Nyri tekan : -

Simetris : simetris

B. Leher

Sikap : normal

Gerakan : normal

Kaku kuduk : -

C. Nervi Cranialis

N I. (OLFAKTORIUS) Kanan Kiri

Daya pembau Normal Normal

N II. (OPTIKUS) Kanan KiriDaya penglihatanLapang pandang

NormalNormal

NormalNormal

7

Page 8: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

N III.(OKULOMOTORIUS) Kanan KiriPtosisReflek cahaya langsungGerak mata ke atasGerak mata ke bawahReflek akomodasiGerak mata medialUkuran pupilBentuk pupil

Diplopia

(-)NormalNormalNormalNormalNormal2,5 mmBulat cental reguler (-)

(-)NormalNormalNormalNormalNormal2,5 mmBulat central reguler(-)

N IV. (TROKHLEARIS) Kanan KiriGerak mata lateral bawahDiplopia

Normal(-)

Normal(-)

N V. (TRIGEMINUS) Kanan Kiri

MenggigitMembuka mulutReflek masseterSensibilitasReflek kornea

(+)(+)(+)(+)(+)

(+)(+)(+)(+)(+)

N VI. (ABDUSEN) Kanan KiriGerak mata ke lateralDiplopia

Normal(-)

Normal(-)

N VII. (FASIALIS) Kanan KiriMengerutkan dahiMengangkat alisMenutup mataLipatan naso-labiaSudut mulutSenyumMenggembungkan pipiTic fasialis

NormalNormalNormalNormal Normal + simetrisNormal-

NormalNormalNormalNormalNormal+ simetrisNormal+

N VIII. (AKUSTIKUS) Kanan kiriMendengar suara Normal Normal Penurunan pendengaran (-) (-)

N IX. (GLOSOFARINGEUS) Kanan kiri

8

Page 9: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Arkus faringSengauTersedak

simetris (-)(-)(-)

simetris (-)(-)(-)

N X. (VAGUS) Kanan Kiri Arcus faringBersuaraMenelan

Simetris(+)(+)

Simetris(+)(+)

N XI. (AKSESORIUS) Kanan KiriMemalingkan kepala

Mengangkat bahu

Sikap bahu

AdekuatAdekuatsimetris

Adekuat

Adekuat

simetris

N. XII (HIPOGLOSUS) Kanan Kiri

Sikap lidah Artikulasi Tremor lidah Menjulurkan lidah Fasikulasi lidah

Normal Normal-+-

NormalNormal-+-

Badan dan anggota gerak

ANGGOTA GERAK ATAS Kanan KiriInspeksi:

Drop handClaw handKontrakturWarna kulit

Sistem motorik : Gerakan Kekuatan Tonus SensibilitasNyeri Reflek fisiologik :Bisep

Tidak adaTidak adaTidak adaNormal

Normal5-5-5Normal+ normal+ normal

+ normal

Tidak adaTidak adaTidak adaNormal

Normal5-5-5Normal+ normal+ normal

+ normal

9

Page 10: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Trisep

Radius

Reflek Patologi :

Hoffman

Tromer

+ normal

+ normal

(-)

(-)

+ normal

+ normal

(-)

(-)

ANGGOTA GERAK BAWAH Kanan Kiri

Inspeksi: Drop footClaw footPitcher’s footKontrakturWarna kulitSistem motorikGerakan Kekuatan Tonus KlonusReflek fisiologik (patella)SensibilitasNyeri

Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaNormal

Normal5-5-5Normal (-)(+) normalnormalnormal

Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaNormal

Normal5-5-5Normal (-)(+) normalnormalnormal

Keterangan Kanan Kiri

Reflek Patologis

Babinski

Chaddock

Rangsang Meningeal

Kaku Kuduk

Kernig sign

Rangsang Radikuler

Tes Lasegue

Tes Patrik

Tes Kontra Patrik

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

PEMERIKSAAN OTONOM DAN FUNGSI VEGETATIF

Miksi : tidak ada gangguan

10

Page 11: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Defekasi : tidak ada gangguan

Ereksi : tidak ada gangguan

KOORDINASI, LANGKAH DAN KESEIMBANGAN

- Cara berjalan : sulit dinilai

- Tes Romberg : sulit dinilai

- Tes romberg dipertajam : sulit dinilai

- Tes telunjuk hidung : normal

- Tes telunjuk –telunjuk : normal

- Tes hidung –telunjuk –hidung : normal

- Disdiadokhokinesis : pasien tidak mengalami kesulitan

jika dengan gerakan cepat

- Tes dix-hallpike : sulit dinilai

- Robound fenomen : (-)

- Nistagmus : (-)/(-)

GERAKAN-GERAKAN ABNORMAL

Tremor : (-)

Atetosis : (-)

Mioklonus : (-)

Khorea : (-)

IV. RESUME:

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pusing berputar

mendadak saat

bangun tidur

Berkeringat lebih

saat pusing

berputar

Mual dan

KU : Tampak sakit sedang

GCS E4M6V5

TD: 145/90 mmHg

- Cara berjalan : sulit dinilai

- Tes Romberg, Tes romberg dipertajam

sulit dinilai karena pasien sangat

pusing

11

Page 12: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

muntah 3x

Silau saat

melihat cahaya

Riwayat

hipertensi

Riwayat stroke

- Tes telunjuk hidung normal

Tes telunjuk –telunjuk: normal

Tes hidung –telunjuk –hidung: normal

- Disdiadokhokinesis : pasien tidak

mengalami kesulitan jika dengan

gerakan cepat

- Tes dix-hallpike sulit dinilai

- rebound fenomen (-)

- Nistagmus (-)/(-)

V. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Vertigo vestibuler perifer

Diagnosis Topis : Sistem vestibularis perifer

Diagnosis Etiologi : Gangguan sistem vestibularis perifer

VI. PLANNING

1. Ip.Dx

a. Laboratorium : darah rutin, GDS

2. Ip. Terapi

Medika mentosa

a. IVFD RL 20 tpm

b. Inj ondansetron 2 x 4 mg

c. Betahistin 3 x 6 mg PO

d. Flunarizin 2 x 5 mg PO

e. Dimenhidrinat 3 x 50 mg PO

f. Amlodipin 1x10 mg PO

Non medika mentosa:

a. Bed rest

12

Page 13: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

b. Terapi latihan fisik dan latihan mobilisasi

3. Ip. Monitoring :

a. Keadaan umum

b. Tanda vital

c. Defisit neurologi

Ip. Edukasi

a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien,

penyebab, faktor pencetus dan penatalaksanaan.

b. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien untuk latihan mobilisasi

jika keluhan mereda

PROGNOSA

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

BAB II

13

Page 14: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan

igoyang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari “diz-ziness” yang

secara definitif merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah

perasaan atau sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau

sebaliknya,lingkungan sekitar kita rasakan berputar.

B. ETIOLOGI

1. Penyakit system vestibuler perifer

- Telinga bagian luar: serumen, benda asing

- Telinga bagian tengah: retraksi timpani, OMA/OMP,

kolesteatom

- Telinga bagian dalam: labirintitis akut, syndrome meniere, BPPV

- N VIII:  infeksi, trauma, tumor

- Inti vestibuler: infeksi, CVA, tumor, multipel sclerosis

2. Penyakit susunan saraf pusat

- Hipoksia/ iskemik otak : hipertaensi kronik, arteriosclerosis,

anemia, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung

- Infeksi: meningitis, ensefalitis

- Trauma kepala

- Tumor

- Migren

- Epilepsi

3. Kelainan endokrin : hipotiroid, hipoglikemia, hamil, menstruasi,

menopause

14

Page 15: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

4. Kelainan psikiatri : depresi, sindroma hiperventilasi, neurosa, cemas,

fobia.

5. Kelainan mata : kelainan refraksi

C. PATOFISIOLOGI

Pada proses normal keseimbangan arus informasi berlangsung intensif

bila ada gerakan dari kepala atau tubuh. Akibat gerakan ini menimbulkan

perpindahan cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya silia dari sel rambut

menekuk menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah sehingga ion

kalsium menerobos masuk ke dalam sel (influks) dengan akibat terjadi

depolarisasi berupa pelepasan neurotransmitter eksilator (glutamate) yang

selanjutnya impuls diteruskan ke pusat di nervus vestibularis lalu ke otak

kecil (serebellum), korteks serebri, hypothalamus, dan pusat otomatik di

formation retikularis,. Selanjutnya sebagai hasilnya dikeluarkan perintah ke

efektor melalui neurotransmitter inhibitor (gamalat, dopamine).

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) dengan

apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Informasi yang berguna untuk

keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan

proprioseptik.Reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu

lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil

kontribusinya adalah proprioseptik.

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi

alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan

proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam

keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul

berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan

bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya

terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer

atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang

15

Page 16: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan

terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping

itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan

abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/

berjalan, dan gejala-gejala lainnya.

Beberapa teori mengenai mekanisme terjadinya vertigo diantaranya

adalah:

1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation).

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan

menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis, akibatnya akan timbul

vertigo, nistagmus, mual, dan muntah.

2. Teori konflik sensorik.

Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang

berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer, yaitu antara mata,

vestibulum, dan proprioseptik.Atau karena ketidakseimbangan masukan

sensoris dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan

kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat

berupa nistagmus, ataksia, rasa melayang, berputar.

3. Teori neural mismatch.

Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik.Menurut

teori ini otak mempunyai memori tentang pola gerakan tertentu, sehingga

jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang tidak sesuai dengan pola

gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf

otonom.Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang

akan terjadi mekanisme adaptasi, sehingga berangsur-angsur tidak lagi

timbul gejala.

4. Teori otonomik.

16

Page 17: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom

sebagai usaha adaptasi perubahan posisi.Gejala klinis timbul jika sistem

simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistem parasimpatis

mulai berperan.

5. Teori neurohumoral.

Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl), dan

teori serotonin (Lucat), yang masing-masing menekankan peranan

neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang

menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

6. Teori sinaps.

Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau

peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang

terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan

menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (Corticotropin

Releasing Factor). Peningkatan kadar CRF selanjutnya akan

mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan

mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf

parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering

timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas

simpatis, kemudian berkembang menjadi mual, muntah, dan hipersalivasi

setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf

parasimpatis.

D. KLASIFIKASI

1. VERTIGO VESTIBULAR

Vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang

senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk

menjaga keseimbangan

a. Perifer

17

Page 18: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang

disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas

mengontrol keseimbangan.

Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala-gejala seperti:

- Pandangan gelap

- Rasa lelah dan stamina menurun

- Jantung berdebar

- Hilang keseimbangan

- Tidak mampu berkonsentrasi

- Perasaan seperti mabuk

- Otot terasa sakit

- Mual dan muntah-muntah

- Memori dan daya pikir menurun

- Sensitif pada cahaya terang dan suara

- Berkeringat

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal

antara lain penyakit-penyakit seperti Benign Parozysmal Positional

Vertigo atau BPPV (gangguan keseimbangan karena ada perubahan

posisi kepala), meniere’s disease (gangguankeseimbangan yang sering

kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan

pada sel-sel saraf keseimbangan) dan labyrinthitis (radang di bagian

dalam pendengaran)

b. Sentral

18

Page 19: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam

otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan

otak dan serebelum (otak kecil). Gejala vertigo sentral biasanya terjadi

secara bertahap, penderita akan mengalami hal-hal seperti:

- Penglihatan ganda

- Sukar menelan

- Kelumpuhan otot-otot wajah

- Sakit kepala yang parah

- Kesadaran terganggu

- Tidak mampu berkata-kata

- Hilangnya koordinasi

- Mual dan muntah-muntah

- Tubuh terasa lemah

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral

termasuk antara lain stroke, multiple sclerosis (gangguan tulang belakang

dan otak), tumor, trauma di bagian kepala, migren, infeksi, kondisi

peradangan, neurodegenerative illnesses (penyakit akibat kemunduran

fungsi saraf) yang menimbulkan dampak pada otak kecil. Penyebab dan

Gejala Keluhan vertigo biasanya datang mendadak, diikuti gejala klinis

tidak nyaman seperti banyak berkeringat, mual,dan muntah. Faktor

penyebab vertigo adalah Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik,

Otolaringologi, Psikogenik, dapat disingkat SNOOP.

2. VERTIGO NON VESTIBULAR

19

Page 20: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Vertigo sistemik adalah keluhan vertigo yang disebabkan oleh

penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan

jantung.Sementara itu, vertigo neurologik adalah gangguan vertigo yang

disebabkan oleh gangguan saraf.Keluhan vertigo yang disebabkan oleh

gangguan mata atau berkurangnya daya penglihatan disebut vertigo

ophtalmologis; sedangkan vertigo yang disebabkan oleh berkurangnya

fungsi alat pendengaran disebut vertigo otolaringologis. Selain penyebab

dari segi fisik,penyebab lain munculnya vertigo adalah pola hidup yang tak

teratur, seperti kurang tidur atau terlalu memikirkan suatu masalah hingga

stres. Vertigo yang disebabkan oleh stres atau tekanan emosional disebut

vertigo psikogenik.

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular

Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular

Sifat vertigo rasa berputar melayang, hilang

Serangan Episodic Keseimbangan

Mual/muntah + Kontinu

Gangguan pendengaran +/- -

Gerakan pencetus gerakan kepala -

Situasi pencetus - gerakan obyek visualkeramaian, lalu lintas

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral

20

VERTIGO

PSIKOGENIK

BPPV

KETINGGIAN MABUK UDARA

PERIFER MENIERE

SINDROM FOBIA

INFEKSI TRAUMA ISKEMIK

PATOLOGIK

SENTRAL

Page 21: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Gejala Vertigo Vestibular Perifer Vertigo Vestibular Sentral

Bangkitan vertigo lebih mendadak Lebih lambat

Derajat vertigo berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala ++ +/-

Gejala otonom (mual, muntah, keringat)

++ +

Gangguan pendengaran (tinitus, tuli)

+ -

Tanda fokal otak - +

Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan Serangan

Disertai Keluhan Telinga

Tidak Disertai Keluhan Telinga

Timbul Karena Perubahan Posisi

Vertigo paroksismal Penyakit Meniere, tumor fossa cranii posterior, transient ischemic attack (TIA arteri vertebralis

TIA arteri vertebro-basilaris, epilepsi, vertigo akibat lesi lambung

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)

Vertigo kronis Otitis media kronis, meningitis tuberkulosa, tumor serebelo-pontine, lesi labirin akibat zat ototoksik

Kontusio serebri, sindroma paska komosio, multiple sklerosis, intoksikasi obat-obatan

Hipotensi ortostatik, vertigo servikalis

Vertigo akut Trauma labirin, herpeszoster otikus, labirinitis akuta, perdarahan labirin

Neuronitis vestibularis, ensefalitis vestibularis, multipel sklerosis

-

E. GAMBARAN KLINIS

Adapun gejala-gejala vertigo antara lain:

1. Gejala Subyektif :

- Pusing

- Kepala terasa ringan

21

Page 22: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

- Rasa terapung, terayun

- Mual

2. Gejala Obyektif :

- Keringat dingin

- Pucat

- Muntah

- Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan

- Nistagmus

Gejala tersebut diatas dapat diperhebat/diprovokasi perubahan posisi

kepala.selain gejala tersebut diatas dapat juga disertai gejala sebagai berikut :

1. Kelainan THT

2. Kelainan Mata

3. Kelinan Saraf

4. Kelainan Kardiovaskular

5. Kelainan penykit dalam lainnya

6. Kelainan Psikis

7. Konsusi Obat - obat ototoksik

F. DIAGNOSIS

1. Anamnesis

- Tanyakan bentuk vertigonya

- Keadaan yang memprovokasi

- Profil waktu: perlahan-lahan/ akut

- Keluhan yang menyertai : gangguan pendengaran, tinnitus, mual/

muntah

- Penggunaan obat-obatan : anti konvulsan, streptomisin, alkohol, dll.

22

Page 23: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

- Adanya penyakit sistemik : DM, Hypothiroid, Hipertensi, Blok

jantung

- Ada/ tidak stress

2. Pemeriksaan fisik

Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan

sistemik, otologik atau neurologik – vestibuler atau serebeler, dapat berupa

pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola

mata/nistagmus dan fungsi serebelum. Pendekatan klinis terhadap keluhan

vertigo adalah untuk menentukan penyebab; apakah akibat kelainan sentral

yang berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat – korteks serebri,

serebelum, batang otak, atau berkaitan dengan sistim vestibuler / otologik,

selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psikologik / psikiatrik yang

dapat mendasari keluhan vertigo tersebut. Faktor sistemik yang juga harus

dipikirkan / dicari antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal

jantung kongestif, anemi, hipoglikemi. Dalam menghadapi kasus vertigo,

pertama-tama harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan

kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan

terapi simtomatik yang sesuai.

Pemeriksaan Fisik Umum.

Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik;

tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri, bising

karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.

3. Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada

fungsi vestibular/ cerebral

a. Uji Romberg

23

Page 24: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan

kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian

selama 20-30 detik.Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat

menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara

tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan

penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi,

pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan

serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka

maupun pada mata tertutup.

Uji Romberg

b. Tandem Gait

Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan

diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.Pada kelainan

vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler

penderita akan cenderung jatuh.

c. Tes Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di

tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.

24

Page 25: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke

arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan

badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan

lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai

nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

d. Post – Pointing Tes (Uji Tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita

disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai

menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang

dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat

penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

25

Page 26: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

e. Tes Babinsky – Weil

Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke

depan dan lima langkah ke belakang selama setengah menit, jika ada

gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah

berbentuk bintang.

4. Pemeriksaan neurootologi

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di

sentral atau perifer.

a. Uji Dix Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke

belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º di bawah

garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke

kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan

uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.

Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul

setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit,

26

Page 27: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali

(fatigue). Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo

berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti

semula (non-fatigue).

b. Tes Kalori

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis

semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi

bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC) masing-masing

27

Page 28: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul

dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus

tersebut (normal 90-150 detik). Dengan tes ini dapat ditentukan adanya

canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal

paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah

rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional

preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus

yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi

perifer di labirin atau n. VIII, sedangkan directional preponderance

menunjukkan lesi sentral.

G. PENATALAKSANAAN

1. Medikasi

Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali

merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali

menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan

bervariasi.Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa

minggu. Beberapa golongan yang sering digunakan :

- Antihistamin

Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti

vertigo.Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat

dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin.Antihistamin yang

mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di

susunan saraf pusat.Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya

dengan kemampuannya sebagai obat antivertigo.Efek samping yang

umum dijumpai ialah sedasi (mengantuk).Pada penderita vertigo yang

berat efek samping ini memberikan dampak yang positif.

- Betahistin

28

Page 29: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat

meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk

mengatasi gejala vertigo.Efek samping Betahistin ialah gangguan

di lambung, rasa enek, dan sesekali “rash” di kulit.

Betahistin Mesylate (Merislon)

Dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.

Betahistin di Hcl (Betaserc)

Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6

tablet dibagi dalam beberapa dosis.

- Dimenhidrinat (Dramamine)

Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau

parenteral (suntikan intramuscular dan intravena).Dapat diberikan

dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari.Efek samping

ialah mengantuk.

Difhenhidramin Hcl (Benadryl)

Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan

dosis 25 mg (1kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat

ini dapat juga diberikan parenteral.Efek samping

mengantuk.

- Antagonis kalsium

Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis

kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering

digunakan. Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut

vestibular mengandung banyak terowongan kalsium.Namun,

antagonis kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti anti

29

Page 30: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini

berperan dalam mengatasi vertigo belum diketahui.

- Cinnarizine (Stugerone)

Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular.Dapat

mengurangi respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis

biasanya ialah 15 – 30 mg, 3 kali sehari atau 1 x 75 mg sehari.

Efek samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa cape, diare atau

konstipasi, mulut rasa kering dan “rash” di kulit.

- Fenotiazine

Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti

muntah).Namun tidak semua mempunyai sifat anti

vertigo.Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil)

sangat efektif untuk nausea yang diakibatkan oleh bahan kimiawi

namun kurang berkhasiat terhadap vertigo.

- Promethazine (Phenergan)

Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif

mengobati vertigo. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam.

Diberikan dengan dosis 12,5 mg – 25 mg (1 draze), 4 kali sehari

per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena).

Efek samping yang sering dijumpai ialah sedasi (mengantuk),

sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih sedikit disbanding

obat Fenotiazine lainnya.

- Khlorpromazine (Largactil)

Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo

yang berat dan akut.Obat ini dapat diberikan per oral atau

parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Dosis yang

30

Page 31: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

lazim ialah 25 mg (1 tablet) – 50 mg, 3 – 4 kali sehari. Efek

samping ialah sedasi (mengantuk).

- Obat simpatomimetik

Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo.Salah satunya

obat simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo

ialah efedrin.

- Efedrin

Lama aktivitas ialah 4 – 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25

mg, 4 kali sehari.Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi

dengan obat anti vertigo lainnya.Efek samping ialah insomnia,

jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah – gugup.

- Obat penenang minor

Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi

kecemasan yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek

samping seperti mulut kering dan penglihatan menjadi kabur.

- Lorazepam

Dosis dapat diberikan 0,5 mg – 1 mg

- Diazepam

Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg.

- Obat anti kolinergik

Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas

sistem vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.

- Skopolamin

31

Page 32: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau

efedrin dan mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah

0,3 mg – 0,6 mg, 3-4 kali sehari

2. Terapi fisik

Susunan saraf pusat mempunya kemampuan untuk mengkompensasi

gangguan keseimbangan.Namun kadang-kadang dijumpai beberapa

penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini

mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat

atau didapatkan deficit disistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-

kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik

vestibular.Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular,

membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.

Tujuan latihan ialah :

32

Page 33: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

- Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau

disekuilibrium untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara

lambat laun.

- Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.

- Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

Contoh latihan :

- Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.

- Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi,

ekstensi, gerak miring).

- Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian

dengan mata tertutup.

- Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan

mata tertutup.

- Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang

satu menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah).

- Jalan menaiki dan menuruni lereng.

- Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.

- Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan

juga memfiksasi pada objek yang diam.

Terapi Fisik Brand-Darrof 

Ada berbagai macam latihan fisik, salah satunya adalah latihan Brand-

Darrof.

33

Page 34: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

Keterangan Gambar:

- Ambil posisi duduk. 

- Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik

posisi duduk.

- Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing

gerakanlamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.

- Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.

3. Terapi Spesifik

a. BPPV

Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi obat-obatan.

Vertigo dapat membaik dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan

memindahkan deposit kalsium yang bebas ke belakang vestibule,.

Manuver ini meliputi reposisi kanalit berupa maneuver epley,

modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jam

setelah reposisi kanalit utnuk mencegah deposit kalsium kembali ke

kanalis semisirkularis

b. Vestibular neuronitis dan Labirynthis

Terapi focus pada gejala menggunakan terapi obat-obatan yang

mensipresi vestibular yang diikuti dengan latihan vestibular.

Kompensasi vestibular terjasi lebih cepat dan lebih sempurna jika

pasien mulai 2 kali sehari latihan vestibular sesegera mungkin setelah

vertigo berkurang dengan obat-obatan.

c. Meniere disease

Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik.Walaupun diet

rendah garam dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini

kurang efektif dalam mengobati ketulian dan tinnitus. Pada kasus

yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan shunt

endolimfatik atau cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini

resisten terhadap pengobatan diuretic dan diet.

34

Page 35: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

d. Iskemik Vascular

Terapi TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan

kejadian melalui control tekanan darah, menurunkan level kolesterol,

mengurangi merokok, menginhibisi fungsi platelet (misalnya aspirin,

clopidogrel) dan terkadang antikoagulasi (warfarin). Vertigo akut

yang disebabkan oleh stroke pada batang otak atau cerebellum diobati

dengan obat-oabat yang mensupresi vestibular dan meminimalisrir

pergerakan kepala pada hari pertama.Sesegera mungkin jika keluhan

dapat ditoleransi obat-oabatan harus di tapper off dan latihan

rehabilitasi vestibular harus segera dimulai. Penempatan stent

vertebrobasilar diperlukan pada pasien dengan stenosis arteri

vertebralis dan refrakter terhadap penaganan medis. Perdarahan pada

cerebellum dan batang otak member risiko kompresi sehingga

diperlukan dekompresi mellau neurosurgery.

35

Page 36: Laporan Kasus Vertigo ASTRID

DAFTAR PUSTAKA

1. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care, BJMP 2010;3(4):a351

2. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338

3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008

4. Perhimpunan Dokter Spesialis Indonesia (PERDOSSI). Vertigo patofisiologi, diagnosis dan terapi. Desantara Utama, Jakarta. 2013

5. Misbach, Jusuf; Abdul, Bar Hamid; Adre, Mayza; M. Kurniawan, Saleh. 2006. Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis (SPM) dan Standar prosedur Operasional (SOP) Neurologi. PERDOSSI.

6. Dewanto, George; Wita, J. Suwono; Budi, Riyanto; Yuda, Turana. 2009. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.

7. Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American Family Physician January 15, 2006. Volume 73, Number 2

8. Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient with Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and wilkins)

36