Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor ini penyebab timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). 1 Istilah otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar. 2,3 Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur. 4 Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari 1
31

Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Dec 01, 2015

Download

Documents

Al TaMira
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh

bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor ini penyebab timbulnya otitis

eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini

menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel

skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk

melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut

adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides

(11%).1 Istilah otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga

bagian luar. 2,3

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat

menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga

terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis

eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum

disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.4

Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang

pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak

tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca

(1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan.

Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel

dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk

(1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat

menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.

Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim panas

dan merupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum. Terjadinya kelembaban yang

berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan

menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.

Adapun tujuan dari laporan kasus ini sendiri adalah untuk mempermudah

menegakkan diagnosis otitis eksterna, serta dapat memahami apa saja penatalaksanaan,

patogenesis serta pencegahan juga prognosis dari penyakit ini.

1

Page 2: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Embirologi dan Anatomi Telinga Luar

Gambar. Anatomi Telinga

Secara anatomi telinga luar dapat dibagi menjadi aurikula (pinna) dan liang telinga

(canalis acusticus eksternus/CAE). Telinga luar dipisahkan dengan telinga dalam oleh

membran timpani. aurikula dan 1/3 lateral liang telinga tediri dari kartilago elastis yang

secara embrional berasal dari mesoderm dan sejumlah kecil jaringan subkutan yang ditutupi

oleh kulit dan adneksanya. Hanya lobulus pinna yang tidak memiliki kartilago dan terdapat

lemak.

Gambar. Perkembangan Aurikula

Aurikula berasal dari enam tonjolan mesenkim, tiga tonjolan dari arkus brankial

pertama dan lainnya dari arkus brankial kedua. Pada kehamilan yang normal tonjolan

2

Page 3: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

mesenkim kartilaginosa bersatu membentuk aurikula. Aurikula akan berpindah posisi

menjadi lebih tinggi yaitu dari posisi semula dekat comissura lateralis oris ke area temporal

dengan pertumbuhan selektif dari mandibula.

Kanalis akustikus eksterna merupakan derivat dari celah brankial pertama

ektodermantara mandibula (I) dan lengkung hyoid (II). Epitel yang melapisi celah ini

bertemu dengan endoderm dari lengkung faringeal pertama yang kemudian membentuk

membran timpani dan menjadi batas medial dari kanalis akustikus eksterna. Jaringan ikat

yang berasal dari mesoderm ditemukan antara ektoderm dan endoderm dan kemudian

menjadi lapisan fibrosa membran timpani. Karena embriologinya yang berasal dari ektoderm,

kanalis akustikus eksternus, termasuk permukaan lateral membran timpani, dilapisi oleh

epitel skuamosa.

Proses kanalisasi lengkap terjadi pada minggu ke-12 kehamilan, pada saat itu kanalis

akustikus eksternus telah dilapisi oleh jaringan epitel. Kemudian akan terjadi rekanalisasi

pada minggu ke-28 kehamilan.

Telinga luar atau pinna merupakan gabungan dari kartilago yang dilapisi kulit. Bentuk

kartilago ini unik dan harus diusahakan untuk mempertahankan bangunan ini karena dapat

menjaga telinga luar dari trauma. Kulit pada permukaan luar daun telinga melekat erat pada

kartilago di bawahnya beserta jaringan ikat dari dermis yang padat membentuk perikondrium.

Sebaliknya, kulit permukaan belakang daun telinga mempunyai lapisan subkutan sejati.

Keadaan daun telinga serta posisi daun telinga yang terbuka merupakan penyebab timbulnya

sebagian besar masalah klinis yang mengenai daun telinga yaitu trauma, kontak langsung

dengan cuaca, dan infeksi.

3

Page 4: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Gambar.

Liang Telinga. a.

bagian

kartilaginosa. b. bagian osseus

Pengumpulan cairan akibat proses-proses tersebut seperti adanya pus dan hematom

mengakibatkan terpisahnya perikondrium dari kartilago. Bila proses ini tidak segera diatasi

maka akan terjadi nekrosis kartilago karena terganggunya perfusi nutrisi dari pembuluh darah

perikondrium.

Kanalis akustikus eksternus dapat dibagi menjadi 2 bagian. Bagian luar, 40% dari

CAE, adalah bagian kartilaginosa dan terdapat lapisan tipis jaringan subkutan diantara kulit

dan kartilago. Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal dari bagian tulang, selain

itu juga mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi tiap individu namun ikut

membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Bagian dalam, 60% dari CAE,

adalah bagian osseus terutama dibentuk oleh timpanic ring dan terdapat jaringan lunak yang

sangat tipis antara kulit, periosteum dan tulang.

Anatomi bagian ini sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh

dengan kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan

demikian daerah ini sangat peka dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak

terdapat ruang untuk ekspansi. Terdapat penyempitan pada petemuan bagian kartilaginosa

dan bagian osseus kanalis akustikus eksternus yang disebut isthmus. Panjang kanalis

akustikus eksternus pada orang dewasa rata-rata 2,5 cm. Karena posisi membran timpani

yang miring, maka bagian posterosuperior kanalis akustikus eksternus lebih pendek 6 mm

dari bagian anteroinferior. Kanalis akustikus eksternus membentuk kurva seperti huruf S arah

superior dan posterior dari lateral ke medial. Kanalis akustikus eksternus juga mengarah ke

4

Page 5: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

hidung sehingga pada pemeriksaannya aurikula perlu ditarik ke superior, lateral dan posterior

untuk meluruskan kanalis akustikus eksternus.

Bagian lateral kanalis akustikus eksternus dibatasi oleh meatus. Bagian medial

dibatasi oleh membran tympani dan bagian squamosa tulang temporal yang menjadi barier

yang baik terhadap penyebaran infeksi bila membran tersebut utuh. Bila terjadi perforasi

membran tympani infeksi dapat menyebar kembali dan terus menyebar dari telinga tengah ke

kanalis akustikus eksternus. Tympanic ring yang berbentuk seperti tapal kuda dan bagian

squamosa tulang temporal memisahkan kanalis akustikus eksternus dengan fossa cranial

media, yang jarang terjadi penyebaran infeksi secara langsung ke intracranial.

Batas posterior kanalis akustikus eksternus adalah kavum mastoid. Beberapa

pembuluh darah masuk ke kanalis akustikus eksternus, khususnya sepanjang sutura

tympanomastoid. Infeksi dapat menyebar secara hematogen melalui segmen mastoid ini. Dari

posterior ke bagian kartilaginosa kanalis akustikus eksternus terdapat jaringan ikat tebal

mastoid yang dapat menyebabkan infeksi sekunder.

Batas superior kanalis akustikus eksternus adalah fossa infratemporal dan basis

kranii.infek yang meluas sampai ke atap kanalis akustikus eksternus dapat meluas ke

strukturr ini. Batas anteriornya adalah kelenjar parotis dan temporomandibular junction.

Pada kanalis akustikus eksternus terdapat tiga mekanisme pertahanan pelindung yaitu

tragus dan antitragus, kulit degan lapisan serumen, dan isthmus. Tragus dan antitragus

membentuk barier parsial terhadap benda asing makroskopik. Kulit pada bagian kartilaginosa

memiliki banyak sel rambut dan kelenjar apokrin seperti halnya kelenjar seruminosa. Ketiga

struktur adeneksa ini bersama-sama memberikan fungsi proteksi dan biasa disebut unit

apopilosebaseous. Eksfoliasi sel-sel epitel skuamosa ikut berperan dalam pembentukan

materi sebagai lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. Gabungan berbagai

bahan ini membentuk suasana asam dengan pH 6, yang berfungsi mencegah infeksi.migrasi

sel epitel yang terlepas juga membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari membran

timpani ke arah luar.

5

Page 6: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Gambar. Unit Apopilosebaseus pada Kanalis Akustikus Eksternus

Invaginasi epidermis membentuk dinding terluar dari folikel rambut dan tangkai

rambut membentuk dinding bagian dalam. Saluran folikularis merupakan ruangan antara

kedua struktur ini. Alveoli dari kelenjar sebasea dan apokrin kosong sampai dengan pendek,

duktus ekskretorius yang lurus, dan bemuara ke saluran folikularis. Sumbatan pada salah satu

bagian dari salah satu sistem kelenjar ini merupakan faktor predisposisi terhadap timbulnya

infeksi.

Kanalis akustikus eksternus yang normal memiliki struktur proteksi dan pembersihan

sendiri. Lapisan serumen berangsur-angsur berjalan pada salurannya yaitu setelah bagian

isthmus ke bagian lateral kanalis akustikus eksternus dan kemudian keluar dari telinga.

Pembersihan kanalis akustikus eksternus yang berlebihan, baik karena alat maupun sebagai

suatu tindakan, dapat mengganggu barier pelindung primer dan dapat memicu terjadinya

infeksi. Variasi individu pada anatomi kanalis akustikus eksternus dan konsistensi produksi

serumen dapat menjadi predisposisi terjadinya penumpukan serumen pada beberapa orang.

6

Page 7: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

2. 2. Vaskularisasi Telinga Luar

Aurikula dan kanalis akustikus eksternus menerima perdarahan dari arteri temporalis

superfisialis dan cabang aurikularis posterior yang merupakan cabang dari arteri karotis

eksterna.

Sedangkan aliran vena dari aurikula dan meatus yaitu melalui vena temporalis

superfisiali dan vena aurikularis posterior kemudian bersatu membentuk vena

retromandibular yang biasanya terpisah dan keduanya bertemu di vena jugularis, pertemuan

terakhir terdapat pada vena jugularis eksterna namun demikian juga menuju ke sinus sigmoid

melalui vena emissarius mastoid.

2. 3. Persarafan dan alitan limfatik telinga luar

2. 3. 1. Persarafan daun telinga dan kanalis akustikus eksternus

Persarafan sensoris ke aurikula dan canalis akustikus eksternus berasal dari persarafan

kranialis dan kutaneus dengan kontribusi dari cabang aurikulotemporal N. Trigeminus (V), N.

Fasialis (VII), dan N. Vagus (X)., dan juga N. Aurikularis magna dari pleksus

servikalis (C 2-3). Otot motorik ekstrinsik telinga, yaitu pada bagian anterior, superior, dan

posterior aurikula dipersarafi N. Fasialis (VII).

Tabel. Persarafan Aurikula

Nerve Derivation Region Supplied

Greater auricular Cervical plexus

C2.3

Permukaan medial dan permukaan

lateral bagian posterior

Lesser occipital Cervical plexus

C2.3

Bagian superior dari permukaan

Medial

Auricular Vagus Concha , antihelix, sebagian

eminentia concha (permukaan

medial)

Auriculotemporal Mandibular (N. V3) Tragus, crus of helix, perbatasan

Helix

Facial (N. VII) Kemungkinan menyuplai sebagian

kecil dari akar konka

Gambar. Wilayah persarafan Aurikula

7

Page 8: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

2. 3. 2. Aliran Limfatik Telinga

Aliran limfatik kanalis akustikus eksternus merupakan saluran yang penting pada

penyebaran infeksi. Bagian anterior dan posterior terdapat aliran limph dari kanalis akustikus

eksternus menuju ke limfatik pre-aurikular didalam kelenjar parotis dan kelenjar getah bening

leher profunda bagian superior.

Bagian inferior kanalis akustikus eksternus aliran limphnya menuju ke kelenjar getah

bening infra aurikular dekat angulus mandibularis. Sedangkan bagian posterior menuju ke

kelenjar getah bening post aurikular dan kelenjar getah bening leher profunda superior.

B. Definisi Otitid Eksterna

Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga cuaca

panas ( hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri

yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran

folikel.

Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah

maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.

Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga sehingga menambah

kemungkinan trauma karena garukan 3,5 .

C. Epidemiologi

Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping

penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d

Desember 2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru

dimana, dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna difusa

dan 585 kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta.

Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang

pada iklim- iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari

otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti

mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini yang mengatakan

bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Bahwa keadaan

panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari

liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna

8

Page 9: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

D. Etiologi

Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa,

Proteus mirabilis, Staphylococcus, Streptococcus, dan beberapa bakteri gram negatif. Serta

dapat juga disebabkan oleh jamur sereti Jamur golongan Aspergillus atau Candida sp. Otitis

eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis 4,9.

Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 6,7

Derajat keasaman (pH)

Ph pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi sebagai

protektor terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH menjadi basa maka akan

mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh karena proteksi

terhadap infeksi menurun.

Udara

Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah tumbuh.

Trauma

Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga merupakan factor predisposisi

terjadinya otitis eksterna.

Berenang

Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna kulit liang telinga

dapat terjadi setelah terkena air.

E. Klasifikasi Otitis Eksterna

Melihat bentuk infeksi di liang telinga, penyakit dibagi atas:

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul).

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di

liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan

furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita

diabetes.

Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari

ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila

mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang

telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat

atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

9

Page 10: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta :

1. Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10%

ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan

insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.

2. Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup

berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250

qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.

3. Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).

Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu

adanya penyakit diabetes mellitus.

Otitis eksterna difus

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi

bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab

lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang

telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat

furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta

(furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak

bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari

kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang

mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara

obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika

sistemik.

Berdasarkan perjalanan waktu, otitis eksterna dibagi menjadi:

1. Otitis eksterna akut :

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul).

Otitis eksterna difus

2. Otitis eksterna kronik

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul) adalah otitis eksterna lokal yang

bermula dari infeksi folikel rambut dan menimbulkan furunkel (bisul)10 pada

sepertiga luar dari liang telinga luar (meatus akustikus eksterna). Otitis eksterna

difus adalah otitis eksterna yang dapat disebabkan bakteri (pseudomonas,

stafilokokus, proteus) atau jamur pada dua per tiga dalam dari liang telinga luar

(meatus akustikus eksterna).

10

Page 11: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan

ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks

menyebabkan liang telinga menyempit.

F. Patofisiologi

Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan

dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga)

dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen

akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan

anatomis berupa lekukan pada liang telinga.

Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga

ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga

merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.

Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan

protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal

yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa

gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya

menimbulkan rasa nyeri.

Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa

nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa

menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan

terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.

Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas (41%),

streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Infeksi pada liang

telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :

Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan

jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis

akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.

Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan

tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan

dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa

sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

11

Page 12: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Gambar. Patofisiologi Otitis Eksterna

G. Gejala Klinik

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis

eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.1

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa

sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal

disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis

eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.1

Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak

sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang

hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan

ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya

tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan

bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan

perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit

12

Page 13: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit

dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan

dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang

hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.1

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.

Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif

pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan

timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan

yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman

hantaran suara.1

H. Diagnosis

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal berupa gatal. Rasa

gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan kondisi

penyakitnya (mis, pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri terutama ketika

daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.

Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental

purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan

bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.

Pendengaran pasien bisa normal atau sedikit berkurang, tergantung pada besarnya

furunkel atau edema yang terjadi dan telah menyumbat pada liang telinga.

Didapatkan riwayat faktor predisposisi misalnya kebiasaan berenang pada pasien,

ataupun kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud bahkan menggunakan bulu ayam

yang merupakan media penyebaran infeksi.

Pemeriksaan Fisik pada pasien bisanya menunjukkan:

Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE

penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak.

Pada folikulitis akan didaptkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.

Nyeri tragus (+)

Tidak adanya partikel jamur

Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan.4

I. Penatalaksanaan

13

Page 14: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Otitis ekseterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat

menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Untuk tujuan ini biasanya perlu

disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar

mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan

dengan menggunakan forsep hartmann yang kecil. Penderita harus meneteskan obat tetes

telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari

liang telinga karena lumen sudah bertambah besar.

Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotic yang paling efektif terhadap

pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang

telah diasamkanbahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat

bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan

berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga bersih dan kering.

Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi

pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar

telinganya selalu kering, menggunakan alcohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Juga

harus diingatkan agar tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu

sering 2.

J. Komplikasi

Perikondritis

Selulitis

Dermatitis aurikularis.4

BAB III

14

Page 15: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. “M”

Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Lrg. Damai

2. ANAMNESIS ( autoanamnesis, tanggal 27 Agustus 2012)

Keluhan Utama: Perasaan penuh dan nyeri di telinga kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Poli THT RSUD Palembang BARI dengan keluhan perasaan

penuh dan nyeri pada telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan

pendengaran pada telinga kiri sedikit terasa berkurang, liang telinga kiri sedikit gatal

dan rasa berair. Pasien mengaku kerap membersihkan liang telinganya menggunakan

cotton bud dan pasien masukkan air. Riwayat telinga berdengung (-). Pasien tidak

mengeluhkan demam. Riwayat batuk, pilek dan nyeri tenggorokan juga disangkal

oleh pasien. Namun pasien menyangkal terdapat riwayat keluar cairan dari dalam

telinga.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit berat, riwayat sinusitis (-),

riwayat rinitis (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-), riwayat trauma pada

telinga (-), riwayat penyakit pada telinga sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada riwayat gejala penyakit telinga yang serupa pada anggota keluarga pasien.

Riwayat Alergi:

riwayat penggunaan obat-obatan dan riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan

(-).

Riwayat Pengobatan :

Pasien belum pernah mencoba mengobati keluhan yang dirasakannya.

15

Page 16: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

3. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal Pemeriksaan : 27 Agustus 2012

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital:

Tensi : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu: 36,3 C

Respirasi : 16 x/menit

Status Lokalis:

Telinga:

Gambar :

Bagian Telinga Telinga kanan Telinga kiri

AurikulaDeformitas (-), hiperemis (-),

edema (-)

Deformitas (-), hiperemis (-),

edema (-)

Daerah preaurikula

Hiperemis (-), edema (-), fistula

(-), abses (-), nyeri tekan tragus

(-)

Hiperemis (-), edema (-), fistula

(-), abses (-), nyeri tekan tragus

(+)

Daerah retroaurikulaHiperemis (-), edema (-), fistula

(-), abses (-), nyeri tekan (-)

Hiperemis (-), edema (-), fistula

(-), abses (-), nyeri tekan (-)

Meatus akustikus

Serumen (-), edema (-),

hiperemis (-), furunkel (-),

otorea (-)

Serumen (-), edema (+),

hiperemis (+), furunkel (-),

sekret (+), cair, kekuningan

Membran timpani

Retraksi (-), bulging (-),

perforasi (-), cone of light (+),

posisi jam 5, Injeksi (+)

Retraksi (-), bulging (-),

perforasi (-), cone of light (+),

posisi jam 7, Injeksi (+)

16

Page 17: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Hidung:

Gambar :

Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri

Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (-),

nyeri tekan (-), deformitas

(-).

Bentuk (N), Inflamasi (-),

nyeri tekan (-), deformitas

(-).

Rinoskopi Anterior

Vestibulum N N

Dasar kavum nasi media Bentuk (N), mukosa

hiperemi (-).

Bentuk (N), mukosa

hiperemi (-).

Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), sekret

(-), konka nasi media (N),

massa (-), sekret (-).

Mukosa hiperemi (-), sekret

(-), konka nasi media (N),

massa (-), sekret (-).

Meatus nasi inferior Mukosa hiperemi (-), edema

(-)

Mukosa hiperemi (-), edema

(-)

Konka nasi inferior Mukosa hiperemi (-), edema

(-)

Mukosa hiperemi (-), edema

(-)

Septum nasi Deviasi (-), benda asing (-),

perdarahan (-).

Deviasi (-), benda asing (-),

perdarahan (-).

Tenggorokan:

Gambar :

17

Page 18: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Bagian Keterangan

Mukosa bukal hiperemis (-), massa (-)

Mukosa gigi hiperemis (-), massa (-)

Palatum durum dan palatu mole Hiperemis (-), massa (-)

Mukosa faring Hiperemis (-), edema (-), massa (-), granul (-), ulkus (-)

Tonsil Hiperemis (-), ukuran T1-T1, detritus (-)

4. RESUME

Seorang perempuan, 37 tahun,datang Poli THT RSUD Palembang BARI

dengan keluhan perasaan penuh dan nyeri pada telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu.

Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kiri sedikit terasa berkurang,

liang telinga kiri sedikit gatal dan rasa berair. Pasien mengaku kerap membersihkan

liang telinganya menggunakan cotton bud dan pasien masukkan air. Riwayat telinga

berdengung (-). Pasien tidak mengeluhkan demam. Riwayat batuk, pilek dan nyeri

tenggorokan juga disangkal oleh pasien. Namun pasien menyangkal terdapat riwayat

keluar cairan dari dalam telinga.

Pada pemeriksaan fisik telinga kiri pasien didapatkan adanya gejala klinis

otitis eksterna diffusa berupa nyeri tekan tragus selain itu terdapat peradangan pada

meatus akustikus telinga kiri yaitu terdapat edema, hiperemi, secret(+), dan liang

telinga sangat sempit.

5. DIAGNOSIS BANDING :

- Otitis eksterna difusa

- Otitis eksterna sirkumskripta

18

Page 19: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

6. DIAGNOSIS KERJA:

Otitis Eksterna Diffusa Sinistra.

7. PEMERIKSAAN ANJURAN

Swab telinga untuk dilakukan kultur guna mengetahui jenis kuman penyebab dan

sensitifitas terhadap antibiotik.

8. PENATALAKSANAAN:

a. Non medikamentosa

Pasien diberitahu bahwa pasien mengalami infeksi pada liang telinga.

Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin

terjadi pada pasien.

pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering.

Pasien diingatkan agar tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan cotton bud

terlalu sering.

b. Medikamentosa

Lokal :

Antibiotik topikal : dapat diberi antibiotik topikal polimiksin B dan neomisin,

3-4 tetes / 3-4 kali perhari.

Sistemik :

- Antibiotik : amoxicilin tab 500 gr 3x1

- Analgesik : Asam mefenamat 500gr 3x1 jika perlu

9. PROGNOSIS :

Dubia ad bonam

BAB IV

PEMBAHASAN

19

Page 20: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

Pada kasus ini diagnosis otitis eksterna diffusa sinistra ditegakkan berdasarkan

anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis di dapatkan bahwa

pasien mengeluh telinga kiri terasa penuh dan sedikit nyeri yang dirasakan sejak 1 minggu

yang lalu, dimana sebelumnya pasien memiliki kebiasaan mengkorek-korek telinga karena

telinga terasa gatal dan berair. Hal ini yang kemungkinan dapat menyebabkan trauma ringan

sehingga terjadi perubahan pada kulit liang telinga yang memudahkan terjadinya infeksi

kuman. Pasien juga mengeluhkan sensasi gatal pada liang telinga serta terdapat penurunan

pendengaran yang dirasakan sejak keluhan utama muncul. Hal ini sesuai dengan gejala otitis

ekterna diffusa yaitu nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit akibat edema masif,

terdapat secret yang berbau dan terdapat gangguan pendengaran yang terjadi karena liang

telinga yang edema dan menyumbat liang teling.

Pada pemeriksaan fisik telinga kiri pasien didapatkan adanya gejala klinis otitis

eksterna diffusa berupa nyeri tekan tragus selain itu terdapat peradangan pada meatus

akustikus telinga kiri yaitu terdapat edema, hiperemi, secret(+), dan liang telinga sangat

sempit.

Pada otitis eksterna, pengobatannya amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan

penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga. Pembersihan liang telinga

dengan mengorek-ngorek telinga dengan benda asing seperti cotton bud tidak dianjurkan

karena dapat menyebabkan trauma atau iritasi. Penatalaksanaannya dapat diberikan obat tetes

telinga yang mengandung neomisin, polimiksin B dan korikosteroid juga dapat menjadi

pilihan. Kadang- kadang diperlukan obat antibiotik sistematik.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Laporan Kasus THT Otitis Eksterna

1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan

Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from :

www.usudigitallibrary.com. Accessed : 2011, April 16.

2. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher

Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara.

3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from

http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed : April 16th 2011.

4. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed : 2011 April

16.

5. Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC

6. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed : 2011 April

16.

7. Soepardi, Iskandar, N., Bashiruddin, J., et al. (eds)., (2007), Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi Keenam, Jakarta :

Gaya Baru.

8. Sosialisman, Alfian P. hafil, Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar.Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Hal. 59. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.

21