Top Banner
24

Laporan Kasus Rhinitis Alergi

Oct 12, 2015

Download

Documents

rianiputri

Laporan Kasus Rhinitis Alergi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

CASE REPORT RHINITIS ALERGI

CASE REPORT RHINITIS ALERGIRIANI PUTRI LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama: Tn. A.Jenis Kelamin: Laki-laki.Usia: 29 tahun.Agama: Islam.Pekerjaan: Pegawai Swasta.Alamat: Sukarajin, Gandasari 4/3, Katapang, Bandung.Tanggal Pemeriksaan: 04 Juni 2014.No. Rekam Medik: 475593. ANAMNESAKeluhan Utama: Bersin bersin.Keluhan Tambahan: Gatal di hidungRiwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Poliklink THT RSUD Soreang dengan keluhan bersin-bersin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan bersin bersin dirasakan lebih sering pada pagi hari. Keluhan disertai rasa gatal pada hidung dan keluar cairan encer bening dari hidung. Keluhan hidung tersumbat juga diakui pasien, sehingga kemampuan menghidunya terasa berkurang, namun pasien masih dapat bernapas. Keluhan tidak disertai nyeri di dahi dan pipi pasien, panas badan, batuk pilek, rasa gatal pada tenggorokan, suara menjadi serak, rasa tersumbat di telinga, dan pendengaran berkurang. Riwayat nyeri pada daerah sekitar hidung dan pipi terutama bila menunduk, tidak ada. Riwayat keluar cairan dan nyeri pada telinga tidak ada. Riwayat gatal-gatal pada kulit tidak ada. Riwayat sesak dan napas berbunyi mengi tidak ada. Riwayat gatal-gatal ketika makan makanan tertentu tidak ada. Riwayat alergi debu diakui pasien. Riwayat memiliki atau berkontak dengan hewan peliharaan tidak ada.

Pasien sering mengalami keluhan serupa sejak pasien masih kecil. Keluhan dirasakan hilang timbul, biasanya keluhan muncul pagi-pagi. Keluhan pasien dirasakan mengganggu pasien bekerja. Pasien mengatakan bahwa ia dapat mengalami keluhan seperti ini 2x dalam sebulan.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat keluhan serupa diakui, dan menurut pasien memang sering kambuh. Riwayat alergi debu diakui pasien. Riwayat alergi terhadap makanan dan obat tertentu tidak ada. Riwayat asma sebelumnya tidak pernah.Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat keluhan serupa dalam anggota keluarga tidak ada. Riwayat asma dan alergi makanan atau obat dalam keluarga tidak ada. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan UmumKesan Sakit: Tampak sakit ringan.Kesadaran: Compos mentis.Tanda Vital Tekanan darah: (tidak dilakukan).Nadi: 80 x/menit.Respirasi: 20 x/menit.Suhu: 37,2oC per aksila. Status Generalis : dalam batas normal

Status THT

Telinga

BagianKelainanAurisDextraSinistraPreaurikulaKongenitalRadang dan tumorTrauma------AurikulaKongenitalRadang dan tumorTrauma------BagianKelainanAurisRetroaurikulaEdemaHiperemisNyeri Tekan SikatriksFistulaFluktuasi------------Canalis Acusticus ExternaKongenitalKulitSekretSerumenEdemaJaringan granulasi-tenang-----tenang----Membran TimpaniWarnaIntakRefleks cahayaputih keabuanintak+putih keabuanintak +HidungPemeriksaanCavum NasalisDextraSinistraKeadaan LuarBentuk dan ukurand.b.nd.b.nRhinoskopi AnteriorMukosaSekretEdemaKrustaSeptum DeviasiPolip/TumorPasase Udarapucat+ (serosa)+---+pucat+ (serosa)+---+Rhinoskopi Posteriortidak dilakukantidak dilakukanMulutBagianKeteranganMukosaGigi geligiTonsilFaringtenangt.a.kT1-T1 tenanghiperemis (-)Maksilofasial : bentuk simetris, nyeri tekan (-), paresis saraf kranial (-). RESUMETn. A, 39 tahun, datang dengan keluhan bersin-bersin disertai rasa gatal di hidung dan mata. Hidung tersumbat (+), watery nose (+), riwayat alergi debu (+). Keluhan mengganggu pekerjaan pasien. Pasien mengatakan bahwa keluhan dirasakan 2x dalam sebulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya allergic shiner dan allergic crease. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak mukosa hidung mengalami edema, berwarna pucat, disertai adanya sekret bening encer yang banyak. Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan penunjang apapun.

DIAGNOSIS BANDINGRinitis alergi intermiten sedang-berat.Rinitis infeksi.Rinitis non-alergi dengan sindrom eosinofilia.Rinitis vasomotor.DIAGNOSIS KERJARinitis alergi intermiten sedang-berat.USULAN PEMERIKSAANLab darah rutin: leukosit, diff. count.Skin prick test. PENATALAKSANAANNon-farmakologiMenghindari kontak dengan alergen, misalnya dengan cara memakai masker saat akan berkontak dengan debu.Mengganti seprai dan sarung bantal/guling 1x sebulan.Menjemur kasur tidur 1x sebulan.FarmakologiAntihistamin: cetirizine 1 x 5-10mgDekongestan: pseudoefedrin 4 x 60mg PROGNOSISQuo ad vitam: ad bonam.Quo ad functionam: ad bonam.

PEMBAHASANMengapa pada pasien ini ditegakkan diagnosis rinitis alergi intermiten sedang-berat? Diagnosis rinitis alergi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, sbb:

Dari anamnesis didapatkan:Keluhan bersin-bersin (sneezing).Adanya gatal pada hidung (nasal itching) dan mata.Keluhan hidung tersumbat (nasal obstruction).Keluar sekret encer (nasal discharge), bening, dan banyak. Adanya riwayat alergi debu.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:Kulit berwarna kehitaman di bawah kelopak mata bawah (allergic shiner). Lipatan tranversal pada hidung (transverse nasal crease / allergic crease).Pemeriksaan rongga hidung dengan spekulum didapatkan sekret hidung jernih, membran mukosa hidung edema dan pucat.Klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO-ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2008, yaitu berdasarkan sifat berlangsung-nya, dibagi menjadi:Intermiten/kadang-kadang: bila gejala < 4 hari/minggu atau < 4 minggu.Persisten/menetap: bila gejala > 4 hari/minggu dan > 4 minggu.

Sedangkan untuk tingkat berat-ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi:Ringan: bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dan hal-hal lain yang terganggu.Sedang-berat: bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas.

Pasien mengaku keluhan timbul 2 kali dalam sebulan dan pekerjaan pasien terganggu karena keluhan yang dirasakan, sehingga ditegakkanlah diagnosis rhinitis alergi intermiten sedang-berat.

PATOFISIOLOGIBagaimana penatalaksanaan pada pasien ini? Terapi yang paling ideal untuk pasien rinitis alergi adalah dengan menghindari kontak dengan alergen penyebabnya. Karena pasien memiliki alergi terhadap debu, maka dapat diberikan edukasi untuk menghindari kontak dengan debu seperti penggunaan masker, mengganti seprai secara rutin.

Berdasarkan Algoritma Penatalaksanaan Rinitis Alergi menurut WHO Initiative ARIA 2001 untuk dewasa, maka diberikan terapi antihistamin dan dekongestan oral, yaitu

Antihistamin: cetirizine 1 x 5-10mgDekongestan: pseudoefedrin 4 x 60mg

DAFTAR PUSTAKARusmarjono, Erfiaty AS, Nurbiaty, dkk (Editor). 2007. Sumbatan Hidung, Rinitis Alergi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi VI. Jakarta: FKUI. Hal: 118-122, 128-133Irawati N, Kasakeyan E, dan Rusmono N. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 128-134.Snow Jr, James B. Ballenger, John Jacob. 2003. Balllengers Otorhinolarynology Head and Neck Surgery Sixteenth Edition. Hamilton: BC Decker Inc. Hal: 708-739.Hawke, Michael, et all. 2002. Diagnostic Handbook of Otorhinolaryngology. New York: Material. Hal: 91-155.Lalwani, Anil K. 2008. Current Diagnosis and Treatment; Otolaryngology Head and Neck Surgery Second Edition. New York: McGraw Hill. Hal: 267-272 AP, Arwin, dkk. 2007. Buku Ajar Alergi imunologi Anak Edisi 2. Jakarta: IDAI. Hal: 76-88.National Library of Medicine. Allergic Rhinitis. Tersedia pada: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000813.htm, diakses tanggal 25 April 2014. TERIMA KASIH