LAPORAN KASUS KASUS 1. Identitas : Nama : Ny. M Umur : 51 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Kawin Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumahtangga Alamat : Candisari Mranggen Demak Tangal Masuk RS : 19 Agustus 2012 Tanggal Keluar RS : 29 Agustus 2012 No. CM : C371258 Riwayat penyakit sekarang KeluhanUtama : Nyeri kepala hebat - Onset : ± 1 hari SMRS, mendadak - Lokasi : Intrakranial - Kualitas : Nyeri kepala hebat disertai rasa kaku pada leher - Kuantitas : ADL dibantu keluarga - Kronologis : ± 1 hari SMRS saat bangun tidur pasien tiba-tiba mengeluh nyeri kepala hebat, seperti ditusuk-tusuk, leher terasa kaku, mual (+), muntah (-), kejang (-),penurunan kesadaran (-). Pasien lalu dibawa keluarga ke RS Demak, kemudian dirujuk ke RS dr.Kariadi Semarang.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS
KASUS 1.
Identitas :
Nama : Ny. M
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumahtangga
Alamat : Candisari Mranggen Demak
Tangal Masuk RS : 19 Agustus 2012
Tanggal Keluar RS : 29 Agustus 2012
No. CM : C371258
Riwayat penyakit sekarangKeluhanUtama : Nyeri kepala hebat
- Onset : ± 1 hari SMRS, mendadak
- Lokasi : Intrakranial
- Kualitas : Nyeri kepala hebat disertai rasa kaku pada leher
- Kuantitas : ADL dibantu keluarga
- Kronologis : ± 1 hari SMRS saat bangun tidur pasien tiba-tiba mengeluh nyeri kepala hebat, seperti ditusuk-tusuk, leher terasa kaku, mual (+), muntah (-), kejang (-),penurunan kesadaran (-). Pasien lalu dibawa keluarga ke RS Demak, kemudian dirujuk ke RS dr.Kariadi Semarang.
- Faktor yang memperberat : -
- Faktor yang memperingan : -
- Gejala penyerta : mual, leher kaku
2. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat trauma kepala disangkal. Riwayat Kencing manis, kholesterol, asam urat disangkal. Riwayat Darah tinggi (+), tidak minum obat Riwayat stroke sebelumnya (-)
3. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.
4. Riwayat sosial ekonomi dan pribadi
Penderita seorang ibu rumah tangga, suami seorang petani, punya 1 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas.
- Tampak lesi hiperdens mengisi sulkus kortikalis regio parietal kiri, fissura sylvii kanan kiri dan tentorium serebri
- Tampak lesi hiperdens mengisi ventrikel IV- Fissura Sylvii dan sulcus kortikalis tampak menyempit- Ventrikel lateral kanan-kiri, III tampak baik- Cisterna perimesensefalik tampak baik- Tak tampak midline shifting- Pons dan pons cerebellum baik
Kesan :
- Perdarahan subarachnoid- Intraventrikular hemorrhage- Tak tampak tanda-tanda peningkatan TIK
Pasien dirawat selama 10 hari, dan kondisi saat pulang GCS E4M6V5, nyeri kepala sudah berkurang, dan tidak ada kelemahan anggota gerak.
Kasus 2
Identitas :
Nama : Ny. P
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumahtangga
Alamat : Rawoh Karangrayuing Grobogan
Tangal Masuk RS : 4 September 2012
Tanggal Keluar RS : 18 September 2012
No. CM : C373882
Riwayat penyakit sekarangKeluhanUtama : Penurunan kesadaran
- Onset : ± 1 hari SMRS, mendadak
- Lokasi : Intrakranial
- Kualitas : membuka mata dengan rangsang suara
- Kuantitas : ADL dibantu keluarga
- Kronologis : ± 1 hari SMRS saat akan tidur malam hari pasien mengeluh nyeri kepala mendadak, cekot-cekot, pandangan kabur (-), mual (-) muntah (-), lemah anggota gerak (-), pasien kemudian pergi tidur. Sekitar 6 jam SMRS pasien sulit dibangunkan, cenderung tidur terus. Anggota gerak kiri menjadi lemah, sulit digerakkan. Muntah(-), kejang(-), wajah merot ke kiri, bicara pelo (+). Pasien dibawa ke RSU Purwodadi, kemudian dirujuk ke RSDK.
Saat tiba di UGD RSDK pasien kejang 1x, kejang kelojotan seluruh tubuh, setelah kejang pasien tidak sadar, lama kejang sekitar 1 menit, diberikan injeksi Diazepam.
- Faktor yang memperberat : -
- Faktor yang memperingan : -
- Gejala penyerta : nyeri kepala, kejang, lemah anggota gerak kiri, wajah merot, bicara pelo
2. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat trauma kepala disangkal. Riwayat Kencing manis, kholesterol, asam urat disangkal. Riwayat Darah tinggi (+), tidak minum obat Riwayat stroke sebelumnya (-)
3. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.
4. Riwayat sosial ekonomi dan pribadi
Penderita seorang ibu rumah tangga, suami seorang buruh tani, punya 3 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas.
Kekuatan : sulit dinilai, kesan lateralisasi ke kiri
Tonus : N/N N/NTrofi : E/E E/E
R.Fisiologis : +/+↑ +/+↑
R.Patologis : -/- -/+B
Klonus : -/-
Sensibilitas : sulit dinilai
Vegetatif : terpasang DC
Koordinasi, Gait danKeseimbangan :
Cara berjalan : tidak dilakukan
Tes Romberg : tidak dilakukan
Disdiadokokinesis : tidak dilakukan
Ataksia : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak dilakukan
Dismetri : tidak dilakukan
Gerakan-gerakan abnormal :
Tremor : (-)
Athetose : (-)
Mioklonik : (-)
Khorea : (-)
Pemeriksaan Tambahan
Skor Stroke Siriraj
= (2.5 x S) + (2 x M) + (2 x N) + (0.1 D) – (3 x A) – 12 =(2.5 x 1) + (2 x 0 ) + ( 2 x 1) + (0.1 x 120) – (3 x 0)- 12
= 16,5-12= 4,5 Stroke Hemoragik
Grading menurut Hunt dan Hess : grade 4
MSCT kepala non kontras (4 September 2012) :
o Tampak lesi hiperdens dengan batas sebagian tak tegas (vol 3,85 ml), pada lobus temporal kanan (lebih prominen) serta pada sulkus kortikalis regio temporal kanan yang disertai perifokal edema di sekitarnya
o Tampak lesi hipodens pada korona radiata kanan kiri dan nukleus lentiformis kiri
o Sulkus kortikalis dan fissura Sylvii kiri tampak baiko Ventrikel lateralis kanan-kiri, III dan IV tampak baiko Cisterna perimesencephali tampak baiko Tak tampak midline shiftingo Pons dan cerebellum baikKesan :
ICH pada lobus temporal kanan (vol 3,85 ml) disertai subarachnoid hemorrhage pada sulkus kortikalis regio temporal kanan
Tak tampak tanda-tanda peningkatan TIK saat ini
Hasil MSCT Angiografi (11 September 2012):
Hasil Ekspertise MSCT Angiografi:
- Tampak pelebaran saccular bentuk oval ukuran 0,52x0,29cm pada arteri cerebri media kanan
- Kaliber arteri karotis interna, cerebri anterior, cerebri media kanan dan kiri tampak baik, tidak tampak oklusi
- Tampak lesi hiperdens batas tidak tegas pada fissura Sylvii kanan disertai perifokal edema lobus temporal, masih tampak deviasi midline ke kiri
Kesan : Aneurisma saccular ukuran 0,52x0,29cm pada arteri cerebri media kanan.
Pasien dirawat selama 14 hari, dan kondisi saat pulang dengan GCS E4M6V5, hemiparese sinistra spastik, dan parese N.VII sin sentral.
Pasien dan keluarga menolak dilakukan intervensi pembedahan untuk penyebab perdarahan subarachnoidnya.
PEMBAHASAN
Kedua kasus di atas merupakan contoh dari kasus perdarahan subarachnoid dengan tampilan klinis yang berbeda dan derajat keparahan yang berbeda. Di sini dapat kita lihat bahwa pada kedua kasus, yang pertama kali dirasakan oleh pasien adalah nyeri kepala yang hebat, yang timbul mendadak.
Pada kasus pertama gejala klinis yang nampak hanya berupa nyeri kepala hebat disertai kekakuan pada leher, sedangkan pada kasus kedua setelah nyeri kepala kemudian pasien mengalami penurunan kesadaran, dan kelemahan pada anggota gerak sisi kiri disertai paresis n.cranialis. Kami memilih kedua kasus ini untuk menunjukkan derajat keparahan yang berbeda dari perdarahan subarachnoid, dimana yang satu hanya berupa nyeri kepala sedangkan yang lain sampai mengalami penurunan kesadaran dan kelemahan anggota gerak.
Dari kedua kasus ini menunjukkan nyeri kepala sebagai gejala awal yang muncul, dimana sifat nyerinya sangat hebat, yang mungkin dapat digambarkan sebagai “nyeri kepala terhebat seumur hidup”. Dari gejala awal ini dapat meningkatkan kewaspadaan kita akan adanya kemungkinan suatu perdarahan subarachnoid, karena bila tidak hati-hati maka diagnosisnya akan mudah terlewatkan, apalagi bila gejala yang muncul hanya berupa nyeri kepala.
Pada kasus kedua terdapat bukti adanya suatu aneurisma pada a.cerebri media yang pecah sebagai penyebab PSA. Ini memungkinkan kita untuk merencanakan penanganan lebih lanjut pada pasien tersebut, misalnya dengan intervensi pembedahan untuk aneurisma tersebut. Sayang pada kasus ini penderita dan keluarga menolak untuk dilakukan operasi, sehingga masih berpotensi terjadi kekambuhan, yang mungkin akan lebih parah dari yang pertama. Diperlukan edukasi yang baik pada kasus-kasus seperti ini, agar kekambuhan di kemudian hari dapat dicegah.
KESIMPULAN
1. Perdarahan subarachnoid merupakan suatu kedaruratan medis yang harus segera mendapat penanganan yang tepat
2. Bila tidak cepat mendapat penanganan yang tepat , angka kecacatan dan kematian dari perdarahan subarachnoid cukup tinggi
3. Pada semua pasien dengan keluhan nyeri kepala hebat, harus dipertimbangkan perdarahan subarachnoid sebagai salah satu kemungkinan penyebabnya
4. Nyeri kepala dapat menjadi petanda dini dari adanya suatu perdarahan subarachnoid