7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
1/19
LAPORAN KASUS PERSALINAN NORMAL
Disusun oleh:
1. Adamici Gandana (H2A008001)2. Cahya Daris Tri Wibowo (H2A008009)3. Devy Isella Lilyani (H2A008011)4. Diana Zahrawardani (H2A008013)5. Diky Sukma Wibawa (H2A008014)6. Dyah Kurnia Fitri (H2A008015)7. Fajriana Marethiafani (H2A008019)8. Gilang Sri Ridhanillah (H2A008022)9. Hanif Alienda Wardhani (H2A008023)10.Idha Kurniasih (H2A008025)11.Leni Sukmawati (H2A008028)12.Danang Ari Wicaksono (H2A008045)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
2/19
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan perinatal di Indonesia (tertinggi di
ASEAN), sehingga masih memerlukan perhatian khusus. Namun sudah menjadi tugas
pemerintah untuk menghindari semakin meningkatnya jumlah kematian ibu dan bayi selama
proses persalinan tersebut dengan cara meningkatkan bidang pelayanan obstetri dan ginekologi.
Persalinan normal merupakan cara terbaik untuk melahirkan dimana risiko dan efek yang
ditimbulkan sangat minim.
Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan biasa atau persalinan normal atau
persalinan spontan terjadi apabila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai
alat-alat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam. Partus spontan pervaginam diawali dengan tanda-tanda rasa sakit oleh
adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang
lebih banyak, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks
mendatar dan pembukaan telah ada.1
Pada dan selama persalinan ada tiga faktor penting yang berperan, yaitu power (kekuatan
kontraksi ibu (his), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan, ketegangan dan kontraksi ligament rotumdum), passager (janin dan plasenta), passage
(kondisi jalan lahir lunak dan tulang). Keberhasilan persalinan juga dipengaruhi oleh riwayat
Antenatal Care (ANC), riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, riwayat penggunaan KB,
riwayat penyakit ibu, riwayat pernikahan dan lain-lain.2
Persalinan dibagi menjadi empat kala. Kala satu dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).Kala dua adalah kala
pengeluaran yaitu dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah
lahir. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala empat saat monitoring dimulai setelah lahirnya plasenta
danberakhir 2 jam setelahnya.3
Dalam laporan kasus ini akan dibahas lebih banyak mengenai persalinan normal baik
definisi, faktor penyebab mulainya persalinan, tahapan, mekanisme, pemantauan persalinan
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
3/19
dengan partograf WHO dan memimpin persalinan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pemberian informasi yang benar pada pasien, keluarganya maupun masyarakat.
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Nayla
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Wonodri, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S1
Tanggal Masuk : 30 April 2012 pukul 13.00 WIB
Nomor CM : 3042012
Nama Suami : Tn. X
Umur : 28 tahun
Alamat : Jalan Wonodri, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1
Riwayat Perjalanan Penyakit
Anamnesa
Diambil dari : Autoanamnesa tanggal 30 April 2012 pukul 13.00 WIB
Keluhan Utama : Kenceng-kenceng 22 jam SMRS (sejak pukul 15.00 WIB)
Keluhan Tambahan : Keluar lender darah 3 jam yang lalu SMRS (sejak pukul 11.00 WIB)
Riwayat Perjalanan Penyakit
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
4/19
22 jam SMRS, Pasien datang dengan keluhan kenceng-kenceng (sejak pukul 15.00
WIB) dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam 10 menit,
4 jam SMRS, pasien mengeluh kenceng-kenceng semakin sering dan keluar lendir
darah (sejak pukul 09.00 WIB). Pasien sudah BAK 2x dan belum BAB.
Saat masuk RS (pukul 13.00 WIB), pasien mengeluh kenceng-kenceng dirasakan makin
lama makin sering dan makin nyeri di seluruh lapang perut. Air ketuban belum pecah.
Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Haid : Teratur
Siklus : 28 hari
Lama Haid : 6 hari
Banyaknya Haid : 3-4 x sehari ganti pembalut
Nyeri Haid : (+) setiap kali hari pertama haid dan tidak menggangu aktifitas
Hari Pertama Haid Terakhir : 23 Juli 2011
Taksiran Partus : 30 April 2012
Riwayat Perkawinan
Menikah usia 23 tahun dan sudah menikah selama 1 tahun. Merupakan pernikahan pertama bagi
pasangan suami dan istri.
Riwayat Obstetri Dahulu
Anak Pertama : Hamil ini
Riwayat Abortus : disangkal
Kesimpulan : G1P0A0
Riwayat KB
Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Darah Tinggi : Disangkal
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
5/19
Riwayat Kencing Manis : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Penyakit Tiroid : Disangkal
Riwayat Anemia : Disangkal
Riwayat Jantung : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Kista : Disangkal
Riwayat Tumor : Disangkal
Riwayat ISK : Disangkal
Riwayat IMS : Disangkal
Riwayat TORCH : Disangkal
Riwayat penyakit selama kehamilan : Disangkal
Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : Disangkal, hanya konsumsi vitamin dan tablet
penambah darah dari dokter.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Darah Tinggi : Disangkal
Riwayat Kencing Manis : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Jantung : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Memiliki asuransi Askes, rumah dihuni 2 orang, lingkungan rumah bersih.
Kesan ekonomi baik.
Riwayat Pribadi
Riwayat Merokok : Disangkal
Riwayat Konsumsi Alkohol : Disangkal
Riwayat Hewan Peliharaan : Disangkal
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
6/19
Catatan Penting Selama Asuhan Antenatal
Pasien mengatakan telah kontrol kehamilan secara rutin ke dokter 5 kali selama kehamilan.
Menurut pasien, riwayat Imunisasi TT dilakukan 2 kali yaitu 1 kali sebelum menikah dan 1 kali
saat diketahui usia kehamilan 5 minggu. Kenaiklan berat badan pasien selama kehamilan kurang
lebih 0,5 kg setiap minggunya. Tinggi badan pasien tidak mengalami perubahan. Selama
kehamilan tekanan darah pasien dalam batas normal. Tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan,
untuk yang sekarang 2 jari dibawah proc. xyphoideus. Selama kehamilan, pasien mengkonsumsi
Zat Besi, Kalsium, dan Asam Folat dari dokter. Keluhan yang pernah dirasa saat kehamilan
disangkal.
Pemeriksaan Fisik
(saat pemeriksaan pada tanggal 30 April 2012 pukul 13.00 WIB)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis Keadaan gizi : cukup Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 65 kg Tekanan Darah : 120 / 80 Nadi : 80x / menit, reguler isi cukup Pernapasan : 20 x / menit, teratur Suhu : 36,50C Kulit : ikterik (-), sianosis (-) Mata : Konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Tanda dehidrasi (mata cekung -/-)
Mulut : Sianosis (-)
Hidung : Septum deviasi (-)Nafas cuping hidung -/-
Sekret -/-
Telinga : Warna aurikula sianosis (-), hiperemis (-)Nyeri tarik aurikula -/-
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
7/19
Sekret -/-
Laserasi -/-
Membran timpani S/D putih mutiara
Leher : Deviasi trakhea (-)Pembesaran kelenjar limfe -/-
Retraksi otot bantu nafas (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax Jantung : I = Iktus cordis (-)
P= iktus codis (+) kuat angkat, pulsus parasternal (-), pulsus epigastrium
(-)
P= Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri
Batas kanan bawah : sela iga V linea sternalis kanan
Batas kiri bawah : sela iga V 1-2 cm media linea midclavikula kiri
Batas pinggang jantung : sela iga III linea parasternal kiri
Konfigurasi jantung : normal
A= BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru :Dextra Sinistra
Depan
I
P
P
A
statis; bentuk dada normal,
dinamis; gerak dada simetris
flail chest (-), ICS normal,
stem fremitus (-)
sonor
vesikuler, ronchi (-), wheezing
(-), SBH (-)
statis; bentuk dada
normal, dinamis; gerak
dada simetris
flail chest (-), ICS
normal, stem fremitus (-)
sonor
vesikuler, ronchi (-),
wheezing (-), SBH (-)
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
8/19
Belakang
I
P
P
A
statis: bentuk normal, dinamis :
gerak simetris
stem fremitus (-)
sonor
vesikuler, ronchi (-), wheezing
(-)
statis: bentuk normal,
dinamis : gerak simetris
stem fremitus (-)
sonor
vesikuler, ronchi (-),
wheezing (-)
Tampak depan tampak belakang
Abdomen : Sesuai status obstetri Ekstremitas : Edema (-)
Akral dingin (-)Tanda dehidrasi (turgor turun -/-)
Kelainan Fisik : tidak dijumpai
Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
Inspeksi :
Perut protumberan (+), striae gravidarum (+)
Genitalia Eksterna : air ketuban (-), Lendir darah (+),
Palpasi :
Pemeriksaan LeopoldI. TFU 2 jari dibawah proc. xyphoideus, teraba bulat, lunak, ballotement (-). Kesan
bokong.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
9/19
II. Teraba tahanan besar memanjang sebelah kanan (kesan punggung), teraba tahanankecil-kecil sebelah kiri (kesan ekstrimitas). DJJ 11-12-12 (140x/menit)
III.Teraba bagian janin bulat, keras, tidak bisa digoyang.IV.Divergen, Kesan sebagian besar kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP).
His (+) 3 kali/10 durasi 45Auskultasi :
Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kanan bawah umbilikus dengan frekuensi
140x per menit, reguler.
Pemeriksaan Dalam
Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis, pembukaan 5 cm, ketuban (-), lendir darah (+),
teraba ubun-ubun kecil disebelah kanan, presentasi kepala.
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Laboratorium Hematologi dan Urinalisa tanggal 30 April 2012
Hematologi Nilai Nilai normal
Hb 1216 g/dL
Ht 3646 %
Leukosit 4000 - 10000 / mL
Trombosit 150450 ribu / mL
Bleeding time 16 menit
Gol. Darah A / B / AB / O
Rhesus Positif
URINALISA
Urine Lengkap
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Berat Jenis 1.0101.030
pH 4.68.0
Leukosit Negatif
Protein Negatif
Glukosa Normal
Keton Negatif
Eritrosit Negatif
Bakteri Negatif
Jamur Negatif
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
10/19
Pemeriksaan penunjang lain :
- USG (tidak dilakukan)- HBsAg (tidak dilakukan)
Diagnosa Kerja
Ibu : G1P0A0 gravida 40 minggu, kala I fase aktif
Janin : Tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala
Penatalaksanaan Awal
- Rencana partus pervaginam- Kelola sesuai Partograf WHO- Pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta janin dan rencana tindakan
Prognosis
- Dubia at bonam
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
11/19
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
12/19
Pimpin persalinan ketika ada tanda-tanda in partu :
- HIS teratur dan adekuat di seluruh lapangan abdomen: 2-3x dalam 10 menit, durasi 40-60, ibu tampak kesakitan.
- Pembukaan servix lengkap (10cm)- Porsio melunak, efficement 100%- Kepala bayi sudah masuk PAP- Ketuban pecah- Keluarnya darah dan lendir karena pecahnya pembuluh darah yang melingkari rahim
(bloody show).
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin
& memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
6.
Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin danletakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang(DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketubansudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membukasarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batasnormal (120160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untukmeneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
13/19
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telahmembuka vulva dengan diameter 56 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 6 cm, memasang handuk bersih
pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang
dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat
untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada
salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada
belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat
keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudianmemeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan23. kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
24. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala,lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
tangan dan siku sebelah atas.
25. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkaibawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara
kedua lutut janin)
26. Melakukan penilaian selintas :
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
14/19
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?b. Apakah bayi bergerak aktif ?
27. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagiantangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Membiarkan bayi atas perut ibu.
28. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.29. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
31. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
32. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukanpengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
33. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkankembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
34. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.35. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva36. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.
37. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangankiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan mengulangi prosedur.
38. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibumeneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
39. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bilaperlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah
untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
15/19
40. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosokfundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
41. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikanbahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam
kantong plastik yang tersedia.
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bilalaserasi menyebabkan perdarahan.
43. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.44. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.45. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
46. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di pahakanan anterolateral.
47. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.48. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.50. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
51. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.52. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
53. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.54. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
55. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu inginminum.
56. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%. Membersihkan sarung tangandi dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
16/19
58. Melengkapi partograf.
PEMBAHASAN
Kasus yang dibahas pada laporan kasus ini adalah persalinan normal. Diagnosis berdasarkan
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pasien Ny. Nayla usia 24 tahun hamil 40 minggu G1P0A0.
Usia kehamilan pasien ini termasuk normal atau aterm. Kehamilan aterm adalah kehamilan yang
berusia antara 37 sampai 42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.1,2
Pasien ini datang ke rumah sakit pada tanggal 30 April 2012 pukul 13.00 WIB, dengan
keluhan kenceng-kenceng 22 jam SMRS (sejak pukul 15.00 WIB) dengan frekuensi sebanyak
3 kali dalam 10 menit. Sakit perut dirasakan makin lama makin sering dan makin nyeri. Pukul
09.00 WIB atau 4 jam SMRS keluar lendir darah dari jalan lahir.
Status Internus dalam batas normal sehingga pasien ini tidak termasuk dalam persalinan
resiko tinggi. Diagnosis kehamilan tunggal hidup di dukung dengan pemeriksaan fisik dimana
denyut jantung janin positif dengan satu punctum maksimum frekuensi DJJ 140x/menit. Hasil
pemeriksaan Leopold III-IV didapatkan kesan presentasi kepala, teraba bagian janin bulat, keras,
tidak bisa digoyang menandakan kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul. Dilakukan
pemeriksaaan dalam (VT) didapatkan vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis, pembukaan 5
cm, ketuban belum pecah, serta ditemukan lendir darah.
Partus dimulai jika timbul his adekuat dan pasien tersebut mengeluarkan lendir yang
bercampur darah (bloody show). Lendir ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks
mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler
yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks
membuka.4
Berdasarkan seluruh pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien ini datang saat
kala 1 fase aktif. Hal ini sesuai dengan teori dari Goldberg bahwa pada Kala 1, proses
membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase
laten berlangsung 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3
cm. Fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yakni: fase akselerasi, fase dilatasi maksimal, dan fase
deselerasi. Pada fase akselerasi, dalam waktu 2 jam terjadi pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
17/19
Pada fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm. Pada fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat kembali dan dalam 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida.4
Pengelolaan pada pasien ini adalah sesuai partograf WHO dimana observasi denyut jantung
janin dan his dilakukan setiap 30 menit didapatkan his yang adekuat dengan denyut jantung yang
stabil. Kondisi ini menyebabkan menipis dan membukanya serviks uterus. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan dimana kontraksi uterus pada saat akan melahirkan menyebabkan pembukaan dan
penipisan dari servik uterus.
Pada pukul 14.13 WIB, pasien mengeluh keluar air pervaginam yang menandakan pecahnya
ketuban. Pada pukul 15.41 WIB dilakukan pemeriksaan dalam (VT) didapatkan pembukaan
servix lengkap 10 cm dan effacement 100%. Tanda masuknya persalinan kala II adalah
keinginan ibu untuk mengejan serta pecah ketuban spontan, ini menunjukkan bahwa kala I pada
pasien telah berakhir dan partus memasuki kala II. Kala II merupakan kala persalinan, oleh
karena itu harus segera dilakukan pimpinan persalinan. Tindakan pertolongan persalinan
menggunakan standar WHO yaitu 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN). Dalam APN,
setelah bayi lahir atau kala II berakhir, maka berlanjut ke kala III (kala uri). Saat kala III,
plasenta harus dipastikan keluar dalam kondisi utuh. Setelah itu, memasuki kala IV dimana akan
dilakukan monitoring perdarahan ibu di ruang bersalin selama 2 jam paska persalinan. Setelah 58
langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik serta keadaan ibu sehat dan bayi lahir selamat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kasus ini adalah persalinan normal
sesuai dengan definisi partus normal yaitu bila lahir dengan presentasi belakang kepala kepala
tanpa memakai alat-alat serta tidak ada komplikasi pada ibu dan bayi serta berlangsung kurang
dari 24 jam.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
18/19
RINGKASAN
Pada laporan ini, pasien menjalani persalinan normal dengan usia kehamilan aterm (40
minggu) G1P0A0 presentasi kepala, his adekuat, pembukaan lengkap (10cm), ketuban sudah
pecah sehingga sudah memenuhi persyaratan pimpinan partus pervaginam. Pemimpin persalinan
melakukan tindakan dan penanganan sesuai standard WHO. Ibu dan bayi dalam keadaan baik
dan dipulangkan satu hari kemudian dengan istirahat, makan makanan bergizi, KIE ASI
eksklusif, cara menjaga kebersihan diri dan pemakaian KB postpartum serta anjuran kontrol
kembali 1 minggu ke poli klinik setelah pulang rumah sakit.
7/30/2019 LAPORAN KASUS PARTOGRAF
19/19
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, G.H., saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. (2008), IlmuKebidanan, ed. 7,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
2. Cunningham G.E., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C, (2001), WilliamsObstetrics, ed.21, Mc Graw Hill, New York.
3. Adenia,I., Piliang,S., Roeshadi,R.H., Tala,,M.R.Z. (1999), Kehamilan dan PersalinanNormal, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU/RSUD dr. Pirngadi RSUP dr.
Adam Malik, Medan.
4. Goldberg, A.E., 2011. Cervical Ripening. Available at:http://emedicine.medscape.com/article/263311-overview (25 april 2012)
http://emedicine.medscape.com/article/263311-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/263311-overview