Top Banner
LAPORAN INDIVIDU PRATIKUM OLAHRAGA BLOK KEDOKTERAN OLAHRAGA SOFTBALL Disusun Oleh : Nimas Ayu Suri Patriya G0009149 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012
35

Laporan Individu Pratikum Olahraga

Dec 29, 2015

Download

Documents

tes
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Individu Pratikum Olahraga

LAPORAN INDIVIDU PRATIKUM OLAHRAGA

BLOK KEDOKTERAN OLAHRAGA

SOFTBALL

Disusun Oleh :

Nimas Ayu Suri Patriya

G0009149

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

Page 2: Laporan Individu Pratikum Olahraga

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1

B. Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II. SEJARAH SOFTBALL................................................................... 3

A. Awal Perkembangan Softball.................................................... 3

B. Perkembangan Softball di Asia................................................. 4

C. Perkembangan Softball di Indonesia........................................ 4

BAB III. DASAR PERMAINAN................................................................... 6

A. Peralatan..................................................................................... 6

B. Teknik Dasar Bermain............................................................... 6

C. Peraturan.................................................................................... 7

D. Cara bermain.............................................................................. 7

BAB IV. PEMANASAN (WARM-UP)........................................................... 10

BAB V. PROGRAM LATIAN DAN OTOT-OTOT YANG DIGUNA

KAN.................................................................................................. 18

BAB VI. PENDINGINAN (COOLING DOWN)........................................... 19

BAB VII. KESIMPULAN................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 21

Page 3: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia olahraga banyak sekali macam cabang olahraga. Softball adalah

salah satu cabang olahraga permainan yang menarik. Di Indonesia softball mirip dengan

permainan bola kasti. Permainan Softball disebut juga indoor baseball dan termasuk

olahraga beregu yang dapat dikelompokkan ke dalam permainan bola pukul. Sekilas

permainan ini mirip permainan bola kasti, tetapi dalam permainan softball benar- benar

membutuhkan ketangkasan dan menguras banyak pikiran (Agus Mukholid, 2004).

Teknik dasar bermain Softball sangat penting sebab merupakan permulaan dalam

bermain Softball yang baik dan benar sesuai dengan cara-cara teknik masing-masing. Para

pemain Softball diharuskan dapat menguasai teknik dasar bermain Softball untuk dapat

memberikan variasi permainan dan menerapkan taktik atau strategi. Selain itu sebelum

memulai permainan, pemain diharuskan menguasai teknik dasar bermain softball

(Suhartini, 2010).

Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain softball

untuk dapat mengikuti permainan Softball dengan baik. Del Bethel (1987)

mengungkapkan bahwa teknik yang harus dikuasai meliputi teknik melempar bola

(throwing), menangkap bola (catching), memukul bola (batting), menghadang tanpa

ayunan (bunting), lari dari base ke base dan meluncur (base running and sliding). Dari

masing- masing unsur teknik tersebut harus dikuasai dengan baik untuk dapat bermain

dengan baik pada saat bertahan maupun menyerang.

Sementara untuk latihan dalam bermain softball dapat merupakan latihan fisik,

latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental (Rubiyanto, 2000). Dalam situasi bermain

diperlukan keterampilan- keterampilan khusus untuk dapat bermain dengan baik. Bergerak

cepat terhadap bola untuk menangkap, melakukan pukulan dan melempar keras diperlukan

keterampilan otot-otot yang luas dan menghendaki ketelitian yang besar (Parno, 1992).

Dari uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengulas mengenai

permainan softball dari dasar permainan, peraturan, cara bermain, otot- otot yang

digunakan, pemanasan, pendinginan dan latihan yang diperlukan.

Page 4: Laporan Individu Pratikum Olahraga

B. Tujuan Penulisan

1.Mengetahui sejarah perkembangan permainan softball.

2.Mengetahui dasar permainan softball.

3.Mengetahui pemanasan dan pendinginan dalam permainan softball.

4.Mengetahui latihan permainan softball.

5.Mengetahui otot- otot yang digunakan permainan softball.

Page 5: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB II

SEJARAH SOFTBALL

A. Awal Perkembangan Softball

Permainan softball tepatnya lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan oleh George

Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Awalnya softball dimainkan hanya untuk kegiatan

rekreasi semata dan dilakukan di lapangan tertutup, namun ternyata dalam waktu singkat

softball justru menjadi permainan yang banyak digemari masyarakat disana waktu itu.

Daya tarik yang utama mengapa permainan ini cepat dicintai masyarakat, karena

permainannya berbeda-beda dengan baseball (bisbol). Softball dapat dimainkan oleh

setiap orang dengan tidak memandang usia, baik pria ataupun wanita, dan tak memerlukan

lapangan yang luas dan yang terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup. Dari

Amerika Serikat, olahraga ini berkembang ke Kanada dan dari sanalah softball makin

berkembang ke seluruh penjuru dunia.

Mengingat perkembang softball dari permainan rekreasi menjadi suatu cabang

olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat

dipergunakan sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan

tersebut, harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu.

Kemudian lahirlah Federasi Softball Internasional (International Softball

Federation). Badan inilah yang akhirnya membuat perturan-peraturan yang menyangkut

permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat

ini. Naskah aslinya tertulis dalam bahasa Inggris, yang banyak diterjemahkan oleh negara-

negara anggotanya. Dalam menjabarkan peraturan ke bahasa nasional negara anggota, ada

ditemui beberapa kesulitan untuk memberi pengertian yang tepat. Hal ini sering pula

menjadikan sedikit beda pendapat/perselisihan mengenai peraturan. Untuk mengatasi hal

itu, maka bila terjadi kasus demikian, yang dipergunakan pemecahan masalah adalah

naskah peraturan aslinya, dalam bahasa Inggris.

Terbentuknya Federasi Softball Internasional, maka memungkinkan diadakannya

pertandingan antar negara yang bersifat internasoinal. Kemudian diselenggarakan

kejuaraan-kejuaraan tingkat nasional, regional dan dunia.Diterimanya Federasi Softball

Internasional menjadi anggota Komite Olympiade Internasional, maka peluang softball

untuk dipertandingkan di Olympiade di masa-masa mendatang menjadi lebih terbuka.

Usaha ke arah itupun telah dirintis, ketika Olympiade Meksiko, softball menjadi cabang

olahraga yang didemonstrasikan, untuk lebih dikenal lagi.

Page 6: Laporan Individu Pratikum Olahraga

B. Perkembangan Softball di Asia

Setelah Perang Dunia II usai, softball semakin menyebar untuk dikenal dan

digemari. Di Jepang, Philipina, Korea Selatan, Taiwan, softball telah menjadi permainan

rakyat. Mengingat pesatnya perkembangan olahraga ini di Asia, dibentuklah Ameteur

Softball of Asia, yang disingkat ASA-ASIA (Persatuan Softball Amatir se-Asia).

Anggotanya antara lain Philipina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, Pakistan,

India, Muangthai, Singapura dan Indonesia.

Kejuaraan softball wanita se-Asia diselenggarakan di Manila, pada Februari 1967,

pesertanya baru 5 negara yaitu Philipina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong.

Demikianlah selanjutnya direncanakan kejuaraan Asia ini setiap tahun sekali, dengan

penyelenggaraan setahun sekali bergantian antara putera dan puteri. Softball juga sedang

berjuang untuk dipertandingkan di Asian Games. Dalam Asian Games Bangkok tahun

1966, Softball juga ikut demonstrasi.

C. Perkembangan Softball di Indonesia

Sebelum perang kemerdekaan sebetulnya softball sudah ada yang melakukannya di

Indonesia, namun sifatnya masih sangat terbatas. Artinya hanya dimainkan di sekolah-

sekolah tertentu saja. Pada mulanya ada anggapan bahwa permainan olahraga softball

hanya pantas dimainkan oleh golongan wanita saja. Hal ini terus berlangsung sampai

tahun 1966. Oleh karena itu sampai tahun itu, softball hanya dimainkan oleh puteri saja.

Ketiak Asian Games Bangkok, terbukalah mata kita bahwa sebenarnya olahraga softball

itu dapat dimainkan baik oleh puteri maupun putera.

Melihat perkembangan softball sedemikan cepatnya dan adanya kompetisi antara

negara setiap tahunnya. Timbullah perhatian kita terhadap cabang olahraga ini secara

serius. Mulanya softball hanya berkembang di Jakarta, Bandung, Pelembang, Semarang

dan Surabaya. Tetapi kini telah menjadi salah satu cabang olahraga yang yang sangat

digemari masyarakat, terutama para pelajar dan mahasiswa. Untuk menyalurkan kegiatan-

kegiatan softball di Indonesia diperlukan suatu badan yang mengaturnya, maka

dibentuklah Organisasi Induk dengan nama PERBASASI (Perserikatan Baseball &

Softball Amatir Seluruh Indonesia). Dengan adanya wadah PB. PERBASASI ini mulailah

diadakan kompetisi softball tingkat nasional. Kejuaraan Nasional I diselenggarakan tahun

1967 di Jakarta. Di samping itu sejak PON VII di Surabaya, softball menjadi salah satu

cabang olahraga yang dipertandingkan.

Page 7: Laporan Individu Pratikum Olahraga

Saat ini telah banyak perkumpulan softball di kota-kota besar, yang setiap

tahunnya mengadakan kompetisi antar perkumpulan. Di Jakarta misalnya ada beberapa

klub terkenal, seperti Blue Jays, Prambors, Maluku, Rajawali dan sebagainya. Di Bandung

ada Georgeous, Lodaya, Valiant dan di Surabaya terdapat VIO, Seriti dan lain-lainnya.

Page 8: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB III

DASAR PERMAINAN

A. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk bermain softball antara lain :

1. Glove (pelindung tangan) 5. Body protector dan helmet

2. Bola Softball 6. Masker

3. Pemukul 7. Lapangan lengkap dengan wasit

4. Leght guard

(Bethell, 1987)

B. Teknik Dasar Bermain

1. Melempar (Throwing)

Melempar bola adalah unsur kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh

seseorang yang ingin bermain softball. Ada tiga jenis lemparan bola yang

dilakukan antara lain : lemparan atas (overhand throw), lemparan samping

(sidehand throw) dan lemparan bawah (underhand throw) (Parno, 1992). Unsur

utama yang perlu diperhatikan dalam melakukan gerakan melempar bola softball

antara lain : kecepatan, ketepatan, melempar dan jalannya bola serta kemudahan

untuk melakukan gerakan lemparan (Parno, 1992). Selain unsur tersebut hasil

lemparan juga dipengaruhi oleh cara memegang bola. Melakukan gerakan

melempar yang benar tidak lepas dari fase-fase yang harus dilakukan.

2. Menangkap Bola (Cathing)

Menangkap bola adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk dapat

menguasai bola dengan tangan yang memakai glove, dari hasil pukulan atau

lemparan teman (Parno, 1992). Menangkap bola yang biasa dilakukan oleh

pemain dalam permainan yaitu bola lambung (fly ball) dan bola gulir (ground

ball). Ada juga posisi menangkap bola yang harus dilakukan dengan sikap awal

jongkok atau setengah jongkok yaitu posisi catcher. Posisi ini dilakukan untuk

menangkap bola demi pitcher yang tidak dapat dipukul oleh pemukul (better).

3. Memukul Bola (Batting)

Untuk mendapatkan nilai dalam permainan softball, para pemain harus punya

kemampuan untuk memukul bola. Memukul merupakan salah satu teknik dalam

softball yang dilakukan oleh regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap

bola yang dilemparkan oleh pitcher (Parno, 1992).

Page 9: Laporan Individu Pratikum Olahraga

Tujuan memukul antara lain :

a. Mencapai base didepannya dengan selamat.

b. Menciptakan nilai.

c. Memajukan pelari didepannya.10

Menurut Agus Mukholid (2004) prinsip-prinsip memukul bola yang harus

dikuasai oleh seorang pemukul softball adalah :

a. Cara memegang bola (grip).

b. Cara berdirinya (stance).

c. Cara melangkahkan kaki atau menggeserkan kaki (straide),

d. Cara mengayunkan alat pemukul

e. Gerak lanjutan si pemukul (follow through).

Ada dua macam memukul dalam softball yaitu memukul bola dengan ayunan

(swing) dan memukul bola tanpa ayunan atau menahan bola pitcher (Bunt).

C. Peraturan

Peraturan permainan yang dipergunakan pada PON IX tahun 1977 adalah Official

Rules of Softball tahun 1976 yang dikeluarkan oleh The International Joint Rules

Committee of Softball. Peraturannya adalah sebagai berikut :

a. Jumlah pemain tiap-tiap regu terdiri atas 9 orang pemain, satu di antaranya ditunjuk

sebagai Kapten yang berkewajiban sebagai wakil regunya untuk berhubungan

dengan "umpire" yang memimpin pertandingan. Di tiap-tiap base ditempatkan

seorang pembantu umpire yang disebut "base umpire".

b. Lamanya pertandingan ditentukan oleh "inning" ialah 7 inning. Yang dimaksud 1

inning adalah setiap regu bermain 1 kali giliran memukul dan 1 kali menjadi regu

penjaga.

(International Softball Federation, 2002-2005)

D. Cara Bermain

Cara-cara dalam permainan softball adalah sebagai berikut :

a. Regu yang mendapat giliran memukul, maka setiap pemain mendapatkan

kesempatan 3 kali memukul dengan ketentuan bila pukulan yang pertama atau

kedua baik pemukul harus segera lari.

b. Urutan pemukul ditentukan oleh nomor urut yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Tiap-tiap base hanya boleh diisi oleh seorang pemain pemukul, di mana pemukul

yang pertama tidak boleh dilalui oleh pemukul kedua atau oleh yang ketiga dan

seterusnya.

Page 10: Laporan Individu Pratikum Olahraga

d. Pemain bebas mengadakan gerakan selama bola dalam permainan, kecuali bila

"pitcher" sudah siap untuk melemparkan bola kepada pemukul.

e. Pada waktu akan di "tick", pelari tidak boleh menghindar dengan berlari ke luar

atau ke dalam daripada batas yang telah ditentukan.

"Strike" akan dihitung bila setiap bola yang dipukul baik kena maupun tidak.

Lemparan yang baik (di antara bahu dan lutut) tetapi tidak dipukul. Setiap bola yang

dipukul tetapi meleset ke luar. Apabila pukulan tersebut terus-menerus meleset maka

akan diulang sampai pukulan tadi baik. Kecuali bila pukulan yang meleset tadi

melambung dan kemudian tertangkap oleh regu penjaga, maka pemukulan itu

langsung mati.

"Free walk" atau lari bebas diberikan bila terjadi bila Pitcher melemparkan bola

4x (4 x pula melakukan "ball" atau salah). Si pemukul dihalang-halangi oleh regu

penjaga pada waktu akan menuju ke base. Bila terjadi semua base terisi sedangkan

pemukul telah 3 kali tidak mengenai pukulannya disebabkan pitcher melemparkan

bolanya salah terus atau "ball". Bola yang dilemparkan oleh "pitcher" melambung

baik, dipukul atau tidak. Umpire mengatakan "strike" sedangkan bola yang

dilemparkan itu salah, artinya tidak berada di atas "home base" antara bahu dan lutut

si pemukul dinamakan "ball", tetapi bila bola yang "salah" itu dipukul juga dikatakan

"strike".

Cara mendapatkan angka untuk regu pemukul adalah setiap pelari dengan

pukulan yang baik dan dapat kembali dengan selamat melampaui "home base"

mendapatkan nilai 1 (satu). Setiap pelari yang menuju ke base harus berada di base

tadi dan tidak boleh lewat, bila lewat boleh di-tick kecuali lari pada base yang

pertama boleh lewat (tetapi tidak berpura-pura yang maksudnya agar dapat langsung

ke base kedua). Bila bola yang dipukul melambung dan dapat tertangkap oleh regu

penjaga maka si pemukul langsung dinyatakan"mati", serta para pelari lainnya harus

kembali ke base semula yang ditempatinya tadi dengan cepat agar basenya tidak

dibakar. Pelari- pelari yang kembali tadi dapat dimatikan. Pemukul atau pelari yang

telah dinyatakan "mati" tidak dapat melanjutkan perjalanannya dan kembali masuk

"kotak" (tempat yang telah disediakan) untuk menunggu gilirannya memukul lagi.

Pemain Dikatakan "Mati" apabila:

a. Telah memukul 3 kali dan yang ketiga ini tidak kena, sedang catcher dapat

menangkap lambungan pitcher sebelum bola jatuh, bola catcher tidak dapat

Page 11: Laporan Individu Pratikum Olahraga

menangkap lambungan pitcher, tetapi semua base berisi, pemukul tetap dianggap

mati.

b. Memukul betul atau salah, sedangkan regu lapangan dapat menangkap bola yang

dipukulnya (bola yang dipukul kena tetapi tidak sempurna dan tidak membuat satu

busur yang vertikal ke atas, bila ditangkap oleh catcher tidak dianggap bola

tangkap).

c. Belum sampai di base I, sedangkan base I ini telah dibakar.

d. Dapat di-tick sewaktu-waktu dan di mana saja, kalau tidak menginjak base.

e.Membuat "infield-fly" dan membuat "bunt" pada pukulan ketiga, sedangkan

hasilnya pukulan salah satu "ball".

f. Pada waktu "harus lari" belum sampai di base yang dituju dan base ini telah

dibakar, atau di-tick di perjalanan.

g. Langsung terkena bola yang dipukul teman seregunya.

h. Berlari cepat berputar lapangan mengisi base yang kosong yang dibarengi latihan

melakukan teknik lempar tangkap. Pemain dianggap kalah bila tidak bisa

menangkap bola dan pemain tersebut harus diganti.

(International Softball Federation, 2002-2005; Tjahwa,1996)

Page 12: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB IV

PEMANASAN (WARM – UP)

A. Gerakan peregangan (stretching)

1. Pengertian peregangan (stretching)

Pada saat akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau

lebih dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) ini sangat diperlukan.

Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap

anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk

mengurangi dampak cedera yang sangant rentan terjadi.

2. Manfaat melakukan peregangan (stretching)

Terdapat beberapa manfaat apabila seseorang melakukan gerakan peregangan

sebelum memulai aktifitas olahraga, diantaranya dapat dijelaskan di bawah ini:

a. Meningkatkan suhu (temperature) tubuh beserta jaringan-jaringannya.

b. Menaikkan aliran darah melalui otot-otot yang aktif.

c. Meningkatkan detak jantung sehingga akan mempersiapkan bekerjanya system

cardiovascular (jantung dan pembuluh darah).

d. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.

e. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan

gerakan tubuh.

f. Memudahkan otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara lebih cepat dan

efisien.

g. Meningkatkan kapasitas kerja fisik.

h. Mengurangi adanya ketegangan pada otot.

i. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang

(meregang).

j. Terjadi peningkatan kondisi secara psikologis.

k. Mengurangi dampak cedera.

3. Macam gerakan-gerakan stretching aktif

Stretching aktif adalah pemanasan atau peregangan yang dilakukan sendiri

tanpa bantuan orang lain serta dapat dilakukan dalam posisi berdiri atau duduk bahkan

Page 13: Laporan Individu Pratikum Olahraga

dengan tidur terlentang maupun tengkurap. Gerakan peregangan yang dapat dan boleh

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Peregangan kepala: berfungsi untuk mengulur M. Trapezius

O: protuberentia occipitalis externa, linea nuchae superior, septunechea,

processus spinosi, semua vert. thoracalis

I: pars descendens dari bagian cranial septum nuchae pada extrimitas

acromialis claviculae, pars ascendens dari vert. thoracalis yang bawah pada

tepi bawah spina scapulae.

Dengan persendian:

1) Articulatio atlanto occipetalis :

a) Condyli occipetalis

b) Fovea articularis superior atlantis

2) Articulatio atlanto opistrophica / atlantoepistropea lateralis :

a) Facies articularis inferior atlantis

b) Facies articularis superior epistrophei

Gerakan peregangan itu sendiri terdiri atas gerakan sebagai berikut:

1) Menundukkan kepala ke bawah dan meregangkan kepala ke atas dengan

suatu hitungan tertentu.

2) Menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri dengan suatu hitungan tertentu.

3) Mematahkan kepala ke kanan dan ke kiri dilakukan dengan suatu

hitungan tertentu.

b. Peregangan tangan dan lengan: bertujuan untuk meregangkan otot triceps,

deltoid, biceps, fleksor, dan ekstensor.

1) M.deltoideus

O: extrimitas acromialis claviculae acronym

I: tuberositas deltoidea humeri

2) M. bicep brachii

O: caput longum: tuberositas supraglenoidalis, caput breve: prossus

coracoideus.

I: tuberositas radii

3) M. flexor carpi ulnaris

O: Caput humerale : epicondylus medialis humeri, caput ulnare: pinggir

dorsal ulna

I: os pisifornie

Page 14: Laporan Individu Pratikum Olahraga

Dengan persendian:

1) Articulatio humeri:

a) Caput humeri

b) Cavitas glenoidalis

2) Articulatio cubiti

3) Articulatio humeroradialis:

a) Capitulum humeri

b) Fovea capituli radii

4) Articulatio humeroulnaris:

a) Trochlea humeri

b) Incisura semilunaris

5) Articulatio radioulnaris proximalis:

a) Circumferentia articularis radii

b) Incisura radialis ulnae

6) Articulatio radioulnaris distalis:

a) Circumferentia articularis ulnae

b) Incisura ulnaris radii

7) Articulatio radiocarpea :

a) Facies articularis carpea radii

b) Cartilage triangilaris

Gerakan peregangannya terdiri atas:

1) Menekuk tangan kanan menyamping ke kiri dengan ditahan

menggunakan tangan kanan dan kemudian sebaliknya dengan hitungan

tertentu.

2) Tangan kanan ditekuk di belakang kepala kemudian ditekan

menggunakan tangan kiri dan kemudian sebaliknya dengan hitungan

tertentu.

3) Meregangkan/menarik kedua tangan ke atas dalam suatu hitungan

tertentu.

4) Menekuk telapak tangan kanan ke atas dan ke bawah dengan hitungan

tertentu serta demikian jugan dengan tangan kiri.

c. Peregangan pinggang & perut: ditujukan untuk meregangkan otot seratus,

rectus abdominis, latisimus dorsi, eksternal oblique,dan tendinous inscription.

1) M. subclavius

Page 15: Laporan Individu Pratikum Olahraga

O:  ujung bagian medial iga I bagian tulang

I: permukaan bawah clavicula sepanjang sulcus subclavius

2) M. pectoralis minor

O: costae II-V

I: processus coracoideus

3) M. serratus anterior

O: costae I-VIII

I: margo vertebralis scapulae

4) M. pectoralis major

O: pars clavicularis pada extrimitas sternalis claviculae, pars sternalis

pada sternum dan rawan iga I-VI, pars abdominalis pada vagina m. recti

abdominis

I: crista tuberculi major.

Gerakan peregangannya terdiri atas:

1) Mencondongkan badan ke depan hingga mencium lutut dan sebaliknya

ke belakang dengan suatu hitungan tertentu.

2) Mencondongkan badan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan

hitungan tertentu.

3) Memutar badan ke kanan dan kiri dengan hitungan tertentu.

4) Peregangan perut dengan menegakkan badan seperti pada gambar di

bawah ini:

d. Peregangan tungkai & kaki: bertujuan untuk meregangkan otot hamstring,

gluteus, semitendinosus, gracilis, gastrocnemius, peroneus, dan vastus.

1) M. gluteus maximus

O: Ala ossis ilium, permukaan belakang os sacrum dan os coccygis, lig.

Sacroiliaca posteriora, lig. sacrotuberosum

I: 2/3 bagian atas pada tractus iliobiatis, 1/3 bagian bawah pada

tuberositas glutea femoris.

2) M. gastrocnimius

O: caput mediale: epicondylus medialis femoris, caput laterale:

epicondylus lateralis femoris

I: tuber calcanei dengan perantaraan tendo calcanei (achillei)

Gerakan peregangannya terdiri atas:

Page 16: Laporan Individu Pratikum Olahraga

1) Menekuk lutut ke atas dan ditempelkan ke dada dengan ditahan

mengguanakan kedua tangan secara bergantian dengan hitunganb

tertentu.

2) Menekuk kaki ke belakang dengan ditahan menggunakan tangan dalam

hitungan tertentu.

3) Dalam posisi start jongkok  lari dalam hitungan tertentu dengan

bergantian kaki kanan dan kiri sebagai tumpuan.

4) Mendorong kaki ke depan dan ditahan dalam hitungan tertentu secara

bergantian kaki kanan dan kiri.

5) Kaki dalam posisi jongkok menggunakan hitungan tertentu.

4. Peregangan atau strething yang tidak boleh dilakukan

Bagi atlet melakukan peregangan yang berlebihan dianggap dapat

meningkatkan kemungkinan mengalami cidera pada ligament dan cedera yang

ditandai dengan terlepasnya persendian atau biasa disebut dislokasi. Pemikiran

tersebut berdasarkan landasan teori bahwa adanya kelenturan yang berlebihan (karena

peregangan/stretching) akan dapat mengurangi kestabilan pada daerah persendian.

Maka dari itulah, latihan peregangan sebaiknya memperhatikan kondisi-kondisi

sebagai berikut:

Jangan melakukan peregangan saat anda mengalami hal salah satu diantara:

a. Apabila tulang anda menghalangi gerakan anda (sukar bergerak).

b. Sedang mengalami patah tulang

c. Terdapat gejala peradangan atau infeksi akut

d. Terdapat gejala osteoporosis

e. Baru mengalami cidera atau keseleo

f. Terdapat pengurangan atau penurunan fungsi pada daerah pergerakan

Ada beberapa gerakan peregangan yang tergolong peregangan yang memiliki

kemungkinan terlalu berbahaya dan disarankan untuk dihindari diantaranya sebagai

berikut:

a. Posisi Membalikkan Satu Kaki atau Dua Kaki

Ini dikarenakan gerakan ini dapat menyebabkan:

1) Meregangnya ligamen lutut bagian tengah

2) Meremukkan meniscus

3) Menaikkan ketidakstabilan lutut

Page 17: Laporan Individu Pratikum Olahraga

4) Menekan dan memutar tempurung lutut, akibatnya tempurung lutut

bergeser

b. Posisi Berdiri Dengan Kaki Lurus Merentang

Gerakan ini terdapat resiko sebagai berikut:

1) Menekan bagian tengah dari kedua lutut

2) Kelainan bentuk lutut yang permanent, seperti bentuk lutut yang pengkar

keluar

3) Menyebabkan hipertensi lutut (tekanan berlebih)

4) Penekanan yang hebat pada lumbar vertebrae (tulang pinggang)

c. Posisi Tubuh Melengkung (The Bridge)

Gerakan ini disarankan untuk dihindari karena dapat menyebabkan:

1) Dapat memeras potongan tulang belakang

2) Menjepit urat syaraf

d. Berdiri Dengan Kaki Diluruskan (Dengan Kaki Dirapatkan)

Gerakan ini sebaiknya tidak dilakukan karena dapat memicu:

1) Mengakibatkan hypertensi lutut

2) Terjadi penekanan yang hebat pada lumbar vertebrae

e. Posisi Membalikkan Tubuh (Inversion)

Gerakan ini sebaiknya dihindari karena dapat mengakibatkan:

1) Meningkatkan tekanan darah

2) Dapat memecahkan pembuluh darah, khususnya pembuluh darah pada

mata

3) Mengakibatkan cedera stabilitas pada tulang belakang

f. Menekuk Kaki Kanan Dan Kiri Ke Dalam Dengan Ditahan Menggunakan

Tangan

g. Menekuk lutut

h. Menyilangkan 1 Kaki Dicondongkan Ke Samping

Gerakan-gerakan diatas sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan:

1) Liggamentum collaterale mediale meregang.

2) Merobek meniscus yang terjepit di antara condyli femoris dan os tibia.

Page 18: Laporan Individu Pratikum Olahraga

B. Latihan Peregangan untuk Meningkatkan Fleksibilitas pada Olahraga Softball

1. Peregangan dinamis

Metode ini biasanya dilakukan dengan menggerak-gerakan anggota tubuh

secara ritmis dengan gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota tubuh

sedemikian rupa maka otot-otot terasa teregangkan.

2. Peregangan statis aktif

Dalam latihan peregangan statis atlet mengambil posisi sedemikian rupa

sehingga meregangkan otot-otot tertentu. Untuk durasi peregangan untuk

mengembangkan kelentukan sendi-sendi amannya antara 20-30 detik. Beberapa

langkah untuk melaksanakan peregangan statis:

a. Regangkan otot secara perlahan-lahan dan tanpa kejutan

b. Segera ada regangan pada otot, berhenti sebentar kemudian lanjutkan regangan

sampai agak terasa sakit berhenti lagi, akhirnya lanjutkan regangan sampai

sedikit melewati titik atau batas rasa sakit (go beyond pain) bukan terasa sakit

yang ekstrim.

c. Pertahankan sikap terakhir ini secara statis untuk selama 20-30 detik.

d. Seluruh anggota tubuh lainnya tinggal rileks, terutama pada otot-otot

antagonisme (yang diregangkan) agar ruang gerak sendi mampu untuk

meregang lebih luas.

e. Bernapaslah terus jangan menahan nafas. Selesai mempertahankan sikap statis

selama 20-30 detik, kembalilah ke sikap semula secara perlahan-lahan, tidak

mengejut agar ototnya tidak berkontraksi.

3. Peregangan statis pasif

Dalam metode ini atlet merileksasi suatu kelompok otot tertentu, kemudian

temannya membantu meregangkan otot tersebut secara perlahan-lahan sampai titik

fleksibilitas maksimum tercapai, tanpa keikutsertaan secara aktif dari pelaku.

4. Peregangan kontraksi-relaksasi

Peregangan ini dikenal dengan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation

(PNF) pada suatu kelompok otot, pelaku melakukan suatu kontrasi isometris

terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh temannya, kontraksi isometrik ini

dipertahankan selama kira-kira 6 detik, kemudian atlet merelaksasi otot-otot tersebut

Page 19: Laporan Individu Pratikum Olahraga

dan temannya membantu meregangkan kelompok otot dengan metode peregangan

pasif untuk selama 20 detik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

metode ini adalah:

a. Seperti dalam latihan bentuk fleksibilitas lainnya, lakukan pemanasan

sebelumnya, oleh karena otot-otot masih dingin tidak mudah diregangkan.

b. Dalam melakukan kontraksi isometris, jangan menegangkan otot-otot secara

eksplosif, tetapi lambat-lambat makin lama makin keras.

c. Setelah kontraksi isometrik, perlahan-lahan temannya meregangkan otot-otot

pelaku sedang pelaku tinggal pasif.

Peregangan dinamis cocok untuk diterapkan dalam pemanasan sebelum

melakukan aktivitas atau latihan yang lebih intensif. Akan tetapi, bila inti acara

latihan penekanannya adalah pada latihan fleksibilitas, jadi untuk memperluas ruang

gerak sendi-sendi, maka latihan peregangan statis yang lebih sesuai.

Cabang olahraga softball sangat memerlukan fleksibilitas pinggang karena

dalam olahraga ini banyak menuntut pinggang untuk bergerak aktif. Fleksibilitas

pinggang sangat dibutuhkan pitcher ketika pitching/melempar. Dalam gerakan

pitching terjadi rotasi yang dilakukan oleh pinggang dan hal ini hanya mungkin

apabila atlet memiliki fleksibilitas yang baik. Pitcher yang memiliki fleksibilitas

pinggang baik, makan teknik pitching baik, dan hasil lemparannya pun akan baik.

Page 20: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB V

PROGRAM LATIHAN DAN OTOT-OTOT YANG DIGUNAKAN

Bentuk latihan untuk memperkuat power pemain salah satunya dengan menggunakan

weight training. Beberapa contoh pelatihan lengan dengan menggunakan metode weight

training:

1. Curl, berdiri tegak, lengan lurus ke bawah, siku disamping badan,beban dipegang

telapak tangan menghadap ke depan (supinasi). Bengkokan lengan pada siku dengan

siku tetap di samping badan.

2. Wrist roll. Duduk di bangku letakkan lengan bawah di atas paha, dengan telapak

tangan menghadap ke atas dan lewat lutut, kemudian gulingkan beban melalui ujung-

ujung jari ke telapak tangan dengan membengkokan pergelangan tangan ke atas.

3. Triceps stretch. Beban di pegang di belakang leher, kedua sikut yang bengkok berada

di samping telinga, kemudian angkatlah beban dengan cara meluruskan tangan.

Selama latihan ikuti supaya tetap berada di dekat telinga tidak bergerak ke depan

Adapun otot-otot yang digunakan bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 21: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB VI

PENDINGINAN (COOLING DOWN)

Pendinginan (cooling down) bertujuan untuk menurunkan suhu badan secara bertahap,

mengurangi rasa lelah yang berlebihan, dan mengembalikan kondisi tubuh pulih menuju

seperti semula. Pendinginan sebaiknya dilakukan selama 15-30 menit dengan gerakan yang

sama seperti saat melalukan pemanasan (warming up). Tidak ada aturan khusus pendinginan

namun dianjurkan seperti saat pemanasan dengan aturan terbalik, yaitu:

1. Formal activity

2. Calisthenines

3. Stretching

Gerakan-gerakan pada weight training softball banyak dititkberatkan pada otot

lengan, bahu, punggung, dan otot kaki. Jadi gerakan pendinginan juga disesuaikan untuk otot-

otot berikut. Contoh gerakannya adalah sebagai berikut:

1. Berdiri dengan tangan kanan ditekuk ke belakang kepala dan tangan kiri menekan.

Lakukan kebalikannya, tangan kiri ditekuk.

2. Berdiri dengan lengan atas ditekuk ke depan dada dan tangan yang lain menahan.

Lakukan bergantian dengan tangan yang lain.

3. Berdiri dengan kaki sejajar bahu, kedua tangan diangkat keatas, masing-masing jari

dirapatkan dan tangan menghadap ke atas. Dorong lengan ke atas.

4. Berdiri dengan kaki lurus ke depan. Badan agak condong ke depan. Dorong lengan ke

depan.

5. Berdiri dengan badan agak condong ke depan. Lengan lurus ke belakang dan telapak

tangan menghadap ke belakang dan jari dirapatkan. Dorong lengan ke belakang.

6. Berdiri dengan kaki sejajar bahu. Kedua tangan lurus ke depan. Pergelangan tangan

ditekuk ke atas sehingga telapak tangan menghadap ke depan. Tangan kiri menahan

dan menarik telapak tangan ke belakang. Ulangi kebalikannya.

7. Duduk dengan kaki lurus ke depan. Kemudian kedua tangan menarik dan menahan

ujung jari-jari kaki. Posisi badan membungkuk hingga wajah menyentuh lutut.

Page 22: Laporan Individu Pratikum Olahraga

BAB VII

KESIMPULAN

1. Softball pertama kali ditemukan di Amerika Serikat tahun 1887, setelah itu softball

berkembang menjadi salah satu cabang olahraga.

2. Softball memerlukan pemanasan berupa pereganggan (stretching) yang berguna untuk

meningkatkan fleksibilitas pada saat bermain.

3. Pendinginan pada permainan softball bertujuan untuk menurunkan suhu badan secara

bertahap, mengurangi rasa lelah yang berlebihan, dan mengembalikan kondisi tubuh

pulih menuju seperti semula. Pendinginan dilakukan denagn gerakan yang sama

seperti saat melakukan pemanasan.

4. Tehnik dasar bermain softball adalah melempar (throwing), menangkap bola

(cathing), memukul bola (batting),

5. Program latihan bermain softball dapat dilakukan dengan menggunakan weight

training, berupa curl, wrist roll, dan triceps stretch. Sedangkan otot- otot yang

digunakan dapat berupa m.deltoideus, m.subscapularis, m.biceps brachii,

m.coracobrachialis dan sebaganya.

Page 23: Laporan Individu Pratikum Olahraga

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mukholid (2004). Pendidikan Jasmani Kelas 1 SMA. Surakarta : Yudistira.

Alter MS,Michael J (1999). 300 Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Bethell D. (1987). Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang : Dahara Prize.

International Softball Federation (2002 – 2005).Official Rules of Softball.

Mukholid Agus (2004). Pendidikan Jasmani Kelas 1 SMA. Surakarta : Yudistira.

Parno (1992). Olahraga Pilihan Softball. Jakarta : Depdikbud.

Parno (1992). Teknik dan Program latihan. Jakarta: Depdikbud.

Rubiyanto (2000). Olahraga Pilihan Softball. Semarang: Unnes Press.

Suhartini B (2010). Kemampuan Tehnik Dasar Bermain Softball. Yogyakarta: Srikandi.

Tjahwa (1996). Pedoman Mengajar Teknik Dasar Permainan Softball. Bandung : Diktat

FPOK UPI Bandung.

Widjaja S (1988). Kinesiologi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI.