Top Banner
BAGIAN PERTAMA HASIL PEMBINAAN KELUARGA BAB I LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN Keluarga binaan yang diterapkan dalam kegiatan PPD ke-72 kali ini bertempat tinggal di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI. Desa Sekaan hanya terdiri dari 1 dusun yang dihuni oleh 440 KK dan sebagian besar bekerja sebagai petani jeruk. 1.1 Data Demografi Keluarga Binaan Tabel 1. Susunan Keluarga I Wayan Dugdug No Nama JK Umur (th) Pendidikan Pekerjaa n Hubungan dengan KK 1. I Wayan Dugdug L 62 Tidak Sekolah Petani KK 2. Ni Made Reji P 41 Tamat SD Buruh Istri KK 3. Ni Wayan Mariani P 18 Tamat SD Wiraswas ta Anak KK 4 I Nengah Artika Yasa L 15 Tamat SD Pelajar Anak KK 1
44

Laporan Individu PPD Arya (Isi)

Apr 09, 2016

Download

Documents

Renata Yolanda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAGIAN PERTAMA

HASIL PEMBINAAN KELUARGA

BAB I

LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN

Keluarga binaan yang diterapkan dalam kegiatan PPD ke-72 kali ini bertempat

tinggal di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang masuk dalam

wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI. Desa Sekaan hanya terdiri dari 1 dusun yang

dihuni oleh 440 KK dan sebagian besar bekerja sebagai petani jeruk.

1.1 Data Demografi Keluarga Binaan

Tabel 1. Susunan Keluarga I Wayan Dugdug

No Nama JKUmur

(th)Pendidikan Pekerjaan

Hubungan

dengan KK

1. I Wayan Dugdug L 62 Tidak Sekolah Petani KK

2. Ni Made Reji P 41 Tamat SD Buruh Istri KK

3. Ni Wayan Mariani P 18 Tamat SD Wiraswasta Anak KK

4 I Nengah Artika Yasa L 15 Tamat SD Pelajar Anak KK

5 Ni Komang Suartini P 8 - Pelajar Anak KK

Gambar 1. Sistem Kekerabatan I Wayan Dugdug

1

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

1 2

4 53

Page 2: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

1. I Wayan Dugdug – KK

2. Ni Made Reji – Istri KK

3. Ni Wayan Mariani – Anak KK

4. I Nengah Artika Yasa – Anak KK

5. Ni Komang Suartini – Anak KK

Keluarga Bapak I Wayan Dugdug terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak.

Keluarga ini merupakan keluarga inti. Keluarga Bapak I Wayan Dugdug beragama

Hindu. Bapak I Wayan Dugdug dan sang istri, Ni Made Reji, bekerja sebagai petani

yang menggarap ladang milik orang lain dan terkadang bekerja sebagai buruh

bangunan bila ada tawaran pekerjaan. Pasangan ini memiliki tiga orang anak, dimana

anak pertamanya tinggal di Denpasar dan sudah bekerja di salon, begitu juga anak

keduanya tinggal di Denpasar yang saat ini berstatus pelajar SMP Kelas 3. Saat ini

keluarga Bapak I Wayan Dugdug hanya tinggal bertiga yaitu dengan sang istri dan

anak ketiganya yang sedang duduk di bangku SD Kelas 3.

Tabel 2. Susunan Keluarga I Wayan Temu

No Nama JKUmur

(th)Pendidikan Pekerjaan

Hubungan

dengan KK

1. I Wayan Temu L 56 Tamat SD Petani KK

2. Ni Wayan Tingkih P 50 Tamat SD Pedagang Istri KK

3. Gede Sukarna L 22 Tamat SD Buruh Anak KK

4. Luh Sukesi P 16 Tamat SD Pedagang Anak KK

Gambar 2. Sistem Kekerabatan I Wayan Temu

2

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

1 2

3 4

Page 3: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

1. I Wayan Temu – KK

2. Ni Wayan Tingkih – Istri KK

3. Gede Sukarna – Anak KK

4. Luh Sukesi – Anak KK

Keluarga Bapak I Wayan Temu terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Keluarga

ini merupakan keluarga inti. Keluarga Bapak I Wayan Temu beragama Hindu. Bapak

I Wayan Temu bekerja sebagai petani yang menggarap ladang milik orang lain,

sementara sang istri, Ni Wayan Tingkih, adalah seorang pedagang yang membuka

warung kecil di depan rumah kediaman mereka. Pasangan ini memiliki dua orang

anak. Anak pertama hanya bersekolah sampai tamat SD dan saat ini bekerja sebagai

buruh. Begitu pula anak kedua juga hanya bersekolah sampai tamat SD dan saat ini

bekerja membantu ibunya berjualan di warung.

Tabel 3. Susunan Keluarga Wayan Sapta

No Nama JKUmur

(th)Pendidikan Pekerjaan

Hubungan

dengan KK

1. Wayan Sapta L 29 Tamat SD Buruh KK

2. Luh Kariani P 26 Tamat SD Buruh Istri KK

3. Putu Ariasa L 7 - Pelajar Anak KK

Gambar 3. Sistem Kekerabatan Wayan Sapta

1. Wayan Sapta – KK

2. Luh Kariani – Istri KK

3. Putu Ariasa – Anak KK

3

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

1 2

3

Page 4: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

Keluarga Bapak Wayan Sapta terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak. Keluarga ini

merupakan keluarga inti. Keluarga Bapak Wayan Sapta beragama Hindu. Bapak

Wayan Sapta bekerja sebagai buruh bangunan, sementara sang istri, Luh Kariani,

bekerja sebagai buruh kebun milik orang lain. Pasangan ini memiliki seorang anak

laki-laki yang masih duduk di bangku SD kelas 2.

1.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Binaan

Keluarga I Wayan Dugdug

Keadaan ekonomi keluarga ini bergantung pada penghasilan yang diperoleh Bapak I

Wayan Dugdug dan sang istri, Ni Made Reji, yang bekerja sebagai petani yang

menggarap ladang milik orang lain dan terkadang bekerja sebagai buruh bangunan

bila ada tawaran pekerjaan. Pendapatan pasangan ini tidak menentu karena

bergantung dari ada tidaknya pekerjaan saat itu. Ketika ada pekerjaan biasanya

keluarga ini dapat menghasilkan pendapatan ± sebesar Rp. 900.000 perbulan.

Penghasilan keluarga ini biasanya didapat ketika panen tiba sehingga mereka dapat

bekerja di ladang tersebut untuk membantu mengambil hasil panen ataupun saat

terdapat pekerjaan proyek bangunan. Disamping bekerja menggarap ladang dan

sebagai buruh, Bapak I Wayan Dugdug juga bekerja memelihara 2 ekor ternak sapi

milik tetangganya. Apabila hasil pemasukan Bapak I Wayan Dugdug dan sang istri

dikonversi setiap bulannya rata-rata keluarga ini memperoleh penghasilan ± Rp

1.100.000,-. Sementara penghasilan yang diperoleh anak pertamanya yang bekerja di

Denpasar hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, keluarga Bapak I Wayan Dugdug

mengeluarkan biaya untuk membeli beras dan bahan makanan yang akan dimasak.

Selain biaya makan, keluarga ini juga mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanan

seperti listrik, air, dan keperluan MCK. Keluarga Bapak I Wayan Dugdug juga harus

mengeluarkan uang untuk biaya pendidikan anak ketiganya yang saat ini sedang

duduk di bangku SD kelas 3, sementara anak keduanya yang bersekolah di Denpasar

ditanggung oleh sanak saudaranya yang berada disana. Bapak I Wayan Dugdug juga

4

Page 5: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

mengeluarkan uang untuk membeli rokok karena beliau adalah seorang perokok.

Biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Wayan Dugdug untuk memenuhi kebutuhan

sehari-harinya ini nyaris menghabiskan pendapatan keluarga. Belum lagi ditambah

dengan iuran dari banjar setiap bulannya dan pengeluaran untuk kegiatan upacara-

upacara keagamaan.

Keluarga I Wayan Temu

Pendapatan keluarga ini diperoleh dari penghasillan Bapak I Wayan Temu yang

bekerja sebagai petani yang menggarap ladang milik orang lain dan dari penghasilan

sang istri, Ni Wayan Tingkih, yang bekerja sebagai pedagang. Pendapatan yang

diperoleh Bapak I Wayan Temu ini tidak menentu dan biasanya lebih banyak didapat

ketika panen tiba. Ketika ada pekerjaan Bapak I Wayan Temu dapat memperoleh

penghasilan ± sebesar Rp 750.000,- setiap bulannya. Sementara sang istri, Ni Wayan

Tingkih, setiap bulannya mendapatkan penghasilan ± sebesar Rp 300.000,- dari

kegiatan berdagang di warung kecil yang mereka miliki di depan rumah. Anak laki-

laki keluarga ini juga sudah bekerja sebagai buruh bangunan dan turut membantu

menunjang perekonomian keluarga.

Seperti keluarga binaan pertama, keluarga Bapak I Wayan Temu juga

mengeluarkan uang untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuahn bulanan

seperti listrik, air dan keperluan MCK. Keluarga ini tidak lagi mengeluarkan uang

untuk biaya pendidikan dikarenakan anak-anaknya tidak melanjutkan sekolah setelah

tamat SD. Namun keluarga ini mengeluarkan cukup banyak uang untuk keperluan

upacara-upacara keagamaan. Ditambah lagi dengan iuran dari banjar setiap bulannya.

Keluarga Wayan Sapta

Penghasilan yang diperoleh keluarga ini berasal dari jeri payah Bapak Wayan Sapta

yang bekerja sebagai buruh bangunan dan ditambah penghasilan sang istri, Luh

Kariani, yang bekerja sebagai buruh di kebun milik orang lain. Setiap bulannya

pasangan ini memperoleh pendapatan ± sebesar Rp 1.000.000,-. Selain untuk

mecukupi kebutuhan hidup sehari-hari, keperluan bulanan, sosial dan upacara

5

Page 6: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

keagamaan, keluarga ini juga harus mengeluarkan uang untuk biaya pendidikan anak

mereka yang masih duduk di bangku SD kelas 2, dimana pengeluaran-pengeluaran ini

cukup menguras pendapatan yang mereka peroleh.

1.3 Rumusan Masalah pada Keluarga Binaan

Keluarga I Wayan Dugdug

Keluarga Bapak I Wayan Dugdug memiliki beberapa permasalahan. Dari segi

ekonomi, Bapak I Wayan Dugdug khawatir akan kehidupan keluarganya kelak karena

pendapatannya yang tidak menentu dan kurang dapat memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya, ditambah lagi harus mengeluarkan uang untuk biaya pendidikan

anaknya. Bapak I Wayan Dugdug berserta sang istri tidak memiliki penghasilan tetap

setiap hari dan setiap bulan karena hanya bekerja sebagai petani yang menggarap

ladang milik orang lain dan terkadang bekerja sebagai buruh. Keluarga Bapak I

Wayan Dugdug masih sulit dalam menyisihkan uang mereka, mengingat kebutuhan

sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan yang tak menentu.

Dari segi kesehatan, Bapak I Wayan Dugdug memiliki tekanan darah tinggi

yang diketahuinya sejak 10 tahun yang lalu. Beliau tidak meminum obat dan kontrol

secara rutin untuk tekanan darah tingginya, hanya pergi ke puskesmas untuk berobat

bila muncul keluhan. Sementara anggota keluarga yang lainnya tidak memiliki

masalah kesehatan yang sangat berarti, seringkali hanya mengalami penyakit flu,

batuk maupun demam biasa karena perubahan cuaca yang cukup beragam. Bapak I

Wayan Dugdug adalah seorang perokok. Kebiasaan merokok ini sudah dilakukannya

sejak masih muda. Kebiasaan merokok Bapak I Wayan Dugdug ini selain menjadi

salah satu faktor resiko yang menyebabkan dirinya menderita tekanan darah tinggi,

juga berpontensi menggangu kesehatan paru-paru Bapak I Wayan Dugdug sendiri

maupun untuk istri dan anak-anaknya.

Keadaan lingkungan rumah Bapak I Wayan Dugdug bisa dibilang kurang

bersih, pekarangan rumah sangat kotor karena Bapak I Wayan Dugdug tidak

memiliki pembuangan akhir untuk sampah. Penataan bangunan dan halaman rumah

6

Page 7: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

keluarga Bapak I Wayan Dugdug belum terlalu baik. Jumlah ruangan dalam rumah

yang terlalu sedikit, yaitu hanya 2 buah kamar, sehingga ruang keluarga pun juga

digunakan sebagai tempat tidur bila semua anggota keluarga berkumpul. Keadaan

kamar tidur di rumah keluarga ini tidak terlalu baik karena tidak tersedia ventilasi

yang cukup memadai sehingga ruangan tidur terasa lembab dan gelap akibat

kurangnya sinar matahari yang masuk, selain itu juga cuaca dingin dan lembab di

Desa Sekaan juga turut andil. Terdapat satu kamar mandi dengan jamban jongkok

terletak terpisah di dekat rumah, dengan pintu yang sudah rusak dan tidak beratap.

Bagian dapur juga terletak terpisah di samping rumah. Mereka masih menggunakan

kayu bakar untuk memasak karena dinilai lebih irit. Di dalam dapur tidak terdapat

cerobong asap sebagai lubang untuk membuang asap-asap dapur.

Dilihat dari aspek sosial, keluarga Bapak I Wayan Dugdug tidak mengalami

banyak masalah. Hanya saja keperluan mendadak, seperti iuran-iuran banjar, uang

suka duka dan lain sebagainya dapat mengurangi biaya sehari-hari.

Keluarga I Wayan Temu

Seperti keluarga binaan pertama, Keluarga Bapak I Wayan Temu juga memiliki

beberapa permasalahan. Dari segi ekonomi, Bapak I Wayan Temu memiliki

kekhawatiran akan kehidupan keluarganya kelak. Walaupun sang istri dan juga anak-

anaknya telah turut membantu dalam mencari penghasilan namun pendapatannya

yang diperoleh masih dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh

karena itu keluarga ini masih sulit dalam menyisihkan uang mereka, ditambah lagi

kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat.

Dari segi kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Temu tidak memiliki masalah

kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang sangat berat maupun penyakit

menahun lainnya. Bapak I Wayan Temu tidak memiliki penyakit keturunan seperti

tekanan darah tinggi, kencing manis, ataupun penyakit jantung. Dalam beberapa

bulan terakhir ini anggota keluarga seringkali hanya mengalami penyakit flu, batuk

maupun demam biasa karena perubahan cuaca yang cukup beragam. Anak laki-laki

Bapak I Wayan Temu adalah seorang perokok. Walaupun kebiasaaan merokok ini

7

Page 8: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

tidak digolongkan ke dalam kelompok yang sangat berat, namun kebiasaan Gede

Sukarna yang gemar merokok dapat mengganggu kesehatan paru-paru untuk dirinya

sendiri dan untuk keluarganya.

Keadaan lingkungan rumah Bapak I Wayan Temu cukup bersih. Namun

penataan bangunan dan halaman rumah keluarga ini belum begitu baik. Jumlah

ruangan dalam rumah yang terlalu sedikit, yaitu hanya 2 buah kamar, sehingga ruang

keluarga juga digunakan sebagai tempat tidur. Tidak terdapat jendela yang memadai

sebagai ventilasi sehingga terkesan suasana kamar menjadi gelap dan lembab.

Penerangan ruangan di rumah juga kurang. Sebagai sumber penerangan hanya

menggunakan lampu dengan watt yang kecil. Terdapat satu buah kamar mandi

dengan jamban jongkok dan satu buah dapur yang terletak terpisah dengan bangunan

tempat tidur.

Dilihat dari aspek sosial, sama seperti keluarga binaan sebelumnya, keluarga

Bapak I Wayan Temu tidak mengalami banyak masalah. Hanya saja keperluan

mendadak, seperti iuran-iuran banjar, uang suka duka dan lain sebagainya dapat

mengurangi biaya sehari-hari.

Keluarga Wayan Sapta

Dari segi ekonomi, Bapak Wayan Sapta juga khawatir akan kehidupan keluarganya

kelak karena pendapatannya dan sang istri tidak menentu yang bergantung dari ada

tidaknya pekerjaan saat itu, dimana masih dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Dan juga mereka harus mengeluarkan uang untuk biaya pendidikan

anaknya.

Dari segi kesehatan, keluarga Bapak Wayan Sapta tidak memiliki masalah

kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang sangat berat maupun penyakit

menahun lainnya. Bapak Wayan Sapta maupun sang istri tidak memiliki penyakit

keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, ataupun penyakit jantung.

Namun, Bapak Wayan Sapta adalah seorang perokok. Walaupun bukan perokok

berat, kebiasaan merokok ini memiliki potensi mengganggu kesehatan keluarga.

Anak Bapak Wayan Sapta semasih kecil pernah beberapa kali mengalami sakit

8

Page 9: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

telinga, dimana keluar nanah dari lubang telinganya. Namun, sudah tidak pernah

kambuh lagi. Dalam beberapa bulan terakhir ini anggota keluarga seringkali hanya

mengalami penyakit flu, batuk maupun demam biasa karena perubahan cuaca yang

cukup beragam.

Keadaan lingkungan rumah Bapak I Wayan Sapta cukup bersih. Rumah yang

ditempati keluarga ini beratapkan seng, lantai dengan semen dan berdindingkan

batako yang hanya diplester. Terdiri dari 1 buah kamar dan 1 buah ruang keluarga.

Dapur berada di luar rumah yang dindingnya terbuat dari kayu dan jalinan bambu

dengan atap yang terbuat dari sebagian seng dan genteng. Kamar mandi dengan

jamban jongkok juga terletak terpisah dari bangunan tempat tidur. Keadaan rumah

saat ini telah mengalami sedikit kerusakan.

Dilihat dari aspek sosial, keluarga ini tidak mengalami banyak masalah. Hanya

saja keperluan mendadak, seperti iuran-iuran banjar, uang suka duka dan lain

sebagainya dapat mengurangi biaya sehari-hari.

9

Page 10: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAB II

KEGIATAN PADA KELUARGA BINAAN

Promosi Kesehatan dan Partisipasi Keluarga Binaan Setiap Kegiatan

Keluarga I Wayan Dugdug

No Tanggal Kegiatan

1 12 Juli 2013 Meninjau kediaman dan pengenalan KK binaan,

menjelaskan tujuan program, mengetahui profil keluarga,

mengeksplorasi keadaan keluarga secara umum dari

berbagi aspek dan khususnya di bidang kesehatan

2 15 Juli 2013 Identifikasi masalah kesehatan serta prilaku hidup dan

sehat KK binaan

3 18 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang prilaku hidup bersih dan sehat

berupa prilaku mencuci tangan, mandi dan menggosok gigi

yang baik dan benar pada keluarga KK binaan

4 21 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang hipertensi, bahaya merokok dan

alkohol, serta diskusi mengenai pentingnya hidup sehat

tanpa rokok

5 24 Juli 2013 Promosi kesehatan dan diskusi tentang pencegahan

penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, diare dan

penyakit cacing

6 27 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA),

tanaman jeruk dan fungsi vitamin C

7 30 Juli 2013 Pemaparan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan

8 2 Agustus 2013 Review tentang segala hal yang telah didiskusikan selama

ini khususnya terkait permasalahan kesehatan dan

perpisahan dengan keluarga KK binaan serta memberikan

obat-obatan sederhana

10

Page 11: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

Keluarga Bapak I Wayan Dugdug menerima kedatangan mahasiswa PPD dengan

baik. Promosi kesehatan dilakukan pada semua keluarga Bapak I Wayan Dugdug

dengan difokuskan pada bahaya merokok, baik aktif maupun pasif karena Bapak I

Wayan Dugdug adalah seorang perokok, dimana kebiasaan merokok ini merupakan

salah satu faktor resiko dari penyakit hipertensi. Promosi kesehatan tentang perilaku

hidup bersih dan sehat berupa perilaku mencuci tangan, mandi, dan menggosok gigi

yang baik dan benar terutama diberikan pada anak-anaknya sedangkan materi tentang

beberapa penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, diare, dan penyakit cacing

diberikan pada ayah dan ibunya. Keluarga ini juga cukup antusias saat dijelaskan

mengenai fungsi tanaman obat keluarga (TOGA) dan fungsi tanaman jeruk karena

sebagain besar pencaharian di Desa Sekaan adalah sektor perkebunan, terutama jeruk.

Keluarga I Wayan Temu

No Tanggal Kegiatan

1 13 Juli 2013 Meninjau kediaman dan pengenalan KK binaan,

menjelaskan tujuan program, mengetahui profil keluarga,

mengeksplorasi keadaan keluarga secara umum dari

berbagi aspek dan khususnya di bidang kesehatan

2 16 Juli 2013 Identifikasi masalah kesehatan serta prilaku hidup dan

sehat KK binaan

3 19 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang prilaku hidup bersih dan sehat

berupa prilaku mencuci tangan, mandi dan menggosok gigi

yang baik dan benar pada keluarga KK binaan

4 22 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang bahaya merokok dan alkohol,

serta diskusi mengenai pentingnya hidup sehat tanpa rokok

5 25 Juli 2013 Promosi kesehatan dan diskusi tentang pencegahan

penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, diare dan

penyakit cacing

6 28 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA),

11

Page 12: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

tanaman jeruk dan fungsi vitamin C

7 31 Juli 2013 Pemaparan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan

8 3 Agustus 2013 Review tentang segala hal yang telah didiskusikan selama

ini khususnya terkait permasalahan kesehatan dan

perpisahan dengan keluarga KK binaan serta memberikan

obat-obatan sederhana

Keluarga Bapak I Wayan Temu menerima kedatangan mahasiswa PPD dengan baik.

Promosi kesehatan dilakukan pada semua keluarga Bapak I Wayan Temu khususnya

pada anak laki-lakinya yang adalah seorang perokok aktif. Promosi kesehatan tentang

bahaya merokok, baik aktif maupun pasif, diberikan mengingat kebiasaan ini

memiliki potensi menggagu kesehatan paru-paru baik bagi anak laki-laki Bapak I

Wayan Temu maupun keluarga sebagai perokok pasif. Selain itu, promosi kesehatan

tentang perilaku hidup bersih dan sehat berupa perilaku mencuci tangan, mandi, dan

menggosok gigi yang baik dan benar juga diberikan pada keluarga KK binaan dan

juga materi tentang beberapa penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, diare, dan

penyakit cacing. Promosi kesehatan mengenai fungsi tanaman obat keluarga (TOGA)

dan fungsi tanaman jeruk juga diberikan mengingat sebagain besar pencaharian di

Desa Sekaan adalah sektor perkebunan jeruk, dan keluarga ini pun menerimanya

dengan cukup antusias.

Keluarga Wayan Sapta

No Tanggal Kegiatan

1 14 Juli 2013 Meninjau kediaman dan pengenalan KK binaan,

menjelaskan tujuan program, mengetahui profil keluarga,

mengeksplorasi keadaan keluarga secara umum dari

berbagi aspek dan khususnya di bidang kesehatan

2 17 Juli 2013 Identifikasi masalah kesehatan serta prilaku hidup dan

sehat KK binaan

3 20 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang prilaku hidup bersih dan sehat 12

Page 13: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

berupa kebersihan diri, prilaku mencuci tangan, mandi dan

menggosok gigi yang baik dan benar pada keluarga KK

binaan

4 23 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang bahaya merokok dan alkohol,

serta pentingnya hidup sehat tanpa rokok

5 26 Juli 2013 Promosi kesehatan dan diskusi tentang pencegahan

penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, diare dan

penyakit cacing

6 29 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA),

tanaman jeruk dan fungsi vitamin C

7 1 Agustus 2013 Pemaparan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan

8 4 Agustus 2013 Review tentang segala hal yang telah didiskusikan selama

ini khususnya terkait permasalahan kesehatan dan

perpisahan dengan keluarga KK binaan serta memberikan

obat-obatan sederhana

Keluarga Bapak Wayan Sapta menerima kedatangan mahasiswa PPD dengan baik

dan menerima dengan cukup antusias promosi kesehatan yang diberikan mahasiswa

PPD. Promosi kesehatan dilakukan pada semua keluarga Bapak Wayan Sapta yang

difokuskan pada bahaya merokok dan pentingnya hidup sehat tanpa rokok, karena

Bapak Wayan Sapta adalah seorang perokok. Promosi kesehatan tentang perilaku

hidup bersih dan sehat serta pentingnya menjaga kebersihan diri juga diberikan

khususnya pada anak KK binaan dan materi tentang beberapa penyakit menular

seperti HIV/AIDS, TBC, diare, dan penyakit cacing diberikan pada ayah dan ibunya.

Selain itu, promosi kesehatan mengenai fungsi tanaman obat keluarga (TOGA) dan

fungsi tanaman jeruk juga diberikan mengingat sebagain besar pencaharian di Desa

Sekaan adalah sektor perkebunan jeruk.

13

Page 14: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Keluarga I Wayan Dugdug

Hasil kegiatan yang diperoleh selama menjalankan PPD cukup baik, hal ini dapat

dilihat dari antusias keluarga binaan terhadap berbagai promosi kesehatan dan

edukasi yang telah dilakukan mahasiswa PPD. Beranjak dari promosi kesehatan

tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang diberikan pada semua anggota

keluarga nampaknya memberi sedikit banyak perubahan persepsi dan perilaku

mereka tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Keluarga ini mulai

menyadari tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Cuci tangan yang

sebelumnya hanya dilakukan saat setelah makan, saat ini telah dilakukan saat

sebelum dan setelah makan dengan cara yang benar. Begitu pula menggosok gigi

yang sebelumnya hanya dilakukan sebanyak satu kali sehari yaitu setelah mandi,

saat ini telah dilakukan 2-3 kali sehari pada pagi, sore dan/atau sebelum tidur.

Walaupun mandi dikatakan hanya sekali sehari dikarenakan cuaca yang dingin,

namun pakaian diganti setiap hari. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK) dilakukan di jamban pribadi. Untuk memasak, bahan makanan dicuci

menggunakan air sebelum dimasak. Air minum dimasak terlebih dahulu sebelum

diminum. Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, kadang-kadang

berisi daging seperti ikan atau ayam yang cukup untuk menunjang status gizi dari

keluarga ini. Sementara promosi kesehatan tentang bahaya merokok difokuskan

pada Bapak I Wayan Dugdug, mengingat merokok adalah salah satu faktor

resiko penyebab penyakit tekanan darah tinggi. Setelah diberikan penjelasan

tentang bahaya merokok beliau bisa menerima dan berusaha untuk mengurangi

kebiasaan merokoknya. Untuk kesehatan lingkungan disarankan pada keluarga

untuk lebih menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik untuk

mengurangi populasi lalat. Keluarga binaan ini memiliki dapur yang masih

menggunakan tungku dan kayu bakar yang asapnya tidak baik untuk kesehatan

dan ventilasi ruangan yang kurang. Jadi perlu ditekankan untuk membuat

14

Page 15: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

cerobong asap dan lebih sering membuka jendela sehingga udara dan sinar

matahari dapat masuk ke dalam rumah.

3.2 Keluarga I Wayan Temu

Selama mendampingi keluarga binaan Bapak I Wayan Temu dalam kegiatan

PPD didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Dari berbagai kegiatan promosi

kesehatan yang dilakukan mahasiswa PPD diterima dengan baik dan cukup

antusias oleh keluarga binaan. Edukasi yang diberikan terkait dengan perilaku

hidup bersih dan sehat cukup memberi perubahan yang signifikan pada keluarga

ini, dimana keluarga mulai menyadari dan menerapkan prinsip-prinsip hidup

bersih dan sehat. Mulai dari mencuci tangan yang baik dan benar yaitu sebelum

dan setelah makan ataupun setelah kontak dengan lingkungan kotor, mandi dan

mengganti pakaian setiap hari, sampai menggosok gigi 2-3 kali sehari. BAB dan

BAK dilakukan di jamban pribadi. Untuk memasak, bahan makanan dicuci

menggunakan air sebelum dimasak. Air minum dimasak terlebih dahulu sebelum

diminum. Untuk keperluan makanan sehari-hari biasanya berupa nasi dan sayur

sayuran. Kadang-kadang disertai daging atau tempe yang cukup untuk

menunjang status gizi dari keluarga ini. Sementara promosi kesehatan tentang

bahaya merokok difokuskan pada anak laki-laki Bapak I Wayan Dugdug yang

mana adalah seorang perokok aktif. Untuk kesehatan lingkungan disarankan pada

keluarga untuk lebih menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik

untuk mengurangi populasi lalat.

3.3 Keluarga Wayan Sapta

Keluarga Bapak Wayan Sapta menerima kedatangan mahasiswa PPD dengan

sangat baik. Dari berbagai promosi kesehatan yang dilakukan selama kegiatan

PPD, keluarga Bapak Wayan Sapta menerima dengan antusias, dimana

didapatkan peningkatan pengetahuan dari keluarga binaan ini. Promosi kesehatan

mengenai perilaku hidup bersih dan sehat diberikan pada semua anggota

keluarga dan anggota keluarga pun memahami akan pentingnya hidup bersih dan

15

Page 16: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

sehat dan mulai menerapkannya. Mulai dari prinsip-prinsip mencuci tangan yang

baik dan benar, mandi dan mengganti pakaian setiap hari, sampai menggosok

gigi 2-3 kali sehari. Keluarga ini sudah memiliki jamban untuk BAB/BAK.

Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air

minum dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Untuk keperluan makanan

sehari-hari biasanya berupa nasi dan sayur sayuran. Kadang-kadang disertai

daging atau tempe cukup menunjang status gizi tersebut. Untuk kesehatan

lingkungan disarankan pada keluarga untuk lebih menjaga kebersihan dan

mengelola sampah dengan baik untuk mengurangi populasi lalat. Sementara

promosi kesehatan tentang bahaya merokok difokuskan kepada Bapak Wayang

Sapta yang merupakan perokok aktif mengingat kebiasaan buruk tersebut

memiliki potensi mengganggu kesehatan Bapak Wayan Sapta sendiri maupun

sang istri dan anaknya sebagai perokok pasif. Setelah diberikan penjelasan beliau

bisa menerima dan mulai berusaha untuk mengurangi kebiasaan merokoknya.

16

Page 17: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

1. Keluarga binaan yang diterapkan dalam kegiatan PPD ke-72 kali ini bertempat

tinggal di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dari ketiga

KK binaan yang didampingi cenderung memiliki tingkat pendidikan yang

rendah dan profesi utama sebagai petani dan buruh. Walaupun istri masing-

masing KK binaan juga bekerja turut membantu menopang perekonomian

keluarga, namun pendapatan yang diperoleh masih dirasa kurang untuk

mencukupi kebutuhan keluarga.

2. Keadaan lingkungan tempat tinggal KK binaan rata-rata kurang bersih dan

sehat. Ada yang tidak memiliki tempat pembungan akhir untuk sampah

sehingga menumpuk, dimana hal ini dapat menjadi sumber penyakit dan

menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari.

3. Pengetahuan kesehatan dasar dan perilaku hidup bersih dan sehat keluarga

binaan masih kurang, dimana kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan serta membiasakan hidup sehat tanpa rokok belum dapat

dijalankan oleh KK binaan.

4. Terdapat persepsi yang kurang tepat mengenai konsep sehat-sakit, barangkali

akibat tingkat pendidikan yang rendah. Dianggap apabila masih bisa bekerja

maka masih sehat, padahal kebiasaan buruk seperti merokok dapat

mengakibatkan sakit di masa mendatang.

5. Kegiatan PPD ini memberikan kesempatan bagi penulis sebagai calon dokter

nantinya untuk memperkaya pengalaman dalam berkomunikasi,

mengidentifikasi masalah, dan mengenal berbagai faktor resiko, serta

merencanakan/melaksanakan pemecahan masalah kesehatan secara holistik

dan komprehensif yang berpusat pada pasien dan keluarganya.

17

Page 18: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

4.2 Saran

1. Persepsi sakit yang kurang tepat di masing-masing keluarga binaan hendaknya

diubah secara perlahan dengan melibatkan kader kesehatan dan peran serta

puskesmas, sebagai contoh dapat diberikan penyuluhan-penyuluhan dan

pelatihan bagaimana hidup bersih dan sehat.

2. Untuk keluarga binaan pertama Bapak I Wayan Dugdug yang menderita

tekanan darah tinggi, disarankan untuk memperhatikan kesehatan diri dan

membiasakan diri hidup sehat dengan menghindari faktor resiko, serta rutin

mengontrol tekanan darahnya ke puskesmas dan mengikuti ajuran yang

diberikan oleh dokter disana.

3. Untuk ketiga keluarga binaan yang masing-masing memiliki anggota keluarga

yang merokok agar mulai menghentikan kebiasaan buruk tersebut karena

tidak hanya dapat merugikan kesehatan diri sendiri tapi juga keluarga yang

lainnya.

18

Page 19: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAGIAN KEDUA

PENANGGULANGAN PENYAKIT/MASALAH HIPERTENSI

DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kasus

Penyakit hipertensi merupakan faktor resiko utama yang mendasari terjadinya

sindrom metabolik seperti dislipidemia dan berbagai macam penyakit lainnya, selain

itu 90 % kasus hipertensi, etiologinya masih belum diketahui dengan jelas, penyakit

ini merupakan penyakit sistemik yang menyerang multi organ. Proses perjalanan

penyakit ini yang sering kali tidak bergejala atau hanya memberikan gejala minimal,

seringkali membuat pasien merasa dirinya tidak sakit lagi dan malas untuk

melanjutkan kontrol dan pengobatan. Alasan-alasan inilah yang mendasari pemilihan

kasus hipertensi sebagai laporan kasus.

Identitas Pasien

Nama : I Wayan Dugdug

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : -

Pekerjaan : Petani

Status Perkawinan : Kawin

1.2 Riwayat Penyakit

Penderita, Bapak I Wayan Dugdug terdiagnosis hipertensi sejak 10 tahun yang

lalu. Pada awalnya ia sering merasa sakit kepala setidaknya sekali dalam seminggu,

namun keluhan tersebut biasanya membaik setelah meminum obat sakit kepala yang

19

Page 20: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

dibeli di warung atau setelah beristirahat. Ia juga tidak pernah memeriksakan dirinya

karena sakit kepalanya tersebut dapat diatasi.

Kemudian saat ada Puskesmas keliling, penderita mencoba berobat disana dan

didapatkan tekanan darahnya tinggi. Ia diminta untuk memeriksakan diri kembali ke

Puskesmas. Dari hasil pemeriksaan di puskesmas baru kemudian diketahui bahwa

tekanan darahnya tinggi yaitu 160/90 mmHg. Saat itu ia diberikan dua macam obat,

namun ia lupa namanya. Setelah minum obat tersebut ia merasa lebih baik. Penderita

masih sempat rutin kontrol ke Puskesmas selama 3 bulan, setelah itu ia merasa sudah

tidak merasakan keluhan apa-apa lagi sehingga setelah obat habis ia tidak

memeriksakan diri lagi ke puskesmas, karena merasa sudah sehat.

Saat ini penderita menyatakan dirinya masih pernah merasakan keluhan yang

sama, namun dengan frekuensi yang lebih jarang, apabila keluhan tersebut muncul

biasanya ia meminum obat sakit kepala biasa kemudian beristirahat. Keluhan

dirasakan tidak mengganggu aktivitas kesehariannya. Penderita mengakui kurang

mengerti tentang bagaimana mengatur diet dan mengurangi asupan garam seperti

yang telah dianjurkan oleh dokter. Penderita tidak tahu apa komplikasi yang dapat

ditimbulkan dari penyakit yang diderita dan sampai saat ini bagaimana keadaan

sakitnya.

20

Page 21: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAB II

ANALISIS SITUASI KELUARGA KASUS

2.1 Aspek Lingkungan Fisik Keluarga Binaan

Bapak I Wayan Dugdug beserta keluarga menempati rumah dengan luas lahan

kurang lebih 2 are yang beratapkan genteng, lantai dengan keramik dan

berdindingkan batako yang sudah diplester dan dicat putih, namun keadaannya pada

saat ini telah mengalami sedikit kerusakan. Rumah keluarga ini terdiri dari dua kamar

tidur dan satu ruang keluarga yang juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk tidur bila

semua anggota keluarga berkumpul. Kamar tidur berukuran agak sempit. Tidak

terdapat jendela yang memadai sebagai ventilasi sehingga terkesan suasana kamar

menjadi gelap dan lembab. Penerangan ruangan di rumah juga kurang. Sebagai

sumber penerangan hanya menggunakan lampu dengan watt yang kecil. Terdapat satu

kamar mandi terletak terpisah di dekat rumah, dengan pintu yang sudah rusak dan

tidak beratap. Bagian dapur juga terletak terpisah di samping rumah dengan

beratapkan seng, lantai dengan semen dan berdindingkan batako yang tidak diplester,

dimana hanya ada tungku dengan kayu sebagai bahan bakar. Mereka masih

menggunakan kayu bakar untuk memasak karena dinilai lebih irit. Di dalam dapur

tidak terdapat cerobong asap sebagai lubang untuk membuang asap-asap dapur.

2.2 Aspek Sosial Ekonomi Keluarga Binaan

Masalah perekonomian merupakan salah satu masalah yang dirasakan dari

keluarga Bapak I Wayan Dugdug. Bapak I Wayan Dugdug memiliki kekhawatiran

akan kehidupan keluarganya kelak karena pendapatannya yang tidak menentu dan

kurang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bersama sang istri dan anaknya. Bapak I

Wayan Dugdug tidak memiliki penghasilan tetap setiap hari dan setiap bulan karena

hanya bekerja menggarap ladang milik orang lain dan terkadang bekerja sebagai

buruh bangunan bila ada tawaran pekerjaan. Pendapatan pasangan ini tidak menentu

karena bergantung dari ada tidaknya pekerjaan saat itu. Penghasilan biasanya didapat

lebih banyak ketika panen tiba sehingga mereka dapat bekerja di ladang tersebut

21

Page 22: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

untuk membantu mengambil hasil panen ataupun saat terdapat pekerjaan proyek

bangunan. Keluarga Bapak I Wayan Dugdug masih sulit dalam menyisihkan uang

mereka, mengingat kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan

yang tak menentu. Hal ini menyebabkan keluarga ini sangat kesulitan untuk

menabung maupun menyisihkan pendapatan untuk disimpan. Keluarga Bapak I

Wayan Dugdug sampai sekarang ini belum memiliki tabungan. Tabungan

sesungguhnya sangat diperlukan oleh keluarga Bapak I Wayan Dugdug untuk

mengantisipasi pengeluaran yang tiba-tiba seperti sakit, iuran untuk kegiatan sosial

dan keperluan upacara keagamaan.

2.3 Aspek Sosial Budaya Keluarga Binaan

Aspek sosial budaya dari keluarga Bapak I Wayan Dugdug terlihat cukup baik.

Semua anggota keluarga beragama hindu. Untuk kegiatan sosial dan upacara

keagamaan dapat dilaksanakan dengan baik. Apabila ada pengeluaran mendadak

yang berkaitan dengan keperluan sosial maka semua biaya tersebut disesuaikan

dengan kondisi keuangan keluarga pada saat itu. Keluarga ini juga masih turut aktif

dalam kegiatan-kegiatan adat di Desa Sekaan. Untuk pengambilan keputusan dalam

keluarga dilakukan oleh kepala keluarga yaitu Bapak I Wayan Dugdug sendiri, dan

jika ada masalah yang terjadi dalam keluarga pasti akan didiskusikan secara bersama-

sama dengan seluruh anggota keluarga.

2.4 Aspek Sosial Psikologis Keluarga Binaan

Aspek sosial psikologis dalam keluarga Bapak I Wayan Dugdug dikatakan

cukup baik. Hal ini terlihat dari hubungan antara Bapak I Wayan Dugdug, sang istri

dan anak-anaknya yang harmonis. Jika pun ada masalah dalam keluarga dapat

diselesaikan dengan musyawarah dalam suasana kekeluargaan. Bapak I Wayan

Dugdug sampai saat ini masih memiliki kekhawatiran akan kehidupan keluarganya

kelak karena dirasa pendapatan mereka yang pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan

keluarga, namun walaupun begitu Bapak I Wayan Dugdug merasa senang dan

bahagia memiliki keluarganya.

22

Page 23: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAB III

RUMUSAN MASALAH DAN SOLUSINYA

3.1 Status Kesehatan Anggota Keluarga

a. Status Gizi

Status gizi Bapak I Wayan Dugdug berada dalam batas normal yaitu dengan

tinggi badan 168 cm dan berat badan 62 Kg, didapatkan BMI sebesar 21,97

(normal).

b. Kelahiran

Bapak I Wayan Dugdug dikatakan lahir dengan normal, tetapi beliau lupa

lahir di mana. Dikatakan saat kecil beliau tidak pernah mengalami masalah

kesehatan yang serius.

c. Kematian

Di keluarga Bapak I Wayan Dugdug tidak ada yang pernah mengalami

penyakit serius yang dapat merenggut nyawa. Dalam 1 tahun terakhir ini

keluarga mereka hanya mengalami penyakit umum seperti flu, batuk, dan

demam. Dalam keluarga ini tidak ada penyakit berat yang sampai memerlukan

perawatan di rumah sakit.

d. Kesakitan

Dalam 1 tahun terakhir ini keluarga Bapak I Wayan Dugdug hanya

mengalami penyakit umum seperti flu, batuk, dan demam. Dalam keluarga ini

tidak ada penyakit berat yang sampai memerlukan perawatan di rumah sakit.

Jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa berobat ke Puskesmas Kintamani

VI.

e. Latar Belakang Penyakit

Bapak I Wayan Dugdug menderita tekanan darah tinggi yang diketahuinya

sejak 10 tahun yang lalu. Pada awalnya ia sering merasa sakit kepala

setidaknya sekali dalam seminggu. Kemudian beliau memeriksakan diri ke

puskesmas dan ternyata didapatkan tekanan darahnya tinggi, yaitu 160/90

mmHg, saat itu dikatakan oleh dokter bahwa dirinya menderita hipertensi.

23

Page 24: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

Setelah diberikan obat dan meminumnya, beliau merasa lebih baik. Bapak I

Wayan Dugdug sendiri adalah seorang perokok aktif. Saat ini keluhan yang

dirasakan sebelumnya sudah jarang muncul, hanya sesekali ketika beliau

banyak pikiran, mengingat keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga beliau merasa khawatir akan

kehidupan keluarganya kelak.

3.2 Persepsi Keluarga Tentang Konsep Sehat-Sakit

Persepsi keluarga Bapak I Wayan Dugdug tentang konsep sehat-sakit nampaknya

masih keliru. Hal ini terlihat dari ketika beliau sudah tidak merasakan keluhan

seperti sakit kepala, beliau merasa bahwa dirinya sehat dan tidak perlu kontrol

untuk mengecek tekanan darahnya. Beliau hanya kembali berobat bila sudah

merasa benar-benar terganggu dengan keluhan seperti sakit kepala dan

menggangu aktivitas sehari-hari. Adanya suatu persepsi yang salah tentang

konsep sehat-sakit di lingkungan keluarga binaan ini kemungkinan besar

disebabkan oleh karena rendahnya tingkat pendidikan dalam keluarga.

3.3 Solusi Masalah Kesehatan di Keluarga Binaan

Sesuai dengan tujuan dari PPD ini agar kita dapat menangani masalah kesehatan

secara komprehensif dengan pendekatan holistik, maka kedokteran keluarga

merupakan metode yang efektif untuk mengatasinya. Solusi yang dilakukan pada

kasus ini sesuai dengan ciri kedokteran keluarga adalah:

1. Personal

Berdasarkan JNC 7 penderita tergolong dalam hipertensi stage 2. Penderita

hipertensi stage 2 dalam pengobatannya, selain membutuhkan modifikasi gaya

hidup juga pengobatan farmakologi. Perlu diberikan KIE mengenai pengertian

hipertensi, gejala, komplikasi yang bisa terjadi serta pengobatan yang harus

dijalani. Pada kasus ini KIE lebih ditekankan pada gejala-gejala dari

hipertensi, dimana sangat penting diinformasikan bahwa seringkali penyakit

24

Page 25: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

ini hanya memberikan gejala yang ringan bahkan tanpa gejala, yang dapat

langsung diikuti oleh komplikasi. Tidak kalah pentingnya adalah

memberitahukan dibutuhkannya pengobatan yang teratur serta kontrol tekanan

darah secara rutin, karena penyakit ini bukanlah penyakit yang dapat sembuh

hanya dengan berobat sekali dua kali saja.

2. Koordinatif dan Kolaboratif

Solusi yang diberikan juga harus bersifat koordinatif dan kolaboratif yaitu

penanganan ini seharusnya dilakukan bersama-sama keluarga dan tenaga

kesehatan yang ada disana. Kepada keluarga juga diberikan pengetahuan

tentang penyakit ini sehingga dapat memberikan dukungan dan melakukan

pengawasan pengobatan dengan baik. Kepada pihak tenaga kesehatan

setempat dapat diinformasikan agar melakukan kunjungan ke rumah penderita

secara berkala apabila penderita tidak datang untuk kontrol dan berobat.

3. Paripurna

Paripurna artinya suatu penyakit itu harus diperhatikan secara menyeluruh.

Penyebab terjadinya hipertensi pada penderita sering tidak jelas. Seiring

dengan bertambahnya umur, risiko seseorang untuk mengalami hipertensi

juga turut meningkat. Faktor-faktor risiko yang dapat ditemukan pada

penderita ini adalah merokok dan minum minuman beralkohol. Dari segi

sosial ekonomi dan ketersediaan pelayanan kesehatan, penderita memiliki

asuransi kesehatan Jamkesmas. Maka dari itu sebenarnya pelayanan kesehatan

bukanlah masalah, yang penting adalah kesadaran dari penderita sendiri.

Selain itu juga diperhatikan kebiasaan penderita seperti pola makan penderita.

4. Berkesinambungan

Berkesinambungan disini berarti solusi yang diberikan hendaknya dilakukan

secara terus-menerus dengan melihat perkembangan penderita dari hari ke

hari, tidak hanya berhenti bila obat habis dan dimulai kembali bila timbul

gejala.

25

Page 26: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

5. Mengutamakan Pencegahan

Yang dapat dilakukan adalah memberikan pengertian dengan modifikasi gaya

hidup ataupun obat-obatan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan bahkan

kematian yang dikarenakan oleh komplikasi-komplikasi dari hipertensi yang

tidak terkontrol misalnya melalui pengaturan pola makan.

6. Menimbang Keluarga, Masyarakat dan Lingkungan

Menimbang keluarga, masyarakat dan juga lingkungan adalah juga hal yang

penting karena penderita adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari

orang lain. Poin ini dapat membantu proses pengobatan sehingga penderita

teratur kontrol ke dokter dan minum obat. Yang dapat dikerjakan adalah

dengan memberikan pengertian, terutama kepada pihak keluarga tentang apa

itu hipertensi, gejala, komplikasi yang bisa terjadi serta pengobatan yang

harus dijalani, sama seperti yang diberitahukan kepada penderita. Juga

dijelaskan kepada pihak keluarga pentingnya dukungan mereka dalam segala

aspek untuk kesembuhan penderita.

26

Page 27: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

1. Keadaan lingkungan fisik tempat tinggal keluarga binaan ini tampaknya masih

kurang bersih, begitu pula dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih

kurang dipahami. Sementara dari sisi perekonomian, keluarga ini masih

tergolong serba pas-pasan.

2. Masih ada kekeliruan persepsi tentang konsep sehat-sakit dalam lingkungan

keluarga binaan ini, barangkali akibat tingkat pendidikan yang rendah.

Dianggap apabila masih bisa bekerja maka masih sehat, padahal kebiasaan

buruk seperti merokok dapat mengakibatkan sakit di masa mendatang.

3. Selama kegiatan PPD ini, khususnya di keluarga binaan I Wayan Dugdug

telah dilakukan beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut

promosi kesehatan dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi

serta motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang

penyakit yang sedang atau pernah diderita.

4.2 Saran

1. Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan

penderita, baik dengan menyediakan makanan yang sesuai dengan pola diet

penderita dan minum obat secara teratur serta mengingatkan penderita agar

minum obat teratur dan kontrol rutin ke puskesmas setelah obatnya habis.

2. Persepsi tentang sehat-sakit yang masih keliru di keluarga binaan hendaknya

diubah secara perlahan dengan melibatkan dukungan kader-kader kasehatan

dan peran serta pihak puskesmas yang lebih intensif misalnya dengan

memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana hidup sehat

yang baik.

27

Page 28: Laporan Individu PPD Arya (Isi)

3. Peran aktif dari petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan

komunikasi, informasi dan edukasi yang tepat dan berkelanjutan pada

penderita dan orang-orang terdekatnya.

28