Top Banner

of 24

Laporan Identifikasi Senyawa Obat

Jan 10, 2016

Download

Documents

Ahmad Khairul

s
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kimia Farmasi Analisis adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah kadar absolut atau relatif dari suatu elemen atau senyawa yang ada di dalam sampel.

Tujuan analisis kimia farmasi kualitatif ialah untuk mengidentifikasi zat-zat, terutama obat yang berupa sediaan kimia atau galenik, dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat murni.

I.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk membedakan golongan obat berdasarkan struktur dan sistem pengelompokan lainnya.

2. Menentukan golongan obat tertentu berdasarkan reaksinya dengan pereaksi umum.

3. Menentukan jenis obat tertentu berdasarkan reaksinya dengan pereaksi khusus.

4. Mengenali jenis obat berdasarkan pemerian dan reaksi kimia

5. Menentukan jenis obat dari sampel murni atau dari sampel campuran.

I.3 Manfaat Percobaan

1. Dapat mengetahui penggolongan obat beserta pereaksi yang digunakan dalam setiap golongan obat.

2. Dapat membedakan antara sampel murni dengan sampel dalam bentuk sediaan farmasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Kimia Farmasi Analisis adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Sedangkan analsis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah kadar absolut atau relatif dari suatu elemen atau senyawa yang ada di dalam sampel (Gandjar, 2007).

Tujuan analisis kimia farmasi kualitatif ialah untuk mengidentifikasi zat-zat, terutama obat yang berupa sediaan kimia atau galenik, dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat murni.

Pemeriksaan organoleptis Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat-sifat fisikanya, yaitu menggunakan panca indera, meliputi warna, rasa, bau, dan bentuk dengan dilihat, diamati, diraba kehalusannya dengan ujung jari, dibau, dan dirasakan Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh seseorang yang kekurangan vitamin C dengan mudah terkena penyakit yang dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan berkurang, lesu dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk mengatur control kapiler darah secara memadai , mencegah hemoroid, mengurangi resiko diabetes, memelihara kehamilan dan lain-lain (Arifin, dkk., 2007).

Antibiotik adalah substansi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain dalam konsentrasi yang sangat rendah. Salah satu antibiotik yang banyak digunakan adalah golongan tetrasiklin untuk menghambat sintesis protein bakteri (Anastasia, 2011).

Ampisilin digunakan secara luas sebagai obat pilihan untuk pengobatan infeksi. Hal ini dikarenakan ampisilin mempunyai spectrum antimikroba yang luas, dimana senyawa ini aktif terhadap Haemophilus influenza, Bordetella pertusis, Neisseria gonorrhoeae, N meningitides, Salmonella typhy, Proteus mirabilis, dan berbagai jalur E. coli. Ampisilin banyak digunakan dalam pengobatan infeksi pada saluran napas dan saluran seni, gonorrhoeae, gastroenteritis, dan meningitis (Putra, 2002).

Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi(jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa. Rasa pahitatau getiryang dirasakan lidahdapat disebabkan oleh alkaloid. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle(Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina).

Sifat alkaloid :

1. Mengandung atom N dan bersifat basa

2. Bereaksi dengan logam dan mengendap

3. Alkaloid yang mengandung atom O bersifat padat dan dapat dkristalkan pada suhu kamar, kecuali poliketida dan arekolin

4. Alkaloid yang tidak mengandung atom O bersifat cairan dan mudah menguap serta menimbulkan bau yang sangat kuat

5. Banyak terdapat di tumbuhan daripada di hewan

6. Disintesis dari asam amino

7. Larut membentuk garam, yang bersifat lebih larut dalam air pelarut organik, sebaliknya alkaloid sendiri lebih larut dalam pelarut organik daripada air.

II.2 Uraian Bahan

a. Asam klorida ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi

: Acidum Hydrochloridum

Nama lain

: Asam Klorida

RM/BM

: HCl / 36,46

Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Sebagai pereaksi

b. Pereaksi Mayer

HgCl2 ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi : Hydrargyri Subchloridum

Nama lain

: Raksa ( I ) Klorida, Kalomel.

Pemerian : serbuk halus, berat; putih; tidak berbau; hampir tidak berasa. Jika kena udara, lambat laun warna menjadi tua.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) p, dalam eter p, dan dalam asam encer dingin.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Khasiat : laksativum

KI ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi : Kalii Iodidum

Nama lain

: Kalium Iodida

RM/BM

: KI / 166,00

Pemerian : hablur heksahedral; transparan atau tidak berwarna; opak dan putih; atau serbuk butiran putih. Higroskopik.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol (95%)p; mudah larut dalam gliserol p .

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat

: anti jamur

Aquadest ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi : Aqua Destillata

Nama lain

: Air suling

RM/BM

:H2O / 18,02

Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Pelarut

c. Pereaksi Barfoed

Tembaga asetat ( Dirjen POM, 1979 )

Tembaga ( II ) asetat P. ( C2H302)2 Cu.H20. Mengandung tidak kurang dari 98,0% C4H6CuO4.H2O.

Pemerian : serbuk atau hablur; hijau biru; bau lemah asam asetat.

Kelarutan

: larut dalam air, larut jernih.

Asam asetat glasial ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi : Acidum Aceticum Glaciale

Nama lain

: Asam asetat glasial

RM/BM

:C2H402 / 60,05

Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; bau khas, tajam; jika diencerkan dengan air, rasa asam.

Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) p dan dengan gliserol p.

Pentimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat : zat tambahan

d. Asam Sulfat ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi

: Acidum Sulfuricum

Nama lain

: Asam Sulfat

RM/BM

: H2SO4 / 98,07

Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : zat tambahan

Kegunaan : Sebagai pereaksi

e. Tembaga sulfat ( CuSO4 ) ( Dirjen POM, 1979 )

Pemerian

: prisma triklinik atau serbuk hablur; biru.

Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol p; sangat sukar larut dalam etanol (95%)p.

Kegunaan : Sebagai pereaksi

f. Natrium Hidroksida ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi

: Natrii Hydroxydum

Nama lain

: Natrium Hidroksida

RM/BM

: NaOH / 40,00

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif . Segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) p.

Kegunaan : Sebagai pereaksi

g. Asam sitrat ( Dirjen POM, 1979 )

Nama resmi

: Acidum citricum

Nama lain

: Asam sitrat

RM/BM

: C6H8O7.H20 / 210,14

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat asam; agak higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas.

Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%)P; sukar larut dalam eter P.

Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik

Khasiat : zat tambahan

Kegunaan : sebagai sampel murni

II.3 Uraian Sediaan

a. Supravit ( ISFI, 2010 )

Supravit adalah suplemen multivitamin dan mineral yang berguna untuk memelihara kesegaran dan kesehatan tubuh.

Komposisi : Vit - A, Vit-D, Vit-B1, Vit-B2, Vit-B6, Vit-B12, Vit-C, niasinamid, kolin bitartrat, vit-H, vit-E, vit-K, Ca-pantotenat, inositol, asam folat, di-metionin, asam glutamat, molidenum, L-isin hidroklorida, rutin, PABA, Fe, iodida, Cu, Mn, fosfor, Mg, Zn, brewers yeast, Na, K, Ca.

Indikasi

: memelihara kesegaran dan kesehatan tubuh.

b. Sangobion ( ISFI, 2010 )

Komposisi : besi ( II ) glukonat 250 mg, mangan sulfat 0,2 mg, tembaga ( II ) sulfat 0,2 mg, vit-C 50 mg, asam folat 1 mg, vit-B12, dengan faktor instrinsik 7,5 mcg, sorbitol 25 mg tiap kapsul.

Indikasi : untuk membantu memperbaiki stamina tubuh.

c. Paramex ( ISFI, 2010 )

Komposisi : propifenazon 150 mg, parasetamol 250 mg, deksklorfeniramin maleat 1 mg, kafein anhidrat 50 mg.

Indikasi : sakit kepala, sakit kepala sebelah dan pening, sakit gigi, sakit pada waktu haid, influenza, Encok, neuralgia, sklatika dan demam.

d. Fasiprim ( ISFI, 2010 )

Komposisi : trimetoprim 80 mg, sulfametoksazol 400 mg.

Indikasi : infeksi saluran kemih oleh kuman kuman E. Coli, klebsiella, enterobacter dan proteus mirabilis, infeksi saluran pencernaan oleh kuman Salmonella sp dan Shigella; infeksi saluran pernafasan; infeksi THT.

e. Trisulfa ( ISFI, 2010 )

Komposisi : sulfadiazin 167 mg, sulfadimidine 167 mg, sulfamerazine 167 mg.

Indikasi : ISK, infeksi GI dan infeksi saluran nafas karena Gram +, gram - dan kuman yang peka terhadap sulfonamid.

Kontraindikasi: penyakit hati dan ginjal. Hipersensitif terhadap sulfonamid. Hamil, laktasi. Bayi < 2 bulan.

Efek samping : sindrom stevens-johnson, reaksi hipersensitif pada kulit, diskrasia darah, anoreksia, mual, muntah, diare.

f. Ampisillin ( ISFI, 2010 )

Komposisi : ampisillin trihidrat setara dengan ampisillin anhidrat 250 mg/kapsul. 125 mg/ 5 ml sirup kering, 500 mg/ kaplet.

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif yang peka terhadap ampisillin infeksi saluran pernafasan bronkopneumonia, otitis media.

Kontraindikasi: hipersensitivitas, pasien dengan riwayat alergi terhadap penisillin.

g. Ciproxin ( ISFI, 2010 )

Komposisi : siprofloksasin 100 mg, 250 mg, 500 mg, 750 mg/tablet

Indikasi : infeksi saluran kemih termasuk sistitis, prostatitis, uretritis dan servisitis gonore, saluran cerna termasuk demam tifoid dan paratiroid, saluran nafas kecuali pneumonia akibat streptococus; kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi.

Kontraindikasi: hipersensitif dan derivat kuinolon; wanita hamil dan menyusui, anak dan remaja.

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

Alat- alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu : Kompor, Lumpang, Pengorek, Pipet skala, Rak tabung, Sikat tabung, Stamper, dan Tabung reaksi.

Bahan - bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu : CuSO4, FeCl3, HCl 0,5 N, H2SO4, Kertas perkamen, Korek api kayu, NaOH, pereaksi barfoed, Pereaksi mayer, Sediaan golongan alkaloid ( kopi dan paramex ), Sediaan golongan antibiotik ( ampisillin dan ciproxin ), Sediaan golongan asam ( asam sitrat dan bedak salisil ), Sediaan golongan karbohidrat ( susu bebelac 1 dan roti ), Sediaan golongan sulfa ( fasiprim dan trisulfa ), Sediaan golongan vitamin ( supravit dan sangobion ), dan Tissue rol.

III.2 Cara kerja

Golongan asam

Disiapkan semua alat dan bahan, lalu dimasukkan sampel bahan asam sitrat dalam tabung reaksi pertama dan bedak salisil dalam tabung reaksi kedua. Kemudian ditambahkan pereaksi FeCl3 sebanyak 1 ml dalam tabung reaksi pertama dan kedua lalu gojog ( homogenkan ). Diamati perubahan warna yang terjadi.

Golongan sulfa

Disiapkan semua alat dan bahan, lalu digerus terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, kemudian dimasukkan sampel bahan fasiprim yang telah digerus dalam tabung reaksi pertama dan trisulfa dalam tabung reaksi kedua. Lalu ditambahkan HCl encer sebanyak 1 ml dalam tabung reaksi pertama dan kedua, lalu kedalamnya dicelupkan korek api ( reaksi korek api ). Lalu digojog ( homogenkan ) dan amati perubahan warna yang terjadi.

Golongan alkaloid

Disiapkan semua alat dan bahan, lau digerus terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, kemudian dimasukkan sampel bahan paramex yang telah digerus dalam tabung reaksi pertama dan sampel bahan kopi di tabung reaksi kedua. Lalu ditambahkan larutan HCl 0,5 N 1sebanyak 1 ml dan pereaksi mayer sebayak 1 ml pada masing-masing tabung reaksi lalu gojog ( homogenkan ) dan diamati perubahan warna yang terjadi

Golongan karbohidrat

Disiapkan semua alat dan bahan, lalu digerus terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, kemudian dimasukkan sampel susu bebelac 1 dalam tabung reaksi pertama dan sampel roti pada tabung reaksi kedua. Ditambahkan pereaksi barfoed sebanyak 1 ml pada masing- masing tabung reaksi lalu di gojog, kemudian dipanaskan sampai terbentuk endapan.

Golongan antibiotik

Disiapkan semua alat dan bahan, digerus terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, kemudian dimasukkan sampel bahan ciproxin yang telah digerus dalam tabung reaksi pertama dan ampisillin dalam tabung reaksi kedua. Lalu ditambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 1 ml dalam masing-masing tabung reaksi lalu gojog dan diamati perubahan warna yang terjadi.

Golongan vitamin

Disiapkan semua alat dan bahan, laul digerus terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, kemudian dimasukkan sampel bahan supravit yang telah digerus dalam tabung reaksi pertama dan sangobion dalam tabung reaksi kedua. Ditambahkan CuSO4 sebanyak 0,5 ml dan NaOH sebanyak 0,5 ml dalam masing-masing tabung reaksi lalu gojog kemudian dipanaskan sampai terbentuk endapan

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Uji Organoleptis

No. Golongan Sampel Warna Rasa Bau Bentuk

1.

Golongan asam Asam sitrat Putih Asam Tidak berbau Kristal putih

Bedak salisil (asam salisilat)Putih keabuan Tidak berasa Tidak berbau Serbuk halus

2.Golongan sulfaFasiprim Putih Pahit Tidak berbau Serbuk

Trisulfa Putih Tidak berasa Tidak berbau Serbuk

3. Golongan alkaloid Kopi Coklat Pahit Bau khas Serbuk halus

Paramex Putih Pahit Tidak berbau Serbuk

4.Golongan karbohidrat Roti Krem Tidak berasa Bau khas

Susu Putih tulang Manis Bau khas Serbuk halus

5.Golongan antibiotik Ampisillin Putih Sangat pahit Bau khas Serbuk

Ciproxin Putih Pahit Bau khas Serbuk

6. Golongan vitaminSupravit Krem Pahit Bau khas Serbuk

Sangobion Hijau tua Pahit Bau khas Serbuk

Uji Penegasan

No. Golongan Sampel Cara kerja Hasil

1. Golongan asam Asam sitrat Sampel + FeCl3Kuning

Bedak salisil ( Asam Salisil )Ungu

2. Golongan sulfa Fasiprim Reaksi korek api

Sampel + HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api.Endapan putih

Trisulfa Endapan putih

3.Golongan alkaloid Kopi Sampel + HCl 0,5 N + pereaksi mayer Endapan coklat

Paramex Endapan kuning

4. Golongan karbohidrat Roti Sampel + pereaksi barfoed lalu dipanaskanEndapan hijau

Susu Endapan kuning

5. Golongan antibiotik Ampisillin Sampel + H2SO4 pekat Kuning

Ciproxin Kuning

6. Golongan vitamin Supravit Sampel + CuSO4 + NaOH lalu dipanaskan Coklat

Sangobion Coklat tua

BAB V

PEMBAHASAN

Kimia Farmasi Analisis adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.

Pada praktikum kali ini akan mengidentifikasi senyawa obat yang dilakukan dengan uji organoleptis terlebih dahulu, yang memuat bentuk, warna, rasa dan bau. Sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu senyawa obat asam sitrat, bedak salisil, trisulfa, fasiprim, kopi, paramex, roti, susu, ampisillin, ciproxin, supravit dan sangobion.

Pada sampel golongan asam yaitu asam sitrat berbentuk kristal putih, rasa asam dan tidak berbau pada saat direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna kuning. Sedangkan, pada sampel bedak salisil merupakan serbuk halus, putih keabuan, tidak berasa dan tidak berbau pada saat direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna ungu. Pada sampel golongan sulfa yaitu fasiprim merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau dan mempunyai rasa yang pahit pada saat direaksikan dengan HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api menghasilkan endapan putih ( tidak terjadi perubahan ). Sedangkan, pada sampel trisulfa yang merupakan serbuk berwarba putih, tidak berbau dan tidak berasa pada saat direaksikan dengan HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api menghasilkan endapan putih ( tidak terjadi perubahan ).

Alkaloid adalah senyawa organik yang mengandung atom N dan bersifat basa (memiliki pasangan elektron bebas) serta memiliki efek farmakologi bagi manusia atau hewan. Sediaan Golongan Alkaloid dalam paktikum ini merupakan sediaan yang mengandung kafein. Pada sampel kopi yang merupakan serbuk berwarna coklat, bau khas dan mempunyai rasa pahit pada saat direaksikan dengan HCl 0,5 N + pereaksi mayer menghasilkan endapan coklat. Sedangkan, pada sampel paramex yang merupakan serbuk putih, tidak berbau dan mempunyai rasa pahit pada aat direaksikan dengan HCl 0,5 N + pereaksi mayer menghasilkan endapan kuning.

Golongan karbohidrat seperti roti yang berwarna krem, bau khas dan tidak berasa pada saat direaksikan dengan barfoed dan dipanaskan menghasilkan endapan hijau. Sedangkan, susu yang merupakan serbuk halus putih tulang, bau khas dan memiliki rasa yang manis pada saat direaksikan dengan pereaksi barfoed dan dipanaskan menghasilkan endapan kuning. Golongan antibiotik seperti ampisillin yang merupakan serbuk putih, bau khas, rasa pahit pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan warna kuning. Sedangkan, pada ciproxin yang merupakan serbuk putih bau khas, rasa pahit pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan warna kuning.

Analisis yang terakhir yaitu Golongan vitamin seperti supravit yang merupakan serbuk berwarna krem, bau khas dan memiliki rasa yang pahit pada saat direaksikan dengan CuSO4 + NaOH lalu dipanaskan menghasilkan warna coklat. Sedangkan, pada sangobion yang merupakan serbuk hijau tua, bau khas dan memiliki rasa pahit pada saat direaksikan dengan CuSO4 + NaOH lalu dipanaskan menghasilkan warna coklat tua.

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dengan menggunakan tahap identifikasi senyawa obat, dilakukan identifikasi pada sampel yang telah disiapkan. Golongan asam seperti asam sitrat yang berbentuk kristal putih, rasa asam dan tidak berbau, dan asam salisilat yang merupakan serbuk halus, putih keabuan, tidak berasa dan tidak berbau saat direaksikan dengan pereaksi umum FeCl3 menghasilkan warna kuning pada asam sitrat dan warna ungu pada asam salisilat.

Pada sampel golongan sulfa seperti fasiprim merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau dan mempunyai rasa yang pahit, dan trisulfa yang merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa, pada saat direaksikan dengan pereaksi umum HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api menghasilkan endapan putih ( tidak terjadi perubahan ) pada kedua sampel tersebut.

Sediaan Golongan Alkaloid dalam paktikum merupakan sediaan yang mengandung kafein. Pada sampel kopi yang merupakan serbuk berwarna coklat, bau khas dan mempunyai rasa pahit, dan sampel paramex yang merupakan serbuk putih, tidak berbau dan mempunyai rasa pahit. Pada saat direaksikan dengan pereaksi umum HCl 0,5 N + pereaksi khusus pereaksi mayer menghasilkan endapan coklat pada sampel kopi dan menghasilkan endapan kuning pada sampel paramex.

Golongan karbohidrat seperti roti yang berwarna krem, bau khas dan tidak berasa, dan susu yang merupakan serbuk halus putih tulang, bau khas dan memiliki rasa yang manis pada saat direaksikan dengan pereaksi khusus barfoed dan dipanaskan menghasilkan endapan hijau pada sampel roti dan menghasilkan endapan kuning pada sampel susu.

Golongan antibiotik seperti ampisillin dan ciproxin yang merupakan serbuk putih, bau khas, rasa pahit. Pada saat direaksikan dengan pereaksi umum H2SO4 pekat menghasilkan warna kuning pada kedua sampel yang diamati.

Golongan vitamin seperti supravit yang merupakan serbuk berwarna krem, bau khas dan memiliki rasa yang pahit, dan sangobion yang merupakan serbuk hijau tua, bau khas dan memiliki rasa pahit. Pada saat direaksikan dengan pereaksi umum CuSO4 + NaOH lalu dipanaskan menghasilkan warna coklat pada sampel supravit dan warna coklat tua pada sampel sangobion.

VI.2 Saran

Diharapkan agar alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum dilengkapi dan diperbanyak jumlahnya.