PERPINDAHAN KALOR
1. Tujuan PercobaanSistem melaksanakan percobaan ini diharapkan
mahasiswa dapat : Mengetahui fenomena perpindahan kalor terutama
jenis konduksi dan konveksi Menghitung koefisien perpindahan kalor
dan efisiensi kerja peralatan penukar kalor di laboratorium OTK
Politeknik Negeri Sriwijaya Melakukan praktek dengan aman
2. Dasar TeoriDalam membicarakan pertukaran kalor pada alat
penukar kalor diperlukan pengertian dasar perpindahan kalor yang
mendasar berkerjanya alat penukar kalor yang mendasar pada kerja
praktek (penerapan) dari alat penukar kalor. Perpindahan kalor
dapat berlangsung berdasarkan pada 3 macam dasar, dalam berbagai
kejadian sebagai berikut:1. Perpindahan kalor secara rambatan
(konduksi) dimana perpindahan kalor secara rambatan kebanyakan
terjadi pada benda padat, di dalam benda padat itu sendiri (satu
titik dalam benda padat yang bersinggungan permanen).2. Perpindahan
kalor secara pancaran (konveksi) dimana kalor berpindah dari satu
posisi ke posisi lainnya didalam fluida secara memancar yang
biasanya disertai dengan adanya perpindahan massa (disebabkan
adanya difusi ataupun arus Eddy). Pancaran lebih sering terjadi
pada media fluida cair.3. Perpindahan kalor secara radiasi dimana
kalor berpindah dari sumber kalor menuju suatu benda secara
pancaran melalui gelombang elektro magnetik tertentu tanpa
memerlukan media perantara (fluida atau padat)Keberlangsungan
ketiga proses perpindahan kalor di atas dapat terjadi pada waktu
yang bersamaan yang amat ditentukan oleh proses yang terjadi saat
perpindahan kalor.
Perpindahan Kalor Secara Konduksi (Rambatan)Dasar perpindahan
kalor secara konduksi ini adalah hukum FOURIER : pers 1
Dimana :Dq/dt= jumlah kalor dipindahkan persatuan waktuk=
konstanta perpindahan kalor material/bahanA= luas penampaang kontak
perpindahan-dT/dx= kecepatan perubahan temperatur yang tergantung
dari jarak dalam/luar benda padat
Dalam keadaan steady, maka harga dQ/dt dari persamaan 1 tetap
sehingga dapat diganti dengan q, sehingga persamaan tersebut dapat
disederhanakan menjadi: pers 2
Dimana :A adalah luas permukaan yang berlangsungnya perpindahan
kalor rata-rata (avg) dan (t2-t1) merupakan daya penggerak untuk
terjadinya perpindahan kalor antara dua batas perpindahan, (x2-x1)
adalah jarak perpindahan. Sebagai penghambat berlangsungnya
perpindahan dapat dirumuskan sebagai berikut :R = X/ (Ka)pers
3Dimana :R adalah tahanan/ rambatan terhadap berlangsungnya
perpindahan kalor.
PERPINDAHAN KALOR PADA LEMPENGAN BERLAPIS PARALELBila ada tiga
padatan yang tersusun secara paralel maka perpindahan kalor
persatuan waktu (q) ditentukan oleh karakteristik dari ketiga
padatan tersebut, maka :Q = (1/R1 + 1/R2 + 1/R3)pers 4
Perpindahan Kalor Secara KonveksiPerpindahan kalor yang terjadi
antara dua fluida (cair dan gas) pada umumnya disertai dengan
perpindahan massa, baik pada konveksi alamiah ataupun konveksi
paksa.
Perpindahan kalor yang terjadi antara dua fluida yang dipisahkan
oleh lempengan dengan ketebalan dan pengaruh kotoran/ kerak. Pada
gambar tersaji perpindahan kalor dari fluida 1 dengan temperatur
rata-rata fluida t1 melalui lempengan sebagai pemisah antara fluida
1 dan aliran pada fluida 2 t2 temperatur fluida 2 tebal dinding
pemisah antara kedua fluida. Persamaan neraca energi tiga dimensi
yang berlangsung dapat ditulis sebagai berikut :Cp (T/t + T/x + T/y
+ wT/z) = (kT2/x2 + t2/y2 + T2/z2) + Q2 + pers 5Dimana : adalah
kalor hilang yang dipengaruhi oleh viskositas fluida. Q2 adalah
kalor yang diserap oleh media/ regent. Pada proses perpindahan
energi antara dua fluida seperti gambar diatas, ada pengaruh yang
terjadi diperbatasan antara kedua fluida tersebut dengan lempengan
pemisah.Dengan adanya penyempurna/ penurunan berbagai persamaan,
untuk perpindahan kalor secara konveksi dapat disajikan oleh
persamaan :Dq = hi x dAi (t1-t3)pers 6Dq = h0 x Da0 (t5-t7)pers
7
Koefisien Perpindahan Kalor KeseluruhanDalam pengujian alat
penukar kalor tidak dilakukan pengukuran temperatur antara kedua
fluida dengan permukaan lempengab, sehingga koefisien perpindahan
kalor yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan luas permukaan
perpindahan digunakan koefisien perpindahan kalor keseluruhan U,
sehingga persamaan yang digunakan berdasarkan pada perbedaan
temperatur rata-rata antara kedua fluida yang mengalami penukaran
kalor.Q = UA (t1-t7)pers 8Dimana :Q = jumlah kalor yang berpindah
persatuan waktuU = koefisien perpindahan kalor keseluruhan(t1-t7) =
selisih temperatur atau aliran rata-rataA = luas permukaan kontak
perpindahan kalor
Pada proses perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi
berbagai jenis konveksi, dari konveksi alamiah yang berdasarkan
perbedaan density fluida, konveksi paksa laminier dan konveksi
paksa turbulen dan lain-lain. Atau konveksi yang tergantung pada
fluida yang terlibat. Penggambaran dari berbagai macam faktor
tersebut dapat disajikan melalui persamaan sebagai berikut : NNU =
x NRe x NPr x Ngrpers 9Dimana :NNU = bilangan nusselt= hD/kNRe =
bilangan reynold= DG/NPr = bilangan grassof= D32gAT/2Ngr = bilangan
ptandalt= c/kBilangan Russelt merupakan fungsi dari bilangan
Prandalt dan bilangan Grassof
Penukar Kalor LempengPenukar panas yang terjadi pada alat
penukar panas lempeng didasarkan pada permukaan datar/ lempengan,
dimana lempengan tersusun sedemikian rupa sehingga luas permukaan
pertukaran panas yang diperlukan. Penukar kalor lempengan terdapat
dalam beberapa bentuk dasar :a. Penukar kalor lempeng dimana
susunan dari lempengan dinamakan PLATE FRAME HEAT EXCHANGERb.
Spiral plate exchanger, yang terdiri dari lempengan bersirip biasa
digunakan untuk pesawat (1950) atau untuk proses penukaran kalor
pada temperatur yang cukup rendah (-100-2000)c. Plate and fin tube
surfaced. Graphiter block exchanger
Masing-masing alat penukar kalor mempunyai kelebihan dan
kekurangan karena disesuaikan dengan kebutuhannya. Plate HE terdiri
dari lempengan standar sebagai permukaan berlangsungnya perpindahan
dan rangka penyangga dimana susunan lempeng tersebut. Penurunan
tekanan antara penukar kalr relative kecil, permukaan plate HE
berlubang untuk memberikan efek turbulensi terhadap aliran-aliran
dalam penukar kalor dapat berlawanan arah dan searah.Antara kedua
lempeng plate HE terdapat gasket sebagai penyekat dan juga
menyediakan ruang yang menyerupai pada flate dan frame filter
press. Untuk perhitungan jumlah kalor yang dipertukarkan didalam
alat menggunakan :Q = (UA/Tm)pers 10
Dimana :U= koefisien panas keseluruhan = hi + 2k/2. 3Dhi=
koefisien perpindahan panas lempeng logamk= konduktivitas termalD=
diameter aliran fluidaTm= perpindahan arah temperatur logaritmik
rata-rata (TLMTD)TLMTD= aliran searah
Keterangan :T= temperatur fluida dingint= temperatur fluida
panas t1 t21= masuk T1 T22= keluarDimana :1 = t1 T1 t1 t22 = t2 T2
T2 T1
TLMTD untuk aliran berlawanan arah : Keterangan :T= temperatur
fluida dingint= temperatur fluida panas1= panas2= dinginDimana:
Data spesifikasi peralatan penukar kalor Lab. OTK Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya :Tipe= Penukar Panas
LempengBahan= Baja 50% Zinc 50%Luas Permukaan Kontak= 1,00Diameter
aliran fluida= 3,8Temp. Operasi max= 100oC
PERHITUNGAN KALORKalor yang dilepas fluida pemanas Q0pers
11Dimana :M0= Laju massa fluida panas (kg/jam)Cp0= Kalor
spesifikasi panas pada temperatur masuk (J/kgoK)T= Perbedaan
temperatur fluida panas keluar masuk (oK)
Kalor yang dilepa fluida dingin Q1 pers 12Dimana :M1= Laju massa
fluida dingin (kg/jam)Cp0= Kalor spesifikasi dingin pada temperatur
masuk (J/kgoK)T= Perbedaan temperatur fluida panas keluar masuk
(oK)
Teori TambahanPlate Heat Exchanger
Fungsi dan cara kerja:Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi
sebagai sistem pemanas atau pendingin dari suatu sistem produksi.
Meskipun terdapat beberapa sistem lain, tetapi dari pengalaman
dilapangan dapat disimpulkan bahwa PHE memiliki kinerja yang baik
dan sulit untuk ditandingi sistem yang lain, salah satu contoh
nyata, pada industri permen sistem PHE digunakan sebagai pemanas
permen (hard candy) yang akan dicetak, dengan digunakannya sistem
PHE, maka permen yang dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan
dengan menggunakan sistem pemanas yang lainnya. Sesuai dengan
bidang usaha (rubber products), pembahasan singkat ini berfokus
pada PHE Gasket (Seal PHE). Dari semua komponen yang ada pada
sistem PHE, PHE Gasket merupakan komponen yang paling sering
diganti, karena setiap pembongkaran PHE sebagian besar PHE Gasket
sudah tidak dapat digunakan lagi krn mengalami deformasi bentuk
(gepeng).PHE yang banyak dijumpai di industri dapat dikelompokan
menjadi menjadi dua jenis: Glue Type. Tipe glue ini memerlukan lem
untuk memasang Gasket pada plat PHE. lem yang digunakan hendaknya
ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap panas yang baik.Jika
persamaan diatas dibandingkan dengan persamaan sebelumnya terlihat
bahwa beda suhu rata-rata merupakan pengelompokan suku-suku dalam
kurung, Jadi,
Beda suhu ini disebut beda suhu rata-rata log (log mean
temperature difference = LMTD). Dengan kata lain, LMTD ialah
beda-suhu pada satu ujung penukar-kalor dikurangi beda-suhu pada
ujung yang satu lagi dibagi dengan logaritma alamiah dari
perbandingan kedua beda suhu tersebut.Penurunan persamaan LMTD
tersebut didasarkan atas dua asumsi :(1) Kalor spesifik fluida
tidak berubah menurut suhu(2) Koefisien perpindahan-kalor konveksi
tetap, untuk seluruh penukar-kalor.Jika suatu penukar-kalor yang
bukan jenis pipa-ganda digunakan, perpindahan-kalor dihitung dengan
menerapkan faktor koreksi terhadap LMTD untuk susunan pipa-ganda
aliran lawan-arah dengan suhu fluida-panas dan fluida dingin yang
sama. Bentuk persamaan perpindahan-kalor menjadi:
Metode NTU EfektivitasDalam analisis penukar-kalor, pendekatan
dengan metode LMTD berguna apabila suhu masuk dan suhu keluar
fluida diketahui atau dapat ditentukan dengan mudah sehingga LMTD,
luas permukaan dan koefisien perpindahan kalor dapat dengan mudah
ditentukan. Namun, apabila kita harus menentukan terlebih dahulu
suhu masuk dan suhu keluar fluida maka analisis lebih mudah
dilakukan dengan metode yang berdasarkan efektivitas penukar kalor
dalam memindahkan jumlah kalor tertentu atau disebut juga metode
NTU (Number of Transfer Unit). Metode NTU dikhususkan untuk
menghitung perpindahan secara counter currentHeat Exchanger sendiri
adalah alat/perangkat yang energinya ditransfer dari satu fluida
menuju fluida lainnya melewati permukaan padat.Metode NTU ini
dijalankan/dikerjakan dengan menghitung laju kapasitas panas
(contohnya laju alir dikalikan dengan panas spesifik) Ch dan Cc
berturut-turut untuk fluida panas dan dingin. Dalam kasus dimana
hanya ada temperatur awal untuk fluida panas dan cair yang
diketahui, LMTD tidak dapat dihitung sebelumnya dan
aplikasi/penerapan metode LMTD memerlukan pendekatan secara
iterasi. Pendekatan yang dianjurkan adalah metode keefektifan atau
-NTU. Keefektifan dari Heat Exchanger, , didefinisikan dengan :
dimana : q adalah nilai laju sebenarnya dari perpindahan panas
dari fluida panas menuju fluida dingin, dan qmax merepresentasikan
laju maksimum yang mungkin dari perpindahan panas, yang diberikan
dengan hubungan :
dimana Cmin adalah laju kapasitas dari dua panas yang terkecil.
Dengan demikian laju perpindahan panas sebenarnya diekspresikan
sebagai :
dan dihitung, memberikan keefektifan heat exchanger, , laju alir
massa, dan panas spesifik dua fluida dan temperatur awal.Untuk
geometris aliran, , dapat dihitung menggunakan korelasi dengan
istilah rasio kapasitas panas :
dan Bilangan Satuan Perpindahan, NTU :
dimana U merupakan koefisien perpindahan panas keseluruhan dan A
adalah area perpindahan panas.4. Langkah Percobaan Praktikum 1a.
Hidupkan pompa pada alat penukar kalor jenis plat, lalu atur laju
alirnya dimulai dari 100 liter/jam hingga 500 liter/jam.b. Lakukan
kalibrasi pada alat heat exchanger dengan mengukur waktu yang
diperlukan untuk menampung air dengan volume 100 ml di dalam gelas
kimia. c. Lakukan langkah b untuk setiap laju alir yang berbeda.d.
Catat waktu yang diperlukan.Praktikum 2a. Hidupkan pompa pada alat
penukar kalor jenis plat, lalu atur laju alirnya dimulai dari 300
liter/jam.b. Diatur set point pada temperature 50oCc. Tunggu hingga
temperatur aliran masuk mencapai suhu 50oCd. Ukur temperature masuk
dan keluar air panas serta air dingin.e. Ukur temperature plat pada
sisi panas dan dingin menggunakan termokopelf. Catat data
temperature yang diperoleh
5. Data PercobaanMinggu PertamaData laju alir fluida panas dan
dingin terhadap suhuLaju alir (L/min)T1T2T3T4T5T6
343434343434
351,651,849,348,447,447,632,834,53133,128,531,1
45251,950,249,948,648,233,633,331,831,829,229,4
552,151,850,650,249,348,837,333,933,132,534,329,2
652,351,350,949,849,348,735,935,134,133,631,431,3
75251,450,850,749,849,136,736,2353532,332,6
852,15250,850,850,350,137,537,735,836,433,334,2
951,550,750,445,75043,1383836,336,833,934,9
6. Perhitungan1. Menghitung Log Mean Temperature Difference
(LMTD)Pada laju alir fluida dingin 3 L/menit
2. Menghitung diameter equivalent dan luas aliran (aa)
Dimana : D2 = Diameter luar D1 = Diameter dalam Pada pipa inch
BWG 12 (Fluida Panas)
)/4
Fluida DinginD = inch = 0,01905 meterap = D2/4 = 3,14 x
(0,01905)2/4 = 0,000285 m2 = 2,85 x 10-4 m2Dengan menggunakan rumus
yang sama, maka hasilnya sebagai berikut :No.Laju Alir
(L/menit)LMTD (C)
1.318,87114
2.418,91683
3.514,91652
4.617,15832
5.716,39378
6.815,7873
7.914,77845
ii. Aliran pada laju alir fluida dingin 4 L/min Pada laju alir
fluida panas 3 L/minFluida PanasFluida DinginPerbedaan
51,8 (T1)Temperatur Tertinggi (C)34,5 (T4)17,3
47,6 (T3)Temperatur Terendah (C)31,1 (T6)16,5
0,8
No.Laju Alir (L/min)LMTD
1.316,91583
2.418,72084
3.518,75821
4.616,81173
5.715,85892
6.815,10282
7.910,29803
3. Menghitung ho (aliran air antara pipa annulus) dimana G =
w/aPada aliran fluida dingin 3 L/min
Pada 18C , cp
JH = 2,2 Cp = 1 Btu/lbF = 1,49 kgcal/(hr)(m3)(C/m)
Sehingga G dan Rep nya adalahLaju alir air panas (L/menit)G laju
alir massa G (kg/m2jam)
Fluida PanasFluida Dingin
3434
3177.8940177.8796179.2332179.0784
4237.1022237.1301238.9056238.9104
5296.3082296.3778298.4880298.5540
6355.5490355.7160358.0344358.0992
7414.7828414.9411417.5640417.5808
8473.9539473.9957477.0470476.9467
9533.3391533.5956536.5651536.4625
Laju Alir Air Panas (L/menit)Pr
PanasDingin
3434
33.5863.57165.34335.0896
43.5323.5445.25485.2607
53.5083.5325.11325.1781
63.5023.554.98935.0424
73.4963.5354.8894.9008
83.4783.4874.78924.7331
93.5053.55724.73314.6821
4. Menghitung TAVG (suhu rata-rata) Pada laju alir
fluidaSehingga hasilnya didapatkanTAVG (suhu rata-rata)Fluida
PanasFluida Dingin
3434
349.549.730.6532.8
450.350.131.431.35
550.750.332.632.05
650.85033.6533.2
750.950.2534.534.4
851.251.0535.435.95
950.7549.935.9536.45
5. Menghitung Densitas, Viskositas pada suhu T di tableLaju Alir
Air Panas (L/menit)DENSITY
PANASDINGIN
3434
3988.3988.22995.74994.88
4987.926988.042995.44995.46
5987.694987.926994.96995.18
6987.636988.1994.54994.72
7987.578987.955994.2994.24
8987.404987.491993.848993.639
9987.665988.14993.639993.449
6. Kapasitas Panas (Cp) terhadap laju alir pada suhu TLaju Alir
Air Panas (L/menit)Cp
PanasDingin
3434
34180.94180.9441784178
44181.124181.0441784178
54181.284181.1241784178
64181.32418141784178
74181.364181.141784178
84181.484181.424178.084178.19
94181.34180.964178.194178.29
7. Prandtl Number (Pr)Laju ALir Air Panas (L/menit)Pr
PanasDingin
3434
33.5863.57165.34335.0896
43.5323.5445.25485.2607
53.5083.5325.11325.1781
63.5023.554.98935.0424
73.4963.5354.8894.9008
83.4783.4874.78924.7331
93.5053.55724.73314.6821
8. Mencari nilai hi dan hoa. b. Tabel fluida panas (hi) dan
(ho)Fluida Panas (L/menit)hiho
3434
3654690755,4654573345,1531955845,2530545637,4
4719437163,1719533586,3584539332,3584537534,9
5774231436,9774349552,2628445833,8628800503,1
6822195059,4822544966,1666684324,2667055788,9
7865050908,2865395534,2700434355,7701034663,4
8903859880,2903385423,3732123485,87314855694
9939948556,9939345566,376034853,87610348245,2
9. Koefisien panas menyeluruh (UD) dan hioa. hio = hib.
Sehingga ditabulasikanFluida Panas (L/meint)hioUd
Fluida DinginFluida Panas
3434
3513776364.3513683637.31954444.531723865.6
4564586878.5564652989.32659082.452375544.53
5607587321.5607730572.93629820.622894287.75
6645227360.9645530978.84496026.043876737.49
7678858748.9679119296.15367672.334541583
8709314801.2709378396.16079637.845296585.57
9737625237.4737148775.67134604.875929751.07
10. Mencari nilai Uc dan RD UC = Dimana:
Sehingga dapat ditabulasikanLaju Alir Fluida Panas
(L/menit)UcRd
Fluida DinginFluida Panas
3434
3205895048.62.06E+085.068E-075.7523E-07
4218023171.42.18E+083.7148E-074.1637E-07
52275635202.28E+082.711E-073.4111E-07
6235442750.22.36E+082.1817E-072.537E-07
7242151505.32.42E+081.8217E-072.1606E-07
82479719422.48E+081.6045E-071.8477E-07
9253169161.72.53E+081.3621E-071.6469E-07
Minggu KeduaData PengamatanV fluida dingin (L/menit)V fluida
panas (L/menit)T Fluida Panas (C)T Fluida Dingin (C)
T awalT avgT akhirT awalT avgT akhir
2245.541.343.426.122.320.1
2445.643.444.528.324.321.9
2645.443.944.6529.525.522.9
2846.144.645.3530.330.324.3
Panjang lintasan (L) = 130 cm = 1,3 mPipa fluida dingin (1/2
inch) : OD = 0,02667 m : ID = 0,0209 mPipa fluida panas (3/4 inch)
: D = 0,0158 mPerhitungan1. Neraca PanasPada V fluida dingin 2
L/menit dan V fluida panas 2 L/menitTavg = Untuk fluida dingin
Untuk fluida panas
Pada fluida dinginQ = m.cp.dtDimana: cp = 1100 cal/kgC
Q = 199,7 kg/hr.1100 cal/kgC.6,0C = 790020 cal/hrPada fluida
panasW = Dengan menggunakan rumus yang sama, maka dapat
ditabulasikan : Fluida dinginT awalT akhirT avgviskositas
(kg/mjam)viskositas (kg/m.hr)density (kg/m3)Cp(joule/kg
C)m(kg/hr)Q(cal)
26.120.123.10.00093323.35952997.384180.76119.68563002260.614
28.321.925.10.00088913.20076996.984180.04119.63763200575.702
29.522.926.20.00086873.12732996.764180.48119.61123300212.714
30.324.327.30.00084823.05352996.544180.92119.58482999846.892
Fluida panasFluida panas
T awalT akhir T avgviskositas (kg/ms)viskositas(kg/m
hr)Cpdensity(g/ml)W
45.541.343.40.00061422.211124179.68990.74171.0236
45.643.444.50.00060172.166124179.9990.3348.0483
45.443.944.650.00059772.151724179.97990.16526.3535
46.144.645.350.00059262.133364180.07989.96478.4365
2. LMD (Log Mean Temperature Differences)
Dengan menggunakan rumus yang sama, maka dapat ditabulasikan
:
45,526,119,441,320,121,220,3094
45,628,317,343,421,921,519,3457
45,429,515,943,922,92118,3525
46,130,315,844,624,320,317,9763
3. Flow Area (A) Fluida dingin, annulusOD = 0,02667 m (D2) ; ID
= 0,0209 m (D1)Aa = Dimaeter EquivalentDe = Fluida panasD = 0,01579
mAp =
4. Kecepatan Massa (G)G = Pada laju alir fluida panas 2 L/menit
Fluida dinginG = Fluida panasG = Laju Alir Fluida PanasFluida
DinginFluida Panas
GaGp
212683691.52872847.1658
425812444.591776321.907
639036162.262686331.779
835482473.032441779.349
Sehingga kecepatan massa dapat ditabulasikan :
5. Bilangan Reynold (Re) Pada fluida dingin, annulus
Pada laju alir fluida panas 2 L/menitRe = Re =Sehingga
ditabulasikan sebagai berikut :Laju Alir Fluida PanasFluida
DinginFluida Panas
23098.4768066236.630216
46618.44303412955.77094
610244.1186919724.13628
89536.58583218082.82877
6. jH (pada figure 24 kern:heat exchanger)Laju Alir Fluida
PanasFluida DinginFluida Panas
21430
43258
64880
84678
7. ho , hi , dan hioLaju alir fluida panas 2 L/menit Fluida
dingin, annulusho = Fluida panasho = hio = sehingga dapat
ditabulasikan :Fluida dingin Fluida Panas
Cp U / k(Cp U / k) ^ 1/3hoCp U / k(Cp U / k) ^ 1/3hihio
6.4639074062.15463580222184.872594.0422615361.3474205121624.9078771593.957
6.1760063212.05866877448303.651463.9519890481.3173296833077.715993019.093
5.9639738821.98799129470800.470653.9231934751.3077311584216.9752454136.652
5.8070615451.93568718266256.25633.8857228851.2952409624076.5657223998.917
8. Mencari Uc, UD, dan RD Fluida dingin, annulusUc = Pada laju
alir fluida panas 2 L/menitUc = 742728,0239 kg.cal/hr.m2 (C/m)Rd =
0,003 (cooling power)
Sehingga dapat ditabulasikan:Uc(Kg-cal/ hr m2 (C/m)UdRd
1487.110121272.29814390.003
2841.492787298.33579110.003
3908.301947307.13798560.003
3771.298937306.26364630.003
9. Pressure DropLaju alir fluida panas 2 L/menitDe = OD ID =
0,2267m 0,0209296m = 0,0057404 mRe = f =
V = Ft =
Fluida PanasPada laju alir fluida panas 2 L/menitf =
Fluida DinginRe'fSp.Grdelta FaV(m/s)delta P
1534.341880.01252239997.38367238.6452351401726882545.1
3277.4020790.01005974996.981222821.628714847057958403.1
5072.8087770.00896015996.762492065.1461080824692064013.9
4722.4439460.00912677996.542098197.221982214082493699.7
Fluida Panasfdelta Fpdelta P
0.010225505142281.4778978916.329
0.008447313487231.00833350728.25
0.0076467211008998.0546937982.73
0.007800828850794.73585848977.48
7. Analisa PercobaaanSetelah melakukan percobaan ini dapat
dianalisa bahwa heat exchanger (penukar kalor) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan sejumlah panas dari fluida panas menuju
fluida dingin. Pada alat ini, fluida dingin dan panas mengalir
berlawanan arah (counter flow). Laju alir fluida panas divariasikan
dari 2 l/min sampai 9 L/min sedangkan laju alir fluida dingin tetap
pada 3 L/min dan 4 L/min untuk masing-masing fluida panas.Pada
percobaan ini, terdapat perbedaan suhu fluida panas dan dingin.
T1,T2, dan T3 adalah suhu fluida panas. Sedangkan T4,T5, dan T6
adalah suhu fluida dingin. Perbedaan suhu tersebut dirata-ratakan
berdasarkan logaritmik measure temperature difference (LMTD).
Persamaan energy (panas) dapat dilakukan dengan mencari kecepatan
massa, kapasitas panas, dan perbedaan temperature. Sedangkan
kecepatan massa per satuan luas waktu didapatkan dari data sifat
fisik massa jenis, viskositas air pada suhu tersebut. Pada akhirnya
didapatkan ho, hi, UD, UC dari percobaan ini.
8. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :1. Heat exchanger adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan sejumlah kalor dari fluida panas menuju fluida
dingin.2. Jenis alat heat exchanger pada percobaan ini yaitu double
pupe dengan arah aliran counter current.3. Setelah terjadi
penukaran kalor, didapatkan nilai hi,ho, De, LMTD, UC, UD, Nu,
NRe,dll.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Analisis Sistem Termal Politeknik Negeri
Sriwijaya. 2013
LAPORAN TETAPSATUAN OPERASI 2Heat Exchanger
DISUSUN OLEH : Kelompok : 2Kelas : 4 KC
Kiki Riski Midia0613 3040 0347Mardian0613 3040 0349Muhammad
Farhan0613 3040 0351Pusta Aryani0613 3040 0353Susi Susanti0613 3040
0358Wahyu Sisilia Deviana0613 3040 0359
Dosen Pembimbing : Ibnu Hajar, S.T, M.T.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYATEKNIK KIMIA 2015
Gambar Alat
Seperangkat Alat Heat Exchanger