Page 1
LAPORAN HASIL PRAKTIKUMKELAYAKAN BISNIS (AGB 322)
KELAYAKAN BISNIS USAHA TERNAK AYAM PETELUR DI MUTIARA FARM
Disusum oleh :
1. Ira Rindarti (A1C012010)2. Sinta Kristiana (A1C012022)3. Kurnia Fatimatul Ahada (A1C012036)4. Sofi Afani Rakhmawati (A1C012047)5. Fakhri Fakhrizal (A1C012060)6. Merry Susanti (A1C012072)7. Ahmad Najhan Firdiansah (A1C012088)
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2015
i
Page 2
LEMBAR PENGESAHAN
“KELAYAKAN BISNIS”
NAMA : AHMAD NAJHAN FIRDIANSAHNIM : A1C012088
Dosen Pembimbing Praktikum
Ratna Satriani, SP, M.ScNIP.19830828 200912 2002
ii
Page 3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... v
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum........................................................................... 2
C. Manfaat Praktikum......................................................................... 2
II. LANDASAN TEORI.............................................................................. 3
III. HASIL PRAKTIKUM............................................................................ 9
A. Profil Perusahaan........................................................................... 9
B. Analisa Pasar.................................................................................. 10
C. Analisa Teknik Produksi................................................................ 13
D. Analisa Keuangan Jangka Panjang................................................ 18
E. Analisa Lingkungan....................................................................... 23
F. Permasalahan Yang Dihadapi........................................................ 26
IV. KESIMPULAN....................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29
iii
Page 4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Biaya Usaha Ternak Ayam Petelur di Mutiara Farm................................ 18
2. Data Pendapatan Telur di Mutiara Farm................................................... 19
3. Data Pendapatan Ayam Afkir di Mutiara Farm........................................ 19
4. Perhitungan Analisis Jangka Panjang........................................................ 20
5. Data Payback Period................................................................................. 20
6. Perhitungan Net B/C.................................................................................. 21
7. Perhitungan Gross B/C.............................................................................. 22
iv
Page 5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peternakan Ayam Petelur Mutiara Farm................................................... 31
2. Kegiatan Praktikum di Mutiara Farm........................................................ 32
v
Page 6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha pengembangan ternak ayam ras petelur di Indonesia memilki prospek
yang cukup baik, terutama bila ditinjau dari aspek masyarakat akan kebutuhan
gizi. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55
gram yang terdiri atas 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Pemenuhan
gizi ini, khususnya protein hewani dapat diperoleh dari protein telur. Dengan
demikian, usaha ternak ayam ras petelur memiliki potensi yang baik untuk
dikembangkan.
Jika ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan, usaha peternakan ayam ras
petelur memang sangat prospektif, baik dilihat dari pasar dalam negeri maupun
luar negeri. Pada sisi penawaran, kapasistas produksi peternakan ayam ras petelur
di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya. Hal
ini terlihat dari banyaknya perusahaan pembibitan, pakan ternak, dan obat-obatan
yang masih berproduksi di bawah kapasitas. Telur ayam ras petelur juga memiliki
sifat permintaan yang income estic demand, yaitu apabila pendapatan meningkat
maka konsumsi telur juga meningkat.
Secara ekonomi, pengembangan pengusahaan ternak ayam ras petelur di
Indonesia memiliki prospek bisnis yang menguntungkan karena permintaan selalu
bertambah sehingga mempengaruhi permodalan, produksi dan pemasaran hasil
ternak. Keberhasilan usaha ternak ayam ras petelur ini semakin mudah dicapai
mengingat banyaknya faktor pendukung yang dimiliki Indonesia, yaitu
1
Page 7
tersedianya bahan baku pakan ternak berupa jagung dan hasil sampingan produk
pertanian, semakin berkembangnya pabrik makanan ternak siap pakai, dan
semakin berkembangnya industri pembibitan ayam.
Besarnya peluang pasar ayam ras petelur dapat dijadikan suatu kesempatan
yang sangat potensial untuk mengembangkan peternakan ayam ras petelur.
Mutiara Farm merupakan salah satu perusahaan yang membudidayakan ternak
ayam petelur. Oleh karena itu, praktikan melakukan studi kelayakan bisnis yang
ditinjau dari beberapa aspek terhadap usaha ternak ayam petelur di Mutiara Farm.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kelayakan bisnis adalah memperdalam kompetensi
mahasiswa dalam mata kuliah kelayakan bisnis dengan mengaplikasikan teori
yang diperoleh pada dunia bisnis.
C. Manfaat
Manfaat praktikum kelayakan bisnis, yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menghitung keuntungan finansial dan
sosial suatu perusahaan/badan usaha.
2. Mahasiswa dapat menyusun bussines plan suatu usaha berdasarkan teori
yang telah diperoleh di perkuliahan.
2
Page 8
II. LANDASAN TEORI
Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study
merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.
Pengertian layak dalam penilaian studi kelayakan adalah kemungkinan dari
gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit),
baik dalam arti finansial maupun dalam arti sosial benefit (Ibrahim, 2009).
Studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang
direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari
berbagai aspek. Dengan demikian dalam menyusun sebuah studi kelayakan bisnis
harus meliputi sekurang-kurangnya aspek-aspek berikut, diantaranya :
1. Aspek pasar dan pemasaran
2. Aspek teknis dan tehnologis
3. Aspek organisasi dan manajemen
4. Aspek ekonomi dan keuangan (finansial)
5. Aspek legal dan perizinan (Ibrahim, 2009).
Studi kelayakan bisnis/usaha biasanya menggunakan analisis kelayakan
investasi dimana pada dasarnya sama dengan kegiatan investasi. Kelayakan
investasi dapat dikelompokkan kedalam kelayakan finansial dan kelayakan
ekonomi. Dalam analisis investasi, tujuan utama yang hendak dicapai adalah
3
Page 9
membandingkan biaya (costs) dan manfaat (benefit) dengan berbagai usulan
investasi (Soetriono, 2006).
Analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut
yang bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah efek atau dampak
dalam perekonomian dalam lingkup yang lebih luas. Dalam analisis finansial,
yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang
didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau
perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber
tersebut dan siapa yang menerima hasil proyek tersebut (Kadariah, 1999).
Sebenarnya analisis ekonomi ini juga merupakan analisis finansial, hanya
saja dalam melakukan perhitungan analisis ekonomi dan analisis finansial terjadi
perbedaan. Dalam analisis ekonomi, variabel harga yang dipakai adalah harga
bayangan (shadow price), sedangkan dalam analisis finansial, variabel harga yang
digunakan adalah data harga riil yang terjadi di masyarakat (Soekartawi, 1995).
Dalam mengembangkan usahatani kegiatan utama yang dilakukan adalah
peningkatan produksi barang pertanian yang dihasilkan petani, meningkatkan
produktivitas pertanian serta mendorong pengembangan komoditas yang sesuai
dengan potensi wilayah. Peningktan produksi pertanian apabila ingin
meningkatkan pendapatan petani merupakan keharusan dalam pembagunan
pertanian (Hanani, 2003).
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan diantara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis ini
4
Page 10
dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu
modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak berubah (Sukirno, 2005).
Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut
usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut
usahatani komersial. Petani ubi kayu umumnya bertujuan untuk mencari
keuntungan dalam meningkatkan penghasilan/pendapatannya bukan semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adiwilaga
(1982), dalam Rismayani (2007), bahwa ditinjau dari kebutuhan si pengusaha
pertanian yang dijadikan tujuan dari usaha ialah untuk memperoleh keuntungan
(Rismayani, 2007).
Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen
(petani) dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal.
Dalam biaya usahatani, diklasifikasikan 2 jenis biaya :
1. Biaya tetap atau fixed cost
Umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumahnya dan terus
dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit.
2. Biaya tidak tetap atau variable cost
Merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas
pertanian yang diperoleh (Rahim, 2008).
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya
atau dengan kata lain pendapatan yang meliputi pendapatan kotor atau penerimaan
total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor/penerimaan total adalah nilai
5
Page 11
produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya
produksi (Rahim, 2008).
Perkembangan industri pemberian nilai tambah (pengolahan) sangat
membantu para petani memasarkan hasil usahanya, meningkatkan pendapatan
daerah, membuka lapangan kerja dan menguntungkan berbagai pihak lain.
Sebaliknya, industri pangan kita tidak akan pernah maju selama masih terus
berkutat pada tahap primer. Hal ini akan berdampak pada penghasilan yang di
dapat oleh petani tidak akan meningkat (Husodo, 2004).
Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang
diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam present value selama umur ekonomis proyek.
Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan feasible (layak), pelaksanaannya
akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor- faktor
uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, di
samping data yang digunakan tidak relevan (Ibrahim, 2009).
Adapun kriteria yang sering digunakan dalam analisis Kelayakan Finansial
adalah NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). NPV
menetapkan tingkat penerimaan yang ditargetkan seperti discount factor atau
discount rate, kemudian menentukan apakah tingkat itu dicapai dengan melihat
apakah nilai nol atau positif (Soetriono, 2006).
Analisis Finansial yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan sebagai
berikut:
1. Perencanaan cash flow
6
Page 12
Perencanaan analisis kas biasanya digunakan sebagai langkah untuk
melakukan pendugaan terhadap kelayakan investasi terhadap usaha atau
kegiatan yang akaan kita lakukan. Dalam kelayakan investasi ini beberapa
indikator finansial yang digunakana yaitu perhitungan terhadap NPV (net
present value) dan IRR (internal rate of return).
NPV adalah metode penilaian yang dapat menciptakan cash in flow
dibandingkan dengan opportunity cost dari capital yang ditanamkan. Jika
hasil perhitungan NVP > O maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang
dilakukan menghasilkan cash in flow dengan persentase yang lebih besar
dibandingkan dengan opportunity cost-nya.
IRR adalah suatu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat
investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah
dikalikan discount factor. Jika hasil IRR ternyata lebih besar dari bunga
bank maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan lebih
menguntungkan jika dibandingkan modal yang dimiliki disimpan di bank.
2. Benefit-cost ratio (B-C ratio)
Dalam kaitannya dengan usaha, Benefit-cost ratio dapat dikatakan
sebagai ratio perbandingan antara penerimaan yang diterima dengan biaya
yang dikeluarkan dalam usaha. Jika ratio menunjukan hasil nol maka dapat
dikatakan bahwa usaha tidak memberikan keuntungan finansial. Demikian
juga jika ratio menunjukan angka kurang dari 1 maka usaha yang dilakukan
tidak memberikan keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan (Rahim,
2008).
7
Page 13
Proses penyusunan perencanaan strategi melalui tiga tahapan yaitu:
1. Tahap Pengumpulan Data
2. Tahap Analisis
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan
pra analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal
yang di peroleh dari lingkungan di luar perusahaan dan data internal yang
diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri. Model yang dapat digunakan pada
tahap ini yaitu :
1. Matriks Faktor Strategi Eksternal
2. Matriks Faktor Strategis Internal
3. Matriks Profil Kompetitif (Rangkuti, 2003).
8
Page 14
III. HASIL PRAKTIKUM
A. Profil Perusahaan
Mutiara Farm merupakan salah satu peternakan ayam petelur di Purwokerto
yang berkedudukan di Jalan Sumampir Perumahan Purwosari Serayu 17.
Peternakan ini belum mempunyai SIUP (Surat Ijin Usaha Perusahaan) maupun
surat keterangan resmi lainnya, namun usaha ini sudah berjalan selama kurang
lebih 7 tahun. Pemilik dari Mutiara Farm adalah Bapak Daryoto yang berusia 60
tahun. Beliau merintis usaha ini tidak sendirian tetapi dibantu oleh putranya yang
bernama Bapak Kukuh Supriyadi.
Telur ayam merupakan salah satu kebutuhan pokok masayarakat Indonesia.
Telur selalu laku di pasaran terlebih ketika mendekati perayaan agama seperti
Maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam dan perayaan Paskah bagi umat
Kristen. Besarnya minat masyarakat terhadap telur ayam menjadikan
berwirausaha telur ayam sangat menjanjikan. Ini dibuktikan oleh Bapak Daryoto,
yang merintis peternakan ayam petelur mulai pada tahun 2001 dengan membeli
lahan, lalu pada tahun 2003 beliau memulai membangun kandang, pada tahun
2003 sampai 2006 sebelum mendirikan peternakan ayam petelur putra dari Bapak
Daryoto yaitu Bapak Kukuh Supriyadi mencari pengalaman terlebih dahulu
dengan bekerja di peternakan ayam diluar kota seperti di Kalimantan dan Jawa
Barat. Akhirnya pada bulan Agustus 2007 mulailah perternakan ayam ini
9
Page 15
beroperasi dengan nama peternakan Mutiara Farm dengan jumlah ayam petelur
yang dimiliki sebanyak 270 ekor.
Bapak Daryoto memulai usaha peternakan ayam petelur dengan membeli
ayam petelur pada saat umur 13 minggu, kemudian ayam mulai produktif bertelur
pada umur 21 minggu atau 5 bulan. Ayam petelur di Mutiara Farm memiliki
puncak produktif pada umur 25 minggu sampai 30 minggu. Ayam petelur yang
sudah tidak produktif yaitu ayam petelur pada umur 1 tahun 5 bulan. Apabila
ayam petelur tersebut tidak dapat memproduksi telur setiap hari secara terus
menerus selama jeda waktu 4 bulan, maka ayam tersebut dijual ke rumah potong
ayam. Pemberian pakan untuk ayam petelur ini dilakukan sebanyak 2 kali sehari
pada pagi dan sore hari, dengan komposisi jenis pakan yaitu konsentrat, jagung,
dan dedek dengan perbandingan 5:9:2. Pada sore hari porsi pakan lebih banyak
dibandingkan pada pagi hari.
Mutiara Farm merupakan peternakan ayam petelur yang memberdayakan
tenaga kerja dari keluarga. Tenaga kerja yang menangani usaha peternakan ayam
petelur ini terdiri dari Bapak Daryoto yang bertugas di bagian produksi dibantu
oleh putranya Bapak Kukuh Supriyadi yang bertugas dalam pemasaran hasil
usaha berupa telur, dan istri Bapak Daryoto yang bertugas menangani keuangan
perusahaan.
B. Analisa Pasar
Aspek pasar dan pemasaran merupakan pokok kajian utama dalam
kelayakan bisnis, karena tidak akan mungkin suatu bisnis didirikan dan
10
Page 16
dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk dari perusahaan.
Kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji
serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan perusahaan
dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang direncanakan. Kajian
aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar atau suatu produk yang
akan diluncurkan di masa yang akan dating serta berapa market share yang dapat
diserap oleh bisnis tersebut dari keseluruhan pasar potensial.
Analisa pasar adalah suatu penganalisisan atau penyelenggaraan untuk
mempelajari berbagai masalah pasar. Analisa pasar akan menyangkut lokasi pasar,
luasnya pasar, sifatnya pasar dan karakteristik pasar. Keberhasilan usaha suatu
perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang
diterapkannya dengan dasar memperhatikan situasi dan kondisi dari analisis
pasarnya. Di dalam menganalisis pasar, perusahaan perlu meninjau jenis pasar
produknya, motif dan perilaku, segmen pasar dan penentu sasaran pasarnya.
Mengenai besarnya pasar dapat ditentukan oleh besarnya permintaan dan
penawaran terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Sedangkan
mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas
pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen,
tingkat umur para konsumen dan lain sebagainya.
Perusahaan ayam petelur “Mutiara Farm” yang telah dikunjungi pada
kegiatan praktikum kelayakan bisnis memiliki segmentasi pasar yang dipengaruhi
berdasarkan geografik, demografik dan perilaku.
1. Segmentasi berdasarkan geografik
11
Page 17
Segmentasi berdasarkan geografik dilakukan dengan memilih wilayah
pemasaran masih dalam satu kota atau daerah, dimana Perusahaan “Mutiara
Farm” memasok produk telur di warung-warung di sekitar wilayah
perusahaan. Hal ini dirasa sudah cukup untuk memasok seluruh telur yang
telah dihasilkan.
2. Segmentasi berdasarkan demografik
Telur merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan gizi protein
didalamnya, selain itu juga memiliki harga yang bisa dijangkau oleh seluruh
kalangan masyarakat. Telur juga cukup banyak diminati dan disukai
masyarakat baik kalangan anak-anak ataupun dewasa. Pemilihan tempat
untuk memasok di warung-warung sekitar perusahaan akan membuat
masyarakat atau konsumen mudah untuk memperoleh telur.
3. Segmentasi berdasarkan perilaku
Telur merupakan bahan pangan yang bisa diolah menjadi makanan apa
saja, hal tersebut sudah menjadi pengetahuan bagi konsumen. Dengan
demikian, konsumen akan membeli telur sesuai dengan apa yang
dibutuhkan.
Dalam melakukan pemasaran telur Perusahaan “Mutiara Farm” sudah
memiliki pelanggan khusus yang membeli telur di perusahaannya. Tidak hanya
konsumen yang membeli secara langsung untuk langsung dikonsumsi, namun ada
juga pelanggan yang menjualnya kembali. Apabila akan ada pelanggan yang
membutuhkan telur dalam jumlah yang banyak, maka konsumen tersebut harus
menunggu terlebih dahulu karena stok yang dimiliki Perusahaan “Mutiara Farm”
12
Page 18
terbatas. Selain itu juga konsumen membeli dengan jumlah yang banyak maka
perusahaan akan mengantarkan telur tersebut tanpa adanya ongkos kirim, hal ini
bertujuan untuk memberikan kesan serta pelayanan yang baik bagi konsumen agar
konsumen memperoleh kepuasan. Dengan kata lain perusahaan ini juga menerima
konsumen yang akan membeli telur secara langsung di perusahaan.
Dalam analisa pasar tentu ada saat-saat dimana telur sedang mengalami
permintaan yang tinggi ataupun rendah. Pada kondisi dimana kebutuhan
permintaan akan telur tinggi, maka Perusahaan “Mutiara Farm” akan memasok
ayam di kandang lebih banyak. Ini bertujuan untuk memenuhi permintaan yang
ada, namun apabila telur yang dihasilkan belum mencukupi permintaan dari
konsumen maka Perusahaan “Mutiara Farm” akan membeli telur dari peternak
ayam petelur yang lebih besar dalam jumlah yang besar. Hal tersebut dilakukan
oleh perusahaan karena ingin tetap menjaga kepercayaan pelanggan dan bisa
memenuhi permintaan dari pelanggan. Tentunya perusahaan juga memperoleh
keuntungan dari pembelian kepada peternak ayam petelur yang lain.
C. Analisa Teknik Produksi
Analisi aspek teknik dan produksi bertujuan untuk menentukan bentuk
teknologi yang akan dipakai dengan desain produk yang mau dipasarakan,
kebutuhan investasi fisik baik itu mesin, lokasi, kendaraan maupun lainnya. Pada
dasarnya aspek ini dapat dibagi kedalam empat bagian utama, yakni:
1. Penentuan lokasi usaha, usaha yang dijalankan serta cara produksinya
13
Page 19
Penentuan lokasi usaha merupakan hal yang penting dalam
mendirikan suatu usaha. Karena semakin strategis lokasi dari usaha tersebut
maka semakin memberikan dampak yang baik untuk perusahaan seperti
menambah pendapatan perusahaan, menambah konsumen perusahaan, dan
sebagainya. Sebagai contoh, lokasi yang dekat dengan tempat yang
menyediakan bahan baku dapat meminimalkan biaya transportasi
perusahaan dan memaksimalkan keuntungan perusahaan. Sebaliknya, jika
lokasi perusahaan jauh dari tempat bahan baku, maka akan semakin besar
biaya transportasi bahan baku yang harus dikeluarkan.
Untuk itu, penentuan lokasi usaha sangat berpengaruh terhadap
perkembangan bisnis karena semakin strategis lokasi usaha, semakin besar
pendapatan yang diperoleh perusahaan dan begitupun sebaliknya, semakin
tidak strategisnya lokasi perusahaan, maka akan memberikan dampak yang
negatif untuk perusahaan seperti menambahnya pengeluaran-pengeluaran
perusahaan. Apabila perusahaan tepat dalam menentukan lokasinya, tentu
hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi perusahaan itu sendiri
seperti meningkatnya pendapatan perusahaan.. Namun, jika perusahaan
salah dalam menentukan lokasinya, hal tersebut justru akan memberikan
dampak yang negatif seperti rendahnya daya jual perusahaan, menurunnya
pendapatan perusahaan, bahkan yang lebih parah perusahaan tersebut bisa
mengalami kegagalan dalam bisnisnya.
Perusahanaan peternak ayam petelur “Mutiara Farm” menggunakan
penentuan lokasi usaha berdasarkan kedekatan dengan tempat tinggal
14
Page 20
pemilik. Selain itu, faktor kedekatan lokasi usaha dengan penduduk
perumahan kalangan menengah keatas yang notabene banyak
mengkonsumsi telur sebagai bahan pelengkap juga menjadi pertimbangan
dalam penentuan lokasi usaha peternakan ayam petelur ini.
Bapak Daryoto memulai usaha peternakan ayam petelur dengan
membeli ayam petelur pada saat umur 13 minggu, kemudian ayam mulai
produktif bertelur pada umur 21 minggu atau 5 bulan. Ayam petelur di
Mutiara Farm memiliki puncak produktif pada umur 25 minggu sampai 30
minggu. Ayam petelur yang sudah tidak produktif yaitu ayam petelur pada
umur 1 tahun 5 bulan. Apabila ayam petelur tersebut tidak dapat
memproduksi telur setiap hari secara terus menerus selama jeda waktu 4
bulan, maka ayam tersebut dijual ke rumah potong ayam. Pemberian pakan
untuk ayam petelur ini dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore
hari, dengan komposisi jenis pakan yaitu konsentrat, jagung, dan dedek
dengan perbandingan 5:9:2. Pada sore hari porsi pakan lebih banyak
dibandingkan pada pagi hari. Untuk 1 ayam petelur menghabiskan 1,25 ons
pakan per hari dengan biaya keseluruhan untuk pakan semua ayam petelur
sebesar Rp.1.400.000,00 per hari. Kapasitas produksi ayam petelur untuk
satu hari yaitu sekitar 10 peti dengan 40 butir telur untuk satu peti.
2. Penentuan luas produksi atau skala operasi
Luas produksi adalah kapasitas yang digunakan oleh perusahaan
dalam suatu periode tertentu, dapat diukur dengan kapasitas mesin,
penyerapan bahan baku, jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja, jumlah jam
15
Page 21
mesin dan unit keluaran. Ada beberapa akibat yang bisa di timbulkan oleh
penentuan luas produksi seperti luas produksi yang terlalu besar berakibat
biaya yang besar dan investasi yang besar pula, sedangkan luas produksi
yang terlalu kecil berakibat tidak dapatnya perusahaan memenuhi
permintaan pasar, Oleh karena itu luas produksi harus direncanakan dan
diperhitungkan dengan cermat, karena berdampak pada pencapaian laba
maksimal suatu perusahaan.
Faktor-faktor yang menentukan luas produksi suatu perusahaan, yaitu
sumber daya yang akan dipergunakan untuk memproduksi produk. Sumber
daya tersebut adalah bahan mentah, bahan pembantu, mesin-mesin dan
peralatan lain, tenaga kerja, modal serta tanah untuk lokasi perusahaan.
Tiap-tiap perusahaan tentu mempunyai jumlah dan jenis sumber-sumber
produksi yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Jenis dan jumlah faktor-
faktor produksi yang menentukan jenis serta jumlah barang-barang yang
dapat dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di samping faktor-
faktor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas
produksi yang paling menguntungkan.
Luas produksi “Mutiara Farm” yaitu sekitar 100 ubin atau 1400 m2
yang terdiri dari tiga kandang dan satu sebagai kandang utama. Isi per
kandang dibedakan berdasarkan umur dan tata letak kandang, semakin utara
letak kandang maka semkin tua umur ayam tersebut. Pada kandang pertama
yang berada di dekat pintu masuk menunjukkan umur ayam 18 minggu
dengan kapasitas kandang ±500 ekor. Kemudian untuk kandang ke dua yang
16
Page 22
berada di sebelah kandang pertama menunjukan umur ayam 5-6 bulan
dimana umur tersebut sudah mulai produktif untuk bertelur. Lalu pada
kandang yang di utara menunjukan umur ayam 1 tahun 5 bulan yang
merupakan umur ayam yang sudah tidak produktif untuk bertelur atau sudah
siap untuk di jual ke rumah potong ayam.
3. Penentuan tata letak pabrik (lay-out)
Layout adalah perencanaan yang menyeluruh dari tata letak fasilitas
produksi yang ada sehingga pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan
dapat dilaksanakan seoptimal mungkin. Rencana layout diperlukan karena
adanya beberapa hal, yaitu:
a. Adanya perubahan dari desain produk.
b. Adanya produk baru.
c. Adanya perubahan volume permintaan.
d. Fasilitas produksi yang ada telah ketinggalan jaman.
e. Adanya kerja yang tidak memuaskan.
f. Pemindahan lokasi pasar produk perusahaan.
g. Penghematan-penghematan biaya.
4. Pemilihan teknologi
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan (kombinasi
teknik ilmiah dan material) untuk memenuhi tujuan atau memecahkan suatu
masalah. Semakin bertambah majunya zaman maka semakin maju pula
teknologi di kalangan masyarakat. Dimulai dari teknologi yang sederhana
hingga teknologi yang rumit. Tehnologi yang digunakan pada “Mutiara
17
Page 23
Farm” yaitu kandang yang menggunakan model kandang baterai. Kandang
ayam tipe petelur berbentuk baterai dimana kandang dibuat bertingkat
antara 3-4 tingkat dengan tiap blok di isi satu ekor ayam dan alasnya dibuat
miring agar nanti ayam yang betelur, telurnya langsung turun ke depan
sehingga telur tidak terinjak-injak.
D. Analisa Keuangan Jangka Panjang
1. Biaya
Secara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari,
baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Berdasarkan perilaku,
biaya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Berikut rincian biaya usaha ternak ayam petelur di Mutiara Farm:
Tabel 1. Biaya Usaha Ternak Ayam Petelur di Mutiara Farm
Biaya Tetap(Rp)
Tahun 2010(Rp)
Tahun 2015(Rp)
Timbangan Besar 2.650.000 1.564.798,5 2.650.000Timbangan Kecil 2.350.000 1.387.651,5 2.350.000Gilingan Jagung 5.000.000 5.000.000 5.000.000Peti 4.000 4.000 4.000Gudang 35.000.000 20.667.150 35.000.000Tanah/ubin 1.000.000 590.490 1.000.000PBB 2.500.000 1.476.225 2.500.000
Biaya Variabel(Rp)
@270 ayam(Rp)
@2500 ayam(Rp)
DOC (13 minggu) 42.900 11.583.000 107.250.000
1 set kandang, pakan, vaksin 80.000 21.600.000 200.000.000Listrik 50.000 354.294 600.000Bensin/liter 7.000 1.508.701,95 2.555.000Solar /liter 50.000 295.245 500.000Tenaga Kerja 1.000.000 14.171.760 24.000.000Perawatan 15.000 106.288,2 180.000
18
Page 24
2. Benefit (Pendapatan)
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Bisnis ayam petelur ini
menghasilkan dua macam pendapatan, yaitu pendapatan dari penjualan telur
dan pendapatan dari penjualan ayam afkir. Berikut data pendapatan telur
dan ayam afkir:
a. Telur
Tabel 2. Data Pendapatan Telur di Mutiara Farm
Tahun Jumlah TelurHarga
(Rp/kg)Total(Rp)
2010 8,64 kg x 365 hari 11.220 35.383.3922011 80 kg x 365 hari 12.466 364.007.2002012 80 kg x 356 hari 13.851 404.449.2002013 80 kg x 356 hari 15.390 449.388.0002014 80 kg x 356 hari 17.100 499.320.0002015 80 kg x 356 hari 19.000 554.800.000
b. Ayam Afkir
Tabel 3. Data Pendapatan Ayam Afkir di Mutiara Farm
Tahun Jumlah ayamHarga
(Rp/ekor)Total(Rp)
2010 270 9.448 5.101.9202011 2500 10.498 52.490.0002012 2500 11.664 58.320.0002013 2500 12.960 64.800.0002014 2500 14.400 72.000.0002015 2500 16.000 80.000.000
19
Page 25
3. Perhitungan Analisis Jangka Panjang
Tabel 4. Perhitungan Analisis Jangka Panjang
TahunCost(Rp)
Benefit(Rp)
Net B(Rp)
DF 15%
PV(Rp)
DF 50%
PV(Rp)
2010 123.616.500 40.485.312 (83.131.188) 1 (83.131.188) 1 (83.131.188)2011 320.253.564 416.497.200 96.243.636 0,87 83.731.963,32 0,67 64.483.236,122012 355.837.293 462.769.200 106.931.907 0,76 81.268.249,32 0,44 47.050.039,082013 395.374.770 514.188.000 118.813.230 0,66 78.416.731,8 0,30 35.643.9692014 439.305.300 571.320.000 132.014.700 0,57 75.248.379 0,20 26.402.9402015 488.117.000 634.800.000 146.683.000 0,50 73.341.500 0,13 19.068.790
Total
a. PP (Payback Period)
Tabel 5. Data Payback Period
InvestasiProcced tahun 1
25.000.000 83.131.188
Sisa (53.131.188)
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui nilai Payback Period
dengan umur ayam 1,5 tahun adalah sebesar 0,3, artinya investasi
dikatakan layak.
b. NPV (Net Present Value)
= 308.875.635,4
20
Page 26
Berdasarkan kriteria NPV, usaha ternak ayam petelur di Mutiara Farm
tersebut mampu menghasilkan nilai kini bersih selama enam tahun
dengan df 15% sebesar 308.875.635,4 sehingga usaha ternak ayam
petelur tersebut layak dilaksanakan (NPV>0).
c. IRR (Internal Rate Return)
IRR = i1 +
IRR = 0,15 +
= 0,15 + 0,5423
= 0,6923
= 69 %
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa kemampuan usaha
ternak ayam petelur di Mutiara Farm untuk menghasilkan return
sebesar 69% (>15%) sehingga berdasarkan kriteria IRR, proyek
tersebut layak untuk dilaksanakan.
d. Net B/C
Tabel 6. Perhitungan Net B/C
Net B DF 15% PV(83.131.188) 1 (83.131.188)
96.243.636 0,87 83.731.963,32106.931.907 0,76 81.268.249,32118.813.230 0,66 78.416.731,8132.014.700 0,57 75.248.379146.683.000 0,50 73.341.500
21
Page 27
= 3,7
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa nilai Net B/C ratio
dalam usaha ternak ayam petelur di Mutiara Farm dengan df 15%
adalah sebesar 3,7 (>1), artinya usaha ternak ayam petelur di Mutiara
Farm layak untuk dilaksanakan.
e. Gross B/C
Tabel 7. Perhitungan Gross B/C
TahunCost(Rp)
Benefit(Rp)
DF 15%
PV Cost(Rp)
PV Benefit(Rp)
2010 123.616.500 40.485.312 1 123.616.500 40.485.3122011 320.253.564 416.497.200 0,87 278.620.600,7 362.352.5642012 355.837.293 462.769.200 0,76 270.436.342,7 462.769.200,82013 395.374.770 514.188.000 0,66 260.947.348,2 339.364.0802014 439.305.300 571.320.000 0,57 250.040.402,1 325.652.4002015 488.117.000 634.800.000 0,50 244.058.500 317.400.000
1.427.719.694 1.848.023.557
= 1,2
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa nilai Gross B/C
adalah sebesar 1,2 (>1), artinya usaha ternak ayam petelur di Mutiara
Farm layak untuk dilaksanakan.
f. PI (Profitability Index)
22
Page 28
= 2,4
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui nilai Provitability Index
adalah sebesar 2,4 (> 1), artinya usaha ternak ayam petelur di Mutiara
Farm layak dilaksanakan.
E. Analisa Lingkungan
Persaingan dunia usaha dewasa ini tampak semakin meningkat, hal ini
menyebabkan manajemen setiap perusahaan mendapat tantangan untuk berusaha
secara kompetitif. Perusahaan yang ingin berhasil memperoleh laba serta bertahan
bertahun-tahun, tumbuh dan berkembang harus mampu mengelola usahanya
dengan menggunakan manajemen yang baik. Dalam menghadapi persaingan yang
semakin pesat, pemimpin perusahaan dituntut agar lebih cermat dan tepat dalam
menentukan strategi agar dapat memenangkan persaingan sehingga pada akhirnya
perusahaan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Penentuan strategi merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan
oleh perusahaan. Penetapan strategi harus melalui beberapa analisis sehingga pada
akhirnya strategi yang dipilih tepat bagi keberlangsungan perusahaan. Salah satu
analisis yang harus dilakukan adalah analisis terhadap lingkungan, dalam arti
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
keberlasungan operasi perusahaan.
23
Page 29
Analisis yang dilakukan yaitu analisis lingkungan eksternal yang bertujuan
untuk mengetahui faktor ancaman dan peluang yang menentukan strategi
keberlanjutan suatu usaha. Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam
lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor tersebut yang pada
dasarnya diluar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara
lain:
1. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian
dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator dari
kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, defisit atau surplus perdagangan, tingkat tabungan
pribadi dan bisnis, serta produk domestik bruto.
2. Faktor sosial
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-
orang di lingkungan mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya
dikembangkan dari kondiasi kultural, ekologis, pendidikan, dan kondisi
etnis.
3. Faktor politik dan hukum
Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter-parameter hukum
dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala politik
24
Page 30
diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang
wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan
harga serta banyak tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi
karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Beberapa
tindakan politik dan hokum juga didesain untuk member manfaat dan
melindungi perusahaan.
4. Faktor teknologi
Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa,
pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-
praktik pemasaran dan posisi persaingan. Kemajuan teknologi dapat
menciptakan pasar baru, perkembangan produk, dan lain sebagainya.
Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan
biaya antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang lebih singkat,
menciptakan kelangkaan pada tenaga tehnikal serta mampu merubah nilai-
nilai dan harapan para stakeholders.
5. Faktor demografi
Faktor demografi yang perlu diperhatikan oleh perusahaan diantaranya
adalah ukuran populasi, struktur umum, distribusi geografis, pencampuran
etnis serta distribusi pendapatan.
Awalnya peternakan Mutiara Farm mendapat protes dari masyarakat karena
baunya yang ditakutkan dapat mengganggu udara di sekitar warga dan
25
Page 31
pembuangan limbah yang di muarakan ke sungai. Tetapi dengan pengertian yang
cukup mengenai dampak lingkungan serta perubahan limbah yang tadinya
dibuang ke sungai kemudian di buang ke sawah dengan melalui filter yang baik
dapat meyakinkan warga untuk menerima peternakan tersebut. Selain itu, dampak
positif yang dirasakan warga yaitu semakin suburnya lahan persawahan mereka
akibat dari pembuangan limbah ayam.
F. Permasalahan Yang Dihadapi
Mutiara Farm merupakan usaha ternak ayam petelur di Purwokerto yang
cukup besar. Mutiara Farm memiliki 3 buah kandang dengan jumlah ayam
sebanyak 2500 ekor. Dalam menjalankan usaha ternak ayam petelur ini, Mutiara
Farm tidak memiliki permasalahan yang cukup berarti. Namum permasalahan
yang sering dihadapi antara lain yaitu ketidakstabilan harga telur dan harga pakan,
resiko kematian ayam serta resiko telur yang pecah.
Harga telur yang tidak stabil menyebabkan terjadinya perbedaan
pendapatan, yaitu pada saat harga telur naik maka pendapatan yang diperoleh
akan naik dan sebaliknya apabila harga telur turun maka pendapatan akan turun.
Harga telur dipengaruhi oleh besarnya permintaan konsumen, semakin besar
permintaan konsumen akan telur maka harga telur akan naik. Biasanya
permintaan konsumen terhadap telur akan naik pada saat musim hajatan dan
lebaran. Harga pakan yang tinggi juga dapat menjadi masalah dalam usaha ternak
26
Page 32
ayam petelur di Mutiara Farm. Hal ini disebabkan karena harga pakan yang tinggi
akan menambah biaya produksi, sementara konsumen menginginkan harga telur
yang tetap. Harga pakan yang tinggi ini biasanya dipengaruhi oleh naiknya harga
bahan bakar minyak.
Resiko kematian ayam dalam usaha ternak ayam petelur di Mutiara Farm
tidak dapat dihindari. Untuk 100 ekor ayam, sedikitnya terdapat 5 sampai 10 ekor
ayam yang mati karena terkena penyakit maupun sudah afkir. Untuk mengurangi
resiko kematian ini, Mutiara Farm melakukan pencegahan dengan melakukan
vaksin sebanyak 15 kali pada ayam umur 13 – 18 minggu, selanjutnya pada umur
produktif dilanjutkan dengan revaksin. Pemberian vaksin akan menambah biaya
produksi pada ayam. Namun apabila ayam tidak diberi vaksin maka akan
meningkatkan resiko kematian pada ayam.
Resiko telur yang pecah juga sering dihadapi oleh usaha ternak ayam petelur
Mutiara Farm. Telur yang pecah biasanya terjadi pada proses pengangkutan yang
kurang hati-hati. Dalam satu peti ukuran 10 kg telur, biasanya terdapat sedikitnya
2 butir telur yang pecah. Namun, Mutia Farm melakukan strategi dengan cara
melebihkan telur pada saat penimbangan sehingga pada saat ada telur yang pecah
ketika sampai di tangan konsumen, maka timbangan tetap pada angka 10 kg.
Dengan memperhitungkan 2 butir telur yang pecah dalam satu peti, Mutiara Farm
masih terhitung untung namun apabila lebih dari 10 butir telur yang pecah dalam
satu peti maka Mutiara farm akan rugi.
27
Page 33
IV. KESIMPULAN
28
Page 34
DAFTAR PUSTAKA
Hanani, N. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Percetakan Pustaka Jogja Mandiri. Bantul. Yogyakarta.
Husodo, S. 2004. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ibrahim, J. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Kadariah, L. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. FE UI. Jakarta.
Rahim, ABD. 2008. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia. Jakarta.
Rismayani,. 2007. Analisis Usahatani DAN Pemasaran Hasil. USU Press. Medan.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Soetriono. 2006. Daya Saing Pertanian Dalam Tinjauan Analisis. Bayumedia Publishing. Malang.
Sukirno, S. 2005. Ekonomi Mikro Teori Pengantar. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.
29
Page 36
Lampiran 1. Peternakan Ayam Petelur Mutiara Farm
31
Page 38
Lampiran 2. Kegiatan Praktikum di Mutiara Farm
33