Page 1
1
LAPORAN HASIL
PENELITIAN FUNDAMENTAL
INVENTARISASI VERTEBRATA SPESIES BURUNG
DI KAWASAN PESISIR YANG MENGAKUMULASI MERKURI
DARI LIMBAH PERTAMBANGAN RAKYAT
KABUPATEN GORONTALO UTARA
Ketua Tim Peneliti:
Prof.Dr. Ramli Utina M.Pd
NIDN : 0004085507
Anggota Tim:
Abubakar Sidik Katili, S.Pd.,M.Sc
NIDN : 0017067905
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Oktober 2013
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 113 / Biologi (dan
Bioteknologi Umum)
Page 2
2
Halaman Pensahan
Page 3
3
Ringkasan
INVENTARISASI VERTEBRATA SPESIES BURUNG DI KAWASAN
PESISIR YANG MENGAKUMULASI MERKURI DARI LIMBAH
PERTAMBANGAN RAKYAT KABUPATEN GORONTALO UTARA
Ramli Utina, dan Abubakar Sidik Katili
Jurusan Biologi Universitas Negeri Gorontalo
Penambangan emas oleh rakyat di Kabupaten Gorontalo Utara telah dilakukan selama
berpuluh tahun. Penambangan emas tersebut telah berdampak pada ekosistem
perairan, salah satu dampaknya yakni adanya limbah proses pencucian logam emas
yang masih mengandung logam merkuri (Hg) yang dibuang ke perairan sungai
hingga kawasan pesisir. Masuknya logam merkuri ke dalam sistem ekologi perairan
memberikan pengaruh secara beruntun pada tingkatan tropik. Salah satu organisme
vertebrata yang termasuk dalam sistem ekologi perairan pesisir adalah spesies burung
air yang mencari makan di habitat pesisir berupa ikan, kepiting dan invertebrata
lainnya. Adanya proses dalam rantai makanan (food chain) yang berlangsung dalam
perairan yang tercemar logam merkuri, maka akumulasi merkuri pada akhirnya
terpapar dalam tubuh burung air. Tujuan penelitian ini menginventarisir spesies
burung air di kawasan pesisir dan mendeskripsikan penyebaran logam merkuri (Hg)
pada organ tubuh burung air. Penelitian ini menggunakan metode survey di kawasan
pesisir Kabupaten Gorontalo Utara. Pengambilan sampel burung air dilakukan di
kawasan pesisir desa Buladu (122031’20”E, 00
085’10”N) Kecamatan Sumalata dan
desa Ilangata (122046’00”E, 00
072’01”N) Kecamatan Anggrek. Data primer berupa
spesies burung air yang menggunakan habitat pesisir, dan konsentrasi logam merkuri
pada tubuh spesies burung air. Analisis laboratorium terhadap konsentrasi merkuri
pada tubuh burung menggunakan metode AAS pada sampel organ ginjal, hati dan
jaringan otot dada. Hasil penelitian ini memperoleh empat spesies burung air yang
intensitasnya lebih banyak menggunakan habitat pesisir beserta konsentrasi logam
merkuri pada organ tubuh masing-masing spesies, yaitu; (1) Butorides striatus,
paparan merkuri pada ginjal 0.22, hati 0.17, otot dada 0.12. (2) Tringa melanoleuca,
merkuri pada ginjal 0.43, hati 0.31, otot dada 0.31, (3) Actitis hypoleucos, merkuri
pada ginjal 0.19, hati 0.18 dan otot dada 0.10, dan (4) Pluvialis squatarola, merkuri
pada ginjal 0.11, hati 0.10, dan otot dada 0.10.
Kata Kunci : Inventarisasi Aves (Burung), merkuri, kawasan pesisir, rantai makanan
Page 4
4
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat izinNya maka penelitian ini
telah mencapai tahap akhir. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya mengeksplorasi
informasi paparan logam merkuri (Hg) pada tubuh burung air yang menggunakan
habitat perairan di Kabupaten Gorontalo Utara. Daerah ini memiliki kawasan
penambangan rakyat yang sejak lama dikelola secara tradisional oleh masyarakat
dengan menggunakan merkuri.
Kegiatan penambangan emas dan pembuangan limbah yang masih
mengandung logam merkuri telah berlangung di kawasan sungai yang bermuara ke
wilayah pesisir dimana menjadi habitat untuk mencari makan bagi burung-burung air
pesisir. Masuknya logam merkuri di perairan pesisir ini menjadi ancaman bagi habitat
burung-burung air. Untuk itu maka penelitian ini dilakukan dengan harapan menjadi
data base dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya mineral tanpa
mengabaikan peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian sumberdaya hayati.
Penelitian ini beroleh bantuan informasi dan data yang diperlukan dari
pemerintah setempat dan warga masyarakat di lokasi penelitian. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada masyarakat yang
telah memberikan informasi yang bermanfaat bagi penetapan lokasi dan sampel
penelitian. Kepada pemerintah desa dan Kabupaten Gorontalo Utara kami sampaikan
terima kasih dan penghargaan atas dukungan dan perhatiannya kepada tim peneliti.
Kami menyadari adanya berbagai keterbatasan dan hambatan dalam
penyelesaian akhir penelitian ini, karena itu kami mohon masukan dan saran demi
penyempurnaannya. Semoga bermanfaat
Gorontalo, Oktober 2013 Tim Peneliti
Page 5
5
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... 2
RINGKASAN ............................................................................................................... 3
PRAKATA .................................................................................................................... 4
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 5
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... 6
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. 7
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 11
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .................................................. 14
BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................................... 15
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 17
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...................................................... 24
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 25
Daftar Pustaka
Lampiran
Page 6
6
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Uji Laboratorium Paparan Merkuri pada Organ Tubuh
Burung ....................................................................................................... 19
Page 7
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Penelitian.......................................... 29
Lampiran 2. Peta Potensi Tambang Kabupaten Gorontalo Utara .............................. 30
Lampiran 3. Peta Aliran Sungai Kabupaten Gorontalo Utara..................................... 31
Lampiran 4. Hasil Analisis Laboratorium Paparan Merkuri pada Organ Tubuh
Burung ...................................................................................................32
Lampiran 5: Hasil Identifikasi Spesies Burung Sampel …………………………….33
Lampiran 6. Personalia Peneliti dan Kualifikasi ......................................................... 36
Page 8
8
BAB 1
PENDAHULUAN
Masalah lingkungan hidup dalam beberapa dekade terakhir menjadi
pertimbangan yang utama bagi pemerintah dalam perencanaan pembangunan serta
dunia usaha. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-undang Lingkungan
No.23 tahun 1997 di dalamnya tercantum tujuan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan guna mencapai pembangunan yang dapat meningkatkan
mutu kehidupan secara menyeluruh dengan mempertahankan proses-proses ekologi
yang menjadi tumpuan kehidupan. Tujuan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan ini dapat dicapai dengan menerapkan sejumlah pendekatan
dan inisiatif strategis untuk memastikan agar praktek-praktek lingkungan yang baik
dipergunakan dan dipromosikan di seluruh sektor-sektor penting. Sektor sumberdaya
alam memberlakukan baku mutu pengelolaan lingkungan dalam setiap kegiatan
pembangunan.
Masyarakat menuntut agar kegiatan pertambangan memasukkan
pertimbangan-pertimbangan lingkungan dan ekologis agar generasi ke depan tidak
diwarisi lingkungan yang rusak sebagai akibat kegiatan industri, atau tidak
menanggung biaya kerusakan lingkungan tersebut seperti yang terjadi di masa
lampau. Kegiatan pertambangan rakyat terutama yang diolah secara tradisional
menghasilkan limbah yang mengandung unsur logam berat seperti merkuri (Hg) yang
dapat mencemari lingkungan, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan
biota (organisme). Pencemaran logam berat makin menimbulkan keresahan
masyarakat karena isu yang dikenal masyarakat pernah terjadi di Teluk Buyat
Kabupaten Bolang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Bahan kimia ini tidak dapat
didegradasi secara alamiah di perairan laut, sehingga akan mengganggu kehidupan
organisme (Halsted,1972).
Pengelola tambang diharapkan peduli dan mampu melakukan upaya
perlindungan lingkungan termasuk pemeliharaan keragaman hayati (biodiversity).
Page 9
9
Keragaman hayati meliputi segala bentuk kehidupan jenis-jenis flora, fauna, jasad
renik dan susunan genetiknya, keragaman spesies, dan keragaman ekosistem dimana
spesies itu hidup. Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik di sektor
usaha pertambangan akan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan hidup
termasuk dampaknya pada keragaman hayati. Hal ini akan menjadi sangat penting
apabila terdapat kemungkinan adanya dampak terhadap jenis flora atau fauna yang
langka atau yang terancam punah.
Provinsi Gorontalo memiliki potensi tambang emas yang saat ini sedang
dikelola oleh masyarakat umum secara tradisional maupun sedang direncanakan oleh
investor swasta. Kabupaten Gorontalo Utara adalah salah satu wilayah yang potensial
dengan mineral emas yang sedang dikelola secara tradisional oleh masyarakat.
Kegiatan penambangan emas di Desa Buladu, Desa Hulawa Kabupaten Gorontalo
Utara telah dilakukan selama berpuluh tahun oleh masyarakat. Penambang emas
secara tradisional mengolah emas secara amalgamasi dengan menggunakan merkuri
(Hg). Limbah proses pencucian masih mengandung logam merkuri, yang kemudian
dibuang melalui saluran air yang dibangun sendiri oleh masyarakat. Saluran ini
berhubungan dengan aliran sungai hingga ke muara dan kawasan pesisir, dimana
hidup berbagai biota (organisme) yang membentuk jaringan sistem ekologi di
kawasan pesisir. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Gorontalo Utara terdapat penambang emas
tradisional yang terindikasi keracunan merkuri (BLH Kabupaten Gorontalo Utara,
2011).
Masuknya logam merkuri ke dalam sistem ekologi dapat memberikan
pengaruh secara beruntun pada biota mulai dari tingkatan tropik yang paling rendah
sampai dengan tingkatan tropik teratas. Biota seperti ikan, kepiting dan kerang yang
hidup di perairan pesisir dapat mengkonsumsi logam merkuri dari perairan yang
tercemar logam merkuri. Jika ikan, kepiting, kerang ini masuk dalam rantai makanan
burung air maka dapat terjadi akumulasi logam merkuri yang cukup tinggi dalam
tubuh burung air. Kondisi ini dapat menyebabkan kelainan, gangguan penyakit dan
Page 10
10
kematian (Ogola et al., 2002; Baker et al., 2004). Burung-burung yang menggunakan
habitat perairan pesisir sangat rentan terhadap pencemaran perairan.
Untuk mengetahui adanya akumulasi logam merkuri pada tubuh burung
perairan pesisir maka perlu melakukan kajian penelitian terhadap jenis-jenis burung
yang menggunakan habitat perairan di kawasan kegiatan pengolahan penambangan
emas tradisional. Dalam penelitian ini, apa saja jenis burung yang hidup di kawasan
perairan pesisir pantai yang terpapar logam merkuri, serta konsentrasi kadar merkuri
pada organ-organ tubuh burung tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data
dasar (data base) untuk penelitian lanjut guna perlindungan satwa dan lingkungan,
dan menjadi masukan untuk perencanaan wilayah dan pengembangan sumberdaya
alam berbasis ekologis.
Page 11
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Merkuri Dan Potensi Pencemaran Perairan
Logam cair merkuri (Hg) memiliki kemampuan mengikat logam-logam
kecuali besi dan platinum. Penggunaan logam merkuri pada pengolahan emas
tradisional secara amalgamasi disebabkan permukaan tekanan (surface tension)
merkuri yang lebih tinggi dari air tetapi lebih kecil dari emas. Sifat logam ini
memungkinkan merkuri dapat menyerap ke dalam partikel emas. Merkuri juga
sebagai medium padat saat emas berikatan dengan merkuri (Krisnayanti, et al., 2012).
Merkuri telah digunakan sejak lama dalam proses amalgamasi, karena lebih
efektif, mudah, murah dan tersedia di pasaran. Efektifitas penggunaan merkuri ini
juga disebabkan kemampuan merkuri untuk mengikat emas diperkirakan 50-60%.
Dalam proses pengolahan emas secara tradisional, logam merkuri dari proses
amalgamasi sebagian ikut dibuang bersama partikel lainnya ke badan air, sungai dan
selanjutnya ke perairan pesisir laut. Secara global diperkirakan setiap tahun lebih dari
300 ton merkuri menguap ke udara, 700 ton mencemari sungai, danau dan tanah, dan
100-150 ton diantaranya terjadi di Indonesia (Speigel, et al., 2010).
Kawasan pesisir dan pantai memiliki konsentrasi merkuri jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan laut terbuka. Pesisir pantai dan muara yang belum tercemar
mengandung kurang lebih 20 ng/L merkuri. Bertambahnya kedalaman akan makin
meningkatnya konsentrasi elemen merkuri organik Konsentrasi merkuri yang
berasosiasi dengan sedimen dalam air sungai dan estuari kurang lebih 12 μg/L.
Sedimen lautan dan estuaria yang belum tercemar mengandung kurang lebih 0,2 μg/g
merkuri atau bahkan kurang (Neff 2002).
Merkuri memiliki sifat yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh
organisme air, karena itu kehadirannya di lingkungan perairan telah lama dikenal
sebagai pencemar yang sangat berbahaya, bukan saja pada manusia tetapi juga pada
biota air dan ekosistem perairan. Pencemaran merkuri memiliki pengaruh besar
Page 12
12
terhadap ekosistem setempat disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen,
kelarutannya yang rendah dalam air sehingga mudah diserap dan terakumulasi dalam
jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun
biomagnifikasi melalui rantai makanan.
Kegiatan penambangan emas secara tradisional oleh rakyat tidak saja
mengakibatkan kerusakan pada areal pertambangan tetapi memberi dampak
pencemaran lingkungan yang luas. Daerah aliran sungai menjadi sumberdaya alam
berupa ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik menggunakan
air permukaan dan air tanah untuk mandi, cuci maupun untuk konsumsi. Aliran air
sungai dari hulu hingga perairan pesisir yang tercemar limbah merkuri, selain
digunakan sebagai habitat biota air dan hewan lainnya digunakan juga oleh
masyarakat.
B. Dampak Pencemaran Merkuri Pada Biota
Limbah proses pengolahan bijih emas yang mengandung merkuri dibuang ke
badan air sehingga mencemari perairan hingga pesisir. Merkuri yang digunakan
dalam proses pengolahan emas sebagian besar akan hilang ke atmosfir dalam bentuk
Hg(O), tetapi sekitar 20% tersimpan dalan limbah tanah dan batuan (tailing) dari
proses pertambangan. Di dalam tanah Hg(O) teroksidasi menjadi Hg(II) dan
mengikuti reaksi kimia tanah sehingga menjadi bentuk yang tersedia dan mudah
diserap oleh tanaman dan masuk dalam rantai makanan. Proses dekomposisi bakteri
aerobik dan anaerobik membantu merkuri dalam sedimen berubah menjadi metil
merkuri (EPA, 1997).
Monometil-merkuri disingkat metill merkuri terdiri dari metil ( CH3-) yang
terikat atom merkuri, rumus kimianya adalah CH3Hg+ (kadang-kadang ditulis
sebagai MeHg+)
. Ion metil merkuri larut dalam air, dan bersifat toksik. Senyawa
organik ini akan terserap oleh jasad renik perairan, menimbulkan dampak biologis
sehingga mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya hayati
perairan. Bila jasad renik ini masuk ke mata rantai makanan ikan, kepiting, kerang
Page 13
13
maka akan terjadi bioakumulasi dalam tubuh biota air tersebut (Kambey et al., 2001;
Limbong et al., 2003; Widhiyatna, 2005). Seiring dengan sistem rantai makanan pada
burung-burung di perairan pesisir, maka terjadi bioakumulasi merkuri pada tubuh
burung-burung perairan yang memakan biota air.
Merkuri dalam jumlah kecil dalam air laut diserap oleh alga (umumnya
sebagai methylmercury). Di ekosistem perairan seperti kawasan pesisir, bioakumulasi
dan hasil biokonsentrasi di dalam jaringan adiposa organisme air pada tingkat trofik
berturut-turut adalah: zooplankton, nekton kecil, ikan, kemudian organsime lebih
besar yang makan ikan ini juga mengkonsumsi semakin tinggi tingkat merkuri ikan
tersebut. Dalam proses ini tampak bahwa ikan predator seperti hiu atau burung
pemakan ikan berpeluang memiliki konsentrasi merkuri yang lebih tinggi dalam
jaringan tubuhnya daripada organisme yang dapat kontak langsung dengan perairan.
Kondisi ini memungkinkan lebih lamanya merkuri tersimpan dalam jaringan lemak
tubuh organisme predator dan adanya peningkatan daya racun merkuri (Croteau dkk,
2005.)
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar merkuri dalam
tubuh ikan dalam bentuk metil merkuri. Bahan kimia ini masuk ke tubuh ikan melalui
insang, lewat rantai makanan, dan dalam jumlah terbesar terdapat pada ikan-ikan
jenis carnivora. Burung memiliki organ hati yang berfungsi menyerap senyawa kimia
dan menyimpan cadangan energy bagi tubuh. Logam berat merkuri yang terkonsumsi
bersama makanan dan disebarkan ke seluruh tubuh dan sebagian disimpan sebagai
cadangan energi dalam organ hati (Moore et al, 1986).
Page 14
14
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penyebaran logam merkuri (Hg)
pada organ tubuh vertebrata kelas aves (burung).
B. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya data base adanya pencemaran
merkuri pada perairan dan terakumulasi pada biota, serta data base tentang spesies
burung yang telah terpapar logam merkuri (Hg). Data base ini diharapkan menjadi
bahan kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam mineral,
upaya melestarikan satwa, dan pemberdayaan masyarakat wilayah pesisir.
Page 15
15
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif. Lokasi penelitian di
kawasan pesisir Kecamatan Sumalata dan Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo
Utara. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan
pertimbangan bahwa di pesisir ini bermuara dua sungai besar yaitu sungai Buladu dan
sungai Ilangata. Kawasan hulu dan hilir kedua sungai ini digunakan sebagai area
penambangan emas secara tradisional yang dikelola oleh masyarakat dengan
menggunakan logam merkuri. Limbah penambangan emas berupa lumpur dan pasir
yang mengandung masih merkuri di alirkan ke saluran pembuangan hingga ke aliran
sungai dan bermuara di pesisir pantai. Survey penelitian hingga tahap analisis data
berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2013.
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi spesies (jenis) burung air yang menggunakan habitat perairan pesisir dimana
bermuara sungai Buladu (122031’20”E, 00
085’10” N) dan sungai Ilangata
(122046’00”E, 00
072’01”N). Spesies burung dan intensitasnya menggunakan habitat
perairan pesisir di lokasi penelitian dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan
masyarakat. Anggota masyarakat yang diwawancarai adalah warga yang bermukim
lama di pesisir yang mengenal nama lokal dari jenis-jenis burung yang mencari
makan di habitat perairan pesisir.
Untuk penelitian ini, spesies burung yang diambil disesuaikan dengan jenis
yang lebih banyak (populasi) ditemukan oleh masyarakat setempat. Setiap jenis
burung diambil masing-masing 2 ekor dalam usia burung dewasa. Organ tubuh
burung yang digunakan untuk analisis kandungan merkuri (Hg) terdiri dari: organ
ginjal, hati, dan jaringan otot dada. Penanganan awal organ sampel dan identifikasi
nama spesies burung sampel dilakukan di laboratorium Zoologi jurusan Biologi
Universitas Negeri Gorontalo. Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari wadah
penyimpanan bahan sampel sebelum dilakukan uji laboratorium, kertas label sampel,
Page 16
16
alkohol, aquadest, cool box, dissecting set, dan kunci identifikasi burung. Sampel
organ ginjal, hati dan jaringan otot dada burung selanjutnya dikirim ke Laboratorium
Balai Riset Standardisasi Industri di Manado untuk analisis kadar kandungan merkuri.
Analisis laboratorium ini menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion
Spectrofotometric)
Data sekunder yang diperlukan berupa peta wilayah yang mencakup kegiatan
pengolahan pertambangan emas oleh rakyat, data area pembuangan limbah hingga
habitat perairan dimana terkonsentrasi jenis-jenis burung air. Data ini diperoleh dari
hasil penelusuran dokumen dari instansi terkait lingkungan hidup di daerah terutama
dokumen status lingkungan hidup daerah (SLHD) dari kawasan yang menjadi lokasi
penelitian.
Page 17
17
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pertambangan rakyat dan limbah merkuri
Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo secara topografi merupakan
daerah datar antara 0 – 2000 m diatas permukaan laut, kemiringan lereng meliputi
46% dari luas wilayah daratan yang dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan kecil.
Daerah ini memiliki luas wilayah 1.777,03 Km2 atau 177.703 Ha, panjang garis
pantai 198 km di pesisir laut Sulawesi.
Kawasan pertambangan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari
wilayah usaha pertambangan batuan/galian C dan wilayah pertambangan mineral
logam (emas). Potensi pertambangan dan energi terdiri dari potensi emas seluas
14.800 Ha yang tersebar di Kecamatan Sumalata 8,500 Ha, Kec. Atinggola 5.000 Ha,
Granit seluas 1.000 Ha terdapat di Kecamatan Kwandang dan Sumalata, Slag pasir
besi 300 Ha berada di Kecamatan Sumalata. Kawasan pertambangan di wilayah
Kabupaten Gorontalo Utara ditunjukkan pada peta dalam Lampiran 1.
Sungai Buladu merupakan sungai besar yang melintasi wilayah Kecamatan
Sumalata dan bermuara ke laut Sulawesi. Hasil pengamatan lapangan menunjukan
bahwa sungai ini telah mengalami sedimentasi akibat berbagai kegiatan di bagian
hulu seperti kegiatan peladangan, pemukiman di daerah sempadan sungai
menyebabkan peningkatan volume limbah domestik ke sungai melalui aliran
permukaan. Selain itu, di sekitar sempadan sungai Buladu terdapat kegiatan
pertambangan emas tanpa izin (PETI). Masyarakat penambang membuang limbah
pengelohan emas masuk ke badan sungai Buladu dan selanjutnya bermuara ke laut
Sulawesi.
Kegiatan pertambangan emas di daerah Buladu telah dimulai sejak
Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke 18. Aktivitas penambangan emas di
lokasi ini dibuka kembali oleh masyarakat setempat secara tradisional dengan cara
Page 18
18
mendulang endapan-endapan pasir dan batuan di sepanjang sungai Buladu.
Penambangan emas mulai dilakukan dengan menggunakan mekanisasi sederhana,
pembuatan lubang-lubang tambang baru dan meneruskan lubang-lubang tambang
bekas dilakukan oleh penduduk dengan menggunakan peralatan sederhana.
Pengolahan bijih emas hingga saat ini dilakukan dengan cara amalgamasi
menggunakan merkuri (Hg). Hingga tahun 2010 aktivitas penambangan emas
berkembang cukup pesat dengan jumlah penambang sebanyak lebih kurang 500
orang (SLHD Kab.Gorontalo Utara, 2010). Hasil pengamatan peneliti di pesisir
pantai sekitar muara sungai Buladu terdapat kegiatan pendulangan emas dan
penggalian pasir. Kegiatan penambangan ini dilakukan pada titik tertentu yang
mengandung mineral emas dengan cara membuat galian pasir di pesisir pantai.
Kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat setempat
terbagi ke dalam 4 lapangan yang sedang aktif dikerjakan dengan luas area 125 Ha.
Penggunaan air raksa (Hg) rata-rata untuk amalgamasi sebanyak 1 Kg air raksa untuk
120 Kg batuan. Banyaknya air raksa yang terbuang setiap bulannya adalah 30
Kg/bulan atau 360 Kg/tahun (SLHD Kab. Gorontalo Utara, 2010).
Kegiatan pertambangan emas telah menghasilkan limbah padat (tailing),
pembuangannya dilakukan dengan membuat kolam-kolam penampungan dengan
kedalaman sekitar 2 meter. Tailing ini kemudian dimasukkan kembali kedalam
karung dengan ukuran berat rata-rata 15 Kg/karung, dan diolah kembali (tahap II)
untuk mendapatkan bullion emasnya dengan cara amalgamasi pada gelundung yang
digerakkan oleh kincir air, selanjutnya tailing dari pengolahan tahap kedua tersebut di
dulang kembali di sungai Buladu untuk didapatkan merkurinya. Saat ini penanganan
tailing dari proses amalgamasi belum dilakukan secara benar, hal ini disebabkan
belum adanya kesadaran dari para penambang akan bahaya pencemaran tersebut, dan
belum digunakannya peralatan pengendali pencemaran merkuri.
Adanya logam merkuri yang mencemari perairan sungai Buladu dan pesisir
pantai menyebabkan biota laut di pesisir mengalami paparan logam merkuri ini. Jika
biota laut ini masuk pada jaring makanan (food web) dari berbagai jenis burung
Page 19
19
perairan maka tidak dapat dihindari tubuh burung air ini akan mengalami paparan
merkuri.
2. Deskripsi sebaran logam merkuri (hg) pada tubuh burung air pesisir
Dalam penelitian ini diperoleh empat species burung air yang lebih banyak
menggunakan habitat perairan kawasan pesisir di Kecamatan Sumalata dan Anggrek,
yaitu; (1) Butorides striatus, (2) Tringa melanoleuca, (3) Acitis hypleucos, dan (4)
Pluvialis squatarola. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua burung air
merupakan jenis burung pemangsa ikan dan invertebrata lain, ini berkaitan dengan
morfologi burung dan sumber daya makanan yang terdapat di kawasan pesisir ini.
Sebaran merkuri pada masing-masing organ burung sampel berdasarkan hasil
uji laboratorium dengan menggunakan metode AAS diringkas dalam Tabel 5.1
berikut:
Tabel 5.1. Ringkasan Hasil Uji Laboratorium Paparan Merkuri pada Organ
Tubuh Burung di Kawaasan Pesisir Kabupaten Gorontalo Utara
No Nama Spesies
Paparan Merkuri (ppm)
pada Organ Tubuh Burung Metode
Ginjal Hati Otot Dada
1 Butorides striatus 0.22 0.17 0.12 AAS*
2 Tringa melanoleuca 0.43 0.31 0.31 AAS
3 Actitis hypoleucos 0.19 0.18 0.10 AAS
4 Pluvialis squatarola 0.11 0.10 0.10 AAS
Ket: * Atomic Absorbtion Spectrofotometric
1) Butorides striatus
Spesies ini termasuk dalam famili Ardeidae dari genus Butorides, dikenal
sebagai Kokokan laut (Gorontalo: Tou). Burung ini memakan ikan, serangga, udang
di habitat pantai, muara dan tambak. Biasanya terbang mencari makan sendirian,
duduk dia di atas batu atau tanggul tepi air menunggu mangsa.
Page 20
20
Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada Butorides striatus diperoleh
merkuri pada organ ginjal 0.22 ppm, hati 0.17 ppm dan pada otot dada 0.12 ppm.
2) Tringa melanoleuca
Spesies ini dikenal sebagai burung trinil, termasuk dalam famili Scolopacidae
dan genus Tringa. Burung trinil merupakan jenis pemakan krustase, serangga dan
invertebrate yang hidup di perairan pesisir dan muara sungai. Hasil analisis merkuri
pada organ ginjal Tringa melanoleuca diperoleh 0.43ppm, hati 0.31ppm, dan otot
dada 0.31ppm.
3) Actitis hypoleucos
Spesies ini termasuk dalam famili Scolopacidae dari genus Actitis. Actitis
hypoleucos dikenal sebagai Trinil pantai, merupakan jenis burung pemakan krustase,
serangga dan invertebrata lain yang hidup di habitat pantai pasir, lumpur, sungai.
Hasil analisis merkuri pada organ ginjal Actitis hypoleucos diperoleh 0.19 ppm, hati
0.18 ppm, dan pada otot dada 0.10 ppm.
4) Pluvialis squatarola
Spesies burung ini dikenal sebagai Cerek besar termasuk dalam famili
Charadriidae dan genus Pluvialis. Merupakan jenis burung pemakan invertebrata di
habitat berlumpur dan pasir di daerah pasang surut. Biasanya mencari makan dalam
kelompok kecil. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, paparan merkuri pada organ
ginjal Pluvialis squatarola mencapai 0.11ppm, organ hati 0.10ppm dan pada otot
dada mencapai 0.10ppm.
B. Pembahasan
Di kawasan pesisir Kecamatan Sumalata dan Kecamatan Anggrek Kabupaten
Gorontalo Utata mengalir dua sungai besar, yaitu sungai Buladu dan sungai Ilangata.
Di kedua wilayah ini terdapat aktivitas penambangan emas (tanpa izin) yang dikelola
oleh rakyat. Kegiatan ini telah berlangsung lama, bahkan pada abad ke 18 di masa
pemerintahan Hindia Belanda daerah ini menjadi areal pertambangan emas, bukti
Page 21
21
sejarah daerah ini menjadi kawasan pertambangan antara lain adanya rongsokan rolly
pengangkut batu, kuali dan peralatan logam lainnya.
Penambangan emas tidak saja oleh masyarakat setempat tetapi juga oleh
pendatang. Pengambilan bijih emas pada mulanya dilakukan dengan membentuk
amalgama, dimana logam merkuri dicampur dengan bijih emas. Bentuk amalgama ini
kemudian dibakar untuk menguapkan atau melepaskan merkuri sehingga terpisah
butir-butir emas dari butir-butir batuan/partikel pasir. Dari kegiatan pengolahan emas
ini dihasilkan limbah berupa lumpur dan partikel pasir halus yang masih mengandung
logam merkuri, limbah ini kemudian dibuang melalui saluran air yang berhubungan
dengan aliran sungai Buladu dan sungai Ilangata yang bermuara di pesisir pantai
Utara Kabupaten Gorontalo Utara.
Endapan lumpur di aliran sungai dan pesisir pantai yang masih mengandung
ion Hg2+ dengan bantuan bakteri akan berubah menjadi dimetil merkuri (CH3)2Hg,
dan ion metil merkuri (CH3Hg+). Dimetil merkuri mudah menguap ke udara, dan
oleh faktor fisika di udara dapat menyatu dengan air (hujan) dan kembali ke air tanah,
ke badan sungai dan mengalir hingga ke pesisir . Metil merkuri mudah larut dalam air
dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air baik melalui proses bioakumulasi
maupun biomagnifikasi melalui rantai makanan. Metil merkuri dapat terakumulasi
melalui rangkaian plankton, ikan kecil, ikan besar, dan burung predator yang
mengakibatkan pembesaran konsentrasi (biomagnifikasi) hingga beberapa ratus kali
pada level trofik organisme puncak. Metil merkuri dalam tubuh ikan masuk melalui
ingsan dan lewat rantai makanan, dan dalam jumlah terbesar terdapat di ikan-ikan
karnivora (tersedia dalam http://www.mandailingonline.com)
Jenis-jenis burung Butorides striatus, Tringa melanoleuca, Actitis hypoleucos,
dan Pluvialis squatarola yang hidup dan mencari makan di kawasan pesisir Utara
Kabupaten Gorontalo Utara merupakan burung-burung predator. Makanan jenis
burung ini berupa ikan , serangga dan invertebrata lainnya di kawasan pesisir. Empat
jenis burung ini merupakan jumlah yang terbanyak hadir di kawasan pesisir, dan
mencari makan terutama pada saat air surut yang terjadi rata-rata dua kali dalam
Page 22
22
sehari. Sebagian besar burung di pesisir ini membuat sarangnya di pulau-pulau
terdekat dengan pantai Utara, antara lain pulau Raja.
Penggunaan habitat di kawasan pesisir oleh keempat jenis burung air ini telah
menyebabkan paparan logam merkuri dalam tubuhnya. Jenis Tringa sp. (Trinil)
merupakan jenis yang terpapar merkuri lebih tinggi dalam organ ginjal. Dalam organ
ginjal jenis Tringa melanoleuca lebih tinggi paparan merkuri (0.43ppm) kemudian
jenis Butorides striatus sebesar 0.22 ppm, menyusul Actitis hypoleucos sebesar 0.19
ppm, dan Pluvialis squatarola mencapai 0.11ppm. Dalam organ hati, paparan
merkuri terbesar masih pada jenis burung Trinil, organ hati Tringa melanoleuca
sebesar 0.31ppm, kemudian Actitis hypoleucos sebesar 0.18ppm, menyusul organ hati
pada Butorides striatus sebesar 0.17 ppm Pluvialis squatarola sebesar 0.10ppm.
Merkuri juga terpapar pada jaringan otot dada burung, burung Trinil (Tringa
melanoleuca) masih menempati urutan teratas dengan paparan merkuri pada otot
dada sebesar 0.31ppm, Butorides striatus sebesar 0.12ppm, kemudian jenis-jenis
Actitis hypoleucos dan Pluvialis squatarola terpapar merkuri pada otot dada masing-
masing sebesar 0.10ppm.
Paparan merkuri pada organ ginjal, hati dan otot dada pada empat jenis
burung yang mengunakan habitat pesisir Utara Kabupaten Gorontalo Utara ini
menunjukkan adanya rantai makanan jenis burung-burung air yang terpapar logam
merkuri. Burung-burung pemakan ikan dan invertebrata lainnya seperti Butorides
striatus, Tringa melanoleuca, Actitis hypoleucos dan Pluvialis squatarola
mengakumulasi merkuri (bioakumulasi), dan sebagai predator di ekosistem pesisir
jenis-jenis burung ini merupakan biomagnifikasi di tingkat trofik (rantai makanan).
Posisi pada tingkat trofik ini memungkinkan keempat jenis burung ini
mengakumulasi logam merkuri lebih tinggi.
Metil merkuri bersifat lipofilik (zat larut dalam lemak), tidak dapat
diencerkan, rusak, atau diekskresikan dalam urin, media berbasis air. Apabila
organisme yang mengkonsumsi metil merkuri kekurangan enzim untuk menurunkan
kadar merkuri maka metil merkuri ini akan terakumulasi dalam jaringan lemak
Page 23
23
organisme bersangkutan. Bila organisme ini kemudian dimangsa oleh predator, maka
lemak diserap dalam usus dan terakumulasi dalam jaringan lemak predator. Pada
setiap tingkat rantai makananterjadi kehilangan energi, karena itu predator harus
mengkonsumsi lebih banyak mangsa dalam arti mengkonsumsi zat lipofilik (lemak)
dari mangsanya.
Croteau dkk (2005) menjelaskan, bioakumulasi dan biokonsentrasi
penumpukan metil merkuri di dalam jaringan adiposa tingkat trofik berturut-turut:
zooplankton, nekton kecil, invertebrata lain, ikan, burung predator dan hewan yang
lebih besar yang makan ikan ini juga mengkonsumsi merkuri semakin tinggi. Proses
ini menjelaskan mengapa ikan predator seperti hiu atau burung predator lainnya
memiliki konsentrasi merkuri yang lebih tinggi, misalnya, ikan mengandung merkuri
sekitar 0,01 ppm sementara ikan hiu mengandung merkuri lebih besar dari 1 ppm
(EPA,1997).
Page 24
24
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan selanjutnya dari hasil penelitian ini yakni melakukan
tindaklanjut berupa publikasi terhadap hasil penelitian yang telah diperoleh serta
melakukan penelitian lanjutan yang didasarkan dari hasil penelitian saat ini dengan
membuat model akumulasi logam merkuri (Hg) berdasarkan rantai makanan di
kawasan penelitian.
Adapun data dasar untuk tahapan (II) selanjutnya yakni hasil penelitian tahap
1 (hibah fundamental) tahun 2013 berupa; spesies burung air yang
terpapar/terkontaminasi merkuri (Hg), spesies biota yang menjadi makanan dari
burung air dan kandungan merkuri (Hg) dalam tubuh biota tersebut, kandungan
merkuri (Hg) air sungai dan di sepanjang kawasan/lokasi kajian, karakteristik
kawasan (kondisi/faktor lingkungan), dan fluktuasi populasi biota yang terdapat di
lokasi kajian terutama golongan aves (burung). Dari hasil tahapan II ini akan
dirumuskan pula rekomendasi penanggulangan dampak akumulasi merkuri tersebut
berdasarkan model yang telah diperoleh.
Page 25
25
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Pertambangan emas oleh rakyat (tanpa izin) telah menggunakan merkuri (Hg)
dalam proses amalgamasi dan menghasilkan limbah padat (tailing) yang
mengandung merkuri. Limbah ini kemudian dialirkan ke perairan sungai yang
bermuara di kawasan pesisir pantai Utara Kabupaten Gorontalo Utara;
b. Limbah merkuri yang mencemari perairan sungai dan kawasan pesisir pantai
menyebabkan biota perairan mengalami paparan merkuri. Biota ini merupakan
organisme yang termasuk dalam jaring makanan (food web) dari berbagai jenis
burung air, karena itu tidak dapat dihindari jika dalam organ tubuh burung
terakumulasi logam merkuri;
c. Penelitian ini menemukan empat species burung air yang mengakumulasi logam
merkuri dari limbah pertambangan rakyat di kawasan pesisir Utara Kabupaten
Gorontalo Utara, yaitu; (1) Butorides striatus, (2) Tringa melanoleuca, (3) Acitis
hypleucos, dan (4) Pluvialis squatarola. Semua burung air ini merupakan jenis
pemangsa ikan dan invertebrata lain di kawasan pesisir ini;
d. Paparan merkuri pada organ ginjal, hati dan otot dada pada empat jenis burung
menunjukkan adanya rantai makanan jenis burung-burung air yang telah terpapar
logam merkuri. Organisme burung ini telah mengakumulasi merkuri
(bioakumulator), dan pada tingkat trofik sebagai predator di ekosistem pesisir
jenis-jenis burung ini merupakan biomagnifikasi. Posisi pada tingkat trofik ini
memungkinkan keempat jenis burung ini mengakumulasi logam merkuri lebih
tinggi.
Page 26
26
B.Saran
a. Pengambilan jenis burung harus memperhatikan pula status konservasi jenis
burung sampel, selain itu
b. Hasil penelitian menjadi data base pencemaran logam berat khususnya merkuri di
perairan sungai dan muara akibat aktivitas pertambangan emas yang tidak
terkendali.
c. Data base ini menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilan kebijakan
pengelolaan susmberdaya mineral dan perlindungan satwa dan lingkungan hidup
secara komprehensif.
d. Penelitian ini dapat dikembangkan dalam model biomagnifikasi logam merkuri
pada tingkat trofik di ekosistem pesisir.
Page 27
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2011. Bahaya Penggunaan Merkuri Oleh Penambangan Liar Terhadap
Lingkungan Dan Kesehatan. http://www.mandailingonline.com/wp.content/
uploads/2011/06/mercury.jpg.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gorontalo Utara. 2011. Studi Kandungan
Merkuri DalamDarah Masyarakat Penambang Di Desa Buladu Kecamatan
Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. Gorontalo Utara: BLH
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gorontalo Utara. 2010. Status Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2010. Gorontalo Utara:
BLH
Baker, R. F., P.J. Blanchfield, M.J. Paterson, R.J. Flett, & L. Wesson. 2004.
Evaluation of nonlethal methods for the analysis of mercury in fish tissue.
Transac. Am. Fish. Soc.133: 568-576.
Croteau, M., S. N. Luoma, dan Stewart R A.. 2005. Metal trofic transfer on fresh
water food web: Biomagnification of cadmium. J. Limnol. Oceanogr. 50 (5):
1511-1519.
EPA (U. S. - Environmental Protection Agency). 1997. Study of Mercury; report for
Congres. Vol. IV: An Evaluation of Magnification of Mercury in US. EPA-
452/R-97-006. US.
Halstead, B.W. 1972. Toxicity of marine organisms caused by polutanst in marine
polutanst and sea life. FAO. Fising New (Book) Ltd Sureey England. 584-594.
Kambey, J.L., A.P. Farrel, & L.I. Bendell-Young. 2001. Influence of illegal gold
mining on mercury levels in fish of Nort Sulawesi’s Minahasa Peninsula
(Indonesia). Environ.Pollution J. 114: 299-302.
Limbong D., J. Kumampung, J. Rimper,T. Aria and N. Miyasaki. 2003. Emission and
environmental implications of mercury from artisanal gold mining in North
Sulawesi, Indonesia. Science of Total Enviroment J. 302: 227-236.
Moore, S.J., J.D. Norris, & I.K. Ho. 1986. The efficacy of ketoglutaric acid in the
antagonism of cyanide intoxication. Toxicol Appl Pharmacol. J. 82: 40-44.
Page 28
28
Ogola, J.S., W. V. Mitulla, & M.A. Omulo, 2002. Impact of gold mining on the
invironment and human health. Environmental Geochemistry and Health J. 24:
141-158.
Speigel, S.J., et al., 2010. International Guidelines on Mercury Management in Small-
scale Gold Mining: Identyfing Strategies to Manage Environmental Risks in
Southern Equador. Journal of Cleaner Production, 1-9.
UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementerian
Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta.
WHO. 2004. Hydrogen cyanide and cyanides : Human health aspects; Conicies
Internatonal Chemical Assesment dokumen 61. Geneva.
Page 29
29
Lampiran 1. Peta Aliran Sungai Kabupaten Gorontalo Utara
Page 30
30
Lampiran 2. Peta Potensi Pertambangan Kabupaten Gorontalo Utara
Page 31
31
Lampiran 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Penelitian
Page 32
32
Lampiran 4. Hasil Analisis Laboratorium Paparan Merkuri pada Organ Sampel
Burung
Page 33
33
Lampiran 5: Hasil Identifikasi Jenis Burung Sampel
No Nama
Foto Lokal Ilmiah
1. Kokokan Laut
(Gorontalo;
Tou)
Ordo Ciconiiformes
Famili : Ardeidae
Spesies : Butorides
striatus
2. Spesies 1 Famili :
Scolopacidae
Species : Tringa
melanoleuca
Sumber : Sutton, dkk .2010, A photogrhaphic guide to the birds of jamaica Sinclair, dkk. A photographic guide to the birds of the indian ocean islands Anonim : http://avibase.bsc-eoc.org/
Page 34
34
3. Kokokan Laut
(Gorontalo;
Tou)
Ordo Ciconiiformes
Famili : Ardeidae
Spesies : Butorides
striatus
4. Kokokan Laut
(Gorontalo;
Tou)
Ordo Ciconiiformes
Famili : Ardeidae
Spesies : Butorides
striatus
5. Trinil pantai Ordo :
Charadriiformes
Famili :
Scolopacidae
Spesies : Acitis
hypleucos
Page 35
35
6. Cerek besar Famili
:Charadriidae
Species :Pluvialis
squatarola
Sumber : Sutton, dkk .2010, A photogrhaphic guide to the birds of jamaica Sinclair, dkk. A photographic guide to the birds of the indian ocean islands Anonim : http://avibase.bsc-eoc.org/
7. Trinil pantai Ordo :
Charadriiformes
Famili :
Scolopacidae
Spesies : Acitis
hypleucos
Page 36
36
Lampiran 6. Personalia tenaga peneliti beserta kualifikasinya
Biodata Ketua Tim Peneliti/Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. Ramli Utina, M.Pd
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Guru Besar Bidang Ekologi dan Lingkungan Hidup
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19550408 198111 1 001
5 NIDN 0004085507
6 Tempat dan Tanggal Lahir Gorontalo, 8 April 1955
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 081328432839
9 Alamat Kantor Jurusan Biologi, FMIPA Univ.Negeri Gorontalo,
Jln Jend.Sudirman No. 6 Kota Gorontalo-96128
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan (5 thn
terakhir)
135 sarjana (S 1 Biologi);
63 magister (S2 PKLH/Biologi)
12 Mata Kuliah yg Diampu Ekologi (S1); Biologi Umum (S1), Pengetahuan
Lingkungan (S1), Ekologi Hewan (S2 ); Ekologi Umum
(S2);)
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Sam
Ratulangi
IKIP Negeri Jakarta Universitas Negeri
Jakarta
Bidang Ilmu Biologi Pend.Kependudukan
dan Lingkungan Hidup
Pend. Kependudukan
dan Lingkungan Hidup
Tahun Masuk-Lulus 1983 - 1985 1995 - 1998 1999 - 2004
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Pengaruh Gizi
Terhadap Prestasi
Anak Usia Sekolah
di SDN Oluhuta
Kabupaten Gorontalo
Indeks Mutu Hidup
Masyarakat Pesisir di
Kabupaten Gorontalo
Pengaruh Pendekatan
Penyuluhan Konservasi
dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Pengetahuan
Masyarakat Pesisir
tentang Konservasi
Sumberdaya Alam
Pesisir di Kecamatan
Kwandang dan Kec.
Marisa,Kab. Gorontalo.
Nama
Pembimbing/Promotor
Dra. W. Kalalo; Drs.
S.A. Lawalata
Prof. DR. I Made
Putrawan; Prof. DR.
Lysna Lubis.
Prof. DR. I Made
Putrawan; Dr. Hasballah
M. Saad
Page 37
37
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml
(Juta Rp) 1.1 2007 Kajian Revisi Garis Batas Taman Nasional
Bogani Nani Wartabone.
Bappeda Prov.
Gorontalo
250.000.000
2.2 2008 Pemantapan Kawasan Hutan Taman
Nasional Bogani- Nani Wartabone Untuk
Pemanfaatan SDA Bagi Kesejahteraan
Masyarakat
Bappeda Prov.
Gorontalo
300.000.000
3.3 2009 Hemostasis dan Profil Darah Mencit (Mus
musculus) Jantan yang Diberi Infus Sarang
Semut (Myrmecodia pendans).
Program I-
MHERE
Jurusan
Biologi
30.000.000
4.4 2010 Kadar Kholesterol Total, Kholesterol LDL
dan HDL Rattus norvegicus I
Hiperkholesteromia yang diberi Ekstrak
Sarang Semut (Myrmecodia pendans).
Program I-
MHERE
Jurusan
Biologi
30.000.000
5.5 2012 Struktur dan Komposisi Mangrove Asosiasi
di Kawasan Pesisir Utara dan Pesisiri
Selatan Gorontalo.
Program I-
MHERE
Jurusan
Biologi
30.000.000
6 2012 Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin
dan Tumbuhan Obat di Indonesia Berbasis
Komunitas Etnis di Provinsi Gorontalo
Balitbangkes
Kemenkes RI
375.000.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml
(Juta Rp) 1. 2007 Konservasi Lingkungan Hidup Berbasis
Lokal: Intermediate Training HMI se
Indonesia bagian Utara
HMI Gorontalo
2. 2007 Pengelolaan Tata Ruang Dalam Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup, Mind
Setting Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Diklat Pengelola, Pengawas dan Mind Setting
Pengelola Lingkungan Hidup, Balihristi
Provinsi Gorontalo
Balihristi Prov.
Gorontalo
3. 2007 Konservasi Sumberdaya Alam Berbasis
Lokal: Musyawarah Ikatan Himpunan
Mahasiswa Biologi Wilayah Sulawesi di
HIMABI UNG
Page 38
38
Gorontalo
2011 Lingkungan Hidup dan Pariwisata:
Pembekalan Pemilihan Putri Pariwisata
Provinsi Gorontalo 2011
Dinas Pariwisata
Prov.Gorontalo
500.000
2010 Pemateri bidang Ekologi pada Diklat
UASBN Guru IPA Sekolah Dasar Provinsi
Gorontalo
Dinas Dikpora
Prov.Gorontalo
250.000
2012 Lingkungan Hidup dan Pariwisata:
Pembekalan Finalis Pemilihan Putri
Pariwisata Provinsi Gorontalo 2012
Dinas Pariwisata
Prov.Gorontalo
500.000
2012 Tipologi Ekosistem dan Kerawanannya:
Pelatihan Penilai AMDAL, kerjasama PSL
UNG, BALIHRISTI Prov. Gorontalo, dan
PPLH-UNHAS
Lemlit UNG-
Balihristi
Prov.Gorontalo
2013 Pengelolaan Ekosistem Pesisir Dan
Pelestarian Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Suku Bajo Melalui Pengembangan
Kelompok Sadar Lingkungan (KSL) Dan
Pembuatan Laboratorium Alam.
KKNPPM,
DP2M Dikti
90.000.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI
maupun dari sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
No./Tahun 1 Strategi Pendidikan Konservasi Ekosistem Laut dan
Pesisir
Matsains Vol 1/139-15-
/2007
2 Bapongka Dalam Komunitas Bajo: Studi Nilai-nilai
Pendidikan Konservasi Ekosistem Laut dan Pesisir
Matsains Vol 1/11-
26/2008
3 Global Warming; Impact and Its Minimizing Solutions Saintek Vol 3/311
322/2009
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Seminar Nasional dan Konferensi ke
19 Badan Kerjasama Pusat Studi
Lingkungan Indonesia (BKPSL)
Persepsi Masyarakat terhadap Potensi
Mineral di Area Konservasi Taman
Nasional Bogani- Nani Wartabone,
Gorontalo
2008,
Unsrat
Manado
2 Seminar Nasional dan Konferensi ke
20 Badan Kerjasama Pusat Studi
Lingkungan Indonesia (BKPSL)
Strategi Pendidikan Konservasi
Sumberdaya Alam Pesisir (Persfektif
masyarakat Taman Nasional Bogani-
Nani Wartabone) )
2010,
Universitas
Riau.
Page 39
39
3 Scientific Seminar, co-operation
between Ehime University Japan and
Gorontalo State University
The Global Warming: challenges for
teacher
2010,
Gorontalo
State
University
4 Seminar Nasional Jalur Hijau
Daerah Pesisir Mangrove di Teluk
Tomini
Strategi Konservasi Ekosistem
Mangrove di Teluk Tomini Gorontalo
2010,
Universitas
Negeri
Gorontralo
5 Seminar Ilmiah
Universitas Negeri Gorontalo
Pemanasan Global 2010,
Universitas
Negeri
Gorontalo
6 Seminar Ilmiah
Universitas Negeri Gorontalo Ekosistem dan Gelombang Tsunami
2011,
FMIPA
UNG
7 Seminar Nasional dan Konferensi ke
21 Badan Kerjasama Pusat Studi
Lingkungan Indonesia (BKPSL)
Kecerdasan Ekologis Dalam Kearifan
Lokal Masyarakat Bajo Desa Torosiaje
Provinsi Gorontalo.
2012,
Universitas
Mataram
8 Seminar Nasional dan Kongres
IKAHIMBI se Sulawesi, 2013
Peran Pendidikan Dalam Pelestarian
Sumberdaya Alam
2013,
Universitas
Negeri
Gorontalo
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1 Pendidikan Lingkungan Hidup dan Konservasi
Sumberdaya Alam Pesisir (ISBN: 978-979-179-79-
13)
2007 129 UNG Press
2 Ekologi dan Lingkungan Hidup (ISBN; 978-979-
`1340-13-7)
2008 257 UNG Press
H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyara
kat
1 Status Lingkungan Hidup Daerah Prov. Gorontalo
tahun 2009
2009 Provinsi
Gorontalo
Baik
2 Penyusunan Pola Siaran RRI Gorontalo Tahun 2012 2011 LPP-RRI
Gorontalo
Baik
3 Revitalisasi LPP RRI Melalui Pemantapan
Kelembagaan Dan Implementasi Bagian Anggaran
Tersendiri
2012 LPP-RRI
seluruh
Indonesia
Page 40
40
I. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
NNo Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Satyalancana Karya Satya 30 Tahun Pemerintah RI 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Hibah Penelitian
Fundamental.
Gorontalo, Oktober 2013
Ketua Tim,
(Prof. Dr. Ramli Utina, M.Pd)
Page 41
41
Biodata Anggota Tim Peneliti/Pelaksana
A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Abubakar Sidik Katili, S.Pd, M.Sc
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197906172003121003
5 NIDN 0017067905
6 Tempat dan Tanggal Lahir Gorontalo, 17 – 06 – 1979
7 E-mail [email protected]
[email protected]
[email protected]
8 Nomor Telepon/HP 0435828327/085240280650
9 Alamat Kantor Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo
10 Nomor Telepon/Faks (0435) 821125, 825754
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 35 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
12 Mata Kuliah yg Diampu 1. Ekologi
2. Biodiversitas dan Konservasi
3. Biostatistika
4. Zoologi Invertebrata
4. Zoologi Vertebrata
5. Manajemen Lingkungan
6. Kesehatan Lingkungan Pesisir dan Pantai
7. Ilmu Alamiah Dasar
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi IKIP Neg. Gorontalo UGM - Yogyakarta
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Ilmu Biologi - Ekologi
Tahun Masuk-Lulus 1998 - 2003 2006 - 2009
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh Ekstrak rimpang
kunyit (Curcuma domestica)
terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli
Struktur komunitas dan
pola zonasi mangrove
serta hubungannya
sebagai sumber daya
hayati pesisir
Di wilayah Kwandang
Provinsi Gorontalo
Nama Pembimbing/Promotor Dra. Lintje Boekoesoe,
M.Kes
Drs. Junan Paris, M.Pd
Prof. DR. Retno Peny
Sancayaningsih, M.Sc
Page 42
42
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta
Rp)
1. 2009 Struktur Vegetasi Mangrove di
Kecamatan Kwandang Kabupaten
Gorontalo Utara
PNBP - UNG Rp.
6.000.000
2. 2010 Struktur Komunitas Echinodermata
Pada Zona Intertidal Di
Kawasan Pantai Selatan dan Pantai
Utara Gorontalo
IM-HERE Rp.
30.000.000
3. 2011 Persepsi masyarakat terhadap
pelestarian Cagar alam panua sebagai
kawasan konservasi
IM-HERE Rp.
30.000.000
4. 2012 Komposisi dan Struktur Vegetasi
Tumbuhan Mangrove Asosiasi Di
Kawasan Pesisir Kwandang Kabupaten
Gorontalo Utara Dan Kawasan Pesisir
Mananggu
IM-HERE Rp.
30.000.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1. 2010
AMDAL, Rencana pembangunan
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit
PT. Wira Sawit Mandiri Kab.
Pohuwato, Provinsi Gorontalo,
(Komponen Biologi).
PT. Wira Sawit
Mandiri
Rp.
500.000.000
2. 2011 Pembekalan Program Sarjana
Penggerak Pembangunan Pedesaan
(PSP-3)
Kemenpora –
R.I
Rp.
3. 2011 Tim Ahli Risert Kondisi Ekologi-
Lingkungan Mangrove & Pemodelan
Wilayah Pesisir Kabupaten Bolang
Mondow Utara, Propinsi Sulawesi Utara.
Pemda
Kabupaten
Bolang
Mondow Utara,
Propinsi
Sulawesi Utara.
Rp.
300.000.000
4. 2012 Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Bantaran Sungai Bulango Terhadap
Dampak Pencemaran Akibat Pertambangan
Terhadap Kesehatan Manusia Dan
Lingkungan
BAPPEDAS –
Kab. Bone
Bolango
Rp. 1.000.000
Page 43
43
5. 2012 Studi Kelayakan Rencana Pembangunan
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit PT.
Umekah Makmur, di Kabupaten Gorontalo
Utara, Provinsi Gorontalo.
PT. Umekah
Makmur
Rp. 300.000.000
6. 2012 AMDAL Terpadu Pembangunan Pltu
Molotabu 2 X 10 MW, Jaringan Transmisi
150 Kv, Dan Jetyy PT. Tenaga Listrik
Gorontalo (Komponen Biologi) Provinsi
Gorontalo.
PT. Tenaga Listrik
Gorontalo
Rp. 500.000.000
7. 2012 Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan rencana pembangunan
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit
PT. Agro Artha Surya (Komponen
Biologi), di Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo.
PT. Agro Artha
Surya
Rp. 500.000.000
8. 2012 Studi Kelayakan Komponen Hidrologi
PT. Gorontalo Minerals, di Kabupaten
Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
PT. Gorontalo
Minerals
Rp. 500.000.000
9. 2013 Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan rencana pembangunan
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit
PT. Swadaya Gemilang Indonesia Jaya (Komponen Biologi), di Kabupaten
Boalemo Provinsi Gorontalo
PT. Swadaya
Gemilang
Indonesia Jaya
Rp. 500.000.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI
maupun dari sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/
Tahun
1. Penurunan Jasa (Servis) Ekosistem sebagai
pemicu meningkatnya perubahan iklim global
Jurnal Ilmiah Forum
Mahasiswa
Pascasarjana Gorontalo
(PMPG) Yogyakarta
“Pelangi Ilmu “
Vol.1 No.
Mei 2008
2. Energi pada organisme prokariotik
(ATP/Adenosin Tri Fosfat)
Jurnal Ilmiah Forum
Mahasiswa
Pascasarjana
Gorontalo (PMPG)
Yogyakarta “Pelangi
Ilmu “
Vol.1 No.
02
Januari/2
009
3. Kebijakan pemanfaatan dan pengawasan dalam
pengelolaan sumber daya alam
Jurnal Ilmiah Jurusan Hukum &
Vol. 2
No. 01
Page 44
44
Kemasyarakatan
UNG “Legalitas” Februari/
2009
4. Struktur Vegetasi Mangrove Di Kecamatan
Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara
Jurnal Ilmiah Forum
Mahasiswa
Pascasarjana
Gorontalo (PMPG)
Yogyakarta “Pelangi
Ilmu “
Vol. 2
No. 06
Septembe
r/2009
5. Aspek Hukum Restorasi Ekosistem Jurnal Ilmiah Jurusan Hukum &
Kemasyarakatan
UNG “Legalitas”
Vol. 3
No. 01
Febuari
2010
6. Struktur Komunitas Echinodermata Pada Zona
Intertidal di Gorontalo
Jurnal Ilmiah Lembaga
Penelitian – UNG
“Penelitian dan
Pendidikan” Universitas Negeri Gorontalo
Vol. 8
No. 01
Maret/20
11
7. Peranan aspek sosial ekonomi hutan mangrove
dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir
Jurnal Ilmiah
Lembaga Penelitian
– UNG “Sainstek”
Vol. 6
No. 02
Juli/2011
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu
dan
Tempat
-- -- -- --
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
-- -- -- -- --
H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor
P/ID
-- -- -- -- --
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyara
Page 45
45
kat
-- -- -- -- --
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
-- -- -- --
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Hibah Penelitian
Fundamental.
Gorontalo, September 2013
Anggota Tim Peneliti,
(Abubakar Sidik katili, S.Pd, M.Sc)