Top Banner
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan unit III dengan judul “Darah II” disusun oleh : Nama : Syarif Hidayat A. Nim : 071 404 092 Kelas/Kelompok : B/VII setelah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima. Makassar, April 2009 Koordinator asisten Asisten Sitti Zainab Aso Ki’ Lekso Nim: 051404083 Nim: 061404001 Mengetahui Dosen Penanggung Jawab
34

Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Aug 04, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan unit III dengan judul “Darah II”

disusun oleh :

Nama : Syarif Hidayat A.

Nim : 071 404 092

Kelas/Kelompok : B/VII

setelah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, April 2009

Koordinator asisten Asisten

Sitti Zainab Aso Ki’ Lekso Nim: 051404083 Nim: 061404001

MengetahuiDosen Penanggung Jawab

Drs. Adnan, M.SNIP: 131 722 271

Page 2: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki fungsi tertentu yang dimiliki oleh setiap organ

tubuhnya. Ilmu fisiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi adalah

ilmu yang membahas tentang fungsi dari alat-alat atau organ tubuh. Termasuk ke

dalamnya fungsi sel, molekul, dan zat-zat yang terkandung di dalamnya sehingga

dapat mempengaruhi kerja suatu individu. Terkait dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka ilmu fisiologi ini tidak dapat dipisahkan

dari cabang-cabang ilmu lainnya seperti morfologi, anatomi dan sebagainya. Hal ini

disebaban ilmu fisiologi juga memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan.

Untuk mengetahui fungsi dari suatu alat atau organ tubuh, harus diketahui

terlebih dahulu tentang segala macam proses yang terjadi dalam organ tubuh tersebut.

Fisiologi dari sebuah organ misalnya jantung dapat diketahui jika sebelumnya kita

mengetahui bahwa jantung merupakan organ yang fungsinya memompakan darh ke

seluruh bagian tubuh organisme. Proses yang terjadi dalam tubuh merupakan proses

kimia dan fisika yang sangat kompleks. Karena itu diperlukan juga adanya

keseimbangan antara prinsip ilmu kimia, fisika dan biologi yang masing-masing

bergerak dalam bidang science. Jika salah satu dari prinsip ilmu ini tidak diketahui,

maka prinsip dari ilmu fisiologi itu pun akan tergannggu.

Darah mengalir di dalam pembuluh darah menuju jantung melalui pembuluh

vena dan meninggalkan jantung melalui pembuluh arteri. Di dalam arteri darah

mengalir dengan cepat. Jumlah darah dapat dihitung dengan menggunakan

hemasitometer. Berdasarkan pada uraian di atas maka kami akan melakukan

praktikum. Pada praktikum ini akan di amati tentang darah manusia, yakni

pengidentifikasian golongan darah, terbentuknya fibrin serta hemolisa dan krenasi.

Page 3: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

B. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mempelajari cara mengidentifikasi golongan darah pada manusia.

2. Mengamati terbentukya fibrin pada darah.

3. Mengamati proses hemolisa dan krenasi pada sel darah pada larutan NaCl

0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1 %

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa

akan lebih memahami tentang fisiologi hewan khususnya pada fungsi dan struktur

darah sebagai media transport dalam tubuh.

Page 4: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang

berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan

tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali

dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti

darah. Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat

dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea

berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh.

Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa

metabolisme (Anonim I, 2009).

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir

dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung

menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan

menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke

jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh

saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui

pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena

cava superior dan vena cava inferior (AnonimII, 2009).

Darah membawa hasil produk akhir dari pencernaan ke seluruh sel tubuh dan

membawa O2 dan CO2 dari sel ke sel-sel jaringan. Pada hewan multiseluler system

sirkulasi ini selalu dijumpai, kecuali pada hewan bersel satu. Pada insecta dan

mollusca, dijumpai adanya system sirkulasi terbuka. Pada system ini, jantung dan

arteri langsung membawa darah (dalam hal ini disebut hemolymph) yang

memebawatenaga ke seluruh tubuh. Pada cacing tanah dan vertebrata lain di jumpai

Page 5: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

jantung/pembuluh yang berdenyut, arteri, kapiler dan vena yang merupakan system

sirkulasi tertutup (Gadjahnata, 1989).

Kegiatan pemompaan jantung menggerakkan aliran darah ke seluruh tubuh.

Beberapa sel bahan-bahan keluar dari aliran darah, di beberapa tempat lewat melalui

ruang antara sel pembuluh darah kecil. Bahan-bahan itu untuk sementara mengambil

tempat di dalam cairan interstitial dan bergerak di dalam saluran system limpa.

Kemudian bahan-bahan itu dikembalikan ke dalam aliran darah. Komponen yang lain

terus mengalir melalui pembuluh system sirkulasi. Dengan ini bahan-bahan diangkut

dengan pada tempatnya di permulaan ke sel tempat mereka masuk (Nangsari, 1988).

Menurut Widjajakusuma (1986), dikenal ada 3 macam sel-sel darah, yaitu:

1. Sel darah merah (erythrocytes),

2. Sel darah putih (leucocytes), dan

3. Platelet (thrombocytes).

Leucocytes selanjutnya data dibagi menjadi (i) Leucocytes granular, terdiri atas:

neutrophil, eosinophil dan basophil, (ii) Leucocytes Non-granular (Agranular), terdiri

atas: lymphocytes dan monocytes.

Jumlah sel darah merah dan sel darah putih dapat diketahui apabila besarnya

pengenceran diketahui, demikian pula volume darah di daerah perhitungan. Bentuk

dan ukuran sel darah merah bergantung pada jenis hewan. Pada mamalia sel darah

merahnya tidak berinti, bentuknya bulat dan bikonkaf. Pada umumnya sel darah

merah yang tidak berinti mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan

sel darah merah yang berinti. Sel darah merah yang ukurannya paling besar terdapat

pada hewan amphibian (Adnan, 2009).

Menurut Wulangi (1993), darah mempunyai peranan-peranan sebagai berikut:

(1) Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi, yaitu (a) substansi yang

mempunyai sangkut paut dengan respirasi yaitu O2 diangkut dari

paru-paru/insang, (b) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan nutrisi

yaitu glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol diangkut dari usus ke seluruh

jaringan tubuh, (c) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan ekskresi yaitu

Page 6: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

zat-zat ampas seperti urea, asam urat, kreatinin dan lain-lain di angkut ke organ

ekskresi, (d) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan pengaturan yaitu

hormon diangkut dari sumbernya ke jaringan-jaringan yang memerlukannya.

(2) Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan jaringan.

(3) Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.

(4) Mencegah pendarahan.

(5) Merupakan alat pertahanan tubuh.

(6) Mengatur suhu tubuh.

Page 7: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa / 31 Maret 2009

Waktu : Pukul 07.30 s/d 09.10 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM.

B. Alat dan Bahan

Kegiatan I

a. Alat

1. Plat tetes

b. Bahan

1. Kapas

2. Alcohol 70%

3. Blood lancet

Kegiatan II

a. Alat

1. Stopwatch

b. Bahan

1. Alkohol 70%

2. Blood lancet

3. Pipa kapiler

4. Kapas

Kegiatan III

a. Alat

1. Mikroskop

2. Kaca preparat

3. Deck glass

Page 8: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

b. Bahan

1. Alkohol 70%

2. Larutan NaCl 0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1 %

3. Kapas

4. Blood lancet

C. Prisedur Kerja

Kegiatan I

1. Membersihkan jari dengan menggunakan alcohol 70%, kemudian melukai

tangan dengan menggunakan blood lancet.

2. Membuang tetesan pertama dengan mengusapkan pada kapas, kemudian

tetesan kedua diteteskan di atas plat tetes.

3. Menambahkan antiserum A di pada tetesan darah di plat A dan antiserum B

pada tetesan darah di plat B, kemudian masing-masing dihomogenkan.

4. Jika pada antiserum A terjadi penggumpalan, sedangkan pada antiserum B

tidak, maka golongan darahnya adalah A. Sebaliknya jika pada antiserum B

yang menggumpal dan pada antiserum A tidak, maka golongan darahnya

adalah B.

5. Jika pada kedua antiserum terjadi penggumpalan, maka golongan darahnya

adalah AB. Sebaliknya jika tidak terjadi penggumpalan, baik itu pada

antiserum A, maupun B, maka golongan darahnya adalah 0.

Kegiatan II

1. Membersihkan jari dengan alcohol 70% yang telah dioleskan pada kapas.

2. Menusuk jari dengan blood lancet.

3. Menempelkan pipa kapiler (kurang lebih 6cm) pada darah yang menetes dari

jari yang telah dilukai.

4. Memotong pipa kapiler dengan interval 1 menit sampai melihat fibrin yang

terbentuk.

Page 9: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Kegiatan III

1. Membersihkan jari dengan alcohol 70% yang telah dioleskan pada kapas.

2. Melukai jari kemudian membuang tetesan pertama.

3. Menyimpan tetesan darah berikutnya di atas kaca objek, kemudian

ditambahkan larutan NaCl 0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1 %, dihomogenkan

kemudian menutupnya daengan deck glass.

4. Mengamati di bawah mikroskop.

Page 10: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

1) Kegiatan I : Pengujian golongan darah

Data Golongan Darah Kelas B

Kelompok I

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Muh. Miftah Fauzan √

Winda Nur Handayani √

Suriani √

Abdul Wahid (116) √

Handayani √

Magfirah √

Rizkiani Razak √

Kelompok II

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Puji Lestari √

Wiwin Pramita Arif √

Jumriani √

Irfan Wahid √

Lilis Asriani √

St. Hadijah √

Abdi Hasanuddin √

Page 11: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Kelompok III

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Aliah Amaliah Iqbal √

Namriani √

Irmayanti √

Chairan Zibar L.P. √

Budiastuti √

Eka Yuswinardi S.

Maulidin Alwi √

Kelompok IV

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Fadillah Widawati F. √

Benazir Wafiek S. √

Ulfi Ismail Ali √

Saparuddin √

Fauzan Akbar √

A. Riska Astuti √

Hamzah √

Kelompok V

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Arianto √

Imran Mustafa √

Dewi Karmila Sari √

Melli Fitriani √

Page 12: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

St. Kahfiah √

Hasnah √

Eka Ayu Pertiwi √

Lilis Endriani

Kelompok VI

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Algazali √

Irwan Abd. Hafid √

Raodah M.-nya Aso √

Annisa √

Nurul Utami H. √

Asriani √

Mawaddah √

Kelompok VII

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Nurul Azmi

Serliana Tinting

Abd. Wahid (032) √

Muhammad Syarif √

Saipul

Nur Afdaliah Ali √

Afianty Karisma √

Page 13: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Kelompok VIII

NamaGolongan Darah

A B AB 0

Syarif Hidayat A. √

Raya Agni √

Akmal Fadli √

Lina √

Sartika √

St. Jumriana √

Gisna Tanti E.T.

Analisis Data

a. Jumlah praktikan seluruhnya : 57 orang

b. Jumlah praktikan yang absen : 5 orang

c. Jumlah praktikan yang di ambil sampel darahnya : 52 orang

d. Jumlah praktikan bergolongan darah A : 19 orang

e. Jumlah praktikan bergolongan darah B : 12 orang

f. Jumlah praktikan bergolongan darah AB : 2 orang

g. Jumlah praktikan bergolongan darah 0 : 19 orang

Persentase golongan darah:

Persentase praktikan bergolongan darah A

= 36,54%

Persentase praktikan bergolongan darah B

= 23,07%

Page 14: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Persentase praktikan bergolongan darah AB

= 3,85%

Persentase praktikan bergolongan darah 0

= 36,54%

2) Kegiatan II : Pengamatan pembekuan darah

No Nama Kelompok Waktu Pembekuan (detik)

1 Muh. Miftah Fauzan I 90

2 Irfan Wahid II 90

3 Maulidin Alwi III >360

4 Hamzah IV >210

5 Imran Mustafa V 120

6 Algazali VI >240

7 Abdul Wahid (032) VII 660

8 St. Jumriana VIII >240

Page 15: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

3) Kegiatan III : Pengamatan hemolisa dan krenasi

a. Konsentrasi NaCl 0,4%

b. Konsentrasi NaCl 0,6%

c. Konsentrasi NaCl 0,8%

d. Konsentrasi NaCl 1%

Keterangan:Sel darah merah normalSel darah merah yang terhemolisa

Keterangan:Sel darah merah yang terkrenasi

Keterangan:Sel darah merah normalSel darah merah yang terhemolisa

Keterangan:Sel darah merah yang terkrenasi

Page 16: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

B. Pembahasan

1. Mengidentifikasi golongan darah

Dalam tubuh manusia dikenal ada tiga jenis golongan darah utama yaitu

golongan darah AB0, golongan darah rhesus (Rh) dan golongan darah MN. Pada

pembahasan ini akan kami bahas mengenai golongan darah AB0. Ditinjau dari

golongan darah AB0, manusia dikelompokkan menjai empat golongan.

Pengelompokan itu didasarkan atas ada tidaknya aglutinogen (antigen), yaitu

aglutinogen A dan aglutinogen B.

Menurut Wulangi (1993), golongan darah memiliki cirri-ciri sebagai

berikut:

a. Seseorang disebut memiliki golongan darah A, bila di dalam sel darah

terdapat algutinogen A. Sehingga bila ditetesi anti serum A, maka darah

tersebut akan menggumpal.

b. Seseorang disebut memiliki golongan darah B, bila di dalam sel darahnya

terdapat aglutinogen B. Sehingga bila ditetesi anti serum B, maka darah

tersebut akan menggumpal.

c. Seseorang dikatakan memiliki golongan darah AB, bila di dalam sel darahnya

terdapat aglutinogen A dan aglutinogen B sekaligus. Sehingga bila ditetesi

anti serum A dan B, darah tersebut akan menggumpal.

d. Seseorang disebut memiliki golongan darah 0, bila di dalam sel darahnya

tidak mengandung algutinogen. Sehingga pada saat ditetesi dengan antiserum

A dan B tidak tejadi penggumpalan sama sekali.

Setelah melakukan pengamatan pada 52 orang praktikan, kami

mendapatkan data bahwa mahasiswa yang bergolongan darah A berjumlah 19

orang, bergolongan darah B 12 orang, bergolongan darah AB 2 orang dan

bergolongan darah 0 19 orang. Dengan melihat hasil pengamatan tersebut, maka

dapat dilihat persentase praktikan yang bergolongan darah A sama dengan

Page 17: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

praktikan bergolongan darah 0. Sedangkan praktikan bergolongan darah AB

hanya berjumlah 2 orang kurang dari 4% ari total praktikan yang diuji sampel

darahnya. Untuk lebih lengkapnya telah dicantumkan pada lembar hasil

pengamatan dan analisis data.

2. Proses terbentuknya fibrin dalam darah

Reaksi yang pertama terjadi pada pembekuan darah (koaglasi) adalah

perubahan fibrinogen (protein yang terlarut) menjadi fibrin (protein yang tidak

terlarut). Setelah melakukan pengamatan pada beberapa praktikan dari masing-

masing kelompok, dapat dilihat bahwa koagulasi setiap orang berbeda-beda. Hal

ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Menutur Wulangi (1993), ada 12

faktor yang terlibat dalam proses pembekuan darah, dan faktor-faktor tersebut

pada umumnya diberi symbol dengan menggunakan angka romawi. Nomor urut

angka romawi ini menunjukkan urutan penemuannya. Faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Faktor I (fibrinogen), fibrinogen adalah protein yang larut, dengan berat

molekul sebesar 330.000. Dengan pengaruh thrombin, fibrinogen diolah

menjadi fibrin. Bila fibrinogen tidak ada, proses pembekuan darah tidak akan

terjadi. Suatu keadaan di mana di dalam darah tidak terdapat fibrinogen

disebut dengan afibrinogenemia.

b. Faktor II (protrombin), tidak aktif dari thrombin. Dibuat di dalam hati dan

pembentukannya dipengaruhi oleh vitamin K. perubahan protrombin menjadi

thrombin ini dipengaruhi oleh protrombin aktifator.

c. Faktor III (faktor jaringan, ekstrak jaringan dan tromboplastin), faktor

jaringan ini mengubah protrombin menjadi thrombin. Perubahan ini juga

dipengaruhi oleh faktor V, VII, X, ion kalsium dan fosfolipida.

d. Faktor IV (ion kalsium = Ca++), ion ini sangat penting dibutuhkan untuk

pembentukan aktifator protrombin dan juga pembentukan fibrin.

Page 18: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

e. Faktor V (faktor labil), kehilangan faktor ini jarang sekali terjadi pada

pendarahan. Faktor ini dibutuhkan untuk mengubah protrombin menjadi

thrombin dengan faktor jaringan an faktor plasma.

f. Faktor VII (faktor stabil dan otoprotrombin I), kekurangan faktor ini jarang

sekali terjadi. Faktor ini dibutuhkan untuk pembentukan aktifator protrombin

oleh ekstrak jaringan.

g. Faktor VIII (anti hemophilia, glubolin anti hemophilia), faktor ini dibutuhkan

untuk pembentukan aktifator protrombin dari komponen darah. Selama

pembekuan, faktor ini dikonsumsi maka dari itu tidak terdapat di dalam

serum.

h. Faktor IX (chrismas, otoprotrombin II), kekurangan faktor ini akan

megakibatkan pendarahan yang keadaanya sama dengan hemophilia. Faktor

ini diperlukan untuk pembentuk aktifator protrombrin dari komponen-

komponen darah.

i. Faktor X (faktor stuart-power), kekurangan faktor ini semenjak lahir dapat

menimbulkan pendarahan. Faktor ini terdapat baik dalam plasma maupun

serum.

j. Faktor XI, kekurangan faktor ini semenjak lahir dapat menimbulkan

pendarahan. Faktor ini dibutuhkan untuk pembentuk aktifator protrombrin

dari komponen-komponen darah.

k. Faktor XII (faktor Hageman), kekurangan faktor ini dapat menyebabkan

pembekuan darah berlangsung lambat, tetapi tidak menunjukkan adanya

pendarahan. Mempunyai peran dalam pembentuk aktifator protrombrin dari

komponen-komponen darah. Faktor ini terdapat baik dalam plasma maupun

serum.

l. Faktor XIII (faktor pengstabil fibrin), faktor ini adalah protein plasma yang

dapat menyebabkan polimerasi fibrin yang larut menjadi fibrin yang tidak

larut. Kekurangan faktor ini semenjak lahir dapat menimbulkan pendarahan.

Page 19: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Trombosit mengandung fospolipida yang diperlukan untuk pembekuan darah

bila ekstrak jaringan tidak ada.

Menutut Wulangi (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi

adalah sebagai berikut:

a. Pemanasan, pada suhu 300C darah akan lebih dapat membeku dari pada suhu

di bawahnya.

b. Pengocokan, bila darah di kocok pelan-pelan, koagulasi akan dipercepat.

Namun apabila dikocok keras akan memperlambat koagulasi karena jaringan

fibrin akan pecah.

c. Luas permukaan kontak, proses koagulasi akan dipercepat dengan menambah

luas permukaan kontak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan

kasa atau kapas dalam larutan darah.

d. Larutan hemostatik, banyak orang berpendapat bahwa adrenalin akan

mempercepat koagulasi, tetapi efek ini masih belum diketahui secara pasti.

3. Mengamati hemolisa dan krenasi pada sel darah

Setelah melakukan pengamatan sel darah yang ditetesi dengan larutan

NaCl yang memiliki konsentrasi berbeda-beda, maka dapat kami lihat bahwa

darah yag dicampur dengan larutan NaCl 0,4; 0,8 dan 1% mengalami hemolisa.

Hemolisa merupakan peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah

menu ke cairan di sekelilingnya yang disebabkan karena pecahnya membran sel

darah merah. Membran sel darah merah sendiri merupakan membran yang

semipermeabel selektif. Sedangkan pada darah yang ditetesi larutan NaCl 0,6%

dan larutan NaCl 1% terjadi krenasi, karena konsentrasi larutan di dalam sel darah

merah lebih rendah dibandingkan larutan di luar sel, sehingga terjadi peristiwa

hipertonis. Hal ini mengakibatan air dalam sel darah merah akan keluar.

Page 20: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum, maka dapat kami simpulkan bahwa :

1. Untuk dapat mengetahui golongan darah seseorang, maka dibutuhkan antiserum

A dan B. Seseorang disebut memiliki golongan darah A, bila di dalam sel darah

terdapat algutinogen A. Sehingga bila ditetesi anti serum A, maka darah tersebut

akan menggumpal. Seseorang disebut memiliki golongan darah B, bila di dalam

sel darahnya terdapat aglutinogen B. Sehingga bila ditetesi anti serum B, maka

darah tersebut akan menggumpal. Seseorang dikatakan memiliki golongan darah

AB, bila di dalam sel darahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinogen B

sekaligus. Sehingga bila ditetesi anti serum A dan B, darah tersebut akan

menggumpal. Seseorang disebut memiliki golongan darah 0, bila di dalam sel

darahnya tidak mengandung algutinogen. Sehingga pada saat ditetesi dengan

antiserum A dan B tidak tejadi penggumpalan sama sekali.

2. Proses pembekuan darah setiap orang berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu

lama dan ada yang hanya sebentar. Pembekuan darah atau koagulasi terjadi

karena perubahan fibrinogen menjadi fibrin dipengaruhi oleh enzim thrombin.

3. Hemolisa terjadi jika konsentrasi larutan dalam sel darah merah lebih tinggi

dibandigkan dengan konsentrasi cairan diluar sel, sedangkan krenasi terjadi jika

konsentrasi larutan dalam sel darah merah lebih rendah dari konsentrasi larutan di

luar sel.

B. Saran

Page 21: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius dan teliti dalam

mengamati agar hasil pengamatan dapat lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonim I. 2009. Darah. http://www. wikipedia -Indonesia .co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.

Anonim II. 2009. Darah Manusia. http://www. wikipedia -Indonesia .co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.

Gadjahnata, K.H.O. 1989. Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nangsari, Nyanyu S. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Widjajakusuma, Reviany dan Sikar S.H.S. 1986. Fisiologi Hewan Jilid I. Bogor: Jurusan Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Kependidikan Proyek Pembinaan.

Page 22: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

DarahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.

Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).

Page 23: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Darah manusiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

KomposisiDarah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Page 24: Laporan Fisiologi Hewan - Darah II

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-albumin , bahan pembeku darah , immunoglobin (antibodi) , hormon , berbagai jenis protein , berbagai jenis garam.