Page 1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan unit III dengan judul “Darah II”
disusun oleh :
Nama : Syarif Hidayat A.
Nim : 071 404 092
Kelas/Kelompok : B/VII
setelah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, April 2009
Koordinator asisten Asisten
Sitti Zainab Aso Ki’ Lekso Nim: 051404083 Nim: 061404001
MengetahuiDosen Penanggung Jawab
Drs. Adnan, M.SNIP: 131 722 271
Page 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki fungsi tertentu yang dimiliki oleh setiap organ
tubuhnya. Ilmu fisiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi adalah
ilmu yang membahas tentang fungsi dari alat-alat atau organ tubuh. Termasuk ke
dalamnya fungsi sel, molekul, dan zat-zat yang terkandung di dalamnya sehingga
dapat mempengaruhi kerja suatu individu. Terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka ilmu fisiologi ini tidak dapat dipisahkan
dari cabang-cabang ilmu lainnya seperti morfologi, anatomi dan sebagainya. Hal ini
disebaban ilmu fisiologi juga memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan.
Untuk mengetahui fungsi dari suatu alat atau organ tubuh, harus diketahui
terlebih dahulu tentang segala macam proses yang terjadi dalam organ tubuh tersebut.
Fisiologi dari sebuah organ misalnya jantung dapat diketahui jika sebelumnya kita
mengetahui bahwa jantung merupakan organ yang fungsinya memompakan darh ke
seluruh bagian tubuh organisme. Proses yang terjadi dalam tubuh merupakan proses
kimia dan fisika yang sangat kompleks. Karena itu diperlukan juga adanya
keseimbangan antara prinsip ilmu kimia, fisika dan biologi yang masing-masing
bergerak dalam bidang science. Jika salah satu dari prinsip ilmu ini tidak diketahui,
maka prinsip dari ilmu fisiologi itu pun akan tergannggu.
Darah mengalir di dalam pembuluh darah menuju jantung melalui pembuluh
vena dan meninggalkan jantung melalui pembuluh arteri. Di dalam arteri darah
mengalir dengan cepat. Jumlah darah dapat dihitung dengan menggunakan
hemasitometer. Berdasarkan pada uraian di atas maka kami akan melakukan
praktikum. Pada praktikum ini akan di amati tentang darah manusia, yakni
pengidentifikasian golongan darah, terbentuknya fibrin serta hemolisa dan krenasi.
Page 3
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari cara mengidentifikasi golongan darah pada manusia.
2. Mengamati terbentukya fibrin pada darah.
3. Mengamati proses hemolisa dan krenasi pada sel darah pada larutan NaCl
0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1 %
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa
akan lebih memahami tentang fisiologi hewan khususnya pada fungsi dan struktur
darah sebagai media transport dalam tubuh.
Page 4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali
dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti
darah. Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat
dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea
berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh.
Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa
metabolisme (Anonim I, 2009).
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh
saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui
pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena
cava superior dan vena cava inferior (AnonimII, 2009).
Darah membawa hasil produk akhir dari pencernaan ke seluruh sel tubuh dan
membawa O2 dan CO2 dari sel ke sel-sel jaringan. Pada hewan multiseluler system
sirkulasi ini selalu dijumpai, kecuali pada hewan bersel satu. Pada insecta dan
mollusca, dijumpai adanya system sirkulasi terbuka. Pada system ini, jantung dan
arteri langsung membawa darah (dalam hal ini disebut hemolymph) yang
memebawatenaga ke seluruh tubuh. Pada cacing tanah dan vertebrata lain di jumpai
Page 5
jantung/pembuluh yang berdenyut, arteri, kapiler dan vena yang merupakan system
sirkulasi tertutup (Gadjahnata, 1989).
Kegiatan pemompaan jantung menggerakkan aliran darah ke seluruh tubuh.
Beberapa sel bahan-bahan keluar dari aliran darah, di beberapa tempat lewat melalui
ruang antara sel pembuluh darah kecil. Bahan-bahan itu untuk sementara mengambil
tempat di dalam cairan interstitial dan bergerak di dalam saluran system limpa.
Kemudian bahan-bahan itu dikembalikan ke dalam aliran darah. Komponen yang lain
terus mengalir melalui pembuluh system sirkulasi. Dengan ini bahan-bahan diangkut
dengan pada tempatnya di permulaan ke sel tempat mereka masuk (Nangsari, 1988).
Menurut Widjajakusuma (1986), dikenal ada 3 macam sel-sel darah, yaitu:
1. Sel darah merah (erythrocytes),
2. Sel darah putih (leucocytes), dan
3. Platelet (thrombocytes).
Leucocytes selanjutnya data dibagi menjadi (i) Leucocytes granular, terdiri atas:
neutrophil, eosinophil dan basophil, (ii) Leucocytes Non-granular (Agranular), terdiri
atas: lymphocytes dan monocytes.
Jumlah sel darah merah dan sel darah putih dapat diketahui apabila besarnya
pengenceran diketahui, demikian pula volume darah di daerah perhitungan. Bentuk
dan ukuran sel darah merah bergantung pada jenis hewan. Pada mamalia sel darah
merahnya tidak berinti, bentuknya bulat dan bikonkaf. Pada umumnya sel darah
merah yang tidak berinti mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan
sel darah merah yang berinti. Sel darah merah yang ukurannya paling besar terdapat
pada hewan amphibian (Adnan, 2009).
Menurut Wulangi (1993), darah mempunyai peranan-peranan sebagai berikut:
(1) Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi, yaitu (a) substansi yang
mempunyai sangkut paut dengan respirasi yaitu O2 diangkut dari
paru-paru/insang, (b) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan nutrisi
yaitu glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol diangkut dari usus ke seluruh
jaringan tubuh, (c) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan ekskresi yaitu
Page 6
zat-zat ampas seperti urea, asam urat, kreatinin dan lain-lain di angkut ke organ
ekskresi, (d) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan pengaturan yaitu
hormon diangkut dari sumbernya ke jaringan-jaringan yang memerlukannya.
(2) Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan jaringan.
(3) Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.
(4) Mencegah pendarahan.
(5) Merupakan alat pertahanan tubuh.
(6) Mengatur suhu tubuh.
Page 7
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa / 31 Maret 2009
Waktu : Pukul 07.30 s/d 09.10 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
Kegiatan I
a. Alat
1. Plat tetes
b. Bahan
1. Kapas
2. Alcohol 70%
3. Blood lancet
Kegiatan II
a. Alat
1. Stopwatch
b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Blood lancet
3. Pipa kapiler
4. Kapas
Kegiatan III
a. Alat
1. Mikroskop
2. Kaca preparat
3. Deck glass
Page 8
b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan NaCl 0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1 %
3. Kapas
4. Blood lancet
C. Prisedur Kerja
Kegiatan I
1. Membersihkan jari dengan menggunakan alcohol 70%, kemudian melukai
tangan dengan menggunakan blood lancet.
2. Membuang tetesan pertama dengan mengusapkan pada kapas, kemudian
tetesan kedua diteteskan di atas plat tetes.
3. Menambahkan antiserum A di pada tetesan darah di plat A dan antiserum B
pada tetesan darah di plat B, kemudian masing-masing dihomogenkan.
4. Jika pada antiserum A terjadi penggumpalan, sedangkan pada antiserum B
tidak, maka golongan darahnya adalah A. Sebaliknya jika pada antiserum B
yang menggumpal dan pada antiserum A tidak, maka golongan darahnya
adalah B.
5. Jika pada kedua antiserum terjadi penggumpalan, maka golongan darahnya
adalah AB. Sebaliknya jika tidak terjadi penggumpalan, baik itu pada
antiserum A, maupun B, maka golongan darahnya adalah 0.
Kegiatan II
1. Membersihkan jari dengan alcohol 70% yang telah dioleskan pada kapas.
2. Menusuk jari dengan blood lancet.
3. Menempelkan pipa kapiler (kurang lebih 6cm) pada darah yang menetes dari
jari yang telah dilukai.
4. Memotong pipa kapiler dengan interval 1 menit sampai melihat fibrin yang
terbentuk.
Page 9
Kegiatan III
1. Membersihkan jari dengan alcohol 70% yang telah dioleskan pada kapas.
2. Melukai jari kemudian membuang tetesan pertama.
3. Menyimpan tetesan darah berikutnya di atas kaca objek, kemudian
ditambahkan larutan NaCl 0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1 %, dihomogenkan
kemudian menutupnya daengan deck glass.
4. Mengamati di bawah mikroskop.
Page 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1) Kegiatan I : Pengujian golongan darah
Data Golongan Darah Kelas B
Kelompok I
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Muh. Miftah Fauzan √
Winda Nur Handayani √
Suriani √
Abdul Wahid (116) √
Handayani √
Magfirah √
Rizkiani Razak √
Kelompok II
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Puji Lestari √
Wiwin Pramita Arif √
Jumriani √
Irfan Wahid √
Lilis Asriani √
St. Hadijah √
Abdi Hasanuddin √
Page 11
Kelompok III
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Aliah Amaliah Iqbal √
Namriani √
Irmayanti √
Chairan Zibar L.P. √
Budiastuti √
Eka Yuswinardi S.
Maulidin Alwi √
Kelompok IV
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Fadillah Widawati F. √
Benazir Wafiek S. √
Ulfi Ismail Ali √
Saparuddin √
Fauzan Akbar √
A. Riska Astuti √
Hamzah √
Kelompok V
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Arianto √
Imran Mustafa √
Dewi Karmila Sari √
Melli Fitriani √
Page 12
St. Kahfiah √
Hasnah √
Eka Ayu Pertiwi √
Lilis Endriani
Kelompok VI
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Algazali √
Irwan Abd. Hafid √
Raodah M.-nya Aso √
Annisa √
Nurul Utami H. √
Asriani √
Mawaddah √
Kelompok VII
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Nurul Azmi
Serliana Tinting
Abd. Wahid (032) √
Muhammad Syarif √
Saipul
Nur Afdaliah Ali √
Afianty Karisma √
Page 13
Kelompok VIII
NamaGolongan Darah
A B AB 0
Syarif Hidayat A. √
Raya Agni √
Akmal Fadli √
Lina √
Sartika √
St. Jumriana √
Gisna Tanti E.T.
Analisis Data
a. Jumlah praktikan seluruhnya : 57 orang
b. Jumlah praktikan yang absen : 5 orang
c. Jumlah praktikan yang di ambil sampel darahnya : 52 orang
d. Jumlah praktikan bergolongan darah A : 19 orang
e. Jumlah praktikan bergolongan darah B : 12 orang
f. Jumlah praktikan bergolongan darah AB : 2 orang
g. Jumlah praktikan bergolongan darah 0 : 19 orang
Persentase golongan darah:
Persentase praktikan bergolongan darah A
= 36,54%
Persentase praktikan bergolongan darah B
= 23,07%
Page 14
Persentase praktikan bergolongan darah AB
= 3,85%
Persentase praktikan bergolongan darah 0
= 36,54%
2) Kegiatan II : Pengamatan pembekuan darah
No Nama Kelompok Waktu Pembekuan (detik)
1 Muh. Miftah Fauzan I 90
2 Irfan Wahid II 90
3 Maulidin Alwi III >360
4 Hamzah IV >210
5 Imran Mustafa V 120
6 Algazali VI >240
7 Abdul Wahid (032) VII 660
8 St. Jumriana VIII >240
Page 15
3) Kegiatan III : Pengamatan hemolisa dan krenasi
a. Konsentrasi NaCl 0,4%
b. Konsentrasi NaCl 0,6%
c. Konsentrasi NaCl 0,8%
d. Konsentrasi NaCl 1%
Keterangan:Sel darah merah normalSel darah merah yang terhemolisa
Keterangan:Sel darah merah yang terkrenasi
Keterangan:Sel darah merah normalSel darah merah yang terhemolisa
Keterangan:Sel darah merah yang terkrenasi
Page 16
B. Pembahasan
1. Mengidentifikasi golongan darah
Dalam tubuh manusia dikenal ada tiga jenis golongan darah utama yaitu
golongan darah AB0, golongan darah rhesus (Rh) dan golongan darah MN. Pada
pembahasan ini akan kami bahas mengenai golongan darah AB0. Ditinjau dari
golongan darah AB0, manusia dikelompokkan menjai empat golongan.
Pengelompokan itu didasarkan atas ada tidaknya aglutinogen (antigen), yaitu
aglutinogen A dan aglutinogen B.
Menurut Wulangi (1993), golongan darah memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
a. Seseorang disebut memiliki golongan darah A, bila di dalam sel darah
terdapat algutinogen A. Sehingga bila ditetesi anti serum A, maka darah
tersebut akan menggumpal.
b. Seseorang disebut memiliki golongan darah B, bila di dalam sel darahnya
terdapat aglutinogen B. Sehingga bila ditetesi anti serum B, maka darah
tersebut akan menggumpal.
c. Seseorang dikatakan memiliki golongan darah AB, bila di dalam sel darahnya
terdapat aglutinogen A dan aglutinogen B sekaligus. Sehingga bila ditetesi
anti serum A dan B, darah tersebut akan menggumpal.
d. Seseorang disebut memiliki golongan darah 0, bila di dalam sel darahnya
tidak mengandung algutinogen. Sehingga pada saat ditetesi dengan antiserum
A dan B tidak tejadi penggumpalan sama sekali.
Setelah melakukan pengamatan pada 52 orang praktikan, kami
mendapatkan data bahwa mahasiswa yang bergolongan darah A berjumlah 19
orang, bergolongan darah B 12 orang, bergolongan darah AB 2 orang dan
bergolongan darah 0 19 orang. Dengan melihat hasil pengamatan tersebut, maka
dapat dilihat persentase praktikan yang bergolongan darah A sama dengan
Page 17
praktikan bergolongan darah 0. Sedangkan praktikan bergolongan darah AB
hanya berjumlah 2 orang kurang dari 4% ari total praktikan yang diuji sampel
darahnya. Untuk lebih lengkapnya telah dicantumkan pada lembar hasil
pengamatan dan analisis data.
2. Proses terbentuknya fibrin dalam darah
Reaksi yang pertama terjadi pada pembekuan darah (koaglasi) adalah
perubahan fibrinogen (protein yang terlarut) menjadi fibrin (protein yang tidak
terlarut). Setelah melakukan pengamatan pada beberapa praktikan dari masing-
masing kelompok, dapat dilihat bahwa koagulasi setiap orang berbeda-beda. Hal
ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Menutur Wulangi (1993), ada 12
faktor yang terlibat dalam proses pembekuan darah, dan faktor-faktor tersebut
pada umumnya diberi symbol dengan menggunakan angka romawi. Nomor urut
angka romawi ini menunjukkan urutan penemuannya. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Faktor I (fibrinogen), fibrinogen adalah protein yang larut, dengan berat
molekul sebesar 330.000. Dengan pengaruh thrombin, fibrinogen diolah
menjadi fibrin. Bila fibrinogen tidak ada, proses pembekuan darah tidak akan
terjadi. Suatu keadaan di mana di dalam darah tidak terdapat fibrinogen
disebut dengan afibrinogenemia.
b. Faktor II (protrombin), tidak aktif dari thrombin. Dibuat di dalam hati dan
pembentukannya dipengaruhi oleh vitamin K. perubahan protrombin menjadi
thrombin ini dipengaruhi oleh protrombin aktifator.
c. Faktor III (faktor jaringan, ekstrak jaringan dan tromboplastin), faktor
jaringan ini mengubah protrombin menjadi thrombin. Perubahan ini juga
dipengaruhi oleh faktor V, VII, X, ion kalsium dan fosfolipida.
d. Faktor IV (ion kalsium = Ca++), ion ini sangat penting dibutuhkan untuk
pembentukan aktifator protrombin dan juga pembentukan fibrin.
Page 18
e. Faktor V (faktor labil), kehilangan faktor ini jarang sekali terjadi pada
pendarahan. Faktor ini dibutuhkan untuk mengubah protrombin menjadi
thrombin dengan faktor jaringan an faktor plasma.
f. Faktor VII (faktor stabil dan otoprotrombin I), kekurangan faktor ini jarang
sekali terjadi. Faktor ini dibutuhkan untuk pembentukan aktifator protrombin
oleh ekstrak jaringan.
g. Faktor VIII (anti hemophilia, glubolin anti hemophilia), faktor ini dibutuhkan
untuk pembentukan aktifator protrombin dari komponen darah. Selama
pembekuan, faktor ini dikonsumsi maka dari itu tidak terdapat di dalam
serum.
h. Faktor IX (chrismas, otoprotrombin II), kekurangan faktor ini akan
megakibatkan pendarahan yang keadaanya sama dengan hemophilia. Faktor
ini diperlukan untuk pembentuk aktifator protrombrin dari komponen-
komponen darah.
i. Faktor X (faktor stuart-power), kekurangan faktor ini semenjak lahir dapat
menimbulkan pendarahan. Faktor ini terdapat baik dalam plasma maupun
serum.
j. Faktor XI, kekurangan faktor ini semenjak lahir dapat menimbulkan
pendarahan. Faktor ini dibutuhkan untuk pembentuk aktifator protrombrin
dari komponen-komponen darah.
k. Faktor XII (faktor Hageman), kekurangan faktor ini dapat menyebabkan
pembekuan darah berlangsung lambat, tetapi tidak menunjukkan adanya
pendarahan. Mempunyai peran dalam pembentuk aktifator protrombrin dari
komponen-komponen darah. Faktor ini terdapat baik dalam plasma maupun
serum.
l. Faktor XIII (faktor pengstabil fibrin), faktor ini adalah protein plasma yang
dapat menyebabkan polimerasi fibrin yang larut menjadi fibrin yang tidak
larut. Kekurangan faktor ini semenjak lahir dapat menimbulkan pendarahan.
Page 19
Trombosit mengandung fospolipida yang diperlukan untuk pembekuan darah
bila ekstrak jaringan tidak ada.
Menutut Wulangi (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi
adalah sebagai berikut:
a. Pemanasan, pada suhu 300C darah akan lebih dapat membeku dari pada suhu
di bawahnya.
b. Pengocokan, bila darah di kocok pelan-pelan, koagulasi akan dipercepat.
Namun apabila dikocok keras akan memperlambat koagulasi karena jaringan
fibrin akan pecah.
c. Luas permukaan kontak, proses koagulasi akan dipercepat dengan menambah
luas permukaan kontak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan
kasa atau kapas dalam larutan darah.
d. Larutan hemostatik, banyak orang berpendapat bahwa adrenalin akan
mempercepat koagulasi, tetapi efek ini masih belum diketahui secara pasti.
3. Mengamati hemolisa dan krenasi pada sel darah
Setelah melakukan pengamatan sel darah yang ditetesi dengan larutan
NaCl yang memiliki konsentrasi berbeda-beda, maka dapat kami lihat bahwa
darah yag dicampur dengan larutan NaCl 0,4; 0,8 dan 1% mengalami hemolisa.
Hemolisa merupakan peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah
menu ke cairan di sekelilingnya yang disebabkan karena pecahnya membran sel
darah merah. Membran sel darah merah sendiri merupakan membran yang
semipermeabel selektif. Sedangkan pada darah yang ditetesi larutan NaCl 0,6%
dan larutan NaCl 1% terjadi krenasi, karena konsentrasi larutan di dalam sel darah
merah lebih rendah dibandingkan larutan di luar sel, sehingga terjadi peristiwa
hipertonis. Hal ini mengakibatan air dalam sel darah merah akan keluar.
Page 20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengetahui golongan darah seseorang, maka dibutuhkan antiserum
A dan B. Seseorang disebut memiliki golongan darah A, bila di dalam sel darah
terdapat algutinogen A. Sehingga bila ditetesi anti serum A, maka darah tersebut
akan menggumpal. Seseorang disebut memiliki golongan darah B, bila di dalam
sel darahnya terdapat aglutinogen B. Sehingga bila ditetesi anti serum B, maka
darah tersebut akan menggumpal. Seseorang dikatakan memiliki golongan darah
AB, bila di dalam sel darahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinogen B
sekaligus. Sehingga bila ditetesi anti serum A dan B, darah tersebut akan
menggumpal. Seseorang disebut memiliki golongan darah 0, bila di dalam sel
darahnya tidak mengandung algutinogen. Sehingga pada saat ditetesi dengan
antiserum A dan B tidak tejadi penggumpalan sama sekali.
2. Proses pembekuan darah setiap orang berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu
lama dan ada yang hanya sebentar. Pembekuan darah atau koagulasi terjadi
karena perubahan fibrinogen menjadi fibrin dipengaruhi oleh enzim thrombin.
3. Hemolisa terjadi jika konsentrasi larutan dalam sel darah merah lebih tinggi
dibandigkan dengan konsentrasi cairan diluar sel, sedangkan krenasi terjadi jika
konsentrasi larutan dalam sel darah merah lebih rendah dari konsentrasi larutan di
luar sel.
B. Saran
Page 21
Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius dan teliti dalam
mengamati agar hasil pengamatan dapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim I. 2009. Darah. http://www. wikipedia -Indonesia .co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.
Anonim II. 2009. Darah Manusia. http://www. wikipedia -Indonesia .co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.
Gadjahnata, K.H.O. 1989. Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nangsari, Nyanyu S. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Widjajakusuma, Reviany dan Sikar S.H.S. 1986. Fisiologi Hewan Jilid I. Bogor: Jurusan Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Kependidikan Proyek Pembinaan.
Page 22
DarahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Page 23
Darah manusiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
KomposisiDarah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Page 24
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-albumin , bahan pembeku darah , immunoglobin (antibodi) , hormon , berbagai jenis protein , berbagai jenis garam.