1 I.PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ikan merupakan hewan yang hidup didalam air, bernapas dengan insang, bergerak dengan sirip, bertulang belakang dan berdarah dingin. Perairan umum indonesia yang meliputi dua pertiga wilayah tanah air Indonesia memiliki Potensi sumber daya hayati perikanan yang besar dan belum seluruhnya dapat dikelola. Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari ikan, maka sudah seharusnya memanfaatkan sumber-sumber hayati perairan yang ada dan dimanfaatkan semaksimal mungkin karena akan dapat menunjang perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nelayan dan perbaiakan gizi masayarakat. Fisiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari berbagai gejala pada makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan dibahas factor fisik dan kimia yang mempengaruhi makhluk hidup, menyangkut masalah awal mula, perkembangan dan kelangsungan hidup Pulungan et al., (2005). Fisiologi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ikan merupakan hewan yang hidup didalam air, bernapas dengan insang,
bergerak dengan sirip, bertulang belakang dan berdarah dingin. Perairan umum
indonesia yang meliputi dua pertiga wilayah tanah air Indonesia memiliki Potensi
sumber daya hayati perikanan yang besar dan belum seluruhnya dapat dikelola.
Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari
ikan, maka sudah seharusnya memanfaatkan sumber-sumber hayati perairan yang
ada dan dimanfaatkan semaksimal mungkin karena akan dapat menunjang
perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nelayan dan perbaiakan
gizi masayarakat.
Fisiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari berbagai gejala pada
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan dibahas factor
fisik dan kimia yang mempengaruhi makhluk hidup, menyangkut masalah awal
mula, perkembangan dan kelangsungan hidup Pulungan et al., (2005). Fisiologi
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara
kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses
kehidupan. (Fujaya, 2004).
Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan
organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang,
jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan
oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut
2
menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik
(berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun
yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa
bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh
makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan
dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka
dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Yuwono, 2001).
Darah adalah suatu fluida yang disebut juga sebagai plasma tempat
beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan
lain tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupkan pusat
pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung) kapiler (yang
menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju ke
jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sitem peredaran darah tunggal
Tim ikhtiologi (1989).
Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan
plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau bitir-butir darah (trombosit).
Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai cairan darah Pulungan et al.,
(2005).
3
1.2.Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ’’rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis
sebelum dan sesudah haemolisis & menentukan tahanan osmotik sel-sel darah
merah’’ adalah untuk mengetahui bentuk darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis (peristiwa pecahnya sel darah merah
hingga isinya menyebar keseluruh larutan), agar kita mengetahui proses apa yang
terjadi terhadap rupa sel darah merah ikan ketika diberi aquades dan NaCl 3%.dan
juga untuk mengetahui tahanan osmotik sel-sel darah merah.
Manfaat dari praktikum ’’rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis
sebelum dan sesudah haemolisis & menentukan tahanan osmotik sel-sel darah
merah’’ adalah dapat membedakan kombinasi darah setelah diberi suatu larutan
baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil dari tubuh ikan dengan
bantuan jarum suntik yang telah diisi larutan asam sitrat dan mengetahui lapisan
apa yang ada dibagian atas suatu darah apakah lapisan merah atau lapisan putih.
4
II.TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup
di air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan
bernafas dengan insang (Raharjo, 1980). Ikan Lele Dumbo (clarias
gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas
Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus
Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUSANTO, 2002).
Gambar 1.ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus)
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen kejaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke
organ yang memerlukana. Pertumbuhan oksigen dari aior denga CO2 terjadi pada
bagian semipermiabel yaitu pembuluh yang terdapat didaerah insang. Selain itu
didaerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen. Insang juga
mengeliminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang relatif
kurang akan oksigen dan berkadar CO2 yang tinggi.
Darah biasanya tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan sifat-sifat optik
eritrosit yang terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dilarutkan dalam suatu cairan
5
yang berbeda konsentrasi garamnya atau jika sel-sel ini membengkak karena
proses difusi dan osmosa maka haemoglobin akan lepas dan darah menjadi
tembus cahaya, (penuntun praktikum fisiologi hewan air, 2016).
Darah yang tidak tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat penutup,
sedangkan darah yang tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat lak(pernis).
Suatu larutan garam yang pekat akan menyebabkan butir-butir darah mengisut,
sehingga konsentrasi hemoglobin akan meningkat dan sifat darah yang seperti cat
penutup akan bertambah kuat, (penuntun praktikum fisiologi hewan air, 2016).
Butir-butir darah merah adalah suatu bola gepeng (seperti cakram) yang
berisi cairan intraseluler. Bila sel-sel ini dimasukkan kedalam suatu cairan yang
hypertonis atau hypotonis terhadap cairan intraseluler, maka terjadi proses osmosa
dan difusi, (penuntun praktikum fisiologi hewan air, 2016).
Adanya proses osmosa memungkinkan adanya air mengalir dari larutan
diluar sel masuk kedalam sel, sehingga sel tersebut pecah. Bila tekanan osmosa
pada cairan luar sel sama dengan tekanan osmosa cairan intraseluler, maka sel-sel
darah tidak mengalami perubahan. Bila cairan didalam sel hypertonis terhadap
cairan diluar sel maka sel-sel akan kehilangan air dan akan mengkerut, (penuntun
praktikum fisiologi hewan air, 2016).
6
III.BAHAN DAN METODE
3.1.Waktu Dan Tempat
Praktikum fisiologi hewan air mengenai ’’rupa darah secara makroskopis
dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis & menentukan tahanan osmotik
sel-sel darah merah’’ dilaksanakan pada hari selasa tanggal 01 maret 2016
bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
3.2. Alat Dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah ikan lele
(Clarias gariepinus), EDTA/Heparin, etanol, aquades ,larutan Giemsa dan larutan
NaCl dengan konsentrasi 0.3%, 0,5%,0,6%,0,7%,0,8%,0,9%,1% dan 3% .
Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum adalah, kain lap, buku