1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi DKI Jakarta sebagai kota megapolitan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 10, 2 juta jiwa. Dalam kondisi tersebut, kebutuhan air bersih penduduk DKI Jakarta juga tinggi, maka dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut diperlukan sistem penyediaan air minum yang memadai kapasitasnya. Dalam segi pemenuhan kebutuhan air bersih, masih terdapat penduduk Provinsi DKI Jakarta yang melakukan ekstraksi dan memanfaatkan sumber air tanah. Hal ini dikarenakan kapasitas pengelolaan air bersih yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi pelayanan air bersih untuk seluruh penduduk DKI Jakarta. Permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara pengelolaan air bersih DKI Jakarta sangatlah kompleks, mulai dari terbatasnya ketersediaan dan suplai air baku, peningkatan kebutuhan ( demand), cakupan layanan yang masih relatif rendah, tingginya angka kehilangan air, masih rendahnya standar pelayanan, dan sampai adanya tuntutan terhadap kebijakan pembatasan ekstraksi air tanah dalam (deep groundwater) mengharapkan solusi yang bisa dengan segera diwujudkan. Inventarisasi terhadap potensi air baku yang tersedia di wilayah DKI Jakarta serta kajian terhadap alternatif teknologi pengolahannya merupakan upaya guna memberi kontribusi dalam peningkatan pelayanan air minum di DKI Jakarta. Dengan mengetahui potensi air baku yang tersedia, maka dapat ditentukan pola pengembangan
Laporan Kajian Potensi Air Baku di wilayah DKI Jakarta tahun 2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi DKI Jakarta sebagai kota megapolitan dengan jumlah
penduduk pada tahun 2011 sebesar 10, 2 juta jiwa. Dalam kondisi
tersebut, kebutuhan air bersih penduduk DKI Jakarta juga tinggi, maka
dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut diperlukan
sistem penyediaan air minum yang memadai kapasitasnya.
Dalam segi pemenuhan kebutuhan air bersih, masih terdapat
penduduk Provinsi DKI Jakarta yang melakukan ekstraksi dan
memanfaatkan sumber air tanah. Hal ini dikarenakan kapasitas
pengelolaan air bersih yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi
pelayanan air bersih untuk seluruh penduduk DKI Jakarta.
Permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara pengelolaan air
bersih DKI Jakarta sangatlah kompleks, mulai dari terbatasnya
ketersediaan dan suplai air baku, peningkatan kebutuhan (demand),
cakupan layanan yang masih relatif rendah, tingginya angka
kehilangan air, masih rendahnya standar pelayanan, dan sampai
adanya tuntutan terhadap kebijakan pembatasan ekstraksi air tanah
dalam (deep groundwater) mengharapkan solusi yang bisa dengan
segera diwujudkan.
Inventarisasi terhadap potensi air baku yang tersedia di wilayah
DKI Jakarta serta kajian terhadap alternatif teknologi pengolahannya
merupakan upaya guna memberi kontribusi dalam peningkatan
pelayanan air minum di DKI Jakarta. Dengan mengetahui potensi air
baku yang tersedia, maka dapat ditentukan pola pengembangan
2
pelayanan air minum di DKI Jakarta dan mengurangi ketergantungan
DKI Jakarta terhadap wilayah sekitar dalam hal pemenuhan sumber air
baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta.
Kondisi wilayah DKI Jakarta yang dilalui oleh 13 sungai dan
memiliki beberapa situ merupakan peluang dan potensi untuk
mengembangkan pelayanan air bersih untuk warga DKI Jakarta.
Namun saat ini kondisi aliran sungai dan situ-situ yang ada masih
harus dikaji dari segi kualitas dan kuantitasnya untuk mengetahui
kelayakan dari sungai-sungai dan situ tersebut jika dijadikan sumber
air baku untuk air bersih warga DKI Jakarta.
Kajian yang akan dilakukan di beberapa sumber air yang ada
wilayah DKI Jakarta yaitu, Kali Cengkareng, Kali Cipinang, Mookervart,
Danau Setia Budi, Kali Jati Kramat, Kali Angke,Kali Krukut, Kali Baru
Timur, Kali Grogol, Kali Sunter, Kali Ciliwung dan Kali Pasanggrahan.
Dengan mendapatkan hasil dari kajian beberapa sumber air tersebut
dapat dijadikan rekomendasi untuk pengelolaan air bersih di DKI
Jakarta seperti apa kedepannya.
1.2 Maksud dan Tujuan a). Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi sumber
air baku di “boundary” DKI Jakarta, beserta potensi pemanfaatannya
dengan menggunakan teknologi yang tepat.
b). Tujuan
Dengan dilakukannya inventarisasi Potensi Sumber Air Baku di
wilayah DKI Jakarta, dapat mengurangi ketergantungan Provinsi DKI
Jakarta terhadap air baku dari luar DKI Jakarta dan pengembangan
3
SPAM dengan memanfaatkan sumber air baku “internal” tersebut
menjadi kemudahan dalam pelaksanaan pelayanan air bersih.
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini adalah :
- Menggali informasi mengenai sumber air permukaan di wilayah DKI
Jakarta, dengan melihat kuantitas dan kualitas airnya pada musim
hujan maupun kemarau.
- Studi alternatif teknologi pengolahan air, untuk mengolah air baku
di wilayah DKI Jakarta
- Melakukan survey lapangan dalam rangka inventarisasi
Lebar sungai 19 m, yang dialiri air 5 m kedalaman : 0,5-0,9 m
37
Gambar : Cengkareng Drain
Kali Cengkareng Drain
Lokasi Sampling GPS Garmin ( 06o 09’ 13,4’’ S, 1060 44’ 54, 4’ E) di
pintu air cengkareng Drain Kelurahan Cengkareng.
Kecepatan Aliran : 0,2, 0,3,-0,3 m/dt
Lebar sungai 50 m, merata dialiri air pada bukaan pintu air dengan
lebar 6,5 m kedalaman air 2-4 m.
38
Danau Setia Budi
Danau Setia Budi
Lokasi Sampling GPS Garmin ( 06o 12’ 16,56’’ S, 1060 49’ 30, 65’ E) di
inlet Danau Setia Budi
Danau untuk menampung debit banjir di sekitar sudirman
39
BAB V
REKOMENDASI
5.1 Biaya Investasi dan Operasional
5.1.1 Umum
Biaya Investasi pengolahan air disesuaikan dengan jenis pengolahan
air yang diperlukan dan bangunan pendukung standard yang
diperlukan Biaya investasi dirinci menurut kategori jenis pengolahan
yang diperlukan. Sedangkan Biaya operasional meliputi biaya tenaga
kerja, listrik, bahan kimia dan biaya pemeliharaan.
5.1.2 Air Baku dengan organik sedang, kekeruhan tinggi dan TDS yang
tinggi (Ketegori I)
Biaya investasi meliputi komponen komponen sebagai berikut:
Rangkaian Unit Aerasi
Rangkaian Unit Pengolahan lengkap+Karbon Aktif
Rangkaian Unit Reverse Osmosi
Reservoir
Bangunan Penunjang
Adapun biaya investasi dan biaya operasional yang dihitung
berdasarkan harga dasar tahun 2012 belum termasuk harga intake,
tanah dan perijinan dan biaya operasional belum termasuk operasional
pada intake seperti pada tabel 13 berikut ini.
40
Tabel 13. Biaya Investasi dan Operasional Pemeliharaan Pengolahan Air Baku dengan organic sedang, kekeruhan tinggi dan TDS yang tinggi
No Unit Pengolahan IPA 50 lpd IPA 100 lpd
Rp (juta) Rp (juta)
1 Rangkaian Unit aerasi 600.00 800.00
2 Rangkaian Unit Pengolahan Lengkap 4,500.00 5,500.00
3 Rangkaian Unit Reverse Osmosis 18,000.00 23,000.00
4 Reservoir 500 m3 1,300.00 5 Reservoir 1000 m3
2,100.00
6 Bangunan Penunjang + ME 1,800.00 2,300.00
TOTAL 26,200.00 33,700.00
Biaya inv per Lpd 524.00 337.00
Biaya O & M Biaya Operasional Rp/m3 Rp/m3
1 Pengolahan Aerasi 300.00 300.00
2 Pengolahan Lengkap Bahan Kimia 400.00 400.00
Listrik 450.00 450.00
Personil 500.00 400.00
3 Biaya RO Listrik 4,500.00 4,500.00
4 Penggantian Komponen RO * 3,000.00 3,000.00
5 Perbaikan dan Pemeliharaan ** 1,000.00 1,000.00
Biaya OM per m3 ( Rp/m3 ) 10,150.00 10,050.00
Produksi Pada Operasi 24 jam ( M3) 129.600 259.200
Biaya OM per bulan 1.315.440.000 2.630.880.000
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan Keterangan :
* Penggantian Membran RO
** Antara lain Pemeliharaan dan Pengecetan IPA dan pompa
5.1.3 Air Baku dengan organic sangat tinggi, kekeruhan sedang- tinggi
dan TDS yang rendah (Kategori II)
Biaya investasi meliputi komponen komponen sebagai berikut:
Rangkaian Unit Pengolahan Air Limbah
Rangkaian Unit Pengolahan lengkap
Rangkaian Unit Saringan Pasir Lambat
Rangkaian Unit Karbon Aktif
41
Rangkaian Unit Reverse Osmosi
Reservoir
Bangunan Penunjang
Adapun biaya investasi dan biaya operasional yang dihitung
berdasarkan harga dasar tahun 2012 belum termasuk harga intake,
tanah dan perijinan dan biaya operasional belum termasuk operasional
pada intake seperti pada tabel 14 berikut ini.
Tabel 14. Biaya Investasi dan Operasional Pemeliharaan Pengolahan Air Baku dengan organic sangat tinggi, kekeruhan sedang- tinggi dan TDS yang rendah (Kategori II)
No Unit Pengolahan IPA 50 lpd IPA 100 lpd
Rp (juta) Rp (juta)
1 Rangkaian Unit Pengolahan Air Limbah 7,500.00 13,500.00
2 Rangkaian Unit Pengolahan Lengkap 4,500.00 5,500.00
3 Rangkaian Unit Saringan Pasir Lambat 7,500.00 12,000.00
4 Rangkaian Unit Karbon Aktif 1,200.00 2,200.00
5 Rangkaian Unit Reverse Osmosis 18,000.00 23,000.00
6 Reservoir 500 m3 1,300.00
7 Reservoir 1000 m3 2,100.00
8 Bangunan Penunjang + ME 1,800.00 2,300.00
TOTAL 41,800.00 60,600.00
Biaya inv per m3 836.00 606.00
Biaya O & M
Biaya Operasional Rp/m3 Rp/m3
1 Rangkaian unit Pengolahan air Limbah 1,200.00 1,200.00
2 Pengolahan Lengkap dan SPL
Bahan Kimia 400.00 400.00
Listrik 450.00 450.00
Personil 750.00 600.00
3 Biaya RO
Listrik 4,500.00 4,500.00
4 Penggantian Komponen 3,000.00 3,000.00
5 Perbaikan dan Pemeliharaan 1,000.00 1,000.00
Biaya OM per m3 ( Rp/m3 ) 11,300.00 11,150.00
Produksi Pada Operasi 24 jam ( M3) 129.600
259.200
Biaya OM per bulan 1.464.480.000 2.890.080.000
Keterangan :
* Penggantian komponen Karbon Aktiv +/- 9000 – 18.000 kg Carbon Aktiv
** Antara lain Pemeliharaan dan Pengecetan IPA dan pompa
42
5.1.4 Air Baku dengan organic sedang-tinggi, kekeruhan rendah dan TDS
yang rendah
Biaya investasi meliputi komponen komponen sebagai berikut:
Rangkaian Unit Aerasi
Rangkaian Unit Pengolahan lengkap
Rangkaian Unit Pengolahan Saringan Pasir Lambat
Rangkaian Unit Karbon Aktif
Reservoir
Bangunan Penunjang
Adapun biaya investasi dan biaya operasional yang dihitung
berdasarkan harga dasar tahun 2012 belum termasuk harga intake,
tanah dan perijinan dan biaya operasional belum termasuk operasional
pada intake seperti pada tabel 15 berikut ini.
Tabel 15. Biaya Investasi dan Operasional Pemeliharaan Pengolahan Air Baku dengan organic sedang - tinggi, kekeruhan rendah dan TDS yang rendah
No Unit Pengolahan IPA 50 lpd IPA 100 lpd
Rp (juta) Rp (juta)
1 Rangkaian Unit Pengolahan Aerasi 600 800
2 Rangkaian Unit Pengolahan lengkap 4,500 5,500
3 Rangkaian Unit Saringan Pasir Lambat 7,500 12,000
4 Rangkaian Unit Karbon Aktif 1,200 2,200
5 Reservoir 500 m3 1,300 6 Reservoir 1000 m3
2,100
7 Bangunan Penunjang + ME 1,800 2,300
TOTAL 16,900.00 24,900.00
Biaya inv per Lpd 338.00 249.00
Biaya O & M Biaya Operasional Rp/m3 Rp/m3
1 Rangkaian Unit Pengolahan Air Limbah 1,200 1,200
2 Pengolahan Lengkap dan SPL Listrik 400 400
Bahan Kimia 450 450
Personil 750 600
3 Penggantian Komponen 1,500 1,500
43
4 Perbaikan dan Pemeliharaan 1,000 1,000
Biaya OM per m3 ( Rp/m3 ) 5,300.00 5,150.00
Produksi Pada Operasi 24 jam ( M3) 129.600 359.200
Biaya OM per bulan 686.880.000 1.849.880.000
Keterangan :
* Penggantian komponen Karbon Aktiv +/- 9000 – 18.000 kg Carbon Aktiv
** Antara lain Pemeliharaan dan Pengecetan IPA dan pompa
5.1.5 Air Baku dengan organic sedang-tinggi, kekeruhan rendah dan TDS
yang rendah (Kategori IV)
Biaya investasi meliputi komponen komponen sebagai berikut:
Rangkaian Unit Aerasi
Rangkaian Unit Pengolahan lengkap
Rangkaian Unit Pengolahan Saringan Pasir Lambat
Rangkaian Unit Karbon Aktif
Reservoir
Bangunan Penunjang
Adapun biaya investasi dan biaya operasional yang dihitung
berdasarkan harga dasar tahun 2012 belum termasuk harga intake,
tanah dan perijinan dan biaya operasional belum termasuk operasional
pada intake seperti pada tabel 16 berikut ini.
44
Tabel 16. Biaya Investasi dan Operasional Pemeliharaan Pengolahan
Air Baku dengan organic sedang-tinggi, kekeruhan rendah dan TDS
yang rendah (Kategori IV)
No Unit Pengolahan IPA 50 lpd IPA 100 lpd
Rp (juta) Rp (juta)
1 Rangkaian Unit Pengolahan Aerasi 600 800
2 Rangkaian Unit Pengolahan lengkap 4,500 5,500
3 Rangkaian Unit Karbon Aktif 1,200 2,200
4 Reservoir 500 m3 1,300 5 Reservoir 1000 m3
2,100
6 Bangunan Penunjang + ME 1,800 2,300
TOTAL 9,400.00 12,900.00
Biaya inv per Lpd 188.00 129.00
Biaya O & M Biaya Operasional Rp/m3 Rp/m3
1 Rangkaian Unit Pengolahan Air Limbah 1,200 1,200
2 Pengolahan Lengkap dan SPL Listrik 400 400
Bahan Kimia 450 450
Personil 750 600
3 Penggantian 1,200 1,200
4 Perbaikan 1,000 1,000
Biaya OM per m3 ( Rp/m3 ) 5,000.00 4,850.00
Produksi Pada Operasi 24 jam ( M3) 129.600 259.200
Biaya OM per bulan 648.000.000 1.257.120.000
45
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Umumnya air baku disungai yang mengalir di Jakarta sudah
tercemar oleh air limbah rumah tangga, hal ini mengakibatkan kadar
organic/BOD tinggi dengan kekeruhan yang relative rendah terutama
pada musim kemarau, Pada musim hujan diperkirakan terjadi
pengenceran akibat air hujan dengan akibat kekeruhan meningkat.
6.2 Strategi pengolahan air pada kondisi
Kondisi terburuk I (Kali Cipinang) pengolahan air didahului dengan