Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan wilayah merupakan suatu upaya untuk menata suatu ruang atau wilayah supaya pada akhirnya tercipta suatu wilayah yang mengarah kepada perubahan yang lebih baik. Menurut Glasson (1977) mengemukakan bahwa tujuan perencanaan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang efektif dan efisien. Dalam mewujutkan perencanaan yang efektif dan efisien diperlukan pemahaman antar ilmu yang yang saling terkait, seperti ilmu kependudukan, ilmu geologi, dan ilmu ekonomi itu sendiri. Ilmu ekonomi wilayah dan kota pada dasarnya merupakan cabang dari ilmu ekonomi konvensional,tradisonal,nasional yang mana telah dimasukkan unsur keruangan ke dalam teori, analisis dan metodologi ilmu perekonomian. Pada hakekatnya, inti dari teori-teori pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu: pembahasan yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. 1.2 Tujuan dan Sasaran Laporan analisis ekonomi wilayah ini dibuat dengan tujuan dan sasaran tertentu yang akan dijelaskan sebagai berikut:
44

LAPORAN EWK FIX!.docx

Feb 15, 2015

Download

Documents

Hanandi Prabowo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN EWK FIX!.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan wilayah merupakan suatu upaya untuk menata suatu ruang atau

wilayah supaya pada akhirnya tercipta suatu wilayah yang mengarah kepada perubahan

yang lebih baik. Menurut Glasson (1977) mengemukakan bahwa tujuan perencanaan adalah

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang efektif dan efisien.

Dalam mewujutkan perencanaan yang efektif dan efisien diperlukan pemahaman antar ilmu

yang yang saling terkait, seperti ilmu kependudukan, ilmu geologi, dan ilmu ekonomi itu

sendiri.

Ilmu ekonomi wilayah dan kota pada dasarnya merupakan cabang dari ilmu

ekonomi konvensional,tradisonal,nasional yang mana telah dimasukkan unsur keruangan ke

dalam teori, analisis dan metodologi ilmu perekonomian. Pada hakekatnya, inti dari teori-

teori pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu: pembahasan yang berkisar tentang

metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas

tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah

dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu

pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu

lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan

ekonomi) dalam wilayah tersebut.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Laporan analisis ekonomi wilayah ini dibuat dengan tujuan dan sasaran tertentu

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari disusunnya laporan analisis ini ialah untuk mengidenifikasi serta

menganalisis keadaan perekonomian wilayah studi yang diperoleh dari pengolahan data –

data sekunder untuk membuat suatu rekomendasi yang sesuai dengan keadaan

perekonomian di wilayah tersebut untuk keadaan di masa mendatang yang lebih baik bagi

stakeholder terkait di wilayah studi.

1.2.2 Sasaran

Untuk mencapai tujuan diperlukan sejumlah sasaran. Sasaran yang harus dicapai

pada laporan ini yaitu

Membuat profil perekonomian wilayah studi;

Menganalisis sektor basis di wilayah studi;

Page 2: LAPORAN EWK FIX!.docx

2

Menganalisis kinerja sektor ekonomi di wilayah studi;

Menganalisis sektor ekonomi unggulan di wilayah studi;

Membuat arahan pengembangan ekonomi di wilayah studi;

Membuat rekomendasi bagi stakeholder terkait di wilayah studi.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam laporan ini terdiri dari dua bagian, yaitu ruang lingkup wilayah

dan ruang lingkup materi.

1.3.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam laporan ini mencakup pengkajian aspek

perekonomian yaitu profil perekonomian wilayah studi, sektor basis, kinerja sektor

ekonomi, dan sektor ekonomi unggulan di wilayah studi.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah yang menjadi objek studi merupakan Kabupaten Cilacap.

Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Cilacap memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut

Utara : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

Timur : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas

Selatan : Samudera Hindia

Barat : Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat)

1.4 Metodologi Penulisan Laporan

Untuk memperjelas dalam pembahasan dan penyusunan laporan, kelompok

kami menggunakan metode pengumpulan data sekunder dan metode analisis.

1.4.1 Metode Penyusunan Laporan

Pengumpulan data-data yang berhubungan dengan wilayah studi, dilakukan

dengan menggunakan metode pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data

sekunder Merupakan studi literatur dengan data-data sudah diketahui sumbernya serta

memiliki keterkaitan dengan masalah yang dibahas dalam laporan ini. Data-data ini

dapat diperoleh dari buku-buku atau literatur dan internet, serta dari instansi terkait

seperti BPS.

1.4.2 Metode Analisis

Metode analisis dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui potensi-

potensi perekonomian di wilayah studi sebagai penunjang dalam menentukan

rekomendasi yang tepat bagi stakeholder terkait di wilayah studi. Metode yang digunakan

ialah metode analisis kuantitatif, yaitu metode analisis data yang tersaji dalam bentuk

angka.

Page 3: LAPORAN EWK FIX!.docx

3

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan ini disajikan dalam lima bab yaitu pendahuluan, kajian teori, gambaran umum

Kabupaten Cilacap, analisis perekonomian Kabupaten Cilacap, penutup, berikut sistematika

penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi penulisan laporan

dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Berisi pemaparan mengenai teori – teori mengenai analisis perekonomian yang ada di

wilayah studi.

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN CILACAP

Berisi tentang gambaran umum wilayah studi Kabupaten Cilacap yang meliputi luas dan

letak wilayah serta kondisi perekonomian di wilayah studi.

BAB IV ANALISIS PEREKONOMIAN WILAYAH STUDI

Berisikan analisis aspek – aspek perekonomian di wilayah studi, yaitu profil perekonomian

wilayah studi, sektor basis, kinerja sektor ekonomi, dan sektor ekonomi unggulan di wilayah

studi serta pemberian arahan pengembangan ekonomi di wilayah studi.

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan rekomendasi pengembangan terhadap aspek perekonomian di

wilayah studi yang dikaji.

BAB II

KAJIAN TEORI

Page 4: LAPORAN EWK FIX!.docx

4

2.1 Teori Ekonomi Wilayah dan Kota

Budiharsono (2001: 14) mendefinisikan Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu

ekonomi yang memasukkan unsur lokasi dalam bahasan ilmu ekonomi tradisional. Ilmu

ekonomi regional memiliki kekhususan dalam menjawab pertanyaan where, yaitu tentang di

mana lokasi dari suatu kegiatan yang seharusnya, namun tidak menunjuk pada lokasi

konkret. Pada umumnya ilmu ekonomi regional memiliki tujuan yang sama dengan teori

ekonomi umum, yaitu full employment, economic growth, dan price stability. Ilmu ekonomi

regional bermanfaat untuk membantu perencana wilayah menghemat waktu dan biaya

dalam memilih lokasi.

Ilmu Ekonomi Wilayah (Regional Economics) dan juga Ekonomi Kota (Urban

Economics) pada dasarnya merupakan cabang dari ilmu ekonomi

konvensional/tradisional/nasional; yang memasukkan unsur ruang (lokasi dan struktur) serta

keragaman ruang (dalam hal ini keragaman wilayah) ke dalam teori, analisis dan metodologi

ilmu ekonomi; yang mana hasil – hasil analisis ekonomi tersebut dapat diaplikasikan dalam

mendukung perencanaan suatu wilayah/kota ; dan juga dalam rangka mengatasi

permasalahan - permasalahan ekonomi (dan sosial) di masyarakat sehingga akan terjadi

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah/kota tersebut menjadi

lebih optimal (Vinod, 1964).

Ilmu ekonomi regional murni membicarakan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait

dengan wilayah. Terdapat 2 kelompok ilmu yang lazim menggunakan ilmu ekonomi regional

sebagai peralatan analisis. Regional science adalah gabungan berbagai disiplin ilmu yang

digunakan untuk menganalisis kondisi suatu wilayah dengan menekankan analisisnya pada

aspek-aspek sosial ekonomi dan geografi, sedangkan regional planning yang lebih

menekankan analisisnya pada aspek-aspek tata ruang, land use (tata guna lahan) dan

perencanaan (planning).

Hal-hal yang menjadi landasan pentingnya ekonomi regional

1. Keuntungan sumber daya alam ( natural resources advantage )

2. Penghematan dari pemusatan ( economic of concentration )

3. Biaya angkut

Peran Ilmu Ekonomi Regional ialah sebagai penentuan kebijaksanaan awal, sektor

mana yang dianggap strategis, memiliki daya saing dan daya hasilnya yang besar,

comperative advantage dan dapat menyarankan komoditi / kegiatan apa yang perlu

dijadikan unggulan dan disub wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.

2.2 Aspek Perekonomian Wilayah Studi

2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Page 5: LAPORAN EWK FIX!.docx

5

Total nilai atau harga pasar dari seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh

perekonomian regional (propinsi, Kabupaten/kota, kecamatan) selama kurun waktu tertentu

(1 tahun). PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah. PDRB atas dasar harga

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar,

dimana dalam penghitungan ini digunakan harga tahun 2000. Sedangkan PDRB atas dasar

harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga

konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Pada penyajian PDRB/PDB atas dasar harga berlaku, semua angka pendapatan

regional/nasional dihitung/dinilai atas dasar harga yang berlaku pada tahun yang

bersangkutan. Pada penyajian PDRB/PDB atas dasar harga konstan, semua angka

pendapatan regional/nasional dihitung/dinilai atas dasar harga tahun dasar. Karena dihitung

berdasarkan harga tahun dasar yang bersifat tetap, maka perkembangan yang terjadi

mencerminkan perkembangan riil dan bukan karena pengaruh kenaikan harga (inflasi).

Dalam analisis ekonomi di bidang ilmu PWK lebih diutamakan menggunakan PDRB atas

dasar harga konstan, karena lebih dapat mencerminkan tumbuh kembangnya perekonomian

suatu wilayah/kota secara riil (bukan karena kenaikan harga).

2.2.2 Analisis LQ (Location Quotient)

Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor apa yang merupakan sektor

basis dan apa yang bukan merupakan sektor basis. Rumusnya yaitu

LQ = ps / plPS /PL

Keterangan:

LQ = Location Quotient

ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.

pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.

PS = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.

PL = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.

Dengan ketentuan:

Jika LQ ≥ 1 à sektor basis, bermakna bahwa sektor tersebut sudah

mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah dan juga

diekspor ke luar wilayah.

Jika LQ < 1 à sektor non-basis, bermakna bahwa sektor tersebut hanya

mampu memenuhi kebutuhan permintaan di dalam wilayah.

Page 6: LAPORAN EWK FIX!.docx

6

2.2.3 Analisis Shift Share

Analisis Shift–Share digunakan untuk menganalisis perubahan kegiatan ekonomi

pada periode waktu tertentu (> 1 tahun). Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui

perbandingan perkembangan berbagai sektor pada suatu wilayah dengan wilayah lainnya.

Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan produksi atau kesempatan kerja

dipengaruhi oleh tiga komponen pertumbuhan wilayah. Berikut adalah skemanya

.

Sumber : Bahan ajar mata kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota

Skema Tiga Komponen Pertumbuhan Wilayah

KPN merupakan komponen share dan sering disebut sebagai national share. KPN

adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh

perubahan produksi atau KK secara umum, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain

yg mampu mempengaruhi sektor perekonomian dalam suatu wilayah.

KPP merupakan komponen proportionalshift ;yaitu penyimpangan (deviation) dari

national share dalam pertumbuhan wilayah. KPP adalah perubahan produksi atau

kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh komposisi sektor–sektor industri di

wilayah tsb, perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, serta perbedaan dalam

struktur dan keragaman pasar. Apabila nilai KPP positif (KPP > 0) maka wilayah/daerah

yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tersebut tumbuh cepat dan apabila

nilai KPP bernilai negatif (KPP < 0) maka wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam

sektor yg secara nasional tersebut tumbuh dengan lambat .

KPPW merupakan komponen differential shift, sering disebut komponen

lokasional atau regional atau sisa lebihan.KPPW adalah perubahan produksi atau

kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah tsb,

dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan lokal di wilayah tsb.

Apabila nilai KPPW positif (KPPW > 0) pada sektor tersebut mempunyai keunggulan

komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah (disebut juga sebagai keuntungan

Komponen Pertumbuhan Nasional

(KPN)

Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah

(KPPW)

Komponen Pertumbuhan Proporsional

(KPP)

PERTUMBUHANSEKTOR EKONOMI

Page 7: LAPORAN EWK FIX!.docx

7

lokasional) atau mempunyai daya saing, dan apabila nilai KPPW negatif (KPPW < 0) maka

sektor tersebut tidak mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing.

PE = KPN + KPP + KPPW

= (Yt/Yo – 1) + (Yit / Yio - Yt/Yo)+(yit / yio - Yit/Yio)

= [Ra – 1] + [ Ri - Ra ] + [ri - Ri]

Di mana

PE = pertumbuhan ekonomi wilayah lokal.

Yt = indikator ekonomi wil. Nasional, akhir tahun analisis.

Yo = indikator ekonomi wil. Nasional, awal tahun analisis.

Yit = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i, akhir tahun analisis.

Yio = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i ,awal tahun analisis.

yit = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , akhir tahun analisis.

yio = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , awal tahun analisis.

PB = KPP + KPPW

Di mana

Jika PB ≥ 0 à sektor tersebut progresif

Jika PB < 0 à sektor tersebut mundur

2.2.4 Identifikasi Sektor Unggulan

Identifikasi sektor unggulan dilakukan setelah melakukan analisis LQ dan Shift

Share. Setelah dilakukan analisis, hasil analisis dimasukkan ke dalam diagram–diagram di

bawah ini untuk diidentifikasi sektor apa yang bisa menjadi unggulan di wilayah / kota

tersebut.

Sumber : Bahan ajar mata kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota

Diagram Plotting LQ dan PB

LQ ≥ 1

PB > 0

PB < 0

SEKTOR UNGGULANSEKTOR BERKEMBANG

SEKTOR TERBELAKANGSEKTOR POTENSIAL

Prioritas utama pengembangan sektor ekonomi wilayah/kota

Prioritas # 1

Prioritas # 2

Prioritas # 3

Page 8: LAPORAN EWK FIX!.docx

8

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Kondisi geografis

Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah yang terletak pada

posisi 10804-300 - 1090300300  Bujur Timur dan 70300 - 70450200 Lintang Selatan dengan

batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah selatan :Samudra Indonesia

2. Sebelah utara :Kabupaten Banyumas,Kabupaten Brebes dan Propinsi Jawa Barat

3. Sebelah timur :Kabupaten Kebumen

4. Sebelah barat :Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat

Kabupaten Cilacap mempunyai luas wilayah 2.253,61 km2 yang merupahan 6,94% dari

luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif kabupaten Cilacap terbagi

menjadi 24 Kecamatan dengan sejumlah desa dan kelurahan. Memiliki curah hujan rata-

rata 1708 mm/tahun dengan wilayah tertinggi yaitu Kecamatan Dayeuhluhur dengan

ketinggian 198m diatas permukaan laut sedangkan wilayah terendah adalah Kecamatan

Kampung laut dengan ketinggian 1m diatas permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke

timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke

selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.

Berikut adalah tabel jumlah desa dan luas wilayah per-kecamatan di Kabupaten Cilacap

Tabel III.1Jumlah Desa dan Luas Kecamatan

No. Kecamatan

Jumlah

desa

Luas wilayah

(km2)

1 Dayeuhluhur 14 185,06

2 Wanareja 16 189,73

3 Majenang 17 138,56

4 Cimanggu 15 167,44

5 Karangpucung 14 115

6 Cipari 11 121,48

7 Sidareja 10 54,95

8 Kedungreja 11 71,44

9 Patimuan 7 75,32

10 Gandrungmangu 14 143,19

11 Bantarsari 8 95,54

12 Kawunganten 12 129,19

13 Kampung laut 4 142,22

14 Jeruklegi 13 96,8

Page 9: LAPORAN EWK FIX!.docx

9

15 Kesugihan 16 82,31

16 Adipala 16 84,5

17 Maos 10 28,04

18 Sampang 10 27,3

19 Kroya 17 59

20 Binangun 17 51

21 Nusawungu 17 61,26

22 Cilacap selatan 5 9,1

23 Cilacap tengah 5 22,16

24 Cilacap utara 5 18,83

Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011

3.2 Pertumbuhan Penduduk

Penduduk Kabupaten Cilacap setiap tahun terus bertambah. Menurut hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2010 mencapai 1.748.705 jiwa yang terdiri dari 875.825 laki-laki dan 872.880 perempuan. Selama 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan penduduk per-tahun sebesar 0,38% dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 (0,47%) dan terendah pada tahun 2010 (0,26%). Pertumbuhan ini merupakan yang terendah sejak tahun 1990.

Page 10: LAPORAN EWK FIX!.docx

10

Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011

3.3

Perekonomian

3.3.1 Pertanian

Pertanian tanaman pangan:

Produksi padi sawah tahun 2010 tercatat sebesar 827.418 ton, meningkat 12,59%

dari tahun 2009.

Produksi padi gogo tahun 2010 sebesar 11.979 ton, naik 32,44% dari tahun 2009

yang tercatat sebesar 9.045 ton

Produksi jagung tahun 2010 sebesar 34.069 ton

Produksi ketela mengalami penurunan produksi sebesar 4,05% yakni dari 174.863

ton pada 2009, menjadi 167.781 ton pada 2010

3.3.2 Perkebunan

Tabel III.2Banyaknya penduduk dan pertumbuhannya di Kabupaten Cilacap

Tahun 1990-2010

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan (%)

1990 724.244 731.633 1.455.877 0,98

1991 749.696 749.705 1.499.401 2,96

1992 753.833 755.531 1.509.364 0,66

1993 757.228 759.519 1.516.747 0,49

1994 767.382 769.776 1.537.158 1,35

1995 773.857 776.426 1.550.283 0,85

1996 809.321 808.451 1.617.772 4,35

1997 817.517 816.435 1.633.952 1,00

1998 821.983 820.742 1.642.725 0,54

1999 826.035 825.984 1.652.019 0,57

2000 835.386 836.393 1.671.779 1,20

2001 844.412 844.802 1.689.214 1,04

2002 859.246 848.519 1.707.765 0,45

2003 852.943 851.653 1.704.596 0,46

2004 855.838 854.070 1.709.908 0,31

2005 858.739 857.496 1.716.235 0,37

2006 861.643 860.964 1.722.607 0,37

2007 865.619 864.850 1.730.469 0,46

2008 870.295 868.308 1.738.603 0,47

2009 873.251 870.877 1.744.128 0,32

2010 875.825 872.880 1.748.705 0,26

Page 11: LAPORAN EWK FIX!.docx

11

Jenis tanaman perkebunan rakyat tahun 2010 yaitu kelapa, aren, cengkih, kopi,

kapuk, kapulaga, vanili, sereh, kakao, lada, karet, dan pala.

3.3.3 Peternakan

Jenis ternak besar yang diusahakan antara lain sapi, kerbau, kambing, domba,

kuda, babi, dan kelinci. Dari jenis-jenis tersebut kambing dan domba adalah yang paling

dominan diternakkan masyarakat. Masing-masing 111.439 ekor kambing dan 17.554 ekor

dombs.

3.3.4 Perdagangan

Sarana Perdagangan yang tersedia antara lain :

Pasar modern / Super market : 2 buah

Mini market / swalayan : 12 buah

Pasar tradisional / umum : 85 buah

Pasar ikan dan hewan : 5 buah

TPI Propinsi dan Kabupaten  : 11 buah

Pertokoan / Ruko : 965 unit

3.3.5 Perikananan

Hasil tangkapan ikan dari laut merupakan yang terbesar di Kabupaten Cilacap.

Selanjutnya disusul perikanan di daerah tambak dan perikanan air tawar.

3.3.6 Industri

Industri yang terkenal di Kab. Cilacap kebanyakan merupakan industri energi dan

mineral:

Minyak dan Gas Bumi

Minyak dan gas bumi terdapat di Desa Cipari Kecamatan Dipari.telah dilakukan

eksplorasi  terhadap cebakan yang dilaksanakan oleh Lundin Banyhumas BV.

Batubara

Indikasi adanya potensi batubara terlihat dari adanya sisipan batu bara yang terdapat

di  wilayah Kecamatan Dayeuhluhur. Hasil penyelidikan Pemerintah Kabupaten Cilacap

yang bekerjasama dengan CV. Multi Geosintek tahun 2003

Emas

Terdapat di Desa Jambu Kecamatan Wanareja dan Desa Sadahayu Kecamatan 

Majenang. Cadangan Emas ersebut pernah dieksplorasi oleh PT.Gama Grahita dengan

luas areal 2.000 hektar, kemudian dilakukan eksplorasi oleh PT. Multi Daya Sempama.

Pasir Besi

Endapan Pasir Besi terebut sepanjang pesisir pantai Kabupaten Cilacap,sebagian

besar telah ditambang oleh PT. ANTAM Tbk.

Gamping

Page 12: LAPORAN EWK FIX!.docx

12

Terdapat di Pulau Nusakambangan dengan jumlah cadangan berkisar 1.170.000.000

ton yang merupakan Gamping Terumbu yang saat ini sedang ditambang oleh PT. Holcim.

Lempung

Tersebar di Kecamatan Jeruklegi (ditambang PT. Holcim).

3.3.7 Hotel dan Pariwisata

Sepanjang tahun 2010 tercatat jumlah akomodasi atau hotel di Cilacap sebanyak 47

hotel. Dari jumlah tersebut, 9 diantaranya merupakan hotel berbintang. Sedangkan objek

wisata yang ramai dikunjungi yaitu Teluk penyu, Benteng Pendhem, pantai Widarapayung,

dan Air panas Cipari.

BAB IVAnalisis Ekonomi Wilayah dan Kota Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011

4.1 Analisis Agregat Wilayah Kabupaten Cilacap

Cilacap merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah Jawa Tengah.

Sehingga untuk mengetahui hasil dari analisis agregat wilayah Kabupaten Cilacap, data

yang digunakan adalah data PDRB Kabupaten Cilacap dan PDRB jawa Tengah.

Perkembangan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat pada nilai PDRB dan kontribusi per

sektor terhadap perkembangan PDRB.

Tabel IV.1Perkembangan PDRB Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2011

Tahun

PDRB Kab.Cilacap

Pertumbuhan PDRB Prov. Jawa Tengah

Pertumbuhan

(Jutaan Rupiah) (%) (%)

2007 8.314.556,30 2,64 159.110.253,77 5,59

2008 8.730.436,89 6,07 167.790.369,90 5,61

2009 9.174.597,98 1,53 175.685.267,56 5,14

2010 9.660.586,58 4,43 186.995.480,65 5,84

2011 10.169.957,05 4,44 198.226.349,47 6,01

Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011 dan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

Page 13: LAPORAN EWK FIX!.docx

13

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa perkembangan PDRB Kabupaten Cilacap

dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu antara tahun 2007-2011, selalu mengalami kenaikan

setiap tahunnya. Kabupaten Cilacap memiliki PDRB paling besar pada tahun 2011, yaitu

sebesar 10.169.957,05. Sedangkan pertumbuhan PDRB di Kabupaten Cilacap mengalami

fluktuatif setiap tahunnya, namun pertumbuhan PDRB terbesar terjadi pada tahun 2008,

yakni 6,07%. Di Provinsi Jawa Tengah, perkembangan PDRB dan pertumbuhan PDRB nya

selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Perkembangan PDRB paling besar terjadi pada

tahun 2011, yaitu sebesar 198.226.349,47, sedangkan pertumbuhan PDRB terbesar di

Provinsi Jawa Tengah terjadi pada tahun 2011, yakni 6,01%. Perkembangan PDRB

Kabupaten Cilacap dan Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.1Perkembangan PDRB Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2007- 2011

2007 2008 2009 2010 2011 -

2,000,000.00 4,000,000.00 6,000,000.00 8,000,000.00

10,000,000.00 12,000,000.00

PDRB Kab.Cilacap (Jutaan Rupiah)

PDRB Kab.Cila-cap (Jutaan Rupiah)

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Grafik 4.2Pertumbuhan PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2007- 2011

Page 14: LAPORAN EWK FIX!.docx

14

2007 2008 2009 2010 2011 -

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

Pertumbuhan PDRB Kab. Cilacap (%)

Pertumbuhan PDRB Kab. Cilacap (%)

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Grafik 4.3Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK Tahun 2007- 2011

2007 2008 2009 2010 20110.00

50,000,000.00

100,000,000.00

150,000,000.00

200,000,000.00

250,000,000.00PDRB Prov. Jawa Tengah

PDRB Prov. Jawa Ten-gah

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Grafik 4.4Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007- 2011

2007 2008 2009 2010 20114.64.8

55.25.45.65.8

66.2

Pertumbuhan PDRB Prov. Jateng (%)

Pertumbuhan PDRB Prov. Jateng (%)

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Seperti yang kita ketahui, untuk melihat perkembangan perekonomian suatu wilayah,

salah satunya juga dapat dilihat melalui kontribusi per sektor PDRB wilayah Kabupaten

Page 15: LAPORAN EWK FIX!.docx

15

Cilacap. Berikut adalah table kontribusi per sektor PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2007-

2011:

Tabel IV.2PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK

Tahun 2007-2011

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 20111 Pertanian 2.787.658,76 2.889.583,57 3.000.872,76 3.120.355,17 3.187.497,16

2Pertambangan dan Penggalian 247.963,81 264.296,25 282.102,44 301.280,65 320.251,39

3 Industri Pengolahan 11.583.445,10 12.387.609,05 12.197.839,93 12.600.215,26 13.035.197,63

4Listrik, Gas dan Air Bersih 72.987,04 73.304,02 76.527,71 78.543,01 81.526,53

5 Bangunan 390.003,46 411.604,61 441.659,06 478.192,52 517.184,18 6 Perdagangan 4.546.258,57 4.776.383,83 5.050.559,09 5.375.721,66 5.752.997,13

7Angkutan dan Komunikasi 456.236,47 430.271,53 522.388,37 556.157,48 597.510,11

8Keuangan, Persewaan, dan Jasa PSH 409.412,99 661.922,31 454.409,07 484.239,92 512.676,47

9 Jasa-jasa 614.736,72 159.438,10 706.557,90 744.466,77 787.312,36 PDRB Kabupaten Cilacap

21.108.693,92 22.390.015,92 22.732.979,33 23.739.172,65 24.792.152,83

Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011

Berdasarkan tabel dan diagram kontribusi per sektor PDRB Kabupaten Cilacap

diatas, dapat dilihat bahwa sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB

Kabupaten Cilacap selama kurun waktu 2007 hingga 2011 adalah industri pengolahan.

Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil terhadap PDRB Kabupaten

Cilacap selama 2007-2011 adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Untuk mempermudah

pemahaman tentang kontribusi per sektor PDRB Kabupaten Cilacap, maka data diatas

disajikan dalam diagram pie seperti berikut:

Diagram 4.1 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2007

Page 16: LAPORAN EWK FIX!.docx

16

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2007

PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdaganganAngkutan dan KomunikasiKeuangan, Perse-waan, dan Jasa PSHJasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Diagram 4.2 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2008

22%1%

35%

1%

6%

24%

6% 4%

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2008

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengo-lahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan

Angkutan dan Komunikasi

Keuangan, Perse-waan, dan Jasa PSH

Jasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Diagram 4.3 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2009

Page 17: LAPORAN EWK FIX!.docx

17

20%1%

31%

1%6%

21%

5%4% 11%

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2009

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengo-lahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan

Angkutan dan Komunikasi

Keuangan, Perse-waan, dan Jasa PSH

Jasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012 Diagram 4.4

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2010

19%1%

33%

1%6%

21%

5%4% 10%

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2010

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan

Angkutan dan Komunikasi

Keuangan, Perse-waan, dan Jasa PSH

Jasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Diagram 4.5 PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2011

Page 18: LAPORAN EWK FIX!.docx

18

0% 13% 1%

53%0%

2%

23%2%

2% 3%

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap Tahun 2011

PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdaganganAngkutan dan Ko-munikasiKeuangan, Persewaan, dan Jasa PSHJasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Industri pengolahan sendiri dapat digolongkan menjadi 4, yang didasarkan pada

konsep yang dicanangkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penggolongan tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel IV.3

Penggolongan Jenis IndustriNo. Jenis Industri Jumlah Tenaga Kerja

1. Industri Besar Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja minimal 100 orang.

2. Industri Sedang Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang.

3. Industri Kecil Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang.

4. Industri Rumah

Tangga

Industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja 1-4 orang.

Sumber : PDRB Kabupaten Cilacaop Tahun 2012

Sebagai perbandingan, berikut adalah tabel kontribusi persektor PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011.

Page 19: LAPORAN EWK FIX!.docx

19

Tabel IV.4PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK

Tahun 2007-2011

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 20111 Pertanian 31.862.697,60 33.484.068,44 34.949.138,35 34.955.957,64 35.421.522,97

2Pertambangan dan

Penggalian178.288.665,00 1.851.189,43 1.952.866,70 2.091.257,42 2.193.964,23

3 Industri Pengolahan 50.870.785,69 53.158.962,88 54.137.598,53 61.390.101,24 65.528.810,98

4Listrik, Gas dan Air

Bersih1.340.845,17 1.404.468,19 1.482.643,11 1.614.857,68 1.684.217,01

5 Bangunan 9.055.728,78 9.647.593,00 10.300.647,63 11.014.598,60 11.712.447,46

6 Perdagangan 33.898.013,93 35.626.196,01 37.766.356,61 40.055.356,39 43.072.198,15

7Angkutan dan Komunikasi

8.052.597,04 8.581.544,49 9.260.445,64 9.805.500,11 10.645.260,49

8Keuangan,

Persewaan, dan Jasa PSH

5.767.341,21 6.218.053,96 6.701.533,13 7.038.128,91 7.503.725,18

9 Jasa-jasa 16.479.357,72 17741755.98 19.134.037,85 19.029.722,65 20.464.202,99

PDRB Kabupaten Cilacap159.110.253,80 167.790.369,90 175.685.267,60 186.995.480,65 198.226.349,47

Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011

Data dalam bentuk tabel diatas, untuk lebih mudah dipahami, maka dibuat juga

dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Diagram 4.6 PDRB Per Sektor Provinsi Jateng ADHK Tahun 2007

0%9%

53%

15%

0%

3%

10%

2%

2%5%

PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jateng 2007

PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdaganganAngkutan dan Ko-munikasiKeuangan, Persewaan, dan Jasa PSHJasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Diagram 4.7

Page 20: LAPORAN EWK FIX!.docx

20

PDRB Per Sektor Provinsi Jateng ADHK Tahun 2011

18% 1%

33%

1%6%

22%

5%

4% 10%

PDRB Menurut Lapangan Usaha Prov. Jateng 2011

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan

Angkutan dan Ko-munikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa PSH

Jasa-jasa

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel dan diagram diatas, jika diamati maka

akan terlihat bahwa sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Jawa

Tengah dari tahun 2007 hingga 2011 adalah sektor industri pengolahan, kecuali pada tahun

2007, sektor penyumbang kontribusi terbesar adalah sektor penggalian dan pertambangan,

yaitu senilai 178.288.655,00 juta rupiah. Akan tetapi untuk tahun-tahun selanjutnya,

penyumbang kontribusi adalah tetap sektor industri pengolahan.

Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil terhadap PDRB Jawa

Tengah dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu 2007 hingga 2011 adalah sektor listrik, gas, dan

air bersih. Kontribusi sektor listrik. Gas, dan air bersih tersebiu kurang lebih berkisar antara

1,3 hingga 1,6 juta rupiah.

4.2 Analisis LQ (Location Quote)

Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor apa saja yang merupakan sektor

basis dan apa yang bukan merupakan sektor basis di suatu wilayah. Sehingga analisis ini

dapat digunakan untuk menentukan sektor apa yang menjadi sektor basis di Kabupaten

Cilacap, dan sektor apa yang bukan sebagai sektor basis di Kabupaten Cilacap. Data yang

digunakan untuk analisis LQ adalah data PDRB per sektor Kabupaten Cilacap dan Provinsi

Jawa Tengah tahun 2007 hingga 2011 atas dasar harga konstan 2000.

Tabel IV.5

Page 21: LAPORAN EWK FIX!.docx

21

PDRB Per Sektor Kabupaten Cilacap ADHK Tahun 2007-2011

No.

SektorKabupaten Cilacap (rupiah)

PDRB 2007 PDRB 2008 PDRB 2009 PDRB 2010 PDRB 2011

1 Pertanian 2.787.658,76

2.889.583,57

3.000.872,76

3.120.355,17

3.187.497,16

2Pertambangan dan Penggalian

247.963,81

264.296,25

282.102,44

301.280,65

320.251,39

3 Industri 11.583.445,10

12.387.609,05

12.197.839,93

12.600.215,26

13.035.197,63

4Listrik, Gas, dan Air Minum

72.987,04

73.304,02

76.527,71

78.543,01

81.526,53

5 Konstruksi 390.003,46

411.604,61

441.659,06

478.192,52

517.184,18

6Perdagangan, Hotel, dan Restoran

4.546.258,57

4.776.383,83

5.050.559,09

5.375.721,66

5.752.997,13

7Transportasi dan Komunikasi

456.236,47

430.271,53

522.388,37

556.157,48

597.510,11

8 Keuangan 409.412,99

661.922,31

454.409,07

484.239,92

512.676,47

9 Jasa-jasa 614.736,72

159.438,10

706.557,90

744.466,77

787.312,36

 Total

21.108.693,92

22.390.015,92

22.732.979,33

23.739.172,65

24.792.152,83

Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2011

Tabel IV.6PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK

No.

SektorProvinsi Jawa Tengah (rupiah)

PDRB 2007 PDRB 2008 PDRB 2009 PDRB 2010 PDRB 2011

1 Pertanian 31.862.697,60 33.484.068,44 34.949.138,35 34.955.957,64 35.421.522,97

2Pertambangan dan

Penggalian178.288.665,0

01.851.189,43 1.952.866,70 2.091.257,42 2.193.964,23

3 Industri 50.870.785,69 53.158.962,88 54.137.598,53 61.390.101,24 65.528.810,98

4Listrik, Gas, dan

Air Minum1.340.845,17 1.404.468,19 1.482.643,11 1.614.857,68 1.684.217,01

5 Konstruksi 9.055.728,78 9.647.593,00 10.300.647,63 11.014.598,60 11.712.447,46

6Perdagangan,

Hotel, dan Restoran

33.898.013,93 35.626.196,01 37.766.356,61 40.055.356,39 43.072.198,15

7Transportasi dan

Komunikasi8.052.597,04 8.581.544,49 9.260.445,64 9.805.500,11 10.645.260,49

8 Keuangan 5.767.341,21 6.218.053,96 6.701.533,13 7.038.128,91 7.503.725,18

9 Jasa-jasa 16.479.357,72 17.741.755,98 19.134.037,85 19.029.722,65 20.464.202,99

Total159.110.253,8

0167.790.369,9

0175.685.267,6

0186.995.480,6

5198.226.349,4

7Tahun 2007-2011

Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011

Page 22: LAPORAN EWK FIX!.docx

22

Kedua data PDRB per sektor tersebut kemudian diolah dengan menggunakan analisis LQ, dengan rumus sebagai berikut:

LQ = ps / plPS /PL

Keterangan:

LQ = Location Quotient

ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.

pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.

PS = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.

PL = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.

Dengan ketentuan:

Jika LQ ≥ 1 à sektor basis, bermakna bahwa sektor tersebut sudah

mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah dan juga

diekspor ke luar wilayah.

Jika LQ < 1 à sektor non-basis, bermakna bahwa sektor tersebut hanya

mampu memenuhi kebutuhan permintaan di dalam wilayah.

Berikut adalah tabel perhitungan analisis Location Quotient (LQ) tahun 2007

hingga tahun 2011:

Perhitungan LQ tahun 2007

Tabel IV.7Perhitungan Analisis LQ Tahun 2007

No. SektorKabupaten Provinsi Tahun 2007

Ketpi/p total Pi/P total LQ 2007

1 Pertanian 0,132062115 0,200255463 0,659468224 non basis

2 Pertambangan dan Penggalian 0,011746999 1,120535357 0,010483381 non basis

3 Industri 0,548752336 0,319720348 1,716350992 basis

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003457677 0,008427145 0,410302275 non basis

5 Konstruksi 0,018475964 0,056914803 0,324624923 non basis

6Perdagangan, Hotel, dan Restoran

0,21537375 0,213047325 1,010919758 basis

7 Transportasi dan Komunikasi 0,021613676 0,05061017 0,427061909 non basis

8 Keuangan 0,019395468 0,036247452 0,535085001 non basis

9 Jasa-jasa 0,029122442 0,10357194 0,281180812 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Perhitungan LQ tahun 2008

Tabel IV.8Perhitungan Analisis LQ Tahun 2008

No. SektorKabupaten Provinsi Tahun 2008

Ketpi/p total Pi/P total LQ 2008

1 Pertanian 0,129056789 0,19955894 0,646710135 non basis

2 Pertambangan dan Penggalian 0,011804201 0,011032751 1,069923603 basis

3 Industri 0,553264861 0,316817723 1,746319166 basis

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,00327396 0,008370374 0,391136652 non basis

Page 23: LAPORAN EWK FIX!.docx

23

5 Konstruksi 0,0183834 0,057497895 0,319723005 non basis

6Perdagangan, Hotel, dan Restoran

0,213326504 0,21232563 1,004713865 basis

7 Transportasi dan Komunikasi 0,019217116 0,005172418 0,375742034 non basis

8 Keuangan 0,02956328 0,037058467 0,797746967 non basis

9 Jasa-jasa 0,007120946 0,10573763 0,067345431 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Perhitungan LQ tahun 2009

Tabel IV.9Perhitungan Analisis LQ Tahun 2009

No. SektorKabupaten Provinsi Tahun 2009

Ketpi/p total Pi/P total LQ 2009

1 Pertanian 0,132005256 0,1989303870,663575122

non basis

2 Pertambangan dan Penggalian 0,012409391 0,011115711 1,11638304 basis

3 Industri 0,536570229 0,308151043 1,74125722 basis

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003366374 0,00843920,398897286

non basis

5 Konstruksi 0,01942812 0,0586312540,331361159

non basis

6Perdagangan, Hotel, dan Restoran

0,222168815 0,2149659851,033506838

basis

7 Transportasi dan Komunikasi 0,022979318 0,0527104280,435953933

non basis

8 Keuangan 0,01998898 0,0381451060,524024762

non basis

9 Jasa-jasa 0,031080744 0,1089108840,285377754

non basis

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Perhitungan LQ tahun 2010

Tabel IV.10Perhitungan Analisis LQ Tahun 2010

No.

SektorKabupaten Provinsi Tahun 2010

Ketpi/p total Pi/P total LQ 2010

1 Pertanian 0,131443299 0,186934773 0,703150609 non basis

2 Pertambangan dan Penggalian 0,012691287 0,011183465 1,134825997 basis

3 Industri 0,530777355 0,328297246 1,616758476 basis

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003308582 0,008635811 0,383123524 non basis

5 Konstruksi 0,020143605 0,05890302 0,341979155 non basis

6Perdagangan, Hotel, dan Restoran

0,226449411 0,214204944 1,057162393 basis

7 Transportasi dan Komunikasi 0,023427838 0,052437097 0,446779837 non basis

8 Keuangan 0,020398349 0,037637963 0,541962083 non basis

9 Jasa-jasa 0,031360266 0,101765682 0,308161508 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Perhitungan LQ tahun 2011

Tabel IV.11

Perhitungan Analisis LQ Tahun 2011No. Sektor Kabupaten Provinsi Tahun 2011 Ket

    pi/p total Pi/P total LQ 2011  

Page 24: LAPORAN EWK FIX!.docx

24

1 Pertanian 0,128568793 0,178692303 0,719498212 non basis

2 Pertambangan dan Penggalian 0,01291745 0,011067975 1,16710149 basis

3 Industri 0,525779174 0,330575684 1,590495611 basis

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,003288401 0,008496434 0,387033049 non basis

5 Konstruksi 0,020860802 0,059086229 0,353056912 non basis

6Perdagangan, Hotel, dan Restoran

0,232049115 0,217287955 1,067933632 basis

7 Transportasi dan Komunikasi 0,024100776 0,05370255 0,448782701 non basis

8 Keuangan 0,020678982 0,037854328 0,546277871 non basis

9 Jasa-jasa 0,031756514 0,103236543 0,30760924 non basisSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Berdasarkan perhitungan analisis LQ tersebut, kemudian dapat diketahui sektor apa

yang menjadi sektor basis dan sektor apa yang bukan merupakan sektor basis. Sektor basis

adalah sektor yang mempunyai nilai LQ ≥ 1, sedangkan sektor non basis adalah sektor yang

mempunyai nilai LQ < 1.

Dari hasil perhitungan LQ di atas, pada tahun 2007 di Kabupaten Cilacap terdapat dua

sektor basis yakni Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

Sedangkan selama kurun waktu tahun 2008-2011, Kabupaten Cilacap memiliki tiga sektor

basis yang sama, yakni Pertambangan dan Penggalian, Industri, dan Perdagangan, Hotel,

dan Restoran. Kemudian, setelah dilakukan perhitungan untuk mencari nilai rata-rata dari

hasil analisis LQ, maka hasilnya sebagai berikut:

Tabel IV.12

Rata-rata Hasil Perhitungan Analisis LQ Tahun 2007-2011Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah

SektorLocation Quotient (LQ)

Rata-rataKeteranga

n2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian0,65946822

40,64671013

50,66357512

20,70315060

90,71949821

2 0,67848046Non basis

Pertambangan dan Penggalian

0,010483381

1,069923603 1,11638304

1,134825997 1,16710149

0,899743502

Non basis

Industri1,71635099

21,74631916

6 1,741257221,61675847

61,59049561

11,68223629

3Basis

Listrik, Gas, dan Air Minum

0,410302275

0,391136652

0,398897286

0,383123524

0,387033049

0,394098557

Non basis

Konstruksi0,32462492

30,31972300

50,33136115

90,34197915

50,35305691

20,33414903

1Non basis

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

1,010919758

1,004713865

1,033506838

1,057162393

1,067933632

1,034847297

Basis

Transportasi dan Komunikasi

0,427061909

0,375742034

0,435953933

0,446779837

0,448782701

0,426864083

Non Basis

Keuangan0,53508500

10,79774696

70,52402476

20,54196208

30,54627787

10,58901933

7Non Basis

Jasa-jasa0,28118081

20,06734543

10,28537775

40,30816150

8 0,307609240,24993494

9Non Basis

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Dari hasil perhitungan rata-rata nilai LQ per sektor selama tahun 2007-2011 diatas,

maka dapat kita ketahui sektor yang yang menjadi sektor basis di Kabupaten Cilacap

adalah:

1. Sektor Industri

Page 25: LAPORAN EWK FIX!.docx

25

SEKTOR BASISIndustri

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pertanian, Pertambangan dan Penggalian

Listrik, Gas, dan Air Minum, Konstruksi, Transportasi dan Komunikasi, Keuangan, dan Jasa-jasa

Sektor Non-Basis Sektor Non-Basis

2. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Model Ekonomi Basis Kabupaten Cilacap

4.3 Analisis Shift Share

Analisis shift share adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui sektor apa

yang berkembang dalam suatu wilayah dan sektor apa yang justru sebaliknya mengalami

kemunduran. Sama halnya seperti analisis LQ, analisis shift share juga menggunakan data

PDRB Kabupaten Cilacap per sektor dan PDRB Jawa Tengah per sektor. Bedanya adalah,

apabila pada analisis LQ dihitunga atu dianalisis setiap tahun, maka pada analisis shift

share yang dihitung hanya tahun pertama, yaitu 2007 dan tahun terakhir, yaitu 2011. Berikut

adalah datadata dasar dalam perhitungan analisis shift share Kabupaten Cilacap dan

Provinsi Jawa Tengah.

Tabel IV.13Perhitungan Data Dasar untuk Analisis Shift Share

Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2007 dan 2011 (dalam juta rupiah)

SektorKabupaten (rupiah) Provinsi (rupiah)

ri Ri RaPDRB 2007 PDRB 2011 PDRB 2007 PDRB 2011

yo yt Yo Yt yit/yio Yit/Yio Yt/Yo

Pertanian 2.787.658,76

3.187.497,16

31.862.697,60

35.421.522,97

1,1434

1,1117

1,2458

Pertambangan dan Penggalian

247.963,81

320.251,39

178.288.665,00

2.193.964,23

1,2915

0,0123

1,2458

Industri 11.583.445,10

13.035.197,63

50.870.785,69

65.528.810,98

1,1253

1,2881

1,2458

Listrik, Gas, dan Air Minum

72.987,04

81.526,53

1.340.845,17

1.684.217,01

1,1170

1,2561

1,2458

Konstruksi 390.003,46

517.184,18

9.055.728,78

11.712.447,46

1,3261

1,2934

1,2458

Page 26: LAPORAN EWK FIX!.docx

26

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

4.546.258,57

5.752.997,13

33.898.013,93

43.072.198,15

1,2654

1,2706

1,2458

Transportasi dan Komunikasi

456.236,47

597.510,11

8.052.597,04

10.645.260,49

1,3097

1,3220

1,2458

Keuangan 409.412,99

512.676,47

5.767.341,21

7.503.725,18

1,2522

1,3011

1,2458

Jasa-jasa 614.736,72

787.312,36

16.479.357,72

20.464.202,99

1,2807

1,2418

1,2458

Total 21.108.693,92

24.792.152,83

159.110.253,80

198.226.349,47

11,1114

10,0971

1,2458

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Selanjutnya dilakukan analisis shift share dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel IV.14Perhitungan KPN, KPP, KPPW, PE Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah

(Dalam %)

Sektor

KPN KPP KPPW Koreksi*)

Ra-1 Ri-Ra ri-Ri KPN+KPP+KPPWPertumbuhan

Ekonomi (PE)

Pertanian 25% -13,42% 3,17% 14,34% 14,34%Pertambangan dan Penggalian 25%

-123,35% 127,92% 29,15% 29,15%

Industri 25% 4,23% -16,28% 12,53% 12,53%Listrik, Gas, dan Air Minum 25% 1,02% -13,91% 11,70% 11,70%Konstruksi 25% 4,75% 3,27% 32,61% 32,61%Perdagangan, Hotel, dan Restoran 25% 2,48% -0,52% 26,54% 26,54%Transportasi dan Komunikasi 25% 7,61% -1,23% 30,97% 30,97%Keuangan 25% 5,52% -4,88% 25,22% 25,22%Jasa-jasa 25% -0,40% 3,89% 28,07% 28,07%

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Dari hasil perhitungan KPN, KPP, dan KPPW serta pertumbuhan ekonomi tersebut,

dapa kita lihat ada beberapa sektor yang nilainya negatif atau minus, akan tetapi lebih

banyak sektor yang nilainya positif. Pada perhitungan pertumbuhan ekonomi diatas, rata-

rata nilai sektor relatif tinggi, sehingga dapat dianalisis bahwa sektor-sektor yang ada di

Kabupaten Cilacap tersebut memberikan pengaruh positif dalam pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Cilacap.

` Berikut adalah hasil perhitungan analisis shift share secara lebih rinci dalam tabel-

tabel perhitungan analisis:

1. Berdasarkan Prestasi Pergeseran Bersih (PB)

Prestasi pergeseran bersih dapat dianalisis dengan ketentuan:

Jika besaran Pergeseran Bersih ≥ à sektor tersebut progresif/maju

Jika besaran Pergeseran Bersih < à sektor tersebut mundur

Page 27: LAPORAN EWK FIX!.docx

27

Sehingga dari perhitungan pergeseran berrsih Kabupaten Cilacap, didapat hasil

seperti yang tertera pada tabel dibawah.

Tabel IV.15Tabel Interpretasi Pergeseran Bersih

Sektor KPP KPPWKPP+KPP

W (PB)KETERANGA

N

Pertanian -13,42% 3,17% -10,25% Mundur

Pertambangan dan Penggalian -123,35% 127,92% 4,57% Progresif

Industri 4,23% -16,28% -12,05% Mundur

Listrik, Gas, dan Air Minum 1,02% -13,91% -12,89% Mundur

Konstruksi 4,75% 3,27% 8,02% Progresif

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,48% -0,52% 1,96% Progresif

Transportasi dan Komunikasi 7,61% -1,23% 6,38% Progresif

Keuangan 5,52% -4,88% 0,64% Progresif

Jasa-jasa -0,40% 3,89% 3,49% ProgresifSumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada tiga sektor yang mengalami kemunduran,

yaitu sektor pertanian, industri, dan listrik, gas dan air bersih. Sedangkan enam sektor

lainnya mengalami kemajuan, atau dapat dikatakan progresif.

2. Berdasarkan Interpretasi KPP

Apabila KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi

dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat. Dan sebaliknya, apabila KPP bernilai

negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara

nasional tumbuh lambat.

Tabel IV.16Tabel Interpretasi KPP

SektorKPP

Keterangan (+/-)

Pertanian-13,42%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Lambat

Pertambangan dan Penggalian -123,35%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Lambat

Industri4,23%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

Listrik, Gas, dan Air Minum1,02%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

Konstruksi4,75%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,48%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

Transportasi dan Komunikasi7,61%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

Page 28: LAPORAN EWK FIX!.docx

28

Keuangan5,52%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

Jasa-jasa-0,40%

Spesialisasi Dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Lambat

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada tiga sektor yang secara nasional tumbuh

lambat, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa-jasa.

Sedangkan sektor lainnya, seperti industri pengolahan, konstruksi, keuangan, ketiga sektor

lainnya merupakan sektor yang secara nasional tumbuh cepat.

3. Berdasarkan Interpretasi KPPW

Apabila dari hasil perhitungan didapat nilai KPPW yang positif (KPPW > 0) ,

maka sektor tersebut mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di

wilayah tersebut atau sering disebut juga sebagai keuntungan lokasional. Dan

sebaliknya, apabila KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) maka sektor tersebut tidak

mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing.

Tabel IV.17Tabel Interpretasi KPPW

SektorKPPW

Keterangan

(+/-)

Pertanian 3,17% Mempunyai Daya SaingPertambangan dan Penggalian 127,92% Mempunyai Daya SaingIndustri -16,28% Tidak Mempunyai Daya SaingListrik, Gas, dan Air Minum -13,91% Tidak Mempunyai Daya SaingKonstruksi 3,27% Mempunyai Daya SaingPerdagangan, Hotel, dan Restoran -0,52% Tidak Mempunyai Daya SaingTransportasi dan Komunikasi -1,23% Tidak Mempunyai Daya SaingKeuangan -4,88% Tidak Mempunyai Daya SaingJasa-jasa 3,89% Mempunyai Daya Saing

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Dari tabel-tabel diatas, kemudian dapat disimpulkan bahwa:

a. Sektor yang mengalami kemajuan (progresif) adalah:

Sektor Konstruksi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor Transportasi dan Komunikasi Sektor Keuangan Sektor Jasa-jasa Sektor Pertambangan dan Penggalian

b. Sektor yang secara nasional tumbuh cepat adalah: Sektor Industri Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum Sektor Konstruksi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Page 29: LAPORAN EWK FIX!.docx

29

Sektor Transportasi dan Komunikasi Sektor Keuangan

c. Sektor yang mempunyai daya saing adalah: Sektor Pertanian Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Konstruksi Sektor Jasa-jasa

4.4 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan (LQ dan Shift Share)

Analisis sector ekonomi unggulan adalah anlisis dapat digunakan untuk mengetahui

sector-sektor apa saja yang dianggap sebagai sektor yang dapat meningkatkan

perekonomian daerah. Dalam laporan ini maka dianalisis sector ekonomi unggulan

Kabupaten Cilacap. Untuk menganalisis sector ekonomi unggulan, dibutuhkan data hasil

perhitungan rata-rata LQ selama lima tahun dan Shift Share.

Tabel IV.18Gabungan Hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap 2007-2011 I

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Dari table

diatas, kemudian diubah dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel IV.19Gabungan Hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap 2007-2011 II

No. SektorLocation Quotient Shift Share

LQ PB

1 Pertanian 0,67848046 -10,25%

2 Pertambangan dan Penggalian 0,899743502 4,57%

3 Industri 1,682236293 -12,05%

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,394098557 -12,89%

5 Konstruksi 0,334149031 8,02%

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,034847297 1,96%

7 Transportasi dan Komunikasi 0,426864083 6,38%

8 Keuangan 0,589019337 0,64%

9 Jasa-jasa 0,249934949 3,49%

No. SektorLocation Quotient Shift Share

LQ PB

1 Pertanian <1 <0

2 Pertambangan dan Penggalian <1 >0

3 Industri ≥1 <0

4 Listrik, Gas, dan Air Minum <1 <0

5 Konstruksi <1 >0

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran ≥1 >0

7 Transportasi dan Komunikasi <1 >0

8 Keuangan <1 >0

9 Jasa-jasa <1 >0

Page 30: LAPORAN EWK FIX!.docx

30

Industri

LQ=1,682236293 atau LQ ≥1 danPB < 0, maka sektor tersebut dijadikan priorita kedua, dikarenakan sektor industri dkategorikan mundur sehngga perlu didorong agar menjadi sektor unggulan

PertanianListrik, Gas, dan Air Minum

Pertambangan dan Penggalian KonstruksiKeuanganTransportasi dan KomunikasiJasa-jasa

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

LQ= 1,034847297 atau LQ ≥1 dan PB > 0, maka sektor tersebut dijadikan prioritas utama

Sektor UnggulanSektor Berkembang

Sektor PotensialSektor Terbelakang

PB > 0

PB < 0

LQ ≥ 1

Industri

LQ=1,682236293 atau LQ ≥1 danPB < 0, maka sektor tersebut dijadikan priorita kedua, dikarenakan sektor industri dkategorikan mundur sehngga perlu didorong agar menjadi sektor unggulan

PertanianListrik, Gas, dan Air Minum

Pertambangan dan Penggalian KonstruksiKeuanganTransportasi dan KomunikasiJasa-jasa

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

LQ= 1,034847297 atau LQ ≥1 dan PB > 0, maka sektor tersebut dijadikan prioritas utama

Sektor UnggulanSektor Berkembang

Sektor PotensialSektor Terbelakang

Prioritas Pengembangan Sektor Ekonomi (Sektor Unggulan)

Prioritas 1 : Perdagangan, Hotel, dan RestoranPrioritas 2 :Industri

PB > 0

LQ ≥ 1

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Kemudian berdasarkan nilai plotting pada tabel diatas, maka sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Cilacap dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Kuadran Plotting Nilai LQ dan PB

Page 31: LAPORAN EWK FIX!.docx

31

4.5 Arahan Pengembangan EkonomiUntuk menyusun arahan pengembangan ekonomi, perlu dilakukan pengkajian

dengan menggunakan gabungan hasil perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift

Share (PB) dengan cara sebagai berikut.

Tabel IV.18Gabungan Hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap 2007-2011 II

No.

SektorLocation Quotient

Shift ShareTipologi Sektor

LQ PB

1 Pertanian <1 <0 Sektor Terbelakang

2 Pertambangan dan Penggalian <1 >0 Sektor Berkembang

3 Industri ≥1 <0 Sektor Potensial

4 Listrik, Gas, dan Air Minum <1 <0 Sektor Terbelakang

5 Konstruksi <1 >0 Sektor Berkembang

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran ≥1 >0 Sektor Unggulan

7 Transportasi dan Komunikasi <1 >0 Sektor Berkembang

8 Keuangan <1 >0 Sektor Berkembang

9 Jasa-jasa <1 >0 Sektor Berkembang

Sumber : Hasil pengolahan data Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Berdasarkan tabel analisis gabungan hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap di atas, didapatkan :

1. Sektor yang termasuk sektor unggulan adalah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Sektor tersebut merupakan sektor yang paling pertama diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Cilacap.

2. Sektor yang termasuk sektor potensial adalah Sektor Industri. . Sektor tersebut merupakan sektor yang kedua diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Cilacap.

Gambar 4.1Peta Sektor Unggulan di Kabupaten Cilacap

Page 32: LAPORAN EWK FIX!.docx

32

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 8 Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012

Berdasarkan Peta Sektor Unggulan yang ada di tiap kecamatan di Kabupaten

Jawa Tengah, didapatkan bahwa kecamatan yang memiliki potensi untuk

pengembangan sektor unggulan tertinggi, yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran adalah Kecamatan Kroya. Sehingga untuk dapat meningkatkan

perekonomian dan kontribusi sektor tersebut dalam PDRB di Kabupaten Cilacap

haruslah mengutamakan pengembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

yang ada di Kecamatan Kroya.

Selain itu, berdasarkan tabel analisis gabungan hasil LQ dan Shift Share

Kabupaten Cilacap dapat juga dilakukan pengembangan sektor yang pertama

diprioritaskan yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran guna meningkatkan

perekonomian Kabupaten Cilacap ke arah luar. Dan mengembangkan sektor

potensial sebagai sektor yang kedua diprioritaskan yakni sektor industri. Dengan

mengembangkan sektor industri, maka akan mendukung sektor unggulan dalam

kontribusinya meningkatkan perekonomian di antar wilayah (kecamatan) di

Kabupaten Cilacap, serta ke arah luar (ekspor) dari Kabupaten Cilacap. Sehingga

sektor potensial tersebut dapat menjadi sektor unggulan apabila lebih difasilitasi

untuk dikembangkan lagi.

Page 33: LAPORAN EWK FIX!.docx

33

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Analisis perekonomian dalam hal ini perkembangan PDRB selalu mengalami

kenaikan dalam kurun waktu antara tahun 2007-2011, Sektor yang mempunyai kontribusi

terbesar terhadap PDRB Kabupaten Cilacap selama kurun waktu 2007 hingga 2011 adalah

sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil

terhadap PDRB Kabupaten Cilacap selama 2007-2011 adalah sektor listrik, gas, dan air

bersih. Berdasarkan tabel analisis gabungan hasil LQ dan Shift Share Kabupaten Cilacap di

atas, didapatkan :

1. Sektor yang termasuk sektor unggulan adalah Sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran. Hal ini dikarenakan :

a. Berdasarkan perhitungan LQ, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, LQ ≥1

b. Berdasarkan besaran Pergeseran Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

bernilai positif sehingga tergolong mengalami progresif.

c. Berdasarkan interprestasi KPP bernilai positif, sehingga Sektor Perdagangan, Hotel,

dan Restoran Spesialisasi dalam Sektor Yang Secara Nasional Tumbuh Cepat

d. Berdasarkan besaran KPPW, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memiliki

KPPW negatif, maka tergolong tidak mempunyai daya saing.

e. Berdasarkan perhitungan Shift Share, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor memiliki nilai >0. Sehingga sektor tersebut adalah sektor yang paling pertama

diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten

Cilacap.

Page 34: LAPORAN EWK FIX!.docx

34

2. Sektor yang termasuk sektor potensial adalah Sektor Industri. Sektor tersebut

merupakan sektor yang kedua diprioritaskan dalam pengembangan dan meningkatkan

perekonomian di Kabupaten Cilacap.

Rekomendasi

Pengembangan sektor unggulan tertinggi, yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran adalah di Kecamatan Kroya. Sehingga untuk dapat meningkatkan perekonomian

dan kontribusi sektor tersebut dalam PDRB di Kabupaten Cilacap haruslah mengutamakan

pengembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang ada di Kecamatan Kroya.

Kabupaten Cilacap dapat juga dilakukan pengembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran guna meningkatkan perekonomian Kabupaten Cilacap ke arah luar (Provinsi Jawa

Tengah). Dan mengembangkan sektor potensial sebagai sektor yang kedua diprioritaskan

yakni sektor industri. Pengembangan sektor Industri akan mendukung sektor unggulan

dalam kontribusinya meningkatkan perekonomian di antar wilayah (kecamatan) di

Kabupaten Cilacap, serta ke arah luar (ekspor) dari Kabupaten Cilacap. Sehingga sektor

potensial tersebut dapat menjadi sektor unggulan apabila lebih difasilitasi untuk

dikembangkan lagi.

Page 35: LAPORAN EWK FIX!.docx

35

Daftar Pustaka

(BPS). 2012. Kecamatan Dalam Angka tahun 2012. Cilacap: Kerjasama Bappeda dan BPS Cilacap.

(BPS). 2012. PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2011 (Buku 1). Cilacap: Kerjasama Bappeda dan BPS Cilacap

(BPS). 2012. PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2011 (Buku 2). Cilacap: Kerjasama Bappeda dan BPS Cilacap

PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 Propinsi Jateng tahun 2007-2011. http://jateng.bps.go.id. Diunduh Minggu, 9 Desember 2012.

_____. http://www.cilacapkab.go.id. Diakses Minggu, 9 Desember 2012.