Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di indonesia terdapat berbagai macam tanaman. Suatu tanaman identik dengan penyakit. Meskipun sebagian ada tanaman yang tidak terkena penyakit namun suatu tanaman selalu berhubungan dengan penyakit begitu pula sebaliknya. Secara sederhana penyakit adalah suatu masalah yang kerap kali ditemui oleh seorang petani. Penyakit menimbulkan kerugian bagi tanaman inang, petani, maupun lingkungannya. Penyakit dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis, misalnya bakteri, jamur, dan lain sebagainya. Di dalam mempelajari penyakit dikenal dengan adanya konsep segiiitiga penyakit. Di dalam segitiga penyakit dijelaskan bahwa ketiga faktor tersebut yaitu tanaman inang, patogen, dan lingkungannya saling berpengaruh. Jadi jika salah satu dari ketiga faktor tersebut mendukung munculnya suatu penyakit, maka disitu akan terjadi peledakan penyakit, namun jika tidak salah satu dari ketiga faktor tersebut menekan terjadinya penyakit maka penyakit tidak akan muncul. 1.2 TUJUAN
26

Laporan DPT Penyakit

Feb 16, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan DPT Penyakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di indonesia terdapat berbagai macam tanaman. Suatu tanaman identik

dengan penyakit. Meskipun sebagian ada tanaman yang tidak terkena penyakit

namun suatu tanaman selalu berhubungan dengan penyakit begitu pula

sebaliknya.

Secara sederhana penyakit adalah suatu masalah yang kerap kali ditemui

oleh seorang petani. Penyakit menimbulkan kerugian bagi tanaman inang,

petani, maupun lingkungannya. Penyakit dapat disebabkan oleh berbagai

macam jenis, misalnya bakteri, jamur, dan lain sebagainya.

Di dalam mempelajari penyakit dikenal dengan adanya konsep segiiitiga

penyakit. Di dalam segitiga penyakit dijelaskan bahwa ketiga faktor tersebut

yaitu tanaman inang, patogen, dan lingkungannya saling berpengaruh. Jadi

jika salah satu dari ketiga faktor tersebut mendukung munculnya suatu

penyakit, maka disitu akan terjadi peledakan penyakit, namun jika tidak salah

satu dari ketiga faktor tersebut menekan terjadinya penyakit maka penyakit

tidak akan muncul.

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui mengetahui tentang penyakit.

2. Untuk mengetahui tipe gelaja penyakit.

3. Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit.

Page 2: Laporan DPT Penyakit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PENYAKIT

Penyakit adalah proses fisiologi yang tidak normal dalam badan

tumbuhan, misalnya terjadi disintegrasi jaringan, gangguan pada

pertumbuhan, gangguan reproduksi, kekurangan air, merana dan gangguan

respirasi.(Triharso, 1995)

Penyakit adalah ketidak mampuan tumbuhan yang diusahakan (tanaman)

untuk memberikan hasil yang cukup kualitas maupun kuantitasnya. (Triharso,

1995)

A disease is an abnormal condition affecting the body of an organism. It is

often construed to be a medical condition associated with specific symptoms

and signs. (Anonymous a, 2011)

2.2 KARAKTERISTIK PATOGEN

A. JAMUR

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk

dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel

banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara

makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

1. Struktur Tubuh

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu

sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk

tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,

contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar

yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.

Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa

adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding

Page 3: Laporan DPT Penyakit

berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan

sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa

mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,

mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel.

Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali

yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur

yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria

yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria

dapat menembus jaringan substrat.

2. Cara Makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan

organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan.

Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari

lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya

dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen

maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,

protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh

dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat

parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

3. Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual

(vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur

berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi

adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur

memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora

aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila

mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan

tumbuh menjadi jamur dewasa. Reproduksi secara seksual pada jamur

melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium

Page 4: Laporan DPT Penyakit

mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua

individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah

plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami

(peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-

masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.

Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam

waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel

melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan

meiosis.

(Anonymousb, 2011)

B. BAKTERI

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan

lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki

ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-

tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula

yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan

mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan

prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik

(mikroskopis). (Anonymousc, 2011)

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahkluk

hidup lain yaitu:

1. Organisme multiselluler

2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )

3. Umumnya tidak memiliki klorofil

4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron

umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.

5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam

6. Hidup bebas atau parasit

7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah

atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan

Page 5: Laporan DPT Penyakit

8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya

mengandung peptidoglikan

(Anonymousc, 2011)

C. VIRUS

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel

organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan

karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan

menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak

memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus

mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak

kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang

terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom

virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk

memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur

hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang

menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis

organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan

untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan

organisme lain yang tidak berinti sel). (Anonymous d,2011)

D. NEMATODA

Nematoda merupakan cacing bulat yang tidak bersegmen,

kebanyakan darinya memiliki siklus hidup yang bebas (Tony dan Shears,

1997). Nematoda, berasal dari kata nema = benang dan oidos = bentuk.

Besar dan panjang Nematoda beragam, ada yang panjangnya beberapa

millimeter dan ada pula yang panjangnya melebihi 1 meter. Ciri-ciri

umum dari kelas ini adalah mempunyai saluran pencernaan dan rongga

badan, rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut

pseudosel atau pseudoseloma. Dan potongan melintangnya berbentuk

bulat dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan hipodermis

(lapisan sel yang ada dibawahnya) (Anonimuse, 2011). Radiopoetro (1991)

menambahkan bahwa karakteristik Nematoda adalah tubuh simetri

Page 6: Laporan DPT Penyakit

bilateral, tidak memiliki anggota gerak (extermitas), dan pada umumnya

bersifat gonochoristis . Secara keseluruhan Nematoda bersifat parasit, baik

pada hewan, manusia maupun tumbuhan. Hewan-hewan hospes Nematoda

biasanya berasal dari filum Annelida, Arthropoda, Mollusca dan subfilum

Vertebrata, yang hidup di dalam usus, darah dan organ-organ tubuh

lainnya (Radiopoetro, 1991). Nematoda memiliki banyak spesies, diantara

nya adalah cacing tambang, yang hidup di daerah pertambangan. Selain

itu, cacing ini juga banyak menginfeksi orang-orang disekitar perkebunan

yang belum memiliki sanitasi yang memadai ,Makimian (1996)

menambahkan, bahwa sanitasi pembuangan tinja merupakan usaha

pencegahan yang utama . Jenis cacing tambang cukup banyak, tapi tidak

semua jenis cacing tambang yang menyerang manusia. Brotowidjoyo

(1987) mengungkapkan, cacing tambang pada manusia terdiri dari banyak

jenis yaitu Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Ancylostoma

braziliensis, dan Ancylostoma caninus. Necator americanus dan

Ancylostoma duodenale hanya terdapat pada manusia, Ancylostoma

braziliensis jarang terdapat pada manusia dan Ancylostoma caninus

terdapat pada manusia, akan tetapi pada stadium larva dan tidak pernah

sampai dewasa. Pada pembahasan kali ini akan dibahas te ntang

perkembangan Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Sejarah

kedua cacing ini sangatlah berbeda, sehingga banyak orang mengenal A.

duodenale sebagai cacing tambang dunia lama dan N. americanus cacing

tambang dunia baru. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit nekatoriasis

dan ankilostomiasis , yang membuat penderita mengalami anemia berat ,

keletihan, menurunnya berat badan, rentan pada infeksi. dan diare

berdarah (Yuwono, dkk. 1988). Gandahusada, dkk (1999) menambahkan,

bahwa kedua jenis tersebut merupakan parasit yang menginfeksi manusia,

yang tergolong ke dalam Nematoda usus dan penularannya dilakukan

melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) .

Page 7: Laporan DPT Penyakit

2.3 TIPE GEJALA DAN PENYAKIT

1. Gejala Hiperplasia

Ialah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel

tumbuhan, dinamakan hipertropi. Hipertropi menunjukkan pertumbuhan

yang luar biasa dari suatu organ atau bagian, dan ukuran, seperti keriting

(curl), kudis (scab), kutil (wart) intumesensi, tumefaksi, fasikulasi dan

proliforasi. (Sastrahidayat, 2010)

2. Gejala Hipoplasia

Ialah pertummbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel. Kerdil

(dwarfing), ialah suatu gejala hipoplasia. Dalam hal ini tanaman tidak

dapat mencapai ukuran yang normal. (Sastrahidayat, 2010)

3. Perubahan Warna

Gejala ini sangat luas sesuai dengan jenis jaringan yang sakit. Contohnya

daun menguning (yellowing), bercak kuning (yellow spot), merah dan

merah keungu-unguan, jaringan yang berwarna coklat, daun keperak-

perakan (silvery shine), bercak air (water spot), bercak seperti berlemak

(fatty spot). (Sastrahidayat, 2010)

4. Kekeringan atau Layu

Ciri penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya

batang dan tunas. Kadang-kadang akar yang berpenyakit akan tidak

berfungsi lagi, dan ini semua mungkin juga dapat disebabkan oleh jamur,

nematoda, bermacam-macam larva coleoptera dan rayap (isoptera).

(Sastrahidayat, 2010)

5. Nekrose

Matinya jaringan disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang

normal, dinamakan nekrose. Bercak nekrose pertama-tama berwarna

kuning, kemudian berwarna coklat atau hitam (antracnose). Pada daun,

bercaknekrose dapat disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, penyakit

defisiensi atau oleh serangga. (Sastrahidayat, 2010)

6. Tumbuhnya Jamur pada Permukaan dan dalam Jaringan Tumbuhan

Jamur dapat merupakan penyebab sekunder. Suatu jamur dapat tampak

pada bagian luar tumbuhan inang, dan membentuk gundukkan spora. Jika

Page 8: Laporan DPT Penyakit

jamur menetap di dalam tanah, misalnya busuk basah pada apel, satu-

satunya jalan untuk menentukkan bahwa pada tumbuhan tersebut terdapat

jamur, ialah dengan membuat biakan. (Sastrahidayat, 2010)

2.4 FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT

A. BIOTIK

Faktor-faktor biotik penyebab penyakit, yaitu:

a) Jamur

b) Bakteri

c) Virus

d) Nematoda (dimasukkan bidang fitipatologi karena gejala yang

ditimbulkannya)

e) Tanaman tingkat tinggi

f) Mycoplasma, Rickettsia, lain-lain agensia

(Sastrahidayat, 2010)

B. ABIOTIK

Faktor-faktor abiotik penyebab penyakit, yaitu:

a) Defisiensi unsur hara

b) Keracunan mineral

c) Kelembaban, suhu, sinar yang tidak sesuai

d) Kekurangan oksigen

e) Polusi (misal uap asal belerang)

f) Reaksi tanah (pH)

(Sastrahidayat, 2010)

Page 9: Laporan DPT Penyakit

2.5 KONSEP SEGITIGA PENYAKIT

Komponen

Untuk timbulnya suatu penyakit paling sedikit diperlukan tiga faktor yang

mendukung, yaitu tanaman inang atau host, penyebab penyakit atau pathogen dan

faktor lingkungan.

A. Tanaman Inang

Pengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu penyakit tergantung

dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat

pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan

ketahanan inang.

B. Patogen

Yang dimaksud pathogen adalah organism hidup yang mayoritas bersifat

mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau

tumbuhan. Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus,

nematoda mikoplasma, spiroplasma dan riketsia.

C. Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya

suatu penyakit dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan,

Page 10: Laporan DPT Penyakit

intensitas dan lama embun, suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan

tanah, kandungan bahan organic, angin, api, pencemaran air. Faktor

lingkungan ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

inang dan mnenciptakan kondisi yang sesuai bagi kehidupan jenis

pathogen tertentu.

(Anonymousf,2011)

Page 11: Laporan DPT Penyakit

BAB III

METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN

A. ALAT

1. Plastik

Untuk menaruh penyakit.

B. BAHAN

1. Penyakit:

a. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

b. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

c. Busuk basah pada wortel (Erwinia carotovora)

d. Busuk pada daun kubis (Xanthomonas campestris)

e. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

f. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

g. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

h. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

i. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

j. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

3.2 ALUR KERJA

A. PENGAMATAN JAMUR

B. PENGAMATAN BAKTERI

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

A. NAMA PENYAKIT

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

3. Busuk basah pada kubis (Erwinia carotovora)

Page 12: Laporan DPT Penyakit

4. Busuk pada daun wortel (Xanthomonas campestris)

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

B. KLASIFIKASI PENYAKIT

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

Kerajaan : Fungi

Filum : Basidiomycota

Kelas : Ustomycetes

Ordo : Ustilaginales

Famili : Ustilaginaceae

Genus : Ustilago

Spesies : Ustilago maydis

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Glomerellales

Famili : Glomerellaceae

Genus : Colletotrichum

Spesies : C. coccodes

3. Busuk basah pada kubis (Erwinia carotovora)

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gammaproteobacteria

Page 13: Laporan DPT Penyakit

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Erwinia

Spesies : Erwinia carotovora

4. Busuk pada daun wortel (Xanthomonas campestris)

Kerajaan : Animalia

Filum : Prokaryota

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Xanthomonas

Spesies : Xanthomonas campestris pv. Oryzae

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

Kerajaan : Animalia

Filum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Tylenchida

Famili : Heteroderidae

Genus : Meladogyne  

Spesies : Meloidogyne sp

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

Kerajaan : Fungi

Filum : Basicliomycota

Kelas : Pucci

Ordo : Pucciniales

Famili : Pucciaceae

Genus : Puccinia

Spesies : Puccinia sorghi

Page 14: Laporan DPT Penyakit

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

Kerajaan : Fungi

Filum :

Kelas : Hypomycetes

Ordo :

Famili :

Genus : Pyricularia

Spesies : Pyricularia oryzae

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Hypocreales

Famili : Nectriaceae

Genus : Fusarium

Spesies : Fusarium oxysporum

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Beta Proteobacteria

Ordo : Burkholderiales 

Famili : Ralstoniaceae 

Genus : Ralstonia

Spesies : Phytophtora infestans

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

Kerajaan : Virus

Filum : Virus RNA

Kelas : Virus RNA

Page 15: Laporan DPT Penyakit

Ordo : Bromoviridas

Famili : Bromoviridae

Genus : Cucumovirus

Spesies : Cucumber mozaik virus

C. TIPE GEJALA PENYAKIT

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

3. Busuk basah pada wortel (Erwinia carotovora)

4. Busuk pada daun kubis (Xanthomonas campestris)

Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat sistemik dan dapat

menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala

penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Gejala layu

(kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka, Gejala

hawar dan Gejala daun kuning pucat

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

D. PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

3. Busuk basah pada wortel (Erwinia carotovora)

4. Busuk pada daun kubis (Xanthomonas campestris)

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

Page 16: Laporan DPT Penyakit

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

E. TANAMAN INANG

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

3. Busuk basah pada wortel (Erwinia carotovora)

4. Busuk pada daun kubis (Xanthomonas campestris)

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

F. CIRI-CIRI PENYAKIT

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

3. Busuk basah pada wortel (Erwinia carotovora)

4. Busuk pada daun kubis (Xanthomonas campestris)

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

G. GAMBAR

1. Busuk hitam pada tongkol jagung (Ustilago maydis)

2. Busuk pada buah apel (Gleosporium frugtigenum)

3. Busuk basah pada wortel (Erwinia carotovora)

4. Busuk pada daun kubis (Xanthomonas campestris)

Page 17: Laporan DPT Penyakit

5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp.)

6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)

7. Baercak coklat pada daun padi (Pyricularia oryzae)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)

9. Hawar daun kentang (Phytophtora infestans)

10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)

4.2 KAJIAN DARI JURNAL MENGENAI SALAH SATU PENYAKIT

TANAMAN

Di lahan pasang surut ditemukan beberapa jenis hama potensial pada

tanaman sayuran seperti hama perusak daun (ulat grayak, ulat jengkal, ulat

pengorok daun serata hama perusak buah yaitu lalat buah). Menurut Thamrin

et.al (2002), melaporkan bahwa ditemukan beberapa jenis hama sayuran

seperti pada tanaman sawi adalah ulat grayak (Spodoptera litura), ulat plutela

(Plutela xylostella), penggerek pucuk (Crocidolomia binotlid) pada tanaman

timun adalah kutu daun (Aphid gossypii), lalat buah (Dacus cucurbitae), ulat

buah (Diaphania indica). Pada tanaman paria adalah kutu daun (Aphid sp.),

tungau (Trips sp.), lalat buah (Dacus sp), kumbang daun (Aulocophora

similes), ulat grayak (Spodoptera sp), ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites)

dan lalat buah (Dacus sp). Tingkat kerusakan dari hama utama tersebut cukup

bervariasi antara 10- 25%. Pada MH. 2002/2003 telah terjadi ledakan hama

(Diaphania indica), pada tanaman paria ulat pemakan daging buah dilahan

rawa pasang surut dengan tingkat kerusakan dapat mencapai 80-100%.

Pengendalian hama yang paling utama dilakukan petani adalah

penggunaan pestisida. Akan tetapi apabila penggunaan bahan insektisida

tersebut kurang bijaksana akan menimbulkan dampak negatif bagi flora

maupun fauna serta lingkungan, dan disamping itu pula bahan kimia atau

pestisida tersebut harganya cukup mahal. Untuk menunjang konsep PHT

tersebut dalam rangka pengurangan penggunaan bahan insektisida perlu dicari

alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain

penggunaan bahan bioaktif (insektisida nabati, attraktan, repelen), musuh

alami (parasitoid dan predator serta patogen), serta penggunaan perangkap

Page 18: Laporan DPT Penyakit

berperekat. Penelian ini bertujuan untuk menginformasikan komponen

pengendalian hama dan penyakit yang berwawasan lingkungan.

Selain itu juga jika untuk menanggulagi hama menggunakan insektisida

sintetik, frekuensi dan dosisnya sangat tinggi. Hal seperti ini harus dihindari

atau setidaknya dikurangi dosis dan frekuensi penggunaannya. Salah satu cara

mengurangi dosis dan frekuensi penggunaannya adalah mengkombinasikan

insektisida sintetik dengan cara pengendalian lain terutama yang ramah

lingkungan seperti melepaskan semut rangrang dan lalat tachinid, penggunaan

methyl eugenol sebagai attraktan, pembungkusan buah, pengasapan dengan

bahan tumbuhan, dan penggunaan insektisida nabati. Cara-cara pengendalian

yang demikian ternyata dapat mengurangi tingkat kerusakan 10-15%.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Penyakit adalah proses fisiologi yang tidak normal dalam badan

tumbuhan,serta ketidak mampuan tumbuhan yang diusahakan (tanaman)

untuk memberikan hasil yang cukup kualitas maupun kuantitasnya

2. Tipe gejala dan penyakit yaitu: Gejala Hiperplasia, Gejala Hipoplasia,

Perubahan Warna, Kekeringan atau Layu, Nekrose, dan Tumbuhnya

Jamur pada Permukaan dan dalam Jaringan Tumbuhan.

3. Faktor penyebab penyakit ada dua, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.

Faktor biotik meliputi jamur, bakteri, virus, nematoda (dimasukkan bidang

fitipatologi karena gejala yang ditimbulkannya), tanaman tingkat tinggi,

Mycoplasma, Rickettsia, lain-lain agensia. Sedangkan faktor abiotik

meliputi defisiensi unsur hara, keracunan mineral, kelembaban, suhu, sinar

yang tidak sesuai, kekurangan oksigen, polusi (misal uap asal belerang),

reaksi tanah (pH).

5.2 SARAN

Page 19: Laporan DPT Penyakit

Perlu dilakukan pembagian kelompok sehingga praktikan mendapatkan

bagian yang merata untuk pengamatan spesimen. Sehingga mahasiswa

bisa paham betul dalam praktikum. Karena biasanya sebagian mahasiswa

ada yang melakukan pengamatan ada yang tidak.

DAFTAR PUSTAKA