LAPORAN BENGKEL LISTRIK III Instalasi Penerangan KELAS : D3 TL 2B KELOMPOK / KABIN : 3/15 1. Ahmad Yusuf (13311200) 2. Jeffry Ardiansyah (13311200) 3. Muhammad Ali (13311200) 4. M. Sofian (13311200) 5. Shofchatin Mardiyah (1331120019) PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN BENGKEL LISTRIK III
Instalasi Penerangan
KELAS : D3 TL 2B
KELOMPOK / KABIN : 3/15
1. Ahmad Yusuf (13311200)
2. Jeffry Ardiansyah (13311200)
3. Muhammad Ali (13311200)
4. M. Sofian (13311200)
5. Shofchatin Mardiyah (1331120019)
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan Rahmat dan Karunianya kami dapat menyelesaikan tugas bengkel
Instalasi Penerangan dan pembuatan laporan dari hasil kerja kelompok kami dengan
lancer.
Terselesaikannya laporan ini berarti bahwa usai sudah serangkaian kegiatan
bengkel listrik 3 bagian Isntalasi penerangan, dengan ini kami banyak memperoleh
ilmu baru megenai Instalasi penerangan.
Terima kasih kami sampaikan kepada para dosen dan semua pihak yang telah
membantu kegiatan bengkel 3 bagian instalasi penerangan ini. Saran dan juga kritik
yang anda berikan dalam penulisan laporan ini akan kami tampung dengan senang
hati, karena kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari
sempurna. Kami berharap agar laporan ini dapat berguna serta dapat memberi
pengetahuan baru bagi semua pihak dan bahan perbandingan untuk pembuatan tulisan
serupa atau sebagai bahan referensi.
Malang, September 2014
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini,maka kita dituntut untuk
bisa mengikuti perkembangannya.Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak
pernah lepas dengan namanya Listrik. Listrik sudah menjadi kebutuhan
pokok,seperti kita tahu bahwa dalam segala bentuk kebutuhan rumah tangga
sudah tidak terlepas dari namanya Energi listrik,untuk itu dalam rangka untuk
kenyamanan dan keamanan perlu adanya system pemasangan dan
pengamanan yang baik. Dengan adanya Praktikum ini diharapkan Mahasiswa
dapat mengenal dan mempelajari permasalahan yang muncul dalam
pemasangan instalasi listrik
1.2 Ruang Lingkup
Pada pelaksanaan praktikum bengkel semester 3 ini, penulisan laporan
dibatasi sesuai dengan apa yang telah dipelajari oleh penulis dan diajarkan oleh
dosen dan pembimbing di bengkel, yaitu mengenai instalasi penerangan 3 fasa
sistem pemasangan in plaster
1.3 Tujuan
Dalam praktek bengkel semester tiga ini, tujuan yang ingin dicapai mahasiswa
dan juga instruktur antara lain:
1. Memahami instalasi penerangan 3 fasa in plaster
2. Menggambar rencana instalasi penerangan termasuk diagram lokasi dan
diagram pengawatan
3. Memeasang instalasi penerangan di dalam permukaan (in plaster)
4. Memahami gambar rangkaian yang diberikan oleh tim bengkel
5. Mampu memasang komponen dan peralatan sesuai gambar kerja dan
standar instalasi penerangan
6. Mampu melakukan pengawatan pada rangkaian instalasi penerangan
7. Mengetahui prinsip kerja dari instalasi penerangan yang dipasang
8. Mampu melakukan pemasangan dan pengawatan pada panel
1.4 Manfaat
Dalam prektek kerja begkel listrik semester 3 ini, manfaat yang dapat dicapai
mahasiswa antara lain:
1. Mahasiswa dapat merencanakan instalasi penerangan 3 fasa in plaster
2. Mahasiswa dapat mendesain dan menggambar diagram lokasi dan
diagram pengawatan penerangan yang baik dan benar sesuai dengan
standar Instalsi dan penerangan listrik
3. Mahasiswa dapat memasang instalasi penerangan listrik in plaster yang
baik dan benar sesuai dengan standar instalasi dan penerangan yang
dipasang
4. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip kerja dari instalasi
penerangan yang dipasang
5. Mahasiswa dapat melakukan pengawatan yang baik dan benar pada panel
1.5 Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah yang akan dibahas, maka perlu suatu landasan
wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas maka penulis akan
lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi
dilapangan dengan dukungan penguasaan teori.
Oleh karena itu, penulis hanya memeberi pembahasan ruang meliputi:
1. Pembahasan mengenai proses instalasi listrik in plaster
2. Pembahasan tentang syarat-syarat instalasi penerangan yang baik dan benar
dalam teknikpenggunaan alat dan bahan material sesuai standar instalasi
penerangan
3. Fungsi kerja serta sistem kerja beberapa alat dan bahan material serta
rangkaian listrik in plaster
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Instalasi Penerangan In Plaster
Instalasi dalam listrik dibagi menjadi 2 jenis yaitu Instalasi On Plaster dan
Instalasi In Plaster
Berbeda dengan instalasi di luar tembok (On Plaster) yang penempatan pipa-
pipa (dengan penghantar NYA atau kabel-kabel untuk pengaman didalamnya)
menyusuri tiap sudut dinding atau langit-langit, pemasangan instalasi dalam tembok
ini (In Plaster) harus membuat ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan ini adalah
untuk memberikan tempat bagibagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang. Selain
itu untuk menempatkan komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah dos.
Jika pemasangan instalasi di luar tembok menggunakan klem, maka untuk
pemasangan instalasi dalam tembok menggunakan paku. Fungsi paku adalah untuk
menahan agar pipa dan dos yang terpasang tidak goyah sebelum dilapisi semen.
Gambar dibawah ini memperlihatkan pemasangan pipa dan dos dalam
instalasi dalam tembok (In Plaster)
Pemasangan jalur instalasi listrik yang ditanam di dalam dinding tembok
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah:
1. Ruangan terlihat rapid an tidak merusak keindahan karena tidak ada kabel
bersliweran yang dapat mengganggu pemandangan dan keselamatan serta
semua bagian-bagian dari penginstalasian tidak terlihat nyata termasuk pada
pengawatannya.
2. Lebih aman karena kebel terlindungdi dalam pipa yang ditanam di tembok
3. Kabel terhindar dari kerusakan baik oleh gigitan tikus, terhindar dari sentuhan
anak-anak yang bermain atau tertarik sesuatu
2.2 Prinsip Dasar Instalasi
1. Safety (Keamanan)
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan
peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC (International
Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan bagi
mahluk hidup, harta benda dan instalasi listrik itu sendiri.
Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup, harta benda maupun pada
sistem instalasi listrik itu sendiri, bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai
dan mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan/
pembumian agar manusia terhindar dari sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik
yang tidak terduga, karena adanya kebocoran arus listrik pada body peralatan listrik.
2. Reliability ( Keandalan)
Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap :
Unjuk kerja sistem
Pengoperasian sistem
Peralatan yang digunakan Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila
operasi sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi
dengan cepat bila terjadi ganngguan.
3. Accessibility (Kemudahan)
Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :
Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan sistem
Pemasangan dan penggantian peralatan sistem
Pengembangan dan perluasan sistem
Kemudahan pada sistem instalasi listrik dinyatakan tercapai apabila pengoperasian
suatu sistem tidak memerlukan skill tinggi, cepat dan tepat dalam pemasangan
peralatan sistem serta mudah dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan sistem.
Contoh : Agar memudahkan dalam mencari trouble pada suatu sistem kontrol , maka
sistem instalasi panel kontrol harus dilengkapi label pada peralatan listrik yang
terpasang, adanya penomoran pada terminal, kabel dan pengawatan peralatan yang
disesuaikan dengan gambar/diagram kontrol dan instalasi .
4. Availibility (Ketersediaan)
Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik, karena berkaitan
dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang
meliputi ketersediaan terhadap :
Alat
Tempat/Ruang
Daya
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :
Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila terjadi
kerusakan pada peralatan yang dalam kondisi operasi, baik yang telah tersedia
dilapangan umum maupun yang dengan mudah didapat dipasaran. Adanya cadangan
tempat atau ruang yang diperlukan untuk menempatkan peralatan tambahan, karena
adanya pengembangan ataupun perluasan sistem. Adanya cadangan daya pada sistem
instalasi yang dapat langsung digunakan tanpa harus mengganti ataupun menambah
kabel pada sistem instalasi .
5. Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)
Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi
pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi dipasang, yang meliputi :
Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus dipertimbangkan
apakah peralatan itu mempunyai pengaruh negatip terhadap lingkungan sekitarnya,
Bila ada kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan maka harus dirancang
agar pengaruh negatip yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau
diperkecil.
Contoh : Gardu listrik dipasang pada suatu taman yang indah, maka harus
dipertimbangkan konstruksi bangunan gardu listrik agar tidak merusak keindahan
taman.
Lingkungan dimana peralatan listrik atau sistem instalasi listrik dipasang harus
dipertimbangkan apakah lingkungan dapat merusak peralatan/instalasi listrik yang
ada disekitarnya. Bila ada kemungkinan dapat merusak peralatan/instalasi, maka
harus dipilih peralatan /bahan instalasi yang tidak dapat terpengaruh terhadap kondisi
lingkungan tersebut.
Contoh : - Kabel instalasi dipasang pada lingkungan yang dipengaruhi oleh
bahan kimia tertentu, maka harus dipilih bahan isolasi kabel yang tahan terhadap
pengaruh bahan kimia tersebut
-Peralatan listrik dipasang pada lingkungan yang lembab, maka harus digunakan
peralatan listrik yang mempunyai IP (Index Protection) tertentu
6. Economic (Ekonomi)
Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan kondisi operasional
jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :
Pemeliharaan dan perluasan sistem Pemakaian/penggantian peralatan
Pengoperasian sistem
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila efesien
dan efektip terhadap penggunaan daya listrik, peralatan yang digunakan cukup
andal dan kecilnya delay time pada pengoperasian proses produksi.
Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban induktif, agar penggunaan
daya listrik efektip maka sistem instalasi listriknya harus dilengkapi dengan
kompensasi daya listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank
7. Esthetic (Keindahan)
Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan kerapian,
yang meliputi :
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan
Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan
Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan kemudahan
dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pada
sistem instalasi .
Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan yang
disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian rupa,
sehingga menimbulkan pemandangan yang indah dan nyaman.
Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik yang
memberikan kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi pelaksana
operasi pada ruang dimana suatu kendali sistem kontrol dipasang.
Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan kerja serta disiplin
kerja akan selalu terjaga.
2.3 Perlengkapan yang dibutuhkan
1. Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di
tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam
sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarat
akan berakibat macet.
2. Tang curut (tang lancip)
Tang curut ini bentuknya sesuai dengan tikus curut, yaitu jenis tikus yang
moncongnya panjang dan lancip. Tang ini juga berfungsi untuk menjepit, dan
memudahkan untuk menjangkau sela-sela sempit pada kendaraan.
3. Tang potong
Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan
fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik.
Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.
4. Tang Cucut (Long Noise Plier)
Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk gergaji. Sebab
itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai penjepit kawat atau
kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai
pemotong kabel.
5. Tang pengupas kabel (Crimping Plier Tool Kit)
Jika Anda sedang mengerjakan instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu.
Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel. Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel
6. Test Pen
Pada umumnya test pen digunakan untuk mengecek daya listrik yang
mengalir ke instalasi walaupun bisa juga untuk mengecek arus listrik menggunakkan
multi meter namun test pen ini lebih mudah dan praktis. alat ini akan menyala kalau