Top Banner
BATUAN METAMORF (Laporan Praktikum Geologi Dasar) Oleh : Virgian Rahmanda 1215051054 LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
39

Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Dec 26, 2015

Download

Documents

Tahun 2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

BATUAN METAMORF (Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh :

Virgian Rahmanda

1215051054

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

Page 2: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Batuan Metamorf

Tanggal Praktikum : 22 November 2012

Tempat Praktikum : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Virgian Rahmanda

NPM : 1215051054

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 7 (Tujuh)

Bandar Lampung, 22 November 2012

Mengetahui,

Asisten

Fenty Rya Maretta

NPM. 1015051021

Page 3: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

ii

BATUAN METAMORF

Oleh

Virgian Rahmanda

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan Batuan Metamorf di Laboratorium Teknik Geofisika

jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung. Praktikum ini

bertujuan untuk menentukan nama batuan, proses terbentuknya batuan metamorf,

mengindentifikasi mineral utama dan batuan asal. Batuan mencakup material yang

membentuk litosfer atau kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral pembentuk

batuan. Batuan metamorf adalah salah satu kelompok yang diklasifikasikan

berdasarkan kejadiannya atau terbentuknya. Batuan metamorf adalah batuan yang

terbentuk dari perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan akibat perubahan

suhu dan tekanan tinggi diatas 200 C dan 300 MPa dalam fasa padat.

Metamorfosis dapat berfoliasi dapat juga tidak. Metamorf dibagi menjadi:

Metamorfisme kataklastik, Metamorfosis kontak, Metamorfosis regional. Ukuran

butiran pada batuan metamorf dipengaruhi oleh banyaknya migrasi ion. Hubungan

antar butir mencakup : Random orientation, Preffered orientation, Layering,

Gnessosity. Serta ada tiga hal yang merupakan syarat pembentukan batuan

metamorf yaitu fase padat, tekanan, dan suhu. Ada juga agen metamorf yakni

panas, tekanan, dan fluida kimia aktif. Batuan metamorf memiliki dua sifat batuan

yaitu berfoliasi dan tidak berfoliasi.

Page 4: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054
admin
Typewritten text
iii
Page 5: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel 3.3.1 Contoh Lembar Kerja ................................................................. 8

Tabel 4.1.1 Data Pengamatan Batuan Metamorf .......................................... 11

Page 6: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

Gambar 2.1 Metamorfisme Kontak dan Mineral penyusun batuan ............. 6

Gambar 3.1.1 Sampel Batuan Metamorf ...................................................... 8

Gambar 3.1.2 Alat Tulis ............................................................................... 9

Gambar 3.1.3 Kamera ................................................................................... 9

Gambar 4.2.1 Batu Sabak (M-1) .................................................................. 13

Gambar 4.2.2 Batu Sekis (M-2) ................................................................... 14

Gambar 4.2.3 Batu Marmer (M-3) ............................................................... 14

Gambar 4.2.4 Batu Marmer (M-4) ............................................................... 14

Gambar 4.2.5 Batu Granulit (M-5) ............................................................... 15

Gambar 4.2.6 Batu Gneiss (M-6) ................................................................. 16

Gambar 4.2.7 Batu Sekis Klorit (M-7) ......................................................... 17

Gambar 4.2.8 Batu Taktit (m-8) ................................................................... 17

Page 7: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penamaan batuan sangat penting sekali dan juga penamaan batuan harus

adanya standarisasi berdasarkan tipe batuan dan sifat-sifatnya. Dalam hal

penamaan harus ada keseragaman pemberian nama, sehingga klafisfikasi dari

batuan harus subyektif mungkin, berdasarkan fakta-fakta yang dapat diamati

dan bukan tafsiran. Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu

kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari

suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses

yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang

dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem akan

mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat

berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih

tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu

marmer, dan skist.

Batuan metamorfosis atau batuan malihan demikian juga proses

pembentukannya disebut proses malihan. Proses malihan merupakan

perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan namun dibedakan dengan

proses diagenesis dan proses pelapukan yang juga merupakan proses

perubahan. Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan

tekanan yang tinggi dan dalam keadaan padat. Selain itu proses ini juga

sangat komples akibat faktor-faktor dinamika yang terjadi di bumi

Berdasarkan penjelasan singkat mengenai batuan metamorf di atas, maka

dilakukanlah percobaan untuk mengetahui karakteristik batuan metamorf.

Page 8: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum batuan metamorf ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nama batuan metamorf

2. Mengetahui proses terbentuknya batuan metamorf

3. Dapat mengidentifikasi mineral utama dan batuan asal

admin
Typewritten text
2
Page 9: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

II. TEORI DASAR

Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan-perubahan fundamental batuan yang

sebelumnya telah ada. Panas yang intensif yang dipancarkan oleh suatu massa

magma yang sedang mengintrusi menyebabkan metamorfosa kontak.

Metamorfosa regional yang meliouti daerah yang sangat luas yang disebabkan

oleh efek tekanan dan panas pada batuan yang terkubur sangat dalam

(Setia, 1987).

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu

lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak

antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi. Batuan malihan adalah batuan

yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa pada batuan yang ada

karena perubahan temperatur (T), tekanan (P), dan suhu (T) secara bersamaan.

Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3 kelas atas dasar derajat

metamorfosanya yaitu batuan metamorfosa derajat rendah, batuan metamorf

derajat menengah, dan metamorf derajat tinggi (Noor, 2006).

Komposisi kimia batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan

mineral baru, demikian juga suhu dan tekanan. Jadi secara umum, agen penyebab

metamorfosis adalah:

1. Panas yang mengakibatkan batuan memuai dan ion-ion akan terpecah dan

membentuk mineral metamorf.

Page 10: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

2. Tekanan, mempunyai efek yang berlawanan dengan panas. Tekanan

menyebabkan ion-ion bergabung membentuk mineral. 2 jenis tekanan

yang berpengaruh adalah tekanan litostatik dan tekanan berarah.

3. Fluida kimia aktif, berasal dari magma yang mendingin, membawa ion-ion

yang akan bereaksi dengan ion yang berada di dalam batuan.

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses

metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur(T)

tekanan (P), atau Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan. Batuan

metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atas dasar derajat

metamorfosanya, yaitu:

1. Metamorfisme kataklastik (cataclaste metamorphism), terjadi pada batuan

yang berisi regas (brittel).

2. Metamorfisme kontak (contac metamorphism), terjadi akibat intrusi tubuh

magma panas pada batuan yang dingin dalam kerak bumi. Akibat

kenaikan suhu, maka rekristalisasi kimia memegang peranan penting.

Batuan yang terkena intrusi mengalami pemanasan dan metamorfosis

membentuk lapisan disekitar terobosan yang dinamakan aureole

metamorphism atau batuan ubahan.

3. Metamorfisme Regional, batuan metamorf dijumpai pada kerak benua

dengan penyebaran yang sangat luas sampai puluhan kilo meter persegi

(Buku Panduan Geologi Dasar, 2012).

Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya,

metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Metamorfosa regional / dinamothermal

Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang

terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang

sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa

orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).

admin
Typewritten text
4
Page 11: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Metamorfosa Orogenik

Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses

deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang

dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk

yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini

memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.

Metamorfosa Burial

Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada

daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat.

Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.

Metamorfosa Dasar dan Samudera

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di

sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf

yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya

pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan

dan air laut tersebut.

2. Metamorfosa Lokal

Merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara

beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat dibedakan

menjadi :

Metamorfosa Kontak

Terjadi pada batuan yang menalami pemanasan di sekitar kontak massa batuan

beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena pengaruh panas dan

material yang dilepaskan oleh magma serta oleh deformasi akibat gerakan

massa. Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Proses yang terjadi

umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antara mineral, reaksi antara mineral dan

fluida serta penggantian dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan

umumnya berbutir halus.

admin
Typewritten text
5
Page 12: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Gambar 2.1 Metamorfisme Kontak dan Mineral Penyusun Batuan

Pirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal.

Adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil

temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi

volkanik atau quasi volkanik. Contoh pada xenolith atau pada zone dike.

Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik

Terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan.

Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan

penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi

dan dikenal sebagai fault breccia, fault gauge, ataumilonit.

admin
Typewritten text
6
Page 13: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Metamorfosa Hidrotermal/Metasotisme

Terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar

butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan perubahan

komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi oleh

adanya confining pressure.

Metamorfosa Impact

Terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran

waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan

terbentuknya mineral coesite danstishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya

dengan pab\nas bumi (geothermal).

Metamorfosa Retrogade/Diaropteris

Terjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan mineral

metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada

temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).

admin
Typewritten text
7
Page 14: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktiukum ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 3.1.1 Sampel Batuan Metamorf

Tabel 3.1.1 Contoh Lembar Kerja

Page 15: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Gambar 3.1.2 Alat tulis

Gambar 3.1.3 Kamera

3.2 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada praktikum batuan beku adalah sebagai

berikut :

1. Mengambil beberapa sampel batuan metamorf dan mengamati batuan

tersebut

2. Mengamati berdasarkan warna, tekstur, komposisi mineral dan lain-lain

3. Mengambil gambar beberapa sampel batuan dan mencatat hasil penelitian

ke lembar kerja

admin
Typewritten text
9
Page 16: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

3.3 Diagram Alir

Adapun diagram alir yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

Sampel Batuan

Hasil pengamatan sampel lapisan

batuan

Diamati warna, tekstur,

komposisi mineral

Dicatat hasil identifikasinya

Diambil

admin
Typewritten text
10
Page 17: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan batuan metamorf

No

No

Peraga

Tekstur

Batuan

Asal

Mineral

Utama

Nama

Batuan

Butir Kemas Sifat

Foliasi

1 M-1 Lapidoblastik Berfoliasi Tufa Mika,

kuarsa Sabak

2 M-2 Lapidoblastik Berfoliasi Tufa Biotit,

Kuarsa Sekis

3 M-3 Hornfelsik Tak

Berfoliasi Gamping Silika Marmer

4 M-4 Hornfelsik Tak

Berfoliasi Gamping

Silika,

Ca,Mg Marmer

5 M-5 Granoblastik Tak

Berfoliasi Serpih Feldspar Granulit

6 M-6 Granoblastik Berfoliasi Granit Amfibolt Gneiss

7 M-7 Lapidoblastik Berfoliasi Tufa Klorit,

Epidot

Sekis

Klorit

Page 18: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

4.2 Pembahasan

Batuan Metamorf merupakan batuan yang terbentuk karena perubahan

mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan dengan proses diagenesis yaitu

perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur

maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika,

karena batuan metamorf adalah proses kelanjutan dari siklus batuan beku dan

sedimen, hal ini memungkinkan baik dari batuan utama hingga batuan

asalnya berasal dari batuan beku maupun sedimen, meskipun ada juga yang

berasal dari batuan metamorf itu sendiri. Selain dari proses diagnesis batuan

metamorf juga terbentuk dari proses pelapukan yang juga merupakan proses

perubahan ( proses malihan ).

Dari hasil data pegamatan dari percobaan yang telah dilakukan, hasil data

yang diperolah di atas dilakukan dengan mengamati baik struktur maupun

tekstur batuan metamorf, warna serta kandungan mineral yang ada dilamanya

melalui pengamatan makro. Percobaan yang telah kelompok kami lakukan

yaitu meneliti aspek-aspek pembeda antar batuan metamorf dari yang

berfoliasi dan tak berfoliasi, hingga selanjutnya menentukan sifat foliasi, butir

kemas, batuan asal, mineral utamanya hingga penamaan batuan metamorf

dari sampel batuan yang telah disediakan. Sampel pengamatan yang

diidentifikasi yaitu batuan metamorf dengan nomor peraga, M-1, M-2, M-3,

M,4, M-5, M-6, M-7, dan M-8. Namun proses identifikasi tidak dilakukan

secara berurutan berdasarkan nomor peraga batuan melainkan secara acak

dengan urutan sebagai berikut ; M-6, M-8, M-3, M-2, M-1, M-7, M-5, dan

M-4. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh beberapa macam batuan

metamorf antara lain adalah batu Sekis klorit, batu Mika, batu Marmer, batu

Granulit, batu Gneiss, batu Sabak dan batu Taktit. Dari jenis-jenis batuan

metamorf tersebut, masing-masing batuan memiliki karakteristik yang

berbeda-beda.

Sampel batuan dengan nomor peraga M-1 merupakan batu sabak, ditunjau

dari teksturnya batu tersebut merupakan batuan berfoliasi yaitu batuan sabak

ini terbentuknya secara bertahap sehingga memiliki lapisan – lapisan mineral

admin
Typewritten text
12
Page 19: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Gambar 4.2.1 Batu Sabak (M-1)

yang terkandung di dalamnya dan memberikan tekstur berlapis-lapis di

permukaan batuannya. Karena batuan ini berfoliasi jika dilihat dari kaitan

butir kemasnya, batu ini termasuk

memiliki sifat foliasi Slaty atau biasa

disebut Slatycleavage yaitu struktur

yang memperlihatkan penjajaran

mineral pipih (biotit, muskovit,

felspar) lebih banyak dibanding

mineral butiran, sama dengan

struktur skistose, kesan kesejajaran

mineraloginya sangat halus (dalam

mineral lempung). Butir kemas dari

batu sabak ini yaitu butir kemas lapidoblastik karena setelah dilakukan

pengamatan tekstur, nampak tekstur yang memperlihatkan susunan mineral

saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih. Dari segi struktur

batu sabak ini dikelompokkan menjadi kelompok tufa atau serpih yang pada

saat dipegang atau di raba, batuan meninggalkan bekas seperti manik-manik

kecil berwarna emas, dan mengandung mineral utama mika dan kuarsa yang

mengkilat apabila dilihat dari dekat dan mendapatkan pantulan cahaya.

Sampel batuan dengan nomor peraga M-2, merupakan batu sekis. Saat dilihat

dari samping yang menunjukkan bahwa batuan ini merupakan jenis batuan

yang berfoliasi yaitu batuan sekis ini terbentuknya secara bertahap, namun

prosesnya tidak secara langsung karena jika ditinjau dari proses siklus batuan

diamana sebelumnya merupakan batuan beku atau pun sedimen yang telah

mengalami siklus batuan sedemikian rupa dan tidak secara langsung menjadi

batu sekis Berdasarkan pengamatan tekstur yang pertama yaitu sifat foliasi,

batuaan ini memiliki lapisan-lapisan mineral yang nampak dari

permukaannya yang masuk kedalam kelompok sifat batuan slaty, yaitu kesan

kesejajaran mineraloginya sangat halus karena butir kemasnya nampak

tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah

dengan bentuk mineral pipih. Dari segi tekstur batuan ini memiliki kesamaan

admin
Typewritten text
13
Page 20: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Gambar 4.2.2 Batu Sekis (M-2)

dengan batu sabak. Pembeda utama

dari batu sabak yaitu pada batuan asal

pembentuknya yaitu serpih, riolit dan

tufa yang memberikan aksen warna

kekuning-kuningan pada batu sekis ini.

Kandungan Mineral utama dari batu

sekis yaitu Muskovit, Kuarsa dan

Biotit yang memberikan corak warna

warna gelap pada batu sekis ini dan

batuan meninggalkan bekas seperti manik-manik kecil berwarna emas dan

tekstur serpih batuan yang mengkilap merupakan bukti kandungan kuarsa

dalam batuan sekis ini. Penamaan sekis tergantung pada komposisi mineral

yang dominan. Sekis yang disusun terutama oleh muskovit dan biotit dengan

sedikit kuarsa dan feldspar disebut sekis mika. Mineral pada batuan ini

umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan

dengan kristal yang mengkilap yang nampak pada gambar 4.2.2.

Batuan selanjutnya, hasil identifikasi yang telah dialakukan adalah batuan

dengan nomor peraga M-3 dan M-4, yang merupakan batuan marmer. Proses

terbentuknya batuan marmer, ketika batu gamping ataupun dolomit yang

merupakan batuan sedimen mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami

perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya batu marmer tersusun dari

kalsium karbonat, namun juga memiliki kandungan Magnesium dan Kalsit.

Gambar 4.2.3 Batu Marmer (M-3) Gambar 4.2.4 Batu Marmer (M-4)

admin
Typewritten text
14
Page 21: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi, yaitu batuan marmer ini

terbentuk secara setahap dan kandungan mineral yang tidak nampak berlapis-

lapis. Batu marmer ini termasuk kategori butir kemas hornfelsik yaitu struktur

yang memperlihatkan butiran mineral relatif seragam serta mengandung

mineral silica sehingga pada saat dipegang atau diraba permukaan batu sangat

halus. Pada sampel yang ada yaitu nomor peraga M-3, dan M-4 keduanya

merupakan batu marmer. Faktor utama pembeda yang nampak secara kasat

mata adalah selama proses pembentuknya batuan marmer dengan nomor

peraga M-4 tercampur dengan mineral lain dalam proses malihan sehingga

warna yang di hasilkan berwarna kecoklat-coklatan walau dari segi tekstur

baik sifat fosilasi dan butir kemas, batuan asal serta mineral utamanya sama

dengan batuan marmer pada sampel batuan dengan nomor peraga M-3. Batu

gamping atau dolomit bila diterobos oleh batuan beku maka akan terjadi

perubahan fisik yang berupa penghabluran mineral kalsit atau dolomit.

Mineral-mineral lain sebagai pengikat atau pengotor antara lain : kuarsa,

grafit, hematit, limonit, pirit, mika, klorit, tremolit, wolastonit, diopsit dan

hornblende, meskipun dalam jumlah kecil (dapat mempengaruhi warna dan

mutu marmer).

Batuan dengan nomor peraga M-5

merupakan batu Granulit, karena

setelah dilakukan hasil identifikas

ciri-ciri sampel M-5 menunjukkan

batu granulit saat diihat dari

samping yang menunjukkan bahwa

batuan tidak berfoliasi karena tidak

terdapat lapisan-lapisan mineral

yang nampak dari tekstur maupun

struktur ermukaan batuan ini. Batu granulit ini termasuk kategori butir kemas

granoblastik yaitu batuan metamorf yang berkomposisi kristal-kristal

berukuran seragam. Batuan granulit ini mengandung material serpih yang

meninggalkan bekas pada saat batu dipegang atau diraba serta mengandung

Gambar 4.2.5 Batu Granulit (M-5)

admin
Typewritten text
15
Page 22: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

mineral silica sehingga pada saat dipegang atau diraba permukaan batu sangat

halus. Selain itu juga memiliki aksen warna abu-abu pada butiran yang

tampak karena batuan ini berasal juga dari graywcke, dan beberapa batuan

beku. Mineral utama yang terkandung ppada batu ini adalah Feldspar yang

memberikan warna kuning pada batuan, piroksen, garnet, kianit dan silica.

Sampel batuan selanjutnya yang di

bahas adalah sampel batuan dengan

nomor peraga M-6, yaitu batu

Batuan gneiss. Batu Gneiss

merupakan batuan yang terbentuk

dari hasil metamorfosisme batuan

beku dalam temperatur dan

tekanan yang tinggi. Ciri-ciri

sampel M-6 menunjukkan batu gneiss saat diihat dari samping yang

menunjukkan bahwa batuan berfoliasi. Batu gneiss ini termasuk kategori butir

kemas granoblastik yaitu batuan metamorf yang berkomposisi kristal-kristal

berukuran seragam dan butir kemas lapidoblastik yaitu tekstur yang

memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk

mineral pipih. Gneiss adalah batuan metamorf yang terutama disusun oleh

mineral butiran. Gneis biasanya mempunyai komposisi yang hampir sama

dengan granit dan kemungkinan berasal dari granit atau batuan afanitik

granitik. Tetapi gneis kemungkinan juga berasal dari shale yang mengalami

metamorfisme derajat tinggi. Mineral utama yang menyusun batuan ini

adalah amfibolt, selain mengandung amfibolt batuan ini juga mengandung

feldspar, kuarsa, mika, dan garnet. Batuan ini biasanya berasal dari batuan

granit, serpih, diorite, sekis, dan riolit Batuan gneiss ini mengandung material

serpih yang meninggalkan bekas pada saat batu dipegang atau diraba serta

mengandung mineral kuarsa, mika, amfibolt yang merupakan mineral gelap

dari nama mineral amfibo.

Gambar 4.2.6 Batu Gneiss (M-6)

admin
Typewritten text
16
Page 23: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Sampel batuan berikutnya yang

diamati adalah batuan dengan

nomor peraga M-7, disebut

batuan sekis klorit. Jika

diamati dari segi tekstur

merupakan batuan yang

memiliki foliasi bersifat slaty

yaitu kesejajaran

mineraloginya sangat halus

dengan tekstur yang

memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk

mineral pipih. Batuan ini merupakan hasil proses siklus batuan yang

sebelumnya bisa berasal dari batu basalt, andesit dan tufa yang memberikan

warna kuning pada aksen batuan sekis klorit. Mineral batuan sekis klorit

utama yaitu Klorit itu sendiri, hal ini juga yang membedakan batuan sekis

klorit dengan batu sekis yang keduanya masuk dalam tekstur baik sifat dan

butir kemas yang sama. Selain Klorit kandungan lain dari batu Sekis Klorit

adalah Plagioklas dan Epidot yang memberikan corak warna hitam pada batu

sekis klorit ini. Mineral basalt yang terkandung dalam batuan ini menjadikan

massa batu sekis klorit lebih berat serta kandungan tufa adalah batuan asal

yang mengakibatkan batu berwarna kuning, karena tufa memiliki pengaruh

yang dominan mengalahkan pengaruh basalt yang bersifat resesif.

Sampel batuan yang terakhir

adalah dengan nomor peraga M-8,

adalah batu Taktit. Dari hasil

identifikasi yang dilakukan, batu

taktit setelah diamati tekturnya

tidak memiliki lapisan-lapisan

mineral atau biasa disebut foliasi.

Batu taktit memiliki butir kemas

Hornfelsik yaitu tekstur dan

Gambar 4.2.7 Batu Sekis Klorit (M-7)

Gambar 4.2.8 Batu Taktit (M-8)

admin
Typewritten text
17
Page 24: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

penyusun batuanya seragam. Hal ini membuktikan bahwa proses malihan

yang terjadi pada batuan berlangsung secara sempurna karena perubahan

teksturnya seragam. Pada mulanya batuan asal yang membentuk batu taktit

adalah Gamping dan dolomite yang merupakan batuan sedimen setelah

mengalami proses siklus batuan, mengalami proses yag melibatkan

temperatur dan tekanan menjadi batu taktit yang mineral utamanya cukup

beragam, terdiri dari Magnesium, Calsium, Besi, Silika, garnet, Epidot,

piroksen, dan amfibol.

Berdasarkan identifikasi batuan metamorf di atas, dapat disimpulkan bahwa

masing-masing batuan metamorf memiliki tekstur baik sifat foliasi maupun

butir kemas yang berbeda tergantung dari proses malihan yang berlangsung

pada batu terasebut selama siklus batuan terjadi. Dari identifikasi tersebut

dapat dikelompokkan tekstur batuan metamorf baik yang takberfoliasi

maupun yang berfoliasi dari segi sifatnya dan butir kemasnya adalah sebagai

berikut ;

1. Struktur Foliasi

a) Struktur Skistose yaitu struktur yang memperlihatkan penjajaran

mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding

mineral butiran.

b) Struktur Gneisik yaitu struktur yang memperlihatkan penjajaran

mineral grabular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak

dibanding mineral pipih.

c) Struktur Slatycleavage yaitu sama dengan struktur skistose, kesan

kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).

d) Struktur Phylitic yaitu sama dnegan struktur slatycleavage, hanya

mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

2. Struktur Non Foliasi

a) Struktur Hornfelsik yaitu struktur yang memperlihatkan butiran-

butiran mineral relatif seragam.

b) Struktur Kataklastik yaitu struktur yang memperlihatkan adanya

penghancuran terhadap batuan asal.

admin
Typewritten text
18
Page 25: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

c) Struktur Milonitik yaitu struktur yang memperlihatkan liniasi oleh

adanya orientasi mineral ya ng berbentuk lentikuler dan butiran

mineralnya halus.

d) Struktur Pilonitik yaitu struktur yang memperliatkan liniasi dari

belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya

lenih kasar dibandingkan struktur milonitik, malah mendekati tipe

struktur filit.

e) Struktur Flaser yaitu sama struktur kataklastik, namun struktur batuan

asalnya berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.

f) Struktur Augen yaitu sama dengan struktur flaser, hanya lensa terdiri

dari butir-butir felspar dalam dasar yang lebih halus.

g) Struktur Granulose sama dengan hornfelsik, hanya butirannya

mempunyai ukuran yang beragam.

h) Struktur Liniasi yaitu struktur yang memperlihatkan adanya mineral

yang berbentuk jarus atau fibrous.

Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah

tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru.

a) Tekstur Porfiroblastik: sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya

kristal besarnya disebut porfiroblast.

b) Tekstur Granoblastik: tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral

seragam.

c) Tekstur Lepidoblastik: tekstur yang memperlihatkan susunan mineral

saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.

d) Tekstur Nematoblastik: tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-

mineral prismatik yang sejajar dan terarah.

e) Tekstur Idioblastik: tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral

berbentuk euhedral.

f) Tekstur Xenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya

berbentuk anhedral.

Dalam kaitanya dengan kehidupan sehari-hari, batuan metamorf banyak

manfaatnya. Salah satunya dalam Teknik Sipil kegunaan Batuan Metamorf

admin
Typewritten text
19
Page 26: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

sangat berhubungan dengan sifat kekerasan batuan , dimana batuan jenis ini

sangat bermanfaat dalam memberi kekerasan serta kekakuan pada struktur

bangunan , Batuan yang agak keras atau tahan seperti batu sabak, merupakan

bahan bangunan yang baik, maka batuan ini dipakai untuk bangunan.

Kegunaan batu marmer dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak seperti

lantai rumah yang menggunakan batu granit atau marmer sehingga

permukaan lantai menjadi halus, dan karena proses terbentuknya batuan

metamorf yang sangat komplek sehingga banyak orang-orang berlomba-

lomba mencari batuan metamorf yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi,

sebut saja intan serta emas yang terdapat pada kerak bumi. Selain itu macam

dari batuan metamorf dapat digunakan untuk alat menulis(batu sabak), Untuk

Lantai (marmer), Untuk Dekorasi bangunan (marmer) dan Untuk Batu Nisan

(marmer). Kegunaan marmer yang utama adalah untuk bangunan seperti ubin

lantai, dinding (interior maupun eksterior), papan nama, dekorasi atau hiasan,

monumen, perabot rumah tangga seperti meja, kap lampu dan sebagainya.

admin
Typewritten text
20
Page 27: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

V. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Batuan metamorfosis berasal dari batuan sedimen, batuan beku dan dari

batuan metamorphosis itusendiri yang mengalami perubahan akibat suhu dan

tekanan yang tinggi.

2. Batuan metamorf mengandung mineral utama berupa senyawa kimia seperti

Ca, Mg, Fe, Silika, feldspar, kuarsa, kalsit, epidot, amfibolt dan berbagai

kandungan mineral lainnya.

3. Batuan metamorf terbagi menjadi dua yaitu metamorf berfoliasi dan tak

berfoliasi.

4. Batuan metamorf tersebar meluas di dalam lempeng benua dan juga berada di

sekitar gunung api.

5. Contoh batuan yang berfoliasi adalah Sabak (M-1), Kuarsa (M-2), Gneiss (M-

6) dan Sekis Klorit (M-7)

6. Contoh batuan yang tak berfoliasi adalah Marmer (M-3), Granulit (M-5), dan

Taktit (M-8)

7. Proses terbentuknya batuan metamorf yang sangat komplek atau rumit

mengakibatkan orang banyak mencarinya dikarenakan harga ekonomisnya

yang termasuk tinggi, seperti intan maupun emas.

Page 28: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Batuan Metamorf. http://id.wikipedia.org/wiki/batuan metamorf.

Diakses pada 20 November 2012 pukul 17:46 WIB

Anonim. 2010. Batuan Metamorf http://www.senyawa.com/2010/03/batuan-

metamorf.html. Diakses pada 20 November 2012 pukul 17:55 WIB

Anonim. 2009. Batuan dan Kegunaanya. http:// pocongkesurupan. blogspot.com

/2009/11/batuan-dan kegunaannya.html. Diakses pada 27 November

2012 Pukul 22.10 WIB

Anonim. 2012. Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf . http:// ziminers. blogspot.

com/2012/10/batuan-sedimen-dan-batuan-metamorf. html. Diakses

pada 27 November 2012 Pukul 22.10 WIB

Anonim. 2009. Petrologi. http:// wingmanarrows. wordpress.com /geological/

petrologi/ batuan-metamorf/. Diakses pada 27 November 2012 Pukul

22.10 WIB

Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiagraha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova

Suharno. 2012. Geologi dasar. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Tim Dosen Geologi Dasar. 2012. Panduan Praktikum Mata Kuliah Geologi

Dasar. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Page 29: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

LAMPIRAN

Page 30: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

DATA PENGAMATAN BATUAN METAMORF

No

No

Peraga

Tekstur

Batuan

Asal

Mineral

Utama

Nama

Batuan

Butir Kemas Sifat

Foliasi

1 M-1 Lapidoblastik Berfoliasi Basalt Klorit Sabak

2 M-2 Lapidoblastik Berfoliasi Tufa Kuarsa Sekis

3 M-3 Hornfelsik Tak

Berfoliasi Gamping Silika Marmer

4 M-4 Hornfelsik Tak

Berfoliasi Gamping

Silika,

Ca,Mg Marmer

5 M-5 Granoblastik Tak

Berfoliasi Serpih Feldspar Granulit

6 M-6 Granoblastik Berfoliasi Granit Amfibolt Gneiss

7 M-7 Lapidoblastik Berfoliasi Tufa Mika,

kuarsa

Sekis

Klorit

8 M-8 Hornfelsik Tak

Berfoliasi Gamping Fe Taktit

Page 31: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

HASIL PENGAMATAN BATUAN METAMORF

Nomor Peraga : M-1

Nama Batuan : Sabak

Mineral Utama : Mika & Kuarsa

Batuan Asal : Tufa

Sifat Foliasi : Berfoliasi

Butir Kemas : Lapidoblastik

Nomor Peraga : M-2

Nama Batuan : Sekis

Mineral Utama : Kuarsa

Batuan Asal : Tufa

Sifat Foliasi : Berfoliasi

Butir Kemas : Lapidoblastik

Nomor Peraga : M-3

Nama Batuan : Marmer

Mineral Utama : Silica

Batuan Asal : Gamping

Sifat Foliasi : Tak Berfoliasi

Butir Kemas : Hornfelsik

Page 32: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Nomor Peraga : M-4

Nama Batuan : Marmer

Mineral Utama : Silica

Batuan Asal : Gamping

Sifat Foliasi : Tak Berfoliasi

Butir Kemas : Hornfelsik

Nomor Peraga : M-5

Nama Batuan : Granulit

Mineral Utama : Feldsper, Silica

Batuan Asal : Serpih

Sifat Foliasi : Tak Berfoliasi

Butir kemas : Granoblastik

Nomor Peraga : M-6

Nama Batuan : Gneiss

Mineral Utama : Amfibolt

Batuan Asal : Granit

Sifat Foliasi : Berfoliasi

Butir kemas : Granoblastik

Nomor Peraga : M-7

Nama Batuan : Sekis Klorit

Mineral Utama : Klorit, Epidot

Batuan Asal : Tufa

Sifat Foliasi : Berfoliasi

Butir kemas : Lapidoblastik

Page 33: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Nomor Peraga : M-8

Nama Batuan : Taktit

Mineral Utama : Fe

Batuan Asal : Gamping

Sifat Foliasi : Tak Berfoliasi

Butir kemas : Hornfelsik

Page 34: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

MANFAAT BATU SABAK

Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali.

Selain sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi

lempengan tipis untuk pelapis dinding maupun lantai. Karena bentuknya yang

tidak teratur membutuhkan tukang yang ahli dalam pemasangannya.

Jenis dan warnanya juga dinamai sesuai nama asalnya. Yang popular diantaranya

sabak hitam tasik, pekalongan dan garut. Batu purwakarta dan batu banjar

warnanya lebih coklat.

Batu sabak merupakan batuan hasil proses metamorfosa dari mudstone (batu

lumpur). Mudstone yang terdiri dari butiran-butiran kuarsa di dalam masa liat

yang lebih halus, karena tertekan maka butiran kuarsa menjadi pipih sedangkan

partikel liat mengkristal kembali menjadi lapisan mika. Batu sabak termasuk

dalam batuan metamorf Foliasi

Batu ini terbentuk dari intrusi batuan andesit. Batu sabak memiliki beberapa ciri,

diantaranya berpori kecil, memiliki susunan yang berlapis-lapis, sehingga mudah

dibelah menjadi lempengan-lempengan tipis, sehingga orang lebih banyak

menyebutnya batu templek. Penamaannyapun sesuai dengan nama daerah

Tugas 1

Page 35: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

asalnya, misal sabak hitam tasik, pekalongan dan garut sedangkan batu dari

purwakarta dan banjar memilki warna yang lebih coklat. Warna yang umum

dijumpai adalah abu-abu, hitam, hijau tua dan merah tua.

Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar digunakan untuk bagian luar

(eksterior) misal dinding pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering. Namun

tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di dalam ruangan (interior). Selain

itu, Kegunaan dari batu sabak ini antara lain sebagai bahan campuran dalam

industri semen, papan tulis dan panel instrumen listrik. Zaman dahulu, Sebelum

ada kertas, batu sabak dimanfaatkan sebagai papan untuk menulis.

Page 36: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

BATUAN METAMORF DENGAN NILAI JUAL TINGGI

Secara umum, jenis - jenis Batuan Metamorf/Malihan adalah sebagai berikut ;

1. Metamorf/Malihan Kontak

Metamorf/Malihan Kontak Terjadi karena adanya kontak atau pengaruh

suhu yang tinggi serta terlalu dekat dengan magma. Contohnya, batu

pualam (marmer) dari batu kapur.

2. Metamorf/Malihan Dinamo

Metamorf/Malihan Dinamo Terjadi akibat adanya tekanan lapisan yang

berada di atasnya dalam kurun waktu yang lama. Misalnya batu sabak dari

tanah liat antrasit.

3. Metamorf/Malihan Pneumatolistis

Metamorf/Malihan Pneumatolistis Terjadi akibat adanya suatu pengaruh

suhu, tekanan dari benda - benda sekitar, kurun waktu serta masuknya

unsur - unsur lainnya. Misalnya batu permata, intan.

Dari ketiga jenis macam batuan metamorf di atas, batuan metamorf yang memiliki

nilai jual tinggi adalah batuan yang tergolong batuan metamorfpneumatolistis,

yaitu batuan metamorf yang dipengaruhi oleh suhu tinggi, tekanan disekitarnya

dan waktu yang lama serta masuknya unsur lain. contohnya permata dan intan.

Penyebab batuan jenis ini memiliki nilai jual yang tinggi yaitu karena

kelangkaanya disebabkan oleh proses pembentukannya melalui proses malihan

Tugas 2

Page 37: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

dengan suhu dan tekanan dalam waktu yang lebih lama di bandingkan dengan

jenis batuan yang lain.

Batu permata adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil

proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia

yang mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata

harus dipoles sebelum dijadikanperhiasan.

Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu permata. Di Indonesia hanya

beberapa tempat yang mengandung batu permata antara lain

di provinsi Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis

anggur yang menawan dan jenis cempaka, di Pulau Kalimantan dengan

Kecubungnya (amethys) dan Intan (berlian). Batu permata mempunyai nama dari

mulai huruf a sampai huruf z yang diklasifikasikan menurut kekerasannya yang

dikenal dengan Skala Mohs dari 1 sampai 10. Permata yang paling diminati di

dunia adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia

seperti Berlian, Zamrud, Ruby dan Safir, batu-batu akik jenis anggur seperti Biru

Langit, bungur atau kecubung yang berasal dari Tanjung Bintang, Lampung saat

ini banyak di buru oleh para kolektor karena kualitas kristalnya.

Beberapa macam batu permata

Akik

Akuamarin

Ametis

Biduri laut

Batu biduri Bulan

Batu Cempaka

Berlian

Batu delima

Anggur

Giok

Intan

Page 38: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

Kuarsa

Mutiara

Mata kucing

Pirus

Safir

Zamrud

Ruby

Opal

Spinel

Bloodstone

Tashmarine

Quattro

Selain batu permata, lebih spesifik lagi terdapat batu Intan merupakan batu

permata termahal di dunia, Ada banyak sifat alami dari berlian yang membuatnya

istimewa dan menjadikanya batu permata termahal, yaitu antara lain

1. Kekerasan (Ketahanan)

Alasan bahwa berlian yang khusus di permata dunia adalah bahwa mereka

adalah yang paling tahan lama. Mereka adalah substansi alam yang paling

sulit di dunia (10 pada skala Moh's kekerasan). Ini berarti bahwa hampir

tidak ada yang dapat menggaruk berlian (kecuali berlian lain). Ini tidak

berarti, bagaimanapun, bahwa mereka tak terkalahkan. Diamonds

memiliki pesawat belahan dada, seperti kebanyakan mineral, sehingga jika

jatuh atau memukul dengan sudut tertentu, mereka akan retak atau pecah.

Oleh karena itu, penting bahwa berlian adalah segi dan diatur dengan cara

yang melindungi wilayah rawan tersebut.

2. Kilauan (cahaya)

Karakteristik lain yang membuat berlian inheren berharga adalah kilau itu:

mencerminkan cahaya dengan baik. Sebuah aspek dipoles dari berlian

hampir cermin-seperti di refleksinya. Anda dapat mengambil sepotong

Page 39: Laporan Batuan Metamorf-Vrgian Rahmanda-1215051054

kaca segi (misalnya kristal Swarovski) atau sepotong segi kuarsa berwarna

terang dan meneliti aspek dalam cahaya putih (aspek dipoles adalah

pesawat kecil yang berada di permukaan batu permata dipotong). Anda

akan melihat bahwa aspek dari berlian hampir putih, sedangkan aspek

gelas atau kuarsa agak transparan.

3. Dispersi (Pelangi)

Dan akhirnya, berlian adalah khusus sebagai mineral karena membuat

pelangi. Ini disebut dispersi, dan ini unik tinggi berlian. (Batu permata

lainnya dengan dispersi tinggi termasuk Zirkon, dan CZ). Ketika Anda

berputar berlian di dalam terang, Anda akan menangkap sekilas "api,"

kilatan cahaya berwarna.

Karakteristik berlian digunakan untuk mendefinisikan kualitas adalah sama bagi

berlian karena mereka semua untuk semua batu permata, hanya untuk diamond

mereka lebih tepat dikategorikan.

Berikut adalah sebuah ilustrasi tentang berlian nilai-nilai yang berbeda. Berikut

adalah sebuah ilustrasi tentang berlian nilai-nilai yang berbeda.

Nilai rendah

Ini adalah 0,32 karat,

kejelasan SI, J diamond

warna. Seperti berlian

bisa dibeli selama

beberapa ratus dolar.

HighValue

Ini adalah 1,37 karat,

kejernihan VS, F

berlian warna. Anda

dapat membeli berlian

seperti ini untuk di

bawah $ 10.000.

Sangat Tinggi Nilai

Berikut adalah berlian

5 karat dengan

kejelasan VVS, dan G

warna. berlian ini

dapat dijumpai dijual

di sekitar $ 200.000.

Nilai tertinggi

Berikut ini adalah biru

mewah berlian 45 karat. Hal

ini sangat berharga, yang

mungkin tak ternilai. Ini

tinggal di Museum

Smithsonian dan disebut

Daimond Hope.