LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDS DI PROPINSI BENGKULU PADA 2-3 LM3, SMD (>10 ORANG) SERTA 4 – 5 KELOMPOK PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI >10% Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 No. Kode : 26.6.RDHP.0490C
34
Embed
LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2010/...karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun kegiatan Pendampingan Program
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDS DI PROPINSI BENGKULU PADA 2-3 LM3, SMD
(>10 ORANG) SERTA 4 – 5 KELOMPOK PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
>10%
Oleh:
WAHYUNI AMELIA WULANDARI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
No. Kode : 26.6.RDHP.0490C
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDS DI PROPINSI BENGKULU PADA 2 -3 LM3, SMD
(>10 ORANG) SERTA 4 – 5 KELOMPOK PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
>10%
Oleh:
WAHYUNI AMELIA WULANDARI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR 2010
1. Judul Kegiatan : Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 -3 LM3, SMD (>10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak Sapi Brahman Cross guna mendukung peningkatan produksi >10%.
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Penanggung Jawab a. Nama
b. Pangkat/Golongan c. Jabatan c1. Struktural c2. Fungsional
: : : :
Wahyuni Amelia Wulandari, SPt, MSi Penata (IIIc) Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Peneliti Pertama
5. Lokasi Kegiatan : Dalam Propinsi Bengkulu 6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Baru 7. Tahun Dimulai : 2010 8. Tahun Ke : I. 2010
9. Biaya Kegiatan TA 2010 : Rp 68.514.600,-
(Enam Puluh Delapan Juta Lima Ratus Empat Belas Ribu Enam Ratus Rupiah)
10 Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2010
Mengetahui,
Kepala Balai,
Dr. Ir. Tri Sudaryono, MS NIP. 19580820 198303 1 002
Penanggung Jawab Kegiatan
Wahyuni A. Wulandari, SPt, MSi NIP. 19750724 199903 2 002
iii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun kegiatan Pendampingan Program PSDS di Propinsi
Bengkulu pada 2 -3 LM3, SMD (>10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak Sapi Brahman
Cross guna mendukung peningkatan produksi >10%, dapat diselesaikan. Laporan ini
berisi tentang hasil akhir tahun 2010 pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program PSDS
di Propinsi Bengkulu pada 2 -3 LM3, SMD (>10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak
Sapi Brahman Cross guna mendukung peningkatan produksi >10% yang telah
diselenggarakan oleh BPTP Bengkulu, yaitu: 1). Pendampingan Program PSDS di Propinsi
Bengkulu pada 2 Penerima Dana LM3 Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10%, 2).
Pendampingan PSDS (teknologi kelembagaan dan pemasaran ternak sapi) Melalui
Program Sarjana Masuk Desa (SMD) sebanyak 11 SMD di Provinsi Bengkulu, dan 3).
Pendampingan PSDS di Propinsi Bengkulu pada 4 Kelompok Ternak Sapi Brahman Cross.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan
dan arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim
yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan
baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
VI. KINERJA HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR ................ ......................................................... 25
v
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
Lampiran halaman
1. Foto-foto kegiatan Pendampingan PSDS.................................. 20
vi
RINGKASAN
Telah dilaksanakan kegiatan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada lokasi LM3, SMD dan Brahman Cross. Pendampingan PSDS pada lokasi LM3 dilaksanakan di pada 1 pondok pesantren yaitu di Kabupaten Kepahiang dan pada 1 subak yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara. Kegiatan pendampingan teknologi SMD dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 5 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah 3 orang, Kabupaten Rejang Lebong 1 orang, Kabupaten Mukomuko 1 orang dan Kabupaten Seluma 1 orang sehingga jumlah seluruhnya 11 orang SMD. Kegiatan pendampingan teknologi pengembangan sapi Brahman Cross dilaksanakan di Kabupaten Lebong (1 kelompok peternak), Rejang Lebong, (2 kelompok peternak) dan Seluma sebanyak (1 kelompok peternak).Tujuan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 – 3 LM3, SMD (> 10 orang) serta 4 – 5 Kelompok Peternak Sapi Brahman Cross Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% pada tahun 2010 adalah: (1) Melakukan pendampingan program PSDS pada lembaga penerima bantuan LM3 dari Kementerian Pertanian pada 2 lokasi LM3 yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan beternak sapi potong. (2) Melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu lulusan sarjana peternakan yang diberi modal dari Departemen Pertanian untuk membangun desa dengan kegiatan berusaha dibidang peternakan sapi potong pada 11 orang SMD. (3) Melakukan pendampingan program PSDS pada 4 kelompok peternak sapi Brahman Cross pada 3 kabupaten di Bengkulu yang menerima dana dari Dirjen Peternakan melalui Direktur Perbibitan yaitu Kabupaten Seluma, Lebong dan Rejang Lebong. Dana bantuan berupa pengadaan induk bunting 8 bulan Sapi Brahman Cross pada kelompok ternak yang terpilih untuk dipelihara secara komunal di satu tempat. Hasil kegiatan pendampingan PSDS di lokasi LM3 pada kelompok ternak Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator terjadi peningkatan PBB 0,46 kg/ekor/hari. Kegiatan pendampingan di lokasi kelompok ternak Brahman Cross kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan kompos, pembuatan pakan tambahan dari kulit kopi dan dedak padi serta pemberian obat cacing dan ivomex. Kegiatan pendampingan pada lokasi SMD kegiatan pendampingan kelompok Sarjana Masuk Desa (SMD) diarahkan untuk pendampingan kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu, dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha agribisnis peternakan sapi potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu.
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BPTP Bengkulu sebagai ujung tombak Badan Litbang Pertanian yang
berada di provinsi, dapat memberikan dukungan yang signfikan terhadap
keberhasilan program Departemen Pertanian dengan tujuan membangun
sektor pertanian untuk peningkatan kesejahteraan petani pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
Program pencapaian swasembada daging sapi (PSDS) sebagai salah
satu program strategis Kemementerian Pertanian yang pelaksanaannya
berada di wilayah kerja BPTP perlu mendapat pendampingan terutama dari
BPTP agar dapat berlangsung lancar dan berhasil mencapai tujuannya yaitu
secara maksimal mengurangi impor daging sapi, sapi siap potong dan sapi
bakalan. Sampai saat ini kegiatan PSDS belum mampu mencapai hasil yang
memuaskan, oleh karena itu BPTP Bengkulu perlu memberikan dukungan
sepenuhnya.
Kegiatan pendampingan percepatan swasembada daging sapi yang
dilakukan oleh BPTP Bengkulu dalam bentuk pengawalan penerapan
teknologi sesuai dengan anjuran/rekomendasi teknologi baik yang berasal
dari BPTP maupun teknologi yang berasal dari Balai Penelitian Komoditas.
Pengawalan teknologi akan dilakukan pada lokasi LM3, Sarjana Masuk Desa
dan Pengembangan Sapi Brahman Cross.
1.2. Tujuan
Tujuan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 –
3 LM3, SMD (> 10 orang) serta 4 – 5 Kelompok Peternak Sapi Brahman Cross
Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% pada tahun 2010 adalah:
1. Melakukan pendampingan program PSDS pada lembaga penerima
bantuan LM3 dari Kementerian Pertanian pada 2 lokasi LM3 yang
memanfaatkan dananya untuk kegiatan beternak sapi potong.
2. Melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana Membangun
Desa (SMD) yaitu lulusan sarjana peternakan yang diberi modal dari
Departemen Pertanian untuk membangun desa dengan kegiatan
berusaha dibidang peternakan sapi potong pada 11 orang SMD.
2
3. Melakukan pendampingan program PSDS pada 4 kelompok peternak sapi
Brahman Cross pada 3 kabupaten di Bengkulu yang menerima dana dari
Dirjen Peternakan melalui Direktur Perbibitan yaitu Kabupaten Seluma,
Lebong dan Rejang Lebong. Dana bantuan berupa pengadaan induk
bunting 8 bulan Sapi Brahman Cross pada kelompok ternak yang terpilih
untuk dipelihara secara komunal di satu tempat.
1.3. Keluaran
Keluaran yang diharapkan pada kegiatan Pendampingan Program
PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 – 3 LM3, SMD (> 10 orang) serta 4 – 5
kelompok peternak sapi Brahman Cross Guna Mendukung Peningkatan
Produksi > 10% adalah :
1. Didampinginya secara intensif 2 LM3 dari Kementerian Pertanian di 2
kabupaten di Bengkulu yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan
beternak sapi potong.
2. Didampinginya secara intensif Sarjana Membangun Desa (SMD) sebanyak
11 orang SMD yaitu lulusan sarjana peternakan yang diberi modal dari
Kementerian Pertanian untuk membangun desa dengan kegiatan
berusaha dibidang peternakan sapi potong.
3. Didampinginya secara intensif 4 kelompok peternak sapi Brahman Cross
pada 4 kabupaten di Bengkulu menerima dana dari Dirjen Peternakan
melalui Direktur Perbibitan yaitu Kabupaten Seluma, Lebong dan Rejang
Lebong.
1.4. Dasar Pertimbangan
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia
antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak.
Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Indonesia masih
merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan
teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Untuk mendukung
peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan
peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong
diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi
agroekosistem dan kebutuhan pengguna. Dengan rekayasa bioteknologi
3
reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan
teknologi Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio,
dan manipulasi embrio.
Kerjasama antara BPTP dengan dinas instansi terkait diperlukan untuk
menjawab tantangan tersebut, melalui diseminasi dengan kegiatan
pendampingan percepatan peningkatan swasembada daging sapi pada sub
peternakan diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh petani dari segi teknologi sehingga pendapatannya meningkat.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam rangka pemenuhan kecukupan protein hewani dan menghadapi
program nasional swasembada daging diperlukan peningkatan populasi sapi
potong secara nasional dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan
calon induk sapi dalam jumlah besar. Ternak sapi potong merupakan komoditas
unggulan yang memberikan kontribusi cukup besar pada pembangunan
peternakan di Provinsi Bengkulu. Perkembangan populasi sapi di Provinsi
Bengkulu berjalan lambat, ini terlihat dari peningkatan populasi pada tahun 2003
sebanyak 78.362 ekor menjadi 85.429 ekor pada tahun 2006 atau hanya
mengalami peningkatan sebanyak 7.060 ekor yang masih rendah bila
dibandingkan angka pemotongan setiap tahunnya berkisar antara 7.277 ekor
sampai dengan 11.078 ekor setiap tahunnya pada periode 2003-2006 (Badan
Pusat Statistik, 2007).
Gerakan pembangunan sektor pertanian di Indonesia perlu dilakukan
dengan lebih cepat, tepat, efisien dan efektif untuk mengimbangi laju
peningkatan permintaan akan produk pertanian serta untuk meningkatkan
kesejahteraan petani. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan daging
sapi dari hasil produksi dalam negeri melalui program Pencapaian Swasembada
Daging Sapi (PSDS) (Gozali et al., 2009).
Keberhasilan PSDS dapat dipercepat melalui implementasi teknologi yang
telah cukup banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan dapat
diimplementasikan di daerah sentra sapi dengan secara maksimal memanfaatkan
keberadaan BPTP yang berada di setiap provinsi. BPTP Bengkulu dapat bersikap
proaktif dalam kegiatan pendampingan PSDS di daerah, untuk itu diperlukan
pendampingan program PSDS agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
5
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Lokasi Kegiatan
1. Kegiatan pendampingan teknologi LM3 di laksanakan pada 1 pondok
pesantren yaitu di Kabupaten Kepahiang dan pada 1 subak yaitu di
Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Kegiatan pendampingan teknologi SMD dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu
Utara sebanyak 5 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah 3 orang, Kabupaten
Rejang Lebong 1 orang, Kabupaten Mukomuko 1 orang dan Kabupaten
Seluma 1 orang sehingga jumlah seluruhnya 11 orang SMD.
3. Kegiatan pendampingan teknologi pengembangan sapi Brahman Cross
dilaksanakan di Kabupaten Lebong (1 kelompok peternak), Rejang Lebong,
(2 kelompok peternak) dan Seluma sebanyak (1 kelompok peternak).
3.2. Cakupan Kegiatan
Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% maka dilaksanakan 3
(tiga) kegiatan yaitu : (1) Pendampingan LM3 dilembaga keagamaan seperti
pondok pesantren yang memanfaatkan dananya untuk peternakan sapi potong,
(2) Pendampingan pada sarjana membangun desa yang ada di Propinsi Bengkulu
dan (3) Mendampingi program pengembangan sapi Brahman Cross.
Kegiatan diawali dengan kegiatan desk study dalam rangka penyusunan
RDHP dan RODHP untuk menentukan cakupan kegiatan, alat dan bahan yang
diperlukan, serta lokasi pelaksanaan kegiatan. Tahapan selanjutnya adalah
melakukan koordinasi dengan dinas dan instansi serta pihak-pihak yang
berhubungan dengan sumber-sumber teknologi.
3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan
Bahan
Bahan informasi buku panduan, dan lembar informasi PSDS (leaflet)
Verm-O dan ivomec
Semen beku
Dedak padi
Limbah pertanian
Strabio
6
Stardec
EM-4
Metode pelaksanaan kegiatan
Kegiatan diawali dengan kegiatan desk study dalam rangka penyusunan
RDHP dan RODHP untuk menentukan cakupan kegiatan, alat dan bahan yang
diperlukan, serta lokasi pelaksanaan kegiatan.
Penyediaan informasi teknologi, bahan, dan alat pendukung
Pendekatan PSDS berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan
para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan
pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai
percontohan bagi kawasan lainnya. Informasi teknologi, bahan, dan alat
pendukung PSDS untuk penyuluh maupun petani harus disiapkan dengan baik.
Pemahaman yang benar terhadap PSDS akan menimbulkan persepsi yang positif
baik dari petugas maupun petani pelaksana. Bahan informasi diantaranya adalah
buku panduan pelaksanaan PSDS, poster, dan leaflet. Bahan dan alat
pendukung lainnya adalah semen beku, dedak, limbah kelapa sawit dan obat-
obatan.
Tabel 1. Kegiatan Pendampingan PSDS di Kabupaten Seluma, Kepahiang, Rejang
Lebong, Lebong, Bengkulu Utara dan Mukomuko
No Kegiatan Uraian
1 LM3 Pengenalan program PSDS dan teknologi pendukungnya. Demplot tentang penggemukan (pakan dan kesehatan) sapi pada 1 kelompok agama hindu, dan pendampingan teknologi perbaikan biogas pada 1 pondok pesantren
2 SMD
Pengenalan program PSDS dan teknologi pendukungnya. Pendampingan teknologi dan kelembagaan serta pemasaran ternak sapi.
3 Sapi Brahman Cross
Pengenalan program PSDS dan teknologi pendukungnya. Demplot Penggemukan ( perkandangan, pakan dan kesehatan serta pembuatan kompos).
4 Diseminasi media cetak
Pembuatan buku 1 judul (250 eksemplar), leaflet 5 judul (masing-masing 50 ex eksemplar).
7
Jenis Teknologi dalam Mendukung Program PSDS.
1. Pembibitan : IB, teknologi reproduksi, teknologi pakan, kesehatan ternak
dan manajemen/ budidaya.
2. Penggemukan : bibit berkualitas, teknologi pakan, kesehatan ternak dan
manajemen/budidaya.
Peubah yang diamati dalam kegiatan pembibitan ternak sapi pada
program PSDS adalah:
1. S/C yaitu Persentase kebuntingan persejumlah perkawinan.
2. Angka Kelahiran yaitu angka kelahiran dalam sejumlah kebuntingan
3. Angka Kematian yaitu persentase angka kematian pedet
4. PBBH pedet prasapih yaitu pertambahan bobot badan harian anak
sapi lepas sapih selama 2 bulan.
Peubah yang diamati dalam kegiatan Penggemukan ternak sapi pada
program PSDS adalah:
1. PBBh yaitu pertambahan bobot badan harian sapi penggemukan yang
diamati selama penggemukan
2. Bobot akhir penggemukan yang diamati pada penimbangan sapi di akhir
penggemukan
3. Angka kematian adalah angka kematian selama penggemukan
Metode Analisis yaitu analisis deskriptif.
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Lokasi Pendampingan PSDS
Lokasi pendampingan PSDS disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
2. Subak Tirtagangga, Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara
2. Brahman Cross ( 4 Lokasi)
1. Kelompok Ternak Maju Bersama, Desa Kayu Manis Kab. Rejang Lebong
2. Kelompok Ternak Sido Mulyo Desa Air Dingin Kabupaten Rejang Lebong
3. Kelompok Ternak Harapan Tani, Desa Tes Kabupaten Lebong.
4. Kelompok Ternak Tri Makmur Desa Sido Mulyo Kabupaten Seluma.
3. Sarjana Membangun Desa /SMD (11 orang)
1. Sugeng Priyono,S.Pt Desa Suka Makmur Bengkulu Utara 2. Meri Astuti,S.Pt Desa Kedu Baru Bengkulu Utara 3. Tuti Choiriyah,S.Pt Desa Pajar Baru Bengkulu Utara 4. Harmaini,S.Pt Desa Kali Bengkulu Utara 5. Edi Witraka,S.Pt Desa Karya Bakti Bengkulu Utara 6. Yusrizal,S.Pt Desa Suka Sari Seluma 7. Ernawati,S.Pt Desa Taba Teret Bengkulu Tengah 8. Dewantoro, S.Pt Desa Sunda kelapa Bengkulu Tengah 9. Mona Anggeraini,S.Pt Desa Sidodadi Bengkulu Tengah 10. Sudarmaji,S.Pt Desa Air Duku Rejang Lebong 11. Tri Susilawati,S.Pt Desa Manunggal Jaya Muko-muko
4.1.2. Populasi Ternak
Populasi ternak ketiga pendampingan disajikan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Populasi ternak dan bangsa sapi pada beberapa lokasi pendampingan
Lokasi Populasi Bangsa Sapi
Bali BX PO Simental
Ponpes DARUSSALAM Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang
17 6 - 8 3
Subak Tirtagangga Desa Rama 31 31 - - -
9
Agung Kabupaten Bengkulu Utara
Kelompok Ternak Maju Bersama Desa Kayu Manis Kabupaten Rejang Lebong
93 - 93 - -
Kelompok Ternak Sido Mulyo Desa Air Dingin Kabupaten Rejang Lebong
78 - 78 - -
Kelompok Ternak Harapan Tani Desa Tes Kabupaten Lebong.
40 - 40 - -
Kelompok Ternak Tri Makmur Desa Sido Mulyo Kabupaten Seluma.
50 - 50 - -
Sugeng Priyono,S.Pt Desa Suka Makmur Bengkulu Utara
35 24 11 - -
Meri Astuti, S.Pt Desa Kedu Baru Bengkulu Utara
28 17 11 - -
Tuti Choiriyah, S.Pt Desa Pajar Baru Bengkulu Utara
27 13 14 - -
Harmaini, S.Pt Desa Kali Bengkulu Utara
38 29 9 - -
Edi Witraka, S.Pt, Desa Karya Bakti Bengkulu Utara
40 28 12 - -
Yusrizal, S.Pt Desa Sukasari Seluma
36 22 14 - -
Ernawati, S.Pt, Desa Taba Teret Bengkulu Tengah
44 29 15 - -
Dewantoro, S.Pt, Desa Sunda Kelapa Bengkulu Tengah
36 28 8 - -
Mona Anggraini, S.Pt, Desa Sidodadi Bengkulu Tengah
42 28 14 - -
Sudarmaji, S.Pt, Desa Air Duku Rejang Lebong
27 5 9 - -
Tri Susilawati, S.Pt, Desa Manunggal Jaya Mukomuko
32 17 15 - -
10
4.1.3. Inovasi Teknologi Pendampingan
A. Pendampingan LM3
Lokasi di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara Kegiatan pendampingan PSDS di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa
Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali
pejantan. Tabel kepemilikan sapi Bali pejantan yang akan digemukkan disajikan
pada Tabel 4. Data bobot badan awal dan bobot badan akhir serta pertambahan
bobot badan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 4. Kepemilikan Ternak Sapi Bali Pejantan dan Jumlah Pakan Tambahan yang Diberikan untuk Penggemukan
No Nama Peternak Kooperator
Jumlah Sapi Pejantan (ekor)
Jumlah Pakan Tambahan/ekor /hari
Dedak (kg) Starbio (g)
1 Wayan Pageh 3 2 10
2 Wayan Sukirman 2 2 10
3 Edy Suryadi 2 2 10
4 Wayan Rane 1 2 10
5 Made Gari 1 2 10
6 Putu Sariade 1 2 10
7 Wayan Mare 1 2 10
8 Made Darme 2 2 10
9 Nyoman Widiase 1 2 10
10 Nengah Satrie 1 2 10
11 Ketut Susile 1 2 10
12 Wayan Kiran 1 2 10
Jumlah 17 34 170
Tabel 5. Data Bobot Badan Awal, Bobot Badan Akhir serta PBB/ekor/hari selama
Penggemukan 45 hari
No Nama Peternak Kooperator
Bobot Badan Awal (kg)
Bobot Badan Akhir (kg)
PBB/ekor/hari (kg)
1. Wayan Pageh 1 177,00 197,11 0,45
2. Wayan Pageh 2 170,00 189,92 0,44
3. Wayan Pageh 3 173,20 192,27 0,42
4. Wayan Sukirman 1 120,00 138,61 0,41
5. Wayan Sukirman 2 120,20 140,26 0,45
6. Edi Suryadi 1 103,25 125,71 0,50
7. Edi Suryadi 2 115,79 138,20 0,50
8. Wayan Rane 150,00 170,50 0,46
9. Made Gari 140,25 160,25 0,44
10. Putu Sariade 119,20 139,25 0,45
11
11. Wayan Mare 160,70 180,70 0,44
12. Made Darme 1 150,60 170,60 0,44
13. Made Darme 2 135,25 155,25 0,44
14. Nyoman Widiase 101,00 121,90 0,46
15. Nengah Satria 160,20 180,70 0,46
16. Ketut Susile 120,25 150,25 0,67
17. Wayan Kiran 140,00 160,00 0,44
Rata-rata 0,46
Lokasi di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang
Kegiatan pendampingan PSDS di Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang
inovasi teknologi yang diberikan adalah perbaikan instalasi biogas, dan
pemberian pakan tambahan, selengkapnya disajikan pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Inovasi teknologi Pendampingan PSDS pada Lokasi LM3
Inovasi Teknologi Uraian Kegiatan
Teknologi biogas Perbaikan instalasi biogas untuk memasak
Teknologi pakan tambahan Pemberian pakan tambahan berupa kulit kopi, dedak dan starbio
B. Lokasi Kelompok Ternak Brahman Cross
Tabel 7. Nama peternak pemelihara sapi Brahman Cross di Kelompok Peternak Maju Bersama, Desa Kayu Manis, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong
No Nama Peternak Jumlah sapi Keterangan
1 Murni 4 2 induk, 1 jantan dan 1 anak
2 Imron 5 3 induk, 1 jantan dan 1 anak
3 Suryadi 4 3 induk dan 1 anak
4 Mugimin 6 4 induk dan 2 anak
5 Riyanto 4 3 induk dan 1 jantan
6 Lestari 3 2 induk dan 1 anak
7 Jumiran 7 4 induk, 1 jantan dan 2 anak
8 Suroto 7 3 induk, 1 jantan, 3 anak
9 Syofyan 7 4 induk dan 3 anak
10 Mulyono 5 3 induk, 1jantan daan 1 anak
11 Asmai 8 4 induk, 1 jantan dan 3 anak
12 Agus 7 4 induk, 1 jantan dan 2 anak
13 Sutrisno 3 2 induk dan 1 jantan
12
Tabel 8. Nama peternak pemelihara sapi Brahman Cross di Kelompok Peternak Sido Mulyo, Desa Air Dingin, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong
No Nama Peternak Jumlah sapi
1 Lukas 3
2 Agus 3
3 Maryono 2
4 Subari 3
5 Mansyur 2
6 Yanto 1
7 Dalimin 1
8 Waspada 2
9 Supriyono 2
10 Sutarjo 2
11 Solimin 1
12 Anton 1
13 Sujarwo 3
14 Sabilan 1
15 Efri 2
16 Bakti 2
17 Parjiman 2
18 Semir 2
19 Mardio 2
20 Bambang 2
21 Ikhsan 1
22 Sadad 1
23 Juratman 2
24 Karyono 2
25 Sarijo 1
26 Dwi 1
Tabel 9. Inovasi teknologi Pendampingan PSDS pada Kelompok Ternak Brahman Cross
Inovasi Teknologi Uraian Kegiatan
Teknologi pembuatan kompos
Pembuatan kompos yang akan dilaksanakan adalah dengan bahan kotoran ternak sapi, dedak, gula merah, dan aktivator EM4
Teknologi pakan tambahan
Pemberian pakan tambahan berupa kulit kopi, dedak dan starbio
Teknologi HMT Penanaman HMT yang akan dilaksanakan yaitu rumput gajah
Tabel 10. Kandungan unsur hara kompos produksi kelompok ternak Maju Bersama
13
NO KODE N P2O5 K2O C-organik C/N pH H20 -----------------%----------------
1 Stardec 2.97 1.55 1.70 36.07 12.13 7.00
2 EM4 2.25 1.04 1.32 34.62 15.38 7.00
3 Tricoderma 1.96 1.15 1.57 23.77 12.10 6.50
Catatan:
1. Dalam 1000 kg kompos mengandung 66 kg urea (45%) 2. Dalam 1000 kg kompos mengandung 43 kg SP-36 (36%) 3. Dalam 1000 kg kompos mengandung 28 kg KCl (60%) 4. C/N tanah dibawah 20 berarti kompos telah matang
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Kemajiran Ternak Sapi Brahman Cross di kelompok
Harapan Tani Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong
No Nama Peternak
Jumlah sapi
Hasil Pemeriksaan Keterangan
1 Suryanto 1 - Ovarium kanan kecil dan lonjong.
- Ovarium kiri normal
Masih ada kemungkinan bunting.
2 Sarno 1 Normal -
3 Efri 2 Ovarium kana dan kiri licin (tidak ada folikel)
Pengobatan dengan FSH
4 Anton 1 Normal Melahirkan satu kali
5 Sofian Rodi 1 Kondisi bunting anak kedua
-
6 Erawan 1 Normal Sudah pernah melahirkan
C. Lokasi Sarjana Membangun Desa
SMD yang didampingi berjumlah 11 orang. Data perkembangan populasi
ternak sapi dan inovasi teknologi pendampingan disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Perkembangan populasi ternak sapi, jumlah anggota kelompok ternak dan inovasi teknologi pendampingan SMD.
dan dedak padi 1 ember. Selanjutnya diperciki dengan aktivator yang
diencerkan. Cara mengencerkannya yaitu untuk 10 liter air, setengah gelas gula
pasir dan 1/3 gelas aktivator kemudian diaduk sampai rata. Setelah diperciki
aktivator kemudian lapisan kotoran sapi, sekam padi, kulit kopi dan dedak diaduk
sampai rata. Demikianlah seterusnya untuk lapisan kedua, ketiga, dan keempat.
Setelah adukan kompos tercampur rata, selanjutnya adalah menutup kompos
dengan terpal. Setiap tiga hari sekali kompos dibolak-balik sambil diperciki air
agar kompos tetap terjaga kelembabannya, demikian seterusnya sampai dengan
hari ke-21. Pada hari ke-22 kompos sudah jadi dan siap untuk dikemas dalam
kemasan karung maupun plastik, yang sebelumnya sudah diayak terlebih dahulu.
Kandungan unsur hara kompos yang telah dibuat oleh peternak sapi Maju
Bersama dengan aktivator EM 4, Stardec dan Trichoderma telah diteliti di
Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu. Kandungan unsur haranya disajikan pada
Tabel 9. Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas dapat diketahui bahwa
kandungan unsur hara kompos dari ke tiga aktivator (stardec, EM4 dan
Trichoderma) cukup tinggi sehingga cukup baik bila digunakan sebagai kompos
tanaman sayuran.
19
3. Kelompok Peternak Sapi Brahman Cross Harapan Tani
Kelompok peternak Harapan Tani berada di Kelurahan Tes Kecamatan
Lebong Selatan Kabupaten Lebong. Kelompok ini diketuai oleh Bapak Erawan.
Ternak sapi dikelompok ini dipelihara secara terpisah (atau dipelihara dirumah
masing-masing anggota kelompok). Pakan yang diberikan pada ternak berupa
rumput lapang dan kadang-kadang sapi digembalakan di padang pengembalaan
yang terdapat dilokasi. Potensi pakan yang ada di Desa Tes adalah jerami padi
dan dedak padi. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di kelompok ini
adalah pembuatan pakan jerami yang difermentasi dengan starbio dan
tatalaksana pemeliharaan ternak sapi.
Di Kelompok ini juga sudah dilaksanakan pemeriksaan kemajiran pada
ternak sapi dan hasilnya ada beberapa ternak mengalami permasalahan dalam
hal reproduksinya. Hasil Pemeriksaan Kemajiran Ternak Sapi Brahman Cross di
kelompok Harapan Tani Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten
Lebong dapat dilihat pada Tabel 10.
Permasalahan lain yang terdapat di kelompok ini adalah kesulitan dalam
hal pejantan sedangkan untuk melakukan perkawinan dengan inseminasi buatan
(IB) masih terkendala dalam hal N2 cair yang sering terputus. Untuk itu dalam
waktu dekat ini kelompok peternak harapan tani akan mendapatkan bantuan
pejantan unggul.
4.2.3. Lokasi Pendampingan SMD
Lokasi kegiatan pendampingan PSDS tahun ini dipilih 11 kelompok dari
13 kelompok usaha pengembangan budidaya ternak sapi potong yang diberi
bantuan dana SMD, tersebar pada 5 (lima) kabupaten. Pemilihan lokasi
kegiatan pendampingan PSDS Sarjana Masuk Desa (SMD) Tahun 2010 sebanyak
11 kelompok, dipilih berdasarkan hasil koordinasi dengan dinas dan bidang
Peternakan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta analisis laporan kegiatan yang
ada, dengan pertimbangan kelompok mempunyai potensi untuk berkembang dan
mampu menjadi pendorong bagi produktivitas sapi yang dikembangkan serta
berpotensi mendukung percepatan swasembada daging sapi (PSDS) di Bengkulu.
Kegiatan pendampingan pada kelompok Sarjana Masuk Desa (SMD)
diarahkan untuk pendampingan kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas
dan fungsi BPTP Bengkulu, dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha
20
agribisnis peternakan sapi potong dan sekaligus dapat mendorong
pengembangan ternak sapi potong dalam upaya mendukung percepatan
swasembada daging sapi di Bengkulu. Namun pembinaan dan perkembangan
yang dicapai oleh SMD sangat tidak memuaskan, karena hubungan SMD dengan
kelompok belum mengarah pada suatu usaha ternak sapi yang berwawasan
agribisnis dan masih berjalan sendiri-sendiri. Bahkan ada SMD yang tidak berada
di lokasi kegiatan dan hanya berkomunnikasi pada saat-saat mendesak, sehingga
tidak mengetahui perkembangan usaha yang dipimpin selaku SMD.
Abdulah (2003) menyampaikan dengan cara memfokuskan usaha
kelompok dengan memberikan peluang kepada SMD untuk berpartisipasi secara
aktif dan berada di lingkungan lokasi kegiatan, akan berpengaruh terhadap hasil
usaha dan bukan saja terhadap kinerja program, tetapi juga memberdayakan
SMD dan semua anggota yang dapat mendorong timbulnya rasa kepemilikan
(sense of ownership) terhadap suatu sumber usaha. Akses yang lebih baik
terhadap sumberdaya juga memberikan kesempatan kepada SMD dan kelompok
untuk berkontribusi dalam kegiatan ekonomi produktif pengembangan sapi
potong di Bengkulu.
Pelaksanaan identifikasi sudah terealisasikan terhadap 11 kelompok SMD,
sampai tengah tahun ini dari target 11 kelompok SMD, yaitu ; Kabupaten
Bengkulu Utara 3 kelompok, Bengkulu Tengah 3 kelompok dan Rejang Lebong 1
kelompok (Tabel 1). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa pada umumnya usaha
ternak sapi yang semula pemeliharaannya berelompok dan harus
mengembangkan paling tidak 12 ekor sapi Brahman Cross (BX) sesuai dengan
ketentuan program SMD. Saat sekarang sudah dilakukan pemeliharaan di
kandang masing-nasing anggota kelompok, dengan pertimbangan kesulitan
dalam pemeliharaan rutin dan pemberian pakan serta pengaturan tugas
penjagaan kandang dari gangguan keamanan.
Kondisi ternak yang dipelihara umumnya kurang berkembang, kurus,
banyak yang mati terutama sapi BX, kandang kotor dan kotoran sapi masih
belum dimanfaatkan masih ditumpuk dekat kandang yang berpotensi memicu
gangguan kesehatan pada ternak sapi yang dipelihara. Berdasarkan Tabel 11,
perkembangan populasi ternak sapi ternak sapi yang dipelihara SMD dari 11
orang hanya 1 orang SMD yang meningkat populasinya yaitu Mona Anggraini,
SPt, dan 11 SMD lainnya populasi ternaknya justru menurun.
21
Sapi BX pangadaannya dalam keadaan bunting yang didatangkan dari
daerah Lampung dan Pulau Jawa, sebagian besar sampai dilokasi atau setelah
dipelihara beberapa bulan ada yang mati. Disamping itu setelah melahirkan sapi
BX ini boleh dikatakan 80 % tidak mengalami birahi kembali dan sisanya ada
yang memperlihatkan gejala birahi setelah dikawinkan secara buatan (IB) atau
kawin alam (Inka) hanya beberapa ekor saja yang mengalami kebuntingan.
Diduga sapi induk BX yang dipelihara ini ada yang mengalami birahi namun tidak
terdeteksi oleh peternak atau mengalami birahi tenang (silent heat) dan
mungkin juga pakan yang diberikan tidak memenuhi atau tidak mencukupi
kebutuhan induk BX. Hasil kajian pengembangan pembibitan sapi Brahman Cross
yang dilakukan oleh direktorat perbibitan dirjen peternakan menunjukkan bahwa
sebagian besar sapi Brahman Cross mengalami sulit bunting kembali, hal ini
karena silent heat (Dirjen Peternakan, 2009).
Menurut Susilawati (2009) sapi Brahman Cross lebih besar dari sapi lokal,
sehingga sistem kebutuhan pakannya lebih banyak, oleh sebab itu pemberian
pakan disesuaikan dengan kebutuhan energi, protein dan mikro mineral. Sapi
yang bunting membutuhkan pakan yang lebih banyak sehingga perlu diberi
pakan yang lebih baik terutama menjelang beranak, sebab bila pakan baik induk
akan menghasilkan susu dalam jumlah banyak sehingga anaknya dapat hidup
hingga sapih dan segera muncul birahinya.
22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kegiatan Pendampingan PSDS pada 2 (dua) Lokasi LM3 yaitu di Ponpes
Darussalam dan Subak Tirta Gangga, kegiatan pendampingan yang telah
dilaksanakan adalah kegiatan penggemukan sapi dengan pakan tambahan
dedak padi dan probiotik starbio.
2. Kegiatan Pendampingan PSDS pada 4 (empat) lokasi Pengembangan Sapi
Brahman Cross, kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan adalah
penjelasan rencana kegiatan, identifikasi populasi ternak, rencana
pembuatan kompos, pakan tambahan dan penanaman HMT rumput gajah.
3. Kegiatan Pendampingan PSDS pada 11 (sebelas) orang SMD kegiatan
pendampingan yang telah dilaksanakan adalah identifikasi perkembangan
populasi, strategi pemasaran sapi, inovasi kelembagaan melalui dinamika
kelompok dan kesehatan hewan, serta identifikasi permasalahan dalam
pengembangan sapi milik SMD.
5.2. Saran
1. Agar manajemen pemeliharaan ternak lebih baik maka bantuan dana LM3,
SMD dan Brahman Cross diberikan pada kelompok/orang yang sudah terbiasa
dan berpengalaman memelihara ternak. Apabila diberikan pada kelompok
yang baru memelihara ternak maka hasilnya kurang memuaskan.
2. Pengadaan ternak sapi bantuan LM3, SMD, dan Brahman Cross sebaiknya
betul-betul memlih ternak yang unggul, jangan asal mendatangkan ternak
karena produksi ternaknya akan rendah, sehingga menyulitkan peternak.
23
VI. KINERJA HASIL PELAKSANAAN
1. Kegiatan pendampingan program PSDS telah dilaksanakan di 2 lokasi
penerima dana LM3, 4 kelompok ternak Brahman Cross dan 11 orang SMD.
2. Pendampingan dilokasi LM3 kegiatan yang dilakukan berupa teknologi
penggemukan sapi Bali dengan dedak padi dan starbio, kesehatan ternak
serta teknologi biogas.
3. Pendampingan dilokasi kelompok ternak Brahman Cross kegiatan yang
dilakukan berupa teknologi pembuatan kompos, pakan tambahan dan
kesehatan ternak.
4. Pendampingan dilokasi SMD kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan
yang telah dilaksanakan adalah identifikasi perkembangan populasi, strategi
pemasaran sapi, inovasi kelembagaan melalui dinamika kelompok dan
kesehatan hewan, serta identifikasi permasalahan dalam pengembangan sapi
milik SMD.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah I. 2003. Penelitian Berwawasan Gender dalam Ilmu Sosial, Humaniora Vol XV No. 2 Tahun 2003. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu. 2007. Bengkulu Dalam Angka.
Ditjen Peternakan. 2009. Kajian Pengembangan Pembibitan Sapi Brahman Cross. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengkajian Kerjasama dengan Tim Peneliti Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Gozali, A, Wirdahayati RB, Syaruhrul Bustaman, Alie Yusron, Tanda Panjaitan,
Jacob Noelik, Bambang Sudaryanto. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS). Bogor.
Susilawati, T. 2009. Berhasilkah Pembibitan Sapi Brahman Cross. Laboratorium
Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang
25
Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan Teknologi
Gambar 1. Sapi bantuan LM3 pada Kelompok Ternak Subak Tirta Gangga Kab. Bengkulu Utara sebelum Penggemukan, dan Pertemuan Peternak dengan Petugas BPTP tentang Rencana Penggemukan Sapi Bali
26
Gambar 2. Kegiatan pendampingan di kelompok ternak Brahman Cross