LAPORAN AKHIR TAHUN PENGKAJIAN PENGGUNAAN IB PADA PERBIBITAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT ( SOLID DAN PELEPAH) UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN HIJAUAN 50% PADA PENGGEMUKAN SAPI PO DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT HARIAN >10% Oleh: SISWANI DWI DALIANI WAHYUNI AMELIA WULANDARI RUSWENDI ZUL EFENDI HARWI KUSNADI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 No : 26/04.03.04/00323/B/ROPP/2010
29
Embed
LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2010/... · mendapatkan teknologi pakan sehingga dihasilkan pertambahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENGKAJIAN PENGGUNAAN IB PADA PERBIBITAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN PEMANFAATAN
LIMBAH SAWIT ( SOLID DAN PELEPAH) UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN HIJAUAN 50%
PADA PENGGEMUKAN SAPI PO DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERTAMBAHAN
BOBOT HARIAN >10%
Oleh:
SISWANI DWI DALIANI WAHYUNI AMELIA WULANDARI
RUSWENDI ZUL EFENDI
HARWI KUSNADI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
No : 26/04.03.04/00323/B/ROPP/2010
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENGKAJIAN PENGGUNAAN IB PADA PERBIBITAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN PEMANFAATAN
LIMBAH SAWIT (SOLID DAN PELEPAH) UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN HIJAUAN 50%
PADA PENGGEMUKAN SAPI PO DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERTAMBAHAN
BOBOT HARIAN >10%
Oleh:
SISWANI DWI DALIANI WAHYUNI AMELIA WULANDARI
RUSWENDI ZUL EFENDI
HARWI KUSNADI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Pengkajian : Pengkajian Penggunaan IB pada
Perbibitan Sapi Peranakan Ongole (PO) dan Pemanfaatan Limbah Sawit ( Solid dan Pelepah) Untuk Efisiensi Penggunaan Pakan Hijauan 50% pada Penggemukan Sapi PO Untuk Meningkatkan Bobot Harian >10%
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. 3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2010. 5. Status Kegiatan : Lanjutan
6. Penanggung Jawab Kegiatan a. Nama : Ir. Siswani Dwi daliani b. Pangkat / Golongan : Penata Tk. I (III/d) c. Jabatan c1. Struktural : - c2. Fungsional : Penyuluh Pertanian Pertama
7. Lokasi : Kabupaten Seluma
8. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah Iklim
Basah
9. Jangka waktu : 1 ( satu ) Tahun
10. Tahun Dimulai : 2010 11. Biaya : Rp. 45.500.000 (Empat puluh lima juta
lima ratus ribu rupiah) Mengetahui: Kepala BPTP Bengkulu, Penanggung Jawab Kegiatan Dr.Tri Sudaryono, MS Ir. Siswani Dwi Daliani NIP.19580820 198303 1 002 NIP.19600730 198903 2 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun kegiatan Pengkajian Perbibitan dan
Penggemukan Sapi PO di Kabupaten Seluma Mendukung Program Nasional
Swasembada Daging Sapi, dapat terealisasi. Laporan ini dibuat sebagai salah
satu pertanggungjawaban kegiatan pada DIPA BPTP Bengkulu. Laporan ini berisi
tentang hasil akhir pelaksanaan Pengkajian Perbibitan dan Penggemukan Sapi PO
di Kabupaten Seluma untuk Mendukung Program Nasional Swasembada Daging
Sapi. Pengkajian ini merupakan pengkajian lanjutan yang pelaksanaannya di
Desa Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Pengkajian
Perbibitan dan Penggemukan Sapi Peranakan Ongole (PO) ini bertujuan untuk
mendapatkan teknologi pakan sehingga dihasilkan pertambahan bobot badan
sapi yang nyata dan untuk mengetahui keberhasilan IB dan non IB untuk
menunjang ketersediaan bibit sapi pada tingkat petani di Kabupaten Seluma. Di
samping itu dapat memanfaatkan penggunaan choper ( alat pencacah daun ).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini. Harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pengguna.
Bengkulu, Desember 2010
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................... ..................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vi
RINGKASAN ............................................................................... vii
SUMMARY ............................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. T u j u a n ...................................................................... 3 1.3. Keluaran ......................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4 III. METODE PELAKSANAAN ....................................................... 6
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan .................................................. 6 3.2. Tahapan Kegiatan .......................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………..................................... 9
4.1. Kegiatan Perbibitan......................................... ................ 9 4.2. Kegiatan Penggemukan.......................................... ......... 10
V. KESIMPULAN .......................................................................... 14
5.1. Kesimpulan ................................................................... 14 5.2. Saran ............................................................................ 14 VI. KINERJA HASIL PENGKAJIAN ……………………………………………….. 15 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 16
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi perlakuan pakan untuk pengkajian perbibitan....................... 7
2. Komposisi perlakuan pakan untuk pengkajian penggemukan................. 8
3. Hasil pemeriksaan kebuntingan pada kegiatan Perbibitan Sapi PO di Desa Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma.............................................................................................. 9
4. . Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Introduksi.......................................................................................... 11
5. . Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Perbaikan....................................................................................... ... 11
6. . Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Peternak.... 12
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Foto Halaman
1. Sapi PO yang akan dijadikan sapi pengkajian penggemukan sapi PO................................................................................................... 18
2. . Penimbangan sapi PO jantan untuk dijadikan sapi pengkajian penggunakan limbah kelapa sawit untuk efisiensi pakan ........................................................................................................ 18
3. . Induk sapi PO yang akan dijadikan sapi pengkajian untuk penggunaan IB pada perbibitan sapi PO ................................................................ 19
4. . Pencacahan pelepah sawit untuk pengganti hijauan memanfaatkan mesin coper ...................................................................................... 19
5. Pemerikasaan kebuntingan induk sapi PO oleh inseminator.................... 20
6. Solid (limbah pengolahan tandan sawit) dan dedak padi sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan produktifitas sapi PO............................. 20
vii
RINGKASAN
Pengkajian penggunaan IB pada perbibitan sapi Peranakan Ongole (PO) dan pemanfaatan limbah sawit ( solid dan pelepah ) untuk efisiensi penggunaan pakan hijauan 50% pada penggemukan sapi Peranakan Ongole (PO) dalam rangka meningkatkan pertambahan bobot harian > 10 % dilaksanakan di Desa Lokasi Baru (Talang Benuang), Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma pada Bulan April sampai dengan Bulan Desember 2010. Pengkajian perbibitan menggunakan 18 ekor induk sapi PO, 9 ekor dikawinkan dengan cara IB dan 9 ekor dikawinkan secara alami. Kegiatan penggemukan menggunakan 18 ekor sapi PO jantan yang dibagi 3 perlakuan yaitu Teknologi Introduksi dengan komposisi pakan hijauan 5% dari bobot badan, solid 5 kg, pelepah sawit 3 kg, dedak padi 1 kg, Teknologi Perbaikan dengan komposisi hijauan 10% dari bobot badan, solid 3 kg, dedak padi 2 kg, Teknologi Peternak dengan pakan hijauan 10% dari bobot badan. Data yang diperoleh pada kegiatan perbibitan sapi sampai tahap pemeriksaan kebuntingan dan terjadi kebuntingan 6 ekor untuk perlakuan IB dan 4 ekor untuk perlakuan alami (pejantan sapi PO), sedangkan perlakuan pakannya dilaksanakan setelah induk sapi bunting tua (7 bulan). Data yang diambil dari pengkajian pengemukan adalah pertambahan bobot badan. Data dianalisa dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil pengkajian diperoleh pertambahan berat badan pada perlakuan Teknologi Introduksi rata-rata 0,46 kg/ekor/hari, perlakuan teknologi perbaikan rata-rata 0,63 kg/ekor/hari, dan perlakuan teknologi peternak 0,39 kg/ekor/hari. Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P<0,05) perlakuan pakan dengan pertambahan bobot badan. Kata kunci : sapi PO, perbibitan, penggemukan, solid, pelepah sawit
viii
SUMMARY Assessment of the use of IB in cattle breeding Peranakan Ongole (PO) and utilization of oil waste (solid and midrib) for forage feed efficiency of 50% in feedlot cattle Peranakan Ongole (PO) in order to increase daily weight gain> 10% held in the village of Lokasi Baru (Talang Benuang), District Air Periukan, Seluma District in April until December 2010. Assessment breeding using 18 breeding cows PO, 9 tails mated with how IB and 9 tails mated naturally. Activity using 18 head of cattle fattening male PO divided into 3 treatment of Technology Introduction by forages feed composition of 5% of body weight, a solid 5 kg, palm midrib 3 kg, 1 kg of rice bran, Technology Improvements in forage composition of 10% of body weight, Solid 3 kg, 2 kg of rice bran, feed forage Technology Breeders with 10% of body weight. Data obtained on the beef breeding activities until the examination stage of gestation and gestation occurs six tail to tail and 4 IB treatment for natural treatment (stud cattle PO), while the feed treatment conducted after the old-pregnant cows (7 months). Data from the assessment feedlot is weight gain. Data were analyzed with randomized block design (RACK). The assessment results obtained by the weight of the treatment technology introductions average 0.46 kg / head / day, treatment technology to improve the average 0.63 kg / head / day, and treatment of breeder technology, 0.39 kg / head / day. The statistical results showed no significant difference (P <0.05) treatments with weight gain.
ternak sapi siap potong serta mendukung peningkatan populasi dan produktivitas
per unit ternak ditingkat peternakan rakyat, diperlukan suatu teknologi tepat
guna spesifik lokasi sesuai dengan agrosistem dan kebutuhan pengguna sapi PO
melalui peningkatan produktivitas ternak sapi yang akan dapat menunjang
ketersediaan bibit sapi ditingkat petani sekaligus mendukung terwujudnya
program nasional percepatan swasembada daging sapi.
Pengaturan reproduksi pada sapi PO mampu meningkatkan
perkembangan perbibitan dan kualitas sapi potong, karena akan mempersingkat
jarak beranak ( calving interval ) per kelahiran menjadi 1 tahun sekali yang pada
akhirnya akan dapat menunjang ketersediaan bibit sapi PO melalui inovasi
penyediaan pakan bebrbasis bahan baku lokal akan dapat meningkatkan
produktivitas sapi potong untuk memenuhi kecukupan protein menuju
swasembada daging asal ternak sapi.
6
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Lokasi Pengkajian Penggunaan IB pada Perbibitan Sapi Peranakan
Ongole (PO) dan Pemanfaatan Limbah Sawit ( Solid dan Pelepah ) untuk
Efisiensi Penggunaan Pakan Hijauan 50% pada Penggemukan Sapi PO dalam
Rangka Meningkatkan Pertambahan Bobot Harian > 10% dilaksanakan di
Desa Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Pengkajian ini
diharapkan dapat meningkatkan perbibitan ternak sapi ( replacement stock )
di tingkat petani dan meningkatkan produktivitas sapi potong untuk
memenuhi kecukupan protein menuju swasembada daging sapi.
Pengkajian ini menggunakan induk dan bakalan sapi PO milik
peternak maupun sapi bantuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
sebagai sampel perlakuan yang diperoleh berdasarkan hasil identifikasi dari
wawancara secara purposive dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendapatkan ternak sapi PO betina induk produktif dan ternak bakalan untuk
penggemukan.
3.2. Tahapan Kegiatan
3.2.1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Perbibitan
1. Identifikasi dan calon peternak kooperator.
2. Identifikasi induk sapi yang akan dijadikan sapi pengkajian.
3. Pemilihan sapi PO induk dengan kriteria sehat, sudah pernah melahirkan.
4. Pembagian induk sapi yang akan dilakukan kawin alami dan kawin IB.
5. Melakukan kawin alami dengan pejantan terpilih dan kawin IB yang
dibantu oleh inseminator setempat.
6. Pemeriksaan kebuntingan.
7. Pemberian pakan sesuai dengan petunjuk teknis.
7
3.2.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Penggemukan
1. Identifikasi dan calon peternak kooperator
2. Identifikasi sumber pakan lokal
3. Pemilihan bakalan sapi PO dengan kriteria sehat, berumur 1,5 – 2 th
4. Penyusunan ransum
5. Pembagian ternak sapi untuk diberikan perlakuan yang berbeda.
6. Sebelum diberikan perlakuan dilakukan penyesuaian (Preelim)
terhadap ransum yang akan diberikan tersebut selama 1 minggu.
3.2.3. Metode
Pengkajian ini merupakan kegiatan lapangan yang terbagi dalam 2
fokus kegiatan : yaitu perbibitan dan penggemukan sapi. Rancangan yang
digunakan untuk perbibitan yaitu Rancangan Acak Kelompok pola faktorial.
- Faktor pertama adalah perlakuan reproduksi kawin IB dan non IB
- Faktor kedua yaitu perlakuan pakan yang terbagi dalam 3 perlakuan.
Komposisi pakan perlakuan untuk pengkajian perbibitan disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi perlakuan pakan untuk pengkajian perbibitan.
No Perlakuan Pakan Hijauan (%) Solid (kg) Dedak padi
(kg)
1. Teknologi Introduksi 10 4 1
2. Teknologi Perbaikan 10 - 1
3. Teknologi Peternak 10 - -
Tujuan diberikannya pakan introduksi pada perbibitan ternak sapi
adalah untuk mengoptimalkan proses reproduksi ternak sapi yang bunting
dibandingkan dengan perlakuan yang biasa dilakukan peternak yang hanya
memberikan pakan seadanya.
Untuk kegiatan penggemukan analisa statistik yang digunakan yaitu
Rancangan Acak Kelompok (RAK). Komposisi pakan perlakuan untuk
pengkajian penggemukan disajikan pada Tabel 2.
8
Tabel 2. Komposisi perlakuan pakan untuk pengkajian penggemukan.
No Perlakuan Pakan Hijauan
(%)
Solid
(kg)
Pelepah
sawit (kg)
Dedak
padi (kg)
1. Teknologi Introduksi 5 5 3 1
2. Teknologi Perbaikan 10 3 - 2
3. Teknologi Peternak 10 - - -
Bahan – bahan yang digunakan adalah :
Untuk kegiatan perbibitan digunakan 18 ekor induk sapi PO produktif, 9 ekor
dikawinkan dengan cara IB dan 9 ekor dikawinkan dengan cara alami, strow
beku sapi PO, pejantan sapi PO. Untuk kegiatan penggemukan digunakan 18
ekor sapi PO jantan umur 1-5 – 2 tahun, dibagi 3 perlakuan, bahan pakan,
obat- obatan, timbangan ternak digital, timbangan pakan, tempat pakan dan
minum.
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Perbibitan
Kegiatan pengkajian perbibitan sapi PO di Desa Lokasi Baru, Kecamatan
Air Periukan sampai pada perkawinan induk sapi PO baik dengan IB maupun
secara alami. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kebuntingan. Hasil pemeriksaan
kebuntingan pada kegiatan Perbibitan Sapi PO disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan kebuntingan pada kegiatan Perbibitan Sapi PO di
Desa Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma.
No Nama Peternak
Lokasi
Perkawinan Keterangan
IB Alami bunting tidak Umur bunting (bln)
1 Kuswandi Lokasi Baru IB - V - 3,5
2 Kuswandi Lokasi Baru IB - V - 2,5
3 Marsum 1 Lokasi Baru IB - V - 2,5
4 Marsum 2 Lokasi Baru IB - V - 3
5 Sanuri Lokasi Baru IB - V - 2,5
6 Misijan Lokasi Baru IB - V - 2,5
7 Wahyudi Lokasi Baru IB - - V -
8 Wahyudi Lokasi Baru IB - - V -
9 Sunardi Lokasi Baru IB - - V -
10 Sani Lokasi Baru - Alami - V -
11 Sani Lokasi Baru - Alami - V -
12 Suryanto 1 Lokasi Baru - Alami V - 3
13 Suryanto 2 Lokasi Baru - Alami V - 2,5
14 Tamyit Lokasi Baru - Alami - V -
15 Misijan Lokasi Baru - Alami - V -
16 Sanuri Lokasi Baru - Alami V - 2
17 Said Lokasi Baru - Alami V - 3,5
18 Tumirin Lokasi Baru - Alami - V -
Induk sapi PO yang diberi perlakuan kawin IB sejumlah 9 ekor. Setelah
dilakukan pemeriksaan kebuntingan, maka dapat diketahui tingkat keberhasilan 6
10
ekor yang dinyatakan berhasil bunting sehingga 3 ekor yang dinyatakan belum
bunting. Sedangkan sapi PO yang dikawinkan dengan cara alami dinyatakan
bunting 4 ekor dari 9 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa perkawinan dengan IB
lebih baik dibandingkan dengan cara alami. Keberhasilan perkawinan dengan IB
didukung oleh inseminator yang berpengalaman dan kelengkapan sarana IB. Di
Desa Lokasi Baru hanya terdapat 2 pejantan yang baik untuk perkawinan alami.
Dengan populasi sapi PO yang mencapai 105 ekor, maka pejantan tersebut
belum mencukupi kebutuhan untuk perkawinan alami. Umur kebuntingan induk
sapi PO antara 2 – 3,5 bulan setelah dilakukan pemeriksaan kebuntingan pada
tanggal 27 Desember 2010.
Permasalahan yang terjadi di lingkungan peternak antara lain setelah
dilakukan perkawinan, sebagian peternak kurang memperhatikan apakah sapi
masih birahi sehingga perlu dilakukan perkawinan atau tidak. Hal ini
menyebabkan adanya keterlambatan perkawinan sehingga interval kelahiran
menjadi lebih panjang. Keterlambatan perkawinan dengan IB disebabkan
ketersediaan semen dan N2 cair di lapangan terjadi kekosongan sehingga
pengkajian perbibitan mengalami kemunduran dari jadwal yang direncanakan.
Untuk penyerentakan birahi juga tidak dapat dilaksanakan karena hormon PGF2
alpha juga tidak tersedia. Hal ini juga mengakibatkan kerugian bagi peternak
baik waktu maupun pemeliharaan induk sapi. Alternatif perkawinan sapi dengan
kawin alami menjadi pilihan bagi peternak karena pelayanan IB masih banyak
kelemahan.
B. Kegiatan Penggemukan
Untuk kegiatan penggemukan sapi PO jantan di Desa Lokasi Baru telah
dilakukan identifikasi peternak yang memiliki sapi PO jantan yang siap untuk
digemukkan. Selanjutnya sapi-sapi ditimbang untuk mengetahui bobot badan
(BB) awal, kemudian dikelompokkan sesuai dengan perlakukan pakan. Selama 90
hari sapi-sapi diberi pakan perlakuan dan pada akhir pengkajian dilakukan
penimbangan bobot badan.
Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Introduksi
disajikan pada Tabel 4. Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan
11
Teknologi Perbaikan disajikan pada Tabel 5. Hasil penimbangan bobot badan
untuk perlakuan Teknologi Peternak disajikan pada Tabel 6. Pertambahan bobot
badan merupakan selisih bobot badan sapi PO jantan dari penimbangan akhir
dengan penimbangan awal sebelum ternak diberi pakan perlakuan.
Tabel 4. Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Introduksi.
NO Nama Peternak BB awal (Kg) BB akhir (Kg) PBB (Kg)
1 M. Said 305 369 64
2. Sanuri 1 134 155 21
3. Sanuri 2 153 186 33
4. Tumirin 137 175 38
5. Darto 343 410 67
6. Tomo 170 193 23
Rata-rata 207 248 41
Rata-rata pertambahan bobot badan harian (90 hari) 0,46
Tabel 5. Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Perbaikan.
NO Nama Peternak BB awal (Kg) BB akhir (Kg) PBB (Kg)
1 Kuswandi 199 238 39
2. Narno 1 154 234 80
3. Narno 2 137 193 56
4. Tamyit 248 340 92
5. Suroto 128 174 46
6. Makfud 170 196 26
Rata-rata 172,67 229,17 56,5
Rata-rata pertambahan bobot badan harian (90 hari ) 0,63
12
Tabel 6. Hasil penimbangan bobot badan untuk perlakuan Teknologi Petani.
NO Nama Peternak BB awal (Kg) BB akhir (Kg) PBB (Kg)
1 Selamet 194 217 23
2. Misijan 230 291 61
3. Sunardi 163 186 23
4. Sukirno 190 221 31
5. Toha 230 291 61
6. M. Said ( merah) 135 146 11
Rata-rata 190,33 225,33 35
Rata-rata pertambahan bobot badan harian (90 hari) 0,39
Hasil pengkajian penggemukan sapi PO menunjukkan bahwa sapi PO
jantan yang diberi pakan dengan Teknologi Perbaikan menunjukkan hasil yang
tertinggi dengan rata-rata pertambahan bobot badan 0,63 kg/ekor/hari dan hasil
terendah pada pakan Teknologi Peternak dengan rata-rata pertambahan bobot
badan 0,39 kg/ekor/hari. Hasil ini menunjukkan pemberian pakan tambahan
berupa solid dan dedak padi menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih
baik dibandingkan dengan hanya diberi pakan hijauan saja. Pakan dengan
Teknologi Introduksi menghasilkan pertambahan bobot badan 0,46 kg/ekor/hari
lebih tinggi 0,07 kg/ekor/hati (18%) dari pada pakan dengan Teknologi Peternak.
Dengan demikian pelepah sawit yang diberikan dapat menggantikan 50% pakan
hijauan dan pakan tambahan solid dan pelepah sawit menghasilkan pertambahan
bobot badan yang lebih baik. Pemberian pakan tambahan untuk tujuan
penggemukan pada sapi peternak masih perlu perbaikan.
Pemanfaatan bahan pakan limbah pertanian, perkebunan sawit berupa
solid dan pelepah sawit yang tersedia cukup melimpah masih perlu
disosialisasikan karena belum digunakan secara optimal. Solid atau lumpur sawit
dapat diberikan dalam bentuk segar atau dikeringkan terlebih dahulu. Solid dapat
mengganti sepenuhnya dedak padi dalam konsentrat dan efisiensi penggunaan
energi dan potein. Pelepah sawit dapat diberikan ternak sapi sebagai pegganti
hijauan dalam bentuk segar maupun sudah diolah misalnya dalam bentuk silase.
13
Hasil penelitian Elisabeth dan Ginting (2003) diperoleh kesimpulan bahwa ternak
sapi yang mendapatkan ransum yang tersusun dari cacahan pelepah sawit 60%,
solid dan bungkil kelapa sawit masing-masing sebesar 18% serta dedak padi 4%,
menunjukkan pertambahan berat badan rata-rata sebesar 0,58 kg/ekor/hari
dengan konsumsi pakan berkisar 8,6 kg/ekor/hari.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata baik pada tingkat kepercayaan 99%
maupun 95%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan bobot badan. Oleh karena itu masih diperlukan
pengkajian lebih mendalam lagi.
14
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Inseminasi Buatan memberikan angka kebuntingan lebih tinggi
dibandingkan dengan kawin alami. Pejantan yang baik untuk perkawinan
alami menjadi solusi apabila ada kendala pada Inseminasi Buatan.
Pakan perlakuan Teknologi Introduksi dengan memanfaatkan
pelepah sawit mampu menggantikan 50% pakan hijauan untuk
penggemukan sapi PO jantan. Dengan pakan tambahan solid dan dedak
padi, pertambahan bobot badan yang dihasilkan 0,46 kg/ekor/hari, lebih
tinggi 0,07 kg/ekor/hari (18%) dari pada Teknologi Peternak yang hanya
mencapai 0,39 kg/ekor/hari.
5.2. Saran
1. Kelompok ternak perlu menyediakan pejantan unggul untuk
mengantisipasi kendala IB di lapangan agar tidak merugikan peternak.
2. Perlu sosialisasi dan percontohan pemanfaatan bahan pakan lokal solid
dan pelepah sawit.
3. Agar mesin pencacah hijauan selalu digunakan sesuai dengan kapasitas
mesin, dijaga, dirawat dan dikontrol agar dapat bermanfaat bagi
peternak.
15
VI. KINERJA HASIL PENELITIAN
Kinerja hasil pengkajian penggunaan IB pada perbibitan dan pemanfaatan
limbah sawit ( solid dan pelepah) pada penggemukan sapi PO antara lain :
1. Perkawinan induk sapi PO sebanyak 9 ekor dengan Inseminasi Buatan dan 9
ekor dengan pejantan (alami) dapat terlaksana dengan baik. Setelah
dilakukan pemeriksaan kebuntingan 6 ekor dinyatakan bunting pada
perkawinan IB dan 4 ekor pada perkawinan alami. Pelaksanaan IB mundur
dari jadwal karena strow dan N2 cair sedang mengalami kekosongan.
2. Peternak menyadari bahwa pengawasan terhadap induk sapi PO adalah
penting terutama pada saat birahi dan perkawinan. Hal ini berpengaruh
terhadap keberhasilan kebuntingan sehingga dihasilkan interval kelahiran
yang lebih baik.
3. Pelepah sawit dapat menggantikan hijauan sampai 50% pada penggemukan
sapi PO jantan. Solid dan dedak padi sebagai pakan tambahan dapat
menghasilkan pertambahan bobot badan sapi lebih tinggi (>10%)
dibandingkan dengan sapi yang hanya diberi hijauan saja.
4. Perlakuan pakan Teknologi Perbaikan yang terdiri dari hijauan 10% dari
bobot badan, solid 3 kg dan dedak 2 kg mampu menghasilkan pertambahan
bobot badan yang tertinggi yaitu 0,63 kg/ekor/hari. Namun hasil statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agus, A., R. Utomo, Ismaya, N.K. Wardhani dan A. Musofie. 2000. Konsumsi Nutrien dan Beberapa Parameter Reproduksi Sapi Peranakan Ongole pada Pakan Basal Jerami Fermentasi Suplementasi Konsentrat dan Injeksi Subkutan Vitamin A. Buletin Peternakan. Vol. 24. p. 147-156. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Astuti, M., W. Hardjosoebroto dan S. Lebdosoekojo (1982) Analisa Jarak
Peranakan Ongol di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan., Badan Libang Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Bestari, J., A.R. Siregar, P. Simatupang, Yulvian, S Dan Rozali H. Martondang.
2000. Penampilan Reproduksi Sapi Induk Peranakan Limosin, Charolais, Droughmaster dan Hereford Pada Program Inseminasi Buatan di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat., Proc. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan., Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departeman Pertanian. Jakarta.
BPS Bengkulu. 2007. Bengkulu Dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Bengkulu. Bengkulu. Dirtjen Peternakan. 2001. Buku Statistik Peternakan 2000. Direktorat jenderal
Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta. Dirtjen Peternakan. 2006. Pedoman umum Program Aksi Perbibitan Ternak
Tahun 2006. Departemen Pertanian., Direktorat jenderal Peternakan. Jakarta.
Elisabeth, Y. Dan Ginting, S. 2003. Pemanfaatan Limbah Perkebunan Kelapa
Sawit Untuk Pakan Ternak Sapi. Laporan Hasil Penelitian PPKS bekerja sama dengan PT. Agricinal.
Musofie, A. 1990. Respon Sapi Bali Terhadap Pemberian Hijauan Awetan.
Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali. Fakultas Peternakan Universitas Udayana Bali. Denpasar.
Partodihardjo, S. 1985. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Sumber
Widya. Jakarata. Peters, A.R. and P.J.H. Ball. 1995. Repreduction In Cattle. Second Ed., Blackwell
ltd. United Kingdom.
17
Saragih, B. 2001. Agribisnis Berbasis Peternakan; Kumpulan Pemikiran USESE. Fondation dan Pusat Pembangunan Insstistut Pertanian Bogor. Bogor.
Suryana, A. 2000. Harapan dan Tantangan Bagi Subsektor Peternakan Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional. Proc. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembanagan Peternakan., Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Suwignyo, B. 2003. Penggunaan complete feed berbasis jerami padi fermentasi
pada sapi Australian Commercial Cross terhadap konsumsi nutrient, pertambahan bobot badan dan kualitas karkas. TesisS-2. Pascasarjana Ilmu Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Toelihere, M.R. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa Press.
Bandung. Wattimena, J. 1994. Penampilan Reproduksi Sapi Potong yang Dipelihara
dengan Sistem Kandang Kelompok di Daerah Pantai dan Daerah Pegunungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis Program Pascasarjana. Fakultas Peternakan., Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Widyati, S.D., T. Sutardi., D. Sastradipradja dan A. Sudono. 1992. Penggunaan
Lumpur Sawit Kering Sebagai Pengganti Dedak Padi Dalam Ransum Sapi Perah Laktasi. Journal II., Pertanian Indonesia. 2:89-95
18
LAMPIRAN
Foto 1 Sapi PO jantan yang akan dijadikan sapi Pengkajian Penggemukan
sapi PO.
Foto 2 Penimbangan Sapi PO jantan untuk dijadikan sapi Pengkajian
Penggunaan Limbah Kelapa Sawit Untuk Efisiensi Pakan.
19
Foto 3 Induk Sapi PO yang akan dijadikan sapi Pengkajian Untuk