Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat, untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat, Pemerintahan Daerah dan Pemerintah Kota menyediakan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Balai Pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan dan obat- obatan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Bab IV pasal 11 ayat (2) ditetapkan bahwa bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota adalah pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.Berdasarkan undang-undang tersebut, bidang kesehatan
68

laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Aug 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi

pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Salah satu

bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan

kesehatan masyarakat, untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat, Pemerintahan Daerah

dan Pemerintah Kota menyediakan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar

(Puskesmas, Balai Pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan,

peralatan dan obat-obatan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah pada Bab IV pasal 11 ayat (2) ditetapkan bahwa bidang pemerintahan yang

wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota adalah pekerjaan umum, kesehatan,

pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,

lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.Berdasarkan undang-undang tersebut,

bidang kesehatan menempati urutan kedua (setelah bidang pekerjaan umum) dari bidang

pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten dan kota. Ini berarti

bahwa dalam rangka Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung

jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat di wilayahnya, dengan memberikan pelayanan yang memuaskan.

Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004, Puskesmas merupakan unit pelaksana

pelayanan kesehatan di tingkat pertama. Adapun fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta sebagai

Page 2: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI, 2006).Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan asas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang

oleh manajemen Puskesmas yang baik.Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang

bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

(Departemen Kesehatan RI, 2004).

Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta antara

lain banyaknya yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai, jumlah dokter yang tidak

memadai di daerah terpencil (WorldBank, 2008).Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan

merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas milik pemerintah ini baik itu

dari segi pemeriksaan yang kurang diperhatikan oleh petugas kesehatan, lama waktu pelayanan,

keterampilan petugas, sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan.

Program-program yang telah dijalankan puskesmas pemancungan telah banyak mencapai

keberhasilan,tetapi masih ada yang menimbulkan masalah yang dapat menghambat puskesmas

berfungsi secara maksimal.Masalah-masalah tersebut dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas

yang pada ujungnya berpengaruh pada status kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya (Oleske,

2002).

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data

2. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari informasi yang

sahih secara profesional dari berbagai sumber

3. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk menilai informasi yang

sahih secara profesional dari berbagai sumber

Page 3: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

4. Mahasiswa mampu menyusun pemecahan masalah berdasarkan prioritas

5. Mahasiswa mampu menggunakan informasi kesehatan secara profesional untuk kepentingan

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut

6. Mahasiswa mampu memahami adanya keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama

dan ras

7. Mahasiswa mampu bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menunjang

peningkatan kesehatan gigi dan mulut

8. Mahasiswa mampu menilai kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan menggunakan data

hasil survei, data epidemiologi dan evidence based dentistry

9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor resiko yang berkaitan dengan masalah kesehatan

gigi dan mulut masyarakat

10. Mahasiswa mampu merencanakan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat

berdasarkan prioritas masalah

11. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat

12. Mahasiswa mampu menerapkan strategi promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut

masyarakat

13. Mahasiswa mampu menganalisis program kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang telah

dilaksanakan

14. Mahasiswa mampu memahami penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi untuk

program kesehatan gigi dan mulut masyarakat

15. Mahasiswa mampu memahami penggunaan teknologi informasi untuk pengumpulan dan

pengolahan data di bidang kesehatan gigi dan mulut masyarakat

Page 4: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

16. Mahasiswa mampu melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan dan masyarakat, dalam

upaya mencapai kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal

17. Mahasiswa mampu melakukan kerjasama dan jejaring kerja dengan masyarakat, dan instansi

terkait dalam upaya pemberdayaan masyarakat

18. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perilaku kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

di bidang kesehatan gigi dan mulut

19. Mahasiswa mampu memotivasi perilaku hidup sehat individu, keluarga dan masyarakat di

bidang kesehatan gigi dan mulut

20. Mahasiswa mampu menerapkan metoda pendekatan untuk mengubah prilaku kesehatan gigi

dan mulut individu serta masyarakat

21. Mahasiswa mampu membuat penilaian perubahan prilaku kesehatan gigi dan mulut individu

serta masyarakat

22. Mahasiswa mampu menjabarkan upaya mengubah kebiasaan masyarakat dari berorientasi

kuratif menjadi preventif

Page 5: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. GAMBARAN UMUM (MP-I.1)

2.1.1. GEOGRAFI

Puskesmas Pemancungan mempunyai luas wilayah kerja ± 3,94 Km² yang terdiri dari

5 kelurahan yaitu :

1. Kelurahan Pasar Gadang dengan luas wilayah 0,31 Km², terdiri dari 3 desa:

a. Pemancungan

b. Palinggam

c. Pasar Gadang

2. Kelurahan Seberang Palinggam dengan luas wilayah 0,34 Km²

3. Kelurahan Batang Arau luas wilayah 0,14 Km², terdiri dari 2 desa :

a. Batang Arau

b. Pabayan Panggalangan

4. Kelurahan Bukit Gado – Gado dengan luas wilayah 1,55 Km²

5. Kelurahan Air Manis dengan luas wilayah 1,6 Km²

Page 6: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Adapun batas – batas wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :

o Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

o Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Rawang

o Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia

Kecamatan Padang Selatan khususnya wilayah kerja Puskesmas Pemancungan terdiri

dari dataran tinggi / perbukitan ( 30% ), dataran rendah ( 55% ) dan perairan (10%). Dataran

tinggi berada pada ketinggian 50 sampai 200 meter dari permukaan laut dan dataran rendah

dengan ketinggian 4 meter dari permukaan laut.

2.1.2. DEMOGRAFI

Penduduk yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan merupakan

masyarakat yang sangat heterogen baik dalam segi ekonomi, keyakinan dan suku. Namun demikian

tidak terdapat perbedaan yang berarti terutama dalam bidang kesehatan.

Mata Pencaharian

ABRI dan PNS : 15%

Wiraswasta / Pedagang : 40%

Nelayan : 15%

Page 7: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Buruh : 20%

Dll : 10%

Tingkat Pendidikan

Tidak Tamat SD : 13%

Tamat SD – SLTP : 50%

Tamat SLTA : 27 %

Tamat AK / PT : 10%

Dari data diatas tergambar bahwa sebagian besar keadaan ekonomi penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Pemancungan adalah menengah ke bawah dengan latar pendidikan

tamat SD dan SMP.

Agama dan Keyakinan

Islam : 80%

Kristen Protestan : 12,5%

Kristen Katolik : 7%

Budha : 0,2%

Hindu : 0,2%

Kepercayaan lainnya : 0.1%

Suku

WNI : 80%

WNI keturunan ( Cina, Nias, dll ) : 20%

Dengan keragaman suku dan agama penduduk yang ada akan berdampak pula pada budaya

dan kebiasaan yang ada pada masyarakat. Semuanya harus diambil sisi positifnya dalam usaha

kebersamaan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Rata – rata kepadatan penduduk adalah 4503 jiwa/Km² yang tersebar di 71 RT / 17 RW dan

hampir 30% penduduknya miskin.

Page 8: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

2.1.3. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN (MP-1.5)

Agar pelayanan kesehatan lebih terjangkau kepada masyarakat, Puskesmas

Pemancungan dalam operasionalnya dibantu oleh 3 buah Puskesmas Pembantu ( PUSTU ) dan

5 buah Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu :

Pustu Pasa Gadang

Pustu Kampung Batu

Pustu Air Manis`

Poskeskel Pasa Gadang

Poskeskel Seb. Palinggam

Poskeskel Batang Arau

Poskeskel Bukit Gado-gado

Poskeskel Air Manis

Untuk menunjang kelancaran tugas petugas ke lapangan, puskesmas mempunyai :

1 buah kendaraan roda empat

3 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja puskesmas adalah :

Klinik bersalin swasta : 1 buah

Dokter praktek swasta : 1 orang

Bidan praktek swasta : 3 orang

Posyandu balita : 37 buah

Posyandu lansia : 10 buah

Sarana umum yang ada selain sarana kesehatan adalah :

Sekolah Taman Kanak – Kanak : 5 buah

Sekolah Dasar : 10 buah

MIN ( sederajat SD ) : 1 buah

Sekolah Menengah Pertama : 1 buah

Rumah Ibadah : 15 buah

2.1.4. TENAGA KESEHATAN DAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Page 9: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Tabel 1. Komposisi Tenaga Kesehatan Puskesmas Pemancungan Tahun 2011

NO JENIS TENAGA PTT PNS Honor/ Sukarela TOTAL

1 Dokter Umum 1 2 0 3

2 Dokter Gigi 0 2 0 2

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 0 2 0 2

4 Tata Usaha 0 1 0 1

5 Perawat 0 5 3 8

6 Perawat Gigi 0 3 0 3

7 Bidan 4 7 0 11

8 Sanitarian 0 2 1 3

9 Nutrisionis (Gizi) 0 1 0 1

10 Asisten Apoteker 0 3 0 3

11 Analis (Labor) 0 1 1 2

12 Penjaga Malam 0 1 0 1

13 Sopir Ambulans 0 0 1 1

JUMLAH 5 30 6 41

Page 10: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

2.1.5. SASARAN PELAYANAN KESEHATAN

Tabel 2. Sasaran Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pemancungan Tahun 2011

KELURAHAN

JUMLAH PENDUDUK BAYI

BADUTA

BALITA

BULIN BUMIL BUFAS PUS LANSIA

L P JML L P JML L P JML

Pasa Gadang 3104 3093 6197 64 63 127 254 318 317 635 135 142 135 1030 479

Seb. Palinggam 1748 1741 3489 36 36 72 143 179 178 357 76 80 76 373 290

Batang Arau 2322 2313 4635 49 49 98 190 238 237 475 101 106 101 759 346

Bukit Gado-gado 757 753 1510 16 16 32 62 77 78 155 33 35 33 225 112

Air Manis 766 762 1528 16 16 32 62 78 78 156 33 35 33 232 114

PUSKESMAS 8697 8662 17359 181 180 361 711 890 888 1778 378 398 378 2619 1341

Page 11: laporan akhir fix pmcgn 2.docx
Page 12: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

2.2. VISI dan MISI PUSKESMAS

2.2.1. Visi Puskesmas

Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Pemancungan yang mandiri untuk hidup sehat.

2.2.2. Misi Puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga beserta lingkungannya.

Page 13: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Data khusus

1. Penyakit terbanyak 2011

Tabel 10 PENYAKIT TERBANYAK

PUSKESMAS PEMANCUNGAN TAHUN 2011

No Penyakit Jumlah Persentase (%)1 ISPA 3672 322 Gastritis 1907 173 Rhematik Artritis 1565 144 Bronchitis 1193 115 Infeksi Kulit 683 66 Diare 616 57 Myalgia 553 58 Hipertensi 512 59 Neuralgia 340 310 Penyakit Pulpa Jaringan Peri

apikal187 2

2. Pemakaian Obat Terbanyak Puskesmas Pemancungan Tahun 2011

No Nama Obat Jumlah1 CTM Tab 500 mg tab 49.6482 Paracetamol 500 mg tab 44.8873 Vitamin C tab 25.6404 Glyceril Guayacol tab 21.2305 Vitamin B1 tab 19.3626 Amoxcillin tab 16.4857 Antacid tab 10.6278 Captopril 12.5 mg 9.8599 Ibuproven tab 9.64210 Lactas tab 4.362

Page 14: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

3. Data kunjungan

No

Bul

an

B L

Jum

lah

Pas

ien

KASUS TERAPI

Lai

n2

Ruj

ukan

1-4

thn

4-6

thn

7-14

thn

Bum

il/b

utak

i

umum

Ask

es

GR

JUM

LA

H

Kar

ies

Pny

Pul

pa

Pny

Per

io

Abs

es

Per

sist

ensi

Sto

mat

itis

Den

toF

acia

l

Lai

n-la

in

TP

TS

EX

O D

WS

EX

O S

US

U

PG

PU

LP

A

PG

PE

RIO

PG

AB

SE

S

1 Januari 76 25 101 5 72 11 18 24 7 0 7 0 0 1224

47 6 13 0 1 4 6 23 0 66 10 25 101

2 Februari 67 38 105 0 59 14 33 26 7 0 7 0 0 1528

40 3 31 0 2 2 8 20 0 72 11 22 105

3 Maret 54 30 84 5 50 5 18 25 3 0 3 0 0 825

37 4 15 0 5 0 6 23 0 67 2 15 84

4 April 47 21 68 8 25 13 16 21 4 0 4 0 0 521

24 7 8 0 5 1 11 19 0 53 3 12 68

5 Mei 71 16 87 3 31 5 17 3810

0 10 0 0 738

22 2 13 0 2 0 17 30 0 76 2 9 87

6 Juni 55 27 82 7 47 16 29 12 9 0 9 0 0 1412

27 5 13 0 0 4 7 11 0 52 8 22 82

7 Juli 66 24 90 3 21 30 37 2717

0 17 0 0 327

19 13 30 0 3 0 10 19 0 52 12 26 90

8 Agustus 38 23 61 8 24 15 16 18 3 0 3 0 0 818

14 10 16 0 2 0 7 16 0 35 4 22 61

9Septemb

er69 18 87 7 42 16 38 24 7 0 7 0 0 10

24

25 5 29 0 2 4 9 18 0 62 2 23 87

10 Oktober 65 21 86 8 29 12 32 21 6 0 6 0 0 623

21 1 28 0 2 2 14 20 0 66 5 15 86

11Novemb

er53 30 83 6 41 6 13 17

15

0 15 0 0 316

41 5 10 0 8 3 6 16 0 54 9 20 83

12Desembe

r50 26 76 1 30 18 26 20

10

0 10 0 0 620

26 11 18 0 7 0 6 9 0 40 8 28 76

Jumlah 711299

1010 61471

161

293

27398

0 98 0 0 97276

343 72 224 0 39 20107

224 0 695 76239

1010

Page 15: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

BAB III

PROBLEM SOLVING

Masalah adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara cakupan

(realitas/pencapaian program) dengan target yang telah ditetapkan.

Perencanaan merupakan penyusunan rencana kerja untuk mengatasi masalah dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditentukan atau disepakati. Proses menyusun rencana kegiatan tahunan

dibuat secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas dikenal dengan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). PTP meliputi

upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.

Tujuan penyusunan PTP adalah :

a. Untuk menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas yang akan dilaksanakan pada

tahun berikutnya.

b. Untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), setelah diterima alokasi sumber

daya dari berbagai sumber.

Tahap dari penyusunan PTP terdiri dari :

a. Tahap persiapan

b. Tahap analisis situasi

c. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

d. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Page 16: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Tahap – tahap Pelaksanaan Problem Solving :

1. Melakukan orientasi di Puskesmas

2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan format yang telah

ditentukan termasuk data hasil survei

3. Melakukan identifikasi atau rumusan masalah kesehatan gigi yang ada di Puskesmas

berdasarkan data yang ada

Masalah :

a. Tingginya angka kunjungan pasien penyakit pulpa ke BP gigi sebesar 30% dari semua

kunjungan pasien ke BP gigi

b. Rendahnya kunjungan KIA ke BP Gigi Puskesmas Pemancungan sebesar 2 %

c. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit terbanyak di sekolah, hasil screening UKS

tahun 2011

d. Jumlah sasaran penyuluhan UKGMD yang datang tidak sesuai dengan yang ditargetkan

yaitu 4,5 % dari target 50%

e. Visit rate BP gigi yang tidak mencapai target yaitu 0,06 dari target 1,7

Page 17: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

4. Melakukan MCUA dengan program gigi Puskesmas untuk menentukan prioritas

masalah kesehatan gigi yang ada di Puskesmas

Tingginya angka kunjungan pasien penyakit pulpa ke

BP gigi

Rendahnya kunjungan KIA ke BP

Gigi

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit

tertinggi di sekolah

Pencapaian UKGMD yang tidak sesuai dengan

yang ditargetkan

Visit rate BP gigi yang

tidakmemenuhitarget

Tingkat Urgensi

3 2 2 22

Tingkat Keparahan

3 3 2 22

Biaya 2 2 2 2 1

KemampuanAnggotaMengubah

2 2 2 11

Solusi 2 2 2 1 1

Jumlah 12 11 10 8 7

Keterangan :

a. Tingkat Urgensi : 1= tidak penting, 2= penting, 3= sangat penting

b. Tingkat Keparahan : 1= tidak parah, 2= parah, 3= sangat parah

c. Biaya : 1= sangat mahal, 2= mahal, 3= tidak mahal

d. Kemampuan Anggota Mengubah : 1= sangat sulit, 2= sulit, 3= tidak sulit

e. Solusi : 1= sangat sulit, 2= sulit, 3= tidak sulit

Page 18: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming

bersama staf bagian gigi Puskesmas

Lingkungan Manusia

Pengaruh kebiasaan masyarakat yang mengobati sendiri jika sakit gigi

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi-gigi dan mulut

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut dan untuk kontrol gigi sekali 6 bulan

Kasus pulpa terbanyak di BP Gigi

Alat untuk perawatan gigi tidak dapat difungsikan dengan baik sehingga tidak ada pengusulan pengadaan bahan

Intensitas penyuluhan di sekolah dan lapangan yang kurang

Kurangnya daya listrik puskesmas untuk mengoperasikan dental chair dan compressor

Integrasi antara Gigi dengan KIA yang kurang

MaterialDanaMetode

Kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat

Program UKGMD yang belum mencapai target sehingga belum maksimal

Masih kurangnya alat peraga untuk penyuluhan gigi seperti pamflet, leaflet, poster, dan alat peraga lainnya

Page 19: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

a. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis

1. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan karies sejak dini,

perjalanan karies hingga pulpa serta perawatannya, yang ditujukan kepada masyarakat

melalui kegiatan UKGMD serta kepada siswa TK,SD, SMP, dan SMA

2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi

dan mulut anak melalui penyuluhan terhadap guru dan orang tua murid

3. Pengajuan usulan untuk peningkatan daya listrik puskesmas

4. Pengajuan perbaikan alat dan pengadaan bahan untuk perawatan karies, penyakit

pulpa dan jaringan periapikal

5. Pengadaan alat bantu promotif seperti pamphlet, poster guna membantu pelaksanaan

penyuluhan

Page 20: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

5. Menentukan prioritas pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :

1. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan karies sejak dini,

perjalanan karies hingga pulpa serta perawatannya, yang ditujukan kepada masyarakat

melalui kegiatan UKGMD serta kepada siswa TK,SD, SMP, dan SMA

2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi

dan mulut anak melalui penyuluhan terhadap guru dan orang tua murid

3. Pengadaan alat bantu promotif seperti pamphlet, poster guna membantu pelaksanaan

penyuluhan

b. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi

No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan

Tingkat keberhasilan

Intensitas

1

Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan karies sejak dini, perjalanan karies hingga pulpa serta perawatannya

Siswa SD, SMP, SMA, Masyarakat

Dokter gigi dan Perawat

Gigi

Minimal dua kali dalam satu tahun

2

Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui penyuluhan terhadap guru dan orang tua murid

Guru dan Orang tua

murid

Dokter Gigi dan Perawat

Gigi

Minimal dua kali dalam satu tahun

3

Pengadaan alat bantu promotif seperti pamphlet, poster guna membantu pelaksanaan penyuluhan

Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Bagian

Promkes

Page 21: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming

bersama staf bagian gigi Puskesmas

Lingkungan Manusia

Metode Dana Material

Kurangnya kerja sama antara guru dan orang tua siswa dalam melakukan perawatan gigi

siswa

Terdapat beberapa sekolah dasar yang terletak cukup jauh dari daerah

kawasan puskesmas

Tidak ada kader di sekolah untuk melanjutkan kegiatan

ukgs secara mandiri

Penyakit gigi tertinggi di sekolah dasar

Kurang tersedianya alat peraga yang dibutuhkan untuk

penyuluhan UKGS

Tidak ada pamflet kesehatan gigi untuk penyuluhan

Metode penyuluhan di UKGS kurang menarik

perhatian siswa

Peraturan pemerintah mengenai tindakan kuratif di sekolah tidak diperbolehkan

Kurangnya kesadaran siswa untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut

Page 22: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

a. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis

1. Meningkatkan intensitas kegiatan UKGS dan memberi pengetahuan kepada siswa pentingnya menjaga dan merawat

kesehatan gigi serta kontrol minimal 1x 6 bulan ke dokter gigi

2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui penyuluhan

terhadap guru dan orang tua murid

3. Melakukan pelatihan kader di sekolah seperti dokter gigi kecil untuk melanjutkan kegiatan ukgs secara mandiri

4. Mengadakan program pencegahan karies berupa aplikasi topikal fluor dan atau kumur-kumur dengan fluor pada anak-anak

sekolah dasar

5. Mengadakan koordinasi dengan pihak sekolah untuk mengadakan sikat gigi massal tiap 3 bulan sekali

6. Pengajuan pengadaan alat bantu promotif seperti pamflet guna membantu pelaksanaan penyuluhan agar lebih menarik serta

pengajuan pengadaan bahan untuk kegiatan preventif seperti pengadaan bahan topikal fluor

Page 23: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

1. Menentukan prioritas pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :

1. Meningkatkan intensitas kegiatan UKGS dan memberi pengetahuan kepada siswa pentingnya menjaga dan merawat

kesehatan gigi serta kontrol minimal 1x 6 bulan ke dokter gigi

2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui penyuluhan

terhadap guru dan orang tua murid

3. Melakukan pelatihan kader di sekolah seperti dokter gigi kecil untuk melanjutkan kegiatan ukgs secara mandiri dan

melengkapi buku-buku untuk pengetahuan kader

4. Mengadakan koordinasi dengan pihak sekolah untuk mengadakan sikat gigi massal tiap 3 bulan sekali

5. Mengadakan program pencegahan karies berupa aplikasi topikal fluor dan atau kumur-kumur dengan fluor pada anak-anak

sekolah dasar

6. Pengajuan pengadaan alat bantu promotif seperti pamflet guna membantu pelaksanaan penyuluhan agar lebih menarik serta

pengajuan pengadaan bahan untuk kegiatan preventif seperti pengadaan bahan topikal fluor

Page 24: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

2. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi

No Kegiatan SasaranSDM yang

dibutuhkan

Tingkat

keberhasilanIntensitas

1

Pelaksanaan UKGS dan

penyuluhan di setiap

sekolah

Siswa SDDokter Gigi dan

Perawat Gigi

Minimal dua kali

dalam satu

Tahun

2

Melakukan koordinasi

dengan guru dan orang

tua murid dalam

menjaga kesehatan gigi

melalui penyuluhan

Guru SD

dan

orangtua

murid

Dokter Gigi dan

Perawat Gigi

Minimal satu kali

dalam satu

Tahun

3

Mengadakan pelatihan

dan pembinaan dokter

kecil

Dokter

kecil

Dokter Gigi dan

Perawat Gigi

Minimal satu kali

dalam satu tahun

4

Koordinasi dengan

pihak sekolah untuk

sikat gigi massal rutin

Pihak

sekolah

Dokter Gigi dan

Perawat Gigi

Minimal satu kali

dalam 3 bulan

5

Mengadakan program

pencegahan karies

berupa aplikasi topikal

fluor dan atau kumur-

kumur dengan fluor

pada anak-anak sekolah

dasar

Siswa SDDokter Gigi dan

Perawat Gigi

Minimal satu kali

dalam satu tahun

Page 25: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming

bersama staf bagian gigi Puskesmas

Lingkungan Manusia

Metode Dana Material

Budaya masyarakat yang kurang peduli dengan penyuluhan

Kurangnya pencapaian target

UKGMD

Penyuluhan kurang menarik Alat dan bahan untuk

penyuluhan yang kurang lengkap

Tempat penyuluhan yang kurang memadai

Cara menarik perhatian untuk datang keposyandu yang kurang

Wilayah sasaran UKGMD yang cukup luas

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut

Tidak adanya kesempatan /waktu masyarakat karena sebagian berprofesi sebagai pedagang

Page 26: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

1. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :

1. Memberikan pelatihan terhadap kader-kader

2. Memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu mengusahakan penyediaan tempat untuk

kegiatan UKGMD

3. Mengadakan kegiatan UKGMD di sekolah PAUD, TK, atau tempat umum lainnya, tidak

hanya terpaku pada saat kegiatan Posyandu saja

4. Pengadaan alat bantu promotif seperti leaflet, pamflet, guna membantu pelaksanaan

penyuluhan agar lebih menarik

5. Menetapkan jadwal UKGMD yang sesuai dengan waktu luang masyarakat

6. Pengajuan pengadaan poster-poster kesehatan gigi dan mulut

7. Pengajuan pengadaan buku-buku kesehatan untuk kader

2. Menentukan prioritas pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :

1. Memberikan pelatihan terhadap kader-kader

2. Menetapkan jadwal UKGMD yang sesuai dengan waktu luang masyarakat

3. Memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu mengusahakan penyediaan tempat untuk

kegiatan UKGMD

4. Mengadakan kegiatan UKGMD di sekolah PAUD, TK, atau tempat umum lainnya, tidak

hanya terpaku pada saat kegiatan Posyandu saja

5. Pengadaan alat bantu promotif seperti leaflet, pamflet, guna membantu pelaksanaan

penyuluhan agar lebih menarik

Page 27: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

3. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi

No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan

Tingkat keberhasilan

Intensitas

1Mengadakan pelatihan terhadap kader-kader

KaderDokter Gigi dan Perawat

Gigi

Minimal satu kali

dalam satu tahun

2

Menjalin kerjasama dengan masyarakat untuk kelancaran UKGMD

MasyarakatDokter Gigi, dan Perawat

Gigi

3

Pengadaan alat bantu promotif seperti leaflet, pamflet

Dokter Gigi, Perawat

Gigi, Bagian Promkes

Page 28: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming bersama

staf bagian gigi Puskesmas

Lingkungan Manusia

Kurangnya tenaga kesehatan di bagian KIA dalam melakukan pemeriksaan dan pencatatan gigi ibu hamil dan balita

Kurangnya pengetahuan petugas KIA mengenai kesehatan gigi

Kurangnya integrasi KIA-gigi

MaterialDanaMetode

Kurangnya koordinasi antar program

Page 29: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

1. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis :

1. Melakukan pelatihan kepada petugas KIA untuk pemeriksaan gigi ibu hamil, bayi dan

balita

2. Meningkatkan integrasi KIA-Gigi yaitu dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu

hamil dan atau ibu menyusui serta bayi dan balita saat berkunjung ke KIA

3. Merujuk setiap Ibu hamil dan atau Ibu menyusui ke bagian BP Gigi

4. Memberikan informasi kepada ibu hamil dan atau ibu menyusui tentang manfaat

integrasi Gigi KIA

5. Menerapkan program Preventif Dentistry pada anak-anak, yaitu aplikasi fluor secara

topikal di BP gigi

6. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap, seperti alat dan bahan tambal untuk

menambal gigi ibu hamil

7. Menambahkan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut di buku berobat Ibu dan

Balita

2. Menentukan prioritas pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :

1. Melakukan pelatihan kepada petugas KIA untuk pemeriksaan gigi ibu hamil dan bayi

dan balita

2. Meningkatkan integrasi KIA-Gigi yaitu dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu

hamil dan atau ibu menyusui serta bayi dan balita saat berkunjung ke KIA

3. Merujuk setiap Ibu hamil dan atau Ibu menyusui yang datang ke KIA ke bagian BP

Gigi

Page 30: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

3. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi

No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan

Tingkat keberhasilan

Intensitas

1

Melakukan pelatihan kepada petugas KIA untuk pemeriksaan gigi ibu hamil, bayi dan balita

Petugas KIA

Dokter Gigi dan

Perawat Gigi

Minimal satu kali dalam satu tahun

2

Meningkatkan integrasi KIA-Gigi dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu hamil dan atau ibu menyusui serta bayi dan balita saat berkunjung ke KIA

Petugas KIA

Dokter Gigi dan

Perawat Gigi

4

Merujuk setiap Ibu hamil dan atau Ibu menyusui ke bagian BP Gigi

Ibu Hamil dan Ibu

menyusui

Perawat dan Bidan

Setiap kali kunjungan bumil

dan buteki

Page 31: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming

bersama staf bagian gigi Puskesmas

Lingkungan Manusia

Metode Dana Material

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut

Budaya masyarakat yang malas pergi berobat gigi ke puskesmas karena kebanyakan masyarakat mengobati sendiri

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut

Rendahnya visit rate ke BP gigi

Kurang sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi /pemanfaatan puskesmas

Alat untuk perawatan gigi tidak dapat difungsikan dengan baik sehingga tidak ada pengusulan pengadaan bahan

Daya listrik yang kurang untuk perawatan gigi yang menggunakan listrik

Pekerjaan masyakat mayoritas wiraswasta sehingga susah untuk dating ke puskesmas

Beberapa cakupan wilayah puskesmas yang jauh dari puskesmas tersebut dan transportasi sulit

kebanyakan masyarakat yang mengobati sendiri jika sakit gigi

Page 32: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

1. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis :

1. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan pemanfaatan

puskesmas

2. Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling 1 atau 2 bulan sekali khususnya pada

cakupan wilayah yang jauh dari lokasi puskesmas

3. Peningkatan fasilitas pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan

gigi

4. Menambah daya listrik puskesmas untuk pengoperasian dental chair dan compressor

1. Menentukan prioritas pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :

1. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan pemanfaatan

puskesmas

2. Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling 1 atau 2 bulan sekali khususnya pada

cakupan wilayah yang jauh dari lokasi puskesmas

3. Peningkatan fasilitas pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan

gigi

4. Menambah daya listrik puskesmas untuk pengoperasian dental chair dan compressor

Page 33: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

2. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi

No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan

Tingkat keberhasilan

Intensitas

1

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan pemanfaatan puskesmas

Seluruh lapisan

masyarakat

Dokter gigi dan

Perawat Gigi

Minimal dua kali dalam satu tahun

2

Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling 1 atau 2 bulan sekali khususnya pada cakupan wilayah yang jauh dari lokasi puskesmas

Seluruh lapisan

masyarakat

Dokter Gigi dan

Perawat Gigi, Sopir Ambulan

Minimal dua kali dalam satu tahun

3

Peningkatan fasilitas pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan gigi

Dinkes

Ka. Puskesmas &Dokter

Gigi

4

Permohonan dana untuk menambah daya listrik puskesmas untuk pengoperasian dental chair dan compressor

DinkesKepala

Puskesmas

Page 34: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

BAB IV

PROMOTIF DAN PREVENTIF DENTISTRY

3.1. Latar Belakang

Promosi kesehatan adalah suatu upaya memberdayakan masyarakat agar dapat memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Penyelenggaraan promosi

kesehatan sejak merdeka sampai saat ini diutamakan pada upaya pemberdayaan masyarakat yang

didukung dengan peningkatan kemampuan petugas (capacity building).

Promosi kesehatan memberikan pencegahan primer (primary prevention) terhadap penyakit

dengan cara memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan agar individu atau sasaran lebih

memiliki pemahaman terhadap konsep yang disampaikan. Salah satu kompetensi inti yang harus

dikuasai oleh seorang promotor kesehatan adalah kemampuan berkomunikasi untuk perorangan

maupun kelompok.

Untuk mencapai tujuan promosi kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

adalah ketepatan memilih metode dan teknik yang digunakan. Metode dan teknik promosi

kesehatan berdasarkan sasarannya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu individual (face to face, via

telpon), kelompok (brain storming, stimulation game, ceramah, lokakarya) dan massal (ceramah,

koran, radio, televisi).

Page 35: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

3.2. Rumusan Masalah

Faktor-faktor apa yang menyebabkan tingginya angka kejadian penyakit pulpa

dan bagaimana pencarian perawatan yang dilakukan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Pemancungan?

3.3. Tujuan survei

a. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian

penyakit pulpa dan bagaimana pencarian perawatan yang dilakukan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Pemancungan

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit pulpa di

wilayah kerja Puskesmas Pemancungan

2. Mengetahui tindakan masyarakat terhadap penyakit pulpa di wilayah kerja

Puskesmas Pemancungan

3. Mengetahui pencarian perawatan yang dilakukan masyarakat terhadap

penyakit pulpa di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan

Page 36: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

3.4. Sasaran survei

Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan

Sasaran pada survai cepat kesehatan gigi dan mulut adalah masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan, yaitu pada kelurahan :

1. Pasa Gadang

2. Seb. Palinggam

3. Batang Arau

4. Bukit Gado-gado

5. Air Manis

3.5. Pelaksanaan Survey

1. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data

Instrument : Kuisioner

Pengetahuan

Tindakan

2. Sampling sesuai besar sampel yang telah ditentukan

Cluster yang diambil adalah RW

1 Kelurahan diambil sampel 1 RW, 1 RW = 7-10 sampel

Diketahui :

No.

Nama Desa/Kelurahan

Page 37: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

1 Pasa Gadang

2 Seb. Palinggam

3 Batang Arau

4 Bukit Gado-gado

5 Air Manis

Ditanya : Berapa RW yang akan dijadikan sampel dan berapa jumlah sampel seluruhnya?

Jawab :

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Yang menjadi

cluster adalah RW pada setiap kelurahan.

Seluruh RW pada setiap kelurahan diberi kode sebelum dilakukan loting. Cluster yang

diambil sebanyak 5 buah dan disetiap cluster terdiri dari 10 orang. Sehingga jumlah sampel

mejadi 50 orang.

Jadi,

- RW yang akan dijadikan sampel adalah sebanyak 5 RW

- Dikarenakan 1 RW terdiri dari 7-10 sampel, maka jumlah sampel seluruhnya adalah 5 RW x

10 = 50 sampel

Dengan distribusi sampel :

NoNama

Desa/Kelurahan

Jumlah Sampel(Orang)

1Pasa Gadang

10

2Seb. Palinggam

10

3Batang Arau

10

4Bukit Gado-gado

10

Page 38: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

5Air Manis

10

Jumlah 50

3.6. Pengumpulan data

Survei dilakukan pada tanggal 10 sampai 12 Desember 2012 di setiap RW masing-

masing kelurahan.

Metode :

Survai cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Tiap sampel diberi kuesioner yang berisi

4 pertanyaan mengenai pengetahuan dan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut.

Page 39: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

KUESIONER SURVEY CEPAT

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMANCUNGAN

KECAMATAN PADANG SELATAN

A. Identitas Responden

1. No. Urut Responden :2. Kelurahan :3. Nama :4. Umur :5. Jenis Kelamin :

B. Pertanyaan

Pilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar

1. Apa yang anda lakukan jika gigi Anda terasa ngilu?

3.7. Dibiarkan saja / kumur air garam hangat

3.8. Langsung memeriksakan ke dokter gigi/Puskesmas/Rumah sakit

3.9. Makan obat yang dibeli di warung

2. Menurut Anda, apakah gigi yang berlubang sedikit/terdapat garis/lubang hitam perlu

dirawat?

a. Dirawat jika lubangnya telah membesar

b. Perlu segera diperiksa ke dokter gigi

c. Tidak perlu, karena belum terasa sakit

3. Menurut Anda, apakah gigi yang sakit berdenyut masih dapat dirawat/ditambal?

a. Tidak, harus dicabut

b. Bisa, dengan ditambal /perawatan saraf oleh dokter gigi

c. Bisa, dengan minum obat setiap terasa sakit/pengobatan tradisional

Page 40: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

4. Apa yang Anda lakukan jika gigi anda berdenyut dan berlubang?

a. Dicabut agar rasa sakit tidak kembali

b. Cukup dengan meminim obat

c. Ditambal / perawatan saraf gigi

3.7. Hasil Survey

3.7.1. Tindakan yang dilakukan masyarakat saat gigi terasa ngilu

Dari diagram dibawah ini dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat lebih memilih

membiarkan saja atau cukup berkumur dengan air garam hangat (76 %) jika gigi mereka ngilu, (18

%) masyarakat memilih makan obat yang dibeli sendiri di warung / di apotek, sedangkan yang

langsung memeriksakan ke dokter gigi/Puskesmas/Rumah sakit hanya (6%).

76%

18%6%

dibiarkan atau berkumurminum obatberobat ke drg

Gambar 3.1: Tindakan yang dilakukan masyarakat saat gigi terasa ngilu

3.7.2. Pendapat masyarakat tentang perlu tidaknya gigi yang masih berlubang kecil/terdapat

garis/lubang hitam untuk dirawat

Dari diagram di bawah ini dapat dilihat bahwa (86 %) masyarakat memilih untuk tidak

merawat giginya yang masih berlubang kecil karena belum terasa sakit, (12%) masyarakat memilih

untuk merawat giginya jika lubangnya telah membesar dan (2%) masyarakat berpendapat perlu

segera diperiksakan ke dokter gigi.

Page 41: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

86%

12% 2%

dibiarkan berobat ke drg jika berlubang besarberobat ke drg

Gambar 3.2 : Pendapat masyarakat tentang perlu tidaknya gigi yang masih berlubang kecil/terdapat garis/lubang hitam untuk dirawat

3.7.3. Pendapat masyarakat tentang bisa tidaknya gigi yang sakit berdenyut dan berlubang besar

untuk dipertahankan

Dari diagram di bawah ini dapat diketahui bahwa (45 %) masyarakat berpendapat bahwa

gigi sakit dan berlubang besar tidak bisa dipertahankan, harus dilakukan pencabutan, (38 %)

masyarakat berpendapat bahwa gigi sakit dan berlubang besar dapat di pertahankan dengan cara

minum obat setiap kali sakit atau diobati secara tradisional, sedangkan masyarakat yang

berpendapat masih dapat dipertahankan dengan perawatan oleh dokter gigi hanya 14 %.

45%

38%

14%

Dicabut jika gigi sudah berlubang besarminum obat jika sakitberobat ke dokter gigi

Gambar 3.3 : Pendapat masyarakat tentang bisa tidaknya gigi yang sakit berdenyut dan berlubang besar untuk dipertahankan

3.7.4. Tindakan masyarakat jika gigi sudah berlubang besar

Dari diagram dibawah ini dapat dilihat bahwa (48 %) sebagian besar masyarakat

memilih untuk dilakukan pencabutan jika giginya sudah berlubang besar, (38 %)

Page 42: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

masyarakat memilih untuk meminum obat saja jika gigi terasa sakit / berdenyut, dan hanya

(14 %) masyarakat yang datang ke dokter gigi/ ditambal.

48%

38%

14%

Dicabut jika gigi sudah berlubang besarminum obat jika sakitberobat ke dokter gigi

Gambar 3.4 : Tindakan masyarakat jika gigi sudah berlubang besar

3.8. Pembahasan

Dari hasil survey terlihat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai perawatan

terhadap gigi berlubang, kebanyakan masyarakat berpendapat bahwa gigi yang masih berlubang

kecil tidak perlu dirawat karena belum terasa sakit, sedangkan seharusnya gigi segera ditambal pada

fase gigi masih terasa ngilu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dan kebanyakan masyarakat

berpendapat bahwa gigi yang sakit berdenyut dan sudah berlubang besar harus dicabut dan tidak

bisa dipertahankan lagi dan memilih untuk membeli obat sendiri ketika gigi terasa berdenyut. Saat

diwawancarai kebanyakan masyarakat tidak mengetahui mengenai perawatan pulpa dan mereka

berpendapat bahwa setelah gigi ditambal, rasa sakit berdenyut bisa datang kembali sehingga mereka

lebih memilih untuk mencabut gigi yang berlubang tersebut. Persepsi masyarakat mengenai hal ini

harus dibenarkan karena lebih baik mempertahankan gigi dan lebih banyak dampak yang

ditimbulkan akibat kehilangan gigi, salah satunya berkurangnya fungsi pengunyahan sehingga juga

berdampak pada kesehatan secara umum.

Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi. Survey menunjukkan

kebanyakan masyarakat membiarkan saat gigi masih terasa ngilu dan baru mengobati saat

gigi sudah sakit berdenyut. Sedangkan saat gigi sudah terasa berdenyut, ini menunjukkan

bahwa kerusakan gigi telah mencapai kepada kerusakan pulpa dan tidak bisa diatasi dengan

penambalan biasa. Sehingga saat datang ke puskesmas kebanyakan kasus pasien telah

mencapai pada kerusakan pulpa. Dan kebanyakan masyarakat memilih untuk meminum obat

saat terasa sakit dan meminta untuk dicabut agar rasa sakitnya tidak datang kembali.

Page 43: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

Hal ini perlu mendapat perhatian bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam perawatan kesehatan gigi. Dan menerapkan

bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati untuk peningkatan kualitas kesehatan gigi

yang lebih baik.

Page 44: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

4.9. Perencanaan

Melakukan kegiatan UKGMD pada masyarakat yaitu berupa penyuluhan dengan rincian

kegiatan :

1. Kegiatan : UKGMD ( Penyuluhan )

2. Tema : "Kesehatan Gigi Meningkatkan Kualitas Hidup "

3. Topik : Peningkatan Kualitas Hidup dengan Menjaga Kesehatan Gigi

4. Sub Topik : Perawatan Kesehatan Gigi

5. Tujuan : 1. Agar masyarakat mengetahui dan memahami cara menjaga

kesehatan gigi yang tepat

2. Agar masyarakat mengetahui dan memahami fase perjalanan

penyakit gigi berlubang dan jenis perawatannya

Materi : 1. Cara menjaga kesehatan gigi yang tepat

2.Fase perjalanan penyakit gigi dan jenis

perawatannya

6. SDM yang dibutuhkan : Mahasiswa FKG Unand, Dokter Gigi dan Perawat

7. Alat Bantu : Phantom, Sikat gigi, Poster

8. Waktu dan Tempat

Waktu : Kamis, 27 Desember 2012

Tempat : Puskesmas Pemancungan

9. Evaluasi : Tanya Jawab di akhir penyuluhan

Page 45: laporan akhir fix pmcgn 2.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Gambaran hasil pencapaian program Puskesmas Pemancungan pada umumnya

cukup baik namun ada beberapa kinerja program yang masih perlu menjadi perhatian dan

perlu pengawasan baik oleh pimpinan maupun pemegang program itu sendiri. Selain itu

kurangnya sarana dan prasarana di puskesmas khususnya bagi program gigi harus menjadi

perhatian bagi Dinas Kesehatan Kota Padang untuk ke depannya mengingat masalah-

masalah tersebut dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas sehingga berpengaruh pada

status kesehatan gigi dan mulut masyarakat di wilayah kerjanya.

Kerja sama yang baik antar lintas program maupun lintas sektoral perlu ditingkatkan

seperti integrasi KIA-gigi, kerjasama dengan tingkat kelurahan dan kecamatan sehingga

tahun depan bisa tercapai hasil yang lebih baik terutama program yang belum mencapai

target.

5.2. Saran

a. Sangat diperlukan kerjasama yang baik di lintas program maupun lintas sektoral

b. Perlu peningkatan intensitas penyuluhan ke masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut

c. Perlu peningkatan sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas khusunya di BP Gigi seperti

media penyuluhan, operasional alat, serta perlengkapan alat dan bahan kedokteran gigi serta