Top Banner
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan pertanian Tahun 2014 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014, yang tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Untuk menjawab berbagai kebutuhan bagi pembangunan pertanian saat ini, terutama yang terkait dengan empat target sukses Kementerian Pertanian, maka pembangunan sektor pertanian selain melibatkan berbagai sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem hulu, produksi, sub sistem hilir dan sub sistem pendukung, juga tidak terlepas dari keterkaitan dengan sektor lain yang dikelola oleh lain kementerian. Sehingga membutuhkan keterpaduan gerak dan koordinasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Kehadiran BPTP merupakan ujung tombak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di daerah dalam upaya mempercepat proses adopsi dan difusi teknologi pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014 telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan database kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi berorientasi Pertanian Industrial, (2). Pengkajian difokuskan pada Inovasi Teknologi Terpadu Siap Kaji (ITTSK) yang dihasilkan oleh Balit/BB lingkup Badan Litbang Pertanian untuk percepatan penerapannya pada kondisi spesifik lokasi, (3). Pengkajian komponen teknologi dilakukan untuk kasus khusus sesuai kondisi spesifik lokasi, (4). Pengkajian teknologi hasil penelitian di luar Badan Litbang Pertanian dilakukan dalam bentuk kerjasama pengkajian dengan resource sharing, (5). Pengkajian difokuskan untuk menghasilkan Inovasi Teknologi Terpadu Siap Terap (ITTST) yang mampu diintegrasikan dengan program-program pengembangan agribisnis yang diimplementasikan di daerah, (6). Optimalisasi peran Komisi Teknologi di daerah, (7). Optimalisasi alur umpan balik perbaikan inovasi teknologi kepada Balit/BB/UK (memacu pemantapan program penelitian di tingkat Balit/BB). Laporan Akhir Tahun BPTP Sumsel ini disusun untuk menginformasikan kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel selama tahun 2014, yang dapat dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
34

Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

Jan 14, 2017

Download

Technology

bptpsumsel
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan pertanian Tahun 2014 merupakan bagian dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014, yang tetap memegang peran

strategis dalam perekonomian nasional. Untuk menjawab berbagai kebutuhan bagi

pembangunan pertanian saat ini, terutama yang terkait dengan empat target sukses

Kementerian Pertanian, maka pembangunan sektor pertanian selain melibatkan

berbagai sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem hulu, produksi, sub sistem hilir

dan sub sistem pendukung, juga tidak terlepas dari keterkaitan dengan sektor lain

yang dikelola oleh lain kementerian. Sehingga membutuhkan keterpaduan gerak dan

koordinasi.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan Unit Pelaksanaan

Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian. Kehadiran BPTP merupakan ujung tombak Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian di daerah dalam upaya mempercepat proses adopsi dan

difusi teknologi pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014

telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan

database kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi berorientasi Pertanian Industrial,

(2). Pengkajian difokuskan pada Inovasi Teknologi Terpadu Siap Kaji (ITTSK) yang

dihasilkan oleh Balit/BB lingkup Badan Litbang Pertanian untuk percepatan

penerapannya pada kondisi spesifik lokasi, (3). Pengkajian komponen teknologi

dilakukan untuk kasus khusus sesuai kondisi spesifik lokasi, (4). Pengkajian teknologi

hasil penelitian di luar Badan Litbang Pertanian dilakukan dalam bentuk kerjasama

pengkajian dengan resource sharing, (5). Pengkajian difokuskan untuk menghasilkan

Inovasi Teknologi Terpadu Siap Terap (ITTST) yang mampu diintegrasikan dengan

program-program pengembangan agribisnis yang diimplementasikan di daerah, (6).

Optimalisasi peran Komisi Teknologi di daerah, (7). Optimalisasi alur umpan balik

perbaikan inovasi teknologi kepada Balit/BB/UK (memacu pemantapan program

penelitian di tingkat Balit/BB). Laporan Akhir Tahun BPTP Sumsel ini disusun untuk

menginformasikan kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel selama tahun 2014,

yang dapat dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan yang lebih baik lagi di masa

mendatang.

Page 2: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

2

1.2. Tugas, Visi dan Misi BPTP Sumatera Selatan

1.2.1. Tugas

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006,

BPTP Sumsel mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan dan

pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Beberapa fungsi yang

diselenggarakan oleh BPTP sumsel untuk melaksanakan tugas tersebut antara lain;

a. Pelaksanaan inventarisasi dan indentifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik

lokasi

b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi

c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta

perakitan materi penyuluhan

d. Menyiapkan kerja sama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan

pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi

e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan

teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

1.2.2. Visi

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka visi BPTP Sumatera Selatan adalah

“Pada tahun 2014 menjadi lembaga litkaji yang handal menghasilkan inovasi teknologi

pertanian spesifik lokasi Sumatera Selatan yang berguna bagi masyarakat dalam

menunjang pembangunan pertanian dan peningkatan daya saing global”.

1.2.3. Misi

a. Mengindentifikasi kebutuhan dan melakukan inovasi teknologi pertanian spesifik

lokasi dengan kekuatan utama pada keterpaduan usaha peneliti, penyuluh dan

petani.

b. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi

dalam upaya meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kemandirian petani di

Sumsel menuju usaha pertanian yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing

global

Page 3: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

3

c. Mengembangkan dan mempercepat proses diseminasi atau alih teknologi dan

adopsinya oleh para pengguna.

1.3. Struktur Organisasi

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang

merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara

struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, kepala Seksi

Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Secara fungsional dibantu oleh Tim Program

dan 4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji Sumberdaya, (2).

Kelji Budidaya, (3). Kelji Pasca Panen dan (4). Kelji Sosial Ekonomi. Tugas penelitian

dan pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan

bekerjasama. Di dalam Sie Kerjasama dan Pengkajian terdapat unsur penting yang

mendukung pelaksanaan pengkajian yaitu kebun percobaan, laboratorium dan

perpustakaan.

Sub Bagian Tata Usaha bertugas dalam urusan administrasi, keuangan,

kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi Pelayanan Pengkajian bertugas dalam

penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan

pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala

Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program

litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelompok Pengkaji (Kelji) yang didukung

oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Sub Bag Tata Usaha.

Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan

Kepala

Ka. Sie Kerjasama dan Pelayanan

Pengkajian

Ka. Sub Bagian Tata Usaha

Kelji Sosial Ekonomi

Kelji Pasca Panen

Kelji Budidaya

Kelji Sumberdaya

Page 4: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

4

1.4. Sarana dan Prasarana

Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan

tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas

5.100 m2. Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan

administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2, gedung

keuangan 178,22 m2, gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan

luas lantai dasar 470,69 m2, luas garasi kendaraan 173,46 m2, Pos Satpam 36,19 m2,

gudang 78,59 m2 , menara air 14,34 m2 dan luas aula 648,65 m2.

Kebun Percobaan Kayuagung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya

adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung

Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat

dijangkau dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di

tepi jalan Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka lahan lebak dalam 49,4%, lebak

tengahan 19,4% dan lebak dangkal 31,2%. Kebun ini berada pada ketinggian 31 m di

atas permukaan laut. Adapun Kebun Percobaan Karang Agung dengan luasnya 20 ha

status tanahnya adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah mengendarai kendaraan

roda empat dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka dilanjutkan dengan

menggunakan speed boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun ini pasang surut,

bertipe luapan B/C yang berada pada ketinggian 29 m di atas permukaan laut.

Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini

terdapat 8 kendaraan dinas roda empat (dua diantaranya dalam kondisi rusak),

sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor

tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan

ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk pengolahan benih.

Lebih lanjut mengenai keadaan kekayaan barang bergerak lingkup BPTP

Sumatera Selatan sampai akhir tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Page 5: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

5

Tabel 1. Keadaan Kekayaan Barang Bergerak yang Dikelola Lingkup BPTP Sumatera Selatan tahun 2014 No Jenis Kendaraan No. Polisi Pemakai Keterangan

1. Suzuki Vitara BG.1501 LZ Ka. Balai Kendaraan R.4

2. Toyota Kijang BG.2194-LZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4

3. Daihatsu Taft BG.1005-LZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4 (sudah Lelang)

4. Mitsubishi L-300 BG.3534-AZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.4 (sudah Lelang)

5. Toyota Kijang BG.1472-MQ Pool Kendaraan Kendaraan R.4

6. Toyota Hilux B.9158 DQ Pool kendaraan Kendaraan R.4

7. Toyota Hilux Pickup BG 9505 MZ Pool kendaraan Kendaraan R.4

8. Toyota Hilux Pickup F 8466 A KP. Kayuagung Kendaraan R.4

9. Yamaha YT 115 BG. 6291 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2

10. Yamaha YT 115 BG. 6292 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2

11. Suzuki Trail BG. 5849 NZ KP. Karang Agung

Kendaraan R.2

12. Yamaha YT 115 BG. 6295 NZ Susno (RT) Kendaraan R.2

13. Yamaha YT 115 BG. 6294 NZ M. Arif Sidik

Purwanto

Kendaraan R.2

14. Yamaha YT 115 BG. 6296 NZ Budi Rahardjo Kendaraan R.2 (sudah lelang)

15. Yamaha YT 115 BG. 6290 NZ Juwedi Kendaraan R.2

16. Honda Mega Pro BG.4825 PZ Drs. M. Syahrul Kendaraan R.2 (sudah lelang)

17. Yamaha YT 115 BG. 6293 NZ Tukiran Kendaraan R.2

18. Viar BG 6414 PZ KP Kayuagung Kendaraan R.3

19. Viar F 5371 A KP Kayuagung Kendaraan R.3

20. Viar F 5398 A KP Kayugung Kendaraan R.3

21. Viar BG 6415 P2 KP Karang Agung Kendaraan R.3

22. Suzuki A100 BG 5844 NZ Pool Kendaraan R.2

1.5. Sumber Daya Manusia

Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel

memiliki sumber daya manusia sebanyak 81 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di

kantor BPTP Sumsel 64 orang, Kebun Percobaan Kayuagung di Kabupaten OKI 11

orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang.

Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 2 orang yang

berpendidikan strata 3; 15 orang berpendidikan strata 2 dan 34 orang berpendidikan

strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 5 orang, Sekolah

Page 6: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

6

Lanjutan Tingkat Atas 20 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3 orang dan yang

berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang.

Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki fungsional peneliti

17 orang, fungsional penyuluh 10 orang, fungsional pustakawan 1 orang, fungsional

tehnisi litkayasa 1 orang dan fungsional umum 53 orang. Untuk meningkatkan kinerja

pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan

SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang

yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Badan Litbang Pertanian untuk

meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu

orang staf peneliti yang mengikuti pendidikan Strata 3 dan dua orang yang mengikuti

pendidikan Strata 2. Berikut rekapitulasi pegawai menurut beberapa kriteria per

Desember 2014.

Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan Ruang per Desember 2014

No Golongan Ruang

A B C D Jumlah

1 Golongan I 2 2 4

2 Golongan II 1 5 5 6 17

3 Golongan III 9 18 10 11 48

4 Golongan IV 8 2 2 - 12

Total 18 25 19 19 81

Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan/Ruang dan Pendidikan Akhir per Desember 2014

No Gol/Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah

1 I/c 2 2

2 I/d 2 2

3 II/a 1 1

4 II/b 4 1 5

5 II/c 2 3 5

6 II/d 1 5 6

7 III/a 6 1 2 9

8 III/b 3 9 1 5 18

9 III/c 2 8 10

Page 7: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

7

Lanjutan Tabel 3.

No Gol/Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah

10 III/d 1 3 7 11

11 IV/a 1 5 2 8

12 IV/b 1 1 2

13 IV/c 1 1 2

Jumlah 2 15 34 1 4 20 3 2 81

Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Kelompok Umur per Desember 2014

NO Gol/

Ruang

21-25

tahun

26-30

tahun

31-35

tahun

36-40

tahun

41-45

tahun

46-50

tahun

51-55

tahun

56-60

tahun

Jumlah

1 I 2 2 4

2 II 2 2 2 8 3 17

3 III 4 10 4 6 10 13 1 48

4 IV 1 1 9 1 12

Jumlah 6 12 4 11 19 27 2 81

Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Pendidikan Akhir per Desember 2014

NO Gol/ Ruang

S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah

1 I 2 2 4

2 II 3 13 1 17

3 III 1 8 30 1 1 7 48

4 IV 1 7 4 12

Jumlah 2 15 34 1 4 20 3 2 81

Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional per Desember 2014

No. Nama Fungsional Jumlah

1. Peneliti 17

2. Penyuluh 10

3. Pustakawan 1

4. Teknisi Litkayasa 1

Page 8: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

8

Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Peneliti per Desember 2014

Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Penyuluh per Desember 2014

No. Nama Fungsional Jumlah

1 Penyuluh Pertanian Madya 3

2 Penyuluh Pertanian Muda 2

3 Penyuluh Pertanian Pertama 5

4 Penyuluh Terampil Penyelia 0

5 Penyuluh Terampil Pelaksana L 0

6 Penyuluh Terampil Pelaksana 0

7 Penyuluh Terampil Pelaksana P 0

8 Penyuluh Non Klasifikasi 0

Jumlah 10

Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Pustakawan

No. Nama Fungsional Jumlah

1 Pustakawan Pertama 1

Jumlah 1

Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Litkayasa

No. Nama Fungsional JUMLAH

1 Teknisi Litkaya Pemula 1

Jumlah 1

No. Nama Fungsional Jumlah

1. Peneliti Utama 0

2. Peneliti Madya 5

3. Peneliti Muda 4

4. Peneliti Pertama 8

5. Peneliti Non Klasifikasi -

Jumlah 17

Page 9: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

9

Tabel 11. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur per Desember 2014

No

Jenis kelamin

20-25 Tahun

26-30 Tahun

31-35 Tahun

36-40 Tahun

41-45 Tahun

46-50 Tahun

51-55 Tahun

56-60 Tahun

Jumlah

1 Laki-Laki 2 3 2 6 14 19 1 47

2 Perempuan 4 9 2 5 5 8 1 34

Jumlah 6 12 4 11 19 27 2 81

Tabel 12. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Golongan/Ruang

per Desember 2014

No

Golongan

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 I/c 2 - 2

2 I/d 2 - 2

Jumlah Gol. I 4 - 4

3 II/a 1 - 1

II/b 4 1 5

4 II/c 3 2 5

5 II/d 6 - 6

Jumlah Gol. II 14 3 17

6 III/a 4 5 9

7 III/b 7 11 18

8 III/c 2 8 10

9 III/d 7 4 11

Jumlah Gol. III 20 28 48

10 IV/a 7 1 8

11 IV/b 2 1 2

12 IV/C 1 1 2

Jumlah Gol. IV 10 2 12

Total 81

Page 10: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

10

Tabel 13. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin per Desember 2014

No Golongan /Ruang

Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin

S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah

L P L P L P L P L P L P L P L P

1 GOL. I - - - - - - - - - - - - 2 - 2 - 4

2 GOL. II - - - - - - - - 2 1 11 2 1 - - - 17

3 GOL. III 1 - 2 6 11 19 - 1 1 - 5 2 - - - - 48

4 GOL. IV 1 - 6 1 2 2 - - - - - - - - - - 12

Jumlah 2 - 8 7 13 21 - 1 3 1 16 4 3 - 2 - 81

Page 11: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

11

II. HASIL KEGIATAN

2.1. Sub Bagian Tata Usaha

2.1.1. Pendidikan dan Latihan

Untuk meningkatkan pendidikan tenaga peneliti dan non peneliti telah

dilakukan berbagai upaya melalui jalur formal dengan biaya pemerintah maupun

dengan biaya sendiri. Jenjang pendidikan yang diikuti adalah S2 dan S3 dengan

berbagai disiplin Ilmu seperti terlihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Pegawai BPTP Sumsel yang sedang mengikuti pendidikan

No Nama Program Jurusan Tempat Sumber Biaya

Tahun mulai

1. Ir. Yustisia, Msi S3 Agronomi UGM Yogyakarta

Badan Litbang

2006

2. Budi Rahardjo, Msi

S3 Teknologi Industri Pertanian

UNSRI Palembang

Pribadi 2011

3. Ir. Dedeh Hadiyanti

S2 Agronomi

UNSRI Palembang

Pribadi 2011

4. Susilawati, SP S2 Agronomi UNSRI Palembang

Pribadi 2011

5. Herwenita, SP S2 Community Development

UPLB Filipina

Badan Litbang

2013

6. Drh. Aulia Evi S S2 Budidaya Ternak

UGM Yogyakarta

Badan Litbang

2013

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Penanggung Jawab

Kepegawaian pada tahun anggaran 2014 sejak triwulan pertama sampai pada triwulan

keempat adalah sebagai berikut : 1) Kenaikan Gaji Berkala, 2) Kenaikan Pangkat, 3)

Pembuatan Karpeg, 4) Taspen, 5) Pembuatan Karis dan Karsu dan 6) Pembuatan

Askes.

Untuk pengoperasian Software SIMPEG tersebut pada tahun anggaran 2014

telah dapat dilaksanakan dengan baik, dengan demikian diharapkan dalam penampilan

dan penyajian data-data kepegawaian dapat lebih akurat dan cepat seperti

penampilan daftar Nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, umur,

pangkat/golongan dan Eselon, penampilan kapan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan

gaji berkala, kapan pensiun dan pembebasan sementara.

Page 12: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

12

2.1.2. Perlengkapan

Perlengkapan BPTP Sumatera Selatan meliputi barang tidak bergerak dan

barang bergerak. Barang tidak bergerak antara lain meliputi tanah dan bangunan,

sedangkan barang bergerak berupa kendaraan dan alat mesin lainnya.

Pada tahun 2014 telah dilakukan renovasi pada gedung BPTP Sumsel yaitu

berupa pergantian atap dan plavon gedung pelayanan teknis serta renovasi pintu

gedung utama.

2.1.3. Keuangan

Sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan alih teknologi spesifik

lokasi, dalam melaksanakan tupoksinya BPTP Sumsel pada TA. 2014 didukung oleh

sumber dana yang berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM) sebesar Rp

11.208.483.000,-

Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun

Anggaran 2014 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Apabila dana tersebut

dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja pegawai sebesar

97,61%, belanja barang 90,42% dan belanja modal 93,22% seperti pada tabel berikut

Tabel 15. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2014

No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%)

1. Belanja Pegawai 5.025.038.000,- 4.904.832.880,- 97,61

2. Belanja Barang 5.508.445.000,- 4.980.838.539,- 90,42

3. Belanja Modal 675.000.000,- 629.207.000,- 93,22

Jumlah 11.208.483.000,- 10.514.878.419,- 93,81

Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2014 tersebut sebesar

93,81%. Realisasi belanja barang yang hanya 90,42% tersebut disebabkan oleh

terlambatnya pencairan dana kegiatan karena adanya revisi anggaran dan

terlambatnya pencairan dana kegiatan setelah diajukannya rencana kerja. Selain itu

adanya kesediaan petani untuk melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan

sehingga terjadi penghematan dana. Realisasi belanja dilakukan dengan

mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin

terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana

Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).

Selain dari DIPA BPTP Sumsel 2014, juga terdapat dana penelitian dari

SMARTD yaitu sebesar Rp 364.600.000,- yang terdiri dari kegiatan:

Page 13: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

13

1. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan (m-P3MI) berbasis Usahatani Padi

pada lahan Pasang Surut di Kecamatan Tanjung lago Kabupaten Banyuasin,

Sumatera Selatan, dengan dana Rp 139.600.000,-

2. Identifikasi Kebutuhan Inovasi Spesifik Lokasi Mendukung Penetapan Prioritas

Kegiatan Pengkajian dan Perencanaan di Provinsi Sumatera Selatan, dengan

dana Rp 95.000.000,-

3. Demplot Budidaya dan Penangkaran Bawang Merah Asal Biji di Lahan Kering

Dataran Rendah, dengan dana Rp 130.000.000,-

Semua kegiatan yang didanai oleh SMARTD tahun 2014 tersebut terealisasi

keuangannya 100%. Dengan demikian realisasi dana SMARTD masih lebih baik

dibanding tahun lalu (2013) yang terealisasi sebesar 90,63%.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan juga menyetorkan hasil

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014 sebesar Rp 132.062.945,- yang

terdiri dari penerimaan fungsional dan penerimaan umum dengan rincian seperti pada

Tabel 16 berikut

Tabel 16. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2014

Penerimaan Jumlah (Rp)

Fungsional KP. Kayuagung 10.328.000,- KP. Karangagung 15.015.000,- Unit Pengelolaan Benih Sumber 71.229.500,-

Jumlah penerimaan fungsional 96.572.500,-

Jumlah Penerimaan umum 35.490.445,-

Jumlah PNBP 132.062.945,-

Dari PNBP tersebut, maka 73,12% merupakan penerimaan fungsional dan 26,87%

dari penerimaan umum. Adapun anggaran dan realisasi dana pada masing-masing

kegiatan (kegiatan rutin, penelitian, penunjang penelitian) yang dilaksanakan di BPTP

Sumsel terlampir.

2.1.4. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada Sekretariat UAPPA/B-W

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan transparansi dan akutabilitas

dalam pengelolaan keuangan Negara, maka diperlukan perangkat hukum yang

didasarkan atas prinsip umum yang sehat, modern dan dinamis. Untuk menjawab

tantangan tersebut, maka pemerintah telah membuat suatu program Sistem Akutansi

Pemerintah Pusat (SAPP) yang telah diperbaharui untuk memonitor apakah keuangan

Negara telah dijalankan secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan tujuan

pengeluaran belanja sebagaimana tercantum dalam Daftar Isian Pengguna Anggaran

Page 14: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

14

(DIPA), maka diperlukan informasi yang relevan dalam bentuk laporan-laporan yang

seragam untuk seluruh instansi pusat sampai ketingkat satuan unit kerja di daerah.

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem

Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan adalah sebagai penanggung jawab UAKPA, yang

mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan BPTP

berupa laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan BPTP ini merupakan perwujudan

pertanggung jawaban atas penggunaan anggaran maupun barang pada BPTP

Sumatera Selatan.

Untuk menunjang pelaksanaan program SAI pada Satuan Kerja dengan

mempergunakan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggara (SAKPA) pada Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan pada tahun 2013 telah dibentuk

Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA). Untuk pelaksanaan operasional

kegiatan tersebut BPTP Sumatera Selatan telah dilengkapi dengan struktur organisasi

dan telah mendapat alokasi dana melalui DIPA Nomor DIPA-018.09.2.567495/2014

tanggal 5 Desember 2013 Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 11.208.483.000,-

(Sebelas milyar dua ratus delapan juta empat ratus delapan puluh tiga ribu rupiah)

Laporan akhir kegiatan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

tahun 2014 ini disusun berdasarkan laporan keuangan satker serta disajikan sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akutansi

Pemerintah (SAP).

Dari hasil pelaksanaan kegiatan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran

(SAKPA) yang dilaksanakan BPTP Sumatera Selatan untuk tahun anggaran 2014 maka

dihasilkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan keuangan satker serta

disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standard

Akutansi Pemerintah. Secara kumulatif, realisasi anggaran pada TA 2014 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan TA 2013. Pada TA 2014, pencairan anggaran

selain belanja pegawai/gaji baru terealisasi pada bulan Februari. Oleh karena itu, data

realisasi baru terlaporkan mulai bulan Maret 2014. Perkembangan pencairan dana

dari bulan April hingga Oktober terlihat membentuk garis lurus dengan gradien yang

hampir sama, yang berarti pada bulan-bulan tersebut terjadi pencairan anggaran

dalam jumlah yang hampir sama. Pada bulan–bulan berikutnya (Nopember dan

Desember), pencairan anggaran berlangsung lebih cepat, hingga akhirnya mencapai

Page 15: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

15

prosentase realisasi anggaran DIPA Umum sebesar 93,78%. Angka ini berdasarkan

pencairan anggaran melalui Surat perintah Membayar (SPM) yang Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) nya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) Palembang.

Peningkatan pencairan dana pada bulan Nopember dan Desember disebabkan

transaksi pembayaran belanja modal pada umumnya baru dilaksanakan pada bulan-

bulan tersebut. Neraca Semester II 2014 per 31 Desember disusun berdasarkan

atas Laporan Keuangan Departemen Pertanian tahun 2014, dan adanya proses

kapitalisasi SIMAK-BMN. Gambaran perkembangan neraca tersebut dapat dilihat

sebagai berikut: Posisi Neraca BPTP Sumsel pada Semester II/ 31 Desember 2014

seperti terbaca berikut ini: Aset Tetap sebesar Rp 226.936.633.974,- terdiri dari: 1)

Tanah Rp 212.122.829.960,- 2) Peralatan dan Mesin Rp 5.168.565.429,- 3) Gedung

dan Bangunan Rp 19.162.743.012,- 4) Jalan Irigasi dan Jaringan Rp 20.581.960.850,-

, 5) Konstruksi dalam pengerjaan Rp 15.776.500,- 6). Software Rp 151.930.553,- 7)

Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan Rp 1.638.299.757,- 8)

Aset Tetap Lainnya Rp 3.786.638.483,- sedangkan total akumulasi penyusutan

sebesar Rp 35.692.110.570

Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Sumatera Selatan telah dapat dilaksanakan/dioperasionalkan sebagaimana

mestinya walaupun masih terdapat kendala dan hambatan

2.1.5. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi

Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai

untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset

negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPI diselenggarakan

secara menyeluruh baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Pengawasan Intern (PI) adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan

fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan

telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan

efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintas Nomor 60 tahun 2008 tanggal 28

Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintas (SPI), maka Balai

Page 16: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

16

Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan berupaya untuk dapat

mengidentifikasi deviasi atau penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan

dengan perencanaan sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi atau

perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri atas unsur: (a) lingkungan

pengendalian; (b) penilaian resiko; (c) kegiatan pengendalian; (d) informasi dan

komunikasi; dan (e) pemantauan pengendalian intern. Penerapan unsur-unsur-SPI

sebagaimana dimaksud di atas harus dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian

integral dari kegiatan Instansi Pemerintah. Tujuan pelaksanaan SPI yaitu: memberikan

petunjuk teknis bagi Unit Kerja lingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera

Selatan pada pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern, dalam rangka pengelolaan

Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN), Dana Dekonsentrasi, maupun

Dana Tugas Pembantuan.

Seluruh Pimpinan masing-masing bagian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Sumatera Selatan berkewajiban memelihara lingkungan pengendalian di bagiannya,

sehingga menimbulkan perilaku yang positif dan kondusif bagi seluruh staf untuk

menerapkan SPI di bagiannya masing-masing, implementasi di lapangan adalah

sebagai berikut:

a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika

Seluruh pegawai harus mematuhi jam Kerja, yaitu Senin s.d Kamis masuk

kerja jam 7.30 WIB, pulang jam 16.00 WIB. Hari Jumat masuk jam 7.30

pulang jam 16.30 WIB. Absensi dilakukan dengan menggunakan elektronik

yaitu absen wajah. Absensi dilakukan sebanyak 3 kali yaitu absen pagi jam

7.30, siang jam 13.00 dan sore jam 16.00. Apabila melanggar maka dikenakan

sangsi pengurangan penerimaan tunjangan kinerja sesuai dengan Peraturan

Presiden Nomor 103 Tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di

lingkungan Kementerian Pertanian yang dijabarkan kembali dengan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/OT.140/11/2012, tentang Pedoman

Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan

Kementerian Pertanian. Selain itu akan diberlakukan pengurangan tunjangan

kinerja sebanyak 2% apabila pegawai tidak mengikuti upacara dengan tanpa

alasan yang jelas.

Page 17: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

17

Seluruh karyawan telah mendapatkan tugas dan pekerjaannya masing-masing

yang dijabarkan dalam Surat Keputusan Kepala Balai Pengkajian teknologi

Pertanian Sumatera Selatan yang diterbitkan setiap awal tahun anggaran.

Kepala Balai menegakan disiplin sesuai PP 53 th 2010 tentang Disiplin Pegawai

sehingga tercipta lingkungan kerja yang tertib teratur dan nyaman.

Setiap tanggal 17 setiap bulan dilaksanakan upacara bendera

Pelaksanaan apel pagi setiap hari senin yang dimaksudkan agar terciptanya

komunikasi antara pimpinan dan stafnya serta penyampaian informasi penting

kepada seluruh pegawai dari pimpinan. Pembina apel bukan hanya pimpinan

saja, akan tetapi berganti setiap minggunya, baik dari fungsional peneliti,

fungsional penyuluh maupun pejabat struktural

Dilakukan santapan rohani untuk meningkatkan keimanan sehingga dapat

berdampak terhadap integritas dan peningkatan nilai etika.

Dilakukan olahraga bersama setiap hari jumat untuk meningkatkan

kebersamaan dan dilanjutkan dengan jumat bersih dalam menjaga kebersihan

lingkungan bersama.

b. Komitmen terhadap Kompetensi

Kasubag Tata Usaha, KSPP, Koordinator program, ketua kelji, dan Kepala

Kebun percobaan (Kayu Agung dan Karang Agung) mengidentifikasi kegiatan

yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi bagiannya masing-

masing.

Bagi pegawai yang ditugaskan harus mempunyai kompetensi yang sesuai

dengan jabatan pekerjaannya. Untuk meningkatkan kompetisi dibidang ahlinya

dilakukan pengajuan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

KSPP dan Sub Bagian Tata Usaha mengusulkan stafnya untuk mengikuti diklat

yang terkait dengan tugas dan fungsinya.

Dilakukan pelatihan intern yang ditujukan untuk tenaga pendukung agar

memahami tugas dan pekerjaannya dengan baik

Telah dilakukan penerapan akreditasi, penerapan ISO 9001-2008 pada Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian dalam hal pelayanan prima.

c. Kepemimpinan yang kondusif

Proposal kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya harus sesuai tugas

pokok dan fungsi dan dievaluasi oleh tim evaluator Balai.

Page 18: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

18

Penanggung jawab kegiatan dan sub bagian masing-masing melaporkan

tentang tugas pekerjaannya masing-masing kepada atasan langsungnya dan

atasan langsung merespon dengan menindak lanjuti permasalahan yang

ditemui.

Para Pimpinan Balai berinteraksi instensif dengan stafnya melalui rapat-rapat

dengan tim kebijakan untuk mengetahui perkembangan dan juga

permasalahan yang ada.

Setiap awal bulan dilakukan seminar, yang masing-masing fungsional peneliti

ataupun fungsional penyuluh dibuat jadwal untuk mengajukan topik, tulisan

ilmiah yang disampaikan dalam forum seminar dan dibahas oleh tim

pembahas. Hal ini melatih bagaimana penulisan ilmiah yang baik sehingga

sangat bermanfaat terutama bagi calon peneliti dan penyuluh.

Dilakukan rapat bulanan untuk membahas perkembangan kegiatan baik

kegiatan teknis maupun non teknis, yang dihadiri seluruh karyawan. Pada

rapat bulanan ini disampaikan progress dari masing-masing kegiatan dan juga

apabila ada permasalahan disampaikan dan ditindak lanjuti.

d. Struktur Organisasi yang sesuai dengan kebutuhan

Jumlah pegawai tiap bagian harus memadai baik jumlah maupun

kompetensinya.

Pada tahun 2014 ini adanya promosi dan mutasi kepala BPTP Sumatera

Selatan pada bulan Oktober 2014.

Semua pekerjaan dilengkapi dengan uraian tugas yang jelas dituangkan dalam

bentuk SK dan SOP. Namun kedepan SOP yang telah ada akan ditinjau kembali

untuk melihat keefektifannya.

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat dan sesuai

tanggungjawabnya.

Pendelegasian wewenang dituangkan dalam bentuk surat keputusan ataupun

surat penugasan

f. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang sehat tentang Pembinaan

SDM

Pembinaan Staf disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Page 19: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

19

Para Pimpinan di Balai melakukan pengecekan terhadap kinerja staf, antara

lain mengecek, kebenaran data untuk bahan Rapim, kebenaran data untuk

laporan bulanan, dan pengecekan terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan

pimpinan.

Staf diharuskan memiliki buku catatan kegiatan harian yang dinamakan log

book untuk mengecek kegiatan pegawai masing-masing dan diperiksa oleh

atasan masing-masing untuk melihat kinerja yang telah dicapai masing-masing

pegawai.

g. Hubungan Kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah Terkait

Para Pimpinan Balai menjalin kerjasama yang baik dengan Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Dinas

instansi terkait di propinsi dan kabupaten, Pemerintah daerah, Balitbangnovda dan

instansi lainnya yang terkait dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

Tabel 17. Hasil Kegiatan SPI

No Jenis Kegiatan

Ringkasan Hasil Rekomendasi

1. Pembuatan SK Tim Satlak PI BPTP Sumsel

Susunan Tim Satlak PI BPTP Sumsel terdiri dari Penanggung Jawab, Ketua, Sekretaris dan beberapa anggota yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi berbeda. Tim Satlak PI secara umum memiliki tugas ”Melakukan penilaian dan pembinaan terhadap pelaksanaan SPI berdasarkan 5 unsur pengendalian serta mendokumentasikan semua aktivitas.

Tim Satlak PI yang telah ditunjuk perlu melaksanakan tugas pembinaan dan penilaian pelaksanaan SPI berdasarkan 5 unsur pengendalian.

2. Penyusunan Juknis Sistem Pengendalian Intern (SPI) BPTP Sumsel

Ruang lingkup Juknis Sistem Pengendalian Intern (SPI) BPTP Sumsel meliputi Kata Pengantar, Daftar Isi, Pendahuluan, Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan Pengendalian Intern.

Juknis SPI yang telah disusun perlu disosialisasikan kepada semua pegawai, sekaligus sebagai acuan bagi Tim Satlak PI dalam melaksanakan tugas.

3. Sosialisasi dan penyusunan analisis risiko kegiatan

Sosialisasi analisis risiko dilakukan kepada seluruh penanggung jawab kegiatan. Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak terhadap pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, setiap penanggung jawab kegiatan harus membuat analisis risiko dalam bentuk tabel yang memuat identifikasi

Setiap penanggung jawab harus membuat analisis risiko dalam bentuk tabel dan dilampirkan dalam RPTP/ROPP/RDHP/ RODHP/RKTM/ ROKTM

Page 20: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

20

risiko, analisis/penyebab risiko dan upaya pengendaliannya.

4. Survei Pengukuran Penerapan Nilai dasar Budaya Kerja Aparatur Negara (IPNBK)

Berdasarkan Permentan No.32/2009, setiap UK/UPT perlu melakukan pemantauan penerapan nilai dasar budaya kerja melalui pengukuran IPNBK. Untuk menunjang hal tersebut perlu dibangun komitmen bersama bagi seluruh jajaran pimpian pada semua tingkatan untuk melaksanakan nilai dasar budaya kerja.

Berdasarkan hasil survei, nilai IPNBK di BPTP Sumsel memilki klasifikasi Baik (77,33).

5.

Pengendalian kegiatan pengkajian dan diseminasi melalui evaluasi dan reviu kinerja serta peninjauan atau pemantauan lapangan

BPTP Sumsel pada tahun 2014 melaksanakan beberapa kegiatan manajemen, pengkajian dan diseminasi. Hasil evaluasi dan pemantauan lapangan ditemukan masih kurangnya perhatian penanggung jawab dalam pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan, sedangkan kegiatan teknis lapangan belum terlaksana dengan baik sesuai perencanaan. Selain itu, tim pelaksana belum terkoordinasi sebagaimana mestinya.

Perlu percepatan pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan serta peningkatan koordinasi tim.

6. Pemantauan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penggunaan aset.

Dalam upaya meningkatkan sarana dan prasarana pengkajian telah dilakukan pengadaan barang dan jasa serta perggantian atap dan plapon serta renovasi pintu gedung utama, pengadaan laptop 1 unit , pengadaan AC 3 unit dan kendaraan roda empat 1 buah

Setiap pengadaan barang dan jasa agar berpedoman kepada PP No. 54/2011

2.2. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

2.2.1. Kerjasama

Pada tahun 2014, BPTP Sumsel melakukan kerjasama dalam dan luar negeri.

Kerjasama dalam negeri meliputi: 1). Pemanfaatan Lahan untuk Layanan Informasi

Iklim di Kabupaten OKI, 2) Kegiatan Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM

Pada Tanaman Padi, sedangkan kerjasama luar negeri berjudul: Closing Rice Yield

Gaps in Asia (CORIGAP)

Page 21: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

21

2.2.1.1. Pemanfaatan Lahan untuk Layanan Informasi Iklim di Kabupaten OKI

Di Kebun Percobaan Kayu Agung, BPTP Sumsel menyediakan lahan 20 x 20 m

untuk menempatkan peralatan pengamatan cuaca. Alat-alat yang disediakan oleh

BMKG adalah: Penangkar petir 1 unit, alat ukur kecepatan angin 3 unit, alat ukur arah

angin 1 unit, alat ukur curah hujan 1 unit, termometer 3 unit, pengukur kelembaban

tanah, komputer 1 paket. BPTP Sumsel dalam kerjasama ini selain menyediakan

lahan, juga menyediakan tenaga untuk mengamati data dan merawat lingkungan

tempat disediakannya peralatan tersebut.

Dari kerjasama ini, BPTP Sumsel mendapatkan informasi tentang cuaca yang

diperoleh dari buku dan bulletin yang tiap bulan diterima.

Buletin BMKG Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

Buletin ini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,

Stasiun Klimatologi Klas I Kenten, Palembang. Informasi yang diperoleh dari Buletin ini

adalah data hujan, hari hujan, cuaca ekstrim, arah dan kecepatan angin serta evaluasi

tingkat bahaya kebakaran.

Buku Informasi Peta Kekeringan Dengan Metode SPI.

Buku ini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun

Klimatologi Klas I Kenten, Palembang. Informasi kekeringan diperoleh dalam tiga

bulanan tersebut, memberikan gambaran mengenai tingkat kekeringan berdasarkan

nilai curah hujan tiga bulanan dengan menggunakan metoda Standardized

Precipitation Index (SPI).

Taman Alat Automatic Weather Station

Page 22: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

22

2.2.1.2. Kegiatan Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM Pada Tanaman Padi

Pemberian pupuk organik dan pupuk kimia dalam bentuk dan jumlah yang

tepat sangat penting untuk keberlanjutan intensifikasi lahan sawah. Pupuk organik

yang diberikan haruslah dalam jumlah yang cukup dan pupuk anorganik yang

diberikan haruslah dalam jumlah yang tidak menekan pertumbuhan mikroba pupuk

hayati. Pemanfaatan pupuk organik dapat mengurangi limbah kimia yang dapat

mencemari lingkungan.

PT. Pinago Utama sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak di

bidang pertanian, yang salah satu komoditi andalannya adalah kelapa sawit, telah

menghasilkan pupuk organik hayati granule ImproBioTM. Pupuk organik ini berasal

dari tandan kosong sawit, yang sudah diproses lebih lanjut di pabrik menjadi pupuk.

Pupuk organik hayati ImproBioTM dapat digunakan pada berbagai tanaman, salah

satunya untuk tanaman padi.

Kerjasama ini bertujuan untuk menguji efektifitas pupuk organik hayati granule

ImproBioTM. Lokasi pengujian bertempat di Kebun Percobaan Karang Agung Desa Suka

Mulia, Kec. Tungkal Ilir, Kab. Banyuasin. Agroekosistem kebun ini pasang surut,

bertipologi lahan potensial dengan tipe luapan B. Kombinasi perlakuan pada uji

efektifitas pupuk ImproBioTM adalah sebagai berikut

Tabel 18. Kombinasi antara Pupuk ImproBioTM dengan NPK

No Perlakuan

Pupuk ImproBioTM (kg/ha) NPK (Kg/ha)

1 0 250 (NPK 100%)

2 100 125 (50% dari rekomendasi)

3 200 125 (50% dari rekomendasi)

4 300 125 (50% dari rekomendasi)

5 400 125 (50% dari rekomendasi)

6 500 125 (50% dari rekomendasi)

7 600 125 (50% dari rekomendasi)

8 700 125 (50% dari rekomendasi)

9 1000 Tanpa NPK

Tiap petak perlakuan berukuran 4 x 5 m2, sehingga secara keseluruhan

pengujian dilakukan pada areal kurang lebih 1.000 m2, dengan 4 ulangan Rancangan

Acak Kelompok dan 9 perlakuan. Selain dilakukan analisa Kandungan Pupuk Organik

ImproBio, juga dilakukan analisa tanah (pH tanah, KTK dan Water Holding Capacity).

Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah PT. Pinago Utama, Penyuluh pertanian

lapangan, dan petani setempat.

Page 23: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

23

Penanaman yang dilakukan pada MK 2014 yang lalu mengalami serangan

hama tikus, lembing tanah sehingga penanamannya perlu diulangi kembali pada MH

2014/2015. Kegiatan ini diperpanjang kembali untuk tahun 2015 dengan membuat

addendum antara BPTP Sumsel dengan PT Pinago Utama. Untuk kegiatan pada MH

2014/2015, sudah dilakukan pengambilan sampel tanah untuk dianalisis sebelum

dilakukan pemupukan, pengolahan lahan, persemaian dan penanaman padi.

Uji Efektivitas Pupuk ImproBio TM Salah satu Plot Pengujian

2.2.1.3. Closing Rice Yield Gaps in Asia (CORIGAP)

Di Sumatera Selatan, sebanyak 30% produksi padi diperoleh dari lahan

pasang surut. Lahan pasang surut ini terluas di Kabupaten Banyuasin dengan capaian

produksi padi rata-rata 4,3 t/ha. Sementara di lahan irigasi Kab. OKU Timur mencapai

5,24 t/ha. Selain itu lahan pasang surut di dominasi dengan penanaman padi satu kali

dalam satu tahun. Upaya peningkatan produksi padi di lahan pasang surut dapat

ditingkatkan dengan meningkatkan indeks pertanaman disertai dengan menerapkan

inovasi teknologi budidaya padi yang ramah lingkungan. Tujuan kerjasama ini adalah

untuk mengetahui dampak PTT padi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas

padi di lahan pasang surut dan untuk mengetahui dampak penanganan pasca panen

padi untuk mengurangi kehilangan hasil.

Tahap awal ini sudah dilakukan sampai dengan akhir Desember 2014. Ruang

lingkup kegiatan (1). Perbaikan teknologi budidaya padi dengan pendekatan PTT

untuk meningkatkan produktivitas (2) Perbaikan budidaya padi dengan PTT untuk

meningkatkan indeks pertanaman (3) Perbaikan Pasca Panen padi. Demplot PTT padi

untuk meningkatkan produksi diimplementasikan di Desa Saleh Mukti Kec. Air Salek

dan Demplot PTT padi untuk meningkatkan indeks pertanaman di Desa Mekarsari

Kecamatan Muara Telang Kab. Banyuasin. Selain itu, juga dilakukan penanganan

pasca panen padi (bubble grain drying), diseminasi pengering berbahan bakar sekam,

diseminasi stripper harvester dan survei potensi rumah tangga petani. Mitra yang

Page 24: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

24

terlibat dalam kegiatan ini selain IRRI adalah Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin,

BP4K Kabupaten Banyuasin, penyuluh setempat, pemilik RMU dan kelompok tani.

Saat ini sudah dilakukan penanaman padi dengan menggunakan alat tanam

benih langsung, pemupukan tanaman padi, survey potensi rumah tangga petani dan

uji coba perbaikan pasca panen padi. Penggunaan solar bubble dryer di Desa

Mekarsari mengurangi kadar air gabah dari 23% menjadi 13%. Di Indonesia, alat dari

IRRI ini baru diujicoba penggunaannya di Sumatera Selatan.

Hasil survey potensi rumah tangga petani menunjukkan bahwa:

(1). Rata-rata luas pemilikan lahan sawah pada strata sempit 0,53 ha, pada strata

sedang 1,1 ha dan pada strata luas 2,31 ha. Selain memiliki lahan sawah petani

berstrata luas juga menyewa lahan orang lain rata-rata 0,09 ha. Namun mereka

juga ada yang menyewakan lahannya yaitu seluas 0,02 ha pada strata sedang

dan 0,06 ha pada strata luas. Petani selain memiliki lahan sawah juga memiliki

kebun dengan luas 0,5 ha pada strata sempit, 0,37 ha pada strata sedang dan

0,32 ha pada strata luas.

(2). Produktivitas usahatani padi masing-masing dari strata sempit, sedang dan luas

adalah 3,24 t/ha; 3,47 t/ha dan 3,57 t/ha. Sedangkan rata - rata produktivitas

tertinggi yang pernah dicapai masing-masing strata adalah 3,97 t/ha; 3,83 t/ha

dan 4,09 t/ha. Dengan demikian terdapat selisih antara produktivitas yang dicapai

kini dengan produktivitas tertinggi rata-rata yang pernah dicapai pada strata

sempit sebesar 722 kg, strata sedang sebesar 351 kg dan strata luas sebesar 519

kg.

(3). Biaya usahatani padi pada strata sempit, sedang dan strata luas masing-masing

sebesar Rp 4.514.685; Rp 8.606.980 dan Rp 17.120.375, sedangkan pendapatan

yang diterima masing-masing sebesar Rp 1.510.315, Rp 5.032.520 dan Rp

11.126.810. Efisiensi usahatani padi masing-masing strata ditunjukkan dengan

besaran nilai R/C sebesar 1,33 pada strata sempit; 1,58 pada strata sedang dan

1.65 pada strata luas.

(4). Selain berusahatani padi, maka rumah tangga petani ini juga memiliki kebun

karet, kelapa, sayuran, memelihara ayam, dan itik. Sebagian besar dari mereka

juga menjadi buruh tani untuk mencukupi kebutuhan hidupnya terutama pada

kepala keluarga yang masih muda usia. Petani pada strata sempit memiliki

pendapatan pertanian yang menonjol pada usahatani karet yaitu sebesar Rp

5.785.715/kk/ tahun, sedangkan pada strata sedang dan luas masing-masing

sebesar Rp 2.676.200/kk/tahun dan Rp 1.627.500/kk/tahun.

Page 25: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

25

(5). Apabila dirinci besarnya pendapatan rumah tangga petani, maka pendapatan

tertinggi diperoleh rumah tangga petani dengan strata luas Rp

36.091.530/kk/tahun, kedua adalah pada strata sedang Rp 28.973.970 /kk

PePelaP/tahun dan terkecil pada strata sempit Rp 23.360.680/kk/tahun.

Pendapatan ini bersumber dari pendapatan usahatani padi, pendapatan pertanian

luar usahatani padi dan pendapatan luar pertanian. Dengan pengeluaran masing-

masing pada strata luas, sedang dan sempit rata-rata sebesar Rp

24.972.150/kk/tahun, Rp 24.270.900/kk/tahun dan Rp21.587.220 /kk/tahun.

Pelatihan Petani

2.2.2. Pengelolaan Perpustakaan

Sebagai salah satu kegiatan dalam lingkup unit kerja Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan, Perpustakaan BPTP Sumatera Selatan

memilki peran dalam mendukung fungsi dan tugas pokok BPTP melalui penyediaan

informasi pertanian. BPTP Sumatera Selatan pada era teknologi informasi dan

komunikasi saat ini ingin meningkatkan pelayanan informasi pertanian. Untuk

mewujudkan keinginan ini, BPTP Sumatera Selatan melakukan kegiatan pengelolaan

perpustakaan. Ruang lingkup kegiatan ini, meliputi: 1). pengumpulan data, 2).

pengolahan data, 3). pelatihan, 4). pengambilan materi 5). pembuatan laporan.

Harapan dari kegiatan ini, BPTP Sumatera Selatan dapat memberikan pelayanan

informasi pertanian dengan cepat dan lengkap sehingga memberikan kenyamanan dan

kepuasan bagi pemustaka atau pengguna yang membutuhkannya.

Kegiatan pengelolaan perpustakaan TA. 2014 telah dilakukan dengan baik.

Kegiatan tersebut meliputi : 1). Pengambilan beberapa materi pertanian baik berupa

foto koleksi, 2). File video terbaru sebagai bahan untuk membuat buletin atau

publikasi lainnya ataupun juknis-juknis pertanian. Hasil dari Pengolahan data tersebut

sebanyak 442 eksemplar meliputi Jurnal, buletin, prosiding, dan lainnya, sedangkan

data bahan koleksi yang sudah di online kan sebanyak 38 bahan koleksi.

Pemasangan Pagar Plastik di MK

Page 26: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

26

Koordinasi team perpustakaan BPTP Sumatera Selatan dilakukan dalam bentuk

rapat ataupun diskusi kecil. Untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

pengelola perpustakaan BPTP Sumsel telah mengikutsertakan satu orang pengelola

dalam kegiatan yang diadakan oleh PUSTAKA yaitu, temu Teknis pengelola

perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian dengan tema “Peningkatan Kinerja

Pengelolaan dan Layanan Perpustakaan Melalui Aplikasi Perpustakaan Digital” yang

dilaksanakan di Hotel Grand Candi, Semarang pada tanggal 7 – 10 Mei 2014, serta

peningkatan kapasitas pustakawan lingkup Kementerian Pertanian dan Sosialisasi

Undang-Undang peraturan kepustakawanan dengan tema “ Apresiasi Peningkatan

Kapasitas dan Sosialisasi Undang-Undang Keputusan bagi Calon/Pustakawan Lingkup

Kementan “ yang berlangsung di Hotel Gumilang, jalan raya puncak Cipayung, Bogor,

Jawa Barat, pada hari/tanggal Rabu - Jum‟at, 11 - 13 Juni 2014.

2.2.3. Pengelolaan Website

Sebagai upaya untuk mensosialisasikan aktivitas BPTP Sumsel, maka

digunakan media elektronik melalui website BPTP Sumsel. Pada tahun 2014 berita

yang di upload adalah:

1. Rapat Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPTP Sumsel TA. 2014

2. Kunjungan Kepala Balitbangtan ke BPTP Sumatera Selatan “Menyongsong

Pertanian Modern “

3. Kunjungan Peserta Diklat Binaan Kementerian Agama Ke M-KRPL Kota

Palembang dan M-KRPL Kabupaten Banyuasin

4. Workshop Penyusunan Laporan Keuangan Semester II UAPPA/B-W T.A 2013

5. Pembahasan ROPP/RDHP Kegiatan BPTP Sumatera Selatan T.A 2014

6. Lulus Dengan Cum Laude

7. Kunjungan Tim CORIGAP-IRRI Ke BPTP Sumatera Selatan

8. Rapat Koordinasi Kegiatan Pendampingan PSDSK

9. Kunjungan Istri Wakil Wali Kota Ibu Hj. Selfi Harnojoyo Ke KRPL Kota Palembang

Aktivitas kunjungan di perpustakaan

Page 27: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

27

10. Kunjungan Kepala BPTP Ke Kebun Percobaan Karang Agung

11. Silahturahmi Ka. BBP2TP dengan Keluarga Besar BPTP SUMSEL

12. Gerakan Penguatan Pengembangan Kawasan Kedelai Provinsi Sumatera Selatan

tahun 2014

13. Penyakit „Kresek‟ Pada Tanaman Padi Serta Upaya Pengendaliannya

14. Kunjungan Koordinator CORIGAP-IRRI Mr. Martin Gumert Ke BPTP Sumsel

15. Budidaya Krisan

16. Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai

17. Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu

18. Kunjungan dan Penjajakan Kerjasama antara UNSRI, MIE University Jepang dan

BPTP Sumatera Selatan

19. ISO 9001:2008 BPTP Sumatera Selatan

20. Open House BPTP SUMSEL 2014

21. Seminar Nasional BBP2TP Bekerjasama dengan BPTP Sumsel, IRRI, Kemenristek,

Universitas Sriwijaya dan Balitbangnovda

22. BPTP Sumsel Gelar Teknologi Sayuran dan Jamur

23. Geliat KRPL Kabupaten Banyuasin di Musim Kemarau 2014

24. Pisah Sambut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

25. M-KRPL Kelurahan Plaju Darat

26. Pembuatan Pangan Olahan Sayuran Hasil dari Pekarangan pada kegiatan KRPL

27. Sosialisasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) pada kegiatan KRPL

28. Workshop Penyusunan Program Penyuluhan Tingkat Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2014

29. Dukungan BPTP Sumsel terhadap Pengembangan Bawang Merah di Kabupaten

OKU

30. Presiden RI mengunjungi SPR Kec. Betung, Banyuasin Binaan Dinas Peternakan

Propinsi, LPPM-IPB dan BPTP Sumsel

31. Kunjungan Kerja Kepala BPTP Sumsel ke BPP Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir

32. Kunjungan Anggota Komisi IV DPR RI ke lokasi KRPL di Desa Sukamulya

Kabupaten OKI

33. Pra Workshop Penyusunan Laporan Tingkat Propinsi

34. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan LITKAJIBANGRAP Tahun 2010 – 2014

35. Kunjungan Lapang Menteri Pertanian ke Provinsi Sumatera Selatan

36. Kunjungan Lapang Tim Badan Litbang Pertanian Ke Kota Pagar Alam

37. Kunjungan Tim Peneliti IRRI, BB Padi dan Balittra Ke BPTP Sumsel

Page 28: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

28

Untuk penyebarluasan informasi inovasi teknologi, maka beberapa Liptan BPTP

Sumsel juga ditampilkan seperti:

1. Trichoderma spp. Jamur Ampuh Pengendali Penyakit Tanaman

2. Beauveria bassiana Pengendali Hama Ramah Lingkungan

3. Peningkatan Kesuburan Tanah Melalui Pemupukan Berimbang

4. Mengenal Beberapa Varietas Kentang dan Manfaatnya

Selain berita dan liptan tersebut di website BPTP Sumsel juga ditampilkan profil

tenaga fungsional peneliti/penyuluh, dan pengumuman penting seperti: Sosialisasi

Permentan NO:105/Permentan/PD.300/8/2014, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

LITKAJIBANGRAP Tahun 2010 – 2014, dan Pra Workshop Penyusunan Laporan

Tingkat Propinsi.

2.2.4. Pengelolaan Laboratorium

Laboratorium merupakan salah satu sarana yang menunjang kegiatan BPTP

Sumsel dalam melakukan pengkajian dan mendesiminasikan teknologi pertanian.

Sebagai salah satu asset yang strategis dalam pengembangan peran BPTP di

masyarakat, maka perlu dilakukan pengelolaan setiap tahunnya. Di tahun 2014 ini

pengelolaan laboratorium bertujuan untuk melakukan pemeliharaan sarana

laboratorium dan melakukan percobaan kegiatan bidang pascapanen dari Balit

maupun produk spesifik lokasi guna memenuhi produk pameran dan permintaan

narasumber bidang pasca panen serta membantu analisa sampel dari kegiatan kajian

di BPTP Sumsel.

Kegiatan pengelolaan laboratorium telah dilakukan seoptimal mungkin dan

sampai akhir tahun pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan baik. Pemeliharaan

alat laboratorium yang dilakukan pada tahun ini yaitu; kalibrasi timbangan merek

Ohaus, timbangan merek Shimadzu dan analitical balance, pemeliharaan flame

photometer merek Jenway, Perbaikan muffel furnance, serta perbaikan juga

pengecatan pada incubator binder dan Fume Hood. Laboratorium cukup banyak

dimanfaatkan pengguna khususnya pengguna internal BPTP, tercatat ada 6 (enam)

judul kajian/penelitian yang rutin menggunakan fasilitas di laboratorium dan 5 (lima)

kajian/penelitian yang mengajukan permohonan analisa sampel. Selain itu uji coba

pengolahan pangan dalam rangka peningkatan ketrampilan peneliti/penyuluh dan

memenuhi kebutuhan produk pameran juga telah terpenuhi, beberapa olahan yang

dibuat seperti olahan mocaf, manisan belimbing wuluh dan MOL.

Page 29: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

29

2.2.5. Pengelolaan Kebun Percobaan Kayuagung

Kebun Percobaan Kayuagung yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ilir

(OKI) memiliki agroekosistem lahan rawa lebak. Pada kegiatan pengelolaan KP

Kayuagung ini dilakukan penanaman percobaan dan penelitian padi kerjasama dengan

Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi. Penelitian tersebut diantaranya: Paddy Gree,

Uji Daya Hasil Pendahuluan (UDHP) Padi Rawa Lebak MT.1 2014, Uji Daya Hasil

Lapangan (UDHL) Padi Rawa Lebak MT.1 2014, Pengelolaan dan Identifikasi Gulma

pada Lahan Rawa Lebak Dangkal, Percobaan Uji Multi Lokasi (UML) Padi Rawa Set 1.

Untuk tananman palawija kacang tanah ditanam di surjan seluas 500 m2 terdiri dari 2

varietas yaitu bison dan gajah. Pemeliharaan kebun karet yang siap sadap sebanyak

300 batang umur 6 tahun, dan kelapa sawit 75 batang masih buah pasir, dengan

pendekatan pemupukan, pembersihan gulma, pengendalian penyakit. Pemeliharaan

kebun entres karet adalah kerjasama dengan Balai Penelitian Sungai Putih Medan

yang terdiri dari 6 klon yaitu IRR 104, GT 1, BP 260, BPM 1, BPM 24 dan RRIC 100,

masing-masing 600 batang dengan jarak tanam 1,2 X 1,2 m , waktu tanam 13

Nopember 1012.

Budidaya ikan lele sebanyak 1500 ekor dan ikan Patin sebanyak 1000 ekor

dengan pemeliharaan secara intensif dengan sistem waring ukuran 4 x 6 m. Pada

kegiatan pengelolaan KP Kayuagung dilakukan juga perbanyakan benih sayuran untuk

memenuhi kebutuhan KRPL, seperti Kangkung, cabai, sawi, kacang panjang, Timun,

Buncis, dan bayam yang berasal dari benih sumber sayuran klas benih dasar dari

Balai Besar Penelitian Sayuran Lembang.

Pembesaran ayam Kampung Unggul Baru (KUB) merupakan bagian dari

kegiatan Kebun Bibit Induk (KBI) dengan jumlah ayam 250 ekor yang setelah umur 4

bulan di bagikan pada kelompok kegiatan pengembangan Kawasan rumah pangan

lestari (KRPL) di beberapa kabupaten. Ada 40 ekor untuk calon indukan yang

dibesarkan di kandang KP Kayuagung untuk ditelorkan dan ditetaskan.

Pemeliharaan kebun koleksi penanaman tahun 2013 yang meliputi tanaman

Duku 60 batang, Durian 50 batang dan tanaman manggis 50 batang. Diantara

tanaman tersebut ditanam padi lokal yaitu padi siam, bone dan siputih. Sementara

untuk penanaman tahun 2014 ini bibit duku yang masih disemaikan di komplek KBI

untuk menunggu waktu tanam yang tepat setelah air rawa lebak surut. Di samping itu

dilakukan pendataan tanaman koleksi yang ada di lingkungan komplek KP Kayuagung.

Hasil Prosesing Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) KP Kayuagung sejumlah

27.828 kg dengan penyebaran varietas padi hasil prosesing UPBS KP Kayuagung ini

Page 30: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

30

meliputi Kab. OKI, OKU Timur, OKU, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi

Rawas dan untuk Provinsi Lampung di Kab. Lampung Tengah, Metro.

Secara umum dapat disampaikan bahwa kegiatan Pengelolaan KP Kayuagung

di lahan rawa lebak sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana namun masih

dirasakan adanya kekurangan yang disebabkan oleh faktor alam, iklim dan hama

penyakit tumbuhan.

2.2.6. Pengelolaan Kebun Percobaan Karang Agung

Kebun Percobaan Karang Agung adalah salah satu Kebun Percobaan yang ada

di Balai Penkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan, dan di bawah Badan Litbang

Pertanian. Pengelolaan Kebun Percobaan dilaksanakan di lokasi KP Karang Agung Ulu

Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin yang memiliki agroekosistem lahan rawa

pasang surut, kegiatan ini termasuk kegiatan diseminasi inovasi teknologi yang

dilakukan oleh BPTP Sumatera Selatan. Bertujuan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan Kebun Percobaan Karang Agung agar berfungsi sebagai media

pendidikan dan transfer teknologi kepada pengguna dengan cara memperlihatkan,

memperagakan dan memberikan contoh keunggulan sehingga lahan rawa pasang

surut menjadi lahan pertanian produktif, meningkatkan produktivitas dan produksi

petani. Kegiatan yang dilaksanakan pada musim tanam Th 2014 meliputi demonstrasi

plot beberapa varietas/ galur padi rawah, jagung manis, kelapa sawit, kelapa, koleksi

plasma nutfah durian, manggis dan duku.

Kegiatan kerja sama juga dilakukan dengan Balai Besar Padi Sukamandi.

Pertumbuhan tanaman padi secara umum cukup baik, yang ditanam pada MT1 yaitu ;

Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Inpara 6, Banyuasin, Batang Hari,

galur B 11377F-34-2. Diperoleh hasil 2.000 kg Benih Pokok (BP). dan pada MT2 yang

ditanam pada bulan Desember 2014 adalah Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4,

Banyuasin, Batang Hari, galur B11377F-34-2.

Pohon entres karet Uji Daya Hasil lanjutan

Page 31: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

31

Pemeliharaan kebun kelapa sawit seluas 3,5 ha terdiri dari 60 batang usia

produktif TM, diperoleh hasil 4.300 kg Tandan Buah Segar (TBS) sedangkan yang 420

batang belum produktif (TBM) juga dilakukan pemeliharaan kelapa sebanyak 40

batang. Kebun Pengelolaan Sumber Daya Genetik buah- buahan seluas 1 ha,

penanaman koleksinya pada bulan Desember 2013. Selain perlunya penambahan dana

untuk meningkatkan pengelolaan KP disarankan juga perlunya penambahan SDM

untuk kelanjutan penanganan kebun dan pemagangan calon tenaga fungsional

peneliti/penyuluh di KP untuk mempelajari kondisi rawa pasang surut dan mempelajari

manajemen KP secara keseluruhan

Uji daya hasil lanjutan Pertanaman jagung pada surjan

2.3. PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI

2.3.1. Teknologi pengelolaan sawah bukaan baru di lahan lebak untuk meningkatkan produksi padi sawah

Salah satu peluang yang akan memberi sumbangan besar terhadap

pertumbuhan produksi padi di masa depan adalah pembukaan sawah baru. Sawah

bukaan baru adalah lahan sawah yang baru diusahakan kurang dari 10 tahun. Tanpa

pengelolaan yang tepat, maka sawah bukaan baru akan berproduksi stabil setelah 10-

15 tahun. Hasil penelitian pada tanah sawah bukaan baru yang berumur satu hingga

tujuh tahun belum terbentuk warga glei atau tapak bajak. Persoalan yang dihadapi

pada sawah bukaan baru sangat berbeda dengan sawah mapan, yaitu tingkat

kesuburan tanah yang rendah yang diperparah oleh persoalan keracunan besi. Tujuan

dari kegiatan adalah mendapatkan satu paket teknologi pengelolaan sawah bukaan

baru lahan lebak untuk meningkatkan produksi padi sawah. Kegiatan ini merupakan

lanjutan kegiatan tahun sebelumnya dilaksanakan di Desa Muara Baru Kecamatan

Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Agroekosistem lahan

rawa lebak merupakan daerah persawahan yang baru dibuka atau < 10 tahun.

Penanaman dilakukan musim tanam MK 2014 pada luasan 3 ha. Pengkajian dilakukan

dalam bentuk On Farm Research (OFR). Rancangan yang digunakan dalam kajian ini

Page 32: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

32

adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri

atas 2 (dua) faktor dengan 3 (tiga) petani sebagai ulangan. Faktor pertama adalah

Tata Air (T) terdiri dari 2 taraf perlakuan T1= Tanpa tata air dan T2= dengan Tata air

dan Faktor kedua terdiri Paket teknologi (P) dengan 3 (tiga) taraf perlakuan yaitu P1=

Teknologi petani (cara tanam bibit :sistem tegel umur bibit >30 hari, varietas ciherang

+ pemupukan Urea 200 kg/ha Pengendalian OPT, Sistem Kalender). P2= (cara tanam

bibit, sistem tegel umur bibit >30 hari, varietas situbagendit + pemupukan Urea 100

kg/ha, Ponska 100 kg/ha dan dolomite 500 kg/ha, pengendalian OPT, PHT), P3=

Teknologi introduksi (varietas situbagendit, umur bibit <30 hari, cara tanam jajar

legowo 4:1 + pemupukan Urea 50 kg/ha, Ponska 150 kg/ha dolomite 1000 kg/ha,

Jerami 5 ton/ha, Pengendalian OPT, HPT). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 6

(enam) perlakuan. Pada kegiatan ini dilakukan superimposed kajian beberapa varietas

padi terdiri dari: V1= Varietas Inpara 4, V2= Varietas Inpari 4, V3= Varietas

Situbagendit, V4= Varietas Inpari 6, V5 = varietas ciherang (kebiasaan petani).

Hasil pengkajian menunjukkan pemanfaatan lahan lebak sebagai lahan sawah

bukaan baru secara optimal diperlukan teknik penataan lahan dan air, pengelolaan

tanah dan hara, serta pengelolaan tanaman yang baik. Hasil analisa tanah dilokasi

pengkajian dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya menunjukkan perubahan

sifat kimia tanah terutama kadar keasaman tanah (pH) berubah dari sangat asam

menjadi asam. Pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kegiatan MKI

TA 2014 menunjukkan terdapat perbedaan tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang

malai, gabah isi/malai, gabah hampa permalai dan produksi per ha. Penataan air akan

meningkatkan hasil secara signifikan dibanding tanpa penataan air. Hasil yang

tertinggi terdapat pada kombinasi paket teknologi dengan pengelolaan air dan paket

introduksi (T2P3) sebesar 5,6 ton GKP/ha sedangkan dengan tanpa pengelolaan air

dan perlakuan petani (T1P1) hanya sebesar 2,8 ton GKP/ha. Hasil pengamatan

beberapa varietas padi yang diintroduksikan, varietas Situbagendit memiliki hasil yang

tertinggi dibanding beberapa varietas unggul lainnya. Penataan lahan dan air diikuti

penggunaan varietas unggul yang sesuai, juga memberi peluang untuk meningkatkan

indeks pertanaman menjadi IP 200 meskipun hasilnya saat ini baru mencapai 3,4

GKP/ha, dibandingkan dengan teknologi petani hanya melaksanakan pertanaman 1

(satu) kali setahun atau IP100.

Page 33: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

33

Teknologi introduksi (Jarwo 4:1) Teknologi Petani

2.3.2. Kajian Peningkatan Produktivitas Jagung Dan Kedelai Pada Lahan Sub Optimal Sumatera Selatan

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian telah mencanangkan 4 target

sukses yaitu : 1). Swasembada berkelanjutan dan pencapaian swasembada, 2).

Diversifikasi pangan, 3). Peningkatan daya saing nilai tambah ekspor, 4).

Kesejahteraan petani. Pengkajian dilaksanakan pada Januari hingga Desemeber 2014

di lahan pasang surut Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Tujuan

pengkajian adalah untuk mendapatkan teknologi peningkatan produktivitas lahan serta

jagung dan kedelai di lahan rawa pasang surut. Petani yang terlibat atau kooperator

dipilih pada satu hamparan dengan luasan 2 ha. Penanaman dilaksanakan pada

Musim Kemarau (MK) bulan Mei 2014 setelah panen padi. Teknologi yang diterapkan

pada pengkajian yakni teknologi eksisting (petani) dan teknologi introduksi.

Pemanfaatan lahan pasang surut pada Musim Kemarau (MK) di desa Purwosari

Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, dapat meningkatkan produktivitas

lahan dengan menghasilkan bahan pangan seperti jagung dan kedelai. Produksi

jagung yang dicapai sebesar 6.300 kg/ha untuk varietas hibrida P 27, dan 3500 kg/ha

untuk lokal yang ditanam pada Musim Kemarau (MK) 2014. Apabila petani menjual

dalam bentuk pipilan pendapatan petani Rp. 8.180.000 dengan R/C rasio 1,76,

sedangkan varietas lokal produksi 3500 kg/ha dengan pendapatan Rp. 3.540.000,-

/ha/musim, sedangkan R/C rationya didapatkan 1,50. Produksi kedelai yang dicapai

sebesar 0,885 ton/ha untuk varietas Anjasmoro, 0,815 ton/ha varietas Tanggamus

dan 0,700 ton/ha untuk lokal yang ditanam pada Musim Kemarau (MK) 2014, kalau

petani menjual dalam bentuk biji pendapatan Rp. 5.655.000,-/ha/musim, sedangkan

R/C ratio didapatkan 2,24. Sedangkan varietas lokal produksi 700 kg/ha dengan

pendapatan Rp. 1.515.000,-/ha/musim, sedangkan R/C rationya didapatkan 1,56.

Respon dari berbagai kalangan terhadap komponen teknologi untuk tanaman

jagung dan kedelai yang dapat diadopsi dengan baik pasca kegiatan pengkajian

adalah penggunaan benih berkualitas/ bermutu dan berlabel, pembuatan saluran

Page 34: Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1

34

drainase, menanan secara tugal dan menggunakan jarak tanam tertentu, pemupukan,

pengendalian OPT dan penyiangan 2 kali.

Jagung saat berbunga PHT pada Kedelai