Top Banner
LAPORAN KASUS Pneumonia Berat Penyakit Jantung Bawaan Underweight, Stunted, Gizi Kurang Missed Opportunity Of Immunization Monika S.Ked Pembimbing: dr. Stevie Adi Susanto Sp.A
52

lapkas presentasi

Dec 08, 2015

Download

Documents

pjb dan pneumoni berat belum di revisi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: lapkas presentasi

LAPORAN KASUS

Pneumonia Berat

Penyakit Jantung Bawaan

Underweight, Stunted, Gizi Kurang

Missed Opportunity Of Immunization

Monika S.KedPembimbing: dr. Stevie Adi Susanto Sp.A

Page 2: lapkas presentasi

Identitas

Nama : An. AAJenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 10 bulanAgama : IslamAlamat :Dusun Air Terjun Kel. Parit Baru

Kec.Salatiga Pemangkat Singkawang Timur, Kota Singkawang

Tanggal Lahir : 24 September 2014Urutan Anak : Anak keempat dari empat bersaudara

Page 3: lapkas presentasi

Identitas Ayah Ibu

Nama Tn. J Ny. R

Umur 39 tahun 35 tahun

Pendidikan SD SMA

Pekerjaan Petani Petani

Identitas Orang Tua

Page 4: lapkas presentasi

Masuk IGD tanggal : 15 Agustus 2015

Anamnesis dilakukan tanggal : 16 Agustus 2015

Keluhan Utama : Kesulitan bernafas

Anamnesis

Page 5: lapkas presentasi

Riwayat Penyakit Sekarang

2 bulan lalu

• Kesulitan bernafas berupa sesak dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sesak didahului dengan keluhan batuk dan demam. Demam dengan suhu tubuh yang tinggi dan terus menerus. Batuk tidak dipengaruhi oleh cuaca, batuk berdahak warna putih, setelah batuk pasien tampak sesak. Ketika sesak bibir maupun tubuh dan jari jari pasien tidak tampak biru. Kejang (-), suara serak (-), pilek (-), muntah (-), benjolan di leher (-), sakit perut (-), BAB dan BAK normal seperti biasa. Riwayat tidur mengorok dan tertelan benda asing disangkal oleh orang tua pasien.

• Selama dua hari kondisi pasien seperti itu lalu pasien dibawa ke puskesmas terdekat. Di puskesmas pasien dicurigai infeksi saluran nafas dan mendapat obat penurun panas (paracetamol) dan antibiotik yang diminum 3 kali sehari dan keluhan menghilang.

1 bulan lalu• Keluhan serupa timbul lagi. Batuk dirasakan makin kuat terutama pada malam hari, demam (+), sesak dirasakan makin kuat, pilek (-), benjolan dileher (-), suara serak (-), kejang (-), muntah (-), tidur mengorok (-), tertelan benda asing (-), sakit perut (-), keluhan BAB dan BAK tidak ada. Pasien tampak lebih lemah, nafsu makan berkurang, pasien sering berkeringat, dan berat badan pasien tidak bertambah. Pasien kembali dibawa ke puskesmas dan diberikan obat yang sama seperti saat keluhan pertama kali muncul, namun keluhan pasien tidak berkurang.

Page 6: lapkas presentasi

Riwayat Penyakit Sekarang

• 4 hari kemudian pasien di bawa ke Rumah Sakit Pemangkat dan di rawat inap. Saat di Pemangkat pasien pernah di uap dan keluhan sesak berkurang tapi muncul lagi dan dilakukan pemeriksaan foto rontgen pada dada pasien dan pasien di diagnosa tuberculosis paru dan pneumonia. Selama perawatan sesak pasien tidak hilang, batuk dan demam hilang timbul, pasien mulai susah untuk makan, sering berkeringat, sesak jika berbaring, rewel dan mulai menyusu lebih sebentar dari biasanya (paling lama 3-5 menit) setelah beberapa hari di rawat pasien dirujuk ke RS Abdul Ajis dengan diagnosa penyakit paru paru dan penyakit jantung, terapi oat dan antibiotik pneumonia tidak ada perbaikan.

Page 7: lapkas presentasi

Riwayat Penyakit Dahulu

• Keluhan serupa belum pernah dialami oleh pasien. Alergi makanan dan obat disangkal. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya.Riwayat Penyakit Keluarga

• Ayah pasien menderita asma. Nenek pasien mempunyai riwayat sakit jantung (meninggal mendadak). Tidak terdapat riwayat kejang, batuk lama, atau pun penyakit jantung bawaan dalam keluarga.

Page 8: lapkas presentasi

Genogram

Simpulan: Terdapat riwayat asma dan penyakit jantung di keluarga 

Keterangan:

: pasien : keluarga yang

menderita asma

: keluarga yang menderita penyakit

jantung

Page 9: lapkas presentasi

Riwayat Kehamilan

• Selama kehamilan, ibu sering memeriksakan kandungan di puskesmas. Antenatal care kurang lebih 8 kali di Puskesmas, 2 kali pada trimester pertama, 3 kali pada trimester kedua dan 3 kali pada trimester ketiga. Selama kehamilan baik trimester pertama sampai ketiga, ibu pasien tidak pernah mengeluhkan adanya masalah pada kehamilan. Ibu pasien tidak pernah menderita sakit berat selama kehamilan atau demam yang lama atau terlalu tinggi. Riwayat merokok, konsumsi alkohol, obat atau jamu disangkal.

Simpulan : Riwayat kehamilan baik

Page 10: lapkas presentasi

Riwayat Persalinan

• Bayi lahir cukup bulan, persalinan spontan di rumah persalinan di tolong bidan. Ketuban warna putih keruh, Berat badan saat lahir 2800 gram, panjang badan 50 cm, saat lahir pasien langsung menangis gerakan aktif dan badan langsung merah. Setelah lahir pasien mendapat suntikan di paha kiri dan kanan.

Simpulan : Riwayat persalinan baik

Page 11: lapkas presentasi

Riwayat Pemberian Makan

• Pasien hanya diberi ASI ekslusif hingga umur 6 bulan. Umur 6 bulan sampai 8 bulan pasien diberikan ASI dan bubur lunak (SUN) pasien makan 3 kali sehari tapi sedikit ( 2-3 sendok) pasien diberikan ASI jika setiap pasien haus. Semenjak sakit, nafsu makan pasien berkurang dan minum ASI tidak sebanyak biasanya dan tidak bisa lama, karena kalau lama nafas pasien menjadi cepat.

Simpulan : Riwayat : Riwayat pemberian makan baik secara kuantitas dan kualitas, namun menjadi berkurang selama sakit.

Page 12: lapkas presentasi

Riwayat Imunisasi

• Pasien mendapat imunisasi HB0 paska persalinan, OPV0 dan BCG pada umur 1 bulan, imunisasi polio1 dan DPT1 pada umur 2 bulan didapatkan di posyandu. Imunisasi campak belum didapatkan.

Simpulan: Imunisasi tidak lengkap, missed opurtunity of immunization 

Page 13: lapkas presentasi

Riwayat Tumbuh Kembang

• Berat badan dan panjang badan pasien dirasakan bertambah dengan baik sejak lahir hingga sebelum sakit. Selama sakit berat badan dan panjang badan tidak bertambah. Perkembangan pasien dirasakan baik, pasien sudah bisa menoleh saat dipanggil atau diberi suara.

Simpulan: Riwayat tumbuh menjadi terganggu selama pasien sakit, riwayat perkembangan baik. 

Page 14: lapkas presentasi

Riwayat Sosioekonomi, tempat tinggal & lingkungan

Simpulan : Tingkat pendidikan orang tua pasien rendah, tingkat sosial ekonomi rendah. Terdapat pajanan terhadap polusi udara di lingkungan rumah

 

• Ayah dan ibu pasien bekerja sebagai petani. Di keluarga tidak ada yang sakit demam, tidak ada keluarga yang sedang batuk atau pun riwayat batuk lama, begitu juga dengan tetangga di lingkungan sekitar rumah. Ayah pasien biasa merokok di dalam rumah.

• Pasien tinggal dirumah bersama ibu, ayah dan 3 orang saudara kandung pasien. Rumah pasien satu lantai, ukuran 10x15 m, dua kamar tidur, satu dapur yang bergabung dengan ruang makan, satu ruang tamu sekaligus ruang keluarga, satu wc dan beratap seng. Tiga jendela dan sirkulasi udara baik, rumah terletak dipinggir jalan dan sejak 4 bulan terakhir ada perbaikan jalan dan lingkungan sekitar rumah berdebu.

• Sampah rumah tangga tidak dikelola dengan baik, ditumpuk dibelakang rumah, kadang-kadang dibakar.

Page 15: lapkas presentasi

1.Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan2.Sistem penglihatan : tidak ada keluhan3.Sistem pendengaran : tidak ada keluhan4.Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan5.Sistem respiratorius :batuk, kesulitan bernafas,sesak jika berbaring. 6.Sistem gastrointestinal : nafsu makan menurun, sesak jika minum ASI banyak dan lama.7.Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan 8.Sistem urogenital : tidak ada keluhan9.Sistem integumentum : sering berkeringat.10.Sistem termoregulasi : demam.

Anamnesis Sistem

Page 16: lapkas presentasi

Pemeriksaan FisikKU dan

Tanda Vital

Keadaan Umum : Tampak lemah, tampak sesak, kesan gizi kurangKesadaran : Kompos mentis (E4 M6 V5)Tanda Vital :

• Nadi

: 176 x/menit, reguler, isi cukup

• Respirasi

: 63 x/menit

• Suhu

: 36,7o C

• Saturasi

: 98% dengan nasal kanul

Simpulan: Takikardi, Takipnea

Antopometr

i

Berat Badan: 6,9 kgPanjang Badan: 68 cm Lingkar Kepala : 41 cmStatus Gizi

• BB/U

: -3 < Z < -2 SD

Interpretasi: Underweight• PB

/U

: -3 < Z < -2 SD

Interpretasi: Stunted• B

B/TB : -3 < Z < -2 SD

Interpretasi: Gizi kurangSimpulan: Underweight, stunted, gizi kurang

Page 17: lapkas presentasi

Status Generalis

1. Kulit : ikterik (-), sianosis (-), petekie (-), lembab.2. Kepala: normocephali, wajah sembab (-), ubun-ubun cekung

3. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), injeksi

konjungtiva (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya konsensual (+/+), pupil isokor

(3mm/3mm) 4. Hidung : rinorhea (-),

edema mukosa (-/-), pernafasan cuping hidung (-)

5. Mulut: stomatitis (-),

typhoid tongue (-)

6. Tenggorokan: faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (T1/T1),

selaput (-)

8. Leher: Pembesaran kelenjar getah bening tidak ditemukan, massa tiroid

normal. Peningkatan JVP (-)

Page 18: lapkas presentasi

Status Generalis

9. Leher : Pembesaran kelenjar getah bening tidak ditemukan, massa tiroid normal.

10. Dada : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi subcostal (+), retraksi intercostal (-)

Page 19: lapkas presentasi

Status Generalis11. Jantung:Inspeksi : iktus kordis tidak terlihatPalpasi: iktus kordis teraba di SIC 5 linea midclavicula sinistra, thrill

(-)Perkusi: batas kanan jantung di SIC 4 linea

parasternal dekstra, batas kiri jantung di

SIC 5 linea midclavicula sinistra, dan

pinggang jantung di SIC

3 linea parasternal

sinistra.Auskultasi: S1

tunggal/ S2 split tak konstan,

reguler, gallop (-), murmur

(-)

12. ParuInspeksi

:bentuk dada simetris

statis dan dinamis,

retraksi (+)Palpasi: fremitus

taktil tidak dapat dinilai

Perkusi: sonor di kedua

lapang paruAuskultasi:Suara nafas

dasar: bronkovsiku

ler(+/+)Rhonki (+/+),

Wheezing (+/+),

Krepitasi (+/+)

13. Abdomen

Inspeksi : simetris,

benjolan/massa (-)

Auskultasi: bising usus (+) normal,

bruit (-)Palpasi:

supel, nyeri tekan (-),

pinggir hati teraba 3,8 cm dari

arkus aorta dan lien

tidak teraba. Perkusi: timpani seluruh lapang

abdomen

Page 20: lapkas presentasi

Urogenital : ballotemen (-), nyeri tekan suprapubik(-)

Anus/Rektum : anus (+) Genitalia : fimosis (-), hipospadia (-) Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

Status Generalis

Simpulan: Distress pernafasan, adanya infiltrat di kedua lapang paru, adanya penyempitan saluran nafas, hepatomegali.

Page 21: lapkas presentasi

Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin 13,0 gr/dl

Leukosit 15.700 mm3

Trombosit 348.000 mm3

Hematokrit 40,4 %

Eritrosit 6,50 x 106/uL

Simpulan : Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal

15 Agustus 2015

Page 22: lapkas presentasi

Pemeriksaan Penunjang

Foto thoraks dilakukan di RS PemangkatKesan : terdapat gambaran infiltrat alveolar di paru kiri

Foto thoraks dilakukan di RSAAKesan: Cor : CTR 62% (kardiomegali)Pulmo: corakan vaskularisasi paru bertambah.

Page 23: lapkas presentasi

Usulan Pemeriksaan Penunjang

• EKG• Ekokardiografi• Cek darah rutin• Foto thoraks AP• Analisis gas darah

Page 24: lapkas presentasi

Daftar Masalah• Anak laki laki 10 bulan• Sesak sejak 2 bulan yang

lalu• Batuk • Demam hilang timbul• Lemah • Nafsu makan berkurang• Sering berkeringat • Tidak bisa menyusu lama

• Terapi OAT dan antibiotik pneumonia tidak memberikan respon klinis yang berarti

• Riwayat infeksi saluran nafas berulang

• Riwayat imunisasi tidak lengkap

• Pertumbuhan terganggu semenjak sakit

Page 25: lapkas presentasi

Daftar Masalah• Riwayat asma dalam

keluarga• Riwayat sakit jantung dalam

keluarga• Tingkat pendidikan orang

tua rendah• Terdapat pajanan terhadap

polusi udara sekitar rumah• Tingkat sosioekonomi

rendah

• Takikardia• Takipnea• Underweight, stunted, gizi

kurang• Retraksi subkostal• Rhonki, wheezing dan

krepitasi di kedua lapang paru

• Gambaran vaskular paru meningkat

• kardiomegali• Gambaran infiltrat alveolar

pada paru kiri

Page 26: lapkas presentasi

Diagnosis kerja • Pneumonia berat dengan

impending distress• Suspek PJB

Diagnosis Fungsional : suspek gagal jantung

Diagnosis Anatomi : VSD dd ASD

Diagnosis Etiologi : PJB asianotik

• Underweight, stunted, Gizi Kurang

• Missed opportunity of immunization

Diagnosis banding• Asma• TB paru• Bronkiolitis• aspirasi benda asing• pertusis• Difteri• viral croup

Diagnosis

Page 27: lapkas presentasi

Medikamentosa• O2 2 lpm nasal canul• IVFD D5 ¼ NS 28 tpm mikro • Infus paracetamol 28 mg/ 8 jam

(K/P)• Nebulisasi salbutamol 1 / 8 jam.• Injeksi ampisilin 3x250 mg IV• Injeksi chloramfenikol 3x150 mg

IV• Injeksi dexamethason 3x2 mg IV• Injeksi ranitidin 2x5 mg IV• PO furosemide 2x4 mg tab• PO digoksin 2x0,03 mg• Minum susu formula 40 cc/2 jam

(NGT)

Non medikamentosa Tirah baring dengan posisi

setengah duduk Pemberian jus buah segar atau

buah lunak yang mengandung kalium contohnya pisang.

NutrisiKebutuhan energi 687,5 kkal/hari

Kebutuhan protein 15 g/hari

Kebutuhan cairan 150 cc/kg/hari 510 cc/hari

Edukasi imunisasi untuk catch up imunisasi

Tatalaksana

Page 28: lapkas presentasi

–Pasien difollow up dari tanggal 16 Agustus – 24 Agustus 2015.

– Selama follow up sesak pasien tidak pernah hilang.

–Selama follow up suhu tubuh pasien tidak pernah tinggi.

–Sejak tanggal 23 timbul bising jantung berupa gallop pada pasien

dan pengobatan ditambah yaitu captopril oral.

–Taggal 24 Aagustus pasien dirujuk ke RS Sudarso Pontianak untuk

dilakukan Ekokardiographi

Follow up harian

Page 29: lapkas presentasi

Anamnesis dan

Pemfis

Tb paru Gagal

jantung o.k PJB

Asma bronkial

Aspirasi benda asing

Bronkiolitis

Pneumonia

Pertusis

Difteri

Croup

Analisa Kasus

Page 30: lapkas presentasi

DIFTERI

Kesulitan bernafas,

batuk

Selaput keabuan pada

tenggorok

Stridor

bullneckSekret

berwarna kemerahan

Diagnosis difteri bisa disingkirkan

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 31: lapkas presentasi

CROUP

Kesulitan bernafas

Batuk menggonggon

g

demam

Suara serak Stridor

Diagnosis croup bisa disingkirkan

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 32: lapkas presentasi

BRONKIOLITIS

Kesulitan bernafas batuk

episodikHiperinflasi dinding dada

Sulit makan, menyusu atau

minummengi

Hipersonor pada perkusi dada

Ekspirasi memanjang

Diagnosis bronkiolitis bisa disingkirkan

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 33: lapkas presentasi

ASMA BRONKIAL

Kesulitan bernafas

Wheezing berulang

Hiperinflasi dinding dada

Retraksi dinding bawah dada

mengi Ekspirasi memanjang

Respon terhadap bronkodilator

Diagnosis asma bronkial bisa disingkirkan

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.Van Aalderen VM. Childhoos Asthma: Diagnosis and Treatment; Review Scientifica. 2012.

Kriteria mayor Kriteria minor

• Asma pada orang tua• Dermatitis atopi

• Hipereosinofilia• Rinitis alergi• Tetap mengi diluar flu• Uji skin prick test (+)

Page 34: lapkas presentasi

TUBERCULOSIS

Penurunan BB 2 bln berturut-

turut batuk

Kesulitan benafas

Riwayat kontak TB dengan orang

dewasa

Nafsu makan turun

Batuk ≥ 3 minggu

Demam tanpa seba yang jelas

Keringat malam hari

Diagnosis tuberculosis bisa disingkirkan

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 35: lapkas presentasi
Page 36: lapkas presentasi

• Aspirasi beda asing• stridor• Suara nafas pada

salah satu paruh melemah

Aspirasi benda asing

• Batuk paroksismal• Pilek• Perdarahan

subkonjungtiva

Pertusis

Diagnosis aspirasi benda asing dan pertusis bisa disingkirkan

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 37: lapkas presentasi

Gejala infeksi umum

Demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan

nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual,

muntah atau diare, Rudan, Igor, Cynthia Boschi-Pinto, zrinka Biloglav, Kim Mulholland, and Harry Campbell. Epidemiology and etiology of childhood pneumonia. Bulletin of World Health Organization 2008; 86:408-416

PNEUMONIA

Page 38: lapkas presentasi

PNEUMONIA

Kesulitan bernafas batuk

Demam Nafas cuping hidung

Sulit makan, menyusu atau

minumretraksi

Takipnea Ronki, krepitasi, wheezing

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 39: lapkas presentasi

Anak umur 2 bulan- 5 tahun

• Pneumonia ringan : nafas cepat

• Pneumonia berat : retraksi

• Pneumonia sangat berat :tidak dapat minum/makan, kejang, letargis, malnutrisi

Klasifikasi Pneumonia (WHO)

World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Bina Mulia; 2005.

Page 40: lapkas presentasi

Tanda Impending Distress

Takipnea Retraksi

Page 41: lapkas presentasi

Hemoglobin 13,0 gr/dl

Leukosit 15.700 mm3

Trombosit 348.000 mm3

Hematokrit 40,4 %

Eritrosit 6,50 x 106/uL

Pemeriksaan darah rutinPada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat.

Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan PMN. Leukopenia (< 5.000/mm3) menunjukkan prognosis yang buruk.

• Pneumonia virus atau mikoplasma• Pnemonia bakteri yang telah

mendapat antibiotik sebelumnya

Rahajoe, Nastiti N, Bambang Supriyatno, dan Darmawan Budi Santoso. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008

Page 42: lapkas presentasi

Infiltrate interstisial dengan peningkatan

corakan bronkovaskular,

peribronchial cuffing dan hiperaerasi

Infiltrate alveolar, merupakan

konsolidasi paru dengan air

bronchogram. Konsolidasi dapat

mengenai satu lobus disebut pneumonia

lobaris

Bronkopneumonia, ditandai dengan

gambaran difus merata pada kedua paru,

berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat

meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial

Gambaran radiologis

Rahajoe, Nastiti N, Bambang Supriyatno, dan Darmawan Budi Santoso. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008

Page 43: lapkas presentasi

• Pilihan antibiotik intravena yang dianjurkan adalah ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime dan cefotaxime.

• Apabila pilihan terapi antibiotik tersebut tidak dapat memperbaiki klinis pasien, maka bisa dipertimbangkan untuk pemberian meropenem.

• Dosis Ampisilin 100 mg/kgBB/hari tiap 6 jam• Dosis Klorampenikol 100 mg/kgBB/hari tiap 6 jam

Terapi antibiotik pneumonia

Inj ampisilin 3 x 250 mg IVInj chloramfenikol 3 x 150 mg IV

Inj. Ampisilin 242 mg / 6 jam (IV)Inj. Chloramfenikol 242/ 6 jam (IV)

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandraputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.

Page 44: lapkas presentasi

Pemberian Beta Agonis dan kortikosteroid

• Pemberian nebulisasi dengan Beta antagonis diberikan untuk memperbaiki mucociliary clearance.

• Pemberian beta agonis dan dexamethason juga bertujuan untuk mengevaluasi apakah terdapat perbaikan pada pernafasan pasien karena pada pasien ini dicurigai asma sebab terdapat riwayat asma pada keluarga

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandraputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.

Page 45: lapkas presentasi

Keluhan yang sama 1 bulan yang

lalu

Pneumonia berulang

Pertahanan host kurangDefisiensi pada lokal

paruPenyakit jantung

bawaan (VSD,ASD,PDA)

VSD menempati jumlah kasus terbanyak pada

penyakit jantung bawaan non sianotik (30,5%),

kemudian ASD (19,1%), PDA (17%)Willar, Rocky dan J. M. Wantania. Beberapa Faktor yang Berhubungan

dengan Episode Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan.Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, 2006: 154 – 158

Gejala gagal jantung (+)

Susp. PJB

Page 46: lapkas presentasi

GAGAL JANTUNG

Penyebab dari gagal jantung :• PJB• Demam rematik akut• Anemia berat• Pneumonia sangat berat • Gizi buruk

Kesulitan bernafas(takipnea, dipsnea) batuk Lemah

(mudah lelah)

ortopneaMakan tidak adekuat

Penurunan nafsu makan

Tidak cukup nutrisi

Bengkak pada ekstremitas atau

palpbera

Gejala saluran cernaTakikardi

Hepatomegali

Peningkatan JVP

Kardiomegali

Page 47: lapkas presentasi

Gejala VSD

Defek septum ventrikel kecil

•Tampak tanpa gejala (Roger’s disease)•Ro’’ thorax dan EKG normal

Defek septum ventrikel sedang

•Takipnea, atau dipsnea•berukrangnya kemampuan untukminum•BB/U kurang•Hiperaktifitas ventrikel kiri dapat teraba•Auskultasi : S1 S2 normal. Pansistolik •Gagal jantung•Kardiomegali•Vaskular paru meningkat

Defek septum ventrikel berat•Gejala sama dengan defek sedang, tapi lebih berat•ISPA berulang, pertumbuhan terganggu•Sering gagal jantung•Hiperaktivitas ventrikel kiri teraba•Auskultasi S1 S2 normal. Pansistolik

Wahab AS. Ventrikel Septal defek. Dalam: Kardiologi Anak: Penyakit Jantung Tidak sianotik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006: 37-67

Dari gejala klinis dan hasil foto thorax VSD pada pasien kemungkinan defek

sedang-besar

Page 48: lapkas presentasi

Gambaran Radiologis

Kesan: Cor : CTR 62% (kardiomegali)Pulmo: corakan vaskularisasi paru bertambah.

Apabila VSD besar dengan shunt kiri ke kanan yang besar, gambarannya:Hipertrofi beventrikularHipertrofi atrium kiriPembesaran batang arteri pulmonalis (tonjolan pulmonal prominen).Corakan pulmonal bertambah (plethora)

Page 49: lapkas presentasi

Terapi PJB dengan Gagal Jantung I. Meningkatkan curah jantung

↑ Kekuatan kontraksi ventrikel

↓ Frekuensi kontraksi untuk memperpanjang

waktu pengisian

Dengan preparat inotropik (dobutamin, dopamin, digoksin (digitalis), amrinon/milrinon

Dengan preparat beta blocker (propanolol, metorolol)

Pada kasus diberikan digoksin 2x0,03 mg (oral)

.Dosis digitalisasi dapat diberikan dalam 1-3 hari, < 2 tahun 0,04-0,08 mg/kgBB, maintenance 25-33% dari dosis awal.

Digoksin 2 x 0,19 mg oralWahab AS. Gagal Jantung. Dalam: Kardiologi Anak: Penyakit Jantung Tidak sianotik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006: 37-67

Page 50: lapkas presentasi

Terapi PJB dengan Gagal Jantung

II. Menurunkan Aliran Balik dengan menurunkan kerja jantung

Menurunkan preload Menurunkan afterload

1. Dilatasi vena, sehingga darah yang kembali ke jantung jadi lambat (preparat nitrat)

2. Cairan intravaskular dengan pemberian diuretik

Dilatasi arteri, sehingga terjadinya penurunan resistensi arteri (dengan preparat ACE inhibitor)

Pada kasus Furosemid 2x4 mg

(oral)

dosis 1-2 mg/kgBB/hari

Furosemid 2 x 4,85 mg (oral)

Pada kasus captopril 2x 3 mg

(oral)

dosis 1 mg /kgBB/hari

Captopril 2 x 4,85 mg (oral)

Wahab AS. Gagal Jantung. Dalam: Kardiologi Anak: Penyakit Jantung Tidak sianotik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006: 37-67

Page 51: lapkas presentasi

Prognosis

• Vitam : dubia ad malam• Sanactionam : dubia ad malam• Fungsional : dubia ad malam

Page 52: lapkas presentasi

TERIMAKASIH