Top Banner
LAPORAN KASUS ERITRODERMA DISERTAI HIPOALBUNEMIA DAN SUSPECT HERPES LABIALIS Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin di RSUD dr. H Soewondo Kendal Disusun oleh : Rendra Darma Satria (01.208.5757) Rizky Nugroho (01. 207.5418) Pembimbing : dr. M. N Kawakib, Sp.KK
24

Lapkas - Eritroderma

Dec 07, 2015

Download

Documents

semoga bermanfaat untuk kalian semua
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapkas - Eritroderma

LAPORAN KASUSERITRODERMA DISERTAI HIPOALBUNEMIA DAN SUSPECT

HERPES LABIALIS

Diajukan untukMemenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat

Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Kulit Kelamindi RSUD dr. H Soewondo Kendal

Disusun oleh :

Rendra Darma Satria (01.208.5757)Rizky Nugroho (01. 207.5418)

Pembimbing :dr. M. N Kawakib, Sp.KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG

2012

Page 2: Lapkas - Eritroderma

BAB I

PENDAHULUAN

Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan

atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90%permukaan tubuh yang

berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapaminggu. Bila eritemanya antara 50-

90% dinamakan pre-eritroderma.3 Dermatitis eksfoliativa dianggap sebagai sinonim

dari eritroderma.2,4 Dahulu, eritroderma dibagi menjadi eritroderma primer dan

sekunder. Erotroderma primer adalah yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik),

dan eritroderma sekunder adalah yang disebabkan oleh penyakit kulit lain atau

penyakit sistemik. Pendapat sekarang, semua eritroderma ada penyebabnya, jadi

eritrodermaselalu sekunder.2,3

Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70 dari

100.000 populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling

sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40 ahun,

meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia. Insiden eritroderma makin

bertambah. Penyebab utamanya adalah psoriasis.3,6

Eritroderma dapat disebabkan oleh :

1. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik

2.  Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit

3.  Eritroderma akibat penyakit sistemik.2,3

Gambaran klinis eritroderma beraneka ragam dan bervariasi tiap individu.

Kelainan yang paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh

pelebaran pembuluh darah, yang umumnya terjadi pada areagenetalia, ekstremitas,

atau kepala. Eritema ini akan meluas sehingga dalam beberapa hari atau minggu

seluruh permukaan kulit akan terkena, yang akan menunjukan gambaran yang disebut

“red man syndrome”.6

Skuama muncul setelah eritema, biasanya setelah 2-6 hari. Skuama adalah

lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama berkonsistensi mulai dari

halus sampai kasar.6 Kulit kepala dapat terlibat, yang akan meluas ke folikel rambut

dan matriks kuku. Kurang lebih 25% dari pasien mengalami alopesia, dan pada

banyak kasus, kuku akan mengalami kerapuhan sebelum lepas seluruhnya. Telapak

2

Page 3: Lapkas - Eritroderma

tangan dan kaki biasanya ikut terlibat, namun jarang mengenaimembran mukosa.

Sering terjadi pula bercak hiper dan hipopigmentasi.2,6

Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin, didapatkan penurunan

hemoglobin, peningkatan eosinofil, dan peningkatan leukosit (pada infeksi sekunder).

Kadar imunoglobulin dapat meningkat, khususnya IgE. Albumin serum menurun

sedangkan globulin meningkat relatif. Didapatkan pula ketidak seimbangan elektrolit

karena dehidrasi.6 Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat

membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50% kasus,

biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat dan

durasi proses inflamasi.

Terapi yang optimal untuk eritroderma tergantung pada penegakan penyebab

penyakit - penyakit pada eritroderma karena alergi obat, penghentian dari obat-obat

yang menyebabkan alergi atau berpotensi menyebabkan alergi memberikan hasil yang

baik. Pada eritroderma karena penyakit kulit, penyakit yang mendasari harus

diatasi..Pemberian kortikosteroid topikal efektif dalam mengatasi inflamasi pada kulit.

Pemberian antihistamin ditujukan untuk mengatasi pruritus. Pada eritroderma

idiopatik, pemberian steroid diindikasikan apabila pengunaan terapi konservatis tidak

menunjukan perbaikan.2

Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.

Prognosis pada kasus alergi obat adalah baik setelah obat dihentikan. Penyembuhan

golongan ini adalah yang tercepat dibandingkan dengan golongan lain.8

3

Page 4: Lapkas - Eritroderma

BAB II

STATUS PENDERITA

(BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN)

Pemeriksaan dilakukan Tanggal : 30 Mei 2013

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Siti Khamidah

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 39 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tanggga

II. ANAMNESIS : Auto anamnesis

Keluhan utama : Seluruh tubuh gatal dan mengelupas

Riwayat penyakit sekarang

Seorang pasien datang bersama suaminya ke Poli Kulit RS dr. H Soewondo

Kota kendal mengeluh gatal sejak ± 3 hari yang lalu. Awalnya, pasien

mengaku mengalami sakit gigi, kemudian pasiean membeli obat sakit gigi di

warung (tidak diketahui nama dan warna obatnya), ketika malam hari pasien

merasakan panas di badan, setelah itu timbul rasa gatal. Keesokan harinya

kulit pada seluruh tubuh memerah dan terasa gatal, Kemudian pada hari ke

tiga muncul nanah sertai kulit bersisik. Keluhan belum membaik dengan

minum pil dan diberi obat oles yang dibeli di apotik. Keluhan semakin hari

semakin memberat.

Riwayat penyakit dahulu

Sebelumnya pernah sakit seperti ini 5 tahun yang lalu.

Pasien menyangkal ada riwayat ketombe pada kulit kepala

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Keluarga tidak ada sakit seperti ini.

4

Page 5: Lapkas - Eritroderma

Riwayat sosial ekonomi

Pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami beserta anak. Pasien

merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bermata pencarian sebagai

petani. Biaya pengobatan ditanggung pemerintah (Jamkesda).

Kesan ekonomi : pasien kurang mampu

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

Keadaan umum : Terlihat merasakan gatal, lemas dan mengigil

Kesadaran : Compos mentis

Status gizi : Cukup, BB = 78 kg

b. Status Dermatologik

Lokasi I : Seluruh badan

UKK : Makula eritem, papul, pustul, skuama

Lokasi II : Tangan kanan - kiri dan tungkai bawah kanan - kiri

UKK : Makula eritem, papul, pustul, bula pustulosa, krusta,

skuama, erosi

5

Page 6: Lapkas - Eritroderma

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Darah rutin

b. Albumin

c. Elektrolit

d. GDS

e. SGOT dan SGPT

6

Page 7: Lapkas - Eritroderma

V. DIAGNOSIS BANDING

a. Eritroderma et causa drug eruption

b. Eritroderma et causa idiopatik

c. Eritroderma et causa dermantitis seboroik

d. Pustulosa eksamatosa akut generalisata

VI. DIAGNOSIS KERJA

Eritroderma et causa drug eruption

VII. PENGOBATAN

Hari pertama perawatan

Infuse RL 20 tetes/menit

Injeksi metyl prednisolon 2x1 ampul (1 ampul = 2 ml)

Injeksi cefotaxime 2x1 ampul (1 ampul = 2 ml)

Loratadine 1x1 (jika gatal)

Krim fucilex 3x/hari (untuk lecet dan bernanah)

Krim racikan carmed 20% 40gr (urea 20%) – pyderma 20gr (depoximetasone)

Hari kedua dan ketiga perawatan

Terapi tetap

Metal prednisolon 2 x ½ ampul

Hari kempat dan lima perawatan

Terapi tetap

Metyl prednisolon 2x0,8 ml

Infuse albumin

Konsul ke bagian interna

Hari keenam dan ketujuh perawatan

Terapi tetap

Metyl prednisolon 2x0,5 ml

7

Page 8: Lapkas - Eritroderma

Hari kedelapan perawatan

Terapi krim tetap

Terdapat pustul di wajah, di curigai adalah herpes labialis

Obat untuk dirumah :

Prednisolon tab. 2x0,3 mg

Cefadroxil tab. 2x1

Loratadine 1x1 (jika gatal)

Krim hidrocortison 2,5% 3x/hari (untuk bercak merah)

8

Page 9: Lapkas - Eritroderma

Krim oxytetrasiklin 3x/hari (untuk lecet dan bernanah)

Nacl O,9% (untuk nanah dan wajah)

Kassa stril

Acyclovir 3x400 mg tab. Selama 7 hari

VIII. PROGNOSIS

a. Ad Vitam : ad bonam

b. Ad Sanam : dubia ad bonam

c. Ad kosmetikan : dubia ad bonam

IX. ANJURAN

a. Berobat sampai tuntas dan teratur.

b. Tidak membeli obat sembarangan di warung.

c. Menggunting kuku yang panjang mengurangi erosi akibat garukan

d. Menjaga higienitas.

9

Page 10: Lapkas - Eritroderma

BAB III

PEMBAHASAN

Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien S didapatkan keluhan seluruh

tubuh gatal dan mengelupas pada ukk di lokasi I terdapat makula eritem, papul,

pustul, skuama di seluruh tubuh dan di lokasi ke II tangan kanan - kiri dan tungkai

bawah kanan – kiri terdapat makula eritem, papul, pustul, bula pustulosa, krusta,

skuama, erosi. Ini sesuai dengan kepustakaan tentang Gambaran klinis eritroderma

dengan beraneka ragam dan bervariasi tiap individu. Kelainan yang paling pertama

muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah, yang

umumnya terjadi pada areagenetalia, ekstremitas, atau kepala. Eritema ini akan

meluas sehingga dalam beberapa hari atau minggu seluruh permukaan kulit akan

terkena, yang akan menunjukan gambaran yang disebut “red man syndrome”.6

Skuama muncul setelah eritema, biasanya setelah 2-6 hari. Skuama adalah

lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama berkonsistensi mulai dari

halus sampai kasar.6 Kulit kepala dapat terlibat, yang akan meluas ke folikel rambut

dan matriks kuku. Kurang lebih 25% dari pasien mengalami alopesia, dan pada

banyak kasus, kuku akan mengalami kerapuhan sebelum lepas seluruhnya. Telapak

tangan dan kaki biasanya ikut terlibat, namun jarang mengenaimembran mukosa.

Sering terjadi pula bercak hiper dan hipopigmentasi.2,6

Riwayat penyakit dahulu pasien mengaku 5 tahun yang lalu pernah mengalami

sakit seperti ini sebelumnya, riwayat ketombe pada kulit kepada disangkal dan alergi

terhadap obat juga disangkal. Keluarga terdekat tidak ada yang memiliki penyakit

seperti ini sebelumnya, pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami beserta anak.

Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bermata pencarian sebagai

petani. Biaya pengobatan ditanggung pemerintah (Jamkesda), secara ekonomi pasien

merupakan warga yang kurang mampu.

Dari hasil pemeriksaan labolatorium berupa, darah rutin , albumin, elektrolit,

GDS, SGOT dan SGPT didapatkan hipoalbunemia, pemeriksaan penunjang berupa

histopatologi tidak dilakukan karena keterbatasan sarana yang ada. Sesuai dengan

kepustakaan yang ada pada pemeriksaan laboratorium darah rutin, didapatkan

penurunan hemoglobin, peningkatan eosinofil, dan peningkatan leukosit (pada infeksi

sekunder). Kadar imunoglobulin dapat meningkat, khususnya IgE. Albumin serum

10

Page 11: Lapkas - Eritroderma

menurun sedangkan globulin meningkat relatif. Didapatkan pula ketidak seimbangan

elektrolit karena dehidrasi.6 Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi

dapat membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50%

kasus, biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat

dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol,

terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih

dominan.2

Dari UKK dan hasil pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang pasien

dapat diadnosis banding :

a. Eritroderma et causa drug eruption

Keadaan ini biasanya ditemukan pada dewasa muda, obat yang dapat

menyebabkan eritroderma adalah arsenic organic, emas, merkuri (jarang),

penisilin, barbiturat. Insiden ini dapat lebih tinggi karena kebiasaan masyarakat

sering melakukan pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional.

b. Eritroderma et causa idiopatik

Pada pioderma gangrenosum, batas ulkus mempunyai gejala khas dengan

terapi nekrotik kebiruan yang bergaung dan halo eritematosa perifer. Ulkus sering

berawa sebagai pustula yang kemudian meluas lebih cepat sampai berukuran 20

cm. walaupun lesi ini sering ditemukan pada eritemas bagian bawah, lesi dapet

timbul dimana saja pada permukaan tubuh, termasuk pada tempat trauma (patergi).

Sejumlah kira-kira 30-50% kasus adalah idiopatik, dan kelainan yang paling sering

dikaitan adalah colitis ulseratif, dan penyakit Crohn. Lesi jarang berkaitan dengan

hepatitis kronis aktif, artritis rematoid seropositife, leukimian gronulostik kronik

dan akaut, polisetemia vera dan meiloma.

c. Eritroderma et causa dermantitis seboroik

Dermatitis seboroik pada bayi juga dapat menyebabkan eritroderma yang juga

dikenal sebagai penyakit Leiner. Etiologinya belum diketahui pasti. Usia penderita

berkisar 4-20 minggu.Ptyriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa

minggu dapat pula menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat menyebabkan

eritroderma adalah pemfigus foliaseus, dermatitis atopik dan liken planus.2,

11

Page 12: Lapkas - Eritroderma

d. Pustulosa eksamatosa akut generalisata

Erupsi akneiformis berhubungan dengan iodida, bromida, hormon

adrenokortikotropin (ACTH), glukokortikoid, isoniazid, androgen, lithium,

aktinomisin D dan fenitoin. Akne yang diinduksi oleh obat biasanya muncul di area

atipikal, seperti pada lengan dan kaki, dan yang paling sering monomorphous.

Biasanya tidak terdapat komedo. Faktanya adalah erupsi akneiformis tidak

mempengaruhi masa prepubertas pada anak yang menunjukkan bahwa perubahan

hormonal pertama kali sebelumnya bukan merupakan syarat terjadinya erupsi

akneiformis. Pada kasus dimana agent penyebab tidak dapat dihentikan, tretionoin

topikal mungkin sangat berguna.

Eksantematosa pustulosis akut generalisata (AGEP) merupakan demam erupsi

akut yang sering terjadi disertai adanya leukositosis (figur. 183-2). Setelah

konsumsi obat, akan memakan waktu 1 sampai 3 minggu sebelum lesi pada kulit

muncul, yang mana, pada pasien yang sebelumnya tersensitisasi, gejala pada kulit

mungkin muncul dalam 2 sampai 3 hari. Lesi sering mucul pertama kali pada

wajah atau lipatan kulit. Deskuamasi menyeluruh terjadi kurang lebih 2 minggu

kemudian. Perkiraan laju insidensi AGEP kurang lebih mencapai 1 dari 5 juta

kasus per tahun. Diagnosis banding meliputi psoriasis pustular, sindroma reaksi

hipersensitivitas dengan pustul, dermatosis pustular subkorneal ( penyakit

Sneddon-Wilkinson), vaskulitis pustular, atau TEN terutama pada kasus AGEP

yang berat. Analisis histopatologi yang khas pada lesi AGEP menunjukkan

subkorneal spongiformis dan atau pustul-pustul intraepidermal, tanda sering dari

edema papilar dermis, dan infiltrat perivaskuler dengan banyak neutrofil dan

eksositosis dari sejumlah eosinofil.

Diagnosis kerja dari penyakit yang di derita oleh pasien S adalah Eritroderma

et causa drug eruption karena sesuai dengan tanda-tanda yang ada dalam pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang, dan UKK yang ada serta riwayat sebelumnya. Seperti

seluruh tubuh gatal dan mengelupas pada ukk di lokasi I terdapat makula eritem,

papul, pustul, skuama di seluruh tubuh dan di lokasi ke II tangan kanan - kiri dan

tungkai bawah kanan – kiri terdapat makula eritem, papul, pustul, bula pustulosa,

krusta, skuama, erosi. Ini sesuai dengan kepustakaan tentang Gambaran klinis

eritroderma dengan beraneka ragam dan bervariasi tiap individu. Kelainan yang

paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh

12

Page 13: Lapkas - Eritroderma

darah, yang umumnya terjadi pada areagenetalia, ekstremitas, atau kepala. Eritema ini

akan meluas sehingga dalam beberapa hari atau minggu seluruh permukaan kulit akan

terkena, yang akan menunjukan gambaran yang disebut “red man syndrome”.6

Riwayat penyakit dahulu pasien mengaku 5 tahun yang lalu pernah mengalami sakit

seperti ini sebelumnya, riwayat ketombe pada kulit kepada disangkal dan alergi

terhadap obat juga disangkal. Keluarga terdekat tidak ada yang memiliki penyakit

seperti ini sebelumnya, pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami beserta anak.

Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bermata pencarian sebagai

petani. Biaya pengobatan ditanggung pemerintah (Jamkesda), secara ekonomi pasien

merupakan warga yang kurang mampu.

Dari hasil pemeriksaan labolatorium berupa, darah rutin , albumin, elektrolit,

GDS, SGOT dan SGPT didapatkan hipoalbunemia, pemeriksaan penunjang berupa

histopatologi tidak dilakukan karena keterbatasan sarana yang ada. Sesuai dengan

kepustakaan yang ada pada pemeriksaan laboratorium darah rutin, didapatkan

penurunan hemoglobin, peningkatan eosinofil, dan peningkatan leukosit (pada infeksi

sekunder). Kadar imunoglobulin dapat meningkat, khususnya IgE. Albumin serum

menurun sedangkan globulin meningkat relatif. Didapatkan pula ketidak seimbangan

elektrolit karena dehidrasi.6 Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi

dapat membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50%

kasus, biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat

dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol,

terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih

dominan.2

Keadaan ini biasanya ditemukan pada dewasa muda, obat yang dapat

menyebabkan eritroderma adalah arsenic organic, emas, merkuri (jarang),

penisilin, barbiturat. Insiden ini dapat lebih tinggi karena kebiasaan masyarakat

sering melakukan pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional.

Pengobatan

Hari pertama perawatan

Infuse RL 20 tetes/menit

Injeksi metyl prednisolon 2x1 ampul (1 ampul = 2 ml)

Injeksi cefotaxime 2x1 ampul (1 ampul = 2 ml)

Loratadine 1x1 (jika gatal)

Krim fucilex 3x/hari (untuk lecet dan bernanah)

13

Page 14: Lapkas - Eritroderma

Krim racikan carmed 20% 40gr (urea 20%) – pyderma 20gr (depoximetasone)

Hari kedua dan ketiga perawatan

Terapi tetap

Metal prednisolon 2 x ½ ampul

Hari kempat dan lima perawatan

Terapi tetap

Metyl prednisolon 2x0,8 ml

Infuse albumin

Konsul ke bagian interna

Hari keenam dan ketujuh perawatan

Terapi tetap

Metyl prednisolon 2x0,5 ml

Hari kedelapan perawatan

Terapi krim tetap

Terdapat pustul di wajah, di curigai adalah herpes labialis

Obat untuk dirumah :

Prednisolon tab. 2x0,3 mg

Cefadroxil tab. 2x1

Loratadine 1x1 (jika gatal)

Krim hidrocortison 2,5% 3x/hari (untuk bercak merah)

Krim oxytetrasiklin 3x/hari (untuk lecet dan bernanah)

Nacl O,9% (untuk nanah dan wajah)

Kassa stril

Acyclovir 3x400 mg tab. Selama 7 hari

Prognosis

Ad Vitam : ad bonam

Pasien dapat sembuh bila mengikuti anjuran dokter meminum obat teratur dan

menaati anjura yang diberikan.

Ad Sanam : dubia ad bonam

Pasien dapat sembuh namun akan diderita lagi apabila pasien terkena alergi

terhadap suatu obat tertentu.

Ad kosmetikan : dubia ad bonam

Pasien dapat sembuh namun secara estetika kulit yang terkena tergantung tingkat

keparahannya.

14

Page 15: Lapkas - Eritroderma

Anjuran , berobat sampai tuntas dan teratur, tidak membeli obat sembarangan di

warung, menggunting kuku yang panjang mengurangi erosi akibat garukan,

menjaga higienitas.

BAB IV

15

Page 16: Lapkas - Eritroderma

KESIMPULAN

Pasien S dari pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa pasien ter sebut

menderita Eritroderma et causa drug eruption karena sesuai dengan tanda-tanda yang ada

dalam pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan UKK yang ada serta riwayat

sebelumnya.

16

Page 17: Lapkas - Eritroderma

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmadja SM. Anatomi kulit. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.p;3-5.

2. Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa, Data editor; mochtar hamzah, siti aisah. mochtar hamzah, siti aisah. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.p;197-200.

3. Sanusi UH. Erythroderma (generalized exfoliative dermatitis). Emedicine (updated 24 Januari 2012; cited 10 Februari 2012). Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1106906-overview

4. Siregar RS. Dermatosis eritroskuamosa. Saripati penyakit kulit. 2nd ed. Jakarta: EGC. 2005.p; 94-106,236-238.

5. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.p; 138.

6. Imtikhananik. Dermatitis Exfoliativa. Cermin Dunia Kedokt 1992;74:16-18.7. Utama HW, Kurniawan D. Erupsi alergi obat. Tesis. Palembang: Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya.2007.p; 11.8. Akhyani M et al. Erythroderma: a clinical study of 97 cases. BMC Dermatology.

2005; 5:59. Freedberg M. Irwin, Cutaneous reaction to drugs, Editor; Arthut Z.Eisen, Klaus

Wolff, K. Frank Austen, Lowell A. Goldsmith, Stephen I. Katz. Fitzpatric’s Dermatologi in general medicine vol 1 sixth edition 2003.p.1330-1332

17