Top Banner
Identitas pasien Nama : By. Ny. P Umur : 5 Hari Jenis Kelamin : Perempuan Alamat :Tamansari, Tasikmalaya. Tanggal Masuk RS : 13 Agustus 2015 No. CM : 15295801 Dokter Anestesi : dr. Andika Chandra Putri, Sp. An Dokter Bedah : dr. Toha SpB / dr. Budi
27

lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Jan 12, 2016

Download

Documents

angga

angga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Identitas pasien

Nama : By. Ny. PUmur : 5 Hari Jenis Kelamin : Perempuan Alamat :Tamansari, Tasikmalaya. Tanggal Masuk RS : 13 Agustus 2015 No. CM : 15295801Dokter Anestesi : dr. Andika Chandra Putri,

Sp. AnDokter Bedah : dr. Toha SpB / dr. Budi

Page 2: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Pre operasi

A (Alergy) Terdapat alergi terhadap cuaca (-), alergi makanan (-), alergi obat (-). M (Medication) Tidak sedang menjalani pengobatan penyakit tertentu. P (Past Medical History) Riwayat asthma (-), penyakit yang sama dan riwayat operasi sebelumnya (-) L (Last Meal) Pasien sebelum operasi puasa selama 2 jam   E (Elicit History) Os datang ke RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada tanggal 8 Agustus

2015 dengan keluhan tidak ada anus. Ibu mengatakan anaknya sejak lahir taggal 7 Agustus pukul 23.00 yang ditolong bidan desa setempat dengan persalinan spontan, dengan berat badan 3300 gram namun setelah kelahiran dan diperiksa ternyata bayi tidak mempunyai anus. Bayi tampak kembung dan rewel. Keesokan harinya pihak keluarga membawa ke dokter spesialis anak lalu dokterpun merujuk ke rumah sakit.

Page 3: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Pemeriksaan fisik

Tanggal Periksa : 12 Agustus 2015 Dirawat di : Ruang 3A  

Vital sign KU : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis TD : Tidak dilakukan Nadi : 110 x / menit Respirasi : 38 x / menit Suhu : 36,6 0 C

    Status Generalisata Berat badan : 3300 gram Kepala Kepala Bentuk, ukuran : normocephali

Mata Palpebra : tidak cekung Konjungtiva : anemis ( - ) / ( - ) Sklera : ikterik ( - ) / ( - ) Pupil : refleks cahaya ( + ) / ( + ), pupil

Isokor dextra = sinistra

Page 4: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Hidung Pernapasan cuping hidung : ( - ) Sekret ` : ( - ) Mukosa hiperemis : ( - )

Telinga Nyeri tekan tragus : ( - ) / ( - ) Auricula : tidak tampak kelainan Meatus acusticus eksternus : ( + ) / ( + )

Mulut Bibir : mukosa bibir basah,

sianosis ( - )Palatum : celah palatum (+) 

Page 5: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

  Leher

KGB : pembesaran ( - ) / ( - ) Thoraks

Inspeksi :Bentuk gerak simetris dextra=sinistra

rektraksi supraclavicula ( - ) / ( - ), retraksi intercostalis ( - ) / ( - ), retraksi subcostalis ( - ) / ( - ) dan retraksi epigastrium ( - )

Palpasi : teraba pergerakan dinding dada simetris

Perkusi : tidak dilakukan Auskultasi : Vesiculer breathing sound ( + ) / ( +),

Weezhing ( - ) / ( - ), Ronki ( - ) / ( - ), Bunyi Jantung I, II regular, Gallop (-), Mur-Mur (-)

Abdomen Inspeksi : Bentuk cembung Auskultasi : Bising usus ( + ) meningkat Palpasi : Defance muscular ( - ), lembut,

cembung. Perkusi : Tympani

Page 6: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Hepar dan Lien Palpasi : Tidak teraba

Ekstremitas Edema: Ekstremitas atas dan bawah ( - ) Jari-jari : Normal, akral sianosis ( - ) Capillary Refill Time : Kurang dari 2 detik Akral hangat pada semua ektremitas

Page 7: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Pemeriksaan penunjang

Page 8: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Diagnosa KlinisMalformasi Anorectal ( MAR ) Letak RendahKesimpulanStatus ASA II.

Page 9: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

DO

Diagnosis pra-bedah : Malformasi Anorectal ( MAR ) Letak Rendah   Jenis Pembedahan : Anoplasty Jenis Anestesi : Narkose Umum Medikasi Induksi : Fentanyl 5 µg dosis 1-3ug x BB, Rocuronium 2,5 mg (dosis 0,6-1mg x BB) Sulfas Atropin 0,05 mg ( 0,01-0,02 x BB )

Analgesic tambahan paracetamol 50 mg

    Maitenance : Gas Anestesi Sevoflurane MAC 2 vol% N2O 2,5 L/mnt O2 2 L/mnt Teknik Intubasi : Intubasi Endotrachealtube (ETT) Respirasi : kontrol

Page 10: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Posisi : litotomi Cairan Perioperatif Maintenance Cairan = 4 : 2 : 1     Kebutuhan Basal = 10 x 3,3 = 33 33 cc/jam Defisit Cairan Puasa = Puasa jam x maintenance cairan = 2 x 33 cc/jam = 66 cc Insensible Water Loss = Jenis Operasi x Berat Badan = 2 x 3,3kg = 6,6 cc

Page 11: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

IWL= ringan ( 0-2ml/kg ) Moderat ( 2-4 ml/kg ) Berat ( 4-8 ml/kg ) Kebutuhan cairan 1 jam pertama = (½ x puasa) + IWL + maintenance = (½ x 66) + 6,6 cc + 33 CC = 77 cc Kebutuhan cairan 1 jam kedua = (¼ x puasa) + IWL + maintenance = (¼ x 66) + 6,6 cc + 33 CC = 56,1 cc   Perdarahan = Suction + Kasa (kecil 2) = 0 cc + (30) = 20 cc

Page 12: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Cairan Pengganti Darah Jika Estimated Blood Volume (EBV) untuk anak = 80 cc/

kgBB Maka untuk pasien BB = 3,3 kg = (80 cc/kgBB) x (3,3 kgBB) = 264 cc Diketahui jumlah pendarahan selama oprasi berlangsung

sebanyak 20cc Maka persentasi pendarahan yang terjadi selama operasi =

pendarahan / EBV X 100% = 20 cc / 264 cc X 100% = 7,57 % Jadi, untuk penggantian < 10% EBV dapat diberikan kristaloid

sebagai pengganti pendarahannya sebanyak 1:3 dengan pendarahannya yaitu 20 cc

Page 13: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Dalam kasus ini pasien diberikan cairan KRISTALOID dengan demikian. Maka untuk Cairan KRISTALOID yang diberikan :

= 3 x 20cc= 60 cc Tindakan Anestesi Umum Dengan IntubasiPasien diposisikan pada posisi supineMemasang sensor finger pada tangan kiri pasien untuk

monitoring SpO2 dan SPO2 Rate. Obat berikut diberikan secara intravena:Fentanyl 5 µg dosis 1-3ug x BB, Rocuronium 2,5 mg (dosis 0,6-1mg x BB) Sulfas Atropin 0,05 mg ( 0,01-0,02 x BB )

Page 14: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Pemberian gas anestesi dengan O2 dan N2O (O2 2L/menit dan N2O 2,5L/menit) serta sevoflurane 2 Vol% selama 1-2 menit sesuai dengan onset dari Rocuronium.

Dipastikan airway pasien paten dan terkontrol Dipastikan pasien sudah dalam kondisi tidak sadar dan stabil untuk

dilakukan intubasi ETT dengan nomor 2.0. Pemasangan ETT dibantu dengan laryngoscope Setelah intubasi ETT cek suara nafas dengan menggunakan stetoskop

pada apeks paru kanan dan paru kiri, basis paru kanan dan paru kiri serta lambung, pastikan suara nafas dan dada mengembang secara simetris.

Fiksasi ETT dan dihubungkan ke conektor. Maintenance dengan inhalasi O2 2 liter/menit, N2O 2,5 liter/menit,

Sevoflurance 2 vol% Monitor tanda – tanda vital pasien (nadi), saturasi oksigen, tanda–tanda

komplikasi (perdarahan, alergi obat, obstruksi jalan nafas, nyeri)

Page 15: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Indikasi Intubasi TrakeaPasien pediatri Kesulitan Intubasi

-

Page 16: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Vital Sign Setiap 15 menit

TIME SATURASI HEART RATE

10.15 100 140

10.20 100 142 10.25 100 143

10. 30 100 147

10.35 100 146 10.45 100 150

10.50 100 152 10.55 100 152 11.00 100 153

Page 17: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

 Pada saat operasi dipasang selimut penghangat dan blood

warmer untuk menjaga suhu tubuh pasien agar tidak hipotermi. Setelah operasi selesai gas anestesi yang di pakai hanya Oksigen sebanyak 8 liter/menit. Selanjutnya dilakukan ekstubasi bangun (awake extubation), sebelumnya dilakukan suction untuk membersihkan jalan napas. Setelah pasien bangun dan jalan napas benar-benar bersih maka dilakukan ekstubasi. Oksigenisasi setelah ekstubasi dengan cara di cuff sampai pasien memberikan respon gerak tangan sebagai tanda bahwa pasien telah bangun dan jalan napas pasien telah aman. Bila total Steward Score ≥ 5 maka pasien sudah dapat dipindahkan dari ruang operasi.

Page 18: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

POST OPERASI

Perawatan pasien post operasi dilakukan di RR, setelah dipastikan pasien pulih dari anestesi dan keadaan umum, kesadaran, serta vital sign dengan menggunakan Steward Score ≥ 5 maka pasien sudah dapat dipindahkan dari ruang operasi.

Infuse : KA-EN 1B 10-15gtt/menitAnalgetik Paracetamol infuse 3 x 50 mgAntibiotik : Ceftriakson 3x165 mgDiberikan anjuran untuk bed rest 24 jam, tidur terlentang

dengan 1 bantal, minum dapat dimulai bila pasien sudah padar penuh sekitar 2-4 jam, apabila [bising usus (+)]

Monitoring Post-operasi :Tanda vital (suhu, repsirasi, nadi)

Page 19: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

FOLLOW UP

Hari Pertama Post-Operasi (14 Agustus 2015)Pasien dirawat di ruang 3A kamar 1Pasien sudah tidak puasa karena sudah 4 jam Post-Operasi. Pasien diberikan cairan infus KA-EN 1B 10-15 gtt/menitAnalgetik diberikan Paracetamol drop 3x 0,4 ccPasien diberikan antibiotik ceftriaxone (iv) 3 x 165 mg

yang sebelumnya dilakukan tes alergi dengan hasil (-)Keadaan umum : baik Kesadaran : Compos mentisVital sign : N = 130 x/menit R = 39 x/menit S = 38,1o C

Page 20: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Hari Kedua Post-Operasi ( 15 Agustus 2015)Pasien tidak puasaPasien diberikan cairan infuse KA-EN 1B 10-15

gtt/menitAnalgetik diberikan Paracetamol drop 3x 0,4 ccPasien diberikan antibiotik ceftriaxone (iv) 3x 165 mgKeadaan umum : baikKesadaran : Compos mentisVital sign : N = 115 x/menitS = 37,4 CR = 36 x/menit 

Page 21: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Hari Kedua Post-Operasi ( 16 Agustus 2015)Pasien tidak puasaPasien diberikan cairan infuse KA-EN 1B 10-15

gtt/menitAnalgetik diberikan Paracetamol drop 3x 0,4 ccPasien diberikan antibiotik amoxan drop 3x 0,4 ccKeadaan umum : baikKesadaran : Compos mentisVital sign : N = 110x/menitS = 37,1 CR = 35 x/menit

Page 22: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

PEMBAHASAN

Pre-Operatif Anamnesa Pemeriksaan Fisik Durante Operatif Teknik Anestesi : Intubasi Endotrachealtube (ETT) Obat Anestesi : Fentanyl 5 µg dosis 1-3ug x BB, Rocuronium 2,5 mg (dosis 0,6-1mg x BB) Sulfas Atropin 0,05 mg ( 0,01-0,02 x BB ) Maitenance : Gas Anestesi Sevoflurane MAC 2vol % N2O 2,5 L/mnt 60% O2 2 L/mnt 40% Untuk kasus ini pemilihan teknik anestesi adalah anestesi umum (general Anestesi),

dikarenakan pasien masih berumur 5 hari (bayi).. Pada anestesi umum trias anestesi dilakukan untuk menginduksi pasien dengan obat hipnotik sedasi, analgetik dan pelemas otot.

Sevoflurane merupakan sedatif / hipnotik inhalasi yang digunakan dalam menginduksi atau memelihara anestesi. dengan waktu induksi dan pulih yang cepat dibandingkan isofluran.

Page 23: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

 STEWARD SCORE (anak)Pergerakan : gerak bertujuan 2 gerak tak bertujuan 1 tidak bergerak 0Pernafasan : batuk, menangis 2 Pertahankan jalan nafas 1 perlu bantuan 0Kesadaran : menangis 2 bereaksi terhadap rangsangan 1 tidak bereaksi 0Bila total Steward Score ≥ 5 maka pasien sudah dapat

dipindahkan dari ruang operasi

Page 24: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

ATRESIA ANI ( MAR )

2.1 Definisi Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau

anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan atresia rektum. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai sindroma VACTRERL

2.8 Diagnosa Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik

yang teliti. Pada anamnesis dapat ditemukan : a. Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir. b. Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan

adanya fistula. c. Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan

kemungkinan kelainan adalah letak rendah (Faradilla, 2009).

Page 25: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

2.9 penatalaksanaan. Penatalaksanaan atresia ani tergantung

klasifikasinya. Pada atresia ani letak tinggi harus dilakukan kolostomi terlebih dahulu. Pada beberapa waktu lalu penanganan atresia ani menggunakan prosedur abdominoperineal pullthrough, tapi metode ini banyak menimbulkan inkontinen feses dan prolaps mukosa usus yang lebih tinggi.

Page 26: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

Menurut Leape (1987) yang dikutip oleh Faradilla menganjurkan pada : a. Atresia ani letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi

atau TCD dahulu, setelah 6 –12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP).

b. Atresia ani letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus.

c. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion. d. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan Pena

dimana dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi. (Faradilla, 2009). Pena secara tegas menjelaskan bahwa pada atresia ani letak tinggi dan

intermediet dilakukan kolostomi terlebih dahulu untuk dekompresi dan diversi. Operasi definitif setelah 4 – 8 minggu. Saat ini teknik yang paling banyak dipakai adalah posterosagital anorektoplasti, baikminimal, limited atau full postero sagital anorektoplasti (Faradilla, 2009).

Page 27: lapkas anestesi pada pasien malformasi anorecti

terimakasih