Top Banner
STASE ANESTESI CEMPAKA PUTIH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015 Laporan Kasus Anestesi Spinal pada Sectio Caesarea
35

Lapkas Anestesi Marini

Dec 10, 2015

Download

Documents

Diana Marini

j
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapkas Anestesi Marini

STASE ANESTESI CEMPAKA PUTIHUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

JAKARTA2015

Laporan KasusAnestesi Spinal pada Sectio

Caesarea

Page 2: Lapkas Anestesi Marini

IDENTITAS PASIENNama : Ny LMJenis Kelamin : PerempuanUmur : 29 tahunNo. RM : 201XXXXXXAgama : IslamAlamat : Galur, JakartaDirawat : Pav An-NiDr Pengampu : dr H A. Rauf SpOGDr Anestesi : dr Januar SpAnJenis Anestesi : Anestesi Spinal

Page 3: Lapkas Anestesi Marini

ANAMNESA

Keluhan UtamaKeluar cairan dari vagina sejak 6 jam yang lalu

Riwayat Penyakit SekarangSeorang wanita usia 29 tahun hamil anak pertama dengan usia kandungan 32 minggu mengeluh keluar cairan dari vagina berwarna bening, berbau agak asam sejak 6 jam yang lalu. Cairan keluar cukup banyak dan merembes ke hampir seluruh bagian bawah baju pasien. Pasien menyangkal adanya keluar darah pada vagina,perut terasa mules-mules dan merasa adanya gerakan dalam perutnya. Riwayat kehamilan sebelumnya disangkal.

Page 4: Lapkas Anestesi Marini

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi (-)Riwayat alergi obat atau makanan (-)Riwayat asma (-)Riwayat penyakit sistemik lain (-)

Kebiasaan :Riwayat merokok (-)Riwayat minum alkohol (-)

Riwayat Operasi:Tidak ada

Page 5: Lapkas Anestesi Marini

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan UmumKeadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisTekanan darah : 130/80 mmHgNadi : 90 x/mnt, reguler, kuat

angkat, isi dan tegangan cukupSuhu : 36,7 0C ; suhu aksilaPernafasan : 24 x/mntBB : 68 kg

Page 6: Lapkas Anestesi Marini

Status GeneralisKepala Normocephal, rambut hitam, distribusi merata,

tidak rontokMata: conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-Hidung: normonasi, sekret -/-, darah -/-Telinga: normotia, sekret -/-, darah -/_Mulut: bibir tampak kering, faring hiperemis (-)

Leher Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks Inspeksi : normochest, pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiriPalpasi : vocal fremitus teraba sama kanan dan kiriPerkusi : sonos pada kedua lapang paruAuskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Page 7: Lapkas Anestesi Marini

Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak terlihatPalpasi : ictus cordis tidak terabaPerkusi : batas atas jantung pada ICS 2 linea parasternalis dextra, batas kanan jantung pada ICS IV linea para sternalis dextra, batas kiri jantung pada ICS V linea midclavicurasi sinistraAuskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi : datar, bekas operasi (-)Auskultasi : bising usus (+) normalPerkusi : timpani pada seluruh quadran abdomenPalpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan perut kanan bawah (+), rovsing sign (+)Tanda lain : Psoas sign (-), obturator sign (-)

Ekstremitas Atas: Akral : hangatCRT < 2 detik : < 2 detikEdema : -/-

Bawah:Akral : hangatCRT < 2 detik : < 2 detikEdema : -/-

Page 8: Lapkas Anestesi Marini

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMALHEMATOLOGIHemoglobinLeukosit HematokritTrombosit HbsAg ( - )

10,71271

34350

g/dlribu/ul

%ribu/ul

11.7-15.53.60-11.00

35-47150-440

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (5 November 2014)

Page 9: Lapkas Anestesi Marini

KLASIFIKASI STATUS FISIKASA kelas II

DIAGNOSA KERJAG1P0A0 32 minggu dengan Ketuban Pecah Dini, RENCANA TINDAKAN BEDAHSeksio Caesarea

RENCANA TEHNIK ANASTESIRencana dilakukan anastesi spinal

Page 10: Lapkas Anestesi Marini

PERSIAPAN OPERASI

Puasa 6-8 jamSaat di ruang persiapan, pasien di infus dg

RAPasien dibawa ke ruang operasiPasien diposisikan terlentang di meja operasiSebelum dilakukan induksi pasien dipasang

elektroda,manset TD, dan pengukur Sp02.

Page 11: Lapkas Anestesi Marini

Alur Anestesi

Persiapan preanastesi

R.preOPTelah terpasang IV

line

Meja OPPasang Tensi,

elektroda,

Spinal Analgesi

Cek Kerja ObatMonitoring TTV & Saturasi O2

op DimulaiMedikasi

Perianestesi

op SelesaiPindah ke RR

Monitoring TTV+SaO2+Skor Aldrete

Pindah ke Ruangan

Page 12: Lapkas Anestesi Marini

Operasi

Pukul 00.05 Diberikan :

Bupivakain HCl 20 mg

fentanyl 0,025 mg Clonidin 0,15 mg

Tercatat TD 130/90 mmHg, Nadi 95 x/mnt, SpO2 100%

Kemudian pasien merasa kedua kaki kesemutan dan sulit diangkat

Diberikan 02 nasal canule 3L

Pukul 00.20 Tercatat TD 138/88

mmHg, SpO2 100%  Pukul 00.35

Tercatat TD 130/80 mmHg, SpO2 100%

Page 13: Lapkas Anestesi Marini

Operasi

Pukul 00.50 Operasi di mulai Tercatat TD

120/780mmHg, SpO2 100%

Diberikan : RA ke-2

Pukul 01.05 Tercatat TD 120/80

mmHg, SpO2 100%

Pukul 01.20 Tercatat TD 110/80

mmHg, Nadi 130 x/mnt, SpO2 100%

Bayi lahir, ♂, BB =3000 gr

Diberikan : Methylergometrine

Maleate 0,4 mg Oxytocine (Syntocinon)

20 IU Ondansetron 4 mg RA diganti dengan

Gelofusin I

Page 14: Lapkas Anestesi Marini

Operasi

Pukul 01.35 Tercatat TD 110/78 mmHg, nadi

90 x/mnt, SpO2 100% Diberikan :

Ephedrin 10 mg Dipasang gelofusin II pada

jalur ke-2 

Pukul 01.50 Tercatat TD 100/70 mmHg, nadi

95 x/mnt, SpO2 100% Diberikan :

Asam Traneksamat Dipasang gelofusin III  

Page 15: Lapkas Anestesi Marini

Pukul 02.05 Tercatat TD 100/70 mmHg, nadi 140 x/mnt, SpO2 100%

Pukul 02.20 Tercatat TD 120/70 mmHg, nadi 120 x/mnt, SpO2 100% Operasi selesai

Operasi

Page 16: Lapkas Anestesi Marini

Pemberian Obat-obatan

Bupivakain HCl : 20 mgFentanil : 0,025 mgClonidin: 0,15 mg

Metil ergometrin : 0,4 mgOksitosin : 20 IUOndansentron : 4 mgRanitidin : 30 mgAs. Traneksamat 500 mgKetorolak : 30 mg

Induksi spinal

Page 17: Lapkas Anestesi Marini

Pindahkan pasien ke ruang pemulihan anestesi/ UPPA

Pasang tensi, SpO2, O2

Nilai Gangguan pernapasan (-) Gangguan kardiovaskular (-) Gelisah (+) Keluhan nyeri (+) Mual-muntah (+) Menggigil (-)

Page 18: Lapkas Anestesi Marini

Nilai pulih dari anestesiNilai 2 1 0

Kesadaran Sadar, orientasi baik

Dapat dibangunkan

Tak dapat dibangunkan

Warna Merah muda, tanpa O2, sat >92%

Pucat kehitaman, perlu O2 agar sat > 90%

Sianosis dengan sat O2 <90%

Aktivitas 4 ekstremitas dapat bergerak

2 ekstremitas dapat bergerak

Tidak ada ekstremitas yang bergerak

Respirasi Dapat napas dalamBatuk

Napas dangkalSesak napas

Apnu atau obstruksi

Kardiovaskuler Tekanan darah berubah 20%

Berubah 20-30%

Berubah > 50%

Page 19: Lapkas Anestesi Marini

Nilai Aldrette Score

Kesadaran 1Warna 2Aktivitas 2Respirasi 2Kardiovaskular 2

Skor > 8, Pasien dapat dipindahkan/pulangkanSkor< 8, Perlu ada tindakan

9

Page 20: Lapkas Anestesi Marini

TINJAUAN PUSTAKA

Page 21: Lapkas Anestesi Marini

ANALGESIA SPINAL

Pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.

Indikasi• bedah ekstremitas bawah• bedah panggul• tindakan sekitar rektum-perineum• bedah obstetri-ginekologi• bedah urologi• bedah abdomen bawah• pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri

biasanya dikombinasi dengan anestesia umum ringan

Page 22: Lapkas Anestesi Marini

INDIKASI KONTRA

ABSOLUT :

pasien menolakinfeksi tempat suntikanhipovolemia beratsyok, koagulopati atau

mendapat terapi antikoagulan

TIK meninggifasilitas resusitasi minimkurang pengalaman

(konsultan anestesi tidak ada)

RELATIF :

infeksi sistemik (sepsis)

infeksi sekitar daerah suntikan

kelainan neurologiskelainan psikisbedah lamapenyakit jantunghipovolemia ringannyeri punggung

kronik

Page 23: Lapkas Anestesi Marini

PERSIAPAN

persetujuanpemeriksaan fisik

secara keseluruhan terutama kelainan tulang punggung

pemeriksaan laboratorium Hb, Ht, PT, PTT

PERALATAN

1. peralatan monitortekanan darah, nadi, oksimetri denyut (pulse oximeter) dan EKG.

2. peralatan resusitasi / anestesia umum

3. jarum spinal ujung tajam ujung pinsil

Page 24: Lapkas Anestesi Marini

Teknik• Posisi duduk /tidur lateral

dekubitus dengan tusukan pada garis tengah

• Perubahan posisi berlebihan dalam 30 menit pertama menyebabkan menyebarnya obat

• Setelah dimonitor, tidurkan pasien misal : dekubitus lateral, atau duduk, beri bantal agar vertebra stabil, buat pasien membungkuk maksimal agar prosessus spinosus mudah teraba

Pada kasus ini posisi pasien

duduk

Page 25: Lapkas Anestesi Marini

• Perpotongan antara garis yg menghubungkan kedua krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-L5. tentukan tempat tusukan, mis. L2-L3, L3-L4, atau L4-5.

• Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol

• Beri anestetik lokal pd tempat tusukan, contoh dengan lidokain 1-2% 2-3 ml

• Cara tusukan median atau paramedial. Untuk jarum spinal besar langsung dapat digunakan. Untuk yang kecil 27 G atau 29 G, dianjurkan menggunakan penuntun jarum (introducer) dengan jarum biasa semprit 10 cc. pada kasus menggunakan jarum pencan 26

Page 26: Lapkas Anestesi Marini

• Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2 cm agak sedikit ke arah sefal, kemudian masukkan jarum spinal dan mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Jika menggunakan jarum tajam harus sejajar dengan serat duramater, yaitu pada posisi tidur miring irisan jarum mengarah ke atas, untuk menghindari kebocoran likuor yang menyebabkan nyeri kepala pasca spinal.

• Setelah resistensi menghilang, mandrin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat di masukkan pelan (0,5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik.

Page 27: Lapkas Anestesi Marini

OBAT-OBATAN

Page 28: Lapkas Anestesi Marini

BUPIVAKAIN

Penggunaan : anestesia regionalDosis : spinal 15 – 20 mgEliminasi : hati dan paruMemblok saraf simpatis, motorik, sensorik,

proprioseptif vasodilatasi hipotensiEfek puncak : spinal 15 menitLama aksi : spinal 200-400 menit (diperpanjang

dengan epinefrin)

Kasus Decain 20 mg

Page 29: Lapkas Anestesi Marini

Reaksi samping :• kardiovaskular : hipotensi, aritmia,

henti jantung• pulmonar : depresi napas• SSP : kejang, tinitus, pandangan kabur• alergi : urtikaria, edema angioneurotik,

gejala anafilaksis• epidural/kaudal/spinal : spinal tinggi,

hipotensi, retensi urin, kelemahan & kelumpuhan ekstremitas bawah, kehilangan kontrol sfingter, sakit kepala, nyeri punggung, kelumpuhan saraf kranial, perlambatan persalinan.

Page 30: Lapkas Anestesi Marini

Fentanil

Golongan Opiad (morfin, petidin,sufentanil )

Sebagai analgetik Tidak mengganggu kardiovaskuler >> digunakan induksi pasien dg kelainan jantung

Dosis induksi 20-50 mikrogram/kg BBDosis rumatan 0,3-1 mikrogram/kg BB/ menit

Page 31: Lapkas Anestesi Marini

Ondansentron (Narvoz)

Penggunaan : pencegahan dan pengobtan mual dan muntah pasca bedah akibat kemoterapi.Dosis : Mual pasca bedah : PO 8-16mg

Iv lambat 4mg dalam 1- 5 menitEliminasi : hatiKemasan : suntikan 2mg/mlPenyimpanan: suhu antara 20-30 derajatAwitan aksi : iv < 30 menitLama aksi : iv 24-24 jamReaksi samping :-kardiovaskuler : hipotensi, bradikardi, takikardi-pulmononal: bronkospasme, sesak-GI: konstipasi-lain: penglihatan kabur, hipokalemia

Page 32: Lapkas Anestesi Marini

Efedrin

Penggunaan : vasopresor , bronkodilatorDosis : iv 5-20 mg Eliminasi : hati, ginjalKemasan: suntikan 25 mg/ml 50mg/mlEfek puncak : iv 2-5 menit Lama aksi : iv 10-60 menitReaksi samping :-kardiovaskuler : hipertensi, takikardi-Pulmonal : edema paru-SSP : ansietas, tremor-metabolik : hiperglikemia

Page 33: Lapkas Anestesi Marini

Dexamethason

Penggunaan : pengobatan penyakit radang, sembab/edema otak, asma, reaksi alergiDosis : 0,5-25 mg ivEliminasi : hatiEfek puncak : efek anti inflamasi 12-24 jamLama aksi : 36-54 jamReaksi samping :-kardiovaskuler : aritmia, gagal jantung-ssp: kejang, TIK meningkat-metabolik: retensi cairan -muskulokeletal: kelemahan

Page 34: Lapkas Anestesi Marini

Pethidin(Clopedin)

Penggunaan : pramedikasi, analgesiaDosis : iv lambat 25-100 mg, spinal : 10-50mgEliminasi: hatiAwitan aksi : < 1 menitEfek puncak : 5-20 menitLama aksi : 0,5-3 jamReaksi samping :-kardio: henti jantung, hipotensi

pulmo: depresi napas Ssp: kejang Muskulo : kekakuan dinding dada Alergik : urtikaria

Page 35: Lapkas Anestesi Marini

Remopain (Ketorolac)

Dosis IM/IV : 30-60 mgMenghambat sintesis prostaglandin dan dapat

dianggap sebagai analgesik yang bekerja secara perifer.

Potensi analgesik 30 mg ketorolac setara dengan 9 mg morfin dengan perubahan fungsi ventilasi yang bermakna.

Tidak menurunkan MAC anestetik volatil.Menghambat agregasi trombosit dan

memperpanjang masa perdarahan.Penghambatan fungsi trombosit menghilang dalam

24-48 jam setelah obat dihentikan.