Top Banner
ABSTRAK MODUL-5 (Polarimeter) Wanda Suryadinata (1403010120051) Jurusan Fisika,FMIPA Universitas Padjadjaran Kamis,16 April 2014 Cahaya putih merupakan polikromatik yang terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah.Cahaya putih dapat diubgah menjadi cahaya monokromatik dengan menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus.Cahaya monokromatik ini disebut terpolarisasi. Polarimter adalah polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya,sedangkan analisator adalah polaroid yang dapat menganalisa atau mempolarisasikan cahaya. Dalam hal ini,praktikan menentukan nol terbaik,sudut putran glukosa,sudut putar glukosa terhadap waktu dan sudut putar khasnya.Dalam hal ini penentuan nilai besaran ini berdasarkan data yang diperoleh sat praktikum,dari sekian data yang diperoleh,tingkat keakuratan data hampir mendekati data sebenarnya,karena ada kesesuaian antara data yang diperoleh dengan nilai yang diperoleh ke dalam persamaan untuk menentukan besaran tadi.
40

lapak polarimeter

Nov 24, 2015

Download

Documents

M5
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ABSTRAKMODUL-5 (Polarimeter)Wanda Suryadinata (1403010120051)Jurusan Fisika,FMIPA Universitas PadjadjaranKamis,16 April 2014Cahaya putih merupakan polikromatik yang terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah.Cahaya putih dapat diubgah menjadi cahaya monokromatik dengan menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus.Cahaya monokromatik ini disebut terpolarisasi.Polarimter adalah polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya,sedangkan analisator adalah polaroid yang dapat menganalisa atau mempolarisasikan cahaya.Dalam hal ini,praktikan menentukan nol terbaik,sudut putran glukosa,sudut putar glukosa terhadap waktu dan sudut putar khasnya.Dalam hal ini penentuan nilai besaran ini berdasarkan data yang diperoleh sat praktikum,dari sekian data yang diperoleh,tingkat keakuratan data hampir mendekati data sebenarnya,karena ada kesesuaian antara data yang diperoleh dengan nilai yang diperoleh ke dalam persamaan untuk menentukan besaran tadi.

Kata kunci: Cahaya,Cahaya Putih,Polarisasi,PolarimeterBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangCahaya merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan,terlebih lagi cahaya matahari yang dapat kita rasakan pada siang hari.Cahaya itu sendiri memiliki sifat (karakteristik) seperti gelombang.Dalam rambatannya,cahay matahari merupakan gelombang elektromagnet,yang mana medan magnet dan listriknya saling tegak lurus.Cahaya matahari sendiri merupakan cahaya putih (tampak),karena permbatannya tidak membutuhkan medium, maka ia terjadi gerakkan gelombang dari medan magnet dan listrik secara serentak.Polarisasi sendiri merupakan salah satu fenomena yang timbul karena aktifitas cahaya.Polarisasi terjadi karena pemantulan,pembiasan,adsorbsi selektif dan hamburan.1.2 Rumusan Masalaha. Proses terjadinya polarisasib. Cara menggunakan alat di laboratorium untuk mengamati (menghitung) terjadinya polarisasi dengan polarimeterc. Hubungan medan magnet dan listrik dalam Gelombang Elektro Magnetik1.3 Tujuan Percobaana. Menentukan gejala pemutaran bidang polarisasi (sudut putar) oleh zat optik aktifb. Menentukan sudut putaran khas zat optik aktif setelah mencapai kesetimbanganc. Menentukan konstanta reaksi dari larutan zat optik aktif

BAB IITEORI DASAR2.1 CahayaCahaya putih merupakan polikromatik yang terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah.Cahaya putih dapat diubgah menjadi cahaya monokromatik dengan menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus.Cahaya monokromatik ini disebut terpolarisasi.Interaksi suatu senyawa organi tertentu dengan cahaya terpolarisasi dianalitis dengan polarimeter.Sedangkan polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran yang terjadi akibat interaksi suatu senyawa organik dengan cahaya terpolarisasi. [1]Cahaya merupakan gelombang elektromagnit yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnit yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat dikatakan gelombang elektromagnit yang vektor-vektor medan listrik dan medan magnitnya bergetar kesemua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear).Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arahtransmisi analisator,maka sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator akan diteruskan seluruhnya.Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator,maka tak ada sinar yang diteruskan.Apabila arahnya membentuk suatu sudut ,maka yang diteruskan hanya sebagian.Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optis aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.Cahaya dari lampu sumber, terpolarisasi setelah melewati prisma Nicol pertama yang disebut polarisator. Cahaya terpolarisasi kemudian melewati senyawa optis aktif yang akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan arah tertentu. Prisma Nicol ke dua yang disebut analisator akan membuat cahaya dapat melalui celah secara maksimum.Rotasi optik yang termati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam, rotasi ini disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut senyawa dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar kiri dan diberi tanda (-), senyawanya disebut senyawa levo (l). [2]2.2 PolarisasiTerjadinya interferensi dan difraksi dapat terjadi pada semua jenis gelombang,misalnya gelombang bunyi atau gelombang di permukaan cairan.Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal dan tidak terdapat pada gelombang bunyi atau gelombang transversal.Sedangkan polarisasi itu sendiri adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osillasi dan menuju arah tertentu,maksudnya peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya yang acak menjadi satu arah getar. [3]Polarisasi GelombangPada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.

Gejala polarisasidapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara, antara lain karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan. [4]. 2.3 Jenis-jenis polarisasi a. Polarisasi dengan absorpsi selektif:Yaitu dengan menggunakan bahan yang akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lainb. Polarisasi akibat pemantulan :Yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna.c. Polarisasi akibat pembiasan gandaYaitu dimana cahaya yang melintasi medium isotropik (misalnya air). Mempunyai kecepatan rambat sama kesegala arah. Sifat bahan isotropik yang demikian dinyatakan oleh indeks biasnya yang berharga tunggal untuk panjang gelombang tertentu. Pada kristal kristal tertentu misalnya kalsit dan kuartz, kecepatan cahaya didalamnya tidak sama kesegala arah. Bahan yang demikian disebut bahan anisotropik ( tidak isotropik). Sifat anisotropik ini dinyatakan dengan indeks bias ganda untuk panjang gelombang tertentu. Sehingga bahan anisotropik juga disebut bahan pembias ganda. [4]

.2.4 Bagian-Bagian Polarimetera. Sumber CahayaAlat polarimeter terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang pertama ialah sumber cahaya. Sumber cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu sumber cahaya filament dan sumber cahaya natrium.sSumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama, sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model baru. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang 589 nm. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara.b. Prisma NicoleBagian lain dari polarimeter ialah prisma Nicole. Bagian ini disebut polarisator yang berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi lebih terpolarisasi. Tabung SampelBagian berikutnya ialah tabung sampel. Tabung sampel terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman, yaitu karet dan skrup. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan jika tidak akan merusak lensa. Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru skrup.Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumlah sampel yang diuji. Pada saat memasukkan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada tabung. Pengisian sampel jangan sampai ada gelembung udara karena dapat menyebabkan pembiasan cahaya. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung.c. Prisma AnalisatorPrisma analisator merupakan bagian lain dari alat ini. Fungsi prisma ini ialah untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan dari senyawa aktif optik. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk menentukkan cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar adalah sudut yang ditunjukkan oleh analisator setelah sinar melewati larutan dan membentuk cahaya yang redup. Apabila bidang polarisasi berputar kea rah kiri (levo)dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro).d. Skala LingkarSkala lingkar merupakan akala yang bentuknya melingkar dan pembiasan skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur.e. DetektorDetektor pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detector adalah mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detector fotoelektrik. [5]

2.5 Prinsip Kerja PolarimeterPada polarimeter terdapat polarisator dan analisator.Polarimter adalah polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya,sedangkan analisator adalah polaroid yang dapat menganalisa atau mempolarisasikan cahaya.Apabila cahaya melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau dipadamkan sehingga cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai bidang getar polarimeter.Sebaliknya cahaya yang melalui analisator maka bidang getar polarisator akan dipadamkan dan yang tinggal hanyalah cahaya yang mempunyai bidang getar analisator.Prinsip kerja:Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya yang lewat. Gangguan dari gelembung dapat dikurangi dengan tabung yang lubangnya diperbesar pada salah satu ujungnya. Pada tabung dengan lubang yang seragam, misalnya tabung semi mikro, perlu hati-hati pada waktu pengisian. Dianjurkan agar menggunakan tabung yang bukan logam pada pengujian zat yang korosif atau larutan zat pada pelarut yang korosif.Pada waktu menutup tbaung yang mempunyai keeping ujung yang dapat dilepas serta dilengkapi dengan cincin karet dan penutup, maka penutup ini harus dikencangkan secukupnya saja, agar tidak ada kebocoran di keping ujung dan badan tabung. Tekanan berlebihan pada keeping ujung dapat menimbulkan keregangan yang mengakibatkan gangguan terhadap pengukuran. Pada penetapan rotasi jenis suatu zat dengan daya rotasi lemah, sebaIknya tutup dilonggarkan dan dikencangkan kembali di antarapembacaan yang berturut-turut, baik pada pengukuran rotasi maupun pada pembacaan titik nol. Perbedaan yang ditimbulkan keregangan keping ujung umumnya akan tampak, serta dapat dilakukan pengaturan yang tepat untuk menghilangkan penyebabnya. [5]

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3. 1. Alat dan Bahan serta Fungsi1. Polarimeter.Sebagai alat untuk mengukur besarnya sudut putaran arah polarisasi.2. Gelas kimia.Sebagai tempat untuk membuat larutan glukosa monohidrat 10 %.3. Gelas ukur.Sebagai tempat yang digunakan untuk mengukur volume antara air suling dengan glukosa monohidrat.4. 3 buah tabung gelas ukuran 10 cm, 15 cm, dan 20 cm.Sebagai tempat untuk menaruh larutan ataupun air suling yang akan kita amati dalam percobaan.5. Glukosa-monohidrat.Sebagai zat optik aktif yang akan kita ukur sudut putarnya.6. Air suling.Sebagai pembanding glukosa dalam menentukan sudut putar.7. Neraca.Sebagai Alat untuk menimbang massa dari glukosa monohidrat.3. 2. Prosedur PercobaanA. Menentukan Titik Nola. Masing-masing tabung diisi dengan air suling.b. Tabung 10 cm dimasukkan ke dalam kalorimeter.c. Analisator diputar sehingga tampak seperti pada gambar 1(a).d. Posisi analisator dicatat sesuasai dengan percobaan yang digunakan.e. Analisator diputar kembali searah jarum jam sehingga tampak seperti pada gambar 1(b).

(a) (b)Gambar 1. Keadaan polarimeter (a) keadaan sebelum terpolarisasi. (b) keadaan setelah mengalami polarisasif. Catat posisi analisator tersebut.g. Tentukan besarnya titik nol tersebut.h. Percobaan 3 s/d 7 dilakukan dengan menggunakan tabung 15, dan 20 cm.A. Menentukan Sudut Putar Glukosaa. Larutan 10% dibuat dari glukosa monohidrat dalam air suling.b. masing-masing tabung diisi sebanyak 10 cm, 15 cm, dan 20 cm dengan larutan.c. Lakukan percobaan 2 s/d 6 pada prosedur A.d. Sudut putar ditentukan dengan larutan .Catatan: Untuk Prosedur A dan B setiap pengambilan data minimal 5 kali.

B. Mutarotasia. Percobaan 1 s/d 3 dilakukan dengan menggunakan prosedur B.b. Tabung 10 cm dimasukkan kedalam polarimeter.c. Lakukan percobaan 2 s/d 6 pada prosedur A selama satu jam setiap 5 menit.d. Sudut putar ditentukan dari larutan tersebut.e. Percobaan 1 s/d 4 dilakukan dengan menggunakan tabung 15 cm, dan 20 cm.C. Larutan Tak hinggaLarutan tak hingga yaitu larutan yang disimpan selama satu minggu yang dibuat pada pertemuan pertama.a. Tabung 10 cm, 15 cm, dan 20cm diisi dengan larutan tak hingga.b. Lakukan percobaan 2 s/d 6 pada prosedur A untuk masing-masing tabung.

BAB IVPEMBAHASAN4.1 Data Percobaana. Menentukan Titik NolUkuran Tabung (cm)()()

12,4118,225,4

136,239,2

156,470,6

15160,262,1

144,243,2

121,712,7

b. Menentukan Sudut Putar GlukosaUkuran Tabung (cm)()()

12,4150,484,1

157,352,2

129,338

15166,766

14937,5

128,523,2

c. Mutarotasit (menit)A()()

12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm

5150,05146,451,341,45

10141,7151,14463,2

15142152,844,250

20146,3147,554,942,4

25138,2152,249,449

30144,4147,342,841,3

35142,8143,558,545

40141,3513851,4553

45141148,137,2557,3

50139,65134,65940

55140139,738,647,55

60137,7145,435,451

d. Larutan Tak HinggaUkuran Tabung (cm)()()

12,1157,865,2

139,542,3

129,225,9

12,4156,777,15

131,3547,05

129,231,35

4.2 Pengolahan Data Percobaana. Menghitung Kedudukan Nol TerbaikKedudukan nol dapat dihitung dengan rumus :

Dan untuk menghitung kedudukan terbaiknya menggunakan rumus :

Dengan perhituingan seperti diatas,maka diperoleh perhitungan untuk data yang lain:Ukuran Tabung (cm)()()0()0() rata

12,4118,225,43148,816,05864

136,239,253,2

156,470,662,2

15160,262,178,364,7333313,80592

144,243,265,2

121,712,750,7

Sehingga nol terbaiknya untuk tabung 12,4 cm= = 48,8 16,05864 dan untuk tabung 15 cm= =64,7333b. Menghitung sudut putaran glukosa terbaik dan hitung sudut putaran khas glukosa dengan sesatannyaSudut putar glukosa dapat dihitung dengan rumus :

Dan untuk menghitung sudut putar terbaiknya menggunakan rumus :

dan untuk menentukan sesatannya menggunakan standar deviasi :

Kemudian menghitung sudut putaran khas dengan rumus :

dengan : g= sudut putaran glukosa = sudut putaran khas glukosa l = panjang larutan (cm) C = konsentrasi larutan glukosaDengan nilai C sebesar :C = 0,5 M Dan untuk menghitung sudut putaran khas terbaiknya menggunakan rumus :

dan untuk menentukan sesatannya menggunakan standar deviasi :

Sesuai dengan perumusan,maka diperoleh perhitungan yang sesuai dengan data adalah:Ukuran Tabung (cm)()()0()0() ratarata ()

12,4150,484,136,753,2333325,3342329,634,33333

157,352,282,422,7

129,33840,650,7

15166,76687,473,917,745713,331,93333

14937,580,531

128,523,253,851,5

rata

14,587787,34088,5146673,61777

5,6296

12,5736

19,11713,999,585,735129

9,3

15,45

Sehingga : = 34,33 14,58788 dan 31,933 19,1171 = 8,514667 3,6177 dan 9,58 5,735129c. Menghitung sudut putar (t) dari glukosa untuk masing-masing variasi waktuSudut putar glukosa dapat dihitung dengan rumus :

Dan untuk menghitung sudut putar terbaiknya menggunakan rumus :

dan untuk menentukan sesatannya menggunakan standar deviasi :

Kemudian menghitung sudut putaran khas dengan rumus :

dengan : (t)= sudut putaran glukosa = sudut putaran khas glukosa l = panjang larutan (cm) C = konsentrasi larutan glukosa Dengan nilai C sebesar :C = 0,5MDan untuk menghitung sudut putaran khas terbaiknya menggunakan rumus :

dan untuk menentukan sesatannya menggunakan standar deviasi

Dengan memasukkan data yang diperoleh ke perhitungan diatas,maka diperoleh hasil seperti yang ditabel:t (menit)A()()()() rata

12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm

5150,05146,451,341,4568,871,3556,9583362,66667

10141,7151,14463,259,459

15142152,844,25059,875,6

20146,3147,554,942,457,772,6

25138,2152,249,4494775,4

30144,4147,342,841,36673,3

35142,8143,558,54547,162

40141,3513851,455351,2543

45141148,137,2557,364,7558,9

50139,65134,6594040,349,2

55140139,738,647,5561,451,85

60137,7145,435,4516059,8

rata ()

12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm

9,06973711,0287729,9533,637,9041734,453,4843455,697128

38,328,9

3827,2

33,732,5

41,827,8

35,632,7

37,236,5

38,6542

3931,9

40,3545,4

4040,3

42,334,6

rata

12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm

7,24798,33289,1728088,54360,8432121,412888

9,26867,1672

9,1966,7456

8,15548,06

10,11566,8944

8,61528,1096

9,00249,052

9,353310,416

9,4387,9112

9,764711,2592

9,689,9944

10,23668,5808

d. GrafikTabung 12,1 cm

Tabung 12,4 cm

e. Sudut Putar Larutan Tak HinggaSudut putar glukosa dapat dihitung dengan rumus :

Dan untuk menghitung sudut putar terbaiknya menggunakan rumus :

dan untuk menentukan sesatannya menggunakan standar deviasi :

Kemudian menghitung sudut putaran khas dengan rumus :

dengan : (t)= sudut putaran glukosa = sudut putaran khas glukosa l = panjang larutan (cm) C = konsentrasi larutan glukosa Dengan nilai C sebesar :C = 0,5MDan untuk menghitung sudut putaran khas terbaiknya menggunakan rumus :

dan untuk menentukan sesatannya menggunakan standar deviasi

Dengan memasukkan data yang diperoleh ke perhitungan diatas,maka diperoleh hasil seperti yang ditabel:Ukuran Tabung (cm)()()0()0() ratarata ()

12,1157,865,270,459,866679,36073422,237,83333

139,542,356,740,5

129,225,952,550,8

12,4156,777,1556,2551,8510,3195623,340,91667

131,3547,0535,6548,65

129,231,3547,0550,8

rata

14,485285,37249,1556673,505438

9,801

12,2936

15,294315,778410,147333,792988

12,0652

12,5984

f. Membuat Grafik (t)-(~) terhadap waktuUntuk panjang tabung 12,1 cm

Untuk panjang tabung 12,4 cm

g. Analisa grafik no 4 dan 6 (terdapat dianalisa percobaan)h. Konstanta ReaksiKonstanta reaksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Dengan nilai . Nilai diperoleh dari : . Kemudian K1 didapat dengan : K1 = K2Maka didapat hasil perhitungan :barubeta

12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm12.1 cm12.4 cm

29,9533,67,7510,30,4564760,42287

38,328,9-2,2-19,75

3827,2-12,8-23,6

33,732,510,432,5

41,827,8-6,8527,8

4.3 Analisa Percobaan Pada praktikum polarimeter,dilakukan 4 prosedur dengan menggunakan,1 kali dengan air biasa 2 kali larutan glukosan dan 1 kali larutan tak hingga.Hal ini dilakukan untuk membedakan karakteristik polarisasi yang terjadi antar larutan tersebuta. Menentukan Titik NolPada percobaan ini menggunakan 2 jenis ukuran tabung, yaitu 12,4 cm dan 15 cm.Disini dapat dilihat teta yang di bentuk.Di sini praktikan mengambil 3 variasi,dimana saat awal perpindahan teta A ke teta B, saat mengalami pusat terang yang jelas dan terakhir saat pergantian dari teta B ke teta A.Dari nilai sudutnya, berkurang seiring dengan banyaknya variasi yang digunakan.Untuk niali nol terbaiknya berbanding lurus dengan nialai sudut yang dibentuk.Ini dapat dilihat dalam perumusannya di pengolahan data.Dalam data ini praktikan mengambil 2 sesatan, yang mana sesatannya berdasarkan panjang tabungnya.Dan hasilnya semakin panjang tabung,maka sesatan yang dihasilkan semakin kecil,dan ini sesuai dengan persamaan yang sudah ada.Untuk tabung dengan panjang 12,4 cm, nilai sesatannya16,05 dan untuk panjang tabung 15 cm nilai sesatannya 13,8.

Berdasarkan persamaan menentukan titik nol diperoleh bahwa penaikan sudut berbanding lurus dengan titik nol.Dan ini sesuai dengan data yang praktikan peroleh saat praktikan,dalam percobaan ini cairan yang dipakai adalah air keran.b. Menentukan Sudut Putar GlukosaDalam percobaan ini,praktikan menggunakan larutan glukosa dalam penggunaan terjadinya polarisasi.Dalam percobaannya,praktikan sedikit mengalami kesulitan untuk melihat polarisasinya.Dalam percobaannya,hal ini dilakukan untuk menentukan sudut putar dari glukosa.Dari data yang diperoleh, dari panjang tabung 12,4 cm dan 15 cm mengalami penurunan sudut seiring dengan 3 variasi tadi.Tetapi ada juga kekeliruan data,dimana ada data yang mengalami penurunan dan penaikan sudut.Seperti dengan percobaan pertama,praktikan melakukan 3 kali variasi dengan masing daerah variasi hampir sama dengan percobaan pertama.Dengan persamaan yang dihitung dalam perhitungan data,didapat nilai bahwa panjang tabung berbanding terbalik dengan sudut putar glukosa,yang mana panjang gelombang 12,4 cm memiliki sudut putar 7,3 5,6 dan 12,5 serta untuk panjang tabung 15 cm, memiliki sudut putar3,9 9,3 dan15,45. Disini ada perbedaan yang sesuai dan tidak sesuai, ini dikarenakan kesulitan dalam melihat bentuk polarisasinya dikarenakan sinar cahaya dan penentuan 3 varisi tadi.c. MutarotasiPada percobaan ini.praktikan menggunakan tabung dengan panjang 12,1 dan 12,1 cm.Pada percobaan ini praktikan mengambil data setiap 5 menit sekali dengan interval waktu 1 jam.Dari data diperoleh panaikan dan penurunan sudut yang tidak terlalu drastis,atau bisa diartikan lebih konsisten nilai sudutnya.Tetapi permasalahn dalam pengambilan data ini,praktikan tidak konsisten dengan daya terang dari penentuan jenis polrimeternya.Ini dikarenakan keterbatasan dan kelelaian dari praktikan.Sudut putar yang diperoleh dari percobaan ini berbanding terbalik dengan panjang tabung,Ini menandakan data yang diperoleh hampir mendekati data sebenarnya.Tetapi karena panjang tabung yang digunakan panjangnya tidak jauh berbeda,maka besar sudut putarnya juga tidak jauh berbeda.Untuk tabung panjang 12,1 cm diperoleh sudut putarnya 9,17 dan untuk 12,4 cm diperoleh 8,54.d. Larutan Tak HinggaPada percobaan ini,praktikan membuat larutan,yang didiamkan dulu dalam suhu ruangan selaman 1 minggu.Percobaannya pun sama dengan percobaan sama dengan yang sebelumnya,hanya berbeda dalam cairan yang digunakan.Serta bentuk intesitas dari 3 variasi dari data ini sama dengan yang sebelumnya,yaitu condong turun.Untuk sudut putarnya, bernilai beragam,ada yang sesuai dengan persamaan yang ada dana ada yang pula yang berbeda.Tetapi setelah di rata-rata nilai sudut putranya pun tetap tidak sama dengan persamaan yang ada, ini dikarenakan ada kesalahan dari praktikan ketika mengambil data saat praktikum.Bentuk dari grafik 4 tidak jauh berbeda,di grafik menjelaskan adanya nilai fluktuatif antara teta t dan waktu.Hanya saja 12,1 cm lebih konsisten pergerakan nilainya dari pada panjang tabung 12,4 cm.Dan pada grafik 6, disini dijelaskan penurun yang cukup drastis dari panjang tabung 12,1 cm.Beda dengan tabung dengan panjang 12,4 cm yang mengalami sedikit penanahan terhadap penurunan nilainya.Praktikan kutan begitu paham sebabnya,karena kekurangan pengetahuna praktikan terhadap gejala grafik ini.

BAB VSIMPULAN 5.1 SimpulanSetelah melakukan percobaan polarimter,maka dapat disimpulkan dalam percobaan kali ini, praktikan dapat mendapatkan:1. Pada pemutaran bidang polarisasi (sudut putar ) oleh zat optik-aktif dapat dihitung dengan , dari persamaan ini praktikan dapat menentukan nilai sudut putarnya dan datanya dapat dilihat di pengolahan data

2. Menentukan sudut putaran khas zat optik aktif setelah mencapai kesetimbangan dapat praktikan peroleh dengan persamaan , data perhitungannya dapa dilihat di pengolahan data.Dari sini praktikan dapat menyimpulkan bahwa sudut putar berbanding terbalik dengan panjang larutan.Dan hal ini dapat dilihat pada perhitungan data3. Konstanta rekasi dari larutan zat optik aktif dapat dilihat dari persamaan , dari persamaan ini disimpulkan praktikan dapat menentukan konstanta reaksi dengan perbandingan sudut nol dengan sudut tak hingga.5.2 Sarana. Adanya perbaikan peralatan untuk praktikum polarimeter kurang memadai,karena ada permasalahan dengan alat percobaan,atau memberikan data yang benar kalau menggunakan alat ini,terus dibandingkan dengan data yang diperoleh saat praktikum di laboratorium

TUGAS PENDAHULUAN1. Cara Kerja Polarimeter:Prinsip Kerja PolarimeterPada polarimeter terdapat polarisator dan analisator.Polarimter adalah polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya,sedangkan analisator adalah polaroid yang dapat menganalisa atau mempolarisasikan cahaya.Apabila cahaya melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau dipadamkan sehingga cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai bidang getar polarimeter.Sebaliknya cahaya yang melalui analisator maka bidang getar polarisator akan dipadamkan dan yang tinggal hanyalah cahaya yang mempunyai bidang getar analisator.Prinsip kerja:Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya yang lewat. Gangguan dari gelembung dapat dikurangi dengan tabung yang lubangnya diperbesar pada salah satu ujungnya. Pada tabung dengan lubang yang seragam, misalnya tabung semi mikro, perlu hati-hati pada waktu pengisian. Dianjurkan agar menggunakan tabung yang bukan logam pada pengujian zat yang korosif atau larutan zat pada pelarut yang korosif.Pada waktu menutup tbaung yang mempunyai keeping ujung yang dapat dilepas serta dilengkapi dengan cincin karet dan penutup, maka penutup ini harus dikencangkan secukupnya saja, agar tidak ada kebocoran di keping ujung dan badan tabung. Tekanan berlebihan pada keeping ujung dapat menimbulkan keregangan yang mengakibatkan gangguan terhadap pengukuran. Pada penetapan rotasi jenis suatu zat dengan daya rotasi lemah, sebaIknya tutup dilonggarkan dan dikencangkan kembali di antarapembacaan yang berturut-turut, baik pada pengukuran rotasi maupun pada pembacaan titik nol. Perbedaan yang ditimbulkan keregangan keping ujung umumnya akan tampak, serta dapat dilakukan pengaturan yang tepat untuk menghilangkan penyebabnya.

2. Alasan Polarimeter baik menggunakan cahaya natriumKarena caha natrium memiliki karakteristik yang hampir mendekati cahaya putih,dan natrium memiliki intesitas panjang gelombang yang tinggi dan harganya lebih murah jika memakai cahay dengan lampu dari gas istimewa3. Penurunan Persamaan

dengan : = sudut putaran yang dihasilkan = daya putar spesifik C = Konsentrasi larutan L = panjang larutanApabila suhu percobaan bukan pada suhu C, maka besarnya daya putar spesifik berubah menurut : (2) (3) ;

Dari persamaan (1) dapat diturunkan persamaan differensial linear orde ke dua sehingga diperoleh solusi:(4)Dengan menggunakan syarat batas di mana pada t=0,dan pada saat t = , sehingga diperoleh:(5)Sudut putaran khas sebagai fungsi waktu memenuhi persamaan : ; dan persamaan (4) sehingga diperoleh:

Apabila t=0 sehingga diperoleh dan pada t = diperoleh hubungan :Dari selisih diperoleh :misal , dengan mengintegralkan persamaan (3) diperoleh:dengan waktu di mana zat optik aktif mencapai keseimbangan . Pers.(5) dan (7) dapat ditulis: dan . [8]

DAFTAR PUSTAKA[1] www.wikipedia.org/wiki/polarimteri diakses 15 April 2014 19.10 WIB[2] http://ofidfisika.blogspot.com/2011/01/percobaan-polarimeter.html diakses 13 April 2014 14.00 wib[3] Zemansky, Sears. 1991. Fisika Untuk Univertsitas 3 : Optika. Fisika Modern. Jakarta : Trimitra Mandiri[4] http://optikoptik.blogspot.com/2013/04/polarisasi-dan-jenis-jenisnya.html diakses 16 April 2014 20.00 Wib [5] http://polarimeter-farmasi.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses 16 April 2014 20.15 WIBSuryaningsih,sri.2014.Modul Praktikum Eksperimen IB.Jatinangor:Unpad