Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi sampai anak berusia dibawah lima tahun lazim disebut sebagai balita. Di dalam ilmu gizi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui dikelompokkan kedalam golongan rawan terhadap kekurangan gizi yang harus mendapatkan perhatian dalam meningkatkan gizi masyarakat (Soekirman, 2000). Kelompok rentan gizi merupakan kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kekurangan gizi jika suatu masyarakat mengalami kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya kelompok yang rentan gizi adalah anak balita, hal ini disebabkan karena anak balita mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar pula (Sediaoetama, 2000). WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa dan lanjut usia, makanan yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan kesejahteraan. Oleh karena itu 1
39

lap PSC NUR

Dec 27, 2015

Download

Documents

Wahyu Wirawan

waw
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: lap PSC NUR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bayi sampai anak berusia dibawah lima tahun lazim disebut

sebagai balita. Di dalam ilmu gizi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui

dikelompokkan kedalam golongan rawan terhadap kekurangan gizi yang

harus mendapatkan perhatian dalam meningkatkan gizi masyarakat

(Soekirman, 2000). Kelompok rentan gizi merupakan kelompok masyarakat

yang paling mudah menderita kekurangan gizi jika suatu masyarakat

mengalami kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya

kelompok yang rentan gizi adalah anak balita, hal ini disebabkan karena

anak balita mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat sehingga

memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar pula (Sediaoetama,

2000).

WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan

dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam

kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa dan lanjut usia, makanan

yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan

hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan

dan kesejahteraan. Oleh karena itu pemberian makanan bergizi sejak usia

dini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

Dengan makanan yang bergizi biasanya anak akan tumbuh normal, yaitu

dengan bertambahnya berat badan dan tinggi badan (Soekirman, 2000).

Berdasarkan data Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional),

tahun 2007 menyatakan bahwa masih terdapat 6 ribu lebih balita yang

menderita gizi buruk dan gizi kurang hampir mencapai 15 ribu orang. Jika

dijumlahkan, maka 21 ribu lebih balita menderita gizi buruk dan kekurangan

gizi. Jumlah ini setara dengan 27,5 persen dari total balita di Indonesia yang

berarti seperempat lebih balita Indonesia tumbuh dan berkembang dalam

kondisi yang memprihatinkan (Setiawan, 2008).

1

Page 2: lap PSC NUR

Berdasarkan data mengenai Indikator Sasaran Program Kesehatan di

UPTD Puskesmas Pajang Surakarta, jumlah balita yang naik berat badannya

belum memenuhi target 78% dari 3304 yang ada di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Pajang, yaitu hanya 64.9%. Walaupun telah mencapai target,

namun masih dijumpai balita dengan gizi kurang sebanyak 31 orang (0.96%).

(Data PrimerUPTD Puskesmas Pajang, 2013).

Program kesehatan ibu dan anak sebenarnya sangat terkait dengan

program pembinaan gizi masyarakat. Namun dalam pelaksanaanya, terdapat

beberapa hambatan sehingga angka yang ditargetkan belum terpenuhi. Di

antaranya adalah banyaknya faktor yang mempengaruhi status gizi balita,

seperti asupan makanan yang tidak adekuat, pola asuh yang belum tepat,

adanya penyakit infeksi, dan kesehatan lingkungan yang buruk. Kurangnya

kesadaran dan pengetahuan orangtua tentang pentingnya gizi dalam proses

tumbuh kembang juga turut andil dalam masalah ini.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis ingin menganalisis

lebih dalam mengenai penyebab kurangnya angka balita dengan berat badan

naik di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pajang dan apa saja upaya yang dapat

dilakukan untuk mengatasinya.

B. Perumusan Masalah

Mengapa angka balita dengan berat badan naik di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Pajang rendah?

C. Tujuan Pemecahan Masalah

1. Tujuan Umum

Meningkatkan angka kesehatan balita terutama yang berhubungan dengan

status gizi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penyebab rendahnya angka balita dengan berat badan naik

b. Mengetahui penyebab masih adanya balita dengan gizi kurang

2

Page 3: lap PSC NUR

c. Mencari alternatif penyelesaian masalah penyebab rendahnya angka

balita dengan berat badan naik dan adanya balita dengan gizi kurang

D. Manfaat

1. Menambah pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan anak serta gizi

masyarakat.

2. Memberikan alternatif pemecahan masalah kepada pelaksana kebijakan

untuk menghadapi kendala di lapangan dalam rangka mengatasi rendahnya

cakupan balita dengan berat badan naik.

3

Page 4: lap PSC NUR

BAB II

KEADAAN UMUM UPTD PUSKESMAS PAJANG

A. Data Umum

1. Peta Wilayah

a. Keadaan Wilayah

UPTD Puskesmas Pajang terletak di Jalan Sidoluhur Selatan No.29

Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Mempunyai

empat kelurahan binaan yaitu Kelurahan Pajang, Kelurahan Sondakan,

Kelurahan Laweyan, dan Kelurahan Karangasem. Luas wilayah 388.8

Ha yang berupa tanah dataran rendah dengan jumlah penduduk 48.939

jiwa.

b. Batas wilayah UPTD Puskesmas Pajang

Wilayah binaan UPTD Puskesmas Pajang yaitu sebagai berikut:

Sebelah utara : Kelurahan Karangasem berbatasan dengan

Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar

Sebelah selatan : Kelurahan Pajang berbatasan dengan Kecamatan

Grogol, Kabupaten Sukoharjo

Sebelah timur : Kelurahan Sondakan dan Laweyan berbatasan

dengan Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan,

Kota Surakarta

Sebelah barat : Kelurahan Pajang berbatasan dengan Kelurahan

Makamhaji dan Kelurahan Karangasem

berbatasan dengan Kelurahan Gonilan Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah binaan UPTD

Puskesmas Pajang, diuraikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Wilayah Binaan UPTD Puskesmas Pajang Tahun 2014

No Fasilitas Kesehatan Jumlah Keterangan

4

Page 5: lap PSC NUR

1. Puskesmas Pembantu 3

2. Pondok pesantren 0

3. Polindes 0

4. Poskesdes 0

5. Lain-lain (dr/bidan//BP swasta) 40

(Sumber: Data Primer, 2014)

B. Data Sumber Daya

1. Ketenagaan

Jumlah pegawai yang bertugas diUPTD Puskesmas Pajang sebanyak

47orang yang terdiri dari tenaga medis dan tenaga non medis yang berada

di Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu.

Tabel 2. Daftar Ketenagaan di UPTD Puskesmas Pajang

No.Jenis

Ketenagaan

Yang ada

SekarangKekurangan Status Ket.

A. Puskesmas Induk

1.

2.

3.

Dokter

Dokter gigi

Sarjana/D3

a. SKM

b. S.Kep

c. SFarm./Apt.

d. Akper/S.ST

e. Akbid/S.ST

f. Akademi Gizi

g. Akademi

Perawat Gigi

h. Akademi

Farmasi

i. Akademi

Analis

j. Akademi

4

2

0

2

1/1

3/2

6/1

1

1

1

1

0

9

0

1

0

0

7

4

0

1

7

1

1

PNS

PNS

-

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

-

PNS

PNS

5

Page 6: lap PSC NUR

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

1.

2.

1.

2.

Rekam Medis

k. SE

Bidan

Perawat (SPK)

Perawat gigi

Sanitarian

Pengelola Obat

Administrasi

Pranata

Komputer

Driver

Kepala UPT

Puskesmas

Kepala Subbag

TU

B. Polindes

Bidan

Tenaga lain

C. Poskesdes

Bidan

Tenaga lain

Jumlah

1

2

2

0

1

2

10

0

1

1

1

0

0

0

0

47

2

0

0

0

0

0

0

1

7

0

0

0

0

0

0

40

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

-

PNS

PNS

PNS

-

-

-

-

(Sumber: Data Primer, 2013)

2. Data Obat dan Bahan Habis Pakai

Obat dan bahan habis pakai yang digunakan sangat banyak jenisnya. Ini

adalah penggunaan obat terbanyak tahun 2013

Tabel 3. Sepuluh Besar Pemakaian Obat di UPTD Puskesmas Pajang Tahun 2013

No Jenis Obat Jumlah

6

Page 7: lap PSC NUR

.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Paracetamol

Amoksisilin

Gliseril Guayacolat

Obat flu

Antacid doen

Chlorpheniramine maleat

Metampiron

Vitamin B1

Deksamethason

Captopril

131,866

81,902

60,247

60,147

46,257

40,864

37,049

34,768

34,705

30,641

(Sumber: Data Primer, 2013)

3. Data Peralatan

Tabel 4. Data Peralatan Kesehatan diUPTD Puskesmas Pajang Tahun 2013

No. Jenis alat Jumlah Kondisi Keterangan

1. KIA set

a. Termometer

b. Tensimeter

c. Stetoskop

d. IUD Kit

e. Implant Kit

f. Dopler

g. Obgynbed

h. Tempat tidur

pasien

i. Timbangan

(bayi/injak/di

gital)

Poliklinik set dan

2

2

1

2

2

2

1

1

(1/1/1)

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

7

Page 8: lap PSC NUR

2.

3.

4.

5.

6.

IGD

a. Tensimeter

b. Stetoskop

c. Termometer

d. Tempat tidur

e. Minor set

f. Tabung

oksigen besar

g. Dragbar

h. Timbangan

i. Spalk set

Poli Gigi

a. Stetoskop

b. Tensimeter

c. Timbangan

d. Dental unit

e. Sterilisator

UKS

UKS Kit

Pusling

a. Tensimeter

b. Stetoskop

3

3

1

3

1

2

2

2

1

1

1

1

2

2

1

1

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

(Sumber: Data Primer, 2013)

4. Sumber Pembiayaan

Kegiatan perkantoran maupun program dibiayai dari APBD Kota

Surakarta dan mendapat Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Tabel 5. Data Sumber Pembiayaan Kesehatan di UPTDPuskesmas Pajang Tahun 2013

8

Page 9: lap PSC NUR

No Sumber Biaya Jumlah

1. APBD Kota Rp. 672.469.000,00

Jumlah Rp. 672.469.000,00

(Sumber: Data Primer, 2013)

5. Sarana dan Prasarana

Tabel 6. Data Sarana dan Prasarana di UPTDPuskesmas Pajang Tahun 2013

No.Jenis Sarana

PrasaranaJumlah

Kondisi

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1. Sarana kesehatan

a. Puskesmas

pembantu

b. Polindes

c. Rumah Dinas

Dokter

d. Rumah Dinas

Perawat

e. Rumah Dinas

Bidan

f. Puskesmas

Keliling Roda 4

g. Ambulance

h. Sepeda motor

i. Vaksin Carier

j. Kapasitas bed

rawat inap

k. Kapasitas

3

-

1

1

1

1

1

3

4

5

1

-

-

-

1

1

-

-

1

4

5

1

1

-

-

-

-

1

1

1

0

0

0

1

-

1

-

-

-

-

1

0

0

0

1

-

-

-

-

-

-

-

0

0

0

9

Page 10: lap PSC NUR

2.

tempat

persalinan

Sarana Penunjang

a. Komputer

b. Printer

c. Mesin ketik

d. Telepon

e. Televisi

f. CCTV

g. Incenerator

h. SPAL

i. Mesin absensi

(fingerscan)

9

3

2

4

2

3

1

2

1

6

2

1

2

2

1

-

-

1

-

-

-

1

-

0

-

2

-

-

1

-

-

-

2

1

-

-

3

-

1

1

-

-

-

-

-

(Sumber: Data Primer, 2013)

C. Data Derajat Kesehatan

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari

kejadian kematian ibu dan bayi dalam masyarakat dari waktu ke waktu.Di

samping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam

penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya.

1. Kematian ibu, bayi, dan balita

a. Angka Kematian Bayi (IMR)

IMR= Jumlah kematianbayi 0−11bln dalam 1tahunJumlah kelahiranhidup padatahun tersebut

x 1000

= 3/906 x 1000

= 0,33 %

b. Angka Kematian Anak Balita (CMR)

CMR= Jumlah kematian Anak umur 1−4 thnJumlahanak umur 1−4 thn pada pertengahantahun

x1000

= 3/906 x 1000

10

Page 11: lap PSC NUR

= 0,33 %

c. Angka Kematian Ibu (MMR)

MMR= Jumlahkematianibu melahikan setahunJumlah kelahiranhidup pada tahuntersebut

x 100.000

= 0/906 x 100.000

= 0 %

2. Data Kematian Penyakit Menular dan Tidak Menular

Tabel 7. Data Kematian di UPTD Puskesmas Pajang tahun 2013

No Penyebab KematianJumlah

1 Hipertensi 17

2 Diabetes melitus 35

3 Stroke 16

4 Jantung 3

5 Kanker 3

(Sumber: Data Primer, 2013)

3. Jumlah kunjungan pasien

Tabel 8. Data Kunjungan Pasien UPTD Puskesmas Pajang Tahun 2013

No Kelurahan Total

1 Pajang 25.480

2 Sondakan 11.642

3 Laweyan 1.781

4 Karangasem 7.838

5 Luar wilayah 2.543

6 Luar kota 12.047

JUMLAH 61.331

(Sumber: Data Primer, 2013)

4. Sepuluh Besar Pola Penyakit

Tabel di bawah memberikan gambaran mengenai 10 besarpola

penyakit di UPTDPuskesmas Pajang tahun 2013

11

Page 12: lap PSC NUR

Tabel 9. Sepuluh Besar Penyakit di UPTDPuskesmas Pajang tahun 2013

No Nama Penyakit Total

1 Common cold 5990

2 Influenza bukan karena virus 4686

3 Hipertensi esensial 4132

4 Myalgia 3866

5 Kelainan gusi dan periodonti 2370

6 Gastritis 2258

7 Pemeriksaan kesehatan 1942

8 Pengawasan kehamilan normal 1413

9 Cephalgia non spesifik 1313

10 Influenza non spesifik 1133

TOTAL 29103

(Sumber: Data Primer, 2013)

12

Page 13: lap PSC NUR

BAB III

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

A. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam kurun waktu satu tahun, UPTDPuskesmas Pajang melakukan beberapa

program pelayanan beserta target dan pencapaian, diantaranya:

Tabel 10.Cakupan program pelayanan kesehatan tahun 2013

No. Indikator Sasaran Target (%)capaian

(%)Keterangan

1. Pelayanan Kesehatan Ibu & Bayi- Pelayanan Bumil- Persalinan oleh nakes- Penanganan bumil Risti- Kematian Ibu per

100.000 KLH- Pelayanan nifas- Pelayanan Neonatus

10010010091

90100

1001001000

100100

2. Pelayanan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah- DDTK balita & pra sek- Px. Kesehatan TK- Px. Kesehatan SD

8580100

91,4100100

3. Pelayanan Keluarga Berencana- Peserta KB Baru- Peserta KB Aktif -

80 80,24. Pelayanan Imunisasi

- UCI 100 100

5. Pemantauan Pertumbuhan Balita dan anak sekolah- Balita naik berat badan- Balita gizi buruk- Balita gizi kurang- Anak SD dengan gizi

baik

780,035,678

64,20

0,976,5

6. Pelayanan Gizi- Bayi dpt kapsul vit A- Balita dpt vit. A- Ibu nifas dpt vit. A- Bumil dpt 90 tab Fe- Masyarakat konsumsi

100100969696

10010010098,999,3

13

Page 14: lap PSC NUR

cukup iodium7. Pelayanan Pengobatan

- Rawat Jalan- Rawat Inap

18,80,46

19,90,4

Gedung rawat inap dalam perbaikan sejak juli 2013

8. Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB- KLB ditangan <24 jam 100 0

9. Pencegahan dan Pemberantasan TB- Angka kesembuhan- Cakupan penanganan

98100

100100

10. Pencegahan dan Pemberantasan Peny. DBD- Angka kesakitan per

10.000 penduduk- Angka kematian- House Index

6

1< 5

1

04,4

11. Kesehatan Lingkungan- Tempat Umum- Air Bersih- Jamban- Rumah sehat- TPM

8094907388

10010099

72,998

12. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)- Rumah tangga sehat

utama dan paripurna- Bayi dgn ASI ekslusif- SD sehat utama dan

paripurna- SMP sehat utama dan

paripurna- SMA sehat utama dan

paripurna

70

4397

20

20

91,5

71,2100

66,7

66,7

13. Pelayanan Kesehatan Remaja- Pelayanan kesehatan- Jumlah kelompok

remaja yang dibina per kelurahan

- Remaja yang mendapat konseling

636

3,3

73,117

4,5

14. Penyuluhan P3 NAPZA 10 21,115. - Presentase posyandu mandiri

- Prensentase posyandu 52

40

93

7

14

Page 15: lap PSC NUR

purnama16. Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan- Jumlah dan jenis obat

esensial- Ketersediaan obat

generic

93

100

100

99,2

(Sumber: Data Primer, 2013)

Angka derajat kesehatan di UPTDPuskesmas Pajang adalah sebagai berikut:

1. Angka Kematian Ibu

Pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTDPuskesmas Pajang tidak terdapat

kematian ibu (0%)

2. Angka Kematian Bayi

Pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTDPuskesmas Pajang terdapat tiga

kematian bayi (0,33%)

3. Angka Kematian Balita

Pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTDPuskesmas Pajang terdapat tiga

kematian balita (0,33%)

4. Status Gizi Masyarakat

Tabel 11.Status Gizi Balita di Wilayah UPTD Puskesmas Pajang tahun 2013

Jml.

Balita

Jml. Balita

Girang%

Jml. Balita

Gibur%

3.304 31 0,9

4

0 0

(Sumber: Data Primer, 2013)

Tabel 12.Ibu Hamil KEK di Wilayah UPTDPuskesmas Pajangtahun 2013Jumlah Ibu Hamil Jumlah Bumil KEK %

1006 4 0,4%

(Sumber: Data Primer, 2013)

B. Pemilihan Prioritas Masalah

1. Landasan Teori Penentuan Prioritas Masalah

Cara penentuan prioritas masalah program kesehatan antara lain:

15

Page 16: lap PSC NUR

a. Metode Harlon

Dalam hal ini, masalah program dikaji dalam empat aspek yaitu

besar masalah, berat/tingkat kegawatan, kemudahan penanggulangan,

dan pearl factor. Metode ini cukup mudah dan hasilnya relevan.

b. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)

Dalam hal ini, akan digunakan tiga macam kriteria yaitu:

1) Pentingnya masalah

Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin

diprioritaskan penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah antara

lain:

a) Besarnya masalah (Prevalence) : P

b) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity) : S

c) Kenaikan besarnya masalah (rate of increase) : RI

d) Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of

unmeet need) : DU

e) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit):

SB

f) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern):

PB

g) Suasana politik (political climate) : PC

2) Kelayakan teknologi (T)

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat

dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin

diprioritaskan masalah tersebut.

3) Sumber daya yang tersedia (R)

Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk

mengatasi masalah (resources availibility) makin diprioritaskan

16

Page 17: lap PSC NUR

masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan di sini

menunjuk pada tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).

Kriteria penilaian:

1: tidak penting; 2: agak penting; 3: cukup penting; 4: penting; 5:

sangat penting (Azwar, 1996)

2. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan

Dari berbagai masalah kesehatan tersebut, penulis menyusun tabel

matrikulasi prioritas masalah untuk menentukan urutan prioritas masalah

yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Tabel 13. Matrikulasi Penentuan Prioritas Masalah

No.Daftar

Masalah

IT R

∑IxTxRP S RI DU SB PB PC

1. A 5 5 4 3 3 5 4 5 5 450.000

2. B 4 3 3 3 3 3 3 3 5 43.740

3. C 1 2 1 2 3 3 1 2 1 72

4. D 3 4 5 3 2 3 2 1 3 6.480

5. E 2 1 1 4 2 1 1 4 3 192

Keterangan:

A. Balita berat badan naikB. Anak SD dengan gizi baikC. Rumah sehatD. Presentase posyandu purnamaE. Ketersediaan obat generik

Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas masalah

adalah sebagai berikut:

1. Balita berat badan naik

2. Anak SD dengan gizi baik

3. Presentase posyandu purnama

4. Ketersediaan obat generik

5. Rumah sehat

Dari berbagai masalahyang ada, masalah kesehatan yang menjadi

prioritas perhatian utama di UPTDPuskesmasPajangadalahbalita berat

17

Page 18: lap PSC NUR

ab

ba

PerilakuMasyarakat

Kinerja Pelayanan Kesehatan

Lingkungan

badan naik. Karena rendahnya angka capaian balita berat badan naik dan

masih tingginya angka balita dengan gizi kurang, serta peluang untuk

dapat tercapainya target, maka ditetapkan bahwa masalah balita berat

badan naik menjadi prioritas masalah kesehatan.

3. Analisis Masalah dengan Teori Tulang Ikan

Berdasarkan teori Blum,derajat kesehatan seseorang dipengaruhi

oleh 4 faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan

genetika.Oleh karena itu untuk mencari alternatif pemecahan masalah

perlu melihat sumber permasalahan dari faktor penunjang kesehatan

tersebut dalam diagram tulang ikan sebagai berikut :

Diagram 1. Diagram Tulang Ikan

Keterangan:

1. Perilaku masyarakat

a. Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya tumbuh

kembang balita

b. Kurangnya pengetahuan mengenai proses tumbuh

kembang balita

2. Lingkungan

a. Keadaan sosial ekonomi menyebabkan kerterbatasan

penyediaan ragam makanan

18

Rendahnya angka

balita berat badan

naik

(Azwar, 1996)

b a

Page 19: lap PSC NUR

b. Jumlah penduduk, luasnya wilayah, dan banyaknya

sumber makanan yang tidak sehat di sekitar tempat tinggal

3. Kinerja pelayanan kesehatan

a. Komitmen dari tenaga kesehatan untuk menjalankan

program pelayanan kesehatan ibu dan anak

b. Koordinasi antarpetugas pelayanan kesehatan dalam

menangani kasus balita yang mengalami masalah gizi

4. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu akronim dari strenght (kekuatan),

weakness (kelemahan) dari lingkungan internal organisasi, serta

opportunity (kesempatan/peluang) dan threat (ancaman/rintangan) dari

lingkungan eksternal organisasi. Analisis ini dilakukan dengan cara

membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal organisasi

untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini berguna untuk

menganalisis faktor- faktor internal organisasi layanan kesehatan yang

memberi andil terhadap kualitas layanan kesehatan atau salah satunya

komponennya dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal

organisasi layanan kesehatan (Gazalba, 2009).

Diagram 2. Kerangka Berpikir Konseptual

19

Masalah :Rendahnya angka balita berat badan naik

SWOT

Hasil

Pengumpulan dan Pengolahan Masalah

Page 20: lap PSC NUR

Berdasarkan permasalahan yang ada yaitu rendahnya angka balita

berat badan naik, akan dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity, Threat) sehingga didapatkan suatu alternatif pemecahan

masalah berdasarkan prioritas.

20

SW

OT

S1. Jumlah kader yang

cukup2. Anggaran dana

cukup3. Pertemuan rutin

posyandu setiap bulan

W1.

O1. Dukungan dari

tokoh masyarakat

Strategi SO1. Memberikan

sosialisasi kepada kader mengenai variasi makanan tambahan untuk balita

Strategi WO1. Memberikan

penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap proses tumbuh kembang balita

T1. Kurangnya

kesadaran orang tua terhadap tumbuh kembang balita serta variasi pemberian makanan dengan gizi seimbang pada balita

Strategi ST1. Meningkatkan

pemahaman orang tua tentang pentingnya variasi pemberian makanan dengan gizi seimbang

Strategi WT1.

Page 21: lap PSC NUR

BAB IV

PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR

21

Page 22: lap PSC NUR

A. Alternatif Jalan Keluar

Prioritas masalah yang telah penulis tentukan perlu disusun alternatif

pemecahannya dengan terlebih dahulu menggali penyebab dari masalah

tersebut. Penyebab berat badan balita tidak naik, antara lain dikarenakan:

1. Konsumsi makanan

2. Luas wilayah kerja puskesmas yang besar dengan kepadatan penduduk

yang tinggi ditambah banyaknya jumlah sekolah

3. Minimnya jumlah kader kesehatan remaja di tingkat sekolah

4. Keadaan sosial-ekonomi yang rendah menyebabkan keengganan

masyarakat, terutama remaja untuk memeriksakan diri ke pusat pelayanan

kesehatan

5. Kurangnya kesadaran remaja terhadap kesehatan pribadi yang akan

berdampak pada produktivitas remaja terutama dalam proses pendidikan

maupun dalam bekerja

6. Minimnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, baik yang

berhubungan dengan kondisi sosial seperti perasaan tabu ketika

membicarakan tentang sex yang menyebabkan kurangnya informasi

kepada remaja

7. Pelayanan kesehatan remaja yang waktunya berbenturan dengan jam

kegiatan belajar-mengajar di sekolah

Dari berbagai penyebab masalah tersebut diatas, dapat ditentukan

alternatif jalan keluar sebagai berikut:

1. Memberikan penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balita

2. Meningkatkan koordinasi dan keterlibatan orang tua yang memiliki balita

agar lebih memperhatikan gizi dan tumbuh kembang balita

3. Memberikan variasi makanan tambahan setiap posyandu

4. Mengadakan lomba balita sehat tingkat UPTD Puskesmas Pajang

B. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar

22

Page 23: lap PSC NUR

Tabel 15. Matriks untuk Memilih Prioritas Pemecahan Masalah

No Cara Pemecahan Masalah

EfektivitasEfisiensi

(C)

Prioritas

= C

MxIxVM I V

1

Memberikan penyuluhan

tentang gizi dan tumbuh

kembang balita

5 4 3 2 30

2

Meningkatkan koordinasi

dan keterlibatan orang tua

yang memiliki balita agar

lebih memperhatikan gizi

dan tumbuh kembang balita

3 4 2 4 6

3

Memberikan variasi

makanan tambahan setiap

posyandu

4 3 3 2 18

4

Mengadakan lomba balita

sehat tingkat UPTD

Puskesmas Pajang

3 2 3 2 8

Kriteria efektivitas :

M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)

I = Importancy (pentingnya jalan keluar)

V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)

Kriteria penilaian efektifitas :

1 = tidak efektif

2 = agak efektif

3 = cukup efektif

4 = efektif

5 = paling efektif

Kriteria efisiensi :

C = Efficiency – Cost (jika biaya >>, dikatakan tidak efisien)

23

Page 24: lap PSC NUR

Kriteria penilaian efesiensi :

1. = tidak efisien

2. = agak efisien

3. = cukup efisien

4. = efisien

5. = paling efisien

BAB V

PLAN OF ACTION

24

Page 25: lap PSC NUR

A. Kegiatan : Penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balita.

Tujuan : − Sebagai sarana perkumpulan ibu-ibu yang

memiliki balita di lingkungan kerja Puskesmas.

− Memberikan tambahan pengetahuan tentang

pengaruh gizi terhadap tumbuh kembang balita.

− Memberikan motivasi kepada para orang tua agar

lebih memperhatikan gizi serta tumbuh kembang

balita.

Sasaran : Orang tua yang memiliki balita di lingkungan kerja

UPTDPuskesmas Pajang

Pelaksana : Dokter, petugas promkes, dan kader

Waktu : Setiap setiap bulan bergantian setiap RW

Lokasi : Balai RW setempat/rumah warga yang ditunjuk

Mekanisme : 1. Pendataan orang tua yang memiliki balita di

masing-masing RW

2. Koordinasi petugas promkes, dokter, kader,dan

tokoh masyarakat setempat

3. Penentuan tempat dan pelaksanaan kegiatan

Pembiayaan : Uang transport petugas puskesmas

3 x Rp. 50.000,-= Rp.150.000,-

Pencetakan brosur

1 rim = Rp. 100.000,-

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

25

Page 26: lap PSC NUR

Belum tercapainya target balita berat badan naik di wilayah kerjaUPTD

Puskesmas Pajang, dapat disebabkan oleh:

1. Kurangnya pengetahuan orang tua tentangpentingnya gizi terhadap proses

tumbuh kembang balita

2. Rendahnya kesadaran orang tua dalam hal pentingnyagizi terhadap

tumbuh kembang balita

3. Kurangnya sosialisasi tentang pengetahuan gizi dan tumbuh kembang

balita wilayah UPTDPuskesmas Pajang

B. Saran

1. Memberikan penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balita

2. Meningkatkan koordinasi dan keterlibatan orang tua yang memiliki balita

agar lebih memperhatikan gizi dan tumbuh kembang balita

DAFTAR PUSTAKA

Azwar,A. 1980. Puskesmas dan usaha kesehatan pokok. Jakarta : Akadoma. Hal:90-91.

26

Page 27: lap PSC NUR

Azwar, A. 1996. Pengantar administrasi kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal. 181-250.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Menjadi remaja gaul dan sehat.Jakarta : Depkes RI.

Gazalba. 2009. Analisis SWOT. diunduh dari: http://belopa.blogspot.com/2009/01/analisis-swot.htm

Setiawan, Beni, 2008. Gizi Buruk dan Jerat Kemiskinan. http://bennisetiawan.blogspot.com/2008/05/gizi-buruk-dan-jerat-kemiskinan.html

Soediaoetama, Achmad Djaelani, 2000. Ilmu Gizi: Untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jakarta Timur: Dian Rakyat

Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

UPTD Puskesmas Pajang Surakarta. 2013. Plan of Action UPTD Puskesmas Pajang. Surakarta

27