Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA OLEUM IECORIS ASELLI EMULSUM Disusun oleh: LINDA INDRIANI P17335113026 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
43

Lap. Emulsi M.ikan

Sep 17, 2015

Download

Documents

Linda Indriani

laporan semi solida emulsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDAOLEUM IECORIS ASELLI EMULSUM

Disusun oleh:

LINDA INDRIANIP17335113026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNGJURUSAN D3 FARMASI2014OLEUM IECORIS ASELLI EMULSUM

I. TUJUAN PERCOBAAN1. Diharapkan mampu dalam menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan emulsi Oleum Iecoris Aselli.2. Memahami cara pembuatan emulsi Oleum Iecoris Aselli dengan baik.3. Menentukan hasil evaluasi sediaan emulsi Oleum Iecoris Aselli.

II. PENDAHULUAN

Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. (Farmakope Indonesia ed IV,1995). Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk atau susu, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang terdapat dalam biji tersebut.Pada pertengahan abad ke XVIII, ahli farmasi perancis memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab , tragacanth, dan kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan.Kompenen Emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :1. Komponen dasarAdalah pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas : Fase dispers/ fase internal/ fase diskontinueYaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain. Fase kontinue/ fase external/ fase luarYaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung ) dari emulsi tersebut. EmulgatorMerupakan bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.

2. Komponen tambahanMerupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, corrigen odoris, corrigen colouris, preservative (pengawet), dan anti oksidan.Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun fase external, maka emuulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu: 1. Emulsi tipe W/O (water in oil ) atau A/M (air dalam minyak)Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external.2. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak . air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external.Tujuan pemakaian emulsi :1. Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral . Umumnya emulsi tipe o/w.2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki.

Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan ahli farmasi dapat membuat suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Dalam hal ini obat diberikan dalam bentuk bola-bola kecil bukan dalam bulk. Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak rasanya, dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya, sehingga mudah dimakan dan ditelan sampai ke lambung. ( Ansel ed IV, 2005 )Dalam praktikum ini akan dilakukan pembuatan sediaan emulsi yang menggunakan minyak sebagai fase terdispersi dan air sebagai fase pendispersinya, atau yang sering dikenal dengan emulsi minyak dalam air (O/W). Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan emulsi secara oral, atau pemakaian melalui mulut dari sediaan Oleum Iecoris Aselli atau minyak ikan. Oleum Iecoris Aselli adalah minyak lemak yang diperoleh dari hati segar Gadus callarias L dan spesies Gadus lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 0. Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 UI per g, potensi vitamin D tidak kurang dari 80 UI per g. Minyak ikan mengandung asam lemak-omega (EPA, DHA) yang bekerja anti tumor karena mendesak arachidonat dari membran sel dan membentuk prostaglandin baik tanpa efek stimulasi tumor .Kandungan asam-lemak omega 3 EPA dan DHA berkhasiat antilipemin, antitrombotis, dan antihipertensif ringan, serta berfaedah pula sebagai zat tambahan dalam pengobatan dan prevensi. Dari banyak hasil studi dari hasil bertentangan dapat disimpulkan bahwa EPA dapat menurunkan kadar TG dengan k.l 25% sedangakan kadar LDL dan HDL dinaikkan 1-3% sehingga kadar kolesterol total tidak berubah. Disamping itu EPA juga berdaya anti radang dan berguna pada penyakit peradangan, sepertia rema dan p.Crohn. Dahulu senyawa ini banyak digunakan bagi anak-anak sebagai obat pencegah rachitis dan sebgai obat penguat pada keadaan lemah sesudah mengalami infeksi (15-30 ml). Berhubung baunya yang tidak enak dan kandungan zat-zat toksik (insektisid) sebagai kotoran, maka sekarang sudah terdesak oleh sediaan vitamin murni. Secara topikal masih digunakan dalam salap (10 %) untuk membantu penyembuhan luka bakar, tetapi jangan digunakan bila luka sesudah terinfeksi. Sediaan kombinasi vitamin terlarut dalam minyak atau tersolubility dalam air dengan bantuan suatu detergen (tween) (Obat-Obat Penting, 2007) Dosis Oleum Iecoris Aselli Emulsum 3 kali sehari 15 ml (FORNAS, 1978). Dosis Lazim Oleum Iecoris Aselli adalah 1 ml ( Tiap 1 ml mengandung vit A 800 UI, vit D 80 UI (Farmakope Indonesia , 1979). Dalam minyak ikan Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 UI per g, potensi vitamin D tidak kurang dari 80 UI per g . (Obat-Obat penting, 2007). Dari sumber tersebut dapat dihitung dosis untuk sediaan Emulsi Oleum Iecoris Aselli dengan mengambil potensi minimal dari Oleum Iecoris Aselli sebagai berikut:Dalam 5 ml sediaan Emulsi Oleum Iecoris Aselli mengandung 1,5 gram Oleum Iecoris Aselli.Menurut FI III dalam 5 ml mengandung Oleum Iecoris Aselli : Vitamin A : 800 UI dalam 1 ml dalam 5 ml : 4000 UI Vitamin D : 80 UI dalam 1 ml dalam 5 ml : 400 UIPotensi minimal Oleum Iecoris Aselli Vitamin A : 600 UI/gVitamin D : 80 UI/gSehingga Dosis untuk emulsi Oleum Iecoris Aselli adalah sebagai berikut: Vitammin A : 1,5 gr X 600 UI/g = 900 UI/g. Untuk memenuhi dosis lazim Vitamin A maka : Vitamin D : 1,5 gr X 80 UI/g = 120 UI/g. Untuk memenuhi dosis lazim Vitamin D maka :Jadi didapatkan dosis untuk Emulsi Oleum Iecoris Aselli Adalah : Sehari 4 kali @ 5 ml

III. FORMULASI1. Oleum Iecoris Aselli PemerianCairan kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas (FI ed III hal: 457)

SinonimMinyak Ikan

KelarutanSukar larut dalam etanol (95%) p, mudah larut dalam khloroform p, dalam eter p, dan dalam eter minyak tanah p.(FI ed III hal: 457)

Stabilitas

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.(FI ed III hal: 457)

Inkompatibils

KegunaanSumber Vitamin A dan D

(FI ed III hal: 457)

2. Tween 80(Polysorbate 80), (RM : C64H124O26, BM : 1310) HOPE 6th, hal : 549-553

Pemerian Polisorbat 80 memiliki bau yang khas dan hangat, agakrasa pahit, kental, dan berwarna kuning

Kelarutan Larut dalam etanol, dan dalam air. Tidak larut dalam minyak mineral dan minyak sayur.

Stabilitas Polisorbat stabil untuk elektrolit dan asam dan basa lemah;saponifikasi bertahap terjadi dengan asam dan basa kuat. Ester asam oleat sensitif terhadap oksidasi. Polisorbat yang higroskopisdan harus diperiksa untuk kadar air sebelum digunakan dan dikeringkan jikadiperlukan. Juga, yang sama dengan surfaktan polioksietilen lainnya,penyimpanan lama dapat menyebabkan pembentukan peroksida.Polisorbat harus disimpan dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Perubahan warna dan / atau curah hujan terjadi dengan berbagai zat,khususnya fenol, tanin, ter, dan bahan tarlike. aktivitas antimikroba paraben berkurang dengan kehadiran polisorbat.

Data fisikTitik nyala 149CHLB : 15Viskositas : 425 mPa sDensitas : 1.01 g/cm3Viskositas pada 25C : 9701080 (mPa s)

Kadar Penggunaanagen pengemulsi :digunakan sendiri dalam emulsi O/W = 1-15%Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilik emulsi O/W = 1-10%

Kegunaan Zat pendispersi, emulsifyng agent; surfaktan nonionik; pelarut; wetting agent.

3. Span 80 (RM : C24H44O6; BM : 429) HOPE 6th, hal : 675-678Zat aktifSorbitan Monooleat

Pemerian Cairan kental jernih berwarna kuning, seperti minyak, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.

Kelarutan Kelarutan ester sorbitan umumnya larut atau terdispersi dalamminyak, mereka juga larut dalam pelarut organik. Dalam air,meskipun tidak larut, mereka umumnya terdispersi.

Stabilitas Sorbitan ester stabil dalam asam lemah atau basa. Sorbitan ester harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Pembentukan sabun bertahap terjadi dengan asam kuat atau basa

Data fisikTitik nyala > 149CHLB : 4,3

Kadar PenggunaanAgen pengemulsi : digunakan sendiri dalam emulsi W/O = 1-15%Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilikemulsi O/W = 1-10%

Kegunaan Zat pendispersi, emulsifyng agent; surfaktan nonionik; pelarut; wetting agent

4. Methyl Paraben (RM: C8H8O3) [FI ed III hal: 378]PemerianSerbuk hablur halus;putih;hampir tidak berbau;tidak mempunyai rasa,kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

KelarutanLarut dalam 500 bagian air,dalam 20 bagian air mendidih,dalam3,5 bagian ethanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton p.Mudah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida;larut dalam 60 bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas,jika didinginkan larutan tetap jernih.

Kadar Penggunaan0,015 % - 0,2 % ADI : 10mg/kgbb(HOPE 6th ed 2009 hal : 444)

Stabilitas

Larutan mengandung air dan methyl paraben di pH 3-6 mungkin di sterilkan oleh Autoklaf pada suhu 1208C dalam 20 menit tanpa dekomposisi.larutan air pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar,sementara larutan air pada pH 8 atau di atas tunduk pada hidrolisis cepat (10% atau lebih pada penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar).(HOPE 6th ed 2009 hal : 444)

InkompatibilitasAktifitas antimikroba Methyl paraben dan parabens lainnya sangat berkurang dengan adanya surfaktan non ionik,seperti polisorbat 80.Propilen glikol (10%) telah di tunjukan untuk mempotensikan aktivitas antimikroba dari parabens di non ionik surfaktan dan mencegah interaksi antara methyl paraben dan polisorbat 80.Tidak kompatibel dengan bahan lain,seperti;Bentonit,magnesiumtrisilikat,bedak,tragacanth,natrium alginat,minyak esensial,sorbitoll dan atropin.(HOPE 6th ed 2009 hal : 443)

KegunaanZat Pengawet/Zat Tambahan

5. Propilen glikol (RM : C3H8O2) [FI ed IV hal:534 ]PemerianCairan kental, jernih,tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab

KelarutanDapat bercampur dengan air, dengan aseton, dengan chloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak essensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

Data FisikDensisitas : 1.038 g/cm3 at 208CTitik Leleh : -59C

Kadar Penggunaan ADI : 25mg/kgbbPelarut oral : 10%-25 %Pengawet : 15%-30%(HOPE,6th ed:2009 hal 592)

Stabilitas

Di tempat terbuka cenderung mengoksidasi.Propilen glikol secara kimiawi stabil saat di campur dengan etanol (95%),gliserin atau air,Propilen glikol cenderung higroskopis dan harus di simpan dalam tempat tertutup,terlindung dari cahaya,di tempat yang sejuk dan kering.

(HOPE,6th ed:2009 hal 592)

InkompatibilitasPropilen glikol tidak kompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat (HOPE,6th ed:2009 hal 592)

KegunaanAnti cap-locking agent,Co-solvent,Pengawet anti mikroba,desinfektan,Humektan

(HOPE,6th ed:2009 hal 592)

6. Syrupus simplex (RM C12H22O11) HOPE,6th ed:2009 hal 592PemerianGula yang berasal dari Sacharum oficinarum linne,Beta Vulgaris linne.Berbentuk Kristal tak berwarna,massa Kristal atau blok,bubuk Kristal putih,tidak berbau dan memiliki rasa manis (HOPE, 6th ed:2009 hal:703)

KelarutanKelarutan dalam air 1 : 0,2 ; pada suhu 100C,1:400 dalam etanol pada suhu 20C,1:170 dalam etanol 95% pada suhu 20C,1:400 dalam propan-2-ol tidak larut dalam kloroform(HOPE, 6th ed:2009 hal:703)

Data fisikTitik Leleh : 160-1860CDensitas : 1,6 g/cm3

Stabilitas

Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang rendah.Sukrosa akan menyerap 1% Kelembaban Yang Akan Melepaskan Panas Pada 90C.Sukrosa akan menjadi caramel pada suhu di atas 160C,sukrosa yang encer dapat terdekomposisi dengan keberadaan mikroba(HOPE, 6th ed:2009 hal:703)

InkompatibilitasBubuk Sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat..Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil penyulingan.Dengan jumlah sulfit yang tinggi,dapat terjadi perubahan warna pada tablet yang tersalut gula.Selain itu sukrosa dapat bereaksi dengan tutup alumunium(HOPE, 6th ed:2009 hal:703)

KegunaanPemanis,coating agent,granulating agent,suspending agent,peningkat viskositas,tablet binden,sugar coating adjust(HOPE, 6th ed:2009 hal:703)

7. Butyl Hidroksi Toluat (BHT) (RM : C15H24O ; BM : 220,35) HOPE 6th, hal: 75-76PemerianKristal padat putih atau kuning pucat dengan bau khas fenol yang lemah

KelarutanPraktis tidak larut dalam air, gliserin, propilenglikol, larutan alkali hidroksida dan asam mineral encer. Mudah larut dalam aseton, benzene, etanol (95%), eter, methanol, toluene, campuran minyak, dan minyak mineral. Lebih larut dari BHT dalam munyak makanann dan lemak.

Data fisikTitik Leleh : 70COsmolaritas : -

Kadar PenggunaanFish oils 0.010.1 ADI : 12.5 g/kg body-weight (WHO)(HOPE 6th 2009 hal : 75)

StabilitasPaparan cahaya, kelembaban dan panas menyebabkan perubahan warna dan hilangnya aktivitas. Disimpan di wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.

InkompatibilitasBHT mengalami reaksi karakteristik fenol. Tidak kompatibel dengan oksidator kuat seperti peroksida dan permanganat. Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan. Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan sejumlah katalis asam menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan pelepasan gas isobutena yang mudah terbakar.

KegunaanAntioksidan.

8. Aquadest (RM : H2O ; BM : 18,02)PemerianCairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa(FI ed:III hal:96)

KelarutanDapat bercampur dengan pelarut polar lainnya(HOPE, ed:2009 hal:766)

Data fisikTitik beku : 0 CTitik didih : 100 CDensitas: 1,00 g/cm3

StabilitasStabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)(HOPE, ed:2009 hal:766)

Inkompatibilitasair dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.(HOPE, ed:2009 hal:768)

KegunaanPelarut/Pembawa(FI ed III hal :96)

IV. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIANNo.PermasalahanPenyelesaian

1Bahan aktif berupa minyak yang tidak bisa bercampur dengan air, sedangkan sediaan yang akan dibuat adalah sediaan larutanDibuat Emulsi dan digunakan emulgator untuk membungkus fase minyak dengan cara membentuk lapisan film, sehingga fase minyak dan air dapat bercampur. Emulgator yang digunakan adalah golongan surfaktan yaitu tween 80 dan span 80 sebanyak 10 %.

2Sediaan yang akan dibuat adalah sediaan emulsi tipe o/w untuk pemakaian oral.Digunakan aquadest sebagai bahan pembawa( FI ed IV hal;96 )

3Zat aktif memiliki rasa minyak yang khasDigunakan Syrupus simplex sebanyak 30% untuk menutupi rasa minyak yang khas

4Syrupus Simplex dapat menyebabkan caplocking pada leher botolDigunakan Propilenglikol 10% sebagai anti caplocking agent(HOPE 6th hal : 592 )

5Sediaan yang dibuat merupakan sediaan multiple dose sehingga kemungkinan tumbuh mikrobaDigunakan pengawet methyl paraben dengan kadar 0,1 % sebagai antimikroba.(HOPE 6th hal : 441)

6Sediaan mengandung minyak yang mudah teroksidasiDigunakan Antioksidan yaitu BHT sebanyak 0,01 %(HOPE 6th hal : 75)

7Agar lebih akseptabel di masyarakat di gunakan flavouring agentFlavouring agent yang di gunakan adalah pasta strawberry secukupnya.

V. PENDEKATAN FORMULANo.Nama BahanJumlahKegunaan

1Oleum Iecoris Aselli30 %Zat Aktif(FI ed III hal: 457)

2Tween 80 Hlb 9,24,58 %Emulsyfing agent (HOPE 6th hal : 550)

3Span 80 Hlb 9,25,42 %Emulsyfing agent(HOPE 6th hal : 550)

4Syrupus Simplex30 %Pemanis dan pengental (HOPE 6th hal: 703)

5Methyl Paraben0,1 %Pengawet(HOPE 6th : 441)

6BHT0,01 %Antioksidan(HOPE 6th hal : 75)

7Propilen Glikol10 %Anti cap-locking, pemanis, dan pengental (HOPE 6th hal : 679)

8Aquadest19,89 %Pelarut/ pembawa(FI ed IV hal:96 )

9Pasta StrawberryqsFlavoring agent

VI. PENIMBANGANDibuat sediaan sebanyak 800 ml.1. Oleum Iecoris Aselli 30 % = 30 gr/100ml x 800 ml = 240 gram2. Tween 80 ( Hlb 9,2) 4,58 % = 4,58 gr/100ml x 800 ml = 36,64 gram3. Span 80 ( Hlb 9,2 ) 5,42 % = 5,42 gr/100 ml x 800 ml = 43,36 gram4. BHT 0,01 % = 0,01 gr/100 ml x 800 ml = 0,08 gram5. Methyl Paraben 0,1 % = 0,1 gr /100 ml x 800 ml = 0,8 gram6. Propilen Glikol 10% = 10 gr/100 ml x 800 ml = 80 gram7. Syrupus Simpleks 30 % = 30gr/100 ml x 800 ml = 240 gr8. Aquadest 19,89 % = 19,89 gr/100 ml x 800 ml = 159,12 ml

Perhitungan Untuk Penimbangan Tween 80 & Span 80 (10%) HLB 9,2Tween 80 Hlb 15 10 % = 10 gr/100 ml x 800 ml = 80 grSpan 80 Hlb 4,3 % Tween 80 = Hlb butuh Hlb rendah X 100 % = 9,2 4,3 X 100 % = 45,8 %Hlb tinggi Hlb rendah 15 4,3 % Span 80 = 100 % - 45,8 % = 54,2 %Untuk 80 gram dibutuhkan :Tween 80 45,8 % = 45,8 gr/100 ml x 80 gr = 36,64 grSpan 80 54,2 % = 54,2 gr/ 100 ml x 80 gr = 43,36 gr

Untuk Pembuatan Syrupus simplex 100 ml Timbang Sukrosa 65% = 65 gr Aquadest 35 % = 35ml

No.Nama BahanJumlah yang Ditimbang

1Oleum Iecoris Aselli240 gram

2Tween 80 Hlb 9,236,64 gram

3Span 80 Hlb 9,243,36 gram

4Syrupus Simplex240 gram

5Propilen Glikol80 gram

6BHT0,08 gram

7Methyl Paraben 0,8 gram

8Aquadest159,12 ml

9Pasta Strawberryqs

VII. PROSEDUR PEMBUATAN

Penaraan Botol1. Dimasukkan aquadest sebanyak 182 ml pada gelas ukur, tuangkan air tersebut pada wadah botol.2. Di tandai batas kalibrasi, aquadest yang ada dalam botol dibuang dan dikeringkan. Botol siap dipakai Pembuatan Sirupus Simplex (250 ml)1. Menimbang 162,5 gr Sakarosa ke dalam gelas kimia 200 ml2. Menambahkan Aquadest sebanyak 87,5 ml3. Dipanaskan campuran tersebut sampai Sakarosa larut dan homogen4. Disaring larutan selagi panas menggunakan kain saring5. Diambil filtrat sebanyak 240 gr

Pembuatan Fase Minyak1. Masukan Oleum Iecoris Aselli yang telah ditimbang kedalam gelas kimia 1.2. Larutkan BHT kedalam Oleum Iecoris Aselli dalam gelas kimia 1.3. Masukan Span 80 yang telah ditimbang kedalam gelas kimia 1, aduk sampai homogen.4. Panaskan di atas penangas sampai suhu 60-70 oC, sambil sesekali diaduk.

Pembuatan Fase Air1. Masukan Syrupus Simplex yang telah ditimbang kedalam gelas kimia 2.2. Larutkan Methyl Paraben dalam Propilen Glikol sebanyak 20 ml, lalu masukan kedalam gelas kimia 2 aduk ad homogen.3. Masukan sisa Propilen Glikol kedalam gelas kimia 2, aduk ad homogen .4. Masukan Tween 80 yang telah ditimbang kedalam gelas kimia 2, aduk ad homogen.5. Masukan aquadest kedalam gelas kimia 2, aduk ad homogen.6. Panaskan di atas penangas sampai suhu 60-70 oC, sambil sesekali diaduk.

Pembuatan Emulsi Oleum Iecoris Aselli1. Siapkan gelas kimia dengan ukuran 1000 ml.2. Kalibrasi gelas kimia sebanyak 800 ml.3. Masukkan fase air yang suhunya 60-70 oC ke dalam gelas kimia.4. Masukkan fase minyak yang suhunya 60-70 oC ke dalam gelas kimia sedikit demi sedikit, sambil di aduk ad homogen.5. Homogenkan dengan alat Homogenizer sampai tercampur seluruhnya.6. Tambahkan Flavoring agent yaitu Pasta Strawberry ke dalam gelas kimia aduk sampai larutan homogen.7. Sediaan di bagi ke dalam 4 botol @ 200 ml yang telah di tara hingga batas penaraan 182 ml,lalu botol di tutup dan di beri etiket.VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

NoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1.organoleptikMengevaluasi bau, rasa, dan warna4Botolpengamatan

IBau khas minyak ikan, warna tetap (merah muda), dan rasa manis

IIBau khas minyak ikan, warna tetap (merah muda), dan rasa manis

IIIBau khas minyak ikan, warna tetap (merah muda), dan rasa manis

IVBau khas minyak ikan, warna tetap (merah muda), dan rasa manis

2.Uji pHMengevaluasi pH setiap sediaan saat pertama dibuat dan setelah didiamkan 1 minggu4BotolpH

I6

II6

III6

IV6

3.Volume terpindahkanMengidentifikasi volume setiap sediaan dengan menggunakan gelas ukur2Botol Bobot sediaan

IBobot keseluruhan = 374.81 gram

Bobot botol kosong = 190.35 gram

Bobot emulsi = 184.46gram

IIBobot keseluruhan = 375.61gram

Bobot wadah kosong = 191.80gram

Bobot emulsi = 183.76gram

4.Uji Berat JenisMenentukan bobot jenis sediaan dengan piknometer2BotolBerat jenis sediaan (Ws-Wo)Berat jenis air (Ws-Wo)

Replikasi I10.543gram9.878gram

Replikasi II10.517gram9.875gram

Replikasi III10.53gram9.869gram

5.Uji ViskositasMenentukan sifat aliran sediaan dengan menggunakan kelereng sebagai alat uji yang dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi sediaan2BotolWaktu kelereng jatuh

I3.2 detik

II3.6detik

6.Uji Tipe EmulsiMenetukan tipe emulsi O/W atau W/O dengan uji kelarutan dan uji dengan metilen blue.1Diencerkan dengan airDiberi pewarna methilen blue

Sediaan larut dengan air Warna metilen blue tersebar merata

7.Uji tinggi sedimentasiMenentukan tinggi sedimentasi sediaan dengan cara mengukur bahan aktif yang mengendap menggunakan alat pengukur penggaris1waktuTinggi sedimentasiTinggi sediaan

0 menit0 cm9cm

10 menitO cm9cm

20 menitO cm9cm

30 menitO cm9cm

1 jamO cm9cm

2 jamO cm9cm

3 jamO cm9cm

1 hari8.4cm9cm

2 hari7.7cm9cm

4 hari7.1cm9cm

IX. PEMBAHASAN

Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair lainnya. Fase cair dalam bentuk droplet disebut fase terdispers/ fase internal. Fase yang lain disebut fase pendispers/ fase kontinyu/ fase eksternal Sistem ini biasanya distabilkan dengan emulgator. Bentuk ketidak stabilan emulsi yaitu :1. Flokulasi Dua globul bersatu, tetapi lapisan pelindung masih ada. Droplet droplet membentuk agregat.2. Koalesence yaitu hilangnya lapisan film, globul makin besar dan bersatu3. CreamingPengaruh gravitasi.Creaming yaitu terjadi pemekatan di permukaan atau di dasar.4. Inversi fasa, yaitu perubahan viskositas. Penyebab inversi fasa yaitu(secara teoritis) fase terdispersi melebihi 74% volume total emulsi, adanya perubahan suhu, adanya penambahan bahan yang mengubah kelarutan emulgator, proses pembuatan emulsi menggunakan peralatan yang kotor dan proses pembuatan emulsi dilakukan dengan prosedur pencampuran yang tidak sesuai.5. Breaking/demulsifikasi yaitu pecah akibat hilangnya lapisan film, pengaruh suhu.

Teori Terbentukya Emulsi : Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)Dalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan atau menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang atas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi berdasarkan adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator;ada bagian yang bersifat suka air (hidrofilik) atau mudah larut dalam air,dan ada bagian yang suka minyak (lipofilik) atau mudah larut dalam minyak. Teori Film Plastik (Interfacial Film)Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers atau fase internal.Dengan terbungkusnya partikel tersebut, usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi tehalang.Dengan kata lain, fase dispers menjadi stabil. Teori Lapisan Listrik Rangkap ( Electric Double Layer )Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di depannya.Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dililndungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan.Beneter tersebut akan menolak setiap usaha partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar,karena susunan listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai susunan yang sama.Dengan demikian anatar sesama partikel akan tolak menolak, dan stabilitas emulsi akan bertambah. (Syamsuni , 2007)Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan emulsi Oleum Iecoris Aselli atau minyak Ikan untuk penggunaan oral, yang berfungsi sebagai sumber vitamin A dan D untuk meningkatkan kecerdasan otak serta meningkatkan daya tahan tubuh.Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator yang aktif di permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan.Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati daerah antar muka antar tetesan dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi.Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :a. Kelompok hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka air.b. Kelompok lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka minyak.Masing masing kelompok akan bergabung dengan zat cair yang disenanginya, kelompok hidrofil kedalam air dan kelompok lipofil kedalam minyak. Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal dengan HLB(Hydrophyl Lipophyl Balance), yaitu angka yang menujukkan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin banyak kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut air dan sebaliknya.Pada praktikum ini, formula sediaan emulsi Oleum Iecoris Aselli adalah sebagai berikut: Tween 80 dan Span 80 sebagai emulgator golongan surfaktan nonionik, Methyl paraben sebagai pengawet, Syrupus simpleks sebagai pemanis, Propilen glikol sebagai anticaplocking agent, BHT sebagai antioksidan, Pasta Strawberry sebagai flavouring agent dan air sebagai pembawa.Oleum Iecoris Aselli mempunyai HLB karena merupakan fase minyak. Tetapi HLB Oleum Iecoris Aselli tidak diketahui, oleh karena itu harus melakukan suatu percobaan untuk memperoleh HLB Oleum Iecoris. Dilakukan terlebih dahulu optimasi sebanyak 50 ml dengan HLB 9, HLB 9,2 , HLB 9,5. Kemudiaan diamati selama 15 menit di dalam tabung sedimen, untuk masing-masing HLB , setelah diamati pada HLB 9,2 terlihat emulsi yang stabil, warnanya semakin lama semakin putih, kental, dan fase minyak dan fase air tidak terpisah atau breaking, maka dapat dikatakan emulsi tersebut stabil atau Oleum Iecoris Aselli stabil pada HLB 9,2. Setelah dilakukan optimasi sebanyak 50 ml dengan HLB 9,2 , dilakukan pembuatan sediaan Oleum Iecoris Aselli sebanyak 800 ml dengan HLB 9,2. Digunakan surfaktan kombinasi sebagai emulgator yaitu Tween 80 dan Span 80, karena kedua emulgator tersebut memiliki sifat yang berbeda. Tween 80 memiliki HLB 15 karena tween adalah hidrofilik dan dapat membentuk emulsi O/W, sementara span 80 memiliki HLB 4,3 karena Span adalah lipofilik dan dapat membentuk emulsi W/O. Digunakan dua emulgator surfaktan yang berbeda sifat agar membentuk emulsi yang stabil didua fase, baik fase air maupun fase minyak. Emulgator yang digunakan sebanyak 80 gram, 36,64 gram dari tween 80 dan 43,36 gram dari span 80.Dalam pembuatan emulsi Oleum Iecoris Aselli diberikan pemanis untuk memperbaiki rasa yang tidak enak. Pemanis yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Syrupus simpleks sebanyak 30%. Namun penggunaan Syrupus simpleks dengan kadar 20 35 % dapat menimbulkan kristalisasi pada leher botol pada penggunaan sediaan tersebut. Maka dari itu digunakan anticaploking agent yaitu Propilen glikol 10 % kedalam sediaannya. Pemanis mudah sekali ditumbuhi oleh mikroba sehingga harus ditambahkan pengawet sebagai antimikroba. Pengawet yang digunakan adalah Methyl paraben sebanyak 0,1% karena syarat kadar Methyl paraben sekitar 0,015 % - 0,2 % untuk sediaan oral. Methyl paraben mudah larut dalam Propilen glikol sehingga pada saat pembuatan Methyl paraben dilarutkan dalam Propilen glikol. Karena sediaan mengandung fase minyak yang mudah teroksidasi, sehingga dapat menimbulkan sediaan menjadi tengik maka digunakan Antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasi yaitu BHT dengan kadar 0,01 %. BHT larut dalam minyak lemak sehingga pada pembuatan BHT dicampurkan pada fase minyak. Selain itu pada formulasi emulsi Oleum Iecoris Aselli ini ditambahkan Flavouring agent yaitu Pasta strawberry agar sediaan lebih menarik dan lebih akseptabel di masyarakat.Metode pembuatan emulsi menggunakan metode botol (shaking), karena metode botol biasanya digunakan dengan emulgator sintetik misalnya surfaktan. Proses pembuatan emulsi yaitu, komponen dibagi dua fase, fase minyak dan fase air. Fase air dicampurkan dengan fase air, dan fase minyak dicampurkan dengan fase minyak. Kemudian kedua fase tersebut dipanaskan pada suhu 60 - 700C dan suhunya harus sama. Setelah suhunya sama lalu angkat, fase dalam ditambahkan ke dalam fase luar. Fase dalamnya yaitu fase minyak dan fase luar yaitu fase air, jadi fase air dimasukan ke dalam mortir, kemudian ditambahkan fase minyak sedikit demi sedikit ke dalam fase air.Setelah sediaan jadi, maka dilakukan evaluasi berupa pengamatan organoleptik , uji penetapan pH, uji volume terpindahkan, uji berat jenis sediaan, uji sedimentasi, uji viskositas sediaan, dan uji tipe emulsi . Evaluasi secara organoleptik dilakukan dengan cara melihat warna, bau, dan rasa dari sediaan. Pengamatan Organoleptik pada sediaan emulsi dari minyak ikan adalah ; bau strawberry , warna merah muda, dan memiliki rasa yang manis khas minyak ikan. Lalu dilakukan uji volume terpindahkan dilakukan dengan cara menimbang tiap botol yang berisi sediaan, berat yang didapat merupakan (Ws) , kemudian botol dikosongkan , dicuci bersih dan dikeringkan, kemudian ditimbang lagi lengkap dengan tutup botolnya, berat yang didapat merupakan (Wo). Selisih dari keduanya merupakan berat sediaan utuh. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil rata-rata dari 2 botol dengan berat sediaan sebesar 184,11 gram. Selanjutnya evaluasi yang dilakukan adalah uji berat jenis (Bj) sediaan, Pada pengujian untuk berat jenis sediaan dilakukan dengan menggunakan alat piknometer dengan cara menimbang piknometer kosong yang sebelumnya telah dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu. Berat piknometer merupakan (Wo) , setelah itu isi piknometer dengan sediaan kemudian timbang kembali piknometer dan catat hasilnya, berat sediaan merupakan (Ws), lakukan replikasi selama 3 x . Setelah itu lakukan perhitungan Bj untuk air dengan prosedur yang sama seperti pada pengujian berat jenis sediaan. Berat jenis relatif sediaan untuk Emulsi Oleum Iecoris Aselli adalah 1,053. Pada uji pH sediaan menunjukkan bahwa pH dari sediaan tersebut adalah 6,0. pH tersebut tidak mengalami penurunan dari pH semula yaitu 6 , serta memenuhi sebagai syarat pH dari sediaan yang ideal.Kemudian dilakukan uji viskositas terhadap sediaan untuk menentukan sifat aliran sediaan dengan menggunakan kelereng sebagai alat uji yang dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi sediaan. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut :Pada uji viskositas, rata-rata waktu kelereng jatuh 3.4 detik - Waktu III = - Waktu III =

Pengujian waktu kelereng jatuh pada sorbitol, gliserin, dan paraffin liquidsorbitolGliserinParaffin liquid

8.27 detik24.48 detik6.00 detik

7.31 detik23.27 detik5.59 detik

7.51 detik23.52 detik6.00 detik

Berat kelereng = 19.3489 gramBerat kelereng = 19.759 gramBerat kelereng = 19.655 gram

Rata-rata = 7.41 detikRata-rata = 23.75 detikRata-rata = 5.86 detik

Konsentrasi = 10%-80%Konsentrasi = 5%-83%-

Viskositas = 1.2-900Cp at 25CRata-rata = 200cPViskositas = 1.143-111.0cPViskositas = 110-230cPRata-rata = 170 cp

1. sorbitol =x 200Cp = 91.76 cP*2. paraffin liquid=*

Rata-rata viskositas sediaan = 95.195 cP*Uji sedimentasi dilakukan untuk menentukan tinggi sedimentasi yang terbentuk dengan cara mengukur bahan aktif yang mengendap dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pengukuran pertama dilakukan dari 0', 10', 20', 30', 1 jam, 2 jam, 3 jam, setelah dilakukan pengamatan tidak terdapat sedimentasi . Setelah 1 hari kemudian dilakukan pengukuran tinggi sedimentasi adalah 8.4 cm, hari ke 2 (7.7 cm) dan hari ke 4 (7.1) cm. Terakhir dilakukan uji tipe emulsi, uji tipe emulsi dilakukan untuk mengetahui tipe sediaan emulsi yang dibuat . Pengujian ini dilakukan dengan 2 cara yaitu :1. Metode Pengenceran faseMetode pengenceran dilakukan dengan cara meletakan sediaan pada kaca arloji , setelah itu sediaan diencerkan dengan air secukupnya, dari hasil pengamatan sediaan dapat diencerkan dengan air, menunjukan bahwa tipe sediaan emulsi adalah tipe minyak dalam air atau tipe O/W2. Metode PewarnaanMetode pewarnaan dilakukan dengan cara meletakan sediaan dalam kaca arloji, setelah itu pada sediaan di tambahkan methylen blue, dari hasil pengamatan warna methylen blue tersebar merata pada sediaan, menunjukan bahwa tipe emulsi adalah minyak dalam air atau O/W.X. KESIMPULANFormulasi yang tepat untuk sediaan emulsi Oleum Iecoris Aselli yang dibuat adalah sebagai berikut.No.Nama BahanJumlahKegunaan

1Oleum Iecoris Aselli30 %Zat Aktif(FI ed III hal: 457)

2Tween 80 Hlb 9,24,58 %Emulsyfing agent (HOPE 6th hal : 550)

3Span 80 Hlb 9,25,42 %Emulsyfing agent(HOPE 6th hal : 550)

4Syrupus Simplex30 %Pemanis dan pengental (HOPE 6th hal: 703)

5Methyl Paraben0,1 %Pengawet(HOPE 6th : 441)

6BHT0,01 %Antioksidan(HOPE 6th hal : 75)

7Propilen Glikol10 %Anti cap-locking, pemanis, dan pengental (HOPE 6th hal : 679)

8Aquadestad 800 mlPelarut/ pembawa(FI ed IV hal:96 )

9Pasta StrawberryqsFlavoring agent

Dari hasil evaluasi sediaan, sediaan Emulsi Oleum Iecoris Aselli cukup baik dan stabil dengan hasil evaluasi sebagai berikut :1. Organoleptika = warna merah muda, rasa manis, bau strawberry 2. Volume terpindahkan = volume rata-rata 184,11 gram.3. pH sediaan = 6,0.4. Uji Sedimentasi = terdapat endapan5. Uji Viskositas = viskositas sediaan 95.195 cP*6. Uji Stabilitas = tidak terdapat pertumbuhan mikroba.7. Uji BJ = 1,0538. Uji Tipe Emulsi = Emulsi tipe O/W

XI. DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London : Pharmaceutical Press.Drs.H.A.Syamsuni,Apt.2006. Ilmu Resep. EGC JakartaDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional edisi kedua, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Ansel,Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV .Jakarta : UI-pressTjay, tan hoan & Kirana rahardja. 2002. Obat-Obat Penting edisi kelima. Jakarta: PT elex media komutindo.

LampiranEtiket

Kemasan Sekunder