Top Banner
DEPARTE|U|EN PEHDAGANGAN REPUBLII( IND()NESIA Menimbang Mengingat DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jalan M I Ridwan Rais No 5 Jakarta101 10 Te.021-3440408 la 021-3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR l5lw$ lKEP/3/2010 TENTANG SYARAT TEKNIS METER PROVER DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI. ". a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor O8/M-DAGlPERl3l2010 tentangAlat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) YangWajibDitera dan Ditera Ulang, perlu mengatur syarat teknis meter prover; b. bahwa penetapan syarat teknis meter prover, diperlukan untuk ... mewujudkan kepastian hukum dalam pemeriksaan, pengujian, dan penggunaan meter prover sebagai upaya menjamin kebenaran pengukuran volume cairan ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan KeputusanDirektur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri; '. 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3193); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun '1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3821), 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2001 Nomor '135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4884), 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik lndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844)', 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
35

Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

Mar 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

DEPARTE|U|EN PEHDAGANGANREPUBLII( IND()NESIA

Menimbang

Mengingat

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERIJalan M I Ridwan Rais No 5 Jakarta 101 10

Te. 021-3440408 la 021-3858185

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

NOMOR l5lw$ lKEP/3/2010TENTANG

SYARAT TEKNIS METER PROVER

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI.

". a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan MenteriPerdagangan Nomor O8/M-DAGlPERl3l2010 tentang Alat-alat Ukur,Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) Yang Wajib Ditera danDitera Ulang, perlu mengatur syarat teknis meter prover;

b. bahwa penetapan syarat teknis meter prover, diperlukan untuk... mewujudkan kepastian hukum dalam pemeriksaan, pengujian, dan

penggunaan meter prover sebagai upaya menjamin kebenaranpengukuran volume cairan ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf adan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur JenderalPerdagangan Dalam Negeri ;

' . 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal(Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11 ,Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 3193);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun '1999 tentang Per l indungan Konsumen(Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3821),

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus BagiProvinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor '135, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor4151) sebagaimana telah beberapa kal i d iubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republ ik IndonesiaTahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republ ikIndonesia Nomor 4884),

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437)sebagaimana telah beberapa kal i d iubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republ ik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republ ik IndonesiaNomor 4844)',

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh(Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62,Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 4633);

Page 2: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

*10

Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam NegeriNomor . t5 lwx rtmP /5 /2010

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan ProvinsiDaerah Khusus lbukota Jakarta Sebagai lbukota Negara KesatuanRepublik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor4744);

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib danPembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syaratBagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (LembaranNegara Republ ik Indonesia Tahun 1985 Nomor 4,Tambahan LembaranNegara Republ ik lndonesia Nomor 3283);

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1987 tentang Satuan Turunan,Satuan Tambahan, dan Satuan Lain Yang Berlaku (Lembaran NegaraRepubl ik lndonesia Tahun 1987 Nomor lT, Iambahan Lembaran NegaraRepubl ik Indonesia Nomor 3351);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republ iklndonesia Nomor 4737),

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi danTugas Eselon I Kementerian Negara Republik lndonesia sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50Tahun 2008;

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang PembentukanKabinet Indonesia Bersatu l l;

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan danOrganisasi Kementerian Negara;

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor61/MPP/Ke p1211998 tentang Penyelengg araan Kemetrologiansebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perindustrian danPerdagangan Nomor 251 IMPP lKep/6/1 999;

14. Keputusan Menteri Perindustrian dan635/MPP/Kepl 1012004 tentang Tanda Tera;

Perdagangan Nomor

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri PerdaganganNomor 24lM-DAG/PE R/6/2009 ;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor S0/M-DAG/PER/1 012009 tentangUnit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/1 012009 tentangPeni la ian Terhadap Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana TeknisDaerah Metrologi Legal;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG lPERl3l2010 tentangAlat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) YangWajib Ditera dan Ditera Ulang;

b .

7 .

8 .

o

11 .

12

13.

15 .

16 .

17

18.

Page 3: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam NegeriNomor . r1.lwv fiKEp /5 lzoto

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERTAMA : Memberlakukan Syarat Teknis Meter Prover yang selanjutnya disebut STMeter Prover sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal PerdaganganDalam Negeri ini.

, KEDUA : ST Meter Prover sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMAmerupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dantera ulang serta pengawasan meter prover.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ini mulai berlakupada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal J ltlaret 2010

DIREKTUR JENDERALPERDAGANGAN DALAM NEGERI.

SUBAGYO

Page 4: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

NoMoR t t\lwY/mP/tlzatoTANGGAL: I l4aret 2010

Daftar lsi

BAB I Pendahuluan'

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Pengert ian

" BAB ll Persyaratan Administrasi

2.1. Ruang Lingkup

2.2. Penerapan

2.3. ldentitas

2.4. Persyaratan Meter Prover Sebelum Peneraan

BAB ll l Persyaratan Teknis dan Persyaratan Kemetrologian

3.1 . Persyaratan Teknis

3.2. Persyaratan Kemetrologian

BAB lV Pemeriksaan dan Pengujian

4.1. Pemeriksaan

4.2. Pengujian Tera dan Tera Ulang

BAB V Pembubuhan Tanda Tera

5.1. Penandaan Tanda Tera

5.2. Tempat Tanda Tera

BAB Vl Penutup

DIREKTUR JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERI,

SUBAGYO

Page 5: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

5  

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran, dan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP). Dalam ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, mengamanatkan pengaturan UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang, dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-duanya, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Dalam melaksanakan amanat tersebut di atas, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya. Adapun UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang adalah UTTP yang dipakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan, dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kebenaran hasil pengukuran dimaksud dan dalam upaya menciptakan kepastian hukum, maka terhadap setiap UTTP wajib dilakukan tera dan tera ulang yang berpedoman pada syarat teknis UTTP.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu disusun syarat teknis UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang yang merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan UTTP.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Untuk mewujudkan keseragaman dalam pemeriksaan dan pengujian Meter Prover dalam upaya mencapai tertib ukur.

2. Tujuan

Tersedianya pedoman bagi petugas dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengujian Meter Prover.

1.3 Pengertian

Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Meter Prover Konvensional yang selanjutnya disebut Meter Prover adalah standar penguji berbentuk pipa atau silinder dengan diameter tertentu, dengan volume yang terukur digunakan untuk menguji meter arus.

Page 6: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

6  

2. Volume yang terukur adalah volume yang dibatasi antara dua saklar detektor (detector switch).

3. Saklar detektor (detector switch) adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi pendesak yang lewat.

4. Pendesak adalah alat untuk memindahkan volume tertentu antara 2 (dua) saklar detektor.

5. Meter Prover satu arah (unidirectional provers) adalah Meter Prover yang dilengkapi dengan pendesak yang bergerak bebas ke satu arah untuk memindahkan volume tertentu.

6. Meter Prover dua arah (bidirectional provers) adalah Meter Prover yang dilengkapi dengan pendesak yang bergerak bebas ke dua arah bolak-balik untuk memindahkan volume tertentu.

7. Volume dasar adalah volume Meter Prover antara dua saklar detektor pada suhu acuan dan tekanan atmosfir.

8. Pemeriksaan adalah keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh pegawai berhak yang diberi hak menera dan menera ulang untuk mencocokan atau menilai persyaratan teknis dan administratif Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,sehingga dapat atau tidak dapat diuji.

9. Pengujian adalah keseluruhan tindakan sesudah UTTP lulus dalam pemeriksaan, berupa membandingkan penunjukan dengan standar yang dilakukan oleh pegawai yang berhak menera dan/atau menera ulang agar dapat diketahui apakah sifat-sifat ukur tersebut lebih besar, sama atau lebih kecil dari Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD).

Page 7: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

7  

BAB II PERSYARATAN ADMINISTRASI

2.1 Ruang Lingkup

Syarat Teknis ini mengatur mengenai persyaratan teknis dan persyaratan kemetrologian untuk Meter Prover.

2.2 Penerapan.

Syarat Teknis ini berlaku untuk Meter Prover yang dipergunakan untuk pengujian terhadap meter arus.

2.3 Identitas

Meter Prover harus dilengkapi tanda pengenal yang memuat keterangan sebagai berikut:

1. nama pabrik pembuat;

2. merek;

3. tipe/model;

4. nomor seri;

5. volume dasar;

6. bahan; dan

7. koefisien muai ruang.

2.4 Persyaratan Meter Prover Sebelum Peneraan

1. Meter Prover yang akan ditera harus memiliki Surat Izin Tipe atau Izin Tanda Pabrik.

2. Label tipe harus terlekat pada Meter Prover asal impor yang akan ditera.

3. Meter Prover yang diproduksi di dalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan nomor Surat Izin Tanda Pabrik.

4. Meter Prover yang diproduksi di dalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan nomor Surat Izin Tanda Pabrik dan label tipe untuk Meter Prover asal impor sebelum ditera.

5. Meter Prover yang akan ditera ulang harus sudah ditera sebelumnya.

Page 8: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

8  

BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN

3.1 Persyaratan Teknis

1. Bahan

Meter Prover harus terbuat dari bahan yang tahan karat dan tahan terhadap tekanan minimal 1 MPa.

2. Konstruksi

a. Meter Prover dapat berbentuk pipa lurus, pipa berbentuk U, atau lipatan U.

b. Meter Prover harus dirakit dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pemakaiannya terjamin secara baik.

c. Bagian dalam Meter Prover, sambungan pipa, dan bengkokan/lengkungan pipa yang terletak antara dua saklar detektor mempunyai kebundaran dan kehalusan yang merata.

d. Dinding bagian dalam pipa mempunyai lapisan dari bahan yang keras, dengan permukaan sedemikian rupa, sehingga tidak mudah aus atau terkelupas oleh gesekan pendesak.

e. Meter Prover memiliki pendesak yang berbentuk bola atau piston, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) pendesak berbentuk bola harus dibuat dari bahan elastis yang tahan terhadap suhu dan jenis cairan sesuai dengan pemakaian meter prover ; atau

2) pendesak berbentuk piston, pada bagian yang bersentuhan dengan dinding bagian dalam harus dilapisi oleh bahan yang elastis yang tahan terhadap suhu dan jenis cairan sesuai dengan pemakaian Meter Prover.

f. Dalam hal pendesak berbentuk bola harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) bola terbuat dari bahan yang kuat, elastis, dan tidak mudah aus atau rusak;

2) bola diisi cairan dengan tekanan, sehingga diameter bola mengembang lebih besar dari pada diameter dalam pipa;

3) diameter bola disesuaikan dengan spesifikasi pabrik;

4) jika tidak ada bola yang sesuai dengan spesifikasi pabrik, maka harus digunakan bola lain yang diameternya lebih besar 2% - 7% dari diameter dalam pipa; dan

Page 9: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

9  

5) bola tidak boleh terisi udara.

g. Meter Prover dilengkapi dengan tempat-tempat penyambungan untuk pengujiannya atau penyambungan dengan meter arus;

h. Meter Prover dilengkapi dengan tempat untuk memasang termometer dan manometer dekat saluran masuk dan saluran keluar

i. Diameter pipa dan laju pendesak Meter Prover harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) diameter dalam Meter Prover dibuat sedemikian rupa, sehingga hilang tekanan pada Meter Prover sesuai dengan hilang tekanan pada instalasi meter arus;

2) diameter Meter Prover dan sambungan-sambungannya (manifold) tidak boleh lebih kecil dari diameter saluran ke luar dari meter arus yang diuji;

3) diameter minimum memenuhi ketentuan mengenai laju maksimum pendesak, ketidakpastian posisi saklar detektor, dan debit meter arus yang diuji;

4) saluran masuk dan saluran keluar Meter Prover, termasuk kran-kran (valves) dan sambungan-sambungan harus cukup besar untuk mencegah perubahan kecepatan alir yang melewati meter arus ketika aliran ditujukan ke meter prover;

5) laju pendesak untuk Meter Prover dua arah tidak boleh melebihi 1,5 m/s;

6) laju pendesak untuk Meter Prover satu arah tidak boleh melebihi 3 m/s.

j. Volume minimum antara dua saklar detektor harus memenuhi syarat sesuai dengan rentang ukur meter arus kerja yang akan diuji;

k. Jarak minimum antara dua saklar detektor harus memenuhi ketentuan:

1) volume batas minimum antara dua saklar detektor;

2) ketidakpastian posisi bola; dan

3) ketidakpastian posisi saklar detektor.

l. Kran-kran (valves) saluran masuk dan keluar pada Meter Prover, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) semua kran yang berhubungan dengan Meter Prover bebas dari gelembung udara dan tidak bocor;

2) posisi kran empat arah pada Meter Prover dua arah dan kran pemindah bola pada Meter Prover satu arah berada tepat pada kedudukannya selama penggunaan Meter Prover;

3) kran empat arah (four way valve) pada Meter Prover dua arah

Page 10: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

10  

dan kran pemindah bola (interchange valve) pada Meter Prover satu arah, harus tahan terhadap kebocoran pada tekanan pemakaiannya; dan

4) kran empat arah dan kran pemindah bola harus dilengkapi dengan alat untuk mendeteksi kebocoran.

m. Saklar detektor Meter Prover harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) dapat mendeteksi pendesak, pada saat pendesak lewat; dan

2) dapat memberikan sinyal untuk menggerakan penghitung elektronik; dan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bekerja hanya oleh desakan pendesak saja.

n. Konstruksi Meter Prover satu arah dan Meter Prover dua arah sebagaimana tercantum dalam lampiran.

o. Meter Prover dapat dipakai untuk penggunaan beberapa jenis cairan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pabriknya.

3.2 Persyaratan Kemetrologian

1. Ketidaktetapan

Batas maksimal ketidaktetapan (repeatability) yang diperbolehkan pada hasil pengujian berurutan adalah 0,02 %.

2. Suhu dan tekanan

Volume Meter Prover ditentukan pada suhu 28 oC dan/atau 15 oC serta pada tekanan atmosfir atau 101325 Pa.

Page 11: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

11  

BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

4.1. Pemeriksaan

Pemeriksaan Meter Prover dilakukan untuk memastikan bahwa Meter Prover memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam syarat teknis ini.

4.2. Pengujian Tera dan Tera Ulang

1. Prosedur pengujian

Pengujian Meter Prover dalam rangka peneraan dan peneraan ulang sesuai dengan prosedur terlampir dalam Syarat Teknis ini.

2. Pengujian

a. Penentuan volume Meter Prover

1) Meter Prover yang akan diuji harus sudah mempunyai volume dasar;

2) perhitungan volume dasar Meter Prover dibuat hingga 5 (lima) angka di belakang koma untuk satuan barrel, dan 3 (tiga) angka di belakang koma untuk satuan liter;

b. Instalasi pengujian Meter Prover

Instalasi pengujian Meter Prover harus dilengkapi dengan perlengkapan pengujian yang dirakit dan terpasang dengan kokoh serta terhindar dari cahaya matahari langsung.

c. Metode pengujian Meter Prover

1) penakaran air (water draw), dengan ketentuan sebagai berikut:

a) pada pengujian Meter Prover dua arah paling sedikit harus ada 3 (tiga) aliran bolak balik (round trip) berurutan terdiri dari 3 (tiga) trip searah dan 3 (tiga) trip berlawanan arah, yang masing-masing memenuhi ketentuan batas maksimum ketidaktetapan; dan

b) pada pengujian Meter Prover satu arah paling sedikit harus ada 3 (tiga) trip searah yang memenuhi ketentuan batas maksimum ketidaktetapan.

2) meter induk (master meter)

pada pengujian Meter Prover dua arah paling sedikit harus ada 5 (lima) aliran bolak balik (round trip) berurutan terdiri dari 5 (lima) trip searah dan 5 (lima) trip berlawanan arah yang masing-masing memenuhi ketentuan batas maksimum ketidaktetapan; dan pada pengujian Meter Prover satu arah paling sedikit harus ada 5 (lima)

Page 12: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

12  

trip searah yang memenuhi ketentuan batas maksimum ketidaktetapan.

d. Sertifikasi

Hasil pengujian terhadap Meter Prover dituangkan dalam sertifikat yang ditandatangani oleh pejabat berwenang.

Page 13: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

13  

BAB V PEMBUBUHAN TANDA TERA

5.1. Penandaan Tanda Tera

Pada Meter Prover dipasang lemping tanda tera sebagai tempat pembubuhan Tanda Daerah, Tanda Pegawai Yang Berhak, dan Tanda Sah. Tanda Jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari Meter Prover yang sudah disahkan pada waktu ditera dan ditera ulang untuk mencegah penukaran dan/atau perubahan. Bentuk tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.2. Tempat Tanda Tera

1. Tera

a. Tanda Daerah ukuran sumbu panjang 8 mm, Tanda Pegawai Berhak (H), dan Tanda Sah Logam (SL) ukuran 6 mm dibubuhkan pada lemping dari logam tahan karat berbentuk segi empat yang dilekatkan dengan kuat atau diikat dengan kawat segel, serta dijamin dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm pada tempat yang mudah dilihat; dan

b. Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm dibubuhkan pada masing-masing tutup kedua saklar detektor sedemikian rupa, sehingga mencegah pembukaan atau penggantian saklar detektor.

2. Tera Ulang

Satu buah Tanda Sah Plombir (SP) ukuran 6 mm pada tutup saklar detektor sebagai pengganti Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm pada tera.

3. Jangka waktu tera ulang

Jangka waktu tera ulang dan masa berlaku tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Dalam hal Meter Prover mengalami perbaikan yang menyebabkan perubahan volume dasar, tanda tera rusak, atau kawat untuk memasang tanda tera putus, Meter Prover wajib ditera ulang.

Page 14: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

14  

BAB VI PENUTUP

Syarat Teknis Meter Prover merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan tera dan tera Meter Prover serta pengawasan Meter Prover, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan Meter Prover dalam pengukuran volume cairan serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

Page 15: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

15  

Lampiran 1. Gambar Teknis Meter Prover Satu Arah (Unidirectional)

Saringan

Meter

Blok dan Valve rembes

Catu Daya

Penghitung Meter Prover Elektronik

Kabel Penyaring

Genetaror Pulsa

Sambungan Bola

Bola Pendesak

Sambungan alternative

Penakaran air

Tempat Thermometer

Penghitung Totalisator

Keluaran Thermometer Well dan Sambungan Pressure Gauge

Thermometer Well dan

Sambungan Pressure Gauge

Sambungan / Match-Bored Flanges

Kabel Penyaring Detektor switch

Master Meter (Tipe Bidirectional)

Penghitung Meter Prover untuk Master Mater

Master Meter

Bola

Detektor Switch

Pipa Prover untuk kalibrasi

Valve Lubang angin

Sambungan / Match-Bored Flanges

Sambunganalternatif penakaran air dan isolasi

flange

Pemasoh awal

Sambungan alternative Master Meter

Lintasan Bola

Posisis Bola

Pososi Bola

PemasukanThermometer Well dan Sambungan Pressure

Pompa

Jalur Kembali

Page 16: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

16  

Lampiran 2. Gambar Teknis Meter Prover Tipe Bidirectional (Tipe U)

Keluaran Thermometer Well Lubang Angin,Pressure Gauge dan Thermometer Well

Sambungan Alternatif Penakaran Air dan Isolasi Flange

Lubang Angin dan Pressure Gauge

Sambungan / Match – Bored Flange Detektor bola

Kalibrasi Volume Prover

Bola Pendesak

Keluaran Thermometer Well

Valve aliran pembalik dengan fasilitas pengecek segel

Genetaror Pulsa

Penghalang Aliran

Keluaran Blok dan Valve Rembes

Sambungan alternative Meter Prover

Kabel Penyaring Kabel Penyaring ke Generator Meter Pulsa

Penghitung Meter Prover Elektronik

Kabel Power

Sambungan Alternatif Master Meter

Sambungan Thermometer Well dan Pressure Gauge

Penghitung Totalisator

Meter

Saringan

Aliran

Page 17: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

17  

Lampiran 3. Instalasi Pengujian Meter Prover Dengan Metode Desakan Air (Water Draw Method)

Kabel Penyaring

Detektor switch

Bola

Valve Lubang

Angin

Penghitung Meter Prover

Kabel Penyaring

Tangki Penampungan

Tangki Air Penyaring

Monitor Flow Meter

Valve 3 arah

Blok dan Valve rembes

Pompa

Tangki Penimbang

Standari Penimbang

Gelas Standar

Valve manual

Ukuran kapasitas standar

Page 18: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

18  

Lampiran 4. Instalasi Meter Prover Metode Master Meter (Master Meter Method)

Kabel Penyaring Detektor switch

Master Meter (Tipe Bidirectional

Penghitung Meter Prover untuk Master Mater

Tangki Penampungan

Pompa

Master Meter

Bola

Jalur Kembali

Detektor Switch

Pipa Prover untuk kalibrasi

Penghitung Meter Prover

Valve Lubang angin

Valve aliran pembalik dengan fasilitas pengecek segel

Valve aliran pembalik dengan fasilitas pengecek segel

Page 19: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

19  

Lampiran 5. Pengujian Meter Prover Dengan Metode Water Draw

1. PERALATAN YANG DIPERLUKAN

a. Bejana-bejana ukur standar yang telah disertifikasi

Bejana-bejana ukur standar harus sudah disertifikasi oleh Direktorat Metrologi atau badan lain yang berwenang dan harus menjelaskan tentang suhu dasar, waktu tetesan dan koefisien muai ruang bahan bejana-bejana tersebut.

Secara umum waktu tetesan untuk bejana ukur dengan volume sampai dengan 20 liter adalah 10 sekon dan volume lebih dari 20 liter adalah 30 sekon.

Konfigurasi dari bejana-bejana ukur standar dipilih sedemikian rupa, agar volumenya sesuai dan memadai dengan volume dasar Meter Prover.

b. Manometer-manometer yang telah disertifikasi

Manometer dipergunakan untuk mengukur tekanan sistem water draw (Meter Prover dan test stand serta rangkaian pipa-pipanya).

Pengukur tekanan harus mempunyai kemampuan mengukur tekanan dengan ketelitian pembacaan 0,2 bar.

c. Termometer-termometer yang telah disertifikasi

Termometer digunakan untuk mengukur suhu air pada bejana ukur standar dan pada bagian inlet dan outlet pipa Meter Prover.

Pengukur suhu harus mempunyai kemampuan mengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 0,1 °C.

d. Stopwatch dengan penunjukan sekon

Stopwatch harus mempunyai alat penunjuk sekon dipergunakan untuk mengukur waktu tetesan pada pengosongan bejana ukur standar sesuai dengan yang ditentukan pada sertifikat bejana.

e. Pita ukur atau ring gauge

Pita ukur harus berupa alat ukur yang dapat mengukur keliling atau diameter bola dengan teliti atau apabila dipergunakan ring gauge harus disertai dengan keterangan yang menyatakan ukuran ring gauge tersebut.

f. Alat pemeriksa kedataran

Dipergunakan untuk memeriksa kedataran posisi permukaan air pada bejana ukur standar.

g. Kaca pembesar

Dipergunakan untuk memperjelas pembacaan permukaan air pada sight glass bejana ukur standar.

Page 20: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

20  

h. Test stand dengan pipa-pipa yg memadai dan alat-alat kontrol

Instalasi test stand meliputi pipa-pipa dengan kran-kran pengisian, kran selenoida, kran kontrol dan alat kontrol/indikator listrik.

Kran selenoida dipergunakan untuk mengatur mulai dan berakhirnya penakaran dalam proses water draw.

i. Pompa air

Pompa air harus mempunyai kapasitas yang memadai baik dalam hal volume maupun tekanannya sehingga dapat mendorong bola dengan lancar didalam pipa Meter Prover.

j. Cadangan/penampung air

Cadangan yang sekaligus sebagai penampung air adalah berupa suatu wadah dari mana air diisap oleh pompa air dan menampung air yang berasal dari pengosongan bejana-bejana ukur standar.

Volume cadangan/penampung air minimal harus dua kali volume bejana ukur terbesar.

k. Rangkaian pipa-pipa

Rangkaian ini dapat berupa pipa-pipa atau slang-slang fleksibel maupun kombinasi dari keduanya, yang menghubungkan test stand dengan bagian inlet dan outlet pipa meter prover.

Jika selang-selang fleksibel yang dipergunakan, harus dijaga agar tidak bergerak dan bergeser serta bagian-bagian sambungannya sepenuhnya bebas dari kebocoran.

2. PERSIAPAN

a. Apabila Meter Prover sebelumnya telah dipergunakan, maka perlu dibersihkan dengan cermat dari kotoran-kotoran sebelum dihubungkan dengan perlengkapan test stand. Perlu beberapa kali pencucian dengan minyak diesel ringan atau detergen berbusa ringan dicampur dengan air tawar dan selanjutnya dilakukan pembilasan dengan air bersih. Jangan sampai ada minyak mentah atau bahan berbuih tertinggal di dalam pipa Meter Prover dan peralatan test stand, periksa bagian dalam Meter Prover dari kerusakan atau benda-benda asing yang tertinggal.

b. Periksa secara visual setiap bejana ukur standar untuk meyakinkan tidak adanya penyok-penyok atau kerusakan lain yang dapat berakibat perubahan terhadap isi bejana ukur. Periksa juga untuk meyakinkan tidak adanya benda-benda asing di dalam bejana ukur standar.

c. Periksa seluruh tanda tera pada bejana ukur standar baik yang ada pada skala maupun pada pipa kran pengeluaran.

d. Periksa kedataran landasan (plat form) test stand dan seluruh bejana ukur standar.

e. Jika dipergunakan bola sebagai displacer, gembungkan bola secukupnya

Page 21: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

21  

untuk menjadikannya sebagai alat pemindah (displacer) yang kedap air didalam pipa Meter Prover (berfungsi seperti squeege). Sebagai acuan umum, persentase diameter bola terhadap diameter dalam pipa untuk pipa-pipa dengan ukuran diameter nominal berikut adalah :

101,6 mm; 152,4 mm; 203,2 mm sebesar 102 %

254,0 mm; 304,8 mm sebesar 103 %

406,4 mm s/d 609,6 mm sebesar 104 %

762,0 mm sebesar 106 %

914,4 mm s/d 1066,8 mm sebesar 108 %

Amati fisik bola secara visual dan periksa apabila terdapat robek, terpotong, bocor, lecet dan sebagainya yang dapat mempengaruhi unjuk kerja Meter Prover.

f. Jika menggunakan piston sebagai displacer, amati secara visual sealnya dari kemungkinan terdapat sobek, terpotong, aus dan lain-lain. Ganti seal bila perlu, amati loop Meter Prover dari kemungkinan terdapatnya kerusakan atau benda-benda asing.

g. Sebelum memasukkan bola ke dalam Meter Prover, lumuri terlebih dahulu secara cermat dengan bahan pelumas (grease). Perlu diperiksa lagi untuk menghindari lumpur dan bahan-bahan lainnya masuk ke dalam Meter Prover.

h. Hubungkan pipa/selang penyambung test stand dengan Meter Prover, kemungkinan penyambungan dilakukan pada kran empat arah pada Meter Prover dua arah atau pada pemindah bola (interchanges) pada Meter Prover satu arah ataupun pada bagian upstream dan downstream yang sesuai.

i. Isi Meter Prover, pipa/selang penyambung dan test stand dengan air. Selama pengisian air semua tutup ventilasi pada tempat-tempat yang paling tinggi dibuka sampai seluruh udara dalam sistem dibuang ke luar. Periksa keseluruhan sistem dari kebocoran dan perbaiki bila perlu, yakinkanlah slang-slang, kran-kran dan sebagainya berada pada posisi tetap atau dibarikade untuk mencegah pergerakan, pergeseran atau terpental selama penakaran berlangsung, hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam proses pengujian.

j. Hubungkan sumber daya listrik dengan test stand, periksa unjuk kerja pompa air, kedua detektor dan periksa pula reaksi kerja kran solenoida.

3. UJI COBA ALIRAN

Uji coba ini mempunyai beberapa tujuan antara lain:

a. membantu menentukan atau menetapkan konfigurasi bejana-bejana ukur standar yang dipergunakan, volumenya, jumlahnya dan urutan penakarannya;

b. mengkondisikan dan membasahi bejana-bejana ukur standar;

c. membuang dan menghilangkan udara dari sistem; dan

d. memberi waktu bagi operator untuk mencoba pengoperasian sistem.

Page 22: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

22  

4. PELAKSANAAN PENGUJIAN

a. Catat data-data yang berkenaan dengan item berikut:

1) pemilik;

2) lokasi; 

3) tanggal pengujian;

4) merek dan pabrik;

5) tipe;

6) nomor seri;

7) diameter nominal pipa;

8) diameter dalam pipa;

9) tebal dinding;

10) bahan dan koefisien muai ruang bahan;

11) diameter bola (displacer); dan

12) keterangan tentang bejana ukur standar yang digunakan. 

b. Tempatkan bola (displacer) pada posisi awal.

c. Ketika sinyal dari detektor switch menutup keran solenoida, sistem siap untuk mulai diuji, catat tekanan sistem.

d. Buka keran pengisian bejana pertama dengan perlahan, catat suhu meter prover pada bagian inlet dan outlet. 

e. Jika permukaan air telah mendekati garis skala, tutup kran pengisian bejana pertama secara perlahan, buka kran pengisian bejana kedua secara perlahan sehingga kecepatan pengisian tetap konstan, hal tersebut untuk memperoleh laju perpindahan cairan/ bola yang relatif konstan pula.

f. Urutan pengisian ini tetap dilakukan untuk bejana-bejana selanjutnya dengan memperhatikan laju perpindahan cairan/bola yang konstan tanpa henti (stagnasi).

g. Buka kran pengosongan air pada bejana pertama, pada saat pengosongan telah mencapai separuh isi bejana, ukur suhu bejana dengan cara mengambil sampel air dengan mangkok pada lubang pengosongan, celupkan termometer ke dalam sampel air, lakukan pembacaan setelah berselang 10 detik untuk memberikan waktu bagi termometer untuk bereaksi.

h. Untuk menjaga agar suhu termometer tetap dekat dengan suhu sistem maka simpanlah termometer dalam wadah yang airnya diganti secara berkala.

i. Urutan penakaran dilanjutkan sampai bola menggerakkan switch detector kedua untuk mengaktifkan keran solenoida untuk menutup.Tertutupnya keran

Page 23: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

23  

solenoida dan terhentinya aliran air melengkapi volume setengah round trip bagi Meter Prover bidirectional ataupun volume satu trip bagi Meter Prover unidirectional.

j. Volume Meter Prover jenis bidirectional dinyatakan sebagai jumlah volume dua trip yang berurutan dengan arah yang berlawanan.

k. Volume Meter Prover jenis unidirectional dinyatakan sebagai volume satu trip.

l. Volume dasar Meter Prover jenis bidirectional ditentukan sebagai rata-rata dari tiga volume round trip berurutan yang telah dikoreksi, dan mememihi ketentuan toleransi sebagai berikut :

1) beda tiga volume round trip yang berturutan maksimum 0,02 %; dan

2) beda tiga volume trip searah yang berturutan maksimum 0,02 %.

m. Volume dasar Meter Prover jenis unidirectional ditentukan sebagai rata-rata dari tiga volume one way trip berurutan yang telah dikoreksi memenuhi ketentuan toleransi, beda tiga volume one way trip yang berurutan maksimum 0,02%.

5. PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI

Ada 5 (lima) faktor koreksi yang diperhitungkan dalam penentuan volume dasar Meter Prover, yaitu:

a. CTL

CTL, koreksi akibat beda antara suhu air pada bejana ukur standar dengan suhu air pada Meter Prover, berdasarkan API Manual Chapter 11.2.3. ketentuan tentang CTL adalah sebagai berikut :

1) Jika suhu bejana ukur lebih rendah dari suhu rata-rata Meter Prover, menggunakan tabel bagian separuh pertama dari manual; 

2) Jika suhu bejana ukur lebih tinggi dari suhu rata-rata Meter Prover, menggunakan tabel bagian separuh kedua dari manual;

3) Koreksi diterapkan sebagai faktor pengali volume masing-masing bejana ukur.

b. CTS

1) CTSM adalah koreksi akibat beda antara suhu ambien bejana ukur standar dengan suhu dasar bejana menurut sertifikatnya. 

2) CTSM dirumuskan sebagai berikut :

CTS = 1 + α (tm - T)

α = muai ruang bahan bejana

tm = suhu ambien bejana

T = suhu dasar bejana ukur standar sesuai sertifikat (15,6 °C atau 28 °C)

3) Koreksi ini diterapkan sebagai faktor pengali terhadap volume masing-

Page 24: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

24  

masing bejana yang telah terkoreksi oleh CTL.

4) Jumlah volume keseluruhan bejana yang terkoreksi CTL dan CTS disebut sebagai volume terkoreksi temperatur( Vt ). 

c. CPSP

1) CPSP adalah koreksi akibat beda antara tekanan di dalam pipa Meter Prover dengan tekanan atmosfir. 

2) CPSP dirumuskan sebagai berikut :

Pp = tekanan statik terhadap dinding pipa

D = diameter dalam pipa

E = modulus elastisitas bahan pipa

Wt = tebal dinding pipa

d. CPLP

1) CPLP adalah koreksi akibat tekanan terhadap air di dalam pipa Meter Prover.

2) CPLP dirumuskan sebagai berikut :

Pp = tekanan statik terhadap air

F = faktor kompresibitas air

e. CTSP

1) CTSP adalah koreksi akibat beda antara suhu ambien Meter Prover dengan suhu dasar meter prover

2) CTSP ditentukan dengan rumus berikut :

CTSP = 1 + β(tp – T)

dimana: β = koefesien muai ruang bahan Meter Prover

tp = suhu ambien rata-rata Meter Prover

T = suhu dasar Meter Prover (15.6 °C atau 28 °C)

6. PERHITUNGAN VOLUME DASAR

Volume dasar Meter Prover pada suhu dasar ditentukan dengan rumus berikut :

T

P

WEDPCPSP

..1+=

FPCPLP

p .11

−=

( )CTSPCPLPCPSP

CTLCTSVatmTV O

..)*(, =

Page 25: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

25  

Lampiran 6. Cerapan Untuk Menghitung Volume Dasar Meter Prover Tipe Bidirectional dengan Menggunakan Water Draw

 KOP INSTANSI 

UPTD Metrologi ………

Direktorat Metrologi,

Page 26: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

26  

KOP INSTANSI 

Page 27: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

27  

KOP INSTANSI 

Page 28: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

28  

 KOP INSTANSI 

Page 29: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

29  

 KOP INSTANSI 

Page 30: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

30  

 KOP INSTANSI 

Page 31: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

31  

 

 KOP INSTANSI 

Page 32: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

32  

 

 KOP INSTANSI 

Page 33: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

33  

 KOP INSTANSI 

Page 34: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

34  

 KOP INSTANSI 

Page 35: Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter proverppsdk.kemendag.go.id/wp-content/uploads/Peraturan/...Title: Microsoft Word - Lampiran SK Dirjen PDN ttg ST Meter prover Author: Denny Tresna

35  

Lampiran 7. Berita Acara Pengujian Meter Prover

Ditjen Migas