Perspektif politik-ekonomi serta ideologi kebijakan Universal Coverage BPJS dan pelayanan “Medical Tourism” Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM
Feb 06, 2016
Perspektif politik-ekonomi sertaideologi kebijakan
Universal Coverage BPJS dan pelayanan “Medical Tourism”
Laksono TrisnantoroPusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM
Pengantar
Pelayanan kesehatan di Indonesia mempunyai dua kutub yang berbeda jauh. 1.Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui Jamkesmas saat ini dan 2. Pelayanan bagi masyarakat menengah atas.
• Pelayanan bagi masyarakat menengah atas saat ini masih dirasakan buruk.
• Banyak masyarakat Indonesia pergi ke luar negeri untuk mencari pengobatan.
• Dalam konteks “medical tourism”: Indonesia dikenal sebagai pasar, bukan penyedia jasa.
• Pelayanan bagi masyarakat bawah belum dapat disimpulkan mutunya
Pembahasan
• Situasi ini perlu dibahas dalam rangka persiapan BPJS dan pengembangan industri kesehatan.
• Pembahasan dilakukan dalam perspektif ekonomi-politik dan ideology kebijakan BPJS dan “medical tourism”.
Pertanyaan 1:
• Apakah ideologi kebijakan kesehatan di BPJS ini benar-benar sosialisme, ataukah bentuk populisme yang tidak mempunyai dasar logika kuat termasuk segi pendanaan.
Pertanyaan 2:
• Apakah di Indonesia untuk pelayanan kesehatan dapat mempunyai dua ideologi: untuk yang miskin berupa sosialisme kesehatan, sementara bagi kelas menengah atas menggunakan ideologi pasar.
Pertanyaan 3:
• Situasi menarik terjadi di Thailand: Ada kebijakan Universal Coverage, namun di sisi lain Medical Tourism berkembang pesat terutama di Bangkok. Apakah Indonesia akan mengikuti pola Thailand?
Tujuan Diskusi
• Membahas kebijakan SJSN-BPJS, dan Medical Tourism dengan pendekatan perspektif politik-ekonomi dan ideologi kebijakan;
• Membahas perkembangan di Inggris dan berbagai negara lainnya;
• Membahas scenario kebijakan mendatang mengenai SJSN dan Medical Tourism dalam konteks sejarah masa lalu.
Pertemuan hari ini:- Pertemuan awal untuk
meningkatkan perhatian pada kebijakan publik yang komprehensif
- Pertemuan awal untuk evaluasi dan penyusunan kebijakan publik
Langkah-langkah dalam pengembangan kebijakan publik
Ide Pilot Naskah akademik kebijakan
LegislasiPelaksanaan kebijakan
Evaluasi kebijakan
Perubahan
Isi:
1. Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat2. Ideologi3. Situasi ideologi kesehatan di Indonesia4. Bagaimana skenario pelayanan kesehatan di
masa mendatang?5. Apakah perlu kebijakan berbeda dan apa
perlu ada ideologi?
Bagian 1:Struktur Sosial-Ekonomi Masyarakat
• Berbasis tingkat pendapatan masyarakat
Menentukan:• Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan (Need)• Permintaan Pelayanan
Kesehatan• Penyediaan Pelayanan
Kesehatan• Permintaan Tenaga
Kesehatan
3. 49% penduduk <2US$ sehari
2. 16.7 % penduduk <1.55 US$ sehari
1. 7.4 % penduduk <1 US$ sehari
10% orang kaya Indonesia = 25 juta = Penduduk Malaysia
12
1 2 3
masyarakat miskin
Kemampuan ekonomi masyarakat di Indonesia
49% penduduk <2US$ sehari
16.7 % penduduk <1.55 US$ sehari
7.4 % penduduk <1 US$ sehari
10% orang kaya Indonesia = 25 juta = Penduduk Malaysia
13
1 2 3
masyarakat miskin
Kebutuhan Berbeda:Antara Masyarakat atas dan bawah
Kebutuhan Pelayanan Kesehatan (Need)
49% penduduk <2US$ sehari
16.7 % penduduk <1.55 US$ sehari
7.4 % penduduk <1 US$ sehari
10% orang kaya Indonesia = 25 juta = Penduduk Malaysia
14
1 2 3
masyarakat miskin
Berbeda, tergantung pada kemampuan ekonomi
Permintaan Pelayanan Kesehatan (Demand)
Segmentasi RS di Indonesia dan penyediaan tenaga RS
• Masyarakat miskin ((Jaminan Sosial)• Masyarakat daerah terpencil• Masyarakat sangat terpencil
• Masyarakat kaya di perkotaan dan kabupaten
• Medical Tourism
Pendapatan berbeda jauh
15
• Apakah akan menimbulkan perbedaan jenis tenaga di RS?
• Apakah akan menimbulkan perbedaan mutu pelayanan?
• Apakah ada ideologi di balik situasi ini?
Observasi: Terjadi kegagalan pasar di sektor kesehatan
• Masyarakat miskin gagal mendapatkan pelayanan yang baik
• Memerlukan peran pemerintah lebih banyak
• Seberapa banyak?
Saat ini terjadi situasi dimana pemerintah semakin berperan:• Adanya kebijakan
Jamkesmas dan BPJS
Catatan:
• Ada kemungkinan peran pemerintah hanya berdasarkan pertimbangan populist, bukan karena ideologi kuat
Pengertian Populist• Menyenangkan rakyat
walaupun tidak ada kemampuan untuk melakukan
• Penting untuk mendapatkan simpati jangka pendek
Bagian 2: Ideologi
• A set of doctrines or beliefs that form the basis of a political, economic, or other system
• Ideologi negara dan partai politik
• Ideologi sektor kesehatan
• Ideologi dalam kehidupan seorang manusia (budaya)
18
Ideologi Pasar
Input yang dibutuhkan firma
Firm
Product Market
Household
Production factors market
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
19Mempunyai Potensi Kegagalan:
Masyarakat miskin tidak dapat memperoleh pelayanan
Intervensi Pemerintah untuk mengatasi kegagalan pasar
Input yang dibutuhkan firma
Firm
Product Market
Household
Production factors market
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Jaminan Kesehatan untuk masyarakat miskin
Subsidi untuk rumahsakit dan pelayanan kesehatan
Ideologi: Meningkatkan peran pemerintah dalam pembiayaan
Insentif para dokter
20
Spektrum ideologi yang populer
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
21
Ideologi sosialisme
• Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS, National Health Service) dan negara kesejahteraan merupakan kata yang sama
• Pelayanan kesehatan yang gratis kepada semua warga merupakan bentuk murni Sosialisme dan bertentangan dengan hedonisme masyarakat kapitalis
—Aneurin Bevan, In Place of Fear, p106
22
Ideologi neoliberal
Mempunyai 3 pendekatan (Ham 1997):1. Memerlukan sektor swasta untuk
meningkatkan efisiensi dan memperluas cakupan pelayanan;
2. Memerlukan manajerialisme yang terpisah dari intervensi pemerintah
3. Reformasi sistem penganggaran dan adanya insentif keuangan untuk peningkatan kinerja
Catatan:
• Dalam praktek tidak hitam putih• Ada kombinasi, misal mempunyai ideologi
sosialis, namun menggunakan konsep manajerialisme dan swasta yang kuat. Contoh adalah Jepang.
• Muncul aliran Cara Ketiga• Lebih ekstrim: Tidak perduli kecocokan ideologi.
Misal Cina: Ideologi politik adalah komunis, namun sistem ekonomi adalah pasar.
Dimana letak kebijakan jaminan kesehatan-Universal Coverage?
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Jaminan Kesehatan Universal
25
Bagaimana situasi di negara lain?
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Obamacare26
Kelompok Partai RepublikKuba, Venezuela
Debat ideologis: Apakah negara mampu membiayai? Siapa yang membayar pelayanan kesehatan?
Pemerintah membayar semuanya.
Masyarakat tidak perlu membayar iuran. Pajak dan
penerimaan negara yang membayar.
Pemerintah membayar sebagian.
Masyarakat yang mampu membayar,
harus membayar
iuran
Pemerintah minimalis.Masya
rakat yang mampu
membayar, harus membayar .
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Ideologi mana yang tidak rasional, mana yang pragmatis? Tergantung situasi setiap negara 27
Apakah di Indonesia sudah ada debat ideologis?
Pemerintah membayar semuanya.
Masyarakat tidak perlu membayar iuran. Pajak dan
penerimaan negara yang membayar.
Pemerintah membayar sebagian.
Masyarakat yang mampu membayar,
harus membayar
iuran
Pemerintah minimalis.Masya
rakat yang mampu
membayar, harus membayar .
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Memang dalam penyusunan UU seharusnya terjadi.28
Bagian 3. Situasi ideologi kesehatan di Indonesia
• Sejarah• Kenyataan• Transisi• Perubahan saat ini: Komplikasi
Sejarah
Historical Stage
• Colonial Period• Independence and the
“Old Order”• “New Order”• Decentralized era
Before 1945
1945 - 1965
1965 - 1999
1999 - at present
Colonial Period
• The Dutch Indie was not administered as a welfare state
• Health services were provided for government employees, military personnel, and big company employees.
• Missionary hospitals and health services worked with limited coverage
1945 - 1965
• The period of market forces suppression• There was no clear national health financing
policy.• There was an Act on poor family health
services in early 1950s, but poorly implemented.
• Health insurance and social security is limited for government employees, military personnel, and big company employees.
1965-1998• The market economy was introduced• The private sector grew rapidly, incl, for profit
hospitals.• There was a corporatization of medical services
based on market forces• There was no clear regulation of health market • Medical doctors have multiple practice culture and
tend to serve the aflluent community• 1997: Economic crisis induced the Social Safety Net
incl. Health.
1999 - current
• Decentralization era since the stepdown of Suharto in 1998
• Direct Presidential and Governor/Major election
• More populist policies at national,provincial, and district level
• Poor family has free health and hospital services
• Poor family scheme becomes political issue
After decentralization and economic crisis: Financial Protection Policy in Health Care (1999)
• Reducing Out of Pocket
• Increasing central government finance for health proctection to the poor.
• Immediate after the crisis, using Social Safety Net
• Have steady growth of central government budget.
Dampak dari sejarah panjang berjalannya hukum pasar di sektor kesehatan:
•Medical Human Resources•Hospital Distribution
Penyebaran Dokter Spesialis (2008)Province
Number of Specialist % Cumulative Population Ratio
DKI Jakarta
2.890 23,92% 23,92% 8.814.000,00 1 : 3049
East Java
1.980 16,39% 40,30% 35.843.200,00 1 : 18102
West Java
1.881 15,57% 55,87% 40.445.400,00 1 : 21502
Central Java
1.231 10,19% 66,06% 32.119.400,00 1 : 26092
North Sumatera
617 5,11% 71,17% 12.760.700,00 1 : 20681
D.I.Jogjakarta
485 4,01% 75,18% 3.343.000,00 1 : 6892
South Sulawesi
434 3,59% 78,77% 8.698.800,00 1 : 20043
Banten (Java)
352 2,91% 81,69% 9.836.100,00 1 : 27943
Bali
350 2,90% 84,58% 3.466.800,00 1 : 9905
South Sumatera
216 1,79% 86,37% 6.976.100,00 1 : 32296
East Kalimantan
203 1,68% 88,05% 2.960.800,00 1 : 14585
North Sulawesi
173 1,43% 89,48% 2.196.700,00 1 : 12697
West Sumatera
167 1,38% 90,86% 4.453.700,00 1 : 26668
Other Provinces
1.104 9,14% 100,00% 52.990.200,00 1 : 47998
12083 100,00% 224.904.900,00 1 : 18613
Data: Indonesian Medical Council, 2008
Penyebaran Spesialis
• Jakarta: 24% of specialists, serves around 4% community in a relatively small area
• Provinces in Java: 49% of specialists, serves around 53% community
• Rest of Indonesia: 27% of specialists, serves around 43% community in a very large area
Source: Indonesian Medical Council, 2008
Penyebaran RS
• Private Hospital: More concentrated and recently developed in high fiscal capacity districts and Low Poverty Index
• Public Hospital: more developed in high fiscal capacity district
The map of hospitals across province
Most teaching hospitals are in Java and Sumatera
42
Rata-rata jumlah RS swasta di berbagai daerah
Poor community economy
Good community economy
High Fiscal capacity in District Government
1.05 2.11
Low Fiscal Capacity in District Government
0.5 1.91
43
Poor community economy district
Good community economy district
High Fiscal capacity in District Government
2.6 2
Low Fiscal Capacity in District Government
0.5 0.31
Rata-rata jumlah RS pemerintah di berbagai daerah
Pelajaran dari sejarah:
• Sistem di sektor kesehatan “sudah terlanjur” dalam hukum demand and supply.
• Tenaga kesehatan (dokter spesialis) sudah masuk pada profesi yang high earning.
• Terjadi disparitas penyebaran dokter dan rumahsakit
• Semua ini mengikuti sistem ekonomi pembangunan di Indonesia
• Indonesia belum pernah mengalami fase sebagai negara sosialis, walaupun Pancasila dan UUD 1945 menyatakan sosialisme
Situasi yang terjadi di 10 tahun terakhir
• Pemerintah semakin mendanai masyarakat miskin
• Ada usaha untuk mengarah ke ideologi sosialis
• Tidak dinyatakan secara eksplisit
• Debat ideologis belum terlihat jelas
• Ada kemungkinan terjadi situasi yang populist
49% penduduk <2US$ sehari
Pendanaan Pemerintah(misal JAMKESMAS ) semakin mendominasi
10% orang kaya Indonesia = 25 juta = Penduduk Malaysia
46
1 2 3
masyarakat miskin
Berasal dari Pemerintah dan Swasta
Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Pendanaan Swasta dan Pemerintah
Catatan:
• Masyarakat Sosial Ekonomi menengah ke atas dapat mempunyai sistem sendiri
• Bangsal VIP dan RS “mahal” masih penuh
• Dokter lebih senang menangani masyarakat menengah ke atas
Mengapa? Kelompok masyarakat ini:• Mempunyai kemampuan
ekonomi tinggi• Mempunyai sistem
jaminan, termasuk dari asuransi indemnity
Menjadi target pelayanan kesehatan internasional
3. 49% penduduk <2US$ sehari
2. 16.7 % penduduk <1.55 US$ sehari
1. 7.4 % penduduk <1 US$ sehari
2. Skenario pelayanan kesehatan untuk masyarakat atas
48
1 2 31. Skenario untuk pelayanan kesehatan bahgi masyarakat miskin
Kemampuan ekonomi masyarakat di Indonesia
4. Bagaimana skenario masa mendatang?
Skenario 1. Mengenai pelayanan kesehatan untuk masyarakat menengah ke bawah
• Faktor yang sudah pasti adalah kebijakan publik mengenai BPJS
Salahsatu faktor penting yang belum pasti:• Isi detil/operasional
kebijakan publik BPJS, termasuk pembayaran untuk dokter.
• Kemauan dokter untuk menerima pembayaran dari BPJS.
Catatan: Ideologi dalam bentuk nilai kehidupan atau budaya sekelompok manusia
Materialisme Kesederhanaan
.
50
Dimana ideologi dokter (spesialis) dalam kehidupan?
Materialisme Kesederhanaan
.
51
Potensi Ideologi tidak berjalan seiring (tabrakan)
• Sistem jaminan mempunyai prinsip efisiensi
• Sistem jaminan mempunyai keterbatasan anggaran pemerintah
• Sistem jaminan mempunyai prinsip pemerataan
• Jasa medik/pendapatan dokter menjadi rendah
• Bertentangan dengan nilai hidup para dokter yang mempunyai kepuasan hidup yang diukur dari:
F(Income + Leisure)
52
Ideologi tidak berjalan beriringan
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Jaminan Kesehatan Universal Dokter
53
Pelajaran dari sejarah universal coverage di Inggris
• Terjadi perdebatan keras antara asosiasi dokter dengan pemerintah selama 18 bulan sebelum disahkannya NHS yang Universal Coverage
• Kelompok dokter sebelumnya tidak mendukung NHS
• Masalah pendapatan menjadi hal penting.
54
Akhirnya:
• After 18 months of ongoing dispute between the Ministry of Health and the BMA, Bevan finally managed to win over the support of the vast majority of the medical profession by offering a couple of minor concessions, but without compromising on the fundamental principles of his NHS proposals.
• Bevan later gave the famous quote that, in order to broker the deal, he had "stuffed their mouths with gold".
55
Bagaimana dengan dokter (spesialis) di Indonesia?
• Apakah ada perubahan ideologi/nilai hidup/dan kebudayaan?
• Apakah selaras dengan “perubahan ideologi” sistem pembiayaan kesehatan selama 10 tahun terakhir ini yang mengarah ke sosialisme? Ataukah bertabrakan?
56
Ketidakpastian sikap dokter spesialis dan perhimpunan profesi terhadap
BPJSApakah
menentangNetral Apakah
mendukung
Skenario 1a.
• Dokter enggan bekerja di sistem jaminan karena pendapatannya rendah
• Jumlah dokter spesialis penyakit dalam relatif sedikit
• RS yang menggunakan sistem jaminan kesehatan kesulitan mendapatkan tenaga dokter spesialis
• Dokter memilih bekerja di tempat yang memberikan income tinggi
• Mungkin akan terjadi perubahan mutu
58
Ideologi tidak berjalan beriringan dan dokter spesialis enggan melayani Jaminan
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Jaminan Kesehatan Universal Dokter Spesialis
59
Skenario 1b.
• Jumlah dokter Spesialis cukup banyak
• Sistem jaminan tidak menghargai dokter secara cukup
• Ada dokter spesialis yang mau bekerja di sistem jaminan dengan pendapatan yang rendah (terpaksa atau sukarela)
• RS yang menggunakan sistem jaminan kesehatan tidak kesulitan mendapatkan tenaga dokter spesialis
• Catatan: Sebaiknya diperhatikan unsur keterpaksaaan
60
Ideologi tidak sama, namun ada sekelompok dokter yang ideologinya cocok dengan sistem jaminan
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Jaminan Kesehatan Universal
Dokter Sp yang cocok dengan ideologi kiri
Dokter Sp yang cocok dengan ideologi kanan
Pelayanan Kesehatan berbasis Pasar
61
Skenario 1c.
• Jumlah dokter SpPD cukup banyak
• Sistem Jaminan menghargai dokter spesialis
• Ada dokter yang mau bekerja di sistem jaminan dengan pendapatan yang tidak jauh berbeda
• RS yang menggunakan sistem jaminan kesehatan tidak kesulitan mendapatkan tenaga dokter spesialis
62
Ideologi tidak sama, namun ada sekelompok dokter yang ideologinya cocok dengan sistem jaminan dan pendapatannya
tidak banyak berbeda
Sosialisme
Sosial Demokrat
Neoliberal
Ideologi Kiri Ideologi Kanan
Jaminan Kesehatan Universal
Dokter Sp yang cocok dengan ideologi kiri
Dokter Sp yang cocok dengan ideologi kanan
Pelayanan Kesehatan berbasis Pasar
63
Bahan diskusi untuk skenario ini:
• Apakah di Indonesia akan terjadi rumahsakit yang melayani masyarakat atas dan bawah secara terpisah (seperti segmentasi sistem bintang dalam perhotelan)?
• Apakah ideologi dokter spesialis harus disiapkan agar cocok dengan ideologi jaminan dan segmentasi rumahsakit?
• Apakah dokter spesialis mau bersegmentasi? Ataukah harus menangani kedua struktur ekonomi-sosial masyarakat?
64
Skenario 2. Mengenai Pelayanan Kesehatan untuk kelas menengah-atas
Faktor yang pasti:a. Industri pelayanan
kesehatan di Asia Tenggara berjalan dengan cepat
b. Demand dan tuntutan akan mutu pelayanan semakin meningkat
c. Asia Tenggara menjadi semakin borderless
Faktor penting yang belum pasti:a. Pemerintah
mempunyai kebijakan publik yang jelas
b. Pemerintah tidak mempunyai kebijakan publik yang jelas
Apa dampaknya?
Skenario 2a: Pemerintah mempunyai kebijakan publik yang
jelas dalam pelayanan kesehatan untuk kelas atas
• Pemerintah memahami bahwa penampakan seperti medical tourism merupakan isu industri
• Sektor pelayanan kesehatan ditangani sebagai sebuah industri yang kompetitif dalam konteks di Asia Tenggara.
Kebijakan Pemerintah dalam bentuk insentif untuk industri baru
Input yang dibutuhkan firma
Firm
Product Market
Household
Production factors market
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Pengurangan bea masuk untuk alat dan bahan RSPengurangan pajak obat dllInsentif untuk industri RS
Ideologi: Cenderung ke kan
Pembukaan pintu untuk dokter asing
67
Apa akibatnya?
Positif• Kelas menengah atas
banyak yang percaya ke pelayanan kesehatan dalam negeri
• Membutuhkan banyak dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya
• Devisa menjadi dihemat• Kebanggaan nasional
meningkat
Negatif• Membutuhkan tenaga
dokter spesialis asing di Indonesia
• Meningkatkan gap antara insentif fokter yang bekerja di kelas menengah bawah dengan yang atas
• Mengundang modal asing masuk di sektor RS (Pesaing baru)
Skenario 2b: Pemerintah tidak mempunyai kebijakan
publik yang jelas• Situasi saat ini terus berjalan.• Pemerintah merasa tidak perlu
mengatur segmen ini• Pelayanan Kesehatan tidak
ditangani sebagai sebuah industri
• Tidak ada incentive untuk industri rumahsakit
• Dokter spesialis dan subspesialis Indonesia tidak banyak, pasien kesulitan mencarinya.
• RS di Indonesia terus mahal, kurang bermutu, dan kurang kompetitif
• Indonesia terus menjadi pasar, bukan pelaku pelayanan kesehatan di Asia Tenggara
5. Pertanyaan akhir: Apakah perlu 2 kebijakan dan ideologi berbeda?
• Untuk masyarakat menengah atas dan “medical tourism”?
• Untuk masyarakat menengah bawah; Jamkesmas dan BPJS
Catatan:1. Thailand mempunyai dua kebijakan berbeda 2. Jepang mempunyai ideologi pasar dalam sistem ekonomi. Untuk sistem kesehatan mengacu pada sosialisme.
Ataukah:Ideologi tidak berlaku lagi
Mari kita diskusikan dengan catatan:
Letak Diskusi dalam tahapan kebijakan:
Ide Pilot Naskah akademik kebijakan
LegislasiPelaksanaan kebijakan
Evaluasi kebijakan
Perubahan
Kebijakan Publik mengenai BPJS
Kebijakan Publik mengenai “Medical Tourism” dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat atas