-
i LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan
hidayah-Nya,
sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta tahun 2014 dapat
diselesaikan.
LAKIP BBKPM Surakarta tahun 2014 ini disusun dalam rangka
memenuhi Instruksi
Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta merupakan wujud
pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepada BBKPM
Surakarta selama kurun
waktu 2014. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana
pengendalian dan penilaian
kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan instansi
pemerintah yang baik dan
bersih (Good Corporate and Clean Government).
LAKIP BBKPM Surakarta disusun mengacu pada Keputusan Direktur
Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor :
HK.02.04/I/1568/12 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan.
LAKIP BBKPM Surakarta ini memuat pencapaian kinerja BBKPM
Surakarta sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI yang menyelenggarakan tugas pokok melaksanakan
perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang
kesehatan, promosi
kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumberdaya di bidang
kesehatan paru
masyarakat sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor :
532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 2354/MENKES/PER/XI/2011.
Semoga penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta ini dapat digunakan
sebagai bahan
evaluasi dalam upaya pengembangan BBKPM Surakarta kedepan.
Surakarta, 2015 Kepala,
Dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes
NIP.196202161989031007
-
ii LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)
menuntut pelaksanaan kegiatan di setiap lingkungan instansi
pemerintahan yang
transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap
pelaksanaan kegiatan di
satuan kerja pemerintah, utamanya di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI harus dilaporkan secara
berkala, termasuk
pelaksanaan kegiatan di BBKPM Surakarta.
Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telahditetapkan
BBKPM Surakarta
selama tahun 2014 memberikan hasil yang beragam, sebagaian besar
indicator telah
mencapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Meskipun,
masih tetap ada
beberapa indikator yang tidak bisa mencapai target yang telah
ditetapkan diawal tahun
2014. Secara keseluruhan, pencapaian indikator yang telah
ditetapkan selama tahun 2014
adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan pelayanan spesialistik kesehatan paru sesuai
kebutuhan masyarakat.
a. Indikator jumlah unit layanan kesehatan paru sebesar 20 unit
atau 100% dari
target yang telah ditetapkan;
2. Tercapainya peningkatan mutu dan pemanfaatan pelayanan
a. Indikator jenis unit layanan yang disertifikasi ISO sebesar
20unit pelayananatau
100% dari target yang ditetapkan;
b. Indikator reratapeningkatan volume layanan tidak mencapai
target, pencapaian
rerata volume pelayanan mengalami penurunan sebesar 3%.
3. Peningkatan profesionalisme SDM
a. Indikator Jumlah orang yang mengikuti kegiatan pengembangan
kapasitas SDM
mencapai 188 orang atau mencapai 113% dari target yang
ditetapkan sebesar 165
orang;
b. Indikator Jumlah kegiatan Diklat yang diselenggarakan
mencapai 6 kegiatan atau
mencapai 100% dari target;
4. Pengelolaan keuangan dan anggaran yang akuntabel dan
transparan
a. Indikator Tersedianya usulan dokumen perencanaan dan anggaran
mencapai
100% dari target;
b. IndikatorTerselenggaranya audit keuangan eksternal mencapai
100% dari target;
c. IndikatorJumlah laporan keuangan tepat waktu mencapai 83,33%
dari target;
-
iii LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
5. Peningkatan sarana dan prasaranakesehatan paru.
a. Indikator terselenggraanya pengadaan gedung sebanyak 1 gedung
atau 100%
dari target;
6. Pengembangan upaya pemberdayaan dan promosi kesehatan paru
masyarakat
Indikator Jumlah kegiatan pemberdayaan dan promosi kesehatan
paru sebesar 14
kegiatan atau sebesar 93% dari target.
7. Peningkatan advokasi dan kemitraan kesehatan paru dengan
stakeholder Indikator
Jumlah Jumlah kegiatan jejaring kesehatan paru sebanyak 6
kegiatan atau mencapai
100% dari target.
Pada tahun anggaran 2014BBKPM Surakarta mendapat alokasi
anggaran total
sebesar Rp31.724.816.000,- dengan rincian anggaran yang
bersumber dari Rupiah
Murni (RM) sebesar Rp26.248.638.000,- dan anggaran yang
bersumber dari BLU/PNBP
sebesar Rp5.476.178.000,-
Realisasi penerimaan BLU BBKPM Surakarta tahun2014adalah sebesar
Rp.
6.058.670.680,- atau 110% dari target penerimaan BBKPM Surakarta
tahun 2014,
yaitu sebesar Rp5.476.178.000,-.
Total pendapatan tahun2014 sebesar Rp6.058.670.680,-dengan
rincian:
pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS,PKMS, In Health) sebesar
Rp3.734.246.184
(61,63%), penerimaan dari pelayanan pasien umum sebesar
Rp2.124.088.400
(35,09%), dan penerimaan lainnya sebesar Rp200.336.096
(3,31)%.
Dibandingkan dengan tahun 2013, maka penerimaan BLU tahun 2014
mengalami
peningkatan sebesar Rp1.189.292.205,- (24,43%) Peningkatan ini
terutama karena
klaim BPJS dan adanya pembayaran piutang klaim Jamkesmas 2013
sebesar
Rp550.571.942.
Realisasi anggaran BBKPM Surakarta tahun 2014 adalah sebesar
Rp28.892.070.119,- jumlah tersebut mencapai 87,64% dari seluruh
total anggaran
yang diterima BBKPM Surakarta pada tahun 2014 sebesar
Rp32.967.412.000,-
-
iv LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
.............................................................................................
ii
DAFTAR ISI
.................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
............................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
.................................................................................................
1
A. Latarbelakang
........................................................................................................
2
B. MaksuddanTujuan
..................................................................................................
2
C. Tugas pokok dan fungsi
..........................................................................................
4
D. Sistematika penulisan
.............................................................................................
6
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012
.............. 8
A. PerencanaanKinerja
................................................................................................
9
B. Perjanjian Kinerja
...................................................................................................
11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
.............................................................................
12
A. Pengukuran dan Analisis Kinerja
..............................................................................
12
B. Realisasi atas Indikator Rencana Strategis Yang tidak Masuk
dalam Penetapan
Kinerja Tahun 2014
................................................................................................
47
C. Sumber Daya
.........................................................................................................
52
1. Sumber Daya Manusia
......................................................................................
52
2. Sumber Daya Anggaran
....................................................................................
54
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
..................................................................
55
BAB IV KESIMPULAN
..................................................................................................
60
LAMPIRAN
-
v LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
DAFTAR TABEL
- Tabel 1.Perencanaan Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2014
.......................................... 10
- Tabel 2. Penetapan Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2014
............................................. 11
- Tabel 3. Target dan realisasi atas pencapaian indikator tahun
2014 ............................... 12
- Tabel 4. Pencapain 5 tahun indikator jumlah unit layanan
kesehatan paru...................... 14
- Tabel 5. Unit pelayanan yang tersertifikasi ISO
............................................................ 15
- Tabel 6. Kegiatan surveilans ISO BBKPM Surakarta tahun
2011-2014............................. 18
- Tabel 7. Volume pelayanan BBKPM Surakarta tahun 2014
............................................ 18
- Tabel 8. Pencapaian atas rata-rata volume pelayanan selama
periode 5 tahun................ 19
- Tabel 9. Rincian peserta pelatihan pengembangan profesi rekam
medik ........................ 24
- Tabel 10. Rincian peserta pelatihan pengembangan profesi
.......................................... 27
- Tabel 11. Rincian peserta pelatihan pengembangan profesi
fisioterapi ........................... 29
- Tabel 12. Realisasi anggaran dalam rangka pencapaian indikator
kinerja jumlah
kegiatan yang diselenggarakan
...................................................................
31
- Tabel 13. Pencapaian periode 5 tahun indikator tersedianya
usulan dokumen
perencanaan dan
anggaran.........................................................................
32
- Tabel 14. Pencapaian perode 5 tahun indikator terselenggaranya
audit keuangan
eksternal
...................................................................................................
35
- Tabel 15. Opini auditor atas Laporan Keuangan BBKPM Surakarta
................................ 35
- Tabel 16 Pencapaian periode 5 tahun indikator jumlah
laporankeuangan tepat waktu ..... 37
- Tabel 17. Pencapaian atas indikator jumlah kegiatan
pemberdayaan dan promosi
kesehatan paru selama periode 2010-2014
................................................... 40
- Tabel 18. Realisasi anggaran pencapaian indikator jumlah
kegiatan advokasi dan
kemitraan kesehatan paru
..........................................................................
46
- Tabel 19. Pencapaian indikator jumlah egiatan advokasi dan
kemitraan kesehatan
paru 2010-2014
.........................................................................................
46
- Tabel 20. Pencapaian atas indikator renstra BBKPM Surakarta
2010-2014 yang tidak
dituangkan dalam penetapan kinerja
........................................................... 47
- Tabel 21. Indikator jumlah kegiatan litbang kesehatan paru
......................................... 48
- Tabel 22. Rincian kegiatan penelitian tahun 2010-2014
................................................ 48
- Tabel 23. Target dan realisasi indikator jumlah SDM sesuai
kebutuhan 2010-2014 .......... 50
- Tabel 24. Pencapaian atas indikator jumlah pembayaran gaji dan
tunjangan pegaawi
selama kurun waktu
2010-2014...................................................................
50
-
vi LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
- Tabel 25. Pencapaian atas indikator jumlah pemenuhan kebutuhan
obat dan bahan
habis pakai selama kurun waktu 2010-2014
................................................. 51
- Tabel 26. Pegawai BBKPM Surakarta berdasar status kepegawaian
2012- 2014 .............. 52
- Tabel 27. Pegawai PNS BBKPM Surakarta berdasarkanjabatan
...................................... 52
- Tabel 28. PNS BBKPM Surakarta berdasarkangolongan
.................................................. 53
- Tabel 29. PNS BBKPM Surakarta berdasarkanpendidikan
............................................... 54
- Tabel 30. Alokasianggaran BBKPM Surakarta berdasarkegiatan
..................................... 54
- Tabel 31. Perkembangan Barang Milik Negara (BMN) BBKPM
Surakarta semester 1
tahun 2014
...............................................................................................
55
- Tabel 32. Perkembangan Barang Milik Negara (BMN) BBKPM
Surakarta semester 2
tahun 2014
...............................................................................................
56
- Tabel 33. Realisasipendapatan BBKPM Surakarta tahun 2014
........................................ 57
- Tabel 34. Realisasipendapatan BBKPM Surakarta tahun 2014
berdasar
program/kegiatan
......................................................................................
58
- Tabel 35. Realisasipendapatan BBKPM Surakarta tahun 2014
berdasarjenisbelanja ......... 58
-
1 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan
nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.Tujuan tersebut
dapat dicapai melalui upaya kesehatan yang merata, bermutu dan
dilaksanakan secara
berkelanjutan, terencana dan terarah.
Penanganan masalah kesehatan paru tersebut harus dilaksanakan
terintegrasi dan
komprehensif meliputi upaya promosi, pencegahan, pengobatan dan,
rehabilitasi.Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta adalah sarana
pelayanan kesehatan
masyarakat yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan kesehatan
paru masyarakat
dan mendekatkan pelayanan spesialistik paru kepada
masyarakat.
BBKPM Surakarta berdasar Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
:
532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 2354/MENKES/PER/XI/2011 mempunyai tugas
pokok dan fungsi
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan
(UKP) yang dilakukan di dalam dan di luar gedung.Pelayanan UKM
meliputi upaya
promosi kesehatan paru, skrining kesehatan paru, surveilans,
pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan kesehatan paru. Pelayanan UKP
yang dilakukan
meliputi pelayanan rawat jalan, laboratorium, radiologi,
farmasi, diagnostik paru,
fisioterapi, gawat darurat, one day care (rawat inap) dan
konseling kesehatan paru.
Sebagai instansi pemerintah dibawah Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, BBKPM Surakarta berkewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Kewajiban tersebut
dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan
kinerja. Pelaporan
kinerja atau LAKIP dimaksudkan untuk mengevaluasi dan
mengkomunikasikan capaian
kinerja BBKPM Surakarta dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan
dengan proses
pencapaian tujuan dan sasaran. LAKIP juga menjelaskan
keberhasilan dan kegagalan
tingkat kinerja yang dicapai sehingga kinerja ke depannyadapat
dilaksanakan secara lebih
produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,
pengorganisasian, manajemen
keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.Penyusunan LAKIP BBKPM
Surakarta juga
dimaksudkan untuk mengaplikasikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas yang
merupakan pilar penting pelaksanaan pemerintahan yang baik (good
governance).
-
2 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
LAKIP BBKPM Surakarta tahun 2014 ini disusun sesuai dengan
Keputusan Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor : HK.02.04/I/1568/2014
tentang Petujuk Teknis
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan tanggal 28
Agustus 2012.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta adalah sebagai
bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan
program/kegiatan dalam
rangka mencapai visi dan misi BBKPM Surakarta.
Tujuan penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta menilai dan mengevaluasi
pencapaian
kinerja kegiatan dan sasaran BBKPM Surakarta. Berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan
kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi
yang dihasilkan ini
dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan
strategi untuk
meningkatkan kinerja BBKPM Surakarta.
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi.
Berdasar ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor
:532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor :2354/MENKES/PER/XI/2011, BBKPM Surakarta mempunyai
tugas pokok
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan
kesehatan, penunjang
kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan
sumberdaya di bidang
kesehatan paru masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadiamanatkanpasal 2 tersebut,
BBKPM
Surakarta menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan
rujukan paru spesialistik
dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan
masyarakat;
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan masyarakat
dalam bidang
kesehatan paru masyarakat;
3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan
pengembangan sumberdaya di
bidang kesehatan paru masyarakat;
4. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan
pelatihan teknis di bidang
kesehatan paru masyarakat;
5. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penelitian dan
pengembangan kesehatan paru
masyarakat;
-
3 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha.
Susunan Organisasi BBKPM Surakarta terdiri atas :
1. Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan mempunyai tugas pokok
:
melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang pemeriksaan,
pengobatan dan
pelayanan rehabilitasi kesehatan paru spesialistik dan
subspesialistik yang berorientasi
masyarakat serta rujukan dengan sarana pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pelayanan dan
Penunjang
Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan
pengobatan kesehatan
paru masyarakat;
b. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rehabilitasi
kesehatan paru
masyarakat;
c. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rujukan;
d. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang
kesehatan;
e. Penyusunan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
pemeliharaan dan
pengembangan sarana kesehatan;
Bidang Pelayanan dan penunjang Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan
kesehatan
paru masyarakat, pelayanan rehabilitasi kesehatan paru
masyarakat, serta
pelayanan rujukan.
b. Seksi Penunjang Kesehatan
Seksi Penunjang Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang
kesehatan, serta
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sarana
kesehatan.
-
4 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
2. Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya.
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya mempunyai
tugas
pokok : melaksanakan perencanaan dan evaluasi penyuluhan
kesehatan dan konseling
pemberdayaan masyarakat, kerjasama, serta pengembangan sumber
daya di bidang
kesehatan paru masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Promosi Kesehatan
dan
Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan
kesehatan dan
konseling;
b. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat;
c. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kerjasama;
d. Penyusunanperencanaan dan evaluasi kegiatan pengembangan
sumber daya.
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya terdiri
atas :
a. Seksi Promosi Kesehatan
Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan
kesehatan dan
konseling, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama.
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya
Seksi Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan pengembangan sumber daya meliputi pendidikan, pelatihan,
penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan paru masyarakat.
3. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
program,
pengelolaan informasi, evaluasi dan laporan, urusan tata usaha,
keuangan,
kepegawaian, rumahtangga, perlengkapan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan
fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan rencana program dan anggaran,
penyajian informasi,
evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan
rumah tangga
serta hubungan masyarakat;
c. Pelaksanaan urusan keuangan.
-
5 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program
dan anggaran, penyajian informasi, evaluasi dan laporan, urusan
kepegawaian,
tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga.
2. Subbagian Keuangan
Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan
verifikasi,
perbendaharaan dan akuntansi.
4. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor :2354/MENKES/PER/XI/2011 struktur organisasi
BBKPM Surakarta
terdiri dari:
a. Kepala
b. Kepala Bagian Tata Usaha
1) Kepala Sub Bagian Umum
2) Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
2) Kepala Seksi Penunjang Kesehatan
d. Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan:
1) Kepala Seksi Promosi Kesehatan
2) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
e. Kepala Instalasi
f. Kelompok Jabatan Fungsional berangka kredit dan non angka
kredit
-
6 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Gambar 1.
Struktur Organisasi BBKPM Surakarta berdasar Permenkes Nomor :
532/MENKES/PER/VII/2007
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM
Surakarta tahun
2014adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
Ikhtisar Eksekutif
Daftar Isi
BAB I.PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan,
gambaran umum organisasi,
serta sistematika penulisan pelaporan
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam Bab II dijelaskan mengenai rencanastrategi dan rencana
kinerja. Pada bab ini juga
disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan
serta indikator kinerja yang akan
dilaksanakan tahun 2014 dalam rangka pencapaian visi dan misi
BBKPM Surakarta
-
7 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam Bab III diuraikan pengukuran kinerja, sumber daya manusia
dan sumber daya
anggaran yang menggambarkan kekuatan yang dimiliki, evaluasi dan
analisis akuntabilitas
kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis
keberhasilan dan kegagalan,
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta
langkah-langkah antisipatif dan
perbaikan yang akan diambil.
BAB IV.SIMPULAN
Dalam Bab IV mengemukakan simpulan menyeluruh dalam pencapaian
kinerja BBKPM
Surakarta serta rekomendasi yang dibutuhkan untuk perbaikan
kinerja dimasa datang.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
8 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Dalam rangka memberikan arah pandang kedepan terkait dengan
kinerja dan
peranan BBKPM Surakarta serta untuk memberikan gambaran tentang
kondisi masa depan
yang ingin dicapai oleh BBKPM Surakarta maka diperlukan visi
yang mencerminkan keadaan
yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan.
BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya yaitu :
Sejalan dengan visi BBKPM Surakarta maka diperlukan rumusan
mengenai upaya-
upaya yang akan dilaksanan untuk mewujudkan visi yang akan
dicapai BBKPM Surakarta.
Adapun misi BBKPM Surakarta adalah :
Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh BBKPM
Surakarta yang selaras
dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, tujuan BBKPM
Surakarta dirumuskan sebagai
berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paru.
2. Mengembangkan pelaksanaan upaya kesehatan paru.
3. Meningkatkan manajemen dan kegiatan pendukung lainnya dalam
pengembangan
pelayanan kesehatan paru.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan
paru.
5. Meningkatkan dukungan stakeholder.
Berdasar perumusan tujuan BBKPM Surakarta diatas, maka
dirumuskan lebih lanjut
mengenai strategi dalam rangka mewujudkan visi dan misi
organisasi, yaitu :
VISI BBKPM SURAKARTA
MENJADI PUSAT PELAYANAN PRIMA KESEHATAN PARU
MISI BBKPM SURAKARTA
1. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN MEDIK, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN SERTA PENELITIAN KESEHATAN PARU YANG BERKUALITAS.
2. MENDORONG KEMANDIRIAN HIDUP SEHAT DAN MENJALIN
KEMITRAAN DI BIDANG KESEHATAN PARU MASYARAKAT.
-
9 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan paru dengan tarif
kompetitif.
2. Memanfaatkan penerapan SOP untuk meningkatkan mutu pelayanan
sesuai tuntutan
pelanggan.
3. Memanfaatkan SDM yang kompeten untuk menghadapi globalisasi
bidang kesehatan.
4. Memanfaatkan PP Nomor 23 tahun 2005 untuk pengelolaan
keuangan yang lebih
fleksibel.
5. Mengoptimalkan kerjasama dengan penyelenggara jaminan
kesehatan dan pihak lain
untuk mengurangi keterbatasan anggaran.
6. Mengupayakan sertifikasi mutu pelayanan untuk menghadapi
persaingan RS lain dan
globalisasi.
7. Peningkatan promosi lembaga dan produk layanan untuk
menghadapi persaingan.
8. Mengembangkan kegiatan pendidikan dan penelitian di bidang
kesehatan paru.
9. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
paru.
Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian kinerja merujuk pada
visi, misi, tujuan, dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, maka ditetapkan
kebijakan BBKPM Surakarta yang
merupakan pedoman dalam pengembangan dan pelaksanaan program dan
kegiatan, yaitu:
1. Pengembangan layanan kesehatan paru;
2. Meningkatkan upaya pemasaran lembaga dan produk layanan;
3. Peningkatan kualitas pelayanan melalui sistem manajemen mutu
pelayanan yang
didukung sistem informasi kesehatan;
4. Peningkatan profesionalisme SDM melalui diklat dan
peningkatan kapasitas SDM;
5. Pelaksanaan penelitian dan pembangunan melalui kerjasama
dengan institusi
pendidikan, profesi, dan pihak terkait lainnya;
6. Penyusunan rencana program dan anggaran sesuai aturan
BLU;
7. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai tepat waktu dan sesuai
aturan penggajian;
8. Penambahan gedung, alat kesehatan dan sarana penunjang
lainnya sebagai
investasi;
9. Pemenuhan kebutuhan obat dan bahan habis pakai sesuai
perencanaan;
10. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana
secara berkala;
11. Menyelenggarakan upaya kesehatan paru masyarakat dalam
gedung dan luar
gedung;
12. Mendapatkan dukungan kebijakan dan sumberdaya dalam upaya
kesehatan paru.
-
10 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
A. Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja disusun berdasar program, kebijakan dan
sasaran yang telah
ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja BBKPM
Surakarta tahun 2014
ditampilkan rencana tingkat capaian dan target masing-masing
indikator untuk mencapai
sasaran strategis organisasi.
Perencanaan kinerja BBKPM Surakarta tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Perencanaan Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2014
No Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Target
1
Pengembangan pelayanan spesialistik kesehatan paru sesuai
kebutuhan
masyarakat
1 Jumlah unit layanan kesehatan paru
Unit 20
2 Tercapainya peningkatan mutu dan pemanfaatan
1 Jumlah unit yang tetap tersertifikasi ISO
Unit/jenis 20
pelayanan 2
Rerata peningkatan volume layanan dari realisasi tahun
sebelumnya
Persen 2
3 Peningkatan profesionalisme SDM
1 Jumlah orang yang mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas
SDM
Orang 165
2
Jumlah kegiatan yang
diselenggarakan Kegiatan 6
4 Pengelolaan keuangan dan anggaran
1 Tersedianya usulan dokumen perencanaan dan anggaran
Dokumen 2
yang akuntabel dan transparan
2 Terselenggaranya audit keuangan eksternal
Kali 1
3 Jumlah laporan keuangan yang tepat waktu
Laporan 6
5 Peningkatan sarana dan
prasarana kesehatan paru 1
Terselenggaranya pengadaan
gedung Unit 1
6
Pengembangan upaya pemberdayaan dan promosi kesehatan paru
masyarakat
1 Jumlah kegiatan pemberdayaan dan promosi
kesehatan paru
Kali 15
7 Peningkatan advokasi dan kemitraan kesehatan paru dengan
stakeholder
1 Jumlah kegiatan jejaring kesehatan paru
Kali 6
-
11 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
B. Penetapan Kinerja
Tahun 2014 telah ditetapkan sasaran /program dan indikator
kinerja yang ingin dicapai
yaitu :
Tabel 2. Penetapan Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2014
No Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Target
1
Pengembangan pelayanan spesialistik kesehatan paru sesuai
kebutuhan
masyarakat
1 Jumlah unit layanan kesehatan paru
Unit 20
2 Tercapainya peningkatan mutu dan pemanfaatan
1 Jumlah unit yang tetap tersertifikasi ISO
Unit/jenis 20
pelayanan 2
Rerata peningkatan volume layanan dari realisasi tahun
sebelumnya
Persen 2
3 Peningkatan profesionalisme SDM
1 Jumlah orang yang mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas
SDM
Orang 165
2
Jumlah kegiatan yang
diselenggarakan Kegiatan 6
4 Pengelolaan keuangan dan anggaran
1 Tersedianya usulan dokumen perencanaan dan anggaran
Dokumen 2
yang akuntabel dan transparan
2 Terselenggaranya audit keuangan eksternal
Kali 1
3 Jumlah laporan keuangan yang tepat waktu
Laporan 6
5 Peningkatan sarana dan
prasarana kesehatan paru 1
Terselenggaranya pengadaan
gedung Unit 1
6
Pengembangan upaya pemberdayaan dan promosi kesehatan paru
masyarakat
1 Jumlah kegiatan pemberdayaan dan promosi
kesehatan paru
Kali 15
7 Peningkatan advokasi dan kemitraan kesehatan paru dengan
stakeholder
1 Jumlah kegiatan jejaring kesehatan paru
Kali 6
-
12 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Surakarta, merupakan
bentuk
pertanggungjawaban kinerja berbagai program dan kegiatan yang
telah dilaksanakan pada
tahun 2014. Pada bab ini akan diuraikan pengukuran, evaluasi dan
analisis kinerja BBKPM
Surakarta selama tahun 2014, keberhasilan yang dicapai maupun
permasalahan terkait,
beserta rekomendasi untuk peningkatan kinerja di masa
mendatang.
A. PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
Pengukuran dan analisis pencapaian kinerja bertujuan untuk
mendapat informasi
mengenai masing-masing sasaran dan indikator, pengukuran kinerja
ini juga dimaksudkan
untuk mengetahui kinerja BBKPM Surakarta apabila dibandingkan
dengan target yang ingin
dicapai dan ditetapkan di awal tahun.Pencapaian atas target dan
realisasi seluruh indikator
yang ingin dicapai pada tahun 2014 ditampilkan sebagai berikut
:
Tabel3. Target dan realisasi atas pencapaian indikator tahun
2014
No Sasaran/Program Indikator Kinerja Target Realisasi %
1
Pengembangan
pelayanan spesialistik kesehatan paru sesuai
kebutuhan masyarakat
1 Jumlah unit layanan kesehatan paru
20 20 100
2
Tercapainya
peningkatan mutu dan pemanfaatan pelayanan
1 Jumlah unit yang tetap
tersertifikasi ISO 20 20 100
2
Rerata peningkatan volume layanan dari realisasi tahun
sebelumnya
2 Mengalami
Penurunan 3%
3 Peningkatan profesionalisme SDM
1
Jumlah orang yang
mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas
SDM
165 188 113
2
Jumlah kegiatan yang
diselenggarakan 6 5 83,33
4
Pengelolaan keuangan dan anggaran yang
akuntabel dan transparan
1 Tersedianya usulan dokumen perencanaan dan anggaran
2 2 100
2 Terselenggaranya audit
keuangan eksternal 1 1 100
3
Jumlah laporan keuangan
yang tepat waktu 6 6 100
5 Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan paru
1 Terselenggaranya pengadaan gedung
1 1 100
6
Pengembangan upaya pemberdayaan dan
promosi kesehatan paru masyarakat
1
Jumlah kegiatan
pemberdayaan dan promosi kesehatan paru
15 14 93,33
-
13 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
No Sasaran/Program Indikator Kinerja Target Realisasi %
7
Peningkatan advokasi
dan kemitraan kesehatan paru dengan stakeholder
1 Jumlah kegiatan jejaring kesehatan paru
6 6 100
Adapun hasil pencapaian sasaran dan indikator serta analisis
masing-masing sasaran
tahun 2014secara terperinci ditampilkan sebagai berikut :
1. Sasaran Pengembangan pelayanan spesialistik kesehatan paru
sesuai
kebutuhan masyarakat.
Untuk mencapai sasaran pengembangan pelayanan spesialistik
kesehatan paru
sesuai kebutuhan masyarakat maka telah ditetapkan indikator,
yaitu :
a. Jumlah unit layanan kesehatan paru
Target dan realisasi indikator jumlah unit layanan kesehatan
paru ditampilkan dalam
tabel berikut :
Kondisi yang dicapai
Jumlah unit layanan kesehatan paru pada tahun 2014 adalah
sebanyak 20 unit,
jumlah tersebut sesuai dengan unit layanan kesehatan paru yang
ditargetkan.
Jumlah unit pelayanan tersebut meliputi :
1) Klinik pasien umum;
2) Klinik anak;
3) Klinik TB;
4) Klinik non TB;
5) Klinik MDR.
6) Klinik PITC;
7) Klinik Konsulen;
8) Klinik Fisioterapi;
9) Klinik Berhenti Merokok (KBM);
10) Instalasi Pendaftaran dan Rekam Medik;
11) Instalasi Rawat Inap;
12) Unit Gawat Darurat;
13) Instalasi Laboratorium;
14) Instalasi Radiologi;
15) Instalasi Farmasi;
16) Unit Gizi;
17) Konseling Kesehatan Paru;
-
14 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
18) Pendidikan dan pelatihan kesehatan;
19) Penelitian kesehatan paru;
20) Kilinik Perjanjian
Perbandingan tahun sebelumnya
Target dan pencapaian atas indikator jumlah unit layanan
kesehatan paru tahun
2014 dibandingkan tahun 2013 tidak mengalami peningkatan. Pada
tahun 2013,
jumlah unit pelayanan berjumlah 20 unit dengan rincian yang sama
dengan tahun
2014.
Permasalahan yang dihadapi
1) Pembaharuan izin operasional atas rawat inap (ODC) BBKPM
Surakarta dari
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan belum terbit sehingga
mempengaruhi
pengembangan pelayanan;
2) Terbatasnya dokter spesialis di luar paru;
3) Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada.
Usul pemecahan masalah
1) Meningkatkan advokasi kepada stakeholders pusat dan daerah
berkaitan
dengan izin operasional;
2) Telah mengusulkan permohonan kerjasama dengan RSUD Dr.
Moewardi dan RS
Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk pengadaan dokter
spesialis
konsulen untuk penyakit dalam, anak dan rehabilitasi medic,
namun belum ada
tindak lanjut atas permohonan tersebut;
3) Pemenuhan sarana dan prasarana dengan pembangunan gedung
pelayanan
tahun 2014, pemenuhan atas fasilitas pendukung tersebut akan
direalisasikan
pada tahun 2015.
Pencapaian periode 5 tahun
Pencapaian periode 5 tahun atas pencapaian indikator jumlah unit
layanan
kesehatan paru ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Pencapaian periode 5 tahun Indikator Jumlah Unit
Layanan Kesehatan Paru
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Target 17 18 19 20 20
Realisasi 17 19 19 20 20
Dari tabel diatas terlihat pencapaian atas indikator jumlah unit
layanan kesehatan
paru selama periode Renstra BBKPM Surakarta 2010-2014.Pada tahun
2011,
-
15 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
jumlah pelayanan berjumlah 19 unit. Jumlah tersebut lebih tinggi
dari target yang
ditetapkan pada tahun tersebut sejumlah 18 unit pelayanan.
Pada tahun 2012 terdapat penambahan klinik MDR-TB.Pada tahun
2013, terdapat
penambahan klinik perjanjian.Pada tahun 2014 tidak terdapat
penambahan jumlah
unit pelayanan.Pada akhir periode Renstra, indikator jumlah unit
layanan
kesehatan paru telah tercapai dengan jumlah 20 unit pelayanan
kesehatan paru.
2. Sasaran Tercapainya peningkatan mutu dan pemanfaatan
pelayanan
Untuk mencapai sasaran tercapainya peningkatan mutu dan
pemanfaatan
pelayanan telah ditetapkan indikator-indikator sebagai berikut
:
a. Jumlah unit yang tetap tersertifikasi ISO
Kondisi yang dicapai
Untuk mencapai sasaran peningkatan mutu dan pemanfaatan
pelayanan telah
dilaksanakan kegiatan surveilans ISO.
Unit layanan terstandar ISO berjumlah 20 unit pelayananyaitu
:
Tabel 5 Unit pelayanan yang tersertifikasi ISO
No Unit Pelayanan Instalasi/Unit/Klinik
1 Instalasi Rawat Jalan 1) Klinik pasien umum;
2) Klinik anak;
3) Klinik TB;
4) Klinik non TB;
5) Klinik MDR.
6) Klinik PITC;
7) Klinik Konsulen;
8) Klinik Fisioterapi;
9) Klinik Berhenti Merokok (KBM);
10) Unit Gizi
11) Konseling Kesehatan Paru
12) Klinik Perjanjian
2 Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Inap
3 Unit Gawat Darurat Unit Gawat Darurat
4 Instalasi Laboratorium Instalasi Laboratorium
5 Instalasi Radiologi Instalasi Radiologi
6 Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi
7 Instalasi Pendafataran dan RM Instalasi Pendafataran dan
RM
8 Pendidikan dan pelatihan
kesehatan paru Unit Diklat
9 Penelitian Kesehatan Paru Unit Litbang
-
16 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Pada bulan Oktober tahun 2014,kegiatan surveilans ISO
dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan Re-Sertifikasi ISO.Sesuai dengan jadwal
pelaksanaan Re-Sertifikasi ISO
dilaksanakan 3 tahun setelah sertifikasi ISO BBKPM Surakarta
terbit.Hasil re-sertifikasi
dan surveilans ISO tahun 2014 masih merekomendasikan sertifikat
ISO untuk BBKPM
Surakarta.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian indikatorjumlah unit layanan yang tetap
tersertifikasi ISO pada tahun 2013
menunjukkan hasil yang sama dengan pencapaian pada tahun
2014.Hal ini dikarenakan
tidak ada kenaikan target unit layanan yang tersertifikasi ISO
pada tahun 2014. Seluruh
unit pelayanan di BBKPM Surakarta telah tersertifikasi ISO pada
tahun 2013, unit
pelayanan tersebut adalah :
1) Klinik pasien umum;
2) Klinik anak;
3) Klinik TB;
4) Klinik non TB;
5) Klinik MDR.
6) Klinik PITC;
7) Klinik Konsulen;
8) Klinik Fisioterapi;
9) Klinik Berhenti Merokok (KBM);
10) Instalasi Pendaftaran dan Rekam Medik;
11) Instalasi Rawat Inap;
12) Unit Gawat Darurat;
13) Instalasi Laboratorium;
14) Instalasi Radiologi;
15) Instalasi Farmasi;
16) Unit Gizi;
17) Konseling Kesehatan Paru;
18) Pendidikan dan pelatihan kesehatan;
19) Penelitian kesehatan paru;
20) Kilinik Perjanjian
-
17 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Permasalahan
Dalam mencapai Indikator Kinerja Jumlah unit yang tetap
tersertifikasi ISO, terdapat
beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi diantaranya
:
1. Kurangnya komitmen seluruh karyawan dalam pelaksanaan sistem
manajemen
mutu sehingga mempengaruhi perbaikan dalam menyelesaikan temuan
auditor
mutu internal maupun eksternal;
2. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
system manajemen
mutu masing-masing unit/instalasi.
Usul Pemecahan Masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang muncul, diperlukan
langkah-langkah
diantarayapenguatan komitmen seluruh karyawan melalui monev
secara berjenjang
danrutin.
Anggaran.
Anggaran yang tersedia dalam rangka mencapai Indikator Jumlah
Unit Layanan yang
tetap tersertifikasi ISO yaitu sebesar Rp67.000.000,-. Dengan
rincian sebagai berikut:
- Belanja Bahan : Rp10.000.000,-
- Honor Output Petugas Audit : Rp33.000.000,-
- Belanja Jasa Surveilans Audit : Rp24.000.000,-
Realisasi anggaran atas indikator tersebut ditampilkan dalam
rincian sebagai berikut :
- Belanja Bahan : Rp7.116.750 ,-
- Honor Output Petugas Audit :
Rp33.000.000,-
- Belanja Jasa Surveilans Audit :
Rp33.250.000,-
Pencapaian periode 5 tahun
Sertifikat mutu ISO diberikan kepada BBKPM
Surakarta pada tahun 2011, sertifikat tersebut
merupakan pengakuan atas jaminan mutu dari
pelayanan yang dilakukan BBKPM Surakarta.Sertfikasi mutu
ISO bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan yang ada di BBKPM
Surakarta.
Penjaminan mutu ini harus selalu dijaga agar kepuasan pelanggan
tetap terjaga sesuai
dengan standard dan norma yang telah ditetapkan dandijadikan
sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan. Surveilans
diadakan 2 kali dalam
setahun yaitu tiap 6 bulan.Surveilans dilakukan oleh pihak
auditor eksternal.
-
18 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Pada awal tahun 2011, jumlah unit layanan yang tersertifikasi
ISO adalah 18 unit hingga
berkembang menjadi 20 unit pada tahun 2014.Target akhir periode
Renstra berupa
indikator jumlah unit yang tersertifikasi ISO telah tercapai
dengan pencapaian 20 unit
pelayanan.
Tabel 6 Kegiatan Surveilans ISO BBKPM Surakarta tahun
2011-2014
No Tahun Target Realisasi Hasil Surveilans
1 2011 18 18 Memberikan Sertifikat Mutu ISO
2 2012 19 19 Tetap Merekomendasikan Sertifikat Mutu ISO
3 2013 20 20 Tetap Merekomendasikan Sertifikat Mutu ISO
4 2014 20 20 Hasil Re-Sertifikasi ISO masih merekomendasikan
Sertifikat
Mutu ISO
b. Rata-rata peningkatan volume layanan dari realisasi
sebelumnya.
Kondisi yang dicapai
Pencapaian atas indikatorrata-rata peningkatan volume layanan
dari realisasi tahun
sebelumnyaselama kurun waktu tahun 2014 ditampilkan sebagai
berikut :
Tabel 7. Volume Pelayanan BBKPM Surakarta Tahun 2014
No Unit/Instalasi Target 2014 Realisasi % Target
1 Rawat Jalan 45.621 40.961 90%
2 Rawat Inap 560 453 81%
3 Fisioterapi 3.972 3.461 87%
4 UGD 1.121 1.427 127%
5 Laboratorium 29.712 33.257 112%
6 Radiologi 12.720 11.075 87%
Jumlah pelayanan 93.706 90.634 97%
Target tahun 2014 adalah meningkatnya volume layanan sebesar 2%
dari realisasi
tahun 2013.Pencapaian rata-rata volume kunjungan secara umum
memberikan hasil
97% dari target volume pelayanan tahun 2014. Pencapaian tersebut
sejalan dengan
menurunnya pasien yang berkunjung ke BBKPM Surakarta selama
tahun 2014.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian jumlah pelayanan pada tahun 2014 dibandingkan tahun
2013 mengalami
penurunan 1,3%. Pada tahun 2013 jumlah pelayanan mencapai
91.865.
-
19 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Permasalahan
1) Kebijakan tentang sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang menerapkan
sistem rujukan berjenjang berpengaruh terhadap kunjungan di
rawat jalan. Saat ini,
dengan sistem tersebut pasien harus melewati PPK strata I baru
bisa dirujuk ke
BBKPM Surakarta sebagai fasilitas pelayanan kesehatan PPK II.
Selain itu adanya
pemetaan wilayah juga mempengaruhi, terutama untuk pasien yang
berada
diperbatasan seperti Boyolali, Klaten, Sragen, Jawa Timur,
Karanganyar dan
Sukoharjo;
2) Adanya fasilitas pelayanan kesehatan lain yang mempunyai
pelayanan sama di
bidang kesehatan paru;
3) Belum adanya dukungan pelayanan penunjang 24 Jam;
4) Belum optimalnya koordinasi dengan pihak eksternal.
Usul pemecahan masalah
1) Meningkatkan kerjasama dengan PPK I sehingga pasien dengan
permasalahan paru
dirujuk ke BBKPM Surakarta;
2) Memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan medik dan
prosedur yang ada.
Adanya sertifikasi ISO sebagai salah satu cara menjaga kualitas
pelayanan yang
ada. Disamping itu pasien dengan penyakit tertentu misalnya TB,
PPOK, asma
diberikan pelayanan secara paripurna mulai dari penegakan
diagnosis, pengobatan,
konseling dan rehabilitatif secara komprehensif. Sehingga hal
ini menjadi unggulan
dalam pemberian layanan yang ada.
Pencapaian periode 5 tahun
Pencapaian atas rata-rata peningkatan volume pelayanan selama
periode 5 tahun dari
tahun 2010-2014 mengalami fluktuatif.Rincian atas pencapaian
periode 5 tahun tersebut
dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 8. Pencapaian atas rata-rata volume pelayanan selama
periode 5 tahun
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan
Target Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5% Dari realisasi
tahun sebelumnya Realisasi 4,73% -8,83% 15,75% -12,7% -1,37%
Dari table diatas dapat terlihat pencapaian atas volume
pelayanan BBKPM Surakarta
selama 5 tahun. Tahun 2011, 2013 dan 2014 volume pelayanan
mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya, penurunan tersebut disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya :
-
20 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
- Adanya perubahan tariff 2 dalam 5 tahun turut berpengaruh
terhadap jumlah
kunjungan/volume pelayanan;
- Adanya penerapan tarif obat bagi pasien dari sebelumnya
gratis.
3. SasaranPeningkatan profesionalisme SDM
Untuk mencapai sasaran peningkatan profesionalisme SDMtelah
ditetapkan indikator-
indikator sebagai berikut :
a. Jumlah orang yang mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas
SDM
Kondisi yang dicapai
Pencapaian atas indikator jumlah orang yang mengikuti kegiatan
pengembangan
kapasitas SDM pada tahun 2014 adalah sebanyak 188, jumlah
tersebut mencapai
113% dari target yang telah ditetapkan di tahun 2014, yaitu
sebanyak 165. Jumlah
tersebut merupakan penjumlahan dari jumlah peserta yang
mengikuti kegiatan
pengembangan kapasitas SDM baik yang diselenggarakan oleh pihak
internal
BBKPM Surakarta maupun pihak penyelenggara eksternal.
Perbandingan Tahun Sebelumnya
Pencapaian indikator jumlah orang yang mengikuti kegiatan
pengembangan
kasapitas SDM tahun 2013 adalah sebesar 144% target yang telah
ditetapkan pada
tahun 2013.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator
jumlah orang yang
mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas SDM adalah :
1) Belum terstandarnya evaluasi pasca pelatihan, sehingga
penerapan di tempat
kerja tidak maksimal;
2) Sosialisasi/diseminasi hasil pelatihan kepada
sejawat/seprofesi/pegawai belum
maksimal;
3) Pengiriman SDM untuk pelatihan belum sesuai dengan hasil TNA
(Training
Need Assesment).
Usul Pemecahan Masalah
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah yang timbul dalam
pencapaian
indikator jumlah orang yang mengikuti kegiatan pengembangan
kapasitas SDM
adalah :
1) Setiap pelatihan dibuat standar baku evaluasi pasca
pelatihan, dan manajemen
mendorong peserta pelatihan untuk segera menerapkan di tempat
kerja;
-
21 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
2) Sosialisasi/diseminasi hasil pelatihan dibuat jadwal khusus
untuk masing-masing
profesi;
3) Melakukan seleksi terhadap pelatihan yang akan diikuti.
b. Jumlah kegiatan yang diselenggarakan
Kondisi yang dicapai
Jumlah kegiatan yang diselenggarakan selama tahun 2014 berjumlah
6 Kegiatan.
Jumlah tersebut mencapai 100% dari target yang telah ditetapkan
di tahun
2014Pencapaian atas Kegiatan Diklat yang diselenggarakan
tersebut meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pelatihan Home Care.
Homecare adalah Perawatan kesehatan yang berkesinambungan
dan
komprehensif yang diberikan sesuai kebutuhan kepada pasien
(individu dan
atau keluarga) di tempat
tinggal mereka untuk
memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat,
meminimalkan risiko penyakit
infeksi masyarakat, serta
mencegah terjadinya
kekambuhan penyakit. Pelayanan yang diberikan antara lain
pemantauan
pasien dan penyuluhan kesehatan pasien.
Berdasar pada pemikiran diatas serta sebagai upaya
mengoptimalkan salah
satu fungsi BBKPM Surakarta yaitu sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan
kesehatan paru, maka perlu diadakan kegiatan Pelatihan Homecare
untuk
perawat di lingkungan BBKPM Surakarta, dengan harapan tenaga
paramedis
akan semakin terampil dan selalu memperbarui informasi seputar
Homecare.
Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari sebanyak 2 gelombang di
Sarila Hotel
Surakarta pada tanggal 19-20 Juni 2014 dan 20-21 Juni 2014.
2. Pelatihan Manajemen Diklat.
Setiap pelatihan harus dirancang dan direncanakan sedemikian
rupa agar
efektif, yaitu mencapai tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.sebuah program
pelatihan harus mencakup sebuah pengalaman belajar dan harus
merupakan
-
22 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
sebuah kegiatan organisasional yang direncanakan dan dirancang
sebagai
jawaban atas kebutuhan organisasi yang spesifik.
Dengan diberlakukannya Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
725/
MENKES/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di
Bidang
Kesehatan, maka setiap instansi di Kementerian Kesehatan
diperkenankan
untuk menyelenggarakan pelatihan teknis sesuai dengan kebutuhan
program.
Bapelkes Semarang sebagai organisasi yang bertanggung jawab
dalam kegiatan
penyelenggaraan diklat teknis berkewajiban memberikan panduan
dan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat, yang
diselenggrakan oleh
intitusi penyelenggara diklat di daerah, lembaga Unit Pelaksana
Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan maupun institusi kesehatan non kediklatan
tetapi sering
menyelenggarakan diklat sebagai lembaga-lembaga kemitraan
Bapelkes
Semarang
Sehubungan dengan hal tersebut, maka BBKPM Surakarta
menyelenggarakan
pelatihan Manajemen Diklat (Management of Training) yang bekerja
sama
dengan Bapelkes Semarang bagi para pejabat struktural dan
fungsional BBKPM
Surakarta yang nantinya akan dipersiapkan menjadi pengelola
diklat (manajer
training) pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di BBKPM
Surakarta.
Materi dalam yang disampaikan adalah sebagai berikut :
Materi Dasar
- Kebijakan penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan;
- Konsep dasar sistem diklat;
- Pembelajaran Orang Dewasa.
Materi Inti
- Training Need Assesment;
- Rancang Bangun Program Diklat;
- Penyelenggaraan Program Diklat;
- Evaluasi Program Diklat;
- Akreditasi Diklat Bidang Kesehatan.
Materi Penunjang
- Build Learning Commitmen
Total jam pelajaran dalam materi pembelajaran dalam kegiatan ini
adalah 50
Jam Pelajaran.
-
23 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
3. Pelatihan Pasien Safety.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk untuk
rumah sakit atau balai.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di
rumah sakit yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau
petugas kesehatan,
keselamatan bangunan, dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan rumah
sakit/balai yang
terkait dengan kelangsungan rumah sakit/balai.
Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan di setiap rumah
sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat
berjalan apabila ada
pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama
untuk dilaksanakan
dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra
perumahsakitan. Kegiatan patient
safety di Rumah Sakit mengacu pada standar keselamatan rumah
sakit yang tertera pada
buku panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit.
Standar keselamatanrumah sakit terdiri dari 7 standar
meliputi:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf tentang keselaman
pasien
Berdasarkan hal tersebut, sebagai langkah awal perlu ada
pelatihan patient safety untuk
pegawai BBKPM Surakarta. Diharapkan dari pelatihan tersebut,
BBKPM Surakarta mampu
menerapkan patient safety secara benar dan tepat dalam melakukan
pelayanan kepada
pasien.
Pelatihan pasien safety dilaksanakan di Balai Pelatihan Teknis
Profesi Kesehatan (BPTPK)
Gombong, Kebumen, Jawa Tengah pada tangga 10-14 Agustus 2014
dengan sasaran
peserta dari BBKPM Surakarta dan BKPM yang berada di menjadi
binaan BBKPM
Surakarta.
-
24 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
4. Pelatihan Pengembangan Profesi Rekam Medik.
Pada awal perencanaan tahun 2014, BBKPM Surakarta bermaksud
mengadakan kegiatan
pelatihan pengembangan profesi petugas gizi.Dalam pelaksanaannya
pada tahun 2014,
pelatihan pengembangan profesi gizi diubah menjadi pelatihan
pengembangan profesi
rekam medik. Perubahan tersebut dikarenakan penerapan Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN) mulai 1 Januari 2014 menuntut penyelennggaraan pelayanan
yang transparan dan
akuntabel sesuai dengan standar pelayanan medik, utamanya
berkaitan dengan kodifikasi
dan aspek hukum.Selain itu, perubahan tersebut dikarenakan
banyaknya pelatihan serupa
yang telah dilaksanakan oleh institusi lain di Jawa Tengah dan
DIY.
Rekam Medik dan Informasi Kesehatan merupakan ilmu yang wajib
diketahui, dimengerti,
dipahami dan dilaksanakan oleh setiap tenaga rekam medik. Koding
penyakit dan
tindakan adalah salah satu kompetensi perekam medis yang sangat
vital, terutama dalam
era JKN sejak tahun 2014. Sistem klaim JKN yang mendasarkan
besaran tarif sesuai grup
kode penyakit menuntut pelaksanaan koding penyakit dan tindakan
harus sesuai dengan
kaidah dan pedoman yang dipakai (ICD 10 dan ICD 9 CM). Isu yang
harusdiperhatikan
oleh sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk BBKPM
Surakarta adalah
kemungkinan ketidaktepatan kode yang berakibat besaran klaim
yang tidak sesuai.
Manajemen dan kualitas data perlu ditingkatkan untuk menunjang
diagnosa dan
keakuratan kode penyakit. Aspek hukum dalam pelaksanaan koding
pun perlu dipahami
agar perekam medis mempunyai rasa aman dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya.
Sehubungan dengan dasar pemikiran tersebut maka perlu diberikan
pembekalan guna
menambah pengetahuan tenaga rekam medik dalam kodifikasi dan
aspek hukum terkait
pelaksanaannya di BBKPM Surakarta. Maka dari itu BBKPM Surakarta
mengadakan
workshop rekam medik dengan tema Kodifikasi Dalam Sistem Case
Mix dan Aspek
Hukum Terkait Pelaksanaan Kodifikasi Tahun 2014
Pelaksanaan pengembangan pelatihan rekam medik dilaksanakan pada
29November
2014di Hotel Grand SetiakawanSurakarta. Adapun rincian peserta
dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut adalah :
Tabel 9
Rincian Peserta Pelatihan Pengembangan Profesi Rekam Medik
No Instansi Jumlah
1 RS An Nimah Wangon Banyumas 4
2 Puskesmas Keseng I Jepara 1
3 RSUD dr. Soetomo Surabaya 6
4 Puskesmas Tawangsari Sukoharjo 1
-
25 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
No Instansi Jumlah
5 Puskesmas Mojolaban Sukoharjo 1
6 Puskesmas Nguter Sukoharjo 1
7 Puskesmas Bangak Boyolali 1
8 RS Ken Saras 2
9 RSUD dr. Iskak Tulungagung 2
10 Apikes Citra Medika 1
11 RSUD dr. R. Soeprapto Cepu 1
12 RSUD Kudus 4
13 RSU Hadji Surabaya 3
14 RSKB Karima Utama 2
15 RS Keluarga Sehat Pati 1
16 BKPM Banyumas 1
17 Puskesmas Welahan 2 1
18 BKPM Semarang 3
19 RS dr. Oen Surakarta 2
20 RSJD Surakarta 1
21 RSUD Jombang 2
22 DKK Sukoharjo 1
23 Puskesmas Danurejan II Yogyakarta 1
24 Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta 1
25 RSUD Pandan Arang Boyolali 2
26 RS Soeradji Tirtonegoro Klaten 1
27 RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep 1
28 RSUD Slamet Marto Dirjo Pamekasan 2
29 RSU Asy Syifa Sambi 1
30 Puskesmas Kalinyamatan Jepara 1
31 BKPM Ambarawa 1
32 RSUD Batang 1
33 Puskemas Kerjo 1
34 RS dr. Oen Solo Baru 1
35 RSUD Wates 1
36 RSJ Klaten 2
37 RS Elisabeth Semarang 2
38 DKK Surakarta 1
39 RSUD Surakarta 1
40 BBKPM Makassar 2
41 RSI Surakarta 1
42 Puskesmas Baki Sukoharjo 1
-
26 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
No Instansi Jumlah
43 BP4 Pontianak 2
44 RSJ Amino Gondohutomo 1
45 BKPM Pati 1
46 RS An Nimah Wangon Banyumas 4
47 Puskesmas Keseng I Jepara 1
Jumlah 70
5. Pelatihan Pengembangan Profesi Perawat.
Proses pernapasan atau respirasi adalah peristiwa pengambilan
oksigen dan udara oleh
organ paru dan saluran napas untuk dipakai pada proses
metabolisme dan
mengeluarkan sisametabolisme tersebut berupa karbondioksida dan
air dari tubuh ke
udarapada respirasi terdapat tiga tahap yaitu ventilasi, difusi
dan perfusi.Pemeriksaan
faal paru/ spirometri bertujuan mengukur kemampuan paru dalam
tiga tahap respirasi
meliputi pemeriksaan ventilasi difusi dan perfusi. Hasil
pemeriksaan itu digunakan
untuk menilai status kesehatan atau fungsi paru individu yang
diperiksa.Pengukuran ini
dapat menggunakan alat sederhana seperti peak flow meter
spirometri sederhana,
body pesthymography,spirometri memakai gas tertentu.
Terapi inhalasi merupakan pemberian obat secara aerol melalui
saluran nafas dengan
manfaat/ keuntungan yang lebih besar. Obat langsung mencapai
saluran nafas,
sehingga hanya diperlukan dosis yang kecil (mikrogram).
Kompetensi paramedis (perawat/non perawat) sebagai operator yang
melakukan
pemeriksaan spirometri sangat menentukan hasil pemeriksaan
spirometri. Demikian
pula pemberian terapi inhalasi secara benar akan menentukan
keberhasilan
pengobatan melalui teknik inhalasi.
BBKPM Surakarta sebagai UPT Pusat Kemenkes RI mempunyai tupoksi
untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga paramedis
perawat/ non perawat
dalam menghasilkan pemeriksaan spirometri dan pemberian terapi
inhalasi secara baik
dan benar. Oleh karena itu, BBKPM Surakarta menyelenggarakan
kegiatan pelatihan
pengembangan profesi perawat dengan mengambil tema workshop
Spirometri dan
Terapi Inhalasi Up Date.
Workshop spirometri dan terapi inhalasi ini dilaksanakan pada
hari Sabtu, 11 Oktober
2014 di Hotel Grand Setiakawan Surakarta, dengan peserta dari
berbagai fasiliatas
pelayanan yang ada di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan
Kalimantan Barat.
-
27 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Peserta kegiatan pelatihan spirometri dan terapi inhalasi secara
rinci ditampilkan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 10
Rincian Peserta Pelatihan Pengembangan ProfesiPerawat
No Instansi Jumlah
1 RSIA Anugrah Bunda Khatulistiwa Pontianak 2
2 BP4 Madiun 2
3 RSU PKU Muhammadiyah Yogjakarta 2
4 RSI Klaten 2
5 RS Paru Batu Malang 2
6 Puskesmas Sokorejo 1
7 Puskesmas Pekalongan Selatan 1
8 DKK Pekalongan 2
9 BP4 Kota Tegal 2
10 RSUD Sragen 2
11 RS dr. Sardjito Jogjakarta 1
12 RS Islam Yarsis 2
13 DKK Surakarta 4
14 Poltekkes Surakarta 1
15 BKPM Ambarawa 3
16 Puskesmas girimulyo 1
17 Puskesmas giri bawang 1
18 RS Marga Husada 2
19 RSUP Sanglah Denpasar 2
20 Puskesmas Temon I 2
21 BKPM Magelang 8
22 RSUD dr. Soegiri Lamongan 1
23 RS. Panti Rapih Yogjakarta 1
24 RSUD Pandan Arang Boyolali 1
25 RSU Banjarnegara 1
26 Lab Parahita 2
27 STIKES Ngudi Waluyo Ungaran 1
28 Puskesmas Ngemplak 1
29 RSUD Wonogiri 1
30 RS Panti Waluyo 1
31 Puskesmas Ampel 1
32 Puskesmas Nanggulan 1
33 RS.Elisabeth Semarang 1
34 RSP Dungus Madiun 1
-
28 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
No Instansi Jumlah
35 RSUD Kratonan Pekalongan 1
36 RS Telogorejo Semarang 1
37 RSUD Pacitan 1
38 RS Seradji Tirtonegoro Klaten 2
39 BKPM Pati 2
40 RSUD Soewondo Pati 2
41 RS Margono Banyumas 2
Jumlah 70
6. Pelatihan Pengembangan Profesi Fisioterapi.
Fisioterapi sebagai salah satu bagian dari jenis pelayanan di
bidang kesehatan paru
bertanggung jawab terhadap pemulihan penderita penyakit paru
kronis untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Pelayanan fisioterapi perlu
diberikan secara rutin
dan berkesinambungan untuk mendapatkan manfaat yang optimal.
Fisioterapi respirasi adalah terapi yang holistik dan kompleks
yang melibatkan terapi
multidisiplin dan komprehensif untuk pasien penyakit paru
kronik. Terapi ini melibatkan
terapi fisik dan psikis, dan biasanya ditunjang dengan kombinasi
exercise dan edukasi.
Semula cara ini dikembangkan untuk pasien dengan PPOK, tetapi
saat ini bisa
diaplikasikan untuk kondisi paru lainnya. Fisioterapi paru
bertujuan meningkatkan
kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, memulai dan
mengevaluasi latihan fisik untuk
meningkatkan toleransi aktivitas
serta memberikan edukasi pada
pasien dan keluarganya mengenai
proses penyakit, pengobatan dan
teknik terapi.
Dewasa ini peningkatan jumlah
penderita penyakit paru kronik
disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya meningkatnya usia harapan hidup, semakin tingginya
pajanan terhadap
polusi udara, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada
kelompok usia muda
dan penurunan kasus infeksi. Masalah yang sering dialami oleh
penderita penyakit paru
kronik adalah meliputi exercise de-conditioning, muscle wasting,
dan penurunan berat
badan, depresi, serta terisolasi dari lingkungan. Masalah
tersebut saling berhubungan,
dengan mengatasi salah satu masalah maka diharapkan akan dapat
memotong circulus
-
29 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
viscious tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan penatalaksanaan
yang komprehensif
pada penderita penyakit paru kronik agar kehidupannya dapat
menjadi lebih baik.
Berdasar alasan itulah BBKPM Surakarta menyelenggarakan workshop
dan seminar
fisioterapi pada penanganan penyakit respirasi terpadu dengan
sasaran utama para
fisioterapis.
Pelatihan pengembangan profesi fisoterapi dilaksanakan pada
tanggal 26-27 Oktober
2014 bertempat di Hotel Fave Adisucipto Surakarta, dengan
peserta dari berbagai
fasiitas pelayanan kesehatan yang ada di Jawa Tengah, DIY dan
Jawa Barat dengan
total peserta 45 Orang. Rincian peserta kegiatan pelatihan
pengembangan profesi
fisoterapi adalah sebagai berikut :
Tabel 11 Rincian Peserta Pelatihan Pengembangan
ProfesiFisoterapi
No Instansi Jumlah
1 RSK Ngesti Waluyo Parakan Temanggung 1
2 RS Haji Surabaya 1
3 RS Panti Rapih Yogyakarta 1
4 RSP Batu Malang 2
5 Dinkes Kota Mojokerto 5
6 RSUD Sultan Imaduddin 1
7 BKPM Wilayah Pati 1
8 RSUP Sardjito Jogjakarta 1
9 RSUP dr. Soeraji Tirtonegoro Klaten 1
10 RSUD Panembahan Senopati Bantul 1
11 BKPM Wilayah Semarang 1
12 RSUD Sukoharjo 1
13 RSUP dr. Moh. Husein Palembang 2
14 RSI Sultan Agung Semarang 1
15 RS Mardi Rahayu Kudus 1
16 Akfis Dustira Bandung 1
17 RSP Prov. Jabar 1
18 BKPM Magelang 2
19 RSUD Ulin BanjarMasin 2
20 RSUD Pacitan 1
21 RS Panti Waluyo 1
21 RSUD Batang 1
22 RSUP Sanglah Denpasar 1
23 RSU Blora 1
24 AKFIS Siti Hajar 1
25 RSUD Kertosono 1
26 BKPM Ambarawa 2
27 RS Dr. Oen Solo Baru 1
-
30 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
No Instansi Jumlah
28 Puskesmas Bulu 2
29 UP3 Kebumen 1
30 RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor 1
31 BBKPM Bandung 1
32 RSJ Surakarta 1
33 STIKES Aisiyah Surakarta 1
34 RSKP Respira 1
Jumlah 45
Perbandingan tahun sebelumnya
Pada tahun 2013, kegiatan yang diselenggarakan berjumlah 8
kegiatan yang
meliputi:
1) Pelatihan Audit Internal;
2) Pelatihan CST-HIV;
3) Pelatihan TNA (Training Need Assesment);
4) Pelatihan Media Audio Visual;
5) Pelatihan Teknik Konseling;
6) Pelatihan Penanggulangan Bencana;
7) Pelatihan DOTS;
8) Refreshing Askep Keluarga.
Permasalahan
1. Belum tersedianya ruangan khusus untuk menyelenggarakan
diklat;
2. Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan diklat, BBKPM Surakarta
bekerjasama
dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) baik milik Pusat
maupun Daerah.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan diklat yang bekerjasama dengan
Bapelkes
mengharuskan pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan di
Bapelkes yang
bersangkutan.
3. Belum semua peserta yang dikirim mengikuti pelatihan
melakukan
diseminasi/sosialisasi hasil;
Usul Pemecahan Masalah
1. Mewajibkan peserta pelatihan melakukan diseminasi/sosialisasi
hasil pelatihan
pada kegiatan presentasi ilmiah setiap Senin atau Kamis
pagi;
2. Melaksanakan Evaluasi Dampak Pelatihan, setelah tiga bulan
selesai pelatihan.
-
31 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Anggaran
Realisasi anggaran dalam rangka pencapaian indikator kinerja
jumlah kegiatan yang
diselenggarakan adalah sebagai berikut :
Tabel 12 Realisasi anggaran dalam rangka pencapaian indikator
kinerja jumlah
kegiatan yang diselenggarakan
No Kegiatan Realisasi Anggaran
1 Pelatihan Home Care 38.074.000,-
2 Pelatihan Manajemen Diklat 65.155.250,-
3 Pelatihan Pasien Safety 86.260.500
4 Pelatihan Pengembangan Profesi Rekam Medik
9.425.000
5 Pelatihan Pengembangan Profesi Perawat 10.298.000,-
6 Pelatihan Pengembangan Profesi Fisioterapi 10.916.000,-
4. Pengelolaan keuangan dan anggaran yang akuntabel dan
transparan
Untuk mencapai sasaran pengelolaan keuangan yang akuntabel dan
transparan
telah ditetapkan indikator-indikator sebagai berikut :
a. Tersedianya usulan dokumen perencanaan dan anggaran
Kondisi yang dicapai
Pencapaian Indikator Tersedianya usulan dokumen perencanaan dan
anggaran
tahun 2014 mencapai 100%, usulan dokumen tersebut meliputi :
Dokumen
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) 2015 dan Rencana Strategis
Bisnis (RSB)
BBKPM Surakarta 2015-2019.
Dokumen RBA BBKPM Surakarta telah ditelaah oleh Tim dari
Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Keuangan pada pertemuan RBA di
lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan di Pangkal Pinang dan
Makassar.
Dokumen RSB BBKPM Surakarta juga telah dilakukan reviu oleh Tim
Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatanserta telah disampaikan kepada
Bagian Program
dan Informasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan sebagai
dokumen
perencanaan bagi rencana pengembangan jangka menengah periode 5
tahun.
Tindak lanjut atas penyusunan dokeumen perencanaan anggaran,
yaitu RKAKL
dan RBA, adalah terbitnya DIPA BBKPM Surakarta tahun anggaran
2015 serta
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat pengesahan RBA
BBKPM
Surakarta perihal Pengesahan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
BBKPM
Surakarta tahun anggaran 2015.
Perbandingan tahun sebelumnya
-
32 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Pencapaian indikator tersedianya usulan dokumen perencanaan dan
anggaran BBKPM
Surakarta tahun 2013 dan tahun 2014 memberikan hasil yang sama
yaitu berjumlah 2
dokumen. Pada tahun 2013, target pencapaian indikator
tersedianya dokumen
perencanaan dan anggaran berupa dokumen RBA dan RKA-KL.Sedangkan
pada tahun
2014, target tersebut mengalami sedikit perubahan yaitu berupa
dokumen RBA dan
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBKPM Surakarta periode
2015-2019. Perubahan tersebut
seiring dengan kebijakan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
bahwa akan dilakukan
penyelerasan periode penyusunan RSB bagi seluruh Unit Pelaksana
Teknis (UPT)
dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
Dokumen RKAKL dan RBA BBKPM Surakarta tahun 2013 telah disahkan
melalui DIPA
BBKPM Surakarta dan Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat
Nomor :
PR.02.09/I/2326/2013 tertanggal 30 Desember 2013 perihal
Pengesahan Rencana Bisnis
dan Anggaran (RBA) BBKPM Surakarta Tahun Anggaran 2014.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikatortersedianya
usulan dokumen
perencanaan dan anggaran adalah :
1. Penetapan besaran pagu anggaran selalu mendadak sementara
dibutuhkan waktu bagi
Bagian Perencanaan dan Anggaran untuk menyusun data dukung;
2. Belum tersusunnya skala prioritas kegiatan yang akan
dilaksanakan apabila jumlah
anggaran yang disetujui tidak sesuai dengan usulan.
Usul Pemecahan Masalah
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Direktorat
JenderalBina Upaya Kesehatan
serta Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk
meningkatkan kualitas dokumen
perencanaan.
Pencapaian periode 5 tahun
Pencapaian periode 5 tahun berkaitan dengan usulan dokumen
perencanaan dan
anggaran ditampilkan sebagai berikut :
Tabel 13 Pencapaian periode 5tahun indikator tersedianya usulan
dokumen perencanaan
dan anggaran
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Target 1 2 2 2 2
Realisasi 1 2 2 2 2
Pada awal periode renstra 2010-2014, BBKPM Surakarta hanya
menetapkan 1 target, yaitu
dokumen RKA-KL, pada indikator tersedianya dokumen usulan
perencanaan dan anggaran.
-
33 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2010 BBKPM Surakarta belum
berstatus BLU sehingga
belum ada kewajiban menyusun dokumen RBA.
Menginjak tahun kedua periode renstra 2010-2014, jumlah target
dinaikkan menjadi 2
dokumen, yaitu dokumen RKA-KL dan RBA. Hal ini seiring dengan
penetapan BBKM Surakarta
sebagai satuan kerja pada Kementerian Kesehatan yang menerapkan
pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum melalui Keputusan Menteri Keuangan
NomorNomor :
8/KMK.05/2011.Perubahan status BLU tersebut membawa konsekuensi
untuk menyusun
dokumen RBA setiap tahunnya.
b. Terselenggaranya audit keuangan eksternal
Kondisi yang dicapai
Salah satu kewajiban dari Satuan Kerja yang telah menerapkan
pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU) adalah dilakukannya audit
terhadap laporan
keuangan oleh auditor eksternal. BBKPM Surakarta sebagai salah
satu satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang telah
menyandang status BLU
wajib dilakukan audit keuangan oleh auditor eksternal.
Tahun 2014, BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator
terselenggaranya audit
laporan keuangan eksternal sebanyak 1 kali. Pencapaian terhadap
terselenggaranya audit
laporan keuangan mencapai 100%,audit laporan keuangan BBKPM
Surakarta oleh Kantor
Akuntan Publik telah dilaksanakan pada pertengahan Tahun
2014.
Audit dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
Basyiruddin&Wildan yang meliputi audit atas
laporan kepatuhan terhadap undang-undang dan pengendalian intern
untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2013. Hasil audit menyatakan bahwa laporan
keuangan BBKPM
Surakarta bebas dari salah saji material serta BBKPM Surakarta
mematuhi dalam semua
hal yang material berdasarkan pengujian terhadap pasal-pasal
tertentu atas hukum,
peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Terdapat
masalah-masalah tertentu yang
berkaitan dengan kepatuhan, disertai saran perbaikan pada
laporan audit. Opini dari
auditorindependen terhaap laporan keuangan BBKPM Surakarta
tersebut adalah Wajar
Tanpa Pengecualian.
Perbandingan Tahun Sebelumnya
-
34 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Pencapaian atas indikatorterselenggaranya audit keuangan
eksternal pada tahun 2013
dibandingkan tahun 2014 memberikan hasil yang relatif sama. Pada
tahun 2013telah
dilaksanakan audit atas laporan keuangan BBKPM Surakarta oleh
auditor independen
dari Kantor Akuntan Publik.
Perbedaan antara pencapaian indikator terselenggaranya audit
keuangan eksternal pada
tahun 2013 dan 2014 terletak pada opini auditor atas laporan
keuangan BBKPM
Surakarta. Pada tahun 2013, BBKPM Surakarta mendapat opini Wajar
Dengan
Pengecualian sedangkan pada tahun 2014 mendapat opini Wajar
Tanpa Pengecualian.
Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam rangka pencapaian indikator
kinerja terselenggaranya
audit keuangan eksternal adalah pelaksanaan audit baru
dilaksanakan pada semester II
tahun 2014.
Sesuai dengan ketentuan dalam BLU, laporan atas audit oleh
auditor eksternal harus
sudah terbit maksimal tanggal 31 Mei tahun berikutnya.Dalam
pelaksanaannya sampai
dengan tanggal 31 Mei, audit atas laporan keuangan BBKPM
Surakarta belum terbit.
Kegagalan tersebut dikarenakan adanya kegagalan dalam proses
pelelangan, jumlah
peserta yang mendaftar kurang dari jumlah minimal yang
dipersyaratkan sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Usul Pemecahan Masalah
Meningkatkan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komiten, Kepala
Unit Layanan
Pengadaan/Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan BBKPM Surakarta
agar proses
pengadaan Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan Audit dapat
dilakukan pada
awal tahun sehingga diharapkan Final Report Audit dari Kantor
Akuntan Publik dapat
selesai maksimal 31 Mei tahun berjalan.
Anggaran
Realisasi anggaran dalam rangka pencapaian indikator
terselenggaranya audit keuangan
eksternal adalah sebesar Rp57.146.100,-. Jumlah tersebut
merupakan kontrak antara
Pejabat Pembuat Komitmen dengan KAP Basyiruddin & Wildan
sebagai auditor
independen pelaksana audit atas laporan keuangan BBKPM Surakarta
untuk periode
yang berakhir pada 31 Desember 2013.
Pencapaian periode 5 tahun
-
35 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
BBKPM Surakarta telah ditetapkan sebagai
satuan kerja yang menerapkan pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum sejak tahun 2011.
Berdasar ketentuan peraturan perundangan, setiap
satuan kerja yang telah menerapkan pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU) wajib dilakukan
audit oleh auditor independen. BBKPM Surakarta sebagai
satuan kerja dibawah Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan yang telah berstatus
BLU melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 8/KMK.05/2011
telah dilakukan audit
oleh auditor independen sejak laporan keuangan tahun 2011.
Renstra BBKPM Surakarta periode tahun 2010-2014 telah menetapkan
target
indikatorterselenggaranya audit keuangan eksternaldengan
pencapaian sebagai berikut :
Tabel14 Pencapaian periode 5 tahun Indikator Terselenggaranya
Audit Keuangan
Eksternal
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Target 1 1 1 1 1
Realisasi 0 0 1 1 1
Pada tahun 2010-2011, belum ditetapkan target atas indikator
terselenggaranya audit
keuangan eksternal. Target indikator terselennggaranya audit
keuangan eksternal baru
ditetapkan pada tahun 2012 untuk laporan keuangan tahun 2011
seiring dengan perubahan
status BBKPM Surakarta menjadi instansi pemerintah pada
Kementerian Kesehatan yang
menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU.
Opini auditor atas laporan keuangan BBKPM Surakarta tahun
2011-2013 ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 15 Opini Auditor atas Laporan Keuangan BBKPM Surakarta
Laporan Keuangan Opini Auditor Pelaksana
Tahun 2011 Wajar Dengan Pengecualian Kantor Akuntan Publik
Hadori
Sugiarto Adi
Tahun 2012 Wajar Dengan Pengecualian Kantor Akuntan Publik
Basyiruddin dan Wildan
Tahun 2013 Wajar Tanpa Pengecualian Kantor Akuntan Publik
Basyiruddin dan Wildan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa opini auditor atas Laporan
Keuangan BBKPM Surakarta
untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012 adalah Wajar Dengan
Pengecualian. Melihat
opini auditor atas laporan keuangan tahun 2011-2012, telah
dilakukan berbagai langkah
perbaikan yang menyeluruh guna memperbaiki kualitas laporan
keuangan sehingga opini
auditor atas laporan keuangan BBKPM Surakarta tahun 2013
berhasil mendapat opini Wajar
-
36 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Tanpa Pengecualian. Pencapaian pada tahun 2013 tersebut harus
terus dipertahankan,
sehingga kedepan opini auditor independen atas Laporan Keuangan
BBKPM Surakarta tetap
Wajar Tanpa Pengecualian.
c. Jumlah laporan keuangan tepat waktu
Kondisi yang dicapai
Pencapaian dari indikator tersedianya laporan keuangan tepat
waktu mencapai83,33%.
Laporan keuangan BBKPM Surakarta sebanyak 6 laporan keuangan
yang meliputi : 2
Laporan SAP dan 4 Laporan SAK telah diselesaikan dan sudah
disampaikan ke pihak pihak
terkait. Ada 1 (satu) laporan keuangan BBKPM Surakarta yang
terlambat, keterlambatan
ini disebabkan karena belum terintegrasinya system informasi
kesehatan antara front
office dan back office, sehingga dalam pengolahan data
memerlukan waktu yang lebih
lama.
Perbandingan Tahun Sebelumnya
Pencapaian indikatorkinerja tersedianya laporan keuangan tepat
waktu pada tahun 2013
mencapai hasil 100%, dengan jumlah laporan 6 buah, yang terdiri
dari 2 laporan SAP dan
4 laporan SAK.
Permasalahan
Belum adanya Sistem Informasi yang terintegrasi dengan pelayanan
mengakibatkan
pencatatan data keuangan dari pelayanan belum bisa dilakukan
secara real
time.Pencatatan data keuangan yang berasal dari pelayanan masih
dilakukan secara
manual.
Usul Pemecahan Masalah
Melakukan upaya untuk mengintegrasikan Sistem Informasi antara
pelayanan dengan
bagian keuangan guna mendapat data keuangan secara lebih efisien
dan efektif serta
meningkatkan koordinasi antar pihak di lingkungan BBKPM
Surakarta dalam penyusunan
laporan keuangan, baik antara penanggungjawab aset (SIMAK BMN)
dan
penanggungjawab keuangan (SAK).
Pencapaian periode 5 tahun
Pencapaian selama periode 5 tahun, laporan keuangan BBKPM
Surakarta telah disusun
dan dilaporkan kepada pihak-pihak terkait termasuk Kementerian
Kesehatan dan
Kementerian Keuangan. Rincian atas pencapaian kinerja indikator
jumlah laporan
keuangan tepat waktu :
-
37 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Tabel 16
Pencapaian periode 5 tahun indikatorJumlah laporan keuangan
tepat waktu
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Target 6 6 6 6 6
Realisasi 6 6 6 6 5
5. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan paru
Untuk mencapai sasaran peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan paru
telah ditetapkan Indikator-Indikator sebagai berikut :
a. Terselenggaranya pengadaan gedung
Kondisi yang dicapai
Pada tahun 2014, BBKPM Surakarta
merencanakan untuk membangun
gedung kesehatan tahap
2.Pembangunan gedung kesehatan
tahap 2 tersebut merupakan
kelanjutan dari pembangunan tahap
1 pada tahun 2013 yang lalu.
Perbandingan Tahun Sebelumnya
Tahun 2013, pencapaian indikatorterselenggaranya pengadaan
gedung mencapai
100%.Pada tahun 2013indikator pengadaan gedung adalah pengadaan
gedung
kesehatan tahap 1.Pembangunan gedung kesehatan tahap 1 fokus
pada pengadaan
konstruksi bangunan.
Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam
rangka pencapaian indikator
terselenggaranya pengadaan gedung
tahun 2014 adalah waktu pelaksanaan
pembangunan gedung kesehatan
yang terlalu dekat dengan akhir tahun
anggaran, sehingga pelaksanaan
pembangunan gedung kesehatan terkendala dengan
ketentuan-ketentuan
yangterkait dengan akhir tahun anggaran.
-
38 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
Usul Pemecahan Masalah
Mengalokasikan waktu yang tidak terlalu dekat dengan akhir tahun
anggaran apabila ada
proses pembangunan konstruksi pada tahun-tahun yang akandatang,
sehingga proses
pembangunan konstruksi dapat berjalan lebih optimal dan
maksimal.
Anggaran
Anggaran yang tersedia dalam rangka pengadaan gedung pelayanan
kesehatan BBKPM
Surakarta tahun 2014 adalah sebesar Rp13.700.000.000,-.
Penyerapan anggaran pembangunan gedung pelayanan kesehatan tahun
2014 adalah
sebesar Rp12.901.872.400,-sebesar ditampilkan secara terperinci
sebagai berikut :
- Konstruksi Fisik : Rp12.496.576.000,-
- Perencana Konstruksi :Rp122.650.000.-
- Pengawas Konstruksi :Rp128.849.000,-
- Pengelolaan Kegiatan : Rp153.797.400,-
Pencapaian periode 5 tahun
Pemenuhan sarara dan prasarana penunjang operasional pelayanan
BBKPM Surakarta
berupa pembangunan gedung selama periode 5 tahun adalah sebagai
berikut :
- Tahun 2010 : Pembangunan Instalasi Rawat Jalan
- Tahun 2012 : Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)
- Tahun 2013 : Pembangunan gedung kesehatan tahap 1, berupa
konstruksi gedung
- Tahun 2014 : Penyelesaian pembangunan gedung kesehatan tahap 1
yang
telah dimulai pada tahun 2013
Pada perencanaan renstra, tahun 2011 BBKPM Surakarta bermaksud
melaksanakan
pembangunan gedung.Tetapi dalam realisasinya rencana tersebut
tidak terealisasi
dikarenakan pengajuan anggaran pengadaan gedung tersebut tidak
disetujui.Selebihnya,
jumlah pengadaan gedung telah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dengan rincian
sebagaimana ditampilkan diatas.
6. Pengembangan Upaya Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan
Paru
Masyarakat
Untuk mencapai sasaran pemberdayaan masyarakat dalam upaya
kesehatan paru
telah ditetapkan indikator-indikator sebagai berikut :
-
39 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2014
a. Jumlah kegiatan pemberdayaan dan promosi kesehatan paru
Kondisi yang dicapai
Pada tahun 2014, BBKPM Surakarta telah menetapkan 15 target
kegiatan dalam upaya
pencapaian indikator jumlah kegiatan pemberdayaan dan promosi
kesehatan. Dalam
pelaksanaannya, realisasi atas target kegiatan tersebut hanya 14
kegiatan, yaitu :
1) Refreshing Kader Paru Sehat;
2) Kampanye Stop TB dalam rangka hari TB sedunia melalui
kegiatan long march
kampanye dan senam asma bersama di area Car Free Day Jl. Slamet
Riyadi,
Surakarta;
3) Pemberdayaan remaja bidang kesehatan paru untuk 9 sekolah
menengah
(SMP/SMA);
4) peringatan HKN ke-50 melalui kegiatan pembubuhan cap telapak
tangan
mendukung kampanye Stop Asap Rokok dan pembagian sabun mandi
gratis
bagi pasien dan pengunjung, serta aksi donor darah;
5) Penguatan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat 1 Di
Surakarta;
6) media informasi berupa buletin info paru 2 (dua) edisi, April
dan Oktober 2014;
7) diseminasi pesan kesehatan sebanyak 2 (dua) kegiatan melalui
pembuatan
poster, leaflet, lampion, banner, wall info;
8) promosi melalui media massa sebanyak 2 (dua) kali melalui
kegiatan talkshow
dan pemutaran radio spot di Radio Mentari;
9) penguatan jejaring TB sebanyak 3 (tiga) kegiatan melalui
kegiatan penguatan
jejaring eksternal TB, koordinasi rujukan pasien TB dan
monitoring pasien TB.
Tidak tercapainya target indikatorjumlah kegiatan pemberdayaan
dan promosi kesehatan
paru pada tahun 2014 dikarenakan adanya 1 kegiatan pemberdayaan
dan promosi
kesehatan berupa visitasi kesehatan di Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI) Adi
Soemarmo Surakarta yang tidak dapat terlaksana.Hal tersebut
dikarenakan pada tanggal
rencana pelaksanaan pihak AURI Adi Soemarmo Surakarta mendadak
ada kegiatan yang
tidak dapat ditinggalkan, sehingga rencana kegiatan visitasi
tersebut akhirnya
dibatalkan.
Permasalahan
- Dalam pelaksanaan kegiatan Kampanye Stop TB yang dilakukan
bersamaan pada saat
pemberlakuan Car Free Day di Kota