Top Banner

of 182

Lakip Djpu Tahun 2012

Oct 11, 2015

Download

Documents

LAKIP DJPU 2012 published by Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

    INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DJPU

    TAHUN 2012

    DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

    KEMENTERIAN KEUANGAN

  • LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

    INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

    DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

    TAHUN 2012

    DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

    KEMENTERIAN KEUANGAN

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah i 2012DJPU LLAAKKIIPP

    PENGANTAR

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal

    Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

    DJPU tahun 2012 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU

    disusun dalam rangka memenuhi ketentuan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang

    Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta dengan berpedoman pada Peraturan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Nomor 29 Tahun

    2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP diharapkan dapat menjadi wujud

    akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas, pencapaian visi, misi dan tujuan

    organisasi serta sebagai alat penilaian dan pengendalian dalam rangka memacu

    peningkatan kinerja organisasi.

    Sejalan dengan proses reformasi birokrasi, indikator keberhasilan yang digunakan

    dalam LAKIP DJPU diukur berdasarkan peta strategi (strategy map) DJPU yang disusun

    dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard (BSC). Peta strategi tersebut

    memetakan setiap Sasaran Strategis (SS) yang akan dicapai dalam rangka pencapaian

    tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Setiap SS memiliki ukuran yang

    disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan target kinerja yang telah

    ditentukan. Pada tahun 2012, DJPU memiliki peta strategi dengan 12 SS dan 26 IKU yang

    telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dengan

    Menteri Keuangan. Pengukuran LAKIP dengan menggunakan IKU diharapkan sekaligus

    menjadi bentuk transparansi dan pertanggungjawaban pencapaian target kinerja dalam

    setahun. Selain itu ditetapkan pula Inisiatif Strategis Direktur Jenderal Pengelolaan Utang

    untuk Tahun 2012, yang terdiri dari 19 Inisiatif Strategis.

    Secara best practice, agenda reformasi birokrasi telah memberikan tekanan

    sekaligus tantangan yang cukup besar bagi DJPU untuk mampu mengombinasikan

    fungsinya sebagai organisasi birokrasi sekaligus sebagai unit yang terkait dengan pasar

    keuangan, baik domestik maupun internasional. Pasar keuangan yang berkembang

    dengan sangat dinamis dan disertai dengan meningkatnya kompleksitas pekerjaan

  • K E M E NTERIAN KEUANGAN RE P II BLI K I N DON ESIAD irc ktorot t e nd e ral Pe ngelalo d n tJtd ng

    menuntut DIPU untuk menerapkan prinsip-prinsip good gouernance secatakonsisten sertameningkatkan kualitas organisasi untuk dapat menjaga kepercayaan pasar.

    Dalam menjalankan tugasnya, DIPU telah menetapkan visi, yaitu ""Menjadi unityang profesional dalam mendukung pembiayaan APBN secata efisien dengan risiko yangterukur untuk mempertahankan kesinambungan fiskal", Visi tersebut kemudiandijabarkan dalam 4 misi, yakni sebagai berikut:

    a. Mewujudkan pengelolaan portofolio utang pemerintah yang efektif,transparary dan akuntabel;

    b. Mengendalikan pengadaanf penerbitan utang melalui penetapan kapasitasberutang yang mendukung stabilitas fiskal;

    c. Mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan nasional melalui upayamengedepankan sumber-sumber dalam negeri dan pengembangan pasarkeuangan domestik yang efisien dan stabil; dan

    d. Mewujudkan kerjasama intemasional dalam rangka memperoleh sumberpembiayaan alternatif, sekaligus mendukung stabilitas pasar keuanganregional.

    Dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan untuk periode tahun 2010-2014, DJPU diharapkan dapat mencapai target kinerja secara lebih terarah, transpararydan akuntabel, serta mampu menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi dalampelaksanaan fugas.

    Direktur JenderalKuasa Khusus,

    1-re RobertPakpahaneiioinu'nii'r6' iiiot l oolW

    [RKIP DrPU2012

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah iii 2012DJPU LLAAKKIIPP

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    LAKIP DJPU Tahun 2012 disusun sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban

    pelaksanaan kinerja DJPU selama tahun 2012. Pada tahun 2012 DJPU telah menetapkan

    target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Direktur Jenderal

    Pengelolaan Utang dengan Menteri Keuangan yang terdiri dari 12 SS dan 26 IKU. Capaian

    SS dan IKU DJPU tahun 2012 adalah:

    1. 10 SS dan 22 IKU berstatus hijau atau memenuhi dan/atau di atas target;

    2. 2 SS dan 3 IKU berstatus kuning atau kurang memenuhi target; dan

    3. 1 IKU berstatus abu-abu dikarenakan tidak terdapat obyek kinerja dan tidak

    tersedianya data.

    Secara garis besar, uraian atas pencapaian Sasaran Strategis beserta IKU DJPU

    selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:

    1. Pencapaian SS Pembiayaan dalam jumlah yang cukup, efisien, dan aman untuk

    mendukung kesinambungan fiskal dengan indikator persentase pemenuhan target

    pembiayaan melalui utang yang cukup, persentase pencapaian target effective cost, dan

    persentase pemenuhan target risiko portofolio utang, pada tahun 2012 dapat tercapai

    dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Persentase pemenuhan target pembiayaan melalui utang yang cukup ditargetkan

    sebesar 100% (Rp286,83 triliun) dengan realisasi sebesar 98,87% (Rp283,58 triliun);

    b. Persentase pencapaian target effective cost ditargetkan sebesar 100% dengan

    realisasi sebesar 80,58%. Keberhasilan penurunan biaya utang (target effective cost)

    disebabkan antara lain, pemilihan instrumen pembiayaan melalui SBN yang tepat,

    strategi komunikasi yang efektif dengan pelaku pasar, kondisi fundamental

    ekonomi Indonesia yang baik, tingkat likuiditas pasar domestik dan internasional

    masih cukup tinggi, serta transaksi pengelolaan portofolio SUN melalui cash

    buyback dan debt switch dilaksanakan secara efektif;

    c. Persentase pemenuhan target risiko portofolio utang direncanakan sebesar 100%,

    dengan realisasi sebesar 98,13%. Realisasi tersebut disebabkan karena secara

    umum pengelolaan portofolio utang telah sesuai dengan strategi pengelolaan

    utang;

    2. Pencapaian SS akuntabilitas pengelolaan utang dengan indikator opini BPK terhadap

    LK BA Pengelolaan Utang dan Hibah, pada tahun 2012 relatif dapat tercapai dengan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah iv 2012DJPU LLAAKKIIPP

    baik. Pada tahun 2012, Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Bagian Anggaran (LK

    BA) Pengelolaan Utang dan Hibah Tahun Anggaran 2011 ditargetkan 100% (Wajar

    Tanpa Pengecualian/WTP), dengan realisasi 87,50 %, yaitu:

    a. LK BA Pengelolaan Utang memperoleh opini WTP (100%); dan

    b. LK BA Hibah memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) (75%).

    LK BA Hibah Tahun Anggaran 2011 memperoleh opini WDP karena masih terdapat

    donor atau Kementerian/Lembaga (K/L) yang belum sepenuhnya menaati peraturan,

    yaitu terkait pengesahan realisasi pendapatan dan belanja yang bersumber dari hibah,

    sehingga pendapatan hibah sebesar Rp0,29 triliun yang diterima K/L tidak disahkan

    di Kementerian Keuangan.

    3. Pencapaian SS kredibilitas dan transparansi pengelolaan utang dengan indikator

    indeks kepuasan pengguna layanan dan persentase pembayaran utang tepat waktu,

    tepat jumlah, dan tepat sasaran, pada tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Capaian

    IKU untuk SS tersebut pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Indeks kepuasan pengguna layanan ditargetkan sebesar 3,9 dengan realisasi

    sebesar 3,79. Survey ini dilaksanakan oleh tim Institut Pertanian Bogor (IPB) dan

    dalam laporan hasil survey, terdapat dua unsur layanan DJPU yang masih perlu

    diperbaiki, yaitu keterbukaan/kemudahan akses informasi dan waktu

    penyelesaian layanan;

    b. Persentase pembayaran utang tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran

    ditargetkan 100% dengan realisasi 100%, yaitu telah dilaksanakan secara tepat

    waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran (tidak ada denda keterlambatan). Realisasi

    pembayaran kewajiban utang pada tahun 2012 sebesar Rp274,36 triliun melalui

    3.249 SPM.

    4. Pencapaian SS perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan utang yang berkualitas

    dengan indikator persentase penyediaan peraturan yang mendukung pengembangan

    pasar dan pengelolaan portofolio utang, persentase penyusunan dokumen strategi

    pembiayaan tahunan melalui utang, dan persentase pelaksanaan kajian restrukturisasi

    Surat Utang Pemerintah dalam rangka ALM, pada tahun 2012 dapat tercapai dengan

    baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Persentase penyediaan peraturan yang mendukung pengembangan pasar dan

    pengelolaan portofolio utang selama tahun 2012 direncanakan sebesar 100% {8 set

    (tiap set memilki bobot 12,5%)}, dengan realisasi sebesar 92,50%. Dari 8 set

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah v 2012DJPU LLAAKKIIPP

    peraturan yang menjadi target di tahun 2012, terdapat 2 set peraturan yang belum

    dapat diselesaikan pada tahun 2012, yaitu: RPMK tentang Transaksi Lindung Nilai

    dan RPMK tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Anggaran

    Kewajiban Penjaminan Pemerintah. Saat ini, RPMK tentang Transaksi Lindung

    Nilai telah disahkan oleh Menteri Keuangan melalui PMK Nomor

    12/PMK.08/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai pada tanggal 4 Januari 2013,

    sedangkan untuk RPMK tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

    Anggaran Kewajiban Penjaminan Pemerintah sampai akhir tahun 2012 konsep

    nota dinas bersama ke Menteri Keuangan masih berada di Direktorat Jenderal

    Perbendaharaan;

    b. Persentase penyelesaian dokumen strategi pengelolaan utang pada tahun 2012

    ditargetkan sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%. Dokumen strategi

    pengelolaan utang tahun 2013 telah ditetapkan dengan Keputusan Dirjen

    Pengelolaan Utang Nomor: KEP-47/PU/2012 tanggal 19 Desember 2012; dan

    c. Persentase pelaksanaan kajian restrukturisasi Surat Utang Pemerintah (SUP)

    dalam rangka ALM selama tahun 2012 direncanakan sebesar 100%, dengan

    realisasi sebesar 100%. Target yang diharapkan yaitu menyelesaikan model

    restrukturisasi dan asumsi, penyelesaian naskah Revisi SKB mengenai

    penyelesaian BLBI, serta penyelesaian kajian pelaksanaan konversi SUP dari non-

    tradable menjadi tradable.

    5. Pencapaian SS pengembangan pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid, dengan

    indikator tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi dan Spread WAY yang

    dimenangkan dengan highest yield awarded (tail), pada tahun 2012 dapat tercapai

    dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi selama tahun 2012 ditargetkan sebesar

    75% (efektif), dengan realisasi sebesar 75,83% (efektif). Capaian tersebut diperoleh

    melalui penyebaran kuesioner kepada peserta sosialisasi SUN, sosialisasi SBSN,

    serta sosialisasi Monitoring dan Evaluasi Pinjaman dan Hibah; dan

    b. Spread WAY yang dimenangkan dengan highest yield awarded (tail) selama tahun

    2012 ditargetkan sebesar 15 bps, dengan realisasi sebesar 4,29 bps. Rendahnya

    spread antara highest yield yang dimenangkan dalam setiap lelang SBN di pasar

    perdana dengan WAY yang dimenangkan menunjukkan lelang SBN yang efektif

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah vi 2012DJPU LLAAKKIIPP

    mengingat terdapat konvergensi persepsi investor terhadap yield yang wajar dari

    seri yang dilelang.

    6. Pencapaian SS pengelolaan portofolio utang yang optimal dengan indikator rasio

    beban bunga terhadap rata-rata outstanding utang serta akurasi penetapan

    yield/imbalan SBN dan biaya pinjaman terhadap benchmark, pada tahun 2012 dapat

    tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2012, adalah sebagai

    berikut:

    a. Rasio beban bunga terhadap rata-rata outstanding utang selama tahun 2012

    ditargetkan sebesar 5,72%, dengan realisasi sebesar 5,29%; dan

    b. Akurasi penetapan yield/imbalan SBN dan biaya pinjaman terhadap benchmark

    selama tahun 2012 ditargetkan sebesar 90%, dengan realisasi sebesar 91,65%.

    Capaian tersebut diperoleh dari rata-rata capaian akurasi antara benchmark yang

    ditetapkan dengan yield SBN dan biaya pinjaman;

    7. Pencapaian SS pengelolaan kewajiban utang yang efektif dengan indikator persentase

    dokumen tagihan yang diverifikasi secara tepat waktu, selama tahun 2012 dapat

    tercapai dengan baik. Pada tahun 2012, persentase dokumen tagihan yang diverifikasi

    secara tepat waktu pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 100%, dengan realisasi

    sebesar 100%, dimana terdapat 5.307 dokumen tagihan/NOP yang telah diverifikasi

    secara tepat waktu, yaitu paling lambat 6 hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo.

    8. Pencapaian SS monitoring dan evaluasi kepatuhan yang efektif dalam pengelolaan

    utang dengan indikator persentase tingkat kepatuhan pengelolaan utang yang sesuai

    dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, rata-rata persentase realisasi janji

    layanan unggulan, dan Indeks ketepatan waktu penyelesaian tindak lanjut Instruksi

    Presiden, pada tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut

    pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Persentase tingkat kepatuhan dalam pengelolaan utang selama tahun 2012

    ditargetkan sebesar 100%, dengan realisasi sebesar 98,39% sehingga memperoleh

    nilai capaian 116,78%. IKU ini menggunakan polarisasi stabilize, dimana capaian

    yang diharapkan adalah sesuai atau mendekati target yang ditetapkan. Untuk

    realisasi 90% mendapat nilai capaian 100% dan realisasi 100% mendapat nilai

    capaian 120%;

    b. Rata-rata persentase realisasi janji layanan unggulan ditargetkan sebesar 100%

    dengan realisasi sebesar 100%. Monitoring terhadap pelaksanaan SOP Layanan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah vii 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Unggulan dilaksanakan pada Direktorat Pinjaman dan Hibah, Direktorat Surat

    Utang Negara, Direktorat Pembiayaan Syariah, dan Direktorat Evaluasi,

    Akuntansi, dan Setelmen; dan

    c. Selama tahun 2012 tidak terdapat target yang harus dilaksanakan atau dicapai

    oleh DJPU, terkait penyelesaian tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun

    2011 tentang Aksi Pencegahan Korupsi.

    9. Pencapaian SS Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi dengan indikator

    persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya dan

    persentase pemenuhan pelatihan pegawai sesuai dengan gap kompetensi pegawai

    (hard competency), pada tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS

    tersebut pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya selama

    tahun 2012, terealisasi sebesar 96,58% dari target sebesar 82,50%; dan

    b. Persentase pemenuhan pelatihan pegawai sesuai dengan gap kompetensi pegawai

    (Hard Competency) pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 100% (20 jenis diklat),

    dengan realisasi sebesar 115% (23 jenis diklat sesuai dengan Standar Kompetensi

    Jabatan (Hard Competency).

    10. Pencapaian SS penataan organisasi yang adaptif dengan indikator persentase mitigasi

    risiko yang selesai dijalankan, indeks reformasi birokrasi, indeks kepuasan pegawai,

    dan persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti, pada

    tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun

    2012, adalah sebagai berikut:

    a. Tahun 2012, persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan selama tahun 2012

    ditargetkan sebesar 70%, dengan realisasi sebesar 100%;

    b. Berdasarkan penilaian Itjen, per 28 Desember 2012, Indeks Reformasi Birokrasi

    DJPU mendapatkan skor sebesar 96,72% dari target dengan skor sebesar 92%;

    c. Indeks kepuasan pegawai pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 3, dengan realisasi

    3,19. Dari 322 orang pegawai di lingkungan DJPU, 305 orang (94,72%) telah

    mengisi survey dimaksud. Dari 6 variabel penilaian tersebut, terdapat 2 variabel

    dengan selisih terbesar antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yaitu

    variabel Mutasi/Rotasi Pegawai dan variabel Imbalan, yang dapat diartikan

    bahwa proses mutasi/rotasi dan faktor imbalan belum dianggap memuaskan bagi

    sebagian besar pegawai DJPU; dan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah viii 2012DJPU LLAAKKIIPP

    d. Policy recommendation berdasarkan hasil pengawasan yang telah ditindaklanjuti

    pada tahun 2012 ditargetkan 85%, dengan realisasi sebesar 100% (4 dari 4 policy

    recommendation yang ditargetkan Tahun 2012).

    11. Pencapaian SS Perwujudan TIK yang terintegrasi dengan indikator persentase

    pengembangan database utang yang terintegrasi dan persentase akurasi data SIMPEG,

    pada tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada

    tahun 2012, adalah sebagai berikut:

    a. Persentase pengembangan database utang yang terintegrasi, dilaksanakan pada

    tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2011 telah selesai sebesar 45%, sehingga sisa

    pekerjaan sebesar 55% ditargetkan selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012

    ditargetkan sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%; dan

    b. Persentase akurasi data SIMPEG diukur secara semesteran. Berdasarkan hasil

    pengujian dari 320 pegawai pada Semester II, realisasi persentase akurasi data

    sebesar 100% dari target sebesar 100%.

    12. Pencapaian SS Pelaksanaan anggaran yang optimal dengan indikator Persentase

    penyerapan DIPA pada tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Persentase

    penyerapan DIPA (Belanja Barang dan Belanja Modal) pada tahun 2012 ditargetkan

    95,00% (Rp51,41 miliar), dengan realisasi sebesar 96,50% (Rp52,22 miliar).

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar target kinerja

    DJPU pada tahun 2012 telah berhasil dicapai. Keberhasilan pencapaian tersebut

    diupayakan untuk semakin ditingkatkan, sedangkan untuk beberapa kegiatan yang

    belum terlaksana/terdapat permasalahan (pending matters) akan diupayakan untuk dapat

    diselesaikan.

    Dengan disusunnya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan informasi secara

    transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi DJPU dan menjadi

    umpan balik peningkatan kinerja DJPU pada periode berikutnya.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah ix 2012DJPU LLAAKKIIPP

    DAFTAR ISI

    Hal. PENGANTAR ............................................................................................................................ i IKHTISAR EKSEKUTIF........................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ix

    I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Tugas, Fungsi, Organisasi, dan Sumber Daya Manusia ............................... 1 B. Mandat yang Diberikan kepada Instansi ............................................................ 11 C. Peran Strategis Instansi ......................................................................................... 13 D. Sistematika Penyajian ............................................................................................ 15

    II. RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ................................... 17 A. Rencana Strategis 2010-2014 ................................................................................... 17 B. Penetapan Kinerja ................................................................................................... 25

    III. AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN ........... 34 A. Capaian IKU ............................................................................................................. 34 B. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tahun 2012.................................................... 41 C. Kinerja Lainnya ........................................................................................................ 124 D. Progress Destination Statement DJPU Tahun 2014.......................................... 147 E. Perkembangan Pending Matters Renstra 2010-2014 ............................................ 150 F. Akuntabilitas Keuangan........................................................................................... 152

    IV. PENUTUP ...................................................................................................................... 155 A. Kesimpulan ............................................................................................................... 155 B. Saran .......................................................................................................................... 157

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah x 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Hal. DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 Proses Bisnis DJPU ... 4 Bagan 2.1 Nilai-nilai Kementerian Keuangan 19 Bagan 2.2 Peta Strategi DJPU Tahun 2012 ... 26 Bagan 3.1 Perguruan Tinggi yang telah bekerjasama dengan DJPU terkait

    pengelolaan SUN sampai tahun 2012.....................................................

    84 Bagan 3.2 Transformasi IKU terkait mitigasi risiko............................................ 109

    DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Komposisi Pegawai Menurut Golongan.... 8 Grafik 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Unit Eselon II..... 8 Grafik 1.3 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan.... 9 Grafik 1.4 Komposisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin. 9 Grafik 1.5 Komposisi Pegawai Menurut Pendidikan.... 9 Grafik 3.1 Ikhtisar Capaian Kinerja DJPU ... 42 Grafik 3.2 Realisasi pembayaran utang Tahun Anggaran 2007-2012.............. 73 Grafik 3.3 Tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi...................................... 82 Grafik 3.4 Perkembangan rasio beban bunga terhadap rata-rata outstanding

    utang pada tahun 2007-20012...........................................................

    93 Grafik 3.5 Penyerapan DIPA DJPU tahun 2010-2012....................................... 124

    DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Posisi Utang Pemerintah (2008-2012) .... 14 Tabel 2.1 Destination Statement Kementerian Keuangan Tahun 2014...... 21 Tabel 2.2 Destination Statement DJPU Tahun 2014..................................... 21 Tabel 2.3 Target Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-One Tahun 2012... 27 Tabel 2.4 Matriks Hubungan Sasaran Strategis dan IKU ........................ 30 Tabel 3.1 Capaian IKU Kemenkeu-One Tahun 2012 ....................................... 34 Tabel 3.2 Perbandingan Capaian IKU Kemenkeu-One Tahun 2010 s.d. 2012.... 37 Tabel 3.3 Realisasi Pinjaman Tahun 2012.......................................................... 45 Tabel 3.4 Target dan Realisasi SBN Tahun 2012.............................................. 47 Tabel 3.5 Hasil Penerbitan SUN Tahun 2012................................................... 48 Tabel 3.6 Hasil Penerbitan SUN Melalui Lelang Tahun 2012.......................... 49 Tabel 3.7 Hasil penerbitan SUN berdenominasi USD di pasar perdana

    internasional.......................................................................................

    50 Tabel 3.8 Kinerja Pengelolaan SUN tahun 2010-2012..................................... 52 Tabel 3.9 Realisasi Penerbitan SBSN Tahun 2012............................................. 53 Tabel 3.10 Perkembangan Penerbitan SBSN Tahun 2010-2012......................... 56 Tabel 3.11 Kinerja lelang SBSN tahun 2010-2012............................................... 57 Tabel 3.12 Indeks kepuasan pengguna berdasarkan unsur/dimensi layanan.... 71 Tabel 3.13 Realisasi Pembayaran Utang Tahun Anggaran 2012....................... 72 Tabel 3.14 Realisasi peraturan dan keputusan yang mendukung pengelolaan

    utang....................................................................................................

    75 Tabel 3.15 Penyelenggaraan sosialisasi SUN tahun 2012................................... 83 Tabel 3.16 Tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi sosialisasi SBSN........... 86 Tabel 3.17 Target dan realisasi pembayaran bunga dan rata-rata outstanding... 92 Tabel 3.18 Capaian akurasi antara benchmark dengan yield SBN dan biaya

    pinjaman...............................................................................................

    95

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah xi 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Tabel 3.19 Hasil pengukuran tingkat kepatuhan tahun 2012............................ 100 Tabel 3.20 Hasil pengukuran rata-rata persentase realisasi janji layanan

    unggulan tahun 2012.........................................................................

    102 Tabel 3.21 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi

    jabatannya 2012 ..............................................................................

    104 Tabel 3.22 Diklat yang dilaksanakan berdasarkan gap kompetensi pegawai

    (hard competency)..................................................................................

    106 Tabel 3.23 Target dan realisasi mitigasi risiko..................................................... 110 Tabel 3.24 Rincian nilai pelaksanaan Quality Assurance DJPU........................... 112 Tabel 3.25 Realisasi pengembangan Database Utang yang terintegrasi Tahun

    2012.......................................................................................................

    118 Tabel 3.26 Progress pemenuhan akurasi data SIMPEG....................................... 121 Tabel 3.27 Penyerapan DIPA (non belanja pegawai) DJPU Tahun 2012.......... 122 Tabel 3.28 Rincian penyelenggaraan dealers meeting pada tahun 2012............. 130 Tabel 3.29 Penyelenggaraan Analysts Meeting Tahun 2012................................ 131 Tabel 3.30 Partisipasi dalam forum regional dan internasional tahun 2012...... 132 Tabel 3.31 Tanggapan DJPU atas pemberitaan negatif terkait pengelolaan

    utang....................................................................................................

    134 Tabel 3.32 Realisasi publikasi pengelolaan SBN tahun 2012.............................. 135 Tabel 3.33 Penyelenggaraan konferensi pers Tahun 2012.................................. 135 Tabel 3.34 Tahapan rapat koordinasi terkait penerapan IT-ALM........................ 141 Tabel 3.35 Eksposur penjaminan pemerintah pada Proyek FTP I...................... 144 Tabel 3.36 Eksposur penjaminan pemerintah terhadap Proyek Percepatan

    Penyediaan Air Minum.......................................................................

    145 Tabel 3.37 Eksposur penjaminan pemerintah pada Proyek FTP II.................... 145 Tabel 3.38 Progress Destination Statement DJPU.................................................. 147 Tabel 3.39 Perkembangan Pending Matters Renstra 2010-2014.......................... 151 Tabel 3.40 Pagu dan Realiasi Anggaran Tahun 2012 (per belanja)....................... 152 Tabel 3.41 Pagu dan Realiasi Anggaran Tahun 2012 (per program-kegiatan-

    output).................................................................................................

    152 DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumen Kontrak Kinerja Kemenkeu-One Tahun 2012 yang berlaku sebagai Dokumen

    Penetapan Kinerja (PK) DJPU Tahun 2012 2. Dokumen Pengukuran Kinerja Tahun 2012

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 1 2012DJPU LLAAKKIIPP

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Tugas, Fungsi, Organisasi, dan Sumber Daya Manusia

    1. Perkembangan Unit Pengelola Utang

    Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan mutu

    pelayanan kepada masyarakat, perlu diwujudkan suatu tata kelola yang baik di

    lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. Unit pengelola utang telah

    mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan semakin meningkatnya

    kompleksitas pengelolaan utang sebagai akibat semakin besar dan semakin

    beragamnya jumlah dan jenis utang Pemerintah. Perkembangan unit pengelola

    utang secara ringkas dapat disampaikan sebagai berikut:

    a. Sebelum tahun 1998, sebagian besar utang pemerintah dalam bentuk pinjaman

    luar negeri dikelola oleh Direktorat Dana Luar Negeri (DDLN) pada Direktorat

    Jenderal Anggaran;

    b. Tahun 1999, dibentuk Tim Debt Management Unit (DMU) di bawah Direktorat

    Jenderal Lembaga Keuangan yang mempunyai tugas mengelola obligasi negara

    yang diterbitkan untuk menyehatkan perbankan akibat krisis tahun 1998;

    c. Tahun 2001, Tim DMU diubah menjadi Pusat Manajemen Obligasi Negara

    (PMON) di bawah Sekretariat Jenderal yang secara khusus mengelola Surat

    Utang Negara (SUN).

    d. Tahun 2004, unit pengelolaan utang disatukan dalam Direktorat Jenderal

    Perbendaharaan. PMON menjadi Direktorat Pengelolaan SUN sedangkan

    DDLN menjadi Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri;

    e. Tahun 2006, dengan berkembangnya ruang lingkup pengelolaan utang dan

    dalam rangka memusatkan pengelolaanya dalam unit tersendiri, dibentuk

    Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; dan

    f. Tahun 2007 s.d 2011, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang telah 2 kali

    melaksanakan penataan organisasi (reorganisasi) yang ditetapkan melalui:

    1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Departemen Keuangan; dan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 2 2012DJPU LLAAKKIIPP

    2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

    g. Tahun 2012, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang kembali mengusulkan

    penataan organisasi sebagai dampak likuidasi Badan Pengawas Pasar Modal

    dan Lembaga Keuangan yang sebagian bergabung kedalam Otoritas Jasa

    Keuangan. Sebagai respon, dilakukan reposisi Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal

    untuk menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang yang

    sebelumnya merupakan unit Eselon II pada Badan Kebijakan Fiskal. Hal

    tersebut juga ditujukan untuk melakukan integrasi pengelolaan risiko keuangan

    baik fiskal maupun utang.

    Oleh karena itu, nomenklatur Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang diusulkan

    untuk diubah menjadi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko,

    yang sampai akhir tahun 2012 masih menunggu pengesahan dalam bentuk

    Peraturan Presiden maupun Peraturan Menteri Keuangan.

    Penataan organisasi tersebut dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri

    Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penataan Organisasi di

    Lingkungan Departemen Keuangan, merupakan suatu proses yang dilakukan

    secara berkesinambungan untuk merespon dinamika perubahan lingkungan

    dan tuntutan publik, baik sebagai regulator maupun sebagai pemberi layanan

    kepada masyarakat. Penataan organisasi merupakan upaya untuk

    menyempurnakan tugas, fungsi dan struktur organisasi demi terwujudnya

    pencapaian visi dan misi organisasi secara efektif dan efisien.

    2. Tugas dan Fungsi

    Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, tugas Direktorat Jenderal

    Pengelolaan Utang adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

    standardisasi teknis di bidang pengelolaan utang sesuai dengan kebijakan yang

    ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 3 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Dalam melaksanakan tugasnya, DJPU menyelenggarakan fungsi:

    a. Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan utang;

    b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang;

    c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan

    utang;

    d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan utang; dan

    e. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal Pengelolaan Utang.

    3. Organisasi

    Dalam rangka penerapan international best practice organisasi pengelola utang,

    Direktorat Jenderal Pegelolaan Utang mengkategorikan dan membagi struktur

    organisasinya berdasarkan:

    a. fungsi front office dilaksanakan oleh:

    1) Direktorat Pinjaman dan Hibah (Dit PH);

    2) Direktorat Surat Utang Negara (Dit SUN); dan

    3) Direktorat Pembiayaan Syariah (Dit PS).

    b. fungsi middle office dilaksanakan oleh Direktorat Strategi dan Portofolio Utang

    (Dit SPU);

    c. fungsi back office dilaksanakan oleh Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan

    Setelmen (Dit EAS); serta

    d. fungsi supporting and coordinating unit (sebagai pendukung dan koordinator

    kegiatan teknis) dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal.

    Proses bisnis dari keempat fungsi tersebut tergambar dalam bagan berikut:

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 4 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Bagan 1.1 Proses Bisnis DJPU

    4. Stakeholders Pengelolaan Utang

    Dalam pelaksanaan tugas selaku pengelola utang negara, peran DJPU terkait

    secara langsung dengan berbagai institusi baik internal maupun eksternal

    Kementerian Keuangan, yang dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

    a. Internal Kementerian Keuangan antara lain dengan:

    1) Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dalam penyusunan komponen

    pembiayaan APBN dan penyusunan dokumen anggaran, serta penyiapan

    Daftar Kegiatan (Proyek) yang telah mendapatkan alokasi dana dari APBN,

    untuk digunakan sebagai underlying penerbitan Project Base Sukuk;

    2) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dalam pelaksanaan kebijakan fiskal;

    3) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN) dalam:

    a) koordinasi pengelolaan kas khususnya untuk mengharmonisasikan

    pelaksanaan/eksekusi penerbitan/pengadaan utang tunai dengan

    ketersediaan kas untuk pembiayaan.

    b) koordinasi pengelolaan penerusan pinjaman.

    4) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dalam penyusunan

    underlying asset yang akan digunakan dalam penerbitan sukuk;

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 5 2012DJPU LLAAKKIIPP

    5) Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)

    sebagai regulator pasar modal dan secara bersama-sama berperan dalam

    pengembangan pasar surat berharga dan infrastruktur pasar sekunder;

    6) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait aspek perpajakan dalam

    pengelolaan utang;

    7) Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan:

    a) Biro Perencanaan dan Keuangan terkait penyusunan rencana jangka

    menengah, jangka pendek, strategis, dan rencana kerja tahunan, serta

    penyusunan anggaran dan Laporan Keuangan Kementerian;

    b) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan terkait pelaksanaan penataan

    organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional;

    c) Biro Hukum terkait pelaksanaan perumusan peraturan perundang-

    undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka

    penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan tugas;

    d) Biro Bantuan Hukum terkait koordinasi dan pelaksanaan penelaahan

    kasus hukum, memberikan bantuan hukum, pendapat hukum, dan

    perimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian

    Keuangan;

    e) Biro Sumber Daya Manusia terkait pembinaan dan pengelolaan sumber

    daya manusia di lingkungan DJPU sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku;

    f) Biro Komunikasi dan Layanan Informasi terkait pelaksanaan tugas

    aktivitas komunikasi, layanan informasi kebijakan pengelolaan utang,

    penyusunan strategi komunikasi kehumasan, penyusunan program

    komunikasi publik, dan monitoring opini publik;

    g) Biro Perlengkapan terkait pengelolaan perlengkapan DJPU berdasarkan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    h) Biro Umum terkait pelaksanaan koordinasi urusan tata usaha dan

    rumah tangga;

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 6 2012DJPU LLAAKKIIPP

    i) Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) terkait aspek

    pengembangan sistem teknologi, informasi, dan komunikasi di

    lingkungan Kementerian Keuangan;

    j) Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan terkait pelaksanaan analisis,

    harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan

    kegiatan Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan

    Menteri Keuangan, dan pengelolaan indikator kinerja utama di

    lingkungan Kementerian Keuangan; dan

    k) Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik terkait pelaksanaan

    pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan

    pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik, pengelolaan

    sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan

    pelayanan pengadaan secara elektronik Kementerian Keuangan.

    8) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan terkait pelaksanaan

    pengawasan intern; dan

    9) Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) khususnya Pusdiklat

    Keuangan Umum dan Pusdiklat Pengembangan SDM terkait pelaksanaan

    Capacity Building DJPU.

    b. Eksternal Kementerian Keuangan, antara lain dengan:

    1) Dewan Perwakilan Rakyat antara lain terkait alokasi pembiayaan melalui

    utang dalam APBN, persetujuan penggunaan BMN sebagai underlying asset

    penerbitan SBSN, dan persetujuan penggunaan dana SAL untuk pembelian

    SBN dalam rangka stabilisasi pasar SBN;

    2) Bank Indonesia (BI) yang dalam kaitannya dengan pengelolaan utang

    memiliki dua peran yaitu:

    a) sebagai pengelola kebijakan moneter dan neraca pembayaran dalam

    kerangka Asset and Liability Management (ALM); dan

    b) sebagai mitra dalam pengembangan pasar dan sebagai agen lelang,

    agen penatausahaan utang dan setelmen utang.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 7 2012DJPU LLAAKKIIPP

    3) Pelaku pasar/investor termasuk dealer utama/primary dealers dan peserta

    lelang dalam mengembangkan kapasitas daya serap pasar dan

    memperoleh input atas kondisi pasar keuangan pada umumnya (market

    update), preferensi instrumen, dan rencana alokasi investasi;

    4) Lembaga Pemeringkat/Rating agencies dalam rangka assessment tahunan

    dan assessment transaksi penerbitan SBN valas;

    5) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dalam rangka:

    a) koordinasi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    (RPJM);

    b) perencanaan usulan kegiatan yang dapat dibiayai dengan pinjaman

    atau sebagai underlying asset sukuk project; dan

    c) pelaksanaan dan monitoring/evaluasi kegiatan yang dibiayai dari

    pinjaman.

    6) Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang dibiayai

    dari pinjaman dan penyiapan policy matrix pinjaman program/program

    loan;

    7) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam pemenuhan dokumen

    pengefektifan pinjaman;

    8) DSN MUI dalam rangka penerbitan Fatwa dan Pernyataan Kesesuaian

    Syariah (Opini Syariah) penerbitan SBSN;

    9) Pemberi Pinjaman/Lender dalam rangka memperoleh informasi mengenai

    fokus pembiayaan dan indikasi besaran/alokasi pinjaman; dan

    10) Lembaga atau negara pemberi donor.

    5. Sumber Daya Manusia

    a. Gambaran umum pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

    Berdasarkan data pegawai per 31 Desember 2012, jumlah pegawai DJPU

    adalah sebanyak 328 orang, dengan penjelasan sebagai berikut:

    1) 321 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil;

  • KEMENTDirektora

    K

    N

    TERIANKEUANGAatJenderalPenge

    2) 7 o

    lulu

    pen

    Ber

    adalah

    Komposisi P

    No. Gol

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    JU

    1 0

    44

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    II/a

    II/b

    II/c

    ANREPUBLIKINDOelolaanUtang

    orang sedan

    usan Progra

    nerimaan S1

    rdasarkan da

    h sebagai ber

    Grafik 1.1Pegawai Men

    ongan Pegawa

    IV/d

    IV/c

    IV/b

    IV/a

    III/d

    III/c

    III/b

    III/a

    II/d

    II/c

    II/b

    II/a

    UMLAH

    4

    22

    92

    29

    40

    II/c

    II/d

    III/a

    III/b

    III/c

    ONESIA

    ng diusulkan

    am Diploma

    1 tahun 2012

    ata pegawai

    rikut:

    1 nurut Golon

    ai JumPega

    3

    2

    14

    15

    66

    40

    29

    92

    22

    44

    0

    1

    32

    0

    66

    15 14

    2

    III/c

    III/d

    IV/a

    IV/b

    IV/c

    n untuk me

    a III Keuan

    ).

    i per 31 Dese

    ngan

    Ko

    mlah awai

    No

    3 1

    2 2

    4 3

    5 4

    6 5

    0 6

    9

    2

    2

    4

    0

    1

    28

    3

    /IV/d

    1

    enjadi Calon

    ngan STAN

    ember 2012,

    mposisi Peg

    o. U

    Setditjen

    Dit PH

    Dit SUN

    Dit PS

    Dit SPU

    Dit EAS

    JU

    Dit. PS12,5%

    Dit. SPU 11,6%

    Dit18

    n Pegawai N

    tahun 2011

    komposisi p

    Grafik 1.2gawai Menur

    Unit Eselon II

    UMLAH

    Dit. SUN 12,2%

    . EAS 8,9%

    Negeri Sipil

    dan 2 oran

    pegawai DJP

    2 rut Unit Ese

    JuPe

    Setditjen 26,2%

    Dit. PH 18,6%

    (5

    ng

    PU

    elon II

    umlah egawai

    86

    61

    40

    41

    38

    62

    328

  • KEMENTDirektora

    TERIANKEUANGAatJenderalPenge

    Komposisi

    No. Jabat

    1 Eselon I

    2 Eselon I

    3 Eselon I

    4 Eselon I

    5 Pelaksa

    JUM

    Dal

    para p

    baik m

    Pela2

    020406080100120140160180

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 10 2012DJPU LLAAKKIIPP

    kompetensi para pegawai DJPU dapat menjadi lebih baik dan dapat menopang

    bidang tugas di mana pegawai itu berada.

    Pada tahun 2012, DJPU telah memiliki peraturan terkait pola mutasi dan

    pola karir sehingga penempatan para pegawai baik di unit-unit Eselon II

    maupun pada jabatan-jabatan tertentu di lingkungan DJPU, diharapkan telah

    sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai dan memang

    dibutuhkan oleh unit atau jabatan tempat kerja pegawai bersangkutan.

    Selain itu, dengan adanya pengarusutamaan gender, walaupun jumlah

    pegawai perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai

    laki-laki (dapat dilihat pada grafik 1.4 Komposisi Pegawai Menurut Jenis

    Kelamin), perlakuan dan penilaian kinerja tetap dilakukan secara fair. Hal

    tersebut terbukti dengan diisinya beberapa jabatan strategis di DJPU oleh para

    pegawai perempuan, contohnya: dari 5 Pejabat Eselon II di DJPU, 2

    diantaranya adalah perempuan.

    b. Program pengembangan Pegawai

    Unit organisasi yang handal tentu harus didukung penuh dengan sumber

    daya manusia yang handal baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selama

    tahun 2007-2012, DJPU telah melakukan beberapa kebijakan dan kegiatan

    sebagai bagian program peningkatan kompetensi dan kinerja pegawai.

    Adapun kebijakan dan kegiatan tersebut antara lain:

    1) Penyusunan dan penetapan Hard Competency Pegawai DJPU;

    2) Penyusunan dan penetapan Soft Competency Pegawai DJPU;

    3) Penyusunan dokumen Gap Hard Competency Pegawai DJPU;

    4) Pelaksanaan Assesment Center (AC);

    5) Pelaksanaan diklat teknis sesuai Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) Hard

    Competency;

    6) Menugaskan pegawai untuk mengikuti Diklat Berbasis Kompetensi pada

    Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;

    7) Menugaskan pegawai untuk mengikuti diklat sertifikasi keahlian

    (CFA,CHRP,etc);

    8) Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris pegawai melalui TOEFL Training;

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 11 2012DJPU LLAAKKIIPP

    9) Membuka kesempatan pegawai mengikuti short course (IMF, DMFAS ,etc)

    sesuai bidang tugasnya;

    10) Membuka kesempatan pegawai untuk mencari program beasiswa dengan

    inisiatif sendiri di Dalam maupun Luar Negeri; dan

    11) Mengirim pegawai mengikuti program beasiswa reguler baik dari Badan

    Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, maupun Negara Lain (Australia,

    Jepang, dll).

    Dengan komposisi pegawai DJPU seperti dijelaskan di atas dan dengan

    program pengembangan pegawai yang terus dilakukan, DJPU terbukti dapat

    melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik sesuai amanat peraturan

    perundang-undangan. Hal ini juga membuktikan bahwa program

    pengembangan pegawai DJPU berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,

    yaitu dalam rangka membentuk sumber daya manusia DJPU yang handal.

    B. Mandat yang Diberikan kepada Instansi

    Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DJPU berdasarkan mandat yang diberikan

    oleh peraturan perundang-undangan, antara lain:

    1. Pedoman umum meliputi:

    a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengendalian Jumlah

    Kumulatif Defisit APBN dan APBD, yang mengatur bahwa:

    1) Jumlah kumulatif defisit APBN dan APBD dibatasi tidak melebihi 3% dari

    Produk Domestik Bruto (PDB) tahun bersangkutan; dan

    2) Jumlah kumulatif pinjaman Pemerintah dan Pemda dibatasi tidak melebihi

    60% dari PDB tahun yang bersangkutan.

    b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang

    mengatur antara lain:

    1) Pembebanan biaya pengadaan utang/hibah Pemerintah pada APBN; dan

    2) Tata cara pengadaan utang negara dan penerusan utang/hibah luar negeri

    kepada Pemda dan BUMN/BUMD.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 12 2012DJPU LLAAKKIIPP

    c. Undang-Undang tentang APBN yang ditetapkan setiap tahun antara lain

    menyebutkan bahwa Pemerintah dapat melakukan perubahan instrumen

    utang dalam hal terdapat sumber utang yang lebih menguntungkan.

    2. Pedoman khusus meliputi:

    a. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN, yang antara lain

    mengatur tentang tujuan penerbitan SUN;

    b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN yang antara lain

    mengatur tentang tujuan penerbitan SBSN;

    c. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan

    dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Oleh Pemerintah, yang antara lain

    mengatur tentang penggunaan pinjaman dalam negeri;

    d. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Tahun 2010-2014;

    e. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2011 tentang Dana Perwalian;

    f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan

    Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, yang antara lain mengatur

    tentang perencanaan, penggunaan, penatausahaan, pemantaun, evaluasi, dan

    pelaporan serta pengawasan pinjaman luar negeri dan hibah;

    g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

    h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 86/PMK.05/2008 tentang Sistem

    Akuntansi Utang Pemerintah;

    i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.08/2010 tentang Monitoring,

    Evaluasi, Pelaporan, Publikasi, dan Dokumentasi Pinjaman dan/atau Hibah

    Pemerintah;

    j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.08/2010 tentang Tata Cara

    Pemilihan Calon Pemberi Pinjaman Dalam Negeri;

    k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme

    Pengelolaan Hibah;

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 13 2012DJPU LLAAKKIIPP

    l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem

    Akuntansi Hibah;

    m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 14/PMK.08/2012 tentang Tata Cara

    Pengadaan Pembiayaan yang Bersumber dari Kreditor Swasta Asing;

    n. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 514/KMK.08/2010 tentang Strategi

    Pengelolaan Utang Negara Tahun 2010-2014; dan

    o. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.08/2011 tentang Tata Cara

    Perundingan Perjanjian Pinjaman Luar Negeri.

    C. Peran Strategis Instansi

    DJPU adalah organisasi yang memegang peranan strategis di bidang pengelolaan

    utang. Peran strategis DJPU digambarkan sebagai berikut:

    1. Memenuhi pembiayaan APBN yang bersumber dari utang

    Selain penerimaan pajak dan bukan pajak, utang mempunyai kontribusi yang

    penting dalam menjamin kesinambungan pelaksanaan kegiatan pemerintahan

    dalam kerangka pembangunan nasional. Sampai saat ini peranan utang baik yang

    bersumber dari dalam maupun luar negeri masih menjadi sumber utama

    pembiayaan APBN. Untuk memenuhi pembiayaan APBN tersebut maka

    pembiayaan melalui utang harus dapat disediakan dalam jumlah yang cukup,

    tersedia pada saat diperlukan dengan biaya yang efisien dan tingkat risiko

    terkendali.

    Utang digunakan untuk membiayai defisit dan sebagian pengeluaran

    pembiayaan antara lain pelunasan pokok utang jatuh tempo, buyback, dan

    penerusan pinjaman. Sumber pembiayaan dari utang, meliputi penerbitan Surat

    Berharga Negara (SBN) yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga

    Syariah Negara (SBSN), serta pengadaan Pinjaman Luar Negeri (Pinjaman

    Program dan Pinjaman Proyek) dan Pinjaman Dalam Negeri.

    2. Mewujudkan kesinambungan fiskal melalui pengelolaan portofolio dan risiko

    utang

    Pengelolaan utang yang dilaksanakan secara profesional, akuntabel, dan

    transparan dimaksudkan untuk mencapai kondisi keuangan negara yang sehat

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 14 2012DJPU LLAAKKIIPP

    dan mempertahankan kemampuan negara dalam melaksanakan pembiayaan

    secara berkesinambungan.

    Pengelolaan utang yang tidak profesional akan berdampak negatif terhadap

    kondisi fiskal Pemerintah yang tercermin antara lain dalam ketidakmampuan

    Pemerintah membayar kewajiban utang secara tepat waktu, tepat jumlah, dan

    tepat sasaran, membengkaknya kewajiban utang di luar perkiraan, dan

    terhambatnya kegiatan pemerintahan akibat tidak terjaminnya sumber

    pembiayaan. Selain itu, dampak selanjutnya dapat berupa menurunnya

    kepercayaan investor dan kreditor, terjadinya penurunan peringkat utang

    (sovereign credit rating), terhambatnya perkembangan pasar keuangan domestik,

    serta ekonomi biaya tinggi.

    Sebagai gambaran, total jumlah nominal utang pada tanggal 31 Desember 2012

    mencapai Rp1.975,42 triliun. Jumlah utang yang relatif besar tersebut memerlukan

    pengelolaan secara cermat dan berhati-hati, karena utang mempunyai dimensi

    risiko yang berpotensi menimbulkan masalah terhadap kesinambungan fiskal,

    antara lain risiko nilai tukar, risiko tingkat bunga, dan risiko refinancing.

    Tabel 1.1 Posisi Utang Pemerintah (2008-2012)

    Catatan: * Termasuk semi commercial ** Beberapa termasuk semi concessional *** Seluruhnya termasuk commercial Sumber: Perkembangan Utang Negara Edisi Januari 2013

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 15 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Oleh karena itu, pembiayaan APBN melalui utang harus didukung dengan

    pengelolaan berbagai risiko dimaksud melalui upaya antara lain dengan

    melakukan: debt securities buyback, loan prepayment, debt-switch/reprofiling, debt

    swap, restrukturisasi pinjaman, dan hedging.

    3. Pengembangan pasar yang dalam, aktif, dan likuid

    Saat ini, peningkatan target pembiayaan melalui SBN belum sebanding dengan

    pertumbuhan daya serap pasar SBN domestik yang masih terbatas. Peningkatan

    likuiditas dan daya serap pasar SBN domestik diperlukan agar target pembiayaan

    SBN dapat dipenuhi dengan biaya yang efisien tanpa menyebabkan peningkatan

    risiko utang yang berlebihan. Basis investor baik domestik maupun luar negeri

    yang besar dan terdiversifikasi, diperlukan untuk memperkuat dan menjaga

    kestabilan permintaan terhadap instrumen utang negara.

    Penerbitan utang dalam bentuk SBN berperan strategis dalam pengembangan

    pasar keuangan khususnya pasar domestik antara lain:

    a. Mendukung pengembangan institusi/lembaga keuangan domestik dengan

    memberikan alternatif instrumen investasi;

    b. Mendukung kebutuhan industri keuangan dalam pengelolaan ALM;

    c. Yield SBN berperan sebagai benchmark bagi penerbitan instrumen keuangan

    lainnya;

    d. Pasar SBN yang berkembang akan mendukung terbentuknya pasar repo,

    derivatif yang akan semakin mengefisienkan pasar keuangan secara

    keseluruhan; dan

    e. Memperluas basis investor domestik.

    D. Sistematika Penyajian

    LAKIP ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja DJPU pada tahun 2012, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2012 terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun 2012. Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian LAKIP adalah sebagai berikut:

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 16 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Bab I Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi.

    Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2012 dan penetapan kinerja tahunan 2012.

    Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada tahun 2012.

    Bab IV Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun 2012.

    Lampiran-lampiran

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 17 2012DJPU LLAAKKIIPP

    BAB II

    RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

    A. Rencana Strategis 2010-2014

    Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Nomor KEP-

    16/PU/2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pengelolaan

    Utang Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014, telah ditetapkan arahan dalam

    pelaksanaan tugas DJPU dalam periode 5 tahun ke depan yang dituangkan dalam

    Renstra. Penyusunan Renstra tersebut mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

    1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional, yang mewajibkan setiap kementerian/lembaga

    menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) untuk

    menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

    pelaksanaan, dan pengawasan serta tercapainya penggunaan sumber daya secara

    efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

    2. Salah satu prioritas bidang ekonomi dalam RPJMN tahun 2010-2014, yaitu

    Prioritas Pengelolaan APBN yang Berkelanjutan dengan Fokus Prioritas

    Perumusan Kebijakan Fiskal, Pengelolaan Pembiayaan Anggaran, dan

    Pengendalian Risiko. Fokus prioritas tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan

    pengelolaan utang pemerintah, baik yang berasal dari SBN maupun pinjaman

    dengan biaya dan tingkat risiko yang terkelola dengan baik untuk mendukung

    kesinambungan fiskal.

    3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang Rencana Strategis

    Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014, yang mengamanatkan penyusunan

    Renstra kepada unit-unit organisasi (Eselon I, Eselon II, Instansi Vertikal, dan Unit

    Pelaksana Teknis/UPT) di lingkungan Kementerian Keuangan.

    Dalam Renstra tersebut ditetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin

    dicapai DJPU dalam periode Tahun 2010-2014, yaitu:

    1. Visi

    Visi DJPU untuk periode tahun 2010-2014 sebagaimana dalam dokumen

    Rencana Strategis adalah Menjadi Pengelola Utang yang mampu menyediakan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 18 2012DJPU LLAAKKIIPP

    sumber pembiayaan APBN yang paling efisien dan aman melalui kegiatan

    pengelolaan yang mengedepankan standar tata kelola internasional, dengan

    mengutamakan pemanfaatan potensi pendanaan dari pasar keuangan domestik

    namun dalam perkembangannya telah dilakukan penyempurnaan dan

    dicantumkan dalam Peta Strategi Tahun 2012 yaitu Menjadi unit yang

    profesional dalam mendukung pembiayaan APBN secara efisien dengan risiko

    yang terukur untuk mempertahankan kesinambungan fiskal.

    Visi tersebut di atas lebih menekankan pada pengelolaan utang secara

    profesional, yaitu mampu memenuhi standar tata kelola internasional dan

    memperhatikan penerapan prinsip-prinsip tatakelola yang baik (good governance

    principles). Penyediaan sumber pembiayaan APBN dilakukan dengan tujuan agar

    dalam jangka panjang dapat dicapai biaya utang yang minimal dengan tingkat

    risiko yang terkendali. Di masa yang akan datang, DJPU sebagai unit pengelola

    utang diharapkan mampu mengendalikan utang agar dapat mendukung

    peningkatan kemampuan kemandirian keuangan negara.

    2. Misi

    Misi DJPU untuk periode tahun 2010-2014 sebagaimana tercantum dalam

    dokumen Rencana Strategis adalah sebagai berikut:

    a. Mewujudkan pengelolaan portofolio utang pemerintah yang efektif,

    transparan, dan akuntabel dengan strategi yang mengedepankan peningkatan

    daya dukung terhadap ketahanan dan kesinambungan fiskal;

    b. Mengendalikan pengadaan/penerbitan utang melalui penetapan kapasitas

    berutang yang mendukung stabilitas fiskal;

    c. Mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan nasional melalui upaya

    mengedepankan sumber-sumber dalam negeri dan pengembangan pasar

    keuangan domestik yang efisien dan stabil; dan

    d. Mewujudkan kerjasama internasional dalam rangka memperoleh sumber

    pembiayaan alternatif, sekaligus mendukung stabilitas pasar keuangan

    regional.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 19 2012DJPU LLAAKKIIPP

    namun dalam perkembangannya telah dilakukan penyempurnaan dan

    dicantumkan dalam Konsep Road Map DJPU Tahun 2010-2014 dan Laporan Review

    Rencana Strategis Tahun 2010-2014 serta Rencana Kerja DJPU Tahun 2012, yaitu:

    a. Mewujudkan pengelolaan portofolio utang pemerintah yang efektif,

    transparan, dan akuntabel;

    b. Mengendalikan pengadaan/penerbitan utang melalui penetapan kapasitas

    berutang yang mendukung stabilitas fiskal;

    c. Mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan nasional melalui upaya

    mengedepankan sumber-sumber dalam negeri dan pengembangan pasar

    keuangan domestik yang efisien dan stabil; dan

    d. Mewujudkan kerjasama internasional dalam rangka memperoleh sumber

    pembiayaan alternatif, sekaligus mendukung stabilitas pasar keuangan

    regional.

    3. Nilai-Nilai

    Menteri Keuangan telah melakukan Launching Nilai-Nilai Kementerian

    Keuangan pada tanggal 29 Juli 2011. Nilai-nilai ini menjadi penting karena dengan

    dasar itulah organisasi bergerak mencapai visi dan misinya. Sosialisasi Nilai-Nilai

    Kementerian Keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang telah

    dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2011. Adapun Corporate value dimaksud

    terdiri dari 5 nilai dan 10 perilaku utama yaitu:

    a. Integritas

    1) Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya;

    2) Menjaga martabat dan tidak melakukan

    hal-hal tercela;

    b. Profesionalisme

    3) Mempunyai keahlian dan pengetahuan

    yang luas;

    4) Bekerja dengan hati;

    Bagan 2.1 Nilai-nilai

    Kementerian Keuangan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 20 2012DJPU LLAAKKIIPP

    c. Sinergi

    5) Memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati;

    6) Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik;

    d. Pelayanan

    7) Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan;

    8) Bersikap proaktif dan cepan tanggap;

    e. Kesempurnaan

    9) Melakukan perbaikan terus menerus;

    10) Mengembangkan inovasi dan kreativitas.

    4. Destination Statement

    Destination Statement merupakan pernyataan konkret dan nyata berisi

    gambaran atau potret mengenai hal-hal yang diharapkan terwujud pada masa

    depan untuk mencapai visi organisasi. Latar belakang diperlukannya Destination

    Statement bagi unit organisasi antara lain:

    a. Setiap organisasi pasti memiliki kendala/hambatan yang dapat

    mempengaruhi keberhasilan pencapaian visi;

    b. Kondisi ideal yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah tersebut

    dirumuskan dalam Destination Statement;

    c. Destination Statement berfungsi sebagai milestone dan alat evaluasi pencapaian

    visi; dan

    d. Sebagai terobosan dalam pencapaian Destination Statement, perlu dirumuskan

    inisiatif strategis.

    Kementerian Keuangan dengan visi Menjadi pengelola keuangan dan

    kekayaan negara yang dipercaya, akuntabel, dan terbaik di regional untuk

    mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan telah

    menetapkan Destination Statement tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam tabel

    di bawah ini:

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 21 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Tabel 2.1 Destination Statement Kementerian Keuangan Tahun 2014

    Tujuan Destination Statement Target

    Pengelola keuangan dan kekayaan negara

    a. Rasio penerimaan pajak terhadap PDB 18% b. Penyerapan Belanja Negara dalam

    DIPA K/L 98%

    c. Rasio utang terhadap PDB 22% d. Jumlah BMN yang telah bersertipikat 20% e. Defisit APBN 0

    Dipercaya f. Tingkat kepuasan pengguna layanan 4,2 (skala 5) g. Indeks integritas sektor publik

    mencapai 8,5 (skala 10)

    Akuntabel h. Indeks opini BPK atas LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999

    WTP

    Terbaik di regional

    - (dengan beberapa indikator)

    Sesuai dengan Destination Statement sebagaimana tersebut di atas,

    diamanatkan pula kepada seluruh Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan

    untuk menyusun Destination Statement Eselon I tahun 2014. Atas arahan tersebut

    berdasarkan hasil pembahasan dan penetapan Direktur Jenderal Pengelolaan

    Utang, ditetapkan 6 (enam) Destination Statement DJPU tahun 2014, sebagaimana

    tercantum dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 2.2 Destination Statement DJPU Tahun 2014

    Tujuan Destination Statement Target

    Unit pengelola utang yang profesional

    a. Opini BPK terhadap LK BA 999 01 dan LK BA 999 02.

    WTP

    Pembiayaan APBN secara efisien

    b. Rasio pembayaran bunga/imbalan terhadap outstanding utang yang semakin efisien.

    5,8%

    Risiko yang terukur

    c. Rasio utang valas terhadap outstanding utang yang semakin menurun.

    43%

    d. Risiko pembiayaan kembali (porsi utang jatuh tempo

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 22 2012DJPU LLAAKKIIPP

    5. Tujuan

    Berdasarkan visi dan misi DJPU tahun 2010-2014, maka ditetapkan tujuan

    pengelolaan utang pada tahun 2010-2014 yaitu:

    a. Mengamankan kebutuhan pembiayaan APBN melalui utang dengan biaya

    minimal pada tingkat risiko terkendali sehingga kesinambungan fiskal dapat

    terpelihara; dan

    b. Mendukung upaya untuk menciptakan pasar SBN yang dalam, aktif dan

    likuid.

    Adapun tujuan jangka pendek pengelolaan utang tahun 2012, sebagaimana

    tercantum dalam Strategi Pembiayaan Tahunan melalui Utang Tahun 2012 adalah

    memenuhi target pembiayaan APBN tahun 2012 melalui utang dan membiayai

    kembali utang yang jatuh tempo dengan biaya yang efisien dan risiko yang

    terkendali.

    6. Sasaran Strategis

    Sasaran strategis pengelolaan utang untuk tahun 2012 sebagaimana tercantum

    dalam Peta Strategi Kemenkeu-One, adalah sebagai berikut:

    a. Pembiayaan dalam jumlah yang cukup, efisien, dan aman untuk mendukung

    kesinambungan fiskal;

    b. Akuntabilitas pengelolaan utang dan hibah;

    c. Kredibilitas dan transparansi pengelolaan utang;

    d. Perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan utang yang berkualitas;

    e. Pengembangan pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid;

    f. Pengelolaan portofolio utang yang optimal;

    g. Pengelolaan kewajiban utang yang efektif;

    h. Monitoring dan evaluasi kepatuhan pengelolaan utang yang efektif;

    i. Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi;

    j. Penataan organisasi yang adaptif;

    k. Perwujudan TIK yang Terintegrasi; dan

    l. Pelaksanaan anggaran yang optimal.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 23 2012DJPU LLAAKKIIPP

    7. Kebijakan

    Kebijakan yang ditetapkan DJPU pada tahun 2012, sebagaimana tercantum

    dalam Strategi Pembiayaan Tahunan melalui Utang Tahun 2012, adalah sebagai

    berikut:

    a. Mengoptimalkan potensi pembiayaan utang dari pasar domestik melalui

    penerbitan SBN Rupiah maupun penarikan pinjaman dalam negeri;

    b. Terus melakukan diversifikasi instrumen utang agar diperoleh fleksibilitas

    dalam memilih berbagai instrumen yang lebih cost-efficient dan risiko minimal;

    c. Pengadaan pinjaman/kredit luar negeri dilakukan sepanjang untuk memenuhi

    kebutuhan prioritas, memberikan terms and conditions yang menguntungkan

    Pemerintah, dan tanpa agenda politik dari kreditor;

    d. Tetap mempertahankan kebijakan pengurangan pinjaman/kredit luar negeri

    secara bertahap;

    e. Meningkatkan koordinasi dengan otoritas moneter dan otoritas pasar modal,

    terutama dalam rangka mendorong upaya financial deepening; dan

    f. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam

    rangka meningkatkan sovereign credit rating.

    8. Strategi

    Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi-strategi yang efektif dan

    tepat sasaran, dimana di sisi lain dapat sekaligus mengatasi permasalahan yang

    ada. Strategi-strategi yang disusun harus dapat mengoptimalkan potensi-potensi

    yang dimiliki, baik internal maupun eksternal. Adapun strategi DJPU untuk

    periode tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

    a. Melaksanakan pengelolaan utang secara prudent dengan tujuan untuk

    meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali;

    b. Meningkatkan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka pengelolaan kas

    dan kebijakan fiskal serta penyediaan underlying asset penerbitan SBSN;

    c. Menyelesaikan penyusunan kerangka hukum dalam pengelolaan pinjaman,

    hibah, kewajiban kontinjensi, dan hedging;

    d. Menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pelaksanaan transaksi

    dalam rangka pengelolaan portofolio utang;

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 24 2012DJPU LLAAKKIIPP

    e. Melakukan pengembangan instrumen utang agar diperoleh fleksibilitas dalam

    memilih berbagai instrumen yang lebih cost-efficient dan risiko minimal;

    f. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), organisasi, teknologi

    informasi dan komunikasi (termasuk sistem informasi manajemen utang), dan

    pengelolaan anggaran;

    g. Meningkatkan koordinasi dengan otoritas moneter dalam pelaksanaan Asset-

    Liability Management (ALM);

    h. Mengoptimalkan potensi pendanaan APBN melalui utang dari sumber

    domestik melalui penerbitan SBN Rupiah maupun penarikan pinjaman dalam

    negeri agar dapat mengurangi ketergantungan dari pembiayaan luar negeri;

    i. Mempertahankan kebijakan pengurangan pinjaman luar negeri dalam periode

    jangka menengah, pengadaan dilakukan sepanjang untuk memenuhi

    kebutuhan prioritas, memberikan terms & conditions yang wajar (favourable)

    bagi Pemerintah, dan tanpa agenda politik dari kreditor;

    j. Meningkatkan koordinasi dengan otoritas moneter, otoritas pasar modal, dan

    pelaku pasar dalam rangka mengembangkan pasar SBN domestik yang solid

    dan efisien melalui perluasan basis investor domestik dan mengoptimalkan

    infrastruktur pasar yang mendukung pasar SBN yang likuid;

    k. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam

    rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan pinjaman dan sovereign credit

    rating;

    l. Meningkatkan monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengelolaan

    utang; dan

    m. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik.

    9. Program dan Kegiatan

    Sejalan dengan penganggaran dengan dasar performanced based budgeting,

    dalam pelaksanaan kegiatan operasional pada tahun 2012, DJPU memiliki

    program pokok dan program penunjang. Program pokok adalah Pengelolaan dan

    Pembiayaan Utang, yang dilaksanakan melalui Kegiatan sebagai berikut:

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 25 2012DJPU LLAAKKIIPP

    a. Pengelolaan Pinjaman;

    b. Pengelolaan Surat Utang Negara;

    c. Pengelolaan Pembiayaan Syariah;

    d. Pengelolaan Strategi dan Portofolio Utang; dan

    e. Pelaksanaan Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen Utang.

    Sedangkan program penunjang yang ditujukan untuk memberikan pelayanan

    teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal,

    yaitu: kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya DJPU.

    B. Penetapan Kinerja

    Pada tahun 2012, DJPU telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam

    bentuk kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dengan Menteri

    Keuangan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan

    12 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan

    ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU).

    Keseluruhan IKU DJPU pada tahun 2012 untuk semua SS berjumlah 26 IKU. Selain itu

    ditetapkan pula Inisiatif Strategis Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk Tahun

    2012, yang terdiri dari 19 Inisiatif Strategis.

    Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan SS ke

    dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan

    perjalanan strategi DJPU. Peta strategi memudahkan DJPU untuk

    mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/pegawai dalam

    rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan DJPU. Peta

    strategi DJPU tahun 2012 yang disepakati antara Direktur Jenderal Pengelolaan Utang

    dengan Menteri Keuangan pada tanggal 9 Februari 2012 ditunjukkan dalam bagan

    berikut:

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 26 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Bagan 2.2 Peta Strategi DJPU Tahun 2012

    Peta strategi DJPU memetakan setiap SS yang disusun dalam rangka pencapaian

    tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan

    metodologi Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam empat perspektif,

    yaitu stakeholders perspective, customers perpective, internal process perspective, dan

    learning and growth perspective. Dari stakeholders perspective, terdapat SS yang disusun

    untuk mewujudkan pembiayaan dalam jumlah yang cukup, efisien, dan aman untuk

    mendukung kesinambungan fiskal. Dari customers perpective terhadap kreditor,

    investor, dan donor, terdapat SS yang disusun untuk mewujudkan nilai transparansi,

    akuntabilitas, dan kredibilitas dalam pengelolaan utang.

    Dari internal process perspective DJPU, untuk mendukung pencapaian SS pada dua

    layer stakeholders perspective dan customers perpective tersebut diperlukan adanya tiga

    faktor penting berupa perumusan, pengelolaan, dan pengembangan serta pengawasan

    terhadap core business DJPU. Dalam hal ini, proses internal yang dimaksud terkait

    dengan proses perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan utang yang berkualitas,

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 27 2012DJPU LLAAKKIIPP

    pengembangan pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid, pengelolaan portofolio utang

    yang optimal, pengelolaan kewajiban utang yang efektif, dan monitoring dan evaluasi

    kepatuhan pengelolaan utang yang efektif.

    Sedangkan dari learning and growth perspective, terdapat empat faktor penting yang

    harus dikelola dengan baik guna menciptakan modal utama untuk mencapai tujuan

    organisasi yaitu faktor pengembangan sumber daya manusia, faktor organisasi, faktor

    teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan faktor pengelolaan anggaran.

    Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 26 IKU DJPU yang ditetapkan pada awal

    tahun 2012 adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.3 Target Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-One Tahun 2012

    No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Realisasi

    2011

    Target

    2012 Perspektif

    1. Pembiayaan dalam jumlah yang cukup, efisien, dan aman untuk mendukung kesinambungan fiskal

    PU-1.1 Persentase pemenuhan target pembiayaan melalui utang yang cukup

    99,17% (Rp218,13

    triliun)

    100% (Rp286,57

    triliun)

    Stak

    ehol

    ders

    Per

    spec

    tive

    PU-1.2 Persentase pencapaian target effective cost

    83,50% 100%

    PU-1.3 Persentase pemenuhan target risiko portofolio utang

    96,80% 100%

    2. Akuntabilitas pengelolaan utang dan hibah

    PU-2.1 Opini BPK terhadap LK BA Pengelolaan Utang dan Hibah

    87,5% (1 WTP & 1 WDP)

    100% (2 WTP)

    Cust

    omer

    Per

    spec

    tive

    3. Kredibilitas dan transparansi pengelolaan utang

    PU-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan

    4,02 3,90

    PU-3.2 Persentase Pembayaran utang tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran

    100% 100%

    4. Perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan utang yang berkualitas

    PU-4.1 Persentase penyediaan peraturan yang mendukung pengembangan pasar dan pengelolaan

    143,75% 100%

    Inte

    rnal

    pr

    oces

    s Pe

    rspe

    ctiv

    e

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 28 2012DJPU LLAAKKIIPP

    No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Realisasi

    2011

    Target

    2012 Perspektif

    portofolio utang

    PU-4.2 Persentase penyusunan dokumen strategi pembiayaan tahunan melalui utang

    100% 100%

    PU-4.3 Persentase pelaksanaan kajian restrukturisasi Surat Utang Pemerintah dalam rangka ALM

    N/A 100%

    5. Pengembangan pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid

    PU-5.1 Tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi

    76,32 75 (efektif)

    PU-5.2 Spread WAY yang dimenangkan dengan highest yield awarded (tail)

    N/A 15 bps

    6. Pengelolaan portofolio utang yang optimal

    PU-6.1 Rasio beban bunga terhadap rata-rata outstanding utang

    5,30% 5,72%

    PU-6.2 Akurasi penetapan yield/imbalan SBN dan biaya pinjaman terhadap benchmark

    95,56% 90%

    7. Pengelolaan kewajiban utang yang efektif

    PU-7.1 Persentase dokumen tagihan yang diverifikasi secara tepat waktu

    100% 100%

    8. Monitoring dan evaluasi kepatuhan pengelolaan utang yang efektif

    PU-8.1 Persentase tingkat kepatuhan dalam pengelolaan utang

    99,62% 100%

    PU-8.2 Rata-rata persentase realisasi janji layanan unggulan

    100% 100%

    PU-8.3 Indeks ketepatan waktu penyelesaian tindak lanjut Instruksi Presiden

    N/A 80% (tepat

    waktu)

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 29 2012DJPU LLAAKKIIPP

    No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Realisasi

    2011

    Target

    2012 Perspektif

    9. Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi

    PU-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

    87,83% 82,5%

    Lear

    ning

    & G

    row

    th P

    ersp

    ecti

    ve

    PU-9.2 Persentase pemenuhan pelatihan pegawai sesuai dengan gap kompetensi pegawai (hard competency)

    N/A 100%

    10. Penataan organisasi yang adaptif

    PU-10.1 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan

    N/A 70%

    PU-10.2 Indeks reformasi birokrasi

    N/A 92%

    PU-10.3 Indeks kepuasan pegawai

    N/A 3

    PU-10.4 Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti

    N/A 85%

    11. Perwujudan TIK yang terintegrasi

    PU-11.1 Persentase pengembangan database utang yang terintegrasi

    45% 100%

    PU-11.2 Persentase akurasi data SIMPEG

    N/A 100%

    12. Pelaksanaan anggaran yang optimal

    PU-12.1 Persentase penyerapan DIPA

    95,57% 95%

    Peta strategi DJPU tahun 2012 yang memetakan 12 SS dengan alat ukur

    pencapaian berupa 26 IKU, telah disusun berdasarkan Renstra DJPU tahun 2010-2014.

    Berikut matriks yang menunjukkan kesesuaian antara hal-hal tersebut.

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 30 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Tabel 2.4 Matriks Hubungan Sasaran Strategis dan IKU

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Kemenkeu-

    One tahun 2012 Rencana Strategis DJPU

    Tahun 2010-2014

    Peta Strategi DJPU

    Tahun 2012

    Strategi Pengelolaan Pinjaman

    Sasaran Strategis 1 yaitu Pembiayaan yang

    aman bagi kesinambungan fiskal melalui

    pengadaan pinjaman.

    Strategi Pengelolaan Surat Utang Negara

    Sasaran Strategis 1 yaitu Terpenuhinya

    pembiayaan yang aman bagi kesinambungan

    fiskal melalui pengelolaan SUN.

    Strategi Pengelolaan Pembiayaan Syariah

    Sasaran Strategis 1 yaitu Pembiayaan yang

    aman bagi kesinambungan fiskal melalui

    SBSN.

    Pembiayaan dalam

    jumlah yang cukup,

    efisien, dan aman

    untuk mendukung

    kesinambungan

    fiskal

    Persentase pemenuhan target pembiayaan melalui utang yang cukup

    Persentase pencapaian target effective cost

    Persentase pemenuhan target risiko portofolio utang

    Strategi Pelaksanaan Evaluasi, Akuntansi,

    dan Setelmen

    Sasaran Strategis 3 yaitu akuntabilitas.

    Akuntabilitas pengelolaan utang dan hibah

    Opini BPK terhadap LK BA Pengelolaan Utang dan Hibah

    Strategi Pengelolaan Pinjaman

    Sasaran Strategis 3 yaitu Transparansi.

    Strategi Pengelolaan Surat Utang Negara

    Sasaran Strategis 2 yaitu Transparansi dalam

    pengelolaan SUN.

    Strategi Pengelolaan Pembiayaan Syariah

    Sasaran Strategis 2 yaitu Transparansi

    pengelolaan SBSN

    Strategi Pengelolaan Strategi Dan Portofolio

    Utang

    Sasaran Strategis 4 yaitu Kredibilitas

    Kredibilitas dan Transparansi pengelolaan utang

    Pembayaran utang tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran Indeks kepuasan pengguna layanan

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 31 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Kemenkeu-

    One tahun 2012 Rencana Strategis DJPU

    Tahun 2010-2014

    Peta Strategi DJPU

    Tahun 2012

    Sasaran Strategis 3 yaitu Transparansi

    Strategi Pelaksanaan Evaluasi, Akuntansi,

    dan Setelmen

    Sasaran strategis 4 yaitu Kredibilitas.

    Sasaran strategis 2 yaitu Transparansi

    Strategi Pengelolaan Strategi dan Portofolio

    Utang

    Sasaran Strategis 1 yaitu Strategi pengelolaan

    utang yang berkualitas.

    Perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan utang yang berkualitas

    Persentase penyediaan peraturan yang mendukung pengembangan pasar dan pengelolaan portofolio utang Persentase penyusunan dokumen strategi pembiayaan tahunan melalui utang Persentase pelaksanaan kajian restrukturisasi Surat Utang Pemerintah dalam rangka ALM

    Strategi Pengelolaan Surat Utang Negara

    Sasaran Strategis 3 yaitu Stabilitas Pasar SUN.

    Pengembangan pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid

    Tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi Spread WAY yang dimenangkan dengan highest yield awarded (tail)

    Strategi Pengelolaan Strategi dan Portofolio

    Utang

    Sasaran Strategis 2 yaitu Pemenuhan target

    penerbitan rekomendasi jaminan pemerintah

    yang optimal.

    Pengelolaan portofolio utang yang optimal

    Rasio beban bunga terhadap rata-rata outstanding utang Akurasi penetapan yield/imbalan SBN dan biaya pinjaman terhadap benchmark

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 32 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Kemenkeu-

    One tahun 2012 Rencana Strategis DJPU

    Tahun 2010-2014

    Peta Strategi DJPU

    Tahun 2012

    Strategi Pelaksanaan Evaluasi, Akuntansi,

    dan Setelmen

    Sasaran Strategis 1 yaitu pelaksanaan

    evaluasi, akuntansi dan setelmen pengelolaan

    utang yang transparan, akuntabel dan

    kredibel.

    Pengelolaan kewajiban utang yang efektif

    Persentase dokumen tagihan yang diverifikasi secara tepat waktu

    ----- Monitoring dan evaluasi kepatuhan pengelolaan utang yang efektif

    Persentase tingkat kepatuhan dalam pengelolaan utang Rata-rata persentase realisasi janji layanan unggulan Indeks ketepatan waktu penyelesaian tindak lanjut Instruksi Presiden

    Strategi Reformasi Birokrasi (Dukungan

    Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

    di Lingkungan DJPU)

    Sasaran Strategis 2 yaitu pembentukan SDM

    yang berintegritas dan berkompetensi tinggi.

    Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi

    Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya Persentase pemenuhan pelatihan pegawai sesuai dengan gap kompetensi pegawai (hard competency)

    Strategi Reformasi Birokrasi (Dukungan

    Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

    di Lingkungan DJPU)

    Sasaran Strategis 3 yaitu pengembangan

    organisasi yang handal dan modern.

    Penataan organisasi yang adaptif

    Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan Indeks reformasi birokrasi Indeks Kepuasan pegawai

    Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 33 2012DJPU LLAAKKIIPP

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    Utama Kemenkeu-

    One tahun 2012 Rencana Strategis DJPU

    Tahun 2010-2014

    Peta Strategi DJPU

    Tahun 2012

    Strategi Reformasi Birokrasi (Dukungan

    Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

    di Lingkungan DJPU)

    Sasaran Strategis 4 yaitu pembangunan

    sistem TIK yang terintegrasi.

    Perwujudan TIK yang terintegrasi

    Persentase pengembangan database utang yang terintegrasi

    Persentase akurasi data SIMPEG

    Strategi Reformasi Birokrasi (Dukungan

    Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

    di Lingkungan DJPU)

    Sasaran Strategis 5 yaitu pengelolaan

    anggaran yang optimal.

    Pelaksanaan anggaran yang optimal

    Persentase penyerapan DIPA

  • KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIADirektoratJenderalPengelolaanUtang

    LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah 34 2012DJPU LLAAKKIIPP

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

    A. Capaian IKU

    1. Capaian IKU Tahun 2012

    Capaian IKU DJPU tahun 2012 pada stakeholders perspective, customer perspective,

    internal process perspective, dan learning and growth perspectiv dapat dilihat p