Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya mendukung pencapaian dan mempertahankan ketahanan pangan memerlukan tindakan yang tepat dengan menghasilkan berbagai inovasi di bidang pertanian dan menjamin ketersediaannya sampai ke pengguna. Sebagai institusi pusat yang berada di daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah. Hal ini terkait dengan Visi Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2014 yaitu: Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani. Juga sudah ditetapkan empat target suksesnya yaitu: (1). Swasembada berkelanjutan padi, jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging 2014, (2). Peningkatan diversifikasi pangan (3). Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, (4). Peningkatan kesejahteraan petani. Pencapaian empat target sukses tersebut tidaklah mudah, karena kebijakan dan program yang disusun di tingkat pusat dan sebagian kegiatan disusun di tingkat BPTP, haruslah mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan pertanian saat ini yaitu: (1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3). Belum optimalnya sistem perbenihan, (4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (6) Belum optimalnya koordinasi antara pusat dan daerah, demikian juga antar sektor. Sumatera Selatan dengan kekayaan agroekosistemnya seperti lebak, pasang surut, irigasi, tadah hujan dan lahan kering memiliki potensi besar untuk menunjang tercapainya empat sukses tersebut. Dukungan teknologi untuk pengembangan pertanian telah tersedia melalui jasa penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitiannya. Sebagian teknologi tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun untuk pengembangannya ke target yang lebih luas lagi memerlukan upaya percepatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014 telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya mendukung pencapaian dan mempertahankan ketahanan pangan
memerlukan tindakan yang tepat dengan menghasilkan berbagai inovasi di bidang
pertanian dan menjamin ketersediaannya sampai ke pengguna. Sebagai institusi pusat
yang berada di daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan
menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam menumbuhkan inovasi serta
mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah. Hal ini terkait dengan
Visi Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2014 yaitu: Terwujudnya Pertanian
Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan
Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani.
Juga sudah ditetapkan empat target suksesnya yaitu: (1). Swasembada berkelanjutan
padi, jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging 2014, (2). Peningkatan
diversifikasi pangan (3). Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, (4).
Peningkatan kesejahteraan petani.
Pencapaian empat target sukses tersebut tidaklah mudah, karena kebijakan dan
program yang disusun di tingkat pusat dan sebagian kegiatan disusun di tingkat BPTP,
haruslah mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan
pertanian saat ini yaitu: (1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim
global, (2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3). Belum optimalnya sistem
perbenihan, (4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) Masih lemahnya
kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (6) Belum optimalnya koordinasi
antara pusat dan daerah, demikian juga antar sektor.
Sumatera Selatan dengan kekayaan agroekosistemnya seperti lebak, pasang
surut, irigasi, tadah hujan dan lahan kering memiliki potensi besar untuk menunjang
tercapainya empat sukses tersebut. Dukungan teknologi untuk pengembangan
pertanian telah tersedia melalui jasa penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitiannya. Sebagian
teknologi tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun untuk
pengembangannya ke target yang lebih luas lagi memerlukan upaya percepatan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014
telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
2
database kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi berorientasi Pertanian Industrial,
(2). Pengkajian difokuskan pada Inovasi Teknologi Terpadu Siap Kaji (ITTSK) yang
dihasilkan oleh Balit/BB lingkup Badan Litbang Pertanian untuk percepatan
penerapannya pada kondisi spesifik lokasi, (3). Pengkajian komponen teknologi
dilakukan untuk kasus khusus sesuai kondisi spesifik lokasi, (4). Pengkajian teknologi
hasil penelitian di luar Badan Litbang Pertanian dilakukan dalam bentuk kerjasama
pengkajian dengan resource sharing, (5). Pengkajian difokuskan untuk menghasilkan
Inovasi Teknologi Terpadu Siap Terap (ITTST) yang mampu diintegrasikan dengan
program-program pengembangan agribisnis yang diimplementasikan di daerah, (6).
Optimalisasi peran Komisi Teknologi di daerah, (7). Optimalisasi alur umpan balik
perbaikan inovasi teknologi kepada Balit/BB/UK (memacu pemantapan program
penelitian di tingkat Balit/BB).
Pembangunan sektor pertanian merupakan proses yang kompleks, melibatkan
sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem input, sub sistem output, sub sistem
produksi, sub sistem pendukung. Salah satu tantangan yang dihadapi dan berdampak
luas pada pembangunan pertanian di Sumatera Selatan pada tahun 2013 adalah
kondisi cuaca yang ekstrim. Disadari pula bahwa kinerja BPTP Sumsel tidak hanya
dalam pelaksanaan program/kegiatan, namun juga dipengaruhi pemerintah daerah,
institusi lain, bahkan petani dan peternak sebagai pelaku utama pembangunan
pertanian.
Untuk memberikan gambaran yang nyata, jelas dan transparan tentang kinerja
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan maka disusunlah laporan
pertanggungjawaban BPTP Sumatera Selatan yang secara teknis berpedoman pada
sistem penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun
2013, sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik
Indonesia No: 239/IX/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 mengenai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah diharuskan membuat
laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam penyusunan LAKIP dilakukan
pengukuran atau penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Tujuan
pembuatan LAKIP ini untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja pemerintahan yang
lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
3
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006,
BPTP Sumatera Selatan memiliki tugas pokok yaitu: melaksanakan pengkajian,
perakitan dan pengambangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Sejalan
dengan tugas pokoknya, BPTP Sumatera Selatan menjalankan fungsinya meliputi (a).
Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi (b). Pelaksanakan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi, (c). Pelaksanaan pengembangan teknologi dan
diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan (d). Menyiapkan
kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil
pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi (e). Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi dan (f). Pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. Dengan tugas pokok dan fungsi tersebut,
maka BPTP Sumatera Selatan menghasilkan paket teknologi pertanian siap pakai yang
dapat menjembatani tujuan pertanian yang ingin dicapai oleh Pemerintah (Daerah dan
Nasional) serta keinginan petani.
1.3. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang
merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara
struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, kepala Seksi
Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Secara fungsional dibantu oleh Tim Program dan
4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji Sumberdaya, (2). Kelji
Budidaya, (3). Kelji Pasca Panen dan (4). Kelji Sosial Ekonomi. Tugas penelitian dan
pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan
bekerjasama. Di dalam Sie Kerjasama dan Pengkajian terdapat unsur penting yang
mendukung pelaksanaan pengkajian yaitu kebun percobaan, laboratorium dan
perpustakaan.
Sub Bagian Tata Usaha bertugas dalam urusan administrasi, keuangan,
kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi Pelayanan Pengkajian bertugas dalam
penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
4
pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala
Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program
litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelompok Pengkaji (Kelji) yang didukung
oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Sub Bag Tata Usaha.
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan
1.4. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan
tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas
5.100 m2. Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan
administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2, gedung
keuangan 178,22 m2, gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan
luas lantai dasar 470,69 m2, luas garasi kendaraan 173,46 m2, Pos Satpam 36,19 m2,
gudang 78,59 m2 , menara air 14,34 m2 dan luas aula 648,65 m2.
Kebun Percobaan Kayu Agung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya
adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat dijangkau
dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di tepi jalan
Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka lahan lebak dalam 49,4%, lebak tengahan
19,4% dan lebak dangkal 31,2%. Kebun ini berada pada ketinggian 31 m di atas
permukaan laut. Penggunaan lahan untuk penelitian/pengkajian 15 ha, untuk produksi
benih sumber 2 ha, show windows teknologi 1 ha, kebun produksi dan model agribisnis
Kepala
Ka. Sie Kerjasama dan Pelayanan
Pengkajian
Ka. Sub Bagian Tata Usaha
Kelji Sosial
Ekonomi
Kelji Pasca
Panen
Kelji
Budidaya
Kelji
Sumberdaya
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
5
0,25 ha, diversifikasi dan ketahanan pangan 0,5 ha dan untuk media pendidikan/agro
widyawisata seluas 1 ha. Sedangkan lahan digunakan untuk gedung kantor dan
emplasement 2 ha, perumahan 1,6 ha dan jalan 0,2 ha.
Adapun Kebun Percobaan Karang Agung dengan luasnya 20 ha status tanahnya
adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten
Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah mengendarai kendaraan roda empat
dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka dilanjutkan dengan menggunakan speed
boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun ini pasang surut, bertipe luapan B/C yang
berada pada ketinggian 29 m di atas permukaan laut. Penggunaan lahan untuk
penelitian/pengkajian seluas 0,5 ha, show windows teknologi 1,5 ha, kebun produksi
dan model agribisnis 5 ha, diversifikasi dan ketahanan pangan 0,25 ha. Lahan yang
digunakan untuk perkantoran dan emplasement seluas 0,5 ha, perumahan 0,5 ha dan
jalan 1,5 ha.
Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini
terdapat 8 kendaraan dinas roda empat (dua diantaranya dalam kondisi rusak),
sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor
tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan
ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk pengolahan benih.
1.5. Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel
memiliki sumber daya manusia sebanyak 79 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di
kantor BPTP Sumsel 62 orang, Kebun Percobaan Kayu Agung di Kabupaten OKI 11
orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang.
Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 2 orang yang
berpendidikan strata 3; 14 orang berpendidikan strata 2 dan 33 orang berpendidikan
strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 4 orang, Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas 20 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 orang dan yang
berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang.
Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki jenjang fungsional
peneliti sebanyak 15 orang, penyuluh 9 orang, pustakawan 1 orang, tenaga teknisi 1
orang, didukung oleh calon peneliti 7 orang dan calon penyuluh 4 orang. Terdapat 42
orang staf yang terkategori dalam fugsional umum, Untuk meningkatkan kinerja
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
6
pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan
SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang
yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Badan Litbang Pertanian untuk
meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu orang
staf peneliti yang mengikuti pendidikan Strata 3 dan dua orang yang mengikuti
pendidikan Strata 2.
1.6. Dukungan Anggaran
Anggaran BPTP Sumsel pada tahun 2013 meningkat dibanding tahun 2012.
Pada tahun 2012 yang lalu anggaran pada DIPA BPTP Sumsel sebesar Rp
11.457.362.000,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp 4.750.019.000,- belanja barang
Rp 5.815.256.000,- dan belanja modal Rp 892.087.000,- Pada tahun 2013 ini anggaran
pada DIPA sebesar Rp 13.081.700.000,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp
5.108.777.000,- belanja barang Rp 6.531.723.000,- dan belanja modal Rp
1.441.200.000,-
Seperti tahun sebelumnya, maka pada tahun 2013 ini BPTP Sumsel juga
memperoleh dana selain dari DIPA, yaitu dari SMARTD sebesar Rp 371.960.000,- dan
kegiatan Direktif Presiden melalui Puslitbangtan sebesar Rp 127.775.000.-
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
7
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Visi dan Misi
Visi Badan Litbang Pertanian merupakan bagian integral dari visi pertanian dan
pedesaan Tahun 2020, dirumuskan untuk menggali dan menyampaikan persepsi yang
sama mengenai masa depan pembangunan pertanian dan pedesaan. Persepsi itu
diwujudkan dalam bentuk komitmen jajaran Badan Litbang Pertanian untuk
merealisasikan tujuannya. Visi Badan Litbang Pertanian bersifat futuristik yang sesuai
dengan dinamika lingkungan strategis dan harus mampu menjadi akselerator
pembangunan pertanian pedesaan dan menjawab permasalahan dan tantangan
pembangunan pertanian di masa depan.
Sebagai instansi vertikal dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, dan di
bawah koordinasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,
BPTP Sumatera Selatan juga mempunyai visi yang mengacu pada instansi induk
tersebut. Disamping itu juga, visi BPTP Sumatera Selatan tidak terlepas dari visi
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dimana BPTP Sumsel berada, karena BPTP
Sumatera Selatan menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam
menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di
daerah.
Dengan memperhatikan tugas dan fungsi BPTP Sumatera Selatan, visi dan misi
Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian dan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan, BPTP Sumatera Selatan mempunyai visi sebagai berikut : ”Pada tahun 2014
menjadi lembaga pengkaji dan alih teknologi bertaraf Internasional menghasilkan
inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang berguna bagi masyarakat di Sumatera
Selatan dalam menunjang pembangunan pertanian dan peningkatan daya saing global”
Untuk mewujudkan visi tersebut, BPTP Sumatera Selatan mempunyai misi
yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan inovasi teknologi pertanian spesifik
lokasi dalam upaya pengembangan komoditas unggulan Sumatera Selatan.
2. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik
lokasi dalam upaya meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kemandirian
petani di Sumsel menuju usaha pertanian yang tangguh, berkelanjutan dan
berdaya saing global.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
8
3. Mengembangkan dan mempercepat proses diseminasi/alih teknologi dan
adopsinya oleh para pengguna.
2.2. Tujuan dan Sasaran
2.2.1. Tujuan :
Sebagai instansi vertikal dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, BPTP
Sumatera Selatan mempunyai tujuan yang sama dengan Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, yaitu :
1. Meningkatkan ketersediaan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik
lokasi
3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi
teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
2.2.2. Sasaran :
1. Tersedianya inovasi teknologi pertanian unggulan.
2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi teknologi pertanian.
3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian,
diseminasi dan pendayagunaan inovasi teknologi pertanian).
4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi
teknologi pertanian.
5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi
pertanian.
2.3. Capaian Tujuan dan Sasaran
2.3.1. Kebijakan, Program, dan Kegiatan-Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2012
Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan pertanian yang
telah dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014, serta
bedasarkan kebijakan yang telah ditetapkan BBP2TP, maka BPTP Sumsel mengikuti
kebijakan sebagai berikut:
1. Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan pengembangan
berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan pada potensi sumberdaya
wilayah.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
9
2. Meningkatkan kuantitas/kualitas informasi, media dan lembaga diseminasi
teknologi pertanian.
3. Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk
memperluas jejaring kerjasama.
4. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian.
5. Meningkatkan efektivitas manajemen institusi.
2.3.2. Indikator Keberhasilan Capaian Kinerja
Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan capaian kinerja
kegiatan yang dilakukan BPTP Sumsel adalah: masukan, keluaran, dan hasil. Masukan
merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program
dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output. Masukan yang digunakan
dalam kegiatan BBP2TP adalah dana dan sumber daya manusia (SDM) atau
peneliti/penyuluh yang melaksanakan kegiatan serta inovasi teknologi yang digunakan
dalam pelaksanaan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian. Keluaran adalah
produk yang merupakan hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan atau program.
Keluaran yang dihasilkan oleh BPTP umumnya berupa program/rencana,
informasi/bahan diseminasi, database, rumusan, paket teknologi maupun rekomendasi
kebijakan yang akan disampaikan ke stakeholder (Badan Litbang Pertanian, BPTP/PTP
dan petani). Hasil merupakan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah. Setiap kegiatan yang akan dilakukan jika
diharapkan menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.
Hasil yang diharapkan dari masing-masing kegiatan BPTP bergantung dari tujuan yang
ingin dicapai oleh masing-masing kegiatan tersebut. Hasil kegiatan dan pengkajian
BPTP umumnya dirasakan langsung oleh petani.
Program BPTP Sumsel dalam kurun waktu 2010 – 2014 adalah Penciptaan
Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing dengan Sub Programnya Pengkajian dan
Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Untuk mengimplementasikan
mandatnya, selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama
dan indikator, yaitu :
1. Pengkajian inovasi dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian,
dengan indikator utama jumlah teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
10
2. Percepatan penyampaian perkembangan informasi inovasi pertanian, dengan
indikator utamanya jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna.
3. Pendampingan Program Strategis mendukung empat sukses Kementerian
Pertanian, dengan indikator utamanya jumlah laporan pelaksanaan kegiatan
pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional.
4. Advokasi teknis dan kelembagaan serta kebijakan pembangunan pertanian
wilayah, dengan indikator utama jumlah rekomendasi kebijakan mendukung
empat sukses kementerian pertanian.
5. Kerjasama pengkajian, pengembangan dan penelitian hasil Litbang, dengan
indikator utama jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan
pemanfaatan hasil litbang
6. Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi
pertanian, dengan indikator utama jumlah dokumen hasil koordinasi dan
sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.