Top Banner
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya mendukung pencapaian dan mempertahankan ketahanan pangan memerlukan tindakan yang tepat dengan menghasilkan berbagai inovasi di bidang pertanian dan menjamin ketersediaannya sampai ke pengguna. Sebagai institusi pusat yang berada di daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah. Hal ini terkait dengan Visi Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2014 yaitu: Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani. Juga sudah ditetapkan empat target suksesnya yaitu: (1). Swasembada berkelanjutan padi, jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging 2014, (2). Peningkatan diversifikasi pangan (3). Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, (4). Peningkatan kesejahteraan petani. Pencapaian empat target sukses tersebut tidaklah mudah, karena kebijakan dan program yang disusun di tingkat pusat dan sebagian kegiatan disusun di tingkat BPTP, haruslah mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan pertanian saat ini yaitu: (1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3). Belum optimalnya sistem perbenihan, (4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (6) Belum optimalnya koordinasi antara pusat dan daerah, demikian juga antar sektor. Sumatera Selatan dengan kekayaan agroekosistemnya seperti lebak, pasang surut, irigasi, tadah hujan dan lahan kering memiliki potensi besar untuk menunjang tercapainya empat sukses tersebut. Dukungan teknologi untuk pengembangan pertanian telah tersedia melalui jasa penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitiannya. Sebagian teknologi tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun untuk pengembangannya ke target yang lebih luas lagi memerlukan upaya percepatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014 telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan
30

Lakip bptp sumsel 2013

Apr 13, 2017

Download

bptpsumsel
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya mendukung pencapaian dan mempertahankan ketahanan pangan

memerlukan tindakan yang tepat dengan menghasilkan berbagai inovasi di bidang

pertanian dan menjamin ketersediaannya sampai ke pengguna. Sebagai institusi pusat

yang berada di daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan

menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam menumbuhkan inovasi serta

mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah. Hal ini terkait dengan

Visi Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2014 yaitu: Terwujudnya Pertanian

Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan

Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani.

Juga sudah ditetapkan empat target suksesnya yaitu: (1). Swasembada berkelanjutan

padi, jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging 2014, (2). Peningkatan

diversifikasi pangan (3). Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, (4).

Peningkatan kesejahteraan petani.

Pencapaian empat target sukses tersebut tidaklah mudah, karena kebijakan dan

program yang disusun di tingkat pusat dan sebagian kegiatan disusun di tingkat BPTP,

haruslah mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan

pertanian saat ini yaitu: (1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim

global, (2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3). Belum optimalnya sistem

perbenihan, (4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) Masih lemahnya

kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (6) Belum optimalnya koordinasi

antara pusat dan daerah, demikian juga antar sektor.

Sumatera Selatan dengan kekayaan agroekosistemnya seperti lebak, pasang

surut, irigasi, tadah hujan dan lahan kering memiliki potensi besar untuk menunjang

tercapainya empat sukses tersebut. Dukungan teknologi untuk pengembangan

pertanian telah tersedia melalui jasa penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitiannya. Sebagian

teknologi tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun untuk

pengembangannya ke target yang lebih luas lagi memerlukan upaya percepatan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014

telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan

Page 2: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

2

database kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi berorientasi Pertanian Industrial,

(2). Pengkajian difokuskan pada Inovasi Teknologi Terpadu Siap Kaji (ITTSK) yang

dihasilkan oleh Balit/BB lingkup Badan Litbang Pertanian untuk percepatan

penerapannya pada kondisi spesifik lokasi, (3). Pengkajian komponen teknologi

dilakukan untuk kasus khusus sesuai kondisi spesifik lokasi, (4). Pengkajian teknologi

hasil penelitian di luar Badan Litbang Pertanian dilakukan dalam bentuk kerjasama

pengkajian dengan resource sharing, (5). Pengkajian difokuskan untuk menghasilkan

Inovasi Teknologi Terpadu Siap Terap (ITTST) yang mampu diintegrasikan dengan

program-program pengembangan agribisnis yang diimplementasikan di daerah, (6).

Optimalisasi peran Komisi Teknologi di daerah, (7). Optimalisasi alur umpan balik

perbaikan inovasi teknologi kepada Balit/BB/UK (memacu pemantapan program

penelitian di tingkat Balit/BB).

Pembangunan sektor pertanian merupakan proses yang kompleks, melibatkan

sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem input, sub sistem output, sub sistem

produksi, sub sistem pendukung. Salah satu tantangan yang dihadapi dan berdampak

luas pada pembangunan pertanian di Sumatera Selatan pada tahun 2013 adalah

kondisi cuaca yang ekstrim. Disadari pula bahwa kinerja BPTP Sumsel tidak hanya

dalam pelaksanaan program/kegiatan, namun juga dipengaruhi pemerintah daerah,

institusi lain, bahkan petani dan peternak sebagai pelaku utama pembangunan

pertanian.

Untuk memberikan gambaran yang nyata, jelas dan transparan tentang kinerja

program dan kegiatan yang telah dilaksanakan maka disusunlah laporan

pertanggungjawaban BPTP Sumatera Selatan yang secara teknis berpedoman pada

sistem penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun

2013, sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik

Indonesia No: 239/IX/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 mengenai Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah diharuskan membuat

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam penyusunan LAKIP dilakukan

pengukuran atau penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Tujuan

pembuatan LAKIP ini untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja pemerintahan yang

lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.

Page 3: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

3

1.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006,

BPTP Sumatera Selatan memiliki tugas pokok yaitu: melaksanakan pengkajian,

perakitan dan pengambangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Sejalan

dengan tugas pokoknya, BPTP Sumatera Selatan menjalankan fungsinya meliputi (a).

Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi (b). Pelaksanakan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi, (c). Pelaksanaan pengembangan teknologi dan

diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan (d). Menyiapkan

kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil

pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik

lokasi (e). Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan

pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi dan (f). Pelaksanaan

urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. Dengan tugas pokok dan fungsi tersebut,

maka BPTP Sumatera Selatan menghasilkan paket teknologi pertanian siap pakai yang

dapat menjembatani tujuan pertanian yang ingin dicapai oleh Pemerintah (Daerah dan

Nasional) serta keinginan petani.

1.3. Struktur Organisasi

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang

merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara

struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, kepala Seksi

Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Secara fungsional dibantu oleh Tim Program dan

4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji Sumberdaya, (2). Kelji

Budidaya, (3). Kelji Pasca Panen dan (4). Kelji Sosial Ekonomi. Tugas penelitian dan

pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan

bekerjasama. Di dalam Sie Kerjasama dan Pengkajian terdapat unsur penting yang

mendukung pelaksanaan pengkajian yaitu kebun percobaan, laboratorium dan

perpustakaan.

Sub Bagian Tata Usaha bertugas dalam urusan administrasi, keuangan,

kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi Pelayanan Pengkajian bertugas dalam

penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan

Page 4: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

4

pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala

Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program

litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelompok Pengkaji (Kelji) yang didukung

oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Sub Bag Tata Usaha.

Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan

1.4. Sarana dan Prasarana

Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan

tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas

5.100 m2. Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan

administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2, gedung

keuangan 178,22 m2, gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan

luas lantai dasar 470,69 m2, luas garasi kendaraan 173,46 m2, Pos Satpam 36,19 m2,

gudang 78,59 m2 , menara air 14,34 m2 dan luas aula 648,65 m2.

Kebun Percobaan Kayu Agung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya

adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung

Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat dijangkau

dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di tepi jalan

Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka lahan lebak dalam 49,4%, lebak tengahan

19,4% dan lebak dangkal 31,2%. Kebun ini berada pada ketinggian 31 m di atas

permukaan laut. Penggunaan lahan untuk penelitian/pengkajian 15 ha, untuk produksi

benih sumber 2 ha, show windows teknologi 1 ha, kebun produksi dan model agribisnis

Kepala

Ka. Sie Kerjasama dan Pelayanan

Pengkajian

Ka. Sub Bagian Tata Usaha

Kelji Sosial

Ekonomi

Kelji Pasca

Panen

Kelji

Budidaya

Kelji

Sumberdaya

Page 5: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

5

0,25 ha, diversifikasi dan ketahanan pangan 0,5 ha dan untuk media pendidikan/agro

widyawisata seluas 1 ha. Sedangkan lahan digunakan untuk gedung kantor dan

emplasement 2 ha, perumahan 1,6 ha dan jalan 0,2 ha.

Adapun Kebun Percobaan Karang Agung dengan luasnya 20 ha status tanahnya

adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten

Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah mengendarai kendaraan roda empat

dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka dilanjutkan dengan menggunakan speed

boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun ini pasang surut, bertipe luapan B/C yang

berada pada ketinggian 29 m di atas permukaan laut. Penggunaan lahan untuk

penelitian/pengkajian seluas 0,5 ha, show windows teknologi 1,5 ha, kebun produksi

dan model agribisnis 5 ha, diversifikasi dan ketahanan pangan 0,25 ha. Lahan yang

digunakan untuk perkantoran dan emplasement seluas 0,5 ha, perumahan 0,5 ha dan

jalan 1,5 ha.

Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini

terdapat 8 kendaraan dinas roda empat (dua diantaranya dalam kondisi rusak),

sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor

tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan

ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk pengolahan benih.

1.5. Sumber Daya Manusia

Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel

memiliki sumber daya manusia sebanyak 79 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di

kantor BPTP Sumsel 62 orang, Kebun Percobaan Kayu Agung di Kabupaten OKI 11

orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang.

Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 2 orang yang

berpendidikan strata 3; 14 orang berpendidikan strata 2 dan 33 orang berpendidikan

strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 4 orang, Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas 20 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 orang dan yang

berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang.

Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki jenjang fungsional

peneliti sebanyak 15 orang, penyuluh 9 orang, pustakawan 1 orang, tenaga teknisi 1

orang, didukung oleh calon peneliti 7 orang dan calon penyuluh 4 orang. Terdapat 42

orang staf yang terkategori dalam fugsional umum, Untuk meningkatkan kinerja

Page 6: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

6

pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan

SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang

yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Badan Litbang Pertanian untuk

meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu orang

staf peneliti yang mengikuti pendidikan Strata 3 dan dua orang yang mengikuti

pendidikan Strata 2.

1.6. Dukungan Anggaran

Anggaran BPTP Sumsel pada tahun 2013 meningkat dibanding tahun 2012.

Pada tahun 2012 yang lalu anggaran pada DIPA BPTP Sumsel sebesar Rp

11.457.362.000,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp 4.750.019.000,- belanja barang

Rp 5.815.256.000,- dan belanja modal Rp 892.087.000,- Pada tahun 2013 ini anggaran

pada DIPA sebesar Rp 13.081.700.000,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp

5.108.777.000,- belanja barang Rp 6.531.723.000,- dan belanja modal Rp

1.441.200.000,-

Seperti tahun sebelumnya, maka pada tahun 2013 ini BPTP Sumsel juga

memperoleh dana selain dari DIPA, yaitu dari SMARTD sebesar Rp 371.960.000,- dan

kegiatan Direktif Presiden melalui Puslitbangtan sebesar Rp 127.775.000.-

Page 7: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

7

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Visi dan Misi

Visi Badan Litbang Pertanian merupakan bagian integral dari visi pertanian dan

pedesaan Tahun 2020, dirumuskan untuk menggali dan menyampaikan persepsi yang

sama mengenai masa depan pembangunan pertanian dan pedesaan. Persepsi itu

diwujudkan dalam bentuk komitmen jajaran Badan Litbang Pertanian untuk

merealisasikan tujuannya. Visi Badan Litbang Pertanian bersifat futuristik yang sesuai

dengan dinamika lingkungan strategis dan harus mampu menjadi akselerator

pembangunan pertanian pedesaan dan menjawab permasalahan dan tantangan

pembangunan pertanian di masa depan.

Sebagai instansi vertikal dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, dan di

bawah koordinasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,

BPTP Sumatera Selatan juga mempunyai visi yang mengacu pada instansi induk

tersebut. Disamping itu juga, visi BPTP Sumatera Selatan tidak terlepas dari visi

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dimana BPTP Sumsel berada, karena BPTP

Sumatera Selatan menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam

menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di

daerah.

Dengan memperhatikan tugas dan fungsi BPTP Sumatera Selatan, visi dan misi

Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian dan Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan, BPTP Sumatera Selatan mempunyai visi sebagai berikut : ”Pada tahun 2014

menjadi lembaga pengkaji dan alih teknologi bertaraf Internasional menghasilkan

inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang berguna bagi masyarakat di Sumatera

Selatan dalam menunjang pembangunan pertanian dan peningkatan daya saing global”

Untuk mewujudkan visi tersebut, BPTP Sumatera Selatan mempunyai misi

yaitu:

1. Mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan inovasi teknologi pertanian spesifik

lokasi dalam upaya pengembangan komoditas unggulan Sumatera Selatan.

2. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik

lokasi dalam upaya meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kemandirian

petani di Sumsel menuju usaha pertanian yang tangguh, berkelanjutan dan

berdaya saing global.

Page 8: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

8

3. Mengembangkan dan mempercepat proses diseminasi/alih teknologi dan

adopsinya oleh para pengguna.

2.2. Tujuan dan Sasaran

2.2.1. Tujuan :

Sebagai instansi vertikal dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, BPTP

Sumatera Selatan mempunyai tujuan yang sama dengan Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian, yaitu :

1. Meningkatkan ketersediaan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi

2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik

lokasi

3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi

teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi

2.2.2. Sasaran :

1. Tersedianya inovasi teknologi pertanian unggulan.

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi teknologi pertanian.

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian,

diseminasi dan pendayagunaan inovasi teknologi pertanian).

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi

teknologi pertanian.

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi

pertanian.

2.3. Capaian Tujuan dan Sasaran

2.3.1. Kebijakan, Program, dan Kegiatan-Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2012

Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan pertanian yang

telah dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014, serta

bedasarkan kebijakan yang telah ditetapkan BBP2TP, maka BPTP Sumsel mengikuti

kebijakan sebagai berikut:

1. Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan pengembangan

berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan pada potensi sumberdaya

wilayah.

Page 9: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

9

2. Meningkatkan kuantitas/kualitas informasi, media dan lembaga diseminasi

teknologi pertanian.

3. Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk

memperluas jejaring kerjasama.

4. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian.

5. Meningkatkan efektivitas manajemen institusi.

2.3.2. Indikator Keberhasilan Capaian Kinerja

Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan capaian kinerja

kegiatan yang dilakukan BPTP Sumsel adalah: masukan, keluaran, dan hasil. Masukan

merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program

dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output. Masukan yang digunakan

dalam kegiatan BBP2TP adalah dana dan sumber daya manusia (SDM) atau

peneliti/penyuluh yang melaksanakan kegiatan serta inovasi teknologi yang digunakan

dalam pelaksanaan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian. Keluaran adalah

produk yang merupakan hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan atau program.

Keluaran yang dihasilkan oleh BPTP umumnya berupa program/rencana,

informasi/bahan diseminasi, database, rumusan, paket teknologi maupun rekomendasi

kebijakan yang akan disampaikan ke stakeholder (Badan Litbang Pertanian, BPTP/PTP

dan petani). Hasil merupakan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah. Setiap kegiatan yang akan dilakukan jika

diharapkan menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.

Hasil yang diharapkan dari masing-masing kegiatan BPTP bergantung dari tujuan yang

ingin dicapai oleh masing-masing kegiatan tersebut. Hasil kegiatan dan pengkajian

BPTP umumnya dirasakan langsung oleh petani.

Program BPTP Sumsel dalam kurun waktu 2010 – 2014 adalah Penciptaan

Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing dengan Sub Programnya Pengkajian dan

Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Untuk mengimplementasikan

mandatnya, selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama

dan indikator, yaitu :

1. Pengkajian inovasi dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian,

dengan indikator utama jumlah teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan

Page 10: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

10

2. Percepatan penyampaian perkembangan informasi inovasi pertanian, dengan

indikator utamanya jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna.

3. Pendampingan Program Strategis mendukung empat sukses Kementerian

Pertanian, dengan indikator utamanya jumlah laporan pelaksanaan kegiatan

pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional.

4. Advokasi teknis dan kelembagaan serta kebijakan pembangunan pertanian

wilayah, dengan indikator utama jumlah rekomendasi kebijakan mendukung

empat sukses kementerian pertanian.

5. Kerjasama pengkajian, pengembangan dan penelitian hasil Litbang, dengan

indikator utama jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan

pemanfaatan hasil litbang

6. Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian, dengan indikator utama jumlah dokumen hasil koordinasi dan

sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

7. Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak)/ petunjuk teknis (juknis) pengkajian

dan pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah

juklak/juknis.

8. Peningkatan kapasitas SDM, sarana dan prasarana pengkajian untuk

memfasilitasi penelitian, pengkajian dan pendayagunaan inovasi pertanian

berkualitas dengan indikator utamanya jumlah laporan pengelolaan Satker,

dengan indikatornya: (1). Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya serta

jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional, (2). Jumlah perpustakaan dan

website yang terup-date secara berkelanjutan, (3). Jumlah laboratorium yang

terfungsikan secara produktif, (4). Jumlah dokumen audit penerapan ISO

9001:2008, (5). Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian, (6). Jumlah laporan

keuangan SAI pada skretariat UAPPA/B-W, (7). Jumlah wilayah pengendalian

internal (8). Jumlah pengadaan peralatan, (9) Jumlah pengadaan buku, (10).

Jumlah produksi benih, (11). Jumlah layanan perkantoran, (12). Jumlah

perangkat pengolah data dan komunikasi, (13). Jumlah peralatan dan fasilitas

perkantoran, dan (14). Luasan gedung dan bangunan yang direnovasi

/dibangun.

Page 11: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

11

2.4. Rencana Kinerja Tahun 2013

Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja

Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2013, BPTP Sumsel telah

mengimplementasikan Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul

Berdaya Saing dengan Sub Programnya Pengkajian dan Percepatan

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan sasaran strategis dan target

indikator kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 1. Rencana Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2013

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi

Jumlah teknologi spesifik lokasi (paket)

9

2. Meningkatnya penyebarluasan teknologi (diseminasi) pertanian

Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket)

12

Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan)

8

Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian (reknomendasi)

1

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian)

Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi (laporan)

1

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket)

2

Jumlah juklak dan juknis (judul) 2

Jumlah publikasi ilmiah tingkat nasional /internasional (judul)

50

Page 12: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

12

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah laporan pengelolaan Satker (laporan) 11

Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 2

Jumlah pengadaan buku (buah) 120

Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian (unit) 2

Jumlah produksi benih (ton) 44

Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan) 12

Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit)

35

Jumlah peralatan dan fasilitas kantor (unit) 4

Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan (paket)

1

Untuk menjalankan kegiatannya, pada tahun 2013 anggaran pada DIPA BPTP

Sumsel sebesar Rp. 13.081.700.000.- Selain dari anggaran pada DIPA ini, juga

terdapat 4 (empat) kegiatan didanai dari SMARTD yaitu: (1). Mapping Peranan BBU

dan BBI dalam Penyediaan Benih Berkualitas di Provinsi Sumatera Selatan, (2). MP3MI

berbasis Usahatani Padi pada Lahan Pasang Surut, (3). Kajian Pemanfaatan Limbah

Kelapa Sawit Fermentasi (Complete Feed) untuk Pakan Penggemukan Sapi di Sumatera

Selatan, dan (4). Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (m-

AP2RL) Mendukung Produksi Beras di Sumsel. Di samping itu terdapat juga 2 (dua)

kegiatan Direktif Presiden melalui Puslitbangtan yaitu: (1). Display VUB di Wilayah

Sektor Perbenihan Formal dan Informal, dan (2). Identifikasi Wilayah Pengembangan

Varietas Unggul Baru.

Page 13: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

13

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Sumatera Selatan dalam tahun 2013

menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang akan dicapai. Ke lima sasaran tersebut

selanjutnya diukur dengan 17 (tujuh belas) indikator kinerja. Ke lima sasaran tersebut

dicapai melalui Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi

Pertanian.

3.1. Pengukuran Kinerja

Sampai dengan akhir tahun 2013, target yang ditetapkan sudah dicapai,

bahkan beberapa indikator kinerja realisasinya melebihi target seperti pada tabel

berikut

Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Tersedianya teknologi pertanian unggulan

spesifik lokasi

Jumlah teknologi spesifik lokasi (paket) 9 9 100

Meningkatnya penyebarluasan

(diseminasi) teknologi pertanian

Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket)

12 12 100

Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan

pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan)

8 8 100

Jumlah rekomendasi kebijakan

mendukung empat sukses kementerian pertanian (rekomendasi)

1 1 100

Meningkatnya

kerjasama nasional dan internasional (di

bidang pengkajian, diseminasi, dan

pendayagunaan inovasi pertanian)

Jumlah laporan kerjasama pengkajian,

pengembangan dan pemanfaatan inovasi (laporan)

1 1 100

Meningkatnya sinergi

operasional pengkajian dan

pengembangan

inovasi pertanian

Jumlah hasil koordinasi dan sinkronisasi

kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket)

2 2 100

Jumlah juklak dan juknis (judul) 2 2 100

Jumlah publikasi ilmiah tingkat nasional /internasional (judul)

50 43 86

Page 14: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

14

Lanjutan Tabel 2.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnya

manajemen pengkajian dan

pengembangan

inovasi pertanian

Jumlah laporan pengeloaan Satker 11 11 100

Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 2 2 100

Jumlah pengadaan buku (buah) 120 20 16,66

Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian

(unit)

2 2 100

Jumlah produksi benih (ton) 44 13 29,55

Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan)

12 12 100

Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit)

35 23 65,71

Jumlah peralatan dan fasilitas kantor

(unit)

4 4 100

Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan (paket)

1 1 100

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 BPTP Sumsel diuraikan melalui

capaian kinerja setiap sasaran, yang menggambarkan realisasi yang dicapai dari target

yang sudah ditetapkan melalui indikator kinerjanya.

Sasaran 1: Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi

Untuk mencapai sasaran satu tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja, yaitu

jumlah teknologi spesifik lokasi. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi spesifik lokasi 9 9 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai.

Sasaran satu dicapai melalui 11 (sebelas) kegiatan yang menghasilkan 9 paket

teknologi masing-masing dengan komponennya dan 1 informasi berupa peta dan 1

paket koleksi bahan tanaman sebagai berikut:

Page 15: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

15

Tabel 3. Komponen Teknologi/Informasi dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2013

No. Kegiatan Komponen teknologi/informasi

1. Kajian Perbaikan produktivitas Itik Pegagan dalam upaya mendukung pelestarian plasma nutfah lokal

Pembibitan itik spesifik lokasi rawa lebak

2. Kajian perbaikan mutu kopi beras untuk memenuhi Standard Minimal Ekspor Kopi di Sumsel

Fermentasi biji kopi Penyortiran

3. Kajian penangkaran benih Kentang di Sumsel

Varietas unggul Jarak tanam,

Pemupukan dan penggunaan Mulsa

4. Pengkajian Pembuatan Produk Olahan Pangan Berbahan Lokal di Sumsel

Pengolahan mocaf ubi

Olahan pangan berbahan mocaf

5. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian berdasarkan Zona Agroekologi (Tingkat Semi Detail) Skala 1:50.000

Peta AEZ tingkat semi detil (skala 1:50.000)

6. Pengkajian Pengembangan Tanaman Jagung dan Kedelai di Lahan Kering Masam Sumsel

Varietas unggul Teknologi ameliorasi Teknologi pemupukan

7. Pengkajian Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Sawah Tadah Hujan Sumsel

Teknologi Pola tanam untuk meningkatkan IP

8. Pengkajian Inventarisasi dan Sistem Pengendalian Fasciolosis (Penyakit Cacing Hati) pada ternak sapi di Lahan Rawa Sumsel

Teknologi pengendalian penyakit cacing hati

9. Teknologi Pengelolaan Sawah Bukaan Baru untuk meningkatkan Produksi Padi Sawah di Sumsel

Pemupukan dan ameliorasi

10. Pengkajian Adaptasi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Toleran Kekeringan dan Rendaman (Produktivitas > 5 t/ha) di Lahan Rawa Lebak Sumsel

Varietas unggul pada lahan lebak dangkal dan dalam

11. Pengelolaan Sumberdaya Genetik Koleksi SDG dari 3 tipologi lahan 2 unit koleksi sumberdaya genetik lokal di kebun

Selain 11 (sebelas) kegiatan tersebut, terdapat 4 (tiga) kegiatan didanai dari

SMARTD yaitu: (1). Mapping Peranan BBU dan BBI dalam Penyediaan Benih

Berkualitas di Provinsi Sumatera Selatan, (2). MP3MI berbasis Usahatani Padi pada

Lahan Pasang Surut, (3). Kajian Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Fermentasi

(Complete Feed) untuk Pakan Penggemukan Sapi di Sumatera Selatan, dan (4). Model

Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (m-AP2RL) Mendukung

Page 16: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

16

Produksi Beras di Sumsel. Di samping itu terdapat juga 2 (dua) kegiatan Direktif

Presiden melalui Puslitbangtan yaitu: (1). Display VUB di Wilayah Sektor Perbenihan

Formal dan Informal, dan (2). Identifikasi Wilayah Pengembangan Varietas Unggul

Baru.

Sasaran 2: Meningkatnya penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi

Untuk mencapai sasaran dua tersebut, diukur dengan tiga indikator kinerja,

yaitu (1). Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna, (2). Jumlah laporan

kegiatan strategis nasional/daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh

BPTP dan dapat mencapai target sasarannya (3). Jumlah rekomendasi kebijakan

mendukung empat sukses Kementerian Pertanian. Adapun pencapaian target dari

indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket)

10 11 100

Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan)

8 8 100

Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian

1 1 100

Indikator kinerja pertama pada sasaran dua, yaitu Jumlah teknologi yang

didiseminasikan ke pengguna, dicapai melalui 6 (enam) kegiatan dengan teknologi

dan materi diseminasi sebagai berikut:

Tabel 4. Diseminasi dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2013

No. Kegiatan Diseminasi

1. Publikasi Inovasi Teknologi Pertanian

: Pencetakan: buletin sebanyak 500 eksemplar, Liptan 5.000 lembar, Poster 750 lembar, Juknis 550 eksemplar dan Rekaman TV 1 judul.

2. Sosialisasi, Temu Informasi dan Pameran

: Terlaksananya pameran 4 kali , display tanaman pangan, palawija dan hortikultura

3. Demfarm PTT Kedelai : PTT kedelai di lahan pasang surut

Page 17: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

17

Lanjutan Tabel 4

No. Kegiatan Diseminasi

4. Display untuk mendukung PEDA : Teknologi budidaya padi,

Teknologi budidaya palawija Teknologi budidaya hortikultura. 1 paket display M-KRPL

5. M-KRPL di Sumsel : Persemaian dalam nampan atau kotak

Pembibitan dengan bekongan daun pisang dan cangkir plastik bekas

Budidaya tanaman di vertikultur Budidaya di bedengan Pembuatan pestisida nabati

Budidaya ikan di kolam terpal/gantung

6. m-P3MI di Sumsel : Pola tanam di lahan Pasang Surut (IP 200) Pola tanam di lahan Tadah Hujan (IP 300)

Melalui kegiatan Publikasi (khusus cetakan), telah disusun dan dicetak juknis,

liptan, leaflet beberapa di antaranya adalah:

1. Juknis Penggunaan Perangkat Uji Pupuk

2. Juknis Pengolahan Kopi Beras Dengan Cara Kering

3. Tumpang Sari Tanaman Biofarmaka Di Antara Tanaman Duku

4. Tanaman Seroja (Manfaat Dan Budidaya Eksisting)

5. Kawasan Rumah Pangan Lestari

6. Pengendalian Hama dan Penyakit Penting Tanaman Jagung

7. Teknologi Budidaya Kacang Hijau

8. Mesin Panen Padi Model Stripper Tresher

9. Penyakit Blast Pada Padi dan Cara Penanggulangannya

10. Pengendalian Hama Tikus Terpadu

11. Sistem Bubu Perangkap Tikus

12. Pengendalian Penggerek Batang Padi

13. Tepung Mocaf Sebagai Pengganti Terigu

Page 18: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

18

14. Pengendalian Lalat Buah

15. Penyakit Pada Tanaman Padi serta Pengendaliannya

16. Trichoderma spp. (Jamur Ampuh Pengendali Penyakit Tanaman)

17. Beauveria bassiana Pengendali Hama Ramah Lingkungan

Diseminasi inovasi juga dilakukan melalui pameran. Sepanjang tahun 2013

BPTP Sumsel aktif mengikuti 4 kali pameran yaitu melalui acara Pekan Daerah (PEDA)

XI yang dilakukan di Kabupaten Lahat pada tanggal 22-26 April 2013, acara Pangan

Nusa diadakan di Palembang pada tanggal 14-17 Juni 2013, acara Hari Pangan

Sedunia bertempat di Universitas Sriwijaya Palembang pada tanggal 17 September

2013 dan acara Pekan Pertanian Spesifik Lokasi II yang dilakukan di Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara pada tanggal 21-25 November 2013.

Pada demfarm PTT Kedelai di lahan pasang surut, diperoleh varietas yang

cocok untuk dikembangkan di lahan pasang surut yaitu varietas Tanggamus. Pada

kegiatan ini kendala yang terjadi adalah perubahan iklim yang tidak menentu dan

serangan ulat grayak dan penghisap polong.

Pada pelaksanaan PEDA XI di Kabupaten Lahat, BPTP Sumsel melakukan

Display tanaman seluas 2 ha dengan jenis lahan tadah hujan. Penanaman dimulai

bulan Januari dan acara puncak PEDA dilaksanakan tanggal 22-26 April 2013. Tanaman

yang didisplay adalah: padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, cabe merah,

sawi, selada, kangkung, bayam, tomat, terong, kacang panjang, timun, waluh, paria,

melon, semangka. Pada kesempatan tersebut juga diperagakan rak vertikultur yang

dapat digunakan untuk pekarangan sempit sebanyak tiga unit yaitu di Sekolah Dasar

Negeri 47 Lahat, di lokasi display dan di lokasi pameran.

Selain mendiseminasikan teknologi, maka pada kegiatan m-KRPL juga dilakukan

pemeliharaan dan pembuatan kebun bibit desa serta pembuatan kebun bibit inti. Pada

kegiatan m-P3MI di kabupaten Banyuasin pola yang diterapkan adalah Pola Padi-

Jagung, beberapa petani juga menanam padi dengan IP 200. Sedangkan pelaksanaan

m-P3MI di Kabupaten OKI menerapkan IP 300 dengan pola padi-padi-palawija dan

padi-padi-hortikultura.

Pada capaian indikator kinerja kedua dari sasaran dua adalah: Jumlah laporan

pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional,

diperoleh dari 8 kegiatan pendampingan dengan hasilnya sebagai berikut:

Page 19: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

19

Tabel 5. Teknologi yang didiseminasikan dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2013

No. Kegiatan Teknologi yang didiseminasi/Hasil

1. Pendampingan SL-PTT Padi : VUB Benih bermutu Pemupukan spesifik lokasi

PHT Pasca panen

2. Pendampingan SL-PTT Jagung : Teknologi penyiapan dan pengolahan lahan sempurna, penggunaan VUB, Jarak tanam, pemupukan, PHT

3. Pendampingan SL-PTT Kedelai, : Teknologi penyiapan dan pengolahan lahan sempurna, penggunaan VUB, , pemupukan, PHT, pasca panen

4. Pendampingan PSDSK : 3 teknologi:

Teknologi dedak padi fermentasi teknologi hijauan fermentasi teknologi complete feed fermentasi

5. Pendampingan Kawasan

Hortikultura

: Varietas unggul bawang merah

6. Pendampingan Program

Strategis Kemtan Swasembada

Gula di Wilayah Sumsel

: Bongkar ratoon juring tunggal Bongkar ratoon juring ganda

Rawat ratoon intensif

7. Penyusunan KATAM padi sawah

di Sumsel

: Jadwal tanam, dosis pemupukan,

hama/penyakit, varietas, cekaman lingkungan

8. Koordinasi Pendampingan PUAP Koordinasi dengan tim teknis kabupaten

dan verifikasi dokumen PUAP

Khusus pada koordinasi pendampingan PUAP, tidak dilakukan diseminasi

teknologi namun dilakukan koordinasi dengan tim teknis kabupaten. Berdasarkan

verifikasi dokumen dari 127 gapoktan tahun 2013, maka 112 gapoktan menerima SK

dari pusat.

Capaian indikator kinerja ketiga yang berupa “Jumlah rekomendasi kebijakan

mendukung empat sukses Kementerian Pertanian”, dicapai melalui kegiatan Analisis

Kebijakan. Adapun Rekomendasi Kebijakan yang diperoleh terkait dengan

pengembangan kawasan hortikultura.

Page 20: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

20

Sasaran 3 :

Meningkatnya kerjasama pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian

Untuk mencapai sasaran tiga tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja,

yaitu jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi

pertanian. Pada tahun 2012 dilakukan satu kegiatan kerjasama yaitu: dengan PT.

Sainindo Kurniasejati untuk mengetahui efektivitas produk PT. Sainindo Kurniasejati

berupa: Light trap model multi trap 15, Perangkap Lalat Buah 800 L dilengkapi

atraktan nabati 800 SL dan Perangkap lalat buah Octatrap dilengkapi dengan ME Sticky

Trap. Selain itu melalui dana kegiatan kerjasama pada DIPA 2013, BPTP Sumsel

diminta untuk mendampingi kegiatan pertanaman padi yang dilakukan oleh PT Bumi

Andalas Permai (BAP) sebagai salah satu mitra dari PT. Sinarmas untuk menggali

permasalahan pengembangan padi dan menjajaki kemungkinan untuk pengembangan

padi di lokasi HTI PT Bumi Andalas Permai tersebut. Dari kegiatan kerjasama tersebut,

diperoleh 2 laporan.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian

2 2 100

Selain dua laporan, maka juga diperoleh beberapa laporan perjalanan pada saat

melakukan pendampingan kegiatan PT Bumi Andalas Permai.

Sasaran 4 :

Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Untuk mencapai sasaran empat tersebut, diukur dengan dua indikator kinerja,

yaitu: (1). Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian, (2). Jumlah juklak/juknis dan (3). Jumlah publikasi

bartaraf nasional/internasional. Adapun pencapaian target dari masing-masing

indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 21: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

21

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket)

2 2 100

Jumlah Juklak/Juknis (judul) 2 2 100

Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional(judul) 50 43 86

Indikator kinerja pertama, yaitu Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi

kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian, diperoleh dari pelaksanaan

kegiatan BB Padi di dua kebun percobaan, yaitu KP Kayu Agung dan KP Karang Agung.

Dimana BB Padi melakukan penelitian perakitan padi rawa di Sumsel. Selain itu juga

dilanjutkan koordinasi dengan BMKG untuk penyediaan informasi meteorologi,

klimatologi dan peringatan dini akibat cuaca ekstrim yang berdampak pada

terganggunya produksi pertanian. Ini sebagai kelanjutan dari kegiatan yang sudah

dimulai tahun 2012 yang laluKegiatan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan

dilaksanakan dengan berbagai insitusi, yaitu:

Indikator kinerja kedua, yaitu jumlah juklak/juknis, dicapai melalui dana DIPA

BPTP Sumsel 2013 yaitu Publikasi Inovasi Teknologi Pertanian. Adapun juknis tersebut

adalah: (1). Penggunaan Perangkat Uji Pupuk dan (2). Pengolahan Kopi Beras dengan

cara kering. Selain juknis tersebut, maka dari dana kegiatan M-KRPL juga sudah dibuat

satu buku. Indikator kinerja ketiga yaitu jumlah publikasi ilmiah terealisasi sebanyak 43

judul terdiri dari 6 judul pada buletin, 2 judul pada jurnal dan 35 judul pada prosiding

seminar, baik seminar yang diadakan di balai-balai penelitian maupun pada perguruan

tinggi dan pada BPTP di luar wilayah Sumsel.

Sasaran 5 : Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Untuk mencapai sasaran lima tersebut, diukur dengan sepuluh indikator kinerja.

Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 22: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

22

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah laporan pengelolaan satker (laporan) 11 11 100

Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 2 2 100

Jumlah pengadaan buku (buah) 120 20 16,66

Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian (kebun) 2 2 100

Jumlah produksi benih (ton) 44 13 73,52

Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan) 12 12 100

Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit)

35 23 65,71

Jumlah peralatan dan fasilitas kantor (unit) 4 4 100

Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan

Pagar (m2) 1600 1600 100

Gedung (unit) 6 6 100

Partisi dan gudang (paket) 2 2 100

Indikator kinerja pertama dari sasaran lima, yaitu “Jumlah laporan pengelolaan

satker diperoleh dari kegiatan :

1. Pembinaan dan Peningkatan Kualitas dan Manajemen

Administrasi yang mencakup:

Pengelolaan ketatausahaan, Kepegawaian dan SAI : 1 (satu) dokumen

Pengelolaan administrasi keuangan : 1 (satu) dokumen

2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/

Program

: 1 (satu) dokumen

3. Monitoring, evaluasi, dan Pelaporan yang mencakup:

Monitoring dan Evaluasi : 1 (satu) dokumen

Pelaporan (LAKIP) : 1 (satu) dokumen

4. Peningkatan Kemampuan SDM : 1 (satu) dokumen

5. Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Institusi : 1 (satu) dokumen

6. Pengelolaan Website : 1 (satu) dokumen

7. Pengelolaan Perpustakaan : 1 (satu) dokumen

8. Pengelolaan Laboratorium : 1 (satu) dokumen

9. Pemeliharaan Akreditasi Manajemen

: 1 (satu) dokumen

Page 23: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

23

10. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada sekretariat

UAPPA/B-W

: 1 (satu) dokumen

11. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi : 1 (satu) dokumen

Pada kegiatan Peningkatan Kemampuan SDM terdapat sebanyak 30 orang staf

BPTP Sumsel yang mengikuti beberapa aktivitas. Aktivitas tersebut adalah: (1). Diklat

Fungsional Peneliti Tingkat Pertama, (2). Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjut, (3).

Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli, (4). Pelatihan Manajemen Ujian

Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa, (5). Ujian KPPI, (6). Pelatihan

Perbenihan Hortikultura untuk KBI KRPL, (7). Diklat Teknis Perencanaan bagi Petugas

Angkatan I, (8). Pelatihan Agribisnis bagi Calon Purnabhakti, (9). Pelatihan

Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Peneliti Sosial Ekonomi dalam Penelitian Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, (10). Pelatihan Manajemen Koperasi, (11). Pelatihan

Penyusunan Peta AEZ Regional II, (12). Ujian Masuk Program Pascasarjana, (13).

Pelatihan Peningkatan Kemampuan Manajemen dan Teknis, (14). Pelatihan Arsiparis.

Sebagai upaya untuk mendiseminasikan inovasi teknologi, maka website BPTP

Sumsel pada tahun 2013 juga menampilkan informasi teknologi. Adapun judul

informasi teknologi tersebut adalah:

1. Teknologi Fermentasi untuk Meningkatkan Cita Rasa Kopi

2. Strategi Pengendalian Penyakit CVPD pada Jeruk

3. Penyakit Kresek pada Tanaman Padi serta Upaya Pengendaliannya

4. Produk Olahan Nenas

5. Kandang Sapi Potong

6. Pengawetan Dedak Padi dengan cara Fermentasi

7. Pemanfaatan Limbah Tanaman Palawija

8. Budidaya Krisan

9. Pakan Ternak Sapi Potong

10. Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai

11. Teknologi Budidaya Kacang Tanah Rawa Lebak

12. Teknologi Budidaya Jagung di Lahan Kering

13. Budidaya Jamur Tiram

14. Duku Sambung Pucuk

15. Penyimpanan Benih Padi secara Kedap Udara dan Kualitas Benih

Page 24: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

24

Selain informasi teknologi, maka beberapa berita-berita penting juga disajikan

pada website tersebut seperti:

1. Kegiatan KRPL Lubuk Linggau

2. Pisah sambut Kepala BPTP Sumsel

3. Lahat siap jadi Tuan Rumah PEDA XI

4. Seminar Proposal Kegiatan 2013 BPTP Sumsel

5. Kunjungan Kerja Kepala BBP2TP ke BPTP Sumsel

6. Kunjungan ke lahan tanaman kehidupan dan CSR Produksi Padi di Kab. OKI

7. Pembahasan Perencanaan Grand Design Pengembangan Padi di Kawasan

Tanaman Kehidupan Kab. OKI

8. Produksi Kopi Pagaralam diprediksi meningkat

9. Workshop Pemulia Lingkup Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian

10. Workshop Inovasi Teknologi

Website BPTP Sumsel juga dimanfaatkan untuk melakukan pengumumam

lelang secara terbuka. Dimana pada tahun 2013 terdapat 4 kali dilakukan

pengumuman lelang.

Pada pengelolaan akreditasi manajemen tahun 2013, dilaksanakan audit

terhadap pelayanan publik di BPTP Sumsel berstandard sertifikat ISO 9001 : 2008”,

outputnya berupa 1 hasil audit.

Pada indikator kinerja kedua dari sasaran kelima yang direncanakan pengadaan

2 kendaraan yaitu kendaraan bermorot roda tiga untuk digunakan di dua kebun

percobaan. Pada indikator kinerja ketiga dari sasaran lima, yaitu jumlah pengadaan

buku, dari 120 buku yang direncanakan hanya dibeli 20 buku. Hal ini disebabkan buku

yang dibeli adalah berupa literatur asing yang harganya memang mahal. Sehingga

hanya dipenuhi 20 buku saja.

Pada indikator empat dari sasaran lima yaitu jumlah pengelolaan instalasi

pengkajian, telah dioptimalkan penggunaan KP Kayu Agung yang beragroekosistem

Lebak dan KP Karang Agung yang beragroekosistem Pasang Surut. Output yang

dihasilkan dari masing-masing pengelolaan kebun tersebut adalah :

Page 25: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

25

1. KP Kayu Agung

Optimalisasi pemanfaatan lahan rawa lebak menjadi

lahan usahatani produktif

Kebun percobaan menjadi media pendidikan dan

transfer teknologi kepada petani

Sebagai contoh penerapan teknologi budidaya

padi,karet, kelapa sawit, kedelai, jamur tiram dilahan

spesifik rawa lebak

2. KP Karang Agung Optimalisasi pemanfaatan lahan pasang surut menjadi

lahan usahatani produktif

Kebun percobaan menjadi media pendidikan dan

transfer teknologi kepada petani

Sebagai contoh penerapan teknologi budidaya padi

dilahan pasang surut

Pada indikator lima dari sasaran lima yaitu jumlah produksi benih yang

dihasilkan, hanya 13 ton dari target 44 ton. Hal disebabkan kebanjiran di sawah lebak,

sehingga padi tersebut tidak layak dijadikan benih. Pada indikator kinerja tujuh dari

sasaran lima yang semula direncanakan mengadakan 35 unit alat pendukung IT

terealisasi sebanyak 23 unit, sisanya sebanyak 12 unit lagi adalah Black Ribbon

Cartridge, bukan terkategori perangkat pendukung IT (seperti tercantum pada

Perangkat Operasional Kegiatan Tahun Anggaran 2013), namun merupakan barang

pakai habis, sehingga tidak direalisasikan. Sedangkan pada indikator kinerja delapan

pada sasaran lima yaitu jumlah peralatan dan fasilitas kantor, telah diadakan sebanyak

4 unit alat pendukung laboratorium agribisnis.

Keberhasilan capaian kinerja pada tahun 2013 tersebut di atas antara lain

disebabkan oleh: (1). Kesiapan dan kelengkapan dokumen perencanaan yang tepat

waktu, (2). Intensifnya kegiatan pertemuan masing-masing tim penanggungjawab, dan

(3). Sumbangsih substansi teknis dari para narasumber dalam forum seminar proposal

dan pertemuan lainnya. Namun demikian, dalam pencapaian indikator kinerja pada

tahun 2013 masih dijumpai beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk

diperbaiki oleh seluruh jajaran BPTP Sumsel dengan mengoptimalkan kegiatan

Page 26: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

26

koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan

program.

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Meskipun pada tahun 2013 ini capaian kinerja pelaksanaan kegiatan di BPTP

Sumsel tidak semuanya tercapai 100 %, namun beberapa kegiatan melampaui target

capaian.

Tabel 6. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2013 dibanding tahun sebelumnya (2012)

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2012

Capaian 2012

Target 2013

Capaian 2013

Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi

Jumlah teknologi spesifik lokasi

7 8 9 9

Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian

Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna

12 15 10 12

Jumlah laporan kegiatan pendampingan model spektrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah

7 7 8 8

Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian

2 2 1 1

Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian)

Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi

2 2 1 1

Page 27: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

27

Lanjutan Tabel 6.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2012

Capaian 2012

Target 2013

Capaian 2013

Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

2 2 2 2

Jumlah juklak dan juknis 2 11 2 2

Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional

50 46 50 43

Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian, dan sarana prasarana

Jumlah laporan pengelolaan satker

11 11 11 11

Jumlah dokumen penerapan ISO 9001:2008

1 1 1 1

Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya

25 25 30 30

Jumlah laboratorium yang terfungsikan secara produktif

1 1 1 1

Jumlah kebun percobaan yang terfungsikan secara produktif

2 2 2 2

Jumlah unit usaha penangkaran benih sumber yang terfungsikan secara produktif

1 1 1 1

Jumlah perpustakaan dan website yang ter-update secara berkelanjutan

2 2 2 2

Adapun faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian sasaran adalah

adanya: (1). Program atau kegiatan yang sudah direncanakan, (2). Dana yang

disediakan, (3). Komitmen untuk melaksanakannya, (4). Dukungan

instansi/stakeholder terkait di daerah kegiatan.

Adakalanya beberapa item dari kegiatan tersebut tidak terlaksana sesuai

rencana, hal ini dapat disebabkan adanya hambatan atau kendala yang terjadi

misalnya ketersediaan dana yang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan akibat

adanya revisi anggaran, dan resiko diluar kemampuan manusia seperti banjir dan

Page 28: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

28

serangan hama yang diluar dugaan, kesibukan petani pada kegiatan lain sehingga

pelaksanaan survei tidak berjalan lancar. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh

untuk menghadapi permasalahan ini adalah: (1). Penyediaan atau realisasi anggaran

yang tepat waktu, (2). Menyepakati dan menentukan responden yang akan

diwawancarai sebelum hari pelaksanaan. Oleh karena itu perlu perencanaan dan

perancangan program/kegiatan dengan matang didukung dengan peningkatan kualitas

SDM secara berkelanjutan untuk mengiringi perkembangan zaman dan tantangan

permasalahan yang ada, peningkatan sarana dan prasarana serta pemantapan

kelembagaan/organisasi dengan pola pengelolaan yang transparan dan efisien.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Sumatera Selatan pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran

dengan baik.

3.3.1. Anggaran dan Realisasi

Sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan alih teknologi spesifik

lokasi, dalam melaksanakan tupoksinya BPTP Sumsel pada TA. 2013 didukung oleh

sumber dana yang berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM) sebesar Rp

13.081.700.000,- diantaranya terdapat Penerimaan Negara Non Pajak sebesar Rp

36.104.000,-

Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun

Anggaran 2013 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Apabila dana tersebut

dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja pegawai sebesar

112,86%, belanja barang 88,64% dan belanja modal 98,99%. Akibat realisasi belanja

pegawai yang besarnya 112,86% ini maka secara keseluruhan realisasi penggunaan

dana dari DIPA BPTP tahun 2013 sebesar 99,23% seperti pada tabel berikut

Tabel 7. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2013

No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

1. Belanja Pegawai 5.108.777.000 5.765.904.340 112,86

2. Belanja Barang 6.531.723.000 5.789.494.488 88,64

3. Belanja Modal 1.441.200.000 1.426.609.795 98,99

Jumlah 13.081.700.000 12.982.008.623 99,23

Bila diasumsikan realisasi belanja pegawai sebesar 100%, maka realisasi

penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2013 tersebut sebesar 94,21%. Realisasi

Page 29: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

29

belanja barang yang hanya 88,64% tersebut disebabkan oleh terlambatnya pencairan

dana kegiatan karena adanya revisi anggaran dan terlambatnya pencairan dana

kegiatan setelah diajukannya rencana kerja. Selain itu adanya kesediaan petani untuk

melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi penghematan dana.

Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan

dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

(RKA-KL).

Selain dari DIPA tersebut, juga terdapat dana penelitian dari SMARTD dan

Direktif Presiden. Masing-masing terealisasi 90,63% untuk SMARTD dan 91,53% untuk

kegiatan Direktif Presiden seperti pada tabel berikut:

Tabel 8. Realisasi penggunaan dana selain DIPA di BPTP Sumsel Tahun 2013

No. Sumber dana Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

1. SMARTD 371.960.000 337.114.750 90,63

2. Perbenihan (Direktif Presiden)

127.775.000 116.960.000 91,53

Page 30: Lakip bptp sumsel 2013

Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

30

IV. PENUTUP

Implementasi kegiatan BPTP Sumsel dalam tahun 2013, diukur kinerjanya dan

dilaporkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah BPTP Sumsel

Tahun 2013 ini, yang merupakan LAKIP Tahun keempat atau terakhir dari pelaksanaan

Renstra BPTP Sumsel 2010-2014. Berdasarkan Format penyusunan LAKIP pada Surat

Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan

Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka

sudah ditetapkan sasaran dan indikatornya yang dituangkan dalam Rencana Kinerja

BPTP Sumsel Tahun 2013.

Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan target yang ditetapkan, BPTP

Sumsel dalam kategori berhasil dalam mencapai rencana tingkat capaian target

tersebut. Meskipun demikian dalam pelaksanaan beberapa program dan kegiatan

masih dihadapi kendala, seperti cuaca yang pada bulan tertentu sangat ekstrim, hama

dan penyakit tanaman serta aspek kelembagaan (sarana/prasarana, SDM) yang masih

terbatas dari segi kualitas, dan realisasi pencairan dana yang terlambat akibat revisi

anggaran.

Laporan akuntabilitas ini merupakan bahan evaluasi dan pertanggung-jawaban

atas kebijakan yang telah dilaksanakan sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran

untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas di masa mendatang. Alternatif solusi

dapat ditempuh antara lain dengan melakukan perencanaan dan perancangan

program/kegiatan dengan matang, peningkatan kualitas SDM secara berkelanjutan

yang mampu mengiringi perkembangan zaman dan mengatasi permasalahan yang

muncul, peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

serta pemantapan kelembagaan/ organisasi dengan pola pengelolaan yang transparan

dan efisien.