Top Banner
BADAN SAR NASIONAL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
58

LAKIP BASARNAS

Nov 21, 2015

Download

Documents

Wake Up

LAPORAN LAKIP
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BADAN SAR NASIONAL

    LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

    INSTANSI PEMERINTAH

    TAHUN 2013

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Umum

    a. Badan SAR Nasional (Basarnas) dibentuk sebagai lembaga yang

    bersifat kemanusiaan dalam bidang pencarian dan pertolongan pada

    musibah pelayaran, musibah penerbangan, bencana dan musibah lainnya.

    Basarnas lahir pada tanggal 28 Pebruari 1972 berdasarkan Keputusan

    Presiden Nomor 11 Tahun 1972 sebagai suatu lembaga yang bernama

    Badan SAR Indonesia (Basari). Selanjutnya pada Tahun 2007 Basarnas

    berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK),

    berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007

    tentang Badan SAR Nasional. Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut

    maka Basarnas bertugas membantu pemerintah dalam tugas-tugas bidang

    pencarian dan pertolongan. Keberhasilan tugas pencarian dan pertolongan

    tersebut juga sesuai tuntutan dari organisasi Internasional ICAO

    (International Civil Aviation Organization) dan IMO (International Maritim

    Organization) serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2006 tentang

    Pencarian dan Pertolongan.

    b. Seiring dengan bergulirnya arus reformasi sejak tahun 1998, tuntutan

    masyarakat makin meningkat terhadap adanya penyelenggaraan

    pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari

    Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam upaya mewujudkan Good

    Governance. Salah satu perwujudan Good Governance adalah hasil

    pelaksanaan tugas yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel). Hasil

    pelaksanaan tugas yang akuntabel tersebut antara lain dapat dilihat dari

    laporan akuntabilitas yang setiap tahun disusun.

    c. Ketetapan MPR-RI Nomor XI/MPR/1999 dan Undang-undang Nomor 28

    tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN

    serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

  • 2

    Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29

    Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

    Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menentukan

    bahwa setiap Instansi Pemerintah, Eselon I, Eselon II, sampai tingkat Unit

    kerja mandiri wajib membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugas

    pokok dan fungsi, kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan,

    berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

    d. Guna memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut di atas, disusunlah

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Basarnas

    sebagai salah satu perwujudan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

    pokok dan fungsi Basarnas Tahun Anggaran 2013.

    2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

    a. Kedudukan

    Kedudukan Basarnas sesuai Peraturan Presiden Nomor. 99 Tahun

    2007 tentang Badan SAR Nasional, berada di bawah dan bertanggung

    jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

    b. Tugas Pokok

    Basarnas mempunyai tugas membantu Presiden dalam

    menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Pencarian dan

    Pertolongan (Search And Rescue).

    c. Fungsi

    Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Basarnas

    menyelenggarakan fungsi :

    1) perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang SAR;

    2) perumusan kebijakan teknis di bidang SAR;

    3) koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang SAR;

    4) pembinaan, pengerahan dan pengendalian potensi SAR;

  • 3

    5) pelaksanaan siaga SAR;

    6) pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR;

    7) pengkoordinasian potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR;

    8) pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di

    bidang SAR;

    9) penelitian dan pengembangan di bidang SAR;

    10) pengelolaan data dan informasi dan komunikasi di bidang SAR;

    11) pelaksanaan hubungan dan kerjasama di bidang SAR;

    12) pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menjadi tanggung

    jawab Basarnas;

    13) penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum;

    14) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Basarnas;

    15) penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang SAR.

    d. Struktur Organisasi

    Berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor

    PER.KBSN-01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR

    Nasional, Struktur Organisasi Badan SAR Nasional yang telah diubah

    dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK.07 Tahun 2010

    Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor

    PER.KBSN-01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR

    Nasional dan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK.18 Tahun

    2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan SAR

    Nasional Nomor PER.KBSN-01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Badan SAR Nasional terdiri dari :

    1) Kepala. Kepala Basarnas ditunjuk langsung oleh Presiden yang

    dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Presiden.

    2) Sekretariat Utama. Sekretariat Utama adalah unsur pembantu

    pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

    Basarnas. Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama yang

    terdiri atas 3 (tiga) Biro yaitu Biro Umum, Biro Perencanaan dan KTLN

    serta Biro Hukum dan Kepegawaian.

  • 4

    3) Deputi Bidang Potensi SAR. Deputi Bidang Potensi SAR adalah

    unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Basarnas di bidang potensi

    SAR yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

    Basarnas. Deputi Bidang Potensi SAR dipimpin oleh Deputi yang terdiri

    atas 2 (dua) Direktorat yaitu Direktorat Sarana dan Prasarana serta

    Direktorat Pendidikan dan Pelatihan, dan Pemasyarakatan SAR.

    4) Deputi Bidang Operasi SAR. Deputi Bidang Operasi SAR

    adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Basarnas di bidang

    operasi SAR yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Kepala Basarnas. Deputi Bidang Operasi SAR dipimpin oleh Deputi

    yang terdiri atas 2 (dua) Direktorat yaitu Direktorat Operasi dan Latihan

    serta Direktorat Komunikasi.

    5) Pusat Data dan Informasi. Pusat Data dan Informasi adalah

    unsur penunjang Basarnas yang berada di bawah dan

    bertanggungjawab kepada Kepala Basarnas melalui Sekretaris Utama.

    Pusat Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala.

    6) Inspektorat. Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada

    di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Basarnas melalui

    Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

    7) Unit Pelaksana Teknis. Untuk melaksanakan tugas SAR dan

    administratif Basarnas di daerah, dibentuk Unit Pelaksana Teknis yang

    berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Basarnas.

  • 5

    Gambar 1.1. Struktur Organisasi Basarnas

    INPEKTORAT

    PUSDATIN

    KEPALA

    BASARNAS

    SEKRETARIAT

    UTAMA

    BIRO UMUM BIRO HUKUM &

    KEPEGAWAIAN

    BIRO REN &

    KTLN

    DEPUTI BIDANG

    OPERASI SAR

    DIT. OPERASI &

    LATIHAN DIT. KOMUNIKASI

    DEPUTI BIDANG

    POTENSI SAR

    DIT. SARANA &

    PRASARANA

    DIT. BINA KETENAGAAN

    & PEMASYARAKATAN

    SAR

    KELOMPOK

    JABATAN

    FUNGSIONAL

    BALAI DIKLAT

  • 6

    Gambar 1.2. Struktur Organisasi Kantor SAR Kelas A

    Gambar 1.3. Struktur Organisasi Kantor SAR Kelas B

    KELOMPOK

    JABATAN

    FUNGSIONAL

    SEKSI OPERASI

    SAR

    KANTOR

    SAR KELAS A

    SUB BAGIAN

    UMUM

    SEKSI POTENSI

    SAR

    KELOMPOK

    JABATAN

    FUNGSIONAL

    SUB SEKSI

    OPERASI SAR

    KANTOR

    SAR KELAS B

    URUSAN

    UMUM

    SUB SEKSI

    POTENSI SAR

  • 7

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    3. Umum

    a. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007, Basarnas

    mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pencarian

    dan pertolongan (Search and Rescue) yang selanjutnya disebut SAR sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu

    mempunyai tugas pula melaksanakan pembinaan pengkoordinasian, dan

    pengendalian potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang dan

    material yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya

    dalam pelayaran dan/atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR

    dalam bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR

    nasional dan internasional.

    b. Peningkatan pelayanan SAR yang dituntut dari Basarnas memerlukan

    suatu perencanaan yang mempunyai perspektif lebih panjang, karena

    berbagai masalah yang dihadapi saat ini baik yang menyangkut

    kelembagaan, sumber daya manusia, sarana/ prasarana dan peralatan,

    sistem SAR nasional, koordinasi dan penyuluhan serta sosialisasi kepada

    masyarakat, memerlukan penanganan secara bertahap

    c. Dalam rangka membuat arah kebijakan jangka panjang tersebut maka

    dibuatlah Rencana Strategis Basarnas 2010-2014 sebagai dasar acuan

    dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan pengembangan

    kelembagaan Basarnas, hukum dan kewenangan, sumber daya manusia,

    pendidikan dan pelatihan, sarana/ prasarana, penyuluhan dan sosialisasi

    kepada masyarakat, kerjasama nasional dan internasional serta dalam

    rangka pelayanan jasa pencarian dan pertolongan yang terlaksana secara

    terpadu dengan program pembangunan nasional, dan bersifat komprehensif

    dan responsif terhadap perkembangan lingkungan serta berpegang kepada

    pendekatan kesisteman.

  • 8

    4. Ikhtisar Rencana Strategis (RENSTRA) 2010 2014

    a. Visi

    Basarnas mempunyai visi yaitu Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR

    pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, andal dan aman.

    b. Misi

    Untuk mewujudkan visi tersebut, Basarnas mempunyai misi

    menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif dan efisien melalui

    upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang

    didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, fasilitas SAR yang

    memadai, dan prosedur kerja yang mantap dalam mewujudkan visi

    Basarnas.

    c. Tujuan dan Sasaran Strategis

    Dalam rangka mencapai visi dan misi Basarnas seperti yang

    dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke

    dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan

    strategis organisasi.

    Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari

    pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1

    (satu) sampai 5 (lima) tahun. Basarnas dapat secara tepat mengetahui apa

    yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya

    dengan diformulasikannya tujuan strategis ini dalam mempertimbangkan

    sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan

    tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Basarnas untuk mengukur

    sejauh mana visi dan misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan

    strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Oleh karena itu,

    tujuan strategis Basarnas adalah mendukung terwujudnya penyelenggaraan

    operasi SAR yang efektif dan efisien melalui upaya tindak awal yang

    maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh SDM yang

    profesional, fasilitas SAR yang memadai dan prosedur kerja yang mantap.

    Selanjutnya dirumuskan sasaran strategis untuk dapat mengukur

  • 9

    pencapaian tujuan dimaksud. Pengukuran keberhasilan ini dilakukan

    melalui indikator kinerja yang terukur.

    Tabel 2.1. Sasaran Strategis Basarnas

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran

    Indikator Kinerja Utama (IKU): Response time pada operasi SAR dalam penanganan musibah/ bencana

    1. Meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Rata-rata response time pada penanganan musibah pelayaran

    Rata-rata response time pada penanganan musibah penerbangan

    Rata-rata response time pada penanganan bencana

    Rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain

    2. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana

    Rata-rata waktu tindak awal dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Prosentase kecukupan personil siaga rescuer pada Kantor SAR

    Prosentase cakupan wilayah yang mampu dijangkau

    Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase keberhasilan evakuasi korban pada operasi SAR

    3. Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam kegiatan SAR

    4. Meningkatkan peran serta organisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan latihan SAR

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR maritim

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR darat

    5. Meningkatkan kemampuan organisasi potensi SAR dalam melaksanakan operasi SAR

    Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR

    Prosentase peningkatan organisasi potensi SAR yang dibina

  • 10

    d. Program

    Berdasarkan Rencana Strategis Badan SAR Nasional tahun 2010-2014,

    Basarnas didukung dengan 2 (dua) program generik dan 1 (satu) program

    teknis sebagai berikut :

    1) Program dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis

    lainnya Basarnas. Program ini menitikberatkan pada terlaksananya

    kegiatan perencanaan dan program termasuk kerjasama luar negeri,

    tersusunnya peraturan perundang-undangan, terlaksananya

    pengelolaan administrasi perkantoran, keuangan, data, informasi, serta

    terlaksananya pengawasan dan pembinaan internal Basarnas.

    2) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Basarnas.

    Program ini lebih menekankan pada pembinaan dan peningkatan

    sarana dan prasarana aparatur Basarnas dalam mencapai visi dan misi.

    3) Program pengelolaan pencarian, pertolongan dan

    penyelamatan. Program ini bertujuan pada pelaksanaan pengelolaan

    sarana dan prasarana SAR serta pembinaan pengawakan,

    terselenggaranya diklat SAR, pengelolaan operasi dan Latihan SAR,

    dan terlaksananya pengelolaan sistem peralatan komunikasi SAR

    5. Perjanjian Kinerja

    a. Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja dalam pelaksanaan tugas

    yang tertuang dalam Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja pada dasarnya

    adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk

    mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun

    tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan

    khusus Penetapan Kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,

    transparansi, dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara penerima

    amanah dan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/

    kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok

  • 11

    ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja, dan sebagai dasar pemberian

    reward atau penghargaan dan sanksi.

    b. Basarnas telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2013 secara

    berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada.

    Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja

    pada akhir Tahun 2013. Penetapan Kinerja Basarnas Tahun 2013 disusun

    dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2013 yang telah

    ditetapkan sehingga secara substansial Penetapan Kinerja Tahun 2013

    tidak ada perbedaan dengan Rencana Kinerja Tahun 2013. Adapun

    Penetapan Kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2013 Basarnas

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Target

    Keterangan

    Indikator Kinerja Utama (IKU): Response time pada operasi SAR dalam penanganan musibah/ bencana

    2 Jam 30 Menit

    1.

    Meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Rata-rata response time pada penanganan musibah pelayaran

    3 jam

    Rata-rata response time pada penanganan musibah penerbangan

    2 jam

    Rata-rata response time pada

    penanganan bencana

    2 jam

    Rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain

    3 jam

    2.

    Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana

    Rata-rata waktu tindak awal dalam penyelenggaraan operasi SAR

    10 menit

    Prosentase kecukupan personil siaga rescuer pada Kantor SAR

    88%

    Prosentase cakupan wilayah yang mampu dijangkau

    81%

  • 12

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Target

    Keterangan

    Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase keberhasilan evakuasi korban pada operasi SAR

    95%

    3.

    Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    90%

    Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    95%

    Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam kegiatan SAR

    63,3%

    4.

    Meningkatkan peran serta organisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan latihan SAR

    400

    orang

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR maritim

    80%

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR darat

    80%

    5.

    Meningkatkan kemampuan organisasi potensi SAR dalam melaksanakan operasi SAR

    Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR

    45%

    Prosentase peningkatan organisasi potensi SAR yang dibina

    45%

  • 13

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA BADAN SAR NASIONAL

    6. Umum

    a. Akuntabilitas kinerja merupakan langkah strategis dalam menerapkan

    kinerja yang berorientasi pada hasil (result oriented). Kebijakan pemerintah

    yang berorientasi pada hasil akan lebih difokuskan pada kepentingan

    masyarakat pada umumnya.

    b. Akuntabilitas kinerja dapat dipertanggungjawabkan apabila disertai

    dengan adanya informasi mengenai hasil-hasil yang diperoleh. Hasil-hasil

    yang diperoleh tersebut kinerjanya harus diukur sampai sejauh mana

    pencapaiannya melalui pengukuran kinerja. Berdasarkan analisa terhadap

    akuntabilitas kinerja tersebut dapat dijadikan landasan untuk penilaian atas

    keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan dan kebijakan

    sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan

    visi dan misi dengan memperhatikan rencana kerja dan realisasi kerja

    dalam program Basarnas 2013.

    c. Di dalam penilaian pencapaian kinerja Badan SAR Nasional dilakukan

    pengelompokan kategori, yaitu :

    Tabel 3.1. Penilaian Pencapaian Kinerja

    No. Kategori Nilai Angka (%) Interprestasi

    1. A 86 100 Sangat Baik

    2. B 66 85 Baik

    3. C 51 65 Cukup

    4. D 0 50 Kurang

    Secara garis besar capaian kinerja Basarnas dapat dikatakan sangat baik

    dengan kategori A dan sudah memenuhi target capaian kinerja. Target

  • 14

    Kinerja dimaksud dicapai melalui Indikator Kinerja Utama dengan cara

    perhitungan sebagai berikut .

    7. Prosedur Pengumpulan Data

    Pengukuran Capaian Kinerja Basarnas Tahun 2013 dilakukan dengan cara

    membandingkan antara Target (rencana) dan Realisasi dari tiap-tiap

    indikator. Pencatatan dan pengumpulan data diperoleh dari seluruh Unit

    Kerja di lingkungan Basarnas dari tiap eselon pada Kantor Pusat Basarnas,

    9 (sembilan) Kantor SAR Kelas A, 24 (dua puluh empat) Kantor SAR Kelas

    B serta 57 (lima puluh tujuh) Pos SAR yang tersebar di seluruh Indonesia,

    baik data administratif maupun data teknis. Data-data tersebut kemudian

    dianalisa dan dievaluasi sehingga didapatkan data realisasi dari indikator

    yang telah ditetapkan. Adapun prosedur pengumpulan data tersebut

    sebagaimana pada gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Prosedur Pengumpulan Data

    Kantor Pusat Basarnas

    Deputi Bidang Operasi SAR

    Deputi Bidang Potensi SAR

    33 Kantor SAR

    Sekretariat Utama

    57 Pos SAR

    PUSAT DATA

    Data Realisasi Tiap-tiap Indikator

    Proses Analisa & Evaluasi

  • 15

    8. Analisis Capaian Kinerja

    Pencapaian kinerja Basarnas Tahun 2013 diukur dari 3 (tiga) Indikator

    Kinerja Utama (Key Performance Indicator) yang diterangkan pada tabel

    berikut.

    Tabel 3.2. Indikator Kinerja Utama Basarnas

    Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

    Response time pada operasi SAR dalam

    penanganan musibah/ bencana

    2 jam

    30 menit

    48 menit

    Prosentase keberhasilan evakuasi korban

    pada operasi SAR

    95%

    98,66%

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam

    kegiatan SAR

    63,33%

    82,67%

    Berikut penjelasan masing-masing indikator kinerja utama beserta sasaran

    strategis dan indikator kinerja sasaran yang mendukungnya.

    a. Indikator Kinerja Utama Response time pada operasi SAR dalam

    penanganan musibah/ bencana (48 menit).

    Capaian dari indikator kinerja utama response time pada operasi SAR

    dalam penanganan musibah/ bencana pada tahun 2013 sebesar 48 menit

    dari target capaian 2 jam 30 menit.

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka capaian

    indikator kinerja utama response time pada operasi SAR dalam

    penanganan musibah/ bencana pada tahun 2013 mengalami kenaikan atau

    lebih cepat. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

  • 16

    Tabel 3.3. Tabel Perbandingan Indikator Kinerja Utama Response time pada operasi

    SAR dalam penanganan musibah/ bencana

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 5 jam 30 menit 3 jam 47 menit

    Tahun 2011 4 jam 30 menit 1 jam 57 menit

    Tahun 2012 3 jam 30 menit 1 jam 29 menit

    Tahun 2013 2 jam 30 menit 48 menit

    Capaian kinerja response time pada operasi SAR dalam penanganan

    musibah/ bencana ini berasal dari sasaran strategis sebagai berikut :

    1) Meningkatnya pelayanan dalam penyelenggaraan operasi SAR;

    2) Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya

    musibah/ bencana

    Penjelasan dari perhitungan sasaran tersebut adalah sebagai berikut:

    1) Meningkatnya pelayanan dalam penyelenggaraan operasi SAR.

    Pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari capaian 4 (empat) indikator

    kinerja sasarannya, sebagai berikut :

    Tabel 3.4. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Pelayanan Dalam

    Penyelenggaraan Operasi SAR

    Indikator Kinerja Target Realisasi

    Rata-rata response time pada penanganan musibah pelayaran

    3 jam 1 jam

    6 menit

    Rata-rata response time pada penanganan musibah penerbangan

    2 jam 42 menit

    Rata-rata response time pada penanganan bencana

    2 jam 33 menit

    Rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain

    3 jam 51 menit

    Rata-rata response time adalah ukuran seberapa cepat upaya

    pencarian dan pertolongan pada tindak awal musibah pelayaran,

    musibah penerbangan, bencana dan musibah lain-lain yang ditentukan

  • 17

    berdasarkan diterimanya berita musibah hingga kesiapan personil/ SAR

    Rescue Unit (SRU) untuk mobilisasi ke lokasi. Rumus perhitungan dari

    response time dapat dilihat di bawah ini.

    = 1 + 2 + 3

    Keterangan :

    T1 = Waktu Precom-Excom

    T2 = Waktu Briefing

    T3 = Waktu Persiapan Keberangkatan Tim/ Personil SAR

    Data response time dari musibah yang ditangani Basarnas Tahun 2013

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.5. Data Response Time Tahun 2013

    NO BULAN PELAYARAN PENERBANGAN BENCANA LAINNYA

    1 Januari 32 0 55 66

    2 Pebruari 95 0 60 67

    3 Maret 23 0 68 14

    4 April 34 80 50 76

    5 Mei 75 5 74 19

    6 Juni 79 28 31 78

    7 Juli 28 0 162 118

    8 Agustus 14 0 18 66

    9 September 35 58 11 24

    10 Oktober 83 0 23 102

    11 Nopember 28 0 78 97

    12 Desember 16 15 47 112

    RATA-RATA

    66 menit 42 menit 33 menit 51 menit

    1 jam 6 menit

    42 menit 33 menit 51 menit

  • 18

    Tabel 3.6. Data Response Time Tahun 2012

    NO BULAN PELAYARAN PENERBANGAN BENCANA LAINNYA

    1 Januari 283,95 - 18,50 107,62

    2 Pebruari 154,30 - 187,56 109,27

    3 Maret 182,27 15,00 45,44 63,72

    4 April 175,39 238,00 28,83 85,30

    5 Mei 140,61 107,50 51,43 37,71

    6 Juni 279,53 15,00 15,00 104,91

    7 Juli 141,37 - 45,00 78,17

    8 Agustus 244,97 305,00 174,17 58,09

    9 September 453,72 195,00 28,33 88,48

    10 Oktober 213,60 - 55,00 210,32

    11 Nopember 181,90 5,00 64,65 63,30

    12 Desember 367,02 43,00 48,56 125,05

    RATA-RATA

    170 menit 67 menit 50 menit 71 menit

    2 jam 50 menit

    1 jam 7 menit

    50 menit 1 jam

    11 menit

    Tabel 3.7. Data Response Time Tahun 2011

    NO BULAN PELAYARAN PENERBANGAN BENCANA LAIN-LAIN

    1 Januari 41,79 15 37,5 83,56

    2 Pebruari 293,79 40 21,33 65,45

    3 Maret 129,40 0 203,33 29,04

    4 April 375,36 0 32,5 192,79

    5 Mei 289,82 910 41,67 98,11

    6 Juni 316,05 0 20 100,79

    7 Juli 187,86 0 123 90,38

    8 Agustus 284,70 35 80 83,72

    9 September 169,88 24,67 37,5 84

    10 Oktober 162,32 0 46,67 139,66

    11 November 98,61 85 60,5 39

    12 Desember 240,41 0 107,14 105,03

    RATA-RATA

    215 menit 92 menit 67 menit 92 menit

    3 Jam 35 Menit

    1 Jam 32 Menit

    1 Jam 7 Menit

    1 Jam 32 Menit

  • 19

    Prosentase capaian sasaran meningkatnya pelayanan dalam

    penyelenggaraan operasi SAR pada tahun 2013 apabila dibandingkan

    dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan.

    Berikut penjabaran dari indikator-indikator yang mendukung sasaran

    meningkatnya pelayanan dalam penyelenggaraan operasi SAR pada tahun

    2013.

    a) Response Time pada musibah pelayaran

    Rata-rata response time pada musibah pelayaran Tahun 2013

    adalah 1 jam 6 menit dari target 3 jam, sehingga telah memenuhi

    target.

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka rata-

    rata response time pada musibah pelayaran pada tahun 2013

    mengalami kenaikan atau lebih cepat, yaitu dari rata-rata response

    time selama 5 jam 10 menit pada tahun 2010, 3 jam 35 menit pada

    tahun 2011, 2 jam 50 menit pada tahun 2012 menjadi 1 jam 6

    menit pada tahun 2013. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada

    gambar di bawah ini.

    Gambar 3.4. Perbandingan Response Time pada Musibah Pelayaran

    5:10:00

    3:35:00

    2:50:00

    1:06:00

    0:00:00

    1:12:00

    2:24:00

    3:36:00

    4:48:00

    6:00:00

    2010 2011 2012 2013

    Response Time Pada Musibah Pelayaran

  • 20

    Tabel 3.9. Tabel Perbandingan Response Time pada Musibah Pelayaran

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 6 jam 5 jam 10 menit

    Tahun 2011 5 jam 3 jam 35 menit

    Tahun 2012 4 jam 2 jam 50 menit

    Tahun 2013 3 jam 1 jam 6 menit

    b) Response Time pada musibah penerbangan

    Rata-rata response time pada musibah penerbangan Tahun 2013

    adalah 42 menit dari target 2 jam, sehingga telah memenuhi target.

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka rata-

    rata response time pada musibah penerbangan pada tahun 2013

    mengalami kenaikan atau lebih cepat, yaitu dari rata-rata response

    time selama 2 jam 05 menit pada tahun 2010, 1 jam 32 menit pada

    tahun 2011, 1 jam 07 menit pada tahun 2012 menjadi 42 menit

    pada tahun 2013. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar

    di bawah ini.

    Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 3.5. Perbandingan Response Time pada Musibah Penerbangan

    2:05:00

    1:32:00

    1:07:00

    0:42:00

    0:00:00

    0:28:48

    0:57:36

    1:26:24

    1:55:12

    2:24:00

    2010 2011 2012 2013

    Response Time Pada Musibah Penerbangan

  • 21

    Tabel 3.10. Tabel Perbandingan Response Time pada Musibah Penerbangan

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 5 jam 2 jam 05 menit

    Tahun 2011 4 jam 1 jam 32 menit

    Tahun 2012 3 jam 1 jam 07 menit

    Tahun 2013 2 jam 42 menit

    c) Response Time pada bencana

    Rata-rata response time pada bencana Tahun 2013 adalah 33

    menit dari target 2 jam, sehingga telah memenuhi target.

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2012 maka rata-rata

    response time pada bencana pada tahun 2013 mengalami

    penurunan atau lebih lambat, yaitu dari rata-rata response time

    selama 1 jam 7 menit pada tahun 2011, 50 menit pada tahun 2012

    menjadi 33 menit pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2010

    rata-rata response time pada bencana selama 3 jam 11 menit.

    Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 3.6. Perbandingan Response Time pada Bencana

    3:11:00

    1:07:00 0:50:00

    0:33:00

    0:00:00

    0:28:48

    0:57:36

    1:26:24

    1:55:12

    2:24:00

    2:52:48

    3:21:36

    2010 2011 2012 2013

    Response Time Pada Bencana

  • 22

    Tabel 3.11. Tabel Perbandingan Response Time pada Bencana

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 5 jam 3 jam 11 menit

    Tahun 2011 4 jam 1 jam 7 menit

    Tahun 2012 3 jam 50 menit

    Tahun 2013 2 jam 33 menit

    d) Response Time pada musibah lain-lain

    Rata-rata response time pada musibah lain-lain Tahun 2013 adalah

    51 menit dari target 3 jam, sehingga telah memenuhi target.

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2012 maka rata-rata

    response time pada musibah lainnya pada tahun 2013 mengalami

    penurunan atau lebih lambat, yaitu dari rata-rata response time

    selama 1 jam 32 menit pada tahun 2011, 1 jam 11 menit pada

    tahun 2012 menjadi 51 menit pada tahun 2013. Sedangkan pada

    tahun 2010 rata-rata response time pada musibah lainnya selama 4

    jam 44 menit.

    Pada musibah lainnya sebagian besar berita yang diterima berasal

    dari masyarakat sehingga diperlukan konfirmasi ke tempat yang

    dilaporkan telah terjadi musibah. Konfirmasi tersebut dimaksudkan

    selain untuk memastikan kebenaran musibah, juga untuk

    memastikan musibah apa yang terjadi sehingga dapat dijadikan

    acuan penyiapan personil dan peralatan SAR pada musibah

    dimaksud.

  • 23

    Gambar 3.7. Perbandingan Response Time pada Musibah Lainnya

    Tabel 3.12. Tabel Perbandingan Response Time pada Musibah Lainnya

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 6 jam 4 jam 44 menit

    Tahun 2011 5 jam 1 jam 32 menit

    Tahun 2012 4 jam 1 jam 11 menit

    Tahun 2013 3 jam 51 menit

    Prosentase capaian kinerja rata-rata response time pada penanganan

    musibah pelayaran, musibah penerbangan, bencana dan musibah lain-

    lain sudah mencapai target atau lebih dari 100%. Hal tersebut dapat

    menggambarkan kinerja Basarnas yang semakin baik, Berikut ini

    adalah data yang menggambarkan semakin cepat response time yang

    dimiliki Basarnas, semakin banyak jumlah korban yang terselamatkan

    dan ditemukan.

    Jenis Musibah Prosentase korban

    terselamatkan Prosentase korban

    ditemukan

    Pelayaran

    Tahun 2010 83,31% 91,81%

    Tahun 2011 87,38% 95,22%

    Tahun 2012 93,39% 95,21%

    Tahun 2013 93,65% 96,49%

    4:44:00

    1:32:00 1:11:00

    0:51:00

    0:00:00

    1:12:00

    2:24:00

    3:36:00

    4:48:00

    6:00:00

    2010 2011 2012 2013

    Response Time Pada Musibah Lainnya

  • 24

    Jenis Musibah Prosentase korban

    terselamatkan Prosentase korban

    ditemukan

    Penerbangan

    Tahun 2010 99,34% 100%

    Tahun 2011 79,19% 100%

    Tahun 2012 92,50% 100%

    Tahun 2013 94,66% 100%

    Bencana

    Tahun 2010 44,19% 86,17%

    Tahun 2011 51,50% 94,74%

    Tahun 2012 97,18% 99,73%

    Tahun 2013 99,23% 99,93%

    Musibah Lainnya

    Tahun 2010 30,76% 91,28%

    Tahun 2011 59,22% 92,66%

    Tahun 2012 81,55% 98,22%

    Tahun 2013 50,84% 92,73%

    Dari uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa pencapaian kinerja

    melalui sasaran strategis Pelayanan dalam Penyelenggaraan Operasi

    SAR meningkat baik dilihat dari sisi pencapaian target kinerja Tahun

    2010-2013. Peningkatan kinerja ini terjadi karena adanya sosialisasi

    yang terus dilakukan oleh Basarnas dan Kantor SAR di daerah dan

    selalu siap siaga dalam melaksanakan tindak awal yang maksimal

    serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya

    manusia yang profesional, fasilitas SAR yang memadai, dan prosedur

    kerja yang mantap.

    2) Meningkatnya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya

    musibah/ bencana. Pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari capaian

    3 (tiga) indikator kinerja sasarannya yaitu sebagai berikut :

    Tabel 3.14. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya kesiapsiagaan dalam

    mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana

    Indikator Kinerja Target Realisasi

    Rata-rata waktu tindak awal dalam penyelenggaraan operasi SAR

    10 menit 10 menit

    Prosentase kecukupan personil siaga rescuer pada Kantor SAR

    88% 50%

    Prosentase cakupan wilayah yang mampu dijangkau

    81% 100%

  • 25

    Untuk mewujudkan keberhasilan dalam penyelenggaraan setiap operasi

    SAR, maka harus didukung dengan adanya kesiapsiagaan personil dan

    sarana SAR yang memadai. Siaga SAR adalah serangkaian kegiatan

    yang dilakukan untuk memonitor, mengawasi, mengantisipasi, dan

    mengkoordinasikan kegiatan SAR dalam musibah dan bencana.

    Prosentase capaian sasaran meningkatkan kesiapsiagaan dalam

    mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana pada tahun 2013 apabila

    dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan.

    Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    Tabel 3.15. Tabel Perbandingan Prosentase Capaian Sasaran Meningkatkan

    kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana

    Tahun Prosentase

    Tahun 2010 97,08%

    Tahun 2011 92,00%

    Tahun 2012 86,33%

    Tahun 2013 93,42%

    Gambar 3.8. Perbandingan Prosentase Capaian Sasaran Meningkatkan

    kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana

    97.08% 92.00%

    86.33%

    93.42%

    60.00%

    70.00%

    80.00%

    90.00%

    100.00%

    110.00%

    120.00%

    2010 2011 2012 2013

    Perbandingan Prosentase Capaian Sasaran Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi

    terjadinya musibah/ bencana

  • 26

    Berikut penjabaran dari indikator-indikator pendukung sasaran strategis

    meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya

    musibah/ bencana.

    a) Rata-rata waktu tindak awal dalam penyelenggaraan operasi

    SAR

    Waktu tindak awal dalam penyelenggaraan operasi SAR adalah

    untuk mengukur seberapa cepat upaya mencari kebenaran

    informasi musibah/ bencana yang diterima dengan alat komunikasi

    (dimana tahapan ini disebut preliminary communication extended

    communication) untuk dapat ditindaklanjuti. Tindak awal

    pelaksanaan operasi SAR dilakukan apabila laporan berita

    terjadinya musibah/ bencana berasal dari sumber yang dianggap

    belum jelas kebenarannya, misalnya adanya signal distress yang

    diterima oleh satelit atau laporan dari individu/ perusahaan.

    Tabel 3.16. Perbandingan rata-rata waktu tindak awal

    Tahun Target Realisasi

    2010 00:20:00 00:21:00

    2011 00:15:00 00:15:00

    2012 00:10:00 00:10:00

    2013 00:10:00 00:10:00

    Rata-rata waktu tindak awal dalam penyelenggaraan operasi SAR

    pada Tahun 2013 tetap apabila dibandingkan dengan tahun 2012

    sedangkan jika dibandingkan dengan rata-rata waktu tindak awal

    tahun 2011 dan 2010 mengalami kenaikan, yaitu 15 menit pada

    tahun 2011 dan 21 menit pada Tahun 2010. Berikut grafik

    perbandingan rata-rata tindak awal dalam penyelenggaraan operasi

    SAR Tahun 2010 - 2013.

  • 27

    Gambar 3.9. Perbandingan Rata-rata Waktu Tindakan Awal

    b) Prosentase kecukupan personil siaga rescuer pada Kantor

    SAR

    Kesiapsiagaan yang dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya

    musibah/ bencana dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam

    yang meliputi siaga rescuer, siaga komunikasi, siaga Awak Buah

    Kapal (ABK), dan siaga kepala jaga harian (Kajahar). Kecukupan

    personil siaga terutama siaga rescuer berpengaruh besar pada

    keberhasilan operasi SAR yang efektif dan efisien.

    Saat ini pelaksanaan siaga rescuer pada Kantor SAR rata-rata

    dilaksanakan oleh 6 (enam) personil, sedangkan standar siaga

    rescuer sebanyak 12 (duabelas) personil hal tersebut dikarenakan

    masih terbatasnya ketersediaan anggaran siaga rescuer yang ada

    dalam DIPA Basarnas. Di samping itu jumlah personil siaga masih

    belum sesuai dengan kebutuhan.

    Masih kurangnya personil dalam siaga rescuer sangat berpengaruh

    terhadap kinerja Basarnas khususnya response time dikarenakan

    apabila terjadi musibah/ bencana, maka masih harus menunggu

    kelengkapan jumlah rescuer untuk berkumpul karena personil yang

    melakukan siaga rescuer rata-rata hanya 6 (enam) personil.

    0:21:00

    0:15:00

    0:10:00 0:10:00

    0:00:00

    0:07:12

    0:14:24

    0:21:36

    0:28:48

    2010 2011 2012 2013

    Rata-rata waktu tindak awal

  • 28

    Untuk mengatasi kekurangan personil rescuer tersebut Basarnas

    telah mengajukan penambahan tenaga rescuer dari penerimaan

    pegawai baru pada Tahun Anggaran 2013, namun belum dapat

    menambah kekurangan personil karena personil rescuer baru dapat

    direalisasikan mulai awal tahun 2014. Berikut grafik perbandingan

    prosentase kecukupan personil siaga rescuer Tahun 2010 2013.

    Gambar 3.10. Perbandingan Prosentase Kecukupan Personil Siaga Rescuer

    Pada Kantor SAR

    c) Prosentase cakupan wilayah yang mampu dijangkau

    Kecepatan dan keberhasilan operasi SAR juga sangat dipengaruhi

    oleh jumlah sebaran kantor SAR yang berada di seluruh Indonesia,

    semakin banyak jumlah Kantor SAR maka pelaksanaan operasi

    SAR akan semakin cepat. Apabila dilihat dari jumlah provinsi maka

    jumlah kantor SAR yang dirasa masih kurang, karena masih ada

    beberapa kantor SAR yang memiliki wilayah tanggungjawab 2 (dua)

    sampai 3 (tiga) provinsi, sehingga masih perlu diadakan

    penambahan Kantor SAR.

    Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor :

    PK. 19 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

    Search And Rescue, serta Surat Edaran Menteri Pendayagunaan

    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : B/2299/M.PAN-

    50.00% 50.00% 50.00% 50.00%

    2010 2011 2012 2013

    PROSENTASE KECUKUPAN PERSONIL SIAGA RESCUER PADA KANTOR SAR

  • 29

    RB/08/2013 tanggal 8 Agustus 2012 Perihal : Penataan Organisasi

    dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Badan SAR Nasional, jumlah

    Kantor SAR dan Pos SAR terdiri atas :

    - 9 (sembilan) lokasi Kantor SAR Kelas A;

    - 24 (dua puluh empat) lokasi Kantor SAR Kelas B;

    - 57 (lima puluh tujuh) lokasi Pos SAR.

    Dari 33 Kantor SAR yang dimiliki Basarnas maka prosentase

    cakupan wilayah yang mampu dijangkau terealisasi sebesar 100%

    dari target sebesar 81% atau telah memenuhi target. Apabila

    dibandingkan dengan Tahun 2012 maka Prosentase cakupan

    wilayah yang mampu dijangkau mengalami kenaikan, yaitu sebesar

    72,72 pada tahun 2012.

    Berikut koordinat letak 33 (tiga puluh tiga) Kantor SAR dan 57 (lima

    puluh tujuh) Pos SAR.

    Tabel 3.17. Koordinat Kantor SAR dan Pos SAR

    NO KANTOR SAR KOORDINAT

    1 MEDAN 03 33' 7.62'' LU - 098 31' 11.82'' BT

    Pos SAR Tanjung Balai 02 59' 33.48'' LU - 099 50' 57.9'' BT

    Pos SAR Sibolga 01 42' 7.44'' LU - 098 49' 24.3'' BT

    Pos SAR Nias 01 13' 55.86'' LU - 097 39' 8.22'' BT

    2 PADANG 00 48' 29.8''LS - 100 19' 32.5'' BT

    Pos SAR Pasaman 00 07' 46.4''LU - 099 52' 19.3'' BT

    Pos SAR Kepulauan Mentawai

    2 58' 44" LS - 100 21' 50" E

    3 BENGKULU 03 52' 42.3''LS - 102 20' 52.5'' BT

    4 JAKARTA 06 07' 35.00'' LS - 106 39' 20'' BT

    Pos SAR Sukabumi 06 54' 46.00'' LS - 106 56' 01'' BT

    Pos SAR Merak 05 56' 07.00'' LS - 106 00' 02'' BT

    5 BANDUNG 06 57' 58.00'' LS - 107 40' 30'' BT

    Pos SAR Cirebon 06 40' 24.58'' LS - 108 25' 17'' BT

    6 SEMARANG 07 00' 03'' LS - 110 20' 23.84'' BT

    Pos SAR Jepara 06 37' 41'' LS - 110 42' 30'' BT

    Pos SAR Cilacap 07 43' 9.47'' LS - 109 01' 2.32'' BT

  • 30

    NO KANTOR SAR KOORDINAT

    Pos SAR Yogyakarta 07 48' 48.89" LS - 110 15' 44.36" BT

    Pos SAR Surakarta 07 34' 24'' LS - 110 48' 59'' BT

    7 SURABAYA 07 22' 15.79'' LS - 112 46' 41.82'' BT

    Pos SAR Trenggalek 08 05' 14.59'' LS - 111 42' 38.98'' BT

    Pos SAR Jember 08 06' 20.48'' LS - 113 44' 15.02'' BT

    8 DENPASAR 08 47' 25'' LS - 115 09' 48'' BT

    Pos SAR Karangasem 08 28' 56'' LS - 115 37' 20'' BT

    Pos SAR Jembrana 08 20' 36.8'' LS - 114 34' 03.7'' BT

    Pos SAR Buleleng 08 6' 43" LS - 115 5' 28" BT

    9 MANADO 01 24' 05.16'' LU - 125 00' 52.00'' BT

    Pos SAR Amurang 01 11' 25.66'' LU - 125 34' 46.96'' BT

    10 GORONTALO 00 33' 21.86'' LU - 123 03' 59.63'' BT

    11 MAKASSAR 05 04' 19.26'' LS - 119 32' 39.42'' BT

    Pos SAR Bone 04 34' 14.58'' LS - 120 22' 48'' BT

    Pos SAR Selayar 06 08' 28.2'' LS - 120 27' 12.12'' BT

    Pos SAR Mamuju 2 41' 53 LS - 118 51' 50 BT

    12 BIAK 01 11' 17'' LS - 136 7' 7'' BT

    Pos SAR Kab. Nabire 03 18' 00'' LS - 135 34' 00'' BT

    Pos SAR Kab. Serui 01 52' 00'' LS - 136 13' 30'' BT

    13 BANDA ACEH 05 31' 12.04'' LU - 95 19' 21.97'' BT

    Pos SAR Kutacane 03 25' 10.80'' LU - 97 53' 07.56'' BT

    Pos SAR Meulaboh 04 08' 26.14'' LU - 96 9' 39.15'' BT

    Pos SAR Langsa 04 08' 43'' LU - 97 57' 30'' BT

    14 PEKANBARU 00 28' 10'' LU - 101 27' 05'' BT

    Pos SAR Bengkalis 01 28' 31'' LU - 102 08' 42'' BT

    15 PALEMBANG 02 53' 54'' LS - 104 42' 56'' BT

    16 LAMPUNG 05 18' 42'' LS - 105 11' 15'' BT

    17 TANJUNG PINANG 00 54' 9.36'' LU - 104 29' 12'' BT

    Pos SAR Pulau Natuna Besar

    03 54' 43.92'' LU - 108 20' 41.58'' BT

    Pos SAR Tanjung Balai Karimun

    01 01' 26.46'' LU - 103 23' 33.06'' BT

    Pos SAR Batam 01 02' 38'' LU - 104 1' 51'' BT

    18 MATARAM 08 37' 53'' LS - 116 07' 34'' BT

    Pos SAR Kayangan 08 28' 51'' LS - 116 40' 42'' BT

  • 31

    NO KANTOR SAR KOORDINAT

    Pos SAR Wadu Mbolo (Bima)

    08 31' 2.5'' LS - 118 41' 21.6' BT

    19 KUPANG 10 10' 19.2''LS - 123 39' 18.66'' BT

    Pos SAR Mabar Labuan Bajo

    08 32' 00''LS - 119 52' 00'' BT

    Pos SAR Maumere 08 36' 00'' LS - 122 12' 00'' BT

    20 KENDARI 04 02' 26.3'' LS - 122 29' 19.05'' BT

    Pos SAR Bau-bau/ Buton 05 30' 43.25'' LS - 122 33' 38.70'' BT

    Pos SAR Kolaka 04 03' 55'' LS - 121 36' 29'' BT

    Pos SAR Wakatobi 05 18' 59'' LS - 123 35' 00'' BT

    21 PONTIANAK 00 08' 10.38'' LS - 109 24' 26.7'' BT

    Pos SAR Sintete 01 11' 07.98'' LS - 109 03' 03.73'' BT

    Pos SAR Ketapang 01 46' LS - 109 56' BT

    22 BALIKPAPAN 01 15' 35'' LS - 116 53' 53'' BT

    Pos SAR Tarakan 03 20' 44'' LU - 117 34' 15'' BT

    Pos SAR Sangatta 00 30' 50'' LU - 117 34' 34'' BT

    Pos SAR Nunukan 04 3' 32'' LU - 117 39' 57'' BT

    23 BANJARMASIN 3 27' LS - 114 46' BT

    Pos SAR Sampit 02 33' LS - 112 57' BT

    Pos SAR Kotabaru 03 14' LS - 116 15' BT

    24 PALU 0 54' 2,94 LS - 119 53' 5,4 BT

    25 TERNATE 00 45' 43,64 LS - 127 19' 00,77 BT

    26 AMBON 3 42' 18'' LS - 128 05' 24'' BT

    Pos SAR Namlea 03 16' LS - 127 05' BT

    Pos SAR Banda 04 31' LS - 129 54' BT

    Pos SAR Tual 05 38' LS - 132 40' BT

    Pos SAR Saumlaki 7 58' 18 LS - 131 19' 18 BT

    27 SORONG 00 53' 23.3'' LS - 131 19' 23.2'' BT

    Pos SAR Fak-fak 02 55' 25.44'' LS - 132 13' 6.96'' BT

    Pos SAR Raja Ampat 0 48' 4 LS - 130 26' 35 BT

    28 TIMIKA 04 31' 30" LS - 136 52' 07" BT

    Pos SAR Agats 05 31' LS - 138 09' BT

    Pos SAR Kaimana 03 38' 43 LS - 133 42' 20 BT

    29 JAYAPURA 2 44' 11.86'' LS - 140 31' 58.71'' BT

    Pos SAR Wamena 4 05' 46.29'' LS - 138 56' 52.50'' BT

  • 32

    NO KANTOR SAR KOORDINAT

    Pos SAR Sarmi 1 51' 33.88'' LS - 138 44' 45.40'' BT

    Pos SAR Oksibil 05 4' 48 LS - 137 10' 48 BT

    30 MERAUKE 08 31' 7.08'' LS - 140 24' 43.74'' BT

    Pos SAR Okaba 08 05' 42.8'' LS - 139 43' 15.4'' BT

    Pos SAR Boven Digoel 05 48' LS - 140 18' BT

    31 PANGKAL PINANG 02 07' LS - 106 06' 17'' BT

    32 MANOKWARI 00 53' 29.28'' LS - 134 02' 35.82'' BT

    33 JAMBI 01 37' 59,04'' LS - 103 38' 51,42'' BT

    b. Indikator Kinerja Utama Keberhasilan evakuasi korban pada operasi

    SAR (98,66%, dengan capaian kinerja 103,85%).

    Capaian dari indikator kinerja utama keberhasilan evakuasi korban pada

    operasi SAR sebesar 98,66% dari target capaian sebesar 95% telah

    memenuhi target.

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka capaian

    indikator kinerja utama keberhasilan evakuasi korban pada operasi SAR

    pada tahun 2013 mengalami kenaikan. Perbandingan tersebut dapat dilihat

    pada gambar di bawah ini.

    Tabel 3.18. Tabel Perbandingan Indikator Kinerja Utama Keberhasilan evakuasi

    korban pada operasi SAR

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 95% 91%

    Tahun 2011 95% 95,06%

    Tahun 2012 95% 97,59%

    Tahun 2013 95% 98,66%

    Perhitungan indikator kinerja utama ini mengukur prosentase keberhasilan

    Basarnas dalam mengevakuasi korban pada operasi SAR yang ditangani

  • 33

    pada Tahun 2013. Pengevakuasian korban yang dimaksud terdiri dari

    korban selamat, luka-luka maupun korban yang telah meninggal dunia.

    Pencapaian indikator kinerja utama ini didukung dari sasaran Tercapainya

    keberhasilan penyelamatan korban dalam penyelenggaraan operasi SAR.

    Penjelasan lebih lanjut dari pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut:

    1) Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam

    penyelenggaraan operasi SAR. Pencapaian sasaran ini dapat

    diukur dari 2 (dua) indikator kinerja sasarannya, sebagai berikut :

    Tabel 3.19. Indikator Kinerja Sasaran Tercapainya keberhasilan penyelamatan

    korban dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Indikator Kinerja Target Realisasi

    Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    90,00% 95,58%

    Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam penyelenggaraan operasi SAR

    95,00% 98,66%

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka

    prosentase capaian sasaran tercapainya keberhasilan penyelamatan

    korban dalam penyelenggaraan operasi SAR pada tahun 2013

    mengalami kenaikan.

    Berikut penjabaran dari indikator-indikator yang mendukung sasaran

    tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dan penyelenggaraan

    operasi SAR.

    a) Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam

    penyelenggaraan operasi SAR

    Tolok ukur keberhasilan Basarnas dalam melaksanakan operasi

    SAR dapat dilihat dari prosentase jumlah korban yang

    terselamatkan dan ditemukan pada pelaksanaan operasi SAR.

    Dalam hal ini pengukuran tersebut diambil dari rata-rata prosentase

    jumlah korban pada musibah pelayaran, musibah penerbangan,

    bencana dan musibah lainnya.

  • 34

    Untuk prosentase jumlah korban terselamatkan dalam

    penyelenggaraan operasi SAR diukur dari jumlah korban selamat

    baik dalam keadaan sehat, luka ringan dan luka berat dari jumlah

    total korban musibah/ bencana yang terdata pada pelaksanaan

    tanggap darurat.

    Berikut ini dapat dilihat rumus perhitungan prosentase jumlah

    korban terselamatkan.

    % korban terselamatkan =

    (, , )x100%

    Pada tahun 2013 jumlah korban selamat dari total 1.733 kejadian

    musibah/ bencana yang ditangani Basarnas sebanyak 40.239

    korban dari total korban sebanyak 41.536 korban atau sebesar

    95,58%. Sehingga capaian kinerja pada indikator ini telah

    memenuhi target dari target sebesar 90%.

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2012 jumlah korban yang

    berhasil diselamatkan dari total musibah/ bencana mengalami

    kenaikan baik dari jumlah korban maupun dari prosentasenya.

    Pada Tahun 2012 jumlah korban selamat dari total musibah/

    bencana yang ditangani Basarnas sebanyak 21.581 korban dari

    total korban sebanyak 23.016 korban atau sebesar 93,77%.

    Sehingga capaian kinerja pada indikator ini memenuhi target dari

    target sebesar 90%. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel

    berikut.

    Tabel 3.21. Perbandingan Prosentase Jumlah Korban Selamat Tahun

    2010-2013

    Tahun Jumlah Total

    Korban

    Jumlah Korban

    Selamat Prosentase

    2010 4948 3180 64,27%

    2011 6071 4922 81,07%

    2012 23016 21581 93,77%

    2013 42101 40239 95,58%

  • 35

    b) Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam

    penyelenggaraan operasi SAR

    Untuk prosentase jumlah korban yang ditemukan diukur dari jumlah

    korban yang selamat dan meninggal dari jumlah total korban

    musibah/ bencana yang dilaporkan/ terdata.

    Berikut ini dapat dilihat rumus perhitungan prosentase jumlah

    korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi SAR :

    % korban ditemukan =( + )

    (, , )x100%

    Pada tahun 2013 jumlah korban yang ditemukan dari total musibah/

    bencana yang ditangani Basarnas sebanyak 41536 korban dari

    total korban sebanyak 42101 korban atau sebesar 98,66%.

    Sehingga capaian kinerja pada indikator ini memenuhi target

    sebesar 95%.

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah korban yang

    ditemukan pada tahun 2013 mengalami kenaikan baik dari jumlah

    korban maupun prosentasenya. Pada Tahun 2012 jumlah korban

    yang ditemukan dari total musibah/ bencana yang ditangani

    Basarnas sebanyak 22462 korban dari total korban sebanyak

    23016 korban atau sebesar 97,59%. Sehingga capaian kinerja

    pada indikator ini memenuhi target sebesar 95%.

    Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.22. Perbandingan Prosentase Jumlah Korban Yang Ditemukan

    Tahun 2010-2013

    Tahun Jumlah Total

    Korban

    Jumlah Korban

    Ditemukan Prosentase

    2010 4948 4494 90,82%

    2011 6071 5771 95,06%

    2012 23016 22462 97,59%

    2013 42101 41536 98,66%

  • 36

    Data musibah yang ditangani Basarnas dari Tahun 2010 sampai

    dengan Tahun 2013 dijelaskan dibawah ini.

    Tabel 3.23. Data Musibah Yang Ditangani Basarnas Tahun 2013

    NO JENIS MUSIBAH JUMLAH

    KEJADIAN (KALI)

    JUMLAH KORBAN (ORANG)

    JUMLAH KORBAN

    PROSENTASE HSL. OPS

    KORBAN SELAMAT (ORANG)

    PROSENTASE

    KORBAN MENINGGAL

    (ORANG)

    PROSENTASE

    KORBAN HILANG

    (ORANG)

    PROSENTASE

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 M. Pelayaran 617 11850 11098 93,65% 336 2,83% 416 3,51% 96,49%

    2 M. Penerbangan 11 281 266 94,66% 15 5,34% 0 0,00% 100,00%

    3 Bencana 896 28182 27966 99,23% 197 0,699% 19 0,067% 99,96%

    4 Musibah Lain-lain 209 1788 909 50,84% 749 41,89% 130 7,27% 92,73%

    JUMLAH 1733 42101 40239 95,58% 1297 3,08% 565 1,34% 98,66%

    Dari tabel di atas dapat dilihat data musibah yang ditangani Basarnas

    Tahun 2013.

    - Pada musibah pelayaran jumlah penanganan musibah sebanyak

    617 kejadian dengan jumlah korban 11850 yang terdiri dari 11098

    korban selamat (93,65%), 336 korban meninggal dunia (2,83%) dan

    416 korban hilang (3,51%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 96,49%.

    - Pada musibah penerbangan jumlah penanganan musibah

    sebanyak 11 kejadian dengan jumlah korban 281 yang terdiri dari

    266 korban selamat (94,66%) dan 15 korban meninggal dunia

    (5,34%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 100%.

    - Pada bencana jumlah penanganan musibah sebanyak 896 kejadian

    dengan jumlah korban 28182 yang terdiri dari 27966 korban

    selamat (99,23%), 197 korban meninggal dunia (0,699%) dan 19

    korban hilang (0,067%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 99,96%.

    - Pada musibah lain-lain jumlah penanganan musibah sebanyak 209

    kejadian dengan jumlah korban 1788 yang terdiri dari 909 korban

    selamat (50,84%), 749 korban meninggal dunia (41,89%) dan 130

    korban hilang (7,27%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 92,73%.

  • 37

    Tabel 3.24. Data Musibah Yang Ditangani Basarnas Tahun 2012

    NO JENIS MUSIBAH JUMLAH

    KEJADIAN (KALI)

    JUMLAH KORBAN (ORANG)

    JUMLAH KORBAN

    PROSENTASE HSL. OPS

    KORBAN SELAMAT (ORANG)

    PROSENTASE

    KORBAN MENINGGAL

    (ORANG)

    PROSENTASE

    KORBAN HILANG

    (ORANG)

    PROSENTASE

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 M. Pelayaran 460 9451 8826 93,39% 168 1,78% 457 4,84% 95,16%

    2 M. Penerbangan 21 968 899 92,87% 69 7,13% 0 0,00% 100,00%

    3 Bencana 171 9530 9377 98,39% 128 1,34% 25 0,26% 99,74%

    4 Musibah Lain-lain 581 3067 2479 80,83% 516 16,82% 72 2,35% 97,65%

    JUMLAH 1233 23016 21581 93,77% 881 3,83% 554 2,41% 97,59%

    Dari tabel di atas dapat dilihat data musibah yang ditangani Basarnas

    Tahun 2012.

    - Pada musibah pelayaran jumlah penanganan musibah sebanyak

    460 kejadian dengan jumlah korban 9451 yang terdiri dari 8826

    korban selamat (93,39%), 168 korban meninggal dunia (1,78%) dan

    457 korban hilang (4,84%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 95,16%.

    - Pada musibah penerbangan jumlah penanganan musibah

    sebanyak 21 kejadian dengan jumlah korban 968 yang terdiri dari

    899 korban selamat (92,87%) dan 69 korban meninggal dunia

    (7,13%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 100%.

    - Pada bencana jumlah penanganan musibah sebanyak 171 kejadian

    dengan jumlah korban 9530 yang terdiri dari 9377 korban selamat

    (98,39%), 128 korban meninggal dunia (1,34%) dan 25 korban

    hilang (0,26%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar

    99,74%.

    - Pada musibah lain-lain jumlah penanganan musibah sebanyak 581

    kejadian dengan jumlah korban 3067 yang terdiri dari 2479 korban

    selamat (80,83%), 516 korban meninggal dunia (16,82%) dan 72

    korban hilang (2,35%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 97,65%.

  • 38

    Tabel 3.25. Data Musibah Yang Ditangani Basarnas Tahun 2011

    NO JENIS MUSIBAH JUMLAH

    KEJADIAN (KALI)

    JUMLAH KORBAN (ORANG)

    JUMLAH KORBAN

    PROSENTASE HSL. OPS

    KORBAN SELAMAT (ORANG)

    PROSENTASE

    KORBAN MENINGGAL

    (ORANG)

    PROSENTASE

    KORBAN HILANG

    (ORANG)

    PROSENTASE

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 M. Pelayaran 320 4556 3981 87,38% 357 7,84% 218 4,78% 95,22%

    2 M. Penerbangan 16 322 255 79,19% 67 20,81% 0 0,00% 100,00%

    3 Bencana 92 266 137 51,50% 115 43,23% 14 5,26% 94,74%

    4 Musibah Lain-lain 396 927 549 59,22% 310 33,44% 68 7,34% 92,66%

    JUMLAH 824 6071 4922 81,07% 849 13,98% 300 4,94% 95,06%

    Dari tabel di atas dapat dilihat data musibah yang ditangani Basarnas

    Tahun 2011.

    - Pada musibah pelayaran jumlah penanganan musibah sebanyak

    320 kejadian dengan jumlah korban 4556 yang terdiri dari 3981

    korban selamat (87,38%), 357 korban meninggal dunia (7,84%) dan

    218 korban hilang (4,78%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 95,22%.

    - Pada musibah penerbangan jumlah penanganan musibah

    sebanyak 16 kejadian dengan jumlah korban 322 yang terdiri dari

    255 korban selamat (79,19%) dan 67 korban meninggal dunia

    (20,81%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 100%.

    - Pada bencana jumlah penanganan musibah sebanyak 92 kejadian

    dengan jumlah korban 266 yang terdiri dari 137 korban selamat

    (51,50%), 115 korban meninggal dunia (43,23%) dan 14 korban

    hilang (5,26%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar

    94,74%.

    - Pada musibah lain-lain jumlah penanganan musibah sebanyak 396

    kejadian dengan jumlah korban 927 yang terdiri dari 549 korban

    selamat (59,22%), 310 korban meninggal dunia (33,44%) dan 68

    korban hilang (7,34%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 92,66%.

  • 39

    Tabel 3.26. Data Musibah Yang Ditangani Basarnas Tahun 2010

    Dari tabel di atas dapat dilihat data musibah yang ditangani Basarnas

    Tahun 2010.

    - Pada musibah pelayaran jumlah penanganan musibah sebanyak

    154 kejadian dengan jumlah korban 1684 yang terdiri dari 1403

    korban selamat (83,31%), 143 korban meninggal dunia (8,49%) dan

    138 korban hilang (8,19%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 91,81%.

    - Pada musibah penerbangan jumlah penanganan musibah

    sebanyak 7 kejadian dengan jumlah korban 755 yang terdiri dari

    750 korban selamat (99,34%) dan 5 korban meninggal dunia

    (0,66%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 100%.

    - Pada bencana jumlah penanganan musibah sebanyak 92 kejadian

    dengan jumlah korban 1901 yang terdiri dari 840 korban selamat

    (44,19%), 798 korban meninggal dunia (41,98%) dan 263 korban

    hilang (13,83%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar

    86,17%.

    - Pada musibah lain-lain jumlah penanganan musibah sebanyak 397

    kejadian dengan jumlah korban 608 yang terdiri dari 187 korban

    selamat (30,76%), 368 korban meninggal dunia (60,53%) dan 53

    korban hilang (8,72%), dengan tingkat keberhasilan operasi

    sebesar 91,28%.

    JUMLAH JUMLAH PROSEN-

    NO JENIS KEJADIAN KORBAN KORBAN PROSEN- KORBAN PROSEN- KORBAN PROSEN- TASE

    MUSIBAH (KALI) SELAMAT TASE MENINGGAL TASE HILANG TASE HSL.OPS

    (ORANG) (ORANG) (ORANG)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 M. Pelayaran 154 1684 1403 83.31% 143 8.49% 138 8.19% 91.81%

    2 M. Penerbangan 7 755 750 99.34% 5 0.66% 0 0.00% 100.00%

    3 Bencana 92 1901 840 44.19% 798 41.98% 263 13.83% 86.17%

    4 Musibah Lain-lain 397 608 187 30.76% 368 60.53% 53 8.72% 91.28%

    JUMLAH 650 4948 3180 64.27% 1314 26.56% 454 9.18% 90.82%

    JUMLAH KORBAN

  • 40

    Berikut grafik perbandingan jumlah kejadian musibah yang ditangani

    Basarnas Tahun 2010 2013.

    Gambar 3.13. Perbandingan Jumlah Kejadian Musibah Yang Ditangani Basarnas

    Berikut grafik perbandingan jumlah korban musibah yang ditangani

    Basarnas Tahun 2010 2013.

    Gambar 3.14. Perbandingan Jumlah Kejadian Musibah Yang Ditangani Basarnas

    154

    320

    460

    617

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Musibah Pelayaran

    7

    16

    21

    11

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Musibah Penerbangan

    92 92 171

    896

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Bencana

    397 396

    581

    209

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Musibah Lainnya

    1684

    4556

    9451

    11850

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Korban Pada Musibah Pelayaran

    755

    322

    968

    281

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Korban Pada Musibah Penerbangan

    1901 266

    9530

    28182

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Korban Pada Bencana

    608 927

    3067

    1788

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Korban Pada Musibah Lainnya

  • 41

    Adapun perbandingan prosentase korban yang selamat, ditemukan

    dalam keadaan meninggal dunia dan hilang dari Tahun 2010 sampai

    dengan Tahun 2013, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

    Gambar 3.15. Perbandingan Prosentase Jumlah Korban Musibah/ Bencana

    Berikut beberapa kejadian musibah dari 1733 kejadian yang terjadi

    pada tahun 2013.

    Tabel 3.27. Beberapa Kejadian Musibah Yang Ditangani Basarnas Tahun 2013

    JENIS

    MUSIBAH KEJADIAN MUSIBAH

    Musibah

    Pelayaran

    Penanganan Operasi SAR KM Merlin

    Pada hari Jumat, 19 April 2013 pukul 22.45 WIT Kantor SAR

    Ambon menerima informasi distress bahwa KM Merlin yang

    mengangkut 21 penumpang mengalami mati mesin. Pada

    malam itu juga, tim SAR yang terdiri dari 9 rescuer dan ABK

    segera bergerak menggunakan RB 216 menuju lokasi

    kejadian. Penyisiran lokasi menjangkau kawasan 40 Miles

    dari kota Ambon yang melewati Pulau Tiga dan Tanjung

    Alang. Dalam pelaksanaan operasi SAR tersebut, pada

    akhirnya seluruh penumpang kapal berhasil dievakuasi.

    64.27%

    81.07%

    93.77% 95.58%

    26.56%

    13.98% 3.83%

    3.08% 9.18%

    4.94% 2.41% 1.34%

    0.00%

    20.00%

    40.00%

    60.00%

    80.00%

    100.00%

    2010 2011 2012 2013

    Prosentase Jumlah Korban Musibah/ Bencana

    Selamat Meninggal dunia Hilang

  • 42

    JENIS

    MUSIBAH KEJADIAN MUSIBAH

    Penanganan Operasi SAR Kapal Expres Bahari 8C

    Terbakar

    Kamis 22 Agustus 2013 Kapal Expres Bahari 8C Rute

    Pangkal Balam menuju Tanjung Padan terbakar pada pukul

    17:15 WIB di Selat Nasik pada koordinat 020 41 600 LS

    1070 25 549 BIT. Kantor SAR Pangkal Pinang

    mendapatkan info dari Polair setempat bahwa kapal Express

    Bahari 8C terbakar. Saat itu juga Kepala seksi Operasi

    Kantor SAR Pangkalpinang Andariandi langsung merespon

    cepat laporan tersebut dan melaporkan kepada Kepala

    Kantor SAR Pangkal Pinang, Jumaril. Sebagai tindak awal

    Kakansar melakukan koordinasi via telepon kepada aparat

    dan Instansi maupun organisasi berpotensi SAR di Belitung

    untuk melakukan pertolongan segera. Dalam musibah ini

    Kepala Badan SAR Nasional menunjuk Kepala Kantor SAR

    Pangkal Pinang selaku SMC (SAR Mission Coordination)

    sedangkan untuk mengendalikan unsur di lapangan dipimpin

    langsung oleh Kapolres Belitung AKBP Bobby Marpaung

    sebagai On Scene Coordination (OSC). Dalam operasi SAR

    tersebut, dari jumlah POB sebanyak 202 orang, selamat 190

    orang, meninggal 6 orang dan 6 orang meninggal.

    Musibah

    Penerbangan

    Penanganan Operasi SAR terhadap Pesawat Lion Air

    Ditching, 101 penumpang Selamat

    Musibah penerbangan kembali menghentak tanah air, sabtu

    13 April 2013 sore sekitar pukul 15:20 WITA di Denpasar.

    Pesawat Lion Air Boeng 737-800 berpenumpang 101 plus 7

    awak (crew pesawat) ditching atau melakukan pendaratan

    darurat diperairan Pantai Kuta, sekitar 15 meter sebelum

    landasan pacu Bandara Ngurah Rai. Akibatnya badan

    pesawat yang take off dari Bandung tersebut patah dan

    separuh badan pesawat tenggelam. Beruntung seluruh

    penumpang selamat dan berhasil dievakuasi.

  • 43

    JENIS

    MUSIBAH KEJADIAN MUSIBAH

    Bencana

    Penanganan Operasi SAR Gunung Sinabung Meletus

    Pada hari Minggu 15 September 2013 sekitar pukul 02.51

    WIB Gunung Sinabung meletus. Pasca letusan tersebut,

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

    telah meningkatkan status Gunung Sinabung menjadi siaga

    (Level III) terhitung mulai hari minggu 15 September 2013

    pukul 03:00 WIB. Tim Rescue Kantor SAR Medan, Polres

    Tanah Karo, TNI, dan Pemerintah Daerah setempat segera

    melakukan evakuasi warga yang berada di beberapa desa di

    kaki Gunung Sinabung. Jumlah pengungsi mencapai 15.281

    orang. Penempatan para pengungsi difokuskan di 16 lokasi

    pengungsian. Sabtu 20 September 2013 Tim Rescue kantor

    SAR Medan telah kembali ke medan dan mengakhiri siaga di

    posko di gunung sinabung setelah masa tanggap darurat

    bencana alam gunung sinabung di prediksi segera berakhir.

    Penanganan Banjir di Jakarta

    Dalam upaya penanggulangan banjir di Jakarta, Basarnas

    telah melaksanakan siaga khusus banjir. Basarnas telah

    mengerahkan Tim SAR di daerah yang terkena banjir

    diantaranya yaitu Kampung Melayu, Bukit Duri, Pondok

    Labu, Pondok Pinang, Cililitan, Jati Asih, Ciledug Indah,

    Tambun, Kali Angke, Cengkareng, Cempaka Putih, Kelapa

    Gading, Rawa Lumbu Utara, Green Garden, Bulak Kapal,

    Cibitung Dan Perumnas III Bekasi, Pondok Gede. Potensi

    SAR yang terlibat dalam penangangan banjir di Jakarta yaitu

  • 44

    JENIS

    MUSIBAH KEJADIAN MUSIBAH

    TNI, Polri, BPBD, Tagana, Damkar, Satpol PP, Landrover

    Nusantara, FPI, dan masyarakat setempat. Adapun personil

    dan alut yang telah dikerahkan yaitu:

    - 250 orang personil dari Kantor SAR Jakarta, Bandung

    dan Kantor Pusat

    - Total alut: 50 perahu karet, 2 unit amphibius, 4 unit

    rescue truck, 15 unit rescue car, 5 set peralatan selam,

    15 set peralatan SAR air Helikopter dan hovercraft.

    Musibah

    Lainnya

    Penanganan operasi SAR pada 5 Warga Filipina

    ditemukan di perairan Minahasa Selatan

    Lima warga Negara Filipina, sekeluarga ditemukan selamat

    setelah terombang-ambing selama sebulan. Sekitar pukul

    9:30 WITA di transmisi sinyal darurat terpantau oleh Kantor

    SAR Makasar. Sinyal tersebut berada pada 51 nautical mil

    dari Teluk Amurang, 64 mil dari Manado. Selanjutnya Kantor

    SAR Makasar berkoordinasi dengan Kantor SAR Manado

    guna penelusuran lokasi, dan diketahui, tansmisi itu

    terpancar dari wilayah perairan Sulawesi utara. Selanjutnya

    Tim SAR Kantor SAR Manado segera melakukan upaya

    penyelematan terhadap lima warga negara Filipina tersebut.

  • 45

    c. Indikator Kinerja Utama Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam

    kegiatan SAR (82,67%).

    Indikator kinerja utama ini mengukur prosentase keterlibatan potensi SAR

    dalam semua kegiatan SAR yang dilaksanakan oleh Basarnas baik di

    Kantor Pusat maupun di daerah. Kegiatan SAR yang dimaksud yaitu

    operasi SAR, latihan SAR, pendidikan dan pelatihan SAR serta pembinaan

    SAR. Capaian dari indikator kinerja utama prosentase keterlibatan potensi

    SAR dalam kegiatan SAR sebesar 82,67% dari target capaian 63,3%.

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka capaian

    indikator kinerja utama prosentase keterlibatan potensi SAR dalam kegiatan

    SAR pada tahun 2013 mengalami kenaikan. Perbandingan tersebut dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini.

    Tabel 3.28. Tabel Perbandingan Indikator Kinerja Utama Prosentase keterlibatan

    potensi SAR dalam kegiatan SAR

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 43,3% 41,14%

    Tahun 2011 50% 55,26%

    Tahun 2012 56,6% 73,89%

    Tahun 2013 63,3% 82,67%

    Capaian kinerja prosentase keterlibatan potensi SAR dalam kegiatan SAR

    ini berasal dari sasaran strategis sebagai berikut :

    1) Meningkatnya peran serta organisasi potensi SAR dalam

    penyelenggaraan operasi SAR,

    2) Meningkatnya kemampuan organisasi potensi SAR dalam melaksanaan

    operasi SAR

    Penjelasan dari perhitungan sasaran tersebut adalah sebagai berikut:

    1) Meningkatnya peran serta organisasi potensi SAR dalam

    penyelenggaraan operasi SAR. Pencapaian sasaran ini dapat

    diukur dari 3 (tiga) indikator kinerja sasarannya, sebagai berikut :

  • 46

    Tabel 3.29. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya peran serta organisasi

    potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR

    Indikator Kinerja Target Realisasi

    Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan latihan SAR

    400 orang 695 orang

    Rata-rata prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR maritim

    80% 93,82%

    Rata-rata prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR darat

    80% 94,09%

    Dengan adanya organisasi potensi SAR yang cukup maka

    pelaksanaan operasi SAR dapat ditangani lebih maksimal. Apabila

    musibah/ bencana yang terjadi di daerah yang memiliki jarak yang jauh

    dan sulit dijangkau oleh Kantor SAR dan Pos SAR dengan adanya

    organisasi potensi SAR yang terlatih maka akan membantu

    penyelenggaraan operasi SAR.

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka

    prosentase capaian sasaran meningkatnya peran serta organisasi

    potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR pada tahun 2013

    mengalami kenaikan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar

    di bawah ini.

    Berikut penjabaran dari indikator-indikator yang mendukung sasaran

    meningkatnya peran serta organisasi potensi SAR dalam

    penyelenggaraan operasi SAR.

    a) Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan

    latihan SAR

    Untuk membentuk organisasi potensi SAR yang terlatih maka

    diperlukan pembinaan yaitu dengan mengikutsertakan organisasi

    potensi SAR tersebut dalam latihan SAR, diharapkan dengan

  • 47

    latihan tersebut seluruh personil potensi SAR dapat turut serta

    aktif dalam pelaksanaan operasi SAR. Pada Tahun 2013 telah

    dilaksanakan latihan SAR dengan melibatkan potensi SAR, yaitu

    antara lain:

    Latihan SAR Karuna Nisevanam 167, dilaksanakan di Palu

    pada tanggal 02 s.d. 05 April 2013, melibatkan 80 personil

    potensi SAR.

    Latihan SAR Karuna Nisevanam 168, dilaksanakan di

    Gunung Gede Pangrango Jawa Barat pada tanggal 12 s.d 15

    September 2013, melibatkan 148 personil potensi SAR.

    Australia - Indonesia (Ausindo), dilaksanakan di Kupang pada

    tanggal 27 Mei s.d. 05 Juni 2013, melibatkan 125 personil

    potensi SAR.

    AUSINDO Tahap II di Mataram Mataram tanggal 11 s.d 15

    November 2013, melibatkan 33 personil potensi SAR.

  • 48

    Malaysia - Indonesia (Malindo), dilaksanakan di Pekanbaru

    pada tanggal 30 Juni s.d. 05 Juli 2013, melibatkan 109

    personil potensi SAR.

    Indonesia - Singapura (Indopura), dilaksanakan di Tanjung

    Pinang pada 25 s.d. 27 Juni 2013, melibatkan 106 personil

    potensi SAR.

    Profisiensi ABK, dilaksanakan di Denpasar pada 9 s.d. 11

    Desember 2013, melibatkan 37 personil potensi SAR.

    Latihan SAR Marine Pollution Exercise (Marpolex),

    dilaksanakan di Makassar pada tanggal 25 s.d. 27 Juni 2013,

    melibatkan 57 personil potensi SAR.

    Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan

    latihan SAR pada tahun 2013 sebanyak 696 orang, memenuhi

    jumlah keterlibatan personil yang ditargetkan sebanyak 400

    orang. Jumlah ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan

    dengan tahun 2012, yaitu sebanyak 576 orang dari target

    sebanyak 325 orang.

  • 49

    Tabel 3.31. Perbandingan Jumlah Keterlibatan Personil Potensi SAR

    Pada Pelaksanaan Latihan SAR

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 175 orang 168 orang

    Tahun 2011 250 orang 326 orang

    Tahun 2012 325 orang 576 orang

    Tahun 2013 400 orang 695 orang

    Berikut grafik perbandingan jumlah keterlibatan personil potensi

    SAR dalam pelaksanaan latihan SAR Tahun 2010-2013.

    Gambar 3.18. Perbandingan Jumlah Keterlibatan Personil Potensi SAR

    dalam Pelaksanaan Latihan SAR

    b) Rata-rata prosentase keterlibatan potensi SAR dalam

    penyelenggaraan operasi SAR

    Setiap pelaksanaan operasi SAR pasti di dalamnya melibatkan

    organisasi potensi SAR baik pada operasi SAR maritim maupun

    operasi SAR di darat, di mana rata-rata prosentase keterlibatan

    organisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR

    dihitung dari rata-rata prosentase keterlibatan organisasi potensi

    SAR setiap kejadian musibah/ bencana pada setiap Kantor SAR

    168

    326

    576

    695

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Keterlibatan Personil Potensi SAR dalam Pelaksanaan Latihan SAR

  • 50

    terhadap jumlah organisasi potensi SAR pada setiap Kantor SAR

    yang terdata.

    Keterlibatan organisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan

    operasi SAR maritim dan di darat memiliki perbedaan. Organisasi

    potensi SAR maritim lebih spesifik karena harus memiliki sarana,

    prasarana dan personil yang mempunyai kemampuan khusus,

    misalnya kemampuan menyelam dan teknik pertolongan di air.

    Sedangkan dari segi sarana harus memiliki peralatan di air,

    misalnya rubber boat, rigid inflatable boat, rescue boat dan lain-

    lain. Sedangkan untuk pelaksanaan operasi SAR di darat hampir

    seluruh organisasi potensi SAR dapat dikatakan memiliki

    kemampuan dalam segi sarana, peralatan maupun personil.

    Rata-rata prosentase keterlibatan potensi SAR pada

    penyelenggaraan operasi SAR maritim pada tahun 2013 sebesar

    93,82% dari yang ditargetkan sebesar 80% atau dengan capaian

    kinerja sebesar 117,28%. Sedangkan rata-rata prosentase

    keterlibatan potensi SAR pada penyelenggaraan operasi SAR

    darat pada tahun 2013 sebesar 94,09% dari yang ditargetkan

    sebesar 80%.

    Tabel 3.32. Perbandingan Rata-rata Prosentase Keterlibatan Potensi

    SAR dalam Penyelenggaraan Operasi SAR Maritim

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 50% 50%

    Tahun 2011 60% 60,05%

    Tahun 2012 70% 71,68%

    Tahun 2013 80% 93,82

  • 51

    Tabel 3.33. Perbandingan Rata-rata Prosentase Keterlibatan Potensi

    SAR dalam Penyelenggaraan Operasi SAR Darat

    Tahun Target Realisasi

    Tahun 2010 50% 50%

    Tahun 2011 60% 61%

    Tahun 2012 70% 71,87%

    Tahun 2013 80% 94,09%

    2) Meningkatnya kemampuan organisasi potensi SAR dalam

    melaksanaan operasi SAR. Pencapaian sasaran ini diukur dari 2

    (dua) indikator kinerja sasaran sebagai berikut :

    Tabel 3.34. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya kemampuan organisasi

    potensi SAR dalam melaksanaan operasi SAR

    Indikator Kinerja Target Realisasi

    Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR

    45% 68,32%

    Prosentase peningkatan organisasi potensi SAR yang dibina

    45% 74,43%

    Keberhasilan penyelenggaraan operasi SAR bergantung pada

    keberhasilan Basarnas dalam mengkoordinasikan organisasi potensi

    SAR dan kemampuan organisasi potensi SAR itu sendiri. Oleh karena

    itu kemampuan organisasi potensi SAR secara kualitas maupun

    kuantitas menjadi point yang sangat penting. Salah satu tugas

    Basarnas adalah memberikan pembinaan terhadap organisasi potensi

    SAR agar memiliki personil yang berkualitas SAR. Pembinaan tersebut

    dilakukan dengan cara menyelenggarakan pendidikan dan latihan

    selain itu juga melaksanakan sosialisasi, pameran, rapat koordinasi dan

    workshop di bidang SAR. Dengan meningkatnya kemampuan

    organisasi potensi SAR, maka diharapkan dapat mengurangi jumlah

    korban yang meninggal pada saat pelaksanaan pertolongan.

  • 52

    Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka

    prosentase capaian sasaran meningkatnya kemampuan organisasi

    potensi SAR dalam melaksanaan operasi SAR pada tahun 2013

    mengalami kenaikan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar

    di bawah ini.

    Berikut penjabaran dari indikator-indikator yang mendukung sasaran

    meningkatnya kemampuan organisasi potensi SAR dalam

    melaksanaan operasi SAR.

    a) Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga

    rescuer bersertifikasi SAR

    Dalam membantu kinerja Basarnas pada pelaksanaan operasi

    SAR, organisasi potensi SAR diharapkan memiliki tenaga rescuer

    yang berkualitas dan kompeten. Untuk mewujudkan hal tersebut,

    Basarnas telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk

    organisasi potensi SAR disesuaikan dengan klasifikasi dan jenjang

    pelatihan SAR sesuai dengan permintaan dari organisasi potensi

    SAR bersangkutan dan hasil pendidikan dan pelatihan tersebut

    peserta mendapatkan sertifikat. Pelatihan yang dilaksanakan pada

    tahun 2013 antara lain Latihan Dasar SAR, Water Rescue,

    Pelatihan Crisis Management dan Publicity, Pelatihan SAR

    Management dan ERP, Pelatihan Peliputan Bencana, serta

    Pelatihan Basic Sea Survival.

    Pada tahun 2013 ditargetkan terdapat 45% organisasi potensi SAR

    yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR dari seluruh

    organisasi potensi SAR yang terdata. Sampai dengan tahun 2013

    Basarnas telah mengeluarkan sertifikat SAR pada 69 organisasi

    potensi SAR atau sebesar 68,32% dari 101 organisasi potensi SAR

    yang terdata

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2012 jumlah organisasi potensi

    yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR untuk tahun 2013

    mengalami kenaikan baik jumlah maupun prosentase capaian

  • 53

    kinerjanya, yaitu sebanyak 54 organisasi potensi SAR atau sebesar

    53,47% dari 101 organisasi potensi SAR yang terdata.

    Berikut grafik perbandingan jumlah organisasi yang memiliki

    personil bersertifikasi SAR Tahun 2010-2011.

    Gambar 3.20. Perbandingan Jumlah Organisasi Potensi SAR yang Memiliki Personil Bersertifikasi SAR

    Tabel 3.36. Pelaksanaan Sertifikasi Diklat SAR Eksternal

    Instansi Lama kegiatan Tempat Jumlah Ket.

    PT. Multi Tambang

    Jaya Utama (MTU)

    25 Pebruari 8

    Maret 2013

    Sungai

    Barito-

    Kalimantan

    24 Pelatihan

    Open Mining

    Rescue

    PT. SILO 16-27 April 2013 Kalimantan 25 Pelatihan

    Open Mining

    Rescue

    PT. PamaPersada 24 Juni s/d 5 Juli

    2013

    Kalimantan 20 Pelatihan

    Open Mining

    Rescue

    Potensi SAR Amurang,

    Kab. Minahasa

    Selatan

    18 Juni 1 Juli

    2013

    Minahasa

    Selatan

    55 Pelatihan

    Dasar SAR

    Tim Sar BPBD

    Kab.Dharmasraya

    24 Juni s/d 5 Juli

    2013

    Kab.

    Dharmasray

    a

    39 Diklat SAR

    Tk. Dasar

    BPBD Angkatan II-

    Makassar

    23 September

    s/d 8 Oktober

    2013

    Makassar 67 Diklat SAR

    Tk. Dasar

    27

    43

    54

    69

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah Organisasi Potensi SAR yang Memiliki Personil Bersertifikasi SAR

  • 54

    Instansi Lama kegiatan Tempat Jumlah Ket.

    PT. Astra 8 17 April 2013 Jawa Barat 36 Diklat Tk.

    Lanjutan

    Water

    Rescue

    Potensi Basarnas

    Pusat

    10 -15

    September 2013

    Gn. Gede

    Pangrango

    37 Jungle

    Rescue

    Basarnas Pusat 27 Oktober s/d 1

    November 2013

    Bogor 20 Diklat Tk.

    Lanjutan

    Water

    Rescue

    SAR Yogya 30 Oktober s/d 3

    November 2013

    Yogyakarta 50 Pelatihan

    Penyelamata

    n di Pantai

    Tabel 3.37. Pelaksanaan Sertifikasi Pelatihan SAR Eksternal

    Instansi Lama kegiatan Tempat Jumlah Ket.

    PT. Tetra Pak

    Stainless Equipment

    16 17 Pebruari

    2013

    Jakarta 20 Pelatihan

    SAR Banjir

    PT. Permata Bank 7 8 Juni 2013 Jakarta 45 Diklat Tk.

    Lanjutan

    Water

    Rescue

    PT. Pertamina 17 19 Juni

    2013

    Tarakan 23 Diklat Tk.

    Lanjutan

    Water

    Rescue

    PT. Pertamina EP.

    Field Cepu

    17 18 Oktober

    2013

    Jakarta 20 Basic Sea

    Survival

    PT. Pertamina EP

    Field Cepu

    18 19

    November 2013

    Jakarta 16 Basic Sea

    Survival

    b) Prosentase peningkatan organisasi potensi SAR yang dibina

    Prosentase peningkatan organisasi potensi SAR yang dibina

    Mengukur prosentase peningkatan jumlah organisasi potensi SAR

    yang dibina BASARNAS per tahun, yang dihitung dari selisih jumlah

    organisasi potensi SAR yang dibina tahun ini dengan tahun

    sebelumnya dibandingkan jumlah total organisasi potensi SAR

    yang terdata. Pembinaan potensi SAR dilaksanakan dengan

    kegiatan Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD), Rapat

  • 55

    Koordinasi SAR (Rakorsar), serta berbagai kegiatan pendidikan

    dan latihan eksternal.

    Untuk prosentase peningkatan organisasi potensi SAR yang dibina

    pada Tahun 2013 mengalami kenaikan apabila dibandingkan

    dengan Tahun 2012, yaitu sebesar 74,43%pada tahun 2013 dari

    53,47% pada tahun 2012.

    Gambar 3.21. Perbandingan Prosentase Peningkatan Organisasi Potensi

    SAR yang Dibina

    Masih rendahnya realisasi kedua sasaran tersebut dikarenakan

    Basarnas sampai saat ini belum mempunyai anggaran untuk

    melaksanakan pembinaan organisasi potensi SAR. Selama ini

    pembinaan organisasi potensi SAR masih dilaksanakan sesuai

    dengan permintaan dari organisasi potensi SAR tersebut.

    27.00%

    34.65%

    53.47%

    74.43%

    0.00%

    20.00%

    40.00%

    60.00%

    80.00%

    100.00%

    2010 2011 2012 2013

    Prosentase Peningkatan Organisasi Potensi SAR yang Dibina

  • 56

    BAB IV

    PENUTUP

    Secara garis besar tingkat capaian kinerja Badan SAR Nasional Tahun 2013

    dapat dikatakan baik karena telah memenuhi target.

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan SAR Nasional Tahun 2013 ini diharapkan

    dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, laporan ini

    merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Badan SAR Nasional.

    Tugas pelayanan SAR yang diemban oleh Badan SAR Nasional telah

    dilaksanakan dengan baik pada Tahun Anggaran 2013, hal ini tidak terlepas

    dari dukungan dan kerja sama dengan unsur-unsur lainnya baik di lingkungan

    Badan SAR Nasional maupun seluruh instansi/organisasi potensi SAR. Kerja

    sama yang telah terjalin dengan baik ini diharapkan dapat lebih ditingkatkan

    lagi sehingga kinerja Badan SAR Nasional secara keseluruhan dapat

    berlangsung secara maksimal.

    Kiranya LAKIP Tahun 2013 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan

    sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna

    peningkatan kinerja bagi Badan SAR Nasional, LAKIP ini diharapkan dapat

    menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi :

    rencana kerja, rencana kinerja, rencana anggaran dan rencana strategis

    dimasa yang akan datang. Badan SAR Nasional akan melakukan berbagai

    langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini agar terwujud transparansi

    dan akuntabilitas yang kita ingin wujudkan bersama.

  • : BADAN SAR NASIONAL

    : 2013

    PAGU REALISASI PROSENTASE

    2 jam 48 menit 168.00% Program pencarian

    30 menit dan penyelamatan

    Meningkatnya pelayanan dalam Rata-rata response time pada penanganan musibah 3 jam 1 jam 163.33% 61,958,505,000 57,175,444,291 92.28%

    penyelenggaraan operasi SAR pelayaran 6 menit

    Rata-rata response time pada penanganan musibah 2 jam 42 menit 165.00%

    penerbangan

    Rata-rata response time pada penanganan bencana 2 jam 33 menit 172.50%

    Rata-rata response time pada penanganan musibah 3 jam 51 menit 171.67%

    lain-lain

    Meningkatnya kesiapsiagaan dalam Rata-rata waktu tindak awal pelaksanaan operasi 10 menit 10 menit 100% 9,723,000,000 9,111,478,700 93.71%

    mengantisipasi terjadinya musibah/ SAR

    bencana

    Prosentase kecukupan personil siaga rescuer pada 88 % 50 % 66.67% 34,944,252,000 33,667,208,463 96.35%

    Kantor SAR

    Prosentase cakupan wilayah yang mampu dijangkau 81 % 100 % 123.45%

    95 % 98.66 % 103.85%

    Meningkatnya keberhasilan penyelamatan Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam 90 % 95.58 % 106.20% 61,958,505,000 57,175,444,291 92.28%

    korban dalam penyelenggaraan penyelenggaraan operasi SAR

    operasi SAR

    Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam 95 % 98.66 % 103.85%

    penyelenggaraan operasi SAR

    63.3 % 82.67 % 130.60%

    Meningkatnya peran serta organisasi Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada 400 orang 695 orang 173.75% 8,348,990,000 8,139,139,820 97.49%

    potensi SAR dalam penyelenggaraan pelaksanaan latihan SAR

    operasi SAR

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam 80 % 93.82 % 117.28% 61,958,505,000 57,175,444,291 92.28%

    penyelenggaraan operasi SAR maritim

    Prosentase keterlibatan potensi SAR dalam 80 % 94.09 % 117.61%

    penyelenggaraan operasi SAR darat

    Meningkatnya kemampuan organisasi Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki 45 % 68.32 % 151.82% Non Anggaran Non Anggaran -

    potensi SAR dalam melaksanakan tenaga rescuer bersertifikasi SAR

    operasi SAR

    Prosentase peningkatan organisasi potensi SAR 45 % 74.43 % 165.40%

    yang dibina

    : Rp. 997.889.819.000,-

    : Rp. 970.423.798.058,-1,846,415,563,530

    PROGRAMANGGARAN

    TARGET

    Jumlah Anggaran Tahun 2012 1,891,163,087,000

    Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2012

    PENGUKURAN KINERJA

    Indikator Kinerja Utama :

    Response time pada operasi SAR dalam penanganan musibah/ bencana

    Indikator Kinerja Utama :

    Keberhasilan evakuasi korban pada