I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Peraturan Daerah nomor 35 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis maka arah perkembangan instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan (khusus kebijakan publik) mengalami perubahan pendekatan. Yang semula dari pendekatan pembangunan sumber daya manusia kearah konsep pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Sejalan dengan tuntutan amanat TAP MPR RI No. IX/MPR/1998 dan UU No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara didasarkan atas INPRESS No. 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berpedoman terhadap aspek yuridis sebagaimana tersebut diatas maka Dinas Kehutanan dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbentuknya instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu berdasarkan Peraturan Daerah nomor 35 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten
Labuhanbatu.
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis maka arah perkembangan
instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan (khusus kebijakan publik)
mengalami perubahan pendekatan. Yang semula dari pendekatan
pembangunan sumber daya manusia kearah konsep pertumbuhan ekonomi
kerakyatan.
Sejalan dengan tuntutan amanat TAP MPR RI No. IX/MPR/1998 dan UU
No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara didasarkan atas
INPRESS No. 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). Berpedoman terhadap aspek yuridis sebagaimana
tersebut diatas maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan diwajibkan untuk
membuat Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mana
penyusunannya berpedoman kepada surat Lembaga Administrasi Negara
(LAN) nomor 239/IX/618/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Petunjuk
Teknis Implementasi Sistem AKIP.
Berpedoman kepada ketentuan tersebut diatas, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu melakukan pengembangan
mekanisme pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan terukur dengan
mengacu kepada Rencana Jangka Menengah (RPJMD) Daerah
Kabupaten Labuhanbatu.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu menjalankan
Tugas Pokok dan Fungsinya didasarkan atas Pembentukan Instansi Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 sebagai
implementasi dari Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2008. Sehingga
dengan demikian Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu belum terwujud. Untuk itu pada
Tahun Anggaran 2011 yang akan datang telah direncanakan penyusunan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Labuhanbatu berpedoman terhadap Rencana Jangka
Menengah dan Panjang (RPJMD) Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
B. Maksud dan TujuanMaksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu adalah sebagai
wujud pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu.
Tujuan dari penyusunan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja (LAKIP) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu adalah untuk memperoleh suatu gambaran mengenai
pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta dapat digunakan
sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu. Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIP) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu
mencakup realisasi pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2011.
Dari Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu adalah ini diharapkan dapat diperoleh
suatu kesimpulan mengenai pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi serta dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka
meningkatkan kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu.
Evaluasi terhadap capaian kinerja ditujukan untuk memberikan
gambaran tentang:
a. Peningkatan akuntabilitas Dinas Kehutanan Kabupaten Labuhanbatu.
b. Umpan balik bagi peningkatan kinerja Dinas Kehutanan dan
Perkebunan.
c. Meningkatkan kredibilitas terhadap pemberi kewenangan.
d. Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan
tugas-tugas, sehingga dengan demikian dapat dilaksanakan lebih
efektif dan efisien dan responsif terhadap perubahan lingkungan.
C. Tugas Pokok dan FungsiDalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pada Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu melalui Peraturan
Daerah Kabupaten Labuhanbatu nomor 35 Tahun 2008 telah ditetapkan
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu.
Adapun Tugas Pokoknya adalah melaksanakan urusan Pemerintah
Daerah Bidang Kehutanan serta Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan
khusus Perkebunan berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berada dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah Kabupaten.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu menyelenggarakan fungsi adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Kehutanan dan Perkebunan.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
dibidang kehutanan dan perkebunan.
3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksnaan Teknis Dinas (UPT-D)
dibidang Kehutanan dan Perkebunan.
4. Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas.
STRUKTUR ORGANISASIa. Sekretaris, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Program
3. Sub Bagian Keuangan
b. Bidang Sarana dan Inventarisasi, terdiri dari :
1. Seksi Inventarisasi Kehutanan dan Perkebunan
2. SeksiPengukuran dan Pemetaan
3. Seksi Sarana Kehutanan dan Perkebunan
c. Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan, terdiri dari :
1. Seksi Pengamanan Hutan
2. Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan
3. Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
d. Bidang Pengelolaan dan Produksi Hasil Hutan, terdiri dari :
1 Seksi Produksi Hasil Hutan
2 Seksi Pengujian dan Peredaran Hasil Hutan
3 Seksi Pemungutan Iuran
e. Bidang Perkebunan, terdiri dari :
1. Seksi Produksi Hasil Hutan
2. Seksi Tanaman Perkebunan
3. Seksi Usaha Tani
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT-D)
g. KelompokJabatan Fungsional.
SUMBER DAYA MANUSIAJumlah Pegawai pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu sampai dengan 31 Desember 2011 adalah sebanyak 59
orang, terdiri dari :
Pejabat Eselon II : 1 orang Pejabat Eselon III : 5 orang Pejabat Eselon IV : 15 orang Staf : 32 orang Tenaga Honorer : 6 orang
----------------------------------------Jumlah : 59 orang
Komposisi Sumber Daya Manusia sebagaimana tersebut diatas,
berdasarkan strata pendidikan terdiri dari :
S3 : - S2 : 1 orang (setara) S1 : 21 orang D3 : 5 orang D2 : - orang SLTA : 25 orang Lain-lain (SD) : 1 orang
-------------------------------------------
Jumlah : 53 orang
SARANA DAN PRASARANA1. Bangunan Kantor
Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan sampai dengan saat ini
belum memiliki Sarana berupa Gedung Kantor. Sampai dengan saat ini
Gedung Kantor yang dipergunakan masih milik Pemerintah Provinsi
cq.Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Status Gedung Kantor
yang dipergunakan masih pinjam pakai, oleh karenanya melalui Bupati
Labuhanbatu atas nama Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu pada
bulan Maret 2009 telah memohon kepada Gubernur Sumatera Utara
agar Gedung Kantor milik Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
dapat diserahkan / dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu.
2. Kendaraan Dinas
Kendaraan Dinas operasional baik berupa kendaraan roda 4 atau
roda 2 untuk mendukung tugas-tugas rutin dan tugas lainnya, baik
untuk pengamanan kawasan hutan dan lahan perkebunan dirasakan
masih belum memadai. Perkembangan kendaraan dinas operasional
pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu
adalah :
Kendaraan Roda 4, sebanyak 3 unit (kebutuhan 6 unit)
Kendaraan Roda 2, sebanyak 19 unit (kebutuhan 25 unit).
3. Fasilitas Pendukung Perkantoran
Dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan sehari-hari
perkantoran guna mendukung tugas pokok dan fungsi pada Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu didukung fasilitas
antara lain :
Komputer PC 11 unit
Notebook 12 unit
Mesin Tik 1 unit
Infocus 2 unit
Handycam 2 Unit
II. RENCANA KERJA
Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan daerah yang diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan
berkelanjutan sesuai dengan potensi sumber daya alam yang tersedia, sehingga
pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan mempunyai peran yang cukup
besar dalam mendukung perekonomian daerah, memacu pembangunan wilayah,
menyerap tenaga kerja, mendorong pengembangan industri hilir serta
mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
berkesinambungan.
Untuk mendukung keberhasilan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu telah
menyusun pengaturan yg diperlukan dlm merencanakan kegiatan formulasi,
implementasi dan evaluasi hasil kebijakan dgn menggunakan sumberdaya secara
efektif dan efisien serta memperhatikan lingkungan internal dan eksternal dlm
rangka mencapai tujuan yg telah ditetapkan. Adapun model manajemen kinerja
dalam rangka penilaian kinerja dan evaluasi tingkat pencapaian kinerja selama
tahun anggaran 2011 adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Alur Evaluasi Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu.
Lingkungan Strategis yang berpengaruhDalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seperti disebutkan terdahulu,
dinamika dan kinerja organisasi / lembaga Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Labuhanbatu tentu tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan kondisi
sektor pembangunan lainnya.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat faktor-faktor lingkungan strategis
dibidang kehutanan dan perkebunan.
Bidang kehutanan dan perkebunan keberadaannya mempunyai hubungan
saling berkaitan dan ketergantungan dengan sistim/sektor lainnya. Sistim
kehutanan dan perkebunan menerima masukan dari lingkungan (sistim/sub sektor
lainnya) dan memberikan keluaran yang kemudian dapat menjadi masukan bagi
sistim/sektor lainnya. Kesemuanya itu secara potensial dapat memberi corak dan
kontribusi terhadap misi dan kinerja sistim kehutanan dan perkebunan. Faktor
lingkungan tersebut adalah geografi, sumberdaya manusia, sosial, budaya,
agama, ekonomi, politik, hankam, iptek, serta transportasi dan komunikasi.
Dari sejumlah faktor lingkungan setidaknya terdapat tiga faktor lingkungan
strategis yang menjadi fokus perhatian dan telaahan dalam penyelenggaraan
pembangunan kehutanan dan perkebunan tahun 2011 ini yaitu :
a. Geografis.
Faktor geografis, seperti letak wilayah
dan ketersediaan sumber daya alam dapat
berpengaruh besar terhadap pembangunan
perkebunan, baik yang bersifat menunjang
maupun menghambat. Letak yang strategis,
jelas memperlancar perolehan barang modal /
input, dan memperlancar pemasaran produksi.
Tersedianya sumberdaya alam merupakan
faktor yang menunjang pembangunan
perkebunan baik langsung maupun tidak
langsung.
Keadaan geografis yang tidak menguntungkan antara lain letak areal
kehutanan dan perkebunan yang terisolir dan terpencil sehingga sangat
berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan.
b. Sumber Daya Manusia.Sumberdaya manusia, adalah pelaku pembangunan perkebunan oleh
karenanya perlu diberikan pendidikan yang berkwalitas kepada SDM yang
berkecimpung di sub sektor kehutanan dan perkebunan. Melalui pendidikan
yang berkwalitas dapat dihasilkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan memanfaatkan dan mengembangkan iptek yang sangat
diperlukan guna mendukung pembangunan kehutanan dan perkebunan.
Pelaku usaha kehutanan dan perkebunan khususnya dari kalangan
perkebunan rakyat tingkat SDM masih belum sejajar dengan pelaku usaha
perkebunan besar sehingga produktivitas perkebunan rakyat masih lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan perkebunan.
c. Ekonomi.
Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring
dengan peningkatan kwalitas sumber daya manusia.
Kondisi perekonomian sangat berpengaruh terhadap pembangunan
prasarana jalan dan jembatan kesentra-sentra produksi perkebunan rakyat.
Jika pengangkutan hasil produksi produksi perkebunan rakyat lancar dan
cepat nilai jual hasil perkebunan rakyat akan tinggi.
Kondisi perekonomian rakyat juga sangat berpengaruh dengan kondisi
perekonomian nasional maupun internasional terutama yang menyangkut
harga jual para petani perkebunan. Bila perekonomian berkembang pesat,
maka sub sektor perkebunan dengan sendirinya turut berkembang dan
sebaliknya bila perekonomian lesu akibat krisis ekonomi dan keuangan
(moneter) maka sub sektor perkebunan juga akan turut terkena dampaknya.
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN STRATEJIK
INTERNAL EKSTERNALKEKUATAN (STRENGTHS)
PELUANG (OPPERTUNTIES)
1. Kewenangan Pemkab sesuai PP. 38 Tahun 2008 terkait kawasan hutan.
2. Adanya kepastian dana APBD, APBN, DAK dan dana sah lainnya
3. Adanya kawasan hutan produksi dan hutan lindung
4. Political will dan goodwill dari Pemerintah Kabupaten dengan Tupoksi Dishutbun.
5. Peraturan perundangan dalam pengelolaan/pengurusan kawasan hutan.
6. Meningkatnya animo masyarakat akan kebutuhan bibit unggul perkebunan yang bersertifikasi.
7. Program Revitalisasi Perkebunan merupakan harapan bagi kesejahteraan masyarakat pekebun.
8. Tersedianya SDM Aparatur.9. Adanya Kelembagaan.10 Adanya dana APBD dan TP11 Adanya Perda & Tupoksi.12 Adanya Dukungan Pimpinan
1. Peluang investasi pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung melalui program HKm, Hutan Desa, HTR.
2. Terbukanya peluang lapangan kerja di sektor kehutanan
3. Semakin meningkatnya kepedulian akan pentingnya hutan ataupun penghijauan untuk mengurangi dampak global warming.
4. Semakin meningkatnya pendanaan APBN (DAK, Dana Dekonstrasi dan Tugas Perbantuan).
5. Dengan menggunakan bibit unggul bersertifikasi maka produksi perkebunan kelapa sawit dan karet masyarakat meningkat.
6. Meningkatnya komitmen pemerintah melalui program kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR).
7. Dukungan Pemerintah Kabupaten8. Dukungan DPRD.9. Dukungan Instansi Terkait.10. Potensi Produk Unggulan Lokal 11. Sumber Daya Alam12. Sumber Daya Manusia (SDM)
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
TANTANGAN/ANCAMAN (TREATS)
1. Maraknya perambahan kawasan hutan (HP dan HL).
2. Kurangnya sarana dan prasarana dalam operasi pengamanan hutan
3. Kurangnya SDM dalam pengamanan dan pengawasan kawasan hutan
4. Kurangnya peran aparat di desa dlm hal pengamanan kawasan hutan.
5. Minimnya dana pengamanan kawasan hutan.
6. Kurangnya minat masyarakat thd program HTR, HKM, Hutan Desa sebagai solusi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan hutan.
7. Kurangnya dukungan Bank yang ditunjuk untuk pendanaan.
8. Kurangnya SDM profesional9. Rendahnya plafond anggaran.10. Lemahnya Pengawasan.11. Kurangnya Koordinasi.12. Lemahnya Pendataan.13. Kurangnya pemahaman tentang Lingkungan SDA.14. Kuragnya sarana gedung kantor
1. Konflik lahan dan tekanan terhadap penggunaan kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang tidak prosedural .
2. Pemekaran berakibat wilayah hilir DAS bergantung akan penanganan serius wilayah hulu DAS di Kabupaten lain.
3. Kurangnya pemahaman dan Persepsi masyarakat tentang pemanfaatan kawasan hutan secara baik dan benar.
4. Peningkatan jumlah penduduk di sekitar dan di dalam kawasan hutan signifikan dengan laju deforestasi kawasan hutan.
5. Permasalahan Kawasan Hutan bersumber dari kebutuhan sosial ekonomi masyarakat yang tidak sejalan dengan aspek kelestarian hutan.
6. Meningkatnya Perambahan Hutan dan Lahan.7. Persaingan tingkat agrobisnis8. Harga komodity ditingkat petani rendah9. Terbatasnya Modal.10.Rendahnya Kreativitas dan Tehnologi.11.Meningkatnya kebutuhan lahan
A. PENJABARAN STRATEGIS ORGANISASI.Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan
strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja
instansi pemerintah. Perencanaan Strategis instansi pemerintah memerlukan
integrasi antara keahlian sumberdaya manusia dan sumberdaya lain agar
mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis
terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan
langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts),
kelemahan (weaknesses), peluang (oppurtunities) dan tantangan/kendala
(threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan
merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misis serta strategi instansi
pemerintah.
Dengan perkataan lain, rencana strategis yang disusun oleh suatu
instansi pemerintah setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran,
program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan
anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depannya, dan
menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Dengan visi, misi dan
strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan
dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi.
Perencanaan strategis bersama pengukuran, penilaian dan evaluasi kinerja
serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari suatu
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Perencanaan strategis setidaknya digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan : (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita
akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju kesana. Dengan melakukan
analisis internal dan eksternal pada perencanaan strategis mendefinisikan
misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian
visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa.
Penjabaran dari viisi dituangkan dalam tujuan dan sasaran strategis
organisasi, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh
organisasi didalam memenuhi visi misinya. Pertanyya “bagaimana kita menuju
kesana” dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian tujuan dan sasaran
dalam wujud menetapkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh organisasi.
Dari uraian singkat diatas, unsur-unsur utama yang perlu secara formal
didefinisikan dalam suatu perencanaan stratejik adalah pernyataan visi dan
misi penjabaran tujuan dan sasaran strategis serta perumusan strategi
pencapaian tujuan/sasaran berupa program dan kegiatan.
B. VISI DAN MISI
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan, yang merefleksikan cita-
cita, yakni hendak menjadi apa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu dimasa depan, dan sekaligus menentukan arah perjalanan
institusi ini. Karena Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu merupakan bagian internal dari Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu, secara logis visinya merupakan turunan dari dan mendukung
visi Kabupaten Labuhanbatu.
Penetapan Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas yang
diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan karyawan. Visi tersebut digali dari
keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi,
dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya.
VISI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN LABUHANBATU
Untuk mewujudkan Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Labuhanbatu tersebut perlu dirumuskan misi yang menggambarkan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
sesuai dengan visi yang ditetapkan.
Dengan adanya Misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dapat mengetahui peran dan program serta kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan dimasa akan datang.
MISI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LABUHANBATU
1. TUJUAN
1. Meningkatanya Kualitas SDM Aparatur yang Inovatif
2. Meningkatnya sarana dan prasarana
3. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari
4. Meningkatnya Agrobisnis perkebunan rakyat
“ Terwujudnya Kelestarian dan Manfaat Fungsi Kawasan Hutan Serta Meningkatkan Agrobisnis Perkebunan Yang Unggul Menuju
Masyarakat Labuhanbatu Sejahtera Tahun 2020 “
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan
merupakan sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu
tertentu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.
Karakteristik tujuan adalah sebagai berikut :
Idealistis : mengandung nilai-nilai keluhuran dan keinginan kuat
untuk menjadi baik dan berhasil
Jangkauan kedepan dicapai dalam waktu 5 tahun atau lebih
sebagaimana yang ditetapkan oleh suatu organisasi.
Abstrak : belum dapat dilihat secara kuantitas karena pencapaian
tujuan dapat berlangsung secara berkesinambungan.
Berdasarkan uraian diatas, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Labuhanbatu menetapkan tujuan sebagai berikut :
1. Misi Pertama “Meningkatanya Kualitas SDM Aparatur yang Inovatif” dengan tujuan :1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kreatif dan
inovatif
2. Misi Kedua , “ Meningkatkan Sarana dan Prasarana” dengan tujuan :1) Meningkatkan sarana kerja
2) Meningkatkan prasarana kerja
3) Meningkatnya fasilitas pendukung lainnya
3. Misi Ketiga, “Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari ” dengan tujuan :1) Meningkatkan SDM Masyarakat didalam dan sekitar hutan
2) Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat didalam dan
disekitar hutan tentang manfaat dan fungsi hutan
4. Misi Keempat, “ Meningkatnya Agrobisnis perkebunan rakyat” dengan tujuan :1) Meningkatkan peran serta petani dalam Agrobisnis perkebunan
2) Revitalisasi perkebunan
3) Meningkatkan sosialisasi Peraturan perundang-undangan
perkebunan dan meningkatkan pengawasan.
4) Meningkatkan pengawasan perijinan usaha perkebunan
5) Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap usaha-usaha
perkebunan rakyat
2. SASARANSasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai
secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran atau bulanan.
Fokus utama sasaran adlah tindakan alokasi, distribusi dan pemanfaatan
sumberdaya yang mengarah pada hasil nyata.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu menetapkan sasaran sebagai berikut :
Tujuan 1 :Meningkatanya Kualitas SDM Aparatur yang Inovatif
Sasaran Program1. Meningkatkan kualitas pendidikan
sebagian aparaturPeningkatan kualitas aparatur pemerintah yang inovatif
2. Meningkatkan kemampuan teknis sebagian aparatur
Tujuan 2 :Meningkatkan sarana kerja
Sasaran Program1. Peningkatan sarana transportasi
operasional aparatur Peningkatan peranan kelembagaan pemerintah2. Penigkatan pengadaan sarana
administrasi lainnya
Tujuan 3 :Meningkatkan Prasarana kerja
Sasaran Program1. Terwujudnya pembangunan
gedung kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu
Peningkatan peranan kelembagaan pemerintah
Tujuan 4 :Meningkatkan SDM Masyarakat didalam dan sekitar hutan
Sasaran Program1.Meningkatkan sosialisasi tentang
pemanfaatan kawasan hutana.Terwujudnya program
penanganan kawasan hutan melalui pemberdayaan masyarakat didalam dan disekitar hutan
2.Meningkatkan rehabilitasi hutan b.Meningkatnya rehabilitasi dan penghijauan didalam dan diluar kawasan hutan
3.Menurunnya tingkat perambahan kawasan hutan
C.Meningkatnya pengawasan dan patroli didalam kawasan hutan.
Tujuan 5 :Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat didalam dan disekitar hutan tentang manfaat dan fungsi hutan
Sasaran Program
1.Meningkatnya sosialisasi pengawasan hutan
a.Peningkatan Program Penyuluhan
2.Meningkatnya kelestarian fungsi kawasan hutan
b.Peningkatan program penanaman “One Man One Tree” dan Hari Menanam Nasional.
Tujuan 6 :Meningkatkan peran serta petani dalam Agrobisnis perkebunan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
dalam menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :
Kegiatan Efisien EfektifYa Tidak Ya Tidak
- Penyusunan laporan capaian kinerja ikhtisar
realisasi kinerja SKPD
- Penyusunan pelaporan keuangan
semesteran
Penyusunan pelaporan keuangan akhir
tahun
-
-
-
-
-
-
6. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kegiatan Analisis Efisiensi(Output/Input)
TingkatEfisiensi
Analisis efektifitas (indikator Kinerja
Outcomes)
Tingkat Efektifitas
Anggaran Realisasi % Target Realisasi %-Pembinaan, pengendalian dan pengawasan GNRHL
- Monitoring, Evaluasi dan pelaporan
-Pembuatan Rancangan Teknis Tanaman (RTT)
-Rehabilitasi Hutan Mangrove
-Penyusunan RP-Rehabilitasi hutan dan lahan
-Inventarisasi kawasan hutan lindung
51.400.000
24.000.000
27.155.000
1.288.703.000
174.970.000
71.060.000
49.912.500
0
10.618.000
125.197.000
0
53.110.000
97,11
0
39,10
9,71
0
74,74
Paket
136 oh
Paket
Ha/btg
Paket
2 lokasi
Paket
oh
Paket
Ha/btg
Paket
2 lokasi
100
0
60
30
0
100
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dalam
menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :
Kegiatan Efisien EfektifYa Tidak Ya Tidak
-Pembinaan, pengendalian dan pengawasan - -
GNRHL- Monitoring, Evaluasi dan pelaporan-Pembuatan Rancangan Teknis Tanaman (RTT)-Rehabilitasi Hutan Mangrove-Penyusunan RP-Rehabilitasi hutan dan lahan-Inventarisasi kawasan hutan lindung
--
---
--
---
7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
KegiatanAnalisis Efisiensi
(Output/Input)TingkatEfisiensi
Analisis efektifitas (indikator Kinerja
Outcomes)
Tingkat Efektifitas
Anggaran Realisasi % Target Realisasi %Operasi Pengamanan Hutan
18.967.000 18.640.000 98,28 Oh Oh 100
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dalam
menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :
Kegiatan Efisien EfektifYa Tidak Ya Tidak
Operasi Pengamanan Gutan - -
8. Program Peningkatan Produksi pertanian/perkebunan
KegiatanAnalisis Efisiensi
(Output/Input)TingkatEfisiensi
Analisis efektifitas (indikator Kinerja
Outcomes)
Tingkat Efektifitas
Anggaran Realisasi % Target Realisasi %-Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
--Pembuatan / rehabilitasi Jalan Usaha Tani
0
400.000.000
0
395.920.000
0
98,98
0
2 Lokasi
0
2 Lokasi
0
100
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
dalam menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :
Kegiatan Efisien EfektifYa Tidak Ya Tidak
-Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
--Pembuatan / rehabilitasi Jalan Usaha Tani
-
-
-
-
9. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
KegiatanAnalisis Efisiensi
(Output/Input)TingkatEfisiensi
Analisis efektifitas (indikator Kinerja
Outcomes)
Tingkat Efektifitas
Anggaran Realisasi % Target Realisasi %-Penyusunan master plan hutan kota
0 0 0 paket - 0
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
dalam menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :
Kegiatan Efisien EfektifYa Tidak Ya Tidak
-Penyusunan master plan hutan kota - -
Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode
pembandingan capaian kinerja sasaran. Metode pembandingan capaian kinerja
sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance
plant) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai
organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya
celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang
diperlukan dimasa mendatang. Metode ini terutama bermanfaat untuk
memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana
pelaksanaan misi organsasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Secara umum Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu
telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.
Dari 9 (sembilan) Program sasaran yang telah ditetapkan telah dilaksanakan
semuanya untuk Tahun Anggaran 2011 yaitu Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program
Peningkatan Disiplin aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian kinerja
dan keuangan, Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Program Perlindungan
dan Konservasi Sumber Daya Hutan, Program Peningkatan Produksi
pertanian/perkebunan dan Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan,
dengan perumusan keberhasilan pencapaian sasaran jika indikator
keberhasilannya dapat diwujudkan menjadi 71,89 %.
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator keberhasilan pada program dan kegiatan, target dan capaiannya
adalah sebagai berikut :
Kegiatan Target Realisasi %- Penyediaan jasa surat menyurat- Penyediaan jasa komunikasi, sumber