Top Banner
L;1 ['A!AL1 kU I (M I V LI1I'Zs I'[s1 1] ANTANANARIVO MEI 2015
49

L;1 ['A!AL1 kU I (M

Jan 22, 2017

Download

Documents

truongnhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: L;1 ['A!AL1 kU I (M

L;1 ['A!AL1 kU I (M

I V LI1I'Zs I'[s1 1]

ANTANANARIVO MEI 2015

Page 2: L;1 ['A!AL1 kU I (M

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 /0IIKEPPRIIVI20I5

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI-ANTANANARIVO TAHUN 2015-2019

KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi clan program untuk periode 5 (lima) tahun kedepan sebagai bagian dad Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemenntah (SAKIP);

b. bahwa KBRI-Antananarivo sebagai satuan unit kerja Kementerian Luar Negeri, telah menyusun Renstra tahun 2015-2019 berdasarkan visi, misi, arah clan kebijakan Kementerian Luar Negeri Tahun 2015-2019;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir (b) di atas, maka untuk melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019 tersebut, harus ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Kepala Perwakilan RI;

Mengingat 1. Undang Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. 2. Undang Undang Nomor 17 Tahun Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3. Undang Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

clan Kinerja Instansi Pemenntah. 5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. 6. Peraturan Presiden Nomor 02 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. 7. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar

Negeri. 8. Peraturan Menteri Luar Negen Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi

clan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri. 9. Peraturan Menteri Perencanaan clan Pembangunan Nasional/Bappenas

Nomor 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan clan Penelaahan Renstra Kementenan/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019.

10. Peraturan Menteri Perencanaan clan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja clan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemenntah.

11. Keputusan Menteri Luar Negeri No. 01/B/RO/IV/2015/01 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Luar Negen Tahun 2015-2019.

Page 3: L;1 ['A!AL1 kU I (M

M EM UTUS KAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI-ANTANANARIVO TAHUN 2015-2019.

Pertama : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) KBRI-Antananarivo Tahun 2015- 2019 sebagaimana terlampir dalam Keputusan mi.

Kedua : Renstra KBRI-Antananarivo Tahun 201 5-2019 dibuat sebagai acuan untuk:

1. Menyusun Renja-KL KBRI-Antananarivo. 2. Koordinasi perencanaan kegiatan 3. Pengendalian kegiatan

Ketiga : Memerintahkan kepada masing-masing fungsi/unit kerja:

1. Menjabarkan Iebih lanjut Renstra KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019 2. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja.

Keempat : Keputusan mi mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Antananarivo Pada tanggal : ..8 Mei 2015.

am

t/- Tembusan SK disampaikan kepada: 1. Yth. Menteri Luar Negeri 2. Yth. Wakil Menteri Luar Negeri 3. Yth. Sekretaris Jenderal 4. Yth. Inspektur Jenderal 5. Yth. Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika 6. Yth. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan 7. Yth. DirekturAfrika 8. Yth. Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi 9. Yth. Kepala Biro Keuangan 10. Yth. Kepala Biro Administrasi Kementerian dan Perwakilan

Page 4: L;1 ['A!AL1 kU I (M

KATA PENGANTAR

Kementerian Luar Negeri telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang berisi arah clan kebijakan untuk melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian Luar Negeri dalam rangka pelaksanaan hubungan clan politik luar negeri RI yang disesuaikan dengan arahan Presiden RI yang tertuang dalam NAWA CITA, clan kebijakan-kebijakan Pemerintah Iainnya.

Perwakilan RI sebagai satuan unit kerja dari Kementerian Luar Negeri memiliki tugas sebagai ujung tombak pelaksana diplomasi Indonesia, dalam rangka melaksanakan hubungan clan politik luar negeri RI di luar negeri.

Dengan demikian, Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan RI harus sejalan dengan arah clan kebijakan Kementerian Luar Negeri, sesuai dengan Visi Kemenlu yaitu Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat dengan menterjemahkan tekad Pimpinan Kementerian Luar Negeri bahwa Diplomasi untuk Rakyat, Diplomasi Membumi, sehingga diharapkan pelaksanaan diplomasi indonesia harus dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

KBRI-Antananarivo telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 dengan berpedoman kepada visi, misi, arah clan kebijakan Kementerian Luar Negeri, namun dalam pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi di negara akreditasi dengan memperhatikan dinamika yang terjadi di lapangan.

Salah satu prioritas sasaran strategis yang akan dicapai antara lain dalam bidang ekonomi sebagaimana hasil pertemuan bilateral Presiden RI clan Presiden RM tanggal 23 April 2015 disela-sela KTT-KAA Tahun 2015 di Jakarta, dimana kedua Kepala Negara telah sepakat untuk meningkatkan hubungan clan kerjasama dalam bidang pertanian, perdagangan clan investasi. Untuk merealisasikan kesepakatan tersebut, akan dibentuk Komisi Bersama RI-RM pada tahun 2015, yang bertugas antara lain menyusun clan membuat beberapa kesepakatan clan perjanjian dalam bidang pertanian, perdagangan clan investasi.

Semoga Renstra KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan Nasional RI, sehingga pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat kedua bangsa di masa mendatang.

Antananarivo, N Mel 2015.

,

i iAlA nt5os.

RWAKILAN R.I., I

r1-,A&- va ____

~War adinata/ Kuasa Usaha Tetap

Page 5: L;1 ['A!AL1 kU I (M

DAFTAR ISI

SK KEPPRI tentang Renstra KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019 ..........

KATAPENGANTAR ..............................................iii

DAFTARISI.....................................................iv

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT

I. Kondisi Umum ...................................1 II. AnaIisisSWOT ...................................2

BAB II VlSI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

I. Visi ............................................5 II. Misi ............................................5 Ill. Tujuan ..........................................5 IV. Sasaran Strategis .................................7

LAMPIRAN . ......................................................8

Lampiran I Matriks Arah Kebijakan dan Strategi ........................9

Lampiran II Matriks Target Kinerja ...................................12

iv

Page 6: L;1 ['A!AL1 kU I (M

BAB I

KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI-ANTANANARIVO

I. Kondisi Umum

Penyusunan Renstra KBRI-Antananarivo mengacu kepada Renstra Kementerian Luar Negeri Tahun 2015-2019 dengan menterjemahkan vlsi Kemenlu yaitu Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jab Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat'

Perwakilan RI sebagai ujung tombak pelaksana diplomasi Indonesia di luar negeri dalam rangka melaksanakan hubungan clan politik luar negeri RI, memiliki tugas clan tanggung jawab dalam mengimplementasikan visi clan misi Kementerian Luar Negeri tahun 2015-2019. Demikian juga dengan tekad Pimpinan Kemenlu bahwa 'Diplomasi untuk Rakyat, Diplomasi Membumi' yang mengandung pengertian diplomasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri clan Perwakilan RI, harus dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

Adapun sasaran strategis KBRI-Antananarivo yang akan dicapai periode 2015-2019 adalah meningkatkan kualitas clan kapasitas diplomasi Indonesia di Madagaskar dalam rangka upaya meningkatkan hubungan clan kerjasama bilateral clan regional di negara akreditasi dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya clan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan rakyat kedua bangsa, yang dilandasi dengan adanya kedekatan hubungan sejarah clan asal-usul bangsa Malagasy dengan Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan clan perlindungan WNI/BHI juga menjadi salah satu prioritas sasaran strategis KBRI-Antananarivo.

Khusus kerjasama dalam bidang ekonomi, sasaran strategis yang akan dicapai adalah dengan membentuk Komisi Bersama (Joint Commission) sebagai implementasi dari hasil pembicaraan bilateral antara Presiden RI clan Presiden RM disela-sela kegiatan KTT-KAA di Jakarta pada tanggal 23 April 2015. Kedua Kepala Negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang pertanian, perdagangan clan investasi.

Renstra KBRI-Antananarivo tahun 2015-2019, disusun guna memberikan arah clan sasaran yang akan dicapai dalam melaksanakan tugas clan fungsi selama 5 tahun kedepan, yang pada gilirannya diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan Nasional Indonesia sebagai upaya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.

Capaian kinerja selama 3 (tiga) tahun terakhir, dapat disampaikan antara lain dalam bidang politik, semakin meningkatnya kunjungan dignitaries clan pejabat kedua negara ke clan dari Indonesia, juga terdapatnya saling dukungan kedua negara dalam pencalonan masing-masing negara pada organisasi internasional. Dalam bidang ekonomi-perdagangan, volume perdagangan kedua negara mengalami peningkatan, bahkan mengalami surplus bagi Indonesia. Peningkatan volume perdagangan tidak terlepas dan upaya KBRI-Antananarivo memfasilitasi pengusaha kedua negara, balk dalam partisipasi pengusaha Indonesia pada Pameran Dagang Internasional Madagaskar (FIM) maupun partisipasi pengusaha Madagaskar pada Pameran Dagang lnternasional Indonesia (TEl). Dalam bidang pendidikan, telah ditanda-tangani M0U antara Universitas Antananarivo dengan dengan Universitas Brawijaya, clan dengan Universitas Trisakti serta antara ISBI-Bandung dengan Pusat Budaya clan Seni Antananarivo. Demikian juga, pengiriman pelajar clan mahasiswa Madagaskar untuk mengikuti pendidikan di berbagai perguruan tinggi negeri Indonesia dalam kerangka Kerjasama Negara Berkembang (KNB) bagi bea siswa program S-I dan S-2 maupun bea siswa program dharmasiswa 1 (satu) tahun

Page 7: L;1 ['A!AL1 kU I (M

untuk pelajaran bahasa ataupun budaya Indonesia. Untuk bea siswa mi yang dimulal sejak tahun 2001 alumnmnya sudah mencapai Iebih dari 170 orang (tidak termasuk yang masih mengikuti pendidikan). peningkatan kapasitas (capacity building) bagi masyarakat Madagaskar telah dilakukan, antara lain bidang pertanian dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan untuk peningkatan produksi padi dengan mendatangkan ahli-ahli pertanian Indonesia ke Madagaskar yang dimulai sejak tahun 2003 dan sampal sekarang masih berkelanjutan khusus dalam peningkatan kapasitas petani Madagaskar dalam produksi kedelai. Kursus dan pelatihan singkat antara lain Sesko AD, Sesko TNI, Sespim Poiri dan Lemhannas bagi perwira militer dan Polisi Madagaskar, seminar Nano Teknologi, pelatihan Penanggulangan Bencana Alam di Indonesia serta pelatihan/seminar Demokratisasi Indonesia di Jakarta. Dalam bidang pelayanan kekonsuleran dan pembinaan serta perlindungan WNI-BHI terus ditingkatkan kualitasnya menuju Pelayanan Prima. Sejauh mi dari sekitar 50 orang WNI yang berada di wilayah akreditasi belum ditemukan masalab berarti, dan KBRI-Antananarivo secara berkala selalu melaksanakan pembinaan kepada WNI-BHI dan bahkan kadang-kadang melibatkan mereka pada saat mereka tidak bekerja/libur kedalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan KBRI-Antananarivo.

Sejauh mi berbagai kesepakatan dan perjanjian yang telah dibuat kalangan pemerintah maupun stake-holders kedua negara dan sudah diimplementasikan, antara lain dukungan pemerintah Madagaskar atas pencalonan RI sebagai anggota Dewan HAM PBB dan IPU, pengiriman beberapa dosen Universitas Trisakti untuk mengajar dalam kurikulum perminyakan selama tahun 2014 di Universitas Antananarivo, Pilot Project Pengembangan Kedelai Indonesia di Madagaskar tahun 2014-2015. Pelaksanaan perjanjian/kesepakatan mi telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan hubungan kedua negara.

Sedangkan untuk masa mendatang yang akan dihadapi dalam kurun 2015-2019, antara lain mengimplementasikan hasil pertemuan bilateral Presiden RI dan Presiden RM di Jakarta disela-sela KTT-KAA tanggal 23 April 2015, yaitu akan membuat/menyusun berbagai perjanjian/kesepakatan kerjasama baik dalam bidang pertanian, perdagangan maupun investasi yang akan dibahas dalam berbagai kesempatan Sidang Komisi Bersama (SKB) baik yang akan diselenggarakan di Madagaskar maupun di Indonesia.

II. Analisis SWOT

1. Strengths (Kekuatan-kekuatan):

a. Kedekatan hubungan sejarah, budaya dan asal usul bangsa Indonesia dan sebagiab besar bangsa Malagasy adalah modalitas yang kuat untuk meningkatakan hubungan bilateral dalam berbagai bidang.

b. Kapasitas dan kualitas kelembagaan dan SDM yang dimiliki KBRI-Antananarivo menjadi modalitas untuk mewujudkan peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral kedua negara.

c. Kepemimpinan Indonesia sangat diakui, baik pada tataran regional ASEAN, maupun pada tataran internasional/multilateral, antara lain peran Indonesia pada kegiatan Peace Keeping di Sudan dan Libanon, dan kepemimpmnan Indonesia pada keanggotaan organisasi dibawah naungan PBB serta sebagai Ketua IORA.

d. Semangat KAA tahun 1955, KTT-KAA tahun 2005 dan KTT-KAA tahun 2015, yang diimplementasikan kedalam NAASP, Kerjasama Selatan-Selatan, Kerjasama Negara Berkembang (KNB) dan Gerakan Non-Blok (GNB).

e. Indonesia diakui sebagai negara besar, pertumbuhan ekonomi yang baik serta merupakan negara demokrasi ke-3 terbesar di dunia.

f. Selain kalangan pemerintah Madagaskar, stake-holders dan masyarakat Madagaskar menerima kehadiran KBRI-Antananarivo.

2

Page 8: L;1 ['A!AL1 kU I (M

2. Weaknesses (Kelemahan-kelemahan):

a. Letak geografis yang jauh antara Indonesia clan Madagaskar, menjadikan kendala tersendiri sehingga agak sulit dijangkau clan minimnya sarana transportasi yang menghubungkan kedua negara.

b. Pengusaha kedua negara belum sepenuhnya mengetahui potensi ekonomi masing-masing negara.

c. Masih banyak pengusaha Indonesia berpandangan bahwa negara-negara di Afrika itu banyak masalah, baik masalah politik clan peperangan, kelaparan, kemiskinan maupun penyakit, sehingga pengusaha Indonesia kurang berminat melakukan bisnis dengan negara-negara Afrika.

d. Anggaran yang sangat terbatas yang dialokasikan kepada KBRI-Antananarivo untuk melakukan berbagai promosi dan kerjasama internasional.

3. Opportunities (Peluang-peluang):

a. Kesepakatan Presiden RI clan Presiden RM dalam pertemuan bialteral disela-sela KTT-KAA tanggal 23 April 2015 di Jakarta, yaitu ingin meningkatkan hubungan clan kerjasama dalam bidang pertanian, perdagangan clan investasi.

b. Pemerintah Madagaskar dalam periode 2015-2019 memiliki 4 (empat) program prioritas pem bangunan, yaitu pembangunan pendidikan, kesehatan, good government clan pembangunan infrastruktur, merupakan kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia untuk melaksanakan investasi di bidang infrastruktur.

c. Kekayaan alam Madagaskar terutama dalam bidang pertambangan (migas) clan belum diolah secara maksimal, merupakan potensi yang sangat baik untuk melakukan investasi di bidang migas bagi Indonesia.

d. Banyaknya produk ekspor Indonesia di Madagaskar clan bahkan sudah memasuki pasar-pasar tradisional karena sangat disukai oleh masyarakat Madagaskar, merupakan potensi yang sangat baik guna meningkatkan perdagangan Indonesia.

e. Terdapatnya event reguler tahunan berbagai pameran khususnya pameran dagang clan pameran pariwisata di Madagaskar setiap bulan Mei clan event Pameran Produksi Indonesia (TEl) setiap bulan Oktober merupakan sarana untuk mempromosikan berbagai produk dagang maupun produk pariwisata Indonesia.

f. Keinginan yang kuat dari masyarakat Madagaskar untuk mengenal Iebih jauh mengenal Indonesia, ditandai dengan semakin banyaknya peserta kursus bahasa Indonesia di KBRI-Antananarivo, rata-rata 40 orang setiap harinya. Hal mi menjadi peluang untuk meningkatkan pariwisata Indonesia.

4. Threats (Ancaman/hambatan):

a. Belum begitu stabilnya perekonomian Madagaskar sebagai akibat krisis politik yang berkepanjangan selama tahun 2008-2013, menjadikan salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi-perdagangan, pariwisata clan investasi dengan negara akreditasi.

b. Lemahnya sistem perbankan clan terbatasnya persediaan valuta US Dollar di negara akreditasi menyebabkan kendala dalam melaksanakan perdagangan kedua negara.

c. Tingginya pajak impor (mencapai 40%) menyebabkan barang-barang produk ekspor Indonesia tidak diekspor langsung ke Madagaskar tetapi melalui negara pihak ketiga.

Page 9: L;1 ['A!AL1 kU I (M

kedua negara, serta kurangnya minat kunjungan masyarakat kedua negara untuk melakukan kunjungan bisnis, wisata maupun budaya.

Analisis SWOT

Internal (analisis internal di dalam kontrol organisasi)

Support Barrier

Eksternal (analisis eksternal di luar kontrol organisasi)

4

Page 10: L;1 ['A!AL1 kU I (M

BAB II VlSi, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS

KBRI-ANTANANARIVO

I. VlSi KBRI-ANTANANARIVO

Optimalisasi diplomasi di negara akreditasi guna Mendukung Wibawa Diplomasi Indonesia untuk Meningkatkan Hubungan dan Kerjasama yang saling menguntungkan bagi Kesejahteraan Rakyat Kedua Bangsa melalui pendekatan Persaudaraan Abadi, Silaturahmi dan Tall Kasih.

Pernyataan optimalisasi diplomasi mengandung pengertian bahwa KBR1-Antananarivo akan memanfaatkan semaksimal mungkin kapasitas kelembagaan dan kualitas SDM yang dimiliki untuk melaksanakan diplomasi di negara akreditasi bagi kepentingan Nasional Indonesia yang akan dilaksanakan melalui pendekatan persaudaraan abadi, siiaturahmi dan tall kasih.

II. MISI KBRI-ANTANANARIVO

1. Memanfaatkan kualitas dan kapasitas Perwakilan RI guna mendukung misi diplomasi Indonesia yang beriandaskan atas kedekatan hubungan sejarah dan asal-usul bangsa Malagasy dengan Indonesia.

2. Meningkatkan citra Indonesia sebagal negara Maritim di negara akreditasi yang dapat dirasakan manfaatnya oieh kedua bangsa.

3. Memantapkan pelaksanaan Indonesia Incorporated to Madagascar sebagal salah satu perwujudan Diplomasi Ekonomi yang berkelanjutan.

III. TUJUAN KBRI-ANTANANARIVO

1. Peran KBRI- Antananarivo yang berpengaruh di negara akreditasi:

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target Target 2015 2019

Peran KBR1-Antananarivo indeks Peran KBR1- 90 95 yang berpengaruh di negara Antananarivo akreditasi

2. Kapasitas KBR1-Antananarivo yang mumpuni di negara akreditasi:

Tujuan indikator Kinerja Utama Target Target 2015 2019

Nilai manfaat ekonomi, Nilai Total Perdagangan US$ 70 US$ 210 keuangan dan pembangunan juta juta yang optimal melalui upaya KBRI-Antananarivo di negara JumlahWisatawan 350 1750 akreditasi _________________________ orang orang

Nilai Investasi US$ 500 US$ 1,5 ribu juta

Page 11: L;1 ['A!AL1 kU I (M

Perhitungan I ndeks Peran KBRI-Antananarivo

A. Perhitungan Bobot

No. Indikator Bobot

1. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi clan 15 perjanjian/kesepakatan

2. Persentase rekomendasi Perwakilan RI yang ditindak lanjuti oleh 10 stakeholders

3. Persentase peningkatan perdagangan, pariwisata dan investasi 30 (trade,_ tourism investment/TTI) _and

4. Persentase publik di negara akreditasi yang berpendapat positif 15 mengenai Indonesia

5. Persentase permasalahan WNI-BHI di luar negeri yang dapat 20 diselesaikan.

6. Persentase responden/pengguna jasa yang menyatakan puas 10 atas pelayanan kekonsuleran

B. Perhitungan Target Indeks

Target Proyeksi Nilai Bobot Target No. Indikator PK Capaian Capaian PK Indeks

PK 1. Persentase realisasi

rencana aksi sebagai 90 80 80/90x100% 15 13,33 implementasi dari per- 0,89 janjian/kesepakatan

2. Persentase rekomen- dasi Perwakilan RI yang 75 70 70/75x100% 10 9,33 ditindak lanjuti oleh = 0,93 stakeholders

3. Persentase peningkat- an TTI (trade, tourism 90 85 85/90x100% 30 28,33 and investment) = 0,94

4. Persentase publik di negara akreditasi yang 80 75 75/80x100% 15 14,06 berpendapat positif = 0,94 mengenai Indonesia

5. Persentase perma- salahan WNI-BHI di luar 90 85 85/90x100% 20 18,89 negeri yang dapat = 0,94 diselesaikan

6. Persentase respon- den/pengguna jasa 95 90 90/95x100% 10 9,47 yang menyatakan puas = 0.95 atas pelayanan kekon- suleran

Total Target Indeks 93.41

Page 12: L;1 ['A!AL1 kU I (M

IV. SASARAN STRATEGIS KBRI-ANTANANARIVO

No. SasaranStrategis IndikatorKinerja Target Utama 2015 2016 1 2017 2018 2019

Peningkatan peran Persentase Delegasi 50% 60% 70% 80% 90% Perwakilan RI dalam RI/Tamu yang difasi- mendukung diplomasi litasi Indonesia melalui kerjasama bilateral, Persentase realisasi 100% 100% 100% 100% 100% regional dan global di dukungan terhadap ber-bagai bidang NKRI

Persentase realisasi 90% 90% 90% 90% 90% dukungan terhadap pencalonan RI di 01

2 Peningkatan peran Persentase pening- 50% 60% 70% 80% 90% Perwakilan RI dalam katan perdagangan, menciptakan nilai man- pariwisata dan in- faat ekonomi dan vestasi. pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia

3. Peningkatan peran soft Persentase pema- 50% 60% 70% 80% 90% power diplomacy yang haman masyarakat dilakukan oleh Perwa- setempat mengenai kilan RI di negara kebudayaan Indone- akreditasi sia

Persentase pelajar/ 60% 65% 70% 75% 80% mahasiswa setem- pat yang belajar di Indonesia

4. Peningkatan pelayanan Persentase penye- 90% 90% 90% 90% 90% dan perlindungan WNI- Iesaian kasus yang BHI di negara akredita- melibatkan WNI-BHI si di negara akreditasi

Persentase reSpon- 70% 75% 80% 85% 90% den atau pengguna jasa yang menyata- kan puas atas pela-

_____________________ yanan kekonsuleran 5. Peningkatan pene- Nilai hasil evaluasi B B B BB BB

rapan manajemen ki- Akuntabilitas Kinerja nerja dan anggaran lnstansi Pemerintah yang akuntabel (AKIP) Perwakilan

yang dilakukan Itjen dan BPO Persentase Realisa- 85% 87% 89% 90% 92% si Anggaran (SP21D) terhadap alokasi DIPA Perwakilan RI

Page 13: L;1 ['A!AL1 kU I (M

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

Page 14: L;1 ['A!AL1 kU I (M

Cu'- Cu cu CuCu C 0) C C C) Cu 0 >s— - Cu

Cu CD Cu •5) U) 5 00 '-

Cu .- E W:5 Cu Cu a) Cu - () U) E Cu

U) U) - ca Cu

cu.!! Cec CuCuQ). CuC5

cm Cl) — ECUI U) Cu C Cu — e Cu 0)

- m to .0 CC CuCu CCu0

0) E

'-CuD) Cu

Cu CuDCu Cu -C) Co CL 0) z CL

CLWCuU) Cu co 0)CuCu

CCCu E.) Cu Cu

(1.0 cu Cu

I Cu -

U) 0)0

22 C' - .0

Cu L 0 0 C Cu Cu. Z CA

CCu- U) .0 -

(U CD 0 0)

.CuC U) CuO Cu >s Cu 0— - o. E

E ° — _lz (Un) .!> U) C . U) - c E4cu

Cu 0 —U) C U) - U)CO

0.--- :3 cts - U) Cu

0)CucCu C -

Cube

CuU)U) .0Cu C CU 0 Cu

- = G)C.S! Cu

U)

Cu E

- o. 0) c CL CE' M CU) Cu.0

<0Cu U) .,E <.

C'C cts CUCu 0)

!C (U: j 0

Cu< D — CU U)

fDE0 0 Cu —

Cu CCU E (U - c

. - ca

E - C C C CU 0Cut.. — - (U 0) 0 CU

:- Cu _ 0)

U) C (U —ac . 2E Cu co m iE2'–

--L Cu

— C — — CCu a..

U) c 0. .

-Cu U) (U'CuCu ' 00)u ..Cu °a-E Cu -

OCCOCC CuCuCUCu .cu,-E C._

D).!I1) (UCu 0'Cu C - o

EE 0) U) CCu0) Cu Cu

Cu - CU

D, -D - as0Cu

ECuU' 4DWC U)

• CU 0)

(U Cu -E -

o Cu -O Ad

co E.!!. Cu . °-E

CL lb

E.o ) - (U 2 U)

C 4') CU U)

(1) U) — - —

Cu o o 0. ')O D)Cu'- CuCu E

CuCu C

2 CuO

Cu CL S?

(U U) . -a C ch CU ECu-- 0 -0

Cu C_ Cu -0

C (1) (UEQ. Ec

Ad ICUL..Cu j)O -C. Cu(U — C Cu O> CuCu

U) (U Cu cts Cu (U Cu E Cu C C Cu 0) U) U) U) C EU)CuCCU 0) C o (U E - 0) C C

CO U) O oaa, U)Cu.? a) 9b Cu0D

.EC0.U) CO

U) -p..

CL C C cn CuCu

C C C -- Cu CU — •- -

CCuC Cu

- (fl D) CuL CCU) E 0 Cu o

Page 15: L;1 ['A!AL1 kU I (M

>s C (5(5

C CS C C a) Cs

U)

C (5 0 s-

. (5 I >'z

a)_ Cc CS - 619 0) - C 0) . (I) o

VC€5E CC =

a)- U) €5

- 0) - (S

:: E a) V .0 (

. (5 a)

Z ._.! € U) .!. C CC C

0.. (S.0

E a)O)G)

- . (U C 0U) - O . CS .- V

C • - .00 U

'C Ca) -;; -

a) U) (S > O0)a)

C CA E .0 .0 - . E E . o '- .0 .

.) Cl. (5 a) °- EC

Cc.0 (5 (5 CL

a) cm -0 C CS . - a) E a) c -- - 0) -- C C a)

a) 0. E (1) 0. E 0. E U) V - — (5 —

o € E

E (1) 'I- o-ii . 0) ._

CCU)

C .-.

. C - CS

(5 o•;i • EC .!CS cts E (5 (5a)C Ca)

E SI-CS'- -E CUa) (5 CS

9— = I_Va).€5 a)c.0-

(S -CS CS U) (SFV a) O)

C: r_ i2 (5(5 (5

(5(5 0 cm J4 E

4- CVC (5a)O C.-05 CE

CS_Ae (1) (U C a) -C _ ( V a)

<CLEC .) I 0) -Nd W.- a)

ofl.. - <E - <0 <DC!)

(5 -Ne E

) U) 0) C C€5

0) ._ C (S .2C5Cs't

.- (U U) -t

C C (5(5

. .le C

V ' 0 0) (5,-c

- 0 V a) a)'- U)

5 a) iU) V 0) C - 0 ca C C V C o .0 >E

a) o $1)0) Q. C _(5C€5

0) a) - - .E .- C CS Ae O) U) to (S a) E'- m a)

U) 0 c.E li ca Zi r- Ad (D

0. CS C i... (I) 0) O-a)

.0 €5

CU) w C - (5 U) a)

- (5 U) CU (SU) , 0.C5 C

Ca) Ei

(5 0. ca It a a)a)

(5 V

• CL fl a) V ..- a) C (SC (5a)0 (S

CS . Ea)C D)(S OD

0.. - ' ) CV.!

. C

(50. CS CD)

(5 . C C CS -

(U -- . (I) a)

E—-' (U

Ca) - I- V- a) a)C

— C 0

(5 ._ (Dt C C

a) V j .0 (5 .0

D)C(SE 0 C >a)€5a)a) -E 0-

C ---

a) V.- C

U) (5• a)>a)(SC EE C (S CD

C 1 (5W a).Oa) CL E.!

CS >,U).C.0 0 CU 0Z a)

C E a 05U)V _0-(S -le

a) C ca ca

-a)2 C C 0. CU)0.5 (5 .!. 0. - U)VCU- C CS C U) '- a) C . CS - C . V C (UCV - C '-

.C(5D 0.

V - CC . ..B '

V.E V€5 cm •_)0.. C C(S(5 C5C

0 C5 -'- 2-Ca) '- _ C.a)CCC

2 U)EC5! C(U(S 213 G)

.! 0. 0(5 - C 0) im - E=C E ca G) a)

oE (5 5 >j a) a). (S a)a)

0-U)Q.LL. 4) (D

oo a)a)

cE

CC (5(D(5 CU o C >-.V€5 o ca -0

-

CO E • — .2 0. SC a C C V C CU CSV

- C5 tm

a) a)a) CL) .! U..VCV

0 '-4

Page 16: L;1 ['A!AL1 kU I (M

C a) a) - I Q C 0) E C 0) • C C C G) a)C

00 — 0)(5

cm 0) Cc5 - s L!! - ;-2 0

E 32 Cc 0 a) CL

a) a) C 0) C a- - - 0 . - C

'-a) 1C -- V C a) V

-5-10 U)

ca c ED)

m cts ()C a)

c c C .ca) -) a)

E >' 2c • a) E

a)E'

CL ))

04 - E' a) a- U)

EV a) a) a) a)

(I) C a-U)

U) C C -a)a)

C 4) M

cc . U)

D) a) - E -e E ° V 0)

CD M (M 0)U) - EU) U)E

. C E.0 Eo Ec

a)C E a)CCC a)'C) E a) a) -.-

V E o C .Q-

Co =5 cts U) _

-- .!!.a >'

E i;a)

a) U) —6E

2a) 0) U3U)

.!.()a. a)--

-- U) ((jC a)Q) U)0)-2 U)C U)CQ

m cu V V C C V C . c 0) C C °' cc a)c

- a) > a)a)

- V a)

- a)C E

- a) a) a) )

- . . a) <)a) <a) <Q <o <o <.,a.

(50-) jC

(5 C a)

0) C

3 E V a)

V a)'- V 0)Z C 0 C C 0)

- I —a) a) I 0) (5

C E a)

a) a) E

U) 0) C a-- a)C V (5

Vu) - a--' 0-) 1) ca to Z.0 C

ca a) E d)

0 0 C-..

C C ( ) (50) U) a)a) 0)

— (50-) r- (5 3. (5 Z a) CC

C (5 (5 Vc a)

0) (SC .2L (5 (5 (5 C

C a) o E Ca) C (a C.e . U) J (5

a) co V

cc V .C s

'-0 C a)0) Ec -C E (50) CC

r Cc 0 -0 Mn (D c-le , cm ()

E CL to U)'-

(5a) a)' (SC (5(5

CU, () m 0-

) 0 (D CC a) a)

m CD Co .0

ol a) V -

- _( C0) C CL a) a)

C a )•

a)

C a)-- CC

a)0 C- (5 (5

Cc5 = =

0)_E U) (5

.(;- 0-) C2-Q. '-V U)._

C - 0) a)a)U)

- - c - a-'- Z 0) a- a)

-

I liD E E0- EE

a.

H VC ca- a)V

C O) a) (D

a) 0 E a)a) 9 a)

Cl) 0 0-3 U)°

a)) .2 U) c 0- - (5 a- a)

a) M 0 ) - I- - a) a)

C - U)

Page 17: L;1 ['A!AL1 kU I (M

co

C

C.) 0 (0

U) 0) N. U) 0

U)

N Cl 0 • N

cq .j N

COto to N. I-

0 - • U) ci

(0

0. 0(0 C-4 (R ('4 ('4

(I) U) 0 N

N Ui Cl N

C N LO

C)

( ED N () N

N N

(D() o — '- N. N

00 N-

0C.) 0

Co to Cl U)

Iflo3

to U) •. N. to CO

0 0) C)

N-N- C. ) CD

CM r4 N-

to 0) (0

N tl: CL

00 0 0

0 0

C) 0

C) 0

ID 0

C) 0

C) 0

0 0

0 0

0 0

04 = r- -r--,- .r

00

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0 -

0 0

0 0

0 0

0 0 r r

r-. 0

00 0 0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

to 0 00 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

CP CP

I1)

00 0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0 -

(U. 0 C 01 m 0 C 1 D i& C

. -

(U ajEc c . C

c (UC - E m

C .— (U(u)CcC C 0I (U

Z (U C C(Ufl) CL 12 — (U U) (U (U U) 0)

CL.- C (U

C .... (U C C ° — U)

(U (U - o 1 (U

— G)C(UC (U CC C

•E • u E (UE 0

r- :3 C3 2--

E-c u-

D 0)0 0 . U) - (a .- a. .j

IIIhi!H u iiuoi ;i IL -o a. -. o (U -, E to -, -o m C - —) -o — a. a. 0 i- o -, - 2 -, a. E o

-U ° c0 (U (U2 5a.o_ (UU)a. M to co .E CU) (UC.IU C

Uam -.-(- 0.. 44 CC(U -.CCCG) WU)(U

.Ea.E I-o. (oo.a.

— m £ to T-

a. a. E CL CA 40

v. _ a a co IL

2 g' 1

41•U)(5W a 0 - a. a. (0 (0 0. (U to

Page 18: L;1 ['A!AL1 kU I (M

40 In c\1

. CL

CU U) -a

C CU

0 - CU (U C 0

CU C

._

-D CL Q) le-

-C C

E a) CU) Z -

QU)C 0) .0 C

C -5 cts -

0) C

-

U) C U)

> C .2

w 7a ca US Ad

41) 0)

U)0)U)C -

0 to — Cl)

C (U ZM U)

- >.. C

5ECC 4) CU ca

m C = 0)

E 4... U) CC CU)0 M U)4)_

>sC W NC

0)U) -aCt 7@ Co

U)4)4)4) U)U) 43

C Cl. 0 0 - (5

m w mmmm ECECEEECL -.Z4 (0—U).-. -C (5

4

-D ) O O)U) Q.

0 ) C -,z

c1 cad -F

4)

1) C 4- (5

c o

-

(5(5 to

0c

(5(5 4)

mn C

5 E cu (50 .

13 .5

• CA 0 0

(0(5 0)z C>j

• cu CU)

U U) (5 C

w cu

00 CU)

—G).0

0D jcsE

4D.E CL C

CL 0(5

he - cu

cu co

E C

o (I) C>CU) (5(5(5 (00>

C

c (5

E DCU)0 - C a

D C(5

>

CC

on :3 0

- w to 4)(A C ( Q) 4) 0

> U)

r ._ - C ) 0) C

0) O

41) CL

U) (U

U) (U

(5(5(5(5(50)4)

EEEEE I) (1)

a_

(—'- u

LI)0 LI) I LO

C~ I

0 S C~ I; N -

I IItI I IL

c) 0 40 O)In

- U) I%- o

II Il Cl Cl CD

'- 0 0

c'J ,-

)(

T-

0 '- XSJ 04 Cl 40

-. I0

- CO Lt)'40

mmolimol

Page 19: L;1 ['A!AL1 kU I (M

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA ANTANANARIVO-MADAGASKAR

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016

KBRI - ANTANANARIVO

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA ANTANANARIVO

Page 20: L;1 ['A!AL1 kU I (M

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah dilaksanakan sepanjang tahun anggaran melalui Rencana Aksi Perjanjian Kinerja yang telah disusun pada awal tahun anggaran.

Laporan Kinerja Tahun 2015 adalah merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019, dalam rangka pencapaian visi dan misi KBRI-Antananarivo untuk selama periode 5 (lima) tahun, sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai bagian integral dari Kementerian Luar Negeri RI.

Adapun Visi KBRI-Antananarivo adalah Menjadi ujung tombak untuk mewujudkan wibawa diplomasi Indonesia di Madagaskar untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bagi Kesejahteraan Rakyat Indonesia..

Sedangkan Misi KBRI-Antananarivo terdiri dan:

1. Memantapkan peran KBRI Antananarivo sebagai penjuru dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan diplomasi di berbagai bidang untuk memajukan kesejahteraan rakyat

Indonesia

2. Mewujudkan kapasitas KBRI Antananarivo agar menjadi organisasi yang kompeten,

profesional dan mumpuni.

Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, sejalan dengan arah dan kebijakan Kementerian Luar Negeri, KBRI-Antananarivo telah menyusun target kinerja sesuai dengan Renstra KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019. Target kinerja tersebut, pencapaiannya dilaksanakan setiap tahun yang pembiayaannya sesuai dengan fiscal budget melalui APBN. Target kinerja tahunan tersebut disusun kedalam Pernyataan Kinerja Kepala Perwakilan RI, Perjanjian Kinerja (PK) Kepala Perwakilan RI dan dijabarkan kedalam Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI.

Penyusunan PK dan Rencana Aksi PK disusun berdasarkan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama yang sudah dirumuskan secara umum untuk setiap Perwakilan RI. Dengan demikian, maka Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan RI disusun berdasarkan Realisasi dan Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI.

Laporan Kinerja (LKj) KBRI-Antananarivo Tahun 2015, disusun berdasarkan Realisasi atas Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI Tahun 2015.

Pencapaian kinerja dalam bidang politik, lebih banyak dalam upaya meminta dukungan ataupun saling dukung pada pencalonan RI ataupun RM dalam keanggotaan di badan-badan resmi PBB. Sementara itu, kerjasama politik Iainnya pada tahun 2015 Indonesia telah memberikan bantuan peningkatan kapasitas (capacity building) kepada pejabat militer Madagaskar, antara lain keikut-sertaan seorang Letkol (senior) Madagaskar pada pendidikan Lemhannas. Dalam bidang ekonomi, meskipun keikut-sertaan Indonesia pada Pameran Dagang Internasional Madagaskar (FIM) tahun 2015, hanya dilkuti oleh 10 perusahaan, tetapi telah menghasilkan transaksi bisnis sekitar US$ 320,000.- meningkat 5 kali lipat (500%) dibandingkan dengan keikut-sertaan pada FIM 2014 yang hanya mencapai US$ 60,000.-. Produk yang paling diminati oleh pengusaha Madagaskar pada penyelenggaraan FIM tahun 2015 adalah minyak kelapa sawit. Demikian juga, keikut-sertaan pengusaha Madagaskar pada Pameran Dagang Internasional Indonesia (TEl) tahun 2015 di Jakarta, hanya diikuti 6 orang pengusaha yang mewakili lebih dari 15

Page 21: L;1 ['A!AL1 kU I (M

Perusahaan, tetapi dari segi transaksi telah menghasilkan sebesar US$ 225000.- apabila dibandingkan dengan transaksi tahun 2014 yang hanya mencapal US$ 98,000.- meningkat sekitar 3 kali lipat (300%). Sementara itu, jumlah wisatawan dari wilayah akreditasi pada tahun 2015 mengalami peningkatan sekitar 41,99% yaitu sebanyak 328 wisatawan, sementara tahun 2014 sebanyak 231 wisatawan. Dalam bidang Sosial dan budaya, bantuan sosial dalam kerangka Humanitarian Social Mission Responsibility (HSMR) telah dilakukan oleh KBRI-Antananarivo selama tahun 2015, antara lain penyelenggaraan Donor Darah secara rutin 4 (empat) bulan sekali di KBRI-Antananarivo bekerja sama dengan Palang Merah Madagaskar dan Bank Darah Madagaskar dan bantuan pangan kepada beberapa wilayah yang dianggap KBRI-Antananarivo memenlukan bantuan. Pemberian bea-siswa, baik program degree maupun non-degree yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada masyarakat/pelajar/mahasiswa Madagaskar dalam kerangka Kerjasama Negara Berkembang maupun Kerjasama Selatan-Selatan, setiap tahunnya rata-rata 20 orang, dan Madagaskar termasuk yang mendapat kuota bea-siswa yang paling banyak, apabila dibandingkan dengan bea-siswa yang dibenikan kepada negara-negara Afrika lainnya, yang rata-rata 5 - 6 orang. Dalam upaya pelayanan kekonsuleran dan perlindungan WN/BHl di wilayah akreditasi, tetap menjadi prioritas kinerja KBRI-Antananarivo. Pembinaan terhadap WNI/BHI di wilayah akreditasi untuk wilayah Antananarivo dilakukan melalui diikut-sertakan dalam berbagal kegiatan yang diadakan oleh KBRI-Antananarivo, sementara WNI yang berada di luar kota, secara rutin KBRI-Antananarivo mengunjungi mereka. Selanjutnya guna mendukung optimalisasi kinerja, khususnya potensi kerjasama dalam berbagai bidang, pada tahun 2015 KBRI-Antananarivo telah melakukan pemetaan/ mapping ke 8 region yaitu Region Boeny, Alaotra Mangoro, Atsinanana, Diana, Antsirabe, Alanamanga, Anosy, dan Atsimo Andrefana,

Sementara itu, dukungan manajemen keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana senta komunikasi, telah memberikan kontribusi nyata dalam melaksanakan semua target kinerja KBRI-Antananarivo Tahun 2015.

B. Tugas dan Fungsi

KBRI-Antananarivo memiliki tugas pokok melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan nasional negara Republik Indonesia, melindungi Warga Negara Republik Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia di wilayah akreditasi Republik Madagaskar, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang benlaku.

Adapun fungsi KBRI-Antananarivo, adalah:

1. Sebagai perwakilan (representation) Pemerintah Indonesia di negara akreditasi. 2. Melakukan perundingan (negotiation) dalam upaya memperjuangkan kepentingan

nasional RI baik dengan pemerintah Republik Madagaskar maupun dengan organisasi internasional Iainnya yang diakreditasi di Madagaskar.

3. Melakukan promosi (promotion) mengenai potensi Indonesia di bidang ekonomi-perdagangan, pariwisata dan investasi senta budaya di Madagaskar.

4. Melindungi (protection) WNI dan BHI di Madagaskar. 5. Melakukan pelaporan (report) atas semua informasi terkait di Madagaskar.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri pasal 8 dan 9 mengenal Susunan Organisasi Perwakilan Diplomatik dan Konsuler dan bendasarkan Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomon SK.06/AIOTNI/2004/01 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, KBRI Antananarivo memiliki angka indeks 1,98. Dalam lampiran Kepmen tersebut antara lain disebutkan bahwa bagi

2

Page 22: L;1 ['A!AL1 kU I (M

perwakilan yang angka indeksnya berkisar antara 1,00 sampal dengan 2,99 memiliki susunan organisasi sbb:

1. Unsur Pimpinan, yaitu Kepala Perwakilan; 2. Unsur Pelaksana, yaitu Pejabat Diplomatik dan Konsuler paling banyak 4 (empat); 3. Unsur Penunjang, yaitu Petugas Komunikasi dan Bendahara dan Penata

Kerumahtanggaan (BPKRT) paling banyak 2 (dua).

Adapun personalia dalam organisasi KBRI Antananarivo pada tahun 2015, terdiri dan:

a. Kuasa Usaha Tetap, Artanto S. Wargadinata, Minister, tiba bulan Mel 2012, b. Pelaksana Fungsi Ekonomi, Endang Rakhmat, Minister Counsellor, merangkap tugas

sebagai Kepala Kanseleral/HOC, tiba bulan Juni 2013. c. Pelaksana Fungsi Politk, Royyen Wanimbo, Counsellor, tiba bulan Juli 2015 d. Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, Teguh L. Tobing, Sekretaris II, tiba

bulan Juli 2015. e. Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler, Deasy Knistianti, Sek.lIl, tiba Agustus 2014. f. Petugas Komunikasi, Iqbal Hidayat, tiba bulan Agustus 2012 (rencana mutasi Januari

2016). g. Bendahara dan Penata Kerumahtanggaan, Oyon SB Cahyono, tiba bulan Juli 2015.

Adapun bezetting Pegawai Setempat per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

1. Sdr. Sukatno (WNI). 2. Sdr. Asim Sawid (WNI). 3. Sdr. Ronaldus Yomar Sakti (WNI). 4. Sdri. Dian Susilo Murti (WNI) 5. Sdr. Ery Hanandita (WNI) 6. Sdr. Abdillah Ali Rochman (WNI/Sekpni diperbantukan/merangkap KRT) 7. Sdri. Misnawati (WNI/PRT). 8. Sdri. Rakotoarivelo Bakoly Hanta (WN Malagasy) 9. Sdri. Andritahiana Miora (WN Malagasy) 10. Sdr. Rakotondrina Barnabe (WN Malagasy) 11. Sdr. Ralambosoa Jean (WN Malagasy) 12. Sdr. Rakotovao Honore (WN Malagasy) 13. Sdr. Ismael Abad (WN Malagasy)

D. Aspek Strategik Organisasi

KBRI Antananarivo sebagai wakil resmi Pemerintah RI, mempunyai posisi sangat strategis dalam rangka pelaksanaan hubungan bilateral Indonesia-Madagaskar, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. KBRI Antananarivo di Madagaskar mulai berdiri/beroperasi pada tahun 1975. 2. Kedekatan hubungan sejarah, asal-usul dan budaya antara Indonesia dan Madagaskar

membuat hubungan antara Kedutaan Besar RI Antananarivo dengan Pemerintah Madagaskar menjadi modalitas dalam rangka upaya meningkatkan hubungan bilateral RI-RM.

3. Pengisian kembali jabatan Kuasa Usaha Tetap RI pada KBRI Antananarivo pada tahun 2012, berdasarkan SK Menlu RI Nomor 00820/B/KP/II/2012, setelah hampir tiga tahun dikosongkan sebagai akibat knisis politik di Madagaskar, merupakan wujud kepedulian Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral RI-RM.

4. Penduduk Madagaskar yang mencapal 23 juta jiwa merupakan potensi pasar yang menjanjikan bagi peningkatan hubungan bilateral RI-RM dalam bidang ekonomi-perdagangan dan pariwisata..

Page 23: L;1 ['A!AL1 kU I (M

Sementara itu, permasalahan yang masih ada dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral RI-RM selama mi, antara lain belum adanya penerbanqan lanqsunq clan belum dibukanya Kedubes Madaqaskar di Indonesia, kunjungan dignitaries maupun pejabat kedua negara masih kurang. Beberapa permasalahan seperti menyangkut pembebasan pajak (VAT) bagi keperluan dinas maupun pribadi diplomat, terus diupayakan meskipun belum bisa dikaitkan dengan azas resiprokal karena belum dibukanya Kedubes Madagaskar di Jakarta. Demikian juga, kendala tingginya bea masuk barang ke Madagaskar yang mencapai 40%, sangat memberatkan pihak eksportir Indonesia sehingga barang-barang produk Indonesia tidak diekspor Iangsung tetapi melalui negara pihak ketiga, yang pada gilirannya neraca perdagangan kedua negara masih rendah.

Page 24: L;1 ['A!AL1 kU I (M

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja.

Terdapat 6 (enam) Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama serta Program/Kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

1. Sasaran Strategis: Meningkatnya dukungan Madagaskar terhadap kedaulatan NKRI/pembangunan infrastruktur kemaritiman/kerjasama bilateral dan isu-isu global.

Indikator Kinerja Utama: Prosentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI-Antananarivo yang ditindak lanjuti stakeholders.

Program/Kegiatan: a. Melakukan pendekatan dengan stake-holders terkait di negara akreditasi dalam

mendukung penyusunan rekomendasi. b. Mengembangkan jejaring (networking) dalam mendukung penyusunan rekomendasi c. Menyusun rekomendasi di bidang kemaritiman dan perbatasan. d. Menyusun rekomendasi terkait pengembangan infrastruktur poros maritim Indonesia. e. Menyusun laporan/kajian hasil kunjungan pejabat tinggi. f. Menyusun laporan/kajian tentang optimalisasi peranan Indonesia sebagai Ketua IORA. g. Menyampaikan usulan/prakarsa di bidang politik, hukum dan keamanan untuk posisi

Indonesia dalam negosiasi/perundingan bilateral, regional dan multilateral.

2. Sasaran Strategis: Peningkatan peran KBRI-Antananarivo dalam rangka mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di negara akreditasi.

Indikator Kinerja Utama: Prosentase rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/ kesepakatan.

Program/Kegiatan: 1. Menyusun rencana aksi tindak lanjut komitmen hasil kunjungan Kepala Negara/Kepala

Pemerintahan/Menteri/Pejabat tinggi negara. 2. Merealisasikan rencana aksi sebagai implementasi perjanjian/kesepakatan di bidang

politik, hukum dan keamanan yang ditanda-tangani. 3. Mengupayakan dukungan stakeholders di negara akreditasi terhadap kedaulatan NKRI

dan atau pernyataan gerakan-gerakan separatis. 4. Melakukan upaya penggalangan terhadap pencalonan Indonesia pada Lembaga/

Organisasi Internasional.

3. Sasaran Strategis: Peningkatan peran KBRI-Antananarivo dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Indikator Kinerja Utama : Prosentase peningkatan Trade, Tourism and Investment (UI).

Program/kegiatan: 1. Memfasilitasi kunjungan Menteri/Pejabat tinggi yang terkait dengan isu ekonomi. 2. Mengupayakan peningkatan kunjungan misi dagang/pengusaha yang berhasil

didatangkan oleh Perwakilan RI. 3. Menindak-lanjuti kesepakatan ekonomi seperti MoU/perjanjian, komitmen investasi dan

perdagangan. 4. Menyelesaikan sengketa/kasus bisnis yang terjadi. 5. Memfasilitasi business match making. 6. Menyusun data economic intelligence untuk kepentingan stakeholders.

5

Page 25: L;1 ['A!AL1 kU I (M

7. Menindak-lanjuti inquiry bisnis (perdagangan) 8. Menindak-lanjuti minat investasi pengusaha di negara akreditasi dan sebaliknya. 9. Mengupayakan kunjungan wisatawan dari negara akreditasi ke Indonesia. 10. Mengembangkan jejaring kerja dalam mendukung TTI.

4. Sasaran Strategis: Menguatnya peran soft power diplomacy yang dilakukan oleh KBRI-Antananarivo di negara akreditasi.

Indikator Kinerja Utama : Prosentase publik di negara akreditasi yang berpandangan posisitf terhadap Indonesia.

Program/Kegiatan: 1. Membina dan memberdayakan masyarakat Indonesia di negara akreditasi. 2. Meningkatkan kualitas pengelolaan website atau protal perwakilan untuk menarik minat

pengunjung mengakses informasi tentang Indonesia. 3. Memberdayakan keberadaan para peserta program bea-siswa/pelatihan di negara

akreditasi dalam mendukung kegiatan Perwakilan RI. 4. Mengupayakan atau memfasilitasi kunjungan jurnalis/famtrip untuk meningkatkan citra

Indonesia di negara akreditasi. 5. Membangun networking untuk mendukung penguatan soft power diplomacy di negara

akreditasi. 6. Mengupayakan kunjungan Menteri/Pejabat tinggi yang terkait dengan isu Pensosbud. 7. Mengupayakan tindak-lanjut kesepakatan/kerjasama di bidang penerangan, sosial dan

budaya. 8. Menyelenggarakan Misi Kesenian/Kebudayaan. 9. Memfasilitasi aktivitas/prakarsa/program diaspora Indoensia.

5. Sasaran Strategis: Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora Indonesia di negara akreditasi.

Indikator Kinerja Utama: (a). Prosentase permasalahan WNI/BHI di luar negeri yang diselesaikan, (b). Prosentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.

Program/Kegiatan: 1. Menyelesaikan permasalahan WNI/BHI di luar negeri. 2. Mengupayakan ketersediaan Pengacara untuk penyelesaian kasus hukum WNI/BHI. 3. Mengoptimalkan penggunaan fasilitas penampungan bagi WNI bermasalah. 4. Memfasilitasi pembentukan Perjanjian/Kesepakatan/MoU di bidang perlindungan WNI/

BHI dengan negara akreditasi. 5. Memfasilitasi implementasi Perjanjian/Kesepakatan/MoU di bidang perlindungan WNI/BHI

dengan negara akreditasi. 6. Memberdayakan masyarakat Indonesia di luar negeri bagi penanganan WNI bermasalah

termasuk pembentukan Satgas. 7. Melakukan survei kepuasan pelayanan kekonsuleran.

6. Sasaran Strategis: Meningkatnya penerapan manajemen kinenja dan anggaran yang akuntabel.

Indikator Kinerja Utama: (a). Nilai hasH evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) KBRI-Antananarivo yang dilakukan oleh Itjen dan BPO. (b). Prosentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI-Antananarivo.

Program/Kegiatan: 1. Meng implementasikan sistem AKIP sesuai dengan Program 2. Merealisasikan kegiatan sesuai perencanaan kinenja dan anggaran serta SPIP.

Page 26: L;1 ['A!AL1 kU I (M

B. Perencanaan Kinerja dan Anggaran KBRI-Antananarivo Tahun 2015

Dari Perencanaan Kinerja Perwakilan RI seperti tersebut pada butir (A) diatas, yang meliputi Sasaran Strateqis, IKU dan Program/Kegiatan, maka KBRI-Antananarivo membuat Perencanaan Kinerja dan Anggaran untuk Tahun 2015 yang disesuaikan dengan alokasi pada DIPA Tahun 2015, sebagai berikut:

PERENCANAAN KINERJA DAN ANOGARAN KBRI-ANTANANARIVO TAHUN 2015

1. Penggalangan dan pendekatan dalam rangka 8 kali 100 Rp. 63,410,000.- mencani dukungan pencalonan Indonesia pada organisasi internasional di wilayah akreditasi

2. Pendekatan dengan berbagal kalangan di 20 kali 100 Rp. 200,000,000.- wilayah akreditasi dalam rangka meningkatkan kerjasama bidang Poihukam

3. Penggalangan dengan pejabatsipil dan militer 4 kali 100 Rp. 43,750,000.- dalam rangka upaya capacity building sipil/militer Madagaskar

4. Melasanakan renaksi SKB-I RI-RM dengan 2 kali 100 Rp. 20,000,000.- Kemlu dan instansi terkait Iainrtya di Madagaskar

5. Keikutsertaan Indonesia dalam Pameran Dagang 10 pe- 100 Rp. 100,000,000.- Internasional Madagaskar (FIM) Tahun 2015 serta

6. Penyelenggaran seminar/workshop Peluang Bis- I kali 90 Rp. 20,000,000.- nis di Indonesia

7. Pendampingan dalam rangka keikut-sertaan 10 pe- 100 Rp. 128,250.000.- pengusaha/ BUMN Madagaskar pada TEl 2015 serta

8. Pendekatan dengan Pengusaha dan Kadin 2 kali 90 Rp. 15,000,000.- setempat

9. Keikutsertaan Indonesia pada Pameran Pariwi- I peser- 100 Rp. 50,000,000.- sata Internasional Madagaskar (ITM) 2015 ta

10. Promosi TTI di wilayah akreditasi 5 kali 90 Rp. 50,000,000.- 11. Pelaksanaan Donor Darah 3 kali 100 Rp. 30,000,000.- 12. Pelaksanaan kursus bahasa Indonesia di kantor 12 kali/ 100 Rp 60,000,000.-

KBRI-Antananarivo bulan 13. Pelaksanaan sosialisasi, wawancara dan reko- 2 kali 80 Rp. 30,000,000.-

mendasi bagi calon peserta bea-siswa Dhar- masiswa maupun bea-siswa jenjang S-I dan S-2

14. Fasilitasi dan pendampingan kepada ahli 4 kali/ 80 Rp. 40,000,000.- pertanian Indonesia di wilayah akreditasi dalam tahun rangka capacity building bidang pertanian di Madagaskar

15. Pembinaan Diaspora Indonesia di wilayah 4 kali/ 80 Rp. 40,000,000.- akreditasi tahun

16. Pelaksanaan festival seni dan budaya Indonesia 4 kali/ 80 Rp. 81,500,000.- di wilayah akreditasi maupun di luar wilayah tahun akreditasi

17. Pelaksanaan Upacara Kenegaraan 5 kali 100 Rp. 108,687,000.- 18. Penyelesaian kasus dalam rangka penlindungan 2 kali 95 Rp. 37,500,000.-

WNI/BHI di wilayah akreditasi 19. Pelayanan dokumen kekonsuleran kepada 350 kali 95 Rp. 25,000,000.-

WNIIWNA 20. Pelayanan perkantoran dalam bidang keuangan, 12 100 Rp.17,577,789,000.-

kepegawaian dan penlengkapan bulan 21. Pengadaan sarana dan prasarana perkantoran, 12 100 Rp. 1,069,318,000.-

pembelian I unit mobil dinas operasional, dan 2 bulan - unit sepeda motor dinas operasional. I - Jumlah I Rp.19,890,204,000.-

7

Page 27: L;1 ['A!AL1 kU I (M

BAB Ill

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organ isasi

Selama tahun 2015, capalan kinerja KBRI-Antananarivo berdasarkan perencanaan kinerja clan anggaran Tahun 2015, dapat disampaikan sebagai berikut:

(1). 1 Sasaran Strategis: Meningkatnya dukungan Madagaskar terhadap kedaulatan NKRI/pembangunan infrastruktur kemaritiman/kerjasama bilateral clan isu-isu global.

2. Indikator Kinerja Utama: Prosentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI-Antananarivo yang ditindak lanjuti stakeholders.

3. ProgramlKegiatan:

- Melakukan pengalangan clan pendekatan dalam rangka mencari dukungan pencalonan Indonesia pada organisasi internasional di wilayah akreditasi

- Melakukan pendekatan dengan berbagai kalangan di negara akreditasi dalam rangka meningkatkan kerjasama bidang Poihukam.

4. Capaian kinerja:

Terlaksananya peningkatan dukungan Madagaskar terhadap kedaulatan NKRI/ pembangunan infrastruktur kemaritiman/kerjasama bilateral clan isu-isu global.

1. Melakukan penggalangan clan pendekatan dalam 8 8 100 rangka mencari dukungan pencalonan Indonesia pada organisasi internasional di wilayah akreditasi

2. Melakukan pendekatan dengan berbagai kalangan 4 4 100 di negara akreditasi dalam rangka meningkatkan kerjasama bidang Poihukam.

5. Analisis Capaian Kinerja

Selama tahun 2015, dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral Indonesia-Madagaskar dalam bidang Poihukam, KBRI-Antananarivo terus berupaya melakukan pendekatan kepada berbagai kalangan, khususnya Kementerian Luar Negeri Republik Madagaskar. Permintaan dukungan pemerintah Republik Indonesia kepada pemerintah Republik Madagaskar selama tahun 2015, ada 7 (tujuh) yaitu keanggotaan pada IMO (International Maritime Organization) periode 2015-2017, ILC (International Law Commission) periode 2017-2021, UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) periode 2016-2017, ITLOS (International Tribunal for the Law Of the Sea) periode 2017-2026, ICC (International Coordinating Council) periode 2016-2020, WHC-(World Heritage Committee) pada UNESCO periode 2015-2019 clan UPU (Universal Postal Union) periode 2017-2020. Sementara pemerintah Madagaskar meminta dukungan pemerintah Indonesia sebagai Dewan Eksekutif di UNESCO. Permintaari dukungan Pemri yang sudah disetujui ada 3 (tiga) untuk periode 2015 yaitu dukungan (saling dukung) pada

[I]

Page 28: L;1 ['A!AL1 kU I (M

IMO untuk RI dan Dewan Eksekutif pada UNESCO untuk RM, kemudian dukungan untuk keanggotaan RI pada UNIDO, dan keanggotaan RI untuk WHC pada UNESCO. Permintaan dukungan RI kepada RM yang Iainnya belum mendapat jawaban mengingat periode keanggotaannya masih ada waktu, Dengan terpilihnya Indonesia menjadi Ketua IORA periode 2015-2017, Menteri Luar Negeri Madagaskar dan delegasi telah hadir pada sidang I IORA Ministerial Meeting di Padang, Sumatera Barat, bulan Oktober 2015. Namun pada acara BDF tahun 2015, Menlu RM tidak dapat hadir dan bahkan tidak sempat menunjuk wakilnya karena kesibukan Menlu RM dalam mendampingi Presiden RM melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Adapun pejabat dari Indonesia yang datang ke Madagaskar pada tahun 2015 adalah delegasi RI yang dipimpin oleh Direktur Afrika, Ditjen Aspasaf Kemlu beserta rombongan dari PT. Pindad dan PT. Dirgantara Indonesia dan telah melakukan Roundtable meeting dengan delegasi RM yang dipimpin oleh Direktur Kerjasama Bilateral, Kemlu RM, dalam rangka penjajagan dan inventarisasi peluang kerjasama antara RI dengan RM untuk dijadikan agenda pada Sidang Komisi Bersama (SKB) I, yang rencananya akan diadakan di Antananarivo pada akhir tahun 2015, namun tidak sempat dilaksanakan. Kemudian tim Money dari Kementerian Pertanian RI yang didampingi oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri RI dalam rangka evaluasi Pilot Project Pengembangan Kedelai Indonesia di Madagaskar (periode 2014-2015). Sesuai dengan hasil pertemuan antara KBRI-Antananarivo dengan pihak Kemlu RM bulan Desember 2015, SKB-I akan dilaksanakan pada tahun 2016. Sementara itu draft M0U antara Kepolisian Madagaskar dengan Poiri yang disampaikan oleh pihak Kepolisian Madagaskar belum ditindak-lanjuti.

6. Kendala dan Pemecahannya

Dalam menjalin hubungan dan kerjasama dalam bidang Polhukam dengan negara akreditasi tidak terlalu bermasalah, karena adanya kedekatan hubungan sejarah dan asal-usul bangsa Malagasy dengan Indonesia menjadi modalitas dalam rangka membina hubungan bilateral, regional maupun internasional kedua negara. Hanya dalam permintaan dukungan, pemerintah Madagaskar terkesan sangat hati-hati, dan terkadang dukungan diberikan menjelang sidang di PBB. Seperti biasanya, dukungan anggaran dalam rangka upaya meningkatkan hubungan dan kerjasama kedua negara masih relatif rendah, namun terbatasnya anggaran tidak menjadikan faktor penghambat bagi keberhasilan tugas dan fungsi KBRI-Antananarivo dalam menjalankan visi dan misinya.

=MEN komprehensif Rekornendasi

Ditindakianjuti I Persentase Peluang kerjasama I

rekomendasi hasil Poihukam dalam kaj Ian kompre- dukungan/saling hensif KBRI- dukung dan M0U Antananarivo Kepolisian RM yang ditindak- dengan Poiri lanjuti stake- Jumlah 1 8 1 3 8 1 3 holders Yang Diterima (%) 37,5 37,5

Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang disampaikañ: 8 Jumlah Rekomendasi dan Prakara. yang diterirna: .3

.37,5 ReaIiasiIKV-i•(%).. Capaiañ (%) dari.taret 9O%:: 37,5

(2) 1. Sasaran Strategis: Peningkatan peran KBRI-Antananarivo dalam rangka mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di negara akreditasi.

2. Indikator Kinerja Utama: Prosentase rencana aksi sebagai implementasi dan perjanjian/kesepakatan.

VE

Page 29: L;1 ['A!AL1 kU I (M

3. Program/Kegiatan:

Melakukan penggalangan dengan pejabat sipil/militer Madagaskar dalam rangka capacity building pejabat Madagaskar.

4. Capaian kinerja:

Terlaksananya Peningkatan peran KBRI-Antananarivo dalam rangka mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di negara akreditasi.

Melakukan penggalangan dengan berbagai 3 3 100 kalangan/stakeholders Madagaskar dalam rangka meningkatkan kerjasama bidang Poleksosbud-Hankam dan melaksanakan rencana aksi atas kesepakatan (MoU) yang sudah dibuat. - - - - --

5. Analisis Capalan Kinerja

Selama tahun 2015, dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral Indonesia-Madagaskar dalam bidang Poleksosbud-hankam, KB RI -Antananarivo terus berupaya melakukan pendekatan kepada berbagai kalangan, khususnya Kementerian Luar Negeri Republik Madagaskar. Kerjasarna Poihukam tahun 2015 dalam bidang capacity building, Madagaskar telah mengirimkan seorang perwira menengah (Letnan Kolonel) untuk merigikuti pendidikan di KRA Lemhannas. Permintaan untuk capacity building Iainnya, antara lain seperti pelatihan good government agar diadakan kembali dimasa mendatang, setelah pada tahun 2014 terdapat 2 (dua) pejabat sipil Madagaskar mengikuti pelatihan good government di Indonesia. KBRI-Antananarivo juga telah melakukan rencana aksi atas kesepakatan yang telah dibuat dalam rangka implementasi Joint Commission (Komisi Bersama) RI-RM dengan melaksanakan 2 (dua) kali pertemuan bersama Kementerian Luar Negeri RM dalam rangka membahas beberapa isu yang akan dijadikan agenda pada rencana SKB-1 RI-RM tahun 2016. KBRI-Antananarivo pada tahun 2015 juga telah memfasilitasi kedatangan seorang guru Tari dan seorang dosen Seni Tari dari Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung sebagai implemeritasi dari MoU antara Pusat Nasional Pembelajaran Musik dan Tari Madagaskar (CNEMD) dengan Institut Seni dan Tari Indonesia (ISTI) Bandung (sekarang menjadi ISBI-Bandung) yang telah ditanda-tangani pada tahun 2014.

6. Kendala dan Pemecahannya

Dalam menjalin hubungan dan kenjasama dalam bidang Poleksosbud dengan negara akreditasi tidak terlalu bermasalah, karena adanya kedekatan hubungan sejarah dan asal-usul bangsa Malagasy dengan Indonesia menjadi modalitas dalam rangka membina hubungan bilateral, regional maupun internasional kedua negara. Mengenai pending matters atas permintaan dukungan pemerintah RI kepada pemerintah RM, beberapa draft MoU baik dalam bidang pendidikan, perdagangan, dan pertahanan, diharapkan dapat dibahas pada SKB-I RI-RM pada tahun 2016 di Antananarivo. Seperti lazimnya, dukungan anggaran dalam rangka upaya meningkatkan hubungan dan kerjasama kedua negara masih relatif rendah, namun terbatasnya anggaran tidak menjadikan faktor penghambat

10

Page 30: L;1 ['A!AL1 kU I (M

bagi keberhasilan tugas dan fungsi KBRI-Antananarivo dalam menjalankan vlsi dan misinya.

jang

komparIrnflsff kpr&en&f ____ _____

Prosentase

___

rencana aksi Poleksosbud-

sebagai hankam dengan

I + imp emen asi kalangan sipi/militer

dan perjanjian/ dan stakeholders Madagaskar

kesepakatan. Jumlah 1 3 3 -. - 3 - 3 - - Yang Diterima (%) 1 100 100

• Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang disanpaikan: Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang duterima 3

'Will (%) 100 Capaian (%) dan tärget•100%: 100

(3) 1. Sasaran Strategis: Menciptakan nilai manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

2. Indikator Kinerja Utama: Prosentase peningkatan Trade, Tourism and Investment (UI).

3. Program/Kegiatan:

- Partisipasi Indonesia pada Pameran Dagang Internasional Madagaskar (FIMFoire Internazionale de Madagascar) tahun 2015.

- Menyelenggarakan seminar/workshop Peluang Bisnis di Indonesia. - Mendampingi pengusaha Madagaskar pada TEl tahun 2015 di Indonesia. - Melakukan pendekatan dengan Kadin dan Pengusaha Setempat - Partisipasi Indonesia pada Pameran Pariwisata Internasional Madagaskar

(ITM=Internazionale Tourism de Madagascar) tahun 2015. - Melakukan promosi UI di wilayah akreditasi.

4. Capaian kinerja:

Terlaksananya menciptakan nilal manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

• Partisipasi Indonesia pada Pameran Dagang 10 12 120 Internasional Madagaskar (FIMF01re Internazionale peserta peserta de Madagascar) tahun 2015. Menyelenggarakan seminar/workshop Peluang I x I x 100 Bisnis di Indonesia. Mendampingi pengusaha Madagaskar pada TEl 10 8 peserta 80 tahun 2015 di Indonesia. peserta

• Melakukan pendekatan dengan Kadin dan 2 x 2 x 100 Pengusaha Setem pat Partisipasi Indonesia pada Pameran Pariwisata I x 1 x 100 Internasional Madagaskar (ITM=InternazionaIe Tourism de Madagascar) tahun 2015. Melakukan promosiUIdiwilayahakreditasi. 5 4 80

11

Page 31: L;1 ['A!AL1 kU I (M

5. Analisis Capaian Kinerja

Selama tahun 2015, dalam berbagal upaya dan kegiatan yang dilaksanakan KBRI-Antananarivo daam rangka meningkatkan perdagangan, pariwisata dan investasi (trade, tourism and investment) dari negara akreditasi, dapat disampaikan pencapaian kinerja KBRI-Antanananivo, sebagai berikut:

Berbagai promosi dalam bidang UI setiap tahunnya terus dilakukan oleh KBRI-Antananarivo sesuai dengan tersedianya anggaran, dalam rangka meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, terutama dalam rangka meningkatkan ekspor produk Indonesia ke wilayah akreditasi. Dalam bidang perdagangan, pengusaha Indonesia selalu berpartisipasi pada Pameran Dagang I nternasional Madagaskar (Fl M=Foire lnternazionale de Madagascar). Untuk tahun 2015, telah berpartisipasi 12 Perusahaan Indonesia (termasuk 2 BUMN, yaitu PT. DI dan PT. Pindad) yang mengikuti FIM 2015, dengan menghasilkan transaksi sebesar US$ 258,000.- meningkat hampir 5 kali lipat apabila dibandingkan dengan hasil transaksi pada tahun 2014, yang hanya mencapai US $ 60,000.- Produk yang diminati saat mi oleh masyarakat Madagaskar adalah minyak kelapa sawit (Palm Oil) baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industni. Sementara itu, pengusaha Madagaskar yang hadir dan berpartisipasi pada Pameran Dagang Indonesia (TEl) pada tahun 2015 sebanyak 8 orang pengusaha yang mewakili 10 perusahaan Madagaskar, dan telah menghasilkan transaksi (sementara) sebesar US $ 225,000.- meningkat hampir 3 kali lipat apabila dibandingkan dengan tahun 2014, yang mencapai US$ 98,000.-. Jumlah transaksi dikatakan sementara karena antara pengusaha Madagaskar dengan pengusaha Indonesia masih terus melakukan transaksi dan sampai akhir tahun 2015 belum ada kesepatan harga, sehingga transaksi akan dilanjutkan pada tahun 2016. Produk yang dibeli pada TEl 2015, antara lain pembelian mesin pembuat kantong plastik yang bahannya dari ubi singkong (ramah lingkungan) dan beberapa produk seperti mie instant, saus tomat, sarden, bahan pembuat sabun dan peralatan perkantoran. Dalam bidang Pariwisata, KBRI-Antananarivo selalu melaksanakan berbagal kegiatan promosh paniwisata di wilayah akreditasi, terutama selalu berpartisipasi pada event tahunan Pameran Paniwisata Internasional Madagaskar (ITM=Internazionale Tourism de Madagascar), pada tahun 2015 kunjungan wisatawan dari negara akreditasi mengalami peningkatan apabila dibandingkan tahun 2014, dimana pada tahun 2015 mencapai 328 orang wisatawan, sementara tahun 2014 hanya 231 orang wisatawan. Belum banyaknya wisatawan Madagaskar berkunjung ke Indonesia, disebabkan antara lain harga tiket ke Indonesia sangat mahal sementara daya bell masyarakat Madagaskar masih nendah. Kendala lain, belum ada penerbangan langsung ke Indonesia, sehingga wisatawan Madagaskar lebih memilih destinasi wisatanya ke negara yang terdapat penerbangan langsung, seperti ke Bangkok, Tiongkok, Malaysia dan Singapore. Dalam bidang investasi, mengingat pemerintahan baru Republik Madagaskar sedang melaksanakan pembangunan nasional periode 2015-2019, investor Madagaskar lebih mengutamakan melaksanakan investasinya di dalam negeni. Sampai saat mi, belum ada investor Madagaskar yang melaksanakan investasi di Indonesia. Tetapi sebaliknya, Madagaskar saat mi menjadi sasaran investor asing untuk menanamkan investasinya, balk dalam bidang migas maupun dalam bidang pembangunan infrastruktur, seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Singapore, USA, Perancis, dan Afnika Selatan dan bahkan Madagaskar telah memasukan negara- negara tersebut kedalam list Mitra Investasi Madagaskar. Harapan kedepannya, Indonesia dapat melaksanakan investasi dan membantu berbagai keahlian/ pengalaman di Madagaskar sesuai dengan harapan kedua Kepala Negara, agar kerjasama bilateral lebih dithngkatkan lagi dimasa mendatang, khususnya dalam bidang pertanian, energi, infrastnuktur, perikanan, kemanitiman dan penerbangan.

12

Page 32: L;1 ['A!AL1 kU I (M

6. Kendala dan Pemecahannya

Populasi Madagaskar yang hampir mencapai 23 juta jiwa, merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia di masa mendatang, sebagaimana dari hasil survel pasar dan promosi ke wilayah akreditasi, sudah banyak sekali barang-barang produk Indonesia telah memasuki pasar-pasar tradisional, terutama sabun, shampo, kopiko, minyak goreng, permen dli. Kendala utama antara lain adalah daya bell masyarakat Madagaskar masih relatif rendah (UNDID pada tahun 2014 mencatat kemiskinan di Madagaskar mencapai 70%). Kendala kedua, adalah bea masuk barang (produk barang jadi) sangat tinggi mencapai 40%, sehingga barang-barang produk Indonesia tidak diekspor Iangsung ke Madagaskar, tetapi melalui negara Pihak Ketiga. Dampaknya meskipun barang-barang produk Indonesia banyak ditemui di wilayah akreditasi, tetapi dari hasil neraca perdagangan kedua negara masih relatif kecil antara US$ 60- US$ 68 juta per tahun namun surplus bagi Indonesia rata-rata 80% dari total perdagangan kedua negara. Pada tahun 2010, neraca perdagangan kedua negara pernah mencapai jumlah tertinggi sebesan US$ 320 juta, karena Indonesia pada saat itu mengimpor cengkeh dan Madagaskar, namun setelah itu, neraca perdagangan kedua negara menurun dan terus menurun karena Indonesia tidak mengimpor lagi cengkeh dari Madagaskar. Dengan telah terbentuknya Komisi Bersama (Joint Commission) RI-RM sebagai implementasi dari hash pembicaraan bilateral antara Presiden RI dengan Presiden RM disela-sela Peningatan KU Asia-Afrika ke-60 tahun 2015, dimana kerjasama bilateral dalam berbagai bidang harus ditingkatkan dimasa mendatang, terutama dalam bidang TTI. Dengan demikian, apabila SKB-I RI-RM yang rencananya akan diadakan di Madagaskar pada tahun 2016, diharapkan kendala perdagangan terutama masalah bea masuk dapat dibahas dalam agenda SKB-I sehingga diharapkan perdagangan kedua negara akan semakin meningkat di masa mendatang. Namun demikian, semua program dan kegiatan hampir seluruhnya terlaksana sesuai dengan anggaran yang tersedia tahun 2015.

:.,Realisasi.Tahun 2014 Realisasi Tahun. .• % 3 2015 Kenaikan ç

[sentase Peningkatan 344,74 1 Perdagangan US $ 158,000.- US $483,000.- 344,74 Toleransi max

I 120 EPsentase Peningkatan 231 orang 328 orang 41,99 41,99

Pariwisata Capaian (%) dari target pningkatan 190 (90 & 100) 161,74

(4). 1. Sasaran Strategis: Menguatnya peran soft power diplomacy yang dilakukan oleh KBRI-Antananarivo di negara akreditasi.

2. Indikator Kinerja Utama: Prosentase publlk di negara akreditasi yang berpandangan posisiff tenhadap Indonesia.

3. Program/Kegiatan:

- Pelaksanaan kegiatan donor darah secara rutin 4 bulan sekaIi tahun 2015. - Melaksanakan kursus bahasa Indonesia di kanton KBRI seminggu 3 kali tahun 2015

dan juga di sekolah MLA (SMU Negeni di Antananarivo, serta Penerbitan Kamus Bahasa Indonesia edisi ke-3.

- Menyelenggarakan sosialisasi dan test masuk bea siswa kepada masyarakat) pelajar dan mahasiswa Madagaskar tahun ajaran 2015-2016.

- Mendampingi tenaga ahli kedelai Indonesia dalam melakukan tugasnya di Antananarivo maupun di Pusat Pelatihan Kedelai di Antsinabe tahun 2015.

- Melakukan pembhnaan diaspora Indonesia tahun 2015. - Partishpasi Indonesia pada berbagai Festival Seni dan Budaya di wilayah akreditasi

tahun 2015 dan di Wisma Indonesia.

13

Page 33: L;1 ['A!AL1 kU I (M

- Melaksanakan Upacara-upacara kenegaraan tahun 2015.

5. Capaian kinerja:

Terlaksananya penguatan peran soft power diplomacy yang dilakukan oleh KBRI-Antananarivo di negara akreditasi.

1. Pelaksanaan kegiatan donor darah secara rutin 4 3 x 3 x 100 bulan sekali.

2. Melaksanakan kursus bahasa Indonesia di kantor 144 x 144 x 100 seminggu 3 kali dan di sekolah MLA

3. Menyelenggarakan sosialisasi dan test masuk bea 2 x 2 x 100 siswa kepada pelajar dan mahasiswa Madagaskar tahun ajaran 2015-2016.

4. Mendampingi tenaga ahil kedelai Indonesia dalam 4 x 3 x 75 melakukan tugasnya di Antananarivo maupun di Pusat Pelatihan Kedelai di Antsirabe tahun 2015.

5. Melakukan pembinaan diaspora Indonesia. 4 x 3 x 75 6. Partisipasi Indonesia pada berbagai Festival Seni 4 x 4 x 100

dan Budaya di wilayah akreditasi dan Pentas di KBRI 7. Melaksanakan kegiatan upacara kenegaraan selama 5 x 5 x 100

tahun 2015.

6. Analisis Capaian Kinerja

Selama tahun 2015, dalam berbagai upaya dan kegiatan yang dilaksanakan KBRI-Antananarivo untuk meningkatkan penilaian publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia, dapat disampaikan pencapalan kinerja KBRI-Antananarivo, sebagai berikut:

Berbagai promosi dan penggalangan terhadap masyarakat yang dilakukan oleh KBRI-Antananarivo baik kepada Warga Negara Indonesia (WNI) dan Diaspora Indonesia ataupun kepada Warga Negara Asing (VVNA) dalam rangka meningkatkan peran dan penilalan publik di wilayah akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia, terus menerus dilakukan setiap tahun melalui kegiatan soft power diplomacy. Pelaksanaan donor darah secara rutin setiap 4 (empat) bulan sekali yang diadakan di kantor merupakan bentuk kepedulian sosial KBRI-Antananarivo kepada masyarakat Madagaskar dengan menyumbangkan darah balk dari WNI maupun masyarakat Madagaskar yang telah dilaksanakan oleh KBRI-Antananarivo sejak tahun 2012. Lebih dari 40 orang setiap kali dilaksanakan donor darah di KBRI-Antananarivo, bahkan pada tahun 2015, Menteni Kesehatan Madagaskar telah memberikan Piagam Penghargaan kepada KBRI-Antananarivo atas kegiatan donor darah selama mi yang telah banyak membantu kekurangan darah bagi masyarakat Madagaskar. Pembelajaran bahasa Indonesia di kantor, rata-rata 40 orang setiap kalinya, dan pada tahun 2015 salah satu SMU Negeni (MLA) di Antananarivo telah memasukan kurikulum bahasa Indonesia di dalam mata pelajarannya. Pemberian bea siswa kepada pelajar dan mahasiswa Madagaskar baik dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan maupun dalam kerangka Kerjasama Negara Berkembang yang diberikan Pemri jumlah pesertanya rata-rata 20 orang setiap tahunnya, lebih banyak apabila dibandingkan pembenian bea-siswa kepada pelajar dan mahasiswa dari negara Afnika Iainnya, yang rata-rata sekitar 5 - 6 orang. Untuk tahun

14

Page 34: L;1 ['A!AL1 kU I (M

ajaran 2015/2016, telah dikirim 12 orang pelajar dan mahasiswa Madagaskar yang akan menempuh pendidikan program degree S-I dan S-2 ke beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia. Sementara itu, untuk program dharmasiswa non-degree telah dikirimkan 8 orang masyarakat Madagaskar. Untuk capacity building, telah dikirim 5 orang tenaga ahli perikanan dari Madagaskar untuk mengikuti pelatihan Aquaculture di Sukabumi-Jawa Barat. Pilot Project Pengembangan Kedelai Indonesia di Madagaskar, kerjasama Kementenian Pertanian RI dengan Kementenian Pertanian RM periode 2014/2015 telah berakhir, dan berdasarkan hasil evaluasi dari tim Money Kementerian Pertanian RI, Pilot Project Pengembangan Kedelal Indonesia di Madagaskar akan dilanjutkan pada tahun 2016, dengan Pusat Pelatihan yang berbeda, bukan Iagi di Antsirabe. KBRI-Antananarivo selalu tampil dan berpartisipasi pada festival Seni dan Budaya yang diadakan di wilayah akreditasi. Para penari, selain dari keluarga besar KBRI-Antananarivo, juga selalu melibatkan diaspora Indonesia sebagai bagian dan pembinaan diaspora Indonesia di wilayah akreditasi. Dalam rangka pembinaan dan penggalangan diaspora Indonesia, KBRI-Antananarivo selalu mendukung semua program yang diadakan oleh diaspora Indonesia di wilayah akreditasi. Sesuai dengan arahan dan petunjuk dari Pemerintah Pusat, KBRI-Antananarivo telah melakukan berbagai Upacara Kenegaraan selama tahun 2015.

7. Kendala dan Pemecahannya

Soft power diplomacy yang dilakukan KBRI-Antananarivo sepanjang tahun 2015, dalam rangka upaya meningkatkan citra Indonesia di wilayah akreditasi, melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan telah menghasilkan penilaian publik di wilayah arkeditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Hubungan sejarah dan asal-usul bangsa Malagasy dengan Indonesia menjadi modalitas semakin balk citra Indonesia di wilayah akreditasi. Dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam melaksanakan soft power diplomacy, selama tahun 2015 tidak mengalami kendala yang cukup berarti, semua telah berjalan sesuai dengan program dan kegiatan yang telah direncanakan. Namun demikian, terkadang suatu program kegiatan yang disebabkan dari segi jadwal waktunya tidak tepat, seringkali kalau tidak bisa dirubah jadwalnya, kegiatan tersebut tidak jadi dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan soft power diplomacy sejauh mi, kendala utamanya antara lain dukungan anggaran selalu kurang memadai, namun demikian KBRI-Antananarivo tetap dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka melaksanakan visi dan misinya sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019 secana maksimal.

(5) 1 Sasaran Strategis: Meningkatnya pelayanan dan penlindungan WNI/BHI serta pelayanan jasa kekonsulenan

2. Indikator Kinerja Utama: (a). Pnosentase penmasalahan WNI/BHI di Iuar negeni yang diselesaikan, (b). Pnosentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsulenan.

15

Page 35: L;1 ['A!AL1 kU I (M

3. Program/Kegiatan:

Melaksanakan penyelesaian kasus dalam rangka perlindungan WNI/BHI di wilayah akreditasi. Melaksanakan pelayanan dokumen kekonsuleran kepada WNI/WNA

4. Capaian kinerja:

Terlaksananya peningkatan pelayanan clan perlindungan WNI/BHI serta pelayanan jasa kekonsuleran di wilayah akreditasi.

1. Melaksanakan penyelesaian kasus dalam rangka perlindungan WNI/BHI di wilayah akreditasi.

2. Melaksanakan pelayanan dokumen kekonsuleran 350 x 328 x 93,71 kepada WNI/WNA

S. Analisis Capaian Kinerja

Selama tahun 2015, di wilayah akreditasi KBRI-Antananarivo tidak terdapat kasus yang menimpa WNI, disamping karena jumlah WNI belum banyak clan juga WNI yang bekerja jumlahnya hanya sedikit. Sementara itu, permintaan pelayanan jasa kekonsuleran juga setiap tahunnya tidak terlalu banyak. Dengan demikian, capaian kinerja KBRI-Antananarivo selama tahun 2015, dapat disampaikan sebagai berikut:

- Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah akreditasi KBRI-Antananarivo saat mi seluruhnya berjumlah 54 orang, sebagian besar keluarga besar KBRI-Antananarivo, selebihnya ada yang bekerja sebagai ABK, misionaris, pramugari, ahli IT, wirausahawan clan penjaga toko.

- Sejauh mi, belum terdapat permasalahan terhadap WNI di negara akreditasi, clan KBRI-Antananarivo terus melakukan pemantauan clan pembinaan kepada semua WNI yang berada di wilayah akreditasi. Kerjasama clan konsultasi dengan aparat setempat maupun penasehat hukum (lawyer) terus dilakukan secara reguler.

- Pembinaan dalam rangka perlindungan WNI/BHI dilakukan, antara lain mengunjungi WNI yang bekerja di wilayah akreditasi dilakukan 2 kali dalam setahun.

- Pelayanan terhadap masyarakat yang meminta jasa kekonsuleran, terus ditingkatkan clan sejauh mi belum pernah mendapat keluhan dari para pengguna jasa kekonsuleran, karena setiap tahunnya KBRI-Antananarivo hanya melayani permintaan jasa kekonsuleran sekitar 320 orang pemohon, sehingga tidak pernah mendapat keluhan terhadap pelayanan jasa kekonsuleran.

6. Kendala clan Pemecahannya

Dalam melaksanakan tugas pembinaan dalam rangka perlindungan WNI/BHI di wilayah akreditasi, selama tahun 2015 KBRI-Antananarivo tidak mendapatkan kendala berarti, hanya saja dalam rangka kunjungan kepada WNI yang berada di luar Antananarivo, seperti di Mahajangga dimana terdapat 7 (tujuh) orang ABK yang bekerja pada perusahaan penangkap ikan dari China, jaraknya sangat jauh sekitar 600

16

Page 36: L;1 ['A!AL1 kU I (M

km, sehingga perjalanan darat memakan waktu sekitar 12 jam, cukup melelahkan bagi pejabat dan staf KBRI-Antananarivo. Namun jarak tempuh yang jauh tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak mengunjungi WNI yang bekerja di luar kota, demi meaksanakan pembinaan kepada WNI/BHI yang berada di wdayah akreditasi

Selama tahun 2015, KBRI-Antananarivo tidak pernah menerima laporan atau keluhan dari WNIIWNA yang telah meminta jasa kekonsuleran, karena KBRI-Antananarivo selalu berupaya meningkatkan pelayanan pubHk semaksimal mungkin menuju Pelayanan Prima, sesuai sarana dan prasarana yang dimitiki.

(6). 1. Sasaran Strategis: Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel.

2. Indikator Kinerja Utama: (a). Nilai hasil evauasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) KBRI-Antananarivo yang dilakukan oeh Itjen dan BPO. (b). Prosentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI-Antananarivo.

3. Program/Kegiatan:

- Meng implementasikan sistem AKIP sesuai dengan Program/Kegiatan - Merealisasikan kegiatan sesuai perencanaan kinerja dan anggaran.

4. Capaian Kinerja

Terlaksananya peningkatan penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel.

1. Meng implementasikan sistem AKIP sesuai 12 bulan 12 bulan 100 dengan Program/Kegiatan

2. Merealisasikan kegiatan sesuai perencanaan 12 bulan 12 bulan 83,48 kinerja dan anggaran

S. Analisis Capaian Kinerja

Pada dasarnya kegiatan unsur penunjang adalah untuk membantu semaksimal mungkin pelaksanaan tugas Kepala Perwakilan dan para Pelaksana Fungsi serta seluruh staf KBR-Antananarivo dalam menjalankan manajemen kinerja sesuai dengan pagu anggaran yang telah ditetapkan kedalam DIPA Tahun 2015 KBR-Antananarivo. Capaian kinerja dalam manajemen kepegawaian, keuangan dan perlengkapan selama tahun 2015 telah mencapai hasil maksimal sesuai dengan anggaran yang tersedia dan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku pada sistem AKIP. Meskipun daril segi anggaran berdasarkan SP2D yang diterbitkan KPKN Jakarta I realisasi DIPA Tahun 2015 mencapai 83,48%, namun bukan berarti capalan kinerja

17

Page 37: L;1 ['A!AL1 kU I (M

KBRI-Antananarivo sama dengan penyerapan anggaran, karena secara akumulatif capaian kinerja KBRI-Antananarivo rata-rata di atas 90% bahkan ada yang mencapai 100%.

6. Kendala dan Pemecahannya

Selama tahun anggaran 2015 tidak terjadi masalah anggaran, semua program/ kegiatan KBRI-Antananarivo dapat dilaksanakan. Upaya optimalisasi anggaran dengan tidak meminta tambahan anggaran dari Pusat, telah dilakukan oleh KBRI-Antananarivo dengan melakukan beberapa revisi intern agar pelaksanaan tugas dan fungsi KBRI-Antananarivo dapat terlaksana dengan baik dan lancar sebagai bagian dari upaya KBRI-Antananarivo dalam mengimplementasikan visi dan misinya sesuai dengan Renstra KBRI-Antananarivo Tahun 2015-2019 yang telah disinenjikan dengan Renstra Kemlu Tahun 2015-2019.

Total Hasil Capalan Indikator Kinerja Utama KBRI-Antananarivo Tahun 2015

1 Meningkatnya peran Persentase 90% 100% Hasil kajian yang 8 37.5 Brafaks laporan KBRI-Antananarivo rekomendasi hasil disampaikan untuk pelaskanaan dalam mendukung kajian komprohensif ditindaklanjuti oleh tugas pengembangan KBRI Antananarivo stakeholders Indonesia infrastruktur poros yang ditindaktanjuti dan Madagaskar

Hasil kajian yang 3 maritim Indonesia stakeholder mendapatkan tanggapan

2 Peningkatan peran Persentase 90% 120% Total Eksporllmpor WA- US $ 463,000.- 344,74% Brafaks hasil KBRI-Antananarivo peningkatan trade Indonesia 2012-2013 transaksi bisnis dalam menciptakan pads Pameran

Total eksporfimpor RI- US $ 66,000000.- nilai manfaat Dagang dan ekonomi dan RM 2015 data dari BPS RI pembangunan bag! kesejahteraan rakyat Persentase 100% 42% Jumlah Visa Yang 231 visa 41,99% Data dari Fungsi Indonesia. peningkatan Diketuartcan Tahun 2014 Protokol dan

Jumlah Visa Yang 328 visa paniwisata Konsuler Dikelusrkan Tahun 2015

Persentase Not Not peningkatan investasi

3 Menguatnya peran Persentase publik di 100% 90% Jumlah kuosioner yang 20 90% Kuesioner on- soft power diplomasi wilayah kerja yang diterima line Festival yang dilakukanoleh berpandangan pOsitif Kreasi Indonesia

Jumlah kuesioner yang 18 KJRI Perth di terhadap Indonesia 2015 witaysti keija berpandangan positif

"T' Meningkatnya Persentase 100% Not Jumlah kasus WNI yang Not Not Statistik Fungsi pelayanan dan permasatshan ditangani Protokol dan perlindungan WNI/BHI di Madagss-

o Konsuler

JU mah kasus WNt yang WNJBHI serta kar yang diselesaikan

berhasil diselesaikan pemberdayaan diaspora Persentase 100% 88% Jumlah kuesioner yang 18 88% Rekapitulasi

responden atau diedarkan Hasil Kuesioner pengguna jasa yang fungsi Protokol rnenyatakan puas dan Konsuler

Jumlah kuesionen yang 16 atas pelayansn kekonsuleran menyatakan puaa

Total Capalan 440/5= 88%

B. Realisasi Anggaran

1). Keuangan (DIPA RM dan PNBP)

a. DIPA Tahun 2015

1. DIPA pagu awal Tahun 2015, sebesar Rp.19,901,575,000.-, termasuk belanja modal yang berasal dari dana PNBP untuk pengadaan kendaraan bermotor sebesar Rp. 681,703,000.-

2. Revisi pentama DIPA Tahun 2015, Februani 2015 sebesar Rp. 1,988,629,000.-sehingga jumlah DIPA Tahun 2015 menjadi sebesar Rp. 19,890,204,000,-

18

Page 38: L;1 ['A!AL1 kU I (M

3. Revisi kedua DIPA Tahun 2015, Juni 2015 dengan adanya perubahan nhlai tukar (se!isih kurs DIPA Tahun 2015) sehingga jumlah DIPA Tahun 2015 menjadi Rp. 19,144,632,000.- berkurang sebesar Rp. 745,572,000.

4. Revisi ketiga DIPA Tahun 2015, Nopember 2015 sebesar Rp. 467,500,000.- untuk Program Kegiatan Promosi (1302.003), sehingga jumlah DIPA Tahun 2015 menjadi sebesar Rp. 19,612,132,000.-

b. Realisasi DIPA Tahun 2015

Sampal akhir tahun anggaran 2015, realisasi anggaran mencapai Rp. 16,368,717,591.-sehingga terdapat saldo Iebih sebesar Rp. 3,243,414,409.- atau penyerapan anggaran mencapai 83,46% dari total DIPA KBRI-Antananarivo Tahun 2015.

Penyerapan sebesar 83,46% tersebut karena KBRI-Antanananivo telah melakukan penghematan anggaran, antara lain setiap kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien, tetapi hasilnya tetap maksimal. Disamping juga karena tendapat beberapa belanja rutin yang tidak habis terpakai, seperti belanja pegawal, belanja pemelihanaan gedung kanton/wisma dan kendaraan serta belanja modal untuk pengadaan barang inventaris kantor.

c. PNBP Tahun 2014

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di KBRI-Antananarivo selama ml belum besar, disamping karena jumlah WNI belum banyak, juga disebabkan pemohon untuk jasa kekonsulenan yang dilayani masih relatif kecil jumlahnya.

Penerimaan PNBP tahun 2015 mencapai US $ 19,074.39, sedikit menurun apabila dibandingkan dengan penerimaan tahun 2014 yang mencapai US $ 22,558.53

Penerimaan PNBP selama tahun 2015, terdiri dan:

1. PNBP Fungsional sebesar US $ 13,850.- 2. PNBP Fungsional sebesar US $ 5,224.39

d. Penyetoran Sisa UP/TUP Rupiah Murni (RM) dan PNBP Tahun 2015.

1. Sisa UP/TUP Rupiah Murni sebesar US $ 30,190,5966 dan sisa UP/TUP PNBP sebesar US $ 9,677,9390 , telah disetorkan ke Bendahara Penenima PNBP di Biro Keuangan, Kementerian Luar Negeri melalui rekening Bank BNI Cabang Dukuh Bawah-Jakarta.

2. Penerimaan PNBP (baik fungsional maupun non fungsional) juga telah disetorkan kepada Bendahara Penerima PNBP di Biro Keuangan, Kementerian Luar Negeri melalui rekening Bank BNI Cabang Dukuh Bawah-Jakarta sebesar US $ 19,074.39.

2). Inventarisasi dan Perlengkapan (BMN)

a. Wisma Kepala Perwakilan RI

Wisma Kepala Perwakilan R.I. terletak di Mandrosoa Ivato Antehiroka Antananarivo, Wisma tersebut milik Pemerintah R.I. yang dibeli pada tahun 1976 dengan dana DIPA tahun 1975/1976 sebesar Rp. 30.000.000,- dengan luas tanah 7.000 m2 dengan luas bangunan 548 m2. Pada tahun 2009 telah dilaksanakan revaluasi terhadap nilai Wisma Indonesia menjadi sebesar Rp. 4.504.880.700,-. Sedangkan nilal Tanah sebesar Rp.

19

Page 39: L;1 ['A!AL1 kU I (M

8.644.230.000,-. Sehubungan Wisma Kepala Perwakilan sudah cukup tua, maka selama T.A. 2015 telah banyak dilakukan beberapa perbaikan sesuai dengan tersedianya anggaran.

b. Gedung Kantor

Gedung Kantor KBRI Antananarivo saat mi masih berstatus sewa, dengan alamat di Jalan Lot II J2 Ter A. Ivandry, Antananarivo. Gedung kantor KBRI-Antananarivo direncanakan akan pindah ke gedung yang Iebih representatif dan sesuai koordinasi dengan Pusat eq Sekjen dan Karokap sejak tahun 2015 telah mencari gedung kantor dan direncanakan kepindahannya pada tahun 2016.

c. Kendaraan Bermotor

Sampai dengan akhir T.A. 2015, kendaraan bermotor KBRI-Antananarivo adalah sebagal berikut:

Daftar Kendaraan Bermotor KBRI Antananarivo per 31-12-2015

No Jenis kendaraan Kegunaan Tahun Pen gadaan

Kondisi

1. Mercedes 350 (CD 1) Mobil dinas Keppri 2004 Rusak 2 Mercedes 320 (CD2) Dinas Operasional 1996 Rusak a Toyota Land Cruiser Dinas Operasional 2005 Balk 4 Renault Megane Dinas Operasional 2006 Sering Rusak 5 Hyundai Dinas Operasional 2006 Sering Rusak 6. Ford Everest Dinas Operasional 2012 Balk 7 Toyota Avanza Dinas Operasional 2013 Balk 8 Toyota Hiace Dinas Operasional 2015 Baik 9. Sepeda Motor Honda Dinas Operasional 2015 Baik 10. Sepeda Motor Honda Dinas Operasional 2015 Balk

d. Barang-barang Inventaris Kantor!Wisma

Semua barang-barang inventaris sebagai alat penunjang kegiatan KBRI-Antananarivo, baik yang berada di kantor maupun di Wisma Keppri, telah disimpan dan dicatat kedalam Daftar Barang Ruangan (DBR), termasuk barang-barang inventaris yang baru (pengadaan tahun 2015).

20

Page 40: L;1 ['A!AL1 kU I (M

BAB IV

A. Kesimpulan

Capalan kinerja KBRI-Antananarivo Tahun 2015 mencapai 88% dari target, sementara itu penyerapan anggaran dari total DIPA TA. 2015 hanya mencapai 83,46% (data dart KPKN Jakarta I berdasarkan SP2D). Dengan demikian, bahwa KBRI-Antanananivo telah melaksanakan semua program/kegiatan secara maksimal dengan mengoptimalkan anggaran yang tersedia. Terdapatnya sisa UP/TUP pada akhir tahun anggaran, disebabkan karena disamping KBRI-Antananarivo telah melakukan beberapa penghematan pada beberapa program/kegiatannya, juga karena terdapat anggaran belanja men gikat yang tidak habis terpakai, seperti belanja pegawai, belanja barang untuk daya dan jasa, belanja pemeliharaan (gedung kantor, wisma dan kendaraan) dan belanja modal untuk pengadaan barang inventaris kantor.

Pencapaiari kinerja tersebut, tidak tenlepas dari penyusunan program/kegiatan didasarkan atas tersedianya anggaran yang dialokasikan kedalam DIPA Tahun 2015 (budget oriented) dan adanya penghematan biaya dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan KBRI-Antananarivo selama tahun 2015.

Jadi secara umum, pencapaian kinerja KBRI-Antananarivo Tahun 2015 yang merupakan tahun pertama dari pelaksanaan visi dan misi dari Renstra KBRI-Antananarivo tahun 2015-2019, telah dapat dilaksanakan dengan balk, lancar dan mencapai target maksimal. Koordinasi yang baik dengan berbagai kalangan dan stakeholders di negara akreditasi dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral RI-RM diwilayah akreditasi dalam berbagai bidang Poleksosbud-hankam telah dapat diidentifikasi permasalahan, tantangan dan hambatan yang dihadapi bagi upaya KBRI-Antananarivo untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral di masa mendatang.

Dalam proses pengukuran kinerja untuk mengimplementasikan IKU yang sudah dibuat oleh KBRI-Antananarivo masih mendapat kendala teknis, mengingat belum adanya petunjuk baku dari Pusat mengenai penyusunan LKj Perwakilan RI yang benar, sehingga penyusunan LKj KBRI-Antananarivo tahun 2015 belum sempurna, sementara tuntutan dalam penyusunan LKj Perwakilan RI harus terukun dan akurat sebagal bentuk akuntabilitas Perwakilan RI dalam nangka melaksanakan visi dan misinya sesual dengan Rencana Strategis tahun 2015-2019.

B. Permasalahan

Meskipun dalam pencapaian Sasaran Strategis melalui IKU KBRI-Antananarivo Tahun 2015 telah menghasilkan kategoni balk, namun perlu dicatat bahwa dalam setiap pencapaian Sasara Strategis masih memiliki beberapa kendala, antara lain:

1. Sasaran Strategis I (SS-1); Ditemukan permasalahan yang sebenannya KBRI-Antananarivo telah membenikan rekomendasi kepada kalangan Stakeholders di Indonesia maupun Madagaskar, tetapi rekomendasi tensebut tidak selalu ditindakianjuti oleh stakeholders. Dengan demikian meskipun secara perhitungan KBRI-Antananarivo telah menyampaikan nekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh stakeholders dapat dinilai 100%, tetapi karena rekomendasi yang ditindaklanjuti tidak semuanya, maka capaian kinerja dinilal kurang dari 100%, padahal tindaklanjut rekomendasi adalah menjadi tanggung jawab

21

Page 41: L;1 ['A!AL1 kU I (M

Stakeholders di Indonesia maupun di Madagaskar. Sebagal contoh tahun 2015 KBRI-Antananarivo telah memberikan rekomendasi kepada stakeholders di Indonesia maupun di Madagaskar sebanyak 8 kali, tetapi rekomendasi yang ditindaklanjuti stakeholders hanya 3, sehingga seolah-olah capaian kinerja KBRI-Antananarivo hanya mencapai 37,5% saja.

2. Sasaran Strategis 2 (SS-2);

Dalam rangka mempromosikan kerjasama ekonomi dalam bidang TTI, KBRI-Antananarivo masih menemukan kendala tingginya bea masuk barang-barang jadi di Madagaskar mencapai 40%, sehingga memberatkan bagi eksportir Indonesia karena barang-barang yang akan dipasarkan di Madagaskar menjadi mahal dan tidak dapat bersaing harganya dengan produk yang sama dari negara pesaing seperti RRT dan beberapa negara SADC. Tingginya bea masuk barang ke Madagaskar mengakibatkan para eksportir Indonesia menjual barangnya melalui negara Pihak Ketiga, yang berakibat neraca perdagangan RI-RM tidak terditeksi peningkatannya, padahal barang-barang produk Indonesia sudah banyak ditemukan di Madagaskar dan sudah memasuki pasar-pasar tradisional karena sangat disukai oleh masyarakat Madagaskar. Dengan demikian, meskipun peningkatan perdagangan tahun 2015 mencapai 300% bukan berarti neraca perdagangan RI-RM mencapai kenaikan 300%, karena kenaikan dalam mencapai SS-2 didasarkan atas hasil transaksi bisnis pada saat partisipasi pengusaha kedua negara pada Pameran Dagang baik yang diadakan di Madagaskar (FIM) maupun di Indonesia (TEl) dengan membandingkan hasil transaksi bisnis tahun 2014 pada acara yang sama. Sementara itu data dari BPS RI neraca perdagangan RI-RM stagnan di kisaran US $ 66,000,000.- dalam 3 (tiga) tahun terakhir namun surplus bagi Indonesia. Jadi capaian kinerja KBRI-Antananarivo didasarkan atas hasil nyata keikutsertaan pengusaha Indonesia pada pemeran dagang Madagaskar (FIM) dan keikutsertaan pengusaha Madagaskar pada pameran dagang Indonesia (TEl), bukan berdasarkan data dari BPS RI. Demikian juga peningkatan arus wisatawan Madagaskar ke Indonesia, capaian kinerja KBRI-Antananarivo didasarkan atas data permintaan visa dari fungsi Protokol & Konsuler KBRI-Antananarivo bukan data dari BPS RI.

3. Sasaran Strategis 3 (SS-3);

Dalam rangka pembinaan dan penggalangan masyarakat di negara akreditasi, hubungan baik antar masyarakat Indonesia dengan masyarakat Madagaskar selama mi didasarkan atas kedekatan dan hubungan sejarah dan asal-usul bangsa Indonesia dengan bangsa Malagasy menjadi modalitas bagi peningkatan persepsi positif masyarakat Madagaskar terhadap Indonesia. Namun keterbatasan anggaran dan Iuasnya wilayah akreditasi Madagaskar dengan populasi 23 juta jiwa, citra positif yang ingmn ditingkatkan belum dapat dipenuhi seluruhnya, masih terbatas di beberapa wilayah yang telah dilakukan KBRI-Antanananivo melalui Program Kegiatan Indonesia Terpadu (PKIT) dalam bidang TTICs (Trade, Tourism, Investment and Consulars) dalam kerangka Indonesia Incorporated to Madagascar melalui kunjungan kerja ke beberapa region di wilayah akreditasi dalam rangka pemetaan wilayah, dimana setiap tahunnya dilakukan paling tidak ke 3 (tiga) region sesuai dengan tersedianya anggaran. Kemudian dengan aktifnya Indonesia Center di KBRI-Antananarivo sebagal wadah untuk kajian mengenai bahasa, budaya, perikanan, energi, IT dan UI, maka diharapkan rekomendasi dalam rangka meningkatkan hubungan dan kenjasama RI-RM dapat ditingkatkan dimasa mendatang. Minat masyarakat Madagaskar kepada bahasa Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dimana rata-rata 40 orang masyarakat Madagaskar belajar bahasa Indonesia di KBRI-Antananarivo, bahkan beberapa alumni Indonesia telah berinisiatif untuk memberikan kursus bahasa Indonesia dan budaya di luar KBRI-Antananarivo, sehingga pengembangan bahasa dan budaya Indonesia di wilayah akreditasi perlu terus didorong.

22

Page 42: L;1 ['A!AL1 kU I (M

4. Sasaran Strategis 4 (SS-4);

Dalam rangka pembinaan dan perlindungan WNI-BHI di wilayah akreditasi KBRI-Antananarivo, telah berjalan dengan balk dan lancar karena secara berkala KBRI-Antananarivo terus memberikan bimbingan dan sosialisasi kepada para WNI. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir ml, tidak terdapat permasalahan terhadap WNI di wilayah akreditasi KBRI-Antananarivo. Demikian juga, dalam rangka pelayanan publik dibidang kekonsuleran, sejauh mi tidak pernah ada keluhan dari para pemohon jasa kekonsuleran, karena KBRI-Antananarivo terus berupaya meningkatkan pelayan publik menuju ke Pelayan Prima, sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki.

C. Rekomendasi

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan RI adalah bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran Perwakilan RI yang merupakan bagian dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), sehingga dalam pembuatan dan penyusunannya harus sesuai dengan pedoman dan petunjuk dari Kementerian Luar Negeri cq Biro Perencanaan dan Organisasi dan Inspektorat Jenderal. Untuk itu KBRI-Antananarivo mengharapkan koordinasi antara Pusat dengan Manajer Kinerja Perwakilan (MKP) melalui bimbingan teknis atas pengelolaan kinerja dan anggaran harus terus dilakukan secara berkelanjutan, balk Iangsung maupun tidak Iangsung. Demikian juga Buku Manual yang diterbitkan oleh Pusat sebagai pedoman dan panduan bagi para Manajer Kinerja Perwakilan agar selalu di up-date sesuai dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi. Pemahaman dan pengetahuan para MKP di Perwakilan RI dapat mempermudah dalam pembuatan dan penyusunan LKj Perwakilan RI secara benar, sehingga pencapaian kinerja Perwakilan RI dapat diukur secara tepat sesuai dengan sasaran strategis dan IKU yang telah disusun sebelumnya..

Mengingat masih kurang sinerjinya antara Pusat dan Perwakilan RI, koordinasi antara KBRI-Antananarivo dengan berbagai Stakeholders di Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, dapat ditingkatkan lagi di masa mendatanig, agar pencapaian kinerja Perwakilan RI dapat mencapai sasaran secara tepat sesuai dengan program kerja Perwakilan RI, karena tanpa kerjasama dan koordinasi yang baik antara Pusat dan Perwakilan dapat menghambat kinerja Perwakilan RI.

Antananarivo, Pebruari 2016

'*3

Page 43: L;1 ['A!AL1 kU I (M

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016

KBRI - ANTANANARIVO

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA ANTANANARIVO

MARET 2016

Page 44: L;1 ['A!AL1 kU I (M

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA ANTANANARIVO - MADAGASKAR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemenntahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah mi:

Nama : Artanto S. Wargadmnata Jabatan : Kuasa Usaha Tetap RI untuk Madagaskar

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Retno L.P. Marsudi Jabatan : Menteri Luar Negen

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama beqanji akan mewujudkan target kinelja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ml, dalam rangka mencapal target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kineu3a tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervise yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capalan Iciner]a dan perjanjlan mi dan mengambil tindakan yang dipeilukan dalam rangka membenkan penghargaan dan sanksi.

Antananarivo, 31 Maret 2016

Pihak Kedua , c, \Pihak Pertama

(1' r,Jk7W7

\# '• - Retno L.P. Marsudi \,.02tànto S. Wargadinata

Page 45: L;1 ['A!AL1 kU I (M

o 0 0 0 0 0 0 0 0

0 (

r'1 o_ 1O' in 0) 0 • C

boc - 0 0 a ci a

C ' 0 tw to C C 00°. 0 — C >- ... 0 —

Cfl C C 0 0 m 10 10 UI C0 C 10 UI 10

o EB O IN U 0 a. U 0 a. 10) 0 a. . 2 2 o m 0 a. 0 rjoc

to to tw

°

i: OD tw

'o

— 'o tw km C-Gj

0)

- 10 - C 00 .0 10 -. 00 10 fl

00 00 00 - - 00

00 10

u aj

Ow a. . Oa.a O-o

E C U - W 2 E 0

UI U - 0) E w t: 75 cc E

_ a. 01 C10CIQ U C 10 I0 10 W 00 E 002 aj-

a. 10

2 " a = - E2EC 12 w

E ,, -r CU I0 10 - 00 IOF- m 0 I- 10 a.

4>

Q) — 0 0 0 Ill Ln

o

cu 0 01 0 01 0

-

co cc

i5 a) CU 0

E'- 0 C. cW . a) Ec: cc

E cc - co — C 'C5 O:

a.

- Lh Cu Cu

L- M CID 0CL o a, 1(5 ci-- Ot U)

' (5 C —

>Ccu (V (5 C DCCC)

(5C(acD (V Cl)Co C °E

R CU Q)

CS.E5E2E

CCCCE cc m

ci. E a a. -o ci ci a co )5

nL a. -o Cu (5

e-

Page 46: L;1 ['A!AL1 kU I (M

0 5 0

d 0

D Ri 5 le 0 CA o o

o o w 0.

0 0

q 0 0.

o 0

C W i- 0. q

0 00 q C 0

00 C

00 C 0

00 C

0 C CZ C

F 0 00 0

0. 00

F. 00

c ° c - (0

m 0 (0 (0 0 (0 (0 0 (0 C 0 C C o1 o-

- m

00. 0 00. 0 Q o 0 o - r,j 4 .4 (11 cc ((1 W 01) .4

OO 00 C

00 C—

00 C

00 C.—

00 C

00 C.—

00 C

-c (0 00

C.— 0. (0 - (0 0.

o ir 0 0

0 ce 0 0

0 CR 0 0 Oat 0 0

(0 W ca ldtkD 00 >c (0 00

o o

1111W aj CL (0 CL W2

Ln CL mu flu ff11 ' nmD H

E II. fl fl'

CL b0 -o . a>.

-4

(0 040 (0(004 04W IV W

0 01

0 N

0 in

0 N

0 01

. iL

cl) U) D U) — U) Q

(u C) - - U) C - Q) C) U) U) Q U) CI) > 0) U) o C C 0

U) U)

C I ECc _ - U) U)o U)

ca 10 U)= Cl) >.._Q CU CQ)

ca c6cu

co (OO

Page 47: L;1 ['A!AL1 kU I (M

m 5 0

d 0

d 0

5 0

d 0

CL GD

0 0

GD S C

S 0

GD 0 GD C

S c c c E

0 0

GD 0. GD C S 00

C (0

C 0 (00

m (0 C 5

40U( '- r-.

40 '-

m 40 '- 114 '- r-.

C 0 40414 4- .-4

40 '-

GD GD Cu, C

(0 o 0

0• 0 a. 0

0 o. 0 a. 0

1

0. 0 0

0 0. 0 0 0 a. 0 0

r'l m m r-4 -4 - m C-4 DC rIj

GD C

GD C.- GD

GD C--

C

GDGD

C

GD GD C C.- C ma. m

GD C.- ma.

GD C

GD GD C.! C ma. 40 (0 ma. Cc W

400. c 0 Q

w 0 0ac0

GD

m E .0 E .0 '-m IL C

tw EC

E C w GDGD.

E

mC C

>GD.o... >GD0 _0mm

P P ntn ii

C 0) C CC Cmm C 40 0bG C GD.

-cc m C -- 40 _C'GD te = .m

40 (0 G) Cu,

m $:m u,j CC mcij a. Cw.0wa.

C a. - 0.m a.0

vi - (0

40 CE C m mmC

t E C GD C 2 0 . 2 0 .0

oj cc 40mm a. a. -o 0)01W u u a. . E a. w w a.

a. D 2 E

0 GD

0 (a

0

0

0 00

4-co

Q) -= .- a)cc

I >' Co cu cc In -

o Z 0)

CU C cu co >4 Ccc

Cc = -0 cc U) >4 = 0) cc

M O) o a CU E Cl)

CDQ) 2 CL CL CL

U,

Page 48: L;1 ['A!AL1 kU I (M

0 0 0 C

0 0

C r ID ID

o o_ 0) 0 C

o• 0 E 00 00

U

40 0 C •fl 0 m 40 0

0 Cs

Ui O 0 0 0 0-

to.0 00 C

C U

tw E wc 00 C

C C (0 E -c

(0 0. (0 (0 c-L (0 0. (0 00 - 0 0. 0. c?i cl

C E (0

00C

C

CU

00 C

- C (0

C

oj ! 00

)5 am)

- -)

C 0040

(0 0 C a.

c

tw to -• --

U C

(0 "(040

O #i< 00(0 v< E.a.-' -'

(0 0.OZ a .

oEia .0 0 m 0

C U E C

a. a U (0 a.

U(

(0 000 E - 0 (NC .14

C40 UC

- 0-

C 0 U, U,

m to Ec 40-4 0) 01(00) 40 0)0

0 UI 0 4-I

UI I- UI I...

o UI 0 UI

UI CII Ill IN

0 UI 01 UI r-.

cc cc ca C Cc CU U)

cc

ucucu, Q) C'ØC 5 CO c •c - C CO 4... Q

(0=

Z< _Q<.2OQ

C C) Cc >1

c >s ca C C- - co cc C ( -

Y. E C) 0.) a cc

Cu cc

0) C0. Co

'a

Page 49: L;1 ['A!AL1 kU I (M

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KUASA USAHA TETAP REPUBUK INDONESIA

PADA PERWAKILAN RI Dl ANTANANARIVO

NO. S A S A R A N INOIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

1. Menguatnya peran Perwakilan RI dalam Prosentase rekomendasi basil kajian 90% mendukung diplomasi mantim dan per- komprehensif Perwakilan RI yang ditin- batasan/pengembangan infrastruktur dakianjuti Stakeholders. poros maritim Indonesialkerjasama bila- teral dan isu-isu global

2. Peningkatan peran Perwakilan RI dalam Prosentase realisasi rencana aksi/inisia- 900/0 mendukung peningkatan pengaruh Indo- tit yang diimplementasikan nesia di negara akreditasi

3. Peningkatan peran Perwakilan RI dalam Prosentase peningkatan trade, tourism, 10% menàlptakan nilai manfaat ekonomi, dan and investment (TTI) pembangunan bagi kesejahteraan rak-

____ at Indonesia 4. Menguatnya peran soft power diploma- Prosentase publik di negara akreditasi 900/0

si yang dilakukan Perwakilan RI di nega- yang berpandangan positif terhadap ra akreditasi Indonesia

5. Meningkatnya pelayanan dan perlin- Prosentase permasalahan WNI/BHI di 80% dungan WNIIBHI, serta pemberdayaan luar negeri yang diselesaikan diaspora

Prosentase responden atau pengguna 95% jasa yang menyatakan puas atas pela-

__________________________________ yanan kekonsuleran 6. Meningkatnya penerapan manajemen Nilal basil evaluasi Akuntabilitas Kinerja 75 (BB)

kinerja dan anggaran yang akuntabet Instansi Pemerintah (AKIP) Perwakilan yang dilakukan Itjen dan BPO Prosentase Reatisasi Anggaran (SP2D) 1000/0 terhadap alokasi DIPA Perwakilan RI

Kegiatan: 1. Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen pada Perwakilan RI.. = Pp. 17,333,117,000.-

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perwakilan RI ...................= 450,000,000.- 3. Penyelenggaraan Diplomasi dan Kerjasama Internasional .............2.332,846,000.-(+)

Total Anggaran... = Rø. 20.115.963.000.-

Antananarivo, 2016

Menteri War Negeri, Perwakilan RI,

; Retno L.P. Marsudi \~

1z4yjpil A to S. War adnai 02 uasa Usaha Tetap

N ANI'