Top Banner
1713 Ensiklopedi Nurcholish Madjid F L LAHIRNYA HUMANISME DI BARAT Ketika buku-buku Ibn Rusyd di- terjemahkan ke dalam bahasa Latin, lalu disebut sebagai Latin Averroism atau Averroisme Latin, rupanya pem- bagian antara khawwâshsh dan awam ini bagi orang-orang Eropa begitu impresif, sehingga mereka langsung mengambil kesimpulan bahwa Ibn Rusyd sebetulnya membela adanya dua kebenaran, yaitu kebenaran fal- safi dan kebenaran agama, dan kedua- duanya tidak perlu dipersatukan. Akibatnya ialah mereka betul-betul membedakan antara ilmu dan agama. Itulah permulaan dari sekularisme yang sampai sekarang masih bertahan di Barat. Ia juga muncul di dalam humanisme (paham kemanusiaan) di Barat, karena humanisme adalah suatu paham yang mempercayai kemam- puan manusia terutama kualitas ma- nusia sebagai makhluk. Kalau seorang Barat mengaku sebagai I am huma- nist, maka itu sebetulnya almost I am a secularist, karena humanisme itu juga berasal dari falsafah Yunani yang distimulir oleh Islam. Berdasarkan argumentasi di atas, maka secara geneologis paham ke- manusiaan atau humanisme di Barat boleh dikatakan mewarisi atau masih merupakan kelanjutan langsung dari pemikiran Islam yang diintrodusir oleh Ibn Rusyd. Bergandengan erat dengan paham humanisme ialah paham liberalisme, yaitu paham bah- wa manusia pada dasarnya adalah baik. Itu sebetulnya tidak lain ada- lah konsep fitrah dalam Islam. Baik paham humanisme maupun liberalis- me, keduanya tidak bisa diakomodasi oleh gereja, meskipun sekarang ini tentu saja sudah bercampur-baur karena semuanya sudah saling terpe- ngaruh. FG LAHIRNYA ILMU-ILMU KLASIK ISLAM Mengapa Islam sekarang ini men- jadi “Islam fiqih”, memang ada se- jarahnya sendiri. Ciri umat Islam klasik ialah—dari segi lahiriah— kesuksesan dalam politik. Begitu
32

L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

Mar 20, 2018

Download

Documents

habao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1713Ensiklopedi Nurcholish Madjid

LLAHIRNYA HUMANISME

DI BARAT

Ketika buku-buku Ibn Rusyd di-terjemahkan ke dalam bahasa Latin,lalu disebut sebagai Latin Averroismatau Averroisme Latin, rupanya pem-bagian antara khawwâshsh dan awamini bagi orang-orang Eropa begituimpresif, sehingga mereka langsungmengambil kesimpulan bahwa IbnRusyd sebetulnya membela adanyadua kebenaran, yaitu kebenaran fal-safi dan kebenaran agama, dan kedua-duanya tidak perlu dipersatukan.Akibatnya ialah mereka betul-betulmembedakan antara ilmu dan agama.Itulah permulaan dari sekularismeyang sampai sekarang masih bertahandi Barat. Ia juga muncul di dalamhumanisme (paham kemanusiaan) diBarat, karena humanisme adalah suatupaham yang mempercayai kemam-puan manusia terutama kualitas ma-nusia sebagai makhluk. Kalau seorangBarat mengaku sebagai I am huma-nist, maka itu sebetulnya almost I ama secularist, karena humanisme itujuga berasal dari falsafah Yunaniyang distimulir oleh Islam.

Berdasarkan argumentasi di atas,maka secara geneologis paham ke-manusiaan atau humanisme di Baratboleh dikatakan mewarisi atau masihmerupakan kelanjutan langsung daripemikiran Islam yang diintrodusiroleh Ibn Rusyd. Bergandengan eratdengan paham humanisme ialahpaham liberalisme, yaitu paham bah-wa manusia pada dasarnya adalahbaik. Itu sebetulnya tidak lain ada-lah konsep fitrah dalam Islam. Baikpaham humanisme maupun liberalis-me, keduanya tidak bisa diakomodasioleh gereja, meskipun sekarang initentu saja sudah bercampur-baurkarena semuanya sudah saling terpe-ngaruh.

LAHIRNYAILMU-ILMU KLASIK ISLAM

Mengapa Islam sekarang ini men-jadi “Islam fiqih”, memang ada se-jarahnya sendiri. Ciri umat Islamklasik ialah—dari segi lahiriah—kesuksesan dalam politik. Begitu

Page 2: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1714 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Rasulullah wafat, seluruh JazirahArabia sudah menyatakan tundukkepada Madinah. Hal ini kemudianditeruskan oleh para sahabat, sehinggaterjadi ekspansi militer dan politik.Dalam tempo seratus tahun, keku-asaan Islam telah terbentang darilautan Atlantik sampai tembokCina. Sungguhkondisi yang luarbiasa, sebab da-lam sejarahnya,orang-orang Arabtidak pernah me-ngenal sistem pe-merintahan. Ka-rena itu, ketikaibu kotanya masihberada di Damas-kus, mereka secara administratifbersandar kepada warisan Bizan-tium, dan setelah pindah ke Bag-dad bersandar kepada warisan Persi.

Itu masalah administrasi peme-rintahan. Tetapi dalam masalahhukum, orang Islam waktu itu tidakbisa meminjam dari hukum Yunanimisalnya, atau hukum Persi. Kenapa,karena konsepnya berbeda, sehinggamuncul dorongan untuk menggaliaspek-aspek hukum dari Islam. Itu-lah sebabnya ilmu Islam yang mun-cul pertama kali adalah hukum, danhal ini terjadi karena kebutuhanyang mendesak. Itulah yang seka-rang disebut syariat dan kemudiansecara arbitrer disebut fiqih. Jadi,syariat sebetulnya adalah penamaan

kepada bagian khusus dari Islamakibat sejarah. Padahal menurut Al-Quran sendiri, yang disebut syariatialah seluruh agama.

Setelah fiqih muncul denganwataknya yang berorientasi ataumemerhatikan hal-hal lahiriah, makamuncul reaksi, yaitu gerakan tasawuf.

Kemudian, adatendensi untukmenangani aspekpemikiran dalamIslam, sehinggamuncul pula il-mu kalâm ataulogika. Ada satulagi cabang dariilmu Islam tra-disional selain

fiqih, tasawuf dan kalam, yaitufalsafah. Falsafah sangat banyakmenggunakan unsur-unsur luarterutama Yunani yang kemudian“diislamkan”. Atas dasar itu, kitamewarisi paham bahwa seolah-olahilmu pengetahuan Islam itu empat:fiqih, kalam, tasawuf dan falsafah.Dalam perguruan tinggi Islam,fakultas yang mengurusi fiqih ialahFakultas Syariah, dan yang me-ngurusi kalâm ialah Fakultas Ushu-luddin. Tetapi, karena umat Islamsudah melupakan falsafah, makafalsafah tidak menjadi fakultassendiri, melainkan dimasukkandalam Fakultas Ushuluddin, yangsebetulnya sejak semula dirancangterutama untuk mempelajari kalam.

Page 3: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1715Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Kalam artinya logika, maksudnya teo-logi logis (logical theology). Tetapikalâm sebetulnya tidak semata-matateologi, dalam arti teologinya orangKristen yang dogmatis. Hanya orang-orang Jesuit yang mencoba meng-ubah teologi menjadi falsafah, lalumenghasilkan Sekolah Tinggi Fil-safat (STF) Driyarkara. Tetapi padadasarnya, orang Kristen itu dog-matis, “take it or leave it”; ambil atautinggalkan. Tidak ada pilihan lagi.Dalam Islam tidak demikian. Se-muanya dibahas secara logika, karenaitu ilmunya disebut kalâm. Makakalâm dalam terjemahan Inggrisnyabermacam-macam, kadang di-terjemahkan logical theology (teologilogis), rational theology (teologirasional), philosophical theology(teologi falsafah) dan natural theo-logy (teologi alamiah—artinya suatupaham ketuhanan yang didekatimelalui proses-proses alamiah,bukan dari doktrin).

Itu suatu fase yang sangat menarikdalam sejarah pemikiran Islam.Melalui proses itu, ilmu kalam diang-gap sebagai salah satu kontribusi yangpaling berharga dari dunia Islamkepada pemikiran umat manusia.Orang Yahudi dan Kristen sekarangini sebetulnya sudah sangat banyakdipengaruhi oleh Islam, terutama darisegi pemikiran teologis. Dua aliranyang sangat berpengaruh dalamIslam, yaitu intuisisme dan rasionalis-me yang diwakili oleh Al-Ghazali

dan Ibn Rusyd, juga mempengaruhidunia Kristen dalam representasiBona Ventura di satu sisi (Al-Ghazali)dan Thomas Aquinas di sisi lain (IbnRusyd). Failasuf besar Yahudi, Musaibn Maimun, juga tidak lain adalahduplikat Al-Ghazali dalam berha-dapan dengan kelompok-kelompokyang lebih dipengaruhi oleh IbnRusyd.

Meskipun ilmu kalâm itu sangatpenting, namun sesungguhnya ia ha-nya satu sisi saja dari Al-Quran. Se-karang ini orang mulai menyadaribahwa banyak kemungkinan pende-katan kepada Al-Quran yang berbe-da dengan yang sering dilakukan se-cara tradisional oleh umat Islam da-lam sejarahnya. Tegasnya, mulai adapendekatan multi disipliner terhadapAl-Quran. Sebab, kalau kandunganAl-Quran diinventarisasi, maka akanterlihat bahwa aspek fiqihnya se-benarnya sedikit sekali. Hal-halyang berkenaan dengan Tuhan yangharus dipahami secara rasional justrujauh lebih banyak. Aspek-aspek spiri-tualitas seperti yang digarap olehpara sufi ternyata juga lebih banyakdari fiqih. Begitu juga dengan aspek-aspek yang mengandung unsur fal-safah menyangkut pendekatan-pen-dekatan kosmologis kepada kenyata-an, alam raya dan sebagainya, semuaitu jauh lebih banyak. Namun, itubelum banyak digali atau dibicarakansehingga tidak menjadi kesadaranorang Islam.

Page 4: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1716 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Begitu juga dengan masalah ke-manusiaan yang mendapatkan porsicukup banyak di dalam Al-Quran.Misalnya adalah firman Allah yangberbunyi, Kami telah memberi ke-hormatan kepada anak-anak Adam;Kami lengkapi mereka dengan saranaangkutan di darat dan di laut (Q. 17:70). Dengan sendirinya, implikasiayat ini adalah keharusan untuk salingmenghormati antara sesama manusia.

LAHIRNYA SEKULARISME

Banyak karya-karya apologetik(pembelaan diri) dari kalangan Islamyang sebenarnya tidak begitu kreatif,meskipun tetap ada benarnya. Misal-nya, kalangan Islam sering meng-klaim bahwa ilmu pengetahuan Baratberasal dari Islam, dan itu jelas sekalidalam penemuan angka nol. Nol itukhas Arab, bahkan istilah zero se-benarnya juga berasal dari bahasaArab, syifr, yang kemudian menjadizefiro, lalu berubah lagi menjadi zero.Proses perpindahannya ke Barat me-lalui dua jalur, yaitu Spanyol danSisilia (Italia) yang dulu pernah men-jadi pulau Islam. Ketika angka nolitu diperjuangkan oleh Paus Silvester(seorang ilmuwan yang sangat ter-kenal yang wafat pada tahun 1003M.), Barat (baca: Eropa) memerlu-kan waktu dua ratus tahun untuk bisamenerima angka Arab itu.

Dulu, di Eropa, kalau ada orangyang maju dalam berpikir, dia di-sebut terpengaruh oleh Muhammad(Muhammadanism), sehingga setiapada kemajuan pasti terlebih dahuluditolak. Karena itu, tidak meng-herankan kalau perkenalan duniaIslam ke Barat baru terjadi padaabad ke-12. Artinya, memakan waktudua ratus tahun untuk settle down diBarat. Mula-mula yang terjadi ada-lah benturan yang sengit, kemudianada periode mendamaikan dengancara dipisah pada abad ke-14. Pe-misahan itulah yang menjadi idetentang sekularisme, yaitu ada ke-benaran ilmiah dan ada kebenaranagama yang tidak bisa dicampur,masing-masing berkembang sendiri-sendiri. Ilmu pengetahuan pun ke-mudian berkembang seperti lepasdari kendali.

Pada abad ke-16 orang Eropasudah meninggalkan dunia Islamdengan kegiatan-kegiatan penelitianilmiahnya, dan juga mulai melakukanpenjajahan-penjajahan, termasuk keAsia Tenggara yang dipelopori olehPortugis. Momentum itu dipercepatoleh masuknya zaman modern padaabad ke-18 (masing-masing berselangdua abad, yaitu abad ke-12, ke-14,ke-16, ke-18), yaitu dengan adanyaRevolusi Industri di Inggris dan revo-lusi sosial-politik di Prancis.

Page 5: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1717Ensiklopedi Nurcholish Madjid

LAILATUL QADAR

Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr)bermakna Malam Kemuliaan atauMalam Kepastian. Disebut demi-kian karena orang yang ibadah padamalam itu dalam kitab suci Al-Qurandikatakan memiliki nilai sama dengannilai ibadah se-ribu bulan bagiyang mendapat-kannya. Atau ka-lau saja mau di-hitung, seribubulan sama de-ngan kurang lebih umur manusia,yakni 80 tahun. Dari situ dapat di-asumsikan bahwa siapa saja yangmendapatkan malam lailatul qadar,maka akan mendapatkan sebuah pe-ngalaman hidup, yakni pengalamanruhani yang amat berharga diban-dingkan dengan hidup 80 tahun.

Ilustrasi tentang Malam Kemu-liaan atau Kepastian dapat ditemu-kan dalam Al-Quran, Sungguh, telahKami turunkan (wahyu) ini padamalam yang Agung. Dan apa yangakan menjelaskan kepadamu Malamyang Agung (kemuliaan—NM) itu?Malam yang Agung lebih baik dariseribu bulan (Q., 97: 1-3).

Itulah sebabnya, kedatangan lai-latul qadar sangat dinanti-nantikanoleh kaum Muslim yang sedang men-jalankan ibadah puasa karena malamtersebut jatuh bertepatan pada bulan

puasa. Adapun bentuk kegiatanuntuk menyambut atau mendapat-kan malam yang dimimpi-mimpi-kan tersebut, di antaranya denganbangun malam mengerjakan shalatsunnah, shalat malam, tadarus, mem-baca dan mempelajari Al-Quran,serta berzikir sepanjang malam-ma-

lam bulan Ra-madlan.

Menurut se-bagian ulama,malam lailatulqadar jatuh ber-tepatan dengan

tanggal 17 Ramadlan. Pandangansemacam itu dikaitkan dengan ter-jadinya Perang Badar. Perang iniadalah perang yang pertama kaliterjadi dalam sejarah agama Islamyang dinamakan oleh Al-Quran se-bagai perang pembeda, Al-Furqân.Pembeda antara kekuatan yang benar,al-haqq, orang-orang beriman peng-ikut Nabi Muhammad Saw. dengankekuatan bâthil, golongan orang-orang musyrik atau kafir.

Dalam Al-Quran, untuk kemu-dian, terjadinya Perang Badar itu di-namakan hari bertemunya dua ke-kuatan, yawm al-taqâ al-jam‘ân, se-bagaimana dilukiskan, Orang yangberpaling di antara kamu ketika duapasukan bertemu setanlah yang mem-buat mereka tergelincir… (Q., 3: 155).

Kebenaran dan kebaikan adalahbagian hakiki dari keinsafanmakna dan tujuan hidup yangakan memberi orang kebahagiaan.

Page 6: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1718 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

LAILATUL QADAR:A FRACTION OF MINUTE

Konon, Sutan Takdir Alisjahbanamuda adalah seorang ateis, palingtidak sangat sinis kepada agama. Diapernah mengklaim sebagai “manusiaRenaisans”, yang berarti orang yangsangat rasional. Segala sesuatu diper-soalkan dan dipertanyakan dari sudutpandang yang melulu logika. Tetapi,belakangan dia berubah dengan me-nunjukkan apresiasi yang sangattinggi kepada agama. Meskipun tidaksampai melaksanakan shalat, tetapisetidaknya, dia sudah melihat maknaagama, dan dalam banyak kesem-patan sering berbicara mengenaiTuhan. Ada apa gerangan dengan“manusia Renaisans” itu?

Seorang kiai Gontor pernah ber-cerita tentang dialog antara HajiAgus Salim dan Takdir Alisjahbana.Kebetulan keduanya adalah orangMinang, dan keduanya sangat cerdasserta terpelajar. Salim sendiri waktuitu sudah menjadi orangtua dansudah haji, selain juga tokoh Islamyang sangat disegani. Suatu saat diadigugat oleh Takdir.

“Saya heran melihat Pak Haji ini,mengapa kok masih shalat. Bagi saya,shalat itu tidak masuk akal,” gugatTakdir.

“Maksud kamu bagaimana?”tanya Haji Agus Salim.

“Ya saya tidak mau terima sesuatuyang tidak masuk akal, yang tidakbisa dibuktikan.”

“Oh begitu. Baik. Kamu ‘kanorang Minang seperti saya, dan sekali-sekali kamu pulang ke Minang, ‘kan?”

“Ya, memangnya kenapa?”“Nah, kalau pulang kamu naik

apa?”“Naik kapal!” jawab Takdir (waktu

itu belum ada pesawat udara).“Nah, kamu naik kapal itu sudah

tidak konsisten, karena begitu kamunaik ke geladak kapal, maka yanglebih banyak berfungsi itu percaya,bukan tahu. Percaya bahwa kapalitu pergi ke Padang dan tidak belokke Pontianak, percaya bahwa nantimesinnya tidak macet, percaya bahwakapal itu tidak pecah, pokoknya se-muanya percaya. Kalau kamu me-nunggu sampai paham, kamu haruspelajari dulu kapal itu, baru naikkapal, dan itu mustahil!” kata HajiAgus Salim kepada Takdir. Lalu dialanjutkan lagi, “Kalau kamu konsis-ten dengan cara berpikir seperti itu,mudik ke Minang itu kamu harusberenang. Dan mekanisme berenangitu belum tentu kamu pahami. Taruh-lah kamu paham, nanti berenang me-nyeberangi Selat Sunda yang di situterkenal sekali gelombangnya, dankamu akan diombang-ambingkanoleh gelombang laut. Pada waktuitu kamu perlu pegangan, dalam ke-adaan putus asa mencari pegangan.Untung kalau ketemu balok yangbesar, yang bisa mengambangkankamu, tapi kalau tidak, ranting punkamu pegang.”

Page 7: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1719Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Itulah metaforanya Haji AgusSalim. Kiai Gontor lalu mengatakanbahwa sebetulnya Takdir dulu tidakpercaya kepada agama, karena diamemang sangat rasional, seperti ter-lihat dari gugatannya terhadap H.Agus Salim di atas. Bahwa belakangandia sudah mulai percaya, menurutBuya Hamka, karena Takdir telahmenemukan “lailatul qadar” (laylatal-qadr), yaitu ketika dia tiba-tibamenyadari bahwa hidup ini ada ke-lanjutannya; saat itu dia menghadapisatu persoalan yang dia sendiri tidakbisa mengerti.

Kisahnya sendiri terjadi di Italia,yaitu ketika pesawat terbang yang di-tumpangi Takdir mengalami kece-lakaan dan dia selamat. Dia merasatidak bisa menerangkan bagaimanadia bisa selamat. Akhirnya peristiwaitu menjadi suatu momen transfor-masi dari seluruh hidupnya. Dia me-nemukan sesuatu yang baru, yangmembuatnya seakan-akan dilahirkankembali. Momennya adalah “a frac-tion of minute” (suatu pecahan kecildari menit), suatu saat yang lebih baikdari seluruh hidupnya, karena me-nentukan seluruh hidupnya. Itulah“lailatul qadar” dalam arti mistis.

Belakangan, dalam ceramah-ceramahnya, Takdir semakin banyakmerujuk kepada agama. Ketika diamenyebut dirinya Renaisans, makaujung-ujungnya dia mengacu Aver-roisme atau Ibn Rusyd. Pernah diasecara simplistik sampai pada kesim-

pulan bahwa sebetulnya Barat itumaju karena Islam. Oleh karena itu,penjajahan Barat terhadap Timursebetulnya adalah penjajahan olehIbn Rusyd terhadap Al-Ghazali,karena Ibn Rusyd mengembangkanrasionalitas, sedangkan Al-Ghazalimengembangkan intuisi. Jadi, intuisi-lah sebetulnya yang kalah oleh rasio.Dan itu, menurut Takdir, menjadisimbol kalahnya Timur oleh Barat.Terlepas dari simplifikasinya yangtidak tanggung-tanggung, maka se-benarnya ini mengindikasikan apre-siasi Takdir kepada agama, terutamakepada Islam versi Ibn Rusyd.

LAILATUL QADAR DAN IHTISÂB

Berkaitan dengan usaha-usahamendapatkan malam lailatul qadar(Arab: laylat al-qadr), setidaknyaseseorang harus terlebih dahulu me-miliki persiapan ruhani. Kesiapanruhani tersebut dimaksudkan untukmenyambut kedatangan lailatul qadar,sehingga dengan sendirinya orangyang tidak memiliki kesiapan ruhanitidak akan mendapatkan lailatulqadar.

Adapun pelatihan dan persiapanyang dilakukan untuk mendapat-kan lailatul qadar, di antaranyaadalah dengan menjalankan ibadahpuasa secara benar. Kemudian,menjelang datangnya lailatul qadar,

Page 8: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1720 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

sebagaimana dianjurkan oleh Ra-sulullah Saw., hendaknya mem-perbanyak qiyâm al-layl dan berzikir,perenungan, serta ihtisâb, sepertiyang disabdakan dalam sebuahhadis yang berbunyi, “Barang siapaberpuasa karena keimanan kepadaAllah, dan melakukan penghitungankepada diri sendiri, maka diampunidosa-dosanya yang lalu.”

Ihtisâb (self-examination) adalahsikap mau mengoreksi diri sendiridengan menghitung-hitung amalperbuatan. Siapa yang tidak mau me-lakukan perenungan dan self-exami-nation maka akan sulit mendapat-kan lailatul qadar. Karena hati orangyang tidak mau melakukan koreksidiri adalah indikasi hati yang ter-tutup oleh kesombongan diri. Ke-sombongan diri karena merasa diri-nya paling benar dan suci.

Di sinilah kiranya sikap jiwa me-nantikan datangnya lailatul qadardapat diparalelkan dengan sikaptobat dari melakukan dosa dan ke-salahan. Dan di dalamnya harus adasikap rendah hati dan ketulusan.Kegiatan tersebut biasanya dilaku-kan bersamaan dengan melakukaniktikaf pada malam hari.

Melalui iktikaf, seseorang dapatmerenungkan keadaan dan keber-adaan dirinya sehingga iktikaf men-jadi momentum yang sangat tepatuntuk melakukan pencarian maknahidup yang paling esensial, sepertidalam bahasa Jawa dikenal istilah

sangkan paran dumadi, atau untukapa hidup, dari mana datangnyahidup, serta akan ke mana hidupini? Seluruh pertanyaan itu me-rupakan pertanyaan yang eksistensialdan identik dengan ihtisâb, me-lakukan self-examination selamamenjalankan iktikaf.

Memperbanyak kegiatan ibadahuntuk menantikan datangnya lai-latul qadar sebagai persiapan ruhanidilakukan tanpa harus meminta ban-tuan orang lain. Hal yang demikianjuga membuktikan betapa dalamIslam tidak dikenal ajaran mitos ataukultus individu dalam beribadah.Artinya, setiap orang Islam dapat me-lakukan amalan ibadah tanpa harusmelalui perantara. Anjuran untukmemperbanyak ibadah, memohonampunan kepada Allah Swt. sepan-jang bulan puasa khususnya, jugatidak harus menggunakan bahasaArab. Menggunakan bahasa sendirijuga tidak apa-apa karena sesungguh-nya Allah Swt. Maha Mengetahuidan Mendengar.

LAILATUL QADAR SEBAGAISIMBOLISASI

Suatu saat Rasulullah Saw. ber-sabda kepada umatnya yang tengahberkumpul di masjid menunggu-nunggu Lailatul Qadar (karenaRasulullah memang tidak pernah

Page 9: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1721Ensiklopedi Nurcholish Madjid

menerangkan apa yang dimaksudLailatul Qadar dan kapan terjadi-nya), “Apa yang kamu tunggu-tung-gu insya Allah malam ini datang,karena aku telah melihat dalam visi(ru’yah) bahwa akan ada hujan lebatkemudian aku belepotan lumpur danbasah kuyup oleh air.” Kemudianumat yang ber-kumpul itu punmembubarkandiri. Pada malamitu memang ter-jadi hujan lebat.Karena bangun-an masjid Ma-dinah pada za-man nabi sangatsederhana, atapnya terbuat daridaun kurma, maka dengan sen-dirinya air hujan masuk ke lantaimasjid yang terbuat dari tanah.

Umat yang ada pada saat kejadiantersebut melihat apa yang dikatakanNabi, kemudian melihat beliau shalatdalam keadaan basah kuyup. Semen-tara muka dan sekujur badannyaberlumur tanah liat. Lalu apa yangdimaksud dengan Lailatul Qadaroleh Nabi? Karena Nabi mengatakan“Itulah yang kau tunggu-tunggu.”

Lagi-lagi, karena memang per-soalan ini persoalan ruhani, makatidak ada kata-kata yang cukup untukbisa menjelaskannya. Hal itu adalahsimbol atau perlambang. Kemudiandi sinilah terkandung masalah tafsiratau takwil (semiotika), bahwa be-

lepotannya Nabi dengan lumpurdan basahnya Nabi dengan air se-benarnya adalah suatu peringatankepada kita bahwa jenjang palingtinggi dari pengalaman ruhani ituialah kalau sudah kembali ke asalkita. Dari mana kita berasal? Daritanah dan dari air, sebagaimana Allah

berfirman dalamAl-Quran, Dialahyang menciptakansegalanya dengansebaik-baiknya,Dia mulai men-ciptakan manusia(tidak lebih) daritanah liat. Kemu-dian Ia menjadi-

kan keturunannya dari sari air yanghina (Q., 32: 7-8). Dalam surat YâSin diingatkan, Tidakkah manusiamelihat, bahwa Kami mencipta-kannya dari setitik air mani? Tetapiperhatikanlah, ia justru menjadipembangkang yang nyata (Q., 36:77).

Maka belepotannya Nabi olehlumpur dan basah kuyupnya olehair sebenarnya merupakan simboli-sasi bahwa kita harus kembali me-nyadari siapa diri kita. Dengan demi-kian, seperti makna yang tersimpulatau terkesan dari firman Allah dalamsurat Yâsîn di atas, kita harus men-jadi manusia-manusia yang rendahhati. Karena itu, dalam Al-Quran,sifat pertama yang disebutkan darihamba-hamba Allah yang Maha-

Page 10: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1722 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

kuasa adalah, Dan hamba-hamba(Allah) Yang Maha Pemurah, ialahmereka yang berjalan di muka bumiini dengan rendah hati, dan bila adaorang jahil menegur mereka, merekamenjawab, “Salam!” (Q., 25: 63).

Dengan sikap rendah hati, banyaksekali kebaikan yang akan diperoleh,bahkan hampir semua kebaikan mun-cul darinya. Sebaliknya, musuh darirendah hati ialah takabbur (som-bong), yang membuat pintu surgatertutup rapat sehingga tidak bisamasuk ke dalamnya. “Tidak akanmasuk surga orang di dalam hatinyaada seberat atom dari perasaan som-bong” (HR Muslim).

Perbuatan takabur adalah dosapertama yang dilakukan makhlukterhadap Allah, yaitu ketika iblis me-nolak mengakui keunggulan Adam.Allah kemudian memberikan kuali-fikasi tentang sikap Iblis, denganfirmanNya, Ia menolak dan menyom-bongkan diri, dan ia termasuk di antaramereka yang tiada beriman (Q.,2: 34).

Jika kita menyadari diri sendiri,atau (dalam bahasa biasa sehari-hari)tahu diri, maka banyak sekali ke-bahagiaan yang diperoleh. Karenamerupakan suatu kebahagiaan yangsangat tinggi, maka ia sulit diterang-kan. Dalam Al-Quran, ada kata-kataseperti thuma’nînah, sakînah danqurrata a‘yun. Kata thuma’nînahmisalnya terdapat dalam firmanAllah Swt. yang menjelaskan bahwakalau orang ingat kepada Allah,

maka dia akan merasakan ketenang-an hatinya. Sungguh, dengan meng-ingat Allah hati merasa tenang(thuma’nînah) (Q., 13: 28).

Ketenangan juga disebut sakînah,karena orang yang tenang itu bisakembali kepada Allah Swt. Ada jugakata-kata pulang yang dalam bahasaArab disebut rujû‘ atau inâbah yangbanyak sekali dipergunakan dalamAl-Quran. Salah satunya adalahucapan suci, innâ lillâhi wa innâilayhi râji‘ûn, kita semuanya berasaldari Allah dan akan pulang kepada-Nya.

Dengan demikian, keberhasilanuntuk pulang adalah suatu persya-ratan mencapai kebahagiaan. Sebalik-nya, kalau orang tidak berhasil pu-lang ke asal, yang dalam bahasa ke-seharian kita disebut dengan sesat,maka itu adalah pangkal kesengsara-an. Pulang ke mana? Pulang kepadaAllah Swt. Kembalilah kepada Tuhan-mu dan berserah dirilah kepadaNya(Q., 39: 54).

LANDREFORM

Dulu, Irak yang sebetulnya bagiandari Persia mudah sekali jatuh ketangan Islam karena rakyat Irak me-nyambut tentara Islam dengan gem-bira, sebab selama ini mereka diper-lakukan secara tidak adil oleh parapenguasa Persia. Tindakan pertamaUmar ketika Irak jatuh adalah mela-

Page 11: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1723Ensiklopedi Nurcholish Madjid

kukan landreform, yakni membagi-bagikan tanah kepada rakyat dan ke-mudian Umar tinggal menarik pajak.

Sebetulnya Umar pada waktu itumengalami kesulitan karena parasahabat berpendapat bahwa hartarampasan perang, baik yang bergerakmaupun tidak bergerak, harus di-bagi rata kepadatentara. TetapiUmar berpenda-pat lain. Menu-rutnya, benda-benda yang ber-gerak boleh di-bagi rata, tetapitanah tidak bisa.Untuk itu, Umarditentang parasahabat sehinggasuasana diliputiketegangan selamatiga hari tiga malam. Tetapi Umardidukung oleh para pembesarsahabat sendiri seperti ‘Utsman danAli. Akhirnya dilakukanlah landre-form, tanah dibagikan kepada rakyatsetempat, dan bukan kepada tentaraIslam yang datang.

LARANGAN DISKUSI

Selain berbicara tentang ilmuterpuji atau tercela, Al-Ghazali jugabicara tentang bahaya diskusi ataumunâzharah. Mungkin yang dimak-sud adalah diskusi dengan nada keras

dan bersifat memecah belah. Al-Ghazali merasa perlu menekankanmasalah ini, karena situasi waktuitu sangat kritis, ketika rasa percayadiri setiap orang sudah berkurang.Orang menjadi mudah tersinggung,marah dan sebagainya. Oleh karenaitu, Al-Ghazali mengatur masalah

diskusi ini. Diajuga menjelas-kan tentang ke-napa manusiaitu senang sekaliberbeda dan ber-tengkar. Tetapi,ibarat pepatahmenyembelih itikyang sedang ber-telur emas, dis-kusi atau munâ-zharah pun de-mikian. Segawat-

gawatnya diskusi, ia tetap akanmenelurkan emas, yaitu kreativitasintelektual.

LARANGAN MEMBUNUH

Ajaran agama untuk melarangpembunuhan dan pandangan bahwapembunuhan adalah kejahatanbesar, tidak bisa lain harus ditafsir-kan bahwa menurut agama, hidupitu secara intrinsik adalah berhargadan harus dilindungi. Demikianpula, dalam bentuknya yang lebih

“Sudah diketahui bahwa perse-lisihan dalam furu‘ (cabang-cabangajaran agama) telah terjadi antarapara sahabat Rasulullah Saw., se-moga Allah meridlai mereka semua,padahal mereka adalah sebaik-baikumat manusia. Dan mereka puntidak saling memusuhi, tidak salingmembenci, dan tidak pula salingmenuduh salah atau cacat.”

(Hadlrat Al-SyaikhMuhammad Hasyim Asy‘ari)

Page 12: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1724 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

positif, perintah agama untuk mem-bantu dan menolong sesama ma-nusia, dan pandangan bahwa tin-dakan itu sebagai kebajikan besar.Ini dipertegas, antara lain, dalam Q.,5: 32, Karena itu telah Kami dek-ritkan kepada anak-keturunan Israil,bahwa barang siapa membunuh suatujiwa tanpa (kejahatan pembunuhan)suatu jiwa (yang lain) atau perbuatanmerusak di bumi adalah bagaikanmembunuh umat manusia seluruhnya,dan barang siapa menghidupi (mem-bantu kehidupan) jiwa itu maka iabagaikan menghidupi umat manusiaseluruhnya… (Perhatikan betapaKitab Suci melukiskan bahwa nilaisetiap individu manusia adalah samadengan nilai seluruh kemanusiaan).

LARANGAN PRAKTIK TABANNÎ

Keterangan bahwa Nabi Muham-mad Saw. adalah penutup para nabidan rasul diberikan dalam Al-Qurandalam rangkaian firman Allah danajaranNya tentang pembatalan prak-tik tabannî (mengangkat anak, ke-mudian anak itu diakui seperti anaksendiri, seolah benar-benar mem-punyai pertalian darah dengan orang-tua angkat bersangkutan, dengan se-gala konsekuensi kehukuman ataulegalnya). Praktik tabannî itu dibatal-kan karena tidak sesuai dengan ajaranIslam yang lebih mendalam dan asasi,

yaitu ajaran tentang fitrah yang an-tara lain menghendaki segala sesuatudinilai, dipandang, dan dilakukanberdasarkan kenyataan intrinsiknya,bukan fakta formalnya. Karena taban-nî memberi hak kehukuman kepadaseorang anak angkat hanya karenaia dinyatakan sebagai anak sendirisecara lisan (yakni, secara formal),maka praktik itu dianggap tidak fitri.

Dalam hubungannya denganNabi, praktik tabannî (yang beliaulakukan untuk bekas budaknya yangdimerdekakan oleh beliau sendiri,Zaid [Ibn Haritsah]) mengakibat-kan sebutan Nabi sebagai “bapak”serta orang di antara kaum beriman,yaitu Zaid (maka ia disebut Zaid ibnMuhammad), dengan mengesam-pingkan kaum beriman yang lain.Maka firman Allah mengenai hal initerbaca, Muhammad itu bukanlahBapak seseorang dari antara kaumlelakimu, melainkan Rasul Allah danpenutup para Nabi. (Q., 33: 40).Kemudian, mendahului firman ituialah, Nabi lebih berhak atas kaumberiman daripada diri mereka sendiri,dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.(Q., 33: 6). Sudah tentu yang dimak-sud bahwa istri-istri Nabi itu adalahibu-ibu kaum beriman ialah dalampengertian spiritual. Maka Nabi sen-diri, sementara dinyatakan sebagaibukan Bapak salah seorang di antarakaum beriman, adalah Bapak (spiri-tual) seluruh kaum beriman yakni,

Page 13: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1725Ensiklopedi Nurcholish Madjid

panutan mereka semua. Inilah yangdapat kita simpulkan dari rangkaianfirman-firman yang relevan. Muham-mad Asad menjabarkan bahwa pe-negasan itu mengandung arti peno-lakan pada pandangan bahwa adanyahubungan fisik (keturunan) denganNabi mempunyai makna spiritualtersendiri; se-baliknya, karenahubungan ke-bapakan kepadaNabi dan keibu-an kepada paraistri beliau ituharus dipahamihanya sebagai hu-bungan spiritual (dan mustahilsebagai hubungan fisikal), maka ke-dudukan seluruh kaum berimandalam hal ini di hadapan beliau ada-lah mutlak sama. Pengertian ini lebih-lebih lagi sangat logis karena NabiMuhammad Saw., adalah utusanAllah yang terakhir.

LARANGAN-LARANGAN ALLAH

Menyinggung masalah sifat bawa-an manusia, yang sudah built-upmemiliki potensi dan kecenderunganingin melanggar larangan, makaakan kita dapati bahwa kebanyakanhukum Allah Swt. diturunkan dalambentuk larangan. Misalnya, hukum-hukum Allah Swt. yang diturunkan

kepada Nabi Musa a.s. yang populerdengan nama Ten Commandments(Sepuluh Perintah Tuhan). Ten Com-mandments ini antara lain berisilarangan-larangan seperti janganmencuri, jangan membunuh, janganberzina dan jangan berdusta.

Potensi bawaan manusia yangselalu ingin me-langgar—di an-taranya karenaketidakmampuanmenahan danmengendalikandiri—adalah se-perti yang diilus-trasikan dalam

Al-Quran, Cepat-cepatlah dalam ber-lomba mendapatkan ampunan dariTuhanmu, dan surga seluas langit danbumi, disediakan bagi orang bertakwa(Q., 3: 133).

Ilustrasi yang diberikan Al-Qurantersebut juga mengasumsikan betapatamak dan rakusnya manusia. Hanyakarena mengikuti dorongan hawanafsunya, ia melanggar laranganTuhan. Atau, dengan ungkapan lain,di surga yang sangat luas—seluaslangit dan bumi—dan dipenuhi olehbanyak alternatif, tetapi karena ke-tidakmampuan menahan diri, ma-nusia memilih melanggar laranganTuhan. Alternatif-alternatif yang di-maksud adalah tersedianya ber-macam-macam buah-buahan yangmelimpah, yang terdapat di dalamsurga. Manusia lebih suka melanggar,

Adanya kejelasan tentang per-soalan kebangsaan dan kenegara-an akan melandasi terbukanyapartisi-pasi warga negara dalammelakukan investasi sosial-politikuntuk masa depan yang lebih men-janjikan.

Page 14: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1726 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

dengan memakan buah khuldi, sertamengabaikan alternatif-alternatif dankemudahan-kemudahan yang ter-sedia.

LEBARAN

Lebaran bagaikan siklus yang se-tiap masa tertentu datang. Justru ka-rena adanya sifatsiklus itu makahari raya disebut‘Îd, yang artinyaialah “ulangan”atau “putaran”.Sama denganadat (‘âdat-an)yang dinamakanbegitu karena di-lakukan beru-lang-ulang. Lebaran pun disebut ‘Îdkarena dia selalu datang dan kem-bali berulang kali. Tapi hari rayaIslam yang amat penting itu di-namakan ‘Îd bukan semata-matakarena dia berulang-ulang. Kitamengetahui bahwa nama leng-kapnya ialah ‘Îd Al-Fithri (Idul Fitri).Dalam nama itu yang amat pentingkita perhatikan dan renungkan ialahmakna perkataan “Fitri” (Fithr) yangsama artinya dengan perkataan“Fitrah”.

“Fitrah” itu bersangkutan dengansalah satu ajaran Islam yang amatpenting, yaitu ajaran bahwa manusia

dilahirkan dalam kejadian asal yangsuci dan bersih (Fitrah), sehinggamanusia itu bersifat hanîf (artinyasecara alami merindukan dan men-cari yang benar dan baik). Jadi ke-benaran dan kebaikan adalah alamiatau natural, sedangkan kepalsuandan kejahatan adalah tidak alami,tidak natural, berarti juga berten-tangan dengan jati diri manusiayang ditetapkan oleh Allah Swt.

untuk kita.Karena kepal-

suan dan kejahat-an itu bertentang-an dengan jatidiri yang diwakilioleh hati nuranikita, maka setiapkepalsuan dan ke-jahatan tentumengganggu rasa

ketenteraman. Suatu kali RasulullahSaw., ditanya oleh seorang sahabat:“Apa itu dosa, ya Rasulullah?” Beliaumenjawab: “Dosa ialah sesuatu yangterbetik dalam hatimu dan kamu tidaksuka orang banyak mengetahuinya”.Kita tidak suka orang banyak menge-tahui apa yang terbetik dalam hatikita jika yang terbetik itu sesuatuyang bertentangan dengan suarahati kecil (Arab: dlamîr). Oleh karenaitu dengan sendirinya dosa akan men-jadi sumber kesengsaraan batin, dantidak jarang menjelma juga men-jadi kesengsaraan lahir (psikosoma-tik).

Page 15: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1727Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Dalam perbendaharaan agamakita, dosa itu disebut perbuatan“zâlim”, dari bahasa Arab yang mem-punyai asal makna “gelap”. Dosa di-sebut ke-zâlim-an karena membuathati dan jiwa kita gelap, tidak lagisanggup menangkap kebenarandan kebaikan. Karena itu, jika kitaterlalu banyak berbuat dosa, makahati kita yang bersifat nurani (nûrânî,bersifat cahaya) menjadi rusak, danberubah menjadi nafsu zhulmânî(jiwa yang gelap). Inilah pangkal ke-sengsaraan lahir dan batin.

Oleh karena itu, Allah denganrahmat-Nya memberi kita kesem-patan untuk mensucikan diri daridosa-dosa kita, yaitu dengan ibadahpuasa di bulan Ramadlan. Denganasumsi bahwa kita menjalankanibadah puasa sepenuh hati dan se-tulus jiwa (îmân-an wa ihtisâb-an),maka bolehlah kita berharap akanrahmat Allah bahwa kita mendapat-kan ampunan dari dosa-dosa kita, se-hingga semuanya habis tandas(lebari) dan kita pun berlebaran.

Jadi, inti dari perayaan ini ialahbersihnya kita dari dosa-dosa kepadaAllah (berkat tobat “nashûh-an”dalam bulan Ramadlan). Kemudiandilengkapi dengan memohon maafkepada sesama, serta saling memaaf-kan. Ketika itulah kita berada dalamfitrah yang suci, dan kembalinyafitrah itu kita peringati menjadi HariRaya ‘ Îd Al-Fithr.

Maka, kita ucapkan ja‘alanâllâhumin-a ‘l-‘â’idîn wa ‘l-fâ’izîn wa ‘l-maqbulîn (semoga Allah menjadikankita semua kembali ke fitrah kitadan menang melawan dosa kitasendiri, serta di terima amal ibadahkita). Dan tentu ucapan “mohonmaaf lahir dan batin”.

“LEDAKAN ARAB” KARENAPEMBEBASAN

Kemunculan bangsa Arab denganagama Islamnya yang mengagetkandunia, oleh para ahli Barat disebutdengan istilah “ledakan Arab” (Arabexplosion). Pertanyaannya kemu-dian, kenapa bisa terjadi ledakanArab, sehingga dalam tempo singkatdaerahnya begitu luas, yang nota-bene berperadaban tinggi sekali? Adaistilah dalam sejarah Islam yang me-narik tetapi tidak pernah diperhati-kan, yakni istilah fath (pembebasan).Kalau orang Arab Muslim keluardari jazirah Arabia, yang dilakukanialah pembebasan, bukan penak-lukan. Kalau tentara Arab pergi keSyam dan berhasil menguasainya,maka disebut Fath Al-Syâm (pem-bebasan Syam). Ketika Walid ibnAbdul Malik, khalifah dari BaniUmayah, mengirimkan tentara keAndalus di Spanyol, juga munculistilah Fath Andalus. Begitu seterus-nya. Perkataan pembebasan (fath) ini

Page 16: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1728 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

mempunyai arti yang sangat pen-ting. Dalam sejarah Islam tidak per-nah digunakan istilah penaklukan(qahr),tetapi fath, malahan dalam“menaklukkan Makkah” istilah yangdipakai dalam Al-Quran pun fath,seperti Jika datang pertolongan Allahdan Kemenangan (fath) (Q., 110: 1).

Dengan istilah fath, terkandungpengertian bahwa setiap tentara ArabMuslim datang ke suatu tempat,terjadilah proses pembebasan, men-jadikan penduduk setempat bebas.Inilah yang menyebabkan mengapamereka ke mana saja mudah sekalimenang, karena mereka membawakebebasan. Mereka disambut olehrakyat, terutama rakyat kecil, dan itusesuai dengan peringatan Nabi,“kamu ini terlindung dan menjadimenang berkat orang kecil.” AllahSwt. berfirman, Dan Kami hendakmemberi karunia kepada mereka yangtertindas di bumi, dan akan Kamijadikan mereka pemimpin-pemimpin(dalam iman) dan Kami jadikanmereka para ahli waris (Q., 28: 5).

Keluarnya tentara Arab-Muslimdari Arabia menuju berbagai daerahyang ada di sekitar Arabia denganmemperoleh kemenangan yang mu-dah adalah berkat sambutan rakyatkecil. Ke Persi mereka disambut olehpara petani, sebab Persi waktu itudi bawah kekuasaan dinasti Sasandengan sistem feodalnya yang men-cekik rakyat; bahwa semua tanahberada di tangan kaum bangsawan

dan rakyat menjadi buruh tani yangsangat sengsara. Karena itu, ketikatentara Umar datang ke Persi, parapetani inilah yang menolong me-lawan pemerintahan mereka sendirisehingga raja Persia terbunuh.

Setelah menguasai daerah-daerahsubur di Persia, yaitu lembah Meso-potamia yang sekarang menjadi Irak,terjadilah perdebatan sengit sekali diMadinah selama tiga hari. Mengapa?Karena para tentara Islam yang me-nyerbu Persi itu ingin supaya tanahrampasan dibagi untuk para tentara,tetapi Umar menolak. Alasannya,kalau tanah-tanah itu dibagikan ke-pada tentara Muslim yang kecil jum-lahnya, berarti para tentara itu meng-gantikan bangsawan Persi sebagaifeodal-feodal. Artinya, misi Islamsebagai pembebas (Al-Fattâh) tidakakan tercapai. Oleh karena itu, setelahberdebat lama, akhirnya Umar me-mutuskan untuk tidak membagikantanah rampasan ke para tentara.Tanah-tanah ini kemudian dibagikankepada para petani Persi sendiri. Itu-lah yang dicatat oleh para ahli se-jarah bahwa landreform yang pertamadi kalangan umat manusia ialah yangdilakukan oleh Umar dan itu di-terapkan di Mesopotamia, Persi.

Begitu juga ketika orang-orangIslam pergi ke Syiria, Mesir dandaerah-daerah lain di sekitarnya,mereka disambut oleh rakyat kecil.Hanya saja alasannya bukan lagimasalah feodalisme, tetapi penin-

Page 17: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1729Ensiklopedi Nurcholish Madjid

dasan agama. Di Syiria dan Mesirserta daerah-daerah sekitarnya ketikaitu, banyak sekte-sekte Kristen yangditindas oleh Bizantium karena tidakdianggap sah oleh Gereja resmi, yaitugereja Yunani Ortodoks. Sekte-sekteitu adalah Nestoria, Aigiptia atauQibti (Kristen Mesir), Yakobiah danlain-lain; semuanya ditindas sehinggaterjadi kesengsaraan atas nama agama.Ketika umat Islam datang ke daerah-daerah itu, mereka mencanangkankebebasan beragama. Oleh karenaitu, orang-orang agamawan banyaksekali yang justru mendukung ten-tara Islam. Ha-rap diketahuibahwa yang majubertempur itu ti-dak hanya tentaraIslam, melainkanbanyak juga yangbukan Islam. Me-reka sama-samamenciptakan sua-tu masyarakat yang bebas, karena itulalu disebut fath (pembebasan).

Bagaimana itu bisa terjadi? Inisudah dicontohkan adalah Nabi sen-diri ketika hijrah ke Madinah. Ketikasampai di Madinah, mula-mula yangNabi lakukan ialah menyusun suatuperjanjian dengan penduduk Madi-nah yang pada waktu itu kebanyakan,selain orang Islam, adalah orang-orang Yahudi. Perjanjian itu sekarangini dikenal dengan nama Konstitusi

Madinah. Dalam konstitusi itu di-tegaskan bahwa orang-orang Yahudimempunyai kewajiban dan hak yangsama dengan orang yang berimantermasuk di dalam peperangan;mereka juga mempunyai hak atasagama mereka sebagaimana umatIslam.

LEGENDA/MITOS

Legenda dan mitos diperlukanoleh manusia sebagai penunjangsistem nilai hidup mereka. Kedua-

nya memberi ke-jelasan tentang ek-sistensi manusiadalam hubung-annya denganalam sekitar, ben-tuk hubunganyang terbaik an-tara sesama ma-nusia sendiri

dan antara manusia dengan alamsekitar, serta dengan wujud Ma-hatinggi. Manusia tidak dapathidup tanpa mitologi atau sistempenjelasan tentang alam dan ke-hidupan yang kebenarannya tidakperlu dipertanyakan lagi. Maka,tidak ada kelompok manusia yangbenar-benar terbebas dari mitologi.

Karena suatu mitos harus di-percayai begitu saja, maka ia mela-hirkan sistem kepercayaan. Sebuah

Menggali, memelihara dan me-ngembangkan budaya sendiri ada-lah suatu keharusan. Namun,semua itu harus dilakukan tanpanativisme ataupun atavisme, yaitusikap-sikap yang memandangbudaya sendiri sebagai yangpaling benar dan unggul . . .

Page 18: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1730 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

mitologi yang utuh akan meng-hasilkan pula sistem kepercayaanyang utuh. Pada urutannya, sistemkepercayaan yang utuh akan meng-hasilkan pula sistem nilai yangutuh. Kemudian, sistem nilai itusendiri, yang memberi manusiakejelasan tentang apa yang baik danburuk (etika), akan mendasariseluruh kegiatannya dalam mencipta-kan peradaban. Maka, John Gardner,seorang cendekiawan Amerika yangpernah menjadi Menteri Kesehatan,Pendidikan dan Kesejahteraan dimasa pemerintahan Presiden J. F.Kennedy, pernah mengatakan, “Nonation can achieve greatness unless itbelieves in something, and unless thatsomething has moral dimensions to sus-tain a great civilization” (Tidak adabangsa yang dapat mencapai ke-besaran kecuali jika bangsa itu per-caya kepada sesuatu, kecuali jika se-suatu yang dipercayai itu memilikidimensi-dimensi moral guna meno-pang peradaban yang besar). Dansekali lagi, kepercayaan kepada“sesuatu” itu melahirkan sesuatu yangsecara umum disebut “agama”, yangsejauh berdasarkan pengalaman se-bagian besar manusia, lebih banyakberdasarkan atau berpusatkan padalegenda dan mitologi.

Tetapi kita semua sekarang tahubahwa legenda dan mitologi itu tidakmenuju kepada kenyataan yang benar.Hal ini berlaku terutama padalegenda dan mitologi yang menyang-

kut alam sekitar yang nampak di matabeserta gejala-gejalanya.

LEGISLATIF

Dalam hubungan interaktif antaraketiga unsur kekuasaan (trias politica:eksekutif, legislatif, dan yudikatif ),badan legislatif dituntut untuk benar-benar memenuhi fungsinya sebagaiperwujudan kedaulatan rakyat. Badanlegislatif yang berfungsi penuh karenaabsah melalui pemilihan umum yangbebas, terbuka dan demokratis, me-rupakan faktor pengimbang danpengawas terhadap keseluruhanproses dan struktur politik yangterjadi, sebagai realisasi dari kedau-latan rakyat.

Kedaulatan rakyat adalah inti daripartisipasi umum rakyat dalam kehi-dupan bernegara. Adanya kesem-patan melakukan partisipasi umumsecara efektif adalah wujud sebenar-nya dari kebebasan dan kemerdeka-an. Oleh karena itu, seluruh cita-citakemasyarakatan dan kenegaraansebagaimana dinyatakan dalam nilai-nilai kesepakatan luhur dalam Muka-dimah UUD’45 akan sirna tak ber-makna tanpa adanya partisipasiumum rakyat. Bahkan kedaulatannegara dalam hubungannya dengannegara-negara lain pun merupakankelanjutan kedaulatan rakyat. Halini terbukti dengan nyata sekali padasaat-saat kritis negara menghadapi

Page 19: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1731Ensiklopedi Nurcholish Madjid

ancaman. Pemerintahan mana punakhirnya akan bersandar kepada rakyatuntuk menanggulangi ancamannegara, dan dalam keadaaan yangsulit itu akan tampil dengan nyatasiapa sebenarnya kalangan anggotamasyarakat luas yang benar-benarberkepentingan kepada keselamatanbangsa dan negara.

Maka, kedaulatan politik tidakmempunyai nilai yang bermaknatanpa kedaulatan di bidang-bidanglain, khususnya di bidang eko-nomi. Karena sesungguhnya, ke-daulatan ekonomi inilah yang di-harapkan lahir dari adanya keadilansosial, yang merupakan tujuan sebe-narnya kita da-lam bernegara. Se-bab, dengan ada-nya keadilan so-sial akan tumbuhrasa ikut-punya,dan rasa ikut-ser-ta oleh semua.Pelajaran palingpahit dari penga-laman kita ber-negara masa-masaterakhir ini muncul karena di-abaikannya nilai keadilan sosial,dibiarkannya praktik-praktik keza-liman sosial berjalan dengan bebasdan merajalela. Kesalahan dalampolitik ekonomi dan pembangunanOrde Baru, sekalipun tidak dapatdiramalkan dengan pasti sebelum-nya, telah berujung dengan han-

curnya kedaulatan rakyat dan nega-ra berhadapan dengan tekanan du-nia luar. Sekalipun kerugian akibatkesalahan tersebut menimpa dunialuar yang bersangkutan itu sendiri,namun yang paling parah ialah ke-rugian yang menimpa rakyat, pen-diri, pembentuk dan pemilik negarayang sebenarnya.

LEMBAH MAKKAH DAN KA’BAH

Lembah Makkah dalam Al-Quran disebut dalam berbagai is-tilah. Ada istilah Al-Balad Al-Amîn

(kota yang aman;negeri yang aman;negeri yang ter-lindung). Istilahitu kita temukandalam rangkaianfirman Allah da-lam surat Al-Tîn:Demi pohon tindan pohon zaitunserta bukit Sinaidan negeri yang

sangat aman ini, yaitu Makkah. Mak-kah sendiri memiliki istilah lain,yaitu Bakkah, yang ternyata jugadipakai dalam Bibel. Yaitu, ketikaada sebuah ayat dalam Kitab Genesisyang melukiskan tentang bagaimanaIsma’il diberkati oleh Tuhan karenaberjalan menuju suatu lembah yangnamanya Bakkah, suatu ilustrasi

Page 20: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1732 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

tentang proses sampainya Isma‘il kenegeri itu. Istilah lain untuk Makkah,yang juga digunakan dalam Al-Quran adalah Umm Al-Qurâ. Istilahinilah yang sekarang dijadikan namasebuah universitas di Makkah, yaituuniversitas Umm Al-Qurâ, dan persisartinya dengan istilah dalam bahasaYunani yang sudah menjadi bahasaIndonesia, yaitu metropolitan. Metroartinya umm (ibu), dan politan arti-nya qurâ (kota, polis). Jadi, metro-politan atau umm al-qurâ artinyasama dengan ibu kota, sebab Mak-kah memang ibu kota spiritual umatmanusia. Al-Quran menyebutkan:

Sesungguhnya rumah suci yangpertama yang didirikan untuk umatmanusia itu ialah yang ada di lembahBakkah, yang merupakan rumah yangdiberkati, dan sebagai petunjuk bagiseluruh alam (Q., 3: 96).

Inilah lembah yang dimaksud-kan oleh Nabi Ibrahim sebagailembah yang tiada bertetumbuhan;satu gambaran betapa tandusnyalembah ini, karena dikelilingi olehbukit-bukit.

Kalau dilihat Kabah dari atas, iapersis terletak di nadir atau di titikpaling rendah dari cekungan bukit-bukit di sekelilingnya. Bila diandai-kan dengan sebuah periuk, titik pa-ling rendahnya adalah Kabah. Nah,daerah yang terletak di cekungan itumempunyai banyak arti karena disitu ada zamzam, yang membuatdaerah itu menjadi kota sebenarnya.

Dengan demikian ada beberapaistilah untuk Kabah. Secara etimologiKabah sendiri artinya kubus, cognate(kata padanan) “cubic” dalam bahasaInggris. Kabah itu disebut kabahkarena bentuknya kubus, yaitu suatubentuk tata ruang yang paling se-derhana dan paling elementer, samadengan baju ihrâm. Karena itu,Kabah merupakan bangunan yangsangat generik yang tidak mem-punyai pretensi apa-apa.

LIBERALISASI AJARAN-AJARANISLAM

Satu hal yang biasanya dianggapdengan sendirinya benar ialah bahwamutu lebih penting daripada jum-lah. Tapi, justru umat Islam Indo-nesia sekarang ini melakukan yangsebaliknya: lebih mementingkanjumlah daripada mutu. Tidak dapatdisangkal, bahwa persatuan lebihmenjamin tercapainya tujuan-tujuanperjuangan daripada perpecahan.Tetapi, dapatkah persatuan itu ter-wujud secara dinamis dan menjadikekuatan dinamis jika tidak disadarioleh ide-ide yang dinamis pula (tidakada tindakan-tindakan revolusionertanpa teori-teori revolusioner Lenin).Betapapun, dinamika lebih menen-tukan daripada statisme, sekalipunyang terakhir ini meliputi jumlahbesar manusia. Kelumpuhan umatIslam akhir-akhir ini, antara lain,

Page 21: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1733Ensiklopedi Nurcholish Madjid

disebabkan oleh kenyataan bahwamereka cukup rapat menutup mataterhadap cacat-cacat yang menem-pel pada tubuhnya, yang mengharus-kan adanya gerakan pembaruan ide-ide, guna dapat menghilangkannya.

Jika kita telah sampai pada ke-putusan hendak melaksanakan pem-baruan di kala-ngan umat, darimanakah kitahendak membu-kanya? Dalamhubungan deng-an masalah ini,dapatlah dike-mukakan sebuahungkapan AndreBeufre: “Garis-garis pemikiran kitayang tradisional harus dibuangjauh-jauh, sebab, sekarang ini, jauhlebih penting mempunyai kemam-puan melihat ke depan daripadamempunyai kekuatan dengan ukuranbesar yang daya gunanya masih harusdipersoalkan.” Peringatan bahwasuatu kelompok kecil dapat menga-lahkan kelompok besar menan-daskan lebih pentingnya dinamikadaripada kuantitas. Sudah tentu,yang lebih baik ialah kombinasikeduanya.

Tetapi jika tidak mungkin, makapilihan harus dijatuhkan kepadasalah satu dari keduanya, dan hal ituharuslah dinamika. Dari ungkapantersebut kita hendak menarik pe-ngertian bahwa pembaruan harus

dimulai dengan dua tindakan yangsaling erat hubungannya, yaitu me-lepaskan diri dari nilai-nilai tradisi-onal, dan mencari nilai-nilai yangberorientasi ke masa depan. Nostal-gia, atau orientasi dan kerinduan masalampau yang berlebihan, harus di-gantikan pandangan ke masa depan.

Untuk itu diper-lukan suatu pro-ses liberalisasi.Proses itu sudahsemestinya dike-nakan terhadap“ajaran-ajarandan pandangan-pandangan Is-lam” yang ada

sekarang ini.

LIBERALISASI DANSEKULARISASI

Yang dimaksud liberalisasi ada-lah pembebasan dari belenggu-be-lenggu kepercayaan yang tidak be-nar. Di Indonesia, proses seperti inisebenarnya sudah berlangsung sejaklama. Sejak awal berdiri, Mu-hammadiyah sudah banyak mela-kukan hal itu, seperti menganggapbedug bukan bagian dari agama,melainkan budaya. Ini sejalan denganpernyataan Ibn Taimiyah bahwa lâilâha illallâh merupakan pembebasandari semua keyakinan palsu. Tauhid

“The Game of History is usuallyplayed by the best and the worstover the heads of the majority in themiddle” (Panggung sejarah biasa-nya dimainkan oleh tokoh yang ter-baik atau terburuk di atas kepalamayoritas yang ada di tengah).

(Pepatah Inggris)

Page 22: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1734 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

dimulai dengan negasi (meniadakantuhan) karena problem manusia bu-kanlah bertuhan atau tidak. Prob-lem manusia adalah bertuhan banyak,dan itu salah. Karena itu yang per-tama harus dilakukan adalah mem-bebaskan diri dari segala macampaham ketuhanan untuk kemudiandigiring sampai kepada paham ke-tuhanan yang benar, illallâh. Inilahyang disebut al-nafy wa al-itsbât,negasi-konfirmasi.

Memang terasa sedikit agak anehketika orang hendak masuk Islam;bukannya diperintahkan untuk mem-percayai Allah sebagai tuhannya,tetapi malah diperintahkan untukmenolak tuhan-tuhan yang sudahdipercayai. Melaksanakan lâ ilâha,membebaskan dari kepercayaanpalsu itu yang sulit. Kalau tinggalillallâh itu mudah saja. Karena ituAl-Quran mengatakan, Dan keba-nyakan mereka yang tidak berimankepada Allah, hanyalah mereka yangmempersekutukanNya (Q., 12: 106).

Dalam upaya pembebasan darituhan-tuhan palsu ini penting di-munculkan istilah sekularisasi. Me-mang istilah ini value read thanwords (kata yang sarat dengan nilai)sehingga orang berbeda dalam me-makainya. Tetapi bagi saya, sekula-risasi adalah mendevaluasi sesuatuyang dianggap sakral menjadi barangbiasa, supaya tidak menjadi musyrik.Sebagai contoh, burung Garuda ada-lah kendaraannya Wisnu yang berarti

sakral. Ketika dijadikan sebagai lam-bang negara, ia tidak menjadi sakrallagi karena sudah menjadi ornamendan dekorasi. Tetapi, kalau kitamasih memandangnya sebagai ken-daraannya Wisnu yang sakral, berartikita sudah musyrik. Proses seperti inikadang ada yang menyebutnyademitologisasi dan ada yang me-nyebutnya devaluasi. Yang lebihekstrem, seperti Robert N. Bellah,seorang sosiolog agama ternama diAmerika, menyebutnya sebagaidevaluasi radikal.

Islam datang pertama kali keMakkah, dengan ajaran tauhidnya,merupakan upaya sekularisasi. De-ngan ajaran tauhid, maka yang ter-kena sekularisasi atau devaluasi radi-kal adalah kesucian suku. SebelumIslam datang, suku merupakan pusatdari kesucian orang Arab, kemudianIslam mendevaluasinya sehinggatidak berarti lagi. Sekarang, yangberarti adalah iman. Berdasarkanhal ini Ibn Taimiyah merumuskan“penghargaan di zaman Jahiliahberdasarkan keturunan, dan peng-hargaan di dalam Islam berdasarkankerja,” karena keturunan sudah tidakada artinya lagi.

LIBERALISASI PEMAHAMANKEAGAMAAN

Sama dengan para modernisMuslim Indonesia lainnya, pada

Page 23: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1735Ensiklopedi Nurcholish Madjid

dasarnya Munawir Syadzali pun ber-pandangan liberal dalam masalahkeagamaan, seperti terlihat dari pe-nekanannya pada prinsip mashlahah.Sehubungan dengan ini, MalkomH. Kerr menyatakan:

Inilah ujian bagi konsep pentingkaum modernis tentang mashlahah,sehingga kita da-pat menilai perha-tian para idealisini secara lebihbaik, karena ajar-an istishlâh (ke-adilan berdasar-kan kesejahteraanatau azas man-faat) merupakanprinsip penafsi-ran legal yang lebih liberal padamasa tradisional, dan satu-satunyacara di mana penilaian manusiamemainkan peranan yang sangatbesar.

Usaha orang-orang Muslim un-tuk “meliberalisasi” pemahamanagama mereka ini memakan waktuyang panjang dan menjemukan.Meskipun begitu, langkah pertama,dalam bentuk kompilasi hukum Is-lam, berlandaskan pada pandangandan pendapat yang bervariasi darimazhab Syafi‘i, telah dilakukanMenteri Munawir Syadzali dengankontribusi para ulama dan ahli hu-kum “sekular” Indonesia. Akibat dariupaya liberalisasi kompilasi hukum Is-lam ini adalah sederhana, karena ia

merupakan pandangan ahli hukumIslam Indonesia pada khususnyadan masyarakat Muslim padaumumnya. Langkah selanjutnyaadalah kebutuhan akan pendekatankomparatif dalam melihat hukumIslam yang tidak hanya terbatas padasatu mazhab tertentu semisal maz-

hab Syafi‘i, me-lainkan meliputiseluruh mazhabhukum Islamyang ada, bahkanlangkah yang realdan final ini harusmelibatkan upa-ya reinterpretasipesan Islam da-lam makna yang

sesungguhnya yang tentu sajamenuntut orang-orang Muslimuntuk lebih responsif terhadaptantangan zaman modern. Langkahsemacam ini tidak cukup hanyadengan upaya “memodernisasi”Islam, sesuatu yang tidak dapatditerima bahkan sangat memuakkanbagi sebagian orang-orang Muslim,walaupun hal itu bagi sebagianorang-orang Muslim yang lain sah-sahsaja selama tidak mengandung mak-sud-maksud tertentu selain dari padaupaya mewujudkan prinsip-prinsipIslam agar lebih sesuai dengan tun-tutan kehidupan modern. Seringkaliorang-orang Muslim ini mendapatibanyak para sarjana Barat modernmemberikan kontribusi yang terlalu

Page 24: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1736 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

berlebihan dari apa yang merekaharapkan dan yakini akan agamamereka. Marshall G.S. Hodgson,Robert N. Bellah dan Ernest Gell-ner adalah di antara para sarjana Baratyang membicarakan Islam dengannada baik. Ernest Gellner, misalnya,menyatakan pendapatnya tentangIslam yang membesarkan hati orang-orang Muslim:

… Adanya pelbagai kriteria yangnyata—universalisme, skripturalisme,egalitarianisme spiritual, perluasanpartisipasi sepenuhnya pada masya-rakat yang suci bukan hanya bagisatu atau beberapa masyarakat ter-tentu saja, melainkan bagi seluruhmasyarakat, dan sistematisasi kehi-dupan sosial yang rasional—makaIslamlah, dibandingkan denganmonoteisme Barat yang besar sekali-pun, satu-satunya yang paling dekatdengan modernitas.

Tak kurang menariknya dari apayang telah disampaikan Gellner, bah-kan ini merupakan acuan Islam“ideal” masa klasik, adalah Robert N.Bellah, yang di dalam penilaiannyaterhadap sistem politik yang diba-ngun oleh Nabi Muhammad, me-nyatakan bahwa Islam klasik merupa-kan sesuatu yang pada masa dan tem-patnya “sangat modern”, bahkansesuatu yang paling modern untukbisa berhasil:

Tidak lagi dapat dipersoalkanbahwa di bawah (Nabi) Muhammadmasyarakat Arab telah membuat

lompatan jauh ke depan dalam ke-canggihan sosial dan kapasitas poli-tik. Tatkala struktur yang telah ter-bentuk di bawah Nabi dikembang-kan oleh para khalifah pertama, untukmenyediakan prinsip penyusunansuatu imperium dunia, hasilnyaadalah sesuatu yang untuk masa dantempatnya sangat modern. Ia moderndalam hal tingginya tingkat komit-men, keterlibatan dan partisipasi yangdiharapkan dari kalangan rakyat je-lata sebagai angota masyarakat. Iamodern dalam hal keterbukaan ke-dudukan kepemimpinannya untukdinilai kemampuan mereka menurutlandasan-landasan universalistis dandilambangkan dalam upaya melem-bagakan kepemimpinan yang tidakbersifat turun-temurun. Meskipunpada saat-saat yang paling dinimuncul hambatan-hambatan terten-tu yang menghalangi masyarakatuntuk sepenuhnya melaksanakanprinsip-prinsip tersebut, namunmasyarakat telah melaksanakannyasedemikian cukup dekatnya untukmenampilkan suatu model bagi su-sunan masyarakat nasional modernyang lebih baik daripada yang dapatdibayangkan. Upaya orang-orangMuslim modern untuk melukiskanmasyarakat dini tersebut sebagai con-toh sesungguhnya nasionalisme par-tisipatif dan egaliter, sama sekali bu-kanlah pemalsuan ideologis yang ti-dak historis. Dari satu segi, kegagal-an masyarakat dini tersebut, dan

Page 25: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1737Ensiklopedi Nurcholish Madjid

kembalinya mereka pada prinsiporganisasi sosial pra-Islam, me-rupakan bukti tambahan untukkemodernan eksperimen dini ter-sebut. Eksperimen itu terlalu mo-dern untuk bisa berhasil. Belum adaprasarana sosial yang diperlukanuntuk mendukungnya.

Jika hal di atas benar, sebagaima-na dikemukakan Bellah, bahwaorang-orang Muslim dapat meng-ambil beberapa inspirasi atau suri te-ladan dari pengalaman-pengalamanIslam klasik untuk memecahkan ma-salah yang mereka hadapi di masamodern, maka sudah selayaknya ba-gi mereka untuk menengok kembalipada fase awal perkembangan politikIslam. Hal ini bertambah penting,sebab orang-orang non-Muslimmendapati bahwa sistem politikIslam sangat kaku dikarenakan tidakadanya pemisahan antara agama danpolitik. Mungkin benar jika di-katakan bahwa bidang yang “suci”dan yang “sekular” tidak harus ter-pisahkan, namun demikian jugabenar jika dikatakan bahwa keduabidang itu dapat dipisahkan satusama lain dengan cara menginden-tifikasi sifat-sifat dasar dan hukumdari masing-masing bidang tersebut.Term Islam al-umûr al-dunyâwîyah(masalah duniawi) sebagai lawan darial-umûr al-ukhrâwîyah (masalahagama atau, secara harfiah masalahukhrawi) dapat diinterpretasi denganmudah selama kedua bidang yang

berbeda tersebut menunjukkan vali-ditas yang dapat diidentifikasi. Se-benarnya beberapa aksioma TeoriYurisprudensi Islam (‘Ilm Ushûl Al-Fiqh) mengandung indikasi sema-cam itu sebagaimana ditunjukkandalam aksioma “al-ashl fî al-‘ibâdathal-tahrîm illâ idzâ mâ dalla al-dalîl‘alâ khilâfihi” (pada dasarnya ibadah[formal] adalah terlarang, kecuali jikaada petunjuk sebaliknya), sebaliknya,“al-ashl fi ghayr al-‘ibâdah al-ibâhahillâ idzâ mâ dalla al-dalîl ‘alâ khi-lâfihi” (pada dasarnya sesuatu yangbukan menyangkut ibadah adalahdibolehkan, kecuali jika ada petunjuksebaliknya), atau, secara umum “al-ashl fi al-asyyâ’al-ibâhah (padadasarnya segala sesuatu dibolehkan).

Kita boleh saja mengatakan bahwakontroversi di sekitar permasalahanimâm (dalam segala pengertiannyasebagaimana suatu peraturan du-niawi) dari masa yang paling dinisejak wafat Muhammad berakar padakontroversi di sekitar bagaimanamembedakan, bukan memisahkan,persoalan-persoalan duniawi denganpersoalan-persoalan ukhrawi (ke-agamaan). Sebagaimana ditunjuk-kan dalam kedua konsep itu sehu-bungan dengan apa yang merupa-kan inti dari seorang imâm, MuslimSyi‘ah nampak berpegang pada pan-dangan penyatuan yang sempurnaantara masalah duniawi denganukhrawi, karena mereka yakin bahwaprinsip imâmah adalah sebagian dari

Page 26: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1738 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

îmân. Sedangkan Muslim Sunni,meskipun mereka mempunyai be-ragam pandangan dalam hal ini,rupanya lebih condong pada pan-dangan yang membedakan—walau-pun, lagi-lagi, tanpa memisahkan—kedua bidang tersebut dengan cukupjelas. Karena itu, Ibn Taimiyah—seorang pembela mazhab Sunni yangtaat dari Damaskus yang hidup padaabad ke-14 dan nenek moyang dok-trin Wahabi di Saudi Arabia—me-nekankan bahwa Nabi Muhammadbukanlah seorang imâm, melainkanseorang utusan Tuhan.

Kewajiban umat manusia untuktaat kepada Nabi Muhammad bu-kanlah disebabkan karena beliauadalah seorang imâm, melainkankarena beliau adalah utusan Tuhanbagi seluruh umat manusia. Pan-dangan ini valid, baik selama masahidup Nabi atau pun setelah ke-matiannya. Kadar ketaatan kepadabeliau bagi mereka yang hidupsetelah kematiannya tak jauh berbedadengan kadar ketaatan orang-orangyang hidup di zaman beliau. Parakhalifah sesudah beliau sehubungandengan ketaatan mereka pada perin-tah dan larangannya adalah tak jauhberbeda dengan para pendahulumereka di zaman beliau (yakni tat-kala mereka diminta, atas namabeliau, untuk bertindak pada bidangdan tempat tertentu). Dengan demi-kian setiap penguasa yang memu-tuskan segala sesuatu yang hasilnya

adalah kewajiban manusia untukmenaati Nabi—yakni seseorang yangmemerintah dengan adil dan bijak-sana—merupakan wali atas perintahRasulullah (Saw.) karena Tuhan telahmengirim beliau kepada seluruhumat manusia dan kewajiban umatmanusia untuk menaatinya bukandikarenakan beliau adalah seorangimâm dengan kekuasaan yang efektif(shawkah) dan letnan (a‘wan), bukanpula dikarenakan bahwa seseorangmempercayainya karena beliau me-miliki sifat-sifat seorang imâm danlain-lainnya.

Ibn Taimiyah juga menjelaskanperbedaan antara ketaatan kepadautusan Tuhan dan ketaatan kepadaimâm:

... jika dikatakan bahwa ia (Nabi)ditaati karena beliau adalah seorangimâm sebagai implikasi dari kerasul-annya, gagasan demikian tidak ber-pengaruh, sebab secara sederhana ke-rasulan beliau saja sudah cukupmemberi beliau hak agar ditaati. Halini berbeda dengan imâm, karenaseseorang dapat menjadi imâm jika iaberpangkat letnan guna menjalan-kan kekuasaannya. Jika tidak demi-kian, maka ia sama saja denganilmuwan atau agamawan biasa jikadinyatakan bahwa sesudah beliau(Nabi) memiliki otoritas politik yangefektif (shawkah) di Madinah secaraotomatis, di samping sebagai utusanTuhan, ia menjadi imâm yang adil,maka hal sebenarnya adalah bahwa

Page 27: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1739Ensiklopedi Nurcholish Madjid

beliau adalah seorang utusan sekali-gus letnan dan pendukung yang ke-semuanya berguna bagi beliau untukmengeluarkan perintah dan bertem-pur melawan penentangnya. Dengandemikian adanya para pendukungtidak berarti bahwa beliau terlindungidari apa yang dilekatkan kepadanyaoleh para pendukungnya, di sampingkerasulannya, seperti kedudukan be-liau sebagai seorang imâm, atau pe-nguasa, karena kesemuanya (kewa-jiban menaatinya) merupakan impli-kasi dari kerasulannya.

LOGIKA KEMAHAESAAN TUHAN

Salah satu logika kemahaesaanialah kemutlakan. Maka Yang MahaEsa dengan sen-dirinya adalahYang Mutlak. Inisekaligus berartibahwa Ia tak ter-tandingi, atau takberpadanan. Se-bab, hanya wujudyang nisbi yangberpadanan, yak-ni bisa dipadan-kan atau dibandingkan dengan yanglain. Tiada sesuatu pun yang samasemisal dengan Dia (Tuhan) (Q., 42:11); Dan tiada sesuatu pun yangsebanding dengan Dia (Q., 112: 4).Karena itu Tuhan mustahil ter-jangkau atau terpahami atau di-

ketahui Esensi dan Zat-Nya, sebagai-mana diisyaratkan dalam sebuahhadis. “Pikirkanlah alam ciptaan, danjangan memikirkan Sang Pencipta,karena kamu tidak akan mampumemperkirakanNya secara tepat.”

LOGIKA REFORMASI

Bertitik tolak dari gerakan refor-masi, sudah sepatutnya kita semua,tanpa kecuali, ikut melibatkan diridalam usaha bersama mencari jalanmemperbaiki keadaan secara me-nyeluruh. Logika gerakan reformasiialah kritik terhadap bentuk keadaanyang sedang berlaku, dan usahamendapatkan bentuk keadaan yanglebih baik. Karena logika itu, maka

suatu reformasitidak mungkindimulai dari ti-tik nol atau titikketiadaan, be-tapa pun radikaldan fundamen-talnya perbaikanyang diusaha-kan. Justru ke-berhasilan ge-

rakan reformasi harus dipandangsebagai kelanjutan wajar dan alamiahdari tingkat kemajuan masyarakatdan dinamika perkembangannya.Maka pandangan yang hendakmempertahankan status quo dengansendirinya akan tampil sebagai

“Orang yang bijak adalah orangyang merendahkan hatinya [orangyang rendah hati], dan berbuatuntuk sesuatu setelah mati, danorang gagal ialah orang yang mem-biarkan dirinya mengikuti hawanafsunya lalu berangan-angan ke-pada Allah.”

(Hadis)

Page 28: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1740 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

penghalang reformasi, sebab pan-dangan itu merupakan suatu ben-tuk pengingkaran terhadap logikaperkembangan masyarakat yangterus maju dan meningkat.

Hakikat bangsa, negara dan ma-syarakat kita adalah hasil akumulasipengalaman pembinaan dan pe-ngembangan sejak masa-masa laluyang jauh. Unsur-unsur asasi formatkenegaraan kita mula-mula dile-takkan oleh para pendiri negara.Dari hasil usaha mereka itulah kitasekarang mewarisi nilai-nilai asasidalam kehidupan berbangsa danbernegara. Nilai-nilai asasi itu,sebagaimana wajarnya, tercantumsebagai dasar-dasar negara dalamMukadimah konstitusi kita, yangperangkat nilai itu lazim disebutPancasila, dan konstitusi itu pundikenal sebagai UUD ‘45. Itulahnilai-nilai pijakan bersama dalamusaha membina dan mengembang-kan kehidupan bermasyarakat danbernegara, dalam suatu strukturpolitik yang kita pilih dan tetapkandalam konstitusi, dengan kemung-kinan pengembangan dan per-baikan terus-menerus.

LOKALITAS BUDAYA ISLAM

Ibn Taimiyah mengatakan bahwaIslam atau al-islâm tidak terbatas olehruang dan waktu. Dalam sebuah

bukunya, Ibn Taimiyah menjelaskanhal ini demikian:

“Adapun ikhlas, itulah hakikatIslam, sebab “al-islâm” adalah sikapmenyerah pasrah (al-istislâm) kepadaAllah, tidak kepada yang lain, seba-gaimana difirmankan oleh AllahTaala: Allah membuat perumpamaan(tentang al-islâm) pada seorang (bu-dak) yang dimiliki bersama oleh ba-nyak orang yang berselisih, dan seorang(budak) yang pasrah sepenuhnya (sa-lâman) kepada satu orang saja. Sa-makah keduanya itu sebagai perum-pamaan? (Q., 39:29). Maka, orangyang tidak menyerah pasrah kepadaAllah, dia adalah sombong; danorang yang menyerah pasrah kepadaAllah dan kepada yang lain, diamelakukan syirik. Sombong dansyirik adalah kebalikan al-islâm, danal-islâm adalah kebalikan sombongdan syirik. Dan (perkataan islâm) itudigunakan baik secara lâzim (yakni,tidak memerlukan penderita, in-transitive) ataupun secara muta`addi(yakni, memerlukan penderita, tran-sitive), seperti firman Allah (untukpenggunaan perkataan islâm secaralâzim): ‘Tatkala kepadanya (Ibrahim),Tuhannya bersabda, ‘Pasrahlah engkau(aslim)!’, ia pun menjawab, ‘Aku pas-rah (aslamtu) kepada Tuhan seru se-kalian alam (Q., 2: 131), dan fir-man Allah (untuk penggunaan per-kataan islâm secara muta‘addi): Bah-kan barangsiapa memasrahkan (as-lama) dirinya kepada Allah lagi pula

Page 29: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1741Ensiklopedi Nurcholish Madjid

ia berbuat baik, maka baginya pahaladi sisi Tuhannya, tiada ketakutan atasmereka, dan tidak pula mereka merasasedih (Q., 2:112). Banyak contohseperti itu dalam Al-Quran.

Oleh karena itu pangkal al-islâmialah persaksian bahwa tiada Tuhanselain Allah, yang mencakup (pe-ngertian) ibadahkepada Allah sajadan meninggal-kan ibadah ke-pada yang lain.Inilah ‘Islamumum’ (al-islâmal-‘âmm) yangselain dari ituAllah tidak me-nerima sebagaiagama dari umat terdahulu mau-pun umat kemudian, sebagaimanadifirmankan Allah Taala, barangsiapa menganut agama selain al-islâmmaka tidak akan diterima dari dia(agamanya itu), dan di akhirat diaakan termasuk mereka yang merugi(Q., 3:85), dan firman Allah, Allahbersaksi bahwasanya tiada Tuhan selainDia, begitu pula para malaikat danorang-orang berpengetahuan yangtegak dengan jujur (adil). Tidak adaTuhan selain Dia Yang MahamuliaLagi Maha Bijaksana. Sesungguhnyaagama di sisi Allah ialah al-islâm..(Q., 3:18-19).

Karena “Islam” dalam ayat-ayattersebut, sebagaimana diterangkanIbn Taimiyah, adalah “Islam umum”

yang juga merupakan agama semuanabi dan rasul yang diutus kepadasetiap umat manusia di mana sajadan kapan saja, maka dalam penger-tian itulah terdapat salah satu maknapenting universalisme “Islam khusus”,yaitu Islam yang dibawa oleh NabiMuhammad Saw., penutup para ra-

sul. Sebab “Islamkhusus” itu puntidak lain adalahkelanjutan dankonsistensi “Is-lam umum”, ber-bentuk pengaja-ran Tuhan kepa-da manusia yangtelah dilengkap-kan dan disem-

purnakan. Karena hal itu semuamenyangkut segi pengertian ataumakna, bukan lafal atau kata-kataitu sendiri (yaitu kata-kata Arab“islâm”), maka tidak dapat diharapbahwa para nabi dan rasul dari ber-bagai zaman dan tempat ataubangsa itu juga menggunakanperkataan “islâm” secara harfiah,melainkan menggunakan maknanyadan dinyatakan dalam bahasa ma-sing-masing. Tentang adanya pe-ngertian “Islam umum” dan “Islamkhusus” ini dijelaskan oleh IbnTaimiyah demikian:

“.. Orang berselisih tentang umatterdahulu, seperti umat (Nabi) Musadan umat (Nabi) Isa, apakah merekaitu orang-orang Muslim (muslimûn,

Page 30: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1742 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

para penganut al-islâm) atau tidak?Ini adalah perselisihan kebahasaan.Sebab “Islam khusus” (al-islâm al-khâshsh) yang dengan itu Allahmengutus (Nabi) Muhammad Saw.,dan yang meliputi syariat Al-Quran,tidak ada yang berada di atasnyakecuali umat Muhammad Saw. dan“Islam” pada saat sekarang secarakeseluruhan berlaku hanya untukini. Sedangkan “Islam umum” (al-islâm al-‘âmm) yang berlaku untuksetiap syariat yang dengan itu Allahbangkitkan seorang nabi, maka iaberlaku untuk Islamnya setiap umatyang mengikuti salah seorang nabi.Pangkal Islam itu secara mutlak ialahpersaksian bahwa tiada Tuhan selainAllah, dan dengan persaksian itulahsemua rasul dibangkitkan, sebagai-mana difirmankan Allah Taala, Sung-guh telah Kami (Allah) bangkitkanuntuk setiap umat seorang Rasul’(mereka menyeru), ‘Sembahlah olehmusemua Allah (Tuhan Yang Maha Esa)saja, dan jauhilah (lawanlah) kekuatanjahat (thâghût, kekuatan tiranik) (Q.,16: 36), dan firman Allah Taala,Tidaklah Kami (Allah) mengutus se-orang Rasul pun sebelum engkau (Mu-hammad) melainkan Kami wahyukankepadanya bahwa tiada Tuhan selainAku, karena itu sembahlah olehmusemua (wahai umat manusia) akanDaku saja (Q., 21: 25).

Ibn Taimiyah banyak menjelas-kan pengertian “Islam” dalam ber-bagai tulisannya. Kita kutipkan se-

bagian dari keterangannya itu untukmengingatkan kita tentang penger-tian “Islam” yang luas, yang dahulu,di zaman klasik (salaf ), merupakanbagian integral dari keinsafan ke-agamaan kaum Muslim. Antara laindari keinsafan itu, memancarlah ber-bagai sikap keagamaan yang terpuji,lapang dan “ngemong” kepada umat-umat yang lain, sesuai dengan “de-sign” Tuhan bahwa mereka adalahkelompok penengah (ummah wasath)yang diberi tugas menjadi saksipimpinan umat manusia (lihat Q., 2:143). Mereka telah melakukan hal itudengan sukses yang amat besarselama berabad-abad. Penegasandalam kitab suci bahwa umat Islamadalah sebaik-baik umat yang di-tampilkan di tengah sekalian umatmanusia, karena senantiasa meng-ajak kepada kebaikan dan mencegahkejahatan, dan karena berimankepada Allah, telah menjadi sumbervisi, inspirasi dan energi bagi kaumberiman untuk terus-menerus ber-usaha mewujudkan masyarakat yangsebaik-baiknya. Menurut Hodgson,umat Islam adalah satu-satunya go-longan manusia yang paling men-dekati keberhasilan, lebih daripadagolongan mana pun dalam sejarah,untuk menyatukan seluruh umatmanusia di bawah cita-citanya (Itcame closer than any had ever come touniting all mankind under its ideals).

Pengalaman yang membawa baha-gia itu dapat diulang kapan saja,

Page 31: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1743Ensiklopedi Nurcholish Madjid

asalkan umat Islam mampu bertin-dak dengan tepat. Syarat pertamadan utama untuk mampu bertindaktepat itu ialah pemahaman kepadaIslam secara benar dan tepat. Ini tidakberarti bahwa pemahaman yang adadalam masyarakat Islam sekarang inisalah, namun jelas siapa pun akansetuju bahwa banyak sekali segi-segipemahaman itu yang masih dapatdiperbaiki dan ditingkatkan bersama-sama. Salah satunya ialah, penger-tian mendasar tentang Islam sebagaiajaran universal tersebut. Dan kitakutip Ibn Taimiyah, karena ia praktismerupakan seorang pemikir klasikyang paling banyak menjadi rujukanpemikiran Islam kontemporer, khu-susnya di kalangan kaum Sunni.Lepas dari gaya penulisannya yangseringkali bernada polemis denganbanyak menggunakan kata-katasuperlatif, hiperbolik dan malahbombastis (karena ia memang hidupdalam zaman Islam yang sedangmengalami krisis paling gawat dalamsejarah, tidak lama setelah penyer-buan bangsa Mongol yang biadab),sesungguhnya tulisan-tulisan IbnTaimiyah menyimpan perbenda-haraan pemikiran dan wawasan ke-agamaan yang sangat relevan denganzaman sekarang, seperti universalis-me, toleransi, keterbukaan, inklusi-visme dan semacam kenisbian internumat Islam. Ia juga tampil denganpandangan dan pengenalan lebihteliti akan jenjang perbedaan tinggi-

rendah tingkat kebenaran umat-umat dan bangsa-bangsa lain.

Setelah pemahaman yang lebihtepat dan benar, tantangan berikut-nya ialah bagaimana menerjemah-kan ajaran itu dalam konteks ruangdan waktu yang kongkrit di sini dankini. Dalam banyak hal, ternyata inilebih sulit karena menyangkut ke-cakapan teknis yang tinggi, selaindiperlukan jiwa antisipatif dan ke-mampuan menerawang atau men-candra masa depan. Tetapi, dengankerja sama banyak orang dan kelom-pok, kesulitan-kesulitan itu dapatdiatasi.

Jika Islam kita tangkap sebagaisuatu ajaran yang universal, makahal itu tidak saja menghasilkan pan-dangan bahwa ia berlaku untuksemua tempat dan waktu. Sepertiyang telah dibuktikan oleh kaumMuslim klasik, universalisme Islamjuga menghasilkan pandangan dariarah lain, yaitu bahwa kebenaranIslam dapat didekati melalui angleberbagai pola budaya. Logikanyaialah, jika Islam itu universal, danjika keuniversalannya menghasilkandiutusnya rasul-rasul untuk setiapbangsa dan masa sebagaimana di-sebutkan dalam ayat-ayat suci yangdikutip dan dijelaskan oleh Ibn Tai-miyah di atas, maka berarti bahwakebenaran juga dapat diketemukanpada setiap bangsa dan masa, kapansaja dan di mana saja, sebagai warisanpara Utusan Tuhan yang pernah da-

Page 32: L ensi nm - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · LAILATUL QADAR Lailatul qadar (Arab: laylat al-qadr) bermakna Malam Kemuliaan

1744 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

tang ke bangsa bersangkutan. Hanyadengan itu kita dapat menghayatibahwa penegasan Al-Quran tentangtelah datangnya Rasul Allah untuksetiap umat itu sungguh bermakna.Dan dengan begitu pula kita dapatmemahami signifikansi berbagaisabda Nabi Saw., yang mendorongagar kita belajar dari mana saja dankepada bangsa mana pun juga, se-bagaimana hadis-hadisnya yangbanyak dikemukakan oleh paraulama kita.

Tetapi, harus segera kita sadaribahwa meskipun kebenaran ituuniversal, namun acapkali tampildalam penampakan lahiri yangberbeda-beda dari masa ke masa dandari tempat ke tempat. Ini dapatditerangkan dari berbagai segi, salahsatunya ialah persoalan “bahasa”dalam pengertian yang seluas-luasnya, termasuk bahasa kultural.Dan relevan dengan ini ialah pe-negasan dalam kitab suci bahwa pararasul Allah itu diutus dengan meng-gunakan bahasa mereka masing-masing (lihat Q., 14: 4). Jadi, lagi-lagi penting sekali agar kita tidakterjebak dalam formalitas rumuskebahasaan dan ekspresi kulturaltentang kebenaran. Apalagi dise-

butkan dalam kitab suci bahwaperbedaan bahasa antara manusia,sama halnya dengan perbedaanwarna kulitnya, adalah sebagian daritanda kebesaran Allah (lihat Q., 30:22).

Oleh karena itu, kebenaranIslam yang universal selalu memilikikemampuan untuk beradaptasi ke-pada lingkungan budaya di mana iatumbuh dan berkembang, secaraautentik (setia kepada asasnyasendiri) dan kreatif (termasuk jugakritis). Dalam kajian tentang per-adaban Islam, seperti dilakukanoleh Ibn Khaldun, diinsafi sedalam-dalamnya peranan lingkungan, baikgeografis, klimatologis dan lain-lainyang bersifat alamiah dan fisik,maupun, lebih penting lagi, sosio-kultural.