LEUKEMIA Disusun Oleh: DIAN SHEILA APRILIA HANAN MEI FATMAWATI
LEUKEMIA Disusun Oleh:
DIAN SHEILA APRILIAHANAN MEI FATMAWATI
Anatomi dan
Fisiologi
SEL DARAH1. Sebagai pembawa zat-zat makanan dari
sistem pencernaan ke seluruh sel tubuh.2. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh.3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme4. Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke
organ sasaran5. Memelihara keseimbangan cairan tubuh.6. Mempertahankan tubuh dari serangan
mikroorganisme / zat asing lain, yang dijalankan oleh sel-sel darah putih (leukosit).
7. Memelihara suhu tubuh
darah adalah jaringan ikat bentuk cair
volume darah manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter
tersusun atas 4 bagian, yaitu:•Sel darah merah (eritrosit)
•Sel darah putih (leukosit)
•Sel / keping darah pembeku (trombosit)
•Cairan darah (plasma darah)
Fungsi darah
SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
ANATOMI :1. Berbentuk cakram bikonkaf2. Bersifat elastis3. Tidak memiliki inti4. Diameter 8µm5. Umur eritrosit kurang lebih 120 hari6. Tempat pembuatan sel eritrosit adalah:
sumsum tulang, limpa dan hepar
FISIOLOGI :Mengangkut O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
Anatomi :- warnanya bening- bentuknya lebih dari erotrosit- jumlahnya sedikit- di produksi di sumsum tulang
FUNGSI : pertahanan tubuh dari serangan mikroorganisme
Macam-macam Leukosit
Leukosit Bergranula (Granuler) Leukosit Tidak Bergranula (Agranuler)
Neutropil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen
penyerang, misalnya bakteri)
Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen
Basofil berfungsi menyerang alergen
Eosinofil berfungsi menyerang alergen
Monosit berfungsi melakukan fagositosis
Click icon to add pictureDalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
KEPING DARAH (TROMBOSIT/PLATELET)
ANATOMI :1. Memiliki bentuk tidak teratur2. Tidak memiliki inti sel3. Berukuran sangat kecil, diameter 2-
4 µm
FISIOLOGI :berperan dalam proses pembekuan darah
CAIRAN DARAH (PLASMA DARAH)
Anatomi:Warnanya kekuning-kuningan90% terdiri dari airSebagian besar terdiri atas air, leukosit, dan protein darahButir darah terdiri dari atas eritrosit, leukosit, trombosit
Fisiologi: Membawa mineral terlarut gluosa, asam amino, vit., CO2, dll. Menyebarkan panas dari organ yang lebih dinginPenjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan di luar
patofisiologi
Click icon to add picture
LEUKEMIA
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah
Penyebab yang pasti belum diketahui terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : Genetik (adanya penyimpangan
Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital
Faktor lingkungan Virus (Human T-Cell Leukemia . Jenis
leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia)
Bahan kimia Obat-obatan
(Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML
KlasifikasiJenis-jenis Leukemia;
Leukemia Limfositik Akut (sering terjadi pada anak-anak)
Leukemia Limfositik Kronis (terjadi pada usia 45-60 tahun)
Leukemia Mielositik Akut, dan Leukemia Mielositik Kronis
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal.
Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan infasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.
Leukemia mielostik akut (AML)
AML merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi
neoplastic dan gangguan diferensiasi sel-selprogenitor
dari sel mieloid
Pasien yang mendapatkan penanganan dapat bertahan hanya sampai 1 tahun, dengan kematian
yang biasanya terjadi akibat infeksi atau perdarahan.
Prognosis
Manifestasi Klinis: • Kepekaan terhadap infeksi terjadi akibat granulositopenia, kekurangan granulosit• kelelahan dan kelemahan yang terjadi karena anemia• keccendrungan perdarahan terjadi akibat trombositopenia, kekurangan jumlah trombosit
• Proliferasi sel leukemi dalam organ mengakibatkan berbagai gejala tambahan;
nyeri akibat pembesaran limpa atau hati; masalah kelenjar limfa; sakit kepala atau muntah akibat leukemia meningeal
(sering terjadi pada leukemia limfositik); dan nyeri tulang akibat penyebaran sumsum tulang.
Penatalaksanaan Leukemia mielostik akut (AML)
1. Kemoterapi2. Daunorobicin hydrochloride (cerubidine), 3. Cytarabin (cytosar-u), 4. Dan mercaptopurine (purinethol). 5. Asuhan pendukung terdiri atas pemberian produk darah dan penanganan infeksi
dengan segera. Apabila dapat diperoleh jaringan yang cocok dari kerabat dekat, maka dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang untuk memperoleh sumsum tulang normal
Leukimia Mielogenus
Kronis
Leukemia mielogenus kronis (CML) juga dimasukkan dalam keganasan sel stem myeloid.
Namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada
bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.
Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom
Philadelphia ditemukan pada 90% sampai 95% pasien
dengan CML
1. Banyak pasien yang menunjukkan tanda gejala selama bertahun-tahun.
2. Terdapat penignkatan leukosit, kadang sampai jumlah yang luar biasa.
3. Limpa sering membesar.
Manifestasi klinis:
Secara keseluruhan, pasien dapat bertahan selama 3 sampai 4 tahun. Kematian biasanya akibat infeksi atau perdarahan
prognosis
Penatalaksanaan Leukimia Mielogenus Kronis
1. Tetapi pilihan leukemia mielogenus kronis adalah buslfan (Myleran), hydroxyurea, dan chlorambucil (Leukeran) sendiri atau dengan kortikosteroid
2. Transplantasi sumsum tulang3. Interferon alfa4. Fludarabin (Fludar)
Leukemia limfositik akut (ALL)Leukemia
limfositik akut (ALL) dianggap sebagai suatu
proliferasi ganas limfoblas
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer dan menganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal terlambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan trombosit.
Eritrosit dan trombosit jumlahnya rendah dan leukosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur
Manifestasi Klinis:
Manifestasi infiltrasi leukemia ke organ-organ lain lebih sering terjadi pada ALL dari pada bentuk leukemia lain dan mengakibatkan nyeri karena pembesaran hati atau limpa, sakit kepala, muntah karena keterlibatan meninges, dan nyeri tulang.
Penatalaksanaan Leukemia limfositik akut (ALL)
sekitar 60% anak mencapai ketahanan hidup sampai 5 tahun dengan terapi
kemoterapi dengan kombinasi vincristine, prednisone, daunorubicin, dan asparaginase untuk terapi awal
dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine, methotrexate, vincristine, dan prednisone.
dapat membantu mencegah kekambuhan pada sistem saraf pusat
Leukimia limfositik
kronis (CLL)
Leukimia limfositik kronis (CLL) cenderung merupakan kelainan ringan yang terutama mengenai individu antara usia 50-70 tahun. Negara- Negara barat melaporkan penyakit ini sebagai leukemia yang umum terjadi.
Manifestasi Klinis:1. Anemia2. infeksi, atau
pembesaran nodus limfe.
3. organ abdominal
prognosisKetahanan hidup rata-rata pasien dengan CLL adalah 7 tahun
Penatalaksanaan medis dan prognosis
Apabila ringan, CLL tidak memerlukan penanganan. Kemoterapi dengan kortikosteroid dan chlorambucil (leukeran) sering
digunakan apabila gejalanya berat. Banyak pasien yang tidak berespon terhadap terapi ini dapat mencapai
perbaikan dengan pemberian fludarabine monofospat, 2-chorodeoxyadenosien (2-CBA), atau pentostatin
Efek samping utama obat ini adalah penekanan sumsum tulang, yang termanifestasi dengan adanya infeksi seperti pneumocystis carinii, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus.
Komplikasi
Komplikasi leukemia meliputi perdarahan dan infeksi, yang merupakan penyebab utama kematian.
Pembentukan batu ginjal, anemia, dan masalah gastrointestinal merupakan komplikasi lain.
Risiko perdarahan berhubungan dengan tingkat defisiensi trombosit (trombositopenia) angka trombosit rendah ditandai dengan memar (ekimosis) dan petekia (bintik perdarahan-perdarahan atau keabuan sebesar ujung jarum dipermukaan kulit).
Pasien juga dapat mengalami perdarahan berat jika jumlah trombositnya turun sampai di bawah 20.000 per mm3 darah.
Dengan alasan yang tidak jelas, demam dan infeksi dapat meningkatkan kemungkinan perdarahan.
Manifestasi klinis secara umum
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut: Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit
kepala. Pucat, lesu, mudah terstimulasi,
Merasa lemah atau letih. Demam, keringat malam dan
anorexia Berat badan menurun
Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
Nyeri pada tulang dan persendian Nyeri abdomen, Pembengkakan
atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa).
Pemeriksaan penunjang
Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik
Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
Retikulosit : jumlah biasaya rendah Trombosit : sangat rendah (<
50000/mm) SDP : mungkin lebih dari 50000/cm
dengan peningkatan SDP immatur PTT : memanjang LDH : mungkin meningkat
Asam urat serum : mungkin meningkat Muramidase serum : pengikatan pada
leukemia monositik akut dan mielomonositik
Copper serum : meningkat Zink serum : menurun Foto dada dan biopsi nodus limfe :
dapat mengindikasikan derajat keterlibatan.
PENATALAKSANAAN
Kemoterapi Terapi Biologi Terapi radiasi Transplatasi sell
induk
ANAMNESA &
PEMERIKSAAN FISIK
a. Riwayat penyakitb. Kaji adanya tanda-tanda anemia : Pucat Kelemahan Sesak Nafas cepatc. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia Demam Infeksid. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : Ptechiae Purpura Perdarahan membran mukosa
e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola : Limfadenopati Hepatomegali Splenomegalif.Kaji adanya pembesaran testisg.Kaji adanya : Hematuri Hipertensi Gagal ginjal Inflamasi disekitar rectal Nyeri
Diagnosa
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh. b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia. c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit. d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah. e. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia. f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas. g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan