Top Banner
1 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013 Pedikulosis Kapitis Disusun oleh: Andi Zuljumadi Adma (C11108236) Riana Inggrid S. (C11105018) Sri Mahtufa Riski (C11109759) Supervisor : Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K) Pembimbing: dr. Sari Handayani BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
18

kutu rambut

Feb 15, 2015

Download

Documents

referat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kutu rambut

  1  

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013

Pedikulosis Kapitis

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Andi Zuljumadi Adma (C11108236)

Riana Inggrid S. (C11105018)

Sri Mahtufa Riski (C11109759)

Supervisor :

Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K)

Pembimbing:

dr. Sari Handayani

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: kutu rambut

  2  

Lembar Pengesahan

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : 1. Andi Zuljumadi Adma (C11108236)

2. Riana Inggrid S. (C11105018)

3. Sri Mahtufa Riski (C11109759)

Judul Referat : Pedikulosis Kapitis

Telah menyelesaikan tugas refarat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian

Ilmu Kesehatan Kulit-Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, April 2013

Supervisor, Pembimbing,

Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K) dr. Sari Handayani P.

 

Page 3: kutu rambut

  3  

                         Daftar  Isi  

 

Lembar  pengesahan    ...........................................................................................                2  

Daftar  isi    ...................................................................................................................              3  

I. Pendahuluan    ...........................................................................................                4  

II. Epidemiologi    ...........................................................................................                4  

III. Etiopatogenesis  ......................................................................................                  5  

IV. Manifestasi  klinis    ...................................................................................                7  

V. Diagnosis    ...................................................................................................              9  

VI. Diagnosis  banding    .............................................................................…          10  

VII. Penatalaksanaan  ....................................................................................            11  

VIII. Komplikasi    ...............................................................................................            13  

IX. Prognosis    ..................................................................................................            13  

Daftar  pustaka  .......................................................................................................            14  

Lampiran....................................................................................................................          16  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: kutu rambut

  4  

Pedikulosis Kapitis

I. Pendahuluan

Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang

disebabkan oleh Pediculus humanus varian capitis (Pediculus capitis). Kutu

rambut (Pediculus capitis) secara efektif berinfestasi hanya kepala manusia

dan berbeda dari kutu tubuh (Pediculus humanus varian corporis) dan kutu

kemaluan (Pthirus pubis). Kutu ini adalah parasit obligat artinya menghisap

darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.1-3

II. Epidemologi

Pedikulosis kapitis adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh

dunia. Kutu kepala umumnya menyerang anak perempuan yang bersekolah di

sekolah dasar, baik pada negara berkembang maupun negara maju.4,6

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan host yang dapat

dihubungkan dengan prevalensi kutu kepala antara lain ras, kelompok umur,

jenis kelamin, kondisi sosial-ekonomi dan karakteristik rambut. Kondisi

hidup penuh sesak dan munculnya resistensi terhadap insektisida telah

memberi kontribusi pada kutu kepala dalam beberapa tahun terakhir.2,4

Di Amerika Serikat, Pedikulosis kapitis menyerang sekitar 6-12 juta

orang setiap tahun. Sedangkan pada survei epidemiologi di sekolah tertentu di

beberapa negara prevalensi kutu kepala telah ditemukan sebanyak 6,8% di

Turki, 8,9% di Belgia, 13% di Australia, 35% di Brazil, 5,8% di Korea dan

52% di Ukraina .4,9

Pedikulosis kapitis tidak memandang usia atau tingkat ekonomi. Meski

pun kondisi penduduk padat cenderung dikaitkan dengan prevalensi yang

lebih tinggi. Setiap keluarga yang memiliki anak kecil setidaknya satu orang

akan terjangkit, kutu kepala dapat menjangkit orang dari segala usia, tetapi

anak-anak rentan terhadap infestasi karena kebiasaan mereka bermain dalam

kontak dekat, berbagi topi, sisir, sikat semir rambut dan pakaian. Tambahan

pula dalam kondisi kebersihan yang tidak baik, misalnya jarang

Page 5: kutu rambut

  5  

membersihkan rambut atau rambut yang relatif susah dibersihkan (rambut

yang sangat panjang pada wanita). Anak perempuan sekitar dua kali lebih

mungkin untuk mendapatkan kutu kepala dari pada anak laki-laki. Infestasi di

Amerika Serikat untuk ras kulit hitam tidak umum terjangkit, karena

karakteristik fisik batang rambut mereka, yang lebih berbentuk oval dan

karena itulebih sulit untuk dipahami.1,5,6

III. Etiopatogenesis

Kutu termasuk dalam kelompok ordo Phthiraptera. Kutu ini tidak

bersayap, mulut kutu berada di dorsoventral yang mana wajib dimiliki

ectoparasites. Manusia dapat menjadi host oleh tiga spesies Anoplura yaitu

Pediculus capitis (kutu rambut), Pediculus humanus dan Phitirus Pubis.5,7

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan

menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin,

ialah jantan dan betina, yang betina dengan ukuran panjang 1,2-3,2 mm dan

lebar lebih kurang ½ panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya hanya

sedikit.1,2,7,10

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa.

Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya

rambut, yang berarti makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang.1,8

a.                                    b.                                                                              

Gambar  1.  Menunjukkan  Pediculus  capitis  (a)  induk  kutu  (betina).  (b)  telur  kutu  yang  melekat  pada  helai  rambut.  7  

Page 6: kutu rambut

  6  

Pedikulus kapitis betina hidup selama 30 hari, dan selama itu ia

meletakkan antara 5 dan 10 telur sehari pada batang rambut atau kurang

lebih 150 telur dalam 30 hari. Kapsul telur berbentuk oval (nits) biasanya di

letakkan dekat dengan kulit kepala untuk kehangatan, dan pada umumnya

telur terletak 0,6 mm dari kulit kepala yang belum menetas. Di iklim hangat,

telur kutu (nits) dapat ditemukan 15 cm diatas kulit kepala, terutama di

daerah atas tengkuk dan di belakang telinga. Kutu jarang hidup lebih dari 36

jam, atau hanya 1-2 hari, dari host tanpa makan darah. Namun, mengingat

suhu yang sesuai (28-32'C /82-90'F) dan kelembaban (70-90% RH), nits

dapat bertahan hidup dan menetas setelah 10 hari jauh dari host.8,11

Gambar 2. Siklus hidup kutu (Pediculus capitis)8

Kutu kepala dan manusia telah berevolusi bersama, karena fakta

bahwa kutu tergantung sepenuhnya pada manusia untuk hidup mereka dan

tidak terjadi pada setiap spesies inang lainnya. Kutu menghabiskan sebagian

Page 7: kutu rambut

  7  

besar hidup mereka di rambut, bukan di kulit kepala, dan hidup di kulit

kepala untuk mencari makan. Mencari kutu di rambut sangat susah karena

mereka bergerak cepat untuk menjauh dari gangguan, memanjat cepat. 4,9

Transfer dari rambut untuk rambut sangat tergantung pada pola

spasial dan kinetik. Itu preferensi untuk rambut yang lewat perlahan dari

ekor ke kepala mungkin karena faktor anatomi dan perilaku. Cakar pertama

pada kaki kutu adalah satu-satunya cakar yang digunakan untuk membuat

kontak dengan rambut baru dan kaki lainnya hanya digunakan setelah cakar

pertama itu terpasang. Kepala kutu berorientasi untuk memakan darah,

maka mereka mendekatkan kepala mereka dekat dengan host.3,9

Kutu yang tidak mencari makanan sesekali memposisikan diri di

atas kulit kepala host dengan ekor mereka menghadap kepala host. Posisi ini

akan memudahkan penularan karena kontak langsung.9,12

Selain transmisi kutu dengan kontak langsung, ternyata dapat juga

melalui kontak tidak langsung seperti peralatan umum dalam rumah tangga.

Hal ini juga menyatakan terjadi melalui sisir, sikat untuk semir rambut, atau

topi.5,10

Jika kutu mencari makan di kepala manusia, mereka menuju ke kulit

kepala dan mengisap darah. Pada saat mengisap darah tersebut kutu juga

memasukkan liur dan ekskreta ke dalam kulit. Rasa gatal akan timbul akibat

pengaruh air liur dan ekskreta dari kutu. Kelainan kulit yang timbul

disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal tersebut.1,3

IV. Manifestasi Klinis

Infestasi kutu kepala ditandai dengan nits melekat pada rambut

sekitar 0,7 cm dari kulit kepala. Nits sering ditemukan dibagian oksipital

dan retro auricular kepala dan lebih mudah untuk diamati dari pada mencari

kutu kepala dewasa. Pruritus adalah gejala utama, meskipun pasien dengan

kutu bisa tanpa gejala. Reaksi gigitan, ekskoriasi, impetigenasi sekunder,

pioderma, limfadenopati servikal, konjungtivitis, demam, dan malaise juga

manifestasi yang mungkin didapatkan. Pioderma bisa disertai dengan

Page 8: kutu rambut

  8  

alopesia. Dalam kasus lama ditandai dengan eksudasi dan pengerasan kulit,

terutama di daerah oksipital.1,8

Jika pasien tidak berobat dapat sangat parah dan rambut bisa

menjadi kusut dengan eksudat. Kutu tidak terhitung jumlahnya dan nits

dapat ditemukan di bawah massa rambut terpilin.11,14

Pasien datang dengan pruritus berat pada kulit kepala, dan sering

memiliki limfadenopati servikal posterior. Eksoriasi dan bintik kecil dari

kotoran kutu ditemukan pada kulit kepala, dan impetigo sekunder

merupakan hal yang biasa terjadi. Kutu dapat diidentifikasi, terutama saat

menyisir rambut. Telur bisa ditemukan pada seluruh kulit kepala, tapi yang

paling umum di daerah retroauricular. Umumnya, hanya telur yang dekat

kulit kepala yang memiliki isi dan telur di daerah distal telah kosong. Pada

keadaan sangat lembab, telur dapat ditemukan di sepanjang rambut. Bila

infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal disebabkan oleh

banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar

getah bening regional (oksiput dan retroartikular). Pada keadaan tersebut

kepala memberikan bau busuk.1,9,12

Gambar 3. Telur kutu pada rambut7

Page 9: kutu rambut

  9  

V. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan

gatal pada daerah kepala. Dan pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan kutu

dan telur, terutama dicari di daerah oksiput dan temporal. Ekskoriasis dan

pioderma juga dapat tampak. Karena kutu menghindari cahaya dan

merangkak dengan cepat, inspeksi visual tanpa menyisir sulit.

Menggunakan sisir kutu meningkatkan kemungkinan menemukan kutu

hidup dan merupakan alat skrining. Diagnosis kutu menggunakan sisir kutu

ini empat kali lipat lebih efisien dari pada pemeriksaan visual langsung.14,15

Nits kecil lebih mudah untuk diamati, terutama pada

tengkuk leher atau di belakang telinga. Jika hanya terdapat nits, tidak

diagnostik kutu aktif. Namun, jika nits ditemukan dalam 0,7 cm dari kulit

kepala, ada kemungkinannya terjadi infestasi aktif . Kutu bisa sulit untuk

dideteksi, dibutuhkan cahaya terang (woods lamp), lensa pembesar, dan

dermoskopi untuk membantu dalam diagnosis dan tindak lanjut dari

pedikulosis kapitis.2,5,14

Telur mati dapat tetap terpaku pada rambut selama 6 bulan. Rambut

manusia tumbuh pada tingkat sekitar 1cm/bulan. Karena ikut dengan rambut

yang tumbuh, telur kutu yang kosong yang telah melekat pada helai rambut

Gambar  4.  Pedikulosis  kapitis.  (a)  telur  kutu  (nits)  yang  banyak.  (b)  dengan  dermatitis  nuchal  khas.13  

(a)   (b)  

Page 10: kutu rambut

  10  

akan menjauh dari kulit kepala. Setelah 2 sampai 3 bulan, ini telur kutu

kosong menjadi lebih terlihat, terutama pada rambut gelap.2,15

• Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan

mikroskopi. Dilakukan pemeriksaan mikroskopi kutu atau telur kutu

pada helai rambut, untuk mengkonfirmasi pemeriksaan makroskopi

dari kulit kepala dan rambut. 1,16

VI. Diagnosa banding

• Tinea Kapitis

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang

disebabkan oleh spesies dermatofit. Kelainan ini dapat ditandai dengan

lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kdang terjadi

gambaran klinis yang lebih berat yang disebut kerion.(1)

Gambar 5. Lesi Tinea Kapitis ( Kerion )

• Impetigo Krustosa

Pada impetigo krustosa didapatkan kelainan kulit berupa eritema dan

vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat

ialah krusta tebal berwarna kuning seperti madu (1).

Gambar 6. Lesi pada impetigo krustosa

Page 11: kutu rambut

  11  

• Dermatitis Seboroik

Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang

berminyak dan kekuningan, batasnya agak kurang jelas dan berlokasi di

tempat-tempat yang seboroik. Dermatitis seboroik biasanya pada alis,

sudut nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksor.(1)

Gambar 7. Lesi Dermatitis Seboroik

• Piedra putih.16

Gambar 8. Piedra putih. pemeriksaan KOH.

Nodul gelatinous terbentuk dari Trichosporon

species yang menyelubungi rambut.7

Page 12: kutu rambut

  12  

VII. Penatalaksanaan

a. Non medikamentosa

• Menyisir kutu

Tujuan menyisir kutu setiap hari adalah untuk menghapus

nimfa yang menetas dapat juga ditemukan kutu. Proses menyisir

kutu rambutnya harus dibasahi dengan air, lalu keramas. 8,10

• Kontrol kebersihan

Semua pakaian, handuk, seprei, boneka binatang, dan kain

mainan yang digunakan oleh anak penuh dalam waktu 2 hari

sebelum diagnosis harus dicuci dalam air panas dari 50 ° C, atau

mesin dikeringkan pada pengaturan panas tertinggi, setidaknya 30

menit . Topi, sisir, headphone, dan helm harus dibersihkan dan

didesinfeksi dengan pedikulosidal atau isopropil alkohol. Jika tidak

ada modalitas tersebut adalah dapat juga menyegel benda dalam

kantong plastik selama 2 minggu untuk memastikan

dekontaminasi. Lantai, karpet, area bermain, bantal, kotak karpet,

furnitur berlapis dan harus disedot untuk menghilangkan rambut

yang gugur.8,15

b. Medikamentosa

Pengobatan topikal

• Malathion

Malathion (0,5% atau 1%) adalah lotion atau spray yang harus

digunakan pada rambut, dibiarkan terbuka, dan dibersihkan setelah

8 sampai 12 jam. 1,15

• Gama benzen heksaklorida

Gama benzen heksaklorida (gameksan) 1% berbentuk krim yang

digunakan dengan cara dioleskan lalu didiamkan 12 jam kemudian

dicuci dan disisir.1

Page 13: kutu rambut

  13  

• Benzil benzoat 25%

Benzil benzoat 25% emulsi yang digunakan dengan cara dioleskan

lalu didiamkan 12 jam kemudian dicuci dan disisir.1

• Pyrethrin

Krim permetrin 1%. Pertama kali keramas rambut dengan sampoo

non-condisioner dan handuk kering. Setelah itu, diterapkan krim

permetrin 1%, biarkan selama 10 menit dan kemudian dibilas.15

• Pyrethrins plus butoksida piperonyl

Produk ini yang banyak dipasarkan kebanyakan shampoo yang

diterapkan untuk mengeringkan rambut dan biarkan selama 10

menit sebelum dibilas. 15

• Permetrin (5%)

Permetrin (5%) adalah krim. Produk ini biasanya diterapkan

semalam untuk kutu. Ini diterapkan ke kulit kepala dan biarkan

selama beberapa jam atau semalaman, setelah itu harus dibilas.15

• Carbaryl (0,5%),

Carbaryl (0,5%) adalah karbamat yang mengikat ke situs yang

sama pada enzim acetylcholinesterase sebagai organofosfat.

Penggunaan carbaryl semakin sedikit, sebagian didasarkan pada

bukti bahwa hal itu mungkin karsinogenik. Memiliki potensi

mutagenik, dan harus terus telah dibatasi hanya menggunakan.15

• Lindane (1%)

Lindane (1%) adalah sedian yang tersedia sebagai sampoo yang

harus dibiarkan selama tidak lebih dari 10 menit, dengan aplikasi

berulang-ulang dalam 7 sampai 10 hari. 15

Page 14: kutu rambut

  14  

Pengobatan oral

• Sulfamethoxazole/Trimethoprim

Sulfamethoxazole/Trimethoprim adalah antibiotik sulfonamide

yang mengandung, yang memiliki blokade dalam metabolisme

folat yang dibutuhkan flora bakteri dalam saluran cerna kutu.12,17

• Ivermectin Ivermectin adalah obat anti cacing, menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel untuk ion klorida pada saraf atau sel otot. Hal ini menyebabkan hyperpolarization, menyebabkan flaccid paralysis yang berpuncak pada kematian parasit. Dosis yang dianjurkan adalah 200 mg/kgBB. Tidak dianjurkan di bawah usia 5 tahun, kehamilan dan menyusui. Ivermectin juga tersedia sediaan topikal 1% yang diberikan selama 10 menit dan telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.12,17

• Albendazole Albendazole adalah spektrum luas antiparasit yang menghambatan fungsi mitokondria, akhirnya menyebabkan deplesi ATP dan kematian sel. Digunakan dalam dosis 400 mg baik sebagai dosis tunggal atau berulang lebih dari 3 hari. Telah direkomendasikan untuk mengulangi lagi dengan dosis 400 mg pada hari ke 7 - 10.12,17

• Levamisol Levamisol adalah nicotinic acetylcholine reseptor agonis, yang mengganggu metabolisme karbohidrat parasit dengan menghambat enzim hydratase fumarat. Digunakan dengan dosis 3,5 mg/kgBB diberikan selama 10 hari.12,17

VIII. Komplikasi

Infeksi bakteri sekunder mungkin cukup memperparah untuk membuat

anak demam dan lesu. 16

Page 15: kutu rambut

  15  

IX. Prognosis

Infeksi ini pada dasarnya tidak berbahaya. Namun, stigma yang

terkait dengan kutu kepala dan trauma psikologis yang dialami oleh

beberapa orang dalam upaya mereka untuk menghilangkan infeksi sangat

berat terhadap dampak kutu. Reaksi sensitasi untuk kutu air liur dan

kotoran dapat menyebabkan iritasi lokal dan eritema, infeksi sekunder dari

goresan mungkin terjadi. Kutu telah diidentifikasi sebagai vektor mekanis

utama dari kulit kepala pioderma disebabkan streptokokus dan

staphylococci biasanya ditemukan pada kulit.3

Page 16: kutu rambut

  16  

Daftar Pustaka

1. Handoko RP. Penyakit Parasit Hewan. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah

S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2010. p. 119-20.

2. P T, Habif. Clinical Dermatology : A Color Guide to Diagnosis and

Therapy. Philadelphia: Mosby; 2003.

3. Burgess IF, Dodd CS. Head Lice. In: Williams H, Bigby M, Duepgen T,

Herxheimer A, Naldi L, Rzany B, editors. Evidence-based Dermatology. London:

BMJ Books; 2003. p. 525-30.

4. AR. M, AH. Z, AM. A, Z. E. The Prevelence of Pediculosis capitis in

Primary School Student in Bahar, Hamadan Province, Iran. J res Health Sci.

2009:p.45-9.

5. Stone SP, Goldfarb JN, Bacelieri RE. Scabies, Other mites, and

Pediculosis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell

DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in general medicine. 7th ed. New York:

McGraw-Hill; 2008. p. 2033-35.

6. Saddozai S, Kakarsulemankhel JK. Infestation of Head Lice, Pediculus

humanus capitis, in School Children at Quetta City and its Suburban Areas.

Pakistan J Zool. 2008;40:45-2.

7. Burns DA. Diseases caused by Arthropods and Other Noxious Animals.

In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's textbook of

dermatology. 8th ed. London: Wiley-Blackwell; 2010. p. 38.15-.20.

8. Meinking TL, Burkhart CN, Burkhart CG, Elgart G. Infection,

Infestatiotion and Bites. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors.

Dermatology. 2nd ed. London: Elsavier; 2008.

9. Canyon DV, Speare R, Muller R. Spatial and Kinetic Factors for the

Transfer of Head Lice (Pediculus capitis) Between Hairs. The Journal of

Investigative Dermatology. 2002;119:629-31.

10. Roberts RJ. Head Lice. The New England Journal of Medicine.

2002;346:1645-50.

Page 17: kutu rambut

  17  

11. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculosis humanus

capitis an update. Acta Dermatoven APA. 2008;17:p. 147-53.

12. James WD, Berger TG, Elston DM. parasitic infestation, stings, and bites.

Andrews' disease of the skin clinical dermatology. 10th ed. Philadelphia: Elsevier;

2006. p. p. 446-49.

13. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Other Infectious Diseases. In: Sterry W,

Paus R, Burgdorf W, editors. Thieme Clinical Companions Dermatology. 5th ed.

Stuttgart: Thieme; 2006. p. 126-7.

14. Flinders Dc, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. American Family

Physician. 2004;69:341-8.

15. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculosis humanus

capitis an update. Acta Dermatoven APA. 2008;17:p. 147-53.

16. Wolff K, Johnson RA. Arthropod Bites, Stings, and Cutaneous Infections.

In: Wolff K, Johnson RA, editors. Fitzpatrick's Colour Atlas and Synopsis of

Clinical Dermatology. 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2009. p. 860-63.

17. Madke B, Khopkar U. Pediculosis caitis : An update. Indian Journal of

Dermatology, Vinerology, and Leprology. 2012

 

   

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: kutu rambut

  18  

 

 

 

 

 

LAMPIRAN