Top Banner
 MENGENALI TEMPERAMENKU (Oleh Kak Yudit dan Kak Lortha) A . T em per a men d a l am k ontek s manus i a sebaga i pr i b a di y ang un i k Manusia adalah p ribadi yang unik 1. Manusia adalah gambar Allah  (Kej 1:27)  Sebagai representatif Allah diber i kuasa untuk mengatur, unik ok mewakili penciptanya  Cermin siapa Allah itu 2. Manusia tidak ada yang sama/kepribadian berbeda karena :  Temperamen  Fisik (tubuh jasmani, jenis kelamin)  Lingkungan (keluarga, pergaulan, m asa kecil/ pertumbuhan, budaya)  Pengalaman/peristiwa yang dialami  Intelektual/pendidikan  Kecedasan Emosional  Bakat  Karunia sehingga tidak ada seorangpun yang sama dalam kepribadian dan tingkah lakunya :  Respon dalam beradaptasi/bergaul/berkomunikasi khas untuk tiap pribadi.  Punya kebutuhan yang berbeda 3. Manusia berharga bagi Allah , dibuktikan dengan Kristus mau mati untuk keselamatan manusia. 4. Manusia itu berdosa dan penuh d engan kelemahan, sekalipun ia sudah ditebus Kristus Dari hal-hal diatas ternyata mengenali pribadi dengan baik tidak cukup hanya dengan mengerti temperamen. Kita Semua adalah Ciptaan yang Unik  Mengenali keunikan diri sangat penting tanpa mengenali keunikan dirinya sulit untuk membangun citra diri yang benar, melihat dirinya sebagai ciptaan yang berharga bagi Allah. Dan mempengaruhi caranya melihat/mengenal Allah penciptanya. Dalam pelayanan baik sebagai kakak bimbing, pengurus, mengenali pribadi  yan g di layani atau rekan sepelayanan sangat penting. Penting mengenali keunikkan setiap pribadi: Bagi dirinya : - Pengambilan keputusan - Mengerti motivasi dan alasan tingkah lakunya - Memilih/mengambil bagian dalam pelayanan - Mengetahui kebutuhan pertumbuhannya dan pertolongan - Menemukan tujuan hidup/profesi - Membangun hubungan pribadi dengan Tuhan - Membangun hidupnya Bagi orang lain / pelayanan : - Membangun dan mengerti orang lain - Berkomunikasi/bergaul dengan orang lain - Motivasi yang benar dalam pelayanan - Mengerjakan bagian yang sesuai dengan talenta yang Allah taruh B.  Men ge na l i T emper a men Pemahaman akan kompleksitas suatu pribadi, akan menolong kita dalam mengenali temperamen kita dan orang lain, bahwa tidak ada seorangpun yang sama. Pribadi itu adalah misteri, pengenalan kita akan siapa kita semakin dalam jika kita semakin mengenal pencipta
12

Kumpulan Makalah Tentang Temperamen

Oct 08, 2015

Download

Documents

meyfita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MENGENALI TEMPERAMENKU (Oleh Kak Yudit dan Kak Lortha)

    A. Temperamen dalam konteks manusia sebagai pribadi yang unik Manusia adalah pribadi yang unik 1. Manusia adalah gambar Allah (Kej 1:27)

    Sebagai representatif Allah diberi kuasa untuk mengatur, unik ok mewakili penciptanya Cermin siapa Allah itu

    2. Manusia tidak ada yang sama/kepribadian berbeda karena : Temperamen Fisik (tubuh jasmani, jenis kelamin) Lingkungan (keluarga, pergaulan, masa kecil/pertumbuhan, budaya) Pengalaman/peristiwa yang dialami Intelektual/pendidikan Kecedasan Emosional Bakat Karunia sehingga tidak ada seorangpun yang sama dalam kepribadian dan tingkah lakunya : Respon dalam beradaptasi/bergaul/berkomunikasi khas untuk tiap pribadi. Punya kebutuhan yang berbeda

    3. Manusia berharga bagi Allah, dibuktikan dengan Kristus mau mati untuk keselamatan manusia.

    4. Manusia itu berdosa dan penuh dengan kelemahan, sekalipun ia sudah ditebus Kristus

    Dari hal-hal diatas ternyata mengenali pribadi dengan baik tidak cukup hanya dengan mengerti temperamen. Kita Semua adalah Ciptaan yang Unik

    Mengenali keunikan diri sangat penting tanpa mengenali keunikan dirinya sulit untuk membangun citra diri yang benar, melihat dirinya sebagai ciptaan yang berharga bagi Allah. Dan mempengaruhi caranya melihat/mengenal Allah penciptanya. Dalam pelayanan baik sebagai kakak bimbing, pengurus, mengenali pribadi yang dilayani atau rekan sepelayanan sangat penting. Penting mengenali keunikkan setiap pribadi: Bagi dirinya :

    - Pengambilan keputusan - Mengerti motivasi dan alasan tingkah lakunya - Memilih/mengambil bagian dalam pelayanan - Mengetahui kebutuhan pertumbuhannya dan pertolongan - Menemukan tujuan hidup/profesi - Membangun hubungan pribadi dengan Tuhan - Membangun hidupnya

    Bagi orang lain / pelayanan : - Membangun dan mengerti orang lain - Berkomunikasi/bergaul dengan orang lain - Motivasi yang benar dalam pelayanan - Mengerjakan bagian yang sesuai dengan talenta yang Allah taruh

    B. Mengenali Temperamen

    Pemahaman akan kompleksitas suatu pribadi, akan menolong kita dalam mengenali temperamen kita dan orang lain, bahwa tidak ada seorangpun yang sama. Pribadi itu adalah misteri, pengenalan kita akan siapa kita semakin dalam jika kita semakin mengenal pencipta

  • kita. Pertumbuhan kita adalah proses seumur hidup, dimana kita makin diubahkan seperti Kristus (II Kor 3:18) Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita, digabungkan dengan ciri-ciri manusia kita lainnya terciptalah sifat dasar kita. Temperamen diwariskan secara genetis dan juga dipengaruhi oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa. Tidak ada yang memiliki pengaruh yang besar pada tingkah laku selain temperamen (mempengaruhi segala sesuatu yang kita lakukan (kebiasaan tidur, kebiasaan belajar, gaya makan, cara bergaul,cara menggunakan uang dll)

    Teori 4 temperamen adalah alat yang berharga untuk memahami diri sendiri. Alat yang dapat disalahgunakan: Mengetrapkan secara sembarangan untuk menunjukkan kelemahan, kesalahan seseorang

    (langsung menilai dan menghakimi), baik secara terbuka atau tidak langsung. Mengagung-agungkan temperamen (tidak ada temperamen yang lebih baik dari yang lain), Menggunakan temperamen untuk membela tingkah laku/alasan untuk kesalahan/kegagalan

    (pelemparan tanggung jawab) Kegunaan utama dari belajar tentang temperamen adalah menemukan kekuatan dan kelemahan yang utama dan dengan peertolongan Allah dapat mengatasi kelemahan tersebut, dan memanfaatkan kekuatan tersebut dengan efektif.

    Faktor terpenting ialah watak seseorang tidak hanya teerbentuk dari satu temperamen saja. Namun biasanya tempermen yang satu lebih menonjol. Semakin menonjol suatu temperamen makin mudah mendiagnosanya, lazimnya orang yang mempunyai 2 temperamen yang menonjol atau gabungan dari 3 temperamen sulit untuk didiagnosa.

    Hal lain yang juga penting adalah, temperamen bukan "takdir", temperamen dapat diubah oleh karya perubahan atau pendewasaan yang dikerjakan Roh Kudus. Semakin dewasa rohani seorang kristen semakin sulit untuk mendiagnosa temperamen dasarnya. (II Kor 5:17).

    Mengenali temperamen menolong untuk membangun hidup kita atau orang lain secara mendasar. Sekalipun temperamen Paulus Kol-Mel dan anak rohaninya Timotius Fleg-san dalam suratnya pada Timotius Paulus mengatakan Timotius sebagai "cetakan dirinya" II Timotius 3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Paulus membangun hidup Timotius dalam 5 hal tersebut sama dengan dirinya, tetapi pasti penampakan dalam keunikan pribadi Timotius itu berbeda: Cara Mengenali Temperamen: 1. Kenali dengan baik temperamen dasar dan menonjol di dalam temperamen tersebut.

    Kekuatan Sanguin: super ekstrovert: mendominasi pembicaraan, menikmati hidup hari ini, ramah, hati

    lembut dan belas kasihan sehingga dapat merasakan pengalaman emosional orang lain----tulus hanya cepat berubah (periang dan resonsif.

    Kolerik: disiplin dan tekad yang kuat, percaya diri, agresif/aktif (hidup adalah aktivitas dan kegiatan untuk berjuang menyelesaikan tujuan/target. Orientasi pada hasil dan manfaat serta sanggup untuk bekerja keras mencapainya dan tidak mudah putus asa/berubah walaupun menghadapi tantangan yang besar. Menjadi motivator bagi orang lain untuk mencapai tujuan, optimis pada dirinya dan kemampuannya. Menyukai tantangan dan petualangan. Suka memimpin, berinisiatif dalam pengambilan keputusan dan pantang menyerah. Hidupnya produktif dan berani menggambil resiko/menentang bahaya untuk mewujudkan apa yang ia ingin.

    Melankolis:Memiliki kecerdasan dan banyak bakat, sensitif unggul dibid seni, memiliki emosi dan responsif (emosi yang reflektif), perfeksionis, rinci dan harus memenuhi standar. Analitis dalam melihat. Bertanggung jawab, tidak menyakai menjadi pusat perhatian dan senang dibelakang layar. Senang berkorban bagi orang lain. Cendrung menyendiri dan sulit menyyampaikan pendapat secara sukarela. Orang-orang yang

  • disiplin, jarang mencari kesenangan diri sendiri dan mau bekerja keras dengan mengobankan diri.

    Phlegmatik: tenang dan tidak bergairah, super introvert, pemikir dan perencana, tidak suka konfrontasi, memiliki perasaan humor dalam melihat hal-hal yang biasa. Dapat diandalkan, periang, setia. Praktis dan efisien dalam mencapai tujuan (sedikit usaha)standar akurasi dan ketepatannya cukup tinggi.

    Kelemahan: Sanguin: berkemauan lemah, tidak disiplin, sehingga mudah berdusta, dan tidak dapat

    diandalkan. Penyentuh secara emosional (sangat emosional dan membuat ia mempunya pesona alami) sehingga memiliki daya tarik yang kuat terhadap lawan jenis sehinggga mudah dan akan lebih banyak mengalami godaan seksual. Pemarah dan udah menangis/gampang terharu. Kurang konsisten dalam emosinya. Sangat egois, tidak teratur ddan ssenantiasa bergerak, jarang membuat rencana, langsung bekerja dan biasanya tidak tertib/berantakan. Mudah menjadi penipu dan tidak jujur ok hati nurani yang lemah dan mudah berubah. Ego yang tinggi takut mengalami kegagalan dan penolakan atau di cela.

    Kolerik: suka bermusuhan, mungkin meledak dan melakukan kekerasan, jika kurang disiplin dari kecil akan menjadi orang yang sangat pemarah, karena orang lain takut akan memakai kemarahan sebagai senjata untuk memperoleh apa yang diingini. Dapat melukai dan menyukai melakukan hal itu /menikmati. Sarkastis melemahkan, menyinggung dan membuat orang lain merasa tidak aman. Paling tidak memiiliki belas kasihan/kasih sayang dan memperlihatkan emosi yang dingin ditempat umum sehingga sulit memahami orang yang menangis/kelemahan emosi orang lain. Tidak peka pada kebbutuhan orang lain dan tidak memperhatikan/perduli perasaan orang lain. Kebulatan tekadnyya membuat ia menjaddi pribadi yang keras kepala dan pendirian yang keras. Mencapai hasil dengan cara apapun juga termasuk berbelat-belit, tidak bisa menerima jawaban tidak. Sangat mudah menarik kesimpulan, sangat senang menngambil kepputusan bagi orang lain dan memaksa mereka menuruti kehendaknya.

    Melankolis: Perfeksionis sehingga bersikap negatif, pesimis, pengkritik dan suka mencari kelemahan/kekurangan dalam hidupnya, perencanaan atau hidup orang lain. Sikap mengkritik membuat orang lain merasa tidak aman dan tidak dapat memuaskan keinginannya (karena dia sudah menganalisa). Pengomel dan pengecam, sulit untuk memuji dan membesarkan hati orang lain karena tidak mau munafik. Standar tinggi yang diberlakukan pada dirinya membuat ia tidak dapat puas dan menerima dirinya. Ia terus memeriksa, menilai menyerang dirinya dan terus melakukan introspeksi hingga akhirnya tidak dapat menerima/mengampuni diri serta hilang rasa percaya pada kemampuannya. Segala sesuatu dalam hidupnya cendrung ditafsirkan dalam hubungan dengan dirinya, cendrung membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal penampilan, kecerdasan, talenta akibatnya merasa dirinyya kurang baik, sementara perbandingan yang ia lakukan dengan hal yang terbaik dari orang lain. Memeriksa diri secara rohani dan membuat dia kurang keyakinan pada kasih, pengampunan, penerimaan Allah. Kurang percaya/ragu pada janji Allah atau siapa Allah yang ia kenal. Sulit untuk meyakini ia dihargai Allah karena ia sendiri kurang mengghargai dirinya. Pembawaan yang terpusat pada dirinya meembuat seorang melankolis sensitif dan mudah tersingggung dan peka, sulit bersyukur. Amarahnya tidak seekspresif sanguin dan kolerik tetapi lambat terbakar dan disimpan di hati dalam waktu lama dapat muncul dalam sikap balas dendam dan lamunan yang menganiaya diri sendiri. Depresi atau kemarahan yang meledak karena disimpan untuk waktu yang lama. Suasana hati berubah tergantung mood, bisa menjaddi sangat ekstrovert/periang turun menjadi tertekan. Cenderung kaku, kepala batu dan

  • tidak mau kompromi hingga taraf yang tidak masuk akal. Ia tidak toleran dan sulit menerima orang yang tidak memiliki pandangan yang sama, akibatnya ia sulit bekerja sama dalam tim. Ia terlalu idealis sehingga tidak praktis dan teoritis.

    Phleggmatis: kelemahan yang menonjol adalah kurangnya ambisi dan daya juang. Ia jarang mau terlibat/repot dan selalu berdalih. Meski tidak sesensitif melankkoolis, ia hidup seerti kura-kura yang melindungi dirinya. Sifat yang mementingkan diri sendiri, dalam hal terlalu baik pada dirinya sendiri tidak terlihat kareena dibuungkus oleh keramahan, sopan dan baik hati. Sangat keras kepala namuun begitu dipplomatis, tidak pernah secara terbuka menolak dan mengkonfrontasi orang lain. Dengan cara yang halus menolak dan mengelak dari tuntutan/tugas atau resiko. Hatinya sangat penakut, secara alamiah ia adalah orang yang selalu kuatir. Kecendrungan untuk takut dan kuatir membuat dia tidak berani mengggunakan segala potensi yang ada dengan sepenuhnya dan selalu melindungi dirinya dari kemungkinan gagal atau menghadapi bahaya.

    2. Pahamilah, latar belakang hidup yang mempengaruhi penampakan temperamen:

    (keluarga, budaya, pengalaman hidupnya, trauma, dll.) C. Bertumbuh Dalam Temperamen yang Diubahkan

    Dilahirkan kembali: II Kor 5:17, Ef 2:10 Dipimpin oleh Roh Kudus: ketaatan, persekutuan peribadi dengan Allah Memiliki persekutuan yang baik dan sehat dengan sesama dimana ada saling

    membangun

    Pengaruh Temperamen Dalam Pertumbuhan Rohani:

    Temperamen mempengaruhi model persekutuan pribadi dengan Allah Sanguin: cepat bosan, mudah terganggu konsentrasinya, pada dasarnya bukan orang yang

    senang sendirian (menyukai banyak orang dan keramaian), tidak tertib dan disiplin, lemah komitmennya dan gampang memaafkan diri, tidak sabar dan kurang tekun. Kelebihan: emosional, gampang tersentuh dan responsif, hati yang lembut pada Firman. Butuh disiplin. Bentuknya harus variatif dan dinamis. Kurang berani mengerjakan

    Kolerik: Selama ia tidak menganggap itu penting dan berguna tidak akan dilakukan. Butuh tantangan, dinamis. Penerapan biasanya praktis dan mau berjuang mengerjakan. Kurang peka, dan kadang kekerasan hati membuat tidak mau tunduk dan tidak punya sikap hati yang terbuka. Dia akan belajar terbuka pada Firman Tuhan, jika dari pengalamannya membuktikan hal itu sangat penting.

    Melankolik: Punya kapasitas yang paling besar untuk mengalami kedalam perenungan/refleksi Firman . Sangat menyukai kesendirian dan mengevaluasi diri adalah kebiasaannya dalam berpikir. Persepsi yang salah tentang dirinya akan dikoreksi oleh Firman Tuhan. Egosentris, sehingga kadang hanya memikirkan dirinya. Sulit untuk menghargai dan bersyukur pada berkat dan kasih Allah (perfeksionis dan sukar dipuaskan). Begitu mudah patah semangat, putus asa dan mood sangaat mempengaruhi. Perenungan sangat dalam dan kadang sulit untuk praktis.

    Phlegmatik: malas dan tidak punya motivasi. Sehingga tidak melakukan, tidak mau mengerjakan jika hal itu sulit/kurang berjuang. Orang yang praktis dan tidak suka berbelit-belit. Sehingga tidak akan lama dalam saat teduh dan cendrung aplikasinya praktis. Kurang peka untuk menangkap kedalaman dari Firman Tuhan dan mengaplikasikan dengan pergumulan hidunya karena cendrung praktis. Peluang paling besar mengalami rutinitas. Sekalipun membosankan ia tetap setia

  • Temperamen mempengaruhi sikap dalam mempelajari dan taat pada Firman Tuhan: Sanguin: tidak disiplin dan kurang taat, punya semangat yang berapi-api padda awalnya.

    Kurang tekun mendalami, karena minatnya pada banyak hal dan sulit berkonsentrasi. Tidak mau berkorban//memberi diri (egois)

    Kolerik: taat dan mau berjuang pantang menyerah pada apa yang diyakini Melankolik: tekun, dan dalam menangkap prinsip kebenaran, harusnya bisa mmemiliki

    aplikasi yang tajam/tepat. Mudah menyerah dan takut, sehingga butuh rasa aman, konfirmasi/diteguhkan.

    Phlegmatik: kurang motivasi berjuang dan tidak maau susah. Selalu memilih yang mudah dan praktis. Akan setia kalau mengerti hal itu dia butuhkan.

    Temperamen mempengaruhi disiplin dan cara mengekspresikan kasih

    Disiplin: kolerik dan melankolik. Mengekspresikan kasih: Sanguin dan Melankolik. Phlegmatik baik hati, mudah menerima dan mengerti (tidak menuntut)

    Temperamen mempengaruhi sikap thdp bimbingan dan teguran/masukan orang lain.

    Sanguin: egois tidak mmau kesalahannya dilihat. Kolerik : keras kepala dan yakin pada dirinya sendiri. Plegmatik : akan menerima teguran orang yang dia menaruh respek/percaya, tampaknya

    terbuka dan sikapnya baik karena ingin menyenangkan, tapi tidak mau mengerjakan (keras kepala terselubung/cuek).

    Melankolik: butuh rasa aman, melihat sebagai penolakan sehingga sakit hati dan terluka. Karena selalu mengoreksi diri dia mudah untuk meliihat dan mengakui kesalahannya. Bahaya kadang menyalahkan diri (subjektif) dan mengiyakan apa yang dinilai orang lain/sangat berpengaruh sekali. Harus hati-hati menegur karena sangat mempengaruhi, apalagi pada bidang-bidang yang sensitif, bisa membuat putus asa, rasa bersalah dan merasa gagal.

    Temperamen mempengaruhi hubungannya dgn saudara seiman dalam persekutuan.

    Sanguin paling mudah bergaul dan menarik karena karismanya, Kolerik mudah kalau ia melihat itu penting karena terbuka mengekspresikan kemauannya, plegmatik disukai karena membuat orang lain merasa aman, Melankolik paling sulit mengekspresikan hatinya karena takut terluka dan mudah merasa tertolak.

    Kesimpulan : pengaruh temperamen di sini dapat positif dan negatif. Kelemahan temperamen dapat diatasi dengan pertumbuhan rohani seseorang, sementara kekuatan temperamennya akan terus ada dan makin diperkuat. Sumber: 1. Buku Temperamen dan Karunia Rohani, karangan Tim Lahaye 2. Buku Temperamen Yang Diubahkan, karangan Tim Lahaye

  • RINGKASAN BUKU TEMPERAMEN YANG DIUBAHKAN : Terminologi

    Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita. Pembawaan ini diwariskan melalui gen. Secara sadar atau pun sering kali tidak sadar, temperamen memengaruhi seluruh aspek tindakan kita. Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui pembentukan lingkungan disebut sebagai karakter. Sedangkan kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan orang lain. Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita tampilkan berbeda dengan karakter kita yang sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri.

    Dengan mengerti secara sekilas perbedaan antara temperamen, karakter, dan kepribadian, kita mendapati bahwa temperamen adalah "bahan dasar" yang membentuk karakter dan pada akhirnya kepribadian kita. Teori Empat Temperamen

    Teori yang sekarang mungkin paling terkenal berkenaan dengan temperamen adalah teori empat temperamen. Teori empat temperamen pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates (460 -- 370 SM). Hipokrates mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia terbagi atas empat golongan temperamen : Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Flegmatis. Temperamen yang dimiliki oleh seseorang, menurut Hipokrates bergantung pada "cairan" yang ada di dalam tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu kuning, dan flegma.

    Dalam perkembangannya, pemikiran Hipokrates pertama kali dimunculkan di Eropa oleh seorang filsuf tenar bernama Immanuel Kant pada tahun 1798. Setelah Immanuel Kant, teori empat kepribadian digemakan oleh Dr. W. Wundt, yang mengadakan penelitian saksama tentang hal ini pada tahun 1879. Teori yang sama diadopsi oleh seorang teolog besar Inggris, yaitu Alexander Whyte, untuk menganalisa tokoh-tokoh yang ada di dalam Alkitab. Pemikiran Hipokrates ini kembali dimunculkan pada abad ke-20 oleh tokoh-tokoh seperti Tim Lahaye dan Florence Littauer, dan mengalami "booming", yang mungkin sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Hipokrates. Mengenal Empat Temperamen

    Berikut ini akan dipaparkan karakteristik -- positif maupun negatif -- dari masing-masing temperamen. Daftar ini disusun berdasarkan analisa La Haye dan Littauer.

    Beberapa karakteristik positif dari temperamen sanguin adalah: ramah, optimis, impulsif, bersahabat, menyenangkan, mudah terharu, rasa humor yang baik, periang, tulus, ekspresif, penuh rasa ingin tahu, dan baik di panggung. Sementara karakteristik negatifnya adalah: egois, sulit berkonsentrasi, resah, tidak disiplin, mudah patah semangat, emosional, polos, dan labil.

    Karakteristik positif dari temperamen koleris adalah: berbakat pemimpin, dinamis, berkemauan kuat, memancarkan keyakinan, visioner, tegas, disiplin. Sisi negatifnya adalah: cepat "panas", dingin (tidak sensitif), sarkastis, tidak simpatik.

    Karakteristik positif dari temperamen melankolis adalah: analitis, tekun, artistik, sensitif, idealis, dan teratur. Sedangkan sisi negatifnya adalah: perfeksionis, pesimistis, berprasangka, menyimpan kebencian, dan labil.

    Karakteristik positif dari temperamen flegmatis adalah: rendah hati, mudah bergaul, tenang, konsisten, cinta damai, dan efisien. Sementara, karakteristik negatifnya adalah: lamban, pesimistis, keras kepala, kurang motivasi, dan cenderung kurang ekspresif.

    Empat jenis temperamen tersebut adalah temperamen dasar yang memengaruhi seseorang. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun yang hanya memunyai satu jenis temperamen. Setidaknya, setiap orang adalah perpaduan yang unik antara dua atau bahkan mungkin tiga jenis temperamen. La Haye mendaftarkan setidaknya ada dua belas perpaduan temperamen, yaitu : San-Kol, San-Mel, San-Fleg, Kol-San, Kol-Mel, Kol-Fleg, Mel-San, Mel-Kol, Mel-Fleg, Fleg-San, Fleg-Kol, dan Fleg-Mel.

  • Perpaduan antara beberapa jenis temperamen ini tentunya memunyai implikasi yang nyata pada daftar kekuatan atau pun kelemahan seseorang. Satu hal yang mendasar yang menjadi jelas bagi kita adalah bahwa tiap-tiap manusia adalah pribadi yang unik dan tidak ada duanya. Diubahkan Oleh Kuasa Tuhan

    Apabila kita menggunakan teori empat temperamen untuk menganalisa tokoh-tokoh dalam Alkitab, maka kita mendapati satu kenyataan yang menarik.

    Kita akan mendapati Petrus si Sanguin, Paulus si Koleris, Musa si Melankolis, dan Abraham si Flegmatis adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki.

    Bagaimana Tuhan bisa memakai mereka menjadi alat untuk kemuliaan-Nya? Tuhan tidak mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan mereka "orang lain". Yang Tuhan lakukan adalah mentransformasi temperamen tersebut.

    Transformasi temperamen diberikan Tuhan dengan kepenuhan kehadiran Roh-Nya yang kudus. Petrus adalah tetap seorang sanguin, tetapi seorang sanguin yang dipenuhi oleh Roh Allah. Demikian juga dengan Paulus, Musa, dan Abraham.

    Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen masing-masing oleh karena kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya. Sebagai contohnya, mari kita perhatikan apa yang terjadi dengan Petrus.

    Karakteristik Petrus yang sanguin terlihat ketika ia untuk pertama kalinya mendengar panggilan Mesias (Mat. 4:20). Secara spontan, Ia segera berjalan mengikut Yesus. Kecekatannya dalam bertindak juga terlihat ketika ia melihat Yesus berjalan di atas air. Ia berkata, "Suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air" (Mat. 14:28-29). Sifat spontan dari Petrus juga terlihat ketika ia melihat Yesus mengalami transfigurasi. Petrus segera mengusulkan untuk membangun tempat kediaman bagi Elia, Musa, dan Kristus (Mat. 17:1-13). Demikian juga, ketika prajurit-prajurit Romawi menangkap Yesus, Petrus segera menghunuskan pedangnya (Yoh. 18:10).

    Salah satu karakteristik sanguin yang jelas terlihat dalam pribadi Petrus adalah kelugasannya dalam berbicara. Ketika para murid bergumul tentang siapakah Yesus, Petrus segera berbicara dengan lugas tentang siapakah Yesus dan Yesus memuji kelugasan Petrus ini (Mat. 16:13-20). Petrus, si sanguin ini adalah "orang panggung" yang selalu tampil dengan spontanitas dan kelugasannya dalam berbicara dan mengambil tindakan.

    Sisi negatif dari karakteristik sanguin yang terlihat dalam kehidupan Petrus adalah sifat mudah berubahnya. Penyangkalannya terhadap Yesus hingga tiga kali menunjukkan betapa mudah berubahnya Petrus (Mat. 26:69-70).

    Padahal sebelumnya dengan arogan ia menyatakan bahwa meskipun semua murid meninggalkan Yesus, ia akan tetap tinggal (Mat. 26:31). Arogansi Petrus ini muncul dari kecenderungannya yang bergerak ke arah kepentingan diri sendiri atau egoistis (Mat. 19:27).

    Tetapi, Petrus pasca turunnya Roh Kudus adalah Petrus yang diubahkan. Dari hati dan bibir yang labil, telah diubahkan Allah untuk menjadi pengkhotbah besar dengan

    hasil yang besar pula (Kis. 4:4). Emosi Petrus pun juga mengalami suatu pengubahan yang luar biasa -- dari pribadi yang meledak-ledak menjadi seorang yang tenang dan mampu bersikap bijaksana.

    Perhatikan reaksinya ketika ia ditantang oleh para imam untuk tidak memberitakan Yesus Kristus, Petrus dengan sangat tenang dan bijaksana mengatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia ..." (Kis. 5:29). Demikian juga akhir kehidupan Petrus. Petrus bukan lagi seorang yang labil, tetapi dengan mantap ia menghadapi kematiannya di Roma. Bagaimana Pengubahan Itu Terjadi?

    Paulus menyatakan dalam 2 Kor. 5:17, "Jadi siapa dalam Kristus adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Apa yang hendak dikatakan Paulus adalah hadirnya suatu natur baru di dalam diri setiap orang Kristen. Natur illahi dihadirkan Allah di dalam diri setiap orang Kristen. Natur ilahi ini tidak akan melenyapkan temperamen yang ada, tetapi akan

  • memperlengkapi dan mentransformasinya. Bukti kehadiran dari natur ini dijelaskan oleh Paulus dalam Gal. 5:22-23.

    Paulus menyatakannya, "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran (tahan menderita, KJV), kemurahan (kelembutan, KJV), kebaikan, kesetiaan (iman, KJV), kelemahlembutan (tidak melawan, KJV), dan penguasaan diri." Seorang sanguin telah dilahirkan dengan rasa kasih, sukacita, dan kebaikan; sehingga Roh Kudus hanya akan memurnikan karakter ini seturut dengan kehendak-Nya. Roh Kudus perlu "memasok" damai sejahtera untuk orang sanguin yang mudah gelisah.

    Demikian juga tahan menderita ganti mudah menyerah, kelembutan ganti sikap "grusa-grusu", sikap tidak melawan ganti egoistis, iman ganti rasa takut/kurang aman, dan yang terutama adalah penguasaan diri ganti kurang displin.

    Orang koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan menderita, dan ketekunan, membutuhkan pemurnian oleh kuasa Allah dalam hal-hal tersebut.

    Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Kudus adalah rasa kasih dan belas kasihan yang akan memungkinkannya lebih sensitif terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan damai sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis, sikap tidak melawan ganti kecenderungan untuk memberontak, dan iman ganti kepercayaan terhadap diri sendiri.

    Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri, dan tahan menderita. Tinggal bagaimana Roh Allah memaksimalkan karakter bawaan ini. Kebutuhan utama seorang melankolis adalah kasih terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap perfeksionisnya. Sukacita ganti kecenderungannya yang muram, damai sejahtera ganti kecenderungan sikap mengkritik atau pun menghakimi, serta iman ganti kekhawatiran yang terus menguasainya.

    Seorang flegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan hanya memerlukan pemenuhan Roh Allah di dalam kehidupannya sehingga karakter tersebut betul-betul menjadi berkat bagi orang lain.

    Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan belas kasihan terhadap yang lain. Demikian juga daya tahan ganti kecenderungan cepat menyerah. Iman ganti segala kekhawatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti kecenderungan untuk aman.

    Dalam pemenuhan yang terus-menerus oleh Roh Kudus, maka keempat temperamen ini akan menjadi temperamen yang diubahkan (ditransformasikan) oleh Allah. Pemenuhan ini tentunya menuntut kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin Roh." (Gal. 5:25) Kesimpulan : Temperamen yang diubahkan menjadi temperamen Kristus adalah : 1. Kita diciptakan sesuai dengan dengan gambar dan rupa Allah ( Kej 1:26 ) 2. Manusia dibentuk oleh Allah ( Maz 139 : 13-16 ) 3. Manusia mengalami perubahan pikiran seperti pikiran Kristus ( Fil 2:5 , Ef 4 : 21-23, 1 Kor 2 :16 ) 4. Temperamen berangsur-angsur terbentuk oleh Roh Kudus ( 1 Kor 2:16 ) 5. Temperamen yang diubahkan hidup dalam buah roh ( Ef 4: 24-32 , 5 : 15-21 )

  • Apa Temperamen Saya? Bacalah sifat-sifat berikut dan tandailah setiap sifat dengan melingkari angka 10 untuk sifat-sifat yang paling jelas tampak dalam diri Anda, dan angka 1 untuk sifat-sifat yang paling kurang tampak dalam diri Anda. Kemudian jumlahkan. Sanguinis Kholeris Periang, ramah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mantap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mudah patuh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 19 Berdiri sendiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tulus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Produktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sikap positip 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tegas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hangat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Praktis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Cerewet 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Orientasi ke tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bersemangat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Optimis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jarang cemas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rela ambil resiko 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berbelas kasihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Percaya diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dermawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rela memimpin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak disiplin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tak mudah bersimpati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mudah terpengaruh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kurang pertimbangkan Gelisah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 perasaan orang lain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak teratur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memaksakan peraturan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tak bertanggungjawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kejam, sarkastis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Terus terang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak suka memuji 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengajukan diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suka menguasai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suka membesar-besarkan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suka menang sendiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penakut, merasa kurang Mencukupkan diri sendiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    aman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bangga diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak produktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Licik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai ______/ 200 = ______% Nilai ______/ 200 = _______% ____________________________________ ______________________________________

    Melankolis Phlegmatis Berbakat alam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tenang, pendiam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suka menganalisa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mudah bergaul 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perfeksionis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mudah disukai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bertindak sesuai Diplomatis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dorongan hati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Efisien, teratur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Setia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dapat dipercaya, stabil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mementingkan Kuno 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 keindahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Praktis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Idealis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Segan memimpin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suka melucu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suka berkorban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak punya motivasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berdisiplin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak bergairah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pemurung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Menghindari konflik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berpikir negatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengamat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengeritik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Egois 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Menentang perubahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kikir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Terlalu sadar diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keras kepala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sukar diduga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berhati-hati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pendendam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sukar mengambil Kurang percaya diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 keputusan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak ramah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Takut mengambil Teoritis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 resiko 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai ______/ 200 = ______% Nilai ______/ 200 = _____%

  • Temperament Test The Four Temperaments

    David Keirsey's temperament theory extends the scheme laid down by Hippocrates, Galen, and Kretschmer. The 16 temperament and personality types described in PTypes are classified in groups of four under Ernst Kretschmer's hyperesthetic, anesthetic, depressive, and hypomanic temperaments.

    According to the Encyclopdia Britannica, in psychology, temperament is the aspect of personality concerned with emotional dispositions and reactions and their speed and intensity; the term often is used to refer to the prevailing mood or mood pattern of a person. The notion of temperament in this sense originated with Galen who developed it from an earlier physiological theory of four basic body fluids (humours): blood, phlegm, black bile, and yellow bile. According to their relative predominance in the individual, they were supposed to produce, respectively, temperaments designated sanguine (warm, pleasant), phlegmatic (slow-moving, apathetic), melancholic (depressed, sad), and choleric (quick to react, hot tempered). A current scientific understanding of temperament.

    Included here is a Correlation of the Four Temperaments adapted from Keirsey's listing of authors whom he says have variously described the temperaments, a comparison of various four dimension personality instruments, a representation of the PTypes Typology of Temperament, and an excerpt from Kretschmer's Physique and Character, "The Theory of Temperaments"

    Correlation of the Four Temperaments

    Schizothymic Cyclothymic

    Plato -340 Aristotle -325 Galen 200 Adickes 1907 Sprnger 1914 Kretschmer 1921 Fromm 1947 Keirsey 1978 Keirsey 1987 PTypes 2001 PTypes 2004

    Philosopher Ethical Melancholic Dogmatic Religious Hyperesthetic Hoarding Apollonian Idealists Idealist Hyperesthetic

    Scientist Dialectical Choleric Agnostic Theoretical Anesthetic Marketing Promethean Rationals Rationalist Anesthetic

    Guardian Proprietary Phlegmatic Traditional Economic Depressive Receptive Epimethean Guardians Traditionalist Depressive

    Artisan Hedonic Sanguine Innovative Esthetic Hypomanic Exploiting Dionysian Artisans Hedonist Hypomanic

    Adapted and modified from table in David Keirsey. (1995). Portraits of Temperament. 3rd. ed. Del Mar, CA: Prometheus Nemesis. pp. 6,12; and David Keirsey and Marilyn Bates. (1978). Please Understand Me: Character and Temperament Types. Del Mar, CA: Prometheus Nemesis, pp. 3-4, 29-30. and David Keirsey. (1998) Please Understand Me II . Del Mar, CA: Prometheus Nemesis, pg. 26.

  • Four Dimension Personality Instruments It was Jung's opinion that people instinctively understand the personality in terms of a set of four

    elements (his four types being one example of such a set, and the four humours of the Greeks being another). These groups of four (technically called tetralogies) underlie a very large number of personality assessment techniques.

    A Comparison of Four Dimension Personality Instruments*

    D I S C William Moulton Marston

    Dominance Influence Steadiness Compliance

    DISC Personality System - Dominant Influencing Steady Compliant

    Merrill-Reid Personal Styles Driver Expressive Amiable Analytical

    LaHaye/Littauer, Hippocrates

    Powerful Choleric

    Popular Sanguine

    Peaceful Phlegmatic

    Perfect Melancholic

    Smalley/Trent Animals Lion Otter

    Golden Retriever Beaver

    The Color Code, Hartman Red Yellow White Blue

    True Colors Green Orange Gold Blue

    David W. Keirsey Rationals NT Artisans

    SP Guardians

    SJ Idealists

    NF

    * Adapted from http://www.cfcministry.org/personalityid/adltres.htm, Crown Financial Ministries.

    Basic Desires

    Temperament Basic Desire* Trait Description

    Idealist Rationalist Traditionalist Hedonist

    perfection power peace popularity

    perfectionism sadism masochism narcissism

    hypersensitive detachment insensitive detachment depressive attachment manic attachment

    * Adapted from: Littauer, Florence. (1995). Put power in your personality! : match your potential with America's leaders. Grand Rapids, Mich. : F.H. Revell.