Top Banner
MAKALAH “PENGGUNAAN EYD PADA PENULISAN HURUF DAN KATA, TANDA BACA, PARTIKEL DAN SINGKATAN” DI SUSUN OLEH: SITI JUWARIAH NIP: 19770901 2005012003
38

Kumpulan Makalah New!

Jan 02, 2016

Download

Documents

Dedi Wahyudin

makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kumpulan Makalah New!

MAKALAH

“PENGGUNAAN EYD PADA PENULISAN HURUF DAN KATA, TANDA BACA,

PARTIKEL DAN SINGKATAN”

DI SUSUN OLEH:

SITI JUWARIAH

NIP: 19770901 2005012003

Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Serang

Jln Bhayangkara No. 84 Telp. (0254) 203953 SERANG 42118

2013

Page 2: Kumpulan Makalah New!

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt. Dengan rahmat dan hidayahnya, penulis dapat

menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul “Penggunaan EYD pada Penulisan

huruf dan kata, tanda baca ,partikel dan singkatan” sebagaimana mestinya.

Makalah ini disusun dan disajikan sebaik mungkin agar lebih mudah difahami. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik, saran, serta masukan dari para pembaca semua yang sifatnya

melengkapi demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi pembaca pada

khususnya dan umumnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Wassalammu’alaikum wr. Wb

Serang, 10 Juli 2013

Penulis

i

Page 3: Kumpulan Makalah New!

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul : “PENGGUNAAN EYD PADA PENULISAN HURUF

DAN KATA, TANDA BACA, PARTIKEL DAN SINGKATAN”

Penulis,

SITI JUWARIAH,S.Pd

NIP. 19770901 200501 2 003

Telah diterima dan disahkan oleh :

Kepala MTsN Serang Kota Serang

Drs. H. Ahmad Rifa’i, M. PdNIP. 19650308 199303 1 002

Waka Kurikulum MTsN Serang Kota Serang

Ewo Caswa, S. PdNIP. 19780505 200501 1 005

ii

Page 4: Kumpulan Makalah New!

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................................... ii

BAB I.      Pendahuluan

1.1.   Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2.   Rumusan Masalah..................................................................................................... 1

BAB II.     Landasan Teori dan Kajian Pustaka................................................................. 2

BAB III.   Pembahasan

3.1.   Penggunaan EYD pada Penulisan Huruf dan Kata................................................... 3

3.2. Penggunaan EYD pada Partikel, Singkatan, Akronim dan Angka ........................... 6

3.3. Penggunaan EYD pada Penulisan Lambang Bilangan................................................ 8

3.4. Penggunaan EYD pada Penggunaan Tanda Baca ....................................................... 9

BAB IV. Kesimpulan ..................................................................................................... 17

Daftar pustaka

 

ii

Page 5: Kumpulan Makalah New!

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

                   Makalah  yang  berjudul  Bahaya  Narkoba  Bagi  Remaja   ini   saya   tujukan kepada  para   remaja,  

Pelajar   ataupun   pada   khalayak   ramai   yang membaca  makalah   ini   agar   bisa  mengerti   tentang 

bagaimana bahaya narkoba yang bisa membuat kita lalai dalam hal apapun. Dengan harapan yang 

maka semoga makalah yang sedemikian singkat ini bisa membantu dan menambah wawasan anda 

tentang pengertian dan bahaya narkoba itu sendiri

                  TujuanPenyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa 

ini   kian   meningkat.   Maraknya   penyimpangan   perilaku   generasi muda   tersebut,   dapat 

membahayakan   keberlangsungan   hidup   bangsa   ini   di kemudian   hari.   Karena   pemuda   sebagai 

generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat 

adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi 

harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran 

narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.

1.2. Tujuan Penulisan

          Makalah ini bertujauan untuk

1.   Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba bagi dirinya.

2.   Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti tentang jenis-jenis narkoba.

1.3. Ruang Lingkup

               Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah mencakup bahaya narkoba bagi kehidupan remaja

1.4. Sumber Data

                  1.4.1.   Referensi pengertian dan jenis narkoba

                    1.4.2.   Referensi dampak narkoba bagi penggunanya

ii

Page 6: Kumpulan Makalah New!

                    1.4.3.   Referensi bahaya narkoba bagi kehidupan remaja

        1.5. Metode

                     Metode yang penulis gunakan untuk penulisan makalah ini adalah metode tinjauan pustaka. 

penulis mempergunakan metode ini karena  keterbatasan tempat dan waktu untuk meneliti bahaya 

narkoba bagi kehidupan remaja. Jadi dengan pertimbangan tersebut penulis memilih metode yang 

tepat yaitu metode tinjauan pustaka.

BAB IIPEMBAHASAN DAN ISI

2.1. Pengertian dan macam-macam narkoba

                        Menurut WHO (1982), semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh 

yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, 

air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal

         Disini akan kami jelaskan tentang jenis-jenis narkoba, yaitu diantaranya adalah :

1. Narkotika   adalah   Zat   /   obat   yang   berasal   dari   tanaman   atau   sintetis

maupun   semi   sintetis   yang   dapat   menurunkan   kesadaran,   hilangnya   rasa   ,

mengurangi   sampai   menghilangkan   rasa   nyeri   dan   dapat   menimbulkan

ketergantungan

2.   Psikotropika   Zat/obat   alamiah   atau   sintetis   bukan   narkotika   yang

berkhasiat   psikoaktif   melalui   pengaruh   selektif   pada   susunan   syaraf   pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku

3. Zat   adiktif   adalah   Bahan   lain   bukan   narkotika   atau   psikotropika   yang

pengunaannya   dapat   menimbulkan   ketergantungan   baik   psikologis   atau

fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein                         

2.2. Bahaya Narkoba Bagi Remaja atau Pelajar

                        Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini 

kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan 

keberlangsungan   hidup   bangsa   ini   di   kemudian hari.   Karena   pemuda   sebagai   generasi   yang 

diharapkan   menjadi   penerus   bangsa, semakin   hari   semakin   rapuh   digerogoti   zat-zat   adiktif 

penghancur   syaraf. Sehingga   pemuda   tersebut   tidak   dapat   berpikir   jernih.   Akibatnya, 

generasi harapan   bangsa   yang   tangguh   dan   cerdas   hanya   akan   tinggal   kenangan.Sasaran dari 

1

Page 7: Kumpulan Makalah New!

penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba 

ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa 

bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

                        Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.

          Sementara  nafza  merupakan singkatan  dari  narkotika,  alkohol,  dan zat  adiktif lainnya   (obat-obat 

terlarang,  berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai  ketergantungan  terhadap obat-

obat tersebut).  Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk  istilah yang sama, meskipun istilah 

nafza lebih luas lingkupnya.

                          Narkotika   berasal   dari   tiga   jenis   tanaman,   yaitu   (1)   candu,   (2)   ganja,   dan   (3) 

koka. Ketergantungan   obat   dapat   diartikan   sebagai   keadaan   yang  mendorong   seseorang untuk 

mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.

                                      Apabila   tidak   melakukannya   dia   merasa   ketagihan   (sakau)   yang 

mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 

34).

                                    Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu 

narkoba  itu  pada umumnya berusia  antara 11 sampai  24 tahun.  Artinya usia  tersebut   ialah usia 

produktif atau usia pelajar.

          Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan 

rokok.

                                      Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan 

pelajar  saat   ini.  Dari  kebiasaan  inilah,  pergaulan terus meningkat, apalagi  ketika pelajar  tersebut 

bergabung   ke   dalam   lingkungan   orang-orang   yang sudah  menjadi   pencandu   narkoba.   Awalnya 

mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Bahaya bagi pelajar

                                    Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu 

narkoba  itu  pada umumnya berusia  antara 11 sampai  24 tahun.  Artinya usia  tersebut   ialah usia 

produktif atau usia pelajar.

            Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan 

rokok.

                                      Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan 

pelajar  saat   ini.  Dari  kebiasaan  inilah,  pergaulan terus meningkat, apalagi  ketika pelajar  tersebut 

bergabung   ke   dalam   lingkungan   orang-orang   yang sudah  menjadi   pencandu   narkoba.   Awalnya 

mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

2

Page 8: Kumpulan Makalah New!

                        Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai 

berikut:

•     Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,

•     Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,

•     Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,

•     Sering menguap, mengantuk, dan malas,

•     Tidak memedulikan kesehatan diri,

•     Suka mencuri untuk membeli narkoba

2.3. Upaya Pencegahan Menggunakan Narkoba

                         Upaya  pencegahan   terhadap  penyebaran  narkoba  di   kalangan  pelajar,   sudah seyogianya 

menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan 

masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai  ancaman narkoba terhadap anak-anak 

kita.

          Adapun upaya-upaya  yang   lebih  kongkret  yang  dapat  kita   lakukan adalah melakukan  kerja  sama 

dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin 

mengadakan razia mendadak secara rutin.

                        Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan 

kasih   sayang. Pihak   sekolah  harus  melakukan  pengawasan  yang  ketat   terhadap  gerak-gerik anak 

didiknya,   karena   biasanya   penyebaran   (transaksi)   narkoba   sering   terjadi   di sekitar   lingkungan 

sekolah.

           Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada 

siswa.

                         Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah 

kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti 

ini pun, akhirnya mereka jalani.

                        Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus 

sigap   dan  waspada,   akan   bahaya   narkoba   yang   sewaktu-waktu   dapat menjerat   anak-anak   kita 

sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya 

narkoba tersebut,  sehinggaharapan kita  untuk menelurkan generasi  yang cerdas dan tangguh di 

masa yang akan ating dapat terealisasikan dengan baik

3

Page 9: Kumpulan Makalah New!

BAB IIIPENUTUP

3.1. Simpulan

         Dari makalah di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa :

1)      Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa 

merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk

2)      Narkoba   adalah   sumber   dari   tindakan   kriminalitas   yang   bisa   merusak   norma   dan 

ketentraman umum.

3)      Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun 

psikologis

3.2. Saran

                   Mempunyai tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat adalah merupakan berkah dan rahmat Allah 

yang sangat besar. Kesehatan tubuh dan jiwa sangat mahal harganya. Oleh karena itu kita wajib 

mensyukuri,  menjaga danmempertahankannya. Kita harus pintar mengkondisikan agar senantiasa 

tubuh dan jiwa dalam kondisi yang selalu sehat.

                   Narkoba awal mulanya adalah untuk pengobatan namun karena disalah gunakan maka obat 

menjadi   racun.  Obat  bila  ditangan ahlinya,   racun bila  tidak  tahu cara  menggunakannya.  Karena 

narkoba bisa menimbulkan ketergantungan yang luar biasa pada para penggunanya, maka sebaiknya 

tidak mengkonsumsi atau menggunakannya diluar pengawasan dokter.

                   Sehatkan jiwa kita dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tekun beribadah dan bergaul 

dengan orang-orang yang baik, berilmu dan sholeh.

4

Page 10: Kumpulan Makalah New!

DAFTAR PUSTAKA

1.http://web.netura.net.id/

2.http://wikipedia.com

3.http://pikiran-rakyat.com/

4.http://www.acronymfinder.com/Narkotika-Dan-Obat-Terlarang-%28Narcotics%2c-Psychotropic-

and-Addictive-Substances%29-%28NARKOBA%29.html

5.http://openlibrary.org/books/OL3739666M/Pelatihan_pencegahan_perilaku_penyalahgunaan_nar 

koba_bagi_pra_remaja_dan_remaja

6.http://sugeng-bahayanarkoba.blogspot.com

7.http://anekatrik.com/2012/11/makalah-dampak-positip-dan-negatip.html

8. http://www.anekatrik.com/2012/11/contoh-makalah-bahaya-narkoba-bagi.html

5

Page 11: Kumpulan Makalah New!

Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................................................i

Lembar Pengesahan....................................................................................................ii

Daftar Isi ......................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang .......................................................................................................1

B.   Rumusan Masalah ..................................................................................................2

C.   Tujuan ....................................................................................................................3

BAB II: PEMBAHASAN

A.   Pengertian HIV/AIDS...............................................................................................4

B.   Etiologi ...................................................................................................................5

C.   Patofisiologi ...........................................................................................................6

D.   Manifestasi Klinis ...................................................................................................9

E.    Komplikasi .............................................................................................................10

F.    Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................11

G.   Tata Laksana HIV....................................................................................................13

BAB 3: PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................15

B. Saran.....................................................................................................................15

Page 12: Kumpulan Makalah New!

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................16

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di Amerika 

Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan 

gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari 

hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting di 

beberapa negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka 

moralitas yang peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi 

klinik AIDS. Pada tahun 1985 Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di 

seluruh dunia mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di 

Amerika Serikat, 400 kasus di Francis dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika. 

Pada pertengahan tahun 1988, sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya 

sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilaporkan pada Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih 

dari setengahnya meninggal. Kasus-kasus AIDS baru terus-menerus di monitor untuk ditetapkan 

secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-baru ini dari United States Public Health Service 

menyatakan, bahwa pada akhir tahun 1991, banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika 

Serikat doperkirakan akan meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian. Juga 

telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000 kematian yang 

berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai perbandingan dapat 

dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa perang di Vietnam berjumlah 47.000 korban.

Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 

2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan 

AIDS 6.987 orang. Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan 

iii

Page 13: Kumpulan Makalah New!

tekanan psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling 

penderita.

Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan 

stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan 

mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian. Menurut Ross (1997), jika 

stress mencapai tahap kelelahan (exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi 

system imun yang memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi 

respon imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); 

Thl (CD4); IFN ; IL-2; Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak 

terhadap penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun.

Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama. Namun 

berdasarkan fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan adanya perbedaan respon 

imunitas (CD4). Hal tersebut menunjukkan terdapat factor lain yang berpengaruh, dan factor yang 

diduga sangat berpengaruh adalah stress.

Stress yang dialami pasien HIV menurut konsep psikoneuroimunologis, stimulusnya akan 

melalui sel astrosit pada cortical dan amigdala pada system limbic berefek pada hipotalamus, 

sedangkan hipofisis akan menghasilkan CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF memacu 

pengeluaran ACTH (Adrenal corticotropic hormone) untuk memengaruhi kelenjar korteks adrenal 

agar menghasilkan kortisol. Kortisol ini bersifat immunosuppressive terutama pada sel zona 

fasikulata. Apabila stress yang dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan 

menghasilkan kortisol dalam jumlah besar sehingga dapat menekan system imun (Apasou dan 

Sitkorsky,1999), yamg meliputi aktivitas APC (makrofag); Th-1 (CD4); sel plasma; IFN ; IL-2;IgM-IgG, 

dan Antibodi-HIV (Ader,2001).

Perawat merupakan factor yang berperan penting dalam pengelolaan stress, khususnya dalam 

memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi 

dengan sakitnya. Selain itu perawat juga berperan dalam pemberian dukungan social berupa 

dukungan emosional, informasi, dan material (Batuman, 1990; Bear, 1996; Folkman Dan Lazarus, 

1988).

Salah satu metode yang digunakan dalam penerapan teknologi ini adalah model asuhan 

keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah strategi koping dan dukungan social yang 

bertujuan untuk mempercepat respon adaptif pada pasien terinfeksi HIV, meliputi modulasi respon 

imun (Ader, 1991 ; Setyawan, 1996; Putra, 1990), respon psikologis, dan respon social (Steward, 

1997). Dengan demikian, penelitian bidang imunologi memilki empat variable yakni, fisik, kimia, 

psikis, dan social, dapat membuka nuansa baru untuk bidang ilmu keperawatan dalam 

1

Page 14: Kumpulan Makalah New!

mengembangkan model pendekatan asuhan keperawatan yang berdasarkan pada paradigm 

psikoneuroimunologi terhadap pasien HIV (Nursalam, 2005).

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah  pengertian dari HIV/AIDS ?

2.      Bagaimana patofisiologi virus HIV ?

3.      Bagaimana manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam penanganan penularan virus 

HIV/AIDS?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian HIV/AIDS serta memahami bahayanya.

2.      Mengetahui dan memahami patofisiologi virus HIV.

3.      Mengetahui dan mendeskripsikan manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam 

menangani penularan virus HIV/AIDS.

2

Page 15: Kumpulan Makalah New!

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian HIV/AIDS

AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang 

menyerang tubuh manusia seesudah system kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan 

kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena bebrbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan 

virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering kali menderita 

keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak. Virus HIV adalah 

retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan 

RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selam periode inkubasi yang 

panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang panjang 

(klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan 

beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan 

menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut 

menghancurkan CD4+ dan limfosit.

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi 

pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV 

mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut 

yaitugag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah 

kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. 

Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen 

structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi 

virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

Siklus Hidup HIV

Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV 

secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar 

virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada 

membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan 

membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah 

papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

Masuk dan mengikat

4

Page 16: Kumpulan Makalah New!

Reverse transkripstase

Replikasi

Budding

Maturasi

Tipe HIV

Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat 

karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah 

geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi

Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan 

distribusi geografisnya:

Sub tipe A: Afrika tengah

Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand

Sub tipe C : Brasil,india,afrika selatan

Sub tipe D : Afrika tengah

Sub tipe E :Thailand,afrika tengah

Sub tipe F : Brasil,Rumania,Zaire

Sub tipe G : Zaire,gabon,Thailand

Sub tipe H : Zaire,gabon

Sub tipe O : Kamerun,gabon

Sub tipe C, sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh   

dunia

B. Etiologi

HIV ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau human T-

cell leukemia virus 111  (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) 

LAV di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan 

oleh Gallo di amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di temukan 

di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70% dalam darahnya mengandung 

virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut ialah HIV.

Hiv TERDIRI ATAS hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA 

dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.

5

Page 17: Kumpulan Makalah New!

Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah 

putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat 

mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara progresif dan menimbulkan 

imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, 

virus dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus tersebut akan 

berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi 

terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang 

agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita 

tetap akan merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan 

virusnya pada orang lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya 

sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang 

perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.

C. Patofisiologi Virus HIV/AIDS

1. Mekanisme system imun yang normal

Sistem imun melindungi tubuh dengan cara  mengenali bakteri atau virus yang masuk ke dalam 

tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus 

HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan 

jaringan limfoid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa, tonsil, adenoid, 

appendix, darah, dan limfa.

Sel B

Fungsi utama sel B adalah sebagai imunitas antobodi humoral. Masing-masing sel B mampu 

mengenali antigen spesifik dan mempunyai kemampuan untuk mensekresi antibodi  spesifik. 

Antibody bekerja dengan cara membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk 

difagositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan 

membungkus antigen dan memicu system komplemen (yang berhubungan dengan respon 

inflamasi).

Limfosit T

Limfosit T atau sel T mempunyai 2 fungsi utama yaitu :

a.       Regulasi sitem imun

b.      Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.

Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4+, CD8+, dan CD3+, yang 

membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer sel 

6

Page 18: Kumpulan Makalah New!

dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel CD8+membunuh sel yang terinfeksi oleh virus 

atau bakteri seperti sel kanker.

Fagosit

Komplemen

2. Penjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus HIV

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi 

pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV 

mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut 

yaitugag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah 

kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. 

Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen 

structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi 

virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

Siklus Hidup  HIV

Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV 

secara terus-menerus menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar 

virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada 

membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan 

membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah 

papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

Masuk dan mengikat

Reverse transkripstase

Replikasi

Budding

Maturasi

3. Tipe dan sub-tipe dari virus HIV.

Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 yang HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena 

reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis 

yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggiIndividu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. 

Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:

Sub tipe A: Afrika tengah

Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand

Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan

7

Page 19: Kumpulan Makalah New!

Sub tipe D: Afrika tengah

Sub tipe E:Thailand,afrika tengah

Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire

Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand

Sub tipe H: Zaire,gabon

Sub tipe O: Kamerun,gabon

Sub tipe C, sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh 

dunia.

4. Efek dari virus HIV terhadap system imun

·         Infeksi Primer atau Sindrom Retroviral Akut (Kategori Klinis A)

Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu di mana HIV pertama kali masuk ke dalam 

tubuh. Pada waktu terjadi infeksi primer, darah pasien menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, 

ini berarti banyak virus lain di dalam darah.

Sejumlah virus dalam darah atau plasma per millimeter mencapai 1 juta. Orang dewasa yang 

baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom retroviral akut. Tanda dan gejala dari sindrom retrovirol 

akut ini meliputi : panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, berkeringat di malam hari, 

kehilangan berat badan, dan timbul ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya muncul dan terjadi 2-

4 minggu setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah beberapa hari dan sering salah 

terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis.

Selama imfeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus 

ini adalah limfosit CD4+ yang ada di nodus limfa dan thymus. Keadaan tersebut membuat individu 

yang terinfeksi HIV rentan terkena infeksi oportunistik dan membatasi kemampuanthymus untuk 

memproduksi limfosit T. Tes  antibody HIV dengan menggunakan enzyme linked imunoabsorbent

assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.

5. Cara penularan HIV/AIDS

Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :

1)Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa 

menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat 

mengenai selaput lender vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan 

tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro 

pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah 

pasangan seksual (Syaiful, 2000).

2) Ibu pada bayinya

8

Page 20: Kumpulan Makalah New!

Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi 

HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala 

AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah 

jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga terjadi selama proses 

persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi 

dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2004).

3)Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar 

ke seluruh tubuh.

4)Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang darah,cairan 

vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk orang lain yang tidak 

terinfeksi bisa menularkan HIV.(PELKESI,1995).

5)Alat-alat untuk menoleh kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat 

tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin di pakai 

tampa disterilkan terlebih dahulu.

6)Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh parah 

pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, 

pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan 

gelas pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan

HIV tidak menular melalui peralatan makan,pakaian,handuk,sapu tangan,toilet yang di pakai secara 

bersama-sama,berpelukan di pipi,berjabat tangan,hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, 

gigitan nyamuk,dan hubungan social yang lain.

D. Manifestasi Klinis

Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flu biasa 

sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari 10% dari 

berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik 

telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :

9

Page 21: Kumpulan Makalah New!

1.Infeksi HIV Stadium Pertama

Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi gejala-

gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.

2.Persisten Generalized Limfadenopati

Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu malam 

atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur kandida di mulut.

3.AIDS Relative Complex (ARC)

Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai terjadi 

berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini penderita 

menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dan 

berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah dengan gejala yang sudah timbul 

pada fase kedua.

4.Full Blown AIDS.

Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap infeksi 

sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru pneumocytik, sarcoma kaposi, 

herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, 

sehingga penderita pikun sebelum saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya 

meninggal sebelum waktunya.

E. Komplikasi

a. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human 

Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan 

dan cacat.

b. Neurologik

1.kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada 

sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, 

disfasia, dan isolasi social.

2.Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan 

elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / 

parsial.

3.Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.

4.Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)

10

Page 22: Kumpulan Makalah New!

c. Gastrointestinal

1.Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma   

Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.

2.Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan 

anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.

3.Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat 

infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.

d. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan 

strongyloides dengan efek nafas pendek  ,batuk, nyeri,hipoksia, keletihan, dan gagal nafas.

e. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi 

otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan 

sepsis.

f. Sensorik

Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan 

efek nyeri.

F. Pemeriksaan Penunjang

1)Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen virus structural. Hasil positif 

palsu dan negative palsu jarang terjadi.

2)Untuk transmisi vertical (antibody HIV positif) dan serokonversi (antibody HIV negative), serologi 

tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa. Diagnosis berdasarkan pada amflikasi asam nukleat.

3)Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa secara teratur 

(setiap8=12 minggu). Pemeriksaan VL sebelum pengobatan menentukan kecepatan penurunan 

CD4, dan pemeriksaan pascapengobatan (didefinisikan sebagai VL <50 kopi/mL). menghitung CD4 

menetukan kemungkinan komplikasi, dan menghitung CD4 >200 sel/mm3 menggambarkan resiko 

yang terbatas.

 Adapun pemeriksaan penunjang dasar yang diindikasikan adalah sebagai berikut :

Semua pasien CD4 <200 sel/mm3

Antigen permukaan HBV*                              Rontgen toraks

Antibody inti HBV+                                          RNA HCV

11

Page 23: Kumpulan Makalah New!

Antibody HCV                                                  Antigen kriptokukus

Antibody IgG HAV                                           OCP tinja

Antibody Toxoplasma                                   

Antibody IgG sitomegalovirus                       CD4 <100 sel/mm3

Serologi Treponema                                        PCR sitomegalovirus

Rontgen toraks                                                 Funduskopi dilatasi

Skrining GUM                                                   EKG

Sitologi serviks (wanita)                                 Kultur darah mikrobakterium

HAV, hepatitis A, HBV, hepatitis B, HCV, hepatitis C

*Antigen/antibody e HBV dan DNA HBV bila positif.

+ Antibodi permukaan HBV bila negative dan riwayat imunisasi

Bila terdapat kontak/riwayat tuberculosis sebelumnya, pengguna obat suntik dan 

pasien dari daerah endemic tuberculosis.

4) ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan  

diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini 

memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.

5) WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan 

sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan 

membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

6) PCR (polymerase Chain Reaction), digunakan untuk :

Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat menghambat 

pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yan menderita HIV akan membentuk zat 

kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekbalan itulah yang diturunkan pada bayi 

melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi 

pada bayi tersebut. (catatan : HIV sering merupakan deteksi dari zat anti-HIV bukan HIV-nya 

sendiri).

Menetapakan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi.

Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.

Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah untuk HIV-2.

7) Serosurvei, untuk mengetahui prevalensi pada kelompok berisiko, dilaksanakan 2 kali 

pengujian dengan reagen yang berbeda.

8) Pemeriksaan dengan rapid test (dipstick).

12

Page 24: Kumpulan Makalah New!

G. Tata Laksana HIV

Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human 

Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), 

bisa dilakukan dengan :

1.Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang tidak 

terinfeksi.

2.Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak 

terlindungi.

3.Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status Human 

Immunodeficiency Virus (HIV) nya.

4.Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.

5.Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu :

1.    Pengendalian Infeksi Opurtunistik

Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, 

atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri 

dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan 

kritis.

2.    Terapi AZT (Azidotimidin)

Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini 

menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat 

enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . 

Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif 

asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3

3.    Terapi Antiviral Baru

Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat 

replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :

1)Didanosine

2)Ribavirin

3)Diedoxycytidine

4)Recombinant CD 4 dapat larut

13

Page 25: Kumpulan Makalah New!

 Vaksin dan Rekonstruksi Virus

Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit 

khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian 

untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.

1.Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari 

stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.

2.Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi 

Human Immunodeficiency Virus (HIV).

14

Page 26: Kumpulan Makalah New!

DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series

Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

Page 27: Kumpulan Makalah New!

BAB IIIPENUTUP

3.1. Simpulan

         Dari makalah di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa :

1)      HIV/AIDS   adalah   penyakit   yang   sangat   berbahaya   dan   belum   diketemukan   obatnya. 

Penyakit ini bukan penyakit keturunan dan juga bukan penyakit kutukan.

2)      HIV/AIDS  adalah  penyakit   yang  hanya  ditularkan  karena  berhubungan  seksual  dengan 

orang   yang  mempunyai   resiko   tinggi   seperti   PSK,   lelaki   hidung   belang   atau   dengan 

pasangan yang sudah positif terkena HIV/AIDS, juga ditularkan oleh proses tranfusi darah 

yang   sudah   terkena   atau   terkontaminasi   virus   HIV,   penggunaan   jarus   suntik   secara 

bergantian seperti pada para pengguna narkoba suntik, atau penggunaan jarum untuk 

tindik  atau tato secara  bergantian,  serta   ibu hamil  yang sudah positif  HIV pada anak 

dalam kandungannya.

3)      HIV/AIDS tidak ditularkan melalui sentuhan badan, pelukan, ciuman, makan dan minum 

bersama, atau tidur bersama selama tidak terjadi hubungan intim atau darah penderita 

ke luka orang disekitanya.

3.2. Saran

                   Mempunyai tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat adalah merupakan berkah dan rahmat Allah 

yang sangat besar. Kesehatan tubuh dan jiwa sangat mahal harganya. Oleh karena itu kita wajib 

mensyukuri,  menjaga danmempertahankannya. Kita harus pintar mengkondisikan agar senantiasa 

tubuh dan jiwa dalam kondisi yang selalu sehat.

                  Menjaga pola perilaku terutama dalam berhubungan, tidak berganti-ganti pasangan, setia pada 

pasangan yang syah,   dan meningkatkan iman dan takwa akan menjadi filter yang baik agar kita 

terhindar dari HIV/AIDS. Bagi penderita HIV/AIDS agar tetap mempunyai semangat hidup, tingkatkan 

iman dan takwa, isi  hidup dengan kegiatan yang positif,  akan sangat berarti bagi para penderita 

HIV/AIDS.   Dan   bagi   orang-orang   yang   ada   disekitarnya,   tetap   jaga   pertemanan   dengan   para 

penderita. Berikan support agar penderita tetap mempunyai semangat hidup, ajak mereka kembali 

ke   jalan   yang   baik,   beri   kesempatan   untuk   berperilaku   yang   baik   dan   beri   kesempatan   untuk 

melakukan sesuatu yang positif agar hidup para penderita jadi  bermakna.

                  Sehatkan jiwa dan perilaku kita dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tekun beribadah 

dan bergaul dengan orang-orang yang baik, berilmu dan sholeh.

15

Page 28: Kumpulan Makalah New!

16