Top Banner
Makalah 1 KETERAMPILAN PROSES DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA Oktober 27, 2008 — Wahidin oleh : Dadan wahidin UPI kampus Purwakarta BAB I <!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } H3 { margin-top: 0in; margin-bottom: 0in } H3.western { font-family: “Times New Roman”, serif; font-size: 12pt } H3.cjk { font- family: “Lucida Sans Unicode”; font-size: 12pt } H3.ctl { font-family: “Tahoma”; font-size: 12pt } P { margin-bottom: 0in; text-align: justify } –> A. Pengertian Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14) Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta didik. B. Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses Dasar Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses- prosesnya meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka. 1. Keterampilan Mengobservasi Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap
68

Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Aug 12, 2015

Download

Documents

Langgeng Asmoro
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Makalah 1

KETERAMPILAN PROSES DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA

Oktober 27, 2008 — Wahidinoleh : Dadan wahidin

UPI kampus PurwakartaBAB I <!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } H3 { margin-top: 0in; margin-bottom: 0in } H3.western { font-family: “Times New Roman”, serif; font-size: 12pt } H3.cjk { font-family: “Lucida Sans Unicode”; font-size: 12pt } H3.ctl { font-family: “Tahoma”; font-size: 12pt } P { margin-bottom: 0in; text-align: justify } –>

A. Pengertian Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan

atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)

Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta didik.

B. Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses Dasar Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses- prosesnya meliputi

keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.1. Keterampilan Mengobservasi

Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian. (Nasution, 2007: 1.8- 1.9)

Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat ? atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau tekstur…? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.

Page 2: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

2. Keterampilan MengklasifikasiKeterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan

ketermpilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan- kegiatan. (Nasution, 2007 : 1.15)

Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.

Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk kalsifikasi organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang dibawa murid sebagai sumber klasifikasi

3. Keterampilan Mengukur Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan

melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional. (Nasution, 2007 : 1.20)

Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat.Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda- benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya, menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh, dalam pengukuran jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan biji- bijian atau kancing yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear dari benda- benda (misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm), dekameter

Page 3: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

(dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.

4. Keterampilan Mengkomunikasikan Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah

menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.

Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil ( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.

5. Keterampilan Menginferensi Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan

juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato , menginferensi/ menduga/ menyimpulakan secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat kesimpulan dari apa yagn di observasi( Nasution, 2007 : 1.49)

Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut. Siswa kemudian mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil observasi dibuat.

6. Keterampilan Memprediksi Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi lpada observasi yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007 : 1.55)

Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala

Page 4: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.

7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut Abruscato menggunakan hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yan gberkaitan dengan penjelasan- penjelasan hubungan- hubunagn tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu.Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan waktu- ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh sisiwa menjelaskan posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada ia berada di baridsan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.

8. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan- bilangan Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan Esler meliputi kegaitan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk membuat operasi aritmatika (matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Menurut Abruscato, menggunakan bilangan merupakan salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.( Nasution, 2007: 1.61- 1.62).Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian. Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda- benda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini. contoh pertanyaan yang membantu siswa agar mengerti tentang hubungan bilangan antara lain adalah : “ lebih jauh mana benda A jika dibandingkan dengan benda B?” “ Berapa derajat suhu tersebut turun dari – 100 C ke – 200 C ? ”

Page 5: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)

Keterampilan proses dasar, meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.B. SARAN

Untuk mengoptimilisasikan proses pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar, terkadang membutuhkan alat peraga atau media pembelajaran yang bersifat modern, seperti audio visual dan alat peraga atau media pembelajaran tersebut terkesan mahal, sehingga semua sekolah dasar tidak mampu memilikinya yang dampaknya akan menghambat daripada proses pembelajaran IPA disekolah dasar.

Page 6: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

DAFTAR PUSTAKANasution, Noehi, dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUDDitulis dalam Makalah Jurusan IPA, Makalah Perencanaan Pembelajaran, Makalah ilmu Pendidikan. 9 Komentar - komentar »

Page 7: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Makalah 2PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN SEKOLAHMaret 4, 2009 — Wahidin

PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASIDALAM DUNIA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

OlehAisya Gulita Oktariyani, S.S

PendahuluanDewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telahberjalan dengan sangat pesat. Berbagai kemudahan memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia dalam hitungan detik, yang pada “zaman batu“ dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini telah menjadi kenyataan. Dengan teknologi yang luas ini hanyalah sebuah desa yang global yang kecil, through ICT this big world is only a global little village.Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Teknologi informasi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah.Dalam pemanfaatan teknologi informasi diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru dan siswa serta masyarakat dapat berkembang dengan pesat. Seorang guru akan dengan mudah mencari bahan-bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya, seorang siswa dapat mendalami ilmu yang didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari informasiitambahan di luar yang diajarkan oleh guru. Informasi yang didapat bisa diperoleh dari perpustakaan sekolah. Salah satu fungsi dari perpustakaan sekolah adalah mengembangkan pendidikan, yakni memberikan kepadapengguna untuk dapat memanfaatkan seluruh informasi yang disajikan oleh perpustakaan (Karmidi,1999:50). Untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, perpustakaan harus menyediakan berbagai informasi dan berusaha mempertemukan antara pengguna dengan informasi yang disediakan. Perpustakaan diharapkan mampu mengikuti tuntutan dan perkembangan informasi yang ada, tampil penuh percaya diri, dan memfungsikan dirinya sebagai penyaji informasi yang andal.Fungsi, peran, dan usaha perpustakaan hingga kini tampaknya belum dapat diraih dan terpenuhi sebagaimana mestinya. Hal itu dapat ditunjukkan dengan masih saja ada keluhan para pengguna perpustakaan, yang masih kecewa karena pelayanan yang tidak memuaskan, lantaran informasi yang dibutuhkan tidak tersedia di perpustakaan. Perpustakaan yang dikatakan sebagai jantungnya dunia pendidikan masih sakit dan belum kunjung sembuh.

Sekilas Kegiatan Pelayanan Perpustakaan SekolahKegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:1. Pengadaan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan.2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label, dan katalogosasi.

Page 8: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

3. Pemberian layanan: antara lain, penempatan pustaka di rak, pengeluaran pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula: mencarikan pustaka atas permintaan pengguna layanan.4. Pemeliharaan pustaka: perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM).Selain itu, penyedia layanan juga menyediakan ruang beserta sarana-prasarana yang diperlukan untuk kegiatan penggunaan layanan perpustakaan.Dari sisi pengguna layanan, terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:· Mencari pustaka: mencari dari katalog, menelusuri rak-rak buku.· Membaca/memanfaatkan pustaka (di ruang perpustakaan)· Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)Seringkali pengguna layanan juga melakukan kegiatan menyalin isi pustaka dengan cara menulis di buku catatannya atau mengfotokopi isi pustaka. Selain itu, sering pula pengguna layanan meminta bantuan staf perpustakaan untuk mencari pustaka.Pustaka yang dimaksud di atas meliputi media cetak (antara lain: buku, majalah, surat kabar), media elektronis (antara lain: berkas elektronis di disk, CD, internet) dan media foto/slide.

Perkembangan Sistem Komputer Perpustakaan SekolahDalam laporannya pada tahun 1972, Line mengemukakan dua alasan yang berkaitan dengan pengembangan system computer di perpustakaan, yaitu penyediaan jasa dengan biaya yang murah dan perolehan keuntungan dengan pengeluaran yang minimal.Pengembangan system tersebut memungkinkan penyediaan akses pada online catalog di perpustakaan dan penelusuran yang luas pada literatur-literatur tertentu yang sudah tersimpan dalam CD-ROM serta kemampuan untuk pembuatan informasi manajemen.Pengembangan system computer adalah untuk menyediakan suatu system standar yang bisa dipakai bersama di antara perpustakaan yang bekerja sama. Alasan lain adalah dengan system berbasis computer, tugas-tugas yang diemban oleh perpustakaan dapat diselesaikan secara lebih akurat, cepat, dan terkontrol. Seperti dijelaskan di atas, teknologiinformasi merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi data.Teknologi komputer, secara umum, dapat dikatakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari:1. Peralatan pemasukan data (input): antara lain, keyboard, bar code scanner2. Peralatan pengolahan data (processor): CPU (Central Processing Unit)3. Peralatan penampilan keluaran data (output): layar/monitor, pencetak/printer4. Penyimpanan data (storage): disket, hardisk, CD.

Kemajuan teknologi perangkat keras cenderung menuju pengecilan ukuran perangkat keras, tetapi dibarengi oleh peningkatan kecepatan pengolahan dan penampilan data serta pelipatgandaan kapasitas

Page 9: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

penyimpanan. Selain itu, harga semakin relatif lebih murah.Untuk mengendalikan perangkat keras diperlukan perangkat lunak. Secara umum, perangkat lunak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang pertama: kelompok aplikasi umum, dan yang kedua: aplikasi khusus. Aplikasi umum digunakan oleh “semua” kegiatan, antara lain meliputi:1. Perangkat lunak pengolah kata (word processor): untuk menyusun dokumen tertulis/naratif.2. Perangkat lunak pengolah angka (spreadsheet): untuk melakukan perhitungan dan membuat grafik dari hitungan.3. Perangkat lunak pengolah data (database): untuk melakukan pemasukan, pengolahan, pengorganisasian, penyimpanan dan pengambilan kembali data, secara cepat dan akurat.4. Perangkat lunak pengolah gambar: untuk membuat gambar dan mengolah foto menjadi gambar elektronis yang mudah diubah-ubah.5. Perangkat lunak presentasi multimedia.Selain aplikasi yang umum, banyak terdapat pula aplikasi yang khusus dibuat untuk kegiatan tertentu, misal: perangkat lunak sirkulasi pustaka.Data kepustakaan pada saat ini dapat diakses dari jarak jauh lewat kabel atau udarra (gelombang radio) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Dengan berbekal komputer dan modem serta sambungan telpon, seseorang dapat menelusuri kepustakaan besar di dunia dari jarak jauh (dengan fasilitas internet). Akses dengan teknologi komunikasisemakin cepat dan berkapasitas semakin besar yang memungkinkan pengiriman gambar secara multi media dan interaktif.

Perkembangan Teknologi Perpustakaan Sekolah di IndonesiaDalam konteksi Indonesia, teknologi informasi baru mulai berkembang satu setengah dasawarsa terakhir, sedangkan pada perpustakaan baru terlihat secara signifikan pada paro terakhir tahun 1990-an. Pada pertengahan tahun 1990-an jumlah perpustakaan yang memanfaatkan untuk pembuatan catalog tercetak juga masih sangat sedikit. Hal yangsangat menggembirakan adalah respons teknologi yang dikembangkan oleh perpustakaan IPB Bogor. Ia mengembangkan perangkat lunak CDS/ISIS dengan berbagai proses modifikasi yang selanjutnya mengadakan kerjasama pemasangan system perangkat lunak tersebut.Era tahun 2002-an, perkembangan dan kemajuan teknologi yang pesat menantang pustakawan dan staf perpustakaan ataupun pusat-pusat informasi untuk berbenah diri.Karena tanpa respons yang positif terhadap teknologi, mereka akan ditinggalkan oleh pemakai dan tergilas oleh derasnya informasi. Sebagian besar perpustakaan, baik perpustakaan umum, sekolah, perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus telah membuka jaringan internet yang memungkinkan akses ke seluruh dunia dan melakukan diskusi ataupun seminar jarak jauh. Hal ini juga terkait dengan banyaknya perpustakaan sekolah pada era teknologi ini memanfaatkan beberapa perangkat lunak yang ada digunakan untuk system pelayanan. Sistem pelayanan yang cepat, mudah dan akurat dapat membantu para pemakai.

Page 10: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Pelayanan Perpustakaan didukung Kemajuan Teknologi InformasiPerkembangan teknologi saat ini sangat besar pengaruhya terhadap individu maupun organisasi dalam mengakses informasi. Fasilitas jaringan (network) nasional dan internasional berkembang dengan pesat. Information superhighway yang dibangun di seluruh dunia dapat menghubungkan pemakai pada layanan informasi digital melalui jaringan telekomunikasi global. Hal itu berimbas pada cakupan kerja perpustakaan. Ragam akses ke layanan perpustakaan tidak lagi dibatasi oleh jarak dan memungkinkan untuk banyak orang.Seperti dijelaskan dimuka, kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Pada kedua sisi dibahas pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung tiap kegiatan.Dari sisi penyedia layanan, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mendukungkegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:1. Pengadaan bahan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian / pengumpulanPencarian informasi pustaka yang dijual oleh penerbit di dunia dapat dilakukan lewat akses internet; demikian juga, pemesanan maupun pembelian/pembayarannya dapat dilakukan lewat internet.2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label dan katalogisasiPenyiapan pustaka dapat lebih lancar dan terintegrasi dengan memanfaatkan perangkat lunak umum (olah kata dan olah angka) maupun dengan perangkat lunak yang khusus dibuat untuk mendukung pengolahan pustaka.3. Pemberian layananPemberial layanan sirkulasi dan pencarian pustaka dapat didukung oleh suatu sistem informasi yang khusus dibuat untuk itu.4. Pemeliharaan pustakaPenyimpanan pustaka dari bentuk buku ke dalam media berupa CD dapat dilakukan dengan teknologi komputer.Dalam era informasi, perpustakaan perlu mempunyai ruang-ruang komputer yang dilengkapi dengan jaringan komunikasi data (LAN dan akses internet) serta CD-ROM berisi informasi pustaka.Dari sisi pengguna layanan, kemajuan teknologi informasi perlu dimanfaatkan untuk mendukung beberapa kegiatan sebagai berikut:1. Pencarian pustaka lewat katalog dapat dilakukan dengan bantuan suatu sistem informasi perpustakaan2. Pembacaan/pemanfaatan pustaka (di ruang perpustakaan) tidak hanya dilakukan terhadap media cetak tetapi juga terhadap media elektronis (CD-ROM), disket, hardisk) dengan bantuan sistem komputer dan teknologi komunikasi data. Dengan memanfaatkan akses jarak jauh (LAN, WAN, Internet), pengguna layanan perpustakaan tidak harus berada dibangunan perpustakaan, tapi dapat berada dimanapun untuk membaca/memanfaatkan layanan perpustakaan (situasi ini biasa disebut sebagai virtual library- lihat Smith dkk, 1995).3. Peminjaman pustaka di era informasi tidak lagi dibatasi oleh koleksi

Page 11: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

perpustakaan setempat, tapi mendunia (karena pustaka berupa berkas elektronis). Situasi seperti ini disebut sebagai library without walls.Untuk menyalin isi pustaka elektronis (CD-ROM, berkas internet) dapat dilakukan dengan mengkopinya ke disket milik pengguna.

Penutup: Aplikasi Teknologi Informasi Sistem Perpustakaan Sekolah di masa depanKemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam layanan perpustakaan untuk lebih memperlancar, mempercepat dan mempernyaman layanan. Dengan teknologi informasi, semua koleksi pustaka di beberapa perpustakaan yang berjauhan dapat diintegrasikan sehingga mempermudah pencarian pustaka oleh pengguna dari manapun.Selain keuntungan dari teknologi informasi di atas, beberapa hal masih perlu mendapat perhatian, antara lain:1. Keterbatasan ketersediaan data untuk pengadaan perangkat teknologi informasi;2. Kebiasaan membaca di kalangan kita yang belum tinggi;3. Keterbatasan danaPerkembangan teknologi juga membantu untuk pengembangan perpustakaan sekolah karena pertumbuhan era informasi maka perpustakaan sekolah dapat mengenal lebih pentingnya teknologidan tidak ketinggalan jauh dengan perpustakaan lainnya.Perpustakaan sekolah dapat membantu anak dalam mengembangakan ilmu dan pengetahuan.

Daftar PustakaSmith, A.M.; Owen, A; dan Reece, M (editors). 1995. The internet Unleashed 1996. SamnetPublications, Indianapolis, IN. (Terutama Part VIII: Using the Internet : Libraries).* Achmad Djunaedi, Kepala UPT Pusat Komputer UGM.Koswara,E.dkk.1998. Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung. RemajaRosdakarya.Ditulis dalam Makalah Jurusan IPA, Makalah Pengelolaan Pendidikan, Makalah ilmu Pendidikan, makalah inovasi pendidikan, makalah konsep dasar teknologi. 3 Komentar - komentar »

Daur Ulang LimbahJune 23, 2010 by cahyobiologi 1. Pengertian Daur UlangDaur Ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan untuk menjadi produk lain.Selain berfungsi mengurangi jumlah sampah yang harus di buang ke tempat pembuangan akhir, daur ulang juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan akan barang baku suatu produk. Ditinjau dari penggunaan bahan bakar, adanya daur ulang dapat menghemat energi yang harus dikeluarkan suau pabrik.2.Tujuan Daur Ulang

Page 12: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

a. menghindari pencemaran atau kerusakan lingkunganb. melestarikan kehidupan mahluk hidup yang terdapat pada suatu lingkungan tertentuc. menjaga keseimbangan ekosistem mahluk hidup yang terdapat pada lingkungand.mengurangi sampah anorganik karna sampah anorganik ada yang dapat bertahan 300 tahun ke depane. mendapatkan tambahan penghasilan. Hasil pengolahan sampah tersebut pada akhirnya dapat di jual.3. Langkah-langkah Daur Ulanga. PemisahanPisahkan material yang dapat di daur ulang dengan sampah yang harus di buang ke penimbunann sampah. Pastikan material tersebut kosong dan akan lebh baik lagi jika dalam keadaan bersih.b. PenyimpananSimpan material kering yang sudah dipisahkan tadi kedalam kotak yang tertutup. Usahakan agar kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material tertentu, misalnya berupa kertas bekas atau botol bekas. Jika akan membuat kompos, timbunlah sampah rumah tangga tersebut pada loasi pembuatan kompos.c. Pengiriman atau PenjualanBarang-barang yang sudah terkimpul dapat di jual ke pabrik-pabrik yang membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau di jual ke pemulung.4. Macam-macam Limbah ynag Dapat Di Daur Ulanga. KertasSemua jenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kertas kardus.b. GelasBotol kecap, borol sirup dan gelas/piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas dan piring yang baru.c. AluminumKaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembal sebagai kaleng pengemas.d. BajaBaja sisi kpnstruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru.e. PlastikLimbah plastik dapat dilarutkan dan di proses lagi menjadi bahan pembungkus untuk berbagai keperluan. Miasalnya dijadikan tas, botol munyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.oleh Endah TS

Makalah 3MAKALAH BIOLOGI TENTANG POLUSI AIR

September 13, 2008 — Wahidin

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahDalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci dan keperluan lain. Air tersebut mempunyai standar 3

Page 13: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

B yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi adakalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah organic. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi.Darimana polutan itu berasal ?Bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber polutan dapat berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran polutan air ini dapat merugikan manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar.

1.2 PermasalahanPermasalahan yang terjadi :- Apabila polusi air disebabkan oleh zat-zat kimia buatan manusia mempunyai dampak negatif.- Dapat mengakibatkan penyakit bagi manusia dan hewan yang hidup didarat dan diair akan mati oleh racun.

1.3 Tujuan- Supaya siswa dapat lebih memahami bahaya polusi air- Dapat membedakan antara air yang bersih dari polusi dan air yang sudah terpolusi- Dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi1.4 MetodeMetode yang kami gunakan :- Dengan mencari dari buku-buku Biologi dan buku-buku bacaan lainnya.- Mengumpulkan informasi- Ditulis dikertas buram.

BAB IIPEMBAHASANa. 2.1 Pengertian Polusi AirSalah satu dampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi (pencemaran). Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lain yang merugikan kedalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Dan segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut Polutan.Sesuatu benda dapat dikatakan polutan bila :1. Kadarnya melebihi batas normal2. Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.Polutan dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup, zat-zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri (regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perludideteksi secara dini dan ditangani

Page 14: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

segera dan terpadu.Polusi Air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya kedalam air sehingga kualitas air terganggu. Kualitas air terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa dan warna.Beberapa contoh polutannya sebagai berikut :a. Fosfat.Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen.b. Nitrat dan Nitrit Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses pembusukan materi organic.c. Poliklorin Bifenil (PCB) Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat listrik.d. Residu Pestisida Organiklorin Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida padaa tanaman untuk membunuh serangga.e. Minyak dan Hidrokarbon Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.f. Radio Nuklida Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah radioaktif.g. Logam-logam Berat Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.h. Limbah Pertanian Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.i. Kotoran manusia Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.2.2 Macam-Macam Sumber Polusi AirSumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas.Penggunaan insektisida seperti DDT (Dichloro Diphenil Trichonethan) oleh para petani, untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lain secara berlabihan dapat mengakibatkan pencemaran air. Terjadinya pembusukan yang berlebihan diperairan dapat pula menyebabkan pencemeran. Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk.Pembuangan sampah organic maupun yang anorganic yang dibuang kesungai terus-menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan menimbulkan banjir. Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan tidak terbendung lagi disetip musim hujan. Sebenarnya air

Page 15: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

hujan adalah rahmat. Akan tetapi rahmat dapat menjadi ujian apabila kita tidak mengelolanyadengan benar.Jika kita amati, air adalah unsur alam yang penting bagi manusia dengan sifat mengalir dan meresapnya. Apabila jalur-jalur alirannya terganggu dan lahan resapannya terbatas, air akan mengalir kesegala penjuru mengisi ruang-ruang yang paling rendah. Akhirnya terjadilah banjir. Karena itu yang disebut polusi air karena banyak kita yang kurang disiplin, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.Musibah banjir dapat terbagi dua akibat polusi air antara lain :1. Banjir bandang (banjir besar), terjadi akibat air meluap dari jalur-jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar.2. Banjir genangan yaitu banjir local (setempat) akibat tergenangnya / terkonsentrasinya air hujan disuatu daerah yang saluran air (arainase) dan lahan resapannya terbatas. Akibatnya dalam waktu tertentu (temporer) air akan mengalir disekitar lingkungan rumah kita.2.3 Bahaya Dari Akibat Polusi AirBibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang , pengurainya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk kelaut.Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya masuk kelaut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang mungkin mengandung zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tecemar oleh minyak yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh, efek keracunan hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang sebuah industri plastik keteluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.Akibat yang ditimbulkan oleh polusi air:a. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya, kandungan oksigenb. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi)c. Pendangkalan dasar perairand. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologie. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacatf. Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predatorg. Kematian biota kuno, seperti plankton, iakn, bahkan burungh. Mutasi sel, kanker, dan leukeumia

Page 16: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

2.4 Usaha-usaha Mengatasi dan Mencegah Polusi AirPengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menajaga agar tanah tetap bersih misalnya:1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran4. Memperluas gerakan penghijauan5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya7. Melakukan intensifikasi pertanianAdapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenai dengan sebutan banjir pun ada dua macam1. Banjir Bandang dapat diatasi secara meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu2. banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluapbanyak orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah banjir genangan :1. dalam merencanakan jalan – jalan lingkungan baik itu program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air misalnya, penggunaan bahan dari paving blok (blok – blok adukan beton yang disusun dengan rongga – rongga resapan air disela – selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran / drainase lingkjungan pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut2. Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang – ruang terbuka, buatlah sumur – sumur resapan air hujan sebanyak –banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresap kedalam tanah.Dengan membuat sumur resapan air hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:a. Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyakb. Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan – lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumahc. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah selokan – selokan rumah / talang – talang rumah, air dapat dialirkan kesumur – sumur resapan. Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan

Page 17: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

tersendirid. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm satu – satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang permukaan air banjire. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang hanya teknisnya sering kurang terencana secara mendetailBAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan dari Bab II dapat disimpulkan sebagai berikut : Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi unsure atau komponen lain ke dalam lingkungan akibat aktifitas manusia atau proses alami Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lainya ke dalam air sehingga kualitas air terganggu Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian, dan rumah tangga Polusi air juga dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir Elektrofikasi adalah penimbunan mineral yang menyebabkan peledakan alga secara serentak menutupi pencemaran air Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah dan lain – lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran bayi cacat Melakukan intensifikasi pertanian Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan3.2 SaranSaran yang penulis akan sampaikan : Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan. Sebaiknya kita berhati-hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang terpolusi dan tidak terpolusi. Jagalah agar air di lingkungan rumah dan sekitarnya agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air. Jangan membuang sampah kesungai, dan jika terjadi penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir

DAFTAR PUSTAKADjambur. W. Sukarno. 1993. Biologi I untuk Sekolah Menengah Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan.Ahya M Salman, 1993, Biologi I untuk Sekolah Menengah Umum, Depdikbud, JakartaSantiyono, 1994. Biologi I untuk Sekolah Menengah Umum, penerbit ErlanggaDitulis dalam Makalah Biologi. 24 Komentar - komentar »

Page 18: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Makalah 4

MAKALAH BIOLOGI TENTANG PENGERTIAN POLUSI DAN POLUTAN

September 13, 2008 — Wahidin BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDimulai dengan tumbuhnya berbagai penyakit – penyakit baru di dunia terutama mengenai lingkungan. Maka dari itu karya tulis ini akan dilengkapi dengan faktor – faktor yang timbul dan upaya – upaya yang dapat dilakukan mengenai masalah polusi udara. Oleh karena itu, kami telah susun karya tulis ini dengan rinci1.2 PermasalahanAdapun permasalahan – permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ini sebagai berikut:- Apa saja faktor yang menyebabkan polusi ini terjadi ?- Dampak apa timbul jika polusi udara terjadi, baik untuk kehidupan manusia maupun makhluk lain ?- Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah tumbulnya polusi udara dan bagaimana cara mengatasinya ?1.3 TujuanDi dunia ini banyak sekali hal – hal yang melatarbelakangi tentang

Page 19: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

terjadinya polusi udara. Banyak negara – negara maju mengadakan penelitian untuk mengetahui apa penyebab dari polusi ini dan didapat bahwa semua ini sebagian besar karena ulah manusia. Jadi, dapat diketahui bahwa tujuan dari karya tulis ini adalah selain untuk dijadikan pedoman juga untuk melihat kenapa polusi ini terjadi1.4 MetodeKarya tulis ini diambil dari berbagai macam buku pedoman dari masing – masing anggota, selain itu, kami telah melakukan suatu wawancara dengan narasumber yang mengerti dibidang lingkungan serta mencari dari berbagai media, baik dari media elektronik maupun media cetak. Oleh karena itu, setiap angggota diharuskan memberi laporan kepada penanggung jawab karya tulis ini selengkap mungkin1.5 SistematikaAda beberapa cara / sistematika untuk dapat menyusun karya tulis ini yaitu diantaranya:- Menentukan tema yang akan di bahas- Merumuskan masalah yang akan diterangkan dan menyusunnya dengan jelas- Menggunakan kata – kat yang mudah di mengerti oleh pembaca1.6 KegunaanBanyak sekali masalah yang dihadapi makhluk hidup terutama manusia. Mereka kebanyakan tidak memikirkan apa yang akan terjadi nanti hanya ingin menikmati sekarang. Sebab itu, karya tulis ini disusun untuk mengingatkan dan menyadarkan manusia, karena perbuatanya itu akan mendatangkan bencana bagi kehidupan kita nantiBAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Polusia. Apakah Polusi Itu ?1. Polusi berarti pencemaran2. Polusi merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain kedalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam3. Polusi berarti masuknya bahan pencemar (Polutan) sebagai akibat dari kegiatan manusia atau proses alam yang ditemukan di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknyab. Dimana Polusi Itu berada ?1. Polusi dapat kita jumpai misalnya di tanah, air, udara bahkan suara2. Dalam ruangan atau tempat pembuangan sampah banyak sekali kotoran / kuman yang dapat menyebabkan polusic. Apa Macam – Macam Polusi Itu ?1. Polusi sangat beragam sekali sesuai dengan letak / tempat polusi itu terjadi2. Polusi dimana sesuai tempatnya masing – masing misalnya; polusi udara, polusi air, polusi tanah dan polusi suarad. Apa Yang Dimaksud Dengan Polusi Udara ?1. Polusi udara adalah penyusunan kualitas udara sampai pada yang mengganggu kehidupan karena masuknya polutan kedalam udara2. Polusi udara terjadi jika ada penambahan komponen udara atau bahan

Page 20: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

kimia yang kehadirannya membahayakan organisme2.2 Macam – Macam Polutana. Apakah Polutan Itu ?1. Polutan berarti pencemar2. Polutan adalah suatu zat / substan yang menyebabkan terjadinya polusib. Mengapa Polutan Itu Ada ?1. Polutan terjadinya jika suatu lingkungan tercemar atau kotor karena adanya suatu zat yang dapat mengurangi kualitas tempat tersebut2. Terjadinya suatu perpindahan antara gaya tarik degan zat tersebutc. Apa Saja Polutan Udara Itu Dan Darimana Polutan Itu Berasal ?1. Senyawa belerang berasal dari pembakaran batu bara2. Partikulat berasal dari pembakaran serat asbes, bijih besi, dan asbes yang hancur bisannya berbentuk asap3. Karbondioksida beasal dari pembakaran bahan bakar dan hutan serta asap kendaraan bermotor4. Klorofuosokarbon (CFC) berasal dari kebocoran gas lemari pendingin, bahan pelarut dan bahan pengembang pada plastik busa5. Nitrogen oksida berasal dari proses pembakaran dan pembentukan asap kabut fito kimia6. Hydrogen karbon berasal dari mesin mobil dan penyedot udara7. Pengoksida berasal dari nitrogen oksida dan hidrokarbon dari mobil. Contok pengoksida adalah pereaksi asetit nitratd. Mana yang membahayakan antara CO dan CO2 dan kenapa ?- Yang paling membahayakan adalah CO atau karbon monoksida karena CO merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna yang jika terisap akan lebih reaktif diikat oleh hemoglobin sehingga seseorang kekurangan oksigen2.3 Dampak Yang Timbula. Apa dampak atau akibat jika polusi terus menerus bertambah ?1. Pada aktivitas manusia, manusia selalu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara yang dapat mengubah kondisi lingkungan dan berdampak negatif yaitu berupa terganggunya keseimbangan lingkungan2. Makluk hidup memerlukan lingkungan biotic dan abiotik yang spesifik. Jika lingkungan disekitarnya tercemar, akan menimbulkan gangguanb. Sebutkan polutan dan akibat yang ditimbulkannya dari polusi udara!1. Senyawa belerang mengakibatkan perkaratan logam., pelapukan batuan, penyakit bronchitis, dan lain – lain2. Partikulat mengakibatkan asbestosis, penyakit paru – paru dan kanker3. Karbon Dioksida mengakibatkan perubahan iklim dan menimbulkan “ Efek rumah kaca” yang ditandai dengan naiknya suhu udara4. Klorofluorokarbon (CFC) mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon yang juga dapat menyebabkan naiknya suhu udara bumi5. Nitrogen Oksida mengakibatkan hujan asam karena dapat melarutkan asam pada benda – benda dan dapat merontokan daun – daun pohon6. Hidrokarbon mengakibatkan pembentukan asap kabut fitokimia7. Pengoksidasi mengakibatkan rusaknya hasil pertanian dan kesehatan manusiac. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca ?

Page 21: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

- Efek rumah kaca yaitu tertahannya cahaya matahari dari bumi ke atmosfir oleh polutan CO2 sehingga menaikan suhu bumi2.4 Upaya Yang Dilakukana. Bagaimana cara mengatasi karbon monoksida (CO) ?1. Banyak sekali cara untuk mengatasi CO yaitu:- Setiap pabrik harus memiliki cerobong asap yang tinggi- Jalan – jalan harus diperlebar untuk menghindari dari kemacetan- Sampah – sampah daur ulang dengan cara fotosintesis- Selalu merawat mesin – mesin kendaraan2. Dihutan banyak sekali tumbuhan hijau yang sangat penting peranannya bagi kehidupan namun manusia sering menebangnya dengan liar. Oleh karena itu, kita hendaknya memperbanyak penanaman tumbuhan pelindungb. Apa peranan manusia dalam lingkungan ?1. Manusia merupakan bagian dari lingkungan maksudnya manusialah yang menentukan kulaitas dari pada lingkungan. Untuk itu, diperlukan manusia – manusia yang sadar lingkungan2. Manusia diciptakan Tuhan untuk menghuni bumi. Akan tetapi, manusia bukanlah segalanya dari lingkungan. Oleh karena itu, menghargai lingkungan berarti menghargai diri sendiri3. Manusia sebagai anggota dari lingkungan yang harus melaksanakan kewajiban dalam menjaga kelestarian, kestabilan dan keindahan alam. Karena hal ini berarti menjaga kelangsungan hidup manusiaBAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanSebegitu banyak permsalahan yang dihadapi makhluk hidup. Tapi hanya ada satu permasalahan yang sangat berbahaya bagi kehidupan yakni polusi. Polusi merupakan penyebaran zat – zat yang berbahaya dan mengotori udara, air atau tanahSalah satu contoh yang mengotori udara adalah karbon dioksida (CO2), Karmon monoksida (CO) dan Klorofluorokarbon (CFC) yang sangat berbahaya dari polutan – polutan lainnya. Dari ketiga polutan tersebut ada satu yang paling parah dampaknya yakni karbon monoksidaPolutan ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang jika diserap akan lebih reaktif diikat oleh hemoglobin sehingga seseorang akan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kita harus peduli pada lingkungan dengan cara mengikuti peraturan – peraturan lingkungan dan etika lingkungan3.2 SaranPencemaran udara di kota – kota besar semakin marak apalagi dijalanan asap – asap kendaraan kian berterbangan. Bukan dijalanan saja tetapi dekat pabrik – pabrik yang mengakibatkan polusi udara semakin menyabar. Adapun solusi yang harus kita lakukan demi mengurangi polusi ini adalah sebagai berikut:a. Memilih lokasi industri di tempat yang jauh dari permukaan pada lahan yang tidak produktifb. Melengkapi cerobong asap pabrik dengan alat penyaring udara serta mempertinggi cerobong tersebut

Page 22: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

c. Menanami hutan – hutan gundul dengan tumbuhan – tumbuhan pelindungd. Merawat mesin – mesin kendaraane. Merawat benda – benda yang mudah berkarat seperti besi, baja dan lain – lainDAFTAR PUSTAKA1. Moh. Salman Akhyar. 2003. Biologi, Bandung: Grafindo media Pratama2. Ir. Sri umiyani. 1982. Intisari, Biologi, Klaten: Intan3. K.B Boejin. 1961. Botani. Jakarta: Pranja Pratama4. O. Sumarwoto. 1995. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Obor : Lembaga Ekologi UNPAD5. A. Mahardono. 1997 Monokultur. Bandung: PT. Intermasa

Makalah 5Guru Perlu Memiliki Kecerdasan BergandaOktober 18, 2008 — Wahidin

Guru Perlu Memiliki Kecerdasan Berganda

Oleh : MarjohanGuru SMA Negeri 3 Batusangkar

(Program Layanan Keunggulan) Kepedulian orang terhadap pendidikan dewasa ini sudah meningkat. Sekarang kita dapat menemui ratusan artikel yang berbicara tentang peningkatan kualitas pendidikan melalui surat kabar, majalah, seminar dan lewat cyber atau internet. Salah satu judul atau topik yang sering diangkat orang dalam berbagai seminar dan talkshow adalah bagaimana melejitkan potensi diri dan menumbuh-kembangkan pendidikan yang berimbang antara “imtaq dan iptek”- iman dan taqwa- dan ilmu pengetahuan dan teknologi- atau topik tentang mengembangkan kepintaran berganda antara IQ, EQ dan SQ.Konsep- konsep untuk mengembangkan kepintaran berganda- mutiplied intelligent- ini kemudian dibawa ke dalam dunia pendidikan (ke sekolah) dan ke dalam rumah tangga. Namun konsep dan teori tentang kecerdasan berganda corongnya lebih banyak mengarah kepada dunia anak- anak dan para siswa di sekolah. Untuk mereka sengaja dirancang berbagai program, pelatihan atau training disertai dengan segudang resep bagaimana agar mereka bisa memiliki kepintaran berganda- menjadi generasi muda yang memiliki multiplied intelligent dengan harapan kelak bisa hidup indah, mudah dan jauh dari gelisah.Menerapkan dan mengarahkan corong konsep pendidikan kepintaran berganda kepada anak didik di sekolah dapat dianggap sebagai langkah yang tepat. Namun kebijakan ini tidak berimbang kalau guru- guru nya sendiri belum memiliki kepintaran berganda. Bagaimana guru bisa menerapkan perannya yang cukup banyak seperti sebagai educator, motivator, counselor, dan lain- lain- kalau mereka tidak memiliki kepintaran berganda.

Page 23: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Bagaimana realita tentang kualitas guru- guru dan konsep kepintaran berganda mereka pada banyak sekolah ? apakah mereka sudah memiliki kepintarasn berganda atau malah mereka hanya memiliki kemampuan pas- pasan saja sebagai seorang guru (?).Pada banyak sekolah, umumnya guru- guru hanya memiliki kepintaran tunggal, yaitu hanya sekedar menguasai mata pelajaran mereka saja. Guru yang begini adalah realita kebanyakan guru- guru. Siswa memandang guru yang demikian sebagai guru yang biasa- biasa saja. Motivasi yang mereka berikan kepada siswa terasa juga biasa- biasa saja. Namun bila ada guru yang memiliki beberapa kepintaran- selain menguasai bidang studinya, juga cakap dalam hal lain, seperti pintar berpidato, pandai komputer dan internet, hangat pribadinya, dan lain- lain, maka guru yang demikian pasti memiliki tempat spesial dalam hati anak didik mereka.Guru dengan kepintaran berganda seperti yang disebutkan tadi agaknya dapat diberi label sebagai guru yang profesional atau guru yang berkualitas. Mereka adalah guru yang memiliki karakter- cerdas kognitifnya, cerdas affektifnya dan cerdas psikomotoriknya. Guru yang begini tentu sangat menyenangkan, namun populasi mereka tentu saja tidak banyak. Namun setiap guru- kalau ada motivasi, keinginan dan usaha maka tentu saja mereka bisa-musti menjadi guru- guru yang spesial bagi anak didiknya. .Sebahagian guru, seperti halnya kaum remaja, juga ada yang terjebak kedalam budaya instant- budaya yang menginginkan hasil bisa diperoleh serba cepat- bearaktifitas sedikit tetapi ingin memperoleh hasil yang cepat dan untungnya besar. Budaya instant tentu harus dijauhi, dan begitu juga dengan budaya lain seperti budaya floating thinking- fikiran suka mengambang-, budaya senang melakukan rekayasa, budaya demam lomba penampilan, budaya demam mengambil barang kredit, budaya demam bergosip, budaya ABS- asal bapak senang, budaya otoriter dan suka membentak- bentak sampai kepada budaya hedonisme – kesukaaan untuk mencari kesenangan melulu. Poin- poin ini agaknya lebih bersifat refleksi terhadap fenomena dalam dunia pendidikan kita.Mengapa refleksi di atas bisa menjadi fenomena dikalangan sebahagian kaum pendidik (?). Barangkali fenomena ini terjadi akibat sikap mental, atau sikap sejak awal.Dahulu menjadi guru begitu mudah dan gampang. Kalau kuota guru masih kurang maka kuota ini bisa disisip dan bisa dipesan lewat memo orang- orang yang berkuasa di atas.maka terjaringlah guru- guru yang sebagian bukan the right man on the right place. Pada akhirnya bermunculanlah guru- guru seperti fenomena yang disebutkan di atas- yaitu guru guru yang kurang kritis dan berbudaya floating thingking, miskin kreatifitas, berbudaya instant, dan lain- lain.Respon generasi muda juga menentukan eksistensi dan kualitas guru. Tetap saja pada banyak sekolah siswa tergolong pintar pada mulanya segan untuk memilih karir guru sebagai cita- cita mereka. Kalau ada itu pun hanya bagi segelintir siswa saja. Itu pun diakibatkan oleh faktor‘X”, seperti karena alasan ekonomi orangtua,atau agar tidak perlu susah payah mencari kerja.

Page 24: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Umumnya siswa yang tergolong pintar dengan tingkat ekonomi orangtua yang lebih mapan memilih universitas non kependidikan yang berada di pulau Jawa. Pilihan mereka untuk kategori karir guru jatuh pada pilihan yang ke sekian. Maka akibatnya kualitas guru- guru secara umum cendrung biasa- biasa saja. Adalah suatu hikmah sejak lapangan kerja menjadi makin sulit dan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi idaman bagi sebagian mahasiswa di universitas, karena PNS sudah memberi iming- iming hidup enak, ada uang lauk- pauk dan uang tujada (tunjangan daerah) maka mereka yang belajar di Universitas non kependidikan memutar haluan untuk menyerbu program akta kependidikan agar nanti bisa melamar menjadi guru. Tentu saja hal ini menjadi hak pribadi setiap warga negara.Kini guru guru musti punya paradigma, bagaimana menjadi guru bermartabat dan profesional. Paradigma ini bisa dicapai kalau mereka mengembangkan diri. Mereka, misalnya, harus berpikir untuk memiliki kecerdasan berganda, karena kecerdasan berganda juga patut untuk dimiliki oleh guru- guru.Adalah pilihan yang tidak bijak bila hanya anak didik saja yang diminta dan diusahakan untuk mengembangkan diri untuk memiliki kepintaran berganda. Sementara guru- gurunya dibiarkan saja memiliki kepintaran tunggal atau tidak pintar sama sekali sebagai seorang guru.Bobi De Porter (2002), dengan bukunya Quantum Teaching, telah memberi kaum pendidik inspirasi tentang bagaimana untuk memiliki kepintaran berganda itu. Ia mengatakan bahwa orang (atau guru) yang memiliki kepintaran berganda harus menguasai atau memiliki bidang: seni, language, interpersonal, music, natural, body, intrapersonal dan logis.Untuk mengimplementasikan konsep kepintaran berganda tersebut bagi diri sendiri maka setiap guru perlu untuk memiliki sense of art- rasa seni, mengembangkan kemampuan berbahasa lisan dan tulisan. Mereka perlu untuk melibatkan diri dalam pergaulan , memiliki teman yang luas, mengikuti organisasi, dan melakukan koresponden.Pengembangan kepintaran berganda lain nya adalah untuk bidang natural. Mereka harus memahami prinsip “go back to the nature” memiliki rasa peduli pada alam dan lingkungan. Mereka perlu untuk melakukan rekreasi dan merasakan betapa alam ciptaan Tuhan itu begitu indah dan menyegarkan. Kemudian setiap guru perlu untuk memiliki badan yang bugar, mereka perlu berolahraga untuk mengeluarkan keringat agar jantung dan paru- paru selalu sehat. Untuk melengkapi konsep kepintaran berganda untuk poin interpersonal yang lain, maka mereka perlu melakukan kontemplasi- merenungan tentang kelebihan dan kekurangan diri, dan mengembangkan sikap- sikap positif. Kemudian mereka juga perlu mengembamgkan kemampuan berlogika.Mengimplementasikan konsep kepintaran berganda – mutliplied intelligent- sungguh sangat bermanfaat bagi pengembangan diri dan untuk itu konsep ini harus dilaksanakan sekarang juga, tak perlu ditunggu- tunggu sampai datang hari esok. Sehubungan dengan konsep pengembangan kepintaran berganda, Agus Nggermanto (2003) juga memberikan sedikip resep. Ia mengatakan bahwa untuk memiliki

Page 25: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

kepintaran berganda maka setiap orang (guru) perlu untuk mengimplementasikan konsep multi intelegensi. Ini mencakup tiga unsur yaitu intelligent quotient, emotional quotient dan spiritual quotient, atau kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual.Kecerdasan otak mencakup unsur logis (matematika) dan linguistik (verbal atau bahasa). Kecerdasan emosional mencakup unsur interpersonal dan intrapersonal. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah bagaimana menghayati dan mengabdi kan diri – beribadah- kepada Khalik (Sang pencipta alam) ini.Setelah memahami konsep kepintaran berganda, maka mereka juga perlu untuk mengembangkan karakter karakter positif- seperti karakter senang berfikir positif. Tokoh pendidikan Indonesia , Ki Hajar Dewantoro, sudah mewarisi kita konsep untuk memiliki kepintaran berganda, resepnya cukup sederhada yaitu: ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulodo, tutwuri handayani. Kalau sekarang banyak ajakan datang agar guru perlu mengubah diri untuk menjadi guru yang bermartabat dan guru profesional, maka salah satu wujud untuk menjadi guru yang demikian adalah melalui konsep pengembangan diri menjadi kaum pendidik dengan kepintaran bergandaDitulis dalam Makalah Belajar Dan Pembelajaran, Makalah Bimbingan Konseling, Makalah Evaluasi Pembelajaran, Makalah Penelitian Tindakan Kelas, Makalah Pengelolaan Kelas, Makalah Pengelolaan Pendidikan, Makalah Psikologi, Makalah ilmu Pendidikan. 11 Komentar - komentar »

Page 26: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Makalah 6

STRATEGI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG EFEKTIFMaret 25, 2009 — Wahidin

M a k a l a h Disusun Oleh : H.Entang Adhy Muhtar,Drs.MS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN

KATA PENGANTAR

Makalah ini mengangkat judul tentang “Strategi Perencanaan Sumberdaya Manusia yang efektif”. Hal ini didasarkan

pada suatu pemikiran bahwa organisasi publik maupun bisnis saat ini dihadapkan pada suatu perubahan kondisi

lingkungan yang semakin cepat . Keselarasan antara perencanaan sumber daya manusia (SDM) dapat membangun

kinerja organisasi yang mampu mengadaptasi dengan perubahan tadi. Untuk merancang dan mengembangkan

perencanaan sumber daya manusia yang efektif bukanlah pekerjaan yang mudah, dia membutuhkan suatu pemikiran,

pertimbangan jangka pendek maupun jangka panjang. Tiga tahap perencanaan yang saling terkait, seperti strategic

planning yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi dalam lingkungan persaingan. Kedua,

operational planning, yang menunjukkan demand terhadap SDM, dan ketiga, human resources planning, yang

digunakan untuk memprediksikualitas dan kuantitas kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka pendek dan

jangka panjang yang menggabungkan program pengembangan dan kebijaksanaan SDM. Dalam pelaksanaannya,

perencanaan sumber daya manusia harus disesuaikan dengan strategi tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk

meminimalisikan adanya kesenjangan agar tujuan dengan kenyataan dan sekaligus menfasilitasi keefektifan

organisasi dapat dicapai. Perencanaan sumber daya manusia harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka

pendek dan jangka panjang organisasi. Hal ini diperlukan agar organisasi bisa terus survive dan dapat berkembang

sesuai dengan tuntutan perubahan yang sangat cepat dan dinamis . Dengan selesainya makalah ini ,kami ucapkan

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan makalah ini. Semoga

bermamfaat. Bandung, Pebruari 2007

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. ii

1. Pendahuluan ………………………………………………………… 1

Page 27: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

2. Berbagai Pengertian dan Strategi Perencanaan SDM ……. 3

3. Manfaat Pengembangan SDM di Masa Depan …………….. 6

4. Tahapan Perencanaan SDM ………………………………………….. 8

5. Kesenjangan dalam Perencanaan Sumber daya Manusia … 9

6. Implementasi Perencanaan SDM…………………………………. 11

7. Penutup …………………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 16

STRATEGI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG EFEKTIF

1. PENDAHULUAN.

Sebuah organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai tujuan memerlukan perencanaan

Sumber daya manusia yang efektif. Suatu organisasi, menurut Riva’i( 2004:35) “tanpa didukung pegawai/karyawan

yang sesuai baiik segi kuantitatif,kualitatif, strategi dan operasionalnya ,maka organisasi/perusahaan itu tidak akan

mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan dan memajukan dimasa yang akan datang”. Oleh karena

itu disini diperlukan adanya langkah-langkah manajemen guna lebih menjamin bahwa organisasi tersedia tenaga kerja

yang tepat untuk menduduki berbagai jabatan, fungsi, pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan . Perencanaan

sumber daya manusia (Human Resource Planning) merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan

sumber daya manusia organisasi dari posisi yang diinginkan di masa depan, sedangkan sumber daya manusia adalah

seperangkat proses-proses dan aktivitas yang dilakukan bersama oleh manajer sumber daya manusia dan manajer lini

untuk menyelesaikan masalah organisasi yang terkait dengan manusia. Tujuan dari integrasi system adalah untuk

menciptakan proses prediksi demand sumber daya manusia yang muncul dari perencanaan strategik dan operasional

secara kuantitatif, dibandingkandengan prediksi ketersediaan yang berasal dari program-program SDM. Oleh karena

itu, perencanaan sumber daya manusia harus disesuaikan dengan strategi tertentu agar tujuan utama dalam

memflitasi keefektifan organisasi dapat tercapai.. Strategi bisnis di masa yang akan datang yang dipengaruhi

perubahan kondisi lingkungan menuntut manajer untuk mengembangkan program-program yang mampu

menterjemahkan current issues dan mendukung rencana bisnis masa depan. Keselarasan antara bisnis dan

perencanaan sumber daya manusia (SDM) dapat membangun perencanaan bisnis yang pada akhirnya menentukan

kebutuhan SDM. Beberapa faktoreksternal yang mempengaruhi aktivitas bisnis dan perencanaan SDM, antara lain:

globalisasi, kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi dan perubahan komposisi angkatan kerja. Perubahan

karakteristik angkatan kerja yang ditandai oleh berkurangnya tingkat pertumbuhan tenaga kerja, semakin

meningkatnya masa kerja bagi golongan tua, dan peningkatan diversitas tenaga kerja membuktikan perlunya

kebutuhan perencanaan SDM. Dengan demikian, proyeksi de3mografis terhadap angkatan kerja di masa depan akan

membawa implikasi bagi pengelolaan sumber daya manusia yang efetif. Peramalan kebutuhan sumber daya

manusiadi masa depan serta perencanaan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia tersebut merupakan bagian

dalam perencanaan sumber daya manusia yang meliputi pencapaian tujuan dan implementasi program-program.

Dalam perkembangannya, perencanaan sumber, perencanaan sumber manusia juga meliputi pengumpulan data yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektrifan program-program yang sedang berjalan dan memberikan informasi

kepada perencanaan bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi peramalan dan program pada saat diperlukan. Tujuan

utama perencanaan adalah memfasilitasi keefektifan organisasi, yang harus diintegrasikan dengan tujuan

Page 28: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi (Jackson & Schuler, 1990). Dengan demikian, perencanaan

sumber daya manusia merupakan suatu proses menterjemahkan strategi bisnis menjadi kebutuhan sumber daya

manusia baik kualitatif maupun kuantitatif melalui tahapan tertentu.

2. Berbagai Pengertian dan Strategi Perencanaan SDM Mondy & Noe (1995) mendefinisikan Perencanan SDM sebagai

proses yang secara sistematis mengkaji keadaan sumberdaya manusia untuk memastikan bahwa jumlah dan kualitas

dengan ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat mereka dibutuhkan”. Kemudian Eric Vetter dalam Jackson &

Schuler (1990) dan Schuler & Walker (1990) mendefinisikan Perencanaan sumber daya manusia (HR Planning)

sebagai; proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisinya saat ini

menuju posisi yang diinginkan di masa depan. Dari konsep tersebut, perncanaan sumber daya manusia dipandang

sebagai proses linear, dengan menggunakan data dan proses masa lalu (short-term) sebagai pedoman perencanaan di

masa depan (long-term). Dari beberapa pengertian tadi ,maka perencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan strategis yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga

kerja/pegawai dimasa yang akan datang dalam suatu organisasi (publik,bisnis ) dengan menggunakan sumber

informasi yang tepat guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas sesuai yang dibutuhkan. Adapun dalam

perencanaan tersebut memerlukan suatu strategi yang didalamnya terdapat seperangkat proses-proses dan aktivitas

yang dilakukan bersama oleh manajer sumber daya manusia pada setiap level manajemen untuk menyelesaikan

masalah organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi saat ini dan masa depan serta menghasilkan keunggulan

bersaing berkelanjutan. Dengan demikian, tujuan perencanaan sumber daya manusia adalah memastikan bahwa

orang yang tepat berada pada tempat dan waktu yang tepat,sehingga hal tersebut harus disesuaikan dengan rencana

organisasi secara menyeluruh. Untuk merancang dan mengembangkan perencanaan sumber daya manusia yang

efektif menurut Manzini (1996) untuk, terdapat tiga tipe perencanaan yang saling terkait dan merupakan satu

kesatuan sistem perencanaan tunggal. Pertama, strategic planning yang bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan organisasi dalam lingkungan persaingan, Kedua, operational planning, yang menunjukkandemand

terhadap SDM, dan Ketiga, human resources planning, yang digunakan untuk memprediksi kualitas dan kuantitas

kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka pendek dan jangka panjang yang menmggabungkan program

pengembangan dan kebijaksanaan SDM. Perencanaan sumber daya manusia dengan perencanaan strategik perlu

diintegrasikan untuk memudahkan organisasi melakukan berbagai tindakan yang diperlukan ,manakala terjadi

perubahan dan tuntutan tujuan pengintegrasian perencanaan sumber daya manusia adalah untuk mengidentifikasi

dan menggabubungkan faktor-faktor perencanaan yang saling terkait, sistematrik, dan konsisten. Salah satu alasan

untuk mengintegrasikan perencanaan sumber daya manusia dengan perencanaan strategik dan operasional adalah

untuk mengidentifikasi human resources gap antara demand dan supply, dalam rangka menciptakan proses yang

memprediksi demand sumber daya manusia yang muncul dari perencanaan strategik dan operasional secara

kuantitatif dibandingkan dengan prediksi ketersediaan yang berasal dari program-program SDM. Pemenuhan

kebutuhan sumber daya manusia organisasi di masa depan ditentukan oleh kondisi faktor lingkungan dan

ketidakpastian, diserta tren pergeseran organisasi dewasa ini. Organisasi dituntut untuk semakin mengandalkan pada

speed atau kecepatan, yaitu mengupayakan yang terbaik dan tercepat dalam memenuhi kebutuhan tuntutan/pasar

(Schuler & Walker, 1990).

3. Manfaat Pengembangan SDM di Masa Depan Pimpinan yang secara teratur melakukan proses pengembangan

strategi sumber daya manusia pada organisasinya akan memperoleh manfaat berupa distinctive capability dalam

beberapa hal dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan, seperti :Yang sifatnya strategis yakni :

1.Kemampuan mendifinisikan kesempatan maupun ancaman bagi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan

bisnis. 2.Dapat memicu pemikiran baru dalam memandang isu-isu sumber daya manusia dengan orientasi dan

mendisdik patisipan serta menyajikan perluasan perspektif. 3.Menguji komitmen manajemen terhadap tindakan yang

dilakukan sehingga dapat menciptakan proses bagi alokasi sumber daya program-program spesifik dan aktivitas.

4.Mengembangkan “sense of urgency” dan komitmen untuk bertindak. Kemudian yang sifatnya

Page 29: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

opersional ,perencanaan SDM dapat bermamfaat untuk : 1.Meningkatkan pendayagunaan SDM guna memberi

kontribusi terbaik, 2.Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap pegawai/tenaga kerja dapat

mengotimalkan potensi dan ketrampilannya guna meningkatkan kinerja organisasi, 3.Penghematan tenaga,biaya,

waktu yang diperlukan ,sehingga dapat meningkatkan efisiensi guna kesejahteraanpegawai/karyawan.(Nawawi, 1997:

143) Adapun pola yang dapat digunakan dalam penyusunan strategi sumber daya manusia organisasi di masa depan

antara lain , (Schuler & Walker, 1990) : · Manajer lini menangani aktivitas sumber daya manusia (strategik dan

manajerial), sementara administrasi sumber daya manusia ditangani oleh pimpinan unit teknis operasional. · Manajer

lini dan Biro kepegawaian/ sumber daya manusia saling berbagi tanggung jawab dan kegiatan, dalam kontek manajer

lini sebagai pemilik dan sumber daya manusia sebagai konsultan. · Departemen sumber daya manusia berperan dalam

melatih manajer dalam praktik-praktik sumber daya manusia dan meningkatkan kesadaran para manajer berhubungan

dengan HR concerns

4. Tahapan Perencanaan SDM Menurut Jackson dan Schuler (1990), perencanaan sumber daya manusia yang tepat

membutuhkan langkah-langkah tertentu berkaitan dengan aktivitas perencanaan sumber daya manusia menuju

organisasi modern. Langkahlangkah tersebut meliputi : 1.Pengumpulan dan analisis data untuk meramalkan

permintaan maupun persediaan sumber daya manusia yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.

2.Mengembangkan tujuan perencanaan sumber daya manusia 3.Merancang dan mengimplementasikan program-

program yang dapat memudahkan organisasi untuk pencapaian tujuan perencanaan sumber daya manusia

4.Mengawasi dan mengevaluasi program-program yang berjalan. Keempat tahap tersebut dapat diimplementasikan

pada pencapaian tujuan jangka pendek (kurang dari satu tahun), menengah (dua sampai tiga tahun), maupun jangka

panjang (lebih dari tiga tahun). Rothwell (1995) menawarkan suatu teknik perencanaan sumber daya manusia yang

meliputi tahap : (1) investigasi baik pada lingkungan eksternal, internal, organisasional: (2) forecasting atau peramalan

atas ketersediaan supply dan demand sumber daya manusia saat ini dan masa depan; (3) perencanaan bagi

rekrumen, pelatihan, promosi, dan lain-lain; (4) utilasi, yang ditujukan bagi manpower dan kemudian memberikan

feedback bagi proses awal. Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam merencanakan sumber daya manusia

adalah dengan actiondriven ,yang memudahkan organisasi untuk menfokuskan bagian tertentu dengan lebih akurat

atau skill-need, daripada melakukan perhitungan numerik dwengan angka yang besar untuk seluruh bagian organisasi.

Perencanaan sumber daya manusia umumnya dipandang sebagai ciri penting dari tipe ideal model MSDM meski pada

praktiknya tidak selalu harus dijadikan prioritas utama. Perencanaan sumber daya manusia merupakan kondisi penting

dari “integrasi bisnis” dan “strategik,” implikasinya menjadi tidak sama dengan “manpower planning” meski tekniknya

mencakup hal yang sama. Manpower planning menggambarkan pendekatan tradisional dalam upaya forecasting

apakah ada ketidaksesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan

yang paling tepat. Integrasi antara aspek-aspek perencanaan sumber daya manusia terhadap pengembangan bisnis

sebaiknya memastikan bahwa kebutuhan perencanaan sumber daya manusia harus dilihat sebagai suatu tanggung

jawab ini.

5. Kesenjangan dalam Perencanaan Sumber daya Manusia Dalam perencanaan SDM tidaklah semudah apa yang

dibayangkan, kendati telah ada perhitungan dan pertimbangan berdasarkan kecenderungan dan data yang tersedia,

tapi kemelencengan bisa saja terjadi. Hal ini wajar karena selain adanya dinamika organisasi juga adanya perubahan

faktor lingkungan , kebijakan yang tidak diantisipasisi sebelumnya. Proses perencanaan sering tidak berjalan

sebagaimana mestinya, karena kebijakan perencanaan tidak dibuat secara detil, sehingga terjadi kesenjangan antara

kebijakan sebelumnya dengan aspek teknis operasional secara empiris . Persoalan yang dihadapi dalam perencanaan

sumber daya manusia dalam pengembangan dan implementasinya dari strategi sumber daya manusia dapat

dikelompokkan ke dalam empat permasalah (Rothwell, 1995) : Pertama, perencanaan menjadi suatu problema yang

dirasa tidak bermanfaat karena adanya perubahan pada lingkungan eksternal organisasi, meskipun nampak adanya

peningkatan kebutuhan bagi perencanaan. Kedua, realitas dan bergesernya kaleidoskop prioritas kebijakan dan

strategi yang ditentukan oleh keterlibatan interes group yang memiliki power. Ketiga, kelompok faktor-faktor yang

Page 30: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

berkaitan dengan sifat manajemen dan ketrampilan serta kemampuan manajer yang memiliki preferensi bagi adatasi

pragmatik di luar konseptualisasi, dan rasa ketidakpercayaan terhadap teori atau perencanaan, yang dapat

disebabkan oleh kurangnya data, kurangnya pengertian manajemen lini, dan kurangnya rencana korporasi. Keempat,

pendekatan teoritik konseptual yang dilakukan dalam pengujian kematangan perencanaan sumber daya manusia

sangat idealistik dan preskriptif, di sisi lain tidak memenuhi realita organisasi dan cara manajer mengatasi masalah-

masalah spesifik. Permasalahan tersebut merupakan sebuah resiko yang perlu adanya antisipasi dengan menerapkan

aspek fleksibilitas ,manakala terjadi kesenjangan di lapangan. Namun sedapat mungkin manajer telah menyiapkan

langkah-langkah antisipasi secara cermat setiap perkembangan yang terjadi , karena pada dasarnya sebuah bangunan

perencanaan SDM tidak harus dibongkar secara mendasar , jika ada kekurangan dan kelemahan ,tentu ada upaya

mengatasi jalan keluar yang terbaik. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap perencanaan yang dibuat dengan

menreapkan analisi SWOT.

6. Implementasi Perencanaan SDM Pemilihan teknik merupakan starting point dalam melaksanakan berbagai aktivitas

yang berhubungan dengan gaya manajeral, nilai dan budaya secara keseluruhan. Beberapa teknik perencanaan

sumber daya manusia (Nursanti, 2002 : 61) dapat diimplementasikan dalam proses rekrutmen dan perencanaan karir.

a. Rekrutmen Identifikasi kemungkinan ketidakcocokan antara supply dan demand serta penyesuaian melalui

rekrutmen, sebelumnya dilihat sebagai alasan perencanaan manpower tradisional. Oleh karena itu diperlukan

pendekatan baru yang mempertimbangkan kombinasi kompetensi karyawan melalui pengetahuan, keterampilan dan

sikap dan pengalaman yang dimiliki. Perencanaan MSDM dapat dijadikan petunjuk dan memberikan wawasan masa

yang akan datang bagi orang-orang yang diperlukan untuk m,enyampaikan produk-produk inovatif atau pelayanan

berkualitas yang difokuskan melalui strategi bisnis dalam proses rekrutmen. b. Perencanaan Karir Hal ini

membutuhkan pengertian proses-proses yang diintegrasikan pada karekteristik individual dan preferensi dengan

implikasinya pada : budaya organisasi, nilai dan gaya, strategi bisnis dan panduan, struktur organisasi dan perubahan,

sistem reward, penelitian dan sistem pengembangan, serat penilaian dan sistem promosi. Beberapa organisasi dewasa

ini menekankan pada tanggung jawab individual bagi pengembangan karir masing-masing. Sistem mentoring formal

maupun informal diperkenalkan untuk membantu pencapaian pengembangan karir. Seberapa jauh fleksibelitas dan

efisiensi organisasi ditentukan oleh kebijakan pemerintah, baik fiskal maupun pasar tenaga kerja. c. Evaluasi

Perencanaan SDM Perencana sumber daya manusia dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian antara supply dan

demand bagi sejumlah orang-orang yang ada dalam organisasi dengan keterampilan yang sesuai : perencanaan

sumber daya manusia juga berguna sebagai “early warning” organisasi terhadap implikasi strategi bisnis bagi

pengembangan sumber daya manusia dengan melakukan audit terhadap SDM. Teknik-teknik yang dapat digunakan

dalam evaluasi perencanaan sumber daya manusia meliputi : a. Audit sederhana terhadap sasaran apaqkah

memenuhi tujuan, kekosongan terisi, biaya berkurang, dan sebagainya. Sedangkan tingkat audit tergantung pada

tujuan organisasi dan seberapa jauh analisis terhadap keberhasilan maupunb penyimpangan dapat dilakukan. b.

Evaluasi sebagai bagian dari tinjauan prosedur organisasi lain sesuai standar penggunaan : a. Prosedur total kualitas;

perlu bagi kebutu8han pengawasan dan dapat menggambarkan atensi bagi ketidakcukupan SDM b. Prosedur investasi

manusia; perlu pengawasan bagi hasil pelatihan terhadap analisis kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan berbasis

kontinyuitas. c. Pendekatan analitis bagi utilisasi sumber daya manusia dan pengawasan hasil c. Evaluasi sebagai

bagian dari audit komunikasi generalv atau survai sikap karyawan d. Dimasukkannya hal-hal berikut sebagai bagian

audit yang lebih luas atau tinjauan fungsi SDM : · Nilai tambah yang diperoleh organisasi, misalnya dalam

mengembangkan manusia atau pengurangan perpindahan tenaga kerja. · Dalam pemenuhan target departemen

sumber daya manusia atau penetapan fungsi · Dalam pengwasan pencapaian “equal opportunity target” dalam hal

gender atau ras · Sebagai bagian bentuk internal atau eksternal bench-marking komporasi dari perencanaan sumber

daya manusia yang digunakan dan outcomes dalam bagian lain di organisasi yang sama e. Melakukan review atas

penilaian individu. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa tujuan perencanaan sumber daya manusia adalh

memastikan bahwa orang yang tepat berada pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga hal tersebut harus

Page 31: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

disesuaikan dengan rencana organisasi secara menyeluruh. Salah satu hasil evaluasi penerapan program jangkan

panjang dapat ditujukan bagi perencanaan program suksesi.

7 . Penutup. Berdasarkan uraian sebelumnya, pada bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan : 1.

Perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Planning) merupakan salah satu fungsi dalam Manajemen

Sumberdaya manusia yang mengorientasi pada bagaimana menyusun langkah-langkah strategi menyiapkan

sumberdaya manusia (pegawai/karyawan) dalam suatu organisasi secara tepat dalam jumlah dan kualitas yang

diperlukan .Perencanaan SDM sebagai; proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia

organisasi dari posisinya saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa depan dengan menggunakan data sebagai

pedoman perencanaan di masa depan . 2. Perencanaan sumber daya manusia awal difokuskan pada perencanaan

kebutuhan sumber daya manusia di masa depan serta cara pencapaian tujuannya dan implementasi program-

program, yang kemudian berkembang, termasuk dalam hal pengumpulan data untuk mengevaluasi keefektifan

program yang sedang berjalan dan memberikan informasi kepada perencana bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi

peramalan dan program daat diperlukan. 3. Dalam pelaksanaannya, perencanaan sumber daya manusia

harusdisesuaikan dengan strategi tertentu. Hal ini dimaksudkan untukmeminimalisikan adanya kesenjangan agar

tujuan dengan kenyataan dan sekaligus menfasilitasi keefektifan organisasi dapat dicapai. Perencanaan sumber daya

manusia harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi. Hal ini

diperlukan agar organisasi bisa terus survive dan dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perubahan yang sangat

cepat dan dinamis .

DAFTAR PUSTAKA Jackson, S.E., & Schuler, R.S. 1990. Human Resource Planning: Challenges for Industrial/Organization

Psychologists. New York, West Publishing Company . Mondy ,R.W & Noe III,RM,1995,Human Resource Management,

Massahusetts, Allyn & Bacon Nawawi, Hadari, 2001, Manajemen Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press. Nursanti, T.Desy, 2002, Strategi Teintegrasi Dalam Perencanaan SDM , dalam Usmara, A (ed),

Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Amara books. Purnama, N. 2000. Membangun

Keunggulan Bersaing Melalui Integrasi Perencanaan Strategik dan Perendanaan SDM. Jakarta, Usahawan, 7(29):3-8

Riva’i, Veithzal, 2004, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan : dari teori ke praktek,

Jakarta ,RadjaGrapindo Persada. Rothwell, S. 1995. Human Resource Planning. In J. Storey (ED). Human Resource

Management: A Critical Text . London: Routledge Schuler. R.S., & Walker, J.W. 1990. Human Resource Strategy:

Focusing on Issues and Actions. Organizational Dynamics, New York, West Publishing Company

Makalah 7

Page 32: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWANovember 8, 2008 — Wahidin

Oleh M. Sobry Sutikno

Pembelajaran efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan mudah dan menyenangkan. – M. Sobry Sutikno -

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang

untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai

suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari

pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni

motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena

adanya tujuan.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan

dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.

• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain,

tetapi atas dasar kemauan sendiri.

• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya

ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau

belajar.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam

diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri

memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai

gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan

dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau

melakukan belajar.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan

Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam

belajar.

2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi.

Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

Page 33: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

3. Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat

membangun.

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan

dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok

9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

*Penulis adalah Direktur Eksekutif YNTP for research and Development Kabupaten Sumbawa Barat – NTB (Tode Dasan,

Desa Dasan Anyar, Kecamatan Jereweh, KSB)

Ditulis dalam Makalah Belajar Dan Pembelajaran, Makalah Bimbingan Konseling, Makalah Evaluasi Pembelajaran,

Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran, Makalah Perencanaan Pembelajaran, Makalah ilmu Pendidikan.

Makalah 8

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG PENGGUNAAN MEDIA SUMBER

BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJARSeptember 26, 2008 — Wahidin

Page 34: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Madiam”, yang berarti perantara atau

pengantar.

Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi atau penyalur pesan.

Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, peristiwa benda atau peristiwa yang memungkinkan anak didik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

B. Media Sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri,

karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari

bahan pelajaran yang di berikan oleh guru kepada anak didik.

Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran

tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : globe, grafik, gambar dan lain-lain.

Disamping itu media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan kelahan yang diakibatkan dari

penjelasan guru yang sukar di mengerti.

Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

C. Media Sebagai Sumber Belajar

Udin Saripudin dan Winataputra (199;65) mengelompokkan sumber “belajar menjadi lima kategori yaitu : manusia,

buku / perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan.

Karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran

terdapat atau asal untuk belajar seseorang.

D. Macam-macam Media

Klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatannya.

1) Dilihat dari jenisnya, Media dibagi ke dalam :

a. Media Auditif

Adalah media yang hanya mengandalkan kemmpuan suara saja, seperti : radio, cassette recorder, piringan hitam

media ini tidak cocok untuk orang yang mempuyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media Visual

Adalah media yang mengandalkan indra penglihatan.

Media ini menampilkan gambar diam seperti film, rangkai foto, gambar atau lukisan, cetakan dan juga yang

menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

c. Media Audiovisual

Adalah media yang mempunyai unsur rupa dan gambar.

Media ini dibagi ke dalam :

1. Audiovisual diam

2. Audiovisual gerak

2) Dilihat dari daya liputnya, Media dibagi ke dalam :

a. Media dan daya liput luas dan serentak.

Contoh : radio dan televise.

b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat.

Contoh : film, soun slide, film rangkai.

Page 35: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

c. Media untuk pengajaran individual

Media ini digunakan hanya untuk seorang diri

Contoh : modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3) Dilihat dari bahan pembatannya, Media dibagi :

a. Media sederhana

b. Media kompleks

E. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Metode

Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran.

1. Tujuan Pemilihan

Memilih media harus dengan maksud dan tujuan yang jelas.

2. Karakteristik Media Pengajaran

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu jadi pemahaman. Karakteristik media sangat diperlukan dalam

penetapan penggunaan media.

3. Alternatif Pilihan

Guru harus mampu menetapkan atau memutuskan media yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran.

F. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media

Disamping harus memenuhi prinsip pemilihan dalam penggunaan media juga harus memperhatikan faktor – faktor :

a. Objektivitas

b. Program Pengajaran

c. Sasaran Program

d. Situasi dan kondisi

e. Kualitas Teknik

f. Keefektifan dan Efisiensi penggunaan.

G. Pengembangan dan Pemanfaatan Media Sumber

Peranan media akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya. Ketika fungsi-fungsi media pelajaran diaplikasikan ke

dalam proses belajar mengajar maka akan terlihat peranannnya sebagai berikut :

a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa.

c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

Bertolak dari fungsi dan peranan media diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi lebih jelas, sehingga

tidak memanfaatkan media secara sembarangan. Guru dapat mengembangkan media sesuai kemampuannya dengan

tidak mengabaikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam memilih dan menentukan media yang akan digunakan

dalam proses belajar mengajar.

Langkah-langkah dalam pemanfaatan media.

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.

2. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media massa yang akan dimanfaatkan guna

mencapai tujuan.

3. Persiapan kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam menerima pelajaran dengan menggunakan

media tertentu.

4. Langkah penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media

pengajaran.

5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran.

Page 36: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi sampai sejauh mana tujuan pengajaran

tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan

proses belajar siswa.

Ditulis dalam Makalah Belajar Dan Pembelajaran, Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran, Makalah Media Pembelajaran,

Makalah ilmu Pendidikan. 12 Komentar - komentar »

Makalah 9

Pembelajaran PAKEM IINovember 5, 2008 — Wahidin

Belajar itu menyenangkan. Tapi, siapa yang menjadi stakeholder dalam proses pembelajaran yang menyenangkan itu?

Jawabannya adalah siswa. Siswa harus menjadi arsitek dalam proses belajar mereka sendiri. Kita semua setuju bahwa

pembelajaran yang menyenangkan merupakan dambaan dari setiap peserta didik. Karena proses belajar yang

menyenangkan bisa meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang

berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan proses belajar, faktor motivasi merupakan kunci utama. Seorang guru harus

mengetahui secara pasti mengapa seorang siswa memiliki berbagai macam motif dalam belajar. Ada empat katagori

yang perlu diketahui oleh seorang guru yang baik terkait dengan motivasi “mengapa siswa belajar”, yaitu (1) motivasi

Page 37: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

intrinsik (siswa belajar karena tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan), (2) motivasi instrumental (siswa belajar

karena akan menerima konsekuensi: reward atau punishment), (3) motivasi sosial (siswa belajar karena ide dan

gagasannya ingin dihargai), dan (4) motivasi prestasi (siswa belajar karena ingin menunjukkan kepada orang lain

bahwa dia mampu melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya).

Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa, tetapi

membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya

adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi

mata pelajaran. Sedangkan pendekatan, strategi dan metoda pembelajarannya adalah mengacu pada konsep

konstruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan proses enquiry & discovery learning.

Dengan pembelajaran konstruktivisme memungkinkan terjadinya pembelajaran berbasis masalah. Siswa sebagai

stakeholder terlibat langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan berbagai masalah yang

relevan dengan kehidupan mereka. Dengan skenario pembelajaran berbasis masalah ini siswa akan berusaha

memberdayakan seluruh potensi akademik dan strategi yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah secara

individu/kelompok. Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang berorientasi pada masalah dan tantangan akan

menghasilkan sikap mental profesional, yang disebut researchmindedness dalam pola pikir siswa, sehingga kegiatan

pembelajaran selalu menantang dan menyenangkan.

Mengapa Pakem.

Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah

model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.

Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan

dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa

lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang

kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi

(siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan

dan/atau wawancara).

Pelaksanaan Pakem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi

akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu

modalitas visual, auditorial dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa

terletak pada indera ‘mata’ (membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak

pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada

‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi

modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran

kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.

Peranan Seorang Guru.

Agar pelaksanaan Pakem berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya “The

Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif,

yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa:

1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai

dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,

3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka,

Page 38: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi

mereka,

5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.

6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan

kehidupan nyata.

7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,

8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,

9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan

fasilitator bagi siswa.

10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat

belajar siswa,

11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya

belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.

12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin

mempelajari materi lebih dalam.

Selanjutnya bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu

kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen (1994), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan

pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang, bukan instruksi atau memerintah.

Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau

dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat bertanya. Berikut adalah beberapa

contoh bentuk pertanyaan yang bisa memberikan respon kreatif terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Jelaskan bagaimana situasi ini bisa ditangani secara berbeda ?

2. Bandingkan situasi ini dengan situasi sekarang !

3. Ceriterakan contoh yang sama dengan pengalaman Anda sendiri !

Para siswa bisa juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang nampaknya sesuai dengan semua skenario.

Contoh pertanyaan-pertanyaan berikut dapat memprovokasi siswa untuk berpikir tentang kasus yang dibahas.

1. Apa yang Anda bayangkan sebagai kemungkinan dari akibat tindakan tersebut ?

2. Dengan melihat kebelakang, bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri ?

3. Dengan mengatakan yang sesungguhnya, apa kesimpulan Anda tentang isu penting itu ?

Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan konsep

Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi,

dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,

membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui

proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para

guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat

siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara

bagaimana mempelajari mata pelajaran ”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda

hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena

mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.

Page 39: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Penilaian Hasil Belajar.

Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran ?” atau apakah

”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah ’Pembelajaran dan Tes’ tersebut dilakukan guna

mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep

Pakem, penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses

maupun keberhasilan dalam lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif,

kreatif dan senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan (output) adalah siswa

mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam

sebuah kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan dan diakui secara

komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja

melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini, pendekatan

Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pendekatan penilaian alternatif yang

paling representatif untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Model Pakem.

Media dan bahan ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi penyebab ketidakberhasilan sebuah proses

pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam

melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang

cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’

di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan

proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita yakin bahwa pihak manajemen

sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk

itu”!.

Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk

mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki

relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT

sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai

multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan

berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik,

tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan.

Dalam kesempatan melakukan studi banding di Jerman, saya melihat bagaimana seorang guru fisika di sebuah

Sekolah Kejuruan (Berlin) menggunakan alat peraga simulasi (Holikopter) yang dibuat dari kertas karton yang

diapungkan didepan kelas dengan menggunakan sebuah blower untuk memudahkan para siswa dalam memahami

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika tersebut. Proses pembelajarannya mudah dipahami dan

sangat menyenangkan. Media simulasi ini tidak dibeli sudah jadi, tetapi dirancang oleh seorang guru mata pelajaran

fisika itu sendiri. Saya kira inilah yang disebut guru yang kreatif. Jadi, model ’pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan’, atau yang kita sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada

produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada pola fikir dan strategi yang digunakan secara tepat oleh seorang guru

itu sendiri dalam merancang dan mengajarkan materi pelajarannya.

Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan

oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti

disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang

dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang

menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan

adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan

ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini

Page 40: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa

harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah

mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca

Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus

dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses

pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).

ditulis oleh: Drs. Anwar Fuady, M.Ed

Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan

kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan

nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)

PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam

untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara

guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran

lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

A. ALASAN PENERAPAN PAKEM

PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan,

kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan

materi bagi peserta didik.

B. CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK PAKEM

Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:

a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik

b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru

c. Pembelajarannya efektif

d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik

C. PRINSIP PAKEM

Prinsip PAKEM antara lain:

1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional

2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik

3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah

4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan

D. JENIS PENILAIAN SESUAI DG PEMBELAJARAN MODEL PAKEM

1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses

pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta

didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa

tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b)

Menentukan kebutuhan pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk

mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan

kualitas pendidikan.

3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes

dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.

4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru.

Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.

Page 41: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM

1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu

2. Menentukan kebutuhan pembelajaran

3. Membantu dan mendorong siswa

4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik

5. Menentukan strategi pembelajaran

6. Akuntabilitas lembaga

7. Meningkatkan kualitas pendidikan

F. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM

1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan

dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.

2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik.

Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan

berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

Ditulis dalam Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran, Makalah ilmu Pendidikan, makalah Manajemen Pendidikan,

makalah inovasi pendidikan. 15 Komentar - komentar »

Makalah 10

Pendekatan CBSAOktober 27, 2008 — Wahidin

I. STRATEGI DAN METODE

1. PENGERTIAN STRATEGI, METODE DAN TEKNIK  BELAJAR MENGAJAR

Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam

lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely). Strategi belajar-mengajar tidak

hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket

pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua komponen materi

pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran

tertentu dengan kata lain strategi belajar-mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu

yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper). Tiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu

Page 42: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pengajaran berbeda satu sama lain, makajenis

kegiatan yang harus dipraktekkan oleh siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula.

Menurut Gropper sesuai dengan Ely bahwa perlu adanya kaitan antara strategi belajar mengajar

dengan tujuan pengajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang efektif

dan efisien. Ia mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar ialah suatu rencana untuk pencapaian

tujuan. Strategi belajar-mengajar terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin siswa

betul-betul akan mencapai tujuan, strategi lebih luas daripada metode atau teknik pengajaran.

Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini

berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode

yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan (Winamo Surakhmad)

Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik

lebih bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi

(dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Contoh: Guru A dengan guru B sama-sama menggunakan

metode ceramah. Keduanya telah mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah

yang efektif, tetapi hasilnya guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang

berbeda. Jadi tiap guru mungakui mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode

yang sama.

Dapat disimpulkan bahwa strategi terdiri dan metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa

mencapai tujuan. Strategi lebih luas dari metode atau teknik pengajaran. Metode atau teknik

pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Untuk lebih memperjelas perbedaan tersebut,

ikutilah contoh berikut:

Dalam suatu Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk mata kuliah Metode-metode mengajar bagi para

mahasiswa program Akta IV, terdapat suatu rumusan tujuan khusus pengajaran sebagai benikut:

“Para mahasiswa calon guru diharapkan dapat mengidentifikasi minimal empat jenis (bentuk) diskusi

sebagai metode mengajar”. Strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut

misalnya:

1. Mahasiswa diminta mengemukakan empat bentuk diskusi yang pernah dilihatnya, secara

kelompok.

2. Mahasiswa diminta membaca dua buah buku tentang jenis-jenis diskusi dari Winamo Surakhmad

dan Raka Joni.

Page 43: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

3. Mahasiswa diminta mendemonstrasikan cara-cara berdiskusi sesuai dengan jenis yang

dipelajari, sedangkan kelompok yang lain mengamati sambil mencatat kekurangan-

kekurangannya untuk didiskusikan setelah demonstrasi itu selesai.

4. Mahasiswa diharapkan mencatat hasil diskusi kelas.

Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa teknik pengajaran adalah kegiatan no 3 dan 4, yaitu

dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sedangkan seluruh kegiatan tersebut di atas

merupakan strategi yang disusun guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam mengatur strategi,

guru dapat memilih berbagai metode seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan

sebagainya. Sedangkan berbagai media seperti film, kaset video, kaset audio, gambar dan lain-lain

dapat digunakan sebagai bagian dan teknik teknik yang dipilih.

KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR

Klasifikasi strategi belajar-mengajar, berdasarkan bentuk dan pendekatan:

1. Expository dan Discovery/Inquiry :

“Exposition” (ekspositorik) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori,

generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja

informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan

kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya itu, disebut ekspositorik.

Hampir tidak ada unsur discovery (penemuan). Dalam suatu pengajaran, pada umumnya guru

menggunakan dua kutub strategi serta metode mengajar yang lebih dari dua macam, bahkan

menggunakan metode campuran.

Suatu saat guru dapat menggunakan strategi ekspositorik dengan metode ekspositorik juga. Begitu

pula dengan discovery/inquiry. Sehingga suatu ketika ekspositorik – discovery/inquiry dapat berfungsi

sebagai strategi belajar-mengajar, tetapi suatu ketika juga berfungsi sebagai metode belajar-

mengajar.

Guru dapat memilih metode ceramah, ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai

pada pemecahan masalah/eksperimen bila guru ingin banyak melibatkan siswa secara aktif. Strategi

mana yang lebih dominan digunakan oleh guru tampak pada contoh berikut:

Pada Taman kanak-kanak, guru menjelaskan kepada anak-anak, aturan untuk menyeberang jalan

dengan menggunakan gambar untuk menunjukkan aturan : Berdiri pada jalur penyeberangan,

menanti lampu lintas sesuai dengan urutan wama, dan sebagainya.

Page 44: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Dalam contoh tersebut, guru menggunakan strategi ekspositorik. Ia merigemukakan aturan umum

dan mengharap anak-anak akan mengikuti/mentaati aturan tersebut.

Dengan menunjukkan sebuah media film yang berjudul “Pengamanan jalan menuju sekolah guru

ingin membantu siswa untuk merencanakan jalan yang terbaik dan sekolah ke rumah masing-masing

dan menetapkan peraturan untuk perjalanan yang aman dari dan ke sekolah.

Dengan film sebagai media tersebut, akan merupakan strategi ekspositori bila direncanakan untuk

menjelaskan kepada siswa tentang apa yang harus mereka perbuat, mereka diharapkan menerima

dan melaksanakan informasi/penjelasan tersebut. Akan tetapi strategi itu dapat menjadi discovery

atau inquiry bila guru menyuruh anak-anak kecil itu merencanakan sendiri jalan dari rumah masing

masing. Strategi ini akan menyebabkan anak berpikir untuk dapat menemukan jalan yang dianggap

terbaik bagi dirinya masing-masing. Tugas tersebut memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan

pertanyaan sebelum mereka sampai pada penemuan-penemuan yang dianggapnya terbaik. Mungkin

mereka perlu menguji cobakan penemuannya, kemungkinan mencari jalan lain kalau dianggap

kurang baik.

Dan contoh sederhana tersebut dapat kita lihat bahwa suatu strategi yang diterapkan guru, tidak

selalu mutlak ekspositorik atau discovery. Guru dapat mengkombinasikan berbagai metode yang

dianggapnya paling efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

1. Discovery dan Inquiry :

Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry (penyelidikan). Discovery

(penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip.

Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan

sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segi tiga, demokrasi, energi dan sebagai. Prinsip

misalnya “Setiap logam bila dipanaskan memuai”

Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam) Artinya,

inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya; merumuskan problema,

merancang eksperi men, melaksanakan eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan

data, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Selanjutnya Sund mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas-batas tertentu adalah baik

untuk kelas-kelas rendah, sedangkan inquiry adalah baik untuk siswa-siswa di kelas yang lebih tinggi.

Page 45: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

DR. J. Richard Suchman mencoba mengalihkan kegiatan belajar-mengajar dari situasi yang

didominasi. guru ke situasi yang melibatkan siswa dalam proses mental melalui tukar pendapat yang

berwujud diskusi, seminar dan sebagainya. Salah satu bentuknya disebut Guided Discovery Lesson,

(pelajaran dengan penemuan terpimpin) yang langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dengan pernyataan atau

pertanyaan

2. Jelas tingkat/kelasnya (dinyatakan dengan jelas tingkat siswa yang akan diberi pelajaran,

misalnya SMP kelas III)

3. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui keglatan tersebut perlu ditulis

dengan jelas.

4. Alat/bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan

kegiatan

5. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan.

6. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan/percobaan untuk

menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan

7. Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya mental operasional

siswa, yang diharapkan dalam kegiatan.

8. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang mengarah pada

kegiatan yang dilakukan siswa.

9. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau penyelidikan mengalami kegagalan atau

tak berjalan Sebagaimana mestinya.

Sedangkan langkah-langkah inquiry menurut dia meliputi:

1. Menemukan masalah

2. Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan

3. Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan

4. Perumusan keterangan yang diperoleh

5. Analisis proses inquiry.

1. Pendekatan konsep :

Terlebih dahulu harus kita ingat bahwa istilah “concept” (konsep) mempunyai beberapa arti. Namun

dalam hal ini kita khususkan pada pembahasan yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar.

Page 46: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Suatu saat seseorang dapat belajar mengenal kesimpulan benda-benda dengan jalan

membedakannya satu sama lain. Jalan lain yang dapat ditempuh adalah memasukkan suatu benda

ke dalam suatu kelompok tertentu dan mengemukakan beberapa contoh dan kelompok itu yang

dinyatakan sebagai jenis kelompok tersebut. Jalan yang kedua inilah yang memungkinkan seseorang

mengenal suatu benda atau peristiwa sebagai suatu anggota kelompok tertentu, akibat dan suatu

hasil belajar yang dinamakan “konsep”.

Kita harus memperhatikan pengertian yang paling mendasar dari istilah “konsep”, yang ditunjukkan

melalui tingkah laku individu dalam mengemukakan sifat-sifat suatu obyek seperti : bundar, merah,

halus, rangkap, atau obyek-obyek yang kita kenal seperti rambut, kucing, pohon dan rumah.

Semuanya itu menunjukkan pada suatu konsep yang nyata (concrete concept). Gagne mengatakan

bahwa selain konsep konkret yang bisa kita pelajari melalui pengamatan, mungkin juga ditunjukkan

melalui definisi/batasan, karena merupakan sesuatu yang abstrak. Misalnya iklim, massa, bahasa

atau konsep matematis. Bila seseorang telah mengenal suatu konsep, maka konsep yang telah

diperoleh tersebut dapat digunakan untuk mengorganisasikan gejala-gejala yang ada di dalam

kehidupan. Proses menghubung-hubungkan dan mengorganisasikan konsep yang satu dengan yang

lain dilakukan melalui kemampuan kognitif

1. Pendekatan Cara Belajar Stswa Aktif (CBSA)

Pendekatan ini sebenamya telah ada sejak dulu, ialah bahwa di dalam kelas mesti terdapat kegiatan

belajar yang mengaktifkan siswa (melibatkan siswa secara aktif). Hanya saja kadar (tingkat)

keterlibatan siswa itulah yang berbeda. Kalau dahulu guru lebih banyak menjejalkan fakta, informasi

atau konsep kepada siswa, akan tetapi saat ini dikembangkan suatu keterampilan untuk memproses

perolehan siswa. Kegiatan belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada siswa (student centered).

Siswa pada hakekatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas, maka

kewajiban gurulah untuk merangsang agar mereka mampu menampilkan potensi itu, betapapun

sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan pada iswa sesuai dengan

taraf perkembangannya, sehingga mereka memperoleh konsep. Dengan mengembangkan

keterampilan keterampilan memproses perolehan, siswa akan mampu menemukan dan

mengembangkan sendin fakta dan kosep serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses

belajar-mengajar seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif.

Hakekat dad CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan belajar

mengajar yang memungkinkan terjadinya:

o Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan

Page 47: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

o Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya keterampilan

o Proses penghayatan dan internalisasi nilai, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap

Walaupun demikian, hakekat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-emosional,

tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau kemungkinan

kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab itu guru diharapkan

mempunyai kemampuan profesional sehingga ia dapat menganalisis situasi instruksional kemudian

mampu merencanakan sistem pengajaran yang efektif dan efisien.

Dalam menerapkan konsep CBSA, hakekat CBSA perlu dijabarkani menjadi bagian-bagian kecil yang

dapat kita sebut sebagai prinsip-pninsip CBSA sebagai suatu tingkah laku konkret yang dapat

diamati. Dengan demikian dapat kita lihat tingkah laku siswa yang muncul dalam suatu kegiatan

belajar mengajar karena memang sengaja dirancang untuk itu.

Prinsip-prinsip CBSA:

Dan uraian di atas kita ketahui bahwa prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan

pada kegiatan-kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses

belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak pada 4

dimensi sebagai berikut:

a. Dimensi subjek didik :

o Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada

siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direnca

nakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa tanpa

ragu-ragu mengeluarkani pendapat.

o Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut

dan suatu proses belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal

mi terwujud bila guru bersikap demokratis.

o Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu

keberhasilan tertentu yang memang dirancang olch guru.

o Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu

keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru.

o Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk

guru.

b. Dimensi Guru

Page 48: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

o Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi

siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar.

o Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator.

o Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.

o Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara, mama serta tingkat

kemampuan masing-masing.

o Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi

media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang siswa untuk

mencapai tujuan.

c. Dimensi Program

o Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta

kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru.

o Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep mau pun aktivitas siswa dalam

proses belajar-mengajar.

o Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

d. Dimensi situasi belajar-mengajar

o Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa

maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar.

o Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.

Rambu-rambu CBSA :

Yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah perwujudan prinsip-prinsip CBSA yang dapat

diukur dan rentangan yang paling rendah sampai pada rentangan yang paling tinggi, yang berguna

untuk menentukan tingkat CBSA dan suatu proses belajar-mengajar. Rambu-rambu tersebut dapat

dilihat dari beberapa dimensi. Rambu-rambu tersebut dapat digunakan sebagai ukuran untuk

menentukan apakah suatu proses belajar-mengajar memiliki kadar CBSA yang tinggi atau rendah.

Jadi bukan menentukan ada atau tidak adanya kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar.

Bagaimanapun lemahnya seorang guru, namun kadar CBSA itu pasti ada, walaupun rendah.

a. Berdasarkan pengelompokan siswa :

Strategi belajar-mengajar yang dipilih oleh guru hams disesuaikan dengan tujuan pengajaran

serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses belajar secara individual, akan tetapi

ada pula yang lebih tepat untuk proses belajar secara kelompok. Ditinjau dari segi waktu,

keterampilan, alat atau media serta perhatian guru, pengajaran yang berorientasi pada kelompok

kadang-kadang lebih efektif.

Page 49: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

b. Berdasarkan kecepatan nzasing-rnasing siswa :

Pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebasan untuk memilih materi pelajaran dengan

media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini

memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu, sedangkan bagi

mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi

belajar-mengajar berdasarkan kecepatan siswa adalah pengajaran modul.

c. Pengelompokan berdasarkan kemampuan :

Pengelompokan yang homogin han didasarkan pada kemampuan siswa. Bila pada pelaksanaan

pengajaran untuk pencapaian tujuan tertentu, siswa harus dijadikan satukelompok maka hal mi

mudah dilaksanakan. Siswa akan mengembangkan potensinya secara optimal bila berada

disekeliling teman yang hampir sama tingkat perkembangan intelektualnya.

d. Pengelompokkan berdasarkan persamaan minat :

Pada suatu guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk berkelompok berdasarkan

kesamaan minat. Pengelompokan ini biasanya terbentuk atas kesamaan minat dan berorientasi

pada suatu tugas atau permasalahan yang akan dikerjakan.

e. Berdasarkan domein-domein tujuan :

Strategi belajar-mengajar berdasarkan domein/kawasan/ranah tujuan, dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

Menurut Benjamin S. Bloom CS, ada tiga domein ialah: 1) Domein kognitif, yang menitik

beratkan aspek cipta. 2) Domein afektif, aspek sikap. 3) Dornein psikomotor, untuk aspek

gerak.

Gagne mengklasifikasi lima macam kemampuan ialah: 1) Keterampilan intelektual. 2) Strategi

kognitif. 3) Informasi verbal. 4) Keterampilan motorik. 5) Sikap dan nilai.

Di samping pengelompokan (klasifikasi) tersebut di atas, masih ada pengelompokkan yang lebih

komprehensif dalam arti meninjau beberapa faktor sekaligus seperti, wawasan tentang manusia dan

dunianya, tujuan serta lingkungan belajar. Pendapat ini dikemukakan oleh Bruce Joyce dan Marsha

Well dengan mengemukakan rumpun model-model mengajar sebagai berikut :

a. Rumpun model interaksi sosial

b. Rumpun model pengelola informasi Rumpun model personal-humanistik

c. Rumpun model modifikasi tingkah laku.

T. Raka Joni mengemukakan suatu kerangka acuan yang dapat digunakan untuk memahami strategi

belajar-mengajar, sebagai berikut:

1. Pengaturan guru-siswa :

Page 50: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

o Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan antara : Pengajaran yang diberikan oleh

seorang guru atau oleh tim

o Hubungan guru-siswa, dapat dibedakan : Hubungan guru-siswa melalui tatap muka

secara langsung ataukah melalui media cetak maupun media audio visual.

o Dari segi siswa, dibedakan antara : Pengajaran klasikal (kelompok besar) dan kelompok

kecil

(antara 5 – 7 orang) atau pengajaran Individual (perorangan).

2. Struktur peristiwa belajar-mengajar :

Struktur peristiwa belajar, dapat bersifat tertutup dalam arti segala sesuatunya telah

ditentukan secara ketat, misalnya guru tidak boleh menyimpang dari persiapan mengajar

yang telah direncanakan. Akan tetapi dapat terjadi sebaliknya, bahwa tujuan khusus

pengajaran, materi serta prosedur yang ditempuh ditentukan selama pelajaran

berlangsung. Struktur yang disebut terakhir ini memberi kesempatan kepada siswa untuk

ikut berperan dalam menentukan apa yang akan dipelajari dan bagaimana langkah

langkah yang akan ditempuh.

3. Peranan guru-siswa dalam mengolah pesan :

Tiap peristiwa belajar-mengajar bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, ingin

menyampaikan pesan, informasi, pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada siswa.

Pesan tersebut dapat diolah sendiri secara tuntas oleh guru sebelum disampaikan kepada

siswa, namun dapat juga siswa sendid yang diharapkan kepada siswa, namun dapat juga

siswa sendid yang diharapkan mengolah dengan bantuan sedikit atau banyak dan guru.

Pengajaran yang disampaikan dalam keadaan siap untuk ditedma siswa, disebut strategi

ekspositorik, sedangkan yang masih harus diolah oleh siswa dinamakan heudstik atau

hipotetik. Dan strategi heuristik dapat dibedakan menjadi dua jenis ialah penemuan

(discovery) dan penyelidikan (inquiry), yang keduanya telah diterangkan pada awal bab

ini.

4. Proses pengolahan pesan :

Dalam peristiwa belajar-mengajar, dapat terjadi bahwa proses pengolahan pesan bertolak

dari contoh-contoh konkret atau peristiwa-peristiwa khusus kemudian diambil suatu

kesimpulan (generalisasi atau pnnsip-pnnsip yang bersifat umum). Strategi belajar-

Page 51: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

mengajar yang dimulai dari hal-hal yang khusus menuju ke umum tersebut, dinamakan

strategi yang bersifat induktif.

Pemilihan strategi belajar-mengajar

Titik tolak untuk penentuan strategi belajar-mengajar tersebut adalah perumusan tujuan pengajaran

secara jelas. Agar siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara optimal, selanjutnya

guru harus memikirkan pertanyaan berikut : “Strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk

membantu tiap siswa dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan?” Pertanyaan ini sangat

sederhana namun sukar untuk dijawab, karena tiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda.

Tetapi strategi memang harus dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan secara efektif dan

produktif.

Langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut; Pertama menentukan tujuan dalam arti

merumuskan tujuan dengan jelas sehingga dapat diketahui apa yang diharapkan dapat dilakukan

siswa, dalam kondisi yang bagaimana serta seberapa tingkat keberhasilan yang diharapkan.

Pertanyaan inipun tidak mudah dijawab, sebab selain setiap siswa berbeda, juga tiap guru pun

mempunyai kemampuan dan kwalifikasi yang berbeda pula. Disamping itu tujuan yang bersifat afektif

seperti sikap dan perasaan, lebih sukar untuk diuraikan (dijabarkan) dan diukur. Tujuan yang bersifat

kognitif biasanya lebih mudah. Strategi yang dipilih guru untuk aspek ini didasarkan pada perhitungan

bahwa strategi tersebut akan dapat membentuk sebagaimana besar siswa untuk mencapai hasil yang

optimal.

Namun guru tidak boleh berhenti sampai disitu, dengan kemajuan teknologi, guru dapat mengatasi

perbedaan kemampuan siswa melalui berbagai jenis media instruksional. Misalnya, sekelompok

siswa belajar melalui modul atau kaset audio, sementara guru membimbing kelompok lain yang

dianggap masih lemah.

Kriteria Pemilihan Strategi Belajar-mengajar, menurut Gerlach dan Ely adalah:

1. Efisiensi :

Seorang guru biologi akan mengajar insekta (serangga). Tujuan pengajarannya berbunyi :

Diberikan lima belas jenis gambar binatang, yang belum diberi nama, siswa dapat menunjukkan

delapan jenis binatang yang termasuk jenis serangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi

yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan diberi nama,

kemudian siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya. Selanjutnya para siswa diminta mempelajari

di rumah untuk dihafal cirinya, sehingga waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan

Page 52: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

betul. Dengan kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan Strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efisien untuk

pencapaian tujuan yang bersifat hafalan. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan strategi inquiry

mungkin oleh suatu konsep, bukan hanya sekedar menghafal.

Strategi ini lebih tepat. Guru dapat menunjukkan berbagai jenis binatang, dengan sketsa atau

slide kemudian siswa diminta membedakan manakah yang termasuk serangga; ciri-cirinya,

bentuk dan susunan tubuhnya, dan sebagainya. Guru menjawab pertanyaan siswa dengan

jawaban pelajari lebih jauh. Mereka dapat mencari data tersebut dari buku-buku di

perpustakaan atau melihat kembali gambar (sketsa) yang ditunjukkan guru kemudian

mencocokkannya. Dengan menunjuk beberapa gambar, guru memberi pertanyaan tentang

beberapa spesies tertentu yang akhirnya siswa dapat membedakan mana yang termasuk

serangga dan mana yang bukan serangga. Kegiatan ini sampai pada perolehan konsep

tentang serangga.

Metode terakhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang

dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun inquiry membawa

siswa untuk mempelajari konsep atau pnnsip yang berguna untuk mengembangkan

kemampuan menyelidiki.

2. Efektifitas :

Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan

merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih harus

dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan

jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari.

Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari

pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau

skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang

lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.

3. Kriteria lain :

Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah tingkat

keterlibatan siswa. (Ely. P. 186). Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih

intensif dalam hal keterlibatan siswa. Sedangkan pada strategi ekspository siswa cenderung

lebih pasif. Biasanya guru tidak secara murni menggunakan ekspository maupun discovery,

melainkan campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan yang akan dicapai dan kemampuan

yang dimiliki siswa, kemudian memilih strategi yang lain efektif dan efisien untuk mencapainya.

Page 53: Kumpulan Makalah Kajian Kritis

Ditulis dalam Makalah Belajar Dan Pembelajaran, Makalah Evaluasi Pembelajaran, Makalah Kurikulum Dan

Pembelajaran, Makalah Media Pembelajaran, Makalah Pengelolaan Pendidikan. 4 Komentar - komentar »