Top Banner
PRAKTIKUM 1. STRUKTUR BENIH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang memiliki suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Dalam kingdom plantae terdapat dua kelas tumbuhan berbiji yaitu Angiospermae dan Gymnospermae. Angiospermae terdiri dari dua sub kelas yaitu Monokotiledon dan Dikotiledon. Terdapat banyak perbedaan antara tanaman yang tergolong subkelas Monokotiledon dan Dikotiledon, diantaranya adalah perbedaan pada struktur dan morfologi benih kedua subkelas tanaman tersebut. Pengetahuan tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman tersebut akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur benih tersebut. Benih secara garis besar terdiri dari 3 bagian penting yakni : 1
81

Kumpulan Laprak Tekben

Oct 27, 2015

Download

Documents

Widya Setiabudi

Praktikum Teknologi Perbenihan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kumpulan Laprak Tekben

PRAKTIKUM 1. STRUKTUR BENIH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang memiliki suatu

organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk

melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Benih sering disamaartikan dengan biji, namun

terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih

berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan.

Dalam kingdom plantae terdapat dua kelas tumbuhan berbiji yaitu Angiospermae dan

Gymnospermae. Angiospermae terdiri dari dua sub kelas yaitu Monokotiledon dan Dikotiledon.

Terdapat banyak perbedaan antara tanaman yang tergolong subkelas Monokotiledon dan

Dikotiledon, diantaranya adalah perbedaan pada struktur dan morfologi benih kedua subkelas

tanaman tersebut. Pengetahuan tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman tersebut

akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur benih tersebut.

Benih secara garis besar terdiri dari 3 bagian penting yakni :

1) Kulit Biji

Umumnya kulit biji berasal dari integumentum/ovule yang mengalami modifikasi

selama proses pembentukan biji berlangsung

Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecoklatan sedangkan bagian dalam

tipis berselaput.

Kulit biji berfungsi melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis, serangan

cendawan dan insekta.

2) Embryo

Embryo adalah suatu tanaman baru yang terjadidari bersatunya gamet-gamet jantan dan

betina pada suatu proses pembuahan. Embryo yang perkembangannya sempurna akan

teriri dari struktur-struktur, calon pucuk, calon akar, cadangan makanan dsb.

1

Page 2: Kumpulan Laprak Tekben

3) Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan

Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan

cadangan makanan, yaitu : Kotiledon (kelas dikotiledoneae), Endosperm (kelas

monokotiledoneae), Perisperm (fam. Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae), Scutellum

(grasses/rumput-rumputan)

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui / melihat :

Kulit biji, embryo dan cadanga

2

Page 3: Kumpulan Laprak Tekben

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batasan Pengertian Benih

Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara

kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif,

sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Dalam batasan struktural, benih sama dengan

buah tetapi dalam batasan fungsional tidak sama dengan biji (Sjamsoe’oed Saudjad, 1993).

Biji bukan objek pasca panen karena benih merupakan komoditi pertanian yang proses produksi

dan persiapan sejak benih sumber yang ditanamharus jelas identitas genetiknya sampai

menghasilkan benih bermutu sesuai analisis benih ditangan konsumen benih (Wahyu Qamara

Munisjah, dkk, 1991) .

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang

selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak

dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan

sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004). Namun bila

kita telaah makna benih yang terkandung dalam UU RI No.12 th. 1992, yang termasuk ke dalam

pengertian benih bukan hanya biji, namun bagian tanaman lain yang dapat digunakan

perbanyakan tanaman secara generatif maupun vegetatif seperti stek batang, daun, akar, dan lain

sebagainya. Sehingga dalam hal ini perlu adanya batasan mengenai benih yang dimaksud pada

praktikum kali ini, yang lebih mengacu pada biji sebagai benih.

Biji adalah ovule yang dewasa.Terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovari pada

legume,tapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari pada monokotil.Setiap biji

matang selalu terdiri paling kurang dua bagian,yaitu: (1).Embryo,(2).Kulit biji (Seed coat atau

testa).Embryo terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zygote) dengan mengalami

pembelahan sel di dalam embryo sac. Kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari

ovule.Pada legume umumnya terdapat dua lapis kulit biji.Lapisan sebelah dalam tipis dan

3

Page 4: Kumpulan Laprak Tekben

lunak,sedangkan lapisan sebelah luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi terhadap

suhu,penyakit dan sentuhan mekanis.

Setiap biji yang sangat muda dan sedang tumbuh, selalu terdri atas tiga bagian yaitu: (1)

Embryo,(2) Kulit buji (seed coat),(3) Endosperm.Endosperm yaitu suatu jaringan penyimpanan

makanan cadangan (storage tissue) yang mana diserap oleh embryo sebelum atau selama

perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda.Hubungan dalam struktur

reproduktif dari fase bunga sampai menjadi buah atau biji masak yaitu: Ovule menjadi biji, ovari

menjadi buah, ovari wall menjadi pericarp (2n), nucellus menjadi perisperm (2n), integument

menjadi testa atau seed coat, 2 polar nuclei + sperm nucleus menjadi endosperm (3n), Egg

nucleus + sperm nucleus menjadi zigote-embryo (2n),embryo sac akan lenyap, micropyl menjadi

micropyle, funiculus menjadi hilum, funiculus + integumen menjadi raphae.

Biji dapat memiliki fungsi ganda, sebagai bahan konsumsi dan sebagai bahan tanaman.

Secara fungsional dalam memenuhi kepentingan budidaya. Tanaman biji itu tidak sama dengan

benih. Biji tumbuhan kalau dipelihara dan ditangani untuk tujuan budidaya, maka biji berfungsi

sebagai benih dalam batasan.

4

Page 5: Kumpulan Laprak Tekben

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.3. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan Pegok, Fakultas Pertanian, Universitas

Udayana. Pada hari Sabtu, 21 Desember 2009. Pukul 08.00 WITA

1.4. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah biji jagung, biji kedelai, biji kacang tanah dan kacang

hijau, air untuk merendam biji. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah pisau singlet

untuk membelah dan peralatan sederhana untuk merendam biji.

1.5. Cara kerja

1. Siapkan beberapa benih contoh seperti jagung, kacang tanah, kedelai dan kacang

hijau.

2. Bagi masing-masing contoh benih menjadi dua bagian, satu bagian direndam

dengan air biasa selama 24 jam dan satu bagian kering.

3. Pada benih kering, amati dan gambar :

a. Bentuk benih (amati dan gambar bentuk benih utuh)

b. Kulit benih

Warna, kilapan permukaan, tekstur kulit benih (licin/kasar/berbulu.bertugi)

c. Aroma,(Berbau sedap, berbau tidak sedap, tidak berbau).

d. Hilum

1) Bentuk hilum (gambar) : lonjong/bulat/segitiga/dll)

2) Warna hilum : kuning/coklat muda/hijau/hitam/abu-abu/merah/dll)

3) Lokasi hilum : dibawah/ditengah/dll

4) Posisi hilum : rata/menjorok/menonjol.

4. Belah benih yang telah direndam, amati dan gambar bagian-bagiannya sebagai

berikut :

5

Page 6: Kumpulan Laprak Tekben

a. Embryo seperti :

1) Monokotil : koleoptil, plumule, radikal, koleoriza

2) Dikotil : plumule, radikel, hypokotil, epikotil.

b. Cadangan makanan :

1) Monokotil : endosperm, scutellum

2) Dikotil : kotiledon

6

Page 7: Kumpulan Laprak Tekben

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil praktikum terlampir.

4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum, terlihat bahwa terdapat perbedaan struktur benih antara benih

monokotil dengan benih dikotil. Sampel subkelas monokotil pada praktikum kali ini adalah

benih jagung, dimana terlihat morfologi jagung yang memiliki bentuk hilum yang lonjong dan

berlokasi di bagian pangkal biji dan posisinya menonjol. Selain itu terlihat perbedaan warna yang

membedakan antara embrio, endosperm, dan epicarp benih jagung, ketika benih jagung dibelah.

Sedangkan sampel subkelas dikotil adalah benih kedelai, dimana bentuk hilumnya bulat lonjong,

lokasi ditepi dan posisinya menjorok. Pada benih yang dilakukan perendaman, dilakukan

pengamatan pada biji jagung, kacang tanah, dan kacang hijau. Setelah direndam, benih dibelah

dan diamati bagian-bagiannya. Perendaman bertujuan untuk mempermudah dilakukannya

pembelahan pada benih kacang tanah dan kacang hijau. Pada benih jagung terlihat endosperma,

embrio dan posisi hilum. Pada benih kacang tanah terlihat jelas selaput benih, plumula yang

menjadi bakal daun serta radikula yang menjadi bakal akar, yang paling luas bentuknya adalah

kotiledon. Sedangkan pada kacang hijau yang telah dibelah terlihat jelas hipokotil, epikotil,

selaput benih dan kotiledon.

7

Page 8: Kumpulan Laprak Tekben

BAB VPENUTUPKesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan:

Terdapat perbedaan antara struktur benih tanaman dikotil dan tanaman monokotil.

Yang pada praktikum kali ini menggunakan sampel tanaman jagung untuk tanaman

monokotil dan kedelai, kacang tanah dan kacang hijau untuk tanaman dikotil.

Terdapat bagian-bagian calon/bakal tanaman di dalam benih, baik benih monokotil

maupun dikotil, dimana terdapat pula endosperm yang mendukung kelangsungan

embrio sebagai cadangan makanannya.

Perendaman benih dapat membantu mempermudah membelah benih dan melihat

bagian dalam isi benih terutama bagian radikal, plumula dan endosperm.

1.6. Saran

Untuk mengetahui kualitas suatu benih, perlu diperhatikan terlebih dahulu morfologinya,

karena dari morfologi terlihat jelas bentuk benih tersebut itu baik atau tidak serta bagian-

bagiannya lengkap atau tidak, terutama kulit biji, embrio dan cadangan makanannya. Struktur

benih yang bagus dan memiliki bagian-bagian yang penting dapat mewakili kelompok benih

yang akan diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas

Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.

8

Page 9: Kumpulan Laprak Tekben

Garden Decorations. 2004. Struktur biji. http://www.ramadhan.20m.com/whats_new.html.

Diakses 28 Desember 2009.

Anonim. 2009. Pengertian Benih.

9

Page 10: Kumpulan Laprak Tekben

PRAKTIKUM 2. PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengujian mutu benih, yang meliputi pengujian mutu fisik, genetis dan fisiologis,

merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Dimana pengujian masing-

masing standar mutu kualitas benih memiliki standar tolak ukur yang berbeda-beda. Oleh karena

itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih

di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan

beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran,

struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa

penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian

benih, salah satunya adalah pengujian mutu fisik benih. Pengujian mutu fisik benih dapat

dilakukan melalui analisis kemurnian benih. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

sampel yang mewakili lot benih yang kemudian dipisahkan antara kotoran dan benih tanaman

lain untuk dihitung persentasenya dan dapat dihitung persentase kemurnian benihnya.

Benih murni merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih sangat penting

dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih

yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Benih murni yang merupakan salah satu komponen

dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada

pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian

hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk

tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja,

kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada

berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan

menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron (ISTA).

10

Page 11: Kumpulan Laprak Tekben

Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji,

yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya. Contoh kerja dipisah-

pisahkan ke dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran fisik lainnya.

Kemurnian ditentukan berdasarkan persentase berat masing-masing komponen terhadap berat

awal contoh kerja.

Pemurnian benih bertujuan :

1) membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan

bahan-bahan pengotor.

2) memilih benih murni dari beni-benih yang kecil, berwarna tidak normal,dan

benih-benih yang tidak sehat lainnya. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan

dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah

yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin

dengan cara yang benar.Untuk benih yang sedikit pengayakan dapat dilakukan

tetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin penampi. Ketika

dibersihkan , benih dipisahkan dari kontaminan, tanah ,debu, dan sekam dan

benih yang inferior (diluar ukuran lazim,keriput, retak-retak,dan berpenyakit).

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian dan identitasnya yang akan

mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.

Contoh kerja dipisahkan menjadi :

Benih murni

Biji tanaman lain

Kotoran.

11

Page 12: Kumpulan Laprak Tekben

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non

benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih

dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan

dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang

selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian

adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang

mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3

komponen sebagai berikut :

a. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang

diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :

Benih masak utuh

Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak

Benih yang telah berkecambah sebelum diuji

Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya,

asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang

dimaksud

Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali

b. Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan

tidak dimaksudkan untuk diuji.

c. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang

termasuk kedalam kotoran benih adalah:

Benih dan bagian benih

Benih tanpa kulit benih

Benih yang terlihat bukan benih sejati

Bijihampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal

12

Page 13: Kumpulan Laprak Tekben

Cangkang benih, Kulit benih, Bahan lain, Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting,

daun, tangkai, dll.

Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat

dilakukan, yaitu:

a. Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.

b. Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.

Skema pengujian analisis kemurnian benih

Dari skema diatas dapat diketuhi bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan

secara simplo yaitu dengan melakukan pengambilan contoh kerja hanya satu kali, tetapi jika

secara duplo maka pengambilan contoh kerja dilakukan 2 kali setengah berat contoh kerja.

Setelah dilakukan pengabilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat

awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya adalah analisis

kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual bedasarkan penampakan

morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah dilakukan analisis

kemudian dilakukan penimbangan pada setiap komponen tersebut.

Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari

berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika

13

Page 14: Kumpulan Laprak Tekben

faktor kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung

presentase ketiga komponen tersebut.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.3. Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November 2009, pukul 08.00 WITA-

selesai. Bertempat dikebun Percobaan Pegok, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

1.4. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan sebagai penelitian adalah benih jagung dan benih kedelai yang

dibagi menjadi 2 lot. Siapkan alat tulis dan kertas, serta timbangan.

1.5. Cara kerja

1. Ambil contoh kerja dan timbang berat awal contoh tersebut.

2. Pisahkan komponen-komponen analisis kemurnian

Benih murni

Biji tanaman lain

kotoran

3. Timbang masing-masing komponen hasil pemisahan dan timbang berat masing-

masing komponen tersebut.

4. Jumlahkan semua berat masing-masing komponen untuk mendapatkan berat total

setelah pengujian.

5. Jika selisih antara berat awal dengan berat setelah pengujian >6% maka pelaksanaan

percobaan diulang.

6. Hitung masing-masing komponen dengan menggunakan 1 angka desimal.

KRITERIA

a. Benih murni

Kacang-kacangan : benih utuh dengan selaput (coat) pecahan benih > ½ ukuran asli

dengan selaput melekat

14

Page 15: Kumpulan Laprak Tekben

Padi : meliputi spikelet, floret, jail (caryopsis) utuh, pecahan jali > ½ ukuran

asli, tidak termasuk bulu yang panjangnya lebih dari panjang spikelet

atau floret.

Jagung : jail utuh, pacahan jail >1/2 ukuran asli.

b. Biji tanaman lain

Semua biji yang tidak termasuk dalam spesies yang dimaksud (seharusnya <5%)

c. Kotoran

Semua materi yang terdapat didalam contoh kerja kemurnian akan tetapi tidak trmasuk

kedua komponen sebelumnya seperti : jerami, sekam, debu, tanah, pecahan benih yang

ukurannya kurang dari ½ ukuran benih asli.

RUMUS :

Benih murni(%) = x 100%

Biji tanaman lain (%) = x 100%

Kotoran (%) = x 100%

15

Page 16: Kumpulan Laprak Tekben

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.6. Hasil

1. Untuk jagung

Berat total akhir pengujian : 8,79 g

Berat biji tanaman lain : 0 g

Berat benih murni : 8,20 g

Berat kotoran : 0,58 g

Perhitungan

Benih murni(%) = x 100%

= x 100% = 93,28%

Biji tanaman lain (%) = x 100%

= x 100% = 0%

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 6,59%

16

Page 17: Kumpulan Laprak Tekben

2. Kedelai Lot A

Berat total akhir pengujian : 17,44 g

Berat biji tanaman lain : 0 g

Berat benih murni : 16,40 g

Berat kotoran : 1,02 g

Perhitungan

Benih murni(%) = x 100%

= x 100% = 94,04%

Biji tanaman lain (%) = x 100%

= x 100% = 0%

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 5,84%

3. Kedelai Lot B

Berat total akhir pengujian : 13,41 g

Berat biji tanaman lain : 0 g

Berat benih murni :12,07 g

Berat kotoran : 1,34 g

Perhitungan :

17

Page 18: Kumpulan Laprak Tekben

Benih murni(%) = x 100%

= x 100% = 90%

Biji tanaman lain (%) = x 100%

= x 100% = 0%

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 9,99%

1.7. Pembahasan

Dari data tersebut, sampel benih yang diambil rata-rata memiliki kemurnian 92%. Pada

benih jagung,kemurniannya mencapai 93,28% dan kotoran 6,59%. Pada biji kedelai Lot A

kemurniannya 94,04% dan kotoran mencapai 5,84%. Sedangkan pada kedelai Lot B,

kemurniannya hanya 90%, sedangkan kotorannya 9,99%. Ini berarti faKtor kehilangan benih

tidak lebih besar dari 5%, sehingga benih yang digunakan pada praktikum ini termasuk benih

yang bermutu fisik baik.. Namun dengan nilai yang kemurnian hanya 92%(rata-rata) benih

tersebut belum murni dan masih banyak mengandung kotoran.

Semakin baik mutu fisik benih, akan berpengaruh pada semakin baik mutu genetis dan

fisiologis. Sebab murni benih tersebut, maka daya kecambah dan campuran dari benih lain juga

sedikit, sehingga karakter benih terjaga dan tumbuh di lapangan dengan optimal.

18

Page 19: Kumpulan Laprak Tekben

BAB V

PENUTUP

1.8. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :

Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih

lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Dengan mengetahui

kemurnian benih kita dapat menentukan mutu benih tersebut.

Pada benih jagung didapat kemurnian benih 93,28%. Sedangkan pada kdelai Lot A

dan kedelai Lot B masing-masing kemurniannya adalah 94,04% dan 90%.

Faktor kehilangan benih dalam pengujian ini lebih kecil dari 5%, sehingga pengujian

itu dapat dikatakan benih yang digunakan pada praktikum ini bermutu fisik baik.

1.9. Saran

Setiap benih yang akan digunakan untuk pembibitan tanaman, hendaknya dilakukan uji

kemurnian benih tersebut, untuk mengetahui mutu fisik benih tersebut. Karena hal ini sangat

berkaitan dengan mutu genetis dan fisiologis dari benih tersebut. Maka persentase

perkecambahan benih akan semakin tinggi dan sifat/karakter dari varietas tersebut terjaga

kemurniannya. Sehingga nantinya benih yang kita dapat untuk bahan pertanaman dapat tumbuh

dengan baik dan menghasilkan hasil yang maksimal.

19

Page 20: Kumpulan Laprak Tekben

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas

Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.

Garden Decorations. 2004. Struktur biji. http://www.ramadhan.20m.com/whats_new.html.

Diakses 28 Desember 2009.

Kemurnian Benih. 2009. Pengujian Kemurnian Benih. www.google.com. Diakses 28 Desember

2009.

20

Page 21: Kumpulan Laprak Tekben

PRAKTIKUM 3. UJI DAYA KECAMBAH BENIH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penentuan daya berkecambah merupakan salah satu cara untuk mengetahui mutu

fisiologis suatu. Hal ini disebabkan karena dengan mengetahui daya berkecambah maka kita

akan dapat menentukan persentase benih yang dapat tumbuh. Uji perkecambahan benih dapat

dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan

media kertas dan metoda uji = UDK (Uji Di atas kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp

(Uji Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca

umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan media lainnya, dapat

berupa campuran atau tidak dicampur. Media uji sebelum di proses akan mengalami perlakuan

sterilisasi, seperti pemanasan dalam oven temperatur 103 ± 2 ºC untuk media kertas, atau

dilakukan penggorengan untuk media pasir, tanah, serbuk gergaji dan media lainnya.

Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan

pertumbuhan dari komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah

jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya

tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA. Setiap biji yang

dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu persentase sama pertumbuhan kecambahnya.

Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh

benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.

Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih tentang viabilitas

dan vigor benih tersebut, yaitu benih dapat tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi

wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang mendukung. Parameter yang digunakan dapat berupa

persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang

diamati langsung. Namun terdapat pula pengujian daya kecambah benih dengan memasukkan

perlakuan cekaman. Hal ini untuk mendapatkan vigor dari tanaman tersebut.

21

Page 22: Kumpulan Laprak Tekben

Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak memuaskan karena  hasilnya kurang

dapat dipercaya. Oleh karena itu metode labolatorium dikembangkan sedemikian rupa, dimana

beberapa atau seluruh kondisi luar / lapangan dapat dikendalikan dengan teratur. Sehingga

memberikan hasil perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh benih yang dianalisa.

Metode perkecambahan dengan pengujian dilabolaotorium hanya menentukan persentase

perkecambahan  total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur – struktur

penting dari embrio, yang menunjukan kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi

lapangan yang oftimum. Sedangakan kecambah yang tidak menunjukan kemampuan tersebut

dinilai sebagai kecambah abnormal. Benih yang tidak dorman tetapi tidak tumbuh setelah

periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati.

Agar hasil persentase perkecambahan yang didapat dengan metode uji daya kecambah

dilabolatorium mempunyai korelasi fositif dengan kenyatan nantinya dilapangan makan perlu

diperhatikan faktor – faktor berikut ini :

1. Kondisi lingkungan dilabolaotrium harus mengunutngkan bagi perkecambahan benih dan

terstandarisasi.

2. Pengamatan dan penilaian baru dilakukian pada saat kecambah mencapi suatu fase

perkembangan, dimana dapat dibedakan antara kecambah normal dan kecambah

abnormal.

3. Pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus sedemikian sehingga dapat dinilai

mempunyai kemampuan tumbuh menjadai tanaman normal dan kuat pada keadaan yang

mengunguntungkan dilapangan.

4. Lama pengujian harus dalam jangka waktu yang telah ditentunkan.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui daya berkecambah benih dengan berbagai metoda.

Mengetahui kriteria kecambah normal dan abnormal

22

Page 23: Kumpulan Laprak Tekben

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman, sebelum

berkecambah tanaman relatif kecil dan dorman. Perkecambahan ditandai dengan munculnya

radicle dan plumule. Biasanya radicle keluar dari kulit benih, terus ke bawah dan membentuk

sistem akar. Plumule muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Pada tahap ini proses respirasi

mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat dilarutkan diubah agar dapat dilarutkan,

hormon auxin terbentuk pada endosperm dan kotiledon. Hormon tersebut dipindah ke jaringan

meristem dan digunakan untuk pembentukan sel baru dan membebaskan energi kinetik (Edmond

et al., 1975).

Perkecambahan (germination) merupakan serangkaian peristiwa-peristiwa penting yang

terjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh – tergantung pada variabilitas

benih, kondisi lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha

pemecahan dormansi. Perkecambahan benih yang mengandung kulit biji yang tidak permeabel

dapat dirangsang dengan skarifikasi, yaitu pengubahan kulit biji untuk membuatnya menjadi

permeabel terhadap gas-gas dan air, dan Cara mekanik. (Harjadi, 1986).

Biji akan bekecambah setelah mengalami masa dorman yang disebabkan berbagai faktor

internal, seperti embrio masih berbentuk rudiment atau belum masak (dari segi fisiologis), kulit

biji yang tahan atau impermeabel, atau adanya penghambat tumbuh (Hidayat, 1995). Daya hidup

biji cukup tinggi. Persentase daya kecambahnya dalam 8 hari mencapai 80%, bila biji yang

dikecambahkan itu sebelumnya direndam dalam air panas (80o C) selama 2-3 menit. Persentase

ini dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan pengocokan dengan air panas (Wawo, 1981).

Dormansi digambarkan sebagai peristiwa benih yang berkecambah, tidak akan

berkecambah walaupun faktor lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan

(Kuswanto,1996).

23

Page 24: Kumpulan Laprak Tekben

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.3. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di kebun Percobaan pegok, Fakultas pertanian, Universitas

Udayana, Denpasar, pada hari Sabtu, 28 November 2009. Pukul 08.00 WITA-selesai.

1.4. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah biji jagung, biji kedelai yang dibagi menjadi kedelai A

dan kedelai B. Air untuk merendam biji, kertas merang untuk tempat biji berkecambah,

dan plastic tipis transparan untuk menutup kertas yang digulung. Petridish untuk uji atas

kertas.

1.5. Cara kerja

1. METODE UDK (Uji Diatas Kertas)

a. Siapkan 3-4 kertas merang lembab didalam petridish

b. Tanam 25 butir benih diatas subtract (posisi melingkar)

c. Tutup petridish dengan penutupnya

d. Tempatkan dalam alat pengecambah (germinator)

e. Amati kecambah normal dan abnormal pada umur 3 dan 5 HST.

f. Buang kecambah normal yang dijumpai pada hitungan pertama, demikian juga

kecambah yang mati atau busuk.

g. Hitung daya berkecambah benih dengan rumus sbb :

(%) kecambah normal = x 100%

(%) kecambah abnormal = x 100%

24

Page 25: Kumpulan Laprak Tekben

2. METODE UAK (Uji Antar Kertas)

a. Siapkan 3-4 kertas merang lembab berukuran 20 x 30 cm dan letakkan terhampar

diatas meja praktikum

b. Lipat substrat tersebut kearah panjang kertas sehingga memberikan bekas lipatan

pada setengah bagiannya.

c. Tanam 25 butir benih (susun 5 baris)

d. Lipat setengah bagian substrat yang tidak ditanam sehingga menutupi benih.

e. Lipat ketiga tepi kertas yang belum terlipat kearah dengan lebar lipatan 1,5-2 cm

f. Tempatkan materi dalam germinator

g. Amati kecambah normal dan abnormal pada umur 3 dan 5 HST

h. Hitung daya kecambah benih dengan rumus diatas.

3. METODE UKDdp (Uji Kertas Digulung diatas plastic)

a. Hamparkan selembar plastic transparan tipis berukuran 20x30 cm diatas meja

praktikum

b. Siapkan 3-4 kertas merang lembab berukuran 20x30 cm dan letakkan terhampar

diatas lembar plastic tadi.

c. Tanam 25 butir benih diatas subtract (5 baris)

d. Tutup substrat yang telah ditanami tadi dengan 2-3 lembar kertas merang lembab

lainnya

e. Gulung materi pengujian itu kearah panjang substrat

f. Tempatkan gulungan substrat pengujian itu dengan posisi vertical dalam sel-sel

germinator

g. Amati kecambah normal, abnormal (3 dan 5 HST)

h. Hitung daya kecambah dengan rumus diatas.

25

Page 26: Kumpulan Laprak Tekben

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.6. Hasil

Table 1. Banyak Biji yang Berkecambah dan Abnormal pada Uji Di atas Kertas (UDK)

Petridish Berkecambah % Abnormal %A 21 84 4 16B 20 80 5 20

Table 2. Data biji yang Berkecambah dan Biji Abnormal pada Metode UAK dan AKDdp

Perlakuan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3Hari ke 3

% Hari ke 5

% Hari ke 3

% Hari ke 5

% Hari ke 3

% Hari ke 5

%

Uji Antar KertasKedelai A 25 25 25 25 25 25Normal 24 96 23 92 21 84 15 60 22 88 22 88Abnormal 1 4 2 8 4 16 10 40 3 12 3 12

Kedelai B 25 25 25 25 25 25Normal 20 80 15 60 12 48 14 56 17 68 12 48Abnormal 5 20 10 40 13 52 11 44 8 32 13 52

Jagung 25 25 17 17 17 17Normal 23 92 21 84 14 82 10 58 15 88 15 88Abnormal 2 8 4 16 3 18 7 42 2 12 2 12

UKDdpJagung 25 25 25 25 25 25Normal 25 100 23 92 23 92 23 92 23 92 23 92Abnormal - 0 2 8 2 8 2 8 2 8 2 8

Kedelai A 25 25 25 25 25 25Normal 18 72 17 68 23 92 22 88 23 92 23 92Abnormal 7 28 8 32 2 8 3 12 2 8 2 8

Kedelai B 25 25 25 25 25 25Normal 23 92 22 88 23 92 14 56 20 80 20 80Abnormal 2 8 3 12 2 8 11 44 5 20 5 20

26

Page 27: Kumpulan Laprak Tekben

1.7. Pembahasan

Dari seluruh perlakuan, pada perlakuan Uji Kertas Digulung diatas Plastik (UKDdp)

prsentase kecambah normal lebih tinggi, kemudian pada Uji Antar Kertas, dan Uji Diatas Kertas.

Pada UKDdp, persentase kecambah normal tertinggi yakni 100 % pada jagung kelompok I

setelah dikecambahkan pada hari ke 3, selanjutnya pada kedelai Lot B yakni 92 % kelompok I

dan II pada perkecambahan hari ke 3 dan kedelai Lot A tertinggi pada Kelompok II dan III pada

perkecambahan hari ke 3.

Pada UAK, persentase kecambah normal tertinggi yakni 96% pada Kedelai Lot A

kelompok I setelah perkecambahan 3 hari. Selanjutnya 92 % pada jagung kelompok I an Kedelai

Lot A pada kelompok II setealah dikecambahkan pada hari ke 3. Pada UAK tidak ada ulangan

dan persentase kecambah tertinggi yakni 84% pada petridish A diikuti 80% pada petridish B.

Kemampuan kecambah antara jagung dan kedelai memiliki persentase kecambah yang

hampir sama, yakni sudah mulai berkecambah pada hari ke3. Sedangkan perlakuan kecambah

yag tertinggi yakni pada UKDdp karena pada perlakuan ini kertas ditutup dengan plastik dan

digulung pada keadaan basah, sehingga penguapan sangat kecil terjadi, kelembapan terjaga dan

perkecambahan dapat tumbuh dengan baik.

27

Page 28: Kumpulan Laprak Tekben

BAB V

PENUTUP

1.8. Kesimpulan

Dari hasil data dan pembahasan dalam praktikum ini, dapat diambil beberapa

kesimpulan, diantaranya adalah :

Perkecambahan benih adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman, yang ditandai

dengan munculnya radicula dan plumule.

Uji daya kecambah dapat dilakukan pada kertas merang yang dibasahi dengan beberapa

perlakuan : Uji diatas kertas, uji antar kertas dan uji diatas kertas dan digulung plastic.

Biji jagung dan kedelai sudah berkecambah pada hari ke 3 setelah ditanam di perlakuan,

Pada ketiga perlakuan uji ini, uji diatas kertas dan digulung plastic transparan memilki

persetase kecambah tumbuh yang lebih tinggi, diikuti dengan uji antar kertas dan uji

diatas kertas. Hal ini disebabkan apabila kertas merang digulung plastic, penguapan dapat

diperkecil yang menyebabkan pertumbuhan kecambah baik.

1.9. Saran

Dalam melakukan pengujian mutu benih dengan melakukan pengujian daya kecambah,

sangat menentukan apakah benih tersebut baik atau tidak. Karena benih yang kurang baik

memiliki daya kecambah yang rendah. Sebaiknya pengujian ini diterapkan untuk benih sebelum

disebarkan ke masyarakat. Agar masyarakat khususnya petani tidak rugi memakai benih tersebut

apabila daya kecambahnya rendah. Sehingga setiap benih yang disebar ke masyarakat nantinya

akan memberikan hasil yang maksimal.

28

Page 29: Kumpulan Laprak Tekben

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas

Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.

Anonym. 2009. Evaluasi Perkecambahan benih. http://teknologibenih.blogspot.com/

2009/10/evaluasi-perkecambahan-biji.html. Diakses 28 Desember 2009.

Anonym. 2009. Perkecambahan Biji II. http://manaree.blogspot.com/2009/05/perkecambahan-

biji-ii.html. Diakses 28 Desember 2009.

29

Page 30: Kumpulan Laprak Tekben

PRAKTIKUM 4. PENGUKURAN KADAR AIR BENIH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kadar air merupakan salah satu komponen dari mutu benih (yang lainnya, kemurnian dan

daya kecambah). Kadar air benih mempunyai peranan yang penting dalam penyimpanan benih.

Kadar air benih dapat memacu proses pernafasan benih sehingga akan meningkatkan

perombakan sadangan makanan benih, akibatnya benih akan kehabisan cadangan makanan pada

saat diperlukan/berkecambah.

Kadar air benih harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan

benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama

penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko cepat mundurnya benih

selama dalam penyimpanan. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh

BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih

di laboratorium benih.

Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian

hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam

persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan

air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam

% terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk

mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama

penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara

mencari kadar air benih.

30

Page 31: Kumpulan Laprak Tekben

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor yang paling mampengaruhi masa

hidupnya. Oleh karena benih yang sudah masak dan cukup kering penting untuk segera dipanen

atau benihnya masih berkadar air tinggi yang juga harus segera dipanen. Cara lain yang

mempengaruhi umur simpan benih adalah kerusakan akibat proses penggunaan alat-alat

mekanis. Meski sangat penting artinya untuk menurunkan kadar air benih hingga ke tingkat yang

aman untuk disimpan, namun bila kadar air terlalu kering juga dapat membahayakan benih.

Benih yang sangat kering yang sangat peka terhadap kerusakan mekanis serta pelukaan

sampingan lainya.kerusakan seperti ini dapat menyebabkan bagian penting benih mengalami

pecah atau retak pada bagian penting biji hingga benih tersebut peka terhadap serangan

cendawan yang dapat menurunkan daya simpannya (Oren L.Justice dan Louis N.Bass, 1979).

Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi daya simpan

benih. Jika kadar air benih terlalu tinggi dapat memacu respirasi dan berbagai cendawan dapat

tumbuh (Wahyu Qamara Munisjah, dkk, 1991).

Umumnya pada tanaman legume dan padi-padian, ovule atau tepatnya embryo sac yang

sedang mengalami pembuahan mempunyai kadar air kira-kira 80 % dalam bebarapa hari

kemudian kadar air ini meningkat sampai kira-kira 85% lalu pelan-pelan menurun secara teratur.

Dekat kepada waktu masak kadar air ini menurun dengan cepat sampei kire-kire 20% pada biji

tanaman sereallia,setelah tercapai berat kering maximum dari pada biji,kadar air tersebut agak

konstan sekitar 20% tetapi sedikit naik terun seimbang dengan keadaan lingkungan di lapangan.

Kadar air ini penting artinya untuk menetapkan waktu panen, karena panenan itu harus di

lakukan pada tingkat kadar air biji tertentu pada masing-masing spesies atau varietas. Umumnya

tanaman sereallia dan biji-bijian legume dipanen pada kadar air 20%umumya kadar air biji 30%

merupakan batas tertinggi untuk dipanen. Panenan dengan kadar air biji 30 % tidak baik karena

sukar untuk pengirikan, disamping ini biji akan rapuh apabila dikeringkan sampai dibawah kadar

air 20% tetapi tergantung pada jenis biji,ada yang baik dipanen pada kadar air 10-12%.Gandum

dipanen pada kadar air biji 14-15%,kapas 12-14%,padi 18%,jagung 20-30%. Beberapa varietas

31

Page 32: Kumpulan Laprak Tekben

padi di daerah ini panicle atau gabahnya akan rontok atau jatuh ketanah apabila kadar biji di

biarkan sampai 12-14% (Jurnalis Kamil, 1979).

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh kerja

yang digunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan dalam wadah yang kedap

udara. Karena untuk penetapan kadar air, jika contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi

udara luar maka kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air benih

yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya kontaminasi udara dari

lingkungan. Yang kedua adalah untuk pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegera mungkin,

selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungan dengan udara

luar serta untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan penghancuran, contoh benih tidak boleh

lebih dari 2 menit berada di luar wadah.

Metode yang digunakan untuk menguji kadar air ini juga harus diperhatikan. Ada dua

metode dalam pengujian kadar air benih, yaitu :

a) Konvensional ( Menggunakan Oven )

Skema pengujian kadar air benih dengan metode konvensional (oven)

b) Automatic (Menggunakan Balance Moisture Tester, Ohaus MB 45, Higromer) 

Dalam metode ini hasil pengujian kadar air benih dapat langsung diketahui.

32

Page 33: Kumpulan Laprak Tekben

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.3. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di kebun Percobaan pegok, Fakultas pertanian, Universitas

Udayana, Denpasar, pada hari Sabtu, 5 Desember 2009. Pukul 08.00 WITA-selesai.

1.4. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah biji jagung dan biji kedelai yang dibagi menjadi 2 Lot.

Kertas/amplop untuk tempat menoven biji, serta timbangan digital.

1.5. Cara kerja

1. Timbang 10 g benih masing-masing lot sebanyak 2 ulangan.

2. Setelah bobot awal dicatat, tempatkan benih pada kertas amplop yang tahan suhu

oven.

3. Tempatkan benih yang sudah dibungkus pada oven dengan suhu rendah konstan

selama 17 jam (sampai berat konstan)

4. Setelah berat konstan, keluarkan benih dari oven kemudian dinginkan dahulu didalam

eksikator.

5. Timbang bobot kering benih setelah didinginkan

6. Hitung kadar air benih dengan rumus sebagai berikut :

Kadar air = x 100%

33

Page 34: Kumpulan Laprak Tekben

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.6. Hasil

Table 1. Data Berat Kering hari ke 7 dan Kadar Air pada Setiap Biji Setelah Dioven dan Mencapai Berat

Konstan (bobot awal/basah untuk setiap jenis benih = 10 g)

Kelompok Jagung (gram)

Kadar Air %

Kedelai A (gram)

Kadar air %

Kedelai B (gram)

Kadar air %

I 8,86 11,4 8,49 15,1 8,97 10,3II 8,87 11,3 9,22 7,8 9,06 9,4III 8,85 11,5 8,57 14,3 7,92 20,8Rata-rata 7,95 12,4 13,5

1.7. Pembahasan

Dari data yang telah didapat, terlihat bahwa kadar air terendah terdapat pada kadar air biji

kedelai A pada kelompk II dengan 7,8% dan tertinggi yakni kedelai B pada kelompok III dengan

20,8 %. Sedangkan dari ketiga jenis biji yang diuji kadar benihnya, rata-rata kadar air tertinggi

adalah pada benih kedelai B yakni 12,4 % sedangkan yang terendah adalah pada jagung dengan

7,95 %.

Benih yang diteliti disini masih memiliki kadar air tinggi, khususnya dalam penyimpanan

sebelum dilakukan penanaman. Untuk mnegurangi kadar air tersebut harus dilakukan lagi

pengeringan, sehingga nantinya didapat benih dengan kadar air rendah dan apabila dilakukan

penyimpanan, benih tersebut dapat disimpan dengan baik dna tidak akan berkecambah karena

lingkungannnya kering.

34

Page 35: Kumpulan Laprak Tekben

BAB V

PENUTUP

1.8. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pengujian kadar air benih, dapat diambil beberapa

kesimpulan, seperti :

Pengujian kadar air benih berguna untuk mengetahui kadar air suatu benih khususnya

dalam proses penyimpanan, agar nantinya benih tidak berkecambah didalam

penyimpanan.

Pada pengujian kadar air benih ini, dilakukan menggunakan benih jegaung an kedelai

yang dibagai 2 lot. secara rata-rata kelompok benih yang memiliki kadar air terendah

adalah kadar air jagung yakni 7,95%, diikuti kedelai A 12,4% dan kedelai A 13,5%.

Kadar air terendah terdapat pada kadar air biji kedelai A pada kelompk II dengan 7,8%

dan tertinggi yakni kedelai B pada kelompok III dengan 20,8 %.

1.9. Saran

Sebelum melakukan penyimpanan benih, hendaknya terlebih dahulu dilakukan pengujian

kadar air benih untuk mengetahui berapa kadar air benih an apakah benih tersebut sudah dapat

disimpan atau tidak. Apabila kadar air masih terlalu tinggi, maka dilakukan pengeringan lanjut

sebelum disimpan sehingga nantinya dalam penyimpanan benih, benih tidak berkecambah.

35

Page 36: Kumpulan Laprak Tekben

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas

Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.

Garden Decorations. 2004. Struktur biji. http://www.ramadhan.20m.com/whats_new.html.

Diakses 28 Desember 2009.

Anonym. 2009. Kadar Air Benih. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/yang-dimaksud-

kadar-air-benih-ialah.html. Diakses 28 Desember 2009

36

Page 37: Kumpulan Laprak Tekben

PRAKTIKUM 5. PEMECAHAN DORMANSI BENIH (Kasus : selaput benih keras)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang pada setiap musim

tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi  masalah  karena produksi benih

bermutu masih belum dapat mencukupi permintaan pengguna/petani.

Benih dari segi tehnologi diartikan sebgai organisme mini hidup yang dalam keadaan

“istirahat” atau dorman yang  tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus

generasi (Samsoed Sadjad, 1975).

Dormansi merupakan strategi benih-benih tumbuhan tertentu agar dapat mengatasi

lingkungan suboptimum guna mempertahankan kelanjutan spesiesnya. Terdapat berbagai

pnyebab dormansi benih yang pada garis besarnya dapat digolongkan sebagai berikut :

Adanya hambatan dari kulit benih

Misal : benih lamtoro yang kulit benihnya impermeable terhadap air

Adanya hambatan dari bagian dalam benih

Misal : pada benih melinjo karena embrio yang belum dewasa.

Benih yang mengalami dormansi organic ini tidak dapat berkecambah dalam kondisi lingkungan

pekecambahan yang optimum.

Dormansi digambarkan sebagai peristiwa benih yang berkecambah, tidak akan

berkecambah walaupun faktor lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan

(Kuswanto,1996).

1.2. Tujuan

1. Dapat memecahkan dormansi benih karena selaput benih keras

2. Dapat membandingkan berbagai metode pemecahan dormansi pada benih yang

mempunyai selaput benih keras.

37

Page 38: Kumpulan Laprak Tekben

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Penyebab Dormansi

            Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi

lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan.

            Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih menjadi

dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh petani atau pemakai benih

adalah bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut.

B. Penyebab Dormansi

Benih yang mengalami dormansi biasanya disebabkan oleh :

Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh struktur benih

(kulit benih) yang keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air ke dalam benih.

Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp dalam kulit benih yang

terlalu keras, sehingga pertukaran udara dalam benih menjadi terhambat dan

menyebabkan rendahnya proses metabolisme dan mobilisasi cadangan makanan dalam

benih.

Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, karena kulit biji yang

cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Pada tanaman pangan,

dormansi sering dijumpai pada benih padi, sedangkan pada sayuran dormasni sering

dijumpai pada benih timun putih, pare dan semangka non biji.

C. Pemecahan Dormansi

1. Benih padi

Pemecahan dormansi benih padi dilakukan dengan cara melakukan perendaman

dalam air panas pada suhu kurang lebih 400 C selama 24 jam sampai 48 jam.

2. Benih Timun Putih

Pemecahan dormansi dilakukan dengan cara membuka sedikit bagian ujung pangkal

benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku.

38

Page 39: Kumpulan Laprak Tekben

3. Benih Pare

Pemecahan dormansi dilakukan dengan cara membuka sedikit bagian ujung pangkal

benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku.

4. Benih Semangka Non Biji

Pemecahan dormansi dilakukan dengan membuka sedikit ujung pankal benih dengan

menggunakan penjepit / alat pemotong kuku dan merendam dalam larutan fungisida

selama kurang lebih 5 menit, kemudian diletakkan dalam kertas yang digulung dan

dimasukkan dalam kotak karton tertutup yang disinari lampu 5 Watt berwarna hijau

selama kurang lebih 2 hari.

39

Page 40: Kumpulan Laprak Tekben

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.3. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Desember 2009, pukul 08.00 WITA –

selesai. Bertempat dikebun Percobaan Pegok, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana,

Denpasar.

1.4. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah benih yang memiliki selaput keras seperti lamtoro, air, air

mendidih, dan alcohol. Sedangkan bahan yang dipakai adalah substrat kertas merang,

pinset, alat pengecambah,bak plastic, petridish,kertas ampelas dan heater.

1.5. Cara kerja

1. Siapkan benih lamtoro masing-masing 25 butir untuk perlakuan berikut :

a. Benih digosok dengan kertas ampelas

b. Benih direndam dalam air mendidih selama 15 menit

c. Benih direndam dalam alcohol 70%

d. Benih tidak diperlakukan apa-apa (control)

2. Tanam benih yang telah mendapat perlakuan diatas dengan metode Ujia Antar Kertas

(UAK) dan amati potensi tumbuh maksimum dan daya berkecambahnya pada 7 HST.

40

Page 41: Kumpulan Laprak Tekben

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.6. Hasil

Table 1. Data pengukuran Dormansi dan Benih Lamtoro yang Berkecambah pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3Hari I Hari II Hari III Hari I Hari II Hari III Hari I Hari II Hari III

Digosok kertas ampelasLamtoro 25 25 25 25 25 25 25 25 25Berkecambah - - - - - - - - -Dorman - - - - - - - - -

Direndam air mendidihLamtoro 25 25 25 25 25 25 25 25 25Berkecambah 5 8 8 4 11 10 1 9 11Dorman 20 17 17 21 14 15 24 16 14

Direndam alcohol 75%Lamtoro 25 25 25 25 25 25 25 25 25Berkecambah 2 3 3 2 1 1 - 1 2Dorman 23 22 22 23 24 24 25 24 23

Control Lamtoro 25 25 25 25 25 25 25 25 25Berkecambah 2 2 3 2 1 1 1 1 2Dorman 23 23 22 23 24 24 24 24 23

1.7. Pembahasan

Dari data praktikum yang didapat, terlihat bahwa dormansi yang terjadi pada biji lamtoro

disebabkan karena memiliki kulit biji yang keras. Dari perlakuan terlihat bahwa biji yang

digosok mengalami kematian karena kulit biji lepas dari endospermnya. Sedangkan persentase

benih yang yang berkecambah paling banyak adalah benih yang direndam dengan air panas 15

menit, hal ini disebabkan dengan perendaman dengan air panas kulit benih telah lunak sehingga

dapat berkecambah. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan dalam proses penggosokkan

dengan amplas sehingga kulit biji lepas dari endospermnya. Sedangkan tanpa perlakuan, benih

juga ada yang tumbuh, namun hanya sekitar 8%.

41

Page 42: Kumpulan Laprak Tekben

BAB V

PENUTUP

1.8. Kesimpulan

Dormansi pada benih lamtoro disebakan karena kulit biji lamtoro sangat keras,

sehingga membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat berkecambah.

Perlakuan yang diberikan pada praktikum ini adalah dengan menggosok kulit biji

dikertas ampelas, merendam dengan air panas 15 menit, merendam dengan alcohol

dan tanpa perlakuan

Perlakuan yang memberikan daya kecambah yang baik adalah dengan perendaman

dengan air panas 15 menit, karena kulit bji sudah lunak, diikuti dengan perlakuan

perendaman dengan alcohol dan tanpa pelakuan

Perlakuan dengan penggosokan dengan kertas ampelas harus dengan teknik yang

benar, sebab dapat merusak biji dan kulit biji, sehingga tidak ada benih yang

berkecambah atau benih mati.

1.9. Saran

Dalam melakukan pematahan masa dormansi biji lamtoro yang memiliki kulit biji yang

keras, dapat dilakukan dnegan perendaman dengan air panas. Karena dengan perendaman air

panas selama 15 menit, kulit biji sudah lunak, dan tidak melukai bagian dalam biji sehngga benih

dapat berkecambah.

42

Page 43: Kumpulan Laprak Tekben

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas

Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.

Anonym. 2009. Perkecambahan Biji II. http://manaree.blogspot.com/2009/05/perkecambahan-

biji-ii.html. Diakses 28 Desember 2009

Anonym. 2009. Dormansi Benih dan Pemecahannya. http://www.tanindo.com/abdi6/hal04.htm.

Diakses 28 Desember 2009.

43

Page 44: Kumpulan Laprak Tekben

PRAKTIKUM 6. PROSSESING BENIH CABAI DENGAN METODE PERENDAMAN

HCl 2% DIMODIFIKASI.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendapat

perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain dimanfaatkan sebagai

bumbu masak atau bahan campuran pada berbagai industri pengolahan makanan dan minuman,

cabai juga digunakan untuk pembuatan obat-obatan (Setiadi, 1996).

Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya

jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai.

Meskipun kebutuhan terhadap cabai meningkat, namun produksi cabai di Indonesia masih

rendah. Rataan produksi nasional baru mencapai 3.3 – 3.5 ton ha-1. Angka tersebut masih

sangat rendah bila dibandingkan dengan potensi produksinya yang dapat mencapai 20 ton ha-1

(Suwandi, 1995). Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan pengetahuan dan teknik

budidaya yang tepat sesuai dengan daya dukung agroekosistemnya.

Benih bermutu merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

budidaya tanaman cabai. Suplai benih untuk musim tanam berikutnya, mengharuskan

terjadinya proses penyimpanan benih. Apabila penyimpanan tidak ditangani dengan baik, maka

benih akan mudah mengalami kemunduran sehingga mutunya menjadi rendah. Disamping itu,

perkecambahan cabai lambat dan tidak seragam. Ilyas (1994) menyatakan bahwa benih cabai

memerlukan imbibisi yang lama sebelum berkecambah dan suhu yang agak tinggi untuk

mencapai perkecambahan maksimum.

Di indonesia, cabe merupakan salah satu tanaman yang menjadi komoditas di bidang

pertanian. Umumnya tanaman cabe yang ditanam di Indonesia adalah jenis cabe rawit dan cabe

besar. Hasil panen dari tanaman cabe ini biasanya oleh para petani sebagian digunakan untuk

kebutuhan benih dan sebagian lainnya dijual berupa cabe utuh.

44

Page 45: Kumpulan Laprak Tekben

Untuk mendapatkan benih tanaman cabe biasanya petani menggunakan cara tradisional,

yaitu dengan cara memotong-motong cabe dan memisahkan biji cabe dari kulitnya. Biji cabe

yang telah dipisahkan ini yang kemudian dipakai para petani sebagai benih tanaman baru.

Namun cara ini tidak efisien bila kebutuhan benih cukup banyak. Baik dari segi waktu

pengerjaan maupun tenaga pekerja.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui berbagai cara prossesing benih cabai

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perendaman benih cabai dengan HCl 2%

terhadap hasil benih yang didapat

3. Untuk mendapatkan benih cabai hasil prossesing biji yang bersih dan bagus.

45

Page 46: Kumpulan Laprak Tekben

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Cabai

Herba tegak, 1 tahun atau menahun, sering kuat dan bercabang lebar, tinggi 1-2,5 m.

Bagian batang yang muda berambut halus. Daun tersebar, atau 2-3 bersama-sama dan kemudian

berbeda dalam besarnya, tangkai 0,5- 2,5 cm panjangnya ; helaian daun bulat telur memanjang

atau ellips bentuk lanset, dengan pangkal meruncing dan ujung runcing, gundul, 1,5-12 kali 1-5

cm. Bunga mengangguk, tangkai 10-18 mm. Tabung kelopak berusuk bentuk lonceng, gundul,

tinggi 2-3 mm, pada buahnya membesar sekali, dengan 5 gigi. Mahkota bentuk roda, berbagi 5

dalam, tinggi tabung 2 mm, tepian terbentang, luas, garis tengah 1,5-2 cm, taju runcing. Kepala

sarl semula ungu, kemudian hijau perunggu. Buah buni bentuk garis lanset, merah cerah, rasa

pedas. Dari Amerika tropis; sering ditanam untuk buahriya dan tunas yang muda, kadang-kadang

seolah-olah liar.

Manfaat

Jenis sayuran ini banyak diusahakan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Orang

Indonesia yang menyukai sambal dan masakan yang pedas banyak membutuhkan cabai setiap

hari.

Syarat Tumbuh

Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian antara 01.200 m dpl. Berarti tanaman

ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang ringan ataupun yang

berat tak ada masalah asalkan diolah dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan dan produksi

terbaik, scbaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik.

Sedang pH tanah yang dikehendaki antara 6,0-7,0.

46

Page 47: Kumpulan Laprak Tekben

Pedoman Budidaya

Benih Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang tua yang bentuknya sempurna, tidak cacat, dan

bebas hama-penyakit. Belahlah buah cabai secara memanjang. Keluarkan bijinya dan dijemur.

Biarkan hingga kering. Biji seperti ini bisa langsung disemai. Apabila ingin disimpan lama

sebaiknya biarkan buah cabai tetap utuh dan jemur hingga kering. Bila sudah ingin disemai,

bijinya yang kering dikeluarkan. Apabila benih terlanjur lama disimpan maka sebelum

disemaikan direndam dahulu dalam air hangat. Biarkan sebentar. Nanti akan terlihat sebagian biji

terendam dan sebagian mengapung. Biji yang mengapung dibuang karena biji tersebut sudah

rusak dan bila dipaksakan ditanam akan sulit tumbuh. Biji yang terpilih untuk ditanam sebaiknya

mengalami perlakuan benih dahulu. Benih direndam dalam larutan kalium hipoklorit 10 %

sekitar 10 menit. Tindakan ini sebagai penangkal penyakit virus yang sering terdapat pada benih.

Benih juga dapat direndam dalam air hangat (suhu 50°C) selama semalam. Tujuan perendaman

agar benih cepat tumbuh. Kebutuhan benih cabai per hektar ialah antara 200-500 g. Untuk cabai

hibrida sebaiknya memakai benih yang langsung dibeli di toko. Bila mengambil benih dari buah

yang ditanam sendiri maka hasil panen bei-ikutnya akan jauh berkurang. Tanaman cabai

sebaiknya ditanam dalam bentuk bibit. Untuk itu diperlukan persemaian. Persemaian sederhana

dengan atap daun kelapa, daun pisang, atau alang-alang bisa dipakai. Pada daerah dataran tinggi

atau daerah yang sering ditiup angin kencang, sebaiknya dibuat atap yang kekuatannya memadai.

Misalnya, atap plastik yang lumayan kokoh. Arah bedengan persemaian dibuat menghadap ke

timur. Tanah bedengan diolah agar gembur. Tambahkan pupuk kandang dengan dicampur

merata. Tebarkan biji cabai dan siram dengan sprayer halus agar tumbuh baik. Rawat dan

siramilah bibit secara teratlir. Setelah berumur 30-40 hari setelah semai bibit siap ditanam di

lahan. Penanaman Cabai bisa di tanam di lahan sawah atau tegalan. Bila ditanam di lahan sawah

sebaiknya di akhir musim hujan sehingga jumlah air di lahan tidak berlebihan. Sedangkan bila

ditanam di tegalan saat yang tepat adalah musim hujan. Pemilihan musim ini penting agar

kebutuhan air tanaman cabai tersedia dengan tepat. Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul

atau dibajak agar gembur. Bila pH tanah kurang dari 5,5, tambahkan kapur. Untuk satu hektar

tanah asam dibutuhkan 1-1,5 ton kapur. Kapur akan memberikan pengaruh terbaik bila diberikan

1 bulan sebelum tanam. Selanjutnya boleh dipilih apakah cabai akan ditanam dengan sistem baris

tunggal (single row) atau sistem beberapa baris pada bedengan. Sistem baris tunggal banyak

dipakai petani cabai dataran tinggi serta dataran rendah yang tergolong medium karena cocok

47

Page 48: Kumpulan Laprak Tekben

dengan tanah yang bertekstur ringan atau sedang. Sistem beberapa baris pada bedengan lebih

umum digunakan petani dataran rendah karena sistem tanahnya yang bertekstur liat hingga berat.

Jarak tanam yang digunakan pada sistem baris tunggal adalah (60-70 cm x 30-50 cm).

Sedangkan untuk sistem bedengan, jarak tanamnya (40-50 cm x 30-40 cm). Pada setiap titik

dibuat lubang tanaman. Ukuran lubang tak perlu besar yang penting bisa memuat benih sapihan

beserta tanah yang membalut perakarannya.

Pemeliharaan

Pemeliharaan Benih sapihan biasanya tumbuh terus dengan baik. Bila ada tanaman yang mati,

sebaiknya segera disulam. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman susulan tidak terlalu jauh

berbeda dengan yang lebih dahulu tumbuh baik. Tindakan pemeliharaan lain untuk tanaman

cabai yang penting adalah penyiangan, penggemburan, dan pengairan. Penyiangan dilakukan

dengan kored atau dengan langsung mencabut. Penyiangan dengan kored berfungsi juga sebagai

penggembur tanah. Pengairan dilakukan terutama pada awal penanaman atau pada saat air hujan

tak mencukupi kebutuhan tanaman. Pemupukan: Kebutuhan pupuk kandang untuk setiap hektar

lahan cabai adalah sekitar 20 ton. Selain itu pupuk buatan juga diberikan. Pupuk yang biasa

diberikan adalah Urea dengan dosis 225 kg/ha, TSP dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCl

dengan dosis 100-150 kg/ha. Pupuk Urea diberikan tiga kali. Sepertiga bagian di awal tanam,

sepertiga berikutnya di bulan pertama dan kedua. Sebaiknya pupuk diberikan dengan cara

ditugal. Pemupukan pertama merupakan gabungan dari Urea, TSP, dan KCI.

Hama dan Penyakit

Jenis-jenis hama yang banyak menyerang tanaman cabai antara lain kutu daun dan trips. Kutu

daun menyerang tunas muda cabai secara bergerombol. Daun yang terserang akan mengerut dan

melingkar. Cairan manis yang dikeluarkan kutu, membuat semut dan embun jelaga berdatangan.

Embun jelaga yang hitam ini sering menjadi tanda tak langsung serangan kutu daun.

Pengendalian kutu daun (Myzus persicae Sulz.) dengan memberikan Furadan 3 G sebanyak 60-

90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Apabila tanaman sudah tumbuh semprotkan

Curacron 500 EC, Nudrin 215 WSC, atau Tokuthion 500 EC. Dosisnya 2 ml/liter air. Serangan

hama trips amat berbahaya bagi tanaman cabai, karena hama ini juga vektor pembawa virus

keriting daun. Gejala serangannya berupa bercak-bercak putih di daun karena hama ini mengisap

48

Page 49: Kumpulan Laprak Tekben

cairan daun tersebut. Bercak tersebut berubah menjadi kecokelatan dan mematikan daun.

Serangan berat ditandai dengan keritingnya daun dan tunas. Daun menggulung dan sering timbul

benjolan seperti tumor. Hama trips (Thrips tabaci) dapat dicegah dengan banyak cara. Pemakaian

mulsa jerami, pergiliran tanaman, penyiangan gulma atau rumputan pengganggu, dan

menggenangi lahan dengan air selama beberapa waktu. Pemberian Furadan 3 G pada waktu

tanam seperti pada pencegahan kutu daun mampu mencegah serangan hama trip juga. Akan

tetapi, untuk tanaman yang sudah cukup besar, dapat disemprot dengan Nogos 50 EC, Azodrin

15 WSC, Nuracron 20 WSC, dosisnya 2-3 cc/1. Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak

menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum

capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun (Cercospora capsici), dan yang cukup

berbahaya ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya). Gejala serangan antraks atau

patek ialah bercak-bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok. Gejala

serangan bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar. Pinggir bercak berwama

lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang. Daun berubah

kekuningan lalu gugur. Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan

mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar. Selain penyakit keriting daun,

penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol,

Cupravit, Difolatan, Trimiltoa, dan Zincofol. Konsentrasi yang digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila

tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Sedang

pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit.

Panen dan Pasca Panen

Panen Cabai dataran rendah lebih cepat dipanen dibanding cabai dataran tinggi. Panen pertama

cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari. Sedang di dataran tinggi

panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali

dilanjutkan dengan panen rutin. Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg.

Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, ..., . hingga 600 kg per hektar.

Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.

Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan. Cabai yang sudah

berwama merah sebagaian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen

49

Page 50: Kumpulan Laprak Tekben

cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau). Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah

besar, tetapi masih berwama hijau penuh.

2.2 Ragam  Jenis Tanaman Cabe

Tanaman cabe (capsicum sp) sendiri dipperkirakan ada sekitar 20 spesies yang sebagian

besarnya tumbuh ditempat asalnya, Amerika. Diantara yang sudah akrab dengan kehidupan

manusia baru beberapa spesies saja, yaitu :

1. Cabe Besar

Cabe besar (C. annuum) atau lombok besar memiliki banyak varietas. Di Indonesia

dikenal beberapa jenis varietas antara lain: (Setiadi 1986).

Cabe Merah

Disebut cabe merah atau lombok merah (C. Annuum var. longum) karena buahnya

besar berwarna merah kulitnya tipis dan lunak serta rasanya pedas.

Cabe Hijau

Cabe hijau atau lombok hijau (C. Annuum var. annuum) merupakan cabe yang

bentuk fisiknya seperti cabe merah tetapi kulitnya lebih tebal dan lunak. Rasa cabe ini

tidak pedas seperti cabe merah. (Setiadi 1986).

Cabe Dieng atau gondola

Cabe Dieng atau gondol merupakan jenis cabe bulat karena bentuk buahnya bulat.

Disebut cabe Dieng karena cabe ini dapat dijumpai disekitar pegunungan Dieng, Jawa

tengah. (Setiadi 1986).

Paprika

Paprika masih digolongkan kedalam jenis cabe eropa (sweet pepper) yang memiliki

banyak nama seperti cabe banteng atau cabe hidung banteng. (Setiadi 1986).

2. Cabe Kecil atau Cabe Rawit

Cabe kecil (C. frutescens) sering mendapat sebutan cabe rawit. Seperti cabe besar, jenis

cabe ini pun memiliki banyak varietas. Ada yang berukuran mini, ada yang dikatakan

cabe putih, dan ada yang berwarna hijau. (Setiadi 1986).

3. Capsicum baccatum

Memang sulit menamakan cabe ini karena informasinya masih sangat kurang. Informasi

yang ada hanya menyebutkan asal-usul cabe ini, yaitu dari Amerika Selatan. Di daerah

50

Page 51: Kumpulan Laprak Tekben

asalnya, tanaman cabe ini masih tergolong liar. Daerah pertumbuhannya mulai dari

dataran rendah sampai dataran berketinggian sekitar 1.500 m di atas permikaan laut.

(Setiadi 1986).

4. Capsicum pubescens

Tanaman ini memiliki batang yang tingginya sekitar 1 m dengan bunga dan buah muda

berwarna ungu. Ada yang mengatakan bentuk buahnya bulat telur dengan posisi

menggantung, tetapi ada yang mengatakan bentuk buahnya ini serupa dengan cabai

merah. Biji buahnya berwarna kehitaman (gelap). Buah yang sudah masak berwarna

merah orange. (Setiadi 1986).

5. Capsicum chinense

Menurut cerita cabe ini ada di Indonesia dan sekilas mirip cabe kecil. Kemiripan tersebut

antara lain posisi bunganya tegak setengah menggantung atau menggantung, sedangkan

cabe kecil tegak. Warna mahkota bunganya sama, yaitu kuning kehijauan. Biji buahnya

pun sama, yaitu kuning kecoklatan. (Setiadi 1986).

2.3 Kandungan Buah Cabe

Secara umum buah cabe mempunyai banyak kandungan gizi yang masing-masing

jenisnya akan berlainan. Tabel dibawah menunjukkan kandungan gizi buah dari beberapa jenis

cabe, baik bentuk segar maupun kering (Setiadi 1986).

51

Page 52: Kumpulan Laprak Tekben

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.3. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Desember 2009, pukul 08.00 WITA –

selesai. Bertempat dikebun Percobaan Pegok, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana,

Denpasar.

1.4. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah buah cabai/Lombok yang seragam dan berwarna kuning

kemerahan. Air dan larutan HCl 2%. Sedangkat alat yang digunakan adalah, bak kecil

untuk merendam, dan lesung untuk menumbuk buah cabai.

1.5. Cara kerja

1. Ambil buah cabai sekitar 500 g. dan tumbuk degan lembut, hanya untuk

memecahkan buahnya saja. Dijaga agar biji tidak rusak.

2. Siapkan air di bak penampung sekitar ¾ bagian, sampai dapat merendam buah

cabai yang sudah dibelah

3. Tambahkan larutan HCl 2% kedalam larutan tersebut dan aduk rata.

4. Setelah buah cabai kira-kira sudah pecah semuanya ambil menggunakan sendok

dari lesung an masukkan kedalam air rendaman yang telah berisi larutan HCl 2%.

5. Rendam tumbukan cabai sekitar 15 menit.

6. Bersihkan hasil rendaman dengan air yang mengalir secara perlahan, jangan

sampai biji ikut terbuang.

7. Perhatikan hasil prossesing biji cabai.

52

Page 53: Kumpulan Laprak Tekben

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang dilakukan, prossesing benih cabai dengan perendaman pada

larutan HCl 2%, dapat menghasilkan benih cabai yang bagus dan bersih dari kotoran. Selama ini,

petani hanya menggunakan perendaman dengan air saja sehingga masih banyak kotoran yang

ikut tergabung dengan benih. Selain itu, petani sering menggunakan cara manual degan

melakukan pembelahan langsung. Namun cara ini tidak dapat diaplikasikan pada kebutuhan

benih dalam jumlah yang banyak, sebab dapat merusak kulit tangan.Pemecahan benih cabai

harus dilakukan dengan perlahan untuk menghindari kerusakan biji, perendaman dengan larutan

asam memberikan pengaruh yakni kulit buah dan daging buah langsung trpisah dari biji,

sehingga dengan terpisahnya biji tersebut, kita dapat langsug memisahkannya dengan air

mengalir. Perendaman benih cabai dengan larutan HCl 2% dapat juga diaplikasikan untuk

mendapat benih dalam jumlah yang banyak.Benih cabai yang didapat bersih, putih, dan memiliki

tekstur yang bagus. Biji cabai tersebut dapat langsung ditanam. Namun untuk perlakuan lebih

lanjut, benih dapat dijemur dan dikeringkan untuk mengurangi kadar air benih cabai sehingga

dapat dilakukan penyimpanan jika tidak mau menanam langsung.

53

Page 54: Kumpulan Laprak Tekben

BAB VPENUTUPKesimpulan

Prossesing benih cabai memerlukan perlakuan khusus untuk mendapatkan benih

cabai yang baik dan bersih dari kotoran.

Salah satu cara prossing untuk mendapat benih cabai yang baik dan bersih adalah

degan melakukan perendaman didalam larutan HCl 2% yang sebelumnya dilakukan

pemecahan dengan menumbuk di lesung.

Perendaman dengan larutan HCl dapat dengan cepat memisahkan benih dari kulit dan

daging buah sehingga benih yang didapat bersih, putih dan terbebas dari kotoran yang

menempel.

Prossesing benih ini dapat diaplikasikan untuk mendapat benih cabai dalam jumlah

banyak.

1.6. Saran

Untuk mendapat benih cabai dalam jumlah banyak dan memiliki kualitas baik, dan bersih

dari kotoran, hendaknya dapat dilakukan dengan perendaman dilarutan HCl2%, yang

sebelumnya telah dilakukan pemecahan dilesung. Namun Pemecahan biji cabai dengan lesung

hendaknya dilakukan dengan lembut, hanya untuk memecahkan buah saja, jangn sampai

merusak biji.dan dalam pengambilan serta pemisahan biji cabai, harus hati-hati, jangan sampai

tangan panas akibat terlalu lama memegang cabai.

54

Page 55: Kumpulan Laprak Tekben

DAFTAR PUSTAKA

Skriptyan. 2009. Alat Pemisah Biji Cabai. http://skriptyan.wordpress.com/competition/. Diakses

28 Desember 2009.

Anonym. 2009. Pemisahan biji Cabai. www.google.com. Diakses 28 Desember 2009.

Proses Pemisahan Biji cabai. www.google.com.

55