Khutbah Hari Raya Idul Fitri
Khutbah Hari Raya Idul FitriKaum Mukminin dan Mukminat yang
dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih, Maha Teliti, Maha
Pengatur dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang Maha
Pengampun, Penangguh, Pemaaf, dan Maha Penghapus dosa-dosa
hamba-hambaNya. Sholawat dan salam untuk Rosulullah Muhammad saw,
beserta keluarganya, para sahabatnya, tabiin dan para penerus
risalahnya hingga akhir zaman.
Sebulan penuh kita telah menjalani shoum Romadhon beserta
paket-paketnya, insya Allah kita lakukan dengan penuh kesabaran,
ketenangan, ketekunan, keikhlasan, dan keimanan. Itu sebabnya hari
ini kita berhak merayakan sebuah kemenangan, menjadi pribadi yang
TAQWA, dan menjadi pribadi yang FITRAH.
Dan rupanya mempertahankan KEMENANGAN jauh lebih tidak tidak
mudah dibandingkan dengan MENCAPAI KEMENANGAN itu. Banyak orang
yang sudah menang lalu menjadi sombong, lupa diri, lupa berbagi,
bahkan lupa jati diri.
Banyak orang berpikir Idul Fitri adalah puncak kemenangan kaum
musilimin. Tahukah Anda jika Anda pun merasakan bahwa Idul Fitri
adalah puncak, maka biasanya setelah PUNCAK yang hadir adalah
TURUNAN. Itu sebabnya, betapa banyak kaum Muslimin yang Sudah
berjuang 30 Hari di Bulan Ramadhan untuk meraih FITRAH, justru
kembali kepada FITNAH. Selain TURUN kualitas amalnya, TURUN pula
Kuantitas amal-amalnya.
Yang tadinya Sholat Malam Rutin, kini tak lagi Rajin. Yang
Tadinya membaca Al-Quran penuh semangat, kini tak lagi antusias
sebab dianggapnya sudah tamat. Yang tadinya Banyak sedekah dan
berbagi, kini tak lagi sudi kecuali hanya sedikit sekali.
Naudzubillahi min dzalik. Itu sebabnya kemenangan sejati adalah
HANYA milik orang-orang yang bertaqwa, buka milik orang-orang yang
tertawa ketika Ramadhan ditinggalkannya.
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu mendapatkan
kemenangan.{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. An-Naba (78) : 31}.Maka judul
khutbah Idul Fitri 1429 H kali ini adalah Kembali kepada FITRAH, 6
Mutiara Fajar Laskar Kemenangan.Kaum Muslimin dan Muslimat yang
dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Selama mutiara di hatimu masih kokoh bersemayam, tidak tergadai
apalagi terjual, maka kemenangan itu selalu berulang, sebab mutiara
itu obor harapanmu. Ibarat laskar yang pantang pulang sebelum
kemenangan di tangan, membela mati-matian, terjatuh satu terbangun
seribu. Ya, mutiara tetaplah sebagai mutiara dimana pun ia berada.
Andalah Mutiara sang pemenang sejati. Dimana seorang pemenang tak
pernah menyerah dan orang yang menyerah tak pernah menang.
Kemenangan sejati itu bersifat FITRAH. FITRAH itu Semula Jadi.
Fitrah itu Keaslianmu diwaktu dulu. FITRAH itu kesejatianmu sebagai
Abdullah dan Khalifah. Yakinlah, Setiap dirimu dihadirkan sebagai
pemenang sejati. Walau tak selamanya engkau memenangkan
petualanganmu, tapi yakinlah bahwa selamanya engkau adalah sang
pemenang. Percayalah, melodi kemenanganmu masih terpelihara hingga
kini. Tak masalah berapa kali Engkau pernah gagal, yang penting
berapa kali engkau bangkit dari kegagalanmu.
Masih ingatkah, dulunya, dari sekitar setengah milyar sel
spermatozoa yang terlepas bahagia, saat ledakan start lomba bersama
purnama cinta, maka engkaulah satu-satunya yang bertahan, lantaran
engkaulah sel spermatozoa yang paling sabar, paling tahu jalan,
paling ikhlas, paling bertawakkal, paling bersyukur, paling
mengerti tentang cinta, paling istiqomah, paling tinggi harapannya,
sehingga engkau pun terus bergerak lincah bergairah menuju piala
ovum yang tersedia hanya satu-satunya. Engkau tercipta sebagai sang
pemenang sejak awal mula. Satu mengalahkan 500 juta. Maka
bergeraklah terus untuk MEMPERTAHANKANNYA.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. {TERJEMAHAN DATA SUCI
Q.S. Al-Insyiroh (94) : 7-8}Sekali lagi Khotib yakinkan, engkaulah
pemenang itu. Maka buanglah putus asamu, dan sambunglah kasih
sayang dan sinergi bersama saudaramu. Bersilaturahimlah. Jangan
ceraikan apapun yang sudah baik bersatu, terlebih hanya lantaran
ada satu dua yang tidak setuju. Lebih baik bersatu dengan sedikit
dosa, daripada sendiri dengan membawa bangga, lalu merasa paling
suci. Percayalah, orang terbaik bukanlah orang yang tidak pernah
berbuat dosa, tapi orang terbaik adalah orang yang segera bersuci
dan bertaubat ketika dosa tak sengaja itu mengurangi kualitas
bening mutiara hatinya.
Kaum Mukminin dan Mukminat yang selalu rindu bertemu dengan
Allah SWTAllahu akbar3x Walillahilhamd
Satu pertanyaan yang perlu kita renungkan. Apakah kita hari ini
sudah mendapatkan kembali sang FITRAH itu?
Secara sederhana, Khotib akan uraikan SINGKATAN dari FITRAH.
FITRAH diawali huruf F, yang berarti Furqon. I kependekan dari
Ikhlas. T berirama Tawakkal. R adalah Rendah Hati, lalu A adalah
Apa Adanya, serta yang terakhir H melambangkan sebuah Harapan.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar
3x Walillahilhamd
1. FURQONFurqon artinya pembeda. Membedakan mana mutiara dari
hati dan mana mutiara dari hawa. Pemisah antara yang benar dan
salah, hak dan batil, Cahaya dan Kegelapan, sukses dan gagal,
pemenang dan pecundang, iman dan ingkar, Annur dan Annaar.
Ketahuilah, kecerdasan tertinggimu adalah kecerdasan akan
kemampuanmu dalam hal membedakan sesuatu. Seperti Nabi Ibrahim as.,
kecerdasannya bermuara kepada kemampuan kecerdasan spiritual, yakni
membedakan mana Tuhan sesungguhnya dan mana Tuhan yang rekayasa.
Untuk menjadi sang pembeda yang lihai, maka engkau tak cukup
membuat perbedaan dalam tataran pikiran dan rasa saja. Untuk
membedakan dengan cerdas dan tuntas, engkau pun harus mulai
membuktikannya dengan langkah-langkah yang istiqomah.
Bergairah.
Artinya, seringkali untuk menjadi cerdas dalam membedakan,
engkau harus berani mencoba bertindak, bukan sekedar berani
berpikir dan meyakini. Ingatlah, dua penyebab kegagalan sejati
adalah : pertama, karena beriman tanpa bertindak, dan yang kedua,
karena bertindak tanpa dilandasi keimanan. Keimanan adalah akarnya
tindakan.
Tentu saja, Sejak kapan akar mengkudu berbuah durian? Sejak
kapan keikhlasan berbuah keluhan? Sejak kapan cinta berbuah derita?
Sejak kapan harapan berbuah putus asa? Sejak kapankah? Engkaulah
yang memilihnya.
Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. At-Taubah (9) : 105}Janganlah
menjadi penakut dan hanya mau berada di tepi, di pinggiran, menjadi
orang-orang yang meminggirkan diri. Sebab jika engkau menyendiri
lantaran takut maka untuk apa kau gunakan RUH suci dari Tuhanmu
itu?
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan
berada di tepi. Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia
dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana,
berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat.
Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. {TERJEMAHAN DATA SUCI
Q.S. Al-Hajj (22) : 11}Ayo pilihlah. Biarkan fitrahmu tetap
bermuara. Biarkan mutiara fajar itu bekerja. Tanpa pilihan maka kau
yang akan dipilihkan, diperebutkan, ditarik-tarik, didorong-dorong,
diobok-obok. Kau lah objeknya, kau lah targetnya, kau lah
mangsanya.
Ingatlah bahwa Hidup ini adalah PILIHAN. Dan setiap Pilihan
pasti mengandung Resiko yang tak bisa Anda pilih. Kalau Anda
memilih Ikan paus maka resikonya bernama samudera, bukan selokan.
Artinya, pelaut ulung tidak dilahirkan dari laut yang tenang.
Layang-layang terbang tinggi karena berani melawan arah angin.
Cita-cita besar akan dipaketkan dengan ujian dan resiko yang besar.
Memilih itu memang tidak mudah, tetapi Tidak pernah Memilih jauh
lebih menyulitkan lagi.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar
3x Walillahilhamd
2. IKHLASDan (aku telah diperintah): Hadapkanlah mukamu kepada
agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang musyrik. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Yunus (10) :
105}.Engkau dikatakan tidak ikhlas jika : Engkau beramal karena
orang lain, atau jika Engkau tidak jadi beramal karena orang lain.
Dan engkau dikatakan tidak ikhlas jika mayoritas ucapanmu berisi
keluhan dibandingkan kesyukuran.
Sudahkah engkau ikhlas dengan kehidupanmu saat ini? Adakah yang
membuat hidupmu tidak bisa berjalan dengan ikhlas? Masalah-masalah
kah yang telah membuatmu mempermasalahkan keikhlasanmu? Bukankah
masalah-masalah itu yang tetap membuatmu hingga kini bertahan dan
berTuhan?
Kadang masalah hadir lewat hembusan angin, kadang lewat amukan
air, kadang lewat luapan api, dan kadang lewat retaknya bumi. Tapi
itu semua hakikatnya hanya ilusi, eksternal masalahmu, tapi
internal ujianmu. Semuanya kembali pada dirimu, pada fitrahmu,
dimana sang mutiara fajar bersemayam.
Walaupun semua orang mengatakan bahwa engkau akan gagal, tapi
jika engkau yakin bisa berhasil maka, insya ALLAH engkau pasti
berhasil. Dan walaupun semua orang mengatakan bahwa engkau akan
berhasil tapi engkau malah meragu, maka keraguan dan kegagalanlah
yang akan kembali kepadamu. Famayyamal mistqoola dzaarotin
khoiroyyaroh, wamayyamal mistqoola dzarrotin syarroyyaroh
Tidak ada yang berat, jika tenagamu cukup untuk mengangkatnya,
bahkan menyelaraskannya. Sesendok garam bisa membuat air dalam
gelas menjadi asin. Tapi tidak ada air yang asin, walau seratus
sendok pun garam ditumpahkan, jika wadahnya selebar danau
keikhlasan. Lapangnya dadamu.
Mulai hari ini, hindari doa penuh keluhan Wahai Allah, masalahku
sangat besar, tapi katakanlah Wahai Masalah, Allah itu Maha Besar.
Nah, sebesar apakah masalahmu? Sebesar bumikah? Apakah gara-gara
masalahmu sebesar bumi lalu engkau mengecilkan Allah dan
kekuasaan-Nya? Astaghfirullahalaziim
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Baqoroh (2) : 45}Kaum
Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar 3x
Walillahilhamd
3. TAWAKKALTawakkal artinya menyerahkan segala permasalahan
hidupmu hanya kepada Allah, dari jiwamu yang terdalam. Allah lah
tempat siapa pun berharap, menggantungkan harapan tertinggi dan
semua. Paket dari Tawakkal adalah Azam, atau tekad kuat dan usaha
yang mantap. Tawakkal tanpa ditemani tekad dan usaha adalah pasrah
yang kebablasan. Ber-azam dulu, berencana dulu, berdoa dulu,
barulah engkau bertawakkal kepada Allah SWT seraya
bersungguh-sungguh bergerak.
Kemudian apabila kamu telah ber-azam (membulatkan tekad), maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S.
Ali-Imron (3) : 159}Apa yang sesungguhnya engkau butuhkan dalam
hidup ini? Sudahkah kebutuhanmu selaras dengan sinergi dakwah
semestamu. Apakah kebutuhanmu jika terpenuhi, sungguh tidak akan
menjadikan dirimu lupa akan tugas utamamu. Sebagai Khalifah dan
Abdullah.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. {TERJEMAHAN
DATA SUCI Q.S. Al-Baqoroh (2) : 216}Mulai hari ini, percayakan saja
sepenuhnya kepada-Nya setiap kebutuhan-kebutuhanmu, setiap sel
dalam tubuhmu, satu-satunya ruh dalam jiwamu, dan setiap ujian
cerca yang melandamu. Berserah dirilah dengan penuh. Bertawakkallah
dengan sungguh.
Mulai hari ini, belajarlah untuk memberi lebih ikhlas dan
tawakkal. Memberilah kepada manusia karena cintamu kepada Allah,
dan memintalah kepada Allah agar engkau bisa memberi lebih banyak
lagi. Salah satu ciri orang yang memiliki TAWAKKAL yang tinggi
adalah hobinya untuk berbagi dan bersedekah.
Kaya itu Penting, Tapi Sedekah itu jauh lebih kaya dan abadi.
Kaya di dunia dan kaya di akhirat. Jangan takut bersedekah karena
miskin, dan jangan takut miskin karena bersedekah. Sedekah akan
membuat engkau menjadi kaya, bahagia, dicintai Allah dan
MakhlukNya. Itu sebabnya, Jangan pernah menunggu kaya baru engkau
bersedekah, tapi bersedekahlah maka engkau menjadi kaya.
Begitupun, tak usah sungkan dirimu menginfakkan hartamu untuk
membangun Mesjid Al-Barokah ini. Harta yang kau habiskan untuk
Jajan dan Merokok hanya akan menjadi beban Hisabmu di akhirat, tapi
bersedekah, untuk pembangunan Mesjid Al-Barokah, sehingga hartamu
berkah, menyelamatkanmu di alam barzah.
Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. ATH-
THOLAAQ (65) : 3}Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah
SWT,Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
4. RENDAH HATIMaka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa
yang dilarang mereka mengerjakannya, kami katakan kepadanya:
Jadilah kamu kera yang hina. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Araaf
(7) : 166}Jadikan dirimu sebagai pemenang yang rendah hati. Tidak
usahlah kau tambah, sudah cukup banyak para pemenang yang arogan,
walau tidak sedikit juga para pecundang yang justru lebih arogan.
Memang sungguh Terlalu! Naudzubillaahimindzaalik
Hanya sedikit pencetak gol yang lantas refleks sujud syukur
setelah wasit memastikan kesahihan golnya. Kebanyakan mereka
merayakannya dengan berteriak, menari, bahkan memamerkan sedikit
aurat di perutnya; dengan demikian, berhasil membuat lawan yang
tertinggal angka, menjadi resah dendam terpatri. Ingat sekali lagi,
Gol itu bukan tujuan utama, tapi hanya percepatanmu menuju
ketaqwaan. Kalau lantaran Gol tercipta lalu bolong jala
ketaqwaanmu, maka segeralah kembali kepada jalan yang fitrah.
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya
berpalinglah Dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan
apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.{TERJEMAHAN
DATA SUCI Q.S. Al-Israa (17) : 83}Kaum Muslimin dan Muslimat yang
dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
5. APA ADANYASudahkah hari ini engkau melihat dunia ini apa
adanya? Sudahkah engkau menerima keadaan dirimu, keadaan semestamu,
lebih dan kurangnya, dengan apa adanya? Masihkah ada rasa tertekan,
sumbatan energi dalam tubuhmu, ketika semestamu mempertontonkan
rasa zalim yang menyakitimu? Pikirmu, bisakah seseorang menyakiti
hatimu jika kau tak mengizinkan hatimu untuk tersakiti?
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan
(mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. An-Naml (27) : 14}Berkarakter apa adanya
bukan berarti menyerah pada kezaliman yang ada. Lalu siap ditekan
dan dizalimi sesama. Sekali lagi, Bukan berarti tertekan itu
dipersilakan, tapi berdamailah dengan diri sendiri, selaraskan
dengan normatif religi, lalu lebih kuat bersinergi tuk perbaiki
semestamu itu dan ini. Buat apa tertekan, jika perasaan tertekan
terbukti lebih berkonstribusi menambah masalahmu. Selaraskan jiwamu
dengan nilai luhurmu, bukan selaraskan dirimu dengan nilai
leluhurmmu atau realita terbaru. Tidak semua dari Leluhur itu
luhur, dan juga tidak semua yang baru itu luhur; Yang luhur
hanyalah yang Apa adanya tertera di dalam Al-Quran dan
Sunnahnya.
Nilai luhur itu dari Tuhan, sedangkan realita itu sudah banyak
rekayasa syaitan dan manusia arogan. Sekali lagi engkau harus
memfilternya, dan berani memilih, memilah, bukan diam malah. Jangan
menyerah dengan apa adanya yang salah, tapi berbahagialah dengan
apa adanya yang fitrah.
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. {TERJEMAHAN DATA
SUCI Q.S. Ali-Imran (3) : 146}Para pemilik fitrah sejati pun
memiliki kekuatan Apa Adanya dalam menerima risalah Islam.
Berkarakter Samina wa Athona. Kami dengar, dan kami lakukan.
Benar-benar menempatkan Al-Quran di atas seluruh aturan, dihormati
dengan segenap, dijadikan subyek rujukan untuk kemaslahatan hidup
manusia, kesejahteraan semesta. Ya, sebuah rujukan dan bukan
rujakan.
Hari ini ada sebagian manusia karakternya sudah tidak Apa
adanya, tapi lebih kepada Ada apanya. Mereka coba memilih-milih
aturan Allah, memfilter yang sudah murni, menyaring dalam angan.
Dan berusaha menyingkirkan aturan Allah yang sudah baku dengan
berbagai dalih logika dan empati yang bernuansa musyrik sejati,
ciptaan sendiri.
Mereka tidak menjadikan Al-Quran sebagai subjek, tetapi malah
dijadikannya sebagai objek. Mereka tidak menjadikan Al-Quran
sebagai rujukan, melainkan malah menjadikannya sebagai rujakan.
Mereka potong ayat-ayat yang sudah ada, lalu mereka campur dengan
bumbu kemunafikan, diolah dengan sambal kemaksiatan; sehingga
ayat-ayat Al-Quran yang murni pun menjadi ternoda dan tercampur
oleh suasana nafsu hati mereka. Pantas saja jika bumi, langit, dan
seisinya rusak dan demam karena tindakan mereka dan orang-orang
sejenisnya.
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.
Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan
(Al-Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan
(Al-Quran) itu. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Mumin (23) : 71}Kaum
Mukminin dan Mukminat yang dirahmati Allah SWT,Allahu Akbar 3x
Walillahilhamd
6. HARAPANPara insan taqwa yang dimuliakan oleh Allah SWT. Hari
ini yakinlah bahwa para pemilik fitrah sejati selalu mempunyai
harapan dalam hidupnya. Manusia tanpa harapan tidak ada bedanya
dengan jasad mati yang bergerak tanpa Arruh dan Arah. Itu sebabnya,
engkau harus memiliki banyak harapan, setidaknya satu, agar kau
masih bisa bernafas.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Yusuf (12) : 87Jangan
pernah bunuh harapan yang masih bersemayam di jiwamu. Walaupun
kini, harapanmu sepertinya kecil dan belum terwujud nyata, tetaplah
bersyukur pada Allah SWT, karena setidaknya engkau telah memiliki
harapan itu. Kalau lah harapan saja sudah tidak ada, maka apalah
yang bisa diharapkan di dunia ini, apalagi di akhirat. Bersyukurlah
dengan harapan yang ada, maka engkau akan ditambah kenikmatan
dari-Nya. Bertubi-tubi, Mau? Berharaplah.
Masalah itu Lumrah. Masalah itu Hadiah. Maslah itu ujian dan
cinta dariNya. Kalau engkau lari dari masalah maka engkau lari dari
kasih sayang Allah. Masalah-lah yang membuat engkau tetap bertahan
dan berTuhan. Masalah itu memang tidak enak, tapi ia melahirkan
rasa enak. Lapar adalah masalah, tapi tanpa lapar kita tidak pernah
menikmati makan. Sebagaimana tanpa haus kita tak pernah optimal
merasakan nikmatnya sebuah minuman. Semakin lapar semakin enak
makannya, semakin haus semakin enak minumnya, semakin banyak
masalah semakin besar harapan mu dekat dengan Tuhan, dekat dengan
Sumber Solusi. Teruslahlah bergerak dan berharap. Selama engkau
tetap bergerak dan berharap pada Allah, maka sungguh dibalik
Frustasi dan sesaknya dadamu, ada Prestasi sejati yang
menantimu.
Harapan itu dihadirkan agar kita bisa melakukan yang terbaik
dalam hidup yang sebentar ini. Tanpa harapan, maka tiada yang bisa
diharapkan dari kehadiranmu di dunia ini. Jadilah manusia yang
penuh dengan harapan, agar kehadiranmu di tengah semestamu selalu
diharapkan. Dan harapan tertingimu adalah pertemuan dengan Allah
SWT.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.{TERJEMAHAN
DATA SUCI Q.S. Al-Insyiroh (94) : 8}WALLAHU ALAM BISH-SHOWAB
Khutbah Idul Fitri 1431 H: Mewujudkan Hakikat Taqwa
. . : : . :
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.Kaum Muslimin
Rahimakumullah.Ramadhan yang telah kita akhiri memberikan
kebahagiaan tersendiri bagi kita, hal ini karena ibadah Ramadhan
yang salah satunya adalah berpuasa memberikan nilai pembinaan yang
sangat dalam, yakni mengokohkan dan memantapkan ketaqwaan kita
kepada Allah swt, sesuatu yang amat kita butuhkan dalam kehidupan
di dunia maupun di akhirat.
Agar pencapaian peningkatan taqwa bisa kita raih dan dapat kita
buktikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi penting bagi kita
memahami hakikat taqwa yang sesungguhnya. Dalam bukunya Ahlur
Rahmah, Syekh Thaha Abdullah al Afifi mengutip ungkapan sahabat
Nabi Muhammad saw yakni Ali bin Abi Thalib ra tentang taqwa,
yaitu:
Takut kepada Allah yang Maha Mulia, mengamalkan apa yang termuat
dalam at tanzil (Al-Quran), mempersiapkan diri untuk hari
meninggalkan dunia dan ridha (puas) dengan hidup seadanya
(sedikit)Dari ungkapan di atas, ada empat hakikat taqwa yang harus
ada pada diri kita masing-masing dan ini bisa menjadi tolok ukur
keberhasilan ibadah Ramadhan kita.
Pertama, Takut Kepada Allah. Salah satu sikap yang harus kita
miliki adalah rasa takut kepada Allah swt. Takut kepada Allah
bukanlah seperti kita takut kepada binatang buas yang menyebabkan
kita harus menjauhinya, tapi takut kepada Allah swt adalah takut
kepada murka, siksa dan azab-Nya sehingga hal-hal yang bisa
mendatangkan murka, siksa dan azab Allah swt harus kita jauhi.
Sedangkan Allah swt sendiri harus kita dekati, inilah yang disebut
dengan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Karena
itu, orang yang takut kepada Allah swt tidak akan melakukan
penyimpangan dari segala ketentuan-Nya. Namun sebagai manusia biasa
mungkin saja seseorang melakukan kesalahan, karenanya bila
kesalahan dilakukan, dia segera bertaubat kepada Allah swt dan
meminta maaf kepada orang yang dia bersalah kepadanya, bahkan bila
ada hak orang lain yang diambilnya, maka dia mau mengembalikannya.
Yang lebih hebat lagi, bila kesalahan yang dilakukan ada jenis
hukumannya, maka iapun bersedia dihukum bahkan meminta dihukum
sehingga ia tidak menghindar dari hukuman. Allah swt berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa (QS Ali Imran [3]:133).Sebagai contoh,
pada masa Rasul ada seorang wanita yang berzina dan ia amat
menyesalinya, dari perzinahan itu ia hamil dan sesudah taubat iapun
datang kepada Rasul untuk minta dihukum, namun Rasul tidak
menghukumnya saat itu karena kehamilan yang harus dipelihara.
Sesudah melahirkan dan menyusui anaknya, maka wanita itu dihukum
sebagaimana hukuman untuk pezina yang menyebabkan kematiannya, saat
Rasul menshalatkan jenazahnya, Umar bin Khattab mempersoalkannya
karena ia wanita pezina, Rasulullah kemudian menyatakan:
Ia telah bertaubat, suatu taubat yang seandainya dibagi pada
tujuh puluh orang penduduk Madinah, niscaya masih cukup. Apakah ada
orang yang lebih utama dari seorang yang telah menyerahkan dirinya
kepada hukum Allah? (HR. Muslim).Ibadah puasa dan ibadah-ibadah
lainnya mendidik kita untuk menjadi orang yang takut kepada Allah
swt yang membuat kita akan selalu menyesuaikan diri dengan segala
ketentuan-ketentuan-Nya. Kalau kita ukur dari sisi ini, kenyataan
menunjukkan bahwa banyak sekali orang yang belum bertaqwa karena
tidak ada rasa takutnya kepada Allah swt.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.Kaum Muslimin
Rahimakumullah.Hakikat taqwa yang Kedua kata Ali bin Abi Thalib
adalah Beramal Berdasarkan Wahyu. Al-Quran diturunkan oleh Allah
swt untuk menjadi petunjuk bagi manusia agar bisa bertaqwa
kepada-Nya. Karena itu, orang yang bertaqwa akan selalu beramal
atau melakukan sesuatu berdasarkan wahyu yang diturunkan oleh Allah
swt, termasuk wahyu adalah hadits atau sunnah Rasulullah saw karena
ucapan dan prilaku Nabi memang didasari oleh wahyu. Dengan kata
lain, seseorang disebut bertaqwa bila melaksanakan perintah Allah
swt dan menjauhi larangan-Nya.
Dalam konteks inilah, menjadi amat penting bagi kita untuk
selalu mengkaji al-Quran dan al Hadits, sebab bagaimana mungkin
kita akan beramal sesuai dengannya, bila memahaminya saja tidak dan
bagaimana pula kita bisa memahami bila membaca dan mengkajinya
tidak.
Dalam kehidupan para sahabat, mereka selalu berusaha untuk
beramal berdasarkan wahyu, karenanya mereka berusaha mengkajinya
kepada Nabi dan para sahabat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang
suka bertanya. Meskipun mereka suka melakukan sesuatu, tapi bila
ternyata wahyu tidak membenarkan mereka melakukannya, maka
merekapun berusaha untuk meninggalkannya.
Suatu ketika ada beberapa orang sahabat yang dahulunya beragama
Yahudi, mereka ingin sekali bisa melaksanakan lagi ibadah pada hari
Sabtu dan menjalankan kitab taurat, tapi turun firman Allah swt
yang membuat mereka tidak jadi melakukannya, ayat itu adalah:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS Al Baqarah
[2]:208).Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.Kaum Muslimin Yang
Berbahagia.Ketiga yang merupakan hakikat taqwa menurut Ali bin Abi
Thalib ra yang harus kita hasilkan dari ibadah Ramadhan kita adalah
Mempersiapkan Diri Untuk Akhirat. Mati merupakan sesuatu yang pasti
terjadi pada setiap orang. Keyakinan kita menunjukkan bahwa mati
bukanlah akhir dari segalanya, tapi mati justeru awal dari
kehidupan baru, yakni kehidupan akhirat yang enak dan tidaknya
sangat tergantung pada keimanan dan amal shaleh seseorang dalam
kehidupan di dunia ini. Karena itu, orang yang bertaqwa akan selalu
mempersiapkan dirinya dalam kehidupan di dunia ini untuk
kebahagiaan kehidupan di akhirat.
Bila kita sudah menyadari kepastian adanya kematian, maka kita
tidak akan mensia-siakan kehidupan di dunia yang tidak lama. Kita
akan berusaha mengefektifkan perjalanan hidup di dunia ini untuk
melakukan sesuatu yang bisa memberikan nilai positif, sebagai
apapun kita. Karena itu bila kita tidak efektif dan orang
mengkritik kita, harus kita terima kritik itu denga senang hati.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz salah satu contohnya.
Ketika Umar bin Abdul Aziz telah menerima jabatan sebagai
khalifah, dia merasa perlu beristirahat karena kondisi badannya
yang sudah amat lelah dan mata yang sudah amat ngantuk, apalagi ia
baru saja mengurus keluarganya yang meninggal yakni Khalifah
Sulaiman. Baru saja dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur
dan meletakkan kepalanya di atas bantal, tiba-tiba datang Abdul
Malik lalu berkata: Ayah, apa yang akan ayah lakukan sekarang?.
Aku ingin istirahat sejenak anakku, jawab Umar.
Apakah ayah akan beristirahat, padahal ayah belum mengembalikan
harta rakyat yang dirampas secara zalim kepada yang berhak?.
Aku akan lakukan semua itu nanti setelah zuhur, semalam aku
tidak bisa tidur karena mengurus pamanmu, jawab Umar.
Ayah, siapa yang bisa memberi jaminan bahwa ayah akan tetap
hidup sampai zuhur nanti?. Tanya Abdul Malik lagi menghentak.
Mendengar pertanyaan anaknya itu, terbakar rasanya semangat Umar
sehingga seperti hilang rasa ngantuk dan lelah yang dialaminya,
lalu Umar berkata: Nakmendekatlah kepadaku.
Setelah Abdul Malik mendekat, Umar mencium keningnya lalu
berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku
anak keturunan yang membantuku dalam agamaku.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz segera bangkit dari tempat tidurnya
dan iapun mengumumkan: Barangsiapa yang hartanya telah diambil
secara zalim, maka hendaklah ia mengangkat permasalahannya.
Efektifitas waktu hidup yang digunakan membuat Khalifah Umar bin
Abdul Aziz sampai kesulitan mencari mustahik karena tingkat
kesejahteraan yang tingggi. Harus kita akui banyak diantara kita
yang merasa mati masih lama sehingga tidak muncul amal shaleh, baik
sebagai pribadi, keluarga, masyarakat maupun organisasi sosial dan
politik, keluhan kita adalah tidak punya waktu, kekurangan waktu,
karena itu Allah swt mengingatrkan kita semua:
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya (QS Al Kahfi
[18]:110).Manakala seseorang sudah melakukan segala sesuatu sebagai
bentuk persiapan untuk kehidupan sesudah kematian, maka orang
seperti inilah yang disebut dengan orang yang cerdas, meskipun ia
bukan sarjana. Karena itu, Rasulullah saw bersabda:
Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya dan
beramal bagi kehidupan sesudah mati (HR. Ahmad, Tirmidzi dan
Hakim). Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.Kaum Muslimin Yang
Dimuliakan Allah swt.Hakikat taqwa yang Keempat menurut Ali bin Abi
Thalib adalah Ridha Meskipun Sedikit. Setiap kita pasti ingin
mendapat sesuatu khususnya harta dalam jumlah yang banyak sehingga
bisa mencukupi diri dan keluarga serta bisa berbagi kepada orang
lain. Namun keinginan tidak selalu sejalan dengan kenyataan, ada
saat dimana kita mendapatkan banyak, tapi pada saat lain kita
mendapatkan sedikit, bahkan sangat sedikit dan tidak cukup. Orang
yang bertaqwa selalu ridha dan menerima apa yang diperolehnya
meskipun jumlahnya sedikit, inilah yang disebut dengan qanaah,
sedangkan kekurangan dari apa yang diharapkan bisa dicari lagi
dengan penuh kesungguhan dan cara yang halal. Korupsi yang menjadi
penyakit bangsa kita hingga sekarang adalah karena tidak ada sikap
ridha menerima yang menjadi haknya, akibatnya ia masih saja
mengambil hak orang lain dan administrasi serta penguatan hokum
atas penyimpangan yang dilakukannya bisa diatur, karenanya Allah
swt mengingatkan kita semua dalam firman-Nya:
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.(QS Al Baqarah
[2]:188).Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib baru pulang lebih sore
dari biasanya. Isterinya, Fatimah putri Rasulullah menyambut
kedatangan suaminya dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang
lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.
Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah, Aku mohon
maaf karena tidak membawa uang sepeserpun.
Tidak nampak sedikitpun kekecewaan pada wajah Fatimah, bahkan ia
tetap tersenyum dan bisa memaklumi keadaan suami yang
dicintainya.
Ali amat terharu terhadap isterinya yang begitu tawakkal
meskipun ia tidak bisa memasak malam itu karena memang tidak ada
bahan makanan yang bisa dimasak.
Ketika waktu shalat tiba, seperti biasa Ali lalu berangkat ke
masjid untuk menjalankan salat berjamaah. Sepulang dari shalat,
seorang yang sudah tua menghentikan langkahnya menuju rumah. Maaf
anak muda, betulkah engkau Ali, anaknya Abu Thalib?, tanya orang
itu.
Betul, jawab Ali heran.
Orang tua itu merogoh kantungnya seraya berkata, Dulu ayahmu
pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya,
ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah
ahli warisnya.
Dengan amat gembira Ali mengambil uang itu yang berjumlah 30
dinar. Sesampai di rumah, Ali kemukakan kepada isterinya rizki yang
tidak terduga itu. Tentu saja Fatimah sangat gembira ketika Ali
menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua
agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.
Tanpa berpikir panjang, Ali langsung berangkat menuju pasar.
Ketika hampir tiba ke pasar, Ali melihat seorang fakir
menadahkan tangan, Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk
Allah, bersedekahlah kepadaku, seorang musafir yang kehabisan bekal
di perjalanan.
Tanpa berpikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya
kepada orang itu dan Ali pulang dengan tangan kosong. Tentu saja
melihat sang suami pulang tidak bawa apa-apa, Fatimah
terheran-heran. Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya
dan ini justeru membuat Fatimah begitu terharu terhadap sang suami.
Dengan diiringi senyum yang manis, Fatimah berkata: Apa yang engkau
lakukan juga akan aku lakukan seandainya aku yang mengalaminya.
Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat
bakhil yang dimurkai-Nya.
Sikap menerima membuat kita bisa bersyukur dan bersyukur membuat
kita akan memperoleh rizki dalam jumlah yang lebih banyak, bahkan
bila jumlahnya belum juga lebih banyak, rasa syukur membuat kita
bisa merasakan sesuatu yang sedikit terasa seperti banyak sehingga
yang merasakan manfaatnya tidak hanya kita dan keluarga tapi juga
orang lain. Inilah diantara makna yang harus kita tangkap dari
firman Allah swt:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih. (QS Ibrahim [14]:7).Dari uraian di atas dapat kita
simpulkan bahwa bertaqwa kepada Allah swt memerlukan kesungguhan
sehingga kita dituntut untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya.
Akhirnya marilah kita sudahi ibadah shalat Id kita dengan
berdoa:
.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami
rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan
kafir.
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan
benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia
menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi
tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi
kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai
kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang
membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan
ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan
anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami
segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami
kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami
masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau
jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah
Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari
ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang
tidak mengasihi kami. .
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, muminin dan
muminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di
dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari
azab neraka.
SYAWAL 1430 HIJRIYAH" MUTIARA KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWAL 1430
HIJRIYAH
Posted by gaol . Published on 31 Agustus 2009
Dikirim oleh Arjub (PP Al-Hikmatul Hasanah)
[email protected] kesempatan kali ke2 ini, saya
akan menyajikan khotbah Idul Fitri, semoga saja dapat bermanfaat
bagi kita semuaAmin. 7 x . . . . . . . . . . . . . ( ) . Hadirin
Kaum Muslimin Dan Muslimat Sidang Idul Fitri 1 Syawal 1430 H, yang
berbahagia. puji dan syukur yang sedalam-dalamnya, dengan penuh
perasaan gembira, kita sanjungkan kehadirat Allah SWT. Tuhan yang
telah memberi kita usia yang panjang, sehingga di pagi yang ceria
ini kita dapat berkumpul bershaf-shaf memenuhi tempat yang berkah
ini.Fajar tanggal 1 Syawal telah menyingsing di ufuk timur, pada
saat ini kita berada pada hari yang agung, pada hari ini pula Allah
Azza Wa Jalla memperlihatkan kemulyaan dan keagungannya, dimana
seluruh umat TAUHID di segenap penjuru dunia, bersedia untuk
bangkit secara serentak menggemakan dan mengumandangkan takbir,
tahlil dan tahmid : X 3 .
Pengumandangan tersebut merupakan realisasi rasa syukur, sebagai
ungkapan kesadaran, kalimat keyakinan, serta merupakan panji-panji
kemenangan dan kejayaan umat Islam.HADIRIN HADIRAT RAHIMAKUMULLAH
.
Dalam suasana hati yang penuh kegembiraan ini, dengan segala
kemewahan yang terasa di paksakan, dengan segala keberlebihan yang
sukar dibayangkan, dalam pesta semesta yang gegap gempita, oleh
gemuruh takbir kemenangan yang hingar bingar, meliputi seluruh
angkasa raya, menggelora ke dalam jiwa, hingga mendirikan bulu-bulu
roma. Marilah sejenak kita melakukan perenungan pada hakikat makna
ibadah yang telah kita lalui bersama, pada nuansa hati yang tak
terkendali ini ..
Benarkah,v selama sebulan lamanya kita telah menjalankan ibadah
puasa, dengan penuh ketaatan dan kepatuhan, hanya mengharap ridla -
Nya, sebagai bukti meningkatnya kualitas ketaqwaan kita kepada
Allah swt. .. ? Sebagaimana maksud dicanangkannya puasa itu
sendiri;
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas
kalian semua berpuasa, sebagaimana ia diwajibkan kepada orang-orang
sebelum kalian, mudah-mudahan kalian semua bertaqwa.(Qs. Al Baqarah
: 183) Betulkah, kita semua telah lulus dalam menghadapi ujian
berpuasa sebulan penuh lamanya, membendung dan menyingkirkan segala
godaan dan nafsu angkara murka .?
Berhasilkah kita membersihkan iman, dari bintik-bintik
kemaksiatan, kemunafikan, dan kemungkaran .?
Hari ini Ramadhan telah berlalu ., bulan suci, bulan yang penuh
rahmat dan maghfiroh, relakah kita melepaskannya seadanya ..?
Bagaimanapun, seiring dengan menggelindingnya jarum jam, terpaksa
kita harus rela melepaskannya.
Hari ini hari bersuka ria. Namun . adakah suka ria kita sedang
mensyukuri kemenangan atas setan dan kemaruk hawa nafsu ..? Ataukah
karena kita kini terbebas kembali seperti semula? Tak ada lagi yang
kita sungkani. Atau bahkan terstimulir oleh kemenangan yang ada
pada pihak setan dan nafsu atas diri kami .. ! Naudzubilla Billahi
Min Dzalik.
YAA . RABBY .. ! Rasanya puasa kami hampa, jiwa ini miskin tak
berarti apa, bahkan diri ini bergelimang noda dan dosa. Maka hanya
rahmat dan maghfirahmu Yaa . Allah yang kami minta, kami ibarat
setetes embun dalam lautan keagunganmu ..ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHI
AL - HAMD, Hadirin Sidang Idul Fitri Yang Dimulyakan Allah .Kaum
muslimin memang berhak bergembira pada hari ketika berbuka dan
lebaran tiba, namun kegembiraan kita diperintahkan untuk masuk ke
dalam agama Islam secara kafaah sebagaimana firman Allah :
. ( : 208(Artinya : Wahai orang-orang yang beriman masuklah
kalian semua ke dalam Islam secara totalitas. ( Qs. Al-Baqarah :
208 )Lalu pertanyaannya adalah; Gembira yang islami itu yang
bagaimana ? Gembira yang islami yaa gembira yang wajar-wajar saja,
gembira yang penuh rasa syukur, gembira yang tidak sampai menafikan
atau bahkan melecehkan adanya keperihatinan di fihak lain.
Kegembiraan kaum muslimin atas datangnya lebaran tentunya
menjadi hak milik bagi ia yang telah dapat merampungkan kewajiban
ibadah puasa Ramadhannya dengan penuh keikhlasan dan njungkung
ibadah semata-mata karena mengharap ridlo - Nya, disamping kita
telah berhasil pula nyelengi pahala, dan dosa-dosa kita yang telah
lewat diampuni oleh Allah Azza Wa Jalla, sebagaimana di jamin
sendiri oleh Rasulullah saw. sendiri lewat sebuah haditsnya :
Artinya : Barang siapa telah melaksanakan puasa Ramadhan karena
iman dan mengharap pahala Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang
telah lewatHadirin hadirot sidang idul fitri yang berbahagia. . . .
Apapun dan bagaimanapun bentuk puasa yang telah kita lakukan,
berapapun nilai yang telah Allah Taala berikan atas puasa kita
dengan segala kesempurnaan rahmat dan anugerahnya, untuk lebih
menjamin keyakinan keberhasilan perjuangan kita di bulan puasa itu,
Allah masih memberi kesempatan kepada kita - yang memang memiliki
watak tidak sempurna ini - untuk nambeli kekurangan-kekurangan yang
mungkin terjadi dalam pelaksanaan puasa kita, barang kali sesekali,
sementara mulut kita berpuasa tidak makan dan tidak minum tetapi
kita khilaf tidak memuasakannya dari memakan daging saudara-saudara
kita dengan ngrasani, mengumpat atau mengeluarkan kata-kata yang
tak pantas misalnya dan seterusnya dan lain sebagainya. Kita diberi
kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk
saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di
samping makna solidaritas yang terkandung di dalam zakat fitrah
itu, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, zakat
fitrah itu berfungsi untuk membersihkan orang yang berpuasa dari
keterlanjurannya beromong kosong dan berkata buruk saat berpuasa,
bahkan menurut hadits riwayat Abu Hafsih Bin Shaahin, puasa
Ramadhan bergantung antara langit-langit dan bumi dan hanya zakat
fitrahlah yang dapat menaikkannya ke atas.
Kewajiban membayar zakat fitrah ini - menurut Imam Al Syafii RA
- di fardlukan kepada setiap muslim yang merdeka atau hamba Mubaad
yang memiliki kelebihan bahan makanan di malam dan hari lebarannya,
juga pakaian dan tempat tinggal yang layak bagi semua keluarga yang
menjadi tanggung jawab nafaqahnya. Adapun tentang waktu wajibnya
adalah sejak tenggelamnya mata hari di hari terakhirbulan suci
Ramadhan, dan boleh saja membayarkan zakat fitrah sejak telah
masuknya bulan suci Ramadlan dengan niat Tajil. Sedangkan
membayarkan zakat fitrah setelah dilaksanakannya sholat idul fitri
hingga tenggelamnya mata hari juga masih diperkenankan atau masih
diterima, tetapi dengan niat mengkodloi-nya.
Mudah-mudahan zakat fitrah kita, dapat menyempurnakan ibadah
puasa kita, sehingga Allah mengampuni kita, merahmati kita, dan
membebaskan kita dari api neraka. Dan moga-moga pula, Allah masih
menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melengkapi
ganjaran ibadah puasa itu dengan kesediaan kita nantinya,
untukpuasa Ramadlan kita yang telah berlalu dengan mengiringinya
berpuasa selama enam hari di bulan Syawal ini. Mudah-mudahan
..ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMDHADIRIN HADIRAT KAUM MUSLIMIN DAN
MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH .
Selanjutnya segala aktifitas apa saja yang paling utama
dilakukan sekembali kita dari shalat idul fitri ini . ?
Setelah berpuasa dan njungkung ngibadah selama sebulan penuh di
bulan Ramadhan dengan niat ikhlas hanya memburu ridla Allah Taala,
dan kita telah menambelinya dengan mengeluarkan zakat fitrah,
dosa-dosa kitapun diampuni. Namun seperti kita ketahui, dosa yang
diampuni itu, hanyalah dosa yang berhubungan langsung dengan Allah.
Sementara masih ada dosa lain yang berkaitan dengan sesama kita,
antar kita, dimana ampunan Allah bergantung pada pemaafan
masing-masing kita yang bersangkutan. Oleh karenanya untuk
menyempurnakan ketidak berdosaan kita, setelah shalat idul fitri
ditradisikanlah halal bihalal, sini menghalalkan dan memaafkan
situ, situ menghalalkan dan memaafkan sini.
Dengan demikian pada lebaran kali ini, diharapkan semua macam
dosa apapun lebur dan kita kembali sebagaimana fitrah kita, mulus
tanpa dosa bagaikan seorang bayi.Tidakkah kita tak ingin menjadi
pailit kelak di hari kemudian ? Seperti digambarkan oleh Rasulullah
saw. dalam hadits shohihnya : . . . . . ( )Artinya : Tahukah kalian
semua, siapakah orang yang bangkrut itu ? Tanya Rasulullah kepada
para sahabatnya - merekapun menjawab : orang yang bangkrut menurut
kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta benda yang
tersisa. Kemudian Rasulullah menyampaikan sabdanya : Orang yang
benar-benar pailit - diantara umatku - ialah orang yang di hari
kiamat dengan membawa (seabrek) pahala shalat, puasa dan zakat;
tapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena
ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si
ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah
pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata
pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi
tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang pernah di
dzaliminya) dan ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakkanlah ia ke
api neraka. Naudzubillah ! (HR. Muslim dari Abu Hurairah)Ternyata
mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita
gunakan untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa, memberikan
zakat, dapat membuat kita pailit kelak. Tidak hanya menghabiskan
modal pahala yang kita tumpuk sepanjang umur kita tapi bahkan dapat
menarik kepada kita kerugian orang lain. Ini semua tentunya
gara-gara kita terlalu meremehkan dosa dan kesalahan terhadap
sesama. Oleh karenanya, apabila kita memuliakan Tuhan, maka
termasuk yang dimuliakan Tuhan ialah manusia.
Sedangkan makanan dan kue-kue lebaran kiranya hanyalah sekedar
Ubo Rampe, karena ada kunjung mengunjungi, patutnya hidangan di
sediakan sebagai penghormatan kepada tamu yan hendak berkunjung.
Pahalanya terletak pada penghormatan tamu itu, atau pada niat
sedekah yang mengiringinya. Demikian pula, agaknya soal pakaian,
memperindah rumah dan atau mempercantik ruang tamu.ALLAAHU AKBAR 3X
WALILLAHIL HAMD
Akhirnya, marilah kita mengikrarkan permohonan maaf kita kepada
diri kita sendiri, sebelum kemudian sungkem dan meminta maaf kepada
orang-orang tua kita, para Masyayikh dan guru-guru kita, juga antar
sesama
Selamat idul fitri, wahai mataMaafkanlah aku, selama ini kau
hanyaKugunakan melihat kilau comberan.Selamat idul fitri, wahai
telingaMaafkanlah aku, selama ini kau hanyaKusumpali
rongsokan-rongsokan kataSelamat idul fitri, wahai mulutMaafkanlah
aku, selama iniKau hanya kujejali dan kubuat memuntahkan
onggokan-onggokankotoranSelamat idul fitri, wahai tanganMaafkanlah
aku, selama ini kau hanya kugunakanMencakar-cakar kawan dan berebut
remayh-remah murahanSelamat idul fitri, wahai kakiMaafkanlah aku,
selama ini kau hanya kuajak menendang kanan kiriDan berjalan di
lorong-lorong kegelapanSelamat idul fitri, wahai akal
budiMaafkanlah aku, selama ini kubiarkan kau terpenjara sendiri
Selamat idul fitri, wahai diriMarilah menjadi manusia kembali .! .
. . . . . . . . Khutbah Idul Fitri 1430 H
Begitu banyak karunia yang telah Allah Ta'ala berikan kepada
kita. Ni'matul iman, ni'matul Islam, nikmat sehat dan waktu luang.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
"Ada dua karunia yang banyak hamba Allah melalaikan, yaitu
nikmat sehat dan waktu luang"Termasuk diantara nikmat Allah yang
agung adalah Allah telah memberikan kepada kita kemudahan untuk
melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan. Dan pada kesempatan kali ini
kita diberi kemudahan untuk dapat berjumpa dengan sanak kerabat
sekaligus menghadiri sholat 'Ied.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, khotamul anbiya wal
mursalin. Kepada keluarganya, shahabatnya, dan pengikutnya hingga
akhir zaman.
Allahu AkbarAllahu Akbar.walillahilhamd!Allah Subhanahu wa
Ta'ala Dzat Yang Maha Agung. Dzat Yang Mengatur alam semesta, Dzat
Yang Maha Hidup dan tidak akan mati, dan Dzat Yang Memberi Rizki.
Kepada Allah-lah semua akan kembali. Dan kita tidak diperbolehkan
takut kecuali kepada Allah. Allah berfirman dalam surat Ali Imran
102: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada
Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah meninggal kecuali
dalam keadaan IslamPerintah taqwa juga Allah tujukan kepada
umat-umat sebelum kita. Dan taqwa merupakan suatu wasiat yang
paling mulia karena kata "taqwa" mengandung arti yang sangat luas.
Orang Arab menamakan dengan istilah "jawami'ul kalim". Bahkan
dibalik Ramadhan, juga diharapkan agar bertaqwa. Sebagaimana
firmanNya:
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa,
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian
bertaqwa. Diantara upaya kita agar taqwa kita bertambah adalah
dengan cara membaca Al Quran dan mengkaji apa yang terkandung di
dalamnya.
Di dalam Al Quran telah disebutkan beberapa permisalan dan Allah
berfirman dalam surat Ibrohim ayat yang ke 25 : Dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat.Allahu AkbarAllahu Akbar.walillahilhamd!
Salah satu nama binatang yang Allah tuturkan di dalam Al Quran
adalah semut. Bahkan Allah menjadikan salah satu surat di dalam Al
Quran yaitu surat An Naml. Disebutkan di dalam Al Quran surat An
Naml ayat 18, Allah berfirman : Sehingga apabila mereka mereka
sampai di suatu lembah semut, berkatalah seekor semut, wahai para
semut masuklah kalian ke dalam sarang-sarangmu agar kalian tidak
terinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari.Ayat ini menceritakan tentang apa yang dikatakan oleh
seekor semut kepada saudara-saudaranya manakala Sulaiman dan
tentaranya sampai ke lembah semut
Ada dua pendapat yang dimaksud dengan lembah semut.
Pertama, lembah yang berada di negeri Yaman.
Kedua, daerah Thaif yang berada di Saudi Arabia.
Ibnu Katsir rahimahullah mengomentari bahwa semut tersebut
bernama "Harros dari suku Syaishon" menunjukkan bahwa semut
memiliki nama dan bersuku-suku.
Syaikh Abdurrahman As Sa'di rahimahullah menuturkan, dengan
berteriaknya seekor semut maka seluruh lembah yang ada, asal
jenisnya adalah semut, maka akan mendengar. Atau dengan
berbicaranya seekor semut tentang marabahaya, maka satu sama lain
akan memberikan khabar bahaya yang akan datang. Dan berita akan
tersebar sehingga semua akan selamat.
Allahu AkbarAllahu Akbar.walillahilhamd!
Kaum muslimin yang dirahmati Allah..
Ada beberapa manfaat tatkala kita menghayati apa yang ada pada
semut.
Pertama, semut adalah binatang yang tidak egois.
Kedua, semut memiliki rumah. Dan rumah yang dimiliki semut
memiliki dua pintu.
Yaitu, pintu barat dan pintu timur.
Yang terbuka adalah bagian barat.
Ketiga, semut adalah binatang yang jujur.
Keempat, semut merupakan binatang yang suka bertasbih.Kelima,
semut adalah binatang yang suka menjaga kerukunan.
Keenam, semut adalah binatang yang rela berkorban.
Ketujuh, semut adalah binatang yang suka menjaga kebersihan.
Kedelapan, semut adalah binatang yang tidak mudah putus asa.
Allahu AkbarAllahu Akbar.Allahu Akbar.walillahilhamd.
Jamaah sholat ied rahimakumullahDemikianlah diantara tanda
kekuasaan Allah yang ada pada seekor semut yang kecil. Bahkan
merekapun sopan santun terhadap Nabiyullah Sulaiman dengan
mengatakan.:
"Masuklah ke rumah kalian, agar jangan sampai Sulaiman dan bala
tentaranya menginjak kalian, sedang mereka tidak menyadari.":
Apakah sikap Nabi Sulaiman tatkala mendengar perkataan seekor
semut ??
Allah berfirman, Maka dia tersenyum dengan tertawa karena
mendengar perkataan semut itu dan dia berdoa :Wahai tuhanku berilah
aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Dan untuk
mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku
dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang
sholeh.Demikianlah sikap mulia Sulaiman alaihissalam dengan
tersenyum dan demikianlah tertawanya para nabi. Cukup dengan
senyum, tidak tertawa terbahak-bahak.
Nabi Sulaiman adalah nabi yang Allah berikan mu'jizat memahami
ucapan binatang. Angin adalah kendaraannya. Jin adalah
pasukannya.Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Surat Saba' : 12
Dan kami tundukkan angin bagi Sulaiman yang perjalannya di waktu
pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanan di waktu sore
sama dengan perjalanan sebulan pula dan kami alirkan cairan tembaga
baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya
dengan izin Tuhannya. Dan barang siapa yang menyimpang diantara
mereka, dari perintah kami, kami rasakan kepadanya azab neraka yang
apinya menyala-nyala.Sehingga jin patuh dan tunduk kepada nabi
Sulaiman karena rasa takut yang menyelimuti mereka.
Ibnu Katsir rahimahullah menceritakan bahwa manakala Sulaiman
wafat beliau tetap di singgasananya dengan memegang tongkat dan
manakala tongkatnya rapuh dimakan rayap, maka terjatuhlah beliau.
Jarak antara wafat dan jatuhnya beliau kurang lebih satu tahun. Dan
Allah berfirman: Maka tatkala kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka (Jin)
kematiannya kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya. Maka tatkala
ia telah tersungkur, tahulah jin itu, bahwa kalau sekiranya mereka
mengetahui yang ghaib, tentunya mereka tidak tetap dalam siksa yang
menghinakan. (Q.S. Saba : 14)Dalil ini menunjukkan tentang ketidak
tahuan jin terhadap perkara yang ghaib. Dan jin merupakan gurunya
para dukun. Jika gurunya saja tidak mengerti masalah ghoib, apalagi
muridnya??
Seorang muslim meyakini bahwasanya, perkara ghaib hanya milik
AllahDi zaman sekarang ini, betapa banyak orang yang lari
menyelesaikan masalah bukan kepada Allah tetapi mereka justru pergi
ke dukun. Dan di zaman sekarang pula, ada perdukunan yang sifatnya
terang-terangnya, ada juga yang terselubung. Jika kita tidak
waspada, maka bisa jadi terjerumus.
Contoh mudah adalah: tampilan yang berada pada beberapa stasiun
televisi:
Ketik, REG .......
Bahkan dia tidak mengetahui perkara yang akan datang. Sekalipun
perkara yang remeh.
Jika ia makan ikan, dan duri melukai lidahnya, dia tidak tahu
sebelumnya, bagaimana mungkin dia mengetahui hal yang sifatnya
besar. Tentunya itu adalah sekedar bualan dan pembodohan terhadap
umat, yang kita wajib mewaspadainya. .... Dan tidak akan menang
tukang sihir itu, dari mana saja ia datang. (QS. Thaha: 69)Dan ada
beberapa ancaman dari Rasul bagi orang yang ke dukun atau hanya
cuma menguji kebenaran apa yang dikatakannya. Kita mohon kepada
Allah agar selamat dari fitnah tersebut.
Allahu Akbar .......... Allahu Akbar ..........
walilaahilhamd
Di hari yang fitri ini mari kita bersama membuka lembaran baru
dengan mengerjakan ketaatan dan menjauhi larangan.
Wahai para suami..... pergaulilah isteri-isteri kalian dengan
baik.
Wahai kaum bapak.... didiklah anak-anak kalian kepada arah yang
positif.
Wahai para pemuda ..... jadilah anda pemuda Islam. Contohlah
Yusuf alaihissalam-.., Ismail alaihissalam- karena mereka adalah
pemuda Islam yang tangguh dan diabadikan dalam Al-Quran.
Wahai para isteri ..... hormatilah dan tunaikanlah kewajiban
terhadap suami. Dan Rasul bersabda, Barang siapa wanita yang sholat
lima waktu, puasa di bulan ramadhan dan taat kepada suami, maka
Allah akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu yang ia
kehendaki.
Wahai kaum wanita..... janganlah berhias seperti orang-orang
jahiliyah. Bertutur- katakanlah yang baik karena rasul bersabda,
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaknya berkata baik atau diam.
Wahai kaum wanita....berpakaianlah dengan menutup aurat.
Sebagaimana yang telah ditentukan oleh syariat.
Masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing pemimpin
akan dimintai pertanggungjawaban.Dan Rasulpun telah memberikan
teladan yang baik. Aisyah ditanya bagaimanakah akhlak nabi? Maka
beliau berkata: Al Quran.
Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Taala semoga menerima
sholat kita, puasa kita, bacaan Al Quran kita, sedekah kita, dan
semua amalan yang telah kita lakukan sebagai bekal kita di akhirat
nanti. Dan kita juga berharap semoga Allah memberikan kepada kita
pemimpin-pemimpin yang terbaik sehingga terwujudlah:
BALDATUN THOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUUR.. AMIN...
Khutbah Idul Fitri 1430 H: Melestarikan Nilai-Nilai Ramadhan
. . : : . : Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Setelah Ramadhan kita akhiri, bukan berarti berakhir sudah
suasana ketaqwaan kepada Allah swt, tapi justeru tugas berat kita
untuk membuktikan keberhasilan ibadah Ramadhan itu dengan
peningkatan ketaqwaan kepada Allah swt, karenanya bulan sesudah
Ramadhan adalah Syawwal yang artinya peningkatan. Disinilah letak
pentingnya melestarikan nilai-nilai Ibadah Ramadhan.
Sekurang-kurangnya, ada lima nilai ibadah Ramadhan yang harus
kita lestarikan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang akan
datang. Pertama, tidak gampang berbuat dosa. Ibadah Ramadhan yang
kita kerjakan dengan sebaik-baiknya membuat kita mendapatkan
jaminan ampunan dari dosa-dosa yang kita lakukan selama ini, karena
itu semestinya setelah melewati ibadah Ramadhan kita tidak gampang
lagi melakukan perbuatan yang bisa bernilai dosa, apalagi secara
harfiyah Ramadhan artinya membakar, yakni membakar dosa. Kalau dosa
itu kita ibaratkan seperti pohon, maka bila sudah dibakar, pohon
itu tidak mudah tumbuh lagi, bahkan bisa jadi mati, sehingga
dosa-dosa itu tidak mau kita lakukan lagi.
Dengan demikian, jangan sampai dosa yang kita tinggalkan pada
bulan Ramadhan hanya sekadar ditahan-tahan untuk selanjutnya
dilakukan lagi sesudah Ramadhan berakhir dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih besar. Kalau demikian jadinya, ibarat pohon,
hal itu bukan dibakar, tapi hanya ditebang cabang-cabangnya
sehingga satu cabang ditebang tumbuh lagi tiga, empat bahkan lima
cabang dalam beberapa waktu kemudian. Dalam kaitan dosa, sebagai
seorang muslim jangan sampai kita termasuk orang yang bangga dengan
dosa, apalagi kalau mati dalam keadaan bangga terhadap dosa yang
dilakukan, bila ini yang terjadi, maka sangat besar resiko yang
akan kita hadapi dihadapan Allah swt, sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan
pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka bisa masuk ke dalam
syurga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi
pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan (QS Al Araf
[7]:40).Kedua nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan
adalah hati-hati dalam bersikap dan bertindak. Selama beribadah
Ramadhan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu, hal
itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan kita menjadi sia-sia
dengan sebab kekeliruan yang kita lakukan. Secara harfiyah,
Ramadhan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati agar
dengan mudah bisa membelah atau membedakan antara yang haq dengan
yang bathil. Ketajaman hati itulah yang akan membuat seseorang
menjadi sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku.
Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga
dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu,
apalagi sekadar mendapat nikmat secara duniawi.
Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi amat penting mengingat
apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan
Allah swt, karenanya apa yang hendak kita lakukan harus kita pahami
secara baik dan dipertimbangkan secara matang, sehingga tidak
sekadar ikut-ikutan dalam melakukannya, Allah swt berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS Al Isra
[17]:36).Nilai ibadah Ramadhan ketiga yang harus kita lestarikan
dalam kehidupan sesudah Ramadhan adalah bersikap jujur. Ketika kita
berpuasa Ramadhan, kejujuran mewarnai kehidupan kita sehingga kita
tidak berani makan dan minum meskipun tidak ada orang yang
mengetahuinya. Hal ini karena kita yakin Allah swt yang
memerintahkan kita berpuasa selalu mengawasi diri kita dan kita
tidak mau membohongi Allah swt dan tidak mau membohongi diri
sendiri karena hal itu memang tidak mungkin, inilah kejujuran yang
sesungguhnya. Karena itu, setelah berpuasa sebulan Ramadhan
semestinya kita mampu menjadi orang-orang yang selalu berlaku
jujur, baik jujur dalam perkataan, jujur dalam berinteraksi dengan
orang, jujur dalam berjanji dan segala bentuk kejujuran
lainnya.
Dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita sekarang ini,
kejujuran merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Banyak kasus di
negeri kita yang tidak cepat selesai bahkan tidak selesai-selesai
karena tidak ada kejujuran, orang yang bersalah sulit untuk
dinyatakan bersalah karena belum bisa dibuktikan kesalahannya dan
mencari pembuktian memerlukan waktu yang panjang, padahal kalau
yang bersalah itu mengaku saja secara jujur bahwa dia bersalah,
tentu dengan cepat persoalan bisa selesai. Sementara orang yang
secara jujur mengaku tidak bersalah tidak perlu lagi untuk
diselidiki apakah dia melakukan kesalahan atau tidak. Tapi karena
kejujuran itu tidak ada, yang terjadi kemudian adalah saling curiga
mencurigai bahkan tuduh menuduh yang membuat persoalan semakin
rumit. Ibadah puasa telah mendidik kita untuk berlaku jujur kepada
hati nurani kita yang sehat dan tajam, bila kejujuran ini tidak
mewarnai kehidupan kita sebelas bulan mendatang, maka tarbiyyah
(pendidikan) dari ibadah Ramadhan kita menemukan kegagalan,
meskipun secara hukum ibadah puasanya tetap sah.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Keempat yang merupakan nilai ibadah Ramadhan yang harus kita
lestarikan adalah memiliki semangat berjamaah. Kebersamaan kita
dalam proses pengendalian diri membuat syaitan merasa kesulitan
dalam menggoda manusia sehingga syaitan menjadi terbelenggu pada
bulan Ramadhan. Hal ini diperkuat lagi dengan semangat yang tinggi
bagi kita dalam menunaikan shalat yang lima waktu secara berjamaah
sehingga di bulan Ramadhan inilah mungkin shalat berjamaah yang
paling banyak kita laksanakan, bahkan melaksanakannya juga di
masjid atau mushalla.
Disamping itu, ibadah Ramadhan yang membuat kita dapat merasakan
lapar dan haus, telah memberikan pelajaran kepada kita untuk
memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan
mengalami berbagai macam kesulitan, itupun sudah kita tunjukkan
dengan zakat yang kita tunaikan. Karena itu, semangat berjamaah
kita sesudah Ramadhan ini semestinya menjadi sangat baik, apalagi
kita menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendirian,
sehebat apapun kekuatan dan potensi diri yang kita miliki, kita
tetap sangat memerlukan pihak lain. Itu pula sebabnya, dalam
konteks perjuangan Allah swt mencintai hamba-hamba-Nya yang
berjuang secara berjamaah, yang saling kuat menguatkan sebagaimana
firman-Nya:
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka
seperti bangunan yang tersusun kokoh (QS Ash Shaf [61]:4)Nilai
ibadah Ramadhan kelima yang harus kita lakukan sesudah Ramadhan
berakhir adalah melakukan pengendalian diri. Puasa Ramadhan adalah
pengendalian diri dari hal-hal yang pokok seperti makan dan minum.
Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok
semestinya membuat kita mampu mengendalikan diri dari kebutuhan
kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang kurang pokok dan tidak
perlu sama sekali. Namun sayangnya, banyak orang telah dilatih
untuk menahan makan dan minum yang sebenarnya pokok, tapi tidak
dapat menahan diri dari hal-hal yang tidak perlu, misalnya ada
orang yang mengatakan: saya lebih baik tidak makan daripada tidak
merokok, padahal makan itu pokok dan merokok itu tidak perlu.
Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar
menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat mendesak,
bila tidak, kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan,
tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan
tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak. Yang
jelas, selama manusia menginginkan sesuatu, hal itu akan
dilakukannya meskipun tidak benar, tidak sepantasnya dan
sebagainya. Bila ini yang terjadi, apa bedanya kehidupan manusia
dengan kehidupan binatang, bahkan masih lebih baik kehidupan
binatang, karena mereka tidak diberi potensi akal, Allah swt
berfirman:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai (QS Al Araf [7]:179).Dengan demikian,
harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan
latihan, keberhasilan ibadah Ramadhan justeru tidak hanya terletak
pada amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan dengan baik, tapi yang
juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan
taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadhan tahun yang
akan datang.
Demikian khutbah ied kita pada hari ini, semoga bermanfaat bagi
kita bersama dan memacu kita untuk membuktikan keberhasilan ibadah
Ramadhan dengan sikap dan prilaku yang Islami. amien. Akhirnya,
marilah kita akhiri khutbah ied kita dengan berdoa:
.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami
rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan
kafir.
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan
benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia
menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi
tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi
kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai
kebebasan bagi kami dari segala kejahatan. .
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang
membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan
ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan
anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami
segala musibah di dunia ini.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan
jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah
atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan
dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi
kami. .
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, muminin dan
muminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di
dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari
azab neraka.
MAKNA HALAL BI HALAL
Oleh Prof. Dr. Quraish Shihab
Buku Lentera HatiHalal bihalal, dua kata berangkai yang sering
diucapkan dalam suasana Idul Fitri, adalah satu dari
istilah-istilah keagamaan yang hanya dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Istilah tersebut seringkali menimbulkan tanda tanya
tentang maknanya, bahkan kebenaranya dalam segi bahasa, walaupun
semua pihak menyadari tujuannya adalah menciptakan keharmonisan
antara sesama.
Hemat saya paling tidak ada dua makna yang dapat dikemukakan
menyangkut pengertian istilah tersebut, yang ditinjau dari dua
pandangan. Yaitu, pertama, bertitik tolak dari pandangan hukum
Islam dan kedua berpijak pada arti kebahasaan.
Menurut pandangan pertama dari segi hukum kata halal biasanya
dihadapkan dengan kata haram. Haram adalah sesuatu yang terlarang
sehingga pelanggarannya berakibat dosa dan mengundang siksa,
demikian kata para pakar hukum. Sementara halal adalah sesuatu yang
diperbolehkan dan tidak mengundang dosa. Jika demikian halal
bihalal adalah menjadikan sikap kita terhadap pihak lain yang
tadinya haram dan berakibat dosa, menjadi halal dengan jalan mohon
maaf.
Pengertian seperti yang dikemukakan di atas pada hakikatnya
belum menunjang tujuan keharmonisan hubungan, karena dalam bagian
halal terdapat sesuatu yang makruh atau yang tidak disenangi dan
sebaiknya tidak dikerjakan. Pemutusan hubungan (suami-istri,
misalnya) merupakan sesuatu yang halal tapi paling dibenci Tuhan.
Atas dasar itu, ada baiknya makna halal bihalal tidak dikaitkan
dengan pengertian hukum.
Menurut pandangan kedua dari segi bahasa akar kata halal yang
kemudian membentuk berbagai bentukan kata, mempunyai arti yang
beraneka ragam, sesuai dengan bentuk dan rangkaian kata berikutnya.
Makna-makna yang diciptakan oleh bentukan-bentukan tersebut, antara
lain, berarti menyelesaikan problem, meluruskan benang kusut,
melepaskan ikatan, dan mencairkan yang beku.
Jika demikian, ber-halal bihalal merupakan suatu bentuk
aktifitas yang mengantarkan para pelakunya untuk meluruskan benang
kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya membeku sehingga cair
kembali, melepaskan ikata yang membelenggi, serta menyelesaikan
kesulitan dan problem yang menghalang terjalinnya keharmonisan
hubungan. Boleh jadi hubungan yang dingin, keruh, dan kusut tidak
ditimbulkan oleh sifat yang haram. Ia menjadi begitu karena Anda
lama tidak berkunjung kepada seseorang, atau ada sikap adil yang
Anda ambil namun menyakitkan orang lain, atau timbul keretakan
hubungandari kesalahpahaman akibat ucapan dan lirikan mata yang
tidak disengaja. Kesemuanya ini, tidak haram menurut pandangan
hukum, namun perlu diselesaikan secara baik; yang berku
dihangantkan, yang kusut diluruskan, dan yang mengikat
dilepaskan.
Itulah makna serta substansi halal bihalal, atau jika istilah
tersebut enggan Anda gunakan, katakanlah bahwa itu merupakan
hakikat Idul Fitri, sehungga semakin banyak dan seringnya Anda
mengulurkan tangan dan melapangkan dada, dan semakin parah luka
hati yang Anda obati dengan memaafkan, maka semakin dalam pula
penghayatan dan pengamalan Anda terhadap hakikat halal bihalal.
Bentuknya memang khas Indonesia, namun hakikatnya adalah hakikat
ajaran Islam.[]
MINAL AIDIN WAL FAIZIN
oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab
dari buku Lentera HatiMinal aidin wal faizin, demikian harapan
dan doa yang kita ucapkan kepada sanak keluarga dan handai tolan
pada Idul Fitri. Apakah yang dimaksud dengan ucapan ini? Sayang,
kita tidak dapat merujuk kepada Al-Quran untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan kata aidin, karena bentuk kata tersebut tidak bisa
kita temukan di sana. Namun dari segi bahasa, minal aidin berarti
(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali. Kembali di sini
adalah kembali kepada fitrah, yakni asal kejadian, atau kesucian,
atau agama yang benar.
Setelah mengasah dan mengasuh jiwa yaitu berpuasa selama satu
bulan, diharapkan setiap Muslim dapat kembali ke asal kejadiannya
dn menemukan jati dirinya, yaitu kembali suci sebagai mana ketika
ia baru dilahirkan serta kembali mengamalkan ajaran agama yang
benar. Ini semua menuntut keserasian hubungan, karena menurut
Rasulullah al-aidin al-muamalah, yakni keserasian dengan sesama
manusia, lingkungan, dan alam.Sementara itu, al-faizin diambil dari
kata fawz yang berarti keberuntungan. Apakah keberuntungan yang
kita harapkan itu? Di sini kita dapat merujuk pada Al-Quran, karena
29 kali kata tersebut, dalam berbagai bentuknya, terulang. Menarik
juga untuk diketengahkan bahwa Al-Quran hanya sekali menggunakan
bentuk afuzu (saya beruntung). Itupun menggambarkan ucapan
orang-orang munafik yang memahami keberuntungan sebagai
keberuntungan yang bersifat material (baca QS 4:73)
Bila kita telusuri Al-Quran yang berhubungan dengan konteks dan
makna ayat-ayat yang menggunakan kata fawz, ditemukan bahwa
seluruhnya (kecuali QS 4:73) mengandung makna pengampunan dan
keridhaan Tuhan serta kebahagiaan surgawi. Kalau demikian halnya,
wal faizin harus dipahami dalam arti harapan dan doa, yaitu semoga
kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan ridha Allah
SWT sehingga kita semua mendapatkan kenikmatan surga-Nya.
Salah satu syarat untuk memperoleh anugerah tersebut ditegaskan
oleh Al-Quran dalam surah An-Nur ayat 22, yang menurut sejarah
turunnya berkaitan dengan kasus Abubakar r.a. dengan salah seorang
yang ikut ambil bagian dalam menyebarkan gosip terhadap putrinya
sekaligus istri Nabi, Aisyah. Begitu marahnya Abubakar sehingga ia
bersumpah untuk tidak memaafkan dan tidak memberi bantuan apapun
kepadanya.
Tuhan memberi petunjuk dalam ayat tersebut: Hendaklah mereka
meaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah
mengampunimu? Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS
24:22).
Marilah kita saling berlapang dada, mengulurkan tangan dan
saling mengucapkan minal aidin wal faizin. semoga kita dapat
kembali mendapatkan jati diri kita semoga kita bersama memperoleh
ampunan, ridha, dan kenikmatan surgawi. Amin.[]
SILATURAHIM
SILATURAHIMMenyambung Tali yang Putusoleh Prof. Dr. M. Quraish
Shihab
dari buku Lentera HatiSetiap kali menjelang Idul Fitri, arus
mudik demikian besar. Banyak penduduk kota yang kembali ke kampung
halaman, bersilaturahim sambil berlibur, bernostalgia, bahkan
mungkin juga sebagaimana disinyalir oleh beberapa pengamat
memamerkan sukses yang telah diraih di kota.ide mudik sendiri,
selama dikaitkan dengan silaturahim, merupakan ajaran yang
dianjurkan oleh agama.hal ini dapat dilihat dari akar kata dan
pengertian silaturahim.
Silaturahim adalah kata majemuk yang terambil dari kata shilat
dan rahim. Kata shilat berakar dari kata yang berarti menyambung,
dan menghimpun. Ini berarti bahwa hanya yang putus dan yang
berseraklah yang dituju oleh kata shilat. Sedangkan kata rahim pada
mulanya berarti kasih sayang kemudian berkembang sehingga berarti
pula peranakan (kandungan), karena anak yang dikandung selalu
mendapatkan curahan kasih sayang.
Tidak jaranghubungan dantara mereka yang berada di kota dan di
kampung sedemikian renggang bahkan terputus akibat berbagai faktor.
Dan dengan mudik yang bermotifkan silaturahim ini akan terjalin
lagi hubungan tersebut; akan tersambung kembali yang selama ini
putus serta terhimpun apa yang tersentak. Yang demikian inilah yang
dinamakan hakikat silaturahim. Nabi saw. Bersabda: Tidak
bersilaturahim (namanya) orang yang membalas kunjungan atau
pemberian, tetapi (yang dinamakan bersilaturahim adalah) yang
menyambung apa yang putus (Hadis Riwayat Bukhari).
Itulah puncak silaturahim, yang dapat diwujudkan oleh mereka
yang mudik dan juga oleh mereka yang tetap tinggal di kota bila ia
berusaha mengingat-ingat siapa yang hatinya pernah terluka oleh
ulahnya atau yang selama ini jarang dikunjungi akibat kesibukannya.
Mudik dan kunjungan seperti inilah yang dinamakan dengan menyambung
kembali yang putus, menghangatkan, dan bahkan mencairkan yang
beku.
Sungguh baik jika ketika mudik, atau berkunjung, kita membawa
sesuatu walaupun kecil karena itulah salah satu bukti yang paling
konkret dari rahmat dan kasih sayang. Dari sinilah kata shilat
diartikan pula sebagai pemberian. Dan tidak ada salah seorang yang
mudik menampakkan sukses yang diraih selama ini asalkan tidak
mengandung unsur pamer, berbangga-bangga, dan pemborosan.
Lebih-lebih jika yang demikian itu akan mengantar kepada
kecemburuan sosial. Menampakkan sukses dapat merupakan salah satu
cara mensyukuri nikmat Allah, sebagaimana sabda Rasul saw.: Allah
senang melihat hasil nikmatnya (ditampakkan) oleh hamba-Nya.
Adapun nikmat Tuhanmu maka ucapkan (sampaikanlah) (QS 93:11).
Sebagian mufasir memahami ayat ini sebagai perintah untuk
menyampaikan kepada orang lain dalam bentuk ucapan atau sikap
betapa besar nikmat Allah yang telah diraihnya. Mudik berlebaran
adalah hari gembira yang berganda: gembira karena lebaran dan
gembira karena pertemuan. Di sini setiap yang mudik hendaknya
merenungkan pesan Ilahi: Jangan bergembira meampaui batas terhadap
apa yang dianugerahkan (Tuhan) kepadamu, (kegembiraan yang
mengantar kepada keangkuhan dan lupa diri). Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membangakan diri (QS
57:23).Semoga kita dapat mengambil hikmah dari silaturahim yang
telah kita lakukan.[]
MENAHAN MARAH, MEMAAFKAN, DAN BERBUAT BAIKADALAH KESATUAN NILAI
YANG MENDASARI KETAKWAAN
Oleh : Asep Farhanil Ibad, S.Ag. . : ! . : .Hadirin Kaum
Muslimin, Muslimat Jamaah Idil Fitri Rahimakumullah ! Fajar 1
Syawwal 1429 H telah menyingsing di ufuk timur. Saat ini kita semua
berada dihari yang agung. Hari ini Allah Azza wa Jalla
memperlihatkan kemuliaan dan keagungan-Nya, dimana seluruh ummat
TAUHID di segenap penjuru dunia bersedia untuk bangkit secara
serentak menggemakan dan mengumandangkan kalimat takbir, tahlil,
tahmid dan tasbih yang merupakan refleksi dan realisasi rasa
syukur, sebagai ungkapan kesadaran, keyakinan serta merupakan
panji-panji kemenangan dan kejayaan ummat Islam. Untuk itu, marilah
kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. atas segala nimat
yang telah diberikan-Nya kepada kita, terutama pada hari ini,
setelah kita semua menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan sebulan
penuh, kita berkumpul di tempat sini duduk bersimpuh mengagungkan
Asma-Nya, menyatakan dan mengakui kebesaran-Nya. Sungguh Maha Besar
Allah yang kebesaran-Nya tidak tertandingi; Sungguh Maha Pemurah
Allah yang nikmat-Nya tiada terhingga. Kita bersyukur telah mampu
menyelesaikan ibadah di bulan Ramadhan pada tahun ini, dan Insya
Allah ibadah kita diterima oleh Allah sehingga kita menjadi
orang-orang yang memperoleh keberuntungan, kebahagiaan dan menjadi
orang-orang yang kembali kepada kesucian. Baginda Rasul SAW. telah
menjanjikan bahwa orang-orang yang di siang hari bulan Ramadhan
berpuasa, dan melaksanakan shalat di malam harinya dengan dasar
iman dan mengharap keridoan Allah semata, maka akan diampuni
dosa-dosanya, dia menjadi bersih dan suci kembali laksana bayi yang
baru dilahirkan oleh ibunya. Fitrah adalah yakni suatu potensi yang
diberikan oleh Allah kepada setiap manusia sejak dilahirkan ke muka
bumi ini; potensi yang bebas dari segala noda dan dosa, yang dengan
potensi ini manusia mempunyai kecenderungan untuk beriman kepada
Sang Khaliq dan untuk senantiasa berbuat baik. Setiap anak terlahir
dalam keadaam fitrah. Maka orangtuanyalah yang akan menjadikan dia
yahudi, nasrani, dan atau majusi.Fitrah bukan suatu keadaan
diantara kebaikan dan kejahatan atau keburukan, akan tetapi fitrah
adalah kekuatan yang berisi kecenderungan kepada kebaikan. Oleh
karena itu, sebagian besar ulama berkeyakinan bahwa seseorang yang
meninggal sebelum dia mukallaf maka dia akan masuk syurga dengan
sebab fitrahnya yang belum ternodai oleh kesalahan dan dosa.
Demikian pula, kalau kita mampu mempertahankan kondisi fitrah yang
kita peroleh setelah berpuasa di bulan Ramadhan, pada saat kita
dipanggil menghadap Allah Azza wa Jalla, dengan kesalahan-kesalahan
yang sudah terampunkan, kitapun akan sama seperti bayi yang
memperoleh keridhaan dan syurga-Nya. Maka, alangkah gembira dan
bahagianya orang-orang yang memperoleh derajat seperti ini,
sebagaimana dikatakan Rasululullah SAW. bahwa bagi mereka orang
yang berpuasa ada dua kegembiraan; yaitu kegembiraan ketika idul
fitri dan kegembiraan ketika bertemu dengan Allah di akhirat nanti
yang ketika itu orang-orang yang berpuasa termasuk golongan yang
diistimewakan. . Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jamaah Idil Fitri
Rahimakumullah !Di pagi hari yang cerah ini, ketika kita mendengar
takbir dikumandangkan, tahlil, tahmid dan tasbih serta puji-pujian
kepada Allah dilantunkan, ada sebersit rasa haru dan penyesalan
yang muncul di hati khususnya mereka yang telah ditinggal oleh
kedua orang tua, sanak saudara atau orang-orang yang dicintai.
Terbayang ketika mereka masih hidup, biasanya kita datang dan duduk
bersimpuh di pangkuan ayah dan bunda seraya menyampaikan permohonan
ampun serta maaf atas kesalahan dan kekhilafan kita sebagai anak
yang terkadang berbuat dan berkata melukai hati mereka. Kita
mengucapkan terima kasih atas pengorbanan yang mereka berikan
kepada kita tanpa mengharap balas jasa. Sulit untuk kita lupakan
perjuangan berat mereka menyayangi dan mendidik kita sewaktu masih
kecil, terlalu besar pengorbanan mereka untuk kita abaikan. Oleh
karenanya, di pagi hari yang fitri ini sudah seharusnya kita
memanjatkan doa kepada Allah SWT. untuk mereka.Ya Allah ya Rabbana,
ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orangtua kami. Sayangilah
mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil Di hari
raya Fitri seperti ini, kita juga biasanya saling berkunjung dan
bersalam-salaman dengan sanak saudara, handai tolan, tetangga,
teman-teman dan rekan-rekan kita untuk saling memaafkan kesalahan
dan melupakan segala ganjalan yang kemungkinan ada dalam hati. Kita
rajut kembali tali persaudaraan yang pernah kusut diantara kita,
kita bangun kembali keharmonisan yang pernah terusik diantara kita;
kita pertebal kembali rasa kebersamaan yang pernah luntur diantara
kita dengan mempererat Silaturrahim.Silaturrahim bukan sekedar
bersentuhan tangan atau memohon maaf semata. Tetapi ada sesuatu
yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan
hati sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu
shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan
ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan
menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak
tersambung. Menghimpun mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai
dan berantakan menjadi bersatu dan utuh kembali. Kalau orang lain
mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak
memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita
melakukannya karena merasa malu atau merasa berhutang budi
kepadanya. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturrahim
kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walaupun harus
menempuh jarak yang sangat jauh dan melelahkan, memerlukan
pengorbanan yang tidak sedikit, baik waktu, tenaga dan materi,
apalagi kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita,
seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita
mengupayakan diri untuk bertemu dengannya, maka inilah yang disebut
silaturrahim yang sebenarnya.Hidup kita tidak akan tenang kalau
silaturrahim terputus, karena dengan terputusnya silaturrahim, di
dalam hati seseorang akan tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan.
Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat ada beberapa orang yang
sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, di belakang sudah
saling menohok, menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan
jauh. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah organisasi
atau bahkan suatu negara, bila didalamnya sudah ada kelompok yang
saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka
dikhawatirkan bangsa dan negara akan hancur berantakan dan terputus
dari rahmat serta pertolongan Allah SWT.Silaturrahim adalah kunci
terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubung dan
terpeliharanya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin
dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif,
sama sekali tidak akan ada artinya bila didalamnya tidak ada
persatuan yang kokoh dan kerjasama satu sama lain untuk
menyelesaikan permasalahan dan untuk taat berbakti kepada Allah.
Sebagai umat yang besar, kaum muslimin diharuskan ada yang terjun
ke dunia dan bidang politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya, karena
tanpa itu kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak
ternaungi secara legal didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun demikian, berbagai kelompok yang ada harus dijadikan sarana
berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia, tidak saling
menghancurkan dan berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dalam
arti positif dengan pihak lain. Sebagai umat yang taat, kita
berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan
langkah berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat tali
persaudaraan diantara kita semua. Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat
Jamaah Idil Fitri Rahimakumullah !Memaafkan orang lain yang telah
berbuat sewenang-wenang terhadap kita merupakan suatu sikap yang
paling mulia di dalam Islam. Sikap ini tidak akan bisa dilakukan
kecuali oleh orang-orang yang bersih hatinya, dimana ia lebih
menyukai kebaikan ketimbang membalas kejahatan orang lain. Dan
lebih baik lagi dari ini adalah berbuat baik kepadanya setelah
terlebih dahulu memaafkan kesalahannya.Ketika usai perang Uhud,
Rasulullah SAW. menemukan jenazah pamannya tercinta, Hamzah bin
Abdul Muthalib sudah dalam keadaan rusak. Beliau pun menjadi sangat
sedih hingga wajahnya tertunduk dan Rasulullah pun menjadi teramat
sangat marah hingga ia mengeluarkan sebuah janji bahwa akan
membalas menganiaya kaum Quraisy dengan cara yang belum pernah
manusia lakukan, padahal Rasulullah SAW. begitu kuat menahan
siksaan berbagai perlakuan tidak baik dari kaum Quraisy bahkan
memaafkannya. Tapi Allah kemudian menurunkan firman-Nya : ''Dan
jika kamu melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka
lakukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, maka kesabaranmu itu
lebih baik bagimu. Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, dan
hendaklah ketabahan hatimu itu karena berpegang kepada Allah.
Jangan pula kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan
pula kamu bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan''.Nabi
SAW. pun akhirnya mengumpulkan kaum Muslimin dan menyampaikan
pidato yang berisi larangan melampiaskan amarah dan dendam dengan
melakukan penganiayaan biadab terhadap mayat-mayat musuh.Hadirin
Kaum Muslimin, Muslimat Jamaah Idil Fitri Rahimakumullah !Dalam
Islam, sikap menahan amarah mempunyai posisi dan peran yang sangat
penting. Menahan amarah akan menjadikan seseorang sanggup menahan
diri untuk tidak melakukan tindakan tercela dalam bentuk apapun.
Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik adalah kesatuan nilai
yang mendasari ketakwaan. Menahan marah saja tanpa memaafkan bukan
ciri orang taqwa, tetapi ciri orang pendendam. Sikap menahan amarah
merupakan salah satu karakteristik orang bertakwa yang dijanjikan
oleh Allah SWT. sebagai penghuni syurga. Ini berarti bahwa
ketakwaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya menahan amarah
yang dapat merugikan orang lain.Orang yang mampu menahan amarah
berarti ia telah mampu meleburkan dirinya ke dalam diri orang lain
dan membuang jauh-jauh sifat egoisnya. Sejenak orang merasa lega
setelah meluapkan amarahnya seperti halnya penderita sakit kepala
yang minum obat analgesik, dan marah hanya dapat disembuhkan dengan
memaafkan. Dale Carnegie, seorang penulis populer, saat menawarkan
kiat untuk menghilangkan rasa cemas Dia berkata : "Kita tidak cukup
suci untuk mencintai musuh-musuh kita. Tapi, demi kesehatan dan
kebahagiaan kita, lupakan mereka dan maafkan mereka !"Memang sudah
menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa
sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun
demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang
menyakiti; Malah sebaliknya, jika kita didzalimi, maka do'akanlah
orang-orang yang mendzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang
shaleh. Mampukah kita melakukannya ? Sebetulnya sederhana sekali
tekniknya, yaitu dengan cara bertanya pada diri kita sendiri : apa
sih yang paling diinginkan dari sikap orang lain pada diri kita
ketika kita berbuat salah ?Kita sangat berharap agar orang lain
tidak murka kepada kita. Kita berharap agar orang lain bisa
memberitahu kesalahan kita dengan cara bijaksana. Kita berharap
agar orang lain bisa bersikap santun dalam menyikapi kesalahan
kita. Kita sangat tidak ingin orang lain marah besar atau bahkan
mempermalukan kita di depan umum.Kalaupun hukuman dijatuhkan, kita
ingin agar hukuman itu dijatuhkan dengan adil dan penuh etika. Kita
ingin diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, kita juga ingin
disemangati agar bisa berubah. Kalau keinginan-keinginan ini ada
pada diri kita, mengapa ketika orang lain berbuat salah, kita malah
mencaci maki, menghina, memvonis, memarahi, bahkan tidak jarang
kita mendzalimi ?Nikmat Allah yang paling besar bagi manusia
setelah iman dan Islam adalah nikmat dikaruniai-Nya maaf atau
ampunan. Nikmat ini senantiasa diberikan Allah kepada setiap
manusia, meski manusia terus menerus melakukan perbuatan dosa.
Namun tentunya dengan sebuah catatan, bahwa manusia yang diberikan
nikmat ini hanya manusia yang senantiasa menyadari setiap perbuatan
dosanya, dan utuk itu dia memohon maaf kepada Allah SWT. Oleh
karena itulah Allah kemudian memberi gelar diriNya Al-Afwu, Yang
Maha Pemaaf. Firman Allah : "JIka kamu menyatakan sesuatu kebaikan,
menyembunyikan, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa".Lebih banyak kata
pemaaf yang Allah tujukan buat memperlihatkan kebesaran-Nya, namun
demikian ada sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang menyeru kepada
manusia untuk meniru salah satu sifat Allah tersebut. "Jadilah
engkau pemaaf dan