Top Banner
Kuliah Komprehensif NEUROLOGI Oleh: Shinta R.
45

Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

Feb 24, 2016

Download

Documents

cybill

Kuliah Komprehensif NEUROLOGI. Oleh : Shinta R. NEUROANATOMI FUNGSIONAL. SSP Intracranial Ekstracranial SST Nervi craniales Nervi spinales Sistem saraf otonom Simpatis Parasimpatis Lesi sistem saraf pusat UMN LMN. = UMN = LMN. CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA). DEFINISI. - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

Kuliah Komprehensif

NEUROLOGI

Oleh:Shinta R.

Page 2: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

NEUROANATOMI FUNGSIONAL

Page 3: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• SSP– Intracranial– Ekstracranial

• SST– Nervi craniales– Nervi spinales

• Sistem saraf otonom– Simpatis– Parasimpatis

• Lesi sistem saraf pusat– UMN– LMN

Page 4: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI
Page 5: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI
Page 6: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

= UMN

= LMN

UMN

LMN

LMN

Page 7: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI
Page 8: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

CEREBROVASCULAR ACCIDENT

(CVA)

Page 9: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

Stroke : -defisit neurologis klinis- mendadak (akut)- menetap (> 24 jam)- dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian- semata-mata akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO)

DEFINISI

Page 10: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

EPIDEMIOLOGI

Menurut National Stroke Association:• 10% sembuh total,• 25% sembuh dengan sedikit gangguan minor,• 40% didapatkan gangguan tingkat sedang

hingga lanjut yang memerlukan perawatan khusus,

• 10% memerlukan perawatan khusus dengan perawat di rumah atau melalui fasilitas jangka panjang (long-term facility),

• 15% meninggal,• 14% mengalami stroke ulangan satu tahun

pasca stroke yang pertama

Page 11: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

FAKTOR RISIKO STROKE

• Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium.

• Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alcohol atau obat, kontrasepsi oral, dislipidemia, obesitas, hematrokit meningkat.

Page 12: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

KLASIFIKASIStroke (berdasar penyebab)Stroke iskemik

(Non-hemoragik)Embolik

Trombotik

Stroke hemoragikIntracerebral

Intracereberal

Subarachnoid

Page 13: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

STROKE ISKEMIK (SNH)

Page 14: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

STROKE ISKEMIK (SNH)1. TROMBOTIK

Akibat adanya sumbatan/oklusi pembuluh darah trombus biasanya di pembuluh darah perifer otak.Faktor risiko: DM, Hipertensi menahun, dislipidemia, atherosclerosis, penyakit jantung.

Occlusivethrombus

Page 15: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

STROKE ISKEMIK (SNH)

2. EMBOLIKPenyumbatan pembuluh darah otak akibat lepasnya embolus dari intraluminal, jantung, dan sumber lain biasanya mengenai pembuluh darah proksimal otak.Faktor risiko: atrial fibrilasi

Page 16: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

STROKE ISKEMIK (SNH)Macam2 stroke iskemik menurut perjalanannya a. TIA (Transient Ischemic Attack = serangan

otak sepintas) b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit) c. Progressing stroke = stroke in Evolution;

merupakan defisit neurologis fokal yang sedang berkembang menjadi hemiparesis total.

d. Completed stroke e. Silent stroke

Page 17: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

a. TIA (Transient Ischemic Attack)Gangguan pembuluh darah otak yang sifatnya

sementara, dimana onsetnya beberapa detik sampai menit diikuti dengan adanya defisit neurologis yang akan sembuh sempurna dalam waktu 24 jam.

TIA dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:- Faktor pembuluh darah- Faktor susunan darah- Faktor aliran darah (CBF)

b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)Gangguan pembuluh darah otak yang sifatnya

sementara, dengan onset yang cepat dan adanya defisit neurologis fokal yang menetap lebih dari 24 jam tetapi sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu.

Page 18: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

STROKE HEMORAGIK (SH)

Page 19: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

1. Intracerebral : robeknya pembuluh darah di dalam parenkim otak besar (cerebrum).Manifestasi klinis: tergantung area otak yang mengalami lesi.

2. Intracereberal : robeknya pembuluh darah di dalam parenkim otak kecil (cerebellum)Manifestasi klinis: gangguan fungsi cerebellum

3. Subarachnoid : robeknya pembuluh darah di spatium subarachnoidea.Manifestasi klinis: ??

STROKE HEMORAGIK (SH)

Page 20: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• Faktor risiko:– Aneurisma– Arteri Vena Malformation (AVM)– Gangguan hemodinamik (misal: hipertensi,

migrain)– Gangguan hemostasis (misal: penggunaan

obat antiplatelet, obat antikoagulan, trombolitik, dll)

STROKE HEMORAGIK (SH)

Page 21: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

DIAGNOSIS• Anamnesis

– Keluhan utama (RPS): tangan dan kaki sulit/tidak dapat digerakkan dan/atau kesemutan, bicara pelo, wajah merot/asimetris, gangguan penglihatan, gangguan menelan penurunan kesadaran.

Gejala SNH SHOnset Perlahan Sangat akut

Kronologis Saat istirahat Saat aktivitas

Nyeri kepala (-) (+++)

Penurunan kesadaran (+) (+++)

Kejang (+) (++)

Muntah proyektil (-) (++)

Page 22: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

DIAGNOSIS• Anamnesis (cont..)

– RPD : riwayat TIA, Hipertensi, DM, Penyakit jantung, dll

– RPK : riwayat stroke/TIA, Hipertensi, DM, Penyakit jantung, dll

– Riwayat kebiasaan : riwayat merokok, aktivitas (olahraga, pekerjaan), pola makan, penggunaan obat-obatan tertentu.

Page 23: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• Pemeriksaan fisik– Vital sign– Pemeriksaan neurologis

1. Kesadaran2. Fungsi Luhur3. Fungsi Vegetatif4. Fungsi Sensoris5. Fungsi motorik: kekuatan, tonus, refleks fisiologis,

refleks patologis6. Pemeriksaan nervi craniales: N.III, N.VII, N.XII7. Meningeal Sign (k/p)

DIAGNOSIS

Page 24: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• Pemeriksaan fisik- Pemeriksaan khusus:

Siriraj’s score = (2,5 x Kesadaran) + (2 x Muntah) + (2 x Nyeri Kepala) + (0,1 x Diastole) – (3 x ateroma) – 12

Interpretasi Hasil:> O,5 = SH< -1 = SNH

DIAGNOSIS

Page 25: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• Pemeriksaan Penunjang- Pemeriksaan Laboratorium: cek darah

lengkap, profil lipid, GDS, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit.

- ECG- Pemeriksaan Radiologis: Foto rontgen

thorax PA, CT Scan Kepala Polos (Gold Standart)

DIAGNOSIS

Page 26: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

PENATALAKSANAAN• Medikamentosa

– SNH1. Trombotik

a. Anti agregasi platelet: Aspilet, CPG, dipiridamol, ticlopidin, cylostazol

b. Trombolitik: rtPA (golden periode < 3 jam)c. Neuroprotektan: citicolin

2. Embolika. Antikoagulan: heparin, warfarin (oral), LMWHb. Neuroprotektan: citicolin

– SH1. Asam tranexamat2. Antivasospasme: nimodipin3. Neuroprotektan: citicolin, piracetam

Page 27: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

CONTOH KASUS

Page 28: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

BELL’S PALSY

Page 29: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

BELL’S PALSY• Bell’s Palsy adalah kelumpuhan/paralisis Nervus

Facialis Perifer (LMN), bersifat akut yang tidak diketahui sebabnya (idiopatik) dan umumnya sesisi (unilateral).

• Sir Charles Bell (1821) meneliti beberapa penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu semua kelumpuhan nervus facialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut Bell’s Palsy

• Sering ditemukan pada orang dewasa, jarang dibawah 2 tahun. Dewasa pria lebih banyak dibanding wanita.

• Diagnosis BP ditegakkan dengan adanya kelumpuhan Nervus Facialis perifer diikuti pemeriksaan untuk menyingkirkan penyebab lain kelumpuhan nervus facialis perifer.

Page 30: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

ETIOLOGI• Sampai sekarang belum diketahui secara pasti,

umumnya dikelompokkan sebagai berikut:– Kongenital

• Anomali kongenital • Trauma lahir

– Didapat• Trauma• Osteomyelitis• Proses intrakranial (Tumor, Radang,Perdarahan)• Proses di leher yang menekan daerah proccesus

stylomastoideus• Infeksi (otitis media, herpes zooster)• Sindroma paralisis nervus facialis familial

• Faktor-faktor yang diduga menyebabkan BP antara lain:– hipertensi, stress, hiperkolesterolemi, DM, Penyakit

Vasculer, gangguan imunologik dan faktor genetik

Page 31: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

PATOGENESIS• Hingga kini belum ada kesesuaian pendapat. Teori yang

dianut saat ini yaitu teori vasculer. Pada BP terjadi iskemi primer N7 yang disebabkan vasodilatasi pembuluh darah yang terletak antara N7 dan dinding kanalis facialis. Sebab vasodilatasi ini bermacam-macam, antara lain: infeksi virus dan proses imunologi.

• Iskemi primer yang terjadi menyebabkan gangguan mikrosirkulasi intraneural yang menimbulkan iskemi sekunder dengan akibat gangguan fungsi N7.

• Perubahan patologik yang ditemukan pada N7 sebagai berikut:– Tidak ditemukan perubahan patologik kecuali edema– Terdapat demielinisasi atau degenerasi myelin– Terdapat degenerasi akson– Seluruh jaringan saraf dan jaringan penunjang rusak

• Perubahan patologik ini bergantung kepada beratnya kompresi

Page 32: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI
Page 33: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

MANIFESTASI KLINIS• Pada anak 73% didahului ISPA yang erat hubungannya

dengan cuaca dingin• Perasaan nyeri, pegal,linu dan rasa tidak enak pada

telinga atau sekitarnya sering merupakan gejala awal yang segera diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah berupa:– Dahi tidak dapat dikerutkan atau lipat dahi hanya terlihat

pada sisi yang sehat– Kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi

yang lumpuh (lagophtalmus)– Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai

bola mata berputar ke atas bila memejamkan mata (fenomena Bell Sign)

– Sudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang lumpuh dan mencong ke sisi yang sehat

– Selain gejala-gejala diatas, dapat juga ditemukan gejala lain yang menyertai antara lain: gangguan fungsi pengecap, hiperakusis dan gangguan lakrimasi

– Penderita tidak dapat bersiul atau meniup, atau bila berkumur, air akan keluar melalui sisi mulut yang lumpuh.

Page 34: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• Gejala dan tanda klinis lainnya dipengaruhi oleh lokasi lesi:a. Lesi di luar foramen stylomastoideusb. Lesi di canalis facialis (melibatkan corda

tymphani)c. Lesi di canalis facialis letak tinggi (melibatkan m.

stapedius)d. Lesi di tempat lebih tinggi lagi (melibatkan

ganglion geniculatum)e. Lesi di MAIf. Lesi di tempat keluarnya n.facialis dari pons

MANIFESTASI KLINIS

Page 35: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI
Page 36: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

DIAGNOSIS

a. Anamnesis:- Identitas: usia, jenis kelamin- Keluhan utama

- onset dan kronologis gejala: riw.aktivitas malam atau di luar ruangan, riw.perjalanan jauh- Riwayat penyakit sebelumnya (misal otitis, flu, herpes)

- Riwayat pengobatan

Page 37: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

b. Pemeriksaan fisik Vital Sign Pemeriksaan neurologis:

1. Pemeriksaan motorik2. Pemeriksaan sensorik3. Pemeriksaan visceromotorik4. Skala UGO-FISCH

DIAGNOSIS

Page 38: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

Skala UGO-FISCH5 posisi pemeriksaan:– Diam : 20– mengerutkan dahi : 10– menutup mata : 30– Tersenyum : 30– Bersiul : 10Hasil: Normal (100), prognosis baik (70-99),

prog.cukup (30-69), prog.buruk (0-29)

DIAGNOSIS

Page 39: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

• Beberapa pemeriksaan penunjang yang penting untuk menentukan letak lesi dan derajat kerusakan nervus facialis sebagai berikut:

– Uji konduksi saraf (nerve conduction test)pemeriksaan untuk menentukan derajat denervasi dengan cara mengukur kecepatan hantaran listrik pada N7 kiri dan kanan

– Elektromyografi (EMG)pemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot-otot wajah

– Uji Schirmerpemeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang diletakkan di belakang kelopak mata bagian bawah kiri dan kanan. Penilaian berdasarkan atas rembesan air mata pada kertas filter, berkurang atau mengeringnya air mata menunjukkan lesi N7 setinggi ganglion geniculatum

DIAGNOSIS

Page 40: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

– Uji kepekaan saraf (nerve excitability test)Pemeriksaan ini membandingkan kontraksi otot-otot wajah kiri dan kanan setelah diberi rangsang listrik. Perbedaan rangsang lebih 3,5 mA menunjukkan keadaan patologik. Dan jika lebih 20 mA menunjukkan kerusakan N7 Irreversibel

– Uji fungsi pengecap 2/3 bagian depan lidahGilroy dan meyer (1979) menganjurkan pemeriksaan fungsi pengecap dengan cara sederhana yaitu rasa manis (gula), rasa asam, dan rasa pahit (pil kina)elektrogustometri membandingkan reaksi antara sisi yang sehat dan yang sakit dengan stimulasi listrik pada 2/3 bagian depan lidah terhadap rasa kecap pahit atau metalik. Gangguan rasa kecap pada BP menunjukkan letak lesi N7 setinggi korda timpani atau proksimalnya

Page 41: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

DIAGNOSIS BANDING

• Parese N. VII perifer simptomatik• Kelumpuhan N.VII Sentral yang mudah

dikenal; bila dahi dikerutkan tidak terlihat asimetri karena otot-otot dahi mempunyai inervasi bilateral.

• Herpes zooster otikus• Otitis media supurativa

Page 42: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

PENATALAKSANAAN• Istirahat terutama pada keadaan akut, lindungi

mata.• Medikamentosa:

Kortikosteroid Tujuannya untuk mengurangi edema dan mempercepat reinervasi. Misal: Prednison 1 mg/kgBB/hari (5 hari) turunkan dosis bertahap selama 10 hari. Mecobalamin 3 x 500 mgAnalgetik bila nyeri.

• Fisioterapi setelah hari ke-4; tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh– Infra red– Massage otot wajah– Elektrik stimulation– Terapi latihan mirror

• Edukasi: kompres hangat, gunakan tetes mata, latihan rutin

Page 43: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

KOMPLIKASI• Keratitis• Konjungtivitis• Sinkinesia• Tics Facialis• Crocodile tears phenomenon

PROGNOSIS• Sangat bergantung pada derajat kerusakan

dari N. VII.• Pada anak umumnya baik, karena jarang

terjadi denervasi total.• Penyembuhan spontan terlihat beberapa hari

setelah onset penyakit dan pada anak 90% akan mengalami penyembuhan tanpa gejala sisa.

Page 44: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

CONTOH KASUS• Seorang wanita 45 tahun, bangun pagi tiba-

tiba wajahnya tertarik ke kiri, kelopak mata kanan sulit menutup dan air mata keluar terus. Kedua alis dan dahi tidak simetris, sulit berkumur. Lidah sisi kanan tidak bisa membedakan rasa. Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat sakit apa-apa.

Page 45: Kuliah Komprehensif NEUROLOGI

TERIMA KASIh