Top Banner
KULIAH FTS STERIL (Formulasi sediaan steril) 5 Februari 2012
23

KULIAH FTS STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Feb 24, 2016

Download

Documents

BERTHA GUZMAN

KULIAH FTS STERIL ( Formulasi sediaan steril ). 5 Februari 2012. Pengembangan Formulasi. Yang harus diperhatikan : 1. Pemilihan bahan aktif , bahan tambahan , 2. Pemilihan pH larutan yang berkaitan dengan stabilitas obatnya , dan sifat isohidris sediaan - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

KULIAH FTS STERIL (Formulasi sediaan steril)

5 Februari 2012

Page 2: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Pengembangan Formulasi

• Yang harus diperhatikan:• 1. Pemilihan bahan aktif, bahan tambahan, • 2. Pemilihan pH larutan yang berkaitan dengan

stabilitas obatnya, dan sifat isohidris sediaan• 3. penentuan dosis obat dan wadah yang

sesuai• 4. Pemilihan cara sterilisasi

Page 3: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Zat tambahan dalam formulasi sediaan parenteral

• Manfaat bahan tambahan dalam sediaan parenteral:

• 1. Menjaga kelarutan obat• 2. Menjaga stabilitas, baik secara kimia atau

fisika• 3. Menjaga sterilitas larutan (pada dosis

ganda)• 4. Mengurang rasa nyeri, iritasi saat

penyuntikan

Page 4: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Pelarut dan pembawa untuk obat suntik

• 1. Water for injection (WFI) (USP), merupakan -pelarut yang paling sering digunakan

pada pembuatan obat suntik• - air ini dimurnikan dengan cara destilasi

atau reverse osmosis, dan memenuhi standar yang sama dengan purified water (USP), yaitu mengandung zar padat tidak boleh lebih dari 1 mg% WFI, dan tidak boleh mengandung zat penambah

Page 5: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• - WFI tidak steril tapi harus bebas pirogen• - penyimpanan pada wadah tertutup rapat pada suhu di bawah atau di

atas kisaran di mana mikroba dapat tumbuh, wadah dari gelas atau dilapisi gelas

• 2. steril WFI (USP), adalah air untuk obat suntik yang telah disterilkan, dan dikemas dalam wadah-wadah dosis tunggal yang tidak lebih besar dari 1 liter

• -steril, bebas pirogen, dan tidak boleh ada zat tambahan lain/zat antimikroba

• -digunakan sebagai pelarut, pembawa, atau pengencer obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas (penambahannya dilakukan secara aseptis, contoh penambahan steril WFI pada serbuk kering ampicillin)

Page 6: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 3. Bacteriostatic WFI (USP)– Adalah air steril untuk obat suntik yg mengandung satu

atau lebih zat antimikroba yg sesuai– Dikemas dalam alat suntik atau vial-vial dengan volum

maksimal 30 ml– Digunakan sebagai pembawa steril untuk obat suntik

dengan volume kecil – Jika volum pelarut yang dibutuhkan lebih dari 5 ml, maka

digunakan steril WFI, bukan bakteriostatik WFI– Bakteriostatik yang ditambahkan harus tidak bereaksi

dengan bahan obat

Page 7: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 4. NaCL Injection (USP)– Adalah larutan steril dan isotonik NaCl dalam air

untuk obat suntik, tdk mengandung antimikroba– Kandungan ion Na dan Cl dalam obat suntik= 154

mEq/liter– Digunakan sbg pembawa steril dalam larutan atau

suspensi obat

Page 8: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 5. Injeksi Bakteriostatik NaCl– Adalah NaCl injection yg mengandung

bakteriostatik6. Ringer’s injection (USP)- Berisi NaCl, Kalium klorida, dan Kalsium klorida

dalam air untuk obat suntik (kadarnya sama dengan kadarnya dalam cairan badan- Digunakan sebagai pembawa obat atau sebagai elektrolit

Page 9: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Pembawa bukan air

• . 1. Digunakan pada obat – obat yang kelarutannya dalam air terbatas, atau obat yang mudah terhidrolisis

• 2. Syarat pembawa: tidak toksik, tidak mengiritasi, inert terhadap obat, stabilitas fisis dan kimia pembawa dalam berbagai tingkatan pH, viskositasnya, titik didihnya harus cukup tinggi shg memungkinkan sterilisasi dengan panas, tekanan uap rendah (mencegah timbulnya masalah selama sterilisasi dengan pemanasan), kemurnian stabil , diberikan secara intramuskuler

Page 10: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Contoh pelarut atau pembawa bukan air

• 1. minyak lemak nabati (viskositas tergantung pada komposisi asam lemaknya), contoh: minyak jagung, wijen, biji kapas, kacang tanah, zaitun)

• 2. gliserin, PEG, propilenglikol, alkohol

• Batasan-batasan USP untuk minyak lemak nabati : harus tetap jernih walau didinginkan sampai 10 der C (biar tetap jernih dan stabil selama penyimpanan), minyak harus tdk boleh mengandung minyak mineral atau parafin karena zat tersebut tidak diabsorbsi tubuh, ada syarat bilangan penyabunan dan bilangan yodium

-rawan alergi

Page 11: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Zat Tambahan pada sediaan parenteral

• 1. Pengawet Antimikroba (misal: klorobutanol, kresol, dan fenol (0,5%)

• 2. dapar• 3. penambah kelarutan (solubilizer)• 4. antioksidan (sulfur dioksida)

Page 12: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Contoh zat-zat tambahan dalam produk parenteral

• 1. Antimikrobial– Benzalkonium klorida 0,01%– Benzyl alkohol 1-2%– Klorbutanol 0,25-0,5%– Klorkresol 0,1-0,3%– Butil-parahidroksibenzoat 0,015%– Metil-parahidroksibenzoat 0,18%– Propil-parahidroksibenzoat 0,25– Fenol 0,5%– Thimerosal 0,01%

Page 13: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 2. antioksidan– Butil hidroksi anisol (BHA) 0,02%– Butil hidroksitoluen (BHT) 0,02%– Sistein 0,1-

0,5%– Monothiogliserol 0,1-1,0%– Sodium Na Bisulfit 0,1-1,0%– Tokoferol 0,5%

Page 14: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 3. bufer– Asetat 1-2%– Sitrat 1-5%– Fosfat 0,8-2,0%

4. Chelating agent- asam etilendiamin tetraasetat dan garamnya 0,01-0,05%

5. Pelarut- etilalkohol 1-50%-gliserin 1-50%- PEG 1-50%- propilenglikol 1-50%- Lesitin 0,5-2%

Page 15: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 6. Surfaktan– Polioksietilen sorbitan monooleat 0,1-0,5%– Sorbitan monooleat 0,05-

0,25%

7. Pengatur tonisitas- Dekstrose 4-5%- NaCl 0,9%- Natrium sulfat 1,6%

Page 16: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Pembuatan Produk Parenteral

• Sebelum mulai pembuatan produk steril, perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan fisika-kimia dan pirogen masing-masing bahan, dan wadah yang akan digunakan

Page 17: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Yang perlu diperhatikan• 1. pemeriksaan fisikokimia dan pirogen masing-masing

bahan yang akan digunakan• 2. pemeriksaan wadah (gelas, vial, ampul, plastik, atau

tutup karet• 3. Untuk bentuk sediaan suspensi injeksi, dibuat dengan

menghaluskan obat dengan bola penggiling atau alat lain yang sesuai, untuk masing-masing bahan membutuhkan pensterilan karena terkadang keutuhan suspensi (viskositas dapat berubah dengan sterilisasi dengan autoclaf), sehingga akan mempengaruhi ukuran partikel tersuspensi

Page 18: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

4. Jika membuat emulsi injeksi, pencampuran dapat dilakukan dengan homogenizer

5. Bentuk sediaan yg dibuat tergantung dari sifat obat itu sendiri (fisikokimia (untuk injeksi yang diinginkan dalam bentuk larutan air, maka utk obat yang bersifat sukar larut dalam air dapat dibuat dalam bentuk garamnya), dan pertimbangan terapetik tertentu). Untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan,, dapat dibuat menjadi serbuk kering, dan saat akan diberikan dapat dibuat menjadi bentuk larutan atau suspensi, atau obat yang tidak stabil bila campur dengan air, maka dapat dibuat dengan pembawa minyak nabati.

Page 19: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

• 6. CPOB mensyaratkan tiap wadah akhir injeksi harus diamati satu persatu secara fisik

Page 20: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Sebagian masalah kelarutan dapat diatasi dengan

• 1. pembentukan garam, misal: luminal Na, Thiamin HCl, dapat meningkatkan kelarutan sampai 1000 kali

• 2. Penambahan kosolven, misal: PEG 300 dan 400 , propiolenglikol, etilalkohol

• 3. Penambahan surfaktan sebanyak 0,1-0,5%• 4. Penambahan zat pengomplek, misal: Garam Na

dari etilendiamin tetraklorid (EDTA) dalam bentuk mikroemulsi

• 5. Pengaturan pH

Page 21: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Pengemasan dan penyimpanan produk parenteral

• Wadah obat suntik, termasuk tutupnya harus tidak berinteraksi dengan sediaan, baik secara fisik maupun kimiawi sehingga akan mengubah efektifitas zat aktif

• Wadah dari gelas, gelas harus jernih, untuk memungkinkan pemeriksaan isinya

• Ada beberapa tipe gelas yang digunakan untuk sediaan farmasi (ada 4 tipe gelas)

Page 22: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Penggolongan wadah berdasarkan cara penggunaan

• 1. Wadah dosis tunggal, merupakan wadah kedap udara, yang digunakan untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal (sekali pakai)

• 2. Wadah dosis ganda, merupakan wadah yang digunakan untuk pengambilan atau penggunaan sediaan steril secara berulang tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas, atau kemurnian bagian yang tertinggal

• Pada wadah dosis ganda, volum wadah maksimal yang diperbolehkan yaitu 30 ml, dengan maksud untuk membatasi jumlah tusukan pada tutup karet, dan menjaga penggunaan pengawet yang berlebih

Page 23: KULIAH FTS  STERIL ( Formulasi sediaan steril )

Etiket pada produk parenteral

• 1. harus mencantumkan nama sediaan• 2. tercantum kadar obat, dan jk digunakan serbuk

kering yang dilarutkan dicantumkan jumlah obat dan berapa volume pelarut yang harus ditambahkan

• 3. cara pemberian• 4. pernyataan kondisi penyimpanan dan tgl

kadaluwarsa• 5. nama pabrik dan penyalur• 6. Nomor batch